PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PERUBAHAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LAWANG Koko Setiadi Santoso, Endang Suarsini, Triastono Imam Prasetyo FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK: Media pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang berpengaruh untuk meningkatkan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan dan menguji produk multimedia interaktif materi perubahan dan pelestarian lingkungan berbasis pendekatan ilmiah untuk siswa kelas X MIA. Pengembangan multimedia interaktif terdiri dari uji kevalidan, uji kepraktisan, dan uji kefektifan. Penelitian dan pengembangan multimedia menggunakan 7 tahap dari 10 tahap yang diadaptasi dari metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) oleh Borg dan Gall (1989) yang terdiri dari (1) penyelidikan dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan produk dan desain, (3) pengembangan produk awal, (4) uji awal produk, (5) revisi produk, (6) uji coba utama, (7) revisi produk akhir. Hasil validasi ahli media (86,3%), ahli materi (95,7%), dan praktisi lapangan (92,5%) menunjukkan multimedia interaktif valid. Uji kepraktisan mendapat hasil 89,3% menunjukkan bahwa multimedia interaktif praktis digunakan. Hasil uji keefektifan mendapatkan hasil 0,51 pada Gain score dan ketuntasan belajar klasikal siswa diperoleh persentase 87,5% menunjukkan bahwa multimedia interaktif efektif. Kata kunci: Perubahan dan Pelestarian Lingkungan, Multimedia, R&D. ABSTRACT: Media of learning is the influential learning component to improve communication in teaching and learning. The research aims to produce a development and test interactive multimedia product material change and environmental conservation with the basic is scientific approach for students of class X MIA. Interactive multimedia development consists of test validity, test the practicality and effectiveness test. Research and development of multimedia using a 7 stage 10 stage adaptation of methods of research and development (R&D) by Borg and Gall (1989), which consists of (1) Research and information collection, (2) Product planning and design, (3) Develop main product, (4) Initial testing of products, (5) Product revision, (6) Main test, (7) Revision of the final product. The results of expert validation media (86.3%), subject matter experts (95.7%), and practitioners in the field (92.5%) showed interactive multimedia is valid. Practicability test gets results 89.3% showed that interactive multimedia practical to use. The results of testing the effectiveness of getting the 0.51 on Gain score and the completeness of classical study students obtained percentage of 87.5% indicates that interactive multimedia is effective. Keywords: Change and environmental conservation, Multimedia, R&D
Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat dan bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan
karakter lebih menetapkan pada pengalaman lapangan dan memfokuskan pada perolehan kompetensi oleh siswa (Permendikbud nomor 64 tahun 2013). Kurikulum 2013 menganjurkan kepada seluruh jenjang pendidikan menggunakan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran dalam pendidikan mengubah peran guru dan peran siswa. Peran guru sebagai sumber informasi primer menjadi guru yang bertugas sebagai fasilitator dan siswa yang pasif dalam pembelajaran menjadi siswa yang aktif dalam pembelajaran (Fitriyadi, 2013). Pendekatan ilmiah digunakan dalam Kurikulum 2013 karena dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk berlaku ilmiah sehingga dinilai cocok untuk mengembangkan aspek spiritual, sikap, kognitif dan keterampilan dalam Kurikulum 2013. Pembelajarannya melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan materi yang diajarkan sehingga penggunaan media pembelajaran sangat penting (Inayah, 2015). Penggunaan metode ilmiah pada materi perubahan dan pelestarian lingkungan KD 3.10 dan 4.10 memerlukan penggunaan media pembelajaran sehingga siswa dapat mengaitkan materi dengan lingkungan sekitar didalam kelas. Media pembelajaran berupa multimedia menurut Priyanto (2009) adalah suatu gabungan antara teks, gambar, grafis, animasi, audio dan video dengan penyampaian secara interaktif. Kelebihan multimedia adalah mampu menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan. Salah satu sekolah yang cocok diterapkan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif materi perubahan dan pelestarian lingkungan adalah SMAN 1 Lawang karena sarana dan prasarananya lengkap. Lingkungan SMAN 1 Lawang berada pada lingkungan industri sehingga bentuk pencemaran dan bentuk limbah dalam pmateri pembelajaran materi perubahan dan pelestarian lingkungan dapat diperoleh langsung mengunakan panca indera siswa. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menghasilkan dan menguji produk multimedia interaktif materi perubahan dan pelestarian lingkungan berbasis pendekatan ilmiah untuk kelas X MIA. Uji produk pengembangan meliputi uji kevalidan, uji kepraktisan, dan uji keefektifan pada multimedia interaktif yang dikembangkan. METODE Pengembangan multimedia interaktif menggunakan model pengembangan yang diadaptasi dari model penelitian dan pengembangan (Research and development) Borg dan Gall (1989). Sebagaimana ditunjukkan oleh Gall et al (1996) bahwa sepuluh langkah proses R&D yang telah digunakan dibatasi menjadi tujuh langkah untuk tujuan pendidikan. Pendidik telah menggunakan tujuh langkah tersebut untuk pengujian, evaluasi dan perbaikan untuk menghasilkan produk yang valid. Langkah penelitian pengembangan media pembelajaran ini diuraikan sebagai berikut.
1. Penyelidikan dan Pengumpulan Informasi Kegiatan awal pengembangan dengan metode R&D ialah melakukan penyelidikan dan pengumpulan informasi. Tahap ini dilakukan dengan pemberian angket kebutuhan siswa dan guru pada materi perubahan dan pelestarian lingkungan di SMAN 1 Lawang pada tanggal 06 Oktober 2015. Berdasarkan hasil observasi melalui angket didapatkan hasil 85% siswa menyatakan penggunaan media pembelajaran membantu siswa belajar. Sejumlah 95% siswa menyatakan perlu dikembangkan multimedia interaktif pada materi Perubahan dan pelestarian lingkungan, karena 50% siswa menyatakan pembelajaran materi Perubahan dan pelestarian lingkungan selama ini menggunakan media buku. 2. Perencanaan Produk dan Desain Berdasarkan hasil observasi melalui angket pengembang mengusulkan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Sumber audio, video dan gambar dalam multimedia interaktif diperoleh dari dokumentasi lingkungan sekitar siswa dan internet. Lingkungan sekitar siswa yaitu kecamatan Lawang merupakan kawasan industri sehingga pencemaran lingkungan dapat dilihat dan dirasakan langsung. Siswa mengalami sendiri gangguan pencemaran misalnya pencemaran gas berupa bau dan gangguan pernafasan. Sungai di Lawang juga tercemar oleh limbah aktivitas manusia dan limbah cair industri. Dokumentasi langsung diperlukan sebagai sumber informasi dan ditambahkan sumber internet untuk melengkapi informasi yang diperlukan. Dokumentasi terbatas pada macam pencemaran lingkungan oleh industri di Lawang berupa pencemaran udara (video gas buangan industri) dan pencemaran air (limbah cair industri agar). Dokumentasi penanganan limbah cair diperoleh dengan uji bioremidiasi pada limbah cair Agar oleh penulis menggunakan konsorsium bakteri Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas fluorescens, dan Bacillus alvei menggunakan indikator BOD (Biological Oxygen Demand) di laboratorium Mikrobiologi Universitas Negeri Malang, selanjutnya dilaksanakan uji hayati menggunakan cacing sutera (Tubifex sp.). Dokumentasi yang dilakukan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan materi pada multimedia sehingga perlu penambahan materi dari internet. 3. Pengembangan Produk Awal Produk dikembangkan menggunakan program Autoplay Media Studio 8 Personal Edition. Storyboard multimedia interaktif terdiri dari beberapa tahapan. Tahap awal pembuatan multimedia interaktif adalah merancang tampilan background, menyusun gambar dan video, serta merancang link dan tool pada multimedia interaktif. Tahap selanjutnya adalah menyusun semua komponen sesuai rencana ke dalam fungsi link dan tool. Tahap terakhir adalah meninjau fungsi pada multimedia interaktif sehingga jika terdapat kesalahan dalam mengoperasikan multimedia interaktif dapat diperbaiki. 4. Uji Awal Produk Tahap ini dilakukan dengan uji validitas yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan media sebelum tahap uji coba. Validitas dilakukan oleh ahli materi dan ahli media dengan menggunakan instrumen penilaian berupa angket validasi.
Kualifikasi ahli materi yaitu memiliki latar pendidikan dalam pelajaran Biologi SMA, menguasai materi perubahan dan pelestarian lingkungan, dan memiliki latar belakang pendidikan Magister (S2) di bidang Pengetahuan Lingkungan. Kualifikasi ahli media yaitu memiliki latar belakang pendidikan Magister (S2) di bidang Teknologi Pembelajaran atau yang serumpun dan memiliki keahlian tentang perencanaan media pembelajaran serta memahami perancangan pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan. Validitas media dan materi diuji oleh dosen Universitas Negeri Malang. Teknik analisis data produk menggunakan data yang diperoleh melalui instrumen pengumpulan data, dianalisis dengan rumus sebagai berikut:
(Sumber: Arikunto, 2010) Keterangan : P = Persentase skor ΣX = Jumlah skor N = Jumlah skor maksimal Hasil analisis data kemudian dideskripsikan dan disimpulkan berdasarkan kriteria kualifikasi validasi seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Skala Persentase Kelayakan Produk Presentase Interpretasi Makna pencapaian 76 - 100 % Layak produk layak digunakan & tidak perlu revisi 56 - 75 % cukup layak produk layak digunakan tetap perlu sedikit revisi 40 - 55 % kurang layak produk belum layak digunakan & perlu revisi 0 - 39 % tidak layak produk tidak layak digunakan & perlu kajian ulang
(Sumber: diadaptasi dari Arikunto, 2000)
Multimedia interaktif jika menunjukkan hasil validasi dibawah 75% maka multimedia harus direvisi. 5. Revisi Produk Desain produk setelah divalidasi akan diketahui kelemahannya. Langkah selanjutnya dilakukan perbaikan desain pada kelemahan yang ditemukan. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan desain media pembelajaran yang valid. Siklus uji awal produk dan revisi berlanjut sampai produk dapat memenuhi kriteria yang ditentukan. 6. Uji Coba Utama Produk setelah dinilai layak oleh ahli materi dan ahli media selanjutnya dilaksanakan uji coba di kelas X SMAN 1 Lawang dengan melakukan uji validasi oleh guru selaku praktisi lapangan, uji kepraktisan pada 10 siswa secara acak, dan uji keefektifan berdasarkan nilai pre-test dan post-test siswa.
a. Uji Kepraktisan Teknik analisis data produk menggunakan data yang diperoleh melalui angket kemudian dianalisis dengan rumus sebagai berikut:
(Sumber: Yamasari, 2010) Keterangan : P = Persentase skor Xi = Jumlah skor yang diperoleh N = Skor maksimum Hasil analisis data kemudian dideskripsikan dan disimpulkan berdasarkan kriteria kualifikasi validasi seperti pada Tabel 2. Tabel 2 Skala Persentase Kepraktisan Produk Presentase (%) 76 ≤ P ≤ 100 % 50 ≤ P < 75 % 25 ≤ P < 50 % 0 ≤ P < 25%
Kategori Sangat praktis Praktis Kurang praktis Tidak praktis
(Sumber: diadaptasi dari Yamasari, 2010)
Multimedia interaktif menunjukkan hasil praktis apabila menunjukkan angka diatas 50%. b. Uji Keefektifan Tingkat keefektifan multimedia interaktif diperoleh dari hasil pre-test dan post-test pada hasil belajar siswa berupa gain score dengan perhitungan dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan : n-gain : Gain Score Kriteria tingkat kefektifan produk yang dibuat disajikan dalam Tabel 3 berikut. Tabel 3 Kriteria Tingkat Kefektifan Produk No. Kriteria pencapaian nilai Tingkat efektifitas 1. n-gain ≥ 0,7 Efektifitas tinggi 2. 0,3 < n-gain < 0,7 Efektifitas sedang 3. n-gain ≤ 0,3 Efektifitas rendah (Sumber: Hake, 1999)
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar klasikal diperoleh dengan memasukkan hasil tes pada rumus berikut: Ketuntasan belajar klasikal = Ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal. Permendikbud (1996) dalam
Trianto (2010) menyatakan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas terdapat ≥ 85% siswa telah tuntas belajarnya. 7. Revisi Produk Akhir Berdasarkan data yang diperoleh dari uji coba utama maka dapat dilakukan perbaikan pada produk. Revisi produk dilakukan untuk mencapai produk akhir yang layak dan efektif sehingga produk multimedia siap digunakan. HASIL 1. Hasil Validasi Ahli Penilaian para ahli terhadap media pembelajaran meliputi format, bahasa, ilustrasi dan isi. Validasi ahli dilakukan oleh 3 validator yaitu ahli materi, ahli perangkat pembelajaran, dan praktisi lapangan. Hasil validasi ahli disajikan pada Tabel 4, Tabel 5, dan Tabel 6. Tabel 4 Hasil Analisis Data Validasi Ahli Media Pembelajaran No. Kriteria penilaian Skor Kriteria (%) 1 Umum 3,2 80,0 2 Rekayasa perangkat lunak 4 100,0 3 Rekayasa visual 3,16 79,0 3,45 86,3 Rata-rata
Keterangan Layak Layak Layak Layak
Berdasarkan validasi yang dilakukan ahli media didapatkan hasil bahwa media layak digunakan dalam pembelajaran materi perubahan dan pelestarian lingkungan. Tabel 5 Hasil Analisis Data Validasi Ahli Materi No.
Sub-bab
Total Skor
1 2 3 4 5
Penemaran Macam Pencemaran Penanganan limbah padat Penanganan limbah gas Penanganan limbah cair Rata-rata
26 27 26 27 28 134
Rata-rata skor tiap indikator 3,71 3,85 3,71 3,85 4 3,82
Kriteria (%)
Keterangan
92,8 96,3 92,8 96,3 100,0 95,7
Layak Layak Layak Layak Layak Layak
Berdasarkan validasi yang dilakukan ahli materi didapatkan hasil bahwa media layak digunakan dalam pembelajaran materi perubahan dan pelestarian lingkungan. Tabel 6 Hasil Analisis Data Validasi Praktisi Lapangan No.
Indikator Penilaian
Skor
1 2 3
Kemudahan mengoperasikan multimedia interaktif Kejelasan kompetensi yang harus di capai Kesesuaian materi dengan KI, KD, dan indikator kompetensi Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
3 4 4
Kriteria (%) 75 100 100
3
75
4
Keterangan Cukup Layak Layak Layak Cukup Layak
5 6 7 8 9 10 11 12
Penyajian materi untuk membangun konsep belajar Kesesuaian materi untuk siswa SMA Penggunaan bahasa secara tepat, efektif dan efisien Pemilihan video untuk menyampaikan konsep yang kompleks Kesesuaian tugas dengan indikator kompetensi Fleksibilitas penggunaan (terkait tempat dan waktu) Penggunaan media sebagai bahan ajar di kelas (penggunaan secara klasikal oleh guru) Penggunaan media sebagai sarana belajar mandiri siswa Total Rata-rata
4 4 3 4
100 100 75 100
Layak Layak Cukup Layak
4 4 4
100 100 100
Layak Layak
3
75
Cukup Layak
44 3,7
92,5
Layak
Layak
Layak
Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh praktisi lapangan yaitu guru Biologi SMAN 1 Lawang didapatkan hasil bahwa media layak digunakan dalam pembelajaran materi perubahan dan pelestarian lingkungan. 2. Hasil Uji Kepraktisan Produk Data kuantitatif untuk uji kepraktisan diperoleh dari hasil penilaian siswa pada angket validasi pengguna produk. Hasil validasi oleh penilaian siswa terkait media dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil penilaian media oleh pengguna produk No. Indikator Penilaian 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 10.
Ratarata Skor 3,6 tujuan 3,4
Multimedia interaktif dapat saya operasikan dengan mudah Multimedia membantu saya mencapai indikator/ pembelajaran Materi perubahan dan pelestarian lingkungan yang disajikan dalam multimedia interaktif dapat saya pahami dengan mudah Pemilihan video yang disajikan dalam multimedia interaktif ini dapat membantu memperjelas konsep perubahan dan pelestarian lingkungan Penggunaan bahasa dalam multimedia interaktif mudah dipahami Penggunaan multimedia interaktif membantu saya belajar mandiri Multimedia interaktif dapat menciptakan suasana kecepatan dan gaya belajar sendiri Multimedia interaktif menciptakan rasa senang dan sesuai untuk mempelajari materi perubahan dan pelestarian lingkungan Multimedia interaktif memberikan motivasi untuk belajar biologi Mempelajari materi perubahan dan pelestarian lingkungan lebih menyenangkan dengan menggunakan multimedia interaktif Total Skor Total Skor Maksimal Skala Presentase Kepraktisan Produk
3,8 3,9
3,6 3,5 3,3 3,7 3,4 3,5 35,7 40,0 89,3%
Hasil penilaian siswa diperoleh skor total yaitu 35,7 dengan skor maksimal yaitu 40,0 yang dianalisis sebagai berikut.
Persentase Kepraktisan (%) = Hasil persentase kemudian dicocokkan dengan kriteria tingkat kepraktisan. Berdasarkan tabel kriteria tingkat kepraktisan media, persentase kepraktisan yang diperoleh sebesar 89,3% menunjukkan bahwa media ini sangat praktis. 3. Hasil Uji Keefektifan Produk Uji keefektifan media dilakukan dengan cara membandingkan nilai rerata hasil pre-test dan post-test materi perubahan dan pelestarian lingkungan. Tingkat keefektifan multimedia interaktif adalah sebagai berikut.
Skor Gain (Gain Score) menunjukkan nilai 0,51. Berdasarkan kriteria keefektifan oleh Hake (1999) pada Tabel 3.2 menunjukkan bahwa multimedia interaktif materi perubahan dan pelestarian lingkungan kelas X Kurikulum 2013 tingkat efektifitasnya adalah sedang. Jumlah siswa yang tuntas atau mencapai KKM yaitu 19 siswa dari 24 siswa sehingga dapat dianalisis sebagai berikut: Ketuntasan belajar klasikal =
= 87,5%
Ketuntasan belajar klasikal siswa diperoleh persentase 87,5% sehingga ketuntasan belajar klasikal siswa melebihi 85%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif efektif digunakan dalam pembelajaran materi perubahan dan pelestarian lingkungan. PEMBAHASAN Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa multimedia interaktif menggunakan program Autoplay materi perubahan dan pelestarian lingkungan. Produk multimedia merupakan kombinasi teks, suara, gambar dan video yang dimanipulasi secara digital menggunakan komputer dan penggunaannya dikontrol menggunakan komputer. Produk multimedia memiliki pilihan menu meliputi petunjuk penggunaan, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi, tugas, rangkuman, daftar pustaka, dan pembuat program. Sesuai dengan pernyataan Sugeng (2014) dalam mengaplikasikan program media pembelajaran interaktif hasil pengembangan guru harus menyiapkan: (1) petunjuk belajar, (2) tujuan pembelajaran, (3) indikator pembelajaran, (4) materi pembelajaran, (5) soal, dan (6) data siswa yang diampu. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli media perlu dilakukan revisi pada media yaitu memperbaiki suara pada media dengan memberikan penekanan pada materi tertentu. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi perlu dilakukan revisi pada media yaitu menghilangkan bahasan tentang macam lapisan tanah pada materi pencemaran
tanah, dan pengurangan kata pada kalimat tertentu agar menjadi kalimat efektif. Berdasarkan hasil praktisi lapangan perlu diperbaiki pada volume suara pada video dalam usaha menjangkau seisi kelas dan pemberian jeda pada video agar lebih menarik. Uji kepraktisan dilakukan pada pengguna produk yaitu siswa. Hasil uji kepraktisan setelah dianalisis mencapai nilai 89,6. Persentase tersebut kemudian dicocokkan dengan kriteria tingkat kepraktisan media. Berdasarkan hasil analisis uji kepraktisan dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif materi perubahan dan pelestarian lingkungan sangat praktis digunakan pada kelas X MIA Kurikulum 2013. Uji keefektifan dilakukan pada siswa menggunakan soal pre-test sebelum menerima pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dan menggunakan soal post-test setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Pre-test dan posttest berupa soal pilihan ganda yang memuat seluruh indikator pembelajaran pada ranah kognitif. Hasil uji keefektifan dianalisis menggunakan skor gain (gain score) dan menghasilkan nilai 0,51 sehingga media pembelajaran menunjukkan keefektifan sedang. Ketuntasan belajar klasikal siswa diperoleh persentase 87,5% dan menunjukkan ketuntasan belajar klasikal siswa melebihi 85% sehingga multimedia interaktif efektif digunakan dalam pembelajaran materi perubahan dan pelestarian lingkungan. Multimedia interaktif adalah sebuah teknologi baru dengan potensi yang besar untuk mengubah cara belajar dan mendapatkan informasi. Penggunaan teknologi multimedia sebagai salah satu media pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk membantu mengatasi masalah belajar siswa, karena dengan menggunakan teknologi multimedia siswa mampu belajar mandiri karena lebih mudah dan nyaman sesuai dengan kemampuannya (Fauzi, 2014). Saba (2009) menyatakan bahwa hadirnya teknologi modern dalam dunia pendidikan adalah sebagai katalisator perubahan yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Teknologi harus hadir di sekolah untuk diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Kedua pernyataan tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran berupa multimedia interaktif yang dikembangkan mampu mengoptimalkan sarana teknologi di sekolah dan mengatasi masalah belajar siswa dengan menyediakan media untuk dipelajari secara mandiri. Hadibin (2012) menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif meningkatkan minat dan respon siswa dalam materi pelajaran. Lee and Tseng (2008) menyatakan bahwa penggunaan peralatan digital sebagai media pembelajaran menghasilkan perbedaan signifikan dalam prestasi siswa apabila dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Pernyataan tersebut terbukti pada multimedia interaktif yang dikembangkan penulis dari hasil uji kepraktisan dan uji keefektifan. Multimedia interaktif menunjukkan hasil sangat praktis dan efektif terbukti dari hasil pre-test dan post-test serta ketuntasan klasikal.
KESIMPULAN DAN SARAN Produk media pembelajaran yang dihasilkan adalah multimedia interaktif berdasarkan penelitian analisis BOD limbah cair Agar. Berdasarkan hasil penelitian pengembangan menunjukkan bahwa media pembelajaran dinilai layak digunakan dalam pembelajaran materi perubahan dan pelestarian lingkungan karena media pembelajaran yang dikembangkan valid, praktis, dan efektif. Saran yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian adalah produk perlu diimplementasikan secara luas pada sekolah dengan sarana teknologi yang memadai. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2000. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Borg, W. R. & Gall, M. D. 1989. Educational Research An Introduction. Fifth Edition. New York: Longman Inc. Fauzi, B. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif pada Materi Pokok Teorema Phytagoras. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3 (2): 51 Fitriyadi, H. 2013. Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan: Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi, Implementasi dan Pengembangan Profesional. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 21 (3): 271-272. Gall, M. D., Borg, W. R., and Gall, J. P. 1996. Educational research: An introduction( 6th ed.). White Plains, NY: Longman. Hadibin, M. H., Bambang, E. K. & Gesang, K., 2012. Pembangunan Media Pembelajaran Teknik Komputer Jaringan Kelas X pada Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bangsa Pati Berbasis Multimedia Interaktif, Jurnal Speed 13, 9 (2): 432-437. Hake, R. R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. [27 Mei 2016]. Inayah, F. 2015. Efektivitas Media Pembelajaran pada Pendikatan Ilmiah (Scientific Approach) dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Lee, S. H., Tseng, H. C., 2008. Investigation of Technology Integrated Instruction in Education: A Case Study of Exploring Learning Achievement. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia, 17 (3): 337-361. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013. Jakarta: Lembaga Negara Republik Indonesia. Priyanto, D. 2009. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Komputer. Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 14 (1): 2. Saba, A. 2009. Benefith of Technology Integration in Education, Laporan penelitian, Boise State University, EdTech 501, July 26, 2009. Sugeng, 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif di SMA Negeri 9 Surakarta. Surakarta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yamasari, Y. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pascasarjana X-ITS, pada tanggal 4 Agustus 2010 di Surabaya.