Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
PENGEMBANGAN SISTEM MUTU INDUSTRI PANGAN Oleh : Ir. Risma Sinaga, MT Dosen Fakultas Teknik Industri, US XII, Medan
ABSTRAK Penulisan
makalah
ini
bertujuan
untuk
pengembangan sistem mutu industri pangan.
mengetahui
Penulisan
bagaimana
makalah
ini
menggunakan metode tinajauan literatur (library research). Data-data yang digunakan berasal dari pendapat beberapa ahli dan hasil-hasil penelitian tentang sistem mutu industri pangan.
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa
kebijakan mutu akan kepentingan keamanan dan konsistensi quality system dari pemerintah: aplikasi scientific theory dari para scientist; dan implementasi oleh para pelaku bisnis perlu dijalani secara terpadu melalui teknik-teknik: (1) GAP (Good Agriculture Practice)/GFP (Good Farming Practice); (2) GHP (Good Handling Practice); (3) GMP (Good Manufacturing Practice) & GLP (Good Laboratory Practice); (4) GDP (Good Distribution Practice); dan (5) GRP (Good Retailing Practice) Pemahaman dan persamaan persepsi akan kepentingan serta sertifikasi ISO 9000 – 9002–9005; ISO-25 dan HACCP sudah sangat-sangat diperlukan agar industri pangan Indonesia mampu bersaing dengan industri pangan luar negeri.
Kata kunci : sistem mutu dan industri pangan
1. PENDAHULUAN
mengandung komponen bahan impor
1.1. Latar Belakang
sekecil mungkin, dan produk yang
Dalam krisis moneter seperti
dihasilkannya mempunyai mutu yang
saat ini, pengembangan agroindustri
mampu
yang
internasional.
mempunyai
peluang
dan
bersaing
di
Agroindustri
pasar yang
berpotensi adalah agroindustri yang
dibangun dengan kandungan impor
memanfaatkan bahan baku utama
yang
produk hasil pertanian dalam negeri,
merupakan
25
cukup
tinggi
industri
yang
ternyata rapuh
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
karena
sangat
tergantung
dari
data yang digunakan berasal dari
kuat/lemahnya nilai rupiah terhadap
pendapat beberapa ahli dan hasil-
nilai dolar, sehingga ketika dolar
hasil penelitian tentang sistem mutu
menguat
industri pangan.
industri
tidak
sanggup
membeli bahan baku impor tersebut. Keamanan pangan, masalah
2. Uraian Teoritis
dan dampak penyimpangan mutu,
2.1. Keamanan Pangan
serta kekuatan, kelemahan, peluang
Salah
satu
sasaran
dan ancaman dalam pengembangan
pengembangan di bidang pangan
sistem
adalah terjaminnya pangan yang
mutu
industri
pangan
merupakan tanggung jawab bersama
dicirikan
antara
dan
masyarakat dari jenis pangan yang
konsumen, yang saat ini sudah harus
berbahaya bagi kesehatan. Hal ini
memulai mengantisipasinya dengan
secara jelas menunjukkan upaya
implementasi sistem mutu pangan.
untuk melindungi masyarakat dari
Karena di era pasar bebas ini industri
pangan yang tidak memenuhi standar
pangan Indonesia mau tidak mau
dan persyaratan kesehatan. Sasaran
sudah harus mampu bersaing dengan
program keamanan pangan adalah:
derasnya arus masuk produk industri
(1) Menghindarkan masyarakat dari
pangan negara lain yang telah mapan
jenis pangan yang berbahaya bagi
dalam sistem mutunya.
kesehatan,
pemerintah,
industri
oleh
yang
meningkatnya
bertujuan bagaimana
makalah
untuk
tercermin
dari
pengetahuan
dan
kesadaran produsen terhadap mutu
1.2. Tujuan Penulisan Penulisan
terbebasnya
ini
dan
mengetahui
pengembangan
keamanan
pangan;
(2)
Memantapkan kelembagaan pangan,
sistem
yang antara lain dicerminkan oleh
mutu industri pangan.
adanya
peraturan
perundang-
undangan yang mengatur keamanan 1.3. Metode Penulisan Penulisan menggunakan
makalah metode
ini
tinajauan
literatur (library research).
pangan;
dan
jumlah
industri
memenuhi
Data-
(3)
pangan
ketentuan
perundang-undangan.
26
Meningkatkan yang
peraturan
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Dengan diberlakukannya UU
9,08% - 10,23% pangan yang tidak
No. 7 tentang Pangan tahun 1996
memenuhi
sebuah langkah maju telah dicapai
pangan tersebut umumnya dibuat
pemerintah
menggunakan
untuk
memberi
persyaratan.
Produk
bahan
tambahan
perlindungan kepada konsumen dan
pangan yang dilarang atau melebihi
produsen akan pangan yang sehat,
batas
aman
dan
merupakan
Dalam
upaya
pangan yang tercemar bahan kimia
tersebut,
telah
atau mikroba; pangan yang sudah
disusun Peraturan Pemerintah (PP)
kadaluwarsa; pangan yang tidak
tentang keamanan pangan serta label
memenuhi
dan iklan pangan. Demikian juga PP
komposisi serta makanan impor yang
tentang mutu dan gizi pangan serta
tidak
ketahanan pangan.
sejumlah
penjabaran
halal.
penggunaan:
UU
Gambaran keadaan keamanan
standar
sesuai
persyaratan.
produk
diperiksa
mutu
dan
Dari
pangan
yang
yang
tidak
tercatat
pangan selama tiga tahun terakhir
memenuhi persyaratan bahan pangan
secara umum adalah: (1) Masih
adalah sekitar 7,82%
- 8,75%.
dtiemukan
Penggunaan
tambahan
pangan
beredarnya yang
persyaratan;
(2)
tidak
produk memenuhi
pada
makanan
jajanan
banyak
berada pada tingkat yang cukup
dijumpai kasus keracunan makanan;
menghawatirkan karena jumlah yang
(3) Masih rendahnya tanggung jawab
diperiksa
dan
memenuhi persyaratan.
kesadaran
Masih
makanan
bahan
produsen
serta
sekitar
80%-nya
tidak
distributor tentang keamanan pangan
Penggunaan bahan tambahan
yang diproduksi/diperdagangkannya;
yang tidak sesuai diantaranya adalah:
dan (4) Masih kurangnya kepedulian
(1) Pewarna berbahaya (rhodamin B.
dan pengetahuan konsumen terhadap
methanyl yellow dan amaranth) yang
keamanan pangan.
ditemukan terutama pada produk sirop, limun, kerupuk, roti, agar/jeli,
2.2. Produk Pangan yang Tidak
kue-kue basah, makanan jajanan
Memenuhi Persyaratan
(pisang goreng, tahu, ayam goreng
Dari jumlah produk pangan
dan cendol). Dari sejumlah contoh
yang diperiksa ditemukan sekitar
yang diperiksa ditemukan 19,02%
27
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
menggunakan pewarna terlarang; (2)
dijual di warung-warung di pinggir
Pemanis buatan khusus untuk diet
jalan,
(siklamat
yang
pangan hewani (daging, ayam dan
digunakan untuk makanan jajanan.
ikan) yang dijual di pasar serta
Sebanyak
contoh
makanan tradisional lainnya. Hasil
makanan jajanan yang diperiksa
pengujian di 8 Balai Laboratorium
menggunakan pemanis buatan; (3)
Kesehatan
Formalin untuk mengawetkan tahu
23,6%
dan mie basah; dan (4) Boraks untuk
mengandung bakteri Escheresia coli,
pembuatan kerupuk, bakso, empek-
yaitu bakteri yang digunakan sebagai
empek dan lontong.
indikator sanitasi.
dan
sakarin)
61,28%
Pengujian
dari
pada
makanan
katering,
Propinsi
contoh
bahan
menemukan
makanan
positif
minuman
Dalam hal pelabelan produk
jajanan anak sekolah di 27 propinsi
pangan, dari sejumlah contoh label
ditemukan
18,2%
yang diperiksa sebanyak 27,30% -
contoh yang memenuhi persyaratan
26,76% tidak memenuhi persyaratan
penggunaan BTP, terutama untuk zat
dalam
pewarna, pengawet dan pemanis
kebenaran informasi yang tercantum
yang digunakan sebanyak 25,5%
dalam
contoh
sejumlah contoh iklan yang diperiksa
hanya
sekitar
minuman
mengandung
hal
kelengkapan
label.
dan
Sedangkan
dari
sakarin dan 70,6% mengandung
terutama
karena
memberikan
siklamat.
informasi
yang
menyesatkan
Pestisida,
logam
berat,
(mengarah
hormon, antibiotika dan obat-obatan
menyimpang
lainnya
periklanan.
yang
digunakan
dalam
ke
pengobatan) dari
dan
peraturan
kegiatan produksi pangan merupakan
Produk pangan kadaluarsa
contoh cemaran kimia yang masih
terutama diedarkan untuk bingkisan
banyak
produk
atau parcel Hari Raya/Tahun Baru.
pangan, terutama sayur, buah-buahan
Dari sejumlah sarana penjual parcel
dan beberapa produk pangan hewani.
yang
Sedangkan
43,57%
ditemukan
pada
cemaran
mikroba
diperiksa sarana
sekitar menjual
33,22%produk
umumnya banyak ditemukan pada
kadaluarsa. Peredaran produk pangan
makanan jajanan, makanan yang
yang tidak memenuhi standar mutu
28
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
dan komposisi masih banyak pula
yang telah diidentifikasi dengan jelas
ditemukan. Dari sejumlah contoh
penyebabnya. Diperkirakan jumlah
garam beryodium yang diperiksa
kasus yang dilaporkan ini masih
sekitar
sangat rendah dibandingkan keadaan
sebanyak
63,30%-48,73%
contoh tidak memenuhi persyaratan
sebenarnya
kandungan KlO3.
(1998) memperkirakan perbandingan
Produk pangan impor yang
yang
terjadi.
WHO
antara kasus keracunan makanan
tidak memenuhi persyaratan masih
yang
banyak yang beredar di pasaran.
sebenarnya terjadi adalah 1: 10 untuk
Survei
negara maju dan 1 : 25 untuk negara
tahun
1998
menemukan
sejumlah 69,2% tidak mempunyai
dilaporkan
dan
yang
yang sedang berkembang.
nomor ML (izin peredaran dari Departemen Kesehatan) dan 28,1% tidak
tanggal
Kesadaran
kadaluarsa. Ditemukan pula sayuran
Distributor
dan
mencantumkan
2.4. Tanggung
buah-buahan
dan
Produsen
dan
yang
Masih kurangnya tanggung
mengandung residu pestisida yang
jawab dan kesadaran produsen dan
cukup tinggi serta mikroba dalam
distributor
jumlah
tidak
pangan tampak dari penerapan Good
memenuhi persyaratan pada produk
Agricultural Practice (GAP) dan
pangan hewani.
teknologi
dan
jenis
impor
Jawab
yang
terhadap
produksi
keamanan
berwawasan
lingkungan yang belum sepenuhnya oleh produsen primer, penerapan
2.3. Kasus Keracunan Makanan Sepanjang tahun 1994/1995 dilaporkan keracunan
sejumlah makanan
26
Good Handling Pratice (GHP) dan
kasus
Good Manufacturing Pratice (GMP)
yang
serta
Hazard
Analysis
Critical
menyebabkan 1.552 orang menderita
Control Point (HACCP) yang masih
dan 25 orang meninggal, sedangkan
jauh
tahun
produsen/pengolah
1995/1996
dilaporkan
sebanyak 30 kasus dengan 92 orang
dari
standar
oleh makanan
berskala kecil dan rumah tangga.
menderita dan 13 orang meninggal.
Pemeriksaan terhadap sarana
Dari kasus tersebut hanya 2 – 5 kasus
produksi makanan/minuman skala
29
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
rumah tangga menengah dan besar
konsumen tentang keamanan pangan
menemukan
tercermin dari sedikitnya konsumen
42,18%
sekitar
sarana
33,15%
tidak
-
memenuhi
yang
menuntut
produsen
untuk
persyaratan higiene dan sanitasi.
menghasilkan produk pangan yang
Sedangkan pengawasan di tempat
aman dan bermutu serta klaim
pengolahan makanan (TPM) yang
konsumen jika produk pangan yang
mencakup jasa boga, restoran/rumah
dibeli tidak sesuai informasi yang
makan dan TPM lainnya hanya
tercantum pada label maupun iklan.
sekitar
Pengetahuan
19,98%
mempunyai
yang
izin
telah
penyehatan
dan
kepedulian
konsumen yang tinggi akan sangat
makanan dan hanya sekitar 15,31%
mendukung
dari rumah makan/restoran yang
pendidikan keamanan pangan bagi
diawasi yang memenuhi syarat untuk
para produsen pangan.
diberi grade A, B dan C. Pelatihan
Dalam
penyuluhan
yang
usaha
peningkatan
menghadapi
diberikan
permasalahan-permasalahan tersebut
umumnya baru menjangkau skala
pemerintah telah melakukan berbagai
besar.
program
dan
pembinaan
baik
terhadap pedagang, pengusaha dan
juga
Distributor pangan umumnya
pengolah/penjaja makanan maupun
belum
terhadap
memahami
Distribution
Practice
Pemeriksaan
terhadap
Good (GDP).
lokasi
pengolahan
sarana
dilakukan
penjualan
pangan. tidak
dan
Pembinaan hanya
distribusi produk pangan dalam hal
Departemen
sanitasi, bangunan dan fasilitas yang
melibatkan pula instansi lain dan
digunakan, serta produk yang dijual
pemerintah
menemukan
1995/1996
sekitar
41,60%
-
Kesehatan,
oleh
daerah.
namun
Data
tahun
menunjukkan
pula
44,29% sarana yang tidak memenuhi
instansi lain dan pemerintah daerah.
syarat sebagai distributor makanan.
Data tahun 1997/1998 menunjukkan
2.5. Pengetahuan dan Kepedulian
bahwa
lebih
dari
60%
kelompok makanan jajanan (lokasi
Konsumen Masih pengetahuan
telah
dan
kurangnya
dan pedagang) pengrajin makanan
kepedulian
(lokasi desa dan pengrajin) dibina,
30
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
namun
baru
14,65%
pangan; (7) Cara peredaran dan
penjaja
distribusi produk pangan yang tidak
makanan yang telah dibina dalam hal
memenuhi syarat; dan (8) Mutu dan
pengelolaan makanan secara aman.
keamanan produk pangan belum
pengusaha
sekitar
dan
23,86
dapat bersaing di pasar Internasional. Kedua, masih banyak terjadi
3. Pembahasan kasus
3.1. Dampak Penyimpangan Mutu
kercunan
makanan
yang
dan Masalah Keamanan
sebagian besar belum dilaporkan dan
Pangan
belum diidentifikasi penyebabnya.
Ada empat masalah utama
Ketiga,
masih
rendahnya
mutu dan keamanan pangan nasional
pengetahuan,
yang
terhadap
tanggung jawab produsen pangan
perdagangan pangan baik domestik
(produsen bahan baku, pengolah dan
maupun
distributor)
berpengaruh
global
(Fardiaz,
1996),
yaitu:
keterampilan,
tentang
dan
mutu
dan
keamanan pangan, yang ditandai Pertama, produk pangan yang
dengan ditemukannya sarana produk
tidak memenuhi persyaratan mutu
dan distribusi pangan yang tidak
keamanan
(1)
memenuhi persyaratan (GAP, GHP,
Penggunaan bahan tambahan pangan
GMP, GDP, dan GRP), terutama
yang dilarang atau melebihi batas
pada industri kecil/rumah tangga.
dalam
Dan keempat, rendahnya kepedulian
pangan,
produk
yaitu:
pangan;
(2)
Ditemukan cemaran kimia berbahaya
konsumen
(pestisida, logam berat, obat-obat
keamanan pangan yang disebabkan
pertanian) pada berbagai produk
pengetahuan
pangan; (3) Cemaran mikroba yang
kemampuan daya beli yang rendah,
tinggi dan cemaran microba patogen
sehingga mereka masih membeli
pada berbagai produk pangan; (4)
produk pangan dengan tingkat mutu
Pelabelan dan periklanan produk
dan keamanan yang rendah.
pangan yang tidak memenuhi syarat;
keamanan
kadaluwarsa, (6)
yang
Penyimpangan
(5) Masih beredarnya produk pangan
impor;
tentang
termasuk
produk
dampak
Pemalsuan
produk
industri
31
mutu
dan
terbatas
mutu
dan
dan
pangan
mempunyai
terhadap
pemerintah,
dan
konsumen
seperti
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
tercantum dalam Tabel 2. Oleh
pengembangan sistem mutu dan
karena itu diperlukan peran serta
keamanan pangan nasional, yang
ketiga
untuk
menekankan pada penerapan sistem
keamanan
jaminan mutu untuk setiap mata
sektor
menjamin
tersebut
mutu
dan
pangan.
rantai dalam pengolahan pangan yaitu
3.2. Kekuatan,
GAP/GFP
Agriculture/Farming
Kelemahan,
(Good Practices),
Peluang dan Ancaman Dalam
GHP (Good Handling Practices),
Sistem Mutu dan Keamanan
GMP
Pangan
Practices), GDP (Good Distribution
Untuk implementasi sistem
(Good
Manufacturing
Practices), GRP (Good Retailing
mutu dan keamanan pangan nasional
Practices)
telah dilakukan analisis SWOT yang
Cathering Practices).
mengidentifikasi
Tabel 1.
kekuatan,
dan
GCP
(Good
Dampak
kelemahan, peluang dan ancaman
penyimpangan
yang dihadapi. Dari hasil analisis
keamanan pangan terhadap
tersebut ditetapkan kebijakan yang
pemerintah,
harus
konsumen.
ditempuh,
serta
disusun
mutu
industri
dan
dan
strategi, program, dan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menjamin
dihasilkannya produk pangan yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan domestik
untuk maupun
perdagangan global,
yaitu
melalui pendekatan HACCP untuk
menghasilkan produk yang aman, serta
mengacu
pada
ISO
9000
(QMS) untuk menghasilkan produk yang konsisten dan ISO 14000 (EMS)
untuk
menjamin
produk
pangan yang berwawasan lingkungan (Gambar 1). Gambar 2. Menyajikan
32
Penyimpangan Mutu dan Keamanan Pangan Pemerintah Industri Konsumen Penyelidika Penarikan produk Biaya n dan pengobatan Penutupan pabrik penyedikan Kerugian dan kasus rehabilitasi Penelusuran Biaya Kehilangan penyebab penyelidikan Kehilangan pasar pendapatan dan analisis dan dan pelanggan produktivit Kehilangan Kehilangan as Produktivita kepercayaan s Sakit, konsumen penderitaa Penurunan (domestik dan n dan ekspor internasional) mungkin Biaya sosial Administrasi kematian sekuriti asuransi Kehilangan Pengangura Biaya legalitas waktu n Biaya dan waktu Biaya rehabilitasi penuntutan (pengambilan /pelaporan kepercayaan konsumen) Penuntutan konsumen
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Dalam
bulan
Juni
Codex
Alimentarius
(CAC)
telah
1995,
3.3. Tanggung
Commision
mengadopsi
Jawab
Bersama
dalam Implementasi Sistem
dan
Mutu dan Keamanan Pangan
merekomendasikan penerapan sistem
Pengembangan sistem mutu
HACCP (Hazard Analysis Critical
dan keamanan pangan merupakan
Control
tanggung
Point)
dalam
industri
jawab
bersama
antara
pangan. Negara-negara Masyarakat
pemerintah, industri yang meliputi
Ekonomi Eropa (MEE) melalui EC
produsen
Directive
pangan
91/493/EEC
merekomendasikan HACCP
juga
penerapan
sebagai
bahan dan
konsumen
dasar
baku,
industri
distributor, (WHO,
serta 1998).
Keterlibatan ketiga sektor tersebut
pengembangan sistem manajemen
sangat
berpengaruh
terhadap
mutu kepada negara-negara yang
keberhasilan pengembangan sistem
akan mengekspor produk pangan ke
mutu dan keamanan pangan.
negara-negara MEE. HACCP juga direkomendasikan kepada
oleh
US-FDA
negara-negara
3.4. Kebijakan Sistem Mutu dan
yang
Keamanan Pangan
mengekspor produk makanan ke
Kebijakan Nasional tentang
USA. Konsep HACCP terutama
Mutu dan Keamanan Pangan telah
mengacu
pada
disusun secara lintas sektoral dengan
keamanan
pangan
pengendalian (food
safety),
melibatkan berbagai Departemen dan
meskipun dapat pula diterapkan pada
Lembaga
komponen
seperti
Departemen yang terlibat dalam
keutuhan yang menyangkut anfaat
pembinaan dan pengawasan mutu
dan kesehatan (Wholesomeness), dan
dan keamanan pangan. Kebijakan
pencegahan
Mutu dan keamanan Pangan nasional
mutu
lainnya
tindakan-tindakan
kecurangan
dalam
(economic
fraund)
perekonomian (Tim
tersebut
Inter
Pemerintah
adalah
sebagai
Non
berikut
(Kantor Menteri Negara Pangan:
Departemen Bappenas, 1996).
1997): 1. Meningkatkan keamanan
mutu pangan
dan melalui
penelitian dan pengembangan,
33
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
pengembangan
peraturan
perundang-undangan
internasional
serta
telah
disepakati
bersama.
kelembagaan.
7. Melaksanakan
2. Meningkatkan mutu gizi pangan
menerebitkan
sertifikasi sertifikat
dan mutu
dalam upaya meningkatkan status
produk pangan yang memenuhi
gizi masyarakat.
persyaratan
3. Memberikan
Nasional
bahwa
Indonesia (SNI) bagi produsen,
baku
eksportir dan eksportir produsen
industri maupun konsumsi, bebas
yang telah mampu menerapkan
dari kontaminasi bahan kimia,
sistem manajemen mutu dan
biologi dan toksin, serta tidak
keamanan pangan.
pangan
jaminan
Standar
sebagai
bahan
bertentangan dengan keyakinan
8. Menjaga
yang dianut oleh masyarakat. 4. Menerapkan sistem
secara
jaminan
keamanan
pangan
sejak
mutu
yang
tinggi dalam setiap aspek kinerja
terpadu
mutu
standar
pembinaan dan pengawasan mutu
dan
dan keamanan pangan secara
pra
terpadu.
produksi, selama proses produksi
9. Melaksanakan
pemasyarakatan
sampai konsumen baik dalam
Program Mutu dan keamanan
pembinaan maupun pengawasan
Pangan Nasional.
melalui Program Sistem Mutu
10. Pengembangkan
dan Keamanan Pangan Nasional. 5. Meningkatkan
manusia
pengawasan
control)
pada
pangan
produsen, 3.5. Implementasi
serta pembina dan pengawas dalam
mutu
dan
melalui pendidikan dan latihan.
konsumen, pengolah, pedagang,
mutu
pembinaan
pengawasan
melekat/mandiri (self regulatory
sumberdaya
Sistem
Mutu
dan Keamanan Pangan
melaksanakan
Hasil diskusi dari berbagai
jaminan mutu dan keamanan
instansi terkait tentang implementasi
pangan.
Sistem Mutu dan Keamanan Pangan
6. Melarang
memperadagangkan
Nasional telah menyepakati berbagai
(ekspor dan impor) pangan yang
kegiatan/sub program yang perlu
melanggar ketentuan yang secara
dilakukan untuk menjamin mutu dan
34
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
keamanan pangan secara nasional
Program
yang dibedakan atas program utama
Kegiatan
dan
pengendalian
penunjang
Negara
(Kantor
Urusan
Menteri
Pangan,
1997),
Penunjang:
pengembangan lingkungan;
keamanan utama:
(2)
Pengembangan penyuluhan mutu dan
sebagai berikut: Program
(1)
(1)
pangan;
(3)
Pengembangan peraturan perundang-
Pengembangan sumberdaya manusia
undangan
pembinaan dan pengawasan mutu
pangan;
dan
kelembagaan dan kemitraan dalam
keamanan
pangan;
(2)
Pengembangan sarana dan prasarana
mutu dan
dan
(4)
keamanan
Pengembangan
bisnis pangan.
pembinaan dan pengawasan mutu dan
keamanan
Pengembangan pangan,
pangan; mutu
standarisasi
keamanan
(3)
4. Penutup
dan
gizi
mutu
dan
kepentingan
(4)
konsistensi
pangan;
Kebijakan
mutu
akan
keamanan
dan
quality
system
dari
Pengembangan sistem keamanan dan
pemerintah: aplikasi scientific theory
pengawasan mutu dan keamanan
dari para scientist; dan implementasi
pangan;
oleh para pelaku bisnis perlu dijalani
(5)
pelayanan
Penyelenggaraan pembinaan
dan
secara terpadu melalui teknik-teknik:
pengawasan mutu dan keamanan
(1)
pangan; (6) Pemasyarakatan sistem
Practice)/GFP
mutu dan keamanan pangan; (7)
Practice); (2) GHP (Good Handling
Penelitian dan pengembangan mutu
Practice);
dan
(8)
Manufacturing Practice) & GLP
harmonisasi
(Good Laboratory Practice); (4) GDP
internasional sistem pembinaan dan
(Good Distribution Practice); dan (5)
sistem
dan
GRP
pangan;
(9)
Pemahaman dan persamaan persepsi
sistem
analisis
akan kepentingan serta sertifikasi
Pengembangan
ISO 9000 – 9002–9005; ISO-25 dan
keamanan
pangan;
Pengembangan
pengawasan
keamanan Pengembangan resiko;
dan
(10)
mutu
GAP
(Good (Good
(3)
(Good
GMP
Retailing
sistem jaringan informasi pembinaan
HACCP
sudah
mutu pangan.
diperlukan
agar
35
Agriculture Farming
(Good
Practice)
sangat-sangat industri
pangan
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
dan Surono, editor). Bappenas, Jakarta Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, 2007. Total Quality Management. Andi Offset, Yogyakarta. Tunggal, Amin W, 1993. Manajemen Mutu Terpadu: Suatu Pengantar. PT Rineka Cipta, Jakarta. WHO 1998 Food Safety Programmes in The South East Asia Region, Overview and Perspective. WHO Regional Office South East Asia, New Delhi, India.
Indonesia mampu bersaing dengan industri pangan luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA Fardiaz, S, 1996. Food Control Policy, WHO national Consultant Report. Directorate General of Drug and Food Control, Ministry of Health. Jakarta, September 1996. Fardiaz, S. 1996. Food Control Strategy, WHO National Consultant Report. Directorate General of Drug and Food Control, Ministry of Health. Jakarta, December 1996. Kantor Menteri Negara Urusan Pangan, 1997. Kebijakan Nasional dan Program Pembinaan Mutu Pangan. Jakarta Rothery, Brian, 1995. Analisis ISO 9000. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Russel, Roberta S. dan Bernard W Taylor III, 1995. Production and Operation Management: Focusing on Quality and Competitiveness. Prentice Hall Inc., New Jersey. Soin, Sarv Singh, 1993. Total Quality Control Essentials. McGraw-Hill Book, Singapore. Tenner, Arthur R. dan Irving J. de Toro, 1992. Total Quality Management: Three Steps to Continuous Improvement. AddisonWesley Publishing Co., New York. Tim Inter Departemen Bappenas, 1996. Sistem Pembinaan Mutu Pangan (F.G. Winarno
36