PENGEMBANGAN DUSUN SERUT
PERTANIAN
ORGANIK
TERPADU
DI
KAWASAN
ORGANIK
Albertus Hendri Setyawan Mahasiswa Angkatan 2009 Magister Studi Pembangunan Institut Teknologi Bandung Abstrak Pertanian organik merupakan tren pertanian global masa kini yang mengedepankan aspek ekologi. Dusun Serut yang terletak di Desa Palpabang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul merupakan salah satu daerah pengembangan pertanian organik yang baik di Indonesia. Pionir pengembangan pertanian organik di dusun ini adalah Kepala Dusun. Pengembangan pertanian organik di Dusun Serut dilakukan secara bertahap dimana pada tahap awal dirintis pertanian organik kemudian pada tahap selanjutnya dikembangkan menjadi pertanian organik terpadu. Tujuan penulisan paper ini adalah berbagi pengalaman lokal dalam pengembangan pertanian organik. Paper ini akan berfokus pada proses belajar yang telah dialami oleh petani dan warga Dusun Serut dimana proses belajar ini dimotori oleh Kepala Dusun sebagai upaya menggerakkan petani dan warga Dusun Serut beralih menuju pertanian organik. Pengembangan pertanian organik yang berhasil di Dusun Serut bukan hanya ditentukan melalui proses belajar, tetapi juga aksi kolektif berbagai aktor baik aktor internal maupun eksternal Dusun Serut yang memiliki visi yang sama yaitu mengembangkan pertanian organik. Keberlanjutan pertanian organik di Dusun Serut ke depan akan sangat ditentukan oleh keterlibatan dan komitmen berbagai aktor yang telah berkecimpung dalam pengembangan pertanian organik di Dusun Serut. Kata kunci : pertanian organik, inkremental, proses belajar, aksi kolektif, keberlanjutan Pendahuluan Pertanian organik merupakan trend pertanian global saat ini. Pertanian organik pada mulanya digerakkan oleh adanya tuntutan akan kelestarian lingkungan dan makluk hidup di dalamnya yang pada masa Revolusi Hijau diabaikan. Berawal dari tuntutan ekologis tersebut, pengembangan pertanian organik saat ini didorong pula oleh motif ekonomi dan sosial budaya. Peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani merupakan bentuk motif ekonomi. Sementara itu, peningkatan kemandirian petani dan keselarasan dengan kearifan lokal menjadi motif sosial budaya pendorong pengembangan pertanian organik. Mengingat pertanian organik sebagai trend pertanian global, maka di beberapa tempat di Indonesia saat ini dengan mudah dapat ditemui praktek pertanian organik. Termasuk di antaranya di Dusun Serut. Dusun1 seluas 57,2 hektar ini terletak di Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Bagi para pemerhati dunia pertanian, Dusun Serut sudah akrab dikenal. Dusun yang pernah mengalami dampak yang parah akibat bencana alam gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006 tersebut saat ini menjadi salah satu daerah referensi pertanian organik di Indonesia karena pengembangan pertanian organik di dusun ini terbilang baik. Mata pencaharian sebagian besar warga Dusun Serut adalah petani dan buruh tani. Oleh karena itu, roda perekonomian Dusun Serut digerakkan oleh sektor pertanian yang sudah menjadi citra dusun tersebut. Pengembangan pertanian organik yang berjalan baik di Dusun Serut tidak terlepas dari inisiatif dan peran Kepala Dusun Serut yang memiliki pemikiran yang maju, kreatif, dan inovatif. Melalui kebijakan Kepala Dusun Serut yang mengajak petani di wilayahnya untuk bertani organik, maka ekologi setempat menjadi 1
Wilayah desa dapat dibagi atas dusun atau padukuhan yang merupakan bagian wilayah kerja pemerintahan desa (Wikipedia).
1
lebih baik dan kesejahteraan petani pun dapat meningkat. Kepemimpinan kepala dusun yang baik, luasnya jaringan yang dibangun kepala dusun, aksi kolektif, serta penguatan modal sosial setempat melalui proses belajar ikut menentukan keberhasilan pengembangan pertanian organik di Dusun Serut.
Adopsi Pertanian Organik di Dusun Serut Pertanian organik di Dusun Serut mulai dirintis oleh Kepala Dusun Serut pada tahun 2003. Upaya merintis pertanian organik tersebut melalui perjuangan yang tidak mudah karena petani setempat telah terbiasa menerapkan pertanian konvensional dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis. Pertanian organik sesungguhnya sudah diterapkan di Dusun Serut sebelum tahun 1971. Namun ketika memasuki masa Orde Baru, petani mulai dikenalkan dengan pupuk dan pestisida kimia sintetis oleh penyuluh pertanian melalui program Bimbingan Massal, Intensifikasi Khusus, dan sebagainya dimana petani “diwajibkan” mengikuti tata cara bertani “baru” yang disosialisasikan oleh penyuluh pertanian tersebut. Dengan demikian, merupakan hal yang wajar jika petani pada awalnya sulit diajak mengubah praktik pertaniannya ke pertanian organik karena telah puluhan tahun menerapkan pertanian konvensional2 sehingga telah menjadi “budaya” dalam bertani. Di samping itu, karakter sebagian besar petani di Indonesia adalah “save player” yang enggan menanggung resiko dari penerapan teknologi baru dalam usaha taninya karena pertanian merupakan mata pencaharian utama dan jika terjadi gagal panen maka akan berdampak pada turunnya kondisi perekonomian rumah tangga petani. Ketertarikan Kepala Dusun Serut terhadap pertanian organik berawal dari keprihatinannya melihat kondisi ekonomi petani di wilayahnya dan juga kondisi ekologi sawah setempat. Penerapan pertanian konvensional selama puluhan tahun memberikan efek rusaknya lahan sawah yang ditandai dengan tanah yang keras dan berkurang kesuburannya sehingga memerlukan asupan pupuk kimia yang semakin tinggi. Sementara di sisi lain, suplai pupuk kimia seringkali datang terlambat sehingga produktivitas pertanian menurun karena pemupukan harus dilakukan tepat waktu. Penurunan produktivitas pertanian, berfluktuasinya harga jual hasil panen, dan harga pupuk kimia yang semakin mahal menyebabkan usaha pertanian tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi petani karena harga input pertanian yang harus dibayar petani lebih tinggi dibandingkan harga output pertanian yang diterima petani. Situasi tersebut tidak kemudian menyebabkan petani berhenti berusaha tani karena pertanian telah menjadi sumber mata pencaharian mereka. Berangkat dari keprihatinan tersebut, Kepala Dusun Serut yang juga berprofesi sebagai petani mengumpulkan berbagai informasi dan mengikuti berbagai pelatihan mengenai pertanian organik, baik yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bantul dan lembaga lainnya sebagai bekal untuk merintis pertanian organik di wilayahnya. Ketika Kepala Dusun mengajak petani setempat untuk merintis pertanian padi organik, petani menolak ajakan tersebut. Kepala Dusun kemudian menyusun strategi bagaimana agar petani di wilayahnya tertarik untuk beralih ke pertanian organik. Kepala Dusun mengajak petani untuk melakukan komparasi hasil panen antara pertanian padi konvensional dan pertanian padi organik. Untuk itu, petani Serut diminta oleh Kepala Dusun untuk tetap menerapkan budidaya padi secara konvensional, sedangkan Kepala Dusun menerapkan budidaya padi secara organik. Lahan sawah bengkok3 Kepala Dusun seluas satu hektar kemudian dijadikan lahan percobaan untuk merintis budidaya padi organik. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman padi, Kepala Dusun 2
Pertanian konvensional merupakan istilah bagi pertanian yang menggunakan sarana produksi berupa bahan-bahan kimia sintetis, seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. 3 Lahan sawah bengkok adalah lahan sawah milik dusun yang pengelolaannya diberikan kepada pamong dusun untuk digarap (digunakan untuk budidaya pertanian) sebagai kompensasi atas gaji yang tidak mereka terima, tetapi tidak menjadi hak milik bagi pamong dusun. Lahan ini tidak dapat diperjualbelikan tanpa persetujuan seluruh warga dusun.
2
menggunakan pupuk organik yang dibuatnya sendiri dari sampah organik dan kotoran ternak. Ketika musim panen tiba, ternyata hasil panen padi organik milik Kepala Dusun lebih besar dibandingkan hasil panen padi konvensional milik petani setempat. Setelah berjalan beberapa musim tanam, petani yang menerapkan pertanian konvensional tertarik dengan pertanian organik yang dikembangkan oleh Kepala Dusun. Munculnya ketertarikan petani setempat terhadap pertanian organik, menjadi momen yang baik bagi Kepala Dusun untuk memberikan pelatihan budidaya pertanian organik kepada petani. Semenjak itu, penerapan pertanian organik khususnya padi organik mulai meluas di Dusun Serut. Saat ini pertanian padi organik telah diterapkan pada seluruh lahan sawah di Dusun Serut seluas 25 hektar.
Pengembangan Pertanian Organik Terpadu Pengembangan pertanian organik di Dusun Serut dilakukan secara bertahap. Seiring dengan berjalannya waktu, Kepala Dusun bersama warga melakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap pertanian organik yang dilakukan di Serut sehingga berkembang semakin baik. Pertanian organik diintegrasikan dengan peternakan sapi dan ayam, penanaman pohon, dan pengolahan sampah organik. Dengan demikian, model pertanian organik yang diterapkan di Dusun Serut dikembangkan dalam bentuk pertanian terpadu (integrated farming) sehingga aktivitas pertanian yang satu dapat mendukung aktivitas pertanian lainnya. Dengan konsep pertanian terpadu ini, maka terjadi keterkaitan antar berbagai aktivitas pertanian dan tercipta zero waste sehingga tidak ada limbah pertanian yang keluar dari siklus yang berakibat pada timbulnya pencemaran lingkungan. Kepala Dusun mendorong setiap kepala keluarga untuk memelihara ternak sapi dan ayam sehingga kotorannya dapat diolah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk memupuk tanaman padi. Di samping itu, setiap kepala keluarga juga dihimbau oleh Kepala Dusun untuk menanam berbagai tanaman, terutama tanaman buah di lahan pekarangannya sehingga dedaunan yang gugur dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos, sedangkan buahnya dapat dikonsumsi sendiri atau dijual. Kebijakan tersebut diambil oleh Kepala Dusun agar pertanian organik di Dusun Serut dapat disuplai dengan pupuk organik dan pestisida organik yang dapat dibuat sendiri secara mandiri oleh petani dan warga di wilayahnya dan tidak bergantung pada pupuk organik dan pestisida organik dari luar dusun. Pada gambar 1 ditunjukkan bagan sistem pertanian organik terpadu yang diterapkan di Dusun Serut. Padi organik yang dikembangkan di Dusun Serut adalah varietas lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan varietas hibrida. Salah satu varietas lokal yang dibudidayakan adalah pandan wangi. Dengan menggunakan varietas lokal, maka petani tidak lagi tergantung pada benih pabrikan karena hasil panen padi varietas lokal dapat digunakan sebagai benih untuk penanaman musim berikutnya. Dengan konsep pertanian organik terpadu, pengembangan pertanian organik yang semula diawali dari tanaman padi, kini telah meluas pada buah dan sayuran organik serta sapi dan ayam organik. Saat ini di Dusun Serut telah ada dua pabrik pengolahan kompos yang beroperasi yang dibangun secara swadaya oleh warga, yaitu satu pabrik di tempat pembuangan sampah komunal dan satu pabrik di kandang sapi komunal yang keduanya saling terkait dalam produksi pupuk kompos. Lokasi pabrik berada di tempat yang agak jauh dari pemukiman warga agar proses pembuatan kompos yang menimbulkan bau tidak sedap tidak mengganggu kenyamanan warga. Lokasi tempat pabrik berada telah sesuai dengan rencana tata ruang dusun yang penyusunannya dibantu oleh lembaga konsultan yaitu Housing Resources Center. Kapasitas mesin pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos sebesar 2 ton/hari. Mesin pengolahan pupuk kompos ini merupakan bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bantul. Pengolahan kompos dikoordinir oleh Kelompok Ngudi Mandiri yang bertugas untuk mengumpulkan sampah organik dari pemukiman warga serta menangani pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos.
3
Pengetahuan warga Dusun Serut dalam mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos diperoleh dari studi banding ke Desa Sukunan, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman yang dilaksanakan pada bulan Januari 2007. Studi banding ini terlaksana melalui fasilitasi Housing Resource Center yaitu sebuah lembaga konsultan yang membantu rekonstruksi pemukiman pasca gempa bumi di Dusun Serut dan wilayah sekitar.
Peternakan Sapi
Tanaman Buah Sampah Dapur
Tanaman Aromatik Urin Sapi
Sampah Daun
Kotoran Sapi
Sampah Organik Daun Berbau Menyengat
Pestisida Organik
Kompos Tong Sampah yang Dilubangi Bagian Dasarnya
Supplemen Ternak (Pakan Ternak)
PERTANIAN ORGANIK Sampah Organik Padat Padi Organik
Cairan Sampah Organik (Lindi)
Sayuran Organik
Buah Organik
Sisa Penggilingan (Sekam, Bekatul, dll) Beras Organik
Konsumsi Sendiri
Kelompok Tani Harapan
Konsumsi Sendiri
Dijual
Dijual
Dijual
Konsumsi Sendiri
Kelompok Wanita Tani Harapan Subur
PT MAS
Pembeli Langsung
Gambar 1. Sistem Pertanian Organik Terpadu di Dusun Serut
Keberadaan pabrik kompos ini sangat penting karena kebutuhan petani setempat akan pupuk kompos dapat dicukupi dari produksi pupuk kompos dari pabrik tersebut. Di samping itu, keberadaan pabrik kompos dapat menjadi solusi penanganan sampah di Dusun Serut sehingga sampah tidak lagi menjadi persoalan lingkungan, bahkan dapat diolah menjadi produk yang berguna dan memiliki nilai tambah. Pembangunan pabrik pengolahan kompos juga memiliki manfaat sosial bagi warga setempat. Para pekerja di pabrik ini adalah penyandang cacat korban bencana gempa tahun 2006 sehingga keberadaan pabrik tersebut dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka. Para difable yang bekerja di pabrik pengolahan kompos berjumlah 10 orang, tetapi jika pesanan kompos sedikit yang aktif bekerja hanya dua orang. Produksi kompos dari pabrik tersebut selama ini telah mampu memenuhi kebutuhan pupuk kompos bagi petani di Dusun Serut. Bahkan pupuk kompos hasil produksi Dusun Serut ini telah dipasarkan di beberapa kelompok tani di daerah lain, di antaranya kelompok tani salak di Sleman, kelompok tani semangka di Kulonprogo, dan enam kelompok tani palawija di Gunungkidul. Hasil penjualan kompos tersebut masuk ke kas dusun yang dapat digunakan untuk pembangunan dusun. 4
Distribusi Produk Organik Serut Hasil panen padi organik dari petani Serut tidak seluruhnya dipasarkan, tetapi sebagian diserahkan ke koperasi lumbung pangan dalam bentuk gabah. Setiap panen, setiap petani dihimbau untuk menyerahkan 5 kg hasil panennya ke koperasi lumbung pangan. Lumbung pangan ini berguna sebagai penjaga ketahanan pangan warga Serut dimana persediaan gabah di lumbung pangan dapat digunakan untuk menghadapi musim paceklik. Sebagian gabah organik digiling menjadi beras organik untuk dipasarkan. Sistem pemasaran beras organik dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut. a. Penjualan langsung kepada masyarakat yang umumnya sudah memesan, baik dilakukan oleh petani langsung maupun melalui Kelompok Tani Harapan. b. Penjualan melalui koordinasi Kelompok Tani Harapan kepada PT MAS yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasok beras organik. Beras organik ditampung oleh PT MAS untuk dikemas, kemudian dipasok ke toko-toko sembako, swalayan, dan sebagainya. Harga beras organik relatif tinggi dibandingkan beras non organik sehingga sangat membantu perekonomian petani Dusun Serut. Harga beras organik dari Dusun Serut saat ini berkisar Rp 7.000/kg. Sementara itu, pemasaran hasil buah dan sayur mayur organik dikoordinir melalui Kelompok Wanita Tani Harapan Subur untuk dijual ke pasar-pasar. Namun tidak seluruh hasil buah dan sayur mayur organik dijual karena sebagian dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing keluarga.
Proses Belajar Keberhasilan pengembangan pertanian organik di Dusun Serut merupakan hasil dari proses belajar. Proses belajar bersama masyarakat sangatlah penting karena tanpa hal ini kebijakan publik akan menghadapi resistansi dari masyarakat dalam bentuk penolakan kebijakan atau program. Masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang sangat beragam, sehingga melalui proses belajar terjadi interaksi antar berbagai elemen masyarakat sehingga secara bertahap dapat dicapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi mengenai suatu hal. Meningkatnya pengetahuan akan berdampak pada peningkatan pemahaman. Dengan meningkatnya pemahaman, maka masyarakat akan lebih mudah diajak berdialog dan bekerja sama dalam melaksanakan suatu aktivitas menuju tujuan yang diharapkan bersama. Plot percontohan padi organik yang dibuat oleh Kepala Dusun Serut pada awal perintisan padi organik di dusunnya merupakan wahana bagi proses belajar di lapangan bagi petani-petani di Dusun Serut. Introduksi pertanian organik melalui praktek nyata di lapangan merupakan hal yang sangat penting karena introduksi sesuatu yang baru sulit untuk diterima oleh petani jika hanya dilakukan secara berteori. Melalui proses belajar semacam ini, petani diajak untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai pertanian organik dengan mengamati secara langsung praktek pertanian organik yang dilakukan Kepala Dusun, kemudian membandingkan hasil pertanian organik dan pertanian konvensional. Proses belajar tersebut tidak berlangsung secara instan karena dibutuhkan adaptasi bagi petani selama beberapa musim tanam untuk mengenal lebih baik mengenai pertanian organik. Pada tahap awal pelaksanaan pertanian organik, petani masih menggunakan pupuk dan pestisida kimia dan kemudian secara bertahap mengurangi penggunaannya hingga pada akhirnya dapat menerapkan pertanian organik murni yang bebas bahan kimia sintetis. Proses belajar ini dapat meningkatkan pemahaman petani secara inkremental akan arti pentingnya pertanian organik, baik secara ekologis, ekonomi, maupun sosial budaya. Petani mulai menyadari bahwa secara ekologis, pertanian organik baik bagi kesuburan lahan dan kelestarian makhluk hidup sekitar lahan. Secara ekonomi petani mulai merasakan manfaat dari budidaya organik yang dapat memberikan pendapatan yang lebih baik dibandingkan budidaya konvensional selama ini. Secara sosial budaya, petani mulai menyadari bahwa produk pertanian organik bermanfaat bagi 5
kesehatan rumah tangga petani dan konsumen, pertanian organik dapat melepaskan ketergantungan petani pada pupuk dan pestisida pabrikan, dan pertanian organik dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar yaitu para diffable korban bencana gempa bumi Yogyakarta. Proses belajar pertanian organik tidak kemudian berhenti pada tahap adopsi, tetapi kemudian berlanjut pada tahap pengembangan. Penerapan pertanian organik terpadu merupakan proses belajar lanjutan yang mencoba mengembangkan pertanian organik untuk diintegrasikan dengan aktivitas pertanian lainnya, seperti peternakan dan perkebunan. Dengan demikian, pertanian organik yang dikonsepkan oleh Kepala Dusun tidak dilakukan secara menyeluruh pada awal perintisan, tetapi dilakukan secara inkremental dengan melihat kesiapan sumber daya yang ada di dusunnya, baik sumber daya petani, kondisi peternakan, maupun teknologi tepat guna yang ada.
Aksi Kolektif Para Aktor Keberhasilan pengembangan pertanian organik di Dusun Serut sangat terkait dengan tata kelola4 efektif (effective governance) yang melibatkan interelasi antara Kepala Dusun, warga masyarakat, serta berbagai aktor di luar dusun baik pemerintah maupun non pemerintah. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nancy Stark dalam artikelnya berjudul “Effective Rural Governance : What is It? Does It Matter?”, tata kelola efektif menekankan pembangunan masyarakat yaitu proses-proses yang mengembangkan kepemimpinan, meningkatkan modal sosial dan jaringan pribadi, serta memperkuat peningkatan kapasitas masyarakat. Dalam konteks lokal, Kepala Dusun sebagai pemimpin dusun memegang peranan penting terhadap proses pembangunan. Hal ini dikarenakan Kepala Dusun mendapatkan mandat penuh dari warga dalam melaksanakan urusan internal maupun eksternal pembangunan dusun. Kepala Dusun Serut memiliki kemampuan lebih dibandingkan kepala-kepala dusun lainnya. Kepala Dusun Serut merupakan sosok pemimpin yang komunikatif, artikulatif terhadap kepentingan masyarakat dan lembaga, tidak birokratis, dan adaptif terhadap teknologi maupun kehadiran pihak luar. Kepala Dusun Serut memiliki visi ke depan untuk memajukan Dusun Serut sebagai kawasan organik. Untuk mencapai visi tersebut, Kepala Dusun merealisasikannya secara bertahap dengan membangun visi bersama dan jejaring dengan berbagai pihak yang berkompeten. Kepala Dusun Serut menyadari bahwa pembangunan pertanian organik di dusunnya tidak akan berhasil jika hal tersebut tidak menjadi visi bersama. Melalui upaya komunikasi, transfer informasi dan pengetahuan, dan negosiasi antara Kepala Dusun dan warga, visi yang digagas oleh Kepala Dusun akhirnya menjadi visi bersama segenap warga Dusun Serut. Salah satu transfer informasi dan pengetahuan yang dilakukan Kepala Dusun adalah ketika beliau melakukan plot percontohan pertanian organik di lahan sawah bengkok sebagai media bagi warga dusun untuk mengamati dan mengkomparasi input, proses, dan output antara pertanian organik dengan pertanian konvensional yang masih dilakukan petani setempat. Dengan menjadi visi bersama warga Dusun Serut, maka pembangunan pertanian organik dapat dilaksanakan secara bersama-sama menjadi suatu aksi kolektif5. Dalam pertanian organik, aksi kolektif menjadi hal yang penting karena beberapa aspek dalam pertanian organik harus dilakukan secara bersama sehingga memudahkan dalam pelaksanaan pertanian organik. Kolektivitas dilakukan dalam penyediaan pupuk organik, pengendalian hama, pengairan, sertifikasi, hingga pemasaran produk. Jika sebagian petani masih menerapkan pertanian konvensional, maka hal ini dapat menimbulkan persoalan kualitas air pengairan. Residu bahan kimia dari pertanian konvensional 4
Tata kelola berorientasi pada aktor-aktor yang terlibat dalam aksi kolektif melalui serangkaian keputusan (Yuliar, 2009). 5 Menurut Faure, aksi kolektif merupakan aksi yang dilaksanakan oleh aktor-aktor yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama melalui kegiatan bersama.
6
dapat mencemari pertanian organik yang memanfaatkan air dari pengairan yang sama. Melalui kolektivitas, maka sertifikasi dan pemasaran dapat dilakukan secara bersama. Sertifikasi produk organik saat ini terbilang sangat mahal mencapai biaya sebesar Rp 35 juta pada awal sertifikasi dan untuk sertifikasi tahun-tahun berikutnya sebesar Rp 5 juta/tahun. Dengan kolektivitas, biaya sertifikasi produk organik yang tinggi tersebut dapat ditanggung bersama-sama oleh seluruh petani dengan biaya yang lebih murah. Pemasaran produk organik juga menjadi lebih efektif jika dilakukan secara kolektif dibandingkan dengan pemasaran produk organik secara terfragmen karena produk organik yang dipasarkan menjadi lebih banyak dimana pembeli produk organik umumnya pemasok atau distribusi produk organik yang ingin membeli produk organik dalam jumlah besar. Di samping itu, posisi tawar petani menjadi lebih kuat ketika memasarkan produk organiknya secara terkoordinasi sehingga dapat memperoleh harga jual produk organik yang layak. Visi Kepala Dusun rupanya sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Bantul dan visi para aktor lainnya sehingga pembangunan pertanian organik di Dusun Serut tidak hanya menjadi visi warga Dusun Serut, tetapi menjadi visi bersama para aktor yang memiliki perhatian pada pembangunan dan pengembangan pertanian organik. Dari kesamaan visi inilah kemudian dapat terbangun jejaring para aktor dan aksi kolektif yang lebih luas. Dengan menjadi visi bersama, warga Dusun Serut memiliki kesadaran, kemauan, dan partisipasi membangun dan mengembangkan pertanian organik di Dusun Serut. Berbagai kelompok warga yang ada di Dusun Serut diefektifkan guna mendukung pembangunan dan pengembangan pertanian organik. Kelompok yang berbeda menjalankan aktivitas yang berbeda tetapi mendukung visi yang sama. Berbagai kelompok tersebut juga saling berinteraksi secara baik karena adanya keterkaitan antar kelompok dalam mengembangkan pertanian organik. Kelompok-kelompok yang ada di Dusun Serut, antara lain : 1. Kelompok Tani Harapan yang menangani pertanian padi organik; 2. Kelompok Wanita Tani Harapan Subur yang menangani sayur dan buah organik; 3. Kelompok Sidodadi yang menangani peternakan sapi; 4. Kelompok Hanggoro Manis yang menangani peternakan ayam buras; 5. Kelompok Ngudi Mandiri yang menangani pengolahan sampah organik dan kotoran ternak menjadi pupuk kompos; 6. Kelompok Harapan Makmur yang menangani lumbang pangan. Keterkaitan antar kelompok tidak dapat dilepaskan dalam pengembangan pertanian organik di dusun sehingga relasi muncul di antara kelompok. Kelompok Ngudi Mandiri menjalin relasi dengan Kelompok Sidodadi dan Kelompok Hanggoro Manis untuk memperoleh kotoran ternak hasil collecting kelompokkelompok tersebut untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk kompos. Kelompok Ngudi Mandiri secara rutin sebulan sekali mengadakan pertemuan bersama dengan Kelompok Tani Harapan membahas tentang kebutuhan pupuk kompos para petani untuk pertanian organik. Kelembagaan di Dusun Serut dalam bentuk kelompok-kelompok ini merupakan salah satu modal sosial yang sangat penting dalam pembangunan dusun yang dimotori oleh Kepala Dusun. Pengembangan pertanian organik yang berjalan baik di Dusun Serut tidak terlepas dari jejaring-jejaring yang dibangun secara aktif oleh Kepala Dusun Serut dengan berbagai aktor, baik pemerintah, swasta, maupun NGO. Beberapa aktor yang menjadi mitra dalam pengembangan pertanian organik di Dusun Serut antara lain sebagai berikut. 1. PT MAS merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasok beras organik yang membantu pemasaran beras organik dari petani Dusun Serut. 2. INOFICE (Indonesia Organic Farming Inspection and Certification) merupakan lembaga sertifikasi produk organik yang berlokasi di Bogor yang melakukan sertifikasi terhadap padi organik dari Dusun Serut.
7
3. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Bantul yang senantiasa memfasilitasi pengembangan pertanian organik di Dusun Serut. Pemerintah Bantul memiliki rencana untuk mewujudkan GO ORGANIC di Kabupaten Bantul. Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Pertanian melaksanakan program sertifikasi lahan sawah yang salah satu lokasinya adalah lahan sawah di Dusun Serut. Sertifikasi lahan sawah ini sangat penting bagi petani karena memberikan kepastian hukum atas kepemilikan lahan sawah sehingga sertifikat dapat memudahkan akses untuk mendapatkan kredit produktif dari lembaga keuangan. 4. MAPORINA (Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) merupakan organisasi profesi yang berperan sebagai sarana komunikasi, kerja sama, dan menghimpun pemikiran untuk pengembangan dan kemajuan pertanian organik di Indonesia. MAPORINA memiliki kantor cabang, salah satunya di Yogyakarta. MAPORINA telah memfasilitasi terjalinnya hubungan antara petani warga Serut dengan INOFICE. 5. Housing Resource Center (Bale Daya Perumahan) merupakan lembaga konsultan bidang pembangunan perumahan dan perkotaan berlokasi di Yogyakarta yang telah memfasilitasi studi banding pembuatan pupuk kompos berbahan baku sampah organik, membantu penyusunan peta tata ruang pengembangan Kawasan Organik Dusun Serut serta penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dusun Serut tahun 2006 – 2011 secara partisipatif. Dusun Serut barangkali merupakan dusun satu-satunya di Indonesia yang telah menyusun rencana tata ruang dan rencana pembangunan jangka menengah sehingga dapat digunakan sebagai masukan Rencana Tata Ruang Wilayah dan RPJM Kabupaten Bantul. Pertanian Organik di Dusun Serut akan Sustain ? Pengembangan pertanian organik yang berhasil di Dusun Serut menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana keberlanjutan pengembangan pertanian organik di sana. Untuk menuju keberlanjutan, tentunya dibutuhkan keterlibatan dan komitmen berbagai aktor yang selama ini telah berkecimpung dalam pengembangan pertanian organik di Dusun Serut, baik aktor internal maupun aktor eksternal. Dengan demikian dibutuhkan kerja sama multipihak untuk mewujudkan keberlanjutan pengembangan pertanian organik di Dusun Serut. Aktor eksternal yang memiliki peran besar dalam mewujudkan keberlanjutan tersebut adalah pemerintah daerah setempat, yaitu Pemerintah Kabupaten Bantul. Peran yang dapat dimainkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul adalah mempertahankan situasi kondusif yang selaras dengan pengembangan pertanian organik di Dusun Serut maupun dusun-dusun lainnya. Keberlanjutan pengembangan pertanian organik di Dusun Serut tidak dapat hanya mengandalkan pada kepemimpinan Kepala Dusun Serut dan modal sosial di Dusun Serut. Hal ini dikarenakan pengembangan pertanian organik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat bersifat konstruktif maupun destruktif terhadap situasi kondusif yang telah terbangun di Dusun Serut. Faktor eksternal yang dapat bersifat destruktif adalah kendala pemasaran produk organik. Saat ini petani Dusun Serut telah menjalin kemitraan dengan PT MAS dalam pemasaran beras organik. Dalam aspek pemasaran, keadilan merupakan hal yang sangat penting dimana produsen produk organik dapat menikmati harga jual yang layak sedangkan pemasar produk organik dapat memperoleh laba dari usaha pemasarannya. Kemitraan strategis antara PT MAS dan petani Dusun Serut yang mengedepankan keadilan harus dipertahankan karena pihak yang satu memerlukan kontribusi dari pihak lainnya sehingga manfaat dapat dirasakan bersama. Seringkali petani berada dalam posisi yang lemah dalam memasarkan produknya. Ketika petani terbentur dengan persoalan pemasaran, baik kesulitan memasarkan maupun harga jual yang tidak layak, pada saat inilah Pemerintah Kabupaten Bantul harus lebih banyak berperan sebagai pemecah kebuntuan pemasaran. Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Perusahaan Daerah yang dimilikinya dapat menjadi agen penting pemasaran produk organik, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen. Upaya 8
lain yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul adalah menjadi pihak intermediasi yang menjembatani kepentingan petani organik dengan kepentingan pemasar produk organik, baik dalam bentuk regulasi maupun non regulasi. Kepala Dusun Serut terus berupaya mengembangkan kapasitas petani Dusun Serut dalam bertani organik dengan mengirimkan perwakilan warga dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pertanian organik, baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah di Kabupaten Bantul dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maupun lembaga-lembaga non pemerintah. Langkah yang diambil oleh Kepala Dusun ini sebagai upaya membentuk kader-kader pertanian organik di Dusun Serut sehingga keberlanjutan pengembangan pertanian organik di Dusun Serut dapat dijaga dengan partisipasi aktif dari kader-kader pertanian organik.
Daftar Pustaka Cernea, M.M. 1998. Putting People First. Oxford University Press. London. Faure, G. Charateristic of a Collective Action Between Farmers’ Organization and Institutions in an Innovative Process to Face Liberalization in Costa Rica. Korten, D.C. dan R. Clauss. 1984. People Centered Development : Contributions Toward Theory and Planning Frameworks. Kumarian Press. Connecticut. Stark, N. Effective Rural Governance : What is It? Does It Matter? Rural Governance Initiative. Washington. Yuliar, S. 2009. Tata Kelola Teknologi : Perspektif Teori Jaringan-Aktor. ITB. Bandung. Hasil Wawancara dengan Kepala Dusun Serut. Hasil Wawancara dengan Jajaran Housing Resource Center Yogyakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Desa. http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_bengkok.
9