DOK : 0 3 /IV /K K P U I/8 0
LAPORAN RAPAT KERJA
PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA 31 M A R E T-3 APRIL 1980 Dl TIIGU, BOCOR
UN IV ER SITA S INDO NESIA Jalan Salemba 4
JAKARTA
DOK : 03/IV/KKPUI/80
LAPORAN RAPAT KERJA
PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA 31M A RET-3 APRIL 1980 Dl TUCU, BOCOR
u
m
C u
U N IV ER SITA S INDO NESIA Jalan Salemba 4
JAKARTA
?^ eR ruplux sa ts .aSka as iah na
KATA PENGANTAR Kita semua patut menyatakan bersyukur kepada Allah Yang Maha Esa dengan telah diselesaikannya Rapat Keija Universitas Indonesia yang berhasil meletakkan dasar-dasar pengembangan Universitas Indonesia dalam rangka meningkatkan pengabdiannya kepada Bangsa dan Negara pada masa yang akan datang. Berbagai macam gagasan, pendapat, dan saran yang datang dari unsur sivitas akademika untuk mengembangkan Universitas Indonesia telah dibahas dengan penuh semangat kesatuan dan akhirnya dicapai kesepakatan yang dituangkan dalam rumusan laporan ini. Laporan Rapat Keija Pengembangan Universitas Indonesia ini diharapkan secara mendalam dipelajari segenap unsur pimpinan Universitas Indonesia pada berbagai jenjang kepemimpinan. Secara lebih khusus, laporan ini dibuat untuk beberapa maksud : 1. Sebagai salah satu alat komunikasi yang memberikan kejelasan tentang landasan dasar, tujuan, dan pendekatan pengembangan Universitas Indonesia. 2 . merupakan salah satu sumber informasi yang sangat berharga bagi usaha penjajagan untuk pengadaan dan peningkatan program-program yang harus dikembangkan bersama secara terintegrasi oleh beberapa Fakultas di lingkungan Universitas Indonesia. 3 . sebagai salah satu pegangan dalam rangka mencapai keseimbangan pengembangan menuju diferensiasi dan spesialisasi program-program Fakultas di satu fihak, dan pengembangan Uni versitas Indonesia secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan di fihak lain.
Kepada semua fihak yang membantu kelancaran penyelenggaraan Rapat Keija Pengembangan Universitas Indonesia ini disampaikan ucapan terima kasih. Jakarta, 15 April 1980 UNIVERSITAS INDONESIA R ektoi, I ■V
1
Mahar Mardjono
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR m
DAFTAR ISI
IV
DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN
V
TUJUAN RAKER
V
PENYELENGGARAAN RAKER
V
HASIL RAKER A. POKOK-POKOK KESEPAKATAN
1
B. KEBIJAKAN DASAR PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSITAS
^
INDONESIA C. POKOK-POKOK PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA 1981/82
13 1985/ 23
D. PROGRAM PENGEMBANGAN 25 1. Bidang Pendidikan 37 2. Bidang Organisasi dan Manajemen 45 3. B id ang Penelitian 55 4. Bidang Pengabdian pada Masyarakat 62 5. Bidang Kemahasiswaan LAMPIRAN
83
DA FTA R LAM PIRAN
1.
PROSPER PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA DI MASA YANG AKAN DATANG (Sambutan Rektor Mahar Mardjono pada pembukaan Raker)
2.
PENGEMBANGAN BIDANG PENDIDIKAN (Makalah Purek A kademis UI)
3.
PENGEMBANGAN BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN (Makalah Purek Adminku UI)
4.
PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN (Makalah Purek Mahalum UI)
5.
PENGEMBANGAN BIDANG PENELITIAN (Makalah Purek Khusus Penelitian UI)
6.
PENGEMBANGAN BIDANG PENGABDIAN PADA M A S Y A R A K A T (Makalah Purek Khusus Pengabdian pada Masyarakat UI)
7.
MAKALAH NARA SUMBER : a.
Prof. Dr. Emil Salim
b. Prof. Dn Moh. Sadli
c.
Prof. Dr. Moh. Sadli
: Pendidikan professional dalam rencana pengem ba g Universitas Indonesia Beberapa Catalan raengenai arti "professional!sm e” t o implikasinya pada pendidikan dan pengajaran d. Perguru Tinggi. , . : Beberapa Catalan m en6enai arti "K esadaran sosial dar, g U * a yang berdimensi m oral” dan implikasinya bag. p e n d .d .k an di Universitas In d o n esia .
d. Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar
: Pengembangan kegiatan intelektual di U n iv ersitas In d o n esia.
: Universitas dan Masyarakat ____ •— ' ^ Jr~W ~'AXt/^ DCWVPI F.NGGARASU R A T K E PU T U SA N R E K T O R UI NO . 0 0 6 / S K /R / U I / 1 9 8 0 T ^ j ^ ^ ^ ^ N r V E Y s l T A S AN D A N PEMBENTUKAN PANITIA P E N Y E L E N G G A R A A N R A P A T JvfcKJA INDONESIA, TERTANGGAL 26 PEBRUARI 1 9 8 0 .
e.
iv
Prof. Dr. Selo Soemardjan
PENDAHULUAN Awal Januari 1980, pimpinan Universitas Indonesia menerbitkan buku kecil berjudul ” LANGKAH AWAL DALAM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSI TAS INDONESIA” yang antara lain memuat pandangan tentang masalah yang dihadapi Universitas Indonesia, tujuan pengembangan dan strategi dasar yang akan dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Buku tersebut dikomunikasikan kepada berbagai fihak di lingkungan Civitas Academica Univer sitas Indonesia untuk memperoleh tanggapan penyempurnaan. Hampir seluruh tanggapan yang masuk menyatakan antusiasme dan dukungan akan usaha-usaha yang berencana dan terarah untuk mengembangkan Universitas Indonesia. Tanggapan-tanggapan tersebut sangat bervariasi sifatnya. Dari proyeksi tentang peranan Universitas Indonesia dalam pembangunan Bangsa dan Negara dimasa yang akan datang, sampai soal-soal teknis administratif pengelolaan Universitas. Tanggapan-tanggapan tersebut jelas sangat berharga dan perlu ditelaah untuk kemudian dituangkan ke dalam RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA. Dalam rangka mempersiapkan Rencana Induk tersebutlah maka pimpinan Universitas Indonesia merasa perlu untuk mengadakan RAPAT KERJA PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. membahas dan meletakkan dasar-dasar pengembangan Universitas Indonesia secara menyeluruh sebagai suatu ’’sistim” 2. meruinuskan langkah-langkah pokok dalam rangka senantiasa meningkatkan peranan Univer sitas Indonesia dalam perkembangan kehidupan akademik maupun kemasyarakatan 3. meletakkan penekanan pembahasan pada masalah-masalah pengembangan Universitas Indo nesia jangka panjang, dengan mengingat adanya masalah-masalah rutin yang mendasar yang segera harus dipecahkan. 4. memperoleh kesepakatan tentang beberapa pokok bahasan yang meliputi : Landasan Dasar Pengembangan Universitas Indonesia, Organisasi dan Manajemen, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat, Kemahasiswaan, yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA (1981/82 - 85/86).
TUJUAN RAKER
t
Tujuan Rapat Kerja ini adalah sangat spesifik, yaitu melakukan pembahasan yang diarahkan untuk dihasilkannya beberapa output sebagai berikut : 1. Pedoman Dasar Pengembangan Jangka Panjang Universitas Indonesia 2. Program-program Pokok Pengembangan Universitas Indonesia 3. Pedoman Penyusunan Rencana Induk Universitas Indonesia (1981/82 — 1985/86)
PENYELENGGARAAN RAKER 1. Dalam menyelenggarakan rapa. kerja ini, Committee dengan Surat Keputusan nomor . 006/SK/R/U1/1VSU, tertanggai zo d i lampiran). Raker diselenggarakan pada tanggal 31 Mare. - 3 Apnl 1980 d, Evergreen V.llage, Tugu, Bogor. 2. Pembahasan dalam rapat keria dilaksanakan daiam sidangparipuma dan s.dang a. Sldang paripuma dipergunakan untuk memperoleh input maupun diskusi tukar-menukar pe dapat atas pokok-pokok yang bersifat umum. v
r
b. Sidang kelompok dipergunakan untuk mendiskusikan topik-topik secara lebih spesifik. menajamkan permasalahan, menyusun dan memilih alternatifa pemecahan u n tu k kelak dim intakan persetujuan dalam sidang paripuma. c. Sidang paripuma dan sidang kelompok dipimpin oleh anggota S teering C om m ittee. 3. Perumusan kelompok, hendaknya dibuat oleh anggota kelom pok yang ditunjuk oleh K etua K elom pok, dengan ketentuan tulisan mudah dibaca serta jelas, demi m em perlancar dan m em p ercepat penggandaan. 4. Pembagian sidang kelompok
5.
Kelompok
1).
Kelompok A
Merumuskan ’’Pedoman Dasar Pengembangan Jangka Paniang UI” dan ’’Pedom an Penyusunan R encana Induk” .
2 ).
Kelompok B
Program Pokok Pendidikan
3).
Kelompok C
Program
4).
Kelompok D
Program Pokok Penelitian.
5).
Kelompok E
Program Pokok Pengabdian pada Masyarakat.
6 ).
Kelompok F
Program Pokok Kemahasiswaan dan A lum ni
Pokok
Bidang Organisasi
Peserta Raker : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20 . 21 . 22 . 23. 24. 25. 26.
vi
Tugas
No.
Mahar Mardjono Sujudi Soedarsono Dadang Hawaii Girindro Pringgodigdo Does Sampoemo Indro S. Suwandi Slamet Iman Santoso Sanyoto Subekti Harsya W. Bachtiar Mohamad Suryani Parangtopo Mardjono Reksodiputro Tato Slamet Firman Lubis S. Somadikarta Umar Mansur . Soleh Kosela Soehaemi Moebin R. Gandasoebrata Asri Rasad Sawitono Amin Singgih Merdias Almatsier S. Rachmad A.H. Markum F.B. Mewengkang
27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52.
Notokusumo Djoko Hartanto Sidharta Kamarwan Suparto Hartono Harjadi Djunaedi Hadisumarto S.B. Joedono Wagiono Ismangil Bakir Hasan Kartomo Wirosuhardjo Goenawan A.W. Tobias Soebekti Juwono Sudarsono Tb. Ronny Rachman Harsono Suwardi Jan Rudiana Djajamihardja Manasse Malo Gondomono Nurhadi Magetsari Supardi Djoko Damono Soerjanto Poespowardojo Budi Santoso Bambang Sumadio Ny. Hanifa Koesriani Siswobroto Ny. S.W. Prayitno
dan
M anajemen
53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 6364. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74.
Ny. Sadoso Ali Dahlan Soenawan Eddy Aulia Fatah Slamet Djais T.M. Daud Shah H. Moh. Daud Ali Jufrina Rizal Harun A1 Rasjid Fahmi D. Saifuddin Sujana Jatiputra Alex Papilaja Suharnyoto Martomulyono Sukidjo Notoatmodjo Sudirgo Wibowo Ny. Saparinah Sadli Ny. Jusuf Nusjirwan Ny. Melly Suwondo Ny. Nana Mahdi Sahati Suharto Djarwani Soeharso Ny. Suratmi Poerbonegoro
75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95.
Tjiptaningsih Hadisurjo Ny. Pandam Guritno 0 . Simbolon Ketut Suaka Sandya A.Z. Buzari Junus Salim Koesmardiono Wiwit Widiantono Mulyono Gandadipura Viva Agus Dhianto Sumanto Sidiq Achmad Eko Siwi Hardjanto Sutopo Endun Surjana Karsidi Wartono End jo Sidik Pumorho Emil Salim Mohammad Sadli
POKOK-POKOK KESEPAKATAN
POKOK-POKOK KESEPAKATAN 1. Menyepakati isi dokumen ’’KEBIJAKAN DASAR PhNGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSITAS INDONESIA’ dan menjadikannya sebagai pedoman perencanaan dan pengembangan universitas dan fakultas untuk jangka waktu 15 sampai 20 tahun mendatang.
2. Menyepakati akan segera dilakukannya usaha intensif untuk menyusun Rencana Induk Universitas dan Rencana Pengembangan Fakultas sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen ’POKOK-POKOK PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA 1981/1982 1985/1986’. 3. Menyepakati bahwa pimpinan universitas dan fakultas senantiasa berusaha memelihara kesinambungan kegiatan perencanaan dan pengembangan serta pelaksanaannya tanpa dihambat oleh adanya pergantian pimpinan universitas dan fakultas. 4. Selanjutnya dalam kaitannya dengan usaha perencanaan dan pengembangan Universitas Indo nesia secara menyelunih, telah pula disepakati hal-hal sebagai berikut : a.
Universitas Indonesia harus melakukan persiapan untuk mengadakan penyesuaian terhadap mated yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 5/1980 tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri dalam batas waktu 1 tahun.
b. Universitas Indonesia harus melakukan usaha intensif untuk mengadakan penyesuaian terhadap materi yang terdapat dalam Surat Keputusan Menteri P dan K No. 0124/U/1979 tentang Penjenjangan Pendidikan Tinggi dan Akta Mengajar dalam batas waktu 3 tahun. c.
Semua fakultas dilingkungan Universitas Indonesia perlu segera melakukan perencanaan akademik dalam rangka Proyek Pembangunan Kampus Baru Universitas Indonesia di Depok.
d. Perlu segera dilakukan berbagai usaha terencana untuk senantiasa meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengembangan serta monitoring dan evaluasi program Universitas Indonesia. e.
Konsorsia bidang dapat merupakan salah satu sarana pengembangan program akademik Universitas Indonesia.
f.
Kegiatan perencanaan dan pengembangan serta monitoring dan evaluasi mutlak perlu ditunjang oleh kelengkapan data yang diperlukan. Oleh sebab itu setiap fakultas lembaga, dan satuan organisasi di lingkungan Universitas Indonesia harus membina dan mengembangkan kelengkapan dan tatalaksana data.
3
KEBIJAKAN DASAR PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSITAS INDONESIA
FALSAFAH UNIVERSITAS INDONESIA Universitas Indonesia dibentuk, dibina, dan dikembangkan oleh bangsa dan negara Indonesia agar dapat menjalankan peranan yang ikut menentukan dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan. Setiap gerak dan langkah Universitas Indonesia harus mencerminkan aspirasi bangsa Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat adil makmur berlandaskan Pancasila. Menyadari tanggung jawab ini, Universitas Indonesia senantiasa berusaha menyelenggarakan pendi dikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat pada taraf yang setinggi tingginya. PEMBANGUNAN BANGSA DAN NEGARA Tujuan Pembangunan Sesuai dengan aspirasi bangsa Indonesia yang dijabarkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, maka pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil makmur yang merata material dan spiritual berlandaskan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, dan damai. Hakekat pemba ngunan nasional Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan manusia seutuhnya mencakup pengembangan kepribadian serta kemajuannya, pengem bangan kesadaran bahwa manusia adalah subjek daripada pembangunan yang harus mengembangkan kebiasaan dinamis, kreatif, produktif, ekonomis. Masalah Pokok Pembangunan Pembangunan nasional berusaha mengatasi beberapa masalah yang bersifat serba muka, pelik, berjangka panjang, mempunyai dampak yang luas, serta cenderung membengkak. Masalah pokok tersebut terdiri antara lain dari masalah pertumbuhan dan penyebaran penduduk, kemiskinan, keterbelakangan, masalah internasional, dan terancamnya kelestarian lingkungan. Penanggulangan beberapa masalah pokok ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai satu masya rakat Indonesia yang adil makmur berlandaskan Pancasila. PERANAN DAN TUJUAN UTAMA UNIVERSITAS INDONESIA Peranan Universitas Indonesia harus senantiasa nieningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Perlu disadari bahwa Universitas Indonesia adalah universitas yang berciri nasional dan oleh sebab itu harus berperan di dalam ruang lingkup pennasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan nasional. Dengan perkataan lain, peranan Universitas Indonesia adalah turut aktif menanggulangi permasalahan pokok pembangunan. Peranan tersebut harus disesuaikan dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mem punyai cakupan nasional dan internasional. TUJUAN UTAMA Tujuan Utama Sesuai dengan peranannya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memikul tanggung jawab di bidane yang menacakupn I.
Pe" 8aMilm maSyarakat' U" ira sita s l» 1 o n « U mempunyai tujuan utama
Menghasilkan tenaga ahli yang berjiwa Pancasila mempunyai kemampuan profesional, dan intelek7
tual yang bermutu tinggi, berkesadaran sosial, berwawasan nasional dan internasional, serta memiliki integritas kepribadian. 2. Menghasilkan karya ilmiah yang bermutu tinggi dan yang merupakan sumbangan baik pada perkembangan ilmu pengetahuan maupun pada penyelenggaraan usaha pembangunan nasional. 3. Menghasilkan pelayanan yang didasarkan pada pengamalan ilmu pengetahuan terutam a di bidang yang mencerminkan dan menumbuhkan tekad pengabdian Universitas Indonesia pada rakyat banyak. 4. Menghasilkan pemikiran yang memperkokoh pengembangan watak, moral, dan etika bangsa Indonesia. Dari tujuan utama ini dapat dijabarkan tujuan lain yang bersifat operasional di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. PERMASALAHAN POKOK Dalam usaha mencapai tujuan utama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, Universitas Indonesia menghadapi berbagai macam permasalahan pokok, diantaranya : 1 . Masalah Relevansi
Kehidupan bermasyarakat yang berkembang dengan cepat mengakibatkan program yang sedang dan akan dilaksanakan di Universitas Indonesia harus senantiasa disesuaikan dengan tujuan utama dan peranan Universitas Indonesia. 2. Masalah Kualitas Lulusan Kebutuhan masyarakat akan lulusan Universitas Indonesia dengan kualitas yang makin tinggi menyebabkan perlunya penyesuaian yang terpadu dan terus menerus dalam pembinaan calon lulusan. 3. Masalah Produktivitas. Kebutuhan masyarakat akan hasil Universitas Indonesia di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyasrakat tidak saja menyangkut kualitas yang makin tinggi tetapi juga kuantitas yang makin bertambah. Keterbatasan sarana yang selalu akan ada, mewajibkan pula penyesuaian yang terpadu dan terus-menerus untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengabaikan kualitas. 4. Masalah Daya Tampung Arus permintaan masuk menjadi mahasiswa Universitas Indonesia selalu bertambah sedangkan peningkatan daya tampung tidak bisa dipastikan. Kedua-duanya tidak mungkin berjalan seimbang. Oleh karena itu diperlukan peningkatan sarana yang terpadu dan terus menerus untuk menambah daya tampung dengan selalu mempertahankan kualitas pendidikan agar dapat memelihara mutu lulusan. 5. Masalah Pemerataan Kesempatan Belajar Sebagai suatu universitas yang berciri nasional, Universitas Indonesia harus mencerminkan citra pemerataan dalam kesempatan belajar sehingga komposisi mahasiswanya dapat mencerminkan pula komposisi penduduk Indonesia, baik dari segi asal daerah maupun dari segi kehidupan ekonomi. 6 . Masalah kehidupan kemahasiswaan
Pembinaan mahasiswa Universitas Indonesia tidak dapat hanya ditujukan pada peningkatan kemampuan akademiknya tetapi juga harus ada usaha terencana mengenai pembinaan non akaderriiknya. Kedua-duanya merupakan bagian terpadu dari kehidupan kampus. 8
7. Masalah Peranan Masyarakat Intelektual Pembinaan moral dan watak bangsa menjadi salah satu tujuan utama Universitas Indonesia. Peran an efektif dari masyarakat intelektual di bidang ini harus terus menerus didorong, ditunjang dan ditingkatkan. 8 . Masalah Hubungan Alma Mater Dengan Alumni
Baik untuk memperoleh umpan balik maupun sebagai sarana penunjang diperlukan hubungan efektif antara alumni dengan alma maternya, yang tidak hanya terbatas melalui organisasi alumni. 9. Masalah Sarana Penunjang Usaha meningkatkan daya tampung harus selalu diikuti pula dengan peningkatan dan penambahan sarana penunjang . Kecuali untuk masalah daya tampung, peningkatan dan penambahan sarana pe nunjang ini akan juga mempengaruhi keberhasilan Universitas Indonesia dalam mengatasi masalah produktivitas dan kualitas lulusan. 10. Masalah Kepindahan Kampus UI ke Depok Kampus baru di Depok akan dapat menampung kebutuhan Universitas Indonesia dalam mewujud kan tujuan utamanya, jika masalah yang berkaitan dengan perpindahannya diatasi secara berencana. Kepindahan Universitas Indonesia ke kampus baru itu tidak saja menyangkut masalah per pindahannya, tetapi juga mempunyai akibat yang niasih lama akan terasa dalam organisasi dan manajemen Universitas Indonesia. 11. Masalah Organisasi dan Manajemen Pendidikan Masalah organisasi dan manajemen ( O & M ) memang merupakan masalah yang umum didapati dalam setiap lembaga. Namun demikian, O & M dalam lembaga pendidikan tinggi mempunyai ciri khusus yang memerlukan penanganan yang khusus pula. Di samping belum melembaganya pem binaan dan pengembangan karier tenaga administrasi, maka pembinaan dan pengembangan karier tenaga akademik merupakan masalah yang akan selalu dihadapi. 12. Masalah Citra Citra Universitas Indonesia yang sesuai dengan harapan masyarakat akan sangat mempengaruhi berhasilnya Universitas Indonesia menjalankan peranannya dalam rangka mencapai tujuan utamanya. Pembinaan citra yang demikian itu harus senantiasa dilakukan oleh seluruh unsur Universitas Indonesia secara sadar dan terpadu. PENDEKATAN Bertolak dari keadaan sekarang dan mengingat hasil yang telah dicapai, usaha untuk mencapai tujuan
utama Universitas Indonesia haruslah merupakan suatu proses perbaikan dan pertumbuhan yang berkesinambungan, berencana, dan bertahap. Pendekatan yang dipakai mencakup dua macam proses yang harus dihadapi secara bersamaan, yaitu :
(a) proses perbaikan untuk meningkatkan kemampuan dalam pencapaian tujuan utama universitas. (b) proses pertumbuhan dan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi tantangan baru yang senantiasa berubah baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Dengan sendirinya Universitas Indonesia harus mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap semua usaha perbaikan dan pertumbuhan tersebut. Selain itu, untuk menjamin adanya kesinambungan dalam proses perbaikan dan pertumbuhan, partisipasi aktif keseluruhan sivitas akademika merupakan satu syarat yang harus dipenuhi. 9
PROGRAM POKOK Untuk mencapai tujuan utama, perlu diidentifikasi program pokok yang harus diselenggarakan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Program pokok dibawah ini akan dijadikan pedoman untuk menyusun program yang lebih terperinci menurut bidang dan kegiatan dengan kriteria prioritas yang lebih mudah diterapkan. 1 . Program Peningkatan Relevansi Program ini bertujuan meningkatkan relevansi program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat sesuai dengan peranan dan tujuan utama universitas. Program ini diwujudkan melalui kegiatan kurikular dan ko-kurikular, kegiatan penelitian dasar dan terapan, serta kegiatan pengab dian masyarakat.
2. Program Peningkatan Kualitas Lulusan Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan profesional dan intelektual, kesadaran dan integritas kepribadian calon lulusan Universitas Indonesia. 3. Program Peningkatan Produktivitas Produktivitas mencakup berbagai macam aspek fungsional suatu lembaga pendidikan tinggi, sehingga program ini mempunyai cakupan yang sangat luas. Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. 4. Program Peningkatan Daya Tampung Daya tampung bukan saja ditentukan oleh sarana fisik dan peralatan melainkan juga oleh sifat intrinsik dari proses belajar dan mengajar itu sendiri serta kemampuan tenaga akademik dan administratif. Program ini bertujuan meningkatkan daya tampung UI sebagai jawaban terhadap tantangan yang ada, tanpa mengorbankan aspek hakiki dalam proses pendidikan. 5. Program Peningkatan Pemerataan Kesempatan Belajar. Kesempatan belajar haruslah diciptakan secara aktif dengan menyisihkan faktor dampingan yang dapat melenyapkan kesempatan belajar itu sendiri, misalnya oleh karena ketidakmampuan finansial. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan belajar di UI bagi seluruh warganegara Indonesia. 6 . Program Kemahasiswaan
Program ini bertujuan membina aspek kokurikuler yang harus merupakan bagian integral dari ke hidupan kemahasiswaan selama mengikuti pendidikan di Universitas Indonesia. 7. Program Peningkatan Peranan Masyarakat Intelektual Program ini bertujuan membina dan meningkatkan peran masyarakat Intelektual UI khususnya dan masyarakat intelektual Indonesia pada umumnya dalam pembinaan moral dan watak bangsa. 8 . Program Perbaikan Hubungan Alma Mater dengan Alumni Program ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan hubungan yang efektif antara alma mater dengan alumni. 9 . Program Perbaikan Sarana Penunjang
Program ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan sarana penunjang pendidikan, administrasi, dan kegiatan lain. 10
PFRPUSTAKAAN f ' A . R U L l A S —S A S i n . •<
10. Program Pembangunan Kampus Baru Universitas Indonesia Sudah tiba saatnya bagi tiap fakultas, lembaga, dan satuan lain di lingkungan Universitas Indonesia untuk mulai meninjau kembali tujuan dan perencanaan masing-masing, yang harus disesuaikan dengan tujuan utama dan program pokok universitas yang telah disepakati bersama. Peninjauan, perumusan, dan penyusunan kembali dari perencanaan dan program akan mempunyai dampak yang penting bagi pembangunan kampus baru. 11. Program Perbaikan dan Penyempurnaan Organisasi dan Manajemen Program ini bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dan manajemen melalui pembinaan dan pengembangan kemampuan unsur manusia menyusun sistim dan prosedur, serta pengadaan sumber daya dana. 12. Program Peningkatan Citra Program ini bertujuan meningkatkan citra Universitas Indonesia sebagai satu lembaga pendidikan tinggi yang berciri nasional. Citra yang kokoh dapat dijelmakan apabila yang dihasilkan Universi tas Indonesia sebagai lembaga pendidikan tinggi bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia. MEKANISME PELAKSANAAN Pokok mekanisme penerapan Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang, Universitas Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan Tujuan Utama Universitas dan Program Pokok Universitas yang telah menjadi kesepakatan bersama sebagai landasan penyusunan Rencana Induk Universitas dan Rencana Pe ngembangan Fakultas. 2. Menyusun skala prioritas program 3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Program 4. Membina kesinambungan proses perencanaan dan pelaksanaan 5. Membina partisipasi dinamik sivitas akademika dalam proses perencanaan dan pelaksanaan. 6.
M enciptakan m ekanism e m on itorin g, evaluasi, dan um pan balik
7.
M em bentuk m em bina dan m engem bangkan sarana yang m em ungkinkan m ekan ism e ini dilaksanakan.
11
POKOK-POKOK PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA 1981/82 1985/86
POKOK-POKOK PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA 1981/82 - 1985/86 1. Pokok-pokok yang terdapat dalam ’KEBIJAKAN DASAR PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSITAS INDONESIA’ yang dihasilkan oleh Raker Pengembangan U.I. (31 Maret - 03 April 1980) akan dijadikan pegangan baik oleh Universitas maupun semua fakultas di lingkungan Universitas Indonesia untuk pengembangannya pada masa 15—29 tahun mendatang. Dokumen ’’KEBIJAKAN DASAR” tersebut paling lambat pada akhir April 1980 harus sudah disampaikan kepada seluruh staf pengajar UI 2. Apa yang tertera kedalam ’’KEBIJAKAN DASAR” akan dituangkan dalam bentuk yang lebih operasional ke dalam beberapa dokumen perencanaan sebagai berikut : a. Rencana Induk UI (berjangka waktu lima tahun) b. Rencana Pengembangan tiap Fakultas (berjangka waktu lima tahun) c. Rencana Tahunan. 3. Rencana Induk UI yang niemuat program pengembangan UI dalam periode 1981/82 — 85/86 harus selesai dibuat paling lambat pada 15 September 1980. 4. Demikian pula semua fakultas dilingkungan UI perlu mempunyai Rencana Pengembangan Fakultas masing-masing yang menyatakan a rail pengembangannya dalam periode 1981/82 — 85/86 dan periode periode selanjutnya. Pada saat ini ada beberapa Fakultas yang sudah mempunyai semacam rencana pengem bangan tersebut dan ada beberapa Fakultas yang bellim mempunyainya. Fakultas yang belum mempunyainya, diharapkan segera menyusun Rencana Pengem bangan tersebut dan fakultas yang sudah mempunyainya diharapkan sedapat-dapatnya menyesuaikan rencananya dengan ’’KEBIJAKAN DASAR” yang telah disepakati. 5. Perbandingan antara tiga niacam dokumen : a. Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang UI b. Rencana Induk UI 1981/82 —85/86 c. Rencana Pengembangan Fakultas 1981/82 - 85/86. dapat dilihat kaitannya pada Lampiran - 1. 6 . Secara lebih terperinci, pola Rencana Pengembangan Fakultas dapat dilihat p a d a Lampiran-2. 7. Jadwal penyusunan Rencana Induk UI dapat dilihat pada Lampiran-3. 8 . Untuk tujuan penyusunan Rencana Induk UI maupun Rencana Pengembangan Fakultasfakultas harus segera dibentuk Kelompok Koordinasi Pengembangan UI (KKPUI) di tingkat Universitas dan Kelompok Kerja Perencanaan Pengembangan Fakultas (KKPPF) Fakultasfakultas. Perbandingan kedua niacam Satuan Perencanaan tersebut dapat dilihat pada Lampii'an - 4. KKPUI dan KKPPF diseluruh Fakultas paling lambat harus sudah dibentuk pada akhir April 1980. 9 . Secara rutin, paling sedikit setahun sekali perlu diadakan dua niacam Rapat Kerja : a. Raker Pimpinan Universitas dan Pimpinan Fakultas-fakultas b. Raker Pimpinan Fakultas dan Pimpinan Bagian/Jurusan/Departemen. untuk maksud-maksud yang berkaitan dengan monitoring, evaluasi dan memperoleh umpan balik guna melakukan penyesuaian dalam usaha pengembangan Universitas secara menyeluruh maupun pengembangan fakultas. 10. Langkah berikutnya untuk menyusun Rencana Induk UI setelah Raker ini selesai, dapat dilihat pada Lampiran-5. 15
LAMPIRAN 1. Perbandingan tiga macam dokumen: a. Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang UI. b. Rencana Induk UI 1981/82 — 1985/86. c. Rencana Pengembangan Fakultas 1981/1982 1985/86. 2. Garis Besar Rencana Pengembangan Fakultas. 3. Jadwal Penyusunan Renana Induk UI (1981/82
1985/86).
4. Beberapa ketentuan yang berkaitan dengan pembentukan KKPUI dan KKPPF. 5. Tindak lanjut Raker Pengembangan UI 1980 (khususnya yang berkaitan dengan penyusunan Rencana Induk UI 1981/82 - 1985/86).
16
PERBANDINGAN TIGA MACAM DOKUMEN:
LAMPIRAN 1
1. Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang UI 2. Rencana Induk UI 1981/82 - 1985/86 3. Rencana Pengembangan Fakultas 1981/82 - 1985/86 1
I
Nam a Dokumen
II
Keterangan maksud masingmasing Dokumen
J
Isi 1. 2. 3. 4.
III
5. 6. 7. 8. 9. 10
] 1. 12.
KEBIJAKAN DASAR PENGEM BANGAN JANGKA PANJANG U.I.
RENCANA INDUK UI 1981/82 - 1985/86
RENCANA PENGEMBANGAN FAKULTAS 1981/82 - 85/86
Dokumen ini merupakan ketentuanketentuan pokok yang mengingat Univ. dan Fakultas-fakultas serta satuan ke lengkapan Univ. dan dijadikan pedoman pengembangan jangka panjang (+ sampai dengan tahun 2 .000 )
Dokumen ini merupakan rencana operasional pe ngembangan UI dalam periode 81/8-2 -- 85/86
Dokumen ini merupakan perincian rencana operasional tahunan selama periode 81/82 - 85/86 un tuk tiap fakultas. (Secara Khusus juga harus selesai DUP Fakultas 81/82 pasal 31 Agustus 1980).
/ Uraian Dokumen : Falsafah UI Masalah pembangunan Peranan dan tujuan utama UI Masalah yang dipunyai UI dalam melakukan peranannya Pendekatan pengembangan UI Program pokok Mekanisme pelaksanaan pengem bangan UI Masalah pengembangan Fakultas Tujuan pengembangan Fakultas ^Rencana Program pengembangan Fakultas (1981/82-85/86) Proyek-proyek Tahunan Anggaran Tahunan Catatan : + = harus ada ++ = harus ada dengan le )ih dijabarkan - = tidak perlu ada
IV 1▼
Disusun oleh
V. VI 1
Disahkan oleh Dokumen tersebut harus selesai disusun
+ + +
++ +
+ —
+ -h +
+ + ++
— + ++
+
++ + +
—
_
4-4i ++
-
-
+ + +
+ -H-H-
Peserta Raker Pengembangan UI 31/3 3/4 1980 Peserta Raker
Kelompok Koordinasi pengembangan UI (KKPUI) Rektor
Kelompok Kerja Pengembangan Fakultas (KKPPF) Dekan
30 April 1980
15 September 1980
31 Agusutus 1980
Lampiran 2 Garis besar : RENCANA PENGEMBANGAN FAKULTAS @) PENDAHULUAN a. Tujuan Utama UI b. Uraian ten tan g perm asalahan yang m cnjadi minat dan perhatian FakllltUS buik pada niasa kini maupun pada masa yang akan datang. KEADAAN FAKULTAS PADA SAAT INI Bagian ini menjelaskan keadaan Fakultas pada saat ini (antara lain meliputi jumlah dan kwalifikasi mahasiswa, lulusan, staf pengajar, staf tata usaha, fasilitas pendidikan, macam-macam program yang ada) dan potensi yang dipunyai fakultas untuk pengembangan yang akan datang. Demikian pula, pada bagian ini dijelaskan tuntutan akan pengembangan Fakultas dimasa mendatang. TUJUAN PENGEMBANGAN FAKULTAS Bagian ini menjelaskan tujuan Fakultas dan tujuan pengembangan Fakultas secara lebih terpennci yang akan dicapai dalam masa lima tahun mendatang. Dalam merumuskan tujuan pengembangan Fakultas, perlu diperhatikan antara lain : a. Tujuan Utama Universitas Indonesia b. Permasalahan nasional, yang secara lebih khusus menjadi bidang perhatian Fakultas c. Peranan yang dapat dilakukan Fakultas untuk mem bantu mengatasi masalah tersebut d. Kebutuhan akan diferensiasi dan spesialisasi program Fakultas MASALAH PENGEMBANGAN YANG DIHADAPI FAKULTAS Diuraikan segala permasalahan yang dihadapi Fakultas yang dapat berakibat menghambat Fakultas dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Permasalahan ini bisa dilihat pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Demikian pula hendaknya permasalahan dinyatakan prioritasnya. PENDEKATAN PENGEMBANGAN agian ini menjelaskan pen . Bagian ini menjelaskan pendekatan yang akan dipergunakan Fakultas dalam mencapai tujuan pengembangannya dan mengatasi permasalahan yang dipunyainya. RENCANA PENGEMBANGAN Bagian ini menjelaskan : a. hasil yang akan dicapai Fakultas dalam masa lima tahun mendatang b. kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mencapai hasil tersebut. c. sumber daya (manusia, dana, peralatan, sarana fisik lain) yang diperlukan. LAMPIRAN-LAMPIRAN berikan kejePada bagian ini dilampirkan dokumen-dokumen lain yang dianggap relevan untuk mem en an j lasan tentang rencana pengembangan Fakultas itu sendiri.
^
Garisbesar ini merupakan contoh tentang hal-hal apa yang dianggap perlu untuk dicantumkan RENCANA PENGEMBANGAN FAKULTAS.
18
Lampiran 3 JADWAL PENYUSUNAN RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA 1981/82 -
1985/86
1980 No
KEGIATAN
1. Menyepakati landasan dasar, tujuan dan pendekatan pengem bangan serta menyusun program pokok pengembangan jangka panjang UI (awal April 1980) 2 . Meinbentuk satuan-satuim peren canaan pengembangan baik di tingkat Fakultas maupun Uni versitas
3.
Memperoleh kesepakatan tentang prosedur penyusunan dan kerangka isi buku Rencana Induk UI 81/82 - 85/86
4.
Menyusun Rencana Induk UI 81/82 - 85/86 sesuai dengan prosedur yang telah disepakati
5.
Proses pengambilan keputusan secara resmi Rencana Induk UI dijadikan Pedoman Pengem bangan UI dalam periode 81/82 - 85/86.
APRIL
Mlil
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPT
XX
XXX
xxxx
xxxx <XXXX) :xxxxx) :xxxxxxx
XXX
19
Lampiran 4 BFRPR APA KETENTUAN YANG BERK AITAN DENGAN PEMBENTUKAN SATUAN PERENCANA PENGEMBANGAN DI TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS
UNIVERSITAS Kelompok Koordinasi Pengem bangan Universitas Indonesia (disingkat KKPUI)
1. Nama
1. membantu pimpinan UI da lam memperoleh gagasanan-gagasan pengembangan Universitas dan merumuskannya menjadi rencanarencana pengembangan tahunan, lima-tahunan mau pun rencana jangka panjang.
2. Tugas
2. membantu pimpinan UI da lam mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan usahausaha perencanaan dan pe ngembangan yang ada di Fakultas-fakultas dan satuan kelengkapan Universitas lainnya, supaya diperoleh keseimbangan pengembangan Univer sitas secara menyeluruh seba gai suatu kesatuan. 3. membantu pimpinan UI dalam mencpitakan suatu lingkungan yang subur bagi usaha-usaha peningkatan kemampuan pe rencanaan dan pengembangan di UI. 4. membantu pimpinan UI dalam memperoleh alat, mekanisme dan kemampuan yang memadai untuk secara terus-menerus memonitor perkembangan UI agar tidak menyimpang dari arah yang telah ditentukan \3.
Jumlah keanggotaan
4. Pertanggungan jawab 15 20
Dibentuk dengan
,1
FAKULTAS Celompok Kerja Perencanaan Pengembangan Fakultas (disingkat KKPPF). membantu pimpinan Fakultas da lam memperoleh gagasan-gagasan pengembangan Fak. dan merumuskannya menjadi rencana pengem bangan tahunan maupun.lima tahunan 2. membantu pimpinan Fak. dalam mengkomunikasikan dan mengkoor dinasikan usaha-usaha perencanaan nasikan usaha-usaha perencanaan dan pengembangan yang ada di Bagian-bagian/Jurusan-jurusan dilingkungan Fakultas agar diperoleh keseimbangan Fakultas secara me nyeluruh sebagai suatu kesatuan. membantu pimpinan Fakultas dalam menciptakan suatu ling kungan yang subur bagi usahausaha peningkatan kemampuan perencanaan dan pengembangan dilingkungan Fakultas. membantu pimpinan Fakultas dalam memperoleh alat, meka nisme dan kemampuan yang memadai untuk secara terus menerus memonitor perkembangan Fakul tas agar tidak menyimpang dari arah dan sasaran yang telah ditetapkan.
(10 - 15) orang
jumlah anggota yang disarankan (3—5) orang.
kepada Rektor
kepada Dekan
SK Rektor
SK Dekan
/ Lampiran 5
TINDAK LANJUT RAKER PENGEMBANGAN UI. 1980 (Khususnya yang berkaitan dengan penyusunan Rencana Induk UI 1981/82 - 1985/86 2.1
1.0 Rapat Keija Pengembangan Universitas Indonesia (awal April)
Penyusunan, penggandaan —►—1 dan penyebaran hasil Raker ( A pril) 4.1
3.1 Membentuk dan melengkapi satuan perencana an pengembangan pada tingkat Universitas dan pada tingkat Fakultas (paling lambat akhir April)
Menyusun Prosedur penyusunan dan kerangka isi RencanaInduk (Mei)
’’ Proses penyusunan dan penyesuaian Rencana pengembangan fakultas dikaitkan dengan Kebijakan Pengembangan Universitas (Mei—Agustus)
Proses penyusunan Rencana Induk Universitas Indonesia (Juli—Agustus)
“l Proses pengambilan keputusan untuk mengesahkan RencanaInduk UI (medio September)
—
*
Implementasi, Readjustment, evaluasi Rencana Induk UI
2.3
2.2 Menelaah dengan tajam Rencana Induk UI (74—79) untuk mengetahui hal-hal mana yang masih relevan untuk dituangkan dalam Rencana Induk UI tahapan yang selanjutnya (April - Juli)
5.0
6.0
7.0
D. PROGRAM PENGEMBANGAN: 1. Bidang Pendidikan 2. Bidang Organisasi dan Manajemen 3. Bidang Penelitian 4. Bidang Pengabdian pada Masyarakat 5. Bidang Kemahasiswaan
BIDANG PENDIDIKAN
A. TUJUAN PENDIDIKAN : Tujuan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan di Universitas Indonesia ialah : 1. menghasilkan tenaga ahli pada berbagai tingkat pengetahuan yang menguasai peng etah uan kognitif dan kemam puan untuk menerapkan pengetahuan ini dalam usaha mengatasi masalahmasalah yang dihadapi dalam bidang pekeijaan yang b ersangkutan; 2 . menghasilkan tenaga ahli yang mempunyai kemam puan dan dorongan u n tu k m enerim a, memproduksi, menyajikan dan menghasilkan pemikiran rasional yang b e rm u tu tinggi, dalam b e n tu k lisan m aupun tulisan, dengan penggunaan bahasa nasional; 3.
4.
menghasilkan tenaga ahli yang peka akan masalah-masalah sosial yang terw ujud dalam baik lingkungan nasional m aupun intemasional, serta m empunyai rasa tanggung jaw ab yang besar berkenaan dengan usaha mengatasi masalah-masalah kemanusiaan ini; menghasilkan tenaga ahli yang m empunyai kepribadian yang senantiasa berp edo m an kan nilainilai dan aturan-aturan moral dan etika atas landasan Pancasila dalam berfikir ataup u n bertindak.
Untuk Indonesia, berusaha menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang menghasilkan tenaga ahli yang mempunyai baik kemam puan profesional m aupun kem am puan intelektual yang berm utu tinggi meskipun perbandingan kemam puan ini bisa berbeda-beda; berkesadaran sosial yang besar atas dasar wawasan nasional m aupun intemasional; serta berkepribadian yang mengutamakan integritas. C IR I : 1. Integrasi - sekalian fasilitas yang ada di Universitas sebagai satu sistim 2. Luwes - program studi (pem buatan, perubahan, penggantian) 3. Disiplin dan multi disiplin B. PROGRAM-PROGRAM POKOK PENGEMBANGAN 1. MAHASISWA : 1 . 1 . Colon Mahasiswa — kwalifikasi akademik; — kwantitas/jumlah; — distribusi regional; — asal usul sosial ekonomi; 1.2. Sistim Seleksi 1.3. Mahasiswa: — student walfare — student interest — student reasoning 2.
STAF PENGAJAR : 2 . 1 . inventarisasi — per bidang/fakultas (jurusan) — tingkat pendidikan — kemam puan ganda — pekeijaan (tugas) diluar fakultas — pendapatan tambahan — jam kerja efektif — kekurangan pengetahuan oleh staf pengajar — ratio staf pengajar : mahasiswa/fakultas/bidang 27
- jenis tugas apa yang dikehendaki sesuai dengan bakat/minat (m engajar, meneliti, mengabdi & administrasi) ’ 2 . 2 . kwalifikasi penunjukkan dan pengangkatan staf pengajar untuk sesuatu tugas 2.3. k e te n tu a n pem berian ganjaran dan sanksi.
3.
K U RIK U LU M : 3.1. Tujuan
: Tujuan pendidikan di fakultas/program studi perlu disesuaikan d e n g a n tujuan utam a Universitas untuk masing-masing jenjang.
3.2. Isi & S tru k tu r yang disesuaikan dengan penggunaan sistim kredit semester: - Penetapan program studi — Pemahaman SKS oleh staf pengajar - Penyusunan peraturan dan aturan di tingkat Universitas dan Faknlt^c r gram studi) lihat 25/KKPUI/80 IIaS ( p r °3.3. MKDU : — isi m ata kuliah — pengadaan/pengangkatan kemampuan pengajar 4.
TE K N O L O G I PENDIDIKAN : 4.1. M eto d e pengajaran/pendidikan : -
m enciptakan metode pengajaran yang sesuai dengan mahasiswa/kebudayaan Ind ■ mencari cara mengajar di dalam kelas yang jumlah mahasiswanya besar ° n e s ia m enciptakan metode pendidikan yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia
4.2. M edia penunjang - pengadaan media penunjang :
-
5.
closed curcuit TV video tape slides alat peraga pengadaan program pengajaran cara penggunaan media Pendidikan pengadaan pusat produksi media pendidikan pengadaan program pengajaran cara pemanfaatan perpustakaan k om m itor • didikan. y er Vla Pen-
SA RA N A : 5.1. R u ang kuliah —
op tim asi/in tegrasi penggunaan
— pin d ah ke D ep ok (perencanaan sesuai dengan Tujuan p en d id ik an ) — p enam bahan, peningkatan ' — pem eliharaan
5.2. Laboratorium — op tim asi/in tegrasi penggunaan — pengadaan, peningkatan, penambahan tenaga teknik
— pengadaan m ekanim e, pengadaan suku cadang, bahan. 5.3. Perpustakaan : — penambahan koleksi, ruang — penam bahan librarian — u n ion katalog induk sistim jaringan — pem injam an antar perpustakaan
28
5.4. R uang kerja s ta f pengajar — pengadaan ruang kerja staf pengajar 5.5. M useum — pengadaan/pengembangan 5.6. Daerah studi/kebun percobaan/binatang — pengadaan/pengembangan — pengadaan kendaraan, biaya 5.7. Studio — pengadaan/pengembangan 5.8. Bengkel — pengadaan tenaga teknisi 5.9. Rum ah Sakit/Puskesm as Pendidikan 5.10. In sta la si: listrik, air, sound system, gas gudang peningkatan 5.11. Bursa B u ku — pengadaan di tingkat universitas 5.12. Univ. Club — pengadaan 5.13. Guest House/rumah-rumah pengajar tamu 5.14. Percetakan Universitas ORGANISASI & MANAJEMEN PENDIDIKAN 6.1. Struktur — penataan kembali jurusan — pemusatan administrasi pendidikan di tingkat universitas — job description/kriteria pengangkatan warid jabatan, ketua jurusan — pengadaan sistim pengawasan pelaksanaan kegiatan akademi 6.2. Manusia — peningkatan kemampuan staf administrasi pendidikan/teknisi — perencanaan jenjang karier tenaga akademik/staf teknisi — penambahan staf administrasi pendidikan/teknisi — pemusatan tenaga pengajar se bidang 6.3. Prosedur kerja — prosedur pendaftaran - peserta mata kuliah registrasi nilai penggunaan bersama sarana pendidikan pengamanan perpustakaan, lab., instalasi pemanfaatan staf pengajar antar fakultas 6.4. Pengolahan/pengelolaan informasi — pemusatan registrasi mata kuliah dan nilai ujiannya — pengadaan peraturan pemindahan kredit — pemusatan data pribadi mahasiswa — penerbitan katalog universitas — monitoring prestasi akadeniis mahasiswa
6.5. Penilaian/pelaporan program studi — penilaian berkala tentang relevansi program studi dengan kebutuhan masyarakat/ pasaran kerja — pengadaan sistim penilaian pelaksanaan program studi — menerbitkan laporan berkala di bidang kegiatan akademik 7. PEMBIAYAAN - penentuan biaya satuan per mahasiswa — pengadaan pembiayaan rutin untuk penieliharaan pengusulan pembiayaan dari anggaran pembangunan beasiswa Menteri Muda untuk mahasiswa pedesaan keijasama dengan lembaga-lembaga swasta bantuan luar negeri untuk : — bantuan staf pengajar tamu ke UI - pengiriman staf pengajar ke LN — pengusulan SPP disesuaikan dengan jumlah kredit yang diambil mahasiswa — sumber dana dari sektor swasta 8 . LINGKUNGAN
— -
pembinaan keijasama dengan lembaga-lembaga swasta dan pemerintah di luar universitas pembinaan keijasama universitas dengan masyarakat ilmiah menjalin hubungan baik dengan lingkungan melalui peningkatan taraf kecerdasannya pembinaan lingkungan sehingga menjadi tempat yang kondusif bagi mahasiswa dan menyelesaikan studinya
9. PENJENJANGAN P.P. 9.1.S 0 Program Diploma Tujuan pendidikan SG Pengadaan Pengembangan Penyesuaian — pengadaan fakultas Program Diploma — program politeknik dan akuntansi 9.2.S]
- Penataran kembali
9-3- ^ 2 ^3 — Pengadaan/penyempurnaan program Pasca Sarjana dan Doktor + ilmu kesehatan + ilmu sosial budaya + teknologi dari ilmu alam — penyempurnaan program spesialis
30
JU D U L PROGRAM
1.
2.
REKRUTMEN MAHAHASISWA
PENGEMBANGAN KURIKULUM
GARIS BESAR KEGIATAN 1. M enyempurnakan data pribadi dan penyesuaian program kom puter 2. Penentuan jumlah & komposisi mahasiswa m enurut daerah dan sosial ekonomi dan peiaknaannya. 3. Penentuan & cara-cara rekrutmen khusus 4. Pengadaan program program persiapan calon-calon mahasis' wa khusus. 5. Pengadaan dana bantuan ma hasiswa. 1. Penyesuaian program pendi dikan dengan SK. 01 24 /U / 1979. 1.1. Penataran staf pengajar tentang SKS 1.2. Penentuan, Penyusunan dan pengembangan pro gram studi 1. 2 . 1. program studi oleh fakultas 1.2 .2 . program studi antar fakultas (multi disiplin) 1.3. Penyusunan peraturan ditingkat universitas dan fakultas 2. Penyempurnaan MKDU 2.1. Isi 2.2. Pengadaan dan Pembina an staf pengajar 3. Pelaksanaan sistern kredit 4. Pengadaan dan pelaksanaan mata kuliah baru yang dibiayai pihak luar.
TAHUN DILAKUKAN
SIAPA YANG M E N G E R JA K A N
1981
UI
’80- ’83
UI & FAK.
’8 2 - ’83
UI
31
3.
PENGEMBANGAN STAF PENGAJAR
1. Inventarisasi informasi tentang pengajar 2. Penentuan tentang kualifikasi staf pengajar 3. Peningkatan kemampuan staf pengajar 4. Peningkatan kemampuan bahasa asing nasional dan asing
1980
5. Rekrutmen staf pengajar dari luar UI yang berkeahlian ulung
1982
4. PENGATURAN STAF PENGAJAR
1. Pengaturan pemberian ganjaran dan sanksi 2. Peningkatan pendayagunaan staf pengajar
1980
UI & FAK
5.
1. Penataran staf pengajar dalam hal metoda belajar mengajar 2. Penataran calon staf pengajar dalam metoda belajar menga jar. 3. Studi dan Lokakarya cara me ngajar yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia (termasuk akta mengajar) 4. Studi dan Lokakarya cara me ngajar untuk kelas besar 5. Pengadaan pusat latihan peng ajaran
1981
UI & FAK
PENGEMBANGAN METODA PENGA JARAN DAN PEN DIDIKAN
6 . PENGEMBANGAN MEDIA PENUNDJANG PENDIDIKAN
7.
32
PENGADAAN + PENG ATURAN RUANG KULIAH DAN RUANG KERJA STAF PENG AJAR
1982
1. Pengadaan media penunjang 2. Pengadaan pusat produksi me dia pendidikan
’8 1 - ’85
3. Pengajaran penggunaan media pendidikan, termasuk komputer
1980
1. Penambahan ruang kuliah 2. Pengaturan penggunaan ruang kuliah
198]
3. Pengadaan pengajar
1981
ruang kerja staf
UI & FAK
UI & FAK
UI
8.
9.
PENGEMBANGAN LABORATORIUM
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN + BURSA BUKU + PENERBITAN UNIVERSITAS
1. Pengadaan dan Penambahan laboratorium 2. Pengaturan penggunaan labo ratorium 3. Pengadaan tenaga tehnisi 4. Pengadaan suku cadang dan bahan 1. Pengembangan koleksi perpustakaan 2. Penambahan ahli perpustakaan 3. Pengadaan katalog Induk 4. Pengembangan sistem peminjaman antar perpustakaan 5. Peningkatan pemanfaatan per pustakaan 6 . Pengadaan/peningkatan bursa buku 7. Pengembangan penerbitan Uni versitas
1981
UI & FAK
1981 1981 1981
1980
UI & FAK
1980 1980 1980 1980 1980 1980
10.
PENGATURAN RUMAH SAKIT/PUSKESMAS PENDIDIKAN DAN DAERAH STUDI
1. Pengaturan dan peningkatan keijasama dengan Depkes, Pemda dan Lembaga-lembaga lain
1980
UI & FAK
11.
PENGEMBANGAN SARANA PERAGAAN PENDIDIKAN: — Museum — Kebun percobaan — Rumah binatang — Studio
1. Pengadaan dan pengembangan museum peragaan pendidikan
1982
UI & FAK
2. Pengadaan dan pengembangan kebun percobaan 3. Pengadaan dan pengembangan binatang 4. Pengadaan dan pengembangan studio
12.
PENGEMBANGAN INSTALASI PEN DIDIKAN : — Bengkel — Gudang — Gas — Air
1. Pengadaan dan pengembangan bengkel peralatan 2. Pengadaan gudang 3. Meningkatkan daya guna peng gunaan tanah, listrik, Gas dan Air 4. Penambahan kapasitas peng gunaan listrik, Air dan Gas
1980
UI & FAK
13.
PENGADAAN TEMPAT TINGGAL PENGAJAR TAMU
1. Pengadaan tem pat 1. 1. W ism aTamu 1.2. Rumah-rumah bagi tam u
1982
UI
tinggal
:
keluarga 33
14.
PENATAAN ORGANI SASI DAN PROSEDUR K ER JA PENDIDIKAN
1. Penataan kembali jurusan-jurusan 2. Pemusatan administrasi pen didikan
1980
UI & FA K
3. P enyusunan warid jabatan
4 . Pengadaan pengawasan pelaknaan pendidikan
5. Penyem purnaan pendaftaran m ata kuliah dan registrasi nilai
6 . Penyusunan pem anfaatan pendidikan
prosedur kerja bersama sarana
7. Penyusunan prosedur keija pem anfaatan sta f antar fakultas
15.
PENATAAN DAN PEM BINAAN PERSONALIA PENDIDIKAN
1. Peningkatan kemampuan staf administrasi pendidikan dan
’8 0 - ’84
UI & FA K
tehnisi 2. Perencanaan jenjang karier 3. Penambahan staf administrasi dan tehnisi 4. Pem usatan tenaga pengajar sebidang
16.
PENGEMBANGAN PENGELOLAAN INFORMASI PENDI DIKAN
1. M onitoring prestasi akademik mahasiswa
1981
2. Pemusatan data pribadi ma
1981
UI & F A K
hasiswa 3. Pengadaan peraturan dahan kredit
pemin-
4. Pemusatan registrasi mata ku
1981
liah dan hasil ujian
5 . Penerbitan katalog Induk Uni
1982
versitas
17.
PENILAIAN HASIL PROGRAM STUDI
1. Penilaian berkala relevansi pro
1980
gram studi
2. Pengadaan
sistem
penilaian
1980
program s t u d i
3. Penerbitan laporan berkala kegiatan akademik
34
1981
UI & F A K
18.
19.
PENGEMBANGAN HUBUNGAN U N IV ER SITAS DENGAN LINGKUNGAN
1. Pem binaan kerjasama dengan lembaga-lembaga swasta dan pem erintah di luar universitas.
1980
2. Pembinaan kerjasama dengan m asyarakat ilmiah.
1980
3. Pembinaan hubungan dengan masyarakat sekitar kampus 4. Pembinaan situasi lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa
1980 1980
1980
UI & FT
1980
UI & FE
3. Pengadaan program-program SQ (term asuk Integrasi sekolah-sekolah kedinasan)
1980
UI & FAK
1. Pengadaan dan Penyem pum aan Program Pasca Sarjana : 1. 1 . ilmu-ilmu kesehatan 1. 2 . ilmu-ilmu sosial-budaya 1.3. ilmu-ilmu alam teknologi 2. Penyem purnaan program Spesialis 3. Penyem purnaan pengelolaan Program D o k to r
1980
UI & FAK
PENGEMBANGAN 1. Pengadaan program studi polyPROGRAM-PGORAM SQ teknik 2. Pengembangan pusat akuntansi
20. PENGEMBANGAN PROGRAM-PROGRAM S 2 DAN S 3
U I & FA K
1980 1980
35
DAFTAR PESERTA : 1. Sujudi
(Ketua)
2.
Harsja W. Bachtiar
3.
Asri Rasad
4.
Joewono Soedarsono
5. Sujana Jatiputra 6 . Nurhadi Magetsari
7. S.B. Joedono 8 . SWA Prayitno
9. Notokusumo 10. Sahati Suharto 11 . Koesriani Siswosoebroto
12. Nanya Machdi 13. Wiwit Widiantono 14. Parangtopo
36
BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN
A. TUJUAN PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN 1. TUJUAN UMUM 1 . 1. Pengembangan Pola Organisasi dan Manajemen ditujukan kearah pola yang dapat menunjang dan mendukung kegiatan-kegiatan operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan pembinaan sistim administrasi. 1. 2 . Pengembangan pola organisasi dan manajemen dilaksanakan dengan memperhatikan pembatas-pembatas yang ada berupa : - Ketentuan perundang-undangan - Sumber daya (tenaga edukatif, tenaga administratif. dana) - Prasarana dan sarana. 2. Tujuan khusus, berdasarkan fungsi Universitas serta berorientasi kepada tujuan utama UI, PP 5/ 1980 dan SK Menteri P & K No. 01 24/79. 2.1. Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen Pendidikan : Meningkatkan pengadaan prasarana dan sarana serta pengelolaan sumber daya, prasarana dan sarana secara terpadu sehingga dapat mendukung pelaksanaan program pendidikan tinggi dan program akta mengajar untuk mencapai tujuan Pendidikan U.I 2.2. Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen Penelitian : Meningkatkan pengadaan prasarana dan sarana serta pengelolaan organisasi, sumber daya, prasarana dan sarana secara terpadu sehingga dapat mendukung pelaksanaan pembinaan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan sesuai dengan tujuan penelitian UI yang merupakan sumbangan pada penyelenggaraan usaha-usaha pembangunan nasional. 2.3. Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen Pengabdian pada Masyarakat : Meningkatkan pengadaan prasarana dan sarana serta pengelolaan organisasi, sumber daya, prasarana dan sarana secara terpadu sehingga dapat mendukung pelaksanaan pelayanan yang didasarkan atas penianfaatan ilmu pengetahuan terutama dibidang-bidang yang mencerminkan dan menumbuhkan tekad pengabdian UI pada rakyat banyak. 2.4. Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen pembinaan sistim administrasi Dalam kerangka peraturan-peraturan yang ada niengembangkan usaha menyesuaikan polapola pengelolaan, pembinaan dan sistim balas jasa (rewird system) untuk meningkatkan disiplin dan prestasi kegiatan-kegiatan administrasi dan kesejahteraan karyawan administrasi. B.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Sehubungan dengan konsep perumusan Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen dalam bidang-bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat serta pelayanan administrasi umum diidentifikasikan Permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1. Belum terdapat sistim pengelolaan yang terpadu 2. Belum terdapat sistim pengelolaan dan struktur yang sesuai dengan PP 5/80. 3. Belum terdapat sistem infonnasi mengenai Tenaga Pengajar dan Tenaga Administratip yang dapat digunakan untuk pelaksanaan Program Pendidikan, Program Penelitian dan Program Pengabdian pada Masyarakat yang sesuai dengan tujuan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masya rakat UI. 4.
Belum terdapat sistem infonnasi mengenai Prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk pe laksanaan Program Pendidikan, Program Penelitian dan Program Pengabdian pada Masyarakat yang sesuai dengan Tujuan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UI. 39
5. Belum terdapat ’’Academic Record” yang dipusuatkan untuk mendukung pengelolaan Pendi dikan. 6. Belum terdapat ’’Recording System” yang dapat digunakan untuk mendukung Kebijaksanaan bidang Penelitian dan bidang Pengabdian pada Masyarakat. 7. Belum terdapat pelayanan administrasi umum yang memadai untuk mendukung kebutuhan Pengembangan Universitas Indonesia. C. STRATEGI PENGEMBANGAN Mengingat permasalahan yang telah diidentifikasikan maka dapat ditentukan Strategi Pengembangan Organisasi dan manajemen yang meliputi bidang-bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, serta administrasi umum. 1. Strategi Pengembangan Organisasi dan Manajemen bidang Pendidikan : 1.1. Perlu diadakan ’’Conditioning” bagi Tenaga Educatif dan Tenaga Administratif agar organisasi yang diperbaharui berdasarkan PP 5/1980 dapat dilaksanakan. 1.2. Mengadakan penyesuaian struktur dan organisasi berdasarkan PP 5/1980 dan SK 0124 dengan memperhatikan kondisi Universitas Indonesia. 1.3. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai Tenaga Educatif dan Tenaga Administratif. 1.4. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai prasarana dan sarana. 1.5. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai academik record. 2. Strategi Pengembangan Organisasi dan Manajemen bidang Penelitian : 2.1. Perlu diadakan ’’Conditioning” bagi Tenaga Educatif dan Tenaga Administratif agar organi sasi yang diperbaharui berdasarkan PP 5/1980 dapat dilaksanakan. 2.2. Mengadakan penyesuaian struktur dan organisasi berdasarkan PP 5/80 dengan memperhati kan kondisi Universitas Indonesia. 2.3. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai Tenaga Educatif dan tenaga Adminis tratif. 2.4. Mengadakan Pembakuan sistem informasi mengenai prasarana dan sarana untuk penelitian. 2.5. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai penelitian. 3. Strategi Pengembangan Organisasi dan Manajemen bidang Pengabdian pada Masyarakat : 3.1. Perlu diadakan ’’Conditioning” bagi Tenaga Educatif dan Tenaga Administratif agar organi sasi yang diperbaharui berdasarkan PP 5/1980 dapat dilaksanakan. 3.2. Penyesuaian struktur dan Organisasi berdasarkan PP 5/1980 d engan memperhatikan kondisi Universitas Indonesia. 3.3. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai Tenaga Educatif dan Tenaga Adminis tratif. 3.4. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai sarana untuk pengabdian pada Masya rakat. 3.5. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai Pengabdian pada Masyarakat. 4. Strategi Pengembangan Organisasi dan Manajemen Bidang Administrasi: Conditioning bagi tenaga administrasi agar pelayanan Administrasi umum dapat serasi dengan pengembangan Universitas Indonesia. 40
D. PROGRAM-PROGRAM PENGEMBANGAN Sesuai dengan strategi pengembangan organisasi dan manajemen yang ada program-program yang direncanakan adalah sebagai berikut : 1. Program Pengembangan Organisasi dan Manajemen bidang Pendidikan : 1.1. Peningkatan kemampuan tenaga educatif dan tenaga administratip dalam bidang pengelolaan pendidikan yang telah menggunakan organisasi baru (1981, 1982. 1983). 1.2. Pembinaan sikap mental dan orientasi kepada organisasi baru dalam bidang pendidikan (1980, 1981, 1982, 1983). 1.3. Penyusunan konsep organisasi dan manual yang disesuaikan dengan PP 5/1980 (s/d Septem ber 1980). 1.4. Pembakuan sistem informasi tenaga educatip dan tenaga administratip (1980 dan 1981). 1.5. Peningkatan efesiensi sistem informasi tenaga educatip dan tenaga administratip dengan cara komputerisasi (1981, 1982, 1983, 1984). 1.6. Peningkatan efisiensi sistem informasi mengenai prasarana dan sarana (1980, 1981). 1.7. Pembakuan sistem informasi mengenai academic record (1980. 1981). 1.8. Peningkatan efesiensi sistem informasi mengenai academic record dengan cara komputerisasi (1980, 1981, 1982, 1983). 2.
Program pengembangan organisasi dan manajemen bidang penelitian : 2.1. Pengkajian pola organisasi yang sekarang berlaku dan pola organisasi baru seperti yang ditetapkan dalam PP 5/1980 dalam pengelolaan bidang penelitian (Juni 1980). 2.2. Peningkatan pengertian mengenai organisasi baru dan pengelolaannya seperti ditetapkan dalam PP 5/1980 dalam bidang penelitian dilingkungan tenaga edukatip dan administratip (1980,1982, 1983). 2.3. Pembinaan sikap mental dan orientasi kepada organisasi baru dalam bidang penelitian (1980, 1981, 1982, 1983). 2.4. Penyusunan konsep organisasi dan manual untuk menyesuaikan dengan PP 5 /8 0 (September 1980). 2.5. Penyesuaian sistem informasi dan manajemen tentang tenaga edukatip dan tenaga adminis tratip yang terlibat dalam bidang penelitian (1980, 1981). 2.6. Pelaksanaan komputerisasi sistem informasi dan manajemen tentang tenaga edukatip dan tenaga administratip yang terlibat dalam penelitian (1981. 1982, 1983, 1984). 2.7. Pembakuan sistem kode mengenai sarana bidang penelitian (1980, 1981). 2.8. Penyusunan sistem recording dari hasil penelitian (1981, 1982, 1983, 1984).
3. Program Pengembangan Organisasi dan manajemen bidang Pengabdian pada Masyarakat. 3.1. Peningkatan pengertian mengenai Organisasi baru dan pengelolaannya seperti ditetapkan dalam PP 5/1980 mengenai bidang pengabdian pada masyarakat, dilingkunan tenaga edukatip dan tenaga administratip (1981, 1982, 1983). 3.2. Penyebaran informasi tentang pengelolaan bidang pengabdian pada masyarakat (1980, 1981. 1982). 3.3. Penyusunan konsep organisasi dan manual untuk menyesuaikan dengan PP 5/1980 (Septem ber 1980). 3.4: Penyesuaian sistem inform asi dan manajemen tentang tenaga edukatip dan tenaga A dm inis tratip yang terlibat dalam bidang pengabdian pada masyarakat (1 9 8 0 , 1981).
4?
3.5. Pelaksanaan komputerisasi sistem informasi dan manajemen tentang tenaga edukatip dan tenaga administratip yang terlibat dalam bidang pengabdian pada masyarakat (1981, 1982, 1983, 1984). 3.6. Pembakuan sistem kode sarana pengabdian pada masyarakat (1980, 1981). :
3.7. Penyusunan sistem recording dari hasil pengabdian pada masyarakat (1981, 1982, 1983, 1984).
4. Program Pengembangan Organisasi dan manajemen bidang Administrasi 4.1. Penyuluhan Pedoman Pelayanan Tata Usaha (1980) 4.2. Pembinaan Kemampuan Kerja tenaga Administratif (1981, 1982, 1983). 4.3. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Administrasi Perlengkapan (1981, 1982, 1983). 4.4. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Anggaran (1981, 1982, 1983).
42
DAFTAR PESERTA Ketua Pelapor Anggota
Soedarsono Wagiono Isinangil 1. Sanyoto Soebekti 2. Tato Slamet 3. Kusmardiono 4. Sawitono Amin Singgih 5. Soenawan 6. Djarwani Soeharso 7. Djoko Hartanto 8. Daud Shah 9. Soeratmi Poerbonegoro 10. Bambang Sumadio 11. Melly Suwondo 12. Jan Rudjana Djajamihardja 13. O. Simbolon
BIDANG PENELITIAN
A. TUJUAN PENGEMBANGAN Tujuan pengembangan penelitian di Universitas Indonesia dibagi dalam dua tahap, jangka pendek dan jangka panjang. 1. Jangka pendek : 1.1. adanya pengelolaan penelitian di Universitas Indonesia sebagai satu sistem. 1.2. meningkatnya jumlah tenaga peneliti yang mempunyai kemampuan dan motivasi. 1.3. meningkatnya jumlah penelitian yang bermutu untuk: pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pembangunan. 1.4. terbentuknya bank data penelitian. 2. Jangka panjang : 2.1. Universitas Indonesia sebagai satu Universitas yang memiliki wibawa ilmiah yang tinggi. 2.2. Universitas Indonesia sebagai satu pusat penelitian yang bertaraf internasional di samping tugas utama lainnya yaitu sebagai pusat pendidikan dan pengabdian pada masyarakat. Dalam rangka menyusun program untuk mencapai tujuan di atas. diadakan identifikasi permasalahan. B. KEADAAN SEKARANG DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI. 1. Keadaan sekarang : Sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi, Universitas Indonesia telah lama melakukan penelitian. Data menunjukan bahwa selama 5 tahun terakhir kegiatan penelitian di UI agak meningkat. Diperkirakan kecenderungan ini akan meningkat terus. Akan tetapi beberapa ke adaan dewasa ini menunjukkan : 1. Dana yang disediakan pemerintah terbatas sehingga tak dapat memenuhi kebutuhan. 2. Sarana penelitian dalam bentuk ruangan, kepustakaan dan laboratorium kurang memadai. 3. Kurangnya tenaga peneliti yang berpengalaman. Kemampuan untuk melakukan penelitian antara Fakultas Fakultas berbeda. Demikian pula kemampuan untuk melakukan penelitian diantara departemen, bidang/disiplin di dalam masing-masing fakultas. 4. Banyak penelitian yang dilakukan berdasarkan pennintaan sehingga menyebabkan relevansi untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan kurang kendatipun berguna untuk menunjang pembangunan. 5. Pengelolaan dan pengarahan penelitian yang ada sekarang, baik di tingkat Universitas mau pun tingkat fakultas kurang memadai. 6. Karya ilmiah yang dihasilkan Universitas Indonesia, baik kwalitas maupun kwantitas, belum memadai. 7. Hasil hasil penelitian yang ada belum banyak dipublikasikan dan disebar luaskan. 8. Sampai sekarang, Universitas Indonesia belum memiliki kebijakan penelitian yang dapat memberi arah yang jelas pada kegiatan penelitian. Berdasarkan keadaan di atas, maka dirumuskan tujuan pengembangan penelitian Univer sitas Indonesia baik untuk jangka pendek, maupun jangka panjang. 2. Permasalahan yang dihadapi Permasalahan di bawah ini mempengaruhi variasi mutu penelitian di antara disiplin ilmu yang ada di lingkungan Universitas Indonesia. 1. Tenaga : ' 1.1. Kurangnya tenaga peneliti baik secara kwalitas maupun kwantitas dan kurangnya kesempatan serta partisipasi tenaga pengajar. 47
1.2. Kurangnya usaha pembinaan tenaga peneliti khususnya tenaga peneliti muda. 1.3. Kurangnya tenaga pembantu peneliti. 2. Sarana penelitian : 2.1. Perpustakaan : kurang koleksi, pengelolaan dan pendayagunaan perpustakaan yang ada dalam menunjang kegiatan penelitian. 2.2. Fasilitas : masih kurangnya peralatan, laboratorium, dan ruangan yang memungkinkan kelancaran penyelenggaraan penelitian. 2.3. Dana : jumlah dana terbatas dan tidak tersedianya dana tersebut pada saat yang diperlukan. 3. Keseimbangan penelitian : Tidak terdapat keseimbangan antara penelitian untuk pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan. 4. Bidang penelitian : Pemilihan bidang. penelitian belum selaras dengan masalah pokok pembangunan nasional seperti yang diutamakan oleh Universitas Indonesia yaitu masalah pertumbuhan dan penyebaran penduduk, kemiskinan, keterbelakangan, masalah intemasional dan terancamnya kelestarian lingkungan. 5. Kom unikasi dan kerjasama antara disiplin : Belum adanya mekanisme yang mengatur komunikasi dan keijasama antar disiplin dalam lingkungfln Universitas Indonesia. 6. Metoda penelitian: Belum meratanya pendidikan metoda penelitian dikalangan fakultas fakultas dalam ling kungan Universitas Indonesia untuk semua jenjang. 7. Struktur organisasi: Adanya kesulitan yang besar dalam menyesuaikan struktur organisasi penelitian yang ada sekarang dengan PP no. 5/1980. Di dalam rangka menyusun program-program untuk memecahkan permasalahan-permasalahan di atas, digunakan serangkaian pendekatan. C. STRATEGI PENGEMBANGAN. Didalam usaha mencapai tujuan pengembangan penelitian di Universitas Indonesia, pende katan yang digunakan adalah : 1. Universitas Indonesia dilihat sebagai satu sistem dengan fakultas-fakultas dan lembaga pene litian sebagai sub sistemnya. 2. Pendekatan prioritas sesuai dengan kebijakan penelitian Universitas Indonesia dan program penelitian nasional. 3. Pentahapan pelaksanaan pengembangan penelitian dalam bentuk program-program. D. PROGRAM PENGEMBANGAN. Didalam menyusun program pengembangan penelitian Universitas Indonesia perlu diperhatikan beberapa hal : 1. Program disusun untuk mencapai tujuan pengembangan penelitian yang telah ditetapkan. 2. Program dilakukan mengarah pada penanggulangan permasalahan yang ada. 3. Program didasarkan atas pendekatan yang telah ditentukan. 4. ‘Program dilaksanakan dengan memperhatikan kesinambungan terhadap kegiatan penelitian yang sedang beijalan. 48
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka program-program pengembangan penelitian di Universitas Indonesia adalah sbb. : 1. Pemanfaatan secara optimum sumber daya yang ada : 1.1. melakukan/mengembangkan sistim inventarisasi dan klasifikasi baik tenaga maupun sarana penelitian yang telah ada. 1.2. mengadakan inventarisasi dan klasifikasi kebutuhan mendesak akan tenaga dan sarana penelitian ditiap fakultas. 1.3. mengembangkan keijasama antar disiplin dalam melakukan kegiatan penelitian. 1.4. merangsang dan mengarahkan kegiatan penelitian agar sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pembangunan. 2. Meningkatkan kemampuan meneliti bagi tenaga pengajar di lingkungan Universitas Indonesia: 2.1. Penataran 2.2. Pembentukan kelompok peneliti sesuai dengan bidang keahlian. 2.3. Pendidikan peneliti di luar negeri 2.4. mengundang/mendatangkan tenaga-tenaga ahli penelitian dari luar naupun dalam negeri. 2.5. meningkatkan mutu penelitian dengan mengadakan tukar menukar tenaga ahli peneliti de ngan lembaga-lembaga luar negeri yang sejenis. 3. Pemeliharaan, peningkatan dan pengembangan sarana penelitian : 3.1. Pemeliharaan sarana penelitian yang ada. 3.2. Peningkatan dan pengembangan kepustakaan dan pelayanan perpustakaan yang memadai. 3.3. Pengembangan laboratorium penelitian sesuai dengan kebutuhan. 4. Menyempurnakan kelembagaan dan pengelolaan penelitian. 4.1. Penataran/up-grading pengelola penelitian. 4.2. Pembentukan pusat, bidang dan seksi kajian penelitian sesuai dengan PP 5/1980. Dalam sidang kelompok, Kelompok D telah memikirkan pula bagaimana menetapkan nama bagi 5 pusat, 25 bidang dan 100 seksi kajian di lingkungan Universitas Indonesia, mengingat dewasa ini telah ada sedikitnya 18 lembaga penelitian. Dalam sidang kelompok timbul beberapa macam gagasan dan 2 diantaranya : (a). Disusun sederetan nama yang mungkin dapat dipilih sebagai nama pusat kajian dimana Bidang-bidang kajian dari tiap fakultas dapat ikut serta di dalamnya. Nama yang disebutkan dalam sidang kelompok antara lain : 1. Pusat Kajian Lingkungan 2. Pusat Kajian Kependudukan 3. Pusat Kajian Pembangunan 4. Pusat Kajian Perkotaan dan Pedesaan 5. Pusat Kajian Sosial Politik dan Budaya 6. Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 7. Pusat Kajian Regional dan Internasional 8. Pusat Kajian Kriminologi 9. Pusat Kajian Ilmu-Ilmu Kesehatan (b). Saran alternatif lainnya adalah dengan membuat matrix seperti terlihat dalam lampiran 1 (c). Dalam sidang pleno, disamping saran alternatif (b) ada pula yang menyarankan agar seba gai Pusat Kajian disesuaikan dengan penggolongan bidang yang ada; dan ada 4 nama Pusat Kajian : 1. Pusat Kajian Ilmu-Ilmu Kesehatan, 2. Pusat Kajian Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, 3. Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan 4. Pusat Kajian Interdi49
sipliner. Bidang-bidang kajian dari tiap fakultas dapat menyesuaikan dengan Pusat Kajian tersebut, atau dari 18 lembaga penelitian yang ada dapat pulamenjadi bidang kajian dan merupakan Bidang dari 4 Pusat yang ada. Sementara itu mengingat dalam satu Universitas dapat mempunyai 5 pusat, kita masih mempunyai kesempatan untuk memikirkan satu pusat lagi, untuk menampung kemungkinan mereka yang tidak dapat masuk dalam ke 4 pusat tadi. Untuk pembentukan Lembaga dan Pusat-Pusat akan menangani langsung masalah ini.
tadi perlu adanya-sebuah Task Force yang
5. Penyebar luasan hasil penelitian Universitas Indonesia: 5.1. Penerbitan khusus buletin penelitian berkala 5.2. Penerbitan ringkasan hasil penelitian Universitas Indonesia 5.3. Presentasi hasil penelitian yang bermutu 5.4. Peningkatan keijasama dengan pusat-pusat dokumentasi dalam dan luar negeri 5.5. Pembentukan bank data penelitian Universitas Indonesia. 6. Dana Penelitian : Di dalam rangka meningkatkan daya serap dana penelitian diadakan kegiatan-kegiatan berikut : 6.1. Pertemuan tatap muka antara badan-badan pemberi dana dan para peneliti 6.2. Mempertinggi kemampuan peneliti untuk menyiapkan usulan proyek yang dapat dibiayai oleh badan pemberi dana 6.3. Mengusahakan dana untuk membina keseimbangan antara ketiga macam penelitian khususnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
50
Adapun Jadwal Peogram Pengembangan Penelitian, Jangka Pendek 1981 —1985 adalah sebagai berikut : PROGRAM
TAHUN 1981
1982
1983
1984
1985
A. Pemanfaatan sumber daya: a. Infentarisasi sumber daya b. Kebutuhan mendesak c. Keijasama antar disiplin d. Pengarahan penelitian B. Meningkatkan kemampuan peneliti: a. Penataran b. Pembentukan kelompok c. Pendidikan luar negeri d. Mengundang tenaga ahli e. Tukar menukar tenaga ahli C. Pemeliharaan, peningkatan, pe ngembangan sarana: a. Pemeliharaan sarana b. Peningkatan, pengembangan perpustakaan c. Pengembangan laboratorium penelitian D. Penyempurnaan kelembagaan: a. Penataran pengelola penelitian b. Pembentukan Pusat, bidang, seksi kajian E. Penyebar luasan hasil Penelitian a. Buletin penelitian b. Abstrak penelitian c. Presentasi hasil d. Keijasama antar Pusat Dokumentasi e. F.
Pem bentukan Bank Data
Dana: a. Pertemuan tatap muka b. Training peneliti usulan proyek c. Mengusahakan dana untuk pe ngembangan ilmu pengetahuan.
51
D A FTA R PESERTA : Ket u a Pelapor Anggota
52
Does Sam poem o Sudirgo Wibowo 1. Mohamad Suijani 2. A.H. Markum 3. Slamet Djais 4. Soleh Kosela 5. Sidharta Kamarwan 6. Juprina Rizal 7. K artom o Wirosuhardjo 8. Budhi Santoso 9. Manasse Malo 10. Suham yoto Martomuljono 11. K etut Suaka Sandya
Lampiran I
SARAN ALTERNATIF MENGENAI PUSAT & BIDANG KAJIAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA
No. 1.
PUSAT KAJIAN Pusat Kajian Lingkungan Hidup, Pembangunan & Tehnologi
2.
Pusat Kajian Kependudukan, Pedesaan & Perkotaan
3.
Pusat Kajian Sosial Ekonomi & Kebudayaan
4.
FKM
FK
FKG
FE
FPSY
FH
FIIS
FS
b
A '
m
FIPIA
11
m WZ
St - 'V i ? 'w m
m
Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan
FT
5
10
5
^13 y
4
If
5
' / / / S /s
5.
Pusat Kajian Hukum & Politik Jumlah Bidang Kajian per Fakultas
Jumlah Bidang Kajian
3 /// 2
Jumlah Bidang Kajian 22, jadi masih ada 3 Bidang Kajian yang belum diisi Bidang Kajian no. 1 meliputi FK, FKM & FKG, tetapi administrasinya berada dibawah FKM; demikian seterusnya dengan Bidang Kajian yang lain
2
1
3
^ 2
2
c. Saran mengenai nama Bidang Kajian 1. Kesehatan Lingkungan 2. Pembangunan 3. Lingkungan Sosial 4. Tehnologi Tepat Guna 5. Proteksi Lingkungan 6. Occupational Health 7. Demografi 8. ? 9. ? 10. Antropologi & Arkeologi 11. Management
3
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20, 21. 22.
3
2
2
? Linguistik Sastra ? ? ? ? Ilmu Pasti & Pengetahuan Alam Kriminologi ? ?
a 22
BIDANG PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
lV.X1 '
A. PENGERTIAN
«
Yang diartikan dengan ’’Pengabdian pada Masyarakat” di Universitas Indonesia ialah : ’’Suatu kegiatan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni oleh Universitas Indonesia secara melembaga dalam membantu penlbangumm, baik langsung m aupun tidak langsung, secara perorangan maupun kelompok, demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan m akm ur berdasarkan Pancasila” . B. TUJUAN 1.
Tujuan Umum Pengabdian pada Masyarakat bertujuan untuk mempercepat tercapainya hasil pem bangunan dan terlaksananya peranan dan fungsi Universitas Indonesia yang lebih sempum a.
2.
Tujuan khusus 2.1. Peningkatan ketrainpilan dan pengetahuan masyarakat di luar UI; 2.2. Penyebarluasan hasil-hasil penelitian terapan dan penggunaannya demi peningkatan kesejahteraan masyarakat; 2.3. Menumbuhkan kesadaran pada masyarakat akan masalah-masalah pokok yang dihadapi dalam pembangunan; 2.4. Diperolehnya umpan balik dari masyarakat di luar UI demi peningkatan kemam puan profesional dan intelektual serta kesadaran sosial masyarakat akademik UI.
C. PEDOMAN DASAR Dalam melaksanakan program Pengabdian pada Masyarakat perlu selalu menggunakan pedoman dasar sebagai berikut : 1.
Kelembagaan Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia dilakukan oleh dan atas nama Universitas Indonesia.
2.
Kerjasama Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia merupakan usaha ber sama antara Universitas Indonesia dan pihak-pihak yang dibantu, yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan berdasarkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifiksi.
3.
Keseimbangan Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia harus dilaksanakan seimbang dengan dharma-dharma pendidikan dan penelitian.
4.
Inisiatif, inovatif dan kreatif Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia dilakukan baik atas permintaan masyarakat (swasta maupun pemerintah) maupun atas prakarsa sendiri, yang dapat menghasilkan perubahan, pembaharuan dan peningkatan yang positif di dalam segi-segi cara sikap, waktu, kualitas serta kuantitas.
5.
Manfaat Kegiatan pengabdian pada masyarakat, oleh Universitas Indonesia harus dapat dirasakan manfaatnya secara langsung atau tidak langsung oleh masyarakat.
6.
Pembangunan dan pengembangan Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia di satu pihak harus dapat menunjang dan meningkatkan gerak pembangunan, di lain pihak dapat m eningkatkan peranan dan fungsi Universitas Indonesia. 57
;n 7.
Ilmu alamiah dan amal ilmiah Kegiatan pengabdian pada m asyarakat oleh Universitas Indonesia mengutamakan pengamalan ilm u yang dalam pengelolaannya harus menggunakan cara keija yang bersifat daya guna dan tep at guna.
D. POPULASI SASARAN Kegiatan di bidang pengabdian pada masyarakat terutam a diarahkan kepada pelayanan dan pem binaan golongan sosial-ekonomi rendah (under privileged) baik mereka yang berada di daerah-daerah pedesaan m aupun di daerah-daerah perkotaan. Selain dari pada itu usaha bantuan yang mempunyai nilai strategis bagi pembangunan negara ke pada lembaga-lembaga yang m em erlukannya akan juga mendapat perhatian khusus. Dengan m em perhatikan hal-hal tersebut di atas dalam batas-batas kemam puannya Universitas Indonesia akan juga berusaha untuk m em enuhi unsur-unsur masyarakat lainnya. E. PERMASALAHAN 1. 2. 3. 4.
K eterlibatan m asyarakat akademik UI masih belum merata. Koordinasi dan integrasi kegiatan Pengabdian pada Masyarakat antar lembaga di lingkungan UI masih belum sebagaimana diharapkan. Citra m asyarakat terhadap program-program Pengabdian pada Masyarakat di UI masih belum sebagaimana diharapkan. Sarana penunjang kegiatan pengabdian pada masyarakat masih belum memadai.
F. CARA PENDEKATAN U ntuk m em ecahkan permasalah di atas, digunakan cara pendekatan sbb : 1. M emperluas program-program yang bersifat multidisiplin pada tingkat Universitas dengan melibatkan seluruh sum ber daya yang ada. 2. M eningkatkan kepekaan terhadap permasalahan pokok yang ada pada masyarakat. 3. Berorientasi pada pemecahan masalah. 4. M enciptakan mekanisme evaluasi dan m onitoring program pengabdian pada masyarakat. 5. Memperluas persepsi masyarakat. G. PROGRAM-PROGRAM POKOK 1.
Program pem binaan ke dalam : a. M eningkatkan kordinasi dan integrasi program pengabdian pada masyarakat b. Mengidentifikasi kebutuhan m asyarakat terhadap program pengabdian pada masyarakat.
2.
Program pelayanan pada m asyarakat, dalam bentuk : a. Bantuan konsultasi kepada perorangan, lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga swasta b. Bantuan langsung kepada m asyarakat. Program pendidikan masyarakat. Program afiliasi/kerjasama dengan lembaga-lembaga lain.
3. 4.
H. STRUKTUR ORGANISASI S tru k tu r organisasi Pengabdian pada Masyarakat disusun dengan m emperhatikan laporan task force pem bahas Peraturan Pem erintah N om or : 5/1980 dan kebutuhan Universitas Indonesia. Pada tingkat Universitas di bawah Lembaga Pengabdian pada Masyarakat dibentuk 5 pusat Pengabdiafi pada M asyarakat yaitu : 1. Pusat Pengkajian Pem bangunan; 58
2. Pusat Pengkajian Lingkungan; 3. Pusat Pengkajian Pedesaan dan Masyarakat Sosial Ekonom i rendah; 4. Pusat Pengkajian Masalah Strategi; 5. Pusat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat. Lembaga lain di tingkat Universitas yang sudah ada dan yang tidak dapat ditam pung dalam salah satu pusat di atas kiranya dapat diberi status non-struktural. 9. ANGGARAN Sumber dana untuk pelaksanaan program-program Pengabdian pada Masyarakat didapat dari : 9.1. Anggaran UI; 9.2. Anggaran Departenien P dan K; 9.3. Lembaga-lembaga lain yang mengadakan kerjasama dengan UI; 9.4. Sumber-sumber lain.
59
D A F T A R PESER TA : K et u a Pelapor Anggota
60
G irindro Pringgodigdo Firm an Lubis 1. Soekidjo N otoatm odjo 2. S.J. Suparto 3. Ny. S. Sadoso 4. Soerjanto 5. Harsono Suwardi 6. Rachmad 7. Harus A1 Rasid 8. Soehaemi Moebin 9. Goenawan A.W. 10. M ulyono G andidiputra 11. Ny. Joesoef Noerjirwan
LAMPIRAN PERINCIAN KEGIATAN PROGRAM
Lam piran 1 1. Judul Program : ’’Peningkatan kordinasi dan integrasi program -program pengabdian pada M asyarakat” . 2. Garis besar macam kegiatan : 1. Pertem uan : lokakarya, pertem uan k o rd in atif berkala; 2. Komunikasi tertulis mengenai kegiatan di lingkungan UI; e. Penyelenggaraan kegiatan bersama antar lembaga di lingkungan UI. 3. W aktu pelaksanaan program : Dimulai tahun 1980/1981 dan seterusnya. 4.
Fihak-fihak pelaksana: Lembaga Pengabdian pada M asyarakat dan Pusat-Pusat Pengabdian pada M asyarakat di tingkat Universitas Indonesia dan unit-unit di tingkat Fakultas.
5.
K riteria keberhasilan a. T erciptanya kordinasi kegiatan pengabdian pada m asyarakat di lingkungan UI; b. T erciptanya berbagai kegiatan bersama.
Lam piran 2 1. Judul program: ’’Identifikasi kebutuhan m asyarakat terhadap program pengabdian pada m asyarakat . 2. Garis besar macam kegiatan : Kegiatan penelitian yang m encakup data prim er dan sekunder. 3. W aktu pelaksanaan program Di mulai tahun 1980 / 1981 dan seterusnya. 4. Fihak-fihak pelaksana Lembaga Pengabdian pada M asyarakat UI 5. K riteria keberhasilan D iperolehnya gam baran yang riel mengenai kebutuhan akan kegiatan pengabdian pada m asya rakat.
Lampiran 3 1. Judul program : ’’Bantuan konsultasi kepada lembaga-lembaga pem erintah dan Sw asta” 2.
Garis besar macam kegiatan Kegiatan bantuan konsultasi pada : •a), lembaga-lembaga pem erintah di pusat dan daerah. b). lembaga-lembaga Swasta. 63
3. W aktu pelaksanaan program Di mulai tahun 1980 / 1981 dan seterusnya. 4. Fihak-fihak pelaksana Lembaga Pengabdian pada Masyarakat UI dan Pusat-Pusat Pengabdian pada Masyarakat yang relevan. 5. K riteria keberhasilan Peningkatan akan bantuan konsultasi dari masyarakat.
Lampiran 4 1. Judul Program : Bantuan langsung pada masyarakat. 2. Garis besar kegiatan Kegiatan Sosial bersama lembaga-lembaga di lingkungan UI untuk memberikan bantuan langsung pada masyarakat. 3. Waktu pelaksanaan program Sekarang dan seterusnya. 4. Fihak-fihak pelaksana Lembaga Pengabdian pada Masyarakat UI dan Pusat-Pusat Pengabdian pada Masyarakat di tingkat UI dan unit-unit di tingkat Fakultas. 5. Kriteria keberhasilan Meningkatnya kesejahteraan populasi sasaran yang dibantu.
Lampiran 5 1. Judul program : Pendidikan masyarakat. 2. Garis besar macam kegiatan : a. Latihan ketrampilan b. Penataran c. Penyuluhan 3. Waktu pelaksanaan : Sekarang dan seterusnya. 4. Fihak-fihak pelaksana: Pusat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat dan Pusat-pusat lain yang relevan. 5. K riteria keberhasilan : Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan populasi sasaran.
64
Lampiran 6 1. Judul program : Program affiliasi/kerjasama dengan lembaga-lembaga lain. 2. Garis besar macam kegiatan : a. Kegiatan affiliasi/kerjasama dengan Universitas lain. b. Kegiatan kerjasama dengan lembaga-lembaga pem erintah dan Swasta. 3. Waktu pelaksanaan program : Sekarang dan seterusnya. 4. Fihak-fihak pelaksana: Lembaga Pengabdian pada Masyarakat dan Pusat-Pusat Pengabdian pada Masyarakat. 5. Kriteria keberhasilan: Meningkatnya kegiatan-kegiatan affiliasi/kerjasama.
BIDANG KEMAHASISWAAN
A. TUJUAN PENGEMBANGAN Untuk menunjang Tujuan Utama Pengembangan Universitas Indonesia, maka pengembangan di bidang kemahasiswaan bertujuan : 1. Pengembangan jiwa Pancasila di-kalangan mahasiswa yang mencakup peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan YME, rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat dan lingkungan, toleransi, sikap kekeluargaan, jiwa demokratis, sikap berani membela kebenaran dan keadilan, dan kemampuan mengendalikan diri. 2. Pengembangan sikap ilmiah di kalangan mahasiswa yang bercirikan kejujuran, keberanian, keterbukaan, kecermatan, kedisiplinan, keobyektifan, dan imajinasi. 3. Pengembangan sikap profesional di kalangan mahasiswa berlandaskan moral yang tinggi dan hasil pekeijaan yang bermutu. 4. Pengembangan sikap kepemimpinan di kalangan mahasiswa dalam rangka pembibitan generasi pembaharu. 5. Pengembangan rasa pengabdian dan tanggung jawab di kalangan mahasiswa dalam mengamalkan ilmu dan ketrampilannya pada masyarakat banyak. 6. Pengembangan kesadaran sosial dan budaya bangsa di kalangan mahasiswa dalam rangka ketahanan nasional dan wawasan nusantara. B. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI 1. Kelembagaan 1.1. Adanya dualisme lembaga kemahasiswaan intra-universiter di Universitas Indonesia. 1.2. Kedudukan dan tanggung jawab Badan Konsultasi Mahasiswa tidak sesuai dengan ketentuan tentang usaha bimbingan dan penyuluhan mahasiswa yang terdapat dalam PP 5/80, yaitu dibawah tanggung jawab PR III. 2. Kesejahteraan mahasiswa Pemenuhan kebutuhan jasmani, rokhani dan sosial ekonomi mahasiswa pada saat ini yang belum memadai. 3. Kemampuan analisa mahasiswa (penalaran) Usaha Universitas dalam meningkatkan kemampuan analisa (penalaran) mahasiswa masih perlu ditingkatkan. 4.
Minat mahasiswa 4.1. Kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan akan minat mahasiswa belum terkoordinir dengan baik. 4.2. Prestasi mahasiswa dalam bidang kegiatan tersebut pada umumnya masih belum memuaskan. 4.3. Kurangnya motivasi mahasiswa untuk ikut serta dalam setiap kegiatan tersebut.
5. Pembinaan iklim pendidikan Belum adanya tata-tertib kehidupan kampus (rules o f conduct) dalam rangka menunjang terciptanya iklim/suasana yang serasi diantara segenap warga sivitas akademika. 6. Koordinasi Pengelolaan Kemahasiswaan Kurang adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam pengelolaan masalah kemahasiswaan di antara pimpinan universitas dan fakultas.
7. Pengelolaan dana 7.1. Pengetahuan para pejabat/pem bina kemahasiswaan dalam hal SP4 tidak merata. 7.2. Kesadaran mahasiswa untuk mem berikan pertanggung jawaban keuangan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku masih perlu ditingkatkan. 8. Partisipasi staf pengajar/tenaga akademik. K eikutsertaan staf pengajar/tenaga akademik dalam pembinaan mahasiswa masih perlu diting katkan. C. STRATEGI PENDEKATAN 1.
2.
Dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut masalah kemahasiswaan perlu dianut secara sungguh-sungguh asas ’’m anagement partisipatif” . yaitu mengikutsertakan pihak-pihak yang bersangkutan. Mengadakan perbaikan, pengembangan, dan penyem pum aan lembaga kemahasiswaan dan umtunit kegiatan di tingkat fakultas m aupun tingkat universitas, sehingga aspirasi mahasiswa dapat ditam pung secara optim al.
3.
Pendekatan edukatif persuatif tetap menjadi pedoman bagi pimpinan Fakultas dan Universitas dalam usaha pem antapan lembaga-lembaga kemahasiswaan. 4. D itingkatkan koordinasi, sinkronisasi dan konsistensi kebijakan dan langkah-langkah yang telah dan yang akan diambil. 5.
Dilakukan usaha-usaha peningkatan efisiensi dan efektifitas dan kebutuhan pokok mahasiswa yaitu, kesejahteraan, m inat, kemampuan analisa/penalaran dan kesadaran sosial budaya.
6.
D itingkatkan kem am puan, kewibawaan, kepemimpinan lembaga kemahasiswaan dan kewiraswastaan di kalangan mahasiswa. 7. D itingkatkan kerjasama dengan Iluni di dalam m em bantu memecahkan masalah dan program kemahasiswaan. 8. Diusahakan kom unikasi yang efektif dan konsisten antar unsur pimpinan di tingkat universitas dan fakultas sehingga dapat tercapai koordinasi yang lebih baik dalam kegiatan kemahasiswaan.
D. PROGRAM-PROGRAM POKOK PENGEMBANGAN 1.
70
Kelembagaan. 1.1. a. Program : Penyem pum aan Lembaga Kemahasiswaan (secara bertahap). b. Perumusan Lembaga Kemahasiswaan yangdiperbaharui(lihat struktur), dengan melalui komunikasi berdasarkan prinsip-prinsip management partisipatit. c. Tahun program dilakukan 1981/82. d. Pihak yang melaksanakan para PR III dan PD III. , . e. Kriteria keberhasilan program ialah terbentuknya Lembaga Kemahasiswaan sebagai hasil kesepakatan bersama. 1.2. a. Program : Memperjelas kedudukan dan tanggung jawab Badan Konsultasi Mahasiswa (BKM-UI). b. Kegiatan yang akan dilakukan ialah mengadakan' komunikasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan bersama Rektor. K edudukan dan tanggung jawab ini disesuaikan dengan PP 5/80. c. Tahun program dilakukan 1981/82. d. Yang melaksanakan program Pimpinan BKM-UI, R ektor dan PR HI. e. K riteria keberhasilan program ialah apabila telah sesuai dengan PP 5/80.
1.3. a. Program : Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada setiap Fakultas. b. Kegiatan yang akan dilakukan ialah dengan jalan membentuk komisi atau tim pada tingkat fakultas. c. Tahun program akan dilakukan 1981/82 —82/83. d. Yang melaksanakan program Pimpinan Fakultas. e. Kriteria keberhasilan program ialah apabila badan atau biro bimbingan dan konseling mahasiswa telah terbentuk dan berfungsi pada setiap fakultas. 2. Kesejahteraan 2.1. Asrama : a. Program : Identifikasi masalah pengelolaan asrama. b. Kegiatan yang dilakukan dengan menjalankan survey, pendataan, sarana, penghuni, tata-tertib dan lain-lain guna bahan perbaikan selanjutnya. c. Tahun program dilakukan 1981/82. d. Kriteria keberhasilan program ialah tersusunnya laporan identifikasi dan saran langkah langkah pemecahan. Program selanjutnya perbaikan dan peningkatan sarana asrama. 1982/86. 2.2. Poliklinik Kesehatan Mahasiswa (PKM) a. Program Pembentukan PKM unit kampus Rawamangun. b. Kegiatan yang akan dilakukan ialah mengadakan studi kelayakan, pengadaan sarana, tenaga dan obat-obatan. c. Tahun program dilakukan 1981/82. d. Kriteria keberhasilan program : telah terbentuk dan berfungsinya pelayanan tersebut. 2.3. Pengadaan alat tulis menulis dan perlengkapan a. Program Pengadaan alat tulis menulis dan perlengkapan bagi lembaga-lembaga kemaliasiswaan. b. Kegiatan yang akan dilakukan : pengumpulan data kebutuhan, penganggaran, dan pe laksanaan pembelian. c. Tahun program dilakukan 1981/82; 82/83; 83/84; 84/95; 85/86. d. Kriteria keberhasilan program ialah telah terlaksananya penyaluran alat tulis dan per lengkapan yang dimaksud. 2.4. Buku a. Program : Pengadaan buku (yang terutam a m enyangkut bidang kemahasiswaan). b. Kegiatan yang akan dilakukan menginventarisasi judul-judul buku yang diperlukan dan pengadaan dana. c. Tahun program dilakukan setiap tahun 1981/82 sd. 85/86. d. Kriteria keberhasilan program: bila telah tersedianya buku-buku yang dimaksud, 2.5. Kafetaria a. Program : Peningkatan sarana dan pengelolaan kafetaria (yang telah ada, dan peng adaan kafetaria baru bagi fakultas yang belum ada). b. Kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan penataran di bidang pengelolaan, studi kelayakan, penyediaan sarana dan fasilitas. c. Program dilakukan 1981/82/83. d. Kriteria keberhasilan program ialah adanya kafetaria di fakultas-fakultas yang membutuhkan dan pengelolaannya oleh mahasiswa. 2.6. Bursa buku a. Program : studi kelayakan bursa buku Universitas Indonesia. b. Kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan, studi kelayakan. 71
c. Program dilakukan tahun 1981/82. d. K riteria keberhasilan program ialah adanya laporan studi kelayakan ten tang bursa buku Universitas Indonesia. 2.7. Badan Film Mahasiswa (BFM) a. Program : Peningkatan sarana dan pengelolaan; (BFM FK, Pembentukan BFM di kam pus Rawamangun). b. Kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan peningkatan pengelolaan, penyediaan sarana dan fasilitas. c. Tahun program dilakukan 1981/82/83/84/85/86 d. Kriteria keberhasilan program ialah telah terbentuknya BFM di kompleks kampus Ra wamangun, pengelolaan oleh mahasiswa sendiri dan tidak mengganggu lingkungan. 2.8. Beasiswa dan Ikatan Dinas a. Program : Peningkatan penyediaan beasiswa dan ikatan dinas b. Kegiatan yang dilakukan ialah mencari secara aktif sumber-sumber beasiswa dan ikatan dinas. Pemerataan dan keadilan sebagai kebijakan akan dijalankan dalam memberikan bea siswa kepada mahasiswa. c. Tahun program dilakukan 1981/82/83/84/85/86. d. Kriteria keberhasilan program ialah penyaluran beasiswa dan ikatan dinas berdasarkan asas pemerataan dan keadilan. 2 .9. K eagam aan
a. Program : Peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. • egiatan yang akan dilakukan dengan mengadakan berbagai kegiatan oeramah, diskusi, peringatan hari-hari besar agama, dll. c- Program dilakukan tahun 1981/82/83/84/85/86. . . • nteria keberhasilan program ialah terlaksananya kegiatan dan m eningkatnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan keaga maan. 3. Minat rogram . Peningkatan koordinasi, organisasi, prestasi dan motivasi dibidang. 4 .3 . 1.1. Olah Raga 4.3.1.2. Kesenian 4.3.1.3. Pers kampus 4.3.1.4. Radio kampus 4.3.1.5. Pencinta Alam 4.3.1.6. Menwa b 4.3.1.7. SAR (Search and Rescue) ri• yang akan dilakukan ialah penataran, rapat keija, latihan dan pertandingan baik c ^ , A am m auPun di luar kam pus. d. K rtUnPr0gramdilakukan 198l/8 2 /83/84/ 85/ 86. . 1 ena keberhasilan program ialah tercapainya koordinasi, organisasi dan terutama presasi telah dapat menjunjung nama baik almamater. 4. Kemampuan Analisa/Penalaran. Kepemimpinan Mahasiswa a. Program : Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) tingkat fakultas (basic); Latihan Kepemimpinan Mahasiswa tingkat Universitas (intermediate dan advance). 72
b. Program dilakukan setiap tahun 1981/82/83/84/85/86. c. Kegiatan yang dilakukan : perencanaan di bidang penganggaran; penjadwalan, dan pe laksanaan bagi lembaga-lembaga kemahasiswaan. d. Kriteria keberhasilan program adalah meningkatnya m utu dan kewibawaan pimpinan mahasiswa dalam menunjang program-program kemahasiswaan. 4.2. Forum Diskusi Ilmiah a. Program : Pembentukan Forum Diskusi Ilmiah b. Kegiatan yang dilakukan : pendekatan kepada mahasiswa dan dosen tentang maksud dan tujuan forum sesuai dengan SK. Men. P&K 037/U /79. c. Tahun program 1981/82. d. Kriteria keberhasilan program adalah terbentuknya dan berfungsinya lembaga ini. 4.3. Program-program yang m e lip u ti: 4.4.3.1. Penelitian 4.4.3.2. Seminar/simposium 4.4.3.3. KKN (pengabdian pada masyarakat). Program-program di atas dirancang oleh PR I dan dilaksanakan oleh PR III. 4.4. Iklim (suasana kampus) a. Program : Penyusunan tata-tertib kehidupan kampus. b. Kegiatan yang dilakukan: dengan membentuk panitia (tim ) dengan SK. Rektor. Hasil perumusan disyahkan dalam rapat Pimpinan Universitas dan Fakultas, dan diputuskan dengan SK. Rektor. c. Tahun dilaksanakan program 1981/82. d. Kriteria keberhasilan program adalah telah tersusunnya tata-tertib tersebut. 4.5. Koordinasi PR I-III, PD I-III a. Program : Koordinasi Integrasi Sinkronisasi dan Simplifikasi program-program bidang akademik dan non akademik (ko-kurikuler). b. Kegiatan : Mengadakan pertemuan berkala/rapat gabungan. c. Tahun program dilaksanakan 1981/82/83/84/85/86. d. Kriteria keberhasilan program adalah adanya KISS dalam program-program akademik dan non akademik. 4.6. Pengelolaan Dana a. Program : Penataran SP 4 bagi PD III dan dosen yang ditunjuk, dan penataran pada mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan pertanggung jawaban/administrasi keuangan. b. Kegiatan yang dilakukan : Penataran, kurikutum dalam LKM. c. Tahun program dilaksanakan : 1981/82; 84/85. d. Kriteria keberhasilan program, ialah terpenuhinya pertanggungan jawab keuangan oleh mahasiswa yang memenuhi persyaratan. 4.7. Keikutsertaan Dosen Dalam Pembinaan Mahasiswa a. Program : Penataran dosen (yang diprogramkan PR I). b. Kegiatan yang dilakukan: Penataran, pengikutsertaan dosen dalam program-program kemahasiswaan. c. Tahun program dilaksanakan setiap tahun 1981/82/83/84/85/86. d. Kriteria keberhasilan program, ialah terselenggaranya penataran dosen.
73
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI * LEMBAGA KEMAHASISWAAN TINGKAT UNIVERSITAS
74
—
garis komando / instruktif
—
garis koordinasi / konsultasi
DAFTAR PESERTA BIDANG KEMAHASISWAAN Ketua Pelapor
: Dadang Hawari
Anggota
: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
: Umar Mansur Merdias Almatsier Eddy A. Fatah Hartono Harjadi Moh. Daud Ali Bakir Hasan Sapardi Djoko Damono Th. Ronny Rachman Alex Papilaya Tjiptaningsih Hadisurja
PROSES SELEKSI
SELEKSIAKADEMIS SELEKSI KO-KURKULER
: - UJIAN PERINTIS I : - PRESTASI KESEN1AN - PRESTASI OLAH RAGA - PENGALAMAN BERORGANISASI - PENONJOLAN DALAM MINAT
PROSES PENDIDIKAN
MAHASI SWA
KURIKULER
SARJANA UTUH berjiwa Pancasila Professional Intelektuil yang tinggi kesadaran sosial dan budaya wawasan nasional & internasional integritas kepribadian
SIKLUS LIMA TAHUNAN
78
”BONE FISH ANALYSIS”
ORIENT ASI PEMBINAAN
KEMAMPUAN BERPIKIR/INTE LEKTUAL
-
KEMAMPUAN ANALISA TINGGI DAN SYNTHESA TENAGA KERJA PEMIKIR PEMKIRAN YANG MENDALAM DAN MELEBAR KEMAMPUAN INTERDISIPLINER & MULTIDISIPLINER
SKAP/KEPRIBADIAN
KETRAMPILAN
-
CERMAT
-
TAKWA KEPADA TUHAN YME
-
KEMAMPUAN MEMIMPIN BERORGANISASI
-
MENELITI
-
KESADARAN SOSIAL & BUDAYA TANGGUH OBJEKTIF DISIPLIN ETHIKA, JUJUR KEPEMIMPINAN INTEGRITAS KEPRIBADLAN
PERMASALAHAN
KELEMBAGAAN
KESEJAHTERAAN
KEMAMPUAN ANALISA
DUALISME LEMBAGA MHS.
PEMENUHAN KEBUTUHAN - JASMANI - ROHANI - SOS BUD PERLU DITINGKATKAN
USAHA UNTV. ' MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISA MHS.
B.K.M. PERLU DIPERJELAS
00
PERLU DITINGKATKAN
MINAT
KOORD. KEGI ATAN MASIH RENDAH PRESTASI RENDAH MOTIVASI RENDAH
PEMBINAAN IKLIM PEN DIDIKAN
KOORD. KEMA PENGELOLAAN HASISWAAN ■ DANA
PARTISIPASI STAF PENGAJAR DLM. PEMB.MHS.
BELUM ADA "RULE OF CONDUCT”
BELUM TERCAPAI KOOR DINASI YANG MEMADAI
PARTISIPASI MASIH PERLU . DITINGKATKAN
PENGETAHUAN PEJABAT TTG SP4 KESADARAN MHS. PERT. JAWABAN KEUANGAN PERLU DITINGKATKAN
STRATEGI PENDEKATAN 1: 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Management Partisipatif -------Perbaikan, pengembangan, penyempumaan lembaga kemahasiswaan Edukatif persuasif -------KISS -------Usaha efisiensi-efektif ----- ► Pembinaan & Pengembangan mahasiswa ----------- fr Program mahasiswa Komunikasi konsisten & sungguh-sungguh Pirn. — ----—* UI/Fak.
Mengikut sertakan pihak-pihak yang bersangkutan Aspirasi mahasiswa ditampung Pemantapan lembaga kemahasiswaan Langkah-langkah yang diambil Pemenuhan minat, kesejahteraan, analisa, sosbud. Meningkatkan kewibawaan kepemimpinan dan kewiraswastaan Kerjasama dengan Iluni Koord. kegiatan kemahasiswaan
PROGRAM POKOK KULIAH U.I. 1. Kelenibagaan
,1. Penyempumaan lembaga kemahasiswaan secara bertahap. 2. Memperjelas kedudukan dan tanggung jawab BKM UI. 3 .' Pembentukan team pelayanan bimbingan dan konseling Fakultas.
2.
Kesejahteraan
. 1. 2. 3. 4. 5.
3.
Minat
Peningkatan koordinasi, organisasi, prestasi dan motivasi di bidang : — O.R. — Radio kampus — Kesenian - Pencinta alam — Pers kampus — Menwa - S.A.R.
Kemampuan Analisa
1. 2. 3.
(penalaran)
Penelitian asrama UI Pembentukan PKM Ramawangun Pengadaan alat tulis dan perlengkapan Pengadaan buku (memperlengkapi perpustakaan) Peningkatan sarana dan pengelolaan cafetaria yang ada, dan pengadaan yang baru (bagi fakultas yang belum ada). 6. Peningkatan sarana dan pengelolaan bursa buku mahasiswa (bagi-Fakultas yang belum ada) 7. Peningkatan sarana dan pengelolaan (BPM-FK) dan di Rawamangun 8. Peningkatan & effektifitas beasiswa dan ikatan dinas 9. Peningkatan ke taqwaan kepada Tuhan Y.M.E.
Latihan kepemimpinan mahasiswa di tingkat Fakultas & Universitas Pembentukan forum diskusi ilmiah Program-program meliputi : penelitian seminar/simposium KKN
5. 6.
Iklim KISS
Penyusunan Tata Tertib kehidupan kampus
7.
Pengelolaan Dana
Penataran PD III (dan dosen) SP 4.
8.
Keikut sertaan dosen dalam pem
— Penataran Dosen.
binaan mhs.
82
KISS PR I, PR III, PD I, PD III.
*yang diprogramkan PR I »yang diprogramkan oleh direktorat ke mahasiswaan
LAMPIRAN
PROSPER PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA DI MASA YANG AKAN DATANG (Sambutan Rektor Mahar Mardjono pada pembukaan Raker)
PROSPER PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA DI MASA YANG AKAN DATANG *> Rapat keija Universitas Indonesia seperti yang diselenggarakan sekarang dengan m engikutsertakan para pimpinan Universitas, Fakultas serta sejumlah staf pengajar untuk secara bersama mem bah as berbagai masalah yang dihadapi oleh Universitas Indonesia serta merencanakan pengembangan Univer sitas Indonesia di masa yang akan datang, tidak sering dilakukan. Dibawah pimpinan aim. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro antara tahun 1971 dan 1973 Badan Pengembangan Universitas Indonesia, yaitu badan yang beranggotakan wakil-wakil dari tiap fakultas ditambah dengan beberapa staf pengajar yang dianggap mampu untuk menyum bangkan tenaga dan pikiran di bidang pengembangan perguruan tinggi melalui rangkaian rapat-rapat keija telah berhasil untuk menyusun Rencana Induk Universitas Indonesia 1974—1979. Kemudian dalam pelaksanaan Rencana Induk tersebut antara 1 9 7 4 -1 9 7 9 juga telah dilakukan bebe rapa rapat keija baik di kampus maupun di luar kota antara pimpinan universitas, fakultas serta staf pengajar. Walaupun rencana induk pertam a ini tidak seluruhnya dapat direalisasikan, nam un sebagian telah atau sedang dilaksanakan. Terutam a yang dapat dilaksanakan ialah pembangunan gedung-gedung untuk fasilitas pendidikan dan laboratorium , perum ahan dosen, penam bahan perleng kapan alat-alat laboratorium untuk pendidikan dan penelitian, pengumpulan data mengenai para mahasiswa, staf pengajar dan tenaga adm inistratif oleh Pusat Ilmu K om puter, penyelenggaraan kursuskursus non-degree untuk masyarakat di luar Universitas Indonesia, peningkatan kwalitas dan kwantitas staf pengajar, sentralisasi berbagai kegiatan, diantaranya proyek-proyek interdisipliner seperti proyek pedesaan, studi lingkungan, kuliah kerja nyata, inventarisasi dan koordinasi penelitian dan per pustakaan, usaha-usaha menuju pengintegrasian dll. Banyak masalah yang semula tidak diduga, diantaranya masalah kemahasiswaan, perubahan kebijaksanaan Pemerintah dalam mengelola lembaga-lembaga perguruan tinggi, rencana pem indahan kampus ke Depok serta berbagai hambatan lainnya yang timbul karena pendekatan yang kurang tepat dalam melaksanakan rencana induk menyebabkan bahwa sebagian program-program belum dapat direalisir atau memaksa kita untuk menyimpang dari rencana induk yang asli. Pada dewasa ini Universitas Indonesia masih menghadapi banyak masalah dalam proses pengembangan diri. Diantara masalah-masalah yang besar dapat disebut : a.
Masalah organisasi dan manajemen : Belum mantapnya perimbangan sentralisasi dan desentralisasi daripada pengelolaan Universitas Indonesia diantaranya menyebabkan kurang lancamya komunikasi intern antara berbagai unit di lingkungan Universitas, belum dimanfaatkannya secara wajar sumberdaya keahlian yang tersebar di lingkungan fakultas-fakultas dalam pengembangan universitas secara m enyeluruh, kurang di manfaatkannya secara bersama dan maksimal fasilitas-fasilitas pendidikan. Selain itu belum adanya suatu pedoman, prosedur dan mekanisme yang jelas dari pem bangunan U.I., menyebabkan kurang lancamya koordinasi berbagai kegiatan perencanaan dan pengembangan menjadi suatu rangkaian usaha yang terarah dan terpadu. Sebaliknya perlu dipertimbangkan sampai berapa jauh sentralisasi itu harus dilaksanakan sehingga tidak menghambat perkembangan, diferensiasi dan spesialisasi masing-masing fakultas.
b. Masalah pendidikan : Dalam bidang pendidikan kita menghadapi berbagai masalah yang perlu ditanggulangi jika Univer sitas Indonesia ingin berkembang secara wajar di masa yang akan datang. Diantara masalah-masalah tersebut ialah masalah daya tampung yang sangat terbatas dan sistim penerim aan mahasiswa baru yang belum efektif, peningkatan tenaga pengajar baik jum lahnya m aupun kw alitasnya, pe*) Disampaikan oleh R ek to r Prof. Dr. Mahar M ardjono, dalam R aker Pengem bangan UI, 31 M aret 1980 di T ugu, Bogor.
87
ningkatan efisiensi pendidikan, peningkatan pengadaan sarana pendidikan seperti perpustakaan dan laboratorium , penyesuaian sistim non-kredit kepada sistim kredit semester, dll. c.
Masalah kemahasiswaan : Usaha-usaha untuk menciptakan kehidupan kemahasiswaan yang dapat membantu proses untuk menuju dihasilkannya kwalifikasi tenaga saijana yang diinginkan masih kurang. Hal ini juga me rupakan salah satu sebab tim bulnya keresahan serta gejolak-gejolak di kalangan mahasiswa. Selain masalah-masalah tersebut diatas masih banyak masalah lain yang kita hadapi, yaitu diantaranya dana yang terbatas untuk membeayai program-program universitas, masalah pembangunan dan pemindahan ke kampus baru di Depok dll. Kini setelah lima tahun melaksanakan Rencana Induk Pertama (1974-1979) sudah sewajarnyalah bila kita mengadakan evaluasi sampai berapa jauh program-program telah dapat direalisir, masalahmasalah apa yang kita hadapi dan kemudian membuat rencana lanjutan sebagai follow-up daripada Rencana Induk Pertama. Perlu kita sadari, bahwa untuk setiap organisasi atau lembaga, kontinuitas dalam perencanaan dan pengembangan adalah merupakan syarat mutlak sehingga pelaksanaan kebijaksanaan tidak akan tergantung pada siapa yang menjabat, baik di tingkat rektorat maupun di tingkat fakultas. Untuk menjamin kontinuitas tersebut diperlukan secara mutlak adanya kesepakatan ber sama, terutam a mengenai hal-hal yang pokok, yaitu diantaranya peranan, tujuan utama, pendekatan dan program-program pokok untuk melakukan peran dan mencapai tujuan U.l. Pada rapat keija ini perlu kita tegaskan kembali apa peranan dan tujuan utama Universitas Indo nesia dan kemudian menyusun kebijaksanaan dasar pengembangan jangka panjang serta programprogram pokok dalam Rencana Induk Universitas dan Rencana Pengembangan untuk masing-masing Fakultas. Sudah jelas bahwa kesepakatan bersama dalam hal-hal pokok seperti diuraikan diatas m enuntut adanya partisipasi yang dinamis dari civitas academica Universitas Indonesia. Sebagai suatu - tindakan pendahuluan kami telah mengedarkan dokumen ’’Langkah Awal dalam Perencanaan dan Pengembangan Jangka Panjang U I” untuk ditanggapi oleh segenap staf pengajar Universitas Indonesia dan kom entar serta sran-saran telah kami terima dan kemudian dokumen tersebut untuk kepentingan rapat keija ini telah disem pumakan. Dengan sebutan ’’Langkah Awal” tersebut tidak berarti bahwa baru sekarang ini saja kita menyusun suatu dokum en Rencana Induk, namun maksudnya ialah bahwa ’’Langkah Awal” tersebut benarbenar merupakan langkah awal dalam menggalang paritsipasi aktif civitas academica Universitas Indonesia. Rapat keija ini yaitu rapat kerja pimpinan Universitas Indonesia merupakan tindakan lanjut yang wajar setelah dokumen ’’Langkah Awal” ditanggapi oleh staf pengajar. Dalam rapat kerja ini pimpinan Universitas Indonesia mempunyai maksud untuk mencapai suatu kesepakatan bersama dalam hal-hal pokok dan mendasar yang harus dijadikan landasan untuk kontinuitas usaha perencanaan dan pengembangan Universitas Indonesia. Kami mengharapkan bahwa kita semua akan dapat mencapai kesepakatan bersama paling sedikit mengenai peranan, tujuan serta kebijakan dasar Universitas Indonesia. Dalam mencapai kesepakatan bersama tentang peranan dan tujuan Universitas Indonesia yang harus dipakai sebagai kiblatnya (point o f reference) adalah ’’Pembangunan Bangsa dan Negara yang berlandaskan Pancasila dengan permasalahan pokok yang dihadapi” . Sehubungan dengan itu maka perlu kita capai kesepakatan bersama mengenai apa yang menjadi permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Diantara masalah-masalah tersebut yang dapat kita identifikasi ialah masalah kependudukan, kemiskinan, keterbelakangan, pedesaan, kelestarian lingkungan, kedudukan dan peranan internasional. Peranan dan tujuan Universitas Indonesia yang berkiblat pada pemecahan permasalahan pokok yang dihadapi pembangunan m erupakan syarat m utlak bagi eksistensi Universitas Indonesia sebagai lembaga pendi dikan tinggi utam a yang bertaraf nasional di Indonesia. Oleh karena itu dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga tinggi harus dicapai kesepakatan bersama bahwa kegiatan dan program Universitas Indonesia harus mencerminkan citra pemecahan permasalahan pokok yang dihadapi dalam pemba88
ngunan bangsa dan negara Indonesia. Kita harus cegah bahwa Universitas Indonesia akan m enjadi suatu lembaga menara gading yang dihuni oleh sekelompok elite yang lepas dari konteks pem bangunan dan masalahnya dan menghasilkan saijana yang hanya memperbesar kelompok elite tersebut. Kiblat pada pemecahan permasalahan pokok dalam pembangunan akan m em punyai impak yang luas dan jelas pada Universitas Indonesia dalam menjalankan fungsinya dan harus tercennin pula dalam program-program pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sebagai contoh adalah bahwa pada saat ini pendidikan mengenai kependudukan belum merupakan kegiatan kurikulum yang menyeluruh di Universitas Indonesia. Dalam rapat kerja ini kita harapkan akan tercapai kesepakatan bersama mengenai kiblat ini sehingga akan dapat dijabarkan peranan dan tujuan Universitas Indonesia serta kebijaksanaan dasar Universitas Indonesia yang harus dijadikan pegangan dan ikatan integral keseluruhan Universitas Indonesia sebagai suatu sistim kelembagaan pendidikan tinggi. Oleh karena rapat-rapat dan diskusi kelompok akan didasarkan pada peranan dan tujuan utam a Universitas Indonesia maka kami harapkan agar malam ini juga telah dicapai kesepakatan bersama mengenai landasan dasar, peranan dan tujuan utama Universitas Indonesia. Konsep rancangan tentang landasan dasar, peranan dan tujuan utama UI telah dituangkan dalam "Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang UI” yang disusun berdasarkan pokok-pokok dan tanggapan civitas academica terhadap dokumen ’’Langkah Awal” serta bahan input lainnya. Secara singkat dapat kami kemukakan disini pemikiran kami mengenai peranan dan tujuan utama Universitas Indonesia : Peranan Universitas Indonesia harus senantiasa meningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Universitas Indonesia adalah universitas yang bertaraf nasional dan oleh sebab itu harus meletakkan peranannya di dalam konteks permasalahan pokok yang dihadapi dalam pemba ngunan nasional. Dengan perkataan lain, Universitas Indonesia harus memegang peranan yang vital dalam menanggulangi permasalahan pokok pembangunan dimana peranan tersebut harus disesuaikan dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bertaraf nasional. Tujuan utama Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada masyara kat Universitas Indonesia bertujuan untuk senantiasa meningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Oleh sebab itu Universitas Indonesia harus meletakkan peranannya dalam konteks permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan nasional. Secara lebih terperinci uraian tentang peranan dan tujuan utama Universitas Indonesia dapat dibaca dalam draft konsep mengenai ’’Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang Universitas Indonesia” yang telah dibagikan kepada Saudara sekalian. Kami harapkan bahwa rapat keija ini akan menghasilkan kesepakatan bersama tentang hal-hal yang berkaitan dengan : 1. Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang U.I. 2. Program-program pokok pengembangan UI dalam periode (1981—82 — 1985/86). 3. K etentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan penyusunan Rencana Induk UI (1981/82 - 1985/86). Mudah-mudahan dengan adanya kesepakatan-kesepakatan kita bersama tersebut akan lebih memantapkan usaha kita bersama dalam meningkatkan dan mengembangkan Universitas Indonesia dalam rangka membantu memecahkan masalah pkok Bangsa dan Negara Indonesia.
89
PENGEMBANGAN BIDANG PENDIDIKAN (Makalah Purek Akademis UI)
BAB I PENDAHULUAN Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Pada Masyarakat, Universitas Indonesia bertujuan untuk senantiasa m eningkatkan peranannya dalam pem bangun an bangsa dan negara Indonesia. Pelaksanaan program pembangunan nasional menghadapi beberapa masalah pokok yang bersifat serius, kompleks, berjangka panjang, mempunyai kecenderungan untuk makin mem besar dan memburuk, serta mempunyai bidang impak yang luas. Masalah-masalah pokok tersebut diantaranya adalah kependudukan, kemiskinan, keterbelakangan, pedesaan, kelestarian lingkungan, dan percaturan internasional. Penanggulangan masalah-masalah pokok ini merupakan syarat m utlak untuk mencapai satu masyarakat Indonesia y^ng adil dan makmur yang berlandaskan pada Pancasila. Universitas Indonesia adalah universitas yang bertaraf nasional dan oleh sebab itu harus m eletak kan peranannya di dalam konteks permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan nasional. Sehubungan dengan ini, Universitas Indonesia harus mampu menghasilkan produk utam anya berupa saijana-saijana yang memiliki bekal cukup agar supaya dapat berperan secara efektif dalam pem ba ngunan nasional. Sebagai implikasi pokoknya, Universitas Indonesia harus mampu merencanakan dan menyelenggarakan program akademiknya untuk menghasilkan sarjana-saijana yang siap untuk berperan secara aktif dan efektif dalam pembangunan nasional. Ini m erupakan satu tantangan bagi seluruh civitas academica Universitas Indonesia yang harus ditanggapi dengan penuh rasa tanggung jawab. Rapat Kerja Pengembangan yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia ini, m erupakan satu kesempatan yang sangat berharga untuk secara bersama merencanakan program pendidikan yang dapat menjawab tantangan di bidang akademik. Karya tulis ini dimaksudkan untuk menjadi satu titik tolak untuk secara bersama mengisi, m enyem pum akan, memperinci, dan m enyepakati programprogram pokok di bidang akademik. BAB II KEADAAN UI SEKARANG DAN PERMASALAHANNYA Dalam usaha untuk menanggapi tantangan akademik yang telah disebutkan diatas, sudah barang tentu kita harus beranjak dari keadaan Universitas Indonesia pada saat ini dan permasalahannya. A.
MAHASISWA 1. PERMINTAAN MASUK DAN KAPASITAS PENER1MAAN
Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah besamya perm intaan masuk ke Universitas Indo nesia dimana kapasitas penerimaan yang sekarang adalah relatif kecil dibandingkan dengan besam ya permintaan masuk tersebut. Dapat dikem ukakan di sini data tahun 1980 sbb. : Fakultas Fak Fak Fak Fak Fak Fak Fak Fak Fak
Jumlah yang m endaftar
Kedokteran Kedokteran Gigi Ilmu Pasti & Alam Teknik Hukum Ekonomi Sastra Psikologi Ilmu Ilmu Sosial Jumlah
Jum lah yang diterima
Persentase
2559 573 1305 5290 2295 6050 1356 1396 1642
140 77 291 315 200 208 348 100 225
5.47 13.44 22.30 5.95 8.71 3.44 25.66 7.16 13.70
22466
1904
13.70 93
Dapat dilihat bahw a dari keseluruhan pendaftar yang ingin memasuki UI, UI hanya dapat menampung sejum lah 8.46%. Terlihat perbedaan kapasitas penerimaan antara fakultas yang cukup menyolok, dim ana Fak K edokteran, Fak Teknik, dan Fak Ekonom i hanya dapat menampung kurang dari 6% dari perm intaan m asuk ke fakultas tersebut. Jum lah pendaftar tahun 1978 adalah sebesar 15282 orang sedangkan untu k tahun 1979 adalah sebesar 22466 orang, sehingga teijadi kenaikan permin taan masuk sebesar 46.9%, suatu kenaikan yang cukup besar. Sudah dapat diharapkan bahwa permin taan masuk ke UI akan terus m eningkat jum lahnya, sehingga persentase jumlah.yang dapat ditam pung UI akan m enurun terus. K enyataan seperti ini ten tuny a tidak dapat kita abaikan, akan tetapi dilain pihak kita tidak dapat begitu saja m enaikkan jum lah penerimaan, oleh karena hal ini akan m em pu nyai pengaruh pada kwalitas pendidikan. 2.
KOMPOSISI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
Komposisi mahasiswa Universitas Indonesia dapat ditinjau paling sedikit dari dua aspek, yaitu komposisi m enurut geografi asal SLA dan komposisi m enurut pekeijaan orang tua atau wali. Gambaran untuk tahun 1978 adalah sebagai berikut : (a) Komposisi M enurut Geografi Asal SLA M endaftar Sum atera Jawa Lain-lain Luar Negeri
Diterima
Penduduk Indonesia
10.38% 86.33% 2.91% 0.38%
6.84% 90.00% 1.77% 1.39%
18% 63% 19%
100.00%
100.00%
100%
(b) Kom posisi M enurut Pekeijaan Orang Tua / Wali M endaftar Pegawai Negeri ABRI Pensiunan Tenaga Ahli Pegawai Swasta Dagang/Usaha Tani/N elayan Buruh Kasar Tidak Bekerja
Diterima
25.84% 13.24% 16.24% 2.44% 15.33% 16.37% 4.40% 2.18% 3.96%
33.64% 9.44% 19.73% 2.59% 20.63% 8.99% 1.94% 0145% 2.59%
100.00%
100.00%
Jelas terlihat bahwa komposisi mahasiswa yang baru diterim a di UI sebagian besar terdiri dari m ereka yang berasal dari SLA di Jawa, dengan latar belakang pekerjaan orang tua/walinya sebagai pegawai pem erintah. Dengan dem ikian terdapat ketidakseim bangan dalam kesempatan yang didapat untuk memasuki UI. Sudah barang ten tu ketidakseim bangan ini tidak saja ditentukan oleh mekanisme penerim aan, akan tetapi juga oleh kenyataan distribusi pendaftar, baik m enurut asal SLA maupun m enurut pekerjaan orang tua atau wali. Dengan kenyataan ini, kiranya diperlukan adanya satu kebi jakan penerim aan yang ak tif mem berikan kesem patan masuk UI yang lebih seimbang. B.
STAF PENGAJAR
Dilingkungan Universitas Indonesia, kurangnya staf pengajar sangat dirasakan, terutam a pada Fakultas Ilmu dan Alam dan Fakultas Teknik. K urangnya staf pengajar ini tentunya tidak dapat di94
simpulkan dari jumlah cacah jiwa staf pengajar. Sebagai contohnya, dapat dikemukakan eacah jTwa staf pengajar dan mahasiswa UI dari data terakhir tahun 1980. FAKULTAS
Fak Kedokteran Fak Kedokteran Gigi Fak Ilmu Pasti & Alam FakTeknik Fak Hukum Fak Ekonomi Fak Sastra Fak Psikologi Fak Ilmu Ilmu Sosial
JUMLAH STAF 619 106 122 100 108 169 168 84 124
JUMLAH MAHASISWA 617 367 892 1630 713 1400 1256 366 967
PERBANDINGAN MAHASISWA : STAF 1.0 3.5 7.3 16.3 6.6 8.3 7.5 4.3 7.6
Dilihat dari perbandingan jumlah mahasiswa dengan staf maka index perbandingan tersebut adalah memadai bahkan boleh dikatakan hampir sempurna untuk suatu lembaga pendidikan tinggi. Ukuran yang lebih mempunyai arti operasional adalah jumlah jam efektif (jam tatap muka kuliah. diskusi, seminar, penyiapan kuliah dll) yang diberikan setiap staf pengajar dalam proses pendidikan itu sendiri. Kalau dianggap bahwa staf yang ’full time’ adalah mereka yang mencurahkan jam efektif sejumlah 30 jam/minggu (disebut sebagai 1 unit Full Time Equivalent = 1 FTE), maka apabila seorang staf mencurahkan jam efektif sebesar 6 jam/minggu ini berarti bahwa staf tersebut mempunyai nilai sebesar 6:30 = 0.2 FTE. Data mengenai FTE ini dilingkungan UI masih jauh dari memadai. Apabila faktor mengenai FTE ini dimasukkan dalam pertimbangan dan ditaksir dari data yang ada, maka perkiraan perbandingan jumlah mahasiswa dengan jumlah FTE lebih menggambarkan keadaan yang sebenamya mengenai kurangnya staf pengajar. Perhitungan yang berdasarkan perkiraan ini, gambarannya untuk fakultas yang ada di UI adalah sebagai berikut: FAKULTAS Fak Kedokteran Fak Kedokteran Gigi Fak Ilmu Pasti & Alam FakTeknik Fak Hukum Fak Ekonomi Fak Sastra Fak Psikologi Fak Ilmu Sosial
PERBANDINGAN MAHASISWA : FTE 8:1 25:1 40:1 25:1 20:1 20:1 20:1 8:1
Dari angka-angka diatas dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah mahasiswa dengan FTE lebih men cerminkan keadaan yang sebenarnya mengenai efektivitas proses pendidikan di Universitas Indonesia
yang sangat ditentukan oleh memadai data tidak memadainya jumlah jam tatap muka efektif yang dicurahkan oleh staf pengajar.
95
C.
FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN AKADEMIK 1.
LABORATORIUM
Situasi peralatan laboratorium dasar untuk pendidikan di Fak Kedokteran, Fak Kedokteran Gigi, Fak Ilmu Pasti & Alam, dan Fak Teknik, dengan adanya bantuan dana dari luar negeri melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sudah jauh lebih memadai dibandingkan dengan keadaan beberapa tahun yang lalu. Memang benar bahwa untuk Fak Ilmu Pasti & Alam dan Fak Teknik, untuk beberapa matapelajaran tertentu, masih harus digunakan fasilitas laboratorium dilembaga diluar UI. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa prospek akan tersedianya peralatan laboratorium pendidikan untuk keseluruhan UI dimasa depan cukup menggembirakan. Walaupun demikian, masalah yang masih di hadapi adalah : (a) (b) (c) (d) (e)
tidak cukupnya ruangan untuk menampung semua peralatan tidak cukupnya sumberdaya listrik tidak cukupnya tenaga akademis untuk memanfaatkannya di dalam kurikulum pendidikan tidak cukupnya tenaga teknisi untuk melayani peralatan secara teknis belum tersedianya sumberdaya untuk pemeliharaannya.
2. PERPUSTAKAAN Di bidang perpustakaan dilingkungan UI perlu diakui adanya berbagai macam masalah yang mengkait, dimana penanggulangannya harus dilakukan secara bersamaan, hanya mungkin berbeda dalam itensitas usaha penyelesaiannya. Beberapa masalah yang bisa dikemukakan di sini adalah : (a) jumlah materi bahan pustaka yang pada umumnya belum memadai (b) sebagian besar bahan pustaka masih belum memadai (c) materi bahan pustaka tersebar dimasing-masing fakultas dan belum ada satu perpustakaan pusat tingkat universitas yang mengintegrasikan seluruh bahan pustaka untuk mahasiswa (d) perpustakaan secara menyeluruh belum mendapat perhatian yang dapat meletakkan fungsinya pada kedudukan yang vital (e) penggunaan perpustakaan sebagai bagian yang vital dalam proses belajar/mengajar, baik oleh staf akademis maupun mahasiswa, belumlah membudaya dilingkungan UI (f) jumlah tenaga ahli perpustakaan yang jauh dari memadai (g) penyuluhan penggunaan perpustakaan untuk kalangan mahasiswa dan staf akademis belum memadai (h) harga bahan pustaka yang berasal dari luar negeri adalah sangat sedikit (j) mekanisme yang cukup menghambat untuk pengadaan bahan pustaka yang menggunakan dana pemerintah
4.
SISTIM KOMPUTER
Pada waktu ini matapelajaran pengetahuan kom puter telah m erupakan bagian dari kurikulum pendidikan di Fak Ilmu Pasti & Alam, Fak Teknik, dan Fak Ekonomi. Peralatan ko m p u ter dan staf ahli yang ada di Pusat Ilmu K om puter UI pada saat ini dapat m em berikan layanan: (a) untuk pendidikan mahasiswa sampai pada tahap pengenalan pada pengetahuan kom puter. (b) untuk pendidikan mahasiswa dalam ketrampilan menggunakan kom puter dengan jum lah latihan yang terbatas (c) untuk pendidikan mahasiwa tingkat terakhir yang sedang m enyusun skripsi dan m em butuhkan fasilitas kom puter (d) untuk layanan penelitian bagi civitas academica yang m em butuhkan fasilitas ko m p u ter dalam meluksanakan proyek penelitiannya (e) untuk layanan administrasi akademik dan administrasi umum dilingkungan Universitas Indonesia ( 0 untuk layanan bagi masyarakat diluar Universitas Indonesia yang m em butuhkan fasilitas komputer. Untuk m emanfaatkan teknologi. kom puter dan pengolahan data secara efektif dan efisien, yang masih menjadi masalah adalah : (a) keterbatasan dalam peralatan telekomunikasi dan terminal (b) keterbatasan dalam beberapa software kom puter (c) persepsi yang belum meluas dikalangan civitas academica UI akan peranan teknologi kom pu ter dalam pembangunan. D.
EFISIENSI INTERNAL DAN PRODUKTIVITAS
Dipandang dari bidang akademik, dapat kita definisikan bahwa suatu lembaga pendidikan tinggi adalah efisien kalau lembaga tersebut mem punyai kem am puan untuk : (a) menghasilkan jumlah lulusan yangm aksim um (b) dengan kwalitas yang maksimum (c) dalam jangka waktu yang minimum (d) dengan jumlah biaya yang minimum Yang pertama dapat disebut sebagai produktivitas. Untuk m endapatkan gambaran produktivitas suatu lembaga pendidikan dapat dipakai beberapa jenis index, yaitu : (a) output: input ratio yang nienyatakan perbandingan jum lah lulusan dengan jum lah mahasiswa baru pada tahun tertentu (b) efficiency ratio yang nienyatakan perbandingan jum lah lulusan dengan jum lah mahasiswa keseluruhan pada tahun tertentu (c) gross productivity yang nienyatakan persentase yang berhasil lulus m enjadi sarjana dari cohort tertentu. Dari angka ini dapat dihitung secara langsung besam ya ’attritio n ra te ’. (d) weighted productivity yang nienyatakan hal yang sama dengan gross productivity, akan tetapi memberikan satu faktor penalti untuk yang lulus lebih lama dari jangka w aktu yang telah ditetapkan. (e) progression rate yang nienyatakan persentase yang lulus dari satu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi. Index ini dapat dihitung untuk tiap m atapelajaran, tiap jurusan, dan tiap fakul tas. Untuk Universitas Indonesia, maka index yang dapat dihitung hanyalah o u tp u t-in p u t ration dan efficiency tatio . Sebagai contohnya, kalau diambil data tahun 1979 gam barannya adalah sebagai berikut : 97
FAKULTAS K edokteran Fak K edokteran Gigi Fak Ilmu Pasti & Alam Fak Teknik Fak Hukum Fak Ekonomi Fak Sastra Fak Psikologi Fak Ilmu Ilmu Sosial
JUMLAH MAHASISWA
JUMLAH MAHASISWA BARU
JUMLAH LULUSAN
INDEX 0:1
647 367 892 1630 713 1400 1256 361 967
140 77 291 315 200 208 348 100 225
76 45 45 91 43 56 42 69 83
54.3 58.4 15.5 28.9 21.5 26.9 12.1 69.0 36.7
INDEX E:R 11.7 12.3 5.0 5.6 6.0 4.0 3.3 19.1 8.6
Kedua index tersebut sebenarnya tidak memberikan gambaran yang tangguh dan cukup berarti dalam mengukur ’perform ance’ bidang akademik suatu lembaga pendidikan tinggi. Dilingkungan Universitas Indonesia, data akademik yang dibutuhkan untuk menghitung gross productivity, weighted productivity, dan terutama progression rate pada umumnya sukar dicari kem bali dan tidak lengkap. Dengan memakai data yang ada untuk beberapa fakultas, dapat digambarkan keadaan sebagai berikut : FIPIA
FAK TEKNIK
FAK EKONOMI
COHORT TAHUN 1971 lulus tepat pada waktunya lulus terlambat 1 tahun lulus terlambat 2 tahun
1.1% 10.7% 15.0%
1.2% 4.1% 4.1%
1.5% 1.5% 1.6%
COHORT TAHUN 1972 lulus tepat pada waktunya lulus terlambat 1 tahun Waktu rata-rata untuk lulus
2.9% 23.5% 8 thn
5.7% 7.1% 10 thn
4.5% 7.3% 8 thn
Sungguhpun tidak tersedia data yang lengkap, dengan memakai data yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas dan efisiensi internal bidang akademik di Universitas Indonesia masih rendah. Faktor-faktor penyebab utama rendahnya produktivitas dan efisiensi internal diantaranya adalah : (a) Jumlah jam kerja efektif yang dicurahkan oleh staf akademis (nilai FTE) masih terlalu ren dah, dan kenyataan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu - pendapatan yang rendah kalau hanya menggantungkan pekeijaan di universitas memaksa staf akademis untuk mencari pekeijaan sampingan - kebiasaan penambahan pendapatan melalui proyek-proyek yang lebih menarik mengakibatkan pengabaian tugas-tugafc rutin (seperti mengajar) universitas untuk mana sebenarnya gaji PGP dibayarkan - kebiasaan meninggalkan pekerjaan dan tugas rutin tanpa izin dan penalti mengakibatkan seolah-olah kebiasaan ini menjadi seperti direstui - sikap sejumlah tenaga pengajar yang mendudukkan ’mahasiswa’ pada prioritas terendah diantara tugas-tugas lain yang membutuhkan perhatiannya. (b) Sistim pengajaran yang masih mengakibatkan suatu ketergantungan psikis, misalnya : - mahasiswa tidak berani mengutarakan ketidaktahuannya 98
- staf pengajar tidak berani mengakui bahwa ia tidak mengetahui semua jaw aban, sehingga tidak merangsang adanya diskusi - staf pengajar tidak merangsang proses pendewasaan akadem ik dari mahasiswa (c) Kepustakaan yang jauh dari memadai dalam berbagai aspeknya seperti yang telah dikem ukakan dalam BAB II.C.2. (d) Kegiatan bimbingan dan penyuluhan mahasiswa masih jauh dari memadai berhubung dengan kurangnya sumberdaya baik material m aupun manusia. Lagipula, dikalangan mahasiswa ke giatan bimbingan dan penyuluhan ini belum dianggap sebagai bagian vital dalam proses belajar/mengajar. (e) Salah satu sebab utam a dari putus sekolah (drop-out) adalah ketidakm am puan mahasiswa membiayai studinya. Pada saat ini, di Universitas Indonesia belum teijelm a satu m ekanisme resmi untuk memberi bantuan finansiil bagi mahasiswa tidak mampu. ( 0 Pengembangan staf akademik yang kurang m antap. (g) Kurangnya kefahaman dalam m em anfaatkan data akademik untuk kepentingan m o n ito r dan perencanaan pengembangan akademik, dibarengi dengan kenyataan tidak tersedianya data akademik yang cukup komprehensif. (h) Prosedur seleksi dan penerimaan mahasiswa baru yang masih belum memadai oleh karena sampai saat ini hanya dipakai satu kriteria, yaitu hasil ujian masuk PP-I. E.
PERENCANAAN AKADEMIK Situasi data akademik dilingkungan Universitas Indonesia dapat disim pulkan sebagai berikut : (a) (b) (c) (d) (e)
belum ada sistim tatalaksana data akademik data akademik yang ada susah dicari kembali belum ada kelengkapan data akademik belum ada standard dalam penentuan isi dan form at data akademik kegiatan pengumpulan dan tatalaksana data akademik belum m em punyai kedudukan fungsional yang dianggap vital.
Apapun yang dilakukan dalam perencanaan akademik ditiap fakultas, situasi data akadem ik yang ada memberikan gambaran bahwa penggunaan data akademik untuk monitoring dan perencanaan pengem bangan bidang akademik belumlah m em budaya dilingkungan Universitas Indonesia.
BAB III TUJUAN KHUSUS BIDANG AKADEMIK Tujuan khusus bidang akademik m erupakan bagian integral dari tujuan utam a universitas yang diwujudkan dalam bentuk program-program pendidikan. Tujuan khusus bidang akadem ik dapat dikelompokkan menjadi 4 (em pat) golongan, yaitu : (a) Meningkatkan efisiensi internal sehingga Universitas Indonesia akan mam pu menghasilkan lulusan dalam jum lah yang semaksimal mungkin, dengan kwalitas yang setinggi m ungkin, dalam waktu yang sesingkat mungkin, dan dengan biaya yang sem urah m ungkin. (b) Meningkatkan kwalitas lulusan dengan m engem bangkan keem pat aspek utam anya yaitu kepribadian, profesionalisme, intelektualism e, kesadaran sosial dan global yang tinggi. (c) Meningkatkan relevansi program pendidikan dengan pem bangunan nasional sehingga Univer sitas Indonesia dapat mem ainkan peranannya dalam tu ru t menanggulangi perm asalahan pokok pembangunan yaitu keterbelakangan, kependudukan, kemiskinan, pedesaan, kelestarian lingkungan, dan percaturan intem asional. 99
(d) Meningkatkan dinamika konstruktif masyarakat intelektual sehingga masyarakat yang hanya merupakan bagian kecil akan tetapi mempunyai kelebihan khusus dari penduduk Indonesia ini dapat berperan secara aktif dalam meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pengem bangan karakter, moral, dan etik bangsa Indonesia. BAB IV PENDEKATAN Bertolak dari keadaan sekarang dan dengan hasil yang telah dicapai. usaha untuk mencapai tujuan khusus bidang akademik haruslah merupakan suatu proses yang kontinu, dimana dalam proses terse but tercakup unsur-unsur perbaikan dan unsur-unsur pertumbuhan. Usaha untuk mencapai tujuan haruslah benar-benar direncanakan, dan melalui tahap-tahap yang dapat dikendalikan. Secara garis besar, pendekatan yang harus dianut mencakup dua macam proses yang harus diha dapi secara bersamaan, yaitu : (a) proses perbaikan dari apa yang ada untuk meningkatkan kemampuan dalam pencapaian tujuan khusus bidang akademik (b) proses pertum buhan dan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi tantangan-tantangan bam yang senantiasa berubah baik dalam kwantitas maupun kwalitasnya. Dengan sendirinya Universitas Indonesia harus senantiasa mengadakan monitor terhadap semua usaha untuk perbaikan dan pertum buhan tersebut. Selain dari itu, untuk menjamin adanya kontinuitas dalam proses perbaikan dan pertumbuhan, partisipasi aktif dari keseluruhan civitas academica merupakan satu syarat yang harus dipenuhi. BAB V PROGRAM POKOK Di bawah ini dicantumkan butir-butir program pokok yang diperlukan untuk mencapai tujuantujuan bidang akademik yang telah dicantumkan di atas. Sudah barang tentu, program-program yang disebutkan ini masih harus dijabarkan secara operasional dan lebih terperinci. A.
PROGRAM PERBAIKAN
Yang dimaksud dengan kplompok program perbaikan »dalah semua program bidang a k a d e m i k yang ditujukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan program-progl'am akademik yang telah ada. (1)
Program Penerapan Sistim Kredit Semester (SKS) Penerangan SKS pada seluruh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia mempunyai batas waktu tahun 1984/1985. Dengan adanya SKS ini sudah barang tentu harus dilakukan penyesuaian dalam sistim pendidikan di Universitas Indonesia. Permasalahan yang dihadapi dan langkahlangkah yang harus diambil sehubungan dengan akan dilaksanakannya SKS di UI, telah diuraikan dalam dokumen Laporan Raker Purek l/Pudek I UI Mengenai SKS tanggal 28, 29 Januari 1980. Yang masih harus ditentukan adalah penjabaran ketentuan dan peraturan mengenai pelaksanaan SKS, penyusunan program penataran yang ditujukan pada civitas academica agar dapat memahami peran dan seluk beluk SKS, serta penjadwalan pelaksanaannya.
(2)
Program Penataan Jenjang Pendidikan Dilingkungan Universitas Indonesia telah ada program-program pendidikan yang sesuai dengan jenjang program pendidikan SO, SI, S2, dan S3. Dalam hubungan ini perlu diadakan penataan
100
organisasi dan manajemen program tersebut yang disesuaikan dengan peraturan yang ada. (3)
Program Pembinaan Tenaga Akademis Program ini m encakup inventarisasi terperinci tenaga akademis yang ada, penentuan prioritas m enurut bidang dan jenjang, serta aspek-sspek pengadaan dan pengembangannya.
(4)
Program Perpustakaan Program ini m encakup aspek-aspek melengkapi bahan pustaka, pengadaan tenaga ahli perpusta kaan, menulis dan m enteijem ahkan buku pelajaran pokok untuk pendidikan mahasiswa, mening katkan penyediaan dana untuk perpustakaan, dan m em bina perpustakaan pusat universitas untuk pendidikan mahasiswa.
(5)
Program Pengembangan Sistim Bimbingan dan Penyuluhan Mahasiswa Program ini bertujuan untuk meningkatkan peranan Bimbingan dan Penyuluhan Mahasiswa seba gai bagian yang vital dari proses belajar/mengajar, serta m eningkatkan sum berdaya m aterial dan manusia yang diperlukan untuk melaksanakan program ini.
(6 )
Program M ata K uliah D asar U m u m (M K D U )
Dalam hal ini perlu dikembangkan isi dan format setiap MKDU serta pengikutsertaannya didalam kurikulum dengan SKS dan penjadwalan pelaksanaannya. (7)
Program Perbaikan Sistim Penerimaan Mahasiswra Mengingat peranan Universitas Indonesia yang bertaraf nasional maka perlu dibina sistim peneri maan mahasiswa baru yang lebih m encerminkan citra pem erataan (equity) di samping perbaikan cara penilaian kemampuan intelektual talon mahasiswa.
(8)
Program Peningkatan Pemanfaatan Sum berdaya Pendidikan Program ini m en cak u p su m b erd aya m an u sia, peralatan dan fasilitas lain n ya, serta dana. P enataan
jenjang pendidikan dan penerapan SKS memberikan peluang yang cukup luas untuk melaksana kan integrasi demi efisiensi penggunaan sum berdaya pendidikan, sehingga dengan demikian dapat pula meningkatkan daya tam pung penerimaan mahasiswa. (9)
Program Bantuan Finansial Mahasiswa Perlu diciptakan suatu mekanisme resmi yang m emungkinkan mahasiswa tak mam pu untuk menam atkan studinya di UI.
■(10) Program Tatalaksana Data Akademik Program ini bertujuan untuk mcrancang dan menerapkan sistim tatalaksana dan akadem ik yang dapat dipakai untuk menunjang sistim m onitor dan perencanaan akademik. ( t l ) Program Perbaikan Suasana B elajar/M engajar Perlu d ik em ban gk an secara aktif sualu m e k a n ism e yan g dapat m eningkatkan jum lah jam kerja efektif dalam proses pendidikan dan diciptakannya hubungan dosen-mahasiswa yang lebih kondusif untuk proses belajar/mengajar. Tidak kurang penting adalah m enyusun persyaratan untuk berbagai tingkat akademik, kriteria lulus ujian untuk tingkat lebih lanjut, dan mekanisme pengendalian kwalitas. B.
PR O G R A M P E N G E M B A N G A N
Yang dimaksud dengan kelom pok program pengembangan adalah semua program bidang aka demik yang ditujukan untuk menjawab beban dan tantangan bam baik yang berasal dari dalam atau dari luar universitas. (1)
Program Pengembangan Kurikulum U ntuk berbagai disiplin ilmu, dikem bangkan standard kurikulum dan silabus yang dapat m enun jang program pendidikan untuk m eningkatkan kwalitas kepribadian, profesionalism e, intelek101
tualisme, dan kesadaran sosial dan global lulusan Universitas Indonesia. Selain dari itu, kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan relevansinya dengan permasalahan pokok pemba ngunan. (2)
Program Pemanfaatan Teknologi Pendidikan Program ini bertujuan memanfaatkan teknologi pendidikan untuk meningkatkan efektivitas dan kwalitas proses pendidikan.
(3)
Program Pembinaan Sekolah Pasea Sarjana (Graduate School) Program ini bertujuan untuk mengembangkan satu sistim Sekolah Pasca Sarjana yang terpadu dan merupakan bagian integral dari sistim pendidikan di Universitas Indonesia.
(4)
Program Sekolah Politeknik Program ini merupakan proyek bantuan Bank Dunia kepada pemerintah Indonesia untuk menghasilkan tenaga teknisi tingkat menengah yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Jurusan yang akan diadakan adalah mekanika, listrik, elektronika, konstruksi, teknik produksi. dan layanan teknis gedung. Proyek ini sekarang masih dalam fase pembangunan fisik di Kampus Baru UI di Depok, dan pembinaan tenaga-tenaga pengajar yang dibutuhkan. Setelah selesai, maka tang gung jawab pengelolaan sekolah politeknik ini diserahkan pada Universitas Indonesia.
(5)
Program Pusat Pengembangan Pendidikan Akuntansi Program ini merupakan proyek bantuan Bank Dunia kepada pemerintah Indonesia untuk me ngembangkan kemampuan dibidang akuntansi melalui pendidikan, penataran, dan pemberian layanan. Tanggung jawab pengelolaan Pusat Pengembangan Pendidikan Akuntansi ini akan di serahkan kepada Fakultas Ekonomi UI.
(6)
Program Pengembangan Pendekatan Multisidiplin Dipandang dari segi bidang akademik, Program Pengembangan Pendekatan Multidisiplin ini ber tujuan untuk membina kaitan fungsional antara program pendidikan kurikular dengan programprogram multidisiplin seperti Pusat Studi Lingkungan, Proyek Pedesaan, Kuliah Kerja Nyata, Lembaga Demografi, dan lain-lain.
(7)
Program Pembinaan Masyarakat Intelektual Program ini bertujuan untuk membina dinamika konstruktif masyarakat intelektual agar mampu meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pengembangan karakter, moral dan etik bangsa Indo nesia.
BAB VI MEKANISME ' Garis besar pelaksanaan program-program pokok bidang akademik adalah sebagai berikut : (a) Penjabaran program-program pokok menjadi program-program operasional dengan masingmasing sasarannya. (b) Penentuan prioritas program (c) Pentahapan dan penjadwalan Program (d) Perkiraan kebutuhan sumberdaya (e) Penyusunan prosedur administrasi pelaksanaan (f) Penyusunan sistim review dan evaluasi hasil untuk memonitor kemajuan program.
102
PENGEMBANGAN BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN (Makalah Purek Adminku UI)
BAB
I
PENDAHULUAN
Usaha untuk mengembangkan bidang administrasi dan keuangan sangat bergantung kepada tujuan universitas baik dalam bidang pendidikan, penelitian m aupun pengabdian pada m asyarakat. Kaitan ini sangat jelas karena pada hakekatnya kegiatan bidang administrasi d<m keuangan m erupakan proses penunjang dalam pencapaian tujuan-tujuan universitas tersebut. Dalam melaksanakan fungsi dan peran sebagai penunjang tersebut maka bidang administrasi dan keuangan juga akan m em buat tujuan-tujuan yang eksplisit sehingga baik pada tingkat universitas maupun fakultas serta unit-unit yang lain dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan. Pembuatan tujuan dalam administrasi dan keuangan sangat penting artinya dalam mengindentifikasi masalah baik yang sedang dihadapi m aupun masalah yang akan timbul di masa mendatang. Hal ini disebabkan karena, sebagai mana yang telah kita ketahui, batasan masalah ialah perbedaan antara tujuan yang akan dicapai dengan keadaan sekarang. Dengan demikian kita dapat m enetapkan mana yang betul-betul merupakan gejala, masalah mana yang hanya m erupakan ham batan (contstraint). Atas dasar hal-hal tersebut di atas, makalah ini disusun sedemikian rupa sehingga terlihat tujuan bidang administrasi yang akan dicapai, identifikasi gejala masalah, rencana dan program untuk menca pai tujuan serta mengatasi masalah yang mungkin akan timbul di masa mendatang. Dalam usaha pengembangan bidang administrasi dan keuangan ini perlu pula ditekankan bahwa karena perkembangan fungsi dan peran universitas yang jauh lebih cepat dari pada instansi atau departmen lain, maka pola organisasi apapun, termasuk yang telah dituangkan dalam PP 5 1980, pasti tidak serasi lagi pada suatu saat sehingga perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian. Dengan demikian dituntut dari kita untuk berani melakukan modifikasi m aupun pemb.entukan unitunit nonstruktural asalkan masih menggunakan prinsip-prinsip (m anagem ent) serta tidak m enam bah birokrasi yang telah ada dan yang terpenting ialah agar tujuan universitas lebih m udah tercapai.
BAB II TUJUAN Sebagaimana telah diungkapkan di atas, peran dan fungsi bidang administrasi dan keuangan m eru pakan penunjang proses pencapaian tujuan universitas. Dengan demikian dapat dinyatakan secara umum bahwa tujuan bidang administrasi dan keuangan ialah untuk dapat mengelola semua sumber daya sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan universitas secara efektif dan efisien. Tujuan khusus bidang administrasi dan keuangan baru dapat disusun setelah tujuan universitas telah ditetapkan secara jelas dan juga setelah program-program kegiatan universitas yang disusun untuk pencapaian tUjuan universitas tersebut telah disepakati.
BAB III MASALAH BIDANG ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
a. Identifikasi masalah dalam bidang administrasi dan keuangan pada saat ini sukar dilakukan dengan sebaik-baiknya karena sampai sekarang belum disusun secara terperinci tujuan yang ingin dicapai. Meskipun tlemikian pada uraian selanjutnya akan dikem ukakan berbagai hal yang dirasakan sebagai masalah yang mungkin pula bila dikaji lebih lanjut hanya m erupakan faktor penghambat (constraint). 105
b. Pelbagai hal yang dapat dianggap sebagai masalah maupun penghambat dalam pencapaian tujuan bidang administrasi dan keuangan meliputi segi-segi sebagai b e rik u t: - organisasi - sum b er d ay a m anusia — anggaran — sarana fisik - perlengkapan 1. ORGANISASI Sejak beberapa waktu yang lalu telah dilakukan penyesuaian-penyesuaian organisasi bidang admi nistrasi dan keuangan di tingkat Universitas sesuai dengan fungsi yang diperlukan. Meskipun demi kian masih dirasakan kurangnya kelancaran pelaksanaan pekeijaan karena mekanisme keija yang belum serasi. Di samping itu masih terdapat ketidak seragaman organisasi yang menangani adminis trasi dan keuangan di tingkat fakultas. Pembagian wewenang dalam tingkat universitas dan tingkat fakultas serta prosedur penanganan berbagai jenis pekeijaan belum diatur secara jelas sehingga tidak jarang berbagai persoalan maupun masalah yang terdapat di tingkat fakultas ’’dilemparkan” ke tingkat universitas setelah masalah tersebut berkembang menjadi lebih kompleks. Selain dari pada itu tidak sedikit masalah yang dapat dikatakan kecil yang sebenarnya dapat ditangani di ting kat fakultas tetapi langsung dibawa ke tingkat universitas. Hal-hal seperti di atas sebenarnya tidak perlu terjadi apabila mekanisme keija antar unit-unit yang menangani bidang administrasi dan keuangan ditingkat universitas dan tingkat fakultas telah diatur dengan cara yang sebaik-baiknya. Struktur organisasi Universitas Indonesia secara formal harus disesuaikan dengan PP 5/80. Dalam pengertian secara formal dimaksud di dalam pengeterapan PP tersebut diperlukan tingkat fleksibilitas sedemikian rupa sehingga dapat meniadakan kesulitan-kesulitan yang bertalian dengan terdapatnya perbedaan pada bagian-bagian tertentu dari struktur organisasi yang lama dibandingkan dengan yang baru. Dengan diterbitkan PP 5 1980 keseragaman organisasi ditingkat fakultas akan tercapai yang mungkin akan m em bantu kelancaran pekeijaan. Akan tetapi masih diperlukan suatu kejelasan tentang pembatasan wewenang serta hubungan kerja antar unit karena dalam PP 5 tersebut masih terlibat adanya administrasi ganda, baik ditingkat universitas maupun antara tingkat fakultas dengan ting kat universitas. Yang perlu mendapatkan perhatian kita yalah bahwa struktur organisasi menurut PP 5/80 adalah struktur yang telah dibakukan. Hal ini berarti mengikat pimpinan Universitas untuk melaksanakannya dengan baik. Suatu penyimpangan dalam artian yang baik tentu perlu mendapatkan pertimbangan, tetapi suatu penyimpangan yang berakibat kurang baik dalam pengelolaan tugas-tugas Universitas akan menjadi beban pertanggungan jawab pimpinan Universitas dalam ukuran yang lebih serius dibanding dengan waktu yang lalu. Secara keseluruhan dan lebih terperinci PP 5/80 ini akan dibahas oleh Team-khusus yang dibentuk berdasarkan SK R ektor No. 012/SK /R/U I/1980. 2. SUMBER DAYA MANUSIA Pada umumnya pengangkatan pegawai di seluruh instansi termasuk Universitas Indonesia berjalan lambat, oleh karena terbatasnya formasi serta peryaratan administratip yang sering tidak terpenuhi. Sebagai akibat kelambatan pengangkatan ini sering tenaga yang telah diusulkan meninggalkan Universitas Indonesia karena selama menunggu belum menerima imbalan jasa yang cukup pantas. Satu permasalahan yang bersifat mendasar yalah kesulitan untuk mendapatkan tenaga yang memi liki potensi untuk dikembangkan lebih jauh. Satu dua tenaga yang baik setelah beberapa lama bekeija dan menunjukkan minat kerja dan belajar ternyata kemudian mengundurkan diri untuk bekeija di tem pat lain. Dalam hal bersaing untuk mendapatkan tenaga yang baik pada dasamya 106
Universitas berada pada tingkat yang kurang m enguntungkan dibanding dengan Swasta atau p u n Departemen. Mengenai jum lah tenaga edukatip belum dapat dikatakan cukup atau kurang, karena ratio ju m lah mahasiswa terhadap tenaga edukatip saja tidak m enggam barkan cukup tidaknya ju m lah n y a s ta f pengajar disuatu fakultas. Bila diukur dengan dasar sistim m enurut SK-0124 dengan sendirinya nilai ukuran tersebut menjadi berubah sama sekali. Jum lah staf edukatip ini seharusnya didasarkan atas fungsi dan beban kerja di Universitas. Perlu untuk m endapatkan perhatian bahwa setiap tahun Universitas Indonesia m endapatkan ja ta h pengangkatan staf edukatip baru yang m encukupi. Sampai saat ini perm intaan pengangkatan baru setiap fakultas selalu dapat dipenuhi dengan baik. Dilain pihak beberapa fakultas m enem ui kesulitan dalam menggunakan jatah tersebut. Hal ini mungkin disebabkan bahwa profesi dalam bidang akadem ik kurang m enarik, karena ada altern atip lain yang lebih baik. Khusus di fakultas K edokteran banyak tenaga yang sampai menunggu beberapa lama tetapi belum juga dapat diangkat berhubung tidak ada atau tidak tersedianya dalam jum lah yang berarti jatah form asi pengganti. Tenaga-teiiaga tersebut berasal dari formasi D epartem en Kesehatan. Diperkirakan masalah yang akan tim bul kem udian hari adalah pengangkatan staf pengajar yang dikaitkan dengan akta mengajar. Salah satu masalah yang ada hubungannya dengan staf edukatip adalah tenaga peneliti yang kemungkinan harus dipisahkan bidang tugasnya dari tenaga pengajar. Disamping masalah tersebut di atas dihadapi juga masalah yang m enyangkut tenaga teknisi dan tenaga ahli perpustakaan. K edua kategori tenaga tersebut di atas penting untuk m endukung effisiensi pekerjaan staf edukatip. Masalah ini harus ditangani secara baik agar jangan m enim bulkan kepincangan. Pada um um nya jatah pengangkatan baru staf adm inistratip adalah terbatas. Beberapa fakultas malahan terpaksa telah m em perkerjakan tenaga beberapa tahun lam anya sambil menunggu kesem patan pengangkatan bila tersedia jatah. Terdapat kecenderungan bahwa suatu fakultas yang berhasil menyelenggarakan banyak kegiatan dalam rangka tugas Tri Dharma khususnya Pengabdian pada Masyarakat sew ajam ya m em butuhkan tenaga yang lebih banyak dan dengan sendirinya ada kemam puan untuk m em pekerjakan sambil menunggu jatah pengangkatan sebagai calon pegawai. Mengenai jum lah yang pasti dari tenaga administrasi belum dapat diketahui karena belum adanya ’’bezetting” pada tiap unit, namun masalah yang timbul adalah yang m enyangkut kwalitas dan jenjang karier staf administrasi tersebut. 3. ANGGARAN Sumber Keuangan untuk membelanjai kegiatan-kegiatan: - Anggaran rutin - Anggaran pembangunan - SPP Lain-lain Anggaran R utin Penyusunan anggaran rutin harus m em perhatikan luas kegiatan yang dihadapi tahun yang akan datang dengan mengadakan pembandingan dengan kegiatan tahun yang akan berakhir. Kecuali itu tingkat perkembangan harga dan pem bandingan angka-angka dalam D aftar Usulan Kegiatan dengan angka-angka dalam D aftar Isian Kegiatan juga perlu m endapatkan perhatian. Pada um um nya selalu dapat diperkirakan bahwa anggaran yang diusulkan hanya akan disetujui 107
dalam jumlah yang lebih kecil, meskipun dalam pengusulan anggaran telah diusahakan penetapan jumlahnya diperhitungkan secara wajar. Sebagai gambaran dapat diberikan angka-angka untuk tiga tahun anggaran terakhir : Diusulkan tahun 1977/78 tahun 1978/79 tahun 1979/80
Rp. 2.578.687 ribu ” 2.737.730 ribu ” 3.657.114 ribu
Disetujui Rp. 2.047.576 ribu ” 2.374.083 ribu ” 2.688.313 ribu
Pada dasarnya kebutuhan yang dapat dibelanjai dari anggaran rutin selalu tnasih dalam jumlah yang kurang. Permasalahan yang sifatnya mendasar yang perlu mendapatkan perhatian kita yalah penyediaan anggaran untuk langganan listrik, Telepon, Gas & Air. Jumlah anggaran yang kita minta selalu kita sesuaikan dengan kewajiban membayar yang ditagihkan untuk tahun yang akan berakhir, dan juga perlu dicatat bahwa jumlah tersebut nantinya dibayarkan kepada Perusahaan Umum milik Pemerintah. Sebagai gambaran dapat diberikan angka-angka berikut : Diusulkan
Disetujui
1977/1978 : Listrik Telepon Gas & Air
Rp. 102.775 ribu ” 16.158 ribu ” 11.765 ribu
Rp. 22.773 ribu ” 5.386 ribu ” 2.285 ribu
1978/1979 : Listrik Telepon Gas & Air
Rp. 102.775 ribu ” 16.158 ribu ” 11.765 ribu
Rp. 23.146 ribu ” 5.572 ribu ” 2.363 ribu
1979/1980 : Listrik Telepon Gas & Air
Rp. 110.000 ribu ” 9.353 ribu ” 5.571 ribu
Rp. 25.461 ribu ” 5.629 ribu ” 2.399 ribu
Dari gambaran di atas satu kesimpulan yang dapat ditarik dan perlu mendapatkan perhatian kita yang serius yalah bahwa Departemen menyaksikan atau tidak dapat mengerti bahwa kebutuhan Universitas Indonesia adalah memang sebesar itu. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa anggaran rutin sangat terbatas bila dibandingkan dengan kebutuhan yang terus meningkat (karena kegiatan meningkat), terlebih-lebih yang menyangkut alat-alat perkantoran dan jasa. Anggaran Pembangunan Sebagaimana diketahui sistim penyusunan anggaran yang dipakai yalah Sistim Perencanaan, Penyu sunan Program dan Penganggaran (SP 4) Universitas di dalam menyusun anggarannya harus mem perhatikan Pengarahan anggaran yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal P e n d i d i k a n Tinggi menu rut struktur anggaran Bertahap bergilir, Anggaran Universitas Sendiri, dan Anggaran Bersama. Jadwal penyusunan setiap tahunnya telah ditetapkan berdasar siklus SP-4 yalah : 1. Januari :
menyusun Usulan Program Menyusun Konsep Program Operasionil 2. Minggu pertama Juli : Mengirimkan UP dan BPO 3. Pertengahan O ktober sampai dengan pertengahan Nopember: Menyusun Daftar Usulan Proyek. 4. Minggu kedua Nopember : Mengirimkan DUP 108
-
5. Pertengahan Januari sampai dengan minggu pertama Pebruari : Menyusun D aftar Isian Proyek. 6. Minggu Kedua Pebruari : Mengirimkan Konsep DIP. Di dalam pelaksanaan penjadwalan tersebut beberapa fakultas masih sering mengalami kelam batan dalam menyampaikan Usulan Program. Bentuk Usulan Program yang diterima dari beberapa fakultas belum mengikuti petunjuk SP-4 yang berlaku. Sampai saat. ini Usulan Program dibagi dalam 5 (lima) Kategori Program Utama yalah KPU Peningkatan Produktivitas, KPU Peningkatan Daya Tampung, KPU Pemantapan Peng abdian kepada Masyarakat, KPU Pemantapan Pembinaan Mahasiswa, dan KPU Kemampuan untuk Berkembang. Masing-masing KPU selanjutnya dibagi dalam beberapa Program Utama dan seterus nya dalam berbagai Program. Meskipun dari Fakultas dikirim dalam bentuk yang belum sempuma bila besar Usulan Program tidak berlebihan masih dapat diproses dengan baik pada tingkat Universitas. Tetapi bila jumlahnya besar dan tanpa diperinci dengan cukup dengan sendirinya akan menyulitkan dalam prosesnya dan menyulitkan bagi fakultas yang bersangkutan. Pada waktunya nanti akan diadakan Penataran lagi dalam penyusunan anggaran m enurut sistim SP-4. Gambaran besar anggaran yang diusulkan oleh Universitas Indonesia yang terakhir adalah sebagai berikut : Angka Susunan Semula 1977/78 1978/79 1979/80
Angka Revisi tingkat UI
Rp. 3.280.280.000,Rp. 1.525.000.000, Rp. 3.315.217.000,Rp. 1.116.270.000, Rp. 3.943.235.600,Rp. 1.438.877.000,(catatan : diluar kampus baru)
Angka Disetujui P & K Rp. 951.500.000, Rp. 1.182.573.000, Rp. 1.611.784.000,
Permasalahan lain yang berhubungan dengan anggaran pembangunan ini adalah perlunya penyu sunan prioritas berhubung dengan terbatasnya anggaran. Dana SPP Mengingat adanya rencana untuk menarik dana SPP ke dalam rekening Menteri CQ Kas Negara, maka perlu dilakukan pengaturan kembali sasaran penggunaan dana SPP. Dengan demikian bilamana pengolahan dana SPP telah dipusatkan, tidak akan menemui kesulitan. Sehubungan dengan itu, meskipun pengelolaan masih dapat dilakukan seperti tahun-tahuh yang lalu, penataan bukti-bukti pemakaian dana SPP harus dilingkatkan, sehingga bilamana dilakukan pemeriksaan segala sesuatu tetap siap dengan baik. Dana Lain-lain a. Pada umumnya dana lain-lain didapat dari sumbangan-sumbangan yang tujuan penggunaannya telah tertentu. Jadi terlalu jauh kiranya bila diharapkan dari dana semacam itu dapat dikumpulkan dalam jumlah yang berarti dan dapat digunakan secara bebas. Mengenai dana-dana lain ini masih diperlukan pembukuan yang lebih sempuma sehingga dapat diketahui jelas jumlah pemasukan dan pengeluarannya oleh masing-masing unit pemberi jasa. 4. SARANA FISIK Satu hal yang penting untuk mendapatkan perhatian dan menjadi pola kebijakan Universitas yalah menyangkut pola pengelolaan Sarana Fisik. Didalam bentuk ekstrimnya disatu pihak pengelolaan tersebut dipusatkan pada tingkat Universitas
109
sedang dilain pihak pengelolaannya masih dapat diteruskan seperti tahun-tahun yang lalu. Menurut PP 5/80 masih dimungkinkan pada tingkat fakultas melaksanakan pengelolaan Sarana Fisik. Diwaktu Misalnya beberapa nya pada
lalu jelas dapat diketahui bahwa banyak pemakaian Sarana fisik yang kurang efisien. banyak ruang kuliah pada jam-jam tertentu tidak dipakai, sedangkan sementara itu ada fakultas yang telah menemui kesulitan untuk mendapatkan ruang kosong untuk kuliahjam-jam tertentu.
Seyogyanya bagian terbesar daripada ruang-ruang kuliah harus dipusatkan pengelolaannya. Secara terbatas sekali mungkin masih diperlukan fakultas-fakultas masing-masing menguasai pengelolaan sejumlah ruang kuliah tertentu. Pembangunan dan pengelolaan-administratip Sarana Fisik harus pada tingkat Universitas. Setiap Bangunan harus ada nama atau kodenya dan setiap Ruangan pada setiap bangunan harus ada nom or atau kodenya, sehingga di Pusat harus diselenggarakan Administrasi Induk Bangunan dan Ruangan yang permanen. Di samping masalah tersebut di atas perlu diperhatikan masalah perawatan dan penyempumaan inventarisasi sarana fisik.
PERLENGKAP AN Pengadaan Perlengkapan m enurut peraturan yang ada harus dilaksanakan di Pusat. U ntuk perlengkapan perkantoran telah digunakan standar sehingga memudahkan bagi fakultas untuk m enentukan spesifikasi peralatan yang dibutuhkan. U ntuk peralatan laboratorium atau bahan-bahan yang memerlukan persyaratan atau spesifikasi yang khusus dari fakultas atau bagian yang m embutuhkan selalu disertakan didalam pelaksanaan pembeliannya dimulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan tendernya. Penyimpangan dari prosedur tersebut di atas diharapkan jangan sampai perlu terjadi. Sistim Pengawasan Perlengkapan perlu mendapatkan perhatian untuk ditingkatkan. Kecuali bahwa sistim pengawasan tersebut m erupakan keharusan untuk dilaksanakan juga mengingat baru-baru ini Universitas Indonesia menerima alat-alat laboratorium melalui Proyek Lab I & II yang bernilai besar sekali di samping alat-alat yang dibeli oleh Universitas Indonesia sendiri dari dulu sampai sekarang. U ntuk maksud pengawasan ini P & K telah menerbitkan buku Pedoman Pengelolaan Perlengkapan yang m em uat petunjuk-petunjuk yang luas dan terperinci sekali. Dapat digambarkan secara kasar misalnya setiap alat perlengkapan yang dapat dipakai lebih dari setahun dan nilamya di atas sejumlah rupiah tertentu harus diberikan nomor atau kodenya. Kode tersebut misalnya m enunjukkan kategori kelompok perlengkapan, kode Ruangan dan Bangunan di mana alat Perlengkapan dimaksud dipakai. Dengan demikian dapat dipahami bahwa untuk keperluan pengawasan alat perlengkapan tertentu tidak diperbolehkan untuk dipindahkan kelain Ruangan meskipun untuk sementara waktu saja. Disetiap Ruangan akan diselenggarakan kartu yang memuat perincian macam alat perlengkapan m enurut kodenya dan banyaknya dalam unit. Disetiap fakultas dibuat Kartu atau Daftar Rekapitulasi dari Kartu-kartu menurut Ruangan terse but di atas. Pada tingkat Universitas juga akan memiliki arsip Daftar Rekapitulasi yang diselenggarakan pada tingkat fakultas. Perubahan-perubahan Penambahan karena pembelian atau hadiah harus dilaporkan secara tertulis dan diadmirristrasikan pada kartu-kartu secara lengkap. Demikian pula perubahan Pengurangan karena alat telah rusak tidak dapat dipakai lagi dengan baik Harus dibuat laporan tertulis dengan prosedur persetujuan tertentu dan diadministrasikan secara lengkap.
1
Untuk keperluan Pengawasan tersebut di atas diperlukan pengertian dan perhatian kita sem ua untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga suatu ketika nanti kita m em iliki sistim pengawasan perlengkapan yang baik. Seperti halnya sarana fisik, masalah perawatan peralatan-peralatan cukup m engkhaw atirkan jik a tidak ada dana yang m emadai, karena peralatan ini kalau tidak dipelihara secara terus m enerus akan cepat rusak padahal harganya mahal selain barangnya sukar diperoleh.
BAB
IV
PENDEKATAN
Sebagai akibat perlunya PP 5/1980 segera diterapkan di Universitas Indonesia, dengan kem ungkinan diperlukannya perubahan-perubahan yang prinsipiil di dalam pengelolaan universitas, m aka diperlukan suatu penyesuaian iklim (conditioning) dari sivitas akadem ika Universitas Indonesia. Penyesuaian iklim m eliputi antara Iain pengertian tiap anggota sivitas akadem ika tentang PP 5 dan SK 0124. Selanjutnya di dalam pelaksanaan program-program yang diperlukan, penerapannya harus dilaksana kan secara bertahap tetapi dengafi batas w aktu yang jelas.
BAB V PROGRAM
U ntuk dapat mengatasi masalah-masalah yang telah diuraikan di atas diperlukan sejumlah program yang antara lain adalah sebagai berikut : 1. perlu dibentuk satuan tugas yang akan m elaksanakan pengum pulan data guna penyem purnaan inventarisasi yang m eliputi sum ber daya m anusia (edukatip, pengajar, peneliti, teknisi, ahli perpustakaan, administrasi dan mahasiswa; baik kw alitatip m aupun k w antitatip) dan sarana fisik serta perlengkapan. Data-data ini diperlukan oleh pim pinan U niversitas/Fakultas sebagai dasar pengam bilan keputusan. 2 . perlu disusun suatu manual organisasi agar dapat diketahui secara jelas tugas wewenang tiap unit keija serta mekanisme dan prosedur kerja di lingkungan Universitas Indonesia. 3 . perlu ditingkatkan pem binaan tenaga administrasi melalui kursus-kursus dengan tujuan pe ngembangan ketram pilannya. 4. 5.
perlu dikaji kembali peraturan-peraturan yang berhubungan dengan RPS (rew ard and punish m ent) dan agar kem udian dapat diterapkan secara lebih baik. perlu dilakukan pem bakuan form ulir yang berlaku internal di lingkungan Universitas Indo nesia.
Ill
PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN (Makalah Purek Mahalum UI)
PROGRAM PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS INDONESIA*)
dr. DadangHawari **) ’Teningkatan peranan Perguruan Tinggi dan Lembaga-Lembaga Penelitian dalam kegiatan pembangunan, antara lain dengan cara: integrasi dan konsolidasi kegiatan-kegiatan ma hasiswa dan cendekiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah-wadah yang efektif sehingga mereka dapat menyumbangkan prestasi-prestasi serta partisipasi yang p o sitif’. (GBHN).
PENDAHULUAN
Adalah merupakan landasan dasar bagi Universitas Indonesia yang lahir dari peijuangan kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia, sebagai anak kandung revolusi, maka Universitas Indo nesia merupakan bahagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Oleh karenanya setiap gerak dan langkah Universitas Indonesia mencerminkan aspirasi bangsa Indonesia, yaitu untuk men capai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, melalui pendidikan, penelitian dan pengab dian pada masyarakat. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, yaitu pen didikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, maka adalah menjadi tujuan utama Universitas Indonesia untuk senantiasa meningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara. 01
: mendidik para mahasiswa agar beijiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar teradap masa depan Bangsa dan Negara;
ketiga
: menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha pembangunan nasional dan daerah;
*)
Disajikan pada Rapat Kerja Universitas Indonesia pada tanggal 1, 2, 3, April 1980.
**) Pembantu R ektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Indonesia.
115
I
PROGRAM PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS IN D O N ESIA *)
dr. Dadang Hawari **) ”Peningkatan peranan Perguruan Tinggi dan Lembaga-Lembaga Penelitian dalam kegiatan pembangunan, antara lain dengan cara: integrasi dan konsolidasi kegiatan-kegiatan ma hasiswa dan cendekiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah-wadah yang efektif sehingga mereka dapat menyumbangkan prestasi-prestasi serta partisipasi yang positif”. (GBHN).
PENDAHULUAN
Adalah m erupakan landasan dasar bagi Universitas Indonesia yang lahir dari peijuangan kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia, sebagai anak kandung revolusi, maka Universitas Indo nesia m erupakan bahagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Oleh karenanya setiap gerak dan langkah Universitas Indonesia m encerminkan aspirasi bangsa Indonesia, yaitu untuk m en capai masyarakat adil dan m akm ur berdasarkan Pancasila, melalui pendidikan, penelitian dan pengab dian pada masyarakat. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana yang telah dikem ukakan di atas, yaitu pen didikan, penelitian dan pengabdian pada m asyarakat, m aka adalah menjadi tujuan utam a Universitas Indonesia untuk senantiasa meningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara. Ol^h sebab itu, Universitas Indonesia harus mampu m eletakkan peranannya dan berpartisipasi ak tif di dalam konteks permasalahan pokok yang dihadapi bangsa dan negara dalam pembangunan nasional, sebagaimana yang telah digariskan oleh GBHN. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan utam a Universitas Indonesia tidaklah lepas dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang telah digariskan dalam GBHN, yaitu : ’’Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, m em perkuat kepribadian dan m em pertebal semangat kebangsaan agar dapat m enumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa” . Penjabaran dan pengarahan lebih lanjut daripada pendidikan nasional tersebut di atas, khususnya bagi perguruan tinggi, adalah : pertama : menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan mendatang; kedua : mendidik para mahasiswa agar beijiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar teradap masa depan Bangsa dan Negara; ketiga
*)
: menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha pembangunan nasional dan daerah;
Disajikan pada R apat Kerja Universitas Indonesia pada tanggal 1, 2 , 3, A pril 1980.
**) Pem bantu R ek to r Bidang Kemahasiswaan dan A lum ni Universitas Indonesia.
115
k e e m p a t: m engem bangkan ta ta kehidupan kam pus yang memadai dan tam pak corak khas kepribadian Indonesia; kelima : penggunaan m imbar kebebasan akademis dalam bentuk-bentuk yang kreatif, konstruktif, dan bertanggung jawab, tetap dijalankan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan; keenam : integrasi dan konsolidasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dan cendekiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah-wadah yang efektif sehingga mereka dapat menyumbangkan prestasi-prestasi serta partisipasi yang positif.
Pengembangan dan pembinaan mahasiswa tidaklah terlepas dari masalah pembinaan pemuda pada umumnya, sebab merupakan salah satu faset yang universil dihadapi oleh semua bangsa. Oleh karenanya, mahasiswa sebagai pemuda dan generasi muda mempunyai tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, ialah : — sebagai tekno-struktur pembangunan; —sebagai generasi penerus dalam melanjutkan cita-cita bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Dalam jangka pendek .(Repelita III) disebutkan bahwa program-program pengembangan dan pembinaan mahasiswa, hendaknya : — ditujukan agar mahasiswa memiliki keseimbangan dalam ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya, serta memiliki kecintaan pada nusa dan bangsa; — ditekankan pada pembinaan sikap mental dan orientasi mahasiswa; — diarahkan agar mahasiswa dapat disiapkan lebih dahulu dalam berbagai bidang ketrampilan. Berpangkal kepada landasan dasar dan tujuan utama Universitas Indonesia, maka program-program pengembangan bidang kemahasiswaan adalah merupakan masalah yang berkaitan dengan penataan dan pengembangan kehidupan kemahasiswaan itu sendiri. Usaha penataan kehidupan kemahasiswaan tidaklah berdiri sendiri. Ia merupakan bagian integral dari berbagai usaha yang mengarah kepada tercapainya tujuan Universitas. Pada saat ini dirasakan kurang adekwatnya usaha untuk menciptakan kehidupan kemahasiswaan yang dapat membantu pro ses untuk menuju dihasilkannya tenaga sarjana yang memiliki ’’scholarship” , ’’profesionalism” , dan ’’social and global consciousness” . Demikian pula halnya keadaan kehidupan kampus dewasa ini belumlah memungkinkan diperlukannya ilmu pengetahuan dalam tiga artian yang terpadu sebagai satu kesatuan yang tidak terlepas satu dari yang lainnya, ialah ilmu pengetahuan dalam arti sebagai produk, sebagai proses dan sebagai masyarakat. Adanya keterbatasan-keterbatasan pada Universitas Indonesia, maka permasalahan-permasalahan yang menyangkut bidang kehidupan kemahasiswaan memerlukan pemecahan secara bertahap menurut skala prioritas tertentu. Maka, secara umum dapat dikemukakan bahwa masalah pemilihan prioritas didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain : 1. adakah urgensi untuk mengatasi masalah dengan segera? 2. apakah masalah tersebut mempunyai impak terhadap pengembangan Universitas secara menyeluruh? 3. apakah ruang lingkup permasalahan hanya menyangkut beberapa fakultas atau keseluruhan fakultas-fakultas di lingkungan UI ? 4. sejauh manakah derajat kemungkinan pemecahan diperkirakan akan berhasil? 5. apakah permasalahannya sedemikian mendasar sehingga dapat mengganggu terhadap eksistensi dan mission Universitas? 6 . apakah permasalahannya mempunyai implikasi terhadap kepentingan nasional, khususnya dili hat dari kacamata Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi?
Mengingat bahwa bidang kemahasiswaan adalah merupakan bahagian integral yang tidak dapat 116
dipisahkan dari bahagian-bahagian lainnya dalam usaha yang mengarah kepada tercap ain y a tu ju an Universitas (yaitu saijana-sarjana yang mem iliki ’’scholarship” , ’’professionalism ” , dan ’’social and global consciousness” ), m aka program -program pengembangan dan pem binaan bidang kem ahasisw aan adalah m erupakan kegiatan-kegiatan yang bercorak tidak lagi ’’ekstra-kurikuler” , m elainkan lebih ditingkatkan, yaitu dalam b entuk program-program kegiatan ” ko-kurikuler” yang d ap at m em punyai nilai kredit bagi mahasiswa yang bersangkutan dengan catatan bahwa prestasi akadem ik-nya te ta p baik dan bukan sebaliknya. GAMBARAN K EAD AAN KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN UI SEK ARAN G
K ehidupan dunia kemahasiswaan di UI terutam a dalam dua tahun terakhir ini m enunjukkan suatu keadaan yang tidak kondusif bagi perbaikan dan penyem pum aan proses belajar m engajar seba gaimana yang dik^hendaki dalam konsep NKK, dim ana term asuk di dalam nya bentuk penataan ke lembagaan mahasiswa di dalam kampus. Berbagai faktor yang m enyebabkan tim bulnya keresahan dikalangan sebahagian mahasiswa, baik fak to r yang sifatnya ’’in tern ” m aupun ’’e x tern ” , dem ikian pula halnya dengan faktor dimensi w aktu dan ’’iklim ” dalam ruang lingkup yang sifatnya pada tingkat nasional. Berbagai fak to r yang dikem ukakan di atas, m enyebabkan persepsi mahasiswa terhadap konsep NKK dan penataan kelembagaan mahasiswa (BKK), mengalami ’’distorsi” , sehingga dalam pelaksanaannya tidak beijalan sem pum a sebagaimana yang diharapkan. Salah satu contoh misalnya persepsi terhadap pengertian ’’kebebasan m im bar akadem ik” , dan aspek ’’pengabdian pada m asyarakat” , dalam hubungan dengan peran mahasiswa sebagai salah satu ’’kekuatan moral dan sosial k o n tro l” (moral force and sosial control). Sehubungan dengan hal tersebut di atas adalah menjadi kewajiban Universitas tidak saja un tu k mendudukkan proporsi persepsi pada pengertian yang seharusnya, m elainkan juga berbagai upaya (dalam bentuk program-program kegiatan ko-kurikuler tadi), sedemikian rupa sehingga aspirasi mahasiswa dan partisipasinya sebagai generasi m uda dalam pem bangunan nasional dapat disalurkan dalam penger tian tidak sem ata sebagai obyek, m elainkan sebagai subyek. Dan hal ini sesuai dengan apa yang digaris kan dalam GBHN. (C atatan : refrensi selanjutnya harap m em baca buku laporan R ek to r Universitas Indonesia, bidang Kemahasiswaan dan Alumni, 1978/1979 dan 1979/1980). Uraian mengenai gambaran keadaan kemahasiswaan Universitas Indonesia sekarang, dapat dibagi dalam : -
struktur ketenagaan (m anpow er) dana dan sum ber dana program dan perencanaan stru k tu r lingkungan (environm ental structure).
Struktur :
S tru k tu r kelembagaan m ah asisw a memang berbeda dengan masa lalu, terutam a sejak dikeluarkannya keputusan KAS KOPKAMT1B dengan SK. no. SKEP.02/KOP K A M /I/1978, disertai petu n ju k Menteri P dan K, yang diikuti dengan SK. R ektor UI No. 0 0 2 /S K /R /U I/1 9 7 8 tertanggal 26 Januari 1978 tentang pem bekuan lembaga-lembaga kemahasiswaan (DM, PPM, SM, BPM). Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK. M enteri P dan K No. 0 1 5 6 /U /1 9 7 8 tertanggal 19 April 1978 tentang NKK, disusul dengan SK, Dir. Jen. Pendidikan Tinggi Dep. P dan K No. 0 0 2 /D J/ IN ST /1978, tertanggal 17 Mei 1978, tentang bentuk penataan lembaga kem ahasiswaan (BK K ); m aka struktur kelembagaan mahasiswa di Universitas Indonesia (dan juga di tem pat-tem pat lainnya) m eng alami perobahan. 117
Langkah selanjutnya yang diambil oleh Pimpinan Universitas Indonesia, ialah pencairan kembali lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas (SM dan BPM), yaitu dengan SK Rektor No. 020/Sek/UI/ 1979 dan tidak diberlakukannya lagi AD/ART IKMUI, untuk masa pemilihan kepengurusan yang baru berlaku Januari 1979 (SK. R ektor 029/SK /R /U I/1978 tertanggal 10 Mei 1978)). Sebagai tindak lanjut daripada kebijakan Menteri P dan K, maka dibetulkan BKK-UI dengan SK. Rektor no. 001 /S K /R /U I/1979 tertanggal 6 Januari 1979, yang kemudian mengalami penyempumaan dengan SK. R ektor no. 0 1 7/SK /R/U I/79 tertanggal 28 April 1979, dalam bentuk susUnan BKK-UI seperti yang sekarang ini : beranggotakan 74 orang, terdiri dari 56 mahasiswa dan 18 orang staf pengajar; dan yang mempunyai ruang lingkup ketiga kebutuhan pokok mahasiswa, yaitu : - kesejahteraan - m inat - penalaran (Catatan : susunan BKK-UI periode 1979/80, terlampir). Dibandingkan dengan struktur yang sekarang ini, maka status ’’Dewan Mahasiswa” tiada lagi dan masih berlaku SK. Pembekuan dan KAS KOPKAMTIB di atas; dan hal ini telah ditegaskan lagi oleh SK. R ektor UI sebagaimana disebutkan di atas. Berdasarkan SK. Menteri P dan K No. 037/U /1979, maka bentuk susunan lembaga/organisasi kemahasiswaan di lingkungan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah se bagai berikut : 1. Di tingkat Perguruan Tinggi 1.1. Badan Koordinasi Kemahasiswaan pada Universitas/Akademi/Institut/Sekolah Tinggi, sebagai forum koordinasi, pereneanaan dan penyantunan yang merupakan alat non-struktural yang m embantu R ektor/K etua dalam menentukan kebijakan-kebijakan. 1.2. Unit-unit kegiatan kemahasiswaan sebagai wadah-wadah pelaksanaan kegiatan mahasiswa yang menunjang m inat dan kesejahteraan; 1.3. Forum Diskusi Ilmiah, sebagai forum pengembangan penalaran dengan pendekatan-pendekatan inter (multi) disipliner. 2. Di tingkat Fakultas atau yang setingkat 2.1. Senat mahasiswa, sebagai wadah pengembangan sikap-sikap profesi; 2.2. Badan Perwakilan Mahasiswa; 2.3. Tim Pedamping, yang terdiri dari dosen berbagai jurusan, sebagai penasehat. 3.
Di tingkat Jurusan/D epartem en atau yang setingkat 3.1. H im punan Jurusan, sebagai w adah latihan pengem bangan sikap profesi; 3.2. Tim Pem bim bing, yang terdiri dari dosen-dosen D epartem en/Jurusan bertindak sebagai pena sehat dan pem bimbing.
Dengan struktur seperti sekarang ini, dimana tidak ada ’’Dewan Mahasiswa” adanya berbagai faktor yang telah disebutkan dimuka (faktor intern, extern, dimensi waktu dan iklim), maka BKK-UI beijalan, namun tidak selancar sebagaimana yang diharapkan. Hal ini menunjukkan perlunya penyempum aan dalam pelaksanaannya, sesuai dengan keputusan Rapat Keija Rektor seluruh Indonesia bulan ebruari 1980 yang lalu. Di samping itu dengan dikeluarkannya PP No. 5 Th. 1980 tentang Pokokokok Organisasi Universitas/Institut Negeri, maka terdapat kesempatan untuk penyempurnaan wadah dimaksud sehingga memberikan partisipasi yang lebih daripada yang sudah-sudah dimana dimungkinkan aspirasi mahasiswa tidak saja bisa tertam pung tetapi juga tersalurkan. Dalam menangani dan menjalankan kebijakan P dan K tersebut di atas dan berdasarkan pengamatan dari masing-masing fakultas, maka telah dilangsungkan rapat keija bidang Mahalum Universi tas Indonesia, pada tanggal 7 Juli 1979 di Jakarta, yang telah menghasilkan tiga perumusan kebijakan, yaitu meliputi : 118
-
kebijakan umum kebijakan lembaga kemahasiswaan kebijakan kegiatan kemahasiswaan (Catatan: hasil Raker Mahalum UI, terlampir). Ketenagaan (M anpower) Ditinjau dari segi ketenagaan para pejabat di bidang kemahasiswaan, khususnya akhir-akhir ini dirasakan kurang. Dunia kemahasiswaan dalam dua tah u n terakhir ini begitu rupa intensitasnya banyak memakan energi dan waktu yang dibutuhkan agar tetap teijam in tertib kehidupan kam pus dan ’’stabilitas” dalam arti luas. Sebagai contoh misalnya PR III tidak dapat bekeija sendirian untuk tingkat Universitas, demikian pula halnya dengan' para PD III pada tingkat Fakultas. Oleh karena itu partisipasi para staf pengajar lainnya dalam m em bantu tugas-tugas PR III dan PD III adalah arnat m em bantu, misalnya sebagai staf, tim pedamping, tim pembimbing dan Iain sebagainya. Kekurangan dalam bidang personil yang m ena ngani bidang kemahasiswaan dan alumni1ini sering dirangkap oleh para PD. III. Hal ini nam pak misal nya beberapa PD HI yang merangkap duduk dalam kepengurusan BKK, disamping sebagai pemimpin dalam berbagai proyek dan program kemahasiswaan. Ditinjau dari segi ketenagaan karyawan yang m em bantu para pejabat kemahasiswaan juga dirasa kan kurang. Hal ini agak sukar diatasi mengingat ada sangkut pautnya dengan formasi kepegawaian. Ketenagaan dalam pengertian personil mahasiswa yang aktif dalam menjalankan program-program mereka yang m enyangkut ketiga kebutuhan pokok mahasiswa, pada saat ini juga dirasakan cukup. Meskipun demikian terkadang dirasakan kurang juga, hal ini disebabkan karena belum sem pum anya mekanisme koordinasi sesama mereka dan pengikutsertaan mahasiswa lainnya, sehingga sering yang muncul ” m uka” yang itu-itu juga. Keadaan akhir-akhir ini sudah m enunjukkan perobahan, hal ini dapat dilihat dengan peningkatan berbagai proposal kegiatan yang diajukan kepada Pimpinan, yang sudah barang tentu mempunyai konsekwensi biaya. Dana dan sumber dana Dalam hal dana bagi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dapatlah dikatakan cukup dalam penger tian relatif. Hal ini dapat dilihat masih cukup banyaknya dana yang tersedia dan tersisa dari anggaran 1977/78 dan seterusnya, sehingga dikhawatirkan SIAP. Mungkin hal ini disebabkan mekanisme peng gunaan dan perencanaan program mengalami berbagai ham batan, dimana bagi para mahasiswa yang memerlukan tidak tahu atau tidak mau susah-susah dalam prosedure dan pertanggungan jawab ke uangan yang diterima dari Universitas m aupun dari fakultas. Oleh karenanya mereka lebih senang meminta bantuan pihak luar Universitas. Petunjuk-petunjuk berbagai hal mengenai prosedure perm ohonan dana dan pertanggungan jaw abnya kepada Universitas, sudah m enunjukkan perbaikan, yang dalam prakteknya sebenarnya tidaklah sukar kalau cukup tenggang waktu pemrosesan sesuatu program kegiatan. Untuk dikatakan ” tidak” mencukupi, memang dapat juga dikatakan demikian, karena kalau diluluskan semua permohonan kegiatan kemahasiswaan ini, amatlah besamya, sehingga anggaran yang sudah tersediapun masih kurang. Selama ini dana /sumber dana bagi kegiatan kemahasiswaan berasal dari : - anggaran routine - anggaran DIP Pelita - anggaran ABT - bantuan luar yang tidak mengikat - SPP. PrOsedure dalam meminta bantuan dari badan-badan di luar Universitas Indonesia yang diajukan oleh unit-unit kegiatan dalam menjalankan programnya adalah melalui atau sepengetahuan Pimpinan 119
Universitas atau Fakultas, tergantung kepada tingkat daripada ruang lingkup kegiatan itu sendiri. Sebegitu jauh respons dari luar Universitas Indonesia untuk membantu kegiatan kemahasiswaan cu kup baik. Program dan perencanaan
Disebabkan karena berbagai faktor yang telah disebutkan dimuka, dimana perhatian mahasiswa banyak tercurahkan kepada masalah NKK dan BKK, maka banyak programtprogram yang seyogiartya tidak berkaitan dengan masalah di atas menjadi terpengaruh karenanya. Atau dengan kata lain kondisinya tidak kondusif bagi pelaksanaan program-program kemahasiswaan. Namun meskipun demikian kegiatan kemahasiswaan baik di bidang minat, kesejahteraan dan penalaran cukup menonjol (lihat laporan R ektor UI 1979/80). Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka program dan perencanaan bidang kemaha siswaan sudah tersusun dan anggaran pun sudah tersedia meskipun belum ’’seimbang”. Permasalahan nya adalah terletak pada para mahasiswa yang belum mampu melaksanakan program-program terse but — karena kondisi yang belum kondusif dan kesibukan bel^jar/ujian - maka daya serap anggaran, khususnya ABT masih tersisa cukup banyak. Adapun program dan perencanaan yang dimaksudkan ialah meliputi tiga kategori pokok, yaitu : 1. Di bidang kesejahteraan mahasiswa 1. 1. asrama mahasiswa 1.2. poliklinik m ahasiswa 1.3. pengadaan alat tulis menulis 1.4. pengadaan buku bagi kelengkapan perpustakaan 1.5. cafetaria mahasiswa 1.6 . bursa buku 1.7. badan film mahasiswa 1. 8 . bea siswa dan ikatan dinas 1.9. keagamaan. 2. Di bidang minat mahasiswa 2 . 1. pers (persuratkabaran dan majalah profesi) 2 .2 . menwa 2.3. Olah raga 2.4. kesenian 2.5. mapala 3. Di bidang penalaran mahasiswa, Keadaan sekarang menunjukkan belum adanya suatu program yang secara teratur, masih belum ada koordinasi antara masing-masing fakultas. Program dan perencanaan di bidang ini meliputi simposium, seminar, penelitian, diskusi-diskusi ilmiah yang kesemuanya itu diinginkan dalam suatu wadah yang diberi nama Forum Diskusi Ilmiah. Badan ini sedang dalam perencanaan, namun meskipun demikian sudah ada 14 proposal yang telah diajukan dan disetujui, 12 diantaranya sudah selesai sedangkan dua buah lagi sedang dalam proses. Sebenarnya banyak lagi program-program kemahasiswaan yang masih dapat dibina dan dikembahgkan dan untuk kesemuanya itu memerlukan tata tertib kehidupan kampus dan kondisi kampus yang kondusif. (Catatan: selanjutnya harap membaca laporan Rektor UI 1979/80 bidang kemahasiswaan dan alumni). Semua program-program dan kegiatan kemahasiswaan yang selama ini dijalankan adalah timbul dan tum buh dari ’’bawah” , artinya merupakan inisiatif dan kreativitas mahasiswa sendiri dan bukan program yang datangnya dari ” atas” . Pimpinan Universitas Indonesia dalam hal ini PR III/Ketua BKK tetap pada fungsinya ialah penyan120
tunan dan k o o rdinatif kepada sem ua program , perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kem ahasisw a an, tidak ada kebijaksanaan yang sifatnya garis kom ando atau garis instruktif. Hal ini perlu dikem ukakan karena masih ada sebahagian mahasiswa yang m em punyai persepsi dem ikian. Sebahagian besar usulan yang diajukan oleh mahasiswa diluluskan oleh Pim pinan, sepanjang tid a k melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di Universitas Indonesia dan m asih relevan dalam ruang lingkup kehidupan kemahasiswaan. S tru k tu r lingkungan (environm ental structure) Sebagaimana telah disebutkan di m uka m aka fak to r lingkungan m em punyai pengaruh besar te r hadap kehidupan kampus. Oleh karena itu seyogianya kalau hendak m enata kam pus, tidaklah bisasem purna kalau tidak diikuti penataan lingkungan di luar kampus. Yang dim aksudkan di sini adalah fa k to r ’’iklirn” dim ana darj data-data dan analisa para PR III dalam Raker yang lalu, m erupakan faktorfaktor yang dom inant bila dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.
TU JU A N KHUSUS PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN
Tujuan khusus pengembangan bidang kemahasiswaan tidaklah bisa terlepas daripada tujuan daripada Universitas itu sendiri, yaitu: melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi diharapkan Universitas Indonesia akan m am pu mencapai tujuannya dalam menghasilkan tenaga-tenaga sarjana yang ” u tu h ” yang memiliki ’’scholarship” , ’’professionalism ” dan ’’social and global consciousness” . B ertitik tolak dari tujuan Universitas di atas, m aka sem ua program , perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kehidupan kemahasiswaan hendaknya berorientasikan kepada ketiga kesatuan yang u tu h tersebut di atas, m aka dengan dem ikian salah satu aspek penting dalam pendidikan nasional, yaitu saijana-sarjana yang bertaqw a kepada Tuhan Yang Maha Esa dapatlah dicapai. Dalam m encapai hal di atas, m aka koordinasi program -program akadem ik (PR I/PD I) dengan program-program ko-kurikuler (PR III/PD III) adalah suatu hal yang tak terpisahkan. Di samping itu adalah juga m erupakan tujuan yang m eskipun relevansinya tidak langsung ialah berupaya agar melalui program-program kem ahasiswaan, m aka daya serap mahasiswa dapatlah ditingkat kan. U ntuk masa m endatang kiranya tidak lagi berkisar sekitar 3 0 —40% sebagaim ana sinyalem en P dan K. tam bahan pula penggunaan w aktu mahasiswa diatur sedemikian rupa agar perbandingan penggunaan waktu untuk kegiatan akadem ik justeru harus paling besar prosentasenya. Apa yang dikem ukakan oleh R ektor Universitas Indonesia pada Dies Natalis ke 29 antara lain : ’’Perkiraan penggunaan waktu oleh para mahasiswa Indonesia dalam jangka w aktu satu tah u n adalah 20% untuk kegiatan akadem ik, 30% untuk istirahat dan tidur, serta 50% u n tu k kegiatan lain” . Oleh karenanya adalah m erupakan tanggung jaw ab para pendidik, khususnya para p ejabat di bidang kemahasiswaan untuk mengobah ’’prosentage” yang tidak w ajar di atas. Universitas Indonesia dalam program-program pengembangannya harus m am pu m erobah kondisi ini. PERM ASALAHAN YAN G ADA
Permasalahan yang ada dewasa ini di bidang kemahasiswaan yang paling d o m inant adalah m asalah kelembagaan mahasiswa. Bila dikaji lebih lanjut, m aka keberatan mahasiswa ialah tiada berlakunya lagi AD/ART IKMUI dan ’’Dewan Mahasiswa” yang legalitasnya telah dicabut. Meskipun dem ikian tidaklah berarti tidak ada kegiatan kemahasiswaan, sebab pada dasarnya unitunit kegiatan yang selama ini m enunjukkan aktivitasnya adalah berstatus o tonom . K arenannya ruang geraknya tidak tergantung dengan ada atau tidaknya apa yang dinam akan ’’Dewan M ahasiswa” . D em i kian pula halnya dengan SM dan BPM pada tingkat Fakultas, dapat berjalan sebagaim ana biasa tan p a adanya ’’Dewan Mahasiswa” tersebut. 121
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana mencari suatu bentuk lembaga kemahasiswaan tingkat Universitas yang dapat m engakom odir dan mensubstitusikan aspirasi mahasiswa yang selama ini diemban oleh ’’Dewan Mahasiswa” , dengan catatan masih dalam batas-batas ruang lingkup SK. Menteri P dan K no. 037/U /79, dan hasil-hasil Raker PR 111 se Indonesia dan Raker Rektor se Indone sia yang lalu. Sebenamya dengan stru k tu r kelembagaan yang sekarang ini tidak ada persoalan, sebab ruang lingkupnya hanyalah pada ketiga kebutuhan pokok mahasiswa di atas. Sosialisasi dan ^’conditioning” selama ini telah m enunjukkan ke arah yang lebih baik. Persoalannya adalah pada sekelompok maha siswa yang bersikeras dan sikap apriori terhadap istilah ” BKK”. Meskipun demikian bilam elihat pada ’’pem yataan mahasiswa Indonesia” dalam bentuk ’’proklamasi dan tuntutan” dengan mengatasnamakan mahasiswa Indonesia tertanggal 10 Februari 1970 (bila ini dianggap ’’valid” ), tem yata tidak ada kata-kata yang menyinggung NKK dan BKK. Permasalahan lainnya adalah bahwa Universitas Indonesia belum mempunyai peraturan yang me rupakan tata-tertib kehidupan kampus (rules of conduct), yang berlaku tidak hanya bagi mahasiswa, melainkan juga bagi anggota civitas academica lainnya. Bila dibandingkan dengan Universitas-universitas di negara-negara yang telah maju dan negara-negara tetangga, mereka telah mempunyai ’’rules of conduct” ini. Raker PR III seluruh Indonesia di Denpasar Desember 1979 yang lalu telah menghasil kan pedoman pokok-pokok fikiran bagi penyusunan tata-tertib kehidupan kampus, yang telah disyahkan dalam Raker R ektor Februari yang baru lalu (1980), (terlampir). Bila dihubungkan dengan permasalahan kemahasiswaan yang memerlukan prioritas bagi pemecahannya sebagaimana diuraikan dalam BAB PENDAHULUAN dimuka, dimana terdapat 6 butir pemecahan permasalahan, m aka melihat permasalahan yang ada sekarang ini di Universitas Indonesia adalah jelas mempunyai pengaruh dan memerlukan penanganan yang bijaksana. PENDEKATAN
Penanganan dalam mengatasi permasalahan yang dikemukakan di atas, tidaklah dalam arti sempit, yaitu masalah kelembagaan mahasiswa atau masalah tata-tertib kehidupan kampus saja; melainkan dikehendaki bagaimana dengan terpecahkannya permasalahan di atas, maka mahasiswa bisa menjadi saijana-saijana yang utu h ” tadi, yaitu memiliki ’’scholarship” , ’’professionalism” , dan ’’social and global consciousness” , yang m erupakan tujuan utam a Universitas Indonesia. Pendekatan dengan komunikasi yang bersifat edukatif, persuatif dan psikologik adalah merupa kan prinsip dasar bagi para pejabat kemahasiswaan. Berbagai altem atif dapat ditawarkan kepada mahasiswa dalam bentuk ”BKK yang telah diper baharui” , misalnya:
garis komando garis koordinasi/konsultasi
122
Keanggotaan, mekanisme dan tata tertib ’’m odel” di atas dapat dim usyawarahkan dengan mahasiswa. Sedangkan susunan personalia daripada unit-unit kegiatan, mereka sudah m elakukannya mulai dari kepengurusan, program kegiatan bahkan sampai kepada tata-tertibnya (semacam A D /A RT). Hingga sekarang kedudukan unit-unit kegiatan yang m encakup dalam tiga bidang pokok di atas adalah otonom dan langsung berhubungan/di bawah koordinasi R ektor cq. PR III. D ilihat dari ” inde■pendensi” dan ’’otonom inya” unit-unit kegiatan dewasa ini, mungkin mereka keberatan dengan ’’m odel” di atas, yang jelas akan mengurangi kebebasannya dalam berhubungan dengan Pim pinan Universitas. Diharapkan dalam raker ini dapat dihasilkan suatu pola kelembagaan mahasiswa yang sederhana stm k tu m y a, tetapi efektif dan efisien dan luwes, sehingga tahan terhadap berbagai fak to r ham batan sebagaimana disebutkan dim uka dan tahan terhadap ’’perobahan-perobahan iklirn” . Terhadap adanya gagasan untuk m em bentuk semacam ’’satgas” bidang kemahasiswaan un tu k m em o nitor, mengevaluasi' dan m emberikan informasi khusus untuk lingkungan Universitas Indonesia, kiranya p a tu t dipikirkan. Pem bentukan Forum Diskusi Ilmiah, kiranya segera dapat dibentuk. Sebab dengan lembaga ini yang langsung di bawah R ektor adalah m erupakan wadah yang tidak saja dapat m enam pung aspirasi mahasiswa yang berm inat di .bidang ’’poleksosbud” , tetapi juga dapat m enyalurkannya. Melalui program-programnya dapat m em bantu tujuan Universitas dalam m em bina mahasiswa dan mengembangkan kearah pemilikan ciri-ciri ’’scholarship” , ’’professionalism” dan ’’social and global consciousness” . Di samping itu dapat dalam waktu tidak terlam pau lama sudah dapat disusun tata-tertib kehi dupan kampus (dengan panitia khusus), yang m erupakan penyem pum aan rancangan yang telah ada dengan berpedoman kepada hasil Raker PR III dan disyahkan dalam Raker R ektor yang lalu. PERENCANAAN PROGRAM
Dalam perencanaan program bidang kemahasiswaan diperlukan partisipasi mahasiswa dalam m em buat program dan mampu m enjabarkannya dalam bentuk anggaran. Mengenai program atau jenisjenis kegiatan kemahasiswaan itu sendiri telah diuraikan yang tercerm in dalam unit-unit kegiatan yang dapat digolongkan dalam tiga kelompok kebutuhan mahasiswa. Perencanaan program ini perlu agar dapat diusulkan dalam DIP dengan kode : 1.4. Pemantapan pembinaan mahasiswa 1.4.1. Pembinaan kegiatan mahasiswa 1.4 . 1. 1. pembinaan aspek sosio-budaya dan ketrampilan mahasiswa; 1. 4 . 1. 2 . pembinaan kreativitas dan kelembagaan mahasiswa; 1.4 . 1 .3 . pembinaan sikap mental dan orientasi mahasiswa; 1.4 . 1.4 . pembinaan kegiatan penunjang pembinaan mahasiswa; 1.4.2. Pembinaan kesejahteraan mahasiswa: 1.4 . 2 . 1 . pelayanan kebutuhan dasar mahasiswa; 1.4 . 2 . 2 . pelayanan kebutuhan pribadi mahasiswa; 1.4 .2 .3 . pembinaan sarana penunjang kegiatan pelayanan mahasiswa. Program lain yang m enyangkut bidang kemahasiswaan meskipun penanganannya di bawah badan khusus (di luar bidang PR III), tetapi amat penting dalam menunjang tujuan Universitas ialah fasilitas bimbingan dan konseling bagi mahasiswa (Badan Konsultasi Mahasiswa). Program ini am at berm anfaat karena badan ini mempunyai tujuan : a. m em bantu para mahasiswa untuk lebih dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan lingkung an kampus agar dapat mencapai prestasi akademisnya yang optim al; b. m em bantu mahasiswa dalam kelancaran studi; c. m embantu mahasiswa dalam memilih bidang keahlian yang sesuai dengan kem am puan dan m inatnya; d. memupuk perkembangan kepribadian mahasiswa untuk menjadi anggota m asyarakat sesuai dengan harapan; 123
e. f.
m em bantu mahasiswa kearah kedewasaan; m em bantu mahasiswa supaya menjadi individu yang lebih efektif dan lebih berguna bagi masyasyarakat.
RINGKASAN (SUMMARY)
Telah diuraikan landasan dasar dan tujuan utama Universitas Indonesia dalam bidang pengem bangan kemahasiswaan. Demikian pula dengan pokok-pokok yang termaktub dalam GBHN. Usaha penataan kehidupan kemahasiswaan tidaklah berdiri sendiri, merupakan bahagian yang integral, memerlukan pemecahan daripada permasalahan-permasalahan yang ditimbulkannya agartercapai kehi dupan kemahasiswaan yang m embantu proses dihasilkannya saijana yang memiliki ’’scholarship” , ’’professionalism” , dan ’’social and global consciousness”. Telah pula diuraikan keadaan kehidupan kemahasiswaan di Universitas Indonesia ini, yang meli puti struktur, ketenagaan, dana dan sumber dana, program dan struktur lingkungan yang mempengaruhinya. Tujuan khusus pengembangan bidang kemahasiswaan adalah untuk mencapai saijana yang ” utuh” dengan tiga kriteria di atas. U ntuk itu program-program bidang akademik (PR I) dan bidang kemahasis waan (PR III) m emerlukan perpaduan dan koordinasi. Permasalahan yang ada dewasa ini telah pula dibahas, yang menyangkut masalah ’’eksistensi” organisasi mahasiswa intra universitas dengan ’’Dewan Mahasiswa” nya. Demikian pula pentingnya disusun tata tertib kehidupan kampus (rules of conduct), yang bisa menjamin terciptanya suasana kehidupan kampus yang kondusif sehingga tujuan utama Universitas sebagai mana dikem ukakan di atas dapat terlaksana. Pembahasan dalam ’’approach” telah pula disajikan dengan mengajukan salah satu alternatif ke lembagaan mahasiswa, sebagai suatu penyempurnaan. Begitu pula pentingnya dibentuk Forum Diskusi Ilmiah dalam rangka meningkatkan daya nalar mahasiswa, disamping sebagai forum untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa yang bersifat ’’social control” dan ’’moral force” . Perencanaan program, diutam akan dalam penyusunan program pemantapan pembinaan maha siswa sesuai dengan SP4 kode 1.4. Tidak kalah pentingnya ialah program bimbingan dan konseling bagi mahasiswa.
BAHAN BACAAN
Dadang Hawari, dr., Normalisasi Kampus dan Pemulihan Kehidupan Kemahasiswaan, Majalah Maha siswa No. 8 /Th. 11/1978. Dadang Hawari, dr., Manfaat Bimbingan dan Konseling bagi Mahasiswa, Majalah Mahasiswa No. 12/ Th. 11/1979. Dadang Hawari, dr., Komponen-Komponen Pembinaan Mahasiswa, Raker IAIN, Jakarta, 1979, Berita Buana 15 O ktober 1979. Dadang Hawari, dr., Pendidikan dalam Tatanan Kehidupan Kampus yang Baru, SK. Salemba, 29 Sep tem ber 1979. Dadang Hawari, dr., Kedudukan Mahasiswa Dalam Dunia Perguruan Tinggi, SK. Salemba, 6 Juni 1979. Dadang Hawari, dr., Badan Koordinasi Kemahasiswaan dan Manfaatnya, SK. Salemba 18 Juni 1979. Mahar Mardjono, Prof. DR., Pidato R ektor Dies UI ke 29. Laporan Rektor UI 1978/79. Mahar Mardjono, Prof. DR., Pidato R ektor Dies UI ke-30, Laporan Rektor 1979/80. Mahar Mardjono, Prof. DR., Langkah Awal Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Jangka Panjang UI, 1979. O etom o Jayanegara, Ir., Penyusunan Program Kegiatan Pembinaan Mahasiswa, Dit.Jen. Pend. Tinggi P d a n K 1979. 124
Saparinah Sadli, DR., Peranan Bimbingan dan Penyuluhan Dalam Pem binaan M ahasiswa serta Pelaksanaannya, Majalah Mahasiswa No. 12/T h.11/1979. R aker R ektor se Indonesia 1979, Jakarta. R aker R ektor se Indonesia 1980, Jakarta. Raker PR I dan PR III se Indonesia, 1980, Jakarta. R aker PR III se Indonesia, Denpasar, 1979, Bali. Raker bidang Mahalum UI, 1979, Jakarta. PP 5 1980.
125
PENGEMBANGAN BIDANG PENELITIAN (Makalah Purek Khusus Penelitian UI)
PENGEMBANGAN PEN ELITIA N UNIVERSITAS INDONESIA
I.
PENDAHULUAN
Abad ke 20 ini ditandai dengan teijadinya perobahan-perobahan besar di dunia, yang pengaruhnya lebih terasa di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Apabila kita teliti secara seksama, m aka salah satu yang melandasi perobahan-perobahan besar pada abad ke 20 ini adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam GBHN telah ditetapkan bahwa hakekat dari pembangunan nasional Indonesia ada lah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh m asyarakat Indonesia. Pembangunan manusia seutuhnya m encakup pengembangan keperibadian serta keniam puannya, pengembangan kesadaran bahwa manusia adalah subjek dari pada pembangunan yang ham s mengembangkan kebiasaan dinamis, kreatif, p ro d u k tif dan ekonomis. Di dalam kontrak imlah makna pendidikan tinggi ham s diletakkan sebagai lapisan pendidikan formil yang tertinggi. Dari pendi dikan tinggi itu diharapkan karya-karya yang dapat menunjang dan m em berikan pengarahan dinamis bagi pembangunan bangsa. Dalam kerangka itu semua, suatu tanggung jawab utam a pendidikan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi adalah mengembangkan kem am puan serta kecakapan dalam diri tiap maha siswa m aupun m asyarakat luas untuk mampu berpikir dengan berorientasi kepada kepentingan bangsa serta kemanusiaan, baik pada waktu sekarang m aupun pada masa-masa yang akan datang dengan menggunakan pola-pola yang objektip, kritis dan analitis yang dapat menghasilkan per sepsi serta konsepsi yang tepat. Universitas Indonesia yang m erupakan bagian yang tak terpisahkan dari m asyarakat Indonesia, dalam setiap langkah dan geraknya ham s dapat m encerm inkan aspirasi bangsa Indonesia yang sedang membangun melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan peng abdian pada masyarakat. Untuk menghadapi pengembangan ilmu pengetahuan dan pengeterapannya, yaitu teknologi dapat diimbangi dengan melakukan penelitian-penelitian. Penelitian-penelitian hanya dapat berhasil bila tersedia tenaga-tenaga ahli yang mam pu melakukan penelitian. Di samping itu agar supaya pengembangan penelitian di Universitas Indonesia perlu adanya kebijakan-kebijakan dasar sebagai landasan utam a bagi pengarahan pengembangan penelitian di Universitas Indonesia. Di dalam naskah ini akan dicoba untuk dijabarkan kebijakan dasar serta langkah-langkah pelaksanaan secara garis besar yang sudah barang tentu ham s m erupakan suatu rangkaian kebi jakan Universitas Indonesia yang m enyelum h yang saling mengisi dengan kebijakan-kebijakan di bidang lain untuk menyusun rencana pengembangan Universitas Indonesia secara m enyelum h dan berencana. II. GAMBARAN, POTENSI SER TA FACTOR-FACTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS PEN ELITIA N DI UNIVERSITAS INDONESIA.
M enum t GBHN Perguman Tinggi adalah m em pakan pusat pemeliharaan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa datang. Aktivitas-aktivitas penelitian dari Universitas Indonesia dalam masa 5 tahun terakhir ini telah menunjukkan kenaikan yang menggembirakan. Ada kecendemngan bahwa semangat dan gairah meneliti akan terns m eningkat dimasa-masa yang akan datang. Untuk dapat mengarahkan kegairahan dan semangat yang ada secara tep at kita perlu m elihat secara seksama segi-segi positif m aupun negatip, keadaan yang m endorong ataupun hambatan yang ada dewasa ini untuk melaksanakan kegiatan penelitian. 129
cukup luas. Dewasa ini Universitas Indone-
t
dan penelitian tian lin^ s 8
kebijakan operasional yang urn t a l ^ men ataU sektor. Kenyataan
peneUtian-penelitian yang M a ta k a n ^
^
^
meliputi keperluan lebih bahwa hingga saat ini lebih banyak penelitian terapan
pengembimgaI, Umu pengetahuan ban. atau-
dan m a sih kurang adanyai p ^ in te rd isip lin . pun p en e U tia n yang bersiia & didasarkan atas arientasi program ,W K egiatan p e n e l i t i a n d i U n iv eB ;® ta d masalah.m asalah pokok pembangunan serta belum ‘ v S m ^ u ru sk e a ra h m en® ataupun antar u r it-um t yang ada. tertih at adanya kerjasam a an da a ^ t i a p fakultas adalah berbeda, demikian (C) K em am puan ^ e t a S n PeneM*an diantara departemen, bagian atau brdang drsrphn ^ O T ^ g -m a s iT O ^ ^ A dalah m erupakan kewa)iban “
agar perbedaan-perbedaan kemampuan untuk fekuW as pe,lu diperkeeil, sehingga m utu m aupun ,um-
m elakukan ln d o nesia dapat ditingkatkan. lah penelitian di Univeiw Denelitian yang berpengalaman. Adalah suatu kenyataan (d) K urangnya sarana dana kurangnya sarana penelitian yang m enyangkut gedung, bahwa dewasa im telah terasa s ^ ^ samping ltu pendaya gunaan dan sarana-sarana kepustakaan peralatan, m ate £ adanya berbagai masalah. vaL belum dapat dilakukan oleh ^ pemerintah merupakan hambatan yang paling Masalah dana penelitian yang penelitian meningkat tetapi jumlah usulan yang terasa dewasa ini. Waiaupun ] ^ ^ ^ keperluan. Lokasi Universitas Indonediterima serta biaya yang ip kan Tb uV ota negara menyebabkan adanya masalah kerja sia di Jakarta ray a yang m e : v g adanya penyedotan total tenaga-tenaga peneliti yang ganda para peneliti b . ^ dielakkan. berpengalam an yang suiitseK kekurangan/kehilangan tenaga-tenaga penelitinya yang Sebagai akibat Universitas infl
ntukan kader peneliti dan peningkatan kemampuan tenaga(e) M asih langkanya usaha p e ™ J nWersitas Indonesia. Tidak dapat disangkal lagi bahwa Univertenaga peneliti dilm&,"ng* berapa Umiawan dan peneliti yang dapat diandalkan. Namun prositas Indonesia, memiuia o ^ kurang diperhatikan sehingga sering terjadi bahwa terdapat ses re g e n e ra sin y a dan peneu ^ dmngkungan Universitas Indonesia, kekosongan setelah tiaaany kem am puan peneliti bagi tenaga-tenaga pengajar dilingberpengalam an.
Di I masih harus ditingkatkan. kungan aT»piitian perlu ditingkatkan. (f) Pengelolaan aktivitas Peneuu ; n dilingkungan Universitas Indonesia masih perlu dis^mpumaDewasa ini pengelolaan pen pengaturan pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dari kan. Koordinasi dalam P a§ tidak ada keSeragaman. aktivitas penelitian disemua organisasi yang jelas di masing-masing fakultas dan hubungSampai saat ini belum ada s Universitas. Sambil menunggu adanya struktur baru lembaga annya dengan k o o r i m t w x ^ dUakukan melalui koordinator penelitian fakultas, penelitian k ° ordinasl}^
Pudek I, Pudek Penelitian atau seorang yang ditunjuk dekan untuk
menangani masalah tersebut.
Dari uraian tersebut m * « sitas Indonesia dewasa im
130
M im untul[ „ d a ksanaka„ pei,em ian m Univer
^
Jauh dati memuaskan dan memerlukan usaha-usaha
dan pengarahan yang lebih mantap untuk mengembangkan kemampuan penelitian di Universi tas Indonesia. III.
TUJUAN PENGEMBANGAN PENELITIAN DI UNIVERSITAS INDONESIA
Kebijakan penelitian di Universitas Indonesia. Sampai saat ini, Universitas Indonesia belum memiliki kebijakan penelitian yang dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan penelitian di Universitas agar supaya sesuai dengan ttijuan utam a Universitas Indonesia serta pemecahan masalah-masalah pokok dewasa ini. Tujuan kegiatan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang terda pat dalam GBHN adalah untuk mengsukseskan pembangunan nasional. Selanjutnya disebutkan pula bahwa kegiatan penelitian diarahkan pada pembangunan kemampuan nasional dalam ilmti dan teknologi yang diperlukan dalani pembangunan sesuai dengan kebutuhan serta prioritas pembangunan. Cabang-cabang ilmu yang penting tapi kurang peminatannya perlu mendapatkan perhatian khusus. Pembangunan dan pengembangan penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi baru dapat di katakan berhasil bila hal tersebut telah membudaya dilingkungan perguruan tinggi. Dalam Repelita III bab 17, Pendidikan dan Generasi Muda, antara juga menyebutkan bahwa Perguruan Tinggi harus dapat berfungsi sebagai pusat pemeliharaan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan penibangunan masa sekarang dan masa datang. Maka jelaslah bahwa tugas dan peranan Universitas, termasuk juga Universitas Indonesia adalah meningkatkan mutu dan jumlah tenaga peneliti serta penelitiannya itu sendiri untuk menunjang pembangunan. Oleh karena itu Universitas Indonesia harus pula meng-orientasikan serta melibatkan lembaga-lembaga serta keahlian personilnya untuk turut serta memecahkan masalah pokok pembangunan. Oleh karena itu dalam merumuskan kebijakan dan tujuan pengembangan penelitian di Universitas Indonesia perlu menyelaraskan diri terhadap : 1. 2. 3. 4.
Garis-garis Besar Haluan Negara Rancangan Repelita III Kebijakan pemerintah dalam bidang Riset dan Teknologi Kebijakan dan Pelaksanaan Kebijakan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi, Dept. P&K. 5. Kerangka Pengembangan serta pelaksanaan Pengembangan Penelitian di Perguruan Tinggi, DPPM, Ditjen Pendidikan Tinggi. 6 . Peraturan-peraturan yang berlaku dalam pengelolaan penelitian di Universitas Indonesia. 7. Tujuan Utama dari pada Universitas Indonesia. Dari uraian tersebut di atas kebijakan penelitian di Universitas Indonesia ditetapkan bahwa tujuan yang hendak dicapai ialah : Jangka Pendek : 1. Merangsang dan membina aktivitas penelitian itu sendiri memupuk dan mengarahkan peneliti-peneliti baru untuk dapat melahirkan Korp peneliti Universitas Indonesia yang besar serta tangguh. 2. Mengarahkan aktivitas penelitian kepada persoalan-persoalan yang relevan terhadap pem bangunan nasional, agar kegiatan penelitian bermanfaat secara langsung dan dapat dinikmati oleh masyarakat. Jangka Panjang: 1.
Menjadikan Universitas Indonesia sebagai suatu PUSAT PENELITIAN dalam artikata yang
131
h School” dengan kwalitas Internasional di samping tugas trt^ma^^nya 2- S
S
"
m
^
UnW e^taTy^>^emUiki kepemimpinan
e f e S
S
C
leadership) yang disegan,
* " * “ £ £ f e S X secara seim han,
W' ?r T ^ e — n"yang M o ^ e u C b a n y a k -^ " a n
p
" u
T
k
S
l"
! ^
"
"
"
tiap-tiap fakultas di lingkungan Universitas
nya perm asalahan yang akan dis
Indonesia adalah berbeda. !.
D an. Penelitian.
disediakan oleh pem erintah untuk penelitian adalah sangat
rnuin dana penelitian ydl ® ? eCara„ ^ n c u k u p i kebutuhan. Dari usulan-usulan Van8
^
.
m P /D ljP ataupun DPPM setiap tahunnya
UatTu ditolak sementara semata-mata karena tidak cukup biaya
Z u ada yang dikembalikan atau■ " “ d if d iD e p lp ^
^
t e
a fakultas-fakultas yang dapat menank dana peme-
" »
dana cukup besar untuk melaksanakan p e n ,
litian di fakultasnya. 2 . Masih kuran g n y a tenaga ^
^
dflakukan inventarisasi tentang tenaga-tenaga peneliti di ling-
k u X n UnWeRitas lndone* a , akukan survey tenaga-tenaga peneliti di beberapa Universitas MP 1 dewasa ini sedang melakUQV„„e hasUnya belum ada. Dan pengamatan kasar yangdilatprmasuk Universitas I n d o n e s i a s y g m d J h a t n a m a . n a m a para peneliti dari berbagai fakulkukan selama tiga tahun terakhir d ^g y&ng memasukkan usulan penelitian setiap tahuntas akan terlihat bahwa nama H Universitas Indonesia diperkirakan tidak lebih dari 150-200 nari seiumlah staf pengajar ^ n eliti saja yang bisadiketengahkan. P
.
kader peneliti baru belum memadai ^ perhatian yang cukup ialah pembinaan serta pembenUniversitas Indonesia. Universitas Indonesia dewasa ini tukan kader peneliti dilingku g , gerta bertaraf Internasional.
P e m b in a a n dan pembentu an a M asalah yang serius dan mem'er
3
'
memiliki b eb era p a peneliti yang
s
semua fakultas dilingkungan Universitas Indone-
P e n e liti ternama ini terdaJ al
DeneUti-peneliti serupa itu tidak jarang tenaganya diperlukan sia B erh u b u n g masih lang^aJ ! ^ / Sebagai akibatnya peneliti yang demikian tidak lagi memnada b eb era p a instansi sek“ lg , uh peneliti-peneliti muda dilingkungannya. Penataran punyai waktu untuk m emb‘" [ k devvaSa ini dalam meningkatkan kemampuan meneUti p j 'i t i a n ^ y a n ^ r i n g ^ a ^ a di lakukan karena keterbatasan biaya.
4
Kurangnya sarana penelitian.
' J u m la h dan kwalitas pen s
^ u
^
tergantung dari kwalitas penelitinya, akan tetapi
sMana penelitian yang ada. Bahkan pada beberapa
- a n a m e ru p a k a n h a l yang menentukan.
132
.
Dewasa ini sarana penelitian di Universitas Indonesia tidak memadai serta tidak m endorong kegiatan penelitian di Universitas Indonesia. Perpustakaan sebagai alat pendukung penelitian utama belum memadai. Hasil-hasil penelitian dari dalam dan luar negeri diperpustakaan di lingkungan Universitas Indonesia belum cukup tersedia. Buku yang ada umumnya berupa buku pengantar umum yang sudah kadaluarsa. Dari survey yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa dari 10 perpustakaan fakultas di lingkungan Universitas Indonesia hanya yang memiliki pustakawan. Alat-alat laboratorium belum cukup, demikian pula banyak fakultas yang tidak memiliki sarana pengolahan data. 5. Kerjasama antar disiplin kurang
Dewasa ini kebanyakan penelitian yang dilakukan di Universitas Indonesia bersifat monodisiplines. Sepanjang orientasi penelitian tidak ditujukan untuk memecahkan masalah dalam masyarakat yang bersifat kompleks, maka penelitian serupa itu dapat dipertanggung jawabkan. Akan tetapi bila penelitian bermaksud akan menanggulangi permasalahan dalam masyarakat termasuk masalah pokok pembangunan penelitian antar disiplin maka'tidak mau harus dilakukan hal itu disebabkan karena setiap permasalahan dalam masyarakat adalah selalu menyangkut berbagai disiplin tidak pemah berdiri sendiri. Kesediaan serta kemampuan untuk melakukan penelitianpenelitian yang melibatkan beberapa disiplin tidak mudah dan perlu diusahakan secara seksama. 6 . Sistim informasi, komunikasi dan dokumentasi dari hasil-hasil penelitian yang ada belum memuaskan. Dewasa ini masih tampak kurangnya dokumentasi serta penyebar luasan dari hasil-hasil peneli tian yang telah dilakukan. Akibat dari hal itu banyak hasil penelitian yang tidak diketahui sehingga terjadi duplikasi yang tidak bermanfaat yang mertiboroskan waktu, biaya dan tenaga. Selain dari pada itu seringkali informasi hasil penelitian tidak diketahui oleh jpejabat atau masyarakat yang berkepentingan, hal ini dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan tek nologi yang penting bagi pembangunan.
7. Struktur organisasi pengelolaan penelitian masih belum mantap. Baru-baru ini pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 5 Th. 1980 tentang pokok-pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri di Indonesia dimana termasuk pemben tukan dan struktur lembaga Penelitian di Universitas/Institute. Sambil menunggu petunjuk pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980 tersebut, ada baiknya bila mulai dipikirkan tentang pengetrapan PP No. 5, 1980 khususnya yang menyangkut pengelolaan pene litian. Dalam PP No. 5 tersebut dinyatakan bahwa di dalam satu Universitas hanya dibenarkan adanya 2 lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian pada masyarakat. Lembaga membawahi 5 Pusat Kajian. Pusat membawahi 5 Bidang kajian dan Bidang kajian membawahi 4 seksi kajian. De ngan perkataan lain dalam suatu Universitas dapat mempunyai sebanyak-banyaknya: 1 lembaga Penelitian 5 Pusat kajian 25 Bidang kajian dan 100 Seksi kajian Adapun yang dimaksudkan dengan: P u sat kajian ialah sebagian unsur lembaga penelitian yang m elaksanakan sebagian tugas dan
fungsi lembaga dengan berorientasi pada suatu ruang lingkup perm asalahan yang m em erlukan penanganan secara lintas disiplin ilmu. Misalnya : Pusat Studi lingkungan; Pusat Pengem bangan
133
Kedesaan dan sebagainya. Di samping kegiatan penelitian, Pusat kajian menunjang bidang pen didikan. Bidang kajian berada di bawah Pusat kajian, melaksanakan sebagian tugas dan fungsi lembaga dengan ber-orientasi pada suatu masalah khusus, dalam ruang lingkup permasalahan pusat kajian. Seksi kajian berada di bawah Bidang kajian melaksanakan sebagian tugas dan fungsi lembaga dengan berorientasi pada suatu masalah khusus dalam ruang lingkup permasalahan bidang kajian. Yang perlu dipikirkan adalah menetapkan pusat-pusat kajian yang tepat untuk Universitas Indonesia tanpa banyak menimbulkan kesulitan dan hambatan bagi lembaga/pusat studi yang telah ada. Di samping itu dapat disebutkan di sini bahwa lembaga atau pusat dapat pula dibentuk melebihi ketentuan yang ada dalam suatu Universitas dan bersifat non Struktural. 8 . Pemilihan bidang permasalahan penelitian.
Pengembangan teknologi tepat guna lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat berpendapatan rendah dan masyarakat pedesaan. Pembangunan dewasa ini menghadapi beberapa masalah pokok yang bersifat serius, kompleks, beijangka panjang, mempunyai kecenderungan makin membesar dan mem buruk serta m em pu nyai impak yang luas. Masalah pokok pembangunan tersebut : — kependudukan — kemiskinan — pedesaan — kelestarian lingkungan — posisi intemasional dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi, sosial budaya. Penelitian yang dilakukan di Universitas Indonesia apabila bertujuan untuk ikut serta meme cahkan masalah pokok pembangunan maka perlu diarahkan ke masalah tersebut. Di samping itu kita mengetahui pula adanya lima program utam a Riset dan Teknologi yang m eliputi : 1. Program utam a Riset dan Teknologi mengenai kebutuhan dasar manusia. 2. Program utam a Riset dan Teknologi mengenai sumber alam dan energi. 3. Program utam a Riset dan Teknologi mengenai pengembangan industri. . 4. Program utam a Riset dan Teknologi mengenai pertahanan keamanan. 5. Program utam a Riset dan Teknologi mengenai masalah Sosial Ekonomi Budaya dan Falsafah. Pengarahan serta pemilihan yang tetap didasarkan atas kemampuan yang ada, akan lebih memberi bobot hasil penelitian yang akan dilakukan. 9.
Macam penelitian yang dilakukan
Penelitian-penelitian yang dilakukan di Universitas dapat digolongkart dalam 5 macam golongan penelitian : a. Penelitian inter disiplines b. Penelitian multi disiplines c. Penelitian disiplin untuk pengembangan ilmu pengetahuan d.
Penelitian disiplin untuk menunjang pembangunan
e. ‘ Penelitian disiplin untuk mendidik calon peneliti (kerangka Pengembangan Penelitian di Perguruan Tinggi, DPPM, 1978).
134
Dari hasil pengumpulan daja gambaran Pendidikan Tinggi Indonesia 1975, telah menggolongkan Universitas/institute di Indonesia menjadi 3 kelompok yaitu kelompok A, B dan C. Pada penelaahan lebih lanjut menunjukkan bahwa pengelompokan Universitas/institut saja tidak memadai karena dalam suatu Universitas atau institute sering terdapat ketidak seimbangan perkembangan di antara fakultas-fakultasnya. Dari pengelompokan tersebut hampir semua fakultas di lingkungan UI masuk dalam kelompok A. Ini berarti bahwa fakultas-fakultas dilingkungan Universitas Indonesia diharapkan dapat melakukan penelitian untuk ke 5 macam penelitian tersebut di atas dengan penekanan pada penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penelitian-penelitian interdisiplin lintas sektoral. 10. Pengkaitan program Pasca Sarjana untuk meningkatkan produktivitas penelitian yang berbobot. Dalam rangka meningkatkan jumlah dan kwalitas penelitian perlu dipikirkan secara mantap pengkaitannya dengan program pasca Saijana yang dilakukan di Universitas Indonesia. V. PENDEKATAN (STRATEGI) Dalam menetapkan pendekatan/strategi yang akan ditempuh perlu memperhatikan beberapa hal baik yang .menjadi perhatian tumpuan (focus) Universitas Indonesia dalam mencapai kebijakankebijakan yang telah digariskan maupun program-program riset fcerta kebijakan riset nasional. Hal ini penting sekali mengingat bahwa rencana program yang akan dibuat yang didasari atas strategi yang telah dipilih sebagian terbesar akan menggunakan dana pemerintah c.q. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan perkataan lain pendekatan-pendekatan yang akan digariskan perlu sedapat-dapatnya dikaitkan dengan kebijakan dan program riset National. Untuk dapat tercapainya tujuan jangka panjang, meningkatkan mutu serta kegiatan penelitian di Universitas Indonesia maka pendekatan-pendekatan yang perlu di tempuh : 1. Peningkatan pemanfaatan sumber daya penelitian yang telah ada. Pendekatan ini perlu mengingat adanya kenyataan bahwa pendaya gunaan ketenagaan, keahlian dan sarana penelitian terkadang masih dibawah optimum karena bagian-bagian tertentu dalam pengelolaan sistim belum memenuhi keperluan. Selanjutnya perlu dikembangkan pe manfaatan sumber daya penelitian baik manusiawi maupun physik yang tersedia untuk lebih berdaya dan bertepat guna. 2. Peningkatan kemampuan tenaga Penelitian. A g a r mutu dan jumlah penelitian meningkat, peningkatan kemampuan tenaga-tenaga peneliti perlu dikembangkan. 3. Peningkatan sarana penelitian. Sarana penelitian adalah merupakan alat penting untuk melaksanakan penelitian. Pada penelitian-penelitian tertentu sarana penelitian mutlak diperlukan oleh karena itu usaha melengkapi sarana penelitian sangat diperlukan. 4. Memperkuat kelembagaan dan pengelolaan penelitian. Pengelolaan penelitian yang mantap adalah sangat diperlukan untuk tercapainya jumlah dan kwalitas penelitian yang baik. Adanya kelembagaan yang mantap serta administrasi yang akan mendorong terlaksananya penelitian-penelitian di Universitas secara baik. 5. Penyebar luasan informasi kegiatan dan hasil penelitian. VI. PERENCANAAN PROGRAM Dalam merencanakan program-program pengembangan penelitian di Universitas Indonesia, perlu memperhatikan beberapa hal :
135
(a) Program-program yang akan dilakukan sedapat-dapatnya mengarah kepada penanggulangan permasalahan yang ada. (b) Memperhatikan kesinambungan dengan program yang sedang beijalan walaupun terkadang tidak sesuai. (c) Disadari atas kebijakan dan pendekatan yang dianut. (d) Didasarkan atas prioritas yang menyangkut segi : kepentingan implikasi dan feasibility. Berdasarkan atas hal-hal tersebut di atas maka program-program pengembangan penelitian di Universitas Indonesia adalah sebagai berikut : A. Pemanfaatan optimum sumber daya penelitian yang ada 1. Melakukan/mengembangkan sistim inventarisasi dan klasifikasi baik tenaga maupun sarana penelitian yang telah tersedia. Latar Belakang: Hingga saat ini Universitas Indonesia belum memiliki data yang lengkap tentang tenaga dan sarana penelitian dilingkungan Universitas Indonesia. Untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada kita lebih dahulu perlu mengetahui secara pasti apa yang kita miliki dewasa ini. Tujuan: Mengumpulkan data tentang semua sumber daya penelitian dilingkungan Univer sitas Indonesia. Kriteria tercapai tujuan : Tersedianya data lengkap tentang : (a) Jumlah tenaga peneliti di lingkungan Universitas Indonesia Peneliti utama/Inti, peneliti madya, peneliti pembantu (b) Sarana penelitian : Laboratorium penelitian, Perpustakaan dan sebagainya.
2. Menginventarisasi serta klasifikasi kebutuhan mendesak tenaga dan sarana penelitian. Latar Belakang: Walaupun sering dinyatakan adanya kekurangan tenaga dan sarana penelitian di tiap-tiap fakultas namun apabila diminta secara kongkrit jarang dapat memberikan jawaban secara pasti. Apabila kita dapat mengetahui secara pasti tentang kebutuhan tenaga dan sarana mende sak tersebut dapat dilakukan prioritas penanganannya. Untuk tenaga : - pengiriman keluar negeri . Untuk alat-alat : —pemrioritasan alokasi dana. Tujuan : Mengetahui secara pasti kebutuhan-kebutuhan sarana maupun tenaga penelitian yang perlu penanganan segera. Kriteria tercapainya tujuan :
a) Diketahuinya secara pasti kebutuhan mendesak dari tiap fakultas b) Telah dipenuhinya beberapa kebutuhan mendesak yang diajukan oleh fakultas-fakultas. 3.
Mengembangkan keija sama antar disiplin dalam melakukan kegiatan penelitian.
Latar belakang: Universitas Indonesia memiliki varietas disiplin yang cukup luas. Namun kerja sama antar disiplin dilingkungan Universitas Indonesia belum banyak dilakukan. Agar supaya penelitian-penelitian multi disiplin untuk memecahkan masalah-masalah pokok pembangunan dapat terlaksana keija sama antar fakultas perlu ditingkatkan.
136 _
Tujuan :
1. Mengembangkan keija sama an tar fakultas 2. Meningkatkan kemam puan untuk melakukan penelitian-penelitian m ultidisiplin Kriteria tercapainya tujuan Meningkatnya jum lah penelitian m ulti disiplin/lintas sektoral. 4. Merangsang dan mengarahkan kegiatan penelitian program Pasca Saijana u n tu k menghasil kan karya-karya ilmiah dan sekaligus berm anfaat bagi pembangunan. Latar belakang: Dengan m eningkatnya program-program Pasca Sarjana di lingkungan Universitas Indonesia diharapkan hanya ilmiah sebagai hasil penelitian m ereka akan m eningkat pula. Agar supaya aktivitas m ereka dapat pula menunjang pembangunan perlu adanya pengarahan yang tepat. Tujuan : Melibatkan program pasca saijana di samping menghasilkan karya-karya ilmiah perlu pula menunjang program pembangunan. Kriteria keberhasilan : Peningkatan baik jumlah maupun m utu penelitian dari program pasca saijana yang dapat dipergunakan untuk menunjang pembangunan. B. Meningkatkan kemampuan meneliti bagi tenaga-tenaga pengajar dilingkungan Universitas Indonesia. Sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi harus m am pu un tu k m elakukan penelitian disamping mendidik dan melaksanakan pengabdian pada m asyarakat. Sebagai tenaga pengajar diperguruan tinggi tidak cukup diukur kem am puannya dengan banyaknya penelitian, akan tetapi juga kwalitas penelitian serta relevansinya terhadap kebutuhan pembangunan. 1). Penataran penelitian Penataran ini merupakan bentuk pendidikan jangka pendek diberikan kepada sekelom pok pengikut dalam bidang ilmu sejenis oleh suatu team ahli yang berpengalaman. T ujuan: 1. Menambah pengetahuan dan m eth od ologi penelitian. 2. M eningkatkan kem am puan m en eliti m elalui berbagai m acam penelitian.
kegiatan
2). Pem bentukan kelompok-kelompok peneliti atas dasar bidang keahlian. Latar belakang : Tidak dapat dimungkiri bahwa dewasa ini banyak tenaga pengajar Univer sitas yang m enduduki jajaran paling atas dalam kategori peneliti ataupun cendekiawan yang telah diakui kemampuan ilmiah dan teknologinya secara national m aupun Intem a sional. Mereka ini langsung ataupun tidak langsung telah m em berikan credibilitas pada Universitas Indonesia untuk bidang-bidang keahlian terten tu . Pada um um nya m ereka itu sangat sibuk dap. mempunyai waktu yang sangat terbatas baik u n tu k penelitian m aupun pendidikan. Dilain pihak banyak tenaga muda yang berm inat untuk m elakukan penelitian dan pengem bangan karier terbentur pada kenyataan kurang m endapat bimbingan dari tenaga pengajar, yang berpengalaman. Keadaan demikian adalah kurang menguntungkan bagi pengem bangan penelitian. Sebaliknya perlu diusahakan agar ada sarana dim ana tenaga-tenaga peneliti terkenal dapat mem berikan bimbingan yang cukup kepada tenaga muda. Tujuan :\ . Sebagai sarana regenerasi bidang keahlian 2. M em pertahankan kesinam bungan kridibilitas yang telah ada. 3. Merangsang tim bulnya kelom pok k reatif bidang keahlian lain.
137
K riteria keberhasilan — T e rb e n tu k n y a kelom pok-kelom pok keahlian ditiap fakultas. — Berfungsi kegiatan kelom pok — M akin b an y ak n y a m acam kelom pok keahlian di tiap-tiap fakultas. D isam ping itu , ada kelom pok penelitian inti ini akan lebih m em percepat proses pendidikan pasca saijana ditiap fakultas dilingkungan Universitas Indonesia. 3. P endidikan penelitian di luar negeri. Dengan terus berkem bangya ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara yang telah berkem bang pada w aktu ini m aupun masa datang masih perlu kiranya kita belajar dari negara berkem bang. O leh karena pendidikan tenaga pengajar/peneliti ke luar negeri masih harus terus diusahakan. C. Peningkatan dan pengem bangan sarana penelitian. 1.
Peningkatan dan pengembangan kepustakaan dan pelayanan perpustakaan. H am pir sem ua perp.ustakaan dilingkungan belum memadai untuk m endukung aktivitas penelitian yang ada. K epustakaan yang ada terbatas dan usang tenaga pengelolanya tidak cukup hal tersebut sangat m em pengaruhi fungsi perpustakaan sebagai alat penting penun jang penelitian.
Tujuan :
1.
Meningkatkan jumlah mutu dan tenaga pengelola perpustakaan, khususnya m enyangkut bidang penelitian.
2. 3.
M eningkatkan pendaya gunaan perpustakaan dan sistim dokum entasi. M eningkatkan koleksi m ateri yang tetap berguna sesuai dengan penelitian.
Kriteria keberhasilan a. Jum lah, jenis, m utu bahan pustaka meningkat. b.
Pem anfaatan kepustakaan oleh tenaga pengajar/peneliti meningkat.
c. Jum lah, m u tu tenaga pengelola bertam bah d. Pendaya gunaan jaringan dokum entasi dan informasi meningkat. 2.
M engembangkan laboratorium penelitian sesuai dengan keperluan. Yang dim aksudkan dengan laboratorium di sini dapat laboratorium sebagaimana biasa tetap i dapat pula suatu Field Laboratory.
D. M enyem purnakan kelembagaan dan pengelolaan penelitian. 1. Pem bentukan Lembaga Penelitian serta menetap'kan 5 Pusat kajian yang tep at di Universi tas Indonesia. Latar Belakang : Dengan dikeluarkannya PP No. 5, 1980 tentang pokok-pokok organisasi U niversitas/Institute negeri, maka telah ditentukan pula struktur organisasi yang akan mengelola penelitian di Universitas. Mengingat bahwa dalam struktur baru hanya dibenarkan adanya satu lembaga dan 5 Pusat kajian m aka perlu dipikirkan Pusat-pusat kajian yang apa yang tepat bagi Universitas Indonesia yang dapat m encakup bidang yang cukup luas serta mam pu untuk menangani masalah-masalah pokok pembangunan dewasa ini. . Proses pem bentukan lembaga m aupun Pusat-pusat kajian hendaknya dilakukan secepatnya namun tidak mengganggu segala kegiatan yang sedang beijalan. 2.
138
Penataran/U p grading pengelolaan penelitian • Tujuan : 1. Meningkatkan dan memperbaiki organisasi pengelolaan penelitian. 2. Meningkatkan komunikasi antar pengelola.
3. Mempercepat proses pengusulan proyek. Kreteria Keberhasilan : 1. Meningkatnya jumlah dan mutu penelitian 2. Dokumentasi hasil-hasil penelitiaft lebih baik.
E. Penyebar luasan kegiatan dan hasil penelitian di Universitas Indonesia. Pada waktu ini masih menunjukkan kurangnya dokumentasi untuk penelitian-penelitian yang dilakukan atau untuk menampung hasil penelitian yang ada disamping itu masih terasa pula kurangnya minat untuk menyebar luaskan hasil-hasil penelitian tersebut. Dibeberapa fakultas sulit sekali untuk mendapatkan informasi tentang penelitian-penelitian apa yahg sedang beijalan di fakultas tersebut. Namun demikian masih lumayan kita dapat melihat hampir semua kegiatan penelitian di drop fakultas melalui laporan tahunan fakultas. Program kegiatan yang akan dilakukan : 1. Penerbitan Newsletter khusus penelitian oleh Universitas setiap 3 bulan sekali. 2. Menerbitkan kumpul.an abstract hasil penelitian dari tiap fakultas pada akhir tahun. 3. Presentasi hasil penelitian 3 bulan sekali dengan menampilkan hasil penelitian yang baik, namun tidak mendapat kesempatan untuk disebar luaskan sebagai mana mestinya.
4. Meningkatkan keija sama dengan Pusat-pusat maupun.luar negeri. Tujuan :
dokumentasi dan informasi baik di dalam
1. Menyebar luaskan keterangan-keterangan tentang kegiatan ilmiah dan hasilhasilnya kepada mereka yang memerlukan. 2. Meningkatkan pelayanan dokumentasi dan informasi.
Kreteria keberhasilan : Pelayanan dokumentasi dan informasi dalam bidang penelitian dapat diperoleh dengan mudah.
VII. LAMPIRAN-LAMPIRAN a.
Lampiran I Biaya Penelitian melalui DIP, DPPM, S & R, Dept. P & K, 1974 sampai dengan 1980.
b. Lampiran II Hasil Survey keadaan perpustakaan Dilingkungan Universitas Indonesia 1979. c.
Lampiran III Bagan Structur Lembaga Penelitian
d. Lampiran IV Kriteria Penilaian Usulan Penelitian.
DAFTAR BACAAN 1. Direktorat P3M, KERANGKA PENGEMBANGAN PENELITIAN DI PERGURUAN TINGGI, Ditjen Pendidikan Tinggi, Jakarta, 1978. 2. Direkforat P3M, PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PENELITIAN DI PERGURUAN TINGGI, Ditjen Pendidikan Tinggi, Jakarta, 1978. 139
3. Departemen* P&K, KEBUAKAN DASAR PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI, Jakarta, 1975. 4.
Makagiansar, M., PELAKSANAAN KEBIJAKAN DASAR PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI, Dep. P&K, Jakarta, 1975.
5. Universitas Indonesia, RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA, Jakarta 1973. 6. Team Pembina Penataran Pegawai Negeri, BUKU MATERI PELENGKAP PENATARAN, Jakarta, 1978. 7. Republik Indonesia, Rancangan REPELITA III, Buku HI, Jakarta, 1979. 8.
Dep. P&K, GAMBARAN KEADAAN PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA 1975, Dep. P&K, Jakarta, 1976.
9. Does Sampoemo, POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN SERTA BEBERAPA MASALAHANNYA, Bahan Rapat Keija Pengelolaan Penelitian, di Cicarua Bogor, 8 —10 Agustus, 1979. 10. Republik Indonesia, PP No. 5 Tahun, 1980 tentang POKOK-POKOK ORGANISASI UNIVERSITAS/INSTITUTE NEGERI, Jakarta, 1980.
140
Lampiran I
PEMBIAYAAN PENELITIAN MELALUI DIP, DPPM DAN SECTORAL REGIONAL, DPT. P&K, 1974 — 1980 YANG DKELO LA OLEH UNIVERSITAS INDONESIA
SUMBER rflAYA TAHUN ANGGARAN 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78 1978/79 1979/80 TOTAL
D IP (000 Rp.)
DPPM (000 Rp.)
SEKTORAL REGIONAL (000 Rp.)
36,6
*
*
46.3 48.9 33.75 45.0 70.0
* * 27.4 19.3 34,0
* * * 34 ,0
280.55
80.7
68.1
34.1
141
[
142 Lampiran II
1.
Luas Bangunan : Perpustakaan Ruang Baca Ruang kerja Ruang Buku
2.
Personalia : Pustakawan a. Sarjana b. Diploma Perpus takaan c. Saijana Muda
3.
Tehnisi Perpus takaan:
a. S.M. + Perp. b. SLTA + Perp. c. SLTP + Perp. 4. Bidang lain : a. Sarjana b. Saijana Muda c. S.L.T.A. d. S.L.TJ.
i
F.T.
F.I.P.I.A.
214 56 15 43
266 133 32 70
-
F.E.
F.S.
F.l.S.
F.H.
F.Psy.
280 140 140
180 90 34
—
40
2.965 643 270 360
690 198 32 460
522.50 522.50 22.56 62.40
2.
2
2.
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
—
—
_
_
1 1
3
—
—
2
-
-
-
—
—
—
1 4 5 3
2 7 7 1
1 1 3 1 .
-
Total
6 1
!
6
3 —
2
1 9 2
3
_
-
-
1 "
1
7 15 24 7
Lampiran II (lanjutan)
Pesuruh: Koleksi: a. Buku: Judul Exp. b. Majalah: Judul Exp.
F.K.
FJC.G.
5
1
14.500 51.000 273 -
2000 2597 30 2350
Hadiah: a. Buku: Judul Exp. b. Majalah: Judul Exp.
35 -
2 20
Perlengkapan: a. Meja keija b. Meja baca c. Kufsi d. Carrels e. Telepon f. Intercom g. Mesin tik h. Mesin stensil i. Foto Copy j. Lain-lain
9 20 80 4 1 2 2 1 2 —
8 12 28 4 1 3 —
—
—
-
—
Pudek I
PudekI
FJt.M.
5536 7136 14 340 4260 4290 129 2940 4 24 12 1 2 -
1 -
F.IJU.A.
F.E.
1
5
4000 8500 —
—
—
—
—
1 1373 3154 38 500
112 2880
—
—
2 31 45 1
1 1 80 20
1
1 2
F.LS.
F.H.
F.Psy
8
3
3
1
10997 36119 445
50965 77911 147 294
3855 8708 275 1221
316 372
100 507
_
-
39 97
409 696
274 -
20 82 286 20 11
20 27 185 L4 11
5
F.S.
28
4045 6945 104.216 13.162 13.890 222.177 31 20 1273 4705 _
-
5641 7126
10 -
63 -
1123 6633
6 — 65 54
15 15 75 10
5 40 45 -
3 3
_
1 3
2
-
-
-
-
2
965 1957
1
_
1 -
PudekI
PudekI
Total
Pudek IV
Pudek 1 Dekan
Pudek I
1
Usui
144
F.K.
Anggaran tid a k m encukup
F.K.G.
P enyem purnaan ruang b u k u , ruang keija, persediaan F o to C opy P enataran perpustakaan pada non professionil M inta disediakan anggaran u n tu k m encetak k a rtu katalog D ibuat anggaran yang telah d iten tu k an Pusat guna m e m b a n tu pem belian alatalat perpustakaan yang tidak ada pada perlengkapan Fakultas.
F.K.M.
M ohon penjelasan m engenai jenis-jenis anggaran yarig d a p a t oleh perpustakaan Fakultas.
F.T.
Perbaikan ruang baca, ruang buku, m ajalah, m esin tik m esin stensil. Penataran tenaga ahli perpustakaan.
F.S.
Perluasan Ruangan, penam bahan rak & m esik tik Penam bahan daya tenaga listrik Peningkatan ketram pilan pegawai perpustakaan
F.I.P.I.A.
Penam bahan koleksi buku
F.H.
M engadakan pertem uan dengan perpustakaan dalam lingkungan U.I. secara rutin dalam hal keija sama. _ M engadakan kursus penataran, Ceram ah-ceram ah m engenai p erp u stak aan bagi para petugas perpustakaan dengan tu ju an u n tu k m en in g k atk an pengetahuan & ketram pilan secara berkala. M em buat K atalog induk u n tu k koleksi seluruh p erp u stak aan dalam lingkungan U.I.
F.I.S.
Dipasang A.C./kipas angin.
dipergunakan
Lampiran III BAGAN STRUKTUR LEMBAGA PENELITIAN
145
1
LAM PIRAN IV K RITERIA PENILAIAN USULAN PROYEK PENELITIAN
Penilaian usulan penelitian m eliputi 5 hal berikut : 1. K elengkapan usulan penelitian 2. K w alitas 3. Feasibilitas 4. K egunaan 5. M engem bangkan kem am puan tenaga pengajar Penjelasan : 1. K elengkapan usulan A pakah d a fta r isian (form ulir) untuk usulan penelitian telah disi secara lengkap 2. K w alitas usulan penelitian A pakah setiap bagian yang harus diisi sudah memenuhi syarat yang ditetapkan Secara keseluruhan dalam mengisi formulir apakah usulan telah tersusun secara dan logis
sistimatis
3. Feasibilitas A pakah usulan penelitian yang dimajukan : a. m ungkin dilakukan dalam waktu yang diusulkan b. m ungkin dilakukan m enurut anggaran yang diusulkan c. m ungkin dilakukan dengan jumlah tenaga yang diusulkan d. m ungkin dilakukan dengan m ethoda yang diusulkan 4. Kegunaan D iutam akan yang berguna untuk memecahkan masalah yang segera dapat ditrapka atau m enjadi antara dalam prosespemecahan masalah an 5. Pengembangan kem am puan tenaga pengajar U ntuk mengembangkan kemampuan staf lebih diutamakan bagi m ereka yang kurang b pengalam an dalam meneliti. 8 er'
A pakah penelitian tersebut menunjang pengembangan keahliannya baik u n tu k p en eet' huan m aupun m ethodanya. getaU ntuk m elakukan penilaian usulan dengan kriteria tersebut di atas m aka digunakan in ^ u score dari tiap-tiap kriteria m ian
146
Nilai untuk score adalah sebagai berikut 1. Kelengkapan usulan penelitian 2. Kwalitas 3. Feasibilitas 4. Keuangan
:
5.. Pengembangan kemampuan staf
20
15 25 25 15
6. PENGEMBANGAN BIDANG PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (Makalah Purek Khusus Pengabdian pada Masyarakat UI)
I.
PENDAHULUAN Secara sadar atau tidak, sebagai anggota m asyarakat luas kita telah pernah dan (pasti) akan m elak sanakan kegiatan pengabdian pada m asyarakat baik di lingkungan keluarga, lingkungan te m p at tinggal, lingkungan keija, bahkan di dalam konteks yang lebih luas. Selain itu, sebagai warga m asyarakat akadem ik UI, baik semasa berstatus mahasiswa m aupun setelah m eryadi tenaga edukatif, secara insidental m aupun berkala kita pun pernah dan akan ’terlib at’ di dalam berbagai kegiat an ’pengabdian pada m asyarakat’; seperti pencacaran masal, secara ’sukarela’ m enjadi guru pada sekolah menengah pertam a atau atas, keija bhakti sosial dalam rangka penanggulangan akibat bencana alam, ber-KKN, ikut proyek PTM (Pengerahan Tenaga Mahasiswa), m em berikan bim bingan dan penyuluhan, m enatar dan lain sebagainya. Kesemua kegiatan tersebut secara ’gamblang’ d ap at kita nyatakan sebagai kegiatan pengabdian pada m asyarakat, baik dilaksanakan secara m andiri/individual m aupun secara bersam a/kelom pok. Pertanyaan tim bul, kegiatan apa atau m anakah yang dapat diklasifikasikan atau dikategorisasikan sebagai pelaksanaan dharm a ke tiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu ’Pengabdian pada M asyarakat’? Di lingkungan UI pun', baik pada tingkat P usat/R ektorat m aupun di tingkat Fakultas, seolaholah teijadi keraguan dan (kemungkinan) salah tafsir tentang apa atau m anakah kegiatan yang dapat dihitung sebagai nilai kredit kum ulatif ( ’kum ’) ’Pengabdian pada M asyarakat’ bagi tenaga edukatif yang mengusulkan kenaikan jenjang kepangkataii akadem iknya; dem ikian pula halnya dengan para mahasiswa yang merasa ’dirugikan’ oleh karena sedang atau telah m enjalankan tugas sebagai mahasiswa KKN-UI, yang hingga kini masih berstatus ’sukarela’. Pimpinan pada beberapa Fakultas dan atau petugas Biro A dm inistrasi Pendidikan-nya bahkan m encem oohkan dan tidak memberi dispensasi akademik apa pun kepada para mahasiswa yang ber-KKN; kecuali yang telah mem asukkannya ( ’built in ’) di dalam kurikulum , bahkan diberi penilaian sks (satuan kredit semester) yang tinggi. Dengan perkataan lain, anggaran, penafsiran serta pengertian mengenai ’Pengabdian pada M asyarakat’ m erupakan ’privilege’ atau sangat ditentukan oleh pribadi-pribadi baik Pim pinan UI m aupun Pimpinan Fakultas di lingkungan UI - m eskipun kita ketahui bersama bahwa ’Pengabdian pada M asyarakat’ m erupakan salah satu tugas UI, disamping tugas pendidikan dan penelitian, serta pada dasarnya ketiga tugas tersebut m erupakan satu kesatuan yang saling isi mengisi. Melalui kegiatan pengabdian pada m asyarakat, hasil penelitian dan pendidikan dapat secara langsung diamalkan penggunaannya pada masyarakat. Sebaliknya, hasil pengalaman dalam m elak sanakan tugas pengabdian pada m asyarakat dapat digunakan untuk m eningkatkan serta memajukan m utu pendidikan, dan m a s a la h -m a s a la h yang ditem ukan di dalam m asyarakat dapat dijadikan bahan penelitian. Tepat 4 tahun yang lampau, yaitu pada bulan April 1976 oleh D irektorat Pem binaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat D irektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dep. P dan K, telah diterbitkan suatu ’Pedoman Pelaksanaan Pengabdian pada M asyarakat’ yang dim aksudkan untuk menjadi pegangan dasar bagi semua Perguruan Tinggi Negeri. Kriteria dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya m enuntun kita untuk berpijak pada landasan dan kerangka berpikir yang sama, berpangkal tolak dari pengertian yang sama pula. Namun, tam paknya ’pedom an’ tetaplah sekedar ’pedom an’ yang belum ditanggapi secara serius, bahkan kadangkala belum sempat dapat dibaca dan dipelajari. Tanpa disadari, selama 30 tahun berdirinya UI kegiatan pengabdian pada m asyasrakat masih belum terkordinasi, bahkan wadah atau pelembagaannya masih ’cukup langka’. Secara in 6titusional barulah pada tingkat R ektorat UI dibentuk ’Pusat Pengabdian M asyarakat U I’ berdasarkan SK R ektor No. 063/SK /B R /75 tanggal 29 Juli 1975 yang masih terbatas kegiatannya, disam ping beberapa lembaga pada tingkat R ektorat (mis. Lembaga Krimininolgi) m aupun pada tingkat Fa kultas - yang juga melaksanakan kegiatan pengabdian pada m asyarakat. 149
Bila kita berpegang kepada landasan hukum, yaitu UU No. 22 tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi, SK Menteri P dan K No. 079 tahun 1970 tentang Tugas-tugas Pokok Jabatan Tenaga E dukatif pada Perguruan Tinggi dalam lingkungan Dep. P dan K, SK Menteri P dan K No. 0140/ U /1975 tentang Pola Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi di Indonesia, ditambah pula dengan adanya PP No. 5 tahun 1980 (LN 1980—10) tentang Pokok-Pokok Organisasi U niversitas/Institut Negeri yang mencerminkan adanya suatu wadah khusus bagi pengembangan kegiatan pengabdian pada masyarakat, yaitu Lembaga Pengabdian Pada M asyarakat dengan kem ungkinan pengembangan 5 Pusat yang mencerminkan aneka ragam kegiatan, kini telah tiba m asanya bagi kita untuk m endudukkan kegiatan ’Pengabdian pada M asyarakat’ sebagai salah satu dharm a dari Tri Dharma Perguruan Tinggi pada bobot yang berimbang (secara proporsional) de ngan dharm a pertam a dan kedua. Sebelum merencanakan program pengembangan yang mencerminkan pula kegiatan terkordinasi dan terpadu serta adanya suatu mekanisme keija yang lebih serasi dan efektif baik di ling kungan internal UI sendiri m aupun eksternal dengan perguruan-perguruan tinggi lainnya, instansi pem erintah, sipil, militer, pemerintah daerah, pihak swasta dan lain-lain, pokok-pokok tertentu mengenai ’Pengabdian pada Masyarakat’ perlu kita kaji dan sepakati bersama, antara lain : 1.1. Pengertian Yang diartikan dengan ’Pengabdian pada Masyarakat’ di Perguruan Tinggi (term asuk UI), ialah : ’Suatu kegiatan pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh Perguruan Tinggi secara melembaga dalam membantu pembangunan, baik langsung m aupun tidak lang sung, demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan m akm ur berdasarkan Pancasila. Dengan kegiatan ini, Perguruan Tinggi akan memperoleh umpan balik yang dapat m em percepat pelaksanaan misi dan fungsi perguruan tinggi, sehingga m am pu menghasilkan manusia-manusia penerus pembangunan dalam segala bidang’. 1.2. T u j u a n Pengabdian pada Masyarakat bertujuan untuk mempercepat tercapainya hasil pemba ngunan dan terlaksananya misi dan fungsi perguruan tinggi yang lebih sempurna. U ntuk mencapai tujuan ini, kegiatan pengabdian pada masyarakat berlandaskan kepada asas-asas yang langsung atau tidak langsung memberikan batasan mengenai pengertian ’Peng abdian pada M asyarakat’ yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.3. A s a s 1.3.1. Asas kelembagaan Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi dilakukan oleh dan atas nama perguruan tinggi. 1.3.2. Asas kerja sama Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi m erupakan usaha ber sama antara perguruan tinggi dan pihak-pihak yang dibantu, yang dijiwai oleh sema ngat kekeluargaan dan berdasarkan kordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi. 1.3.3. Asas serasi Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi harus dilaksanakan seimbang dengan dharma-dharma pendidikan dan penelitian. 1.3.4. Asas inisiatif, inovatif dan kreatif Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi dilakukan baik atas permintaan masyarakat (swasta maupun pemerintah) maupun atas prakarsa sendiri, yang 150
mencerminkan perubahan, pembaharuan dan peningkatan di dalam segi-segi cara, sikap, waktu, kualitas serta kuantitas. 1.3.5. Asas manfaat Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi harus dapat dirasakan manfaatnya secara langsung atau tidak langsung oleh masyarakat. 1.3.6. .Asas pembangunan dan pengembangan Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi'di satu pihak harus dapat menunjang dan meningkatkan gerak pembangunan, di lain pihak harus dapat mening katkan pelaksanaan misi dan fungsi perguaian tinggi. 1.3.7. .Asas ilmu-amaliah dan amal-ilmiah Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi harus didasarkan pemikiran yang ilmiah, dan tidak terdorong oleh keinginan untuk mencari keuntungan. 1.3.8. Asas daya guna dan tepat guna Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi dalam pengelolaannya harus menggunakan cara keija yang bersifat daya guna dan tepat guna. 1.4. S a s a r a n Ditinjau dari pengertian, tujuan dan asas Pengabdian pada Masyarakat, maka sasaran Pengabdian pada Masyarakat oleh perguruan tinggi adalah jelas untuk : (1) Menunjang dan meningkatkan gerak pembangunan, baik Nasional m aupun Regional; (2) Meningkatkan penghayatan dan kemampuan pemecahan masalah pembangunan dalam segala bidang oleh setiap unsur masyarakat akademik (civitas academica), terutam a para tenaga edukatif dan mahasiswa. Dengan berpangkal tolak kepada ’pengalaman’ melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat baik di tingkat Rektorat maupun di tingkat Fakultas, serta diharapkan adanya kesepakatan bersama mengenai : landasan hukum , pengertian, tujuan, asas, sasaran yang ingin dicapai, pengelolaan, program-program pokok, pembiayaan serta evaluasi, m aka perencanaan menggarap program-program pengembangan di bidang Pengabdian pada Masyarakat kiranya dapat disusun dan dikeijakan bersama.
II. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA DEWASA INI Sebagaimana secara ’at random ’ telah dijabarkan dalam ’Pendahuluan’ tentang aneka ragam bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah, sedang dan akan dilaksanakan baik di tingkat R ektorat maupun di tingkat Fakultas oleh warga m asyarakat akademik UI (tenaga eduka tif maupun mahasiswa), secara terus terang dapat saya nyatakan di sini bahwa kegiatan-kegiatan tersebut tidak atau belum ’menonjol’; seolah-olah ’silent operation(s)’ tengah berlangsung disamping kesibukan pendidikan/perkuliahan serta kegiatan penelitian. Sebagai suatu gambaran mengenai kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilaksana kan selama 5 tahun terakhir oleh suatu wadah pada tingkat R ektorat UI, yaitu ’Pusat Pengabdian Masyarakat U I’ (P 2 M-UI), dapat dibaca/dipelajari Lampiran dari pada makalah ini yang sebenarnya merupakan bagian/bidang dari pada Laporan R ektor pada Dies Natalis UI ke XXX. Disamping kegiatan yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh P 2 M-UI berdasarkan rencana, seperti Program-Program Pendidikan Non Degree (Bersertiflkat) bagi berbagai ragam kelom pok di masyarakat disamping Program Kuliah Keija Nyata UI (KKN-UI), terdapat pula kegiatan yang berlangsung secara insidental atau sporadis, seperti misalnya mencari dan m endapatkan tenaga da151
1
lam rangka ’Placem ent C enter’ dan adanya kegiatan afiliasi/kerja sama dengan pihak-pihak di luar UI, seperti ’RIA Pem bangunan’, dalam melibatkan sejumlah mahasiswa yang m elaksanakan karya bhakti sosial dengan cara m endidik dan melatih serta m em berikan penyuluhan kepada 180 calon transm igran beserta anggota keluarganya (isteri dan anak-anak) di Bekasi pada bulan April dan Mei 1980. Selain itu juga telah ada perm intaan dari Kepala BULOG untuk m elibatkan 50 orang maha siswa di daerah Karawang guna mengadakan penyuluhan kepada para petani dalam rangka musim panen tahun 1980 dan rencana pembelian beras oleh Pemerintah sejumlah 750.000 ton. Pada dasam ya semua kegiatan tersebut, secara langsung atau tidak langsung m elibatkan pula berbagai Fakultas di lingkungan UI - yaitu baik tenaga edukatif m aupun para m ahasiswanya, m eskipun kadangkala tidak diketahui oleh Pimpinan Fakultas bersangkutan. Selain itu, pada tingkat ’Pusat’ dan di tingkat Fakultas, seperti Lembaga K rim inologi UI, Pusat D okum entasi Fakultas Hukum UI, Biro Bantuan HUKUM UI, Poliklinik K esehatan dan aneka ragam lembaga lainnya telah dan sedang melaksanakan pula kegiatan-kegiatan pengabdian pada m asyarakat. Dalam melaksanakan dan melola semua kegiatan pengabdian pada m asyarakat tersebut am at disayangkan bahwa belum adanya sistem m onitor serta tidak atau belum adanya ’kiss (kordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi). m.
TUJU AN KHUSUS PENGEMBANGAN BIDANG PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Jika kita tinjau sejenak mengenai tujuan um um dari pada Pengabdian pada M asyarakat oleh Perguruan Tinggi yaitu m em percepat tercapainya hasil pem bangunan dan terlaksananya misi dan fungsi perguruan tinggi yang lebih sempurna, kiranya hal irii berlaku pula bagi Universitas Indo nesia. Mengingat bidang Pengabdian pada Masyarakat dilingkungan UI masih dalam tahapan ’awal’, terlebih adanya anggapan bahwa kegiatan pengabdian pada m asyarakat seolah-olah m erupakan kegiatan ’residual’, penanganan pengembangannya perlu di rintis sebagai suatu usaha bersam a oleh dan antar kelom pok yang diserahi penanganannya dari masing-masing Fakultas m aupun dari pihak R ek to rat; agar dengan demikian ’Pengabdian pada M asyarakat’ m erupakan bidang kegiatan yang ’diakui’ dan ’dihargai’ terutam a oleh unsur Pimpinan UI dan Fakultas-Fakultas serta unsur-unsur penunjang (tenaga edukatif lainnya serta para mahasiswa). Dengan adanya ’re-orientasi’ dan pelaksanaan kegiatan rintisan, misi dan fungsi UI dapat lebih ’disem pum akan’. Dengan demikian tujuan khusus pengembangan bidang Pengabdian pada M asyarakat lebih dititik beratkan kepada pem antapan misi dan fungsi Universitas Indonesia sendiri, yang sekaligus diharapkan m em punyai dampak terhadap pembangunan, baik Nasional m aupun Regional.
IV. PERMASALAHAN YANG ADA P erm asalahan p o k o k yang ’m e la n d a ’ UI dan tid ak m e n d o r o n g p en g em b a n g a n bidang P en g a b dian pada Masyarakat, adalah persepsi atau anggapan yang keliru serta sikap ’acuh tak acu h ’ dari sebagian besar masyarakat akademik UI sendiri, yang dapat dibagi dalam beberapa ’k elom pok’, yaitu :
— — — — — 152
K elompok K elom pok K elom pok K elom pok K elom pok
Pimpinan (terdiri dari tenaga edukatif); Tenaga Edukatif; Mahasiswa; Tenaga Adm inistrasi/Non edukatif, dan Alumni.
Tiap kelompok pada dasarnya mempunyai atau membawa permasalahan sendiri dalam ’menanggapi’ atau dalam kaitannya dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat, yang ber ’variasi’ dari kurangnya insentip, tidak adanya ’fringe benefits’, hanya mengorbankan w aktu, tenaga dan pikiran, sebaiknya di ’kontrakkan’ kepada yang lebih ahli, tidak atau kurang dapat ’m enggugah’ secara vokal (mis. para mahasiswa yang lebih senang berdemonstrasi) dan berbagai alasan lainnya. Secara ’gamblang’, kegiatan pengabdian pada masyarakat tidak ’merangsang’ atau kurang m enarik, ter dapat pula pengecualian, yaitu kelompok-kelompok kecil yang memang m em punyai dedikasi yang tinggi dan memiliki kesadaran yang tinggi untuk rela ’berkorban’. Selain permasalahan yang menyangkut masyarakat UI sendiri, sistem pendidikan yang berlaku di UI dewasa ini kurang bahkan tidak memberi peluang untuk dapat m elakukan kegiatan pengab dian pada masyarakat, kecuali pada beberapa jurusan di satu dua Fakultas. Anggapan bahwa kuri kulum telah ’padat’ dan tidak mungkin memberi peluang untuk kegiatan lain, terlebih kegiatan pengabdian pada'm asyarakat ’yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan’. Sebagian besar mahasiswa UI lebih senang mengambil sikap ’berpangku tangan’ daripada diminta atau diwajibkan untuk mem bantu pembangunan masyarakat baik rural m aupun urban, namun nampaknya lebih ’peka’ dan ’vokal’ bila organisasi mereka terancam (vide: NKK dan BKK). Permasalahan lain yang juga menyangkut sulitnya pengembangan bidang Pengabdian pada Masyarakat, adalah anggapan dari pihak-pihak di luar UI yang (masih) mengira bahwa misi dan fungsi UI hingga sekarang belum beroeientasi kepada pembangunan m asyarakat pedesaan dan lebih menitik beratkan kepada pembangunan Nasional, dalam arti sektor pem erintahan dan dunia usaha. Dengan adanya kegiatan pengabdian pada masyarakat yang masih berlangsung secara ’’sporadis’ terdapat keengganan dari sementara pihak untuk mem inta bantuan kepada UI; untunglah pada akhir-akhir ini keengganan tersebut telah mulai meluntur. Selain permasalahan yang telah disebutkan tadi, terdapat pula beberapa fakfor lainnya yang juga merupakan masalah tersendiri, antara lain: masalah organisasi dan manajemen — dalam arti belum tersedianya wadah-wadah yang ’nyata’ dan kurangnya tenaga pengelola; masalah partisipasi dari peserta/tenaga yang menunjang dan melaksanakan kegiatan, masalah biaya yang relatif belum tersedia atau disediakan, sehingga harus mengusahakannya sendiri. Dengan adanya konstatasi sementara mengenai permasalahan yang ada (yang tentunya harus di kjyi dengan eermat), diharapkan usaha-usaha nyata untuk mem ecahkannya meski akan memakan waktu yang cukup lama serta cukup pula memakan tenaga dan pikiran. V. PENDEKATAN PEMECAHAN PERMASALAHAN Bila kiranya telah dapat kita konstatasi permasalahan yang ada, maka usaha pertam a yang harus dilakukan untuk setidaknya mengurangi permasalahan yang ada tersebut yaitu dengan usaha m erubah ’public opinion’ atau citra masyarakat dengan jalan m e’netralisir’nya, misalnya m elibat kan ’Kelompok Pimpinan’ secara aktif dalam berbagai kegiatan pengabdian pada m asyarakat atas prakarsa sendiri dan atau menawarkan program-program pengabdian pada m asyarakat ( ’program selling’) kepada berbagai pihak di luar UI dengan melibatkan pula K elompok Tenaga Edukatif. Kelompok Mahasiswa dan Kelompok Alumni. Sementara itu, sebagai realisasi PP No. 5 tahun 1980, rintisan mengenai pem bentukan Lem baga Pengabdian Pada Masyarakat UI serta beberapa Pusat-nya telah harus di mulai; demikian pula dengan unit-unit pelaksana teknis pada tingkat Fakultas. Para (calon) pengelola (aspek Manajemen) dapat mulai di ’jaring’ dari kalangan tenaga edukatif yang berm inat serta para mahasiswa (secara selektif), untuk kemudian secara khusus diadakan pendidikan dan latihan dalam berbagai bidang dan keterampilan (’training-of-the trainers’) untuk dapat mengelola program-program serta sekali gus -bertindak selaku pelatih yang ’profesional’ dalam pengembangan dan pelaksanaan programprogram kegiatan pengabdian pada masyarakat. 153
Dengan adanya perubahan sistem pendidikan menjadi sistem semester penuh dengan perhitungan satuan-kredit-semester (sks), harus diberi peluang (’electives’) agar para mahasiswa dapat secara aktif melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat, dan memperoleh kredit bagi kegiatannya itu; demikian pula nilai kredit kumulatif (’kum’) harus di ’galakkan’ sebagai ’re w a rd ’ bagi tenaga edukatif yang melaksanakan kegiatan pangabdian pada masyarakat. Mengenai biaya bagi pelaksanaan program-program kegiatan, pertama-tama haruslah dapat diusahakan melalui Anggaran Pembangunan (DUP/DIP) dan melalui Direktorat P3 M Ditjen Pen didikan Tinggi Dep. P&K untuk program-program khusUs yang berbentuk pendidikan masyarakat (community education) dan bersifat perintisan (pioneering), serta mencari sumber-sumber lain yang tidak mengikat - untuk dapat membiayai program-program kegiatan pengabdian pada masyarakat baik atas inisiatif sendiri maupun atas dasar permintaan dari berbagai pihak di luar UI. Pendekatan pemecahan permasalahan tersebut hanya dapat berhasil bila terdapat kesepakat an bersama dari seluruh unsur Pimpinan (baik Rektorat maupun Fakultas) untuk memantapkai* bidang Pengabdian Masyarakat di lingkungan UI, yang berarti pula misi dan fungsi UI akan jauh lebih sempuma. VI. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM Bila berdasarkan PP No. 5 tahun 1980 Lembaga Pengabdian pada Masyarakat UI telah terbentuk, sebagai organisasi terstruktur —lembaga tersebut berkdwajiban merencanakan dan mengem bangkan program-program kegiatan pengabdian pada masyarakat, yang akan dilaksanakan m ela lu i Pusat-Pusat yang juga harus dikembangkan dan dibantu oleh Unit-Unit Pelaksana Teknis pada ting kat Fakultas; maka usaha pertama yang harus dilakukan adalah menjalin hubungan dan keija sama dengan berbagai pihak, baik di lingkungan ’sendiri’ maupun dengan instansi/badan/lembaga di luar UI seperti Pemerintah-Pemerintah Daerah, lembaga-lembaga Non-Dep. organisasi kemasyarakatan, badan-badan sosial, organisasi professi dan lain-lain. Hubungan dan keija sama ini mempunyai arti yang positif dan menentukan di dalam meren canakan program-program pengembangan. Di dalam merencanakan program-program Pengabdian pada Masyarakat perlu diperhatikan sifa t dan ben tu k kegiatan program. Dengan menggunakan sifat program sebagai unsur pemisah, program-program dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu yang bersifat : 1. Perintisan (Pionir)
Dalam kegiatan ini perguruan tinggi benar-benar melaksanakan bantuan sesuai dengan misi dan kemampuannya. Misalnya merintis penggunaan cara-cara baru dalam mengatasi suatu persoalan, baik di tingkat Nasional maupun Regional. 2. Pelengkap (Suplementer)
Dalam hal ini bantuan yang diberikan berupa kegiatan yang seharusnya telah dilaksanakan, namun disebabkan oleh berbagai hal belum terlaksana, misalnya mengadakan evaluasi kegiatan pembangunan regional. 3. Pengisi (Komplementer)
Bantuan yang diberikan hanya berupa pengisian kekurangan tenaga atau sarana. Jika dilihat bentuk kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, program-program dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu : 1. P endidikan M asyarakat (Community Education) Yang dimaksud dengan Pendidikan Masyarakat adalah program-program yang memberi pendi dikan sambung-menyambung kepada warga-warga masyarakat - kecuali mahasiswa; antara lain berupa program pendidikan bersertifikat.
154
2.
P elayanan pada m a sy a ra ka t (C o m m u n ity Service) Y ang d im a k su d d en g an p e lay a n a n p ad a m a sy a ra k a t ad alah p ro g ram -p ro g ram y a n g m e m b e ri p e la y a n a n u m u m , d en g an m e m b u k a k e m u n g k in a n p en g g u n aan b e rm a ca in -m a c am s u m b e r d a n k e m a m p u a n y an g te rsed ia dalam U n iv e rsita s/In stitu t, a n ta ra lain b e ru p a b im b in g a n , p e n y u lu h a n d a n p e la y a n a n (m is. p e lay a n a n k e se h a tan ).
3.
U saha K erja sam a Y ang d im a k su d dengan usah a k e ija sam a ad alah p ro g ram -program , k h u su s y a n g tim b u l d ari k e rja sam a a n ta ra U n iv e rsita s/In stitu t, dengan lem baga lain y an g sering d ija la n k a n , diaw asi d a n d ib ia y a i bersam a.
D ua m acam klasifikasi te rs e b u t m en g g u n ak an u n su r p em isah y an g b e rla in an , n a m u n d alam p e n y u su n a n n y a m e m p u n y a i persam aan , y a itu bahw a yang n o m o r leb ih kecil dian g g ap le b ih sesuai d en g an m isi d an fungsi p e rg u ru a n tinggi d alam p e m b an g u n a n N asional. Sebagai p e d o m a n dalam p e n e n tu a n p em bagian biaya, m a k a o leh D ire k to ra t P 3 M D itje n P en d id ik a n Tinggi D ep. P d an K k e d u a m acam klasifikasi te rs e b u t d im a su k k a n dalam su a tu ’g rid ’.
B EN T U K S IF A T
(1 )
P E R IN T IS A N
(2 )
SUPLEM ENTER
(3 )
K O M PLEM E N T E R
PE N D ID IK A N M A SY A R A K A T ( 1)
PELAYANAN M ASYARAKAT (2)
K E R JA SA M A (3 )
Blllllt ISItH >
-
1
’G rid ’ g u n a p em ilih an program u n tu k p e n e n tu a n p rio rita s p e m b iay aan . D engan ad an y a ’g rid ’ te rs e b u t, m ak a p e ren can aan p ro g ram -p ro g ram d a n p e n g em b a n g a n pro g g ram -p m g ram d a p a t disesuaik an dengan p e n in g k atan ta h a p p e m b a n g u n a n N asio n al m a u p u n R egional d a n a ta u p e n in g k atan p e rm in ta a n dari lu a r UI. M engenai m acam -m acam program dalam berbagai sifat d a n b e n tu k k ira n y a d a p a t d ire n c an a kan p a d a w a k tu n y a dengan m e n g in d ah k an p o la P rogram P o k o k Pengiabdian p a d a M asy arak at. V II. K O M E N T A R P E N U T U P A p a b ila U I sesuai dengan K eb ijak an D asar P en g em b an g an -n y a d a n R en c a n a In d u k U I a k an b e rp in d a h lokasi ke w ilayah D epo k , k ira n y a p erlu d irin tis k eg iatan p e n g ab d ia n p a d a m a sy a ra k a t di w ilay ah te rs e b u t, agar c itra m a sy a ra k a t D ep o k te rh a d a p U I b e rsifa t ’fa v o u ra b le ’. S elain itu b ila P rogram -P roogram B idang P engabd ian pada M asy arak at a k an b e n a r-b e n a r d irealisasi, k e sa n d a n p esan yang te rtu lis dan te rsira t dalam m ak alah ini h e n d a k n y a d a p a t d ifa h a m i d a n d ih a y a ti o leh p a ra p e n g a m b i l k eb ijak an , agar k e lo m p o k -k e lo m p o k dalam m a sy a ra k a t a k a d e m ik U I d a p a t b e rp a rtisipasi sebagai pelak san a k eb ijak an y an g d ite m p u h , y a itu m e la k sa n a k a n k e g iatan p e n g a b d ia n p a d a m a sy a ra k a t dengan b aik dan b ertan g g u n g jaw ab . '
155
LAMPIRAN : MAKALAH ’PROGRAM PENGEMBANGAN BIDANG PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DI LINGKUNGAN UI’
K utipan dari :
LAPORAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 1979 - 1980 PADA DIES NATALIS UI KE-XXX ’BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT’
BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT
D harm a ke tiga dari T ridh arm a Perguruan Tinggi sebagaim ana kita k e tah u i b ersam a, ad alah ’Pengabdian pada M asyarakat’. K egiatan pengabdian pada m asy arak at dalam berbagai b e n tu k sebagrfi terapan dari hasil-hasil pendidikan dan penelitian, secara sadar atau tidak, telah d an akan te ta p d ila k sanakan oleh U niversitas Indonesia beserta seluruh fakultas-fakultas serta le m b a g a-lem b a g a /u n it-u n it lainnya dilingkungan U niversitas Indonesia. U ntuk m encerm inkan secara form al pelaksanaan dh arm a ke tiga dari T rid h arm a P erg u ru an Tinggi, pada tingkat R e k to ra t UI telah d ib e n tu k suatu lem baga yang bem am a ’Pusat P engabdian M asyarakat U I’ (P2M -UI) berdasarkan SK R e k to r Universitas Indonesia No. 0 6 3 /S K /B R /1 9 7 5 tertan g g al 29 Juli 1975. Di baw ah pim pinan seorang P em bantu K husus R e k to r Bidang Pengabdian p ad a M asyarakat yang sejak awal d ijabat oleh Saudara G irindro Pringgodigdo, SH, Pusat P engabdian M asy arak at UI yang ham pir b e ru m u r 5 ta h u n , berusaha m engkordinasi, m engelola dan m en gem bangkan program program yang m elip u ti : 1. Penyelenggaraan Program Pendidikan Non-Degree (B ersertifik at); 2. Penyelenggaraan Program K uliah K erja N yata UI (K K N -U I); 3. P enem patan Tenaga K erja Mahasiswa & Saijana (P lacem ent C en ter); 4. Afiliasi serta program -program lain sesuai dengan perkem bangan. Sem ua kegiatan terseb u t di atas telah, d ap at dan akan berlangsung dengan baik b e rk a t penger tian, b a n tu an dan partisipasi a k tif dari tenaga p en d id ik /p en eliti di lingkungan UI sendiri serta perorangan dan instansi-instansi di luar UI (baik p em erin tah m au p u n sw asta) dengan d u k u n g an dana dari anggaran pem bangunan (DIP-U I) serta b an tu an dan sum bangan berbagai pihak/inS tansi di lu ar UI. M engenai program -program kegiatan yang telah diselenggarakan oleh P usat P engabdian M asyara k at UI, secara singkat d a p at dilaporkan sebagai b erik u t : 1.
Program P endidikan N on-D egree (B ersertifikat) 1.1. Program Pendidikan Non-Degree bagi W artaw an, yang telah diselenggarakan sebanyak 3 kali, yaitu : 1.1.1. bagi W artaw an Ju n io r; diik u ti oleh 35 p eserta dari tanggal 25 N o p e m b e r 19 D esem ber 1974. Program ini disponsori pula oleh D ep artem en Penerangan R I dan P ertam in a; 1.1.2. bagi W artaw an Senior; d iikuti oleh 21 peserta berasal dari Ib u k o ta d an D aerah, dari tanggal 1 D esem ber — 19 D esem ber 1975; 1.1.3. bagi W artaw an W anita (W artaw ati); d iik u ti oleh 21 p eserta, dari tanggal 15 Jan u a ri — 2 M aret 1979 (IVi bulan). T ujuan program -program pendidikan terseb u t an tara lain : - m em berikan latar belakang pengem bangan ilm iah secara m u ltid isip lin er dalam rangka pem binaan um um dan kem ahiran para w artaw an; - M eningkatkan b o b o t p e n g e ta h u a n um um u n tu k m em b in a kreativitas dan d ay a k ritis w artaw an dalam m elakukan tugasnya; - M eningkatkan kesadaran (Isense o f aw areness) akan p e n tin g n y a tanggung jaw ab sosial dan etika dalam pem beritaan m elalui pers. K husus bagi para w artaw an w anita (w artaw ati), d ititik b e ra tk an p u la p ad a (1 ) P en g etah u an M etodologi Penelitian, (2) Pengetahuan Ju m a listik dan (3 ) P en g etah u an Ilm u -ilm u Sosial. 1 .2 .‘ Program Pendidikan Non-Degree bagi W anita dalam O rganisasi, yang telah diselenggarakan sebanyak 3 kali, yaitu : 157
1.2.1.
Diselenggarakan dari tanggal 18 Agustus 15 Desember 1975, yang d iik u ti oleh 29 peserta dari berbagai organisasi Wanita seperti : (1) D harm a Pertiw i; ( 2 ) K ow ani; (3) BPOW; (4) KNKWI; (5) D harm a W anita; ( 6 ) Periska T ani; (7) IID I; ( 8 ) Aisyiah. 1.2.2. D iselenggarakan dari tanggal 12 Juli - 6 Agustus 1976, yang diikuti oleh 36 peserta, antara lain dari organisasi-organisasi Wanita : ( 1) Dharma W anita; (2) D harm a Pertiw i; (3) K ow ani; (4) BPOW; (5) BPOIWI; ( 6 ) Idhata Komisariat UI; (7) Persatwi. 1.2.3.
Diselenggarakan dari tanggal 26 Septem ber - 21 O ktober 1977, yang d iik u ti oleh 36 peserta yang berasal dari organisasi-organisasi Wanita: (1) Dharma W anita; (2 ) D harm a Pertiw i; (3) BPOW - Persit K artika Chandra Kirana & Bhayangkari; (4 ) KNKWI; (5) KOWANI - PWKI & PP Wanita Islam; ( 6 ) Idhata Pusat; (7) Idhata K om isariat U I; ( 8 ) Id h ata K om isariat IKI Jakarta; (9) Organisasi Wanita Islam.
T ujuan program -program tersebut antara lain : - M eningkatkan dan m em antapkan peranan Wanita dalam Pembangunan, dengan m em berikan dan m em bahas masalah leadership, filsafat dan teori organisasi, Organisasi & M ana jem en, pengetahuan tentang obat-obatan kimiawi dan tradisional dan sebagainya; - M em beri pengetahuan-pengetahuan praktis mengenai kearsipan, kesekretariatan dan lain-lain; - M enyam paikan latar belakang & pengetahuan mengenai Sejarah Pergerakan W anita di Indonesia, ilmu-ilmu pengetahuan sosiologi, psikologi, penggunaan k o m p u ter; K esem ua program dilaksanakan dengan cara penyampaian klasikal serta diskusi, dan m elalui group dynam ics. 1.3. Program Pendidikan Non-Degree bagi Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat A tas (SLTA ), yang telah diselenggarakan sebanyak 2 kali, yaitu : 1:3.1. Diselenggarakan dari tanggal 1 Maret — 19 Maret 1976, yang diikuti oleh 22 peserta Kepala SLTA Negeri; 1.3.2. Diselenggarakan dari bulan Juni — Juli 1979, yang diikuti oleh 4 2 p eserta K epala SLTA Negeri. T ujuan program-program pendidikan antara lain : - M eningkatkan bobot pengetahuan umum dari peserta guna m engusahakan m en u tu p jurang pemisah antara pendidikan akhir SLTA dengan pendidikan awal pada Perguruan Tinggi; -- M eningkatkan kesadaran dan tanggung jawab akan pentingnya kelanjutan dan kesadaran antara jenjang-jenjang pendidikan menuju sistem pendidikan nasional yang dicita-citakan. 1.4. Program Pendidikan Non-Degree bagi Pejabat Hubungan M asyarakat (H um as); Program Pendidikan ini baru diselenggarakan untuk pertam a kalinya pada tanggal 23 Mei 17 Juni 1977, dan diikuti oleh 28 peserta pejabat-pejabat Humas di Ib u k o ta dari berbagai instansi Pem erintah maupun Swasta. T ujuan program pendidikan ini antara lain : - M eningkatkan pengetahuan umum serta memperluas pengalaman akadem ik d an praktis dari para pejabat Humas melalui pendekatan interdisipliner; - Penghayatan akan pentingnya peranan kehumasan baik secara internal m au p u n ekstem al. Program ini diselenggarakan oleh P2M-UI bekeija sama dengan D epartem en Ilm u K om uni kasi Massa FIS-UI, Perhumas & Bakohumas. 1.5. Program Pendidikan Non-Degree bagi Pejabat Administrasi Pem erintah D aerah (D K I Jak arta), telah diselenggarakan untuk pertam a kali dari tanggal 15 Mei - 19 Ju n i 1978 — yang m erupa kan realisasi keijasama antara Universitas Indonesia dengan Pemda DKI Jak arta. 158
Program ini diikuti oleh 30 orang Cam at di wilayah DKI Jak arta serta 10 orang p en jab at Pemda DKI Jakarta. Tujuan program ini antara lain : m eningkatkan pengetahuan um um serta m em perluas pengalam an akadem ik praktis daripada Penjabat A dministrasi Pem erintahan Daerah melalui pendekatan interdisipliner; M eningkatkan daya tangkap dan kreativitas dalam m engantar dan m elaksanakan tugas; M eningkatkan rasa tanggung jaw ab m oral, sosial dan disiplin selaku pelayan m asyarakat dan abdi negara. 1.6 . Program Pendidikan Non-Degree bagi Dosen-Dosen Fakultas Hukum PTS se K o tp ertis Wila yah II (Penataran M etodologi Riset). Telah diselenggarakan untuk pertam a kali dari tanggal 5 N opem ber 16 N opem ber 1979. A dapun program pendidikan ini m erupakan keija sama antara Universitas Indonesia dengan K otpertis Wilayah II. Program ini diikuti oleh 21 orang Dosen-dosen F akultas H ukum Per guruan Tinggi Swasta di DKI Jakarta serta 4 orang Dosen Fakultas H ukum Swasta dari luar DKI Jakarta yaitu dari Palembang, Bengkulu dan Singkawang. Tujuan program pendidikan ini antara lain : - Dalam rangka penataan dan pem binaan Perguruan Tinggi Swasta, pihak pem erintah cq Depar tem en P & K D irektorat Jenderal Pendidikan Tinggi serta pihak K otpertis sebagai aparat di Wilayah, tahap demi tahap berusaha m em bantu m eningkatkan m utu akadem ik para dosen pada PTS dalam berbagai disiplin ilmu serta ketram pilan lainnya. Salah satu usaha untuk m em beri kesem patan (secara gratis) pada khususnya para dosen Fakul tas Hukum PTS dilingkungan K ordinatorat Perguruan Tinggi Swasta Wilayah II, m engikuti penataran m etodologi riset, dan bertujuan untuk m eningkatkan dan m em antapkan pengeta huan para dosen tersebut dalam mem bim bing para mahasiswa dan sekaligiis menggalakkan penelitian dalam bidang Hukum. C atatan : Sejak awal berdirinya Pusat Pengabdian M asyarakat UI hingga kini telah diselenggarakan 10 (sepuluh) kali Program Pendidikan Non-Degree (B ersertifikat) bagi berbagai anggota kelom pok m asyarakat dan pem erintah; Pada bulan Februari - Maret 1980 direncanakan suatu program pendidikan bagi Pejabat Periklanan, dan dalam tahun anggaran 1980/1981 direncanakan pula penyelenggaraan program -pro gram pendidikan non-degree bagi wanita dalam Organisasi (IV), yang m enitik beratkan pada IbuIbu Pengurus PKK & PKW, dan program pendidikan bagi Pejabat Adm inistrasi Pem erintah Daerah. 2.
Program Kuliah Keija N yata Mahasiswa UI (KKN-UI) dalam tahun 1979/1980 Universitas Indo nesia untuk keenam kalinya melaksanakan Program KKN, walaupun hingga saat ini masih bersatus sukarela. Dari tahun ke tahun jumlah peserta yang berasal dari beberapa fakultas berubah. U ntuk jelasnya, dapat dilihat pada tabel di halaman berikut ini. (hal. 160) Tujuan dari pada Program KKN-UI antara lain adalah . Agar UI menghasilkan (calon) sarjana sebagai penerus pem bangunan yang lebih menghayati permasalahan kompleks yang dihadapi m asyarakat dalam pem bangunan, khusus nya m asyarakat di pedesaan; dan belajar menanggulangi perm asalahan tersebut secara pragmatis melalui pendekatan interdisipliner; Untuk lebih m endekatkan UI kepada m asyarakat dan m enyesuaikan pendidikan tinggi kepada tu n tu tan pem bangunan; M embantu Pem erintah dalam m em percepat gerak pem bangunan dan m em persiapkan leader-leader pem bangunan di pedesaan. Macam-macam kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan, antara lain dalam bidang prasarana 159
I
On
O
Tabel KKN
Fakultas
1974/1975 W P
1975/1976 W P
Kedokteran Kedokteran Gigi I. Pasti & I. Alam Tehnik Hukum Ekonomi Sastra Psychologi Ilmu-ilmu Sosial Kes. Masyarakat
2 3 2 — 6 2 11 2
1 — — — — 3 1 3 —
— 5 17 6 2 3 — 12 —
Jumlah P/W
28
8
45
Jumlah / Tahun
—
36
—
2 — — 1 1 6 — 10 55
1976/1977 P W
1977/1978 W P
—
—
2 18 — 9 9 6 — 13 —
9 8 — 7 4 — — 11 —
22 — 18 12 15 — 15 —
— 2 28 — 7 4 9 1 —
57
39
82
51
96
—
1978/1979 P W
1979/1980 W P
— — 11 — 14 3 — 12 —
— — 11 — 11 — 3 2 6 —
— 8 4 4 — 4 — 5 —
41
33
133
3 — 11 — 5 1 — — —
25
20 45
74
dan sarana, bidang produksi, bidang pendidikan, bidang sosial Budaya & spiritual, bidang kese hatan dan kebersihan serta bidang administrasi dan pemerintahan. Jika sebelum tahun 1 9 7 9 /1 9 8 0 KKN-UI berlokasi di wilayah DKI Jakarta dan K abupaten Pandeglang, maka pada tahun 1 9 7 9 /1 9 8 0 lokasi tersebut tetap berada di Wilayah DKI dan di 3 Kecamatan (kecam atan Cikidang, Surade dan Sagaranten) di wilayah Kabupaten Sukabum i, Jakarta Barat. Sebelum para mahasiswa KKN-UI ditem patkan berbagai lokasi dan hidup bersama masyarakat rural/pedesaan selama kurang lebih tiga bulan, mereka m em peroleh latihan baik di DKI Jakarta, maupun di Balai Latihan Kejuruan Pertanian di Lembang, Bandung selama 2 minggu. T entang pembiayaan Program KKN-UI yaitu berupa biaya latihan, alat perlengkapan lapangan, biaya perjalanan, biaya hidup, uang saku dan lain-lain ditanggung oleh Pemerintah (m elalui DIP-UI); khusus yang berlokasi di wilayah DKI Jakarta, mendapat pula bantuan keuangan dari Pemda DKI Jakarta. Kepada para mahasiswa yang aktif dan berhasil m enyelesaikan tugas KKN-UI diberikan suatu ’certificate o f achievement* (sertifikat keberhasilan) yang ditanda tangani oleh R ektor UI. Diharapkan dengan adanya pemantapan sistem kredit/sistem sem ester, pada tahun-tahun m endatang program KKN-UI m em peroleh ’response’ yang lebih wajar. 3.
Penempatan Tenaga Keija Mahasiswa & Saijana (Placem ent Center). Dalam bulan Desem ber 1976, P2M-UI mengambil prakarsa untuk m em bentuk suatu ’pusat’ Penempatan Tenaga Keija Mahasiswa & Saijana sebagai wadah bagi para mahasiswa dan saijana lulusan Universitas Indonesia dengan maksud dan tujuan : — m engelola dan membina sarana dan media mengenai kesem patan keija serta memadukan permintaan dan penawaran akan tenaga kerja mahasiswa dan saijana (m uda dan lengkap) UI; — memberi kesempatan dan pelayanan kepada mahasiswa Universitas Indonesia dan sar jana (muda dan lengkap) lulusan Universitas Indonesia, sebagai tenaga keija potensial, untuk mendapat pekeijaan (insidental, part-time, maupun full-tim e); — menghubungi dan melayani Instansi Pemerintah, dunia usaha (Pem erintah maupun Swasta) serta golongan masyarakat lainnya dalam m em peroleh tenaga keija dari ling kungan Universitas Indonesia; — membantu Pemerintah dalam pemecahan masalah ketenagaan kerja di Indonesia. Hingga saat ini Placement Center UI secara insidental menerbitkan ’Buletin Kesem patan K eija’ yang biasanya diterbitkan berdasarkan permintaan akan tenaga keija mahasiswa (saijana muda) dan saijana (lengkap) dari berbagai Instansi/Lembaga baik Pemerintah m aupun Swasta. Yang selalu kita harapkan adalah agar para mahasiswa dan saijana lulusan Universitas Indonesia dapat memanfaatkan wadah tersebut sebaik-baiknya dan agar terbina keija sama yang erat dengan instansi/lem baga baik Pemerintah maupun Swasta, hingga terasa adanya hubungan yang harmonis dengan Placem ent Center UI yang akan mengusahakan kesem patan keija bagi para ma hasiswa dan saijana lulusan Universitas Indonesia yang (akan) mencari pekerjaan.
4.
Afiliasi serta Program-Program lain Di samping program-program kegiatan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh P2M-UI, usaha-usaha untuk merintis dalam mengadakan keijasama antara UI dengan pihak-pihak di luar UI senantiasa dilakukan. Misalnya dengan ibu-ibu RIA P e m b a n g u n a n telah dijajaki kemungkinan keijasama dalam bentuk ’K a ry a Bhakti Sosial’ m ah asisw a UI mengenai pendidikan non formal dari keluarga-keluarga gelandangan yang ditampung oleh D e p a rte m e n Sosial di Bekasi; dem ikian pula halnya dengan Persatuan Perusahaan Periklanan In d o n e sia (P3I) dijajaki kemungkinan keija sama yang bersifat kontinyu guna m endidik tenaga periklanan. 161
Usaha-usaha tersebut bila telah terealisir, dengan sendiri akan dilanjutkan pelaksanaannya oleh fakultas-fakultas/lembaga-lembaga di lingkungan UI sendiri. Demikianlah penjabaran dari pada beberapa kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah, se dang dan akan dilaksanakan oleh Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia yang pada waktunya, sesuai dengan pemantapan struktur organisasi Universitas, akan dijadikan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Indonesia. .
162
MAKALAH NARA SUMBER
PENDIDIKAN PROFESSIONAL DALAM R ENCANA PENGEM BANGAN UNIVERSITAS INDONESIA
P E N D ID I K A N P R O F E S S I O N A L D A L A M R E N C A N A P E N G E M B A N G A N U N I V E R S I T A S IN D O N E S I A
Oleh : E m il Salim M enurut Peraturan Pem erintah R epublik Indonesia nom or 5 tahun 1980 ten tan g P okok-pokok organisasi U niversitas/Institut Negeri, tugas pokok U niversitas/Institut adalah m enyelenggarakan perididikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat m enengah dan yang m em berikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kerubayaan kebangsaan Indonesia dengan cara ilmiah yang m eliputi p en d id ik an dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada m asysrakat sesuai dengan perundangan-undangan yang berlaku. U ntuk m enyelenggarakan tugas pokok ini, U niversitas/Institut m em punyai fungsi : a. m enyelenggarakan pengembangan pendidikan dan pengajaran; b. m enyelenggarakan penelitian dalam rangka pengem bangan kebudayaan khususnya ilmu pengeta huan, teknologi, pendidikan dan seni; e. m enyelenggarakan pengabdian pada m asyarakat; d. m enyelenggarakan pembinaa'n sivitas akadem ika dan hubungannya dengan lingkungannya; e. menyelenggarakan kegiatan pelayanan adm inistratif. Tam pak di sini bahwa tugas pokok U niversitas/Institut m en u ru t p eratu ran Pem erintah ini adalah m enyelenggarakan Tri Dharm a Perguruan Tinggi ditam bah dengan pem binaan sivitas akadem ika. Inilah ciri-ciri umum yang perlu diselenggarakan U niversitas/Institut. Di sam ping ini ciri-ciri khas masing-masing universitas sangat bergabung pada semangat yang dikem bangkan sivitas akadem ikanya. Semangat ini bergantung pada persepsi sivitas akadem ika tentang peranan yang perlu diam bil universi tas dalam m enjalankan fungsinya di tengah-tengah m asyarakat. Oleh R ektor Universitas Indonesia ciri-ciri khas yang ingin dikem bangkan dalam lingkungan Universitas Indonesia ialah melalui Tri D harm a Perguruan Tinggi m enghasilkan tenaga-tenaga saijana yang memiliki ’’scholarship” , ’’professionalism ” dan ’’social and global consciousness” . D Di sini ingin kita telaah ketetapan arah perkem bangan ini bagi m asyarakat kita dengan m em per hatikan kondisi keadaan Universitas Indonesia sekarang ini, dengan penekanan pada pendidikan tenaga professional melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. I.
Professionalism : Isi dan pengem bangan 2 ’ P e n g e rtia n professionalism terus berkem bang sesuai dengan p ertum buhan fungsi ini dalam ling
kungan m asyarakat yang terus berkembang. Fungsi ini dilakukan oleh berbagai-ragam tenaga akhli m em enuhi perm intaan berbagai-macam lapisan m asyarakat. Karena itu sulit ditem ukan definisi tunggal u n tu k pengertian professionalism ini. Dalam keragaman definisi ini m ereka yang m elaksanakan pekeijaan professional ini m em iliki ciri sama, yaitu pertama, menjual jasa didasarkan pada penggunaan ilmu pengetahuan diperoleh di lingkungan perguruan-tinggi; kedua, jasa ini dijual baik secara langsung m aupun tidak langsung kepada anggota atau kelom pok m asyarakat. Ini berarti bahwa jasa ini bisa dijual langsung atau p u n m elalui m edia-perantara berupa organisasi, aparatur, dll. kepada pem akai akhir. Dalam m asyarakat yang masih s e d e r h a n a dan belum kom pleks, tenaga professional langsung terjun dalam m asyarakat m enaw arkan jasanya kepada pem akai langsung. U n tu k ini ia dilatih, dididik dan dibina dalam perguruan-tinggi. H u b u n g a n professional dengan pem akai adalah langsung dan sederhana. Professi dokter, arsitek, notaris, adalah contoh dari type-type jasa yang langsung berhubungan dengan pemakai. 1)
U niversitas Indonesia, Langkah Awal dalam Perencanaan dan Pengembangan Jangka Panjang, D esem ber 1979, halam an 2.
2)
U raian ini banyak m engam bil dari Schein, Edgar H., Professional Education Some New Directions, Me G raw -H ill B ook C o m p an y , New Y ork, 1972.
167
Karena sifat penjualan jasa adalah langsung dan individual, maka sifat pendidikan tenaga pro fessional ini adalah individual pula. Tenaga akhli ini cukup mengetahui materi professinya. Dan ia dilatih dalam praktikum, dididik dalam kelas untuk mengenai masalah-masalah untuk ditanggulanginya secara individual. Tetapi masyarakat cepat berkembang. Masyarakat Indonesia saja dalam masa sepuluh tahun 1 970-1980 ini telah tum buh semakin kompleks, padahal masyarakat Indonesia masih jauh dalam tangga kemajuan pembangunan. Sehingga bisa diramalkan bahwa kadar kompleksitias yang kita alami masih belum seberapa. Semakin sering orang bicara dengan nada-semangat perlu adanya koordinasi, integrasi, sinkhronisasi dan pendekatan menyeluruh. Masalah yang dihadapi berangsur-angsur menjadi semakin ruwet untuk dihadapi oleh hanya satu tenaga professional. Ini tidak terlepas' dari perkembangan permasalahan yaftg memerlukan pendekatan spesialistis Pendidikan dan latihan spesialistis semakin berkembang. Namun sejalan dengan ini semakin dirasa bahwa ’’pengetahuan mendalam tentang salah satu segi” mengorbankan ’’pengetahuan melebar tentang keseluruhan” . Sehingga kedalaman professi dicapai berkat pengorbanan kelebaran. Semakin dalam orang berkembang, semakin timbul pula kebutuhan untuk mentrimbandnva de ngan pendekatan melebar. Sehingga kecenderungan spesialisasi menumbuhkan kebutuhan untuk di imbangi dengan keijasama antar akhli mencapai ’’kelebaran dengan kedalaman” Keperluan bekeijasama antar akhli menumbuKkan lembaga Derantara * /. . dengan pemakai langsung. Sentra Medis, perusahaan hukum (law firml knnc u™ e/ laga pro ona^ akuntan, dll,, merupakan lembaga-lembaga yang menggabungkan be’rbaeai^i!!1’- u‘° 'ar®ltek ’ biro' team untuk mencapai kelebaran dalam kedalaman. siahsasi dalam satu Yang penting dalam perkembangan ini ialah putusnya hubungan lanesi •• langsung dengan tenaga professional. Organisasi kini merupakan badan v ng antara*Pemakai-jasa Disatu fihak ini menguntungkan pemakai jasa karena peladenan terhada d -8dapi PemakaHasa. Sebaliknya, hubungan akrab yang tadinya teijelma dalam hubungan ta ta ? 1]?nya lebih m eny eluruh. hilang. Pemakai-jasa merupakan suatu nomor dalam daftar peladenan Tui- *angsunS> kini Gejala ini semakin meningkat sejalan dengan bertambah komplek & professionaldalam masyarakat. Soalnya sekarang adalah sampai seberapa jauh pola ,m asa^ab y an8 tum buh dibarengi dengan pergeseran pendekatan individual menjurus ke pend ^ en an tenaga professional ini. Sampai seberapa jauh tenaga professi kita dididik dan dilatih i 3 an bersama (joint approach) sama. h PUla untuk bekeqa bersamaSementara peningkatan kompleksitas masalah dalam masyarakat b 1 ngan ini tum buh pula kebutuhan mengembangkan type-type tenaga er!.angSUng’ berdampingan deakhli di bidang tertentu, tetapi sekaligus juga memiliki kemampuan me PI? .lonaI y an8 bukan hanya bidangnya untuk bisa memberi petunjuk tentang arah pemecahan atau° masalah-masalah di luar cahannya. Hal ini kita jumpai di daerah pedesaan di mana 80% dari iu* ?aJ a’Cara mengusahakan pemebermukim. Tenaga professional yang bekeija di daerah pedesaan d ' h H Penduduk Indonesia masih juga di luar bidang professinya. 1 adaPkan pada masalah-masalah Namun daripadanya diharapkan mampu menggunakan peralatan r untuk bisa menunjukkan arah pemecahan. analisa dan kelebaran erudisinya Maka tampaklah bahwa keperluan melebar menonjol untuk d l tenaga professional di Indonesia ini. Dibeberapa bidang yang sifatnv angkan dalam pendidikan terwujud dalam kesadaran diri untuk bisa mengembangkan keriasamsepesiaKstis, keperluan melebar bidang professi yang bekeija di daerah pedesaan muncul keperlua 8a" tenaga akhli lain. Di melebar di luar bidang professinya, agar mampu m enanggapi r n a J l mengembangkan penglihatan Adanya lembaga-lembaga mencakup tenaga professional d i s a t n di daerah Pedesaan. kai-jasa juga mengakibatkan orientasi tenaga professional tidak bulat v , berhadapan dengan pemalngsung. Dalam biro arsitek yang ditugaskan membangun perumahan kepentin8an pemakai jasa kyat bagi rakyat berpendapatan 168
rendah, menjadi masalah kepada siapakah orientasi commitment tenaga professional ini? Kepada pemberi-tugas pembangunan yang membiayai proyek ini, ataukah kepada Rakyat kecil yang bakal menempati rumah rakyat ini? Orientasi kepada pemberi tugas semata-mata bisa menghasilkan rumah yang bisa menguntungkan pemberi-kerja namun merugikan pemakai-rumah. Dalam hal ini dimanakah sang pro fessional ini berdiri, kepada pemberi-keijakah atau kepada pemakai-akhir? Masalah serupa juga ditemukan dalam lembaga-lembaga professional lainnya seperti senttra-medis, rumah-sakit, biro akontan, biro konsultan, biro-hukum, dll. Pokok masalah adalah kepada siapakah tenaga professional dididik untuk mengabdi' ! Jika kepentingan pemberi keija beijalan seiring dengan kepentingan konsumen-akhir maka masalah tidak sulit. Jika terdapat perbedaan kepentingan, sangatlah penting fihak siapa tertuju bobot orientasi pengabdian tenaga professional. Dan ini bisa dipengaruhi atau dikembangkan melalui proses pendidikan dan latihan dalam universitas. Persoalan ini meiyadi lebih ruwet jika tenaga professional menjual jasa-fikiran dan keakhliannya kepada lembaga yang tidak memakai hasilnya secara langsung, tetapi merasa perlu mengolahnya lebih lanjut untuk dijual sebagai produk baru kepada konsumen akhir. Hasil akhir bisa berlainan sekali de ngan fikiran semula. Maka jelaslah bahwa putusnya hubungan langsung antara tenaga professional dengan konsumen akhir akibat lahirnya lembaga perantara menimbulkan soal-soal ethika baru. Dalam hal ini dimanakah letak tanggung-jawab tenaga professional, kepada siapakah ia terutama mengabdikan diri dan mengorientasikan hasil fikirannya ? , Pertanyaan ini menjadi lebih menonjol untuk Universitas Indonesia (UI) yang berkedudukan di ibukota-kota Republik Indonesia. Posisi UI di atau dekat Ibu Kota Republik Indonesia berarti bahwa UI tidak berakar pada daerah tertentu. UI merupakan universitas dengan ruang lingkup nasional. Karena itu maka gerak tindaknya mempunyai getaran yang terasa pada scope nasional pula. Dalam hubungan ini sangatlah penting apabila pendidikan mengembangkan tenaga professi dalam lingkungan UI bisa menghindari sifat-sifat tenaga professional dengan ciri-ciri pokok sebagai berikut : (1) tidak peka terhadap norma dan sikap yang memuat pertentangan kepentingan (conflict of ineterst) tidak mengindahkan integritas professional dan tanggung jawab intelektual. (2) berorientasi lebih banyak kepada konsumen berpendapatan tinggi, berkedudukan tinggi, atau berkuasaan besar, dan kurang mengindahkan orientasi pengabdian kepada Rakyat kecil yaitu mereka tak mampu, si-lemah, dan mereka yang tak punya apa-apa; (3) bersifat tertutup, mementingkan kelompok sesama tenaga professi yang sempit, konservatif, enggan merubah dan maju, (4) lebih berat kepada segi-segi material, keuntungan dan keuangan, dibandingkan dengan segi-segi ideal, kecukupan dan spiritual, (5) berkualitas rendah baik dalam arti mutu, erudisi maupun orientasi; Sungguhpun ciri pokok ini belum lengkap namun nrrerupakan contoh tentang hal yang perlu diindahkan dalam pembinaan tenaga professional ini. II. Professional, Intelektual dan Kerakyatan Perkembangan universitas di negara berkembang adalah lebih dari sekedar mengembangkan suatu perguruan tinggi yang b ertu g as mendidik, meneliti dan mengabdi masyarakat. Pembangunan negara berkembang memerlukan penglibatan seluruh potensi masyarakat. Ini terutama berlaku bagi tenaga akhli dan masyarakat intelektual umumnya. Pendidikan universiter adalah mahal, lebih-lebih untuk negara berkembang. Tidak semua orang bisa menjadi saijana atau tamatan universitas. Cukup banyak tenaga, waktu dan dana perlu dikeluarkan menghasilkan seorang sarjana di negara berkembang ira. Karena itu harus sudah menjadi kommitmen tamatan umversias untuk memikul tanggung jawab moral ini dengan keharusan mengabdikan ilmu dan keakhliannya bagi masyasrakat. P em b an g u n an bersifat jangka panjang, memerlukan stamina ’’pelari m arathon” . Dalam proses pembangunan ini kemajuan yang dinikmati kelompok-kelompok masyarakat tidaklah sama. Manusia 169
tidak bertolak dari garis awal sama di dunia ini. Karena itu v*™ kencang Dan yang terjirat dalam perangkap keterbelakangan akan t e r ^ , 1' ^
akan lari ,ebih
Dalam proses pembangunan seperti ini mu.lak p e l a^ar dal m ® versitas sudah dibangkitkan orientasi pengabdiannya kepada mereka v a n ? f pe" d,d,l“ “' ,ama,an un'-
an mereka yang tertinggal. Kemampuan intelektual tamatan .miJ ? ’ mereka yan8 miskin mereka yang tidak berkesempatan menikmati pendidikan tinea ini M P6rlU diorientasi kepada api lebih dari ini, jika dalam masyarakat masih terdanat 1 g -nngkasnya Rakyat kecil, maka proses pembangunan berkeflrn^ 3 yangmiskin>lemah dan terting1Kan adanya pendongkrakkan terhadap diri mereka, terutama oleh i n t e l T ^ manusiawi ™ngharusJika ini tidak berlangsung maka pertumbuhan keadilan i i , an dan motivasi. Dan ini pada dirinya memukul kelomook t» ♦ 3" akibat miskin pemikirum uh dalam lingkungan masyarakat yang miskin, terbelakang danlVUm.VerSltas itu sendiri yang sulit Para intelektual dalam negara berkembang seoerfi h!? ? merek mengembangkan orientasi pengabdian kepada Rakyat S i m ° n6Sla memiIiki tanggung-jawab a yang miskin, lemah dan terbelakang, membangkitkan kp V enumbuhkan kepekaan terhadap an merangsang semangat kerakyatan. kePekaan terhadap ketidak adilan sosial, Orientasi manusiawi ini menyebabkan bahwa nada-d*«.r • ruslah bersemangat kerakyatan ini. Kita mendidik melatih H setiaP mata kuliah dan kurikulum nripI£\ ernaPaskan orientasi kepada yang miskin, yang lemah 30 me.ngajar calon intelektual dengan onentasi kepada rakyat kecil. * y " 8 lemah’ yang tidak punya apa-apa-ringkasnya: Orientasi kerakyatan ini sungguhpun pentine namn u i t i l } * ™ didUkUng d6ngan kemampuan professional CUkUp\ Pengabdia" tamatan univermutu 31713 pandai membentuk tenaga professional yang mamni ^ Pendldlkan universitas harus permutu pendidikan harus mencapai kecakapan minfmaf n r n 7 di bidang Professinya. Kadar mpok seprofessi sebagai tenaga akhli yang sungguh-sun™,,?51 sehingga ia diterima dalam *etapi tenaga professional hasil godokan university 1 , adL h°h°K an -UniVerSitaS memberi unsur tambahan dalam (J*. a n lah ’’tukang yang akhli”. Pendidikan o ot intelektual yang harus dimiliki tenaga profesion i” P essionaJ ini- Unsur tambahan ini Seorang intelektual adalah lebih dari ”pekerL 07a?> ? ^ . mern.na aku pekerJa' otak>pandai menggunakan peralatan minimaJ ia harus memiliki kemam.883151 masalah kehidupan masyarakat. ’ kemampuan penalaran dan keakhlian etapi seorang intelektual tidak berhenti di sini T, ♦ • nurani 3*an menggunakan peralatan analisa, dan keakhlia d*do[ong °leh kemampuan penalarannya, miskin yang Peka terhadaP Jeritan dan derita Rakvat t n’ maka seorang intelektual memiliki hatiSl“ "' ,
,
ya‘ keci1' m«ek a yang lemah dan mereka yang
nu • S 114 d*dorong oleh kemampuan selaku • tida^m em *e£badaP mereka yang tidak memiliki k e n /a m n ^ maka ini memPertaJam kepekaan hatiKesadar 3pa' 3p3 sama sekaJi>sehingga menjadi lemah .P®*eija-°tak ini- terutama mereka yang daP merelca v aka" kemamPua" diri intelektualunt T ’ ^ da" terbeIaka"gSehin ferkebe*akangmaju, harus membangkitkan kepekaan terha‘jeningga cin-ciri intelektual ■ tadone>" mi’
w
sivitas akaH0
^umnusTeM kerakyatan
ini lerlebur jadi satu dalam
:ZT:T"e imabpen^Z™ZlVn iv™ i,3Syansmedan Jua" ^ aadalah i gambaran ideal produk IJniv« bangsa Indonesia.
SUn k u rik u lu m ^ a /m l11 tercurahkan ke sini. Jni benlrti ,*n? 0nesi3 maka Je,as bahwa seluruh kegiatan Professi sang alum T i " menghasilkan Penglihatan da 3 ^ Wdang akademis kita perlu menyumemungkinkan rf™nUS adaJah akhJi- Dan keakhli 1S1 ,ntelektuaI VanS melebar. Di bidang ,a mampu belaiar^111^3 berkemban8 dengan erudisi melTh berJ“ mpu pada dasar Pengetahuan yang h°w to learn) sesudah tamat nanti memn i u Pengetahuan harus mendorong drn)' ’ mPerlebar erudisi dan penglihatan hidupnya (learn
I 70
U n tu k ini m aka cabang-cabang ilm u yang m en d o ro n g logika berflkir, sep erti m a te m a tik a atau ilm u logika perlu dijadikan landasan pengajaran. M ata pelajaran kedua yang m u tlak perlu dalam m en an am k an landasan in te le k tu al d an p ro fessio nal adalah bahasa. M ahasiswa UI perlu m enguasai secara a k tif dan sem p u m a bahasa In d o n esia d an bahasa Inggris, dengan satu bahasa asing lain secara prisif. K em am puan m en u an g k an flk iran secara te ra tu r dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baik m u tlak perlu bagi p engem bangan in te le k tual dan professional yang b erb o b o t. M ata pelajaran ketiga adalah behavioral sciences, sebagai dasar bisa bergaul dengan m a sy a ra k a t pem akai-jasa, m aupun an tara sesama akhli dalam hubungan k eija in tre g a tif yang h arm o n is. Sebagai professional yang m enjual jasa kepada m asyarakat m aka kom pleksitas m asy arak at negara b erk em b an g yang sem akin ruw et, m em erlukan pem aham anilm u behavioral ini u n tu k m enanggapinya. M ata pelajaran ke em p at adalah natural sciences m em b an tu pem aham an ruang lingkup lingkungan dalam m ana para professional bekerja. Bumi dan tanah-air Indonesia serta d u n ia u m u m n y a m enghadapi tan tan g an lingkungan hidup besar dalam dasaw arsa-dasaw arsa depan ini, sehingga m em erlu k an gagasan tlkiran baru m enanggapi kem elut tan tan g an perm asalahan. M atem atika (logika), bahasa, behavioral dan natural sciences m eru p ak an landasan d asar di atas m ana intelektualism e dan professionalism e dikem bangkan. Ini m em beri dasar cu k u p bagi in te le k tu al m engem bangkan naluri ilm iahnya, k eteratu ran m eth o d ik b erfik im y a u n tu k teru s-m en eru s belajar m enghadapi tantangan m asalah-m asalah baru. Sem ua ini m em beri ia cu k u p bekal u n tu k b elajar sepanjang m asa hidupnya. U niversitas m enghasilkan tenaga professional yang sekaligus in telek tu al dengan kesad aran kerakyatan. U n tuk m em bina ini, m aka tah u n -tah u n p ertam a sem ua fakultas harus m em iliki lan d asan in te le k tual yang sam a dan tunggal. Seluruh fakultas harus m em iliki satu landasan universitas tunggal, dengan m ata kuliah m atem atik a (logika), bahasa, behavioral dan n atu ral sciences. Pada ta h a p ini belum ada ciri-ciri khas yang d itu m b u h k an masing-masing fakultas. Pada ta h ap ini d iu tam ak an k esatu an landasan berpijak bagi in telek tu al universitas. Baru dengan landasan kokoh inilah kita kem bangkan di atasnya spesialisasi m e n u ru t p erk em bangan cabang-cabang fakultas. Sehingga dengan begitu kita kem bangkan sistim p en d id ik an yang b etu l-b etu l universiter, dan beranjak dari sistim pendidikan serba-fakultas. Sekarang ini kelem ahan dalam m atem atika, bahasa, behavioral dan n a tu ra l sciences m asih d id erita m ereka yang baru m asuk universitas. U n tu k beberapa lam a kelem ahan ini perlu k ita atasi sendiri. N am un di sam ping ini k eu tu h an pengem bangan em pat ty p e m ata kuliah ini perlu bagi pengem bangan in telek tu al m ahasisw a UI. Sejajar dengan ini penelitian, kegiatan pengabdian m asyarakat serta lain-lain kegiatan p ra k tik u m dikem bangkan teru tam a di bidang-bidang yang m encerm inkan dan m e n u m b u h k a n k o m m itm e n t U I kepada R akyat kecil. K esem patan luar-kuliah harus dikem bangkan agar m ahasisw a d ih ad ap k an pada m asalah-m asalah R akyat kecil. D isertasi, penelitian, ak tifitas yang m e n y an g k u t ra k y a t kecil harus m em peroleh dukungan preferensi di atas lain-lain. U n tu k m enum buhkan kebiasaan bekeija-sam a baik antar-disiplin m au p u n dengan m asy arak at, m aka dalam m asa pengem bangan mahasiswa harus d ihidupkan kegiatan-kegiatan yang m e n u m b u h k a n keija-sam a m u ltid isip lin er.. Dalam rangka prak tik u m , UI harus m enum buhkan lem baga-lem baga yang sekaligus bisa d ip ak ai bagi pengabdian calon alum nus UI kepada rakyat kecil. Lem baga b a n tu an h u k u m , sen tra m edis, b iro konsultan, biro ak u n tan dan lain-lain perlu khusus dikem bangkan m em biasakan calon alu m n u s b e k eija dan berb ak ti u n tu k rak y at kecil. Dan kerja sam a UI dengan fihak luar perlu dirintis hubungan dengan berbagai lem baga kem asyarakatan yang a k tif bekerja un tu k rak y at kecil, seperti lem baga-lem baga koperasi u n it-d esa, k o p erasi nelayan, golongan ekonom i lem ah, buruh tani, dan lain-lain. Juga kegiatan kerjsam a d engan fih ak lu ar, orientasi kerakyatan perlu m enjiw ai hubungan ini. Jika orientasi pengabdian alum nus UI adalah kepada R ak y at kecil, m ak a e n try k e dalam U I h aru s
171
1
pula terbuka terutama bagi calon mahasiswa dari keluarga Rakyat kecil. UI perlu aktif mencan dan menemukan calon-calon mahasiswa dari kalangan Rakyat kecil di seluruh Indonesia Jumlah persentase mahasiswa asal orang-tua Rakyat kecil terlalu rendah. Ini perlu ditingkatkan Ini memerlukan usaha mencari calon mahasiswa yang aktif dari segenap penjuru tanah-air, sesuai dengan ruang lingkup UI sebagai universitas Nasional dan kerakyatan. Dengan orientasi ini maka berbagai pola-hidup dan cara kebiasaan universiter yang c e re m o n ia l dan tidak relevan bagi pendidikan intelektual dan professional kerakyatan perlu dirubah Suasana prihatin, semangat keija dan belajar keras, pola hidup sederhana, tanpa penekanan b e rle b ih kepada kulit tapi lebih pada isi, hal-hal inilah perlu menguasai suasana dan iklirn pendidikan dalam Sebagai universitas pembaharuan maka UI tidak boleh terseret dalam iklim dan suasana kehi dupan yang meliputi masyarakat dihari kini. Kekurangan yang ada perlu dirombak oleh UI UI bukan menyesuaikan diri dengan keadaan yang tidak ideal, tetapi sebaliknya menjadi pencetus sem an g a t perubahan, semangat pembaharuan mendorong masyarakat menyesuaikan diri dengan ideal Pembangunan yang sukses memerlukan sikap hidup dan semangat juang yang hem at austere dan sungguh-sungguh. UI sebagai universitas pembaharuan harus memelopori penterapan semaneat ini dalam lingkungan dirinya. Maka semua aktifitas yang menjurus kearah semangat ini perlu mendapat dukungan, rangsangan dan penghargaan, sedangkan yang tidak menjurus ke sini perlu dianega sepi Dalam peranannya selaku universitas pembaharuan, hubungan Ul dengan alumnus serta masvarakat Indonesia mutlak perlu dijalin intensif. UI bukan lembaga istimewa. UI adalah bagian dari arakat. Perbedaan pokok hanyalah bahwa sebagai bagian dari masyarakat, UI tidak berlaku stati^dan pasrah pada kekurangan-kekurangan yang ada dalam masyarakat. Tetapi sebaliknya UI turut mendo rong, melalui kekuatan intelektual dan professionalnya yang bermutu dan berbobot perubalTrrdan pembaharuan yang membawa masyarakat Indonesia pada peri kehidupan yang berke ^ & demokratis, berkeadilan sosial, sadar-bangsa dan kerakyatan, di atas jalan yang diridhoi T u ^ ^ Y a n ' Maha Esa.
Jakarta, 31 Maret 1980.
172
BEBERAPA CATATAN MENGENAI A R TI ’TRO FESSIONAL1SM E” D A N IMPLIKASINYA PADA PENDIDIKAN D A N PENG AJARAN D I PERGURUAN TINGGI
B E B E R A P A C A T A T A N M E N G E N A I A R T I ’’P R O F E S I O N A L I S M E ” D A N IM P L IK A S E N Y A P A D A P E N D I D I K A N D A N P E N G A J A R A N D I P E R G U R U A N T IN G G I
Prof. Dr. M oh. S a d li F a k u lta s E k o n o m i U. I.
K alau oran g m en g g u n ak an istilah ’’p ro fesio n alism e” m ak a m asih h aru s d isad ari a d a n y a b erb ag ai p e n afsiran m engenai a rtin y a. Istilah-istilah profesionalism e, p ro feso r, p ro fesio n al, d a n seb ag ain y a, d a p a t d ik e m b a lik an kepada su atu akar, yak n i k ta k an saja ’’p ro fe si” . K aren a sem u a n y a ini istilahistilah b a ra t -maka k ita d a p a t berpaling k ep ad a sesuatu kam us bahasa b a ra t y an g p o p u le r, m isaln y a M erriam -W ebster D ictio n ary . M aka di baw ah k a ta ’’p ro fe ssio n a l” d ise b u t: 1: o f re la tin g to , o r c h arac teristic o f a p ro fessio n ; 2: engaged in one o f th e learn ed p ro fessio n s; 3: p a rtic ip a tin g fo r gain in an a ctiv ity o fte n engaged in by am ateurs. Di baw ah ’’p ro fessio n alism ” d ise b u t: 1: th e c o n d u c t, aim s, o r qu a litie s th a t c h aracterize o r m ark a profession o r a professional p e rso n ; 2: th e fo llo w in g o f a p ro fession (a s ath le tics) fo r gain o r livelihood. Sebagai a rti ’’p ro fessio n al” d ise b u t: o n e th a t engages in an a ctiv ity p rofessionally. S udah te n tu su atu p em bicaraan di Indonesia m engenai su atu k o n sep yang h id u p d i In d o n esia, w alau p u n asalnya d ari d u n ia b a ra t, tid a k boleh sem ata-m ata d id asark an atas su a tu k am u s b ah asa b a ra tD iskusi dari sesuatu yang p en tin g di sesuatu negara, a tau m a sy a ra k a t, h aru s b e ra k a r di n egara a ta u m a sy a ra k a t itu . H anya u n tu k m e m u d ah k an cara p em b ah asan m ak a k ita m em ak ai p e n afsiran -p e n a fsira n dari k am u s b a ra t itu sebagai pangkal tolak. K e tik a saya m em b icarak an m asalah profesionalism e ini dengan seo ran g te m a n sejaw at di F a k u lta s E k o n o m i U I d a n m e n a n y a k a n k e p a d a n y a a p a y a n g i a p a n d a n g s e b a g a i p erso alan y a n g p e n tin g d e w a s a ini, a ta u p erso alan yang relevan, maka disinggungnya m asalah m encari p erim b an g an y an g baik a n ta ra s y a r a t-s y a r a t ser ta ca ra -ca ra p en d id ik an u n tu k p ro fesi, d an y an g sam a u n tu k p e n d id ik a n y a n g le b ih b e rs ifa t a tau b e rtu ju a n a k a d e m i s . D engan profesi d im a k su d k an n y a k eg iatan d an p ek erjaan sep e rti yang d ila k u k a n oleh seorang a k u n ta n , seorang pengacara, seorang n o ta ris, seo ran g d o k te r, seo ran g a p o te k e r, dan sebagainya. Ini m elip u ti p e k e r ja a n -p e k e r ja a n y an g m e m e rlu k a n k eah lian , m elalu i p e n d id ik a n tinggi a ta u tertia ir. P endid ik an ini tid ak m en g em b an g k an k ecerd asan d a n k e tan g k a san saja, akan te ta p i harus b erd asar ilm u p e n g e ta h u a n . Para lu lu san n y a h aru s m en jalan i p e n d id ik a n y an g berdassar ilm u p e n g eta h u a n , a rtin y a aplikasi dari analisa ilm iah, m e to d a p e n e litia n , d a n sebagainya. A p a k ah kesarjanaan ek o n o m i, sosiologi, ilm u p o litik , m a te m a tik a , d an seb ag ain y a, b u k a n m e ru p ak an profesi? Ini persoalan penafsiran istilah. K alau m au d ib ik in afsp raak d e m ik ia n , k a lau m a u d im u fak ati d e m ik ian , bisa saja. A kan te ta p i b eb erap a profesi sep e rti a k u n ta n si, k e d o k te ra n , p en g acara, d an sebagainya sudah m em p u n y ai a t r i b u t - a t r i b u t a tau p e rsy ara ta n -p e rsy arata n y an g k h u su s, se p e rti ijazah-khusus (c e rtific a te , diplom a, piagam , dan sebagainya), ada sem acam p e rk u m p u la n p ro fesi y an g p e m asu k a n n y a tid a k bebas karena harus m em en u h i b e b erap a sy a ra t, b e b e ra p a sy a ra t y an g m en jag a m u tu profesi harus d ip en u h i. Sering sistim p e n tarip an a tau p e m b ay a ra n d ia tu r o leh p ro fesi itu sen d iri u n tu k m enjaga kelay ak an dan kew ajaran; sering juga ada su atu k o d e e th n ik y a n g sp esifik d a n dijaga k e ta t o leh su atu dew an k e h o rm a tan . Para sarjana e k o n o m i, sosiologi, ilm u p o litik , d a n seb ag ain y a, dalam m elak u k an pekerjaan s e h a r i - h a r in y a tid a k d iik at oleh p e n sy a ra ta n -p e n sy a ra ta n d e m ik ia n . P ara sarjana ilm u te h n ik (in sin y u r) juga tid ak m e m p u n y a i a trib u t-a trib u t d a n p e rs y a ra ta n -p e rs y a ra ta n k e ija yang sam a. A pakah oleh karena itu k e s a r j a n a a n ilm u sosial tid a k , a ta u b elu m , m e ru p a k a n s u a tu p r o fesi ? Selalu ada kem ungkinan, te ru ta m a kalau ada su atu desakan k e p e rlu a n y a n g k u a t, u n tu k m e n g a tu r p e rsy a ra ta n bagi seorang sarjana ilm u sosial u n tu k m e m b u k a p ra k te k . R u p a n y a d e sa k a n k e p e rlu a n p ra k tis ini' belum terasa. A da yang m en g atak an oleh k aren a ju m la h p a ra sa ija n a ilm u sosial in i b elu m terlalu b a n y ak , akan te ta p i ini tid ak b e n ar dan alasan (k w a n tita s) in i ju g a tid a k m a su k akal. D i In d o 175
nesia p a ra sarjan a ek o n o m i lebih b an y ak daripada sarjana ilmu akuntansi, karena profesi yang ak h ir ini l^Dih m u d a M ungkin secara sejarah tim b u ln y a syarat-syarat dan atrib u t-arrib u t suatu profesi ada hu ll ea n n y a dengan p en g am an an pelayanan khalayak yang m enjadi langganan, te ru ta m a kalau para . u n „n an in i te rd iri dari pero ran g an atau perusahaan. Di satu fihak m u tu p elayanannya m au dijam in o l e h ' p e r s y a r a t a n - p e r s y a r a t a n yang m enjam in m u tu profesionalism e itu , di lain fihak sekaligus menga tu r ta rip b a la s jasa. (B ahw a m e n u ru t p en d ap at setengah orang tarip-tarip dem ikian itu sering ja tu h n y a telalu tinggi, itu soal lain). W a la u p u n p erb ed aan a trib u t-a trib u t profesionalism e ini (masih) berlainan an tara berbagai cabang k e s a r ja n a a n , dan perbedaan ini hanya bersifat graduil dan bukan essensiil (seorang do k ter harus menyele s a ik a n pendidikan akademis dahulu selama kurang lebih lima tahun, sebelum m emperdalam pendi dikan profesionalnya), namun para pengajar di berbagai jurusan di Fakultas Ekonom i m empunyai cukup alasan un tu k m em bedakan dan mempersoalkan pendidikan yang ’’akademis” dan pendidikan un tu k kelengkaPan ’’profesional” . Yang menjadi persoalan adalah bahwa dalam suatu batas atau anggaran w aktu (m isalnya lima tahun) kedua persyaratan ini harus dipenuhi secara optim al. Apa bedaantara isi m ata-m ata pelajaran yang lebih bersifat akademis dan yang lebih bersifat profesional? D apat dikatakan bahwa yang pertam a lebih bersifat teori, dan yang kedua bersifat aplikasi khusus u n tu k m em ecahkan persoalan-persoalan tertentu atau untuk melakukan pekerjaan te rte n tu yang berhubungan dengan keperluan langganan. Pendidikan teori penting di dalam suatu perguruan tinggi, karena di sini diletakkan dasar pemikiran dan pengajian secara ilmiah. Teori m enyangkut pertanyaan m engapa (w hy o f things) dan bagaimana suatu gejala terjadi. Metoda pengajian ilmiah ini mempergunakan b e b e r a p a alat ilmu, seperti m atem atika, statistik, analisa-teori, dan juga filsafah. Pendidikan ilmiah' ini penting agar mahasiswa dan nanti sarjana mempunyai kecenderungan untuk berfikir dan melihat s e s u a tu secara ilmiah. Kecencderungan dan kemahiran mempergunakan m etode ilmiah ini nanti men jadi bekal u n tu k ’’problem soliing” dan ’’problem detection” . Ketrampilan analistis u n tu k problem solving saja sudah sukar, dan harus menjadi hasil pendidikan dan training beberapa tahun. Lebih-lebih un tu k m e n g e m b a n g k a n kem am puan analitis untuk p ro b le m detection atau identification. Suatu masa lah harus diketem ukan dulu, harus dirumuskan dulu, sebelum diselesaikan. H arus diakui bahw a nilai-nilai seperti objektvitas-ilmiah, pragmatisme, analytical m ind, problem solving m ind and attitude, dan sebagainya, lebih banyak merupakan nilai-nilai kebudayaan yang telah diim por dan di m asyarakat kita baru hidup kira-kira tiga generasi. Oleh karena itu u n tu k mendidik dan m e n a n a m nilai-nilai ini pada para pelajar dan mahasiswa memerlukan w aktu, usaha dan jerihpayah yang ja u h lebih besar daripada di dunia barat, karena disitu nilai-nilai ini sudah m em budaya berab ad -ab ad . M erekapun dah u lu mengimpomya dari kebudayaan Yunani. P en d id ik an (atau pengajaran?) u n tu k m em enuhi kelengkapan syarat-syarat profesi pada um um n y a lebih b ersifat praktis. Ini tidak berarti bahw a isi pelajarannya m udah dan h an y a terd iri dari mengh afalk an berbagai-bagai rumus, prosedur, aturan dan sebagainya. Persoalan-persoalan p rak tis ini juga m e n g a n d u n g variasi-variasi yang sem uanya m erupakan problem s yang harus diid en tifikasi dan disele saikan. P en d id ik an tehnis u n tu k sarjana akuntansi pasti lebih berat daripada u n tu k seorang pem bantuakuritan. U n tu k m encapai tingkat dan m utu yang praktis-profesional juga m em akan w ak tu yang b anyak. U n tu k m encapai tingkat dan m utu yang praktis-profesional juga m em akan w ak tu yang ba nyak. U n tu k m em b eri kepada sarjana profesional dem ikian suatu dasar ilm iah yang k o k o h , agar ia n a n ti d a p a t ik u t m engem bangkan cabang ilmu pengetahuannya, ini juga m em erlukan w ak tu dan jerih payah yang b anyak. K alau keadaan ekstem dan in tern suatu Fakultas m asih belum d a p a t m em enuhi sy arat-sy arat m ateriil dan personil m aka sasaran u n tu k m em perbekali seorang sarjana dalam batas w aktu te rte n tu itu secara optim al m enjadi sangat sukar. Dalam pem batasan dem ikian itu berapa w aktu d ap at disediakan u n tu k pendidikan akadem is (artin y a serba teoritis dan u m u m ) d an berapa u n tu k profesional (artin y a praktis dan spesifik)? Keluhan sekarang adalah bahwa lulusan Fakultas belum matang untuk segera dipakai dalam praktek, terutam a untuk menjalankan suatu ’’profesi” . Mereka itu kalau baru saja lulus seolah-olah m em pu nyai dua tangan kiri. Ini mencerminkan m utu dari pendidikan profesional, dan harus diperbaiki. 176
Bagaimana? Dengan mengurangi w aktu pendidikan teoretis-akademis? Dengan m enam bah w aktu keseluruhannya? Kalau pendidikan kedokteran memerlukan dua tahun setelah pendidikan adakadem isnya, mengapa pendidikan profesional di ilmu-ilmu sosial harus diselipkan dalam w aktu (lim a tah u n ) yang sama secara normal diperlukan untuk melengkapkan suatu pendidikan akademis? A pakah m u tu pen didikan akademis dari beberapa profesi, seperti akuntansi dan management, dapat diperpendek, dibandingkan dengan keperluan untuk ilmu ekonomi, misalnya? Apakah untuk pendidikan profesional di ilmu-ilmu sosial juga tidak diperlukan pengalaman praktek, dalam bentuk stage, bekeija di perusahaan, instansi pem erintah, dan sebagainya? Kalau ada keluhan bahwa di cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lulusan-lulusan universitas masih kurang profesionalismenya maka frame o f reference penggunaan istilahnya adalah seperti di uraikan di atas ini. Sebetulnya, keluhan-keluhan ini tidak terbatas pada ilmu-ilmu akuntansi dan m ana gement, yang harus "m em praktekkan” profesinya di sesuatu perusahaan atau jaw atan. Lulusan saijana ekonomi (sosial) juga sering dipandang kurang matang, datang dengan dua tangan kiri. W alaupun ia dapat mengutarakan teori-teori yang dipelajarinya di fakultas, namun kalau disuruh m em buat suatu analisa passar dari suatu barang sering belum cukup pengalaman mengenai m etodiknya dan dari m ana m endapat keterangan-keterangan. Sering-sering lulusan fakultas itu juga kurang m am pu mempergunakan m etoda-m etoda kw antitatif (dan ini merupakan suatu kelemahan dalam sistim atau praktek pendidikannya). Walaupun teori difahami akan tetapi bagaimana mempergunakannya itu untuk ’’problem solving” masih kurang pengalaman. Lebih-lebih untuk melakukan suatu analisa yang akhim ya harus mempunyai predictive value yang praktis. Jadi ada keluhan juga bagaimana untuk m emperbaiki m utu pendidikan ’’profesional” untuk kesaijanaan ekonomi, dan ilmu-ilmu sosial yang lain. Suatu altem atip yang m udah adalah untuk memperpanjang waktu. Maka timbul gagasan untuk m erencanakan suatu pendidikan beijenjang: S I , S2, S3 dan sebagainya. R ektor UI mungkin mempergunakan istilah profesionalisme dalam hubungan lain. Saya ingin mengutip dulu bagian dari Pidato Dies Natalis ke XXX, pada tanggal 9 Pebruari 1980: "Kalau kita semua beritikad baik dan mumi untuk menghasilkan saijana-saijana yang benar-benar dapat turot menjadi soko-guru dalam proses pembangunan bangsa dan negara Indonesia, maka kenyataan itu memberikan implikasi mutlak bahwa proses pendidikan di perguruan tinggi haruslah efflsien, efektif dan relevan. Oleh sebab itu kita semua sebagai pendidik harus memberikan beberapa bekal pokok yang nantinya memungkinkan para lulusan perguruan tinggi kita menanggulangi berbagai masalah dalam pembangunan. Sudah jelas bahwa secara umum Universitas Indonesia harus mampu memberikan pendidikan yang menghasilkan saijana yang kompeten di dalam bidang profesi y ang dipilihnya. Di sinilah perlu dilaksanakan proses pendidikan menuju profesionalisme. Selain dari itu kita juga perlu melaksanakan proses pendidikan yang mengembangkan daya pikir dan analisa, mampu mempunyai visi ke depan menyentuh cakrawala, mampu mengambil pengalaman lampau, yaitu suatu proses pendidikan yang menciptakan intelektualisme. Walaupun demikian perlu kita sadari bahwa proses pendidikan yang mengarah pada profesionalisme dan intelektualisme saja tidak akan memadai untuk m em bekali tamatan perguruan tinggi yang harus mampu menangani masalah pembangunan nasional yang cukup kompleks. Sebagai misal adalah, untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan keterbelakangan yang aKan tetap kita hadapi dalam kurun waktu mendatang, masalah-masalah yang pokok dan dibutuhkan bukan saja kemampuan profesi dan intelek, tetapi juga suatu yang lebih hakiki, suatu kemampuan penghayatan yang mendalam. Untuk dapat memperoleh hakikat masalah pokok itu, perlu dikembangkan kegiampuan lain di luar kemampuan profesi dan intelek, yaitu kesadamn sosial dan global yang berdimensi moral.” Sudah terang, R ektor UI Prof. Dr. Mahar Mardjono, telah m enyentuh segi-segi atau dimensidimensi yang lebih luas dari permasalahan ini. Soalnya bukan lagi soal intra-fakultas ataupun jurusan, namun antar-fakultas dan universil. Sebagai rektor ia mempermasalahkan peranan, m aksud dan hakiki dari suatu universitas. Dan bukan sembarangan universitas, akan tetapi universitas (lebih-lebih univer sitas yang terutam a atau yang nasional) di dalam suatu negeri yang sedang berkembang, dalam suatu masyarakat yang masih meraba-raba jalannya dalam proses modemisasi u n tu k m eningkatkan kesejah teraan hidupnya. Untuk membekali seorang saijana diperlukan nilai-nilai lain daripada hanya profesionalism e. M enurut kata-kata Rektor, ’’Universitas Indonesia harus mengembangkan ketiga ciri-ciri pokok,
177
yaitu profesionalism e, intelektualism e serta kesadaran sosial dan global”. Kalau kita ingin m engerti arti dari istilah-istilah yang baru itu, yakni intelektualisme dan kesa daran sosial dan global, m aka m ungkin sebagai langkah pertama kita membuka kamus lagi. Akhirnya yang paling baik adalah u n tu k m enanyakan kepada Prof. Mahar. Kamus Merriam-Webster memberi petunjuk u n tu k istilah intellects 1. the power o f knowing; the capacity for knowledge. 2. the capacity for rational o r intelligent thought especially when highly developed. 3. a person o f notable intellect. Mengenai istilah intellectual kamus mengatakan: 1. relating to, or performed by the intellect: RAr TIONAL. 2. given to study, reflection, and speculation. 3. engaged in activity requiring the creative use o f the intellect. Mengenai intellectualism disebut: devotion to the exercise o f the intellect or to intellectual persuits. Kami m em punyai dugaan bahwa arti yang diberikan oleh kamus Amerika ini belum secara leng kap m encakup apa yang Prof. Mahar ingin kemukakan. Menurut logikanya kamus ini seorang pro fesional yang berpendiclikan tinggi sudah merupakan seorang intellectual. Akan tetapi sangat mungkin Prof. M ahar mgsih belum m au mengakui kesamaan ini secara otomatis, karena nilai intellektualisme disebut sebagai nilai tersendiri. Kami ingat dari bacaan sebelum perang dunia II, di literatur Belanda, ada yang m em beri arti khas b a p seorang intelektual. Ia terang seorang ahli pikir, tetapi yang luas, yang ” ruim en universeel” . Ia tidak hanya pintar dalam cabang sempit ilmu pengetahuannya akan tetapi m am pu dan suka berfikir (berefleksi, berspekulasi) juga mengenai bidang-bidang lain yang untuk peri-kehidupan manusia juga penting. Jadi seorang dokter, mulai dari zaman mahasiswanya, suka m em ikirkan mengenai hal-hal tehnologi, ekonomi, tatanegara, dan sebagainya. Pertama-tama sebagai penggunaan (exercise) rasio, intelek dan cara berfikir yang metodis-ilmiah, yang dia peroleh dalam pendalam an studi bidangnya. Tentu dalam proses berfikir ini ia harus mengumpulkan informasi dasar mengenai bidang-bidang lain itu, yang ia mungkin peroleh dari bacaan-bacaan umum , dari mendengarkan kuliah-kuliah di lain fakultas, dari diskusi di kelompok organisasi mahasiswa, dari dari sumbersum ber lain. Pokoknya ia ada m inat, ada nafsu ingin tahu (curiosity), dan selalu ada kfecenderungan untuk m em pergunakan rasionya. Dalam proses ini pandangannya menjadi lebih ’’lebar” Seorang bakal sarjana pertanian mengetahui secara seluk beluk mengenai proses pertum buhan padi, akan tetapi ia juga dapat m em perbincangkan persoalan ekonomi negara dengan temannya dari fakultas ekonomi tanpa m engetahui seluk beluk tehnisnya, akan tetapi ia bisa mendapat gambaran dan pengertian yang cukup mendalam (ia m em punyai insight yang cukup relevan dan benar). Dengan perbekalan demikian ia dapat m enghubungkan cabang ilmu "pengetahuannya, dan dikemudian hari pekerjaannya, dengan aspek-aspek lain dari perkembangan bangsa dan negaranya. Intelektualisme tidak hanya bersifat suatu kum pulan pengetahuan, akan tetapi juga menjadi suatu sikap mental, suatu attitude, suatu kecenderungan, suatu inclination (atau suatu disposition). Mengenai ’’kesadaran sosial dan global” tidak dapat dicari artinya dalam suatu kamus Amerika yang populer. Akan tetapi nilai ini mungkin sekali merupakan pertumbuhan lebih lanjut dari ’’intelek tualism e” itu. Kalau intelektualisme ini dapat dikatakan masih bersifat pasip, yang (hanya) bersumber paa nafsu ’’ingin tahu, ingin mengerti” , maka kesadaran sosial dan global mungkin m ensyaratkan suatu nilai dan suatu sikap yang aktip: ingin berbuat, ingin mengambil sikap atau posisi, berdasarkan atas suatu rasa tanggung jasab. Rasa ingin berbuat nanti menjadi sikap ingin beramal, ingin mengabdikan ilm unya kepada masyarakat itu. Ilmiawan memperoleh suatu sense o f mission. Intelektualism e bersi fat reflectif, kesadaran sosial dan global bersifat action oriented. Actionnya tidak selalu harus bersifat politis (artinya ingin merubah keadaan); paling idak akan menimbulkan nafsu untuk ingin menyelidiki dan m eneliti persoalannya lebih lanjut, agar lebih jelas, lebih jem ih, lebih objektip, lebih scientific. Research orientation ini penting. Kalau suatu aksi politik dilakukan-berdasarkan pengertian yang sebetulnya masih kabur, maka tindakan dapat salah arah dan akan menambah kesulitan. Disinilah letak risiko dari perkembangan multidimensional ini (profesionalisme, intelektualisme dan kesadaran sosial). Kalau kurang matang, kurang mendalam, maka universitas hanya m enciptakan aktivis atay politikus yang kabur. Maka soalnya adalah bagaimana menjamin kematang&n, sophistication dan regour. Kalau diberi w aktu sepuluh tahun mungkin lebih mudah, akan tetapi masyarakat Indonesia tidak dapat menunggu 178
dem ikian lama. Apakah semua ini dapat dikerjakan dalam lima tahun? Lagi disini kita k etem u k an kom prom is w aktu dalam bentuk pendidikan berjenjang: S I, S2 dan S3. T etapi, dalam jen jan g w ak tu ini apakah pendidikan SI juga dapat menjamin terbinanya ketiga unsur nilai ini secara k u a t dan aman? Kami m em punyai kesangsian. Dalam taraf-taraf pertam a m aka m u tu profesionalism e harus diutam akan. Tujuan ini saja sudah susah u n tu k dicapai. Kalau diberi beban-beban lain m aka hasilnya setengah matang. Hasilnya adalah berm utu am atir yang m em punyai predikat profesional dan yang m en u n tu t bayaran tinggi. Ini m enipu m asyarakat dan dapat m erupakan bahaya bagi m asyarakat. Suatu pandangan lain adalah untuk tidak menganggap bahwa pengumpulari pengetahuan, p em b en tukan w atak dan perkem bangan rasa tanggung jawab sosial selesai kalau mahasiswa lulus dan menggenggam diplom anya. Proses pengembangan ini harus berjalan terus, dipekerjaannya, di kehidupannya. Tugas universitas adalah untuk menanam benih-benihnya un tu k perkem bangan nafsu-nafsu (inclina tions) yang konstruktip dan produktip itu, untuk m encangkok nilai-nilai baru yang science oriented, yang sem uanya itu a k in m erubah kerpibadiannya. Setelah lulus universitas sarjana m uda itu lalu diha rapkan m enjadi ’’self-propelling” . Nilai-nilai baru dan inclinasi itu akhir-akhim ya harus m enim bulkan suatu m otivasi untuk berkem bang terus, dan untuk berbakti. A pakah pem bentukan karakter ini dapat datang dari m endengarkan kuliah-kuliah saja? Saya yakin harus dilengkapi. Dari dulu juga pendidikan sebagai mahasiswa tidak terbatas pada m engikuti kuliah-kuliah saja- K eterlibatan mahasiswa d^lam kegiatan-kegiatan antar-mahasiswa, dalam organisasi, dalam social involvement, selalu penting. Kesukaan un tu k mem baca juga sangat penting. Peranan dosen sebetulnya terbatas. Kalau seorang dosen dalam kuliah-kuliahnya dalam dialognya, dapat ’’spark im agination and m otivation” m aka ini sudah bagus sekali. Kuliah yang baik adalah yang m enim bul kan inspirasi.
179
BEBERAPA CATATAN MENGENAI ARTI "KESADARAN SOSIAL DAN GLOBAL YANG BERDIMENSI MORAL” DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS INDONESIA
BEBERAPA CAT AT A N MENGENAI A RTI "KESADARAN SOSIAL DA N GLOBAL YANG BERDIM ENSI M O R A L ”, D A N IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN D I UNIVERSITAS INDONESIA Prof. Dr. M oh. S a d li F ak u ltas E ko n o m i UI. T u ju an u n tu k m engem bangkan ’’kesadaran sosial dan global yang b erd im en si m o ra l” sebagai bagian dari sasaran p endidikan di U niversitas Indonesia tid ak b erdiri sendiri, akan te ta p i m e ru p a k a n u n su r ketiga dalam trilogi: profesionalism e, in telektu a lism e serta kesadaran sosial dan global. Hal ini d a p at dibaca dalam p id a to R e k to r pada Dies Natalis ke XXX, 1980, tanggal 9 P ebruari 1980. T ujuan pendidikan kearah profesionalism e disebut sebagai n o m o r satu , dan h aru s m en jad i bagian u ta m a dari p endidikan di fakultas-fakultas. Seorang sarjana yang dasar p ro fesio n alism en y a m asih k u rang k u a t bisa kurang e fe k tif dalam p ek eijaan n y a, dalam am al sosialnya. Para lulusan universitas h aru s m enjadi k ad er tinggi bagi negara dan m asyarakat. P ertam a-tam a, dasar ilm iah n y a a tau d asar akadem isnya harus k u at, dan di atas dasar ini dikem bangkan suatu keahlian p ro fesio n al yang d a p a t d ian d alk an , agar m ereka b etu l-b etu l berguna dalam p ek eijaan n y a sehari-hari. Pendidikan akadem isnya harus b etul-betul m enanam dan m e n u m b u h k a n k ecen d eru n g an ilm iah padanya. Seorang sarjana lulusan universitas harus m em p u n y ai sikap m en tal u n tu k selalu m e lih a t sesuatu secara ilm iah dan secara analitis, artin y a, selalu ada k ecen d eru n g an u n tu k m en erap k a n kaidahkaidah ilm iah (scientific principles), baik yang m en y an g k u t bidang k eah lian n y a m a u p u n secara yang luas, m isalnya kalau m elihat atau m em bahas suatu gejala atau su atu p erm asalah an di bidang lain. Sikap, kecenderungan atau nafsu, u n tu k b erfik ir m e n u ru t kaidah-kaidah ilm u p e n g eta h u a n (scientific thinking, w etenschappelijk d anken) harus m endarah daging, h aru s m en jad i ’’tw eed e n a tu u r” . S ebetulnya, fondasinya sudah d iletak k an di sekolah dasar sebagai la tih a n p ertam a. D asar ini d ip e rk o k o h di sekolah m enengah. Pelajaran m atem atik a, m isalnya, m elatih p elajar u n tu k b e rfik ir secara o b jek tip , d e d u k tip , analitis dan ’’problem solving” . K aidah-kaidah logjka secara im p licit diajarkan dalam pelajaran m atem atik a, fisika dan lain-lain. P em b en tu k an k ep rib ad ian ini a k h ir-a k h im y a harus d a p at m en cip tak an w atak yang ingin tah u , suka m encari. K alau p e n d id ik a n ini berhasil m ak a akan tam p ak tim b u ln y a ’’intellectual cu rio sity ” dan ’’in tellectu al aggresivity” . M ungkin oleh karena pengaruh kebudayaan lam a (tim u r?) p erk em b an g an sifat-sifat w a tak ini sedikit terkendali, te ru ta m a pem b en tu k an in tellectual aggresivity. Sering stim u lan -stim u lan yang bekeija di lingkungan di luar ruangan kelas juga tidak cu k u p m em b an tu . Ini k ita h aru s te rim a sebagai realita. K ebudayaan lam a kita juga penting. Tidak sem ua lulusan universitas h aru s m en jad i p e k eija ilm u pengetahuan. U ntu k lain-lain tugas m asyarakat k o k o h n y a p en d id ik an ilm iah tid a k m e n e n tu k a n berhasilnya seseorang. T etap i suatu m inim um a trib u t-a trib u t keilm iahan ini p erlu dim iliki o leh seorang lulusan universitas. Seorang yang cu k u p m em iliki atrib u t-atrib u t ini, dan yang p erh atian serta p e n g eta h u a n n y a m elebar, sehingga tid ak m e n cu k u p i bidang sem pit profesinya akan te ta p i m em p u n y ai m in a t ju g a te rh a d a p berbagai-bagai segi peri-kehidupan m anusia dan bangsanya, d ap at d iseb u t seorang in te le k tu il. Ia cerdas dan tajam dalam kem am puan analisa dan ia m em punyai m in at serta p e rh a tian te rh a d a p berbagaibagai m asalah (lokal, nasional dan global, interdisiplin, dan sebagainya). K esadaran sosial akan banyak m em b an tu p e m b en tu k an w atak ini. K esadaran sosial ak an m e m berikan perangsang tam b ah an , m otivasi atau insentip, u n tu k m elak u k an ’’in te lle ctu al p e rs u its ” itu . K esadaran sosial adalah suatu com passion, suatu perasaan k eterlib a tan , su atu sim p ati dan e m p a ti, dengan berbagai-bagai m asalah sosial (dan global) yang ada di lingkungan o ran g in te le k tu a l itu , y an g m enonjol dalam zam an ia hid u p itu. A khirnya sang in telek tu il itu h aru s m erasak an su atu id e n tifik a si an tara d irin y a dan penyelesaian dari m asalah-m asalah sosial dan global y an g ia p ersep sik an itu . A pakah suatu kesadaran sosial akan datan g sendiri sebagai hasil su atu p e n d id ik a n tinggi? Saya kira tid a k akan datang sendiri secara o to m atis, akan te ta p i o ta k y an g terasah m urtgkin sekali leb ih
1H3
peka (lebih ontvangkelijk, lebih receptive) untuk stimulus-stimulus yang datang dari luar. Otak yang terasah dan kecerdasan yang tinggi juga memudahkan untuk melihat-lihat hal-hal yang tidak beres dan tidak adil di masyarakat sekitamya, yang sering terselubung oleh nilai-nilai sosial yang berkuasa, terutama di lapisan yang atas. Kemunafikan (hypocrisy: the false assumption of a appearance of virtue or religion) sering kuat di lapisan-lapisan atas dan mengurangi kepekaan untuk melihat issueissue yang menyangkut keadilan sosial. Kita dapat membayangkan serong pelajar Indonesia dari orang tua yang berada, yang disekolahkan di sesuatu sekolah yang elite sekali di S>viss; mungkin sekali ia akan pulang tanpa kesadaran sosial yang relevan untuk masyarakat Indonesia. Maka yang penting adanya stimulus-stimulus dari luar, atau dari teman-temannya. Mengapa kesadaran sosial dari pelajar/ mahasiswa Indonesia yang sebelum perang dunia II belajar di negeri Belanda begitu besar? Kader poli tik gerakan nasional di Vietnam juga banyak datang dari para lulusan universitas di Perancis. Sebalik nya sebagian mahasiswa Indonesia yang belajar di fakultas-fakultas di Jakarta dan Bandung sebelum perang itu, yang suka ikut perhimpunan-perhimpunan mahasiswa Belanda (misalnya Studenten Corps), sering dipandang kurang dalam kesadaran sosialnya, walaupun selama zaman pendudukan Jepangdan zaman revolusi kekurangan ini banyak dikoreksi. Yang akhir ini mungkin dapat dipakai untuk bukti bahwa pendidikan tinggi yang modern itu memberi suatu bakal, suatu potensi, suatu disposisi dan realisasi dari potensi itu masih tergantung dari stimulus-stimulus lain. Selama dan setelah perang dunia II, sampai sekarangpun, kesadaran sosial pada umumnya mening kat dan cukup tinggi. Tidak saja di negeri-negeri berkembang akan tetapi di seluruh dunia. Tingkat kecerdasan senantiasa menarik; alat-alat komunikasi modem senantiasa meluas dan murah; tambahnya kepadatan penduduk di mana-mana juga meninggikan kesadaran akan masalah-masalah sosial; lagi pula demokrasi atau ideal dari demokrasi meluas popularitasnya. Maka untuk menumbuhkan kesadaran sosial di perguruan-perguruan tinggi pada umumnya tidak menjadi persoalan besar. Di Indonesia sebetulnya sudah berakar dalam sejarah perguruan. tinggi. Kalau ada keluhan mungkin ini menyangkut intensitasnya, ekstensinya dan arahnya. Kesadaran sosial meru pakan suatu nilai yang multidimensional, artinya tidak dapat diukur dengan suatu standard saja. Misalnya, terhadap Universitas Indonesia sering dituduhkan bahwa baik mahasiswanya maupun staf pengajamya terlalu mementingkan manfaat materiil dan finansiil, terlalu berorientasi kekotaan (urban) dan kurang suka memikirkan soal-soal pedesaan, pertanian, dan sebagainya. Orientasinya lebih banyak kepada sektor modern daripada sektor tradisional.; lebih banyak kepada soal-soal nasional daripada soal regional atau soal lokal. Semuanya tentu dapat disangkal, karena UI misalnya mem punyai suatu proyek studi pedesaan. Mungkin kritik ini membandingkan UI dengan Gajah Mada atau dengan IPB/Bogor. Apakah betul kesadaran sosial UI lebih kurang daripada Gajah Mada dan IPB? Bahwa arah, dan dalam arah itu intensitasnya, lain, mungkin ini benar. Berbeda, akan tetapi tidak kalah. Kalau konfigurasi kesadaran sosial di UI, Gajah Mada dan IPB/Bogor sama, maka hal demikian juga akan mengherankan, karena pengaruh sekitamya lain. Apakah kita dapat menatakan sesuatu yang umum mengenai kesadaran sosial seorang akademikus atau intelektuil? Anggapan yang populer adalah bahwa seorang intelektuil merupakan-seorang ’’social cntic . Apakah ini benar? Tidak perlu mutlak benar, dan juga tergantung dari keadaan masyarakat sekitamya. Kita dapat membayangkan suatu masyarakat dalam suatu ’’zaman emas” atau ’’golden age , yakni suatu zaman yang lama sekali stabil, produktip, berkembang, dan memuaskan bagi seba gian terbesar masyarakat. Dalam masyarakat demikian tidak ada keinginan untuk merubahnya secara radikal. Kita dapat membayangkan bahwa para intelektuil dalam masyarakat demikian mungkin kurang kritis (kritis dalam arti ingin merubah) dalam pandangan sosialnya. Ini tidak berarti bahwa para intelektuil dalam zaman emas itu tidak berbuat apa-apa ataupun bersikap pasif. Justru jaman emas demikian melahirkan banyak karya-karya yang heScir, Daya kieasinya besar, akan tetapi lebih ltujukan untuk menciptakan barang-barang atau nilai-nilai baru, dan k u r a n g u n t u k meronibak keada an yang dini. Sayang dunia sudah lama tidak mengulami golden age demikian. Pada Umumnya dunia d alam abad SClTlbilail belas dan ke duapuluh ini cukup resah, selalu berada dalam suatu keadaan transisi dalam struktur sosialnya dan tata susunan politiknya. Sudah tentu 184
dengan p e rb e d aa n in ten sitasn y a. U n tu k A m erika S erik at, m isalnya, d ek ad e lim a p u lu h a n sering d ik enagkan sebagai golden years, yang stabil dan dengan b an y ak kem ajuan. L agipula A m e rik a S e rik a t pada w a k tu itu m erasa dirin y a ” on to p o f th e w o rld ” . Dalam dasaw arsa itu k esad aran sosial k a u m m ahasisw a juga te rb a tas. Saya ingat, kesukaan m erek a adalah u n tu k m en gadakan ’’p a n ty ra id s” , u n tu k m asu k ke dalam su atu telep h o n e b o o th dengan orang seb an y ak m u n g k in , m en elan ik an em as, dan lain-lain urak yang sekarang k ita d ap at lih at dalam film seri TV ’T h e H ap p y D ay s” . S etelah b e rla ru tn y a perang V ietnam dan gerakan liberasi kaum m in o ritas m ak a sem u an y a ini b e ru b a h . K esa d aran sosial m ahasisw a A m erika di tah u n -tah u n m enjelang ta h u n tu ju h p u lu h (la te six ties) m e n in g k a t, m isalnya di kam pus B erkeley dari U niversity o f C alifornia, dan lain-lain. B erk em b an g lah su a tu sem a ngat gerakan p e m b ah aru an , reform m ovem ent, yang d itu ju k a n k ep ad a ta ta su su n an m s y a ra k a tn y a sendiri. T im b u llah golongan-golongan, gerakan dan cita-cita yang radikal dan m ilita n t. A n e h n y a se m an g at ini dalam a k h ir dasaw arsa tu ju h p u lu h an sudah sangat m ereda. Ini tid a k b e ra rti b ah w a k e sa d a r an sosial yang kritis sudah tidak ada. Berbagai-bagai gerakan p em b ah aru an a ta u refo rm m o v e m e n ts teta p ada, m isalnya w om en lib, gerakan u n tu k sexual freedom s, dan sebagainya. A kan te ta p i rad ik alism e d an m ilitansi tid ak m em p u n y ai intensitas yang sam a lagi. M asalah in ten sitas kesadaran sosial dan aksi sosial ini p en tin g u n tu k dikaji. M engapa ada p e rb e d a an dari k u ru n w ak tu ke kurun w aktu? Pada su atu w aktu kesadaran dan aksi sosial d ilip u ti o leh sem a ngat dan aliran-aliran yang radikal, yang revolusioner dan yang m ilitan t. Di negeri k ita , ajaran-ajaran B ung K a m o adalah radikal, revolusioner dan m ilitan t, ingin m eru b ah m a sy a ra k a t (k o lo n ial, feo d al) sam pai aka-akarnya dan m enggantinya dengan sesuatu yang baru sam a sekali. Lain-lain gerakan p em b aharuan adalah kurang radikalitasnya. K alau orang m enggunakan istilah-stilah ’’refo rm m in d ed n ess, reform m o v e m e n ts” m aka biasanya d iartik an bahw a yang ada (sta tu s q u o ) itu perlu d ip e rb a ik i, akan te ta p i tidak perlu m em buangnya sam a sekali. Yang salah d ib en ark an , yang b en g k o k d ilu ru sk an . Sejak Engels dan M arx m em ang ada suatu pandangan du n ia yang p o p u le r, y ak n i yang m engem balikan ta ta kehid u p an m asyarakat kepada sistim kelas dan sistim kekuasaan yang b e rta h ta . Pandangan yang revolusioner ini m enghendaki perubahan dari s tru k tu r kekuasaan sebagai p ra-sy arat dari perub ah an -p eru b ah an sosial yang progesip. artinya yang m en g u n tu n g k an ra k y a t je la ta . S ebaliknya p an dangan sosial di A m erika dan E uropa B arat m asih percaya bahw a ta ta m a sy a ra k a t yang ada, yakni yang k apitalistis dan dem okratis-politis, masih d ap at disem p u rn ak an berangsur-angsur dengan ’’changes on th e m argin” , term asuk m em perbaharui undang-undang atau m engganti p a rta i p o litik yang b erk u asa lew at cara-cara p arlem en ter. S em uanya ini penting dan relevan u n tu k negara-negara b erk em b an g yang b aru m em p ero leh k em erd ek aan n y a setelah perang dunia II. Proses tercap ain y a k em erd ek aan ada yang rev o lu sio n er. ada yang lew at reform . Setelah m engalam i zam an m erdeky u n tu k beb erap a lam a berbagai-bagai m asa lah sosial dan ekonom i dalam negeri terasa m asih belum d a p at diselesaikan d an tu ju a n te ra k h ir k em er d ek aan dirasakan m asih ja u h sekali. K eadaan rakyat yang adil dan m a k m u r m asih m eru p a k an idam idm an belaka. K elihatan juga bahw a setiap generasi m em punyai m asalah-m asalah b esarn y a sendiri, m e m p u n y a i pekeijaan ru m a h n y a sendiri. G enerasi yang p ertam a tugas u ta m a n y a adalah u n tu k m e re b u t k em er dekaan bangsa; generasi kedua adalah u n tu k m enyelesaikan n atio n building dan sta te building, generasi ketiga harus m engadakan konsolidasi dan m enyelesaikan m asalah-m asalah (b a ru ) yang tim b u l dalam kurun w aktu yang sebelum nya; generasi keem pat harus m enanggapi m asalah k e m elara ta n dalam s e k to r pedesaan; dan sebagainya. Pem bedaan ini tidak b erarti bahw a satu soal selesai secara tu n ta s dan su atu tugas baru d a p at dim ulai. Perbedaan m ungkin lebih bersifat ek sen tu asi a tau p em b erian p rio ritas. A rti generasi yang dipakai di sini juga tidak perlu berarti orang-orang yang sebaya setiap d u a p u lu h lim a tahun. Kalau kita sekarang m engidentifikasikan ’’generasi 2 7 ” , ’’generasi 4 5 ” , ’’generasi 6 6 ” d an seb a gainya, k aitan n y a adalah dengan peristiw a-peristiw a besar yang m eru p a k an p u n c ak p eiju an g an . M engapa seorang intelektuil m udah m enjadi social critic adalah oleh k aren a p e n d id ik a n ilm iahnya. Otaknya menjadi Cerdas dan terarah (dalam analisa dan penggunaan logika), ia d ilatih u n tu k bersikap ” o b je k tip ” , artinya m engam bil jarak antara d irin y a dan o b jek p en g k ajian n y a. la te rla tih u n tu k m elihat konsistensi dalam setiap s i s t e i n ; k a l a u ia m e n e m u k a n i n c o s i s t e n c i e s m a k a i a m e n j a d i ’ ’ r e s u h ” . 185
dan m erasakan ’’som ething is w rong” . Akan tetapi bagi seorang saijana untuk terdorong m elakukan analisa sosial (yang m enghasilkan kritik sosial) ia harus m empunyai ’’intellectual curiosity” , dan kalau m enghadapi masalah-masalah yang kompleks dan kurang m udah dimengertinya m aka ia harus terdo rong oleh ’’intellectual aggresivity” u n tu k menyelesaikan analisanya secara tuntas. Kalau ia ’’m alas” secara intelektuil m aka ia akan berhenti di tengah jalan, karena ia tidak suka perasaan resahnya. Sangat m ungkin agresivitas m ental atau intelektual itu bukan hasil pendidikan ilmiah saja. Mung kin sudah harus ada disposisinya, harus ada bakatnya. Oleh pendidikan maka .agresivitas ini dilimpahkan ke buah-buah fikiran. Tidak semua intelektuil atau sarjana akan menjadi seorang revolusioenr. K ebanyakan m ungkin suka penyelesaian yang lebih bersifat reform yang berangsur-angsur. A kan te tapi, stim ulan-stim ulan yang datang dari sekelilingnya adalah penting. Juga, mungkin ada yang dapat disebut ’’zeitgeist” , yakni suasana dan semangat zaman. Apakah Zeitgeist ini m em punyai elan revolusioner atau lebih bersifat reform minded? A pa yang saya bicarakan di atas ini mempunyai implikasi politik yang penting. Dalam mengamalkan kesadaran sosialnya suatu universitas, sengaja atau tidak sengaja, mau atau tidak m au, bisa masuk kancah politik. Hubungan antara universitas dan establishment, antara universitas dan si-penguasa atau golongan politik yang berkuasa, dapat menjadi tegang. Sudah tentu sifat dari ketegangan ini m a sih tergantung lagi dari tata mainan politik yang berlaku di negeri itu. Suatu keanehan sosial juga sering terjadi. Universitas terbesar, yang bersifat nasional dan yang m utunya terbaik, sering dikunjungi oleh putra-putra kaum elite, oleh karena mereka ini biasanya menikm ati fasilitas belajar di sekolah rendah dan menengah yang lebih baik. Putra-putra dari kaum elite ini tidak kebal terhadap fikiran-fikiran yang radikal dan revolusioner, atau fikiran-fikiran yang m enghendaki pem baharuan-pem baharuan sosial (social reforms). Pendekar-pendekar revolusioner Perancis dahulu juga banyak yang datang dari golongan ningrat. Yang intelektuil m ilitant dan agresif ini sering berupa ” de beste zonen” . Sering, apakah aliran utam a bersifat radikal-revolusioner, ataukah lebih bersifat reform m inded tergantung dari suasana sosial dan politik di masyarakat itu, apakah ada perasaan putus asa ataukah masih ada perasaan harapan akan pembaharuan-pembaharuan (feeling o f despair atau reform hopes) Kalau suatu masyarakat atau suatu universitas ingin mempengaruhi arah dan intensitas kekuatan sosial yang bersum ber pada kesadaran sosial ini maka timbul masalah management dari perkem bangan kesadaran ini. Bagaimana, dan bisakah? Bagi kita dewasa ini adalah penting agar kekuatan-kekuatan sosial dapat diarahkan agar tidak menjadi kekuatan yang destruktif. Preferensi sosial dewasa ini adalah pertam a-tam a kepada reform , bukan revolution. Apakah kesadaran sosial yang tanahnya memang sudah subur di universitas-universitas di Indonesia dapat dibina oleh pimpinan dan staf pengajar universitas dan fakultas agar efektivitasnya nanti cukup" besar akan tetapi kearah social reform s daripada dibiarkan sehingga pimpinan diambil alih oleh gerakan-gerakan yang revolusioner? Inilah m ungkin menjadi tugas kita. Saya tidak dapat memberi jawaban terhadap permasalahan ini, karena sama sekali awam dalam hal social dan ideological engineering. Saya hanya dapat berefleksi dan berspekulasi (sebagai seorang intelektuil). Mungkin harus dipenuhi dulu beberapa persyarat ekstem, yang berakar kepada stru k tu r sosial dan politik. Susunan sosial dan kekuasaan politik harus mengizinkan dan memungkinkan terjadinya reform . U ntuk ini diperlukan suatu kadar demokrasi yang minimal dalam sistem politik yang ada Kita bisa ambil contoh, misalnya, Amerika Serikat dimana dalam kurun waktu satu dasawarsa gerak an-gerakan liberasi minoritas dapat mencapai kemajuan-kemajuan yang besar. Ini tidak berarti bahwa susunan kekuasaan kulit putih yang kapitalistis sudah roboh. Sama sekali tidak. Akan tetapi kemam puan untuk mengabsorbsi perubahan-perubahan sosial dan politik itu cukup besar. Kalau keadaan m asyarakat demikian, maka reform movements akan subur dan revolutionary m ovements tidak akan mampu m rebut pimpinan. Syarat kedua, kalau pengaruh ideologi-ideologi yang radikal relatif kurang, dan alam fikiran yang ’pragmatis” lebih banyak diterima. Mungkin zaman sejak Orde Baru ini lebih menguntungkan daripada zaman sebelumnya. Akan tetapi harus diakui bahwa semangat pragm atism e dari tahun-
186
tahun pertam a Orde Baru sekarang banyak m endapat kritik, dan aliran-aliran atau cara berfikir yang lebih ideologis mulai laku lagi. Aliran atau semangat yang lebih berdasarkan pragmatisme ini dapat diperkuat oleh pendidikan di perguruan tinggi, asal pengabdian atau pengetrapan ilmu pengetahuan dijuruskan ke observasi serta penelitian yang empiris. Maka penelitian (research) dapat m em bantu m enyalurkan kekuatan-kekuatan sosial-intelektuil itu ke arah-arah yang konstruktif, artinya m enyem pum akan hasil-hasil pem bangunan daripada m erusaknya untuk menggantinya. Penelitian yang empiris harus m engum pulkandata-data yang benar dan yang dapat dihitung atau diukur. Analisa ilniiah dipergunakan u n tu k m em perdalam pengertian (insight) dalam keadaan atau permasalahannya, dan dari pengkajian itu bisa tim bul altem atif-altem atif untuk memperbaiki, untuk reform, untuk m enyem pum akan. Prosedur ilmiah ini jauh lebih baik daripada m enteoretisir secara a priori, tanpa fakta-fakta yang empiris dan hanya berdasar kan suatu anggapan, dan menelorkan resep-resep yang revolusioner. Resep revolusioner m ungkin benar, akan tetapi sebagai pilihan terakhir (last resort). Sebelum pilihan revolusioner diterim a m aka altem atif-altem atif lain yang lebih pragmatis, yang lebih berdasarkan reform , harus diketem ukan dulu dan diuji kemungkinan pelaksanaannya. Dengan options yang lebih banyak m aka social desparation dapat dihalau atau ditangguhkan. Options ini bisa menjadi hasil dari empirical (social) research. Sering social research yang methodologis juga sulit karena personilnya kurang. Mengirim m aha siswa ke desa untuk beberapa lama sudah banyak manfaatnya. Walaupun m etoda observasi m ungkin tidak berilmiah akan tetapi pengamatan tangan pertam a akan m em buka m ata, akan m enam bahkan kepekaan sosialnya, akan membangun em pati/(em pathy) dengan nasib rakyat kecil, dan akan menggugah kesadaran sosial. Pengumpulan data empiris di desa demikian akan m em perkuat perspektifnya dan akan m em buat analisanya lebih realistis. Kalau perkembangan kesadaran sosial mau dipengaruhi, dibina, oleh pim pinan universitas dan fakultas dengan bantuan para dosen, maka timbul pertanyaan diarahkan kepada persoalan-persoalan sosial mana? Di sini mungkin berlaku kaidah bahwa setiap generasi m em punyai sasarannya sendiri, setiap kurun waktu mempunyai masalah yang menonjol. Sekarang ini, misalnya, kita tidak perlu begitu m empersoalkan kemerdekaan politik kita. Kemerdekaan ekonomi m ungkin relevan u n tu k dipersoalkan. T ata susunan politik, yakni demokrasi politik dan demokrasi sosial, p a tu t dijadikan objek atau sasaran pengkajian. Yang sekarang secara popular didengung-dengungkan, juga oleh badan-badan internaskmal, adalah pembasmian kemelaratan yang m utlak (eradication o f extrem e poverty) yang mau di jadikan suatu gerakan dunia. Masalah-masalah lingkungan hidup dan pencem aran juga m erupakan ma salah sosial terhadap mana masyarakat harus disadarkan. Di bidang intem asional juga banyak masalahmasalah sosial yang relevan untuk negara kita, dan yang sudah cukup jelas dirum uskan di forumforum PBB. Bagaimana cara pengenalan langsung dan pribadi dengan masalah-masalah (intem asional) ini, bagi para mahasiswa? Di dalam negeri kita kenal BUTSI, yakni program u n tu k m enem patkan tenaga saijana (atau saijana muda) yang m uda di desa un tu k beberapa tahun dengan tugas sosial u n tuk m em bantu m asyarakat desa dalam pembangunan dan modemisasi. BUTSI ini ada counterpart intem asional. Kita dapat menerima BUTSI dari Bangladesh dan sebaliknya BUTSI kita dapat kita kirim ke Tanzania, dan sebagainya. Pemuda-pemuda dari negara kaya sudah lam a dapat beramal di negara-negara berkembang dalam Peace Corps atau barisan suka rela. Kalau perkembangan kesadaran sosial pada mahasiswa mau diarahkan dan dibina dengan berbagai program, seperti kuliah keija ke desa, dan sebagainya, maka program dan tun tu n an dapat dipersiapkan secara sistem atik dan dikelola agar sasarannya tercapai. Misalnya, kalau mahasiswa secara rom bongan dikirim ke desa untuk beberapa lama tanpa program yang efektip m aka mahasiswa itu m ungkin sekali tidak akan m em peroleh manfaat yang sebesar-besarnya dari kehadirannya di desa. M utu dari kesadaran sosial juga masih berbeda-beda. Suatu kesadaran sosial dapat di-” cangkok” kepada seorang dari luar, melewati suatu exposure. Mula-mula mahasiswa itu hanya m engerti persoalannya. Ini adalah taraf pertam a dari m encangkokkan suatu kepekaan, suatu sensitifity, lew at suatu intellectual process. Tujuannya adalah agar kepekaan itu m enjadi bagian dari m entalitas si-penerima. Nilai baru harus menjadi bagian dari dirinya, — (internalization dari suatu nilai baru) -— , se-
187
'"1
hingga nanti si-penerim a m enjadi self-motivated. Bagaimana caranya yang terbaik m ungkin para ahli psikologi dan pedagogi yang lebih tahu. Yang penting adalah bahwa program universitas itu harus disiapkan secara ilm iah dan secara teratur. K esadaran sosial yang sudah internalized dan menjadi intrinsik dalam kepribadian mahasiswa, sarjana atau intelektuil itu, masih dapat mem punyai berbagai bentuk. Suatu bentuk dapat disebut bersifat politis dalam amalnya. Misalnya seorang mahasiswa tertarik oleh nasib buruk para petani atau nelayan gurem, akan tetapi reaksinya adalah dengan m endukung suatu aksi politik, Untuk mem-, bujuk pem erintah supaya berbuat sesuatu. Suatu reaksi lain lebih bersifat pribadi : ia terdorong u n tu k berbuat sesuatu untuk langsung m enolong target-group itu, dengan suatu aksi action yang sifatnya kurang politis. A rti aksi politik adalah untuk m em bentuk suatu pengaruh atau kekuatan politik u n tu k m erubah suatu kebijaksanaan atau keadaan. Kedua-duanya, yakni aksi sosial dan aksi politik, sebetulnya wajar dan logis. Yang penting adalah agar kesadaran politik para intelektuil harus bersifat a k tip ,'ac tio n , action related, akan tetapi jangan selalu aksi politik saja yang dipikirkan, atau aksi politik saja yang dilihat sebagai satu-satunya opsi. Kebudayaan politik di Indonesia memang lebih terpusat kepada pem erintah sebagai tum pahan harapan (atau keputus-asaan).
188
PENGEMBANGAN KEGIATAN INTELEKTUAL DI UNIVERSITAS INDONESIA
PENGEMBANGAN KEGIATAN INTELEKTUAL DI UNIVERSITAS INDONESIA Oleh Prof. DR. Harsja W. Bachtiar Fakultas Sastra Universitas Indonesia
Masalah Umum biasanya beranggapan — dan anggapan ini dianut juga oleh banyak di antara para tenaga ahli dan mahasiswa di lingkungan universitas sendiri - bahwa, bilamana kita m em bandm gkan sekalian lembaga-lembaga yang terdapat dalam masyarakat kita satu sama lain, umversi as a Y^ni _ tem pat pem usatan pemikiran rasional atas dasar pengetahuan kognitif dan pemikiran-pernikiran baru - hasil penggunaan daya cipta akal manusia. 1} Dan Universitas Indonesia dianggap oleh kebanyakan di antara kita, serta oleh banyak orang lain, sebagai pusat pemikiran yang paling terkem uka, unggul, di negeri kita yang am at luas dan berpenduduk amat banya ini. nnatml Kalau memang dalam kenyataan universitas kita merupakan pusat pemikiran yang^paUng^unggi di tanah air kita, adalah wajar bagi kita untuk berpandangan pesimis mengenai masla nem ikiran dan kebudayaan kita. Banyak sekali pemikiran yang beredar di universitas k i t a ^ a s u k : p yang disalurkan oleh para pengajar kepada para mahasiswa dengan peran ikuliah i- u atau ♦ seminar, • i,,,, i-iocii baru m elainkan pem ikiran tidaki m erupakan hasil npmikiran-pemikiran pemiKiraii , • npemikiran m ih ah an ilama yang *telah i u menjadi • j - itradisi j- • „ H;r>prtnhankan dengan gigih agar tidak mengalami perubanan yang dipertananican ucug iican atanm m . •* I • , u 1 ^o^Jirtran-nemikiran mi, yang disampaikan secara lisan ataupun barang sedikitpun. Lagi pula, banyak pemikiran pern meskipun ditam pilkan sebagai tulisan, tidak sungguh-sungguh didasarkan atas usaha
ilmu pengetahuan. mahasiswa di univereitas kita adalah warga-warga negara Kalau pengajar-pengajar dan mahasis“ ^ u pengetahuan, kebudayaan dan m asyarakat kita kita yang paling maju dalam pemikiran, maka l1^ at Jebagaimana diharapkan oleh sekalian orangtidak bisa m engharapkan perkembangan maju yang! P Brepublik kita seb orang yang telah mengadakan perjuangar, dar, b e k u b a ™ mudah-mudahan cukup banegara yang merdeka. Demi kepentingan rakyai Kim, y nyak pem ikir-pem ikir rasional yang ^ ^ n i v e r s i t a s ^ t ^ i n i tidak mengurangi m akna dari Penggambaran keadaan kegiatan i n t e l e k t u a , d _ mahasiswa, yang berperan besar kenyataan bahwa d. universitas kita ada ^ ^ . dapat dan m em ang dimandalarn kegiatan intelektual dan mempunyai I>emilar P tahuan> kebudayaan pada umumn y a ^ ry tT k a r d t
y a n f.id a k begitu cemerlang itu adaiah suatu gambar
an kasar dan keadaan di universitas kita pad*. u m u .im y ^ b e r fik l secaaraan r a s fo ^ “
^
mahasjswa udak a(au be|um> berusaha
S ^ “ tau belum , m en jtasilk an pem ikiran-pernikiran barn yang dapat
bertikir secara rasional dan tidak ata penelitian yang diharapkan menghasilkan pengem em perlancar perkembangan pendid.fcm W J sed atau akan aiusahakan - tidak tahuan bam - malah mungkin "’enenteng set P P sebagaimana adanya. Universitas tidak berarti bahwa universitas harus menenm a saja Kcny ,. . * , u i •* • • _„Uoew«/a dan k a ry a w an n y a . U n iv ersitas k ita dHiQ ia dH=>v»n a k a n onleh ie n mmasvaa sy a diadakan oleh kita saja, pengajar, mahasiswa, dan ry m em enuhi kebutuhanrakat, oleh negara. Universitas diadakan oleh masyarakat dan negara uniu tnBas_tueas terkebutuhan tertentu. Oleh sebab itu, universitas kita mem punyai ungsi tahnan k o en itif dan tentu yang harus diselenggarakannya. Universitas harus m engem bangkan
d af b ' k e m
rasional dalam masvarakat kita agar daya kemampuan m asyarakat kita u n tu k bertahan dan berkem 3 g
ln t T le ”
ar U ^ v e S ta s J t a m em punyai kewajiban tertentu ,
yang harus dipenuhi. Kita harus berusaha supaya harapan m asyarakat dan negara berkenaan dengan universitas kita tidak sia-sia. 191
Hal ini, antara lain, berarti bahw a kita harus lebih banyak m em perhatikan dan m em persoalkan keadaan pem ikiran rasional atas dasar pengetahuan kognitif sebagaimana terdapat di universitas kita, U niversitas Indonesia, dan m engusahakan cara-cara untuk memperlancar perkem bangannya. Inilah m asalah yang m enjadi sasaran perhatian dalam prasaran singkat ini. K ebudayaan : sasaran perhatian utam a kegiatan intelektual K egiatan-kegiatan intelektual - berfikir, memberi uraian lisan ataupyn tertulis - terarah pada kebudayaan di satu pihak dan pada kenyataan di pihak lain, dengan kecenderungan un tu k lebih m em perhatikan hasil-hasil pem ikiran yang telah menjadi bagian dari kebudayaan. K ebudayaan terdiri dari hasil-hasil pemikiran yang, m enurut ahli sosiologi terkem uka T alcott Parsons2)i pada hakekatnya dapat digolongkan dalam 4 golongan obyek budaya yang sedikit-banyaknya dapat dibedakaji satu dari yang lain, meskipun masing-masing dapat saling berhubungan satu sama lain dan dapat saling pengaruh-mempengaruhi. Obyek-obyek budaya golongan pertam a, yang m erupakan sum ber atau asal-mula obyek-obyek budaya yang lain, terdiri dari simbol-simbol konstitutif atau, dengan kata-kata yang lain umum diketahui, ide-ide keagamaan, kepercayaan, keyakinan. Ide-ide seperti ide adanya Tuhan yang maha esa, adanya surga dan neraka, dan adanya takdir term a suk ide^ide golongan pertam a ini. Obyek-obyek budaya golongan kedua terdiri dari sim bol-sim bol kognitif, ide-ide yang menggambarkan kenyataan sebagaimana dilihat oleh manusia dan oleh sebab itu juga m encakup apa yang dikenal sebagai ilmu pengetahuan. Pengetahuan biologi, kimia dan fisika, tapi juga pengetahuan seperti pengetahuan ekonomi, psikologi, sejarah dan hukum , term asuk simbol* simbol kognitif. O byek-obyek budaya golongan ketiga terdiri dari simbol-simbol penilaian moral, seperti nilai-nilai dan aturan-aturan. Pengertian keadilan dan kejujuran, serta aturan-aturan hukum dan aturan-aturan adat-istiadat, adalah contoh dari simbol-simbol penilaian. Dan obyek-obyek budaya golongan keem pat terdiri dari simbol-simbol pengungkapan perasaan, sebagaimana dinyatakan dalam b en tu k -b en tu k seni, sastra, dan sebagainya. K ebudayaan diwariskan dari satu generasi kepada generasi berikut dengan perantaraan kegiatankegiatan m engajar dan belajar, termasuk kegiatan mengajar dan belajar di universitas, sehingga sebagian besar dari suatu kebudayaan tertentu diambil alih oleh generasi yang dihasilkan oleh generasi pendukungnya. Kegiatan-kegiatan mengajar dan belajar dapat dipermudah dengan penggunaan bahan-bahan rekam an simbol-simbol pemikiran, seperti bahan-bahan pustaka, rekaman pita, foto, dan film. Peng gunaan bahan-bahan rekaman demikian memungkinkan obyek-obyek budaya terten tu , seperti hasil pem ikiran Prapansya yang terrekam secara tertulis dalam naskah Negarakertagama berabad-abad, yang lalu, masih dapat dipelajari, dan oleh sebab itu diketahui, dimengerti dan dihayati oleh anggotaanggota dari generasi-generasi yang hidup lama sesudah penciptanya menghasilkan karya pemikirannya. K em ungkinan penggunaan bahan-bahan rekaman, seperti buku-buku atau tulisan-tulisan dalam majalah-majalah ilmiah, juga memungkinkan obyek-obyek budaya yang dicipta oleh pemikir-pemikir di m asyarakat-m asyarakat lain, seperti lapuran James D. Watson beijudul The D ouble H elix : being a personal account, o f the discovery o f the structure o f DNA, yang diterbitkan-di New York oleh penerbit A theneum Press dalam tahun 1968, dapat dipelajari, diketahui, dikuasai, dan dijadikan obyekobyek budaya dari kebudayaan masyarakat kita sendiri dengan cara usaha penterjem ahan, penyaduran, atau adaptasi tulisan-tulisan yang bersangkutan. Tentu saja kebudayaan kita juga dapat diperkaya dengan penciptaan obyek-obyek budaya yang baru : produksi karya-karya pemikiran yang baru, baik dalam bentuk suatu pola simbol-simbol yang sama sekali baru, seperti pelapuran suatu penemuan tertentu dalam bidang teknologi, m aupun dalam bentuk pola baru dari simbol-simbol yang sudah lama ada, seperti penulisan suatu buku pelajaran pengantar. Suatu pola simbol-simbol, yang menyatakan pemikiran orang yang menghasilkannya, bisa bersifat kognitif, normatif, analitikal, deskriptif, ataupun ekspresif. Produksi karya-karya pemikiran yang bam ini, yang biasanya terwujud sebagai karya terbitan atau naskah yang dapat dibaca, dikaji, dinilai, dibahas dan digunakan oleh orang lain, adalah tugas192
t
kewajiban para pem ikir dalam lapangan ilmu pengetahuan, terutam a tenaga-tenaga ahli yang, berlainan daripada kebanyakan orang, telah diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan tinggi. Kewajiban untuk menghasilkan karya-karya pemikiran baru- sumbangan pada perkembangan kebuda yaan kita — lebih lagi merupakan tanggung jawab tenaga-tenaga ahli yang diberi kedudukan sebagai pengajar atau peneliti di universitas, lembaga yang khusus diadakan untuk memungkinkan sejumlah warga m asyarakat m emusatkan perhatian dan pemikiran pada obyek-obyek budaya yang terw ujud sebagai ilmu pengetahuan dalam usaha untuk memeliharanya, m enyam paikannya kepada w^rgawarga lain yang m emerlukannya, dan mengembangkannya lebih lanjut. Bidang-Bidang Pengetahuan Intelektual Dalam mempermasalahkan ilmu pengetahuan, yang terwujud sebagai hasil pemikiran para ahli yang sekarang banyak terpusat di universitas-universitas, kita perlu senantiasa sadar akan adanya perbedaan-perbedaan penting berkenaan dengan sifat bidang-bidang pengetahuan keahlian yang bersama-sama dianggap m erupakan ilmu pengetahuan. Sering kali orang m em buat kesalahan dengan beranggapan bahwa seluruh ilmu pengetahuan dan, oleh sebab itu, sekalian bidang-bidang pengetahuan keahlian yang m erupakan bagian dari ilmu pengetahuan, terbentuk dan berkembang dengan peng gunaan apa yang dikenal sebagai ’m etode ilmiah’ (scientific m ethod). Ilmu pengetahuan dapat digolongkan' dalam 3 lapangan pengetahuan yang berbeda sasaran perha tian dan m eto d e-m eto d e pengkajiannya, yaitu: (1) pengetahuan budaya (humanities atau Geisteswissenschaften); (2) ilmu-ilmu alamiah (natural sciences atau Naturalwissechaften); dan (3) ilmu-ilmu sosial (social sciences atau Sozialwisschenschaften). M etode ilmiah adalah cara penyelenggaraan penelitian yang lazim dalam lapangan ilmu-ilmu alamiah, lapangan pengetahuan yang berusaha mengembangkan pemikiran-pemikiran penjelasan mengenai gejala-gejala alam seperti tanah, air, udara, flora dan fauna, termasuk manusia sebagai organisma. Pengam atan yang cermat adalah cara yang dominan dalam usaha m em peroleh pengetahuan mengenai gejala-gejala alam ini. , , . , . , , . , . . Tapi sasaran perhatian lapangan pengetahuan budaya bukanlah gejala-gejala alamiah yang dapat diam ati, melainkan hasil pemikiran manusia yang term aktub dalam dokum en-dokum en wansan kebu dayaan, seperti tafsiran suatu ayat d a ri>4/ Quran, filsafah yang dikembangkan oleh seorangpem itar, penjelasan tentang aturan hukum pidana tertentu, atau analisa suatu karya sastra, sehingga ketentuanketentuan ’m etode ilmiah’ tidak dapat diterapkan dalam kegiatan-kegiatan intelektual yang bereangkutan. Lapangan ilmu-ilmu sosial, yang terdiri dari bidang-bidang pengetahuan keahlian seperti ilmu ekonom i, sosiologi, ilmu politik antropologi, ilmu komunikasi, dan psikologi, m em usatkan perhatian pada pola-pola tingkah laku manusia yang mempunyai kemampuan un tu k berfikir dengan penggunaan simbol-simbol, dalam hubungan mereka satu sama lain sebagai anggota suatu m asyarakat. Ilmu-ilmu sosial berusaha menggunakan 'm etode ilmiah’, seperti dilakukan dalam lapangan ilmu-ilmu alamiah, akan tetapi karena sasaran perhatiannya mempunyai kemampuan untuk memiliki kepercayaan pengetahuan, ideologi, nilai-nilai, aturan-aturan, dan berbagai obyek budaya lain yang dinyatakan dengan penggunaan simbol, tak mungkin ilmu-ilmu sosial sepenuhnya obyektif, sukar bagi ilmu-ilmu sosial menerapkan ’m etode ilmiah’ sepenuhnya. . Meskipun ketiga lapangan ilmu pengetahuan ini mewujudkan perbedaan-perbedaan penting, sekalian bidang-bidang pengetahuan keahlian tunduk pada nilai-nilai dan aturan-aturan te rte n tu yang berlaku bagi semua bidang-bidang pengetahuan keahlian intelektual: pem yataan tentang bahan yang menjadi sasaran perhatian harus sungguh-sungguh didukung oleh bukti-bukti yang obyek tif dan yang sedapat mungkin dapat diperiksa, diuji, oleh ahli-ahli dalam bidang pengetahuan keahlian yang bersangkutan’, sedangkan ’kesimpulan-kesimpulan yang dibuat atas dasar pem yataan-pem yataan faktual harus mengikuti ketentuan-ketentuan pemikiran logika yang lazim, konsep-konsep harus tepat dan jelas, serta pemyataan-pernyataan berbeda yang didasarkan atas kenyataan-kenyataan o b y ek tif harus serasi satu sama lain secara pemikiran logika.’ 3> 193
Memang benar, bahwa para pengajar dan mahasiswa dalam bidang-bidang pengetahuan terapan, seperti terutama dijumpai di fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi, fakultas teknik, dan fakul tas hukum - perguruan-perguruan tinggi profesi tidak terlepas dari pemikiran inteketual dan juga harus memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, agar kemampuan untuk bertindak atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional senantiasa dapat diperbesar. Bidang-bidang pengetahuan terapan lebih memerlukan, dan oleh sebab itu lebih berkepentingan umum untuk dapat memperoleh, pengetahuan empirik yang berlangsung dapat diterapkan. Akan tetapi, semestinya bagi para pengajar dan mahasiswa bidang-bidang pengetahuan keahlian yang mengutamakan usaha pengembangan pengetahuan, kegiatan-kegiatan intelektual lebih dominan, lebih penting, daripada bagi orang-orang yang bekerja dalam bidang-bidang pengetahuan terapan. Sayang sekali, rupa-rupanya belum demikian halnya dalam kenyataan bilamana penghafalan penge tahuan tidak dapat disamakan dengan kegiatan intelektual yang menuntut penggunaan daya berfikir secara teratur yang lfebih banyak. Penguasaan Bahasa : suatu syarat mutlak Kegiatan intelektual tak mungkin dapat diselenggarakan tanpa penguasaan bahasa. Usaha pemi kiran memerlukan simbol-simbol dari suatu perbendaharaan kata yang dimengerti oleh suatu komuniti tertentu. Masing-masing simbbl yang digunakan dalam pemikiran, percakapan, ataupun tulisan mem punyai arti tertentu, referen tertentu, sehingga masing-masing warga komuniti yang bersangkutan dapat mengerti satu sama lain dan dapat memanfaatkan pemikiran para warga lain. Penggunaan simbolsimbol ini diatur oleh aturan-aturan tertentu, tata bahasa dari bahasa yang bersangkutan. Bilamana suatu hal tertentu dinyatakan dengan penggunaan simbol yang biasanya tidak merupa kan simbol dari hal-ikhwal yang dilambangkan ini pemikiran bisa menjadi kacau dan orang lain yang diharapkan mengerti apa yang dikemukakan berkenaan dengan jial yang bersangkutan ini sukar me ngerti apa yang sebenamya dimaksud. Kesukaran dalam berfikir dan berkomunikasi menjadi lebih sulit bilamana simbol yang biasanya tidak merupakan simbol dari hal yang bersangkutan ini sebenarnya terkait pada suatu hal-ikhwal tertentu yang lain. Bilamana pemikiran ataupun komunikasi, lisan ataupun tertulis, tidak mentaati aturan-aturan tata bahasa, pemikiran juga bisa menjadi kacau dan orang lain yang diharapkan mengerti apa yang dikemukakan juga bisa menghadapi kesukaran dalam usaha mengerti apa yang sebenamya dimaksud dan mungkin memperoleh pengertian yang sama sekali tidak. dimaksud. Penguasaan penggunaan bahasa tentu amat penting dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, kegiatankegiatan yang menuntut ketepatan dan keteraturan dalam pemikiran. Bukankah mahasiswa diharap kan mengembangkan kemampuan untuk menguasai simbol-simbol yang digunakan dalam suatu bidang pengetahuan keahlian tertentu, atau berkenaan dengan masalah tertentu, dan berfikir dengan teratur agar supaya pertukaran fikiran dengan orang-orang lain dapat juga diselenggarakan secara teratur? Tuntutan penguasaan penggunaan bahasa lebih tinggi lagi dalam penyelenggaraan penelitian dan penulisan karya-karya ilmiah, dalam bidang pengetahuan keahlian manapun. Bagaimanakah penggunaan bahasa di universitas kita? Pengajar-pengajar yang memperoleh penge tahuan keahlian dari pengajar-pengajar Belanda, terutama dalam masa kebudayaan Belanda menguasai perguruan kita, cenderung untuk banyak menggunakan istilah-istilah Belanda yang tidak banyak di mengerti oleh orang-orang yang tidak menguasai bahasa Belanda. 5 > Penggunaan istilah-istilah asing ini sering kali tidak disertai penjelasan. Hampir tidak ada mahasiswa yang mengerti bahasa penduduk negara kecil di Eropah Barat yang dalam masa lampau pernah berkuasa di kepulauan kita ini. Pengajarpengajar yang memperoleh pengetahuan keahlian dari pengajar-pengajar Belanda juga sering mengikuti tata bahasa Belanda atau tata bahasa campuran, dalam percakapan ataupun tulisan meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Begitupun halnya dengan pengajar-pengajar yang memperoleh pengetahuan keahlian dari peng ajar-pengajar yang menggunakan bahasa Inggeris, terutama pengajar-pengajar yang memperoleh penge tahuan keahlian di Amerika Serikat. Mereka cenderung untuk banyak menggunakan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan bahasa Inggeris, sering kali juga tanpa disertai penjelasan. 194
-
K ead aan penggunaan bahasa di universitas kita lebih kacau lagi sebagai akibat pengaruh bahasa-
b ah asa d a e ra h , b ah asa A rab d an bahasa S ansekerta. , , OQi r. e n g g a m L An}om penggunaan npmxeunaan wbahasa P b aran 1k e1k ac a u an dalam iw m di universitas k ita tid a k d im ak su d sebagai I k1 m e n g hUila -1 1 ictilah serta asa-b ah asa u sahUa u n tu n g k an ■lstilah-istilan serua ungkapan-ungkapan ung y , , yang ■* * berasal d a n b ah ;im n r>pn(>e• * u u u u Perkem bangan bahasa nasional k ita, term asu k bahasa ilm u penge asing ataupun bahasa-bahasa daerah. Pertem bang a. bahasa ]ain dengan penganlbi, an alih istilahtahuan, bisa m em peroleh manfaat W bM ^ berkomunikasi tapi yiing istilah serta u n g k a p a n - u n g k a p a n yang d.peri istilah.isti,ah dari bahasa-bahasa Iain ini tidak b elu m ad a d alam b a h asa nasional kita. /\K an f > hohacn k ita sen d iri D an d ip e rlu k a n b ila m a n a su d ah a d , i n i seh aru sn y a di Indonesiadari bahasa nasional k ita dan tid a k te ta p m e m ' p e rta h a n k a n ciri-ciri k easingannya. Tn donesia-an pada universitas-universitas k ita. Salah K ita sed an g b e ru sah a m em b er. c lt™dalah penggunaan bahasa nasional m e n u ru t atu ra n satu ciri-ciri c itra ke-In d o n esia-an ini serriesu y_ g sedang diusahakan agar d a p a t m en jad i a tu ra n p en g g u n aa n b ah asa yang telah lazim Ran jk u t secara a k tif m en gem bangkan bahasa lazim . P ara p en g aja r d an m ahasisw a m alan ^ diselenggarakan dengan penggunaan bahasa n asio n al k ita agar su p a y a setiap kom unikasi . m enjalankan p eran an yang a k tif dalam nasio n al k ita sen d iri. U niversitas k ita bisa. dan ^ _lm u pengetah u an . u sah a p e n g em b a n g a n bahasa nasional kita sebag juga m enghadapi m asalah penguasaan Di sam p in g m asalah penguasaan bahasa " aS*01? asa nasional kita m elainkan sebagai bahasa y an g bahasa asing, b u k a n sebagai pencem aran pa a a nen eetah u an yang d ik o m u n ik asik an dengan h aru s d ik u asai u n tu k d a p a t m em p ero leh m an faat d a n p g peng g u n aan bahasa-b ah asa asing yang bersangkutan. ^ m asih sangat terb atas. Bagi b a n y ak b idang P e n g e tah u a n yang te rtu lis dalam bahasa n o dalam bahasa nasional kita. K eadaan p e n g e ta h u a n k eah lian m alah belum ada bu u u j Uga para m ahasisw a, m enguasai bahasadem ik ian m e n u n tu t agar para pengajar, dan a al* a j|m u p en g etah u an y an g terrek am dalam bahasa asing te rte n tu , paling s e d i k i t satu ba asa^hasa j nggerjs> Perancis, Jerm an , atau R usia, d a p a t bahasa-bahasa asing yang bersangk u tan seper i ^ paling s e d i k i t satu bahasa asing m o d e rn yang dipelajari sehingga d a p a t dikuasai. T anpa ^>G'nS,U^ ^ uan yang d ap at dikuasai o leh m ahasisw a m a u p u n te rk a it pada ilm u p e n g eta h u a n yang luas, penge ^ p engetahuan dengan sen d irin y a m em b atasi kepen g ajar sangat te rb a ta s. K e t e r b a t a s a n p e n g u a s ^ ^ in telek tu al, k eterb ata san k e m am p u an intelekm a m p u a n u n tu k m enyelenggarakan kegiatan tu al yang m asih terlalu m eluas di universitas kita. P en in g k atan K egiatan In te le k tu a l perkem bangan kegiatan in te le k tu a l di univerS eb en arn y a fa k to r-fa k to r yang m en en tu an ek ak saj a d a p at d ik e m u k a k an dalam p rasaran sitas kita c u k u p b anyak. H anya beberapa a °.tanggapi ialah : apakah yang h aru s d ila k u k a n oleh singkat ini. P e rta n y a an yang sekarang harus ,.tin k a tk an? . . universitas k ita agar kegiatan intelek tu al api dengan m e m p e rh atik an k e d u d u k a n U niversitas P ertan y aan dem ikian sebaiknya d ^ anP donesja> sebagai k eselu ru h an . Indonesia dalam m asyarakat kita, m asyaraka ergitas dan in s titu t p e n d id ik a n tinggi negeri d ita m b a h Di W ilayah negara k ita t e r d a p a t 41 “ mVu n iversitas dan in s titu t p e n d id ik a n tinggi ini b eru sah a b erpuluh universitas swasta. H am pir sekalian ^ sam a, m alah b eru sah a m e m u sa tk a n p e rh a tia n p ad a m enjalankan fungsi yang sam a dengan yang Sangat te rb a ta s ju m la h n y a . m asalah-m asalah pem bangunan yang sania’ ™iversitas serta in s titu t-in s titu t p e n d id ik a n tinggi di negeri Kalau fungsi dan tujuan universitas-un ^ ^ m em p ero leh warga-wargji y an g m e m p u n y a i kekita sem ua sam a, dari m anakah m asyara tertinggi dalam p e n d id ik a n tinggi ilm u p en g eta h u m am puan u n tu k m enem pati kedudukan^ an, teknologi, politik , e k ° n o ™ ' ^ " tJ 'tu H n s U tu t1 p en d id ik an tinggi di negeri k ita m e m e rlu k a n tenagaU niversitas-um versitas dan ln stiiu i 195
tenaga ahli pada tingkat guru besar. Di lembaga pendidikan tinggi manakah mereka dipersiapkan? Lembaga-lembaga penelitian di negeri kita, atau masing-masing bidang pengetahuan keahlian, memer lukan tenaga-tenaga ahli yang mempunyai kemampuan untuk mengusahakan penelitian yang mengha silkan sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan. Di lembaga pendidikan tinggi manakah calon-calon peneliti tingkat tinggi ini dipersiapkan? Sektor industri memerlukan tenaga-tenaga ahli yang dapat memimpin usaha pengembangan teknologi agar perusahaan-perusahaan di negeri kita dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan para warga masyarakat yang terus-menerus bertambah banyak dan besar. Di lembaga pendidikan tinggi manakah calon-calon pemimpin dalam bidang industri ini diper siapkan? Pertanyaan yang sama dapat dan harus diajukan juga berkenaan dengan kepemimpinan dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan. Masyarakat dan negara kita harus memiliki paling sedikit satu unitversitas yang menghasilkan pemikir-pemikir elite, sehingga ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam boleh dikatakan sekalian bidang usaha pembangunan dapat senantiasa dikembangkan. Di antara sdkalian universitas-universitas serta institut-institut pendidikan tinggi yang terdapat di negeri kita, Universitas Indonesia, yang bertempat di ibu kota republik kita, berada dalam kedudukan yang terbaik untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan negara ini. Di ibukota republik kita, Jakarta, terdapat pemusatan berbagai jenis fasi litas, baik yang bersifat intelektual maupun yang bersifat materi, yang diperlukan untuk pengembang an pendidikan tinggi dan penelitian. Sebaliknya, berlainan daripada universitas-universitas serta institut-institut pendidikan tinggi lain yang masing-masing terletak di daerah yang luas, Universitas Indonesia sebenamya terletak di daerah yang sangat terbatas, daerah khusus Jakarta Raya. Kalau Universitas Indonesia menghasilkan tenagatenaga ahli yang sama jenisnya dengan jenis-jenis tenaga ahli yang dihasilkan oleh universitas-universi tas serta institut-institut pendidikan tinggi lain dan menyebar luaskan tenaga-tenaga ahli yang dihasilkannya ke tempat-tempat keija di luar daerah khusus Jakarta Raya, mereka sesungguhnya menjadi saingan dari para lulusan universitas atau institut pendidikan tinggi di daerah-daerah yang bersangkut an, suatu keadaan yang sebenamya bisa dihindarkan. Kalau Universitas Indonesia menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang lain jenisnya daripada yang dihasilkan oleh universitas-universitas serta institut-institut pendidikan tinggi lain, yaitu tenaga-tenaga ahli yang lebih berorientasi pada usaha pengembangan pemikiran rasional atas dasar pengetahuan kognitif - pemikir-pemikir elite 6) para lulusan univeristas kita ini bisa ditempatkan di ibu kota republik kita maupun di daerah-daerah lain, di tempat-tempat yang akhir ini sebagai calon-calon guru besar atau calon-calon peneliti elite tanpa mengakibatkan keadaan persaingan dengan lulusan universi tas-universitas atau institut-institut pendidikan tinggi setempat. Meskipun dalam prasaran ini diusulkan agar Universitas Indonesia memusatkan perhatian pada usaha mendidik calon-calon tenaga ahli elite dalam sekalian lapangan usaha, termasuk usaha pendi dikan tinggi dan penelitian, ada dua syarat yang perlu dipe^hatikan. Pertama, meskipun universitas kita berusaha menghasilkan tenaga-tenaga ahli elite tenagatenaga ahli yang terpilih, ulung mereka diharapkan berorientasi pada kepentingan rakyat banyak, dan tidak berorientasi pada kepentingan golongan elite. Usaha pengembangan pengetahuan kimia pada taraf yang setinggi mungkin, misalnya, harus pada akhirnya bermanfaat bagi usaha menaikkan taraf kehidupan rakyat banyak pada umumnya dan tidak (hanya) bermanfaat bagi kaum pengusaha dalam usaha menambah kekayaan mereka. Universitas Indonesia harus berusaha mencipta anggotaanggota baru golongan elite yang menganut ideologi kerakyatan, kehendak untuk bekerja buat kepen tingan rakyat banyak, sesuai dengan ideologi Pancasila. Kedua, meskipun universitas kita berusaha menghasilkan tenaga-tenaga ahli elite, menerima calon-calon anggota golongan elite ini hanya dari kalangan golongan elite tidak dapat dibenarkan. Asal usul golongan sosial dan ekonomi para pemuda dan pemudi yang hendak menjadi mahasiswa di universitas kita tidak boleh menjadi persoalan, kecuali bilamana ternyata bahwa kebanyakan dari Para pelamar berasal dari golongan elite. Malah, bilamana Universitas Indonesia memang bersedia rnenerima tanggung jawab untuk mendidik, mempersiapkan, calon-calon anggota golongan elite bagi 196
seluruh m a sy a ra k a t Indonesia, universitas k ita h aru s secara a k tif b eru sah a m en cari d an m e n arik p u te ra p u te ri yang paling b e rb a k at dan paling cerdas dari seluruh k ep u lau an k ita u n tu k m en jad i m ah asisw a di universitas kita. P em uda dan pem udi dem ikian yang asal dari keluarga yang m a m p u te n tu h aru s m em biayai segala sesuatu sendiri, tapi p em u d a dan p em u d i dem ikian yang asal dari kelu arg a y an g kurang m am p u harus diberi beasisw a yang m em u n g k in k an pergi dari te m p a t asal ke Ja k a rta dan b e lajar di U niversitas Indonesia. E lite nasional k ita dari generasi Soekarno dan H atta berasal dari berbagai lapisan sosial, berbagai d a erah , berbagai golongan ek o n o m i, dan berbagai golongan agam a. E lite nasional yang d ip ersiap k an oleh universitas k ita u n tu k d a p at berperan dengan k em am p u an b erfik ir yang sebesar m u n g k in h aru s juga berasal dari berbagai lapisan sosial, berbagai d aerah, berbagai golongan ek o n o m i, dan berbagai golongan agam a. K esim pulan U niversitas Indonesia harus m engakui adanya tanggung jaw ab yang khas dalam p e n d id ik a n tinggi dan p en elitian di negeri k ita : tanggung jaw ab u n tu k m em persiapkan calon-calon anggota elite nasional kita. Tanggung jaw ab ini m ungkin te rk a it juga han y a pada In stitu t P ertan ian B ogor dalam bidang p ertan ian dan pada In s titu t T eknologi B andung dalam bidang teknologi, k ed u a in s titu t p en d id ik an tinggi yang p ern ah m e ru p ak an bagian dari universitas kita. Hal ini b e ra rti bahw a kita harus berusaha m engem bangkan p en d id ik an tinggi yang tid ak sam a fungsi dan tu ju a n n y a dibanding dengan fungsi dan tujuan universitas-universitas dan in s titu t-in s titu t pen d id ik an tinggi lain di negeri kita. 7) Hal ini berarti bahw a k ita harus b eru sah a m en gem bangkan ilmu p en g etah u an yang tid a k sam a dengan pengetahuan yang m eru p ak an hasil p en elitian di universitasuniversitas dan in s titu t-in stitu t pendidikan tinggi lain di negeri kita. A m erika S erikat m em p u n y ai universitas Harvard dan Yale, U ni Sovyet m em p u n y ai universitas M oskow dan Leningrad B elanda m em punyai universitas Leiden dan A m sterd am , Inggeris m em p u n y ai universitas O x fo rd dan C am bridge, sedangkan Perancis m em punyai universitas S o rb o n n e dan universi tas-universitas lain di Paris di sam ping banyak universitas-universitas lain di m asing-m asing n eg en mi. K ita harus b erusaha m engem bangkan Universitas Indonesia m enjadi su atu universitas yang m em punyai fungsi dan tu ju a n yang sam a dengan fungsi dan tujuan universitas-universitas ulung di m asingm asing negeri ini : univereitas yang m em produksi tenaga-tenaga ahli yang m em p u n y ai kem am p u an u n tu k m enghasilkan p e m i k i r a n - p e m i k i r a n yang unggul dan yang m em p ro d u k si p en g etah u an yang unggul, tidak u n tu k disim pan dalam ’m enara gading’ tapi u n tu k disebar luaskan di selu ru h m asy arak at kita, di seluruh kepulauan kita. Inilah tugas kita. Jayalah universitas kita. R aw am angun, Ja k a rta , 29 M aret 1980.
C atatan: 1) 2) 3) 4) 5)
Lihat Joseph Ben-David dan Awraham Zloczower, ’Universities and academic system s in modern societies,’ A rc h iv e s E u ru p een n es d e S o cio lo g ie, Jilid III No. 1 (1962), him. 4 5 - 8 4 . Lihat Talcott Parsons ’Culture and social system revisited,' dalam Louis Schneider dan Charles Bonjean, ed„ T h e Id ea o f C u ltu re in th e S o c i a l S cien ces (London: Cambridge University Press, 1973), him. 3 3 - 4 8 . Talcott Parsons, ’Unity and diversity in the modern intellectual disciplines: the role o f the social sciences,’ S o c io logical T h e o ry a n d M o d e m S o c ie ty (New York: The Free Press, 1967), him. 167 Lihat, misalnya, C.K. Ogden dan I. A. Richards, The M eaning o f M ean in g Edisi perbaikan (N ew York: Harcourt, Brace and Company, 1936). Contoh-contoh d a r i g e ja la p e n c e m a r a n dalam penggunaan bahasa nasional kita dapat dilihat dalam Harsja W. BaChtiai, ’Penggunaan bahasa kita oleh kaum tjendekiawan, Intisari, no. 4 4 (Maret 1967), him. 1 0 8 —113. Kata seorang Rektor universitas kita, misalnya, ’’Universitas adalah pusat pengetahuan, ’waar wetenschap wordt
197
6)
7)
bedreven,’ dimana di samping de overdracht van de wetenschap (dari dosen ke mahasiswa), juga dilakukan de boefening en beverdering van de wetenschap (oleh para pengajar serta lembaga-lembaga dalam universitas)” diucapkan dalam simposium ’Kebangkitan Semangat 66’. Untuk memperoleh gambaran yang lebih terperinci mengenai apa yang dimaksud oleh pemrasaran, lihatlah Harriet Zuckerman, Scientific Elite: Nobel laureates in the United States (New York: The Free Press; London: Coilier-Macmillan Publishers, 1979), atau The Academy of Sciences of the USSR, Science in the USSR (Moscow: Progress Publishers, 1972). Tuntutan masyarakat berkenaaan dengan penambahan jumlah kesempatan untuk memperoleh pendidikan tinggi, sebagaimana dibahas dalam Harsja W. Bachtiar, ’The surge for higher education in Southeast Asia’, Indonesia Quarterly, Jilid VII, Vol. 2 (April 1979), him. 2 3 -3 7 , diharapkan akan ditanggapi oleh universitas-universitas serta institut-institut pendidikan tinggi yang lain.
198
UNIVERSITAS DAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DAN MASYARAKAT
Prof. DR. Selo Soemardjan Guru Besar Universitas Indonesia
Universitas di dalam mata seorang sosiolog merupakan suatu bagian dari masyarakat di sekelilingnya. Kalau masyarakat itu mempunyai suatu sistim sosial yang menentukan tata-hubungan antara manusia di dalamnya, dan apabila masyarakat itu memiliki suatu kebudayaan yang membentuk dasar bagi pola hidup tiap-tiap warga masyarakat, maka universitas mempunyai sub-sistim sosial dan subkebudayaan (sub-culture) di dalam masyarakat itu. Hal ini berarti bahwa norma-norma dan nilai-nilai dasar yang berlaku di dalam masyarakat itu berlaku juga dalam masyarakat kecil di universitas. Perbedaannya ialah bahwa di dalam universitas ada beberapa norma dan beberapa nilai yang mempunyai kekuatan khusus, lebih kuat dari pada dalam masyarakat luas di luar unversitas. Misalnya saja di dalam universitas setiap anggauta civitas academica diharapkan menghargai pendapat orang lain dan selalu bersikap terbuka terhadap fikiran-fikiran fihak lain yang berbeda, bahkan mungkin bertentangan dengan fikirannya sendiri. Sebaliknya di dalam universitas berlaku suatu larangan keras untuk melaku kan plagiat, yaitu menyajikan suatu konsep atau hasil fikiran orang lain seolah-olah semuanya itu kon sep atau hasil fikirannya sendiri. Adapun hal-hal yang di universitas dinilai amat tinggi misalnya meli puti ketekunan belajar, kemahiran menulis karangan ilmiyah, serta kemampuan berfikir secara sistimatis, rasional, dan realistik. Sub-sistim sosial dan sistim sosial induknya tidak dapat bertentangan, dan demikian pula subkebudayaan dan kebudayaan induknya. Meskipun demikian, belum tentu kedua fihak itu dengan sendirinya saling mendukung dan saling memperkuat. Apabila antara suatu universitas dan masyarakat di sekelilingnya secara institusional tidak banyak komunikasi, mungkin antara kedua fihak tidak hanyak terjadi proses saling mempengaruhi. Dalam keadaan yang demikian itu sebenamya yang lehih rugi adalah fihak universitas, dan bukan fihak masyarakat. Tanpti universitas suatu masyarakat dapai hidup dan berkembang terus, sedang suatu universitas tanpa masyarakat di sekelilingnya tidak mung kin dapat hidup dan berkembang. Oleh karena itu bijaksana sekali bahwa universitas-universitas di Indonesia diwajibkan menghayati Tridharma, yaitu Mendidik. Meneliti, dan Mengabdi Masyarakat. Apabila Tridharma itu sepenuhnya dilaksanakan maka universitas tidak hanya berjasa pada masyarakat, akan tetapi sekaligus juga dapat menyerap zat hidup dari masyarakat yang dapat memperkokoh dan menyuburkan jiwa dan raganya Dengan dilandasi pandangan yang terurai di atas maka masalah kecil ini hendak berusahii m enyo roti hubungan timbal balik antara universitas dan masyarakat, terutama Universitas Indonesia dan masyarakat Jakarta. Untuk keperluan itu maka pertama-tama perlu diadakan tinjauan lebih dahulu tentang sub-sistim sosial dan sub-kebudayaan di dalam Universitas. KEHIDUPAN DALAM UNIVERSITAS Di atas digunakan kiasan "jiwa dan raga” dalam menunjuk pada kekuatan dan kesuburan hidup suatu universitas. Kalau hendak dijabarkan kiasan ini, maka yang dimaksudkan dengan jiwa dan suatu universitas adalah ilmu pengetahuan yang diasuh di dalamnya, sedang raganya diwujudkan dengan kampus yang berisikan daerah lokasi. gedung-gedung serta segala fasilitas yang memungkinkan diusahakannya asuhan ilmu pengetahuan itu. ' Adapun para pengasuh ilmu pengetahuan dan pelaksanaan Tridharma adalah para dosen dan pan. mahasiswa yang bersama-sama mewujudkan civitas academica, dibantu oleh staf administrasi Pada umumny.a mutu akademis suatu universitas diukur dengan mutu para dosennya, terutama para dosen senior yang sudah bertingkat profesor. Seorang dosen sebagai ilmiyawan yang berhasil m e n a p ta k ln 201
suatu penemuan (invention) baru yang mendekatkan teknologi di suatu bidang ke arah kesempumaan, dan seorang dosen yang mampu menyusun suatu teori yang diterima oleh orang banyak untuk diterapkan sebagai sistim sosial yang lebih memuaskan, biasanya membawa nama universitasnya. Memang hal yang demikian itu ada dasamya. Meskipun hasil ilmiyah yang dicapai seorang ilmiyawan itu pada pokoknya merupakan hasil jerih payah dan kemampuan ilmiyawan itu pribadi, namun tanpa dorongan, dan tanpa kritik dari rekan-rekannya, lagipula tanpa suasana intelektual yang mewamai kehidupan di kampus dan tanpa fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh universitas maka tidak mudah seorang ilmiyawan berhasil meningkat tinggi dalam usahanya ilmiyah. Dalam hubungan dengan pendapat ini pantaslah kita menilai sejenak apakah di k a m p u s -k a m p u s universitas di Indonesia sudah dapat ditemukan suasana intelektual serta sub-sistim sosial dan subkebudayaan yang diperlukan oleh para ilmiyawan itu. Mengingat bahwa proses pem bentukan kehidup an universitas yang bermutu itu memerlukan waktu panjang, yaitu dapat dikatakan lebih dari s e ra tu s tahun, maka kita tidak perlu kecewa bahwa kehidupan universitas seperti yang dimaksudkan di atas baru berada dalam taraf awal di negara kita ini. Umur Negara kita Republik Indonesia umur Undangundang Dasar kita, umur kebudayaan nasional kita, dan umur universitas-universitas kita semuanya itu masih amat muda sekali. Oleh karenanya semuanya itu belum sempat mengkonsolidasikan normanorma dan nilai-nilai yang cukup mantap sebagai pegangan hidup yang nyata bagi setiap warga negara. atau khususnya bagi setiap warga civitas academica. Cobalah kita lihat pada Universitas Indonesia sebagai Universitas y ang relatif tua dibanding de ngan universitas-universitas lain di Indonesia, karena hidupnya sebagian sudah dimulai di zaman sebelum proklamasi kemerdekaan nasional. Fakultas kedokteran, fakultas hukum, dan fakultas sastra yang sekarang ada di U.I. boleh dianggap kesinabungan hoge scholen di bidang-bidang yang sama dalam zaman Nederlandsch Indie dahulu. Menurut angka-angka di Biro Rektor maka dari tiga ribu o r a n a uw.u , a ; i: | u 1 1 UU crw ; „ U J orang lebih yang menjadi dosen di ^ 1 hanya kurang lebih 50% saja yang berstatus dosen tetap, artinva van« u • ; negeri , * tti u i • • u Grunya yang kanem ya sebagai pegawai negeri disalurkan lewat U I. Hal mi berart, bahwa prestasi pan, dosen tetap dan m utu pekerjaan m e re k a sebagai dosen amat berpengaruh buat kenaikan gaji dan kenaikan pangkat mereka M eskipun de mikian, oleh karena kurangnya gaji mereka untuk hidup layak di Jakarta maka sebagian besar di sT o ap b u W menjalankan pekerjaan lain „n tuk mendapat tTmbfhan p e n d a p a ta n Sisanya yang 50% adalah dosen tidak tetap dan dosen honorer. Dosen tidak tetani adalah p e g a « i negeri yang mempunyai induk mstansi kerja di luar U.I., jadi prestasi dan m um m e re k a sebagai d o s e n secara resmi trfak mempengaruhi jahnnya karier mereka yang disalurkan le w a t ta s ta n s induk m e re k a itu. Adapun mereka mau menjadi dosen bukan karena tertarik . V , terlalu amat kecil sekali, akan tetapi karena mereka merasa wa il 1 " p a d a 'mbalan R uangan yang te r la '“ alaman mereka kepada U.I. Ada juga antara m e r e ^ X S n t r f 8" t d a 'u l meningkatkan status sosial di masa di mata mereka sendiri ahwa menjadi dosen p Dosen honorer adalah mereka yang meniadi Hn^n „Qri dan karena itu tidak dapat digaji menurut peraturan pegawai negerT1 statUs sebagai pegawai ne Dengan staf pendidikan yang demikian maka ielas . ... itu mencurahkan seluruh perhatian dan waktunya pada tueas aW h dlharaPkan bahwa mere berarti bahwa mereka itu kurang bertanggung ja^ ab terhal f v * Universitas' Hal rut kemampuannya untuk memberikan kuliah, mengambil uiia 6Waj* annya- Mereka berusaha ^ ngan rekan-rekannya, dan menjalankan penelitian di laboratn ‘ ° m asi?wa’ mengadakan dis 1 . namun apabila waktu tugas sudah selesai mereka c e T ™ ^ ^ nu*
202
Selain kurang waktu maka juga karena sering tidak ada ruang keija pribadi buat seorang dosen atau ruang kerja dan ruang pertemuan buat para dosen bersama-sama. maka menjadi sukar bagi seorang dosen untuk berkomunikasi secara teratur dengan dosen lain atau dengan para mahasiswa. Sudah bisa para mahasiswa mengeluh karena sukamya menghubungi dosen di luar jam kuliah. • Hal yang semacam sebenamya juga dialami oleh para mahasiswa. Tidak adanya gedung atau ruangan di dalam kampus yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang diperlukannya buat kegiatan mahasiswa di waktu extra curriculair menjadikan mereka itu tidak tertarik untuk tinggal di kampus setiap hari di luar kewajiban akademis yang tidak dapat dihiridarkan. Suatu hal yang mutlak perlu untuk menghidupkan kegiatan intelektual di kampus adalah univer sity library atau perpustakaan universitas yang berisikan semua buku dan majalah ilmiyah yang diper lukan buat pendidikan di tiap-tiap bidang dan tingkat ilmu pengetahuan yang diajarkan di univeristas Sering didengar keluhan bahwa para dosen dan para mahasiswa Indonesia tidak mempunyai semangat membaca buku-buku ilmiyah. Namun sering pula disadari bahwa andai kata semangat membaea itu ada, dimanakah perpustakaannya yang dapat menanggapi semangat membaca itu dengan baik 0 Yang ada di U.I. adalah perpustakaan di tiap-tiap fakultas, yang pada umumnya juga masih jauh dari pada memuaskan adanya. Kalau keadaan perpustakaan universitas di U.I. yang berlokasi di ibukota Negara saja demikian besar kekurangannya, maka dapat digambarkan keadaan yang lebih menyedihkan di universitas-universitas lain di luar Jakarta. Tampaknya keperluan perpustakaan ini di Indonesia kurang sekali perhatiannya dari pemerintah dan masyarakat. Buat negara merdeka yang berpenduduk hampir 150.000.000 dan mempunyai perguruan tinggi lebih dari empat puluh buah sampai sekarang belum ada perpustakaan nasional. Persiapan phisik untuk pembentukannya pun belum tampak dimulai. Betapa pun menyedihkannya, sekiranya kita masih harus menunggu lama sampai dapat terbentuk di U.I. dan di Universitas lainnya suatu perpustakaan yang benar-benar menjadi sumber utama yang penuh dengan bahan ilmiyah untuk digunakan oleh para dosen dan para mahasiswa. Kita mengetahui bahwa pembentukan dan pengembangan suatu perpustakaan universitas adalah tidak semudah seperti yang sering digambarkan oleh orang-orang awam, akan tetapi kita semua menyadari pentingnya peran an yang diharapkan dari perpustakaan universitas untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan untuk menciptakan suatu kebudayaan intelektual di universitas. Dengan segala kekurangan pada dosen, mahasiswa, dan kampus seperti yang digambarkan di atas maka tampak betapa tipisnya orientasi ke dalam atau inward orientation pada ilmiyawan universitas. Orientasi ke dalam yang dimaksudkan di sini adalah orientasi ke dalam universitas yang seharusnya dengan sendirinya dilakukan oleh para ilmiyawan universitas dalam usahanya memecahkan atau membahas suatu persoalan ilmiyah. Inward orientation para ilmiyawan ke dalam universitas itu pada umumnya begitu lemah sehingga banyak usaha di kampus yang seharusnya dapat diselenggarakan oleh tenaga universitas sendiri kemudian dimintakan bantuan dari negara asing dalam rangka foreign aid untuk menyelesaikannya. Untuk menyebutkan beberapa contoh saja, yaitu bimbingan yang efektif pada para mahasiswa yang harus menulis skripsi, penyusunan buku-buku bacaan buat para mahasiswa, pengembangan perpustakaan fakultas serta pembimbingan para dosen yang masih berstatus junior. Sebaliknva dari inward orientation adalah outward orientation, yaitu pengarahan pandangan ke luar universitas. Bagi para dosen orientasi keluar itu dilakukan untuk menemukan sumber tam bahan pendapatan seperti yang sudah diuraikan di atas. Bagi para mahasiswa orientasi ke luar ucap kali berakibat perhatian yang sedemikian besamya terhadap masalah ketidak adilan sosial dan politik serta ekonomi di dalam masyarakat luas, sehingga hal itu menimbulkan aktivitas para mahasiswa yang menggelisahkan pemerintah dan para pejabat yang bertanggung jawab atas pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum. Oleh sebab kurangnya kesempatan berkomunikasi diantara para mahasiswa dan para dosen di dalam kampus, lagipula perbedaan pola orientasi ke luar universitas antara kedua golongan itu maka civitas akademica suatu universitas, termasuk U.I., dalam huhungannya dengan masyarakat umum tidak selalu menunjukkan suatu kesatuan. Selain usaha akademis yang diatur secara resmi 203
KK1S] (iCuHah Keria Nyata) untuk melibatkan para dosen dan mahasiswa bersama maka aktivirrx tfc — 1' S U ^ a n oleh para dosen da,am hubl, _ de„8a„ ^ y a r a k a , ^ bedanya dengan yang dilakukan oleh para mahasiswa. Para dosen pada umumnya bertmdak individual dengan menghindari sebanyak mungkin risiko yang dapat merugikan, sedang sasaran yang dipilih adalah yang dapat memberikan keuntungan kepada diri pribadi yaitu tambahan pendapatan seperti diterangkan di atas. . , t Sebaliknya para mahasiswa biasanya kerap kali menunjukkan perhatiannya pada masyarakat dalam bentuk aktivitas bersama, tanpa banyak menghiraukan risiko bagi dirinya sendiri atau bagi kawan-kawannya. Aktivitas kolektif yang demikian itu mendapat dorongan kuat dari emosi yang memang biasa membara di dada para pemuda, sedang sasaran yang dituju adalah banyak bersifat ideologik dari para realistik. Kalau di antara para aktivitis mahasiswa itu ada yang bertujuan memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri, m ak a jumlahnya biasanya tidak banyak. Perbedaan dalam perwujudan orientasi ke luar antara para dosen dan para mahasiswa itu mengakibatkan bahwa aktivitas para mahasiswa yang bersifat extra curriculair, terutama yang ditujukan untuk menentang suatu keadaan yang dianggapnya tidak adil, biasanya dilakukan tanpa melibatkan para dosen. Mereka yang disebut terakhir itu mungkin tidak menghalangi atau menghalau aktivitas para mahasiswa itu, akan tetapi mendukung pun mereka juga tidak. Baru satu kali penulis karangan ini mengalami suatu demonstrasi mahasiswa yang didukung secara terang-terangan oleh para dosen di U.I., yaitu aktivitas Tritura pada tahun 1966 yang pada akhirnya menjatuhkan kekuasaan Presiden Sukarno dan dibubarkannya Partai Komunis Indonesia. Alangkah baiknya kalau para dosen dan para mahasiswa dalam pengabdiannya pada masyarakat dapat bergerak serempak dan bersatu secara konstruktif buat kepentingan universitas dan masyarakat bersama. APA YANG DIHARAPKAN MASYARAKAT DARI UNIVERSITAS. Arnold Toynbee, ahli sejarah yang berpandangan luas, menyatakan bahwa masa hidup seorang individu selalu dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama dimana individu itu belajar mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman, yang kemudian disusul dengan tahap kedua, di mana pengetahuan dan pengalaman yang dikumpulkan itu digunakan secara praktis. Di dalam suatu masyarakat yang masih realtif sederhana dalam usahanya mengasuh ilmu penge tahuan maka tahap pertama hanya makan waktu yang tidak terlalu panjang. Pengetahuan dan peng alaman yang terbatas pada lingkungan yang belum dilengkapi dengan alat-alat transport dan alat-alat komunikasi beijarak jauh dapat diberikan kepada anak-anak muda dalam waktu yang pendek sampai tuntas. Lain daripada itu maka karena sifatnya masyarakat yang mengalami kemajuan dan perubahan dengan lambat, maka dalam jangka waktu yang lama pengetahuan dan pengalaman itu tidak bertam bah banyak, sehingga tidak diperlukan waktu yang panjang untuk belajar semuanya. Waktu belajar itu dapat menjadi lebih pendek lagi oleh karena yang diajarkan adalah lebih banyak pengalaman dari pada pengetahuan, bahkan amat sedikit sekali yang bersifat ilmu pengetahuan. Di dalam masyarakat yang belum sempat mengembangkan ilmu pengetahuan biasanya ada dua go ongan yang terpandang, yaitu golongan orang yang sudah tua umumya dan karena itu memiliki penga aman hidup yang banyak, dan yang kedua golongan ulama yang karena dapat melapaskan v \ kehlduPan sehari-hari dalam masyarakat mampu untuk memikirkan hal-hal yang tidak tertikirkan oleh para warga masyarakat biasa. maka^diDe3]1 .makln berkembangnya ilmu pengetahuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat buat d ite ra n k ^ H 1 tU lebih pan->anS untuk mencakup segala ilmu pengetahuan sebagai bekal begitu luas mate rH™. ap kedua- Bahkan setelah ilmu pengetahuan berkembang begitu tinggi dan ruhan hal van dT cukup satu orang dalam jangka waktu seluruh hidupnya mempelajari keseluilmu neneetahfi ! *PUtl, ° leh ilmu Pengetahuan. Orang yang ingin menceburkan dirinya dalam dunia jadi berpanjangan" ulT memilih suatu bidang untuk dipelajarinya, sedang waktunya belajar men204
T im b u ln y a universitas adalah u n tu k m elaksanakan k eh en d ak m asyarakat agar sem u a ilm u p en g e ta h u a n dalam sem ua bidang kehidu p an m asy arak at m en d ap at te m p at dalam satu lem baga p e n d id ik a n tinggi. Sesuai dengan sikap m asyarakat m o d ern yang tid ak lagi bersedia m en y erah k ep ad a nasib y an g tid a k d ik e ta h u i siapa yang m enguasainya m aka universitas d ih arap k an oleh m asy arak at u n tu k m engasuh ilm u p en g etah u an dalam arti yang seluas-luasnya, lagipula m eneliti segala k e k u a ta n y an g m em pengaruhi h id u p m anusia dan m asyarakat. D engan dem ikian m aka universitas d ih a ra p k an d a p a t m em b erik an p en getahuan dan ketram pilan kepada m asy arak at, agar m asy arak at itu d a p a t m e n en tu kan nasib n y a sendiri selam a h id u p n y a dan di hari-hari yang akan datang. A kan te ta p i m akin cepat ilm u pengetahuan berkem bang dan m akin tinggi ta ra f p erk em b an g an tek n o lo g i u n tu k m engam alkan ilm u pengetahuan di tengah-tengah m asy arak at, m ak in cep at p u la berk em b an g n y a pengetahuan um um di dalam m asyarakat sendiri. A k ib atn y a ialah bahw a p erk em b an g an di dalam tiap-tiap Ipidang kehidupan orang banyak berlangsung begitu d e p at d an dibarengi dengan p eru b ah an -p eru b ah an yang begitu banyak ragam nya serta b e ru ru t-u ru ta n k ejad ian n y a dengan kecep a tan yang begitu tinggi, sehingga universitas bersam a sem ua ilm iyaw an di d alam n y a zam an sekarang d ih ad ap k an pada suatu problem a, yaitu bagaim ana universitas dan para ilm iyaw an d a p at m elip u ti sem ua bidang perkem bangan m asyarakat dengan ilm u-ilm u pen g etah u an yang diasuh oleh n y a. Seorang ilm iyaw an sekarang terpaksa m enjalankan lifelong ed ucation bagi dirinya sendiri apabila dia tid a k m au ketinggalan zarhan dan apabila dia tid ak m au kehilangan kegunaannya bagi m asyarakat. Dalam kecepatan perkem bangan um um seperti digam barkan di atas d a p atk a h universitas dengan h a ti yang ju ju r m em persoalkan, apakah m asyarakat harus belajar dari universitas, a tau k ah sebaliknya universitas yang harus belajar dari m asyarakat. A pabila m asy arak at berkem bang lebih cep at d arip ad a perkem bangan ilm u pengetahuan di dalam universitas m aka jaw ab an n y a m enjadi jelas, y aitu m asyara k a t yang m enjadi sum ber pengetahuan bagi universitas. Situasi yang dem ikian itu m ungkin belum terasa di daerah-daerah di Indonesia di luar k o ta-k o ta besar seperti Ja k a rta dan Surabaya. A kan te ta p i m e n g i n g a t diversifikasi m asyarakat di kedua k o ta besar itu m engingat c ep a tn y a p erkem bangan di da lam tiap-tiap bidang k ehidupannya m aka situasi seperti digam barkan di atas sudah d a p at dirasakan di universitas. Di Jak a rta m isalnya ada b anyak perusahaan besar dan m o d e m yang m enggunakan m e s in - m e s in baru yang belum dikenal di U.I. P erusahaan-perusahaan itu juga m em p u n y ai la b o ra to rium dan ahli-ahli yang bekeija di dalam nya yang p en g etah u an n y a lebih tinggi — m asing-m asing di dalam bidang keakhliannya sendiri-sendiri — daripada keahlian para dosen U.I. Di Ja k a rta ada banyak to k o h -to k o h m asyarakat yang lebih b anyak m engetahui teo ri-teo ri dan p ra k te k di bidang p o litik daripada para dosen ilm u p o litik di U.I. M asyarakat Ja k a rta juga m em iliki sesepuh-sesepuh agam a dan sosial yang dengan intuisinya serta perasaannya d ap at m engetahui dengan jelas segala fi kiran, aspirasi, dan keresahan yang hid u p dalam m asyarakat, jau h lebih jelas d arip ad a yang d ik etah u i oleh sem ua sosiolog bersam a di U.I. C o n to h -co n to h yang d iseb u t di sini d a p at d ita m b a h dengan ba nyak c o n to h -c o n to h lainnya di bidang-bidang lain pula. T e ta p i di dalam keadaan yang dem ikian itu ada suatu hal yang b erb ed a an tara to k o h -to k o h dalam m asyarakat dan para ilm iyaw an di universitas. Para ahli, para sesepuh, dan para p em im pin poli tik yang unggul tad i m enggunakan keahliannya b u at keperluan golongan te rb a tas, sedang universitas bertugas u n tu k m enyebarkan ilmu pengetahuannya seluas m ungkin. D engan dem ikian m ak a yang yang perlu dilakukan oleh universitas ialah u n tu k m engum pulkan seb an y ak dan sebaik m ungkin pengetahuan yang digali dari kandung m asyarakat, kem udian m em proses dan m en sistim atisim y a agar hasilnya kem udian d ap at dijadikan bahan pendidikan kepada para m ahasisw a dan d a p at pula diterb itk a n u n tu k dibaca m asyarakat yang lebih luas. Dalam hal ini m ungkin ada baiknya di sini dim ajukan suatu k ritik yang p ern ah d iu cap k an te rh a dap universitas-universitas di Indonesia, term asuk U.I. K ritik itu m engatakan bahw a universitas-univer sitas di Indonesia senantiasa m engum pulkan s^ja hasil perkem bangan ilm u pen g etah u an dari negaranegara lain, akan te ta p i universitas-universitas itu sam pai sekarang baru sedikit sekali m em b erik an hasil pengolaihan ilm iyahnya sendiri dari bahan-bahan yang digali dari bum i Indonesia sendiri. U niversitasuniversitas k ita sekiranya w ajar m enerim a k ritik itu dengan h a ti yang longgar sam bil b erd o a sem oga 205
sub-kebudayaan universitas seperti yang digambarkan dalam bagian terdahulu dari karangan ini dapat terwuinri dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kalau perkembangan yang amat cepat dalam masyarakat modem menjadikan universitas sadar akan kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangannya, maka phenomena modern itu menempa kan sebagian besar dari masyarakat yang tidak mampu menempuh pendidikan tinggi dalam_kedudukannya yang tidak berdaya. Yang dapat mereka usahakan ialah sekedar menyesuaikan din dengan lingkungannya dan dengan bekerja keras berusaha mendapat penghidupan yang layak. Bagi golongan masyarakat yang mampu untuk memberikan pendidikan tinggi bagi anak-anaknya ada berbagai aspirasi yang universitas diharapkan memenuhinya. Untuk mengutarakan aspirasi-aspirasi itu di sini disajikan kutipan dari buku ’’Campus 1980 . The new demands on colleges and universities all combine to make the campus virtually the brain of society. Industry looks to-the university for trained personnel, government for future leaders, parents for their youngsters education, the professions not only for future practitioners, but for the new knowledge which keeps medicine. the law, and the sciences vital.
Kalau kita hendak menyimpulkan harapan-harapan masyarakat dari universitas maka universit39 diharapkan menghasilkan ilmiyawan, pemimpin masyarakat, dan pengabdi masyarakat. Kalau semua orang yang berusaha mengasuh ilmu pengetahuan dianggap sebagai ilmiyawan maka semua dosen universitas adalah ilmiyawan. Akan tetapi ada kalanya orang menganggap sebagai ilmiawan hanya mereka yang menunjukkan prestasi yang tinggi oleh masyarakat. Ilmiyawan yang demikian itu tidak hanya memerlukan sejumlah pengetahuan yang mendalam mengenai sesuatu bidang ilmu pengetahuan, akan tetapi juga kelancaran berfikir secara teratur, kemampuan untuk m engidentifikasi persoalan-persoalan dengan pandangan yang jelas, dan kemudian pandai membuat analisa mengikuti garis pemikiran yang rasional dan realistik. Di samping itu diperlukan pula dedikasi terhadap ilmu pengetahuan yang tak kunjung padam. Pemimpin masyarakat yang diharapkan keluar dari universitas sebenamya hanya dapat diberikan pendidikan tinggi oleh universitas sebagai pelengkap buat peranannya sebagai pemimpin di kemudian hari. Kepemimpinan masyarakat tidak tergantung dari pengetahuan, betapa pun pentingnya penge tahuan itu baginya, akan tetapi kemampuan sebagai pemimpin terbentuk dalam pengalaman hidup dan didasarkan atas watak yang kuat, kemampuan berfikir yang cepat dapat menangkap persoalan-persoalan yang dihadapi, lagi pula pengertian tentang aspirasi-aspirasi dan kekuatan-kekuatan masyarakat yang akan dipimpin. Di atas segala itu maka seorang pemimpin harus mampu memberikan jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan. Syarat-syarat dan watak yang diperlukan buat kepemimpinan masyarakat dapat diajarkan di uni versitas agar diketahui oleh para mahasiswa. Akan tetapi universitas tidak dapat mendidik seorang mahasiswa menjadi pemimpin dalam arti agar mahasiswa itu mengamalkan semua teori tentang kepe mimpinan sehingga dapat diakui dan diterima oleh masyarakat sebagai pemimpin. Orang mungkin masm dapat dilatih untuk mengamalkan teori-teori tentang kepemimpinan, akan tetapi satu syarat ha ^ kepemimpinan tidak dapat diajarkan atau dilatih, yaitu pengakuan dan kepercayaan yang meninHi mas^ arakat sendiri. Teristimewa pula kalau diharapkan agar seorang pemimpin S a k n v a * *„u yaitu,. menjadi Pengubah tamnatnvo r ------- struktur — ‘ atau sistim oioiiiu sosial au&iai dalam uaiam masyarakat, masyaraKai, maka mana untuk itu adalah i i u mendidik pemimpin yang memiliki kaliber sedemikian itu. Latihannya dalam kancah kehidupan masyarakat sendiri dan tidak di universitas. p e n J b d ^ m U t ^ T 1! terakh!r maka masyarakat menginginkan agar universitas dapat menghasilkan harapan in ila h v L l « r™8 erpendidikan tin8gi- Dibanding dengan kedua harapan di atas maka nyakan mahasiswa ^ ? aUng mun8kin diPenuhi oleh universitas. Memang bagi kebapengetahuan atau kptr- 1 tlngg' ^ universitas ditempuh dengan maksud agar mereka mendapat sedang pencarian nafkahTn T khUSUS dapat mereka trapkan kemudian untuk mencari nafkah, kepada masyarakat De • daPat telaksana aPat>ila mereka itu tidak memberikan jasa-jasanya ngan perkataan lain para saijana lulusan universitas atau siapa pun juga tidak 206
ak an d a p a t h id u p dibaw ah naungan m asy arak at apabila m erek a itu tid a k m en g ab d i p a d a m a sy a ra k a t. M akin m em uaskan pengabdian m erek a pada m asy arak at, m akin m em u ask an p u la im b alan ja sa y a n g d ib e rik a n oleh m asy arak at kepada m ereka. Penilaian m asy arak at terh ad ap para ilm iyaw an d a p at d iu k u r dengan p e n d a p a ta n serta s ta tu s sosial yang d ib erik an oleh m asyarakat kepada m ereka. P enilaian oleh p e m erin ta h te rh a d a p pegaw ai negeri yang bertugas sebagai dosen d a p at dilih at dengan jelas dalam p e ra tu ra n kepegaw aian dan skala gaji pegaw ai negeri. Penilaian itu pada p o k o k n y a d id asark an atas tin g k at ijazstfi universitas, sedang penghargaan p e m erin ta h terh ad ap kecakapan tid ak d ib ed ak an an tara ilm iyaw an d an b u k a n ilm iyaw an. Di lu ar p e m erin tah an m aka m asyarakat m em b erik an penilaian k ep ad a para ilm iyaw an m e n u ru t p restasi kerja yang b erm an faat bagi m asyarakat secara langsung. M akin n y a ta m a n fa at itu , m ak in besar kesediaan m asy arak at u n tu k m em berikan im balan jasa. O leh karen a m a n fa at ilm u p e n g eta h u a n yang d iasuh oleh seorang ilm iyaw an atau oleh para ilm iyaw an di dalam universitas pad a u m u m n y a tid ak d a p a t dirasakan secara langsung oleh m asy arak at, m ak a penilaian m erek a te rh a d a p para ilm iyaw an ra ta -ra ta lebih rendah dibandingkan dengan prestasi ’’p ra c titio n e rs” yang m am p u m e m p ro d u k sik a n sesuatu yang langsung berguna bagi m asyarakat. H U BU N G A N TIM BAL BA LIK A N T A R A U N IV E R SIT A S D A N M A SY A RA K A T Di atas sudah dijelaskan bahw a universitas dan m asy arak at Saling m em erlu k an . O leh karena itu sudah pada te m p a tn y a apabila kedua fihak saling d u k u n g -m en d u k u n g dan saling lindung-m elindungi. U niversitas m engharapkan dari m asy arak at p engertian atas m asalah-m asalah yang d ih a d ap in y a d a lam m enunaikan tugas sebagai lem baga p en d id ik an tinggi. A tas dasar p en g ertian itu d ih arap k an agar m asy arak at m em beri b a n tu an u n tu k m e m p erk u at sub-sistim sosial dan su b -k eb u d ay aan yang berlaku di universitas. M isalnya saja m asyarakat diharap supaya tid a k b eru sah a dan tid a k m em b en ark an usaha yang m enghendaki agar universitas m enyim pang dari n o rm a-n o rm a o b jek tiv itas daYi prestasi dalam seleksi m ahasisw a baru. U n tuk jelasnya orang-orang yang m em egang k ekuasaan d an yang m em iliki kekayaan jangan m encoba m em pengaruhi pim p in an universitas a ta u para dosen agar m en erim a caloncalon yang m ereka m ajukan u n tu k d iterim a m enjadi m ahasisw a. S elanjutnya secara p o sitif m asyarakat d ih arap k an m em beri b a n tu an dalam b e n tu k keija-sam a atau dalam b en tu k biaya yang diperlu k an oleh universitas. B an tu an itu d a p at d isalurkan lew at pem e rin tah p usat atau daerah, para penguasa lainnya, organisasi business a tau organisasi lain serta perorangan yang m am pu. S uatu seruan khusus dapat disam paikan kepada organisasi-organisasi yang p raktis, yaitu agar m ereka ik u t berusaha dan ik u t m enjaga jangan sam pai k am p u s arena pertarungan politik, oleh karena hal itu akan m erusak m ission universitas kali dialam i universitas dalam w aktu yang lam pau. M enjelang pem ilihan u m u m seruan itu perlu m endapat perhatian sepenuhnya.
m en jalan k an p o litik universitas dijadikan sep erti yang berkalitah u n 1982 kiranya
M engenai jasa-jasa universitas, khususnya U .I., kepada m asy arak at k iran y a tid ak perlu diragukan lagi P rak tis setiap fa k u lta s dari U .I., dan sekiranya juga fa k u lta s-fa k u lta s di universitas-universitas lain, sudah sejak beberapa tahun yang selang sudah m em p u n y ai program pengabdian m asy arak at yang efektif. Di tingkat U.I, m isalnya telah dilaksanakan selam a beberapa tah u n program p en d id ik an non-degree (b e rs e rtifik a t) yang m enyam paikan pengetahuan berbagai m acam kepada berbagai golong an dalam m asyarakat F akultas K ed o k teran pernah m enjalankan kerja sosial k esehatan di daerahdaerah. fakultas hukum m em punyai lem baga konsultasi dan b a n tu an h u k u m dengan ratusan klien setiap ta h u n , fakultas ekonom i m enjalankan latihan pada para pengusaha m elalui lem baga m anage m ent, fakultas psikologi berkali-kali m em beri b an tu an evaluasi psikologis dalam seleksi pegawaipegawai perusahaan, sedang fakultas ilm u-ilm u sosial beijasa dalam p em b eran tasan b u ta h u ru f di desa-desa. Yang d ise b u t di sini hanya beberapa co n to h saja dan belum m elip u ti sem ua kegiatan peng abdian m asyarakat dari sem ua fakultas.
207
Apabila pengabdian masyarakat itu akan ditingkatkan maka jalannya masih terbuka. Sampai sekarang program pengabdian masyarakat yang dijalankan kepada keperluan-keperluan masyarakat yang dialami atau dirasakan pada dewasa ini. Alangkah baiknya apabila universitas, terutama U.I., dapat mengarahkan pengabdian masyarakat itu pada persoalan-persoalan masyarakat yang mempu nyai jangka panjang sehingga memerlukan kegiatan universitas yang sambung-menyambung selama waktu yang tidak dapat ditentukan batasnya sekarang. Di dalam laporan ’’Partners in Development” yang disusun oleh Pearsons dan kawan-kawannya buat World bank terdapat beberapa problema besar yang bersifat nasional dan mondial. Di antaranya adalah: (1) Masalah-masalah politik, nasional dan internasional. Kecuali dihubungkan dengan ketahanan maka politik nasional perlu ditujukan kepada pemba ngunan. Masalah internasional di bidang politik erat hubungannya dengan kepentingan perdamaian dan ekonomi internasional. (2) Masalah-masalah kependudukan Masalah-masalah ini terutama mengenai negara-negara yang baru mulai berkembang dan di mana kecepatan laju tambahan penduduk tidak seimbang dengan kecepatan laju pembangunan. (3) Masalah-masalah pangan. Masalah-masalah ini sebagian besar merupakan akibat dari bertambahnya penduduk di dunia yang tidak diimbangi dengan bertambahnya produksi pangan. (4) Masalah-masalah pengangguran massal dan urbanisasi. Masalah-masalah ini pun merupakan akibat dari masalah kependudukan di bidang kesempatan bekeija. (5) Masalah-masalah pendidikan. Makin maju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin besar pentingnya pendidikan bagi masyarakat. Kepada masalah-masalah tersebut di atas pada waktu sekarang dapat ditambahkan masalah energi yang selalu menghantui negara-negara yang berindustri di seluruh dunia. Masalah-masalah tersebut di atas merupakan masalah-masalah yang terdapat di negara-negara oerkembang, sedang masalah-masalah yang internasional mengenai kepentingan baik negara berkemoang maupun negara-negara yang sudah maju ekonominya. De„«^rti!’! 'H dikehenf ak,i penf rahan umura dalam penyusunan program pengabdian masyarakat dan dalam rh T , “ Pa‘ meHhat pada charter Uni,ed Nations University di Tokyo. U.N.U. keselumha„™nya»me,nef “ " ^ perha,iannya pada ™salah-masalah yang meliputi dunia dalam itu d a ^ t diadanta v kepen,‘n8an universitas-universitas di Indonesia maka sasaran yang global tujuan U N U v
*T*™ ^
universitas-unive^iLs^ilndone'sU^eperti b erik^ u
•o .he
^
adaP'aS‘ W “
^
demikian itu maka P ^ m u sa n
""
!dencei and the homm|tles „ we|, M n>lural sciePc°Pi'« a
b“a*
n
,
wl.h due attention
Selanjutnya ayat (3) dari artikel itu dapat diadaptasikan sehingga berbunyi seperti di bawah ini : g o . « r t o t h o t a e m “ o ihe ™™'e
an masyarakat w T ^ekaranE
,0 the Indonesian people and the - * naUon-wide
maka di samPinS lembaga-lembaga pengabdi-
diadaka" ,emb^ ' ™ » a*a ba™ •*“ dapa* masalah Panitya Pearsons m aka^kir3*1 P° litik dan sos‘a! sePerti yang tersimpul dalam daftar masalahbuat memperhatikan masalah-masalah P |U dlbentuk LEMBAGA SOSIAL DAN POLITIK, seflang mdSalah enerE1 dapal dib™‘uk LEMBAGA ENERGI. Untuk menggarap 208
m asalah-m asalah ek o n o m i baik nasional m a u p u n in te m a sio n a l, cu k u p d ip e rk u a t dan d ip erlu as LEM BAGA PE N Y E L ID IK A N EK ON O M I DAN M A SY A R A K A T yang sudah b e rta h u n -ta h u n b ek erja di baw ah asuhan fakultas E konom i. Sebagai negara yang p e rtam a kali m e n ce tu sk an gagasan keijasam a di bidang regional di kaw asan Asia T enggara m aka sudah sepantasn y a Indonesia m en d irik an su atu IN ST IT U T E O F A SE A N STU D IES. A langkah baik n y a apabila U.I. m engadakan p rak arsa u n tu k m e m b e n tu k in s titu t te rseb u t. Sejak lebih dari sepuluh ta h u n te ra k h ir d an k iran y a dalam w aktu b erp u lu h -p u h ih ta h u n m e n d a tan g Indonesia dan negara-negara anggauta A SEA N lain n y a m akin lam a m ak in b an y ak m encari k e k u a ta n dalam keijasam a dalam w adah A SEA N u n tu k m enghadapi m asalah-m asalah in tem asio n al dan juga u n tu k m em p ercep at laju pem bangunan regional. M eskipun d em ikian di tiap -tiap negara ang gauta A SEA N orang pada um u m n y a tidak m en g etah u i b an y ak te n ta n g negara dan m asy arak at tetangga sesam a anggauta. M asyarakat di tiap -tiap negara anggauta itu cen d eru n g u n tu k lebih m en g etah u i berbagai hal dari negara-negara yang sudah lam a m aju dan berp en g aru h di dunia sep erti A m erika, Jerm an , Soviet R usia dan Japan. Sekarang sudah tib a w ak tu n y a bahw a negara-negara anggauta A SEA N berusaha m engetahui lebih banyak ten tan g negara-negara sesam a anggauta agar dengan dem ikian d a p a t diletak k an dasar yang lebih k u at b u at kerjasam a a n ta r negara-negara anggauta itu . Y ang p e n tin g d ip e rh a tik a n oleh IN ST IT U T E O F A SEAN STU DIES itu adalah sistim p o litik , sistim ek o n o m i, k eb u dayaari serta sejarah tiap-tiap anggauta ASEAN. U n tu k m enghilangkan segala keragu-raguan m ak a yang disarankan di sini adalah b u k an su atu in stitu t yang berdiri sendiri seperti in stitu t tek n o lo g i B andung atau in s titu t p e rta n ian Bogor, ak an te ta p i suatu in stitu t yang berada di baw ah naungan universitas, apabila d a p at U niversitas Indonesia. P elaksanaannya dan pengelolaannya d a p at ditangani oleh universitas sendiri k arena b id an g n y a m eli p u ti bidang dari b eberapa fakultas. A k an te ta p i apabila dianggap leb ih eflsien m ak a in s titu t itu d a p at d ite m p a tk an di baw ah pim pinan salah satu fak u ltas yang d itu n ju k oleh p im p in an universitas.
J a k a rta , 1 A pril 1980
2 09
SURAT KEPUTUSAN REKTOR UI NO. 0 0 6 /S K /R /U I/1 9 8 0 TENTANG PENYELENGGARAAN DA N PEMBENTUKAN PANITIA PENYELENGGARAAN RAPAT KERJA UNIVERSITAS INDONESIA, TERTANGGAL 2 6 PEBRUARI 1 980.
UNIVERSITAS
INDONESIA
SALEMBA 4 - JAKARTA
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA No. : 006/SK/R/UI/1980 tentang PENYELENGGARAAN DAN PEMBENTUKAN PANITIA PENYELENGGARA RAPAT KERJA UNIVERSITAS INDONESIA 1980
REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang
: 1. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan pengembangan Universitas Indonesia, dipandang perlu untuk menyelenggarakan Rapat Kerja Universitas Indonesia yang dihadiri oleh segenap pimpinan Universitas Indonesia dan pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Indonesia. 2. Bahwa untuk keperluan tersebut pada butir 1 perlu dibentuk Panitia Pengarah dan Panitia Penyelenggara Rapat Kerja Universitas Indonesia 1980 dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia. Surat Keputusan Presiden No. 144/M /1977, tanggal 9 Nopember 1977 tentang pengangkatan Rektor Universitas Indonesia;
Mengingat
2 . Statuta Universitas Indonesia yang disahkan oleh Menteri Pendidikan & Kebuda
yaan No. 0367/V/1977; 3. Hasil-hasil Rapat Pimpinan Universitas Indonesia dan saran-saran Kelompok Koordinasi Pengembangan Universitas Indonesia. MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
Pertama : Menyelenggarakan Rapat Keija Universitas Indonesia 1980 pada tanggal 31 -0 3 - 1 9 8 0 s/d 3 -0 4 -1 9 8 0 bertempat di Ever Green Village, Tugu, Bogor Jawa Barat. Kedua
: Mengangkat Panitia Pengarah dan Panitia Penyelenggara Rapat Keija Universitas Indonesia 1980 yang susunannya seperti terlampir dalam Surat Keputusan ini. 213
Ketiga
: K eputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan sampai dengan pencabutannya, dengan catatan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Sural K eputusan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : J a k a r t a Pada tanggal : 26 Pebruari 1980 , REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA ttd.
T em busan: 1. Para Pem bantu R ektor 2. Para Pem bantu Khusus R ektor 3. Para D irektur 4. Para Dekan Fakultas5. Para Pem bantu Dekan Fakultas 6. Yang bersangkutan 7. A r s i p
Prof. Dr. Mahar Mardjono NIP. 130036502
Salinan sesuai dengan aslinya disalin oleh ( Endun Suryana )
214
UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA LAMPIRAN : Surat K eputusan R ek to r Universitas Indonesia No. : 006/S K /R /U I/1980, tanggal 26 Pebruari 1980. PANITIA PENGARAH RAPAT KERJA UNIVERSITAS INDONESIA 1980 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Prof. Dr. Mahar Mardjono Prof. Dr. Sujudi Dr. Djunaedi Hadisumarto Soedarsono SE dr. Dadang Hawari G irindro Pringgodigdo SH
7.. dr. Does Sam pum o MPH 8. Dr. Iridro S. Suwandi 9. Sanyoto Subekti S.E. 10. dr. F innan Lubis 11. dr. H. Fahm i D. Sjaifuddin MPH 12. Ir. F.B. Mewengkang 13. G ondom ono S.S. MA 14. Dr. Juw ono Sudarsono
R ektor UI P u re k I UI Dekan FE-UI Purek II UI Purek III UI Purek Khusus Pengabdian Masyarakat Purek Khusus Riset & Penelitian D irektur Pusat Ilmu K om puter D irektur Penerimaan & Registrasi Mahasiswa K etua Proyek Pedesaan Dekan FKM-UI Dekan FT-UI Dekan Fakultas Sastra UI Purek Akademis FIIS UI
K etua Wk. K etua Sekretaris Anggota »• »*
*9 99 99 99 99 99
PANITIA PELAKSANA : Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua III
Sudarsono S.E. Kusmardiono, S.H. Drs. Wiwit Widiantono Drs. O.S. Simbolon
Kepala Sekretariat Sekretaris
Dra. Ny. M.S. Pandam G uritno Dra. Tjiptaningsih Hadisuijo
Bendahara
1. Junus Salim 2. A.Z. B u z a r i
Anggota Sekretariat
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Drs. Ketut Suaka Sandya Sumanto Sidiq Achmad Viva Agus Dhianto Eko Siwi Hardjono Endun Suryana
REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA ttd.
Prof. Dr. Mahar Mardjono NIP. 130036502
Salinan sesuai dengan aslinya disalin oleh
( Endun Suryana )
R * &.ULTAS - S A S1RA