Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
PENGEMBANGAN PENDEKATAN RICH TASK DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MATEMATIKA Fitriati1, Rita Novita2
Abstract Kurangnya aktivitas matematis dalam dunia pembelajaran matematik di Indonesia menjadikan penyebab utama rendahnya kemampuan matematika siswa indonesia. Hal ini terlihat jelas, baik dari hasil uji evaluasi skala nasional maupun internasional, dimana indonesia selalu berada pada posisi bawah. Selain itu, kemampuan matematika siswa yang diuji secara internasional melalui studi PISA juga terlihat rendah, khusunya pada kemampuan koneksi matematika. Siswa seakan kehilangan ide jika diminta menyelesaikan soal yang membutuhkan informasi lebih dari satu atau soal-soal yang sifatnya aplikatif. Tentusaja, keterpurukan indonesia baik secara nasional atau internasional dalam bidang matematika menjadi indikator bahwa mutu pendidikan matematika di Indonesia semakin rendah. Hal ini menuntut reformasi dalam dunia pendidikan matematika untuk menciptakan pembelajaran matematika yang sesuai dengan perkembangan dunia. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuan matematika siswa adalah melakukan pendekatan rich task dalam pembelajaran matematika.. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang siswa kelas VII SMP 1 Banda Aceh. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengembangan pendekatan rich task dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan matematika siswa diantaranya adalah kemampuan koneksi matematika. Keyword: Rich Task, Kemampuan Koneksi Matematika
1
2
Fitriati, Dosen Prodi Pend. Matematika, STKIP BBG, email:
[email protected] Rita Novita, Dosen Prodi Pend. Matematika, STKIP BBG, email:
[email protected]
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 21
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
kebutuhannya terhadap melek matematika.
1. PENDAHULUAN
yang
Matematika adalah ilmu pengetahuan
Oleh karena itu, reformasi dalam dunia
memiliki
pendidikan sangat diperlukan.
peranan
penting
dalam
perkembangan zaman dari masa ke masa.
Berkaca pada yang terjadi di Indonesia
Dalam laporannnya IAE (2008) menyatakan
dimana
bahwa pendidikan matematika memberikan
matematika masih jauh dari kata memuaskan,
efek yang fundamental tidak hanya bagi
hal tersebut jelas terlihat dari beberapa hasil
perkembangan ekonomi dan sosial dari sebuah
penelitian dalam bidang matematika(Hadi,
negara
perkembangan
2014 & Zulkardi, 2002). Tidak hanya itu,
individual dari setiap warga negara. Oleh
rendahnya nilai matematika ini juga dapat
kerena itu, banyak negara-negara maju dan
dilihat dari laporan beberapa studi evaluasi
modern menjadikan matematika sebagai salah
baik skala nasional ataupun dunia. Dalam
satu pelajaran terpenting yang harus dikuasai
ujian nasional (UN) misalnya dimana hampir
oleh setiap orang yang ingin meraih sukses
10,2% siswa SMP yang ikut UN gagal karena
dalam kehidupan nya.
nilai matematika mereka sangat rendah (The
tetapi
juga
bagi
prestasi
siswa
dalam
bidang
Keperluan menguasai matematika ini
Jakarta Post, 2010). Selain itu, PISA dan
menjadi
internasional,
TIMSS yang merupakan studi evaluasi skala
dimana hampir semua negara menyatakan
internasional juga melaporkan bahwa prestasi
bahwa melek matematika harus membekali
belajar matematika siswa Indonesia dibawah
siswa dengan kemampuan-kemampuan seperti
rata-rata
berfikir kreatif, berfikir kritis, penalaran yang
peringkat dari bawah. Tentu saja hal ini
logis dan problem solving (NCTM, 2000).
menjadi tantangan yang besar bagi praktisi
Namun dibalik internasionalisasi manfaat
pendidikan termasuk guru untuk mencari jalan
pendidikan matematika ini ditemukan bahwa
keluar dalam mengatasi masalah ini. Namun
kesulitan
memahami
demikian pencarian solusi tidaklah semudah
konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika
membalikkan telapak tangan, kita harus
juga
melihat
telah
kesepakatan
siswa-siswa
terlihat
universal
dalam
(Yildirim,
2006).
dan
bahkan
dulu
apa
Artinya banyak siswa dari berbagai negara
permasalahan itu semua.
didunia mengalami kesulitan yang sama dalam
Banyak
selalu
menduduki
sebenarnya
penyebab
yang
telah
akar
di
memahami matematika termasuk di Indonesia.
kemukakan oleh para akademisi dan peneliti
Ini menunjukkan ketimpangan antara kesulitan
untuk
yang dihadapi siswa dalam mempelajari
diantaranya metode mengajar guru yang sering
matematika dengan tuntutan masyarakat akan
bersandar
kompetensi matematika menghadirkan sebuah
(Fauzan, 2002; Widjaja and Heck, 2003;
tantangan tersendiri baik bagi siswa maupun
Zulkardi; 2002). Masih banyak guru yang
masyarakat
menggunakan
ISSN 2355-0074
dalam
mempertemukan
menjelaskan
pada
permasalahan
pendekatan
pendekatan
ini,
konvensional
prosuderal
dan
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 22
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
faktual dalam mengajar matematika sehingga
melainkan pembelajaran matematika harus
membuat siswa menjadi pasif. Semestinya,
memberi penekanan pada penguasaan konsep-
siswa perlu sebuah pendekatan yang dapat
konsep matematika melalui aktivitas yang real
melibatkan
mereka
proses
ataupun aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
pembelajaran,
memahami
dengan
Usaha tersebut salah satunya dapat dilakukan
konsep-
dengan menentukan model pembelajaran yang
penuh
makna,
dalam materi
mengkoneksikan
konsep, dan diberikan kesempatan untuk
berdasarkan
belajar
seperti project based learning, problem-based
dari
kontektual
masalah-masalah
dalam
Pembelajaran
ril
kehidupan
matematika
yang
sehari-hari.
yang
diberikan
learning,
teori
belajar
pembelajaran
kuntruktivisme
konstektual
dan
kolaboratif-based learning dengan pemberian
seharusnya dapat dipahami siswa agar mereka
masalah-masalah
memiliki kompetensi dasar dalam matematika
proses belajar matematika (Kemdikbud, 2013).
sesuai dengan tujuan umum pembelajaran
Akan tetapi diantara hal yang paling krusial
matematika
yang
sebagaimana
yang
telah
harus
untuk diterapkan
diperhatikan
dalam
dalam
proses
dirumuskan National Council of Teachers of
pembelajaran menggunakan metode-metode
Mathematics (2000) yaitu: (1) belajar untuk
belajar tersebut adalah bagaimana mendesain
berkomunikasi
(mathematical
tugas “task” atau masalah sebagai aktivitas
communication); (2) belajar untuk bernalar
belajar. Hal ini sangat urgen karena pengajaran
(mathematical reasoning); (3) belajar untuk
matematika di kelas pada umumnya diatur dan
memecahkan masalah (mathematical problem
disampaikan melalui aktifitas-aktifitas siswa
solving); (4) belajar untuk mengaitkan ide
dalam
(mathematical connection); (5) pembentukan
matematika (Doley, 1988 dalam Udi, Clacke
sikap positif terhadap matematika (positive
and Kuntze, 2013). Oleh karena itu, penting
attitudes toward mathematics). Kompetensi ini
bagi dunia pendidikan matematika untuk
harus dicapai oleh siswa agar dapat digunakan
mendesain atau menciptakan mathematical
dalam
tasks
kehidupan
berbagai
kondisi.
sehari-hari Namun
dan
dalam
mengerjakan
yang
masalah
dapat
atau
digunakan
tugas
dalam
kenyataannya
pembelajaran yang tujuannya tidak hanya
banyak siswa Indonesia belum memiliki
untuk mengevaluasi siswa namun juga dapat
kompetensi-kompetensi
berguna sebagai landasan awal pembelajaran
tersebut
sehingga
mereka kalah bersaing ditingkat international. Salah
satu
dapat
siswa dalam mencapai kompetensi-kompetensi
dijalankan adalah melakukan pembenahan
yang telah ditetapkan. Dan yang lebih penting
dalam proses pembelajaran di kelas. Proses
lagi adalah bagaimana “task” yang didesain itu
belajar matematika jangan lagi berorientasi
dapat
pada penghafalan rumus dan penyelesaain
mengembangkan
soal-soal
matematisnya.
dengan
ISSN 2355-0074
solusi
prosedur
yang
(problem base learning) yang dapat membantu
tertentu
saja
membantu
siswa
dalam
kemampuan-kemampuan
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 23
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
menciptakan
program
New
Basic,
rich
task
tasks
dipandang sebagai sebuah subtansi, masalah-
tersebut adalah dengan mengembangkan rich
transdisiplin (tematik) yang menuntut siswa
task. Adapun yang dimaksud dengan rich task
untuk menganalisis, membuat teori dan terlibat
menurut Mould (2004) adalah sebuah tugas
secara
(task) yang dapat melibatkan siswa dalam
(Education Queensland, 2001, p. 5). Task
proses belajar, memahami materi dengan
tersebut harus memiliki kedalaman secara
penuh makna, dan mampu menghubungkan
intelektual dan nilai-nilai kependidikan serta
antara konsep-konsep baik dalam matematika
membutuhkan waktu yang banyak untuk
maupun antara disipilin ilmu yang lain.
dikerjakan. Dalam program New Basics, rich
Disamping itu, rich task juga memberikan
tasks
kesempatan
belajar
Pembelajaran matematika yang focus pada
matematika dari masalah-masalah kontektual
materi saja sangatlah tidak effektif, akan tetapi
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari yang
penekanan
menuntut tingkat berfikir dan pemahaman
matematika sangat dianjurkan. Pembelajaran
tingkat tinggi (Stein, Grover & Heningson,
yang
1996).
learning) ini dapat direalisasikan dengan
kepada
mathematical
Dalam
siswa
untuk
Mengacu pada permasalahan di atas,
intelektual
digunakan
pada
berdasarkan
dalam
dunia
untuk tujuan
belajar
konsep
nyata
penilaian.
konsep-konsep
(concept-based
menggunakan rich tasks.
yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini
Beberapa karakteristik dari rich task
adalah bagaimana pengembangan pendekatan
yang diutarakan oleh beberapa ahli yaitu
rich task dapat dilakukan dalam meningkatkan
Piggott (2102) , Goos, Geiger dan Doley
kemampuan
khususnya
(2013), MacDonald dan Watson (2013),
kemampuan koneksi matematis siswa sekolah
Moulds (2004), dan Fergusson (2009). dapat
menengah pertama?. Adapun tujuan dari
diuraikan sebagai berikut: (1). dapat diakses
penulisan artikel ini adalah memberi informasi
oleh berbagai level kemampuan peserta didik;
kepada pembaca khususnya guru matematika
(2) dapat disetting dalam kontek-kontek (3)
tentang pengembangan dan penggunaan rich
memberikan kesempatan untuk kesuksessan
task dalam pembelajaran untuk meningkatkan
awal, menantang peserta didik untuk berfikir
kemampuan matematika siswa khususnya
sendiri; (4) memberikan level tantangan yang
kemampuan koneksi matematis siswa sekolah
berbeda; (5) memberikan kesempatan kepada
menengah pertama.
peserta didik untuk mengajukan masalah-
Rich Task
masalah mereka hadapi; (6) menerima metode
matematis
siswa
Istilah rich task telah digunakan
dan jawaban yang berbeda dari setiap peserta
sebagai platform utama dalam program New
didik; (7) memeberikan kesempatan untuk
Basic
Queensland
mengidentifikasi dan mencari solusi yang
longitudinal study (Lingard, et al., 2001).
tepat; (8) berpotensi untuk memperluas skil
yang
ISSN 2355-0074
muncul
dari
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 24
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
dan
memperdalam
pengetahuan
materi
matematika; (9) menuntut kreatifitas; (10)
(c)
mengenal
hasil-hasil
yang
mengaplikasikan
matematika dalam berbagai kontek.
berpotensi untuk menemukan pattern atau menggeneralisasikan
dan
Oleh
karena
itu
pembelajaran
tak
matematika diberikan sebagaimana tujuan
terduga; (11) berpotensi menggali kemampuan
yang telah ditetapkan oleh NCTM, dimana
koneksi atara bagian-bagian ilmu matematika;
salah satu kemampuannya adalah koneksi
(12) menuntut diskusi dan kolaborasi; (31)
matematis. Hal ini dikarenakan pembelajaran
mengembangkan rasa percaya diri dan kritis
matematika mengikuti metode spiral, yaitu
pada siswa.
dalam memperkenalkan suatu konsep atau
Karakteristik-karakteristik
yang
bahan yang masih baru perlu memperhatikan
dikemukan oleh Piggott ini juga serupa dengan
konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa
karaktistik yang dekemukakan oleh Goos,
sebelumnya. Bahan yang baru selalu dikaitkan
Geiger dan Doley (2013), MacDonald dan
dengan bahan yang telah dipelajari, dan
Watson
sekaligus untuk mengingatkannya kembali.
(2013),
Moulds
(2004),
dan
Fergusson (2009).
Dengan kata lain, koneksi dapat diartikan
Kemampuan Koneksi Matematika
sebagai keterkaitan-keterkaitan antara konsep-
Koneksi matematis merupakan salah
konsep matematika secara internal yaitu
satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
berhubungan dengan matematika itu sendiri
siswa karena koneksi merupakan bagian yang
ataupun keterkaitan secara eksternal, yaitu
sangat penting pada matematika. Membantu
matematika dengan bidang lain baik bidang
siswa
studi lain maupun dalam kehidupan sehari-
belajar
bentuk
menghubungkan
pengetahuan
menguhubungkan
beberapa
matematika
matematika
dan
hari.
dengan
Terdapat beberapa definisi mengenai
pengalaman hidup yang ril telah mulai dikenal
kemampuan koneksi matematika sebagaimana
sebagai bagian yang integral dari belajar
disampaikan oleh Coxford (1995:4), NCTM
mengajar matematika yang efektif. Secara
(2002), dan Sumarmo (2003). Namun dalam
internasional, the Principles and Standards for
penelitian ini, peneliti menetapkan beberapa
School
indikator dari kemampuan koneksi matematika
Mathematics
(NCTM,
2000)
menyatakan bahwa pengajaran matematika
tersebut yaitu:
harus memungkinkan peserta didik untuk: (a)
a. Menunjukkan
mengenal
dan
menghubungkan
ide-ide
keterkaitan
antar
topik
dalam matematika (konsep dan prosedur);
matematika;(b) memahami bagaimana ide-ide
hal
matematika saling berkaitan dan membangun
menggunakan ide-ide matematika untuk
satu
memperluas
ide
dengan
ide
lainnya
untuk
menghasilkan ide kesuluruhan yang koheren;
ini
mengenai
dilakukan
ide-ide
siswa
dengan
atau
pemahaman
konsep-konsep
matematika
lainnya. Siswa dapat mengenali konsep
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 25
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
yang ekuivalen dari konsep yang sama,
Aceh
Siswa
dan
siswa kelas VII SMP.
baik
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat
menjelaskan
mengeksplorasi permasalahannya
dengan subjek penelitian adalah 10
dengan grafik, aljabar, model matematika Hasil uji coba rich task yang telah
verbal maupun representasi yang sesuai b. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari; hal ini
dapat
dilakukan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan
dengan
5 butir soal rich task yang telah dikembangkan
matematika
secara valid dan praktis melalui suatu tahapan
dengan bidang ilmu lain, siswa dapat
yang ilmiah. Rich task yang dikembangkan
menerapkan pemikiran dan pemodelan
disesuaikan dengan materi yang terdapat pada
matematika untuk menyelesaikan masalah
kurikulum 2013 kelas VII SMP. Adapun
yang muncul pada disiplin ilmu lain atau
materi
masalah
pertidaksamaan linear satu variabel, aritmatika
menghubungkan
siswa
dikembangkan
konsep
sehari-hari.
mengeksplorasi permasalahannya
Siswa
dan
dapat
menjelaskan
baik
dengan
tersebut
adalah
persamaan
dan
sosial, statistika dan peluang..
grafik,
aljabar, model matematika verbal maupun
Kemampuan Koneksi Matematika Hasil tes yang dilakukan dengan
representasi yang sesuai.
memberikan soal-soal Rich task yang telah
2. METODE PENELITIAN
dikembangkan kepada 10 orang siswa serta Penelitian ini merupakan penelitian
penelaahan terhadap hasil jawaban siswa
kualitatif yang mendeskripsikan tentang suatu
tersebut diperoleh hasil identifikasi terhadap
hal secara mendalam. Bogdan dan Taylor
kemampuan koneksi matematika.
(Moleong,
2006)
“Penelitian
mengemukakan
kualitatif
pada
bahwa
Berikut ini salah satu soal Rich Task
dasarnya
hasil pengembangan yang dapat menjelaskan
menghasilkan diskrepsi/uraian berupa aspirasi
kemampuan koneksi matematika
tertulis atau lisan dari perilaku pelaksana yang dapat diamati dalam suatu situasi social”.
Task I
Menurut
Pemilik
Fraenkel
&
Wallen,
(2010),
Toko
Sejahtera
Galeri
ingin
penelitian kualitatif terdiri dari enam langkah
mengantisipasi aksi pencurian yang kerap
yaitu: (1) mengidentifikasi masalah yang akan
sekali terjadi di tokonya. Dia memutuskan
diteliti,
(3)
untuk menggunakan kamera CCTV untuk
(4)
memantau
(2)
mengidentifikasi
merumuskan
hipotesis
subjek,
penelitian,
semua
aktivitas
pengunjung.
mengumpulan data, (5) menganalisis data, dan
Kamera tersebut dapat bergerak ke kanan dan
(6)
kesimpulan.
ke kiri sampai 360o. Pemilik toko meletakkan
Penelitian ini dilakukan di SMP N1 Banda
kamera tersebut pada suatu sudut ruangan
menginterpretasikan
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 26
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
(titik P) di tokonya, sebagaimana terlihat pada
gambar
berikut:
Ket: O : Orang (Pengunjung) a - j : Label Bagian Toko
Gambar 2i
Gambar 2ii
Gambar 2iii ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 27
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
Jika dalam toko tersebut terdapat 10 orang
Dari masalah di atas, diperoleh hasil
yang sedang berbelanja pada sepuluh bagian
analisis
kemampuan
koneksi
toko yang berbeda, dimana posisi ke sepuluh
adalah sebagai berikut;
orang pengunjung tersebut dilabel dengan titik
(1) 50% termasuk kategori sangat baik karena
a, b, c, d, e, f, g, h, i dan j (sebagaimana
siswa
terlihat dalam gambar di atas), Maka:
menggunakan prosedur yang tepat untuk
a. Orang
mampu
matematika
menjelaskan
dan
menyelesaikan
masalah
manakah yang tidak dapat terpantau oleh
Diantaranya
mereka
kamera yang berada pada titik P?
mengkoneksikan dengan sistem rotasi dan
yang
berbelanja
di
bagian
b. Penjaga toko mengatakan bahwa 15%
persentase
ataupun
tersebut. mampu
materi
pecahan.
bagian dari toko tersebut tersebunyi dari
Selanjutnya siswa berhasil menggunakan
kamera.
kamu
prosedur yang tepat untuk menjelaskan
apakah pernyataan nya benar! Berikan
dan menyelesaikan permasalahan yang
alasannya.
disajikan dalam task tersebut.
Bagaimana
pendapat
c. (1) Berikan saran mu dimana sebaiknya
Gambar 3.i, 3.ii dan 3iii, menunjukkan
kamera itu dipasang agar pemilik toko
beberapa
jawaban
siswa
dengan
dapat memantau bagian tokonya sebanyak
kemampuan koneksi sangat baik. (2) 30% termasuk baik, hal ini karena siswa
mungkin? (2) Jelaskan bagaimana kamu mengetahui
sudah mampu mengkoneksikan dengan
bahwa tempat tersebut adalah tempat
konsep matematika lainnya seperti sistem
yang terbaik untuk memasang kamera!
rotasi, persentase dan pecahan namun salah dalam melakukan prosedur yang
harus
mereka pilih. Maksudnya adalah siswa
menunjukkan
memahami prosedur apa yang dapat
kemampuan koneksi matematika adalah siswa
dipakai dalam menyelesaikan masalah
harus mampu menggunakan ide atau konsep
tersebut
matematika yang satu untuk membangun ide
ketika menyelesaikan prosedur tersebut.
atau konsep matematika lainnya, siswa mampu
Salah
mengenali konsep yang ekuivalen dari suatu
ditunjukkan pada Gambar 3i dan 3ii
Beberapa ditunjukkan
indikator
siswa
dalam
yang
namun
satu
mengalami
contoh
kasus
hambatan
ini
dapat
konsep yang sama, serta dapat menggunakan matematika
dalam
pemecahan
masalah
matematika.
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 28
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
Gambar 3i
Gambar 3ii disimpulkan (3) 20% termasuk kategori cukup baik, hal ini
konsep
matematika
lainya dengan benar.
kemampuan
koneksi
matematis siswa berada pada kategori baik.
karena siswa belum mampu menerapkan /mengkoneksikan
bahwa
Selanjutnya dalam artikel ini juga dijelaskan hasil penelitian secara umum, yaitu hasil analisis terhadap 5 Soal Rich Task yang dikembangkan, diperoleh informasi
Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa terhadap
Rich
Task1
di
atas,
sebagaimana ditunjukkan dalam
dapat
Tabel di bawah ini: Interval Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
Kategori
86-100
0
0,00
Sangat Baik
75-85
1
10,00
Baik
51-74
5
50,00
Cukup
0-50
4
40,00
Kurang
jumlah
10
100,00
Nilai rata-rata
ISSN 2355-0074
55,33
Cukup
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 29
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
Sumber : Hasil analisis penelitian 2014. mengembangkan kemampuan matematis siswa
4. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
analisis
dan
khususnya kemampuan koneksi matematika.
pembahasan disimpulkan bahwa pengembanan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
pendekatan rich task dapat dilakukan untuk
terdapat 10% siswa dengan kemampuan
meningkatkan kemampuan matematis siswa
koneksi baik, 50% siswa dengan kemampuan
khususnya kemampuan koneksi matematika
cukup baik serta 4% dengan kemampuan
siswa. Hal ini sesuai dengan salah satu
koneksi kurang baik. Disarankan kepada guru
karakteristik Rich Task yaitu memiliki potensi
untuk
untuk mengembangkan kemampuan koneksi
membiasakan penggunaan soal-soal rich task
matematika siswa. Pada penelitian ini, peneliti
dalam pembelajaran matematika sehingga
telah berhasil menggunakan rich task dalam
kemampuan matematika siswa dapat terus
pembelajaran matematika untuk menggali dan
dikembangkan dan ditingkatkan.
ISSN 2355-0074
dapat
mengembangkan
dan
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 30
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
Daftar Pustaka Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. (1989). Educational Research: An Introduction, Fifth Edition. New York: Longman. Depdiknas. (2006). “Pengembangan Bahan Ujian dan Analisis Hasil Ujian” Materi Presentasi Sosialisasi KTSP Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Fergusson, S (2009). Same tasks, different paths: catering for students’ diversity in mathematics classroom. APMC, 14 (2), 32-36. Goos, M., Geiger, V., dan Doley, S. (2013), “Designing Rich Numeracy Tasks”, dalam Proseedings of ICMI Study 22 Vol 1 on Task Design In Mathematics Education, Oxford UK 2-22 June 2013. Hayat, B., & Yusuf, S. (2010). Bencmark: International Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Kemdikbud (2013), Pergeseran Paradigma Belajar http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2.
Abad
21,
Tersedia:
Moulds, P. (2004). Rich Tasks. Educational Leaderships, 51 (4), 75-78. NCTM. (2000). Principle and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. OECD (2010). PISA Results: What student know and can do-students performance in reading, mathematics and science (Volume 1). Tersedia: http://dx.doi.org/10.178/9789264091450.en. Phan, H. P (2006). Examination of student learning approaches, refelective thingking and epistemological beliefs: A latent variables approach. Journal of Research in Educational Psychology, 4 (3), 577-610. Piggot, J (2012), Rich Task and Contexts, Tersedia: http://nrich.maths.org/5662. Queensland Educational Department (2002), Education Queensland Department’s New Basics project: Productive pedagogies. Veiwed on 15 October 2010. Tersedia: http://education.qld.gov.au Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Stein, M. K., Grover, B. W. & Henningsen, M. (1996). Building student capacity for mathematical thinking and reasoning: An analysis of mathematical tasks used in reform classrooms. American Educational Research Journal, 33(2), 455–488. Tessmer, Martin. 1993. Planning and Conducting – Formative Evaluations. London, Philadelphia: Kogan Page. The
Jakarta Post (2010). Most students fail mock national examination. Tersedia: http://www.thejakartapost.com/news/2010/03/01/most-students-fail-mock-nationalexamination.
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 31
Fitriati, Rita Novita, Pengembangan Pendekatan …
Van den Akker, J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Dalam J.V.d Akker (Ed). Design Approaches and tools in Education and Training. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. Widjaja, Y. B., & Heck, A. (2003). How a realistic mathematics education approach and microcomputer-based laboratory worked in lessons on graphing at an Indonesian junior high school. Journal of Science and Mathematics Education in Southeast Asia, 26 (2), 1-51. Zulkardi (2002). Developing a Learning Environment on Realistic Mathematics Education for Indonesian Student Teachers (Unpublished doctoral dissertation). University of Twente, Enschede. Retrieved from http://doc.utwente.nl/58718/
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 32