PENGEMBANGAN SISTEM REPOSITORI PENGETAHUAN BERBASIS ONTOLOGI DAN JARINGAN SEMANTIK (Studi Kasus pada Perpustakaan UNIKA St. Thomas Medan) Misalina Br. Ginting1), Kudang Boro Seminar2), dan Panji Wasmana3) Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Katolik (UNIKA) St. Thomas Medan Telp. (061) 8210161, Faks. (061) 8213269, E-mail:
[email protected] 2) Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus IPB Darmaga Kotak Pos 199, Bogor 16680 3) Fakultas Matematika dan IPA-IPB, Jalan Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 1)
Diajukan: 28 Januari 2010; Diterima: 3 Maret 2010
ABSTRAK Perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai media transfer informasi kepada sivitas akademika. Dalam konsep universitas riset, perpustakaan diharapkan dapat menjadi pemicu (trigger) bagi sivitas akademika untuk melakukan penelitian. Repositori pengetahuan dibangun dengan tujuan untuk memudahkan para peneliti dalam mencari referensi sesuai dengan ruang lingkup laboratorium penelitian. Repositori pengetahuan dibangun dengan menggunakan struktur ontologi dan jaringan semantik. Komponen yang menjadi bagian ontologi adalah pengetahuan, fakultas, laboratorium, dan tajuk subjek. Tajuk subjek digunakan berdasarkan Dewey Decimal Classification (DDC). Dalam melakukan penstrukturan pengetahuan, pertama-tama ditentukan subjek-subjek yang masuk ke dalam suatu laboratorium penelitian sesuai dengan ruang lingkup kegiatan masing-masing laboratorium. Selanjutnya masing-masing pengetahuan ditentukan tajuk subjeknya. Berdasarkan tajuk subjek dapat diketahui kelompok pengetahuan tersebut laboratorium penelitian apa, sehingga akan diketahui pula pengetahuan tersebut masuk ke dalam fakultas apa. Prototipe dibangun dengan menggunakan Protege 3.4.1. Hasil uji validitas terhadap kueri sistem menunjukkan prototipe yang dibangun memiliki tingkat keberhasilan 64%.
ABSTRACT Development of Knowledge Repository System Based on Ontology and Semantic Network University library functions as a media of transferring information within the academic communities. In the concept of research university, library is expected to be a trigger for the academic communities to conduct research. Knowledge repository was built for the purpose of making the researchers easily find the reference based on the scope of activity of research laboratory. It was built by using the ontology structure and semantic network. Components included in the ontology were knowledge, faculty, laboratory, and subject entry. The subject entry was used according to the Dewey Decimal Classification (DDC). In structuring the knowledge, the subjects included in a research laboratory were initially determined based on the scope of activity of each laboratory. Furthermore, a subject entry was determined for each knowledge. Based on the subject entry, it can be figured out
32
whether the knowledge is included into which research laboratory, so that it will be figured out whether the knowledge is included in which faculty. The prototype was built with Protege 3.4.1. Result of validity test towards system query showed that the prototype built has an achievement level of 64%. Keywords: Knowledge repository, semantic network, ontology, subject entry, Dewey Decimal Classification (DDC)
PENDAHULUAN Peran nyata perguruan tinggi dalam pembangunan bangsa terdapat pada konsep “Tri Dharma Perguruan Tinggi”, yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Dari ketiga dharma perguruan tinggi tersebut, fungsi penelitian masih belum terlaksana dengan baik. Data tahun 2008 menunjukkan bahwa dosen yang melakukan penelitian di Indonesia masih di bawah 10% (Jalal 2008). Untuk membangun perguruan tinggi yang berorientasi pada riset diperlukan dukungan perpustakaan yang berkualitas, terutama dalam menyediakan referensi yang dibutuhkan oleh peneliti. Universitas riset adalah universitas dengan pola pendidikan tinggi berbasis riset, yang tingkat pencapaiannya dapat diukur berdasarkan tolok ukur penghargaan dan pengakuan internasional. Pola pendidikan tinggi berbasis riset mencakup kegiatankegiatan tri dharma perguruan tinggi, dengan memberikan prioritas pada kegiatan riset. Sasaran yang ingin dituju oleh universitas riset adalah menjadikannya sebagai suatu unggulan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni sesuai dengan undang-undang yang berlaku (Universitas Indonesia 2006). Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran, dan kemitraan. Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Undang-Undang Republik Indonesia 2007). Sejalan dengan perkembangan universitas yang berbasis riset, pengelolaan perpustakaan memegang peranan penting dalam manajemen pengetahuan. Konsep sistem manajemen pengetahuan atau knowledge management system (KMS) memungkinkan perpustakaan dapat memperbaiki diri guna tercapainya universitas riset yang diharapkan. Salah satu subsistem yang mendukung KMS adalah sistem repositori pengetahuan yang sesuai dengan kompleksitas struktur dan keterkaitan himpunan dengan pengetahuan, pemanfaatan ontologi, dan jaringan semantik yang merupakan peluang potensial dalam pengelolaan pengetahuan. Manajemen pengetahuan adalah suatu proses pengelolaan aset pengetahuan yang dimiliki organisasi, baik yang berbentuk tasit maupun eksplisit. Pengetahuan dikelola agar dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kinerja organisasi, meningkatkan pembelajaran pada organisasi, meningkatkan kompetensi, mempertahankan intelektual properti, dan untuk tujuan bisnis (Tiwana 2001). Ontologi merupakan cara merepresentasikan pengetahuan tentang makna, properti dari suatu objek, dan relasi dari objek tersebut yang mungkin terjadi pada domain pengetahuan. Ontologi mendukung suatu sistem manajemen pengetahuan (KMS) serta membuka kemungkinan untuk berpindah dari pandangan yang berorientasi dokumen ke arah pengetahuan yang saling terkait, dapat dikombinasikan, serta dapat dimanfaatkan kembali secara lebih fleksibel dan dinamis. Jaringan semantik dipakai untuk merepresentasikan pengetahuan dalam suatu pola, dengan menggunakan objek (nodes)
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
dan garis (edge) yang mengacu pada objek untuk merepresentasikan objek fisik, konsep, atau situasi. Garis berfungsi sebagai penghubung untuk mengekspresikan relasi (Sowa 1976). Ontologi adalah suatu teknik merepresentasikan pengetahuan dan biasanya diimplementasikan dengan jaringan semantik. Ontologi menyediakan pemahaman umum yang dipakai secara bersama terhadap sesuatu sehingga bisa dikomunikasikan bersama (Agustin 2004). Gambar 1 menunjukkan ontologi komputer yang direpresentasikan dengan jaringan semantik. Dari Gambar 1 dapat diketahui beberapa hal yaitu: -
-
Komputer dan televisi adalah alat elektronik. Komputer berfungsi sebagai alat bantu pekerjaan, antara lain akses internet, surat elektronik, olah data, dan kalkulasi. Akses internet antara lain chatting, browsing, e-mail, dan downloading Perangkat komputer terdiri atas hardware dan software. Hardware terdiri atas input device, process device, output device, backing storage, dan periferal. Software terdiri atas system dan application. Software dapat gagal (error) karena salah kode dan virus. Virus dibuat oleh hacker.
Pengkajian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem repositori pengetahuan dengan menggunakan struktur ontologi dan jaringan semantik, di perpustakaan Universitas Katolik (UNIKA) St. Thomas Medan. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat antara lain sebagai solusi untuk berbagi pengetahuan diantara pengguna sistem, memberikan desain konseptual sistem repositori pengetahuan dengan menggunakan struktur ontologi dan jaringan semantik yang dapat dikembangkan dan di implementasikan, serta sebagai repositori berbasis teknologi informasi untuk mengelola pengetahuan. METODE Penelitian menggunakan metode On-To-Knowledge (OTK), yang telah dimodifikasi. Metode tersebut dipilih karena dari sekian banyak metode pengembangan ontologi, OTK dianggap paling mature (Noy and McGuinees 2001). Tahapan pada metode OTK meliputi studi kelayakan (feasibility study), penentuan kelanjutan (ontology kickoff), penyempurnaan (refinement), evaluasi, dan pemeliharaan evolusi (Benjamins dan Perez 2000). Dari
33
Downloading s
E-mail s
antara lain s
Browsing
Surat elektronik s
s
s
Chatting
Olah data
s
Akses internet
untuk s
Alat elektronik
Kalkulasi
Alat bantu pekerjaan s
s s
adalah
adalah fungsi Televisi Komputer
penyebab s
s
gagal s
s
Input device
Hardware
Software
s
dibuat oleh
s
s
System
s
Periferal
s
s
Backing storage
Salah kode
Virus
Process device terdiri atas
s Output device
s
Error s
perangkat
Application
Hacker
Gambar 1. Jaringan semantik ontologi komputer.
lima tahapan OTK tersebut, tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini hanya sampai tahap keempat. Pada tahap studi kelayakan dilakukan survei terhadap sistem yang sedang berjalan. Pada tahap ontology kickoff dilakukan analisis terhadap pengguna sistem, jenis pengetahuan yang akan dikelola, sumber pengetahuan, analisis kebutuhan informasi, serta rancangan arsitektur repositori. Pada tahap penyempurnaan ontologi (ontology refinement), dilakukan penyusunan ontologi dengan menggunakan proses pengembangan ontologi (Cristani dan Cuel 2005). Pada bagian ini ditentukan domain ontologi, relasi dari seluruh komponen, membuat hierarki, menentukan properti (slot) untuk masingmasing kelas dan subkelas, dan membangun relasi seluruh komponen ontologi dalam jaringan semantik
34
sehingga diperoleh gambaran keterhubungan semua komponen ontologi dan slot yang menghubungkan masing-masing komponen tersebut. Pada tahap evaluasi dilakukan pengecekan agar sistem berjalan sesuai dengan perencanaan. Pengecekan dilakukan dengan memasukkan data-data contoh ke dalam sistem, kemudian dilakukan pengecekan untuk mengetahui kebenaran struktur dan komponen tersebut dengan melakukan kueri.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Perpustakaan UNIKA St.Thomas Medan, beberapa kendala
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
dihadapi para peneliti dalam pencarian referensi adalah: (1) penyimpanan pengetahuan di perpustakaan belum dikelola secara sistematis sehingga pada saat pencarian tidak dapat dibedakan relevansi pengetahuan tersebut dengan bidang ilmu, atau fakultas peneliti; dan (2) sistem yang digunakan di perpustakaan saat ini hanya dapat menampilkan pengetahuan berdasarkan judul, tahun, pengarang, dan kata kunci sehingga informasi yang diberikan kurang relevan dengan topik yang dicari. Ontologi Pengetahuan Domain ontologi pengetahuan yang dikembangkan adalah mengelola pengetahuan yang ada di perpustakaan St.Thomas. Terdapat empat komponen yang terlibat dalam penyusunan ontologi, yaitu tajuk subjek, pengetahuan, fakultas, dan laboratorium. Keempat komponen ontologi tersebut dikelola sebagai berikut: 1. Tajuk subjek, yang dimaksud dengan tajuk subjek adalah alat klasifikasi atau pengelompokan pengetahuan berdasarkan subjek pengetahuan sehingga pengetahuan yang sejenis akan terkumpul dalam satu kelompok. Pedoman/sistem klasifikasi yang umum digunakan dalam perpustakaan adalah Dewey Decimal Classification (DDC) dan Universal Decimal Classification (UDC). Dalam penelitian ini, sistem klasifikasi yang digunakan adalah DDC. 2. Pengetahuan, perpustakaan mengelola berbagai macam pengetahuan dalam bentuk buku teks, buku referensi, tugas akhir, skripsi, jurnal, prosiding, laporan penelitian, makalah, dan artikel. Setiap pengetahuan diklasifikasikan dengan memberi nomor tajuk untuk memudahkan penyusunan dalam rak serta pencarian kembali. Pemberian nomor tajuk disesuaikan dengan isi buku. 3. Fakultas menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang ilmu yang dikelola fakultas tersebut. Setiap fakultas umumnya memiliki laboratorium penelitian untuk menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian. 4. Laboratorium adalah laboratorium penelitian di mana setiap laboratorium memiliki ruang lingkup kegiatan sesuai dengan bidang penelitian yang dikelola laboratorium tersebut. Ruang lingkup kegiatan tersebut akan membedakan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing laboratorium penelitian. Ruang lingkup kegiatan setiap laboratorium disusun oleh pakar/dosen dari masing-masing fakultas yang
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
mengelola laboratorium tersebut. Setiap kegiatan dalam laboratorium dapat diklasifikasikan dengan menggunakan tajuk subjek. Nomor tajuk yang diberikan akan memudahkan dalam pencarian koleksi pengetahuan di perpustakaan yang mendukung kegiatan masing-masing laboratorium tersebut. Keempat komponen ontologi pada awalnya tidak memiliki hubungan (disjoint). Untuk menghubungkan keempat komponen tersebut dilakukan pemetaan sehingga keempat komponen ontologi tersebut menjadi saling terkait antara satu dengan lainnya (Gambar 2). Pengetahuan atau dapat juga disebut sebagai koleksi pustaka dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu buku, publikasi, karya ilmiah, dan local content. Setiap koleksi pustaka akan diolah dengan memberikan nomor tajuk subjek berdasarkan DDC, di mana DDC memiliki 10 kelas utama yaitu 000, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900. Laboratorium terdiri atas Laboratorium Komputasi, Komunikasi Data (Komdat), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Akuntansi, dan Manajemen. Setiap laboratorium memiliki ruang lingkup kegiatan sesuai dengan bidang penelitian yang dikelola laboratorium tersebut. Dari ruang lingkup kegiatan yang dimiliki oleh masing-masing laboratorium, diketahui bahwa Laboratorium Komputasi, RPL dan Komdat berelasi dengan nomor tajuk 000. Laboratorium Akuntansi berelasi dengan tajuk 300 dan 600, sedangkan Laboratorium Manajemen berelasi dengan nomor tajuk 600 (Gambar 2). Fakultas yang dikelola UNIKA St.Thomas Medan, diambil dua sebagai sampel, yaitu Fakultas Ilmu Komputer dan Ekonomi. Fakultas Ilmu Komputer mengelola Laboratorium Komputasi, Komdat dan RPL, sedangkan Fakultas Ekonomi mengelola Laboratorium Akuntansi dan Manajemen. Dengan membuat pemetaan seperti di atas, setiap pengetahuan atau koleksi baru yang masuk ke perpustakaan akan dapat langsung diketahui koleksi tersebut relevan dengan laboratorium tertentu atau fakultas tertentu, sehingga setiap peneliti akan mudah mencari koleksi pustaka yang dibutuhkan sesuai dengan bidang penelitian yang dilakukan. Jaringan Semantik Ontologi Pengetahuan Pengetahuan, tajuk subjek, laboratorium, dan fakultas dapat disusun ke dalam ontologi dengan menggunakan jaringan semantik (Gambar 3). Dari Gambar 3 dapat dijelaskan bahwa pengetahuan mempunyai subkelas publikasi, buku, karya ilmiah, dan local content. Publikasi
35
000 100 Buku 200 300
Publikasi
Komputasi
Komdat
400
Ilmu Komputer
RPL
Karya ilmiah 500
Akuntansi
Ekonomi
600
Local content
Manajemen
Fakultas
700 Laboratorium
Pengetahuan 800 900 Tajuk subjek
Gambar 2. Pemetaan komponen ontologi.
mempunyai subkelas prosiding dan jurnal. Buku mempunyai subkelas buku referensi dan buku teks. Karya ilmiah mempunyai subkelas skripsi dan tugas akhir. Local content mempunyai subkelas artikel, makalah, dan laporan penelitian. Pengetahuan mempunyai tajuk subjek. Tajuk subjek mempunyai subkelas 000, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900. Laboratorium mempunyai tajuk subjek. Laboratorium mempunyai subkelas komputasi, komdat, RPL, akuntansi, dan manajemen. Fakultas mengelola laboratorium. Fakultas terdiri atas Fakultas Ekonomi dan Ilmu Komputer. Implementasi Sistem Sistem diimplementasikan dalam bentuk prototipe dengan menggunakan perangkat lunak Protege 3.4.1. Sistem yang dibangun dapat menampilkan jaringan semantik seluruh komponen ontologi (Gambar 4). Masing-masing simpul jika diklik akan menampilkan informasi pengetahuan yang terkandung di dalamnya serta hubungan simpul tersebut dengan simpul yang lain. Sistem juga dapat melakukan berbagai macam kueri.
36
Kemampuan Kueri Sistem Sistem yang dibangun dapat mencari dan menampilkan pengetahuan berdasarkan: (1) buku teks, buku referensi, tugas akhir, skripsi, jurnal, prosiding, penelitian, makalah dan artikel; (2) bagian dari judul (misalnya diawali dengan kata tertentu, mengandung kata tertentu atau diakhiri dengan kata tertentu); (3) kata kunci; (4) laboratorium penelitian tertentu; (5) fakultas tertentu; (6) tahun terbit; dan (7) dosen pembimbing (khusus untuk karya ilmiah). Proses Pembentukan Kueri Kueri dapat dilakukan dengan memilih kelas dari pengetahuan, dilanjutkan dengan menentukan slot, ditambah batasan kueri (contains, does not contain, is, is not, begin with, ends with, is greater than, is less than), dilanjutkan dengan menambahkan instance, kueri yang sudah ada, string atau integer (Gambar 5). Proses Kueri Karena antara pengetahuan dan fakultas tidak ada keterhubungan secara langsung, proses kueri dapat dilakukan dengan memerhatikan jaringan semantik pada
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
Ilmu Komputer
Nama fakultas
Ekonomi
Fakultas has lab
Laboratorium
Laboratorium Manajemen
RPL
Jurnal
Laboratorium
Laboratorium Komdat
Prosiding
Laboratorium Akuntansi
Subclass of Laboratorium Komputasi
Publikasi Buku referensi
has tajuk 200
100
Subclass of
000
300
Subclass of
Buku
Knowledge
Buku teks
has tajuk
400
Tajuk subjek
Subclass of 500 600
Subclass of 900
Local content
Karya ilmiah
700
800
Subclass of Laporan penelitian
Skripsi Artikel
Tugas akhir
Makalah
Gambar 3. Jaringan semantik ontologi pengetahuan.
Buku referensi Buku teks
Fakultas Thing
Buku
Laboratorium Tajuk Subjek
Skripsi Pengetahuan
Karya ilmiah Tugas akhir
Makalah
Local content
Publikasi
Artikel Penelitian
Prosiding
Jurnal
Gambar 4. Jaringan semantik ontologi pengetahuan.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
37
Gambar 3. Antara pengetahuan dan fakultas dihubungkan melalui laboratorium, sehingga proses kueri dapat dilakukan sebagai berikut: -
Tampilkan tajuk lab komdat Tampilkan tajuk lab komputasi Tampilkan tajuk lab RPL Simpan ketiga tajuk lab di atas sebagai tajuk Fikom, (Gambar 6). Tampilkan pengetahuan di mana tajuk pengetahuan mengandung tajuk Fikom. Tambahkan slot tahun pengetahuan > 2004 (Gambar 7). Hasil kueri dapat dilihat pada Gambar 8.
-
Rancangan Arsitektur Sistem Proses diawali dengan akuisisi pengetahuan dari sumber pengetahuan, yaitu dosen/pakar, perpustakaan, Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian pada Masya-
rakat (LPPPM), serta fakultas dan laboratorium. Pengetahuan yang telah diakuisisi dikelola oleh perpustakaan St.Thomas dengan menggunakan struktur ontologi. Pengetahuan yang telah dikelola dapat dimanfaatkan oleh pengguna, yaitu sivitas akademika dan pengguna di luar organisasi. Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan pada bagian kueri. Pengujian dilakukan sendiri oleh peneliti dengan melakukan 53 buah kombinasi perintah kueri. Kueri yang berhasil dilakukan sebanyak 34 perintah (64%), dan kueri yang gagal dilakukan sebanyak 19 perintah (36%). Kegagalan kueri terjadi pada kueri yang dilakukan hanya dengan melakukan kombinasi slot dan classes. Kegagalan juga terjadi pada saat dibuat kombinasi AND dan OR dalam satu perintah. Kedua kegagalan tersebut terjadi karena
Gambar 5. Proses pembentukan kueri.
Gambar 6. Perintah kueri menampilkan tajuk Fikom.
Gambar 7. Perintah kueri menampilkan pengetahuan Fikom di atas tahun 2004.
38
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
Gambar 8. Hasil kueri pengetahuan Fikom di atas tahun 2004.
Ontologi pengetahuan
s
s
Akuisisi pengetahuan
Pemanfaatan pengetahuan s
s
s
Sumber pengetahuan
Pengelola pengetahuan
s
s
s
Dosen/pakar, perpustakaan, LPPPM, fakultas dan laboratorium
s
s
s
s
Pengguna pengetahuan s
Perpustakaan St. Thomas
Komunitas pengguna
Gambar 9. Rancangan arsitektur sistem.
sistem yang digunakan untuk mengembangkan prototipe tidak mendukung untuk melakukan kedua jenis kueri tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perpustakaan St.Thomas telah membangun prototipe repositori pengetahuan dengan menggunakan struktur ontologi dan jaringan semantik. Sistem yang dibangun dapat menyajikan: -
Pengetahuan berdasarkan laporan jenis koleksi (buku teks, buku referensi, tugas akhir, skripsi,
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
-
jurnal, prosiding, laporan penelitian, makalah, dan artikel); Pengetahuan yang relevan dengan fakultas tertentu dan laboratorium tertentu; Pengetahuan berdasarkan judul, kata kunci, pengarang, penerbit, tahun terbit; Jaringan semantik antara pengetahuan, tajuk subjek, fakultas, dan laboratorium. Saran
Sistem yang dikembangkan hanya dapat melakukan pencarian dalam bentuk teks. Pada masa mendatang, sistem ini diharapkan dapat digunakan untuk pencarian data berbasis audio, video, grafik, dan citra.
39
Saat ini prototipe dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Protege versi 3.4.1. Untuk selanjutnya perlu dikembangkan dengan menggunakan aplikasi berbasis web yang lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA Agustin, R.D. 2004. Manajemen pengetahuan berbasis ontologi untuk tugas akhir mahasiswa (studi kasus di Teknik Informatika UNPAS). SNIKTI V: 239-243. Benjamins, V.R. and A.G. Perez. 2000. Knowledge System Technology: Ontologies and problem-solving methods. www.swi.psy.uva.nl/usr/richard/pdf/kais.pdf. [15April 2009]. Cristani, M. and R. Cuel. 2005. A survey on ontology creation methodologies. Int. J. Semantic Web Inform. Syst. 1(2): 4669.
40
Jalal, F. 2008. Kurang dari 10 Persen Dosen yang Melakukan Penelitian. http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/11/ 01330757. [12 Desember 2008]. Noy, N.F. and D.L. McGuinness. 2001. Ontology Development 101: A guide to creating your first ontology. http:// www.ksl.stanford.edu/people/dlm/papers/ontology-tutorialnoy-mcguinness.pdf. [20 March 2009]. Sowa, J. 1976. Conceptual graphs for a database interface. IBM J. Res. Dev. 20(4): 336-357. Tiwana, A. 2001. The Essential Guide to Knowledge Management: E-business and CRM-applications. Upper Saddle River, USA: Prentice-Hall. Undang-Undang Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Universitas Indonesia. 2006. Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor: 05/peraturan/MWA-UI/2006. Jakarta: Universitas Indonesia.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010