PENGEMBANGAN SKILL KONSELOR DALAM MENGHADAPI MEA Ismah-BK UPGRIS Abstrak Perkembangan zaman semakin cangggih, semua serba IT dan untuk tenaga manusia sekarang sudah banyak digantikan oleh robot sehingga tenaga manusia sangat minim dipergunakan, informasi tentang apa saja mudah didapat, apalagi sebentar lagi akan di buka pasar bebas, jadi persaingan terjadi tidak saja di dalam negeri tapi bersaingan terjadi antar negara satu dengan negara lain. Dengan latar belakang tersebut makasemua profesi harus bersaing dengan ketat antara profesi satu dengan profesi yang lain. Terutama profesi konselor harus benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asia ) supaya tidak disepelakan anak didiknya, oleh teman-teman sejawatnya, ataupun profesi lain didalam ataupun diluar negeri. Skill atau ketrampilan konselor banyak sekali yang harus dikembangkan seperti dalam pemberian layanan tidak monoton, harus banyak variasi, media, teknik dan harus didukung dengan ilmu psikologi perkembangan anak atau remaja, dengan harapan apa yang akan disamapaikan seorang konselor tepat sasaran. Sehingga untuk menhadapi MEA seorang konselor tidak kalah dengan profesi yang lain.. Skill dalam hal ini bisa jadi ketrampilan konselor dalam pengelolaan driri, sehingga dalam menjalankan profesinya seorang konselor dapat fokus, tertuju pada peserta didik dan dapat membedakan antara kepentingan pribadi dan kepentingan profesi.
A. Pendahuluan. Pada kinerja konselor sekolah masih banyak yang dilakukan kurang profesional, entah itu dari sumber maksimal daya manusianya ataupun dari sistem yang kurang mendukung. Dari seumber daya manusianya bisa meliputi tentang kurangnya pengetahuan bimbingan dan konseling sehingga dalam praktik pemberian layanannya tidak maksimal. Sistem yang kurang mendukung diakibatkan karena anggapan keliru tentang bimbingan dan konseling, sehingga dalam praktik pemberian layanannya tidak maksimal, Sistem yang kurang mendukung ini diakibatkan karena anggapan keliru tentang profesi bimbingan dan konseling, sehingga pemberian tugas dan kebijaksanaan sekolah
menyudutkan peran
konselor sekolah. Semua itu bisa terjadi karena ketrampilan (Skill) pengelolaan diri seorang konselor kurang maksimal. .Manajemen diriatau pengeloaan diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa memanaj hati. Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional(Goleman, 1996)agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitukecerdasan spiritualagar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya (Zohar, 2002). Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata atau mamanaj diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata diri. Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanaj dirinya sendiri. Karena setelah dapat memenaj diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin Manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar. Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang diharapkan akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri.
Mengelola diri dimulai dengan memiliki konsep diri atau persepsi diri tentang diri. Implikasinya berarti kita harus mampu memandang diri kita sebagai makluk ciptaan Tuhan yang tidak berdaya upaya dan merasa kecil dihadapan Tuhan. Tetapi kita juga adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling baik dan sempurna dengan bekal akal dan kalbu, sehingga kita harus mampu menampilkan diri sebagai orang-orang terpilih yang paling baik. Kita harus jadi yang terbaik tetapi kita tidak boleh sombong dalam berjalan imuka bumi. Kita memerlukan pengukuhan tentang diri kita dari orang-orang memahami agama secara mendalam, kita harus dapat menerima evaluasi dari orang lain tentang diri kita, dan kita harus selalu meluruskan niat dan tujuan kita terhadap komitmen kita sebagai hamba Tuhan. Manajemen diri adalah sebuah seni dan usaha untuk menata diri kita dari aspek perencanaan diri (konsep diri), pengorganisasian diri dan evaluasi diri menurut waktu yang tersedia agar sesuai dengan yang kita cita-citakan. Manajemen diri ini sangat penting karena ketika seseorang memanajemeni dirinya berarti dia selalu bersikap waspada, memiliki perencanaan yang jelas, dan selalu mengawasi diri sendiri, walaupun pada pelaksanaannya gagal dalam satu waktu dan berhasil pada kesempatan lain. Menurut Cormier & Nurius, 2002; Watson & Tharp, 2001 dalam Richard Nelson Jones (2011:476) strategi self management adalah melibatakan membantu klien untuk mengamati perilakunya, menetapkan tujuan bagi dirinya sendiri, mengidentifikasi penguat yang cocok, merencanakan graded steps (langkah-langkah yang diberi nilai) untuk mencapai tujuannya, dan menetapkan kapan menerapkan konsekuensi. B. Tujuan Teknik Self Management Tujuan dari teknik pengelolahan diri yaitu Agar individu secara teliti dapat menempatkan diri dalam situasi-situasi yang menghambat tingkah laku yang mereka hendak hilangkan dan belajar untuk mencegah timbulnya perilaku atau masalah yang tidak dikehendaki. Dalam arti individu dapat mengelola pikiran, perasaan dan perbuatan mereka sehingga mendorong pada pengindraan terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan halhal yang baik dan benar.
C. Manfaat Teknik Self Management Manfaat dari pengeolahan diri, diantaranya yaitu: 1. Membantu individu untuk dapat mengelola diri baik pikiran, perasaan dan perbuatan sehingga dapat berkembang secara optimal 2. Dengan melibatkan individu secara aktif maka akan menimbulkan perasaan bebas dari kontrol orang lain 3. Dengan meletakkan tanggung jawab perubahan sepenuhnya kepada individu maka dia akan menganggap bahwa perubahan yang terjadi karena usahanya sendiri dan lebih tahan lama 4. Individu dapat semakin mampu untuk menjalani hidup yang diarahkan sendiri dan tidak tergantung lagi pada konselor untuk berurusan dengan masalah mereka
D. Fungsi Manajemen Diri Fungsi-fungsi manajemen dijelaskan dalam beberapa point di bawah, yaitu : 1. Planning (merencanakan) Dalam setiap pendapat para penulis selalu menyebutkan tentang planning atau perencanaan.Tentulah hal ini pun memiliki alasan tertentu. Alasannya adalah perencanaan sangatlah penting dalamsuatu pengorganisasian. Itu artinya pengorganisasian sesuatu hal akan sangat tidak efisien jika tidakadanya perencanaan terlebih dahulu.Definisi dari perencanaan sendiri adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatuhasil yang diinginkan. Dan tambahan untuk fungsi perencanaan adalah sudah termasuknya fungsipengaturan budget.Oleh karenanya lebih tepat bila perencanaan atau planning dirumuskan sebagai penetapan tujuan,policy, prosedur, budget, dan program dari suatu organisasi. Jadi dengan fungsi planning termasukbudgeting yang dimaksudkan fungsi manajemen dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai olehorganisasi, menetapkan peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman pelaksanaan yang harus dituruti,dan menetapkan ikhtisar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan diperolehdari rangkaian tindakan yang akan dilakukan.
2. Organizing (Pengorganisasian) Tidaklah lengkap jika membicarakan tentang manajemen tapi tidak menyinggung tentangorganizing atau organisasi. Organizing dimaksudkan untuk mengelompokkan kegiatan sesuai dengantingkat keperluannya, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi dari setiap unit yangada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unittersebut.Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas dimanajemen dalam mengelompokkan orang-orang beserta dengan penetapan tugas, fungsi, wewenang,serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas yang berdaya guna dalammencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam perencanaannya. 3. Staffing/Assembling Resources (Penyusunan) Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada organisasisejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga petugasmemberi daya guna maksimal kepada organisasi.Organizing dan Staffing merupakan dua fungsi manajemen yang sangat erat hubungannya.Organizing yaitu berupa
penyusunan
wadah
legal
untuk
menampung
berbagai
kegiatan
yang
harusdilaksanakan pada suatu organisasi, sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang-orangyang akan memangku masing-masing jabatanyang ada dalam organisasi tersebut. 4. Leading (Memimpin) Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen sebagai pekerjaan yang dilakukanoleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi limamacam kegiatan, yakni :1) Mengambil keputusan,2) Mengadakan komunikasi,3) Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak,4) Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya,5) Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapaitujuan yang telah ditetapkan.
5.
Controlling (Pengendalian) Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian ke bagian yang lebih
rendahpangkatnya adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlumengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benardengan maksud mencapai tujuan yang sudah yang sudah digariskan semula. 6.
Directing atau Commanding Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
usaha memberibimbingan, saran, perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing,agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benarbenar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkansemula.Directing atau Commanding merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan saja agarpegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsimengkoordinasikan kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuanyang ditetapkan sebelumnya. E. Prosedur aplikasi Dalam pelaksanaan teknik ini biasanya diikuti dengan pengaturan lingkungan untuk mempermudah terlaksananya pengelolahan diri. Pengaturan lingkungan dapat berupa : 1. Mengubah lingkunga fisik sehingga perilaku yang tidak dikehendaki sulit dan tidak mungkin terlaksana. 2. Mengubah lingkungan social sehingga lingkungan social ikut mengontrol tingkah laku konseli. 3. Mengubah lingkungan atau kebiasaan sehingga perilaku yang dikehendaki hanya dapat dilakukan pada waktu dan tempat tertntu saja (Sukadji, 1983 dalam Gantina) F. Tahap-Tahap Teknik Self Management 1. Tahap monitor diri atau observasi diri : Konseli mengamati tingkah lakunya sendiri dengan sengaja serta emncatatnnya dengan teliti. Catatan ini dapat menggunakan daftar cek atau catatan observasi kualitatif. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh konseli dalam mencatat tingkah laku adalah frekuensi, intensitas, dan durasi tingkah laku.
2. Tahap evaluasi diri : Konseli membandingkan catatan tingkah lakudengan target tingkah laku yagn di buat oleh konseli. Perbandingan ini di buat untuk mengevaluasi efektifitas dan efiensi program. Bila program tidak berhasil maka perlu ditinjau kembai program tersebut. 3. Tahap pemberanian penguatan, penghapusan atau hukuman. 4. Konseli mngatur dirinya memberikan penguatan, menghapus dan membrikan hukuman pada diri sendiri. Tahap ini merupakan tahap yangm paling sulit karena membutuhkan emauan yang kuat dari konseli untuk melaksanakan program yang telah dibuat secara kontinyu . (Sukadji, 1983 dalam Gantina)
G. Kesimpulan Manajemen diri adalah sebuah seni dan usaha untuk menata diri kita dari aspek perencanaan diri (konsep diri), pengorganisasian diri dan evaluasi diri menurut waktu yang tersedia agar sesuai dengan yang kita cita-citakan. Manajemen diri ini sangat penting karena ketika seseorang memanajemeni dirinya berarti dia selalu bersikap waspada, memiliki perencanaan yang jelas, dan selalu mengawasi diri sendiri, walaupun pada pelaksanaannya gagal dalam satu waktu dan berhasil pada kesempatan lain. Dari penjelasan dan ulasan di atas, nampaklah jelas bahwa ketrampilam (skill) manajemen diri sangatlah berpengaruh besarterhadap profesi konselor, terutama jika dalam menjalankan profesi dan menghadapi peserta didik, berorganisasi antar profesi ataupun dalam kehidupan sosial yang lain. Bukan hanya berorganisasi, tapi dalam kehidupansehari-hari pun segala jenis dan macam manajemen baik itu manajemen waktu, manajemen pengetahuan, dan lain-lain akan sangat bermanfaat dan tepat pada sasarannya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA Gie. 1996. Strategi Hidup Sukses. Yogyakarta: Liberty Lassyo,H. 1998. Aspek Aksiologis Hakikat Manusia. Makalah Internship DosenDosen Ilmu Budaya Dasar Se-Indonesia. Tanggal 18 s/d 27 Agustus 1998. UGM. Yogyakarta Komalasari, Dantina. dan Eka Wahyuni. 2011. Teori Dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks. Richard, Jones-Nelson. 2011. Teori dan Praktik Konseling Dan Terapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurma. 2010. Praktik Konseling Self Management. at http://nurmabimbingankonselingmantuban.blogspot.com/2010/06/praktik-teknik-konseling-self.html