762
Unmas Denpasar
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ALAT PENGERIN ALIRAN ALAMI PEMBUATAN KOPRA PUTIH DENGAN KOLEKTOR SURYA. Fransiscus Josep Tulung,1. Paul Maarthen Rumagit,2. Markus Karamoy Umboh,3 1 Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Manado E-mail :
[email protected] 2 Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Manado E-mail :
[email protected] 3Jurusan Teknik Mesin –FATEK – UNSRAT Manado E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) merancang/mendesain kolektor surya yang mampu membangkitkan energy thermal dengan karakteristik tingkat absorbsivitas maksimum, difusi energy thermal merata dan stabil; (2) mendapatkan sudut panel kolektor yang tepat terhadap lintasan radiasi matahari dimana energy thermal dibangkitkan mencapai maksimum; (3) melakukan proses pengeringan material. Pengembangan alat pengering dengan energy surya aliran alami guna mengeringkan daging buah kelapa menjadi kopra putih. Metode experiment digunakan dimana kolektor surya ditempatkan di area terbuka menghadap utara dititik kordinat area penelitian 01029’54” LU dan 124053’54” BT dengan variasi sudut kemiringan kolektor; α=200; α=170; α=150 ; α=120. Kolektor dibuat model piramida dengan luasan total 4 m2 menggunakan plat aluminium bordes sebagai absorber dan dicat hitam dop.Pengujian pada 29 Juni 2016 dan 01 Juli 2016 diperoleh temperature absorber plat aluminium bordes pada jam 10.30 wita sampai 13.30 wita rata-rata 900C tertinggi pada kemiringan kolektor α=170 dengan radiasi matahari 1494 Joule lama penyinaran 4.2 jam dan radiasi 832 Joule lama penyinaran 8.3 jam (BMKG). Hasil perhitungan diperoleh besar energy panas yang dihasilkan kolektor QU=2110 Joule dengan efisiensi kolektor harian pada 29 juni 2016 mencapai Ƞ=35,3%. Kemudian kolektor dengan sudutα = 170 dikoneksikan ke ruang pengering berdimensi (1m x 1m x 1m) untuk selanjutnya diuji kemampuan mengeringkan daging buah kelapa. Proses pengeringan daging buah kelapa sebanyak 150 biji yang dilepas dari tempurung kemudian ditimbang beratnya 66,7 Kg selanjutnya ditempatkan pada 4 pan dengan berat setiap pan 16,675 Kg dan dimasukkan pada rak didalam ruang pengering, selanjutnya dilakukan pengamatan, pancatatan dan pengukuran pada 05 Juli 2016 s/d 08 Juli 2016 dengan kadar air awal buah kelapa berkisar 50 – 55 %, sedangkan kopra berkadar air 5 – 7 %.Setelah dilakukan pengamatan dan pengukuran diperoleh hasil akhir kopra 22,91 kg dan kadar air diperoleh dengan melakukan pengujian di laboratorium PT.Cargill menggunakan alat NIR Foss Type IX 7500 InfraXact diperoleh kadar air 11,5% dengan total jam penyinaran matahari 41,8 jam,radiasi harian rata-rata dalam 1809 Joule selama 4 hari pengamatan, berbau enak, bersih, berwarna putih buram. Kata kunci : Kolektor, Pengering, Kopra Putih, MP3EI. ABSTRACT The purpose of this study is to (1) design solar colectors capable of generating thermal energy with maximum absorbsivity level characteristics, thermal energy diffusion uniform and stable; (2) get the angle right panel thermal collectors to track where the solar radiation energy generated reackes a maximum; (3) do the development material drying process the Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
763
Unmas Denpasar
dryer with the natural flow of solar energy in order to dry meat of coconuts into white copra. Solar colectors are placed in the experimental method used which opens facing to the Norrth, at the coordinate point of research area 010 29’ 54” North Latitude and 124 0 53’ 54” with collector tilt angle variation; α = 200 ; α = 170 ; α = 150 ; α = 120 . Collectors created a pyramid model with a total area of 4m2 landing using an aluminium plate as the absorber and painted matte black. Testing on 29 juni and 01 juli 2016 obtained temperature absorber plate aluminium landing at 10.30 am until 13.30 pm an average of 900C highest on the scope of the collector α = 170 with the solar radiation 1494 Joule duration is 4.2 hours and the radiation 832 Joule duration is 8.3 hours (BMKG). The result of the calculation of the heat energy generated by the collector Qu = 2110 Joule collector efficiency daily on 29 june 2016 reached η = 35,3 % . Then the collector at an angle α = 170 connected to the drying chamber dimension (1mx1mx1m) were further tested for the ability to dry coconut meat. The drying process of coconut meat as much as 150 seeds are removed from the shell and then sub sequently weighed 66,7 Kg weight placed on 4 pan each with 16,675 Kg included in the drying chamber. The next observation taking notes measurement on july 5, 2016 till 08 july with first level ranging of coconut is about 50-55% while the water levels is 5 to 7%. Result after observing and measuring the final result of copra 22,91 Kg and the water coutent was obtained by conducting laboratory tests at PT Cargill by using NIR Foss Type IX 7500 InfraXact tool obtained the water content 11,5 % with a total of 41,8 hours of solar radiation, average daily radiation in 1809 Joule for 4 day observation, smelling good, clean, white colored bumm. Key words : Collector, Dryer, White Copra, MP3EI. PENDAHULUAN Kelapa merupakan sumber daya alam negara Indonesia yang sangat potensial. Masyarakat pada umumnya sangat akrab dengan kelapa karena penggunaannya sebagai santan pada masakan sehari-hari, ataupun sebagai minyak kelapa. Sulawesi Utara tahun 2011 luasan perkebunan tanaman kelapa rakyat 267.350,79 Ha. Produksi Minyak kelapa murni memerlukan bahan baku kopra, kenyataannya petani Sulawesi Utara pasca panen kelapa memproduksi kopra dengan cara pengasapan yang berefek pada polusi udara dan menyumbang laju peningkatan pemanasan global (global warming). Proses pembuatan kopra dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1. Pengeringan dengan sinar matahari (sundrying). 2. Pengeringan dengan pengasapan di atas api (smoke curing or drying). 3. Pengeringan dengan pemanasan tidak langsung (indirect drying). 4. Pengeringan menggunakan solar system(tenaga panas matahari). Dalam kehidupan sehari-hari, tiga cara pertama tersebut diatas terkadang dikombinasikan sebagaimana yang dilakukan oleh petani kelapa umumnya. Namun pada tingkat petani sering kadar air kopra akhir yang berbeda-beda. Kadar air buah kelapa segar berkisar 50 – 55% dan pada proses pengeringan kopra, kadar air tersebut diturunkan menjadi 5%-6%. Tujuan utama dari pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sehingga bahan memiliki daya simpan yang lebih lama. Pengeringan secara tradisional menghasilkan kualitas yang kurang baik karena tercemar oleh lingkungan sekitar.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
764
Unmas Denpasar
Untuk mengoptimalkan sumber daya alam maka perlu pengelolaan yang terintergrasi dan profesional, salah satunya adalah pembuatan kopra putih sebagai bahan awal pembuatan minyak kelapa putih. Dalam prosesnya tidak menyita waktu tunggu, dan konsumen pasar domestik mulai menyoroti manfaat lebih dari kualitas minyak kelapa putih, sebagai akibat dari masukkan informasi media cetak/electronic akan trendproduk kelapa pasar global di benua Eropa dan Amerikadewasa ini dimana nilai ekonomi menjanjikan karena dapat berefek multiguna untuk kesehatan, kecantikan. Berdasarkan fakta dan data yang diuraikan di atas, maka pilihan terbaik yang dapat diraih adalah mengembangkan paradigma baru yang memungkinkan kita untuk memanfaatkan sumber daya alam secara arif dan kreatif, dan pada saat yang sama menjadi solusi yang bersifat komprehensif terhadap persoalan kerusakan lingkungan yang membawa pada isu global warming, serta menghasilkan peluang bagi penguatan industri farmasi dan bahan pangan. Kesadaran akan potensi tanaman kelapa dan dampak lingkungan yang ditimbulkan, merupakan pendorong pengembangan rekayasa kelektor surya pembangkit energy termal memanfaatkan radiasi matahari yang tidak berkesudahan. Tuntutan industri global saat ini juga akan pentingnya keselamatan lingkungan dengan jalan menerapkan teknologi produksi bersertifikat yang lebih bersih dan efisien serta energi saving. METODE PENELITIAN
Gambar 1. Bagan alir penelitian.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
765
Unmas Denpasar
a. Disain Kolektor Kaca Absorber Al foil Stirofoam
Multiplex
Plat baja
Gambar 2. Disain piramida. Kolektor yang dibuat adalah kolektor pengering surya pasif tipe tidak langsung.Absorber dipakai pada kolektor ini dibuat dari plat aluminium bordes dengan ketebalan 3 mm yang dicat hitam dop dengan daya absorsi sebesar 0.97 dan nilai emisivitas 0.97. Kover dari kaca bening dengan ketebalan 6 mm, dengan transmisivitas kaca (τ)= 0,85, refleksivitas (ρ)= 0,09 dan absorsivitas (α)= 0.06. bahan isolasi dibuat berlapis untuk meminimalisasi pengaruh temperature lingkungan yang tersusun; multiplex 9 mm kemudian stirofoam tebal 20 mm dan di lapisi aluminium foil. Kolektor dibuat model permukaannya trapezium dengan luasan total 4 m2.
Gambar 3. Bagian dari Kolektor. Fabrikasi alat dilakukan di bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Manado, frame kolektor bagian bawah menggunakan besi siku 4 super agar kuat dan kaku menahan beban, dan rangka atas menggunakan besi siku 3, konstruksi dilas, lubang ventilasi udara masuk berdiameter 50 mm dibuat 6 lubang, dudukan kaca dipakai silent rubber bening, dibuat 4 unit kolektorkemudian alat diseting dilapangan di desa Tateli Kec. Mandolang Kabupaten Minahasa. Letak geografis pada 01029’54” Lintang Utara dan 124053’54” Bujur Timur. Uji kolektor dilakukan dengan posisi menghadap utara diseting dengan menggunakan kompas, variasi sudut kolektor terhadap bidang horizontal: α=20 0, α=170, α=150, α=600. Pengambilan data ditabelkan seperti berikut;
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
766
Unmas Denpasar
DATA PENGAMATAN TEMPERATUR ABSORBER PADA UJI KEMIRINGAN KOLEKTOR Hari/ tanggal : ……………. TEMPERATUR ( ᵒ C ) α = 20ᵒ α = 17ᵒ α = 15ᵒ α = 12ᵒ No Jam Udara Ket. T1 T2 T3 T4 T5 1 08.00 …. …. …. ….. ….. hujan 2 08.15 ….. …. …. …. … …….. .. …. …. …. … …. …. dst … …. …. …. … …. …. ….. 32 15.45 ….. ….. ….. ….. ….. mendung 33 16.00 …. …. …. …. …. …. Keterangan : Jumlah Radiasi Harian = ……... Joule Penyinaran Matahari = ……... jam T1 = Temperatur Udara Sekitar T2 = Temperatur Absorber Kemiringan α = 20ᵒ T3 = Temperatur Absorber Kemiringan α = 17ᵒ T4 = Temperatur Absorber Kemiringan α = 15ᵒ T5 = Temperatur Absorber Kemiringan α = 12ᵒ
Gambar 4. Tabel Pendataan 1 Data pengamatan diolah dengan menggunakan microsof exeldiperoleh perbedaankemampuan absorber membangkitkan energy thermal dari radiasi matahari. Selanjutnya kolektor dengan hasil energy thermal maksimum di gunakan untuk menguji laju kemampuan mengeringkan material daging buah kelapa menjadi kopra putih. b. System pengering.
Gambar 5. Instalasi pengering. Pengujian lanjutan dilakukan dengan mengkoneksikan kolektor ke ruang panel pengering, penggambilan data ditabelkan kemudian dioleh dengan bantuan mikrosoft exell. Proses pengambilan data pertama material ditimbang kemudian ditempatkan pada pan dan dimasukkan disusun pada rak didalam ruang pengering. Pencatatan pendataan dilakukan mulai jam 08.00 wita s/d jam 16.00 wita dan pada 17.30 material ditimbang kembali.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
767
Unmas Denpasar
DATA PENGAMATAN PEMBUATAN KOPRA PUTIH DENGAN KOLEKTOR SURYA ALIRAN ALAMI Hari/ tanggal : …………………….. o TEMPERATUR ( C ) Radiasi Keterangan No Jam T1 T2 T3 T4 T5 (Watt)
Awal
51 ….. …… …… …… 68
Akhir
27 ….. …… …… …… 42
Berat (Kilogram )
1 08.00 29 35.66 36 2 08.15 ….. ….. ….. ….. ….. ….. …… ….. ….. ….. ….. …… ….. 32 ….. ….. …… ….. 33 16.00 32 Keterangan T1 ; Temperatur Lingkungan T2 ; Temperatur Kolektor T3 ; Temperatur Troat T4 ; Temperatur Pengering T5 ; Temperatur Tutup Cerobong
….. …… …… ……
Pan 1 Pan 2 Pan 3 Pan 4 Pan 1 Pan 2 Pan 3 Pan 4
cerah ….. ….. ….. ….. cerah
…… …… …… …… …… …… …… ……
Gambar 6. Tabel pendataan 2. c. Alat ukur yang digunakan. Alat ini digunakan untuk mendapatkan jam penyinaran dalam sehari.
Gambar 7. Sunshine recorder jenis campbel stoke(Jam). Digunakan untuk mengukur radiasi harian (Joule). Data radiasi dan jumlah jam penyinaran serta kecepatan angin diperoleh dari BMKG Stasion Kayuwatu Manado.
Gambar 8. Gun Bellani
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
768
Unmas Denpasar
Termometer digital digunakan untuk mendeteksi temperature dan jam digunakan sebagai informasi selang waktu pendataan setiap 15 menit. Juga menggunakan thermometer batang, kompas dan timbangan.
Gambar 9. Termometer Digital & Jam HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 10. Foto kolektor α=170
Gambar 12. Grafik Data 2.
Gambar 11. Grafik data 1.
Gambar 13. Foto kolektor α=150
Keterangan grafik: T1= Temperatur lingkungan. Sudut Kolektor ;200 ; 170 ; 150 ; 120`.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
769
Unmas Denpasar
Faktor-faktor yang menentukan naik turunnya temperature absorber akibat radiasi matahari, antara lain sudut datang sinar matahari, letak geografis daerah terhadap garis katulistiwa, lama penyinaran. Dari gambar grafik 11, 12, 14, 15 menunjukkan kolektor yang memiliki kemampuan maximum membangkitkan energy thermal dari radiasi matahari yang diterimah adalah kemiringan α = 170 dengan temperature absorber maksimum 1040C pada uji 29 Juni 2016dengan intensitas radiasi matahari 1494 joule penyinaran 4.2 jam. Pada uji 30 Juni 2016 intensitas 1261 Joule namun tidak ada penyinaran. Grafik 12 sudut kolektor berimpitan dengan intensitas radiasi matahari 1261Joule tetapi penyinaran 0 jam, hal ini salah satu factor mempengaruhi kinerja kolektor dimana awan menutupi radiasi matahari sehingga terjadi radiasi baur dan kondisi dipengaruhi fenomena La Nina dimana curah hujan dan angin muncul secara tiba-tiba.
Gambar 14. Grafik data 3.
Gambar 15. Grafik data 4.
Pada pengujian 01 Juli 2016 intensitas radiasi 832 Joule dengan lama penyinaran total 8.3 jam.dan 02 Juli 2016. Intensitas radiasi sebesar 1789 Joule dan jumlah jam penyinaran 1.1 jam. Sudut kemiringan kolektor α = 170 mendominasi nilai maksimum kalaor yang dibangkitkan absorber. Untuk perhitungan data diambil dari uji Besar energy panas yang dihasilkan dari kolektor data pengujian 29 Juni 2016 dapat dimanfaatkan oleh sistim ruang pengering ditentukan dengan persamaan; Dimana ; = laju aliran masa yang masuk ke kolektor. = ρ x V x A (kg/s). ρ = 0,9725 kg/m3 [14]hal. 215. V= 2 km/jam BMKG. A= 0,011775 m2 = 0,006361135Kg/s Cp = 1011 J/Kg 0K ∆T = 830C - 280 C = 55 0C = 328,150K. Sehingga diperoleh besar energy panas yang dihasilkan kolektor; 2110 W.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
770
Unmas Denpasar
Energi radiasi yang diterima kolektor digunakan data perolehan pada uji 29 Juni 2016 dengan intensitas radiasi matahari 1494 W/m2lama penyinaran matahari 4,2 jam dihitung menggunakan persamaan: I = intensitas radiasi matahari. = luas permukaan kolektor. Qradiasi = 1494 W/m2 x 4 m2 = 5976 W Sehingga efisiensi kolektor dapat dihitung dengan persamaan: = = 2110/5976 = 35,3 % Dari hasil pengamatan ini maka uji selanjutnya digunakan kolektor dengan kemiringan α = 170 dikoneksi dengan ruang pengering.
Gambar 16. Kolektor terkoneksi. Kemampuan kolektor untuk mengeringkan kelapa menjadi kopra putih dilakukan pengujian selama 4 hari dengan langkah-langkah seperti berikut: 1. Kelapa 150 biji di lepas dari tempurung, kemudian daging buah kelapa ditimbang total beratnya. 2. Hasil timbangan diatur pada 4 pan sama berat. 3. Dimasukkan dalam ruang pengering jam 07.45 wita. Sesuai urutan penomoran pan dan rak dalam ruaang pengering. 4. Pengamataan pencatatan dimulai jam 08.00 wita sampai jam 16.00 wita dengan jedah waktu 15 menit. Didata; T1 = Temperatur lingkungan. T2 = Temperatur kolektor. T3 = Temperatur Troat. T4 = Temperatur pengering. T5 = Temperatur tutup cerobong. 5. Material ditimbang kembaali pada jam 17.00 wita untuk mendapatkan data pengurangan berat material. Pengujian dilakukan dimulai tgl 5 juli sampai dengan 8 Juli 2016 dan diperoleh data pengematan seperti berikut. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
771
Unmas Denpasar
Gambar 17. Grafik data 5 Juli 2016.
Gambar 18. Grafik data 6 Juli 2016.
Grafik 17; 18 dapat dijelaskan dimana antara T 2 (Temperatur kolektor) dan T1 temperature lingkungan memiliki perpedaan cukup signifikan sehingga proses pergerakan fluida masuk ruang kolektor melalui lubang ventilasi terjadi konveksi alami. Getaran partikel fluida akan bergerak secara acak keluar kolektor (aliran chaos) masuk keruang pengering. Udara kering akan mengalir dan terkontaminasi dengan material padat (daging buah kelapa) sehingga berakibat terjadi perpindahan panas sekaligus perpindahan masa fluida yang terkandung dalam daging buah kelapa tersebut. Pada hari pertama material dari pengisian awal 66,7 Kg berkurang 9,6 Kg menjadi 57,1Kg radiasi 1655 W lama penyinaran 9,9 jam dan pada hari kedua menjadi 50,4 Kg radiasi 1727 W lama penyinaran 11,3 jam.
Gambar 19. Grafik rata-rata pengamatan. Hasil pengamatan dan pendataan rata- rata pengering pasif type tidak langsung ini menunjukkan gerakan udara alami terjadi karena perbedaan temperature laluan aliran fluida sebagai efek radiasi sebaran dan getaran partikel fluida pada kolektor.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
772
Unmas Denpasar
a
b
c Gambar 20. Foto proses pengeringan. c a. Keadaa kelapa dilepas dari tempurung. b. Dimasukkan dalam ruang pengering. c. Setelah 4 hari di keringkan..
Gambar 21. Grafik penurunan berat. Berat akhir kopra putih 22,91 Kg.,kadar air diperoleh dengan melakukan pengujian di laboratorium PT.Cargill menggunakan alat NIR Foss Type IX 7500 InfraXact diperoleh kadar air 11,5% dengan total jam penyinaran matahari 41,8 jam,radiasi harian rata-rata dalam 1809 Joule selama 4 hari pengamatan, berbau enak, bersih, berwarna putih buram. SIMPULAN 1. Radiasi matahari dan jam penyinaran sangat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas kolektor surya. 2. Letak geografis area penelitian ikut menentukan sudut kemiringan kolektor. 3. Usia panen buah kelapa juga menentukan laju pengeringan dan tampilan hasil pengeringan. 4. Untuk titik kordinat area penelitian 01029’54” LU dan 124053’54” BT sudut kemiringan kolektor; α=170 lebih efektif absorber membangkitkan radiasi termal matahari. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
773
Unmas Denpasar
5. Efisiensi kolektor uji 29 Juni 2016 mencapai 35,3 %. Efisiensi kolektor tergantung radiasi dan kemampuan kolektor membangkitkan panas berguna. 6. Uji experiment pengeringan dari 150 biji kelapa yang dilepas dari tempurung menjadi berat 66,7 Kg setelah 4 hari berat menjadi 22,91 Kg dan kadar air diperoleh dengan melakukan pengujian di laboratorium PT.Cargill menggunakan alat NIR Foss Type IX 7500 InfraXact diperoleh kadar air 11,5% dengan total jam penyinaran matahari 41,8 jam, radiasi harian rata-rata dalam 1809 Joule, berbau enak, bersih, berwarna putih buram. 7. Untuk mengoptimalkan hasil pengeringan akan dilanjutkan disain rekayaya ruang pengering dan pola aliran fluida melintasi material yang dikeringkan.
UCAPAN TERIMA KASIH Dengan mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian skim unggulan perguruan Tinggi tentunya sangat bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dari lubuk hati dengan tulus menyampaikan penghargaan dan pantas kiranya penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat; 1. Ir. Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia. 2. Prof. Drs. H. Muhammad Nasir, M.Si., Akt., PhD, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 3. Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc, Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek Dikti. 4. Prof. Dr. Ir. Luqman Hakim, M.S, Reviewer Nasional Penelitian. 5. Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.SI, Reviewer Nasional Pengabdian Masyarakat& Ketua LPPM UNMAS Denpasar, Penyelenggara Seminar Nasional 2016 6. Ir. Jemmy J. rangan., MT, Mantan Direktur Politeknik Negeri Manado. 7. Dr. Debby Willar, ST., M.Eng.Sc, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 8. Jedithjah N.T. Papia, ST., PG.Dip Ketua Jurusan Teknik Mesin Poltek Manado. 9. Ir. Ever Notje Slat, MT, Direktur Politeknik Manado. 10. Sekda Kab. SITARO. Dr. Adri. Manengkey. 11. Dinas Perkebunan Pak Adolf Korengkeng. 12. Pimpinan dan Staf BMKG Stasiun Klimatologi Manado (pak Asep Hendrawan, S.Si ; ibu Febriani Rey). 13. Pak Adi Susrawan, Panitia Seminar Nasional 2016.” Inovasi IPTEKS Perguruan Tinggi untuk Meningkatan Kesejahteraan Masyarakat. 14. Teman Team Peneliti. 15. Teman Sejawat. 16. Orang Tua, Istri anak-anak, cucu yang selalu mensuport.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
774
Unmas Denpasar
DAFTAR PUSTAKA Aidt Miljo A/S, 2001, Test of a Solar Crop Dryer, Danish Technological Institute, Danish Institute of Agricultural Sciences. Agri-Facts, 1986, Solar Grain Drying, Practical information forAlberta’s,Agriculture Industry Ari S dan Guntur A, 2012, Modifikasi Plat Penyerap Kalor Matahari Dan Alat Pendukungnya Untuk Proses Pengeringan “Plat Galvanis Dan Plat Seng Gelombang”, TA Fatek UNDIP Semarang. Donald Q, Kern, 1988, Process Heat Transfer, McGraw-Hill Book Company. Frank. Kreit, 1994, Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas, Terjemahan Arko Prijono,M.Sc, Erlangga, Jakarta. Hizhami Ch.A, dkk, 2012, Rancang Bangun Alat Pengering Energi Surya DenganKolektor Keping Datar, jurnal Teknik Pertanian Lampung, Volume 1, No 1, Hal 29-36. Incropera P Frank dan Dewit P Davit, 1996, Fundamental of Heat and Mass Transfer, JohnWilley and Sons, New York. Junaidi, Bukhari, Maimuzar, 2011, Pengembangan Dan Evaluasi Teknis Alat Pengering Kopra Jenis Tray Dryer, Poli Rekayasa, Volume 7, No 1, ISSN 1858-3709. Kiki S., Nur A., Endrizal., 2005, Kajian Rumah Plastik Pengering Kopra Kasus DesaTanjung Jabung Timur, BPTP Jambi. Kiki Suheiti, 2009, Teknologi Penanganan Pasca Panen Kelapa Dalam, BPTP Jambi. Koestoer R.A, 2002, Perpindahan Kalor, Salemba Teknika. Nicolas Tumbel, 2010, Pengembangan proses Pembuatan Kopra Putih, Baristand Industri Manado. Sulaeman dan Rusyadi, 2013, Analisa Efisiensi Rooftop Solar Copra Dry Dengan SusunanKolektor Secara Seri, jurnal Teknik Mesin, Vol. 3, No 2, 70-77. Ted J. Jansen, 1995, Teknologi Rekayasa surya, di-Indonesiakan Prof. Wiranto. Arismunandar, PT. Pertja Jakarta. Tulung F.J, Thomas A.,Gunawan H., 2007, Corn Stems As Enviromentally Friendly HeatIsolation Material, International seminar on ict future trends and its application in agroindustry, merine, and tourism, page VII.1., Quality Hotel Manado Indonesia. Tulung F.J, 2009, Mesin Konversi Energi, Politeknik Negeri manado. Tulung F.J, 2011, Perpindahan Kalor Dan Alat Penukar Kalor, Peliteknik Negeri Manado. Tabel data harian BMKG Stasiun klimatologi manado Juni & Juli 2016.`
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016