PENGEMBANGAN MUTIMEDIA INTERAKTIF MATERI PEMBELAHAN SEL UNTUK SISWA SMA KELAS XII IPA Anisa Sativa Fillaili Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang e-mail:
[email protected] Abtract: The Development of Interactive Multimedia on Fission Topic for Twelfth Grade Students in Senior High School. Fission is included in one of topics in Biology being taught to twelfth grade students in the first semester of academic year 2014/2015. The topic is considered abstract due to the fact that it is hard to observe the objects in the plain view. The survey done at SMAN 1 Batu showed that the students found it hard to comprehend the topic. Thus, we need a teaching media that can help the students in comprehending the topic above. This research and development aimed to produce a valid, practical and effective interactive media on Fission topic for twelfth grade students in Senior High School. This research employed the developmental model as proposed by Borg and Gall. The data were taken from the assessment of material and media experts, teachers and fifteen students of twelfth grade at SMAN 1 Batu, while the test results were generated from the students in the test on related topic. The instruments utilized are questionnaires and achievement test. Descriptive qualitative analysis and statistic descriptive analysis were employed as data analysis technique. The developed research product was presented in the form of swf-formatted interactive multimedia and packed in a Compact Disc (CD). There were five main menus in the developed interactive media: 1) direction menu, 2) competence menu, 3) topic menu, 4) evaluation menu, and 5) developer menu. In accordance to the data analysis, we can conclude that this interactive media on Fission topic can be considered as valid, practical and effective. It was exhibited in the percentage showing the result of this interactive media assessment: 91.67% from material experts, 85.71% from media experts, 88.24% from the teachers, and 90.21% from the students. Students’ achievement on Fission topic was getting better after using interactive media as proved by the result showing that 86.67% of the students passed the test. Abstrak: Pengembangan Multimedia Interaktif Materi Pembelahan Sel untuk Siswa SMA Kelas XII IPA. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembelahan sel adalah salah satu materi pelajaran biologi yang diajarkan pada kelas XII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Materi tersebut tergolong abstrak dan obyek yang dipelajari susah diamati secara langsung. Survei yang dilakukan di SMAN 1 Batu menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada materi pembelahan sel. Diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari materi pembelahan sel tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan multimedia interaktif materi pembelahan sel untuk siswa SMA kelas XII IPA yang valid, praktis, dan efektif. Data penelitian diperoleh dari penilaian ahli materi, ahli media, guru, dan 15 siswa kelas XII di SMAN 1 Batu, serta skor hasil
tes oleh siswa pada materi pembelahan sel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan soal tes hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis statistik deskriptif. Produk penelitian yang dikembangkan berupa multimedia interaktif berformat swf yang dikemas dalam bentuk Compact Disc (CD). Multimedia interaktif yang dikembangkan memuat materi pembelahan sel yang terdiri dari materi pembelahan secara amitosis, mitosis, dan meiosis; serta materi gametogenesis yang terdiri dari spermatogenesis, oogenesis, mikrosoporogenesis, dan megasporogenesis. Berdasarkan analisis data, dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif materi pembelahan sel ini tergolong valid, praktis, dan efektif. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan persentase penilaian multimedia interaktif pembelahan sel sebesar 91,67% oleh ahli materi, 85,71% oleh ahli media, 88,24% oleh guru, dan 90,21% oleh siswa. Hasil belajar siswa pada materi pembelahan sel setelah menggunakan multimedia interaktif juga tergolong baik, yang ditunjukkan dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 86,67%. Kata Kunci: media pembelajaran, multimedia interaktif, pembelahan sel Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia akan mampu mengembangkan kehidupannya kearah yang lebih baik. Maka dari itu, mutu pendidikan khususnya pendidikan pada lembaga formal seperti sekolah, harus diperhatikan. Mutu pendidikan diindikasikan oleh para lulusannya yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, perkembangan afeksi yang kuat (karakter, kesadaran diri, komitmen), serta kemampuan psikomotor yang memadai (Gora dan Sunarto, 2013). Mutu pendidikan dapat terwujud salah satunya melalui proses pembelajaran diselenggarakan secara efektif, artinya proses belajar mengajar (PBM) dapat berjalan secara lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Ada banyak inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mendorong terciptanya pembelajaran yang efektif. Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran PAKEMATIK (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi). TIK digunakan sebagai media pendukung untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas (Gora dan Sunarto, 2013). Perkembangan pesat dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mengubah gaya hidup pada saat ini. TIK di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar, khususnya dalam bidang pendidikan. Perkembangan TIK telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg dalam Amali (2010), dengan berkembangnya penggunaan TIK, ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu: 1) dari pelatihan ke penampilan, 2) dari ruang kelas ke dimana saja dan kapan saja, 3) dari kertas ke online atau saluran, 4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan 5) dari waktu siklus ke waktu nyata (real time). Kemajuan TIK sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi maupun metode pembelajaran. Kemajuan tersebut berimbas pada banyaknya alternatif pilihan yang dapat dimanfaatkan guru untuk menggunakan media yang variatif dalam pembelajaran di kelas. Penggunaan
media tidak hanya dapat memudahkan dan mengefektifkan proses pembelajaran, tetapi proses pembelajaran tentu akan lebih menarik dan menyenangkan (Sanjaya, 2008). Tingkat pemahaman siswa pada materi pembelahan sel tergolong rendah. Data berupa persentase penguasaan materi soal biologi UN tahun 2012 oleh Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbangtendik) menunjukkan bahwa indikator menjelaskan tahap-tahap pembelahan mitosis/meiosis/gametogenesis tidak dapat dikuasai siswa SMAN 1 Batu dengan baik. Persentase penguasaan siswa pada indikator tersebut hanya sebesar 49,29%. Tidak hanya di SMAN 1 Batu, tingkat pemahaman siswa pada materi pembelahan sel ditingkat kota, propinsi, dan nasional juga tergolong rendah. Persentase penguasaan materi tersebut di Kota Batu sebesar 40,22%, di Propinsi Jawa Timur sebesar 61,69%, dan ditingkat nasional sebesar 56,22%. Angka-angka tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan persentase tingkat penguasaan materi soal biologi UN tahun 2012 pada indikator lainnya. Berdasarkan survei yang dilakukan melalui wawancara dengan guru dan siswa biologi kelas XII di SMAN 1 Batu tanggal 20 dan 22 Desember 2014, diperoleh informasi sebagai berikut: 1) Materi pembelahan sel dianggap sebagai materi yang tidak mudah dipahami oleh siswa. Siswa kesulitan untuk menjelaskan ciri-ciri dari tiap fase pembelahan sel, terutama pembelahan sel secara meiosis. 2) Sebagian besar (>70%) nilai tes pada materi pembelahan sel masih dibawah standar kompetensi minimal (SKM). 3) Pembelajaran pada materi pembelahan sel dilakukan guru melalui metode ceramah dengan menggunakan media pembelajaran berupa buku teks pelajaran dan slide presentasi PowerPoint. 4) Penyajian materi biologi yang diberikan oleh guru selama ini belum mampu menarik perhatian siswa untuk mempelajari materi pembelahan sel. Pembelajaran pembelahan sel di kelas dilakukan melalui metode ceramah pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS). 5) Siswa kesulitan memahami materi pembelahan sel karena pada terdapat banyak konsep yang sukar dipahami, terutama tentang pembelahan meiosis dan gametogenesis pada tumbuhan. 6) Siswa menganggap bahwa dalam materi pembelahan sel terdapat banyak istilah biologi yang susah dihapalkan. Berdasarkan data daya serap UN tahun 2012 oleh Pusbangtendik dan hasil survei, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XII IPA SMAN 1 Batu mengalami kesulitan untuk mempelajari materi pembelahan sel. Sel sebagai objek dan salah satu tingkat organisasi kehidupan yang dipelajari dalam biologi, memiliki ukuran yang sangat kecil. Diperlukan alat bantu pengamatan yang tidak biasa untuk dapat mengamati struktur dan mekanisme fisiologi yang terjadi di dalamnya secara detail. Pemanfaatan media gambar selama ini telah membantu guru membelajarkan siswa khususnya untuk masalah struktur-struktur sel, tetapi untuk menjelaskan proses pembelahan sel, media tersebut dirasa kurang optimal. Hal ini disebabkan karena tidak munculnya gejala visualisasi gerak yang menunjukkan proses atau mekanisme yang terjadi di dalam sel. Akibatnya, siswa masih sulit untuk memahami secara komprehensif mekanisme proses pembelahan sel. Berdasarkan survei melalui wawancara dengan siswa kelas XII SMAN 1 Batu diketahui bahwa siswa menganggap terdapat banyak istilah biologi yang susah dihapalkan dalam materi pembelahan sel. Studi biologi memang sering dan banyak menggunakan istilah-istilah yang pada umumnya berupa istilah latin atau kata yang dilatinkan. Banyaknya istilah latin tersebut menyebabkan kurangnya
minat para siswa untuk mempelajari materi biologi. Sebenarnya istilah tersebut bukan sekadar istilah, melainkan konsep yang sudah disepakati diantara para biologiwan. Istilah-istilah tersebut dapat dikembangkam atau dikombinasikan dengan membentuk pengertian yang lebih kompleks atau lebih spesifik (Nuryani, 2005). Dampak lebih lanjut yang kurang baik adalah munculnya persepsi pada diri siswa bahwa pembelajaran biologi, khususnya materi tentang pembelahan sel merupakan pelajaran yang sukar dan memerlukan banyak hapalan. Diperlukan media pembelajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep pada materi pembelahan sel dengan cara yang efektif dan menarik. Salah satu media yang dirasa tepat sebagai untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan multimedia interaktif. Multimedia interaktif merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat dikontrol secara interaktif. Pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemenelemen multimedia akan digunakan atau ditampilkan (Vaughan, 2004). Penggunaan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran di kelas juga memiliki banyak keunggulan, diantaranya adalah 1) dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, 2) menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, 3) meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa (Fenrich dalam Binanto, 2010). Penggunaan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran di kelas juga dapat digunakan sebagai penyeimbang kecepatan dan gaya belajar tiap siswa yang berbeda-beda. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan, dan keinginan mereka. Pengembangan multimedia yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip desain dan mengikuti langkah-langah yang sistematis diharapkan dapat menghasilkan multimedia yang layak. Melalui pemanfaatan multimedia yang layak dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas yakni membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi mahasiswa dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal. Berdasarkan paparan tersebut, maka dalam penelitian ini dikembangkan multimedia interaktif materi pembelahan sel untuk siswa SMA kelas XII IPA yang valid, parktis, dan efisien. Metode Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall (1983). Langkahlangkah tersebut diadaptasi dan dibatasi menjadi tujuh langkah saja menjadi: 1) pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji validasi; 5) revisi produk awal; 6) uji lapangan, dan 7) revisi produk akhir. Skema model penelitian pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 1. Tahap pertama, yakni tahap pengumpulan informasi, dilakukan melalui pengkajian materi dan survei lapangan. Pengkajian materi dilakukan dengan mengkaji materi pembelahan sel berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum KTSP yang berlaku bagi siswa kelas XII SMAN 1 Batu pada tahun ajaran 2014/2015. Survei lapangan dilakukan melalui wawancara kepada guru biologi dan siswa kelas XII di SMAN 1 Batu.
Pengumpulan Informasi
Pengkajian
Survei
Materi
lapangan Perencanaan Pengembangan produk
awal Validasi
Valid
Tidak valid
Revisi produk awal
Uji lapangan Revisi produk akhir
Gambar 1. Skema model pengembangan multimedia interaktif materi pembelahan sel diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall Tahap perencanaan dilakukan dengan merumuskan indikator kompetensi berdasarkan SK dan KD sebagai dasar untuk mengembangkan multimedia interaktif. Setelah indikator kopetensi tersusun, selanjutnya dilakukan pengembangan materi dan perancangan evaluasi. Materi yang akan dikembangkan dalam multimedia interaktif ini meliputi pembelahan sel secara amitosis, mitosis, meiosis, dan gametogenesis yang terdiri dari spermatogenesis, oogenesis, mikrosprogenesis, dan megasporogenesis. Evaluasi dilakukan melalui pengerjaan soal tes yang ada pada multimedia interaktif. Selanjutnya dialakukan analisis terhadap tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelahan sel setelah menggunakan multimedia interaktif melalui skor yang diperoleh siswa. Tahap pengembangan produk awal Tahap ini bertujuan untuk pengembangan produk awal berupa multimedia interkatif. Adapun tahap pengembangan ini dilakukan melalui langkah-langkah: 1) menyiapkan materi yang dibutuhkan, 2) membuat flowchart, 3) membuat storyboard, 4) membuat software multimedia interaktif materi pembelahan sel, (5) menyimpan software multimedia interaktif materi pembelahan sel ke Compact Disk (CD). Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Validasi oleh ahli materi dilakukan untuk mengukur validitas multimedia interaktif pada aspek kebenaran materi dan aspek penyajian
materi. Validasi oleh ahli media dilakukan untuk mengukur validitas pada aspek teknis dan tampilan multimedia interaktif. Revisi dilakukan apabila pada tahap validasi belum tercapai angka validitas yang diharapkan. Skor yang diperoleh dari validator dianalisis kemudian ditentukanvaliditasnya. Produk dianggap valid jika nilai validitas yang dicapai sebesar ≥ 80%. Selain dari nilai validitas tersebut, revisi produk juga dilakukan dengan pertimbangan saran atau komentar dari validator. Tahap uji lapangan terdiri dari uji kepraktisan dan uji efektivitas multimedia interaktif. Uji kepraktisan dilakukan oleh guru untuk mengukur kepraktisan multimedia interaktif ditinjau dari aspek kesesuian dengan kurikulum dan aspek keterpakaian. Uji efektivitas dilakukan terhadap lima belas siswa kelas XII IPA SMAN 1 Batu. Selanjutnya, hasil uji lapangan dianalisis agar multimedia interaktif yang dikembangkan diketahui efektivitasnya. Selain itu, uji efektivitas multimedia interaktif juga dilakukan melalui tes yang ada pada menu evaluasi dalam multimedia interaktif pembelahan sel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan tes hasil belajar. Angket yang digunakan berupa angket tertutup agar penilaian dari subyek coba tertarah pada aspek yang ingin dinilai dari produk, yakni aspek-aspek validitas, kepraktisan, dan efektivitas produk. Tes hasil belajar digunakan untuk mendapatkan skor hasil belajar setelah siswa mempelajari materi pembelahan sel menggunakan multimedia interaktif yang dikembangkan. Data kuantitatif dari subyek coba diolah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skor yang diubah menjadi nilai atau kategori dengan acuan tabel kriteria validitas, kepraktisan, dan efektivitas. Selain menggunakan tabel kriteria keefektivan, efektivitas produk juga dapat dinilai dari perolehan skor hasil tes siswa. Menurut Iftiana (2007), produk dikatakan efektif apabila >70% dari seluruh siswa memenuhi ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar diukur dari rata-rata perolehan skor tes hasil belajar setelah menggunakan multimedia interaktif yang mencapai SKM. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan melalui teknik analisis deskriptif. Hasil Produk pengembangan ini berupa multimedia interaktif yang memuat materi pembelahan sel. Multimedia interaktif yag dihasilkan dikemas dalam bentuk Compact Disc (CD). Produksi multimedia interaktif ini diolah menggunakan program PowerPoint 2007 serta program-program pendukung seperti iSpring, AVS Video Editor, dan Audio Converter. Multimedia interaktif yang dikembangkan dapat dioperasikan pada komputer atau laptop berbasis Windows. Spesifikasi minimal komputer atau laptop yang dibutuhkan untuk menjalankan multimedia ini antara lain: a) prosesor pentium IV, b) RAM 512 Mb, c) resolusi 1024 x 768, d) CD-ROM, e) VGA 16 bit, f) Soundcard, g) Speaker, h) ukuran layar 12”, i) kapasitas harddisk (free space) minimal 150 Mb, dan j) sistem operasi Windows XP. Multimedia interakif dalam penelitian dan pengembangan ini dirancang dengan tampilan yang sederhana, penuh warna, dan padat isi. Desain tersebut bertujuan agar mampu menarik minat sasaran pengguna, yaitu siswa kelas XII
SMA, sehingga timbul motivasi untuk mempelajari materi pembelahan sel dengan baik. Multimedia interakif yang dikembangkan memuat lima menu utama, yaitu menu petunjuk yang berisi penjelasan isi menu utama dan fungsi tombol dalam multimedia interaktif; menu kompetensi yang memuat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Kompetensi; menu materi yang terdiri dari materi pendahuluan, amitosis, mitosis, meiosis, perbedaan pitosis dan meiosis, gametogenesis, spermatogenesis, oogenesis, mikrosporogenesis, dan megasporogenesis; menu evaluasi yang memuat 25 soal tes pemahaman siswa yang terdiri 15 soal pilihan ganda dan 10 soal benar/salah; dan menu pengembang yang berisi profil pengembang multimedia interaktif. Setelah produk multimedia hasil pengembangan dalam bentuk CD tersebut selesai dibuat, maka dilakukan validasi oleh ahli materi dan ahli media, yang dilanjutkan pada tahap uji coba yang terdiri dari uji kepraktisan oleh guru, dan uji keefektivan oleh siswa. Hasil penilaian ahli materi terhadap kualitas produk ditinjau dari aspek kebenaran materi menunjukkan persentase sebesar 93,75% dan 89,29% pada aspek kontruktivitas atau susunan penyajian materi. Hasil penilaian secara keseluruhan oleh ahli materi menunjukkan persentase sebesar 91,67%. Hasil penilaian ahli media terhadap kualitas produk ditinjau dari aspek tampilan multimedia interaktif menunjukkan persentase sebesar 81,25% dan 91,67% pada aspek teknis multimedia interaktif. Hasil penilaian secara keseluruhan oleh ahli media menunjukkan persentase sebesar 85,71%. Hasil penilaian guru biologi terhadap kualitas produk ditinjau dari aspek kesesuaian materi multimedia interaktif dengan kurikukum menunjukkan persentase sebesar 88,64% dan 87,50% pada aspek keterpakaian multimedia interaktif. Hasil penilaian secara keseluruhan oleh guru menunjukkan persentase sebesar 88,24%. Berdasarkan angket, diketahui bahwa multimedia interaktif materi pembelahan sel termasuk dalam kategori efektif. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan persentase kefektivan > 70% oleh tiap responden (siswa). Ratarata persentase penilaian efektivitas multimedia interaktif oleh siswa adalah sebesar 90,21%. Berdasarkan perolehan hasil tes, dapat diketahui bahwa dari 15 siswa, 13 siswa memperoleh skor diatas 75. Hal tersebut berarti ketuntasan siswa secara klasikal adalah 86,67%. Persentase ketuntasan siswa secara klasikal setelah memepelajari materi pembelahan sel melalui multimedia interaktif > 70%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan efektif. Pembahasan Multimedia interaktif pembelahan sel memuat lima menu utama yang sudah disebutkan sebelumnya, juga memuat sub-menu mozaik pengetahuan yang terdiri dari materi struktur kromosom, set kromosom dalam sel manusia, gelendong pembelahan, dan sitokenesis. Materi dalam menu mozaik pengetahuan merupakan materi prasyarat atau materi yang harus dipelajari terlebih dahulu agar memudahkan siswa dalam mempelajari materi pembelahan sel. Menu mozaik pengetahuan diharapkan mampu menjembatani pengetahuan yang telah dimiliki siswa pada materi sebelumnya dengan materi pembelahan sel yang akan dipelajari.
Sub-menu lain dalam multimedia interaktif ini adalah kuis berupa soal tes untuk tiap materi pada menu materi dan sub-menu mozaik pengetahuan. Penambahan kuis tersebut merupakan tindak lanjut dari saran yang diberikan oleh ahli media pada tahap valiadasi produk awal. Kuis terdiri dari dua hingga lima pertanyaan untuk tiap materi. Tujuan ditambahkannya kuis adalah untuk menguji pemahaman dan memberi penguatan atau pengulangan terhadap materi yang baru dipelajari. Pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Suatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Materi pendahuluan pada multiedia interaktif ini berisi penjelasan umum disertai gambar dan materi yang kontekstual. Materi pendahuuan yang bersifat kontekstual bertujuan untuk mendorong siswa membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan kejadian yang ada disekitarnya, serta mampu memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya. Subdirektorat Pembelajaran – Dit. PSMA (2009) menyebutkan bahwa siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Multimedia interaktif ini juga memberikan umpan balik langsung pada saat mengerjakan latihan soal dalam sub-menu kuis. Umpan balik ini berupa penguatan positif maupun penguatan negatif yang disertai pembahasan soal. Subdirektorat Pembelajaran – Dit. PSMA (2009) menyebutkan bahwa umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa. Terdapat beberapa kelebihan pada multimedia interaktif ini sebagaimana yang diungkapkan siswa melalui kolom saran atau komentar pada angket penilaian. Kelebihan dari multimedia interaktif yang diungkapan siswa antara lain 1) pengoperasiannya mudah, 2) desain halaman penuh warna 3) teks materi singkat dan jelas, tidak banyak kalimat seperti yang ada pada buku. Siswa juga mengungkapkan bahwa mempelajari materi pembelahan sel melalui multimedia interaktif ini lebih menyenangkan daripada kegiatan pembelajaran sebelumnya. Beberapa siswa juga mengungkapkan bahwa mereka menjadi lebih tertarik mempelajari biologi setelah mempelajari materi pembelahan sel melalui multimedia interaktif ini. Adanya motivasi belajar pada mahasiswa merupakan gejala yang baik untuk meningkatkan proses dan hasil belajar pada materi pembelahan sel. Multimedia interaktif yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijalankan pada laptop atau komputer bersistem operasi Windows. Oleh karena itu dibutuhkan laptop atau komputer bagi tiap siswa agar proses pembelajaran materi pembelahan sel dapat berjalan secara optimal. Namun, tidak semua siswa dalam satu sekolah atau bahkan dalam satu kelas memiliki laptop atau komputer. Masalah ntersebut dapat diatasi melalui penggunaan laboratorium komputer sekolah. Jika sekolah tidak memiliki laboratorium komputer, multimedia dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam beberapa kelompok atau media pembelajaran klasikal di kelas oleh guru, meskipun hal tersebut mengurangi fungsi keinteraktifan multimedia bagi tiap siswa. Nuryani (2005) menyatakan bahwa salah satu peranan media pembelajaran adalah mengatasi masalah keterbatasan ruang kelas. Penggunaan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran di kelas dinilai mampu mengatasi ketidaktersediaan waktu dan alat untuk mengamati proses pembelahan sel secara
langsung. Multimedia interaktif pembelahan sel digunakan karena obyek asli tidak mungkin dapat diamati di kelas karena ukurannya terlalu kecil dan terdapat mekanisme fisiologi yang kompleks dalam proses pembelahan sel. Animasi tentang tahap-tahap pembelahan sel dinilai dapat membantu siswa memahami proses pembelahan sel secara komprehensif. Guru dapat memadukan metode pembelajaran dengan multimedia interaktif ini. Arsyad (2011) mengatakan bahwa dalam PBM ada dua unsur yang sangat penting, yaitu metode belajar serta media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan metode pengajaran yang digunakan akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Media pembelajaran tersebut diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan membawa pengaruh psikologis pada peserta didik. Penggunaan multimedia pembelajaran ini juga dapat menghemat waktu pembelajaran di kelas. Guru dapat memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelahan sel sebelumnya secara mandiri menggunakan multimedia interaktif ini. Brown (2000) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Saat kegiatan belajar mengajar di kelas, guru dan siswa dapat mengoptimalkan waktu pertemuan untuk membahas materi yang belum dimengerti atau kegiatan-kegiatan lain seperti pengayaan dan penguatan materi. Kesimpulan dan Saran Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall (1983). Langkahlangkah tersebut diadaptasi dan dibatasi menjadi tujuh langkah saja menjadi: 1) pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji validasi; 5) revisi produk awal; 6) uji lapangan, dan 7) revisi produk akhir. Produk penelitian dan pengembangan ini berupa multimedia interaktif berformat swf yang dikemas dalam bentuk Compact Disc (CD), yang dapat dijalankan pada komputer atau laptop. Multimedia interaktif yang dikembangkan memuat enam menu utama, yaitu 1) menu petunjuk yang berisi berisi penjelasan menu dan tombol dalam multimedia interaktif, 2) menu kompetensi yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kompetensi, 3) menu materi yang terdiri dari materi pendahuluan, amitosis, mitosis, meiosis, perbedaan mitosis dan meiosis, gametogenesis, spermatogenesis, Oogenesis, mikrosporogenesis, dan megasporogenesis, 4) menu evaluasi yang terdiri dari latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan benar/salah, dan 5) menu pengembang yang berisi profil pengembang multimedia interaktif. Multimedia interaktif materi pembelahan sel ini memiliki nilai validitas 91,67% pada aspek isi atau materi, dan 85,71% pada aspek tampilan dan teknis. Multimedia interaktif ini juga memiliki nilai kepraktisan sebesar 88,24% dan nilai keefektifan sebesar 90,21%. Berdasarkan hasil validasi dan uji lapangan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan termasuk ke dalam kategori valid, praktis, dan efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan layak untuk digunakan.
Multimedia interaktif materi pembelahan sel ini akan lebih optimal fungsinya jika digunakan sebagai bahan belajar mandiri oleh siswa. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi interaktifitas multimedia yang didesain untuk melayani minat, kecepatan, dan gaya belajar siswa yang beragam. Meskipun begitu, penggunaan multimedia interaktif secara klasikal dalam proses belajar mengajar di kelas tetap baik dilakukan. Guru dapat memadukan penggunaan multimedia interaktif ini dengan metode pembelajaran yang sesuai. Produk multimedia interaktif ini dikemas dalam bentuk CD. CD tersebut dapat diproduksi secara masal, yang kemudian dilanjutkan kegiatan distribusi pada pengguna. Pemberian petunjuk penggunaan secara tertulis harus ditambahkan pada kemasan CD. Selain dalam bentuk CD, penyebaran aatau diseminasi produk juga dapat dilakukan dalam bentuk software aplikasi melalui internet. Sebelum itu, produk harus divalidasi dan diujicobakan kembali ke kelompok siswa yang lebih besar. Sampel sasaran pengguna dapat diambil melalui 10 siswa ditiap SMA/MA dalam satu kota. Daftar Rujukan Amali, Lanto Ningrayati. 2010. Implikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Dunia Pendidikan. (Online), (http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKINDO/article/view/114), diakses 23 Januari 2015. Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Borg, Walter R., dan Gall, Meredith Damien., 1983. Educational Research. New York: Longman. Gora, Winastawan dan Sunarto. 2013. PAKEMATIK: Strategi Pembelajaran Inovatif berbasis TIK. Jakarta: Elex Media Komputindo. Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Prawiradilaga, Dewi Salma., dan Siregar, Eveline. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Pusat Penilaian Pendidikan. 2012. Panduan Pemanfaatan Hasil UN Tahun Pelajaran 2011/2012 untuk Perbaikan Mutu Pendidikan, (DVD). Jakarta: Balitbang Kemdiknas. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Subdirektorat Pembelajaran – Direktorat Pembinaan SMA. 2009. Pedoman Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Vaughan, Tay. 2004. Multimedia: Making It Work. Terjemahan Theresia Arie Prabawati dan Agnes Heni Triyuliana. 2006. New York: Mc.Graw Hill.