Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PADA KOMPETENSI DASAR HUBUNGAN MASYARAKAT KELAS X APK 2 DI SMKN 10 SURABAYA
Chilmiyah Izzatul Mufidah (S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya) e-mail
[email protected] Abstrak Pada kegiatan pembelajaran, penggunaan modul adalah salah satu langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa. Sebagai bahan ajar yang dapat dipelajari secara mandiri, modul diharapkan dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, tuntas, dan dengan hasil yang berkualitas. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan modul, mengukur kelayakan modul setelah dikembangkan, dan mengetahui respon siswa terhadap modul pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat setelah dikembangkan. Subyek dalam penelitian ini adalah 20 orang siswa kelas X APK 2 di SMKN 10 Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan yang menggunakan pendekatan 4-D atau 4-P yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Analisis data yang digunakan untuk mengukur penilaian validasi ahli dan respons siswa adalah skala penelitian. Hasil keseluruhan dari validasi ahli memperoleh persentase sebesar 87,33% dengan kategori sangat layak, dan hasil uji coba terbatas sebesar 86,4% dengan kategori sangat layak. Selanjutnya hasil dari validasi ahli dan uji coba terbatas dirata-rata memperoleh persentase sebesar 85,86% dengan kategori sangat layak, sehingga dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran hubungan masyarakat yang telah dikembangkan dinyatakan sangat layak sebagai bahan pembelajaran di SMKN 10 Surabaya. Abstract The use of module is one of the appropriate ways to improve students’ learning quality. As the self learning source, module is expected to be able to make the learning process be better planned and achieve the qualified result. Therefore, this research aims to describe the process of module development, measure the feasibility of the module, and students’ response for the module in the social relation basic competence. The subject of the research are 20 students of tenth grade of APK at SMKN 10 Surabaya, the method used in this research is developmental model by using 4-D or 4-P design. They are definition, planning, development, and delivery. The data analysis which is used to measure the expert validation and students’ response is research scale. Overall, the expert validation gets 87.33% and the category is very appropriate. It is also very good category for the result of limited try out. It gets 86.4%. Moreover, the result of expert validation and limited try out get 85.86% as the average score. It is in the very appropriate category. Therefore, it can be concluded that the learning module of society relation which have been developed is very appropriate to be used as the learning materials at SMKN 10 Surabaya.
Secara bahasa definisi pendidikan adalah
PENDAHULUAN Memperoleh pendidikan yang layak
proses
perubahan
sikap
dan
tata
laku
adalah hak yang harus diperoleh setiap
seseorang atau sekelompok orang dalam
manusia.
usaha mendewasakan manusia melalui upaya
Selain
dirasa
sangat
penting,
pendidikan bagi seseorang menjadi salah satu modal dasar agar dapat berhasil dan mampu meraih
kesuksesan
dalam
pengajaran dan pelatihan. Pada pengetahuan
dasarnya dan
saat
teknologi
ini
ilmu
berkembang
kehidupannya.Menurut Kamus Besar Bahasa
begitu pesat. Perkembangan ini mengharuskan
Indonesia (2013), kata pendidikan mempunyai
adanya
arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.
berkualitas, agar dapat bersaing dan tidak
1
sumber
daya
manusia
yang
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
tertinggal. Untuk membentuk sumber daya
mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam
manusia yang berkualitas maka dibutuhkan
upaya mencapai tujuan belajar”. Karena itu
pendidikan yang berkualitas pula. Begitu
penentuan bahan ajar mesti berdasarkan
pentingnya pendidikan, maka perlu adanya
tujuan yang hendak dicapai, dalam hal ini
peningkatan
Menurut
adalah hasil-hasil yang diharapkan, misalnya
peneliti peningkatan mutu pendidikan di
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
sekolah tidak terlepas dari keberhasilan proses
pengalaman.
mutu
pendidikan.
pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran juga
tersebut tidak hanya ditentukan oleh baiknya
diperlukan
kurikulum semata, tetapi juga dipengaruhi
pembelajaran, bahan ajar, dan skenario yang
oleh beberapa komponen, diantaranya guru,
diperlukan oleh guru. Perangkat pembelajaran
siswa, metode mengajar, media pembelajaran,
dapat berupa buku siswa, lembar kerja siswa,
keaktifan siswa, maupun motivasi siswa itu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
sendiri dalam belajar. Komponen-komponen
buku tugas, dan sebagainya. Bahan ajar dapat
tersebut memegang peranan penting dalam
berupa peraga, modul, media, dan sebagainya.
menentukan keberhasilan proses pembelajaran
Sedangkan skenario pembelajaran adalah
sehingga akan mempengaruhi hasil belajar.
rancangan perangkat penerapan dalam proses
Di berfungsi
dalam
perangkat
pembelajaran,
guru
pembelajaran disesuaikan waktu yang tersedia
fasilitator
yang
untuk
sebagai
memfasilitasi
ketersediaan
siswa
pertemuan.
Dikarenakan
mencapai
banyaknya komponen yang harus terpenuhi
kompetensi yang ditentukan. Guru juga
dalam proses pembelajaran, maka menjadi
berfungsi membimbing siswa untuk mencapai
seorang pengajar harus memahami satu
kompetensi yang diharapkan. Oleh sebab itu
persatu dari komponen tersebut, khususnya
kualitas
guru
diperhatikan
dalam
bahan ajar yang menjadi sumber utama
pembelajaran.
Selain
keaktifan siswa dalam belajar mandiri, dan
kualitas guru, kualitas pembelajaran juga
salah satu bahan ajar yang efektif digunakan
harus ditunjang oleh kelayakan bahan ajar
dalam pembelajaran adalah berupa modul.
menyiapkan
harus
untuk
setiap
proses
yang digunakan. Peran bahan ajar dalam
Modul adalah salah satu langkah yang
proses pembelajaran ini selain sebagai alat
tepat
bantu komunikasi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran pada siswa, dikarenakan saat ini
guru kepada siswa, bahan ajar juga efektif
pengembangan bahan ajar berupa modul
untuk membantu siswa dalam mempelajari
menjadi kebutuhan yang sangat mendesak.
lebih
Penggunaan
lanjut
materi
yang
belum
untuk
meningkatkan
modul
diharapkan
kualitas
dapat
dipahami.Menurut Hamalik (2008:36), “bahan
mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih
ajar atau bahan belajar adalah suatu unsur
terencana dengan baik, mandiri, tuntas, dan
belajar yang penting mendapat perhatian dari
dengan hasil (output) yang berkualitas. Modul
guru. Dengan bahan tersebut, para siswa dapat
dapat diartikan sebagai materi pelajaran yang
2
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
disusun
dan
tertulis
menciptakan hubungan yang harmonis.dan 3)
pembacanya
mendapat dukungan atau respon yang baik
diharapkan dapat menyerap sendiri materi
dari masyarakat. Inilah tiga unsur penting
tersebut. Dengan kata lain sebuah modul
yang dipelajari dalam ilmu kehumasan.
sedemikian
adalah
disajikan
rupa
sebagai
secara
sehingga
bahan
belajar
dimana
Modul
Mata
Masyarakat
2013:31).
memiliki dua Kompetensi Dasar (KD), yaitu:
diberikannya
modul,
SMKN10
Hubungan
pembacanya dapat belajar mandiri (Daryanto, Dengan
di
Diklat
Masyarakat
Surabaya
diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
Hubungan
belajar mandiri tanpa harus selalu dengan
Penanganan Tamu. Dari dua Kompetensi
bantuan guru.
Dasar
tersebut,
dan
peneliti
Tata
ini
berminat
Cara
untuk
Disini peneliti mengembangkan modul
membatasi penelitian pengembangan modul
dengan cara menyusun lebih sistematis,
dalam satuKompetensi Dasar saja, yaitu
menginovasi modul yang lebih menarik pada
Kompetensi Dasar yang pertama tentang
desain,
Hubungan
kelengkapan
kelengkapan
ilustrasi
komponen
materi,
gambar
yang
Masyarakat.
Peneliti
memilih
kompetensi dasar yang pertama ini karena
menunjang, penggunaan bahasa yang mudah
pada
dimengerti serta mengikuti standar yang telah
Kompetensi Dasar yang kedua tentang Tata
ditetapkan oleh BSNP sebagai bahan ajar
Cara Penanganan Tamu, diharapkan siswa
yang baik, sehingga modul yang telah
sudah memahami Kompetensi Dasar yang
dikembangkan ini akan mempermudah siswa
pertama terlebihdahulu tentang Hubungan
untuk mempelajarinya secara mandiri.
Masyarakat.
Administrasi Perkantoran adalah salah
dasarnya
sebelum
Kompetensi
mempelajari
Dasar
Hubungan
satu program keahlian yang ada di SMKN 10
Masyarakat ini membahas berbagai macam
Surabaya yang mana terdapat mata diklat
ruang lingkup kehumasan yang tentunya patut
Hubungan
dipelajari oleh siswa Program Keahlian
penyajian
Masyarakat mata
(Humas).
pelajarannya,
Dalam
Hubungan
Administrasi
Perkantoran
di
SMKN10
Masyarakatadalah salah satu cabang ilmu
Surabaya. Kompetensi Dasar ini antara lain
administrasi yang di dalamnya membahas
berisi tentang: pengertian humas; tugas-tugas
tentang hubungan antara perusahaan atau
humas; persyaratan petugas humas; sikap
instansi dengan masyarakat tertentu yang ada
humas
kepentingannya dengan perusahaan. Mata
seorang petugas humas; kegiatan humas; azas
diklat ini sangat penting dipelajari oleh siswa
humas; ruang lingkup humas; proses kegiatan
Program Keahlian Administrasi Perkantoran,
humas; fungsi humas; peranan petugas humas;
karena siswa dalam program keahlian ini
tujuan humas; macam-macam humas; dan
diharapkan
pengertian etik, etika dan kode etik.
bisa
melakukan
kegiatan
kehumasan, antara lain: 1) melaksanakan kegiatan
perusahaan
atau
instansi,
melaksanakan
tugas;
penampilan
Berdasarkan latar belakang yang telah
2)
diuraikan,
3
maka
peneliti
tertarik
untuk
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
melakukan penelitian dan pengembangan
pembelajaran adalah serangkaian proses atau
modul dengan judul “Pengembangan Modul
upaya
Pembelajaran
Dasar
menyempurnakan bahan ajar yang sudah ada
Hubungan Masyarakat Kelas X APK 2di
agar lebih inovatif dan layak digunakan
SMKN 10 Surabaya”.
sebagai sumber belajar dimana pembacanya
pada
Kompetensi
untuk
mengembangkan
dan
dapat belajar mandiri tanpa bantuan guru. (2) Mata diklat Hubungan Masyarakatadalah
Batasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan terfokus,
salah satu cabang ilmu administrasi yang di
maka penulis memandang perlu adanya ruang
dalamnya membahas tentang hubungan antara
lingkup
permasalahan
perusahaan atau instansi dengan masyarakat
dalam penelitian ini dibatasi pada: (1) Modul
tertentu yang ada kepentingannya dengan
yang dikembangkan ini difokuskan pada satu
perusahaan. Mata diklat ini sangat penting
Kompetensi Dasar saja, yaitu Kompetensi
dipelajari oleh siswa Program Keahlian
Dasar
(2)
Administrasi Perkantoran, karena sebagai
Pengembangan modul Kompetensi Dasar
bekal dalam melakukan aktivitas kehumasan
Hubungan Masyarakat ini diujicobakan secara
yang sesungguhnya. (3) Kompetensi Dasar
terbatas kepada 20 siswa Program Keahlian
Hubungan Masyarakat adalah Kompetensi
Administrasi Perkantoran khususnya kelas X
Dasar yang membahas tentang: pengertian
APK 2 di SMKN10 Surabaya yang dipilih
humas;
secara acak dengan kemampuan heterogen;
petugas humas; sikap humas melaksanakan
(3)
Hubungan
tugas; penampilan seorang petugas humas;
metode
kegiatan humas; azas humas; ruang lingkup
pengembangan 4D yaitu Define, Design,
humas; proses kegiatan humas; fungsi humas;
Develop, and Disseminate, tetapi peneliti
peranan
membatasi
macam-macam humas; dan pengertian etik,
masalah.
Adapun
Hubungan
Masyarakat;
Pengembangan
Masyarakat
ini
modul
menggunakan
pengembangan
modul
hanya
sampai tahap Develop (pengembangan) saja karena
keterbatasan
biaya
dan
tugas-tugas
petugas
humas;
humas;
persyaratan
tujuan
humas;
etika dan kode etik.
waktu
penelitian.
KAJIAN PUSTAKA Dalam
pustaka
ini
berisi
pengertian belajar, pembelajaran, bahan ajar
Definisi Istilah Operasional Untuk
kajian
menghindari
terjadinya
meliputi pengertian bahan ajar, fungsi bahan
dan
ajar, tujuan pembuatan bahan ajar, manfaat
kesalahpahaman, maka kejelasan arti dan
bahan ajar, jenis bahan ajar, dan pengertian
maksud
modul.
bermacam-macam
kalimat
permasalahan didefinisikan berikut:
(1)
penafsiran
yang dalam
secara
terkait
dengan
penelitian operasional
Pengembangan
ini
sebagai modul
4
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
siswanya
Belajar
(mengarahkan
interaksi
siswa
Belajar ialah suatu proses usaha yang
dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
mencapai tujuan yang diharapkan”. Dari
perubahan tingkah laku yang baru secara
makna ini terlihat jelas bahwa pembelajaran
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
merupakan interaksi dua arah dari seorang
sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya
guru dan peserta didik, dimana antara
(Slameto, 2012:2). Belajar secara umum juga
keduanya
dapat diartikan sebagai perubahan pada
berkelanjutandan terarah menuju pada suatu
individu yang terjadi melalui pengalaman, dan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
bukan
karena
pertumbuhan
terjadi
komunikasi
yang
atau
Pembelajaran juga diartikan sebagai
perkembangan tubuhnya atau karakteristik
suatu kombinasi yang tersusun meliputi
seseorang sejak lahir (Trianto, 2010:16).
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
Nursalim (2007:91) menjelaskan bahwa
perlengkapan, dan prosedur yang saling
“belajar merupakan tahapan perubahan tingkah
mempengaruhi
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pembelajaran (Hamalik, 2012:57) Manusia
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
terlibat dalam sistem pembelajaran yang
yang melibatkan kognitif”.
terdiri dari siswa, guru, dan tenaga pendidik
untuk
mencapai
tujuan
Dari beberapa pengertian belajar yang
lainnya. Material meliputi buku-buku, papan
telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan
tulis, alat tulis, dan lain-lain. Fasilitas dan
bahwa belajar merupakan suatu proses atau
perlengkapan
kegiatan dimana terjadi perubahan yang
perlengkapan audio visual, komputer dan lain-
signifikan dari perilaku, pengalaman, dan
lain. Sedangkan prosedur meliputi kurikulum,
pengetahuan seseorang yang awalnya tidak
jadwal, metode pembelajaran, ujian dan lain-
tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak
lain.
mengerti menjadi paham dan menjadi lebih
Pada
meliputi
ruangan
hakikatnya
kelas,
pembelajaran
baik dalam hal yang telah dipelajarinya.
mempunyai pengertian yang hampir sama
Selain itu hasil belajar yang utama adalah
dengan
bagaimana ketika seseorang mengaplikasikan
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
apa yang telah dipahaminya sebagai suatu hal
konteks pendidikan, guru mengajar agar
yang bermanfaat dan baik untuk dilakukan
peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
terkait pada hal-hal yang khususnya telah
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif
dipelajari.
yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
pengajaran,
mempengaruhi afektif),
Pembelajaran Menurut
Trianto
serta
tetapi
perubahan
sebenarnya
sikap
keterampilan
(aspek (aspek
(2010:17)
psikomotorik) seorang peserta didik, namun
“pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar
proses pengajaran ini memberi kesan hanya
dari seorang guru untuk membelajarkan
sebagai pekerja satu pihak, yaitu pekerjaan
5
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
pengajaran saja. Sedangkan pembelajaran
mungkin agar dapat memotivasi minat belajar
menyiratkan adanya interaksi antara pengajar
siswa, serta menjadikan proses pembelajaran
dengan peserta didik.
menjadi lebih menarik dan tidak monoton.
Bahan Ajar
Fungsi Bahan Ajar
Bahan ajar atau bahan belajar adalah
Ada dua klasifikasi utama fungsi bahan
suatu unsur belajar yang penting mendapat
ajar yaitu: a. Fungsi bahan ajar bagi pendidik,
perhatian dari guru. Dengan bahan itu, para
antara lain: Menghemat waktu pendidik
siswa
dalam mengajar; mengubah peran pendidik
dapat
mempelajari
hal-hal
yang
diperlukan dalam upaya mencapai tujuan
dari
belajar
Sedangkan
fasilitator; meningkatkan proses pembelajaran
pengertian lain tentang bahan ajar adalah
menjadi lebih efektif dan interaktif; sebagai
segala bahan (baik berupa informasi, alat,
alat evaluasi pencapaian atau penguasaan
maupun teks) yang disusun secara sistematis
hasil pembelajaran. b. Fungsi bahan ajar bagi
yang
dari
peserta didik, antara lain: Peserta didik dapat
kompetensi yang akan dikuasai siswa dan
belajar tanpa harus ada pendidik atau teman
digunakan dalam proses pembelajaran dengan
peserta didik yang lain; peserta didik dapat
tujuan untuk perencanaan dan penelaahan
belajar kapan saja dan di mana saja ia
implementasi
kehendaki; peserta didik dapat belajar sesuai
(Hamalik,
2008:17).
menampilkan
sosok
pembelajaran
utuh
(Prastowo,
2012:8).
seorang
pengajar
menjadi
seorang
kecepatannya masing-masing; peserta didik
Bahan ajar menurut Sungkono (2009:50)
dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya
juga dapat diartikan sebagai “bahan-bahan
sendiri; Membantu potensi peserta didik
atau materi pelajaran yang disusun secara
untuk
lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-
(Prastowo, 2012:24).
prinsip pembelajaran yang digunakan guru
menjadi
pelajar
yang
mandiri
Dari sini dapat diketahui bahwa fungsi
dan siswa dalam proses pembelajaran”.
bahan ajar merupakan sarana belajar efektif,
Dari beberapa penjelasan yang telah
sehingga
keberadaan
bahan
ajar
akan
diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
memudahkan pendidik maupun peserta didik
bahan ajar adalah seperangkat bahan berisi
dalam proses pembelajaran.
materi yang disusun secara sistematis untuk mempermudah guru dalam mengajar dan
Tujuan Pembuatan Bahan Ajar
mempermudah siswa dalam belajar. Karena pentingnyapenggunaan
bahan
dalam
hendaknya
penulisan
ajar,
Tujuan pembuatan bahan ajar, setidaknya
maka
ada empat hal pokok yang melengkapinya,
guru
yaitu:
Membantu
peserta
didik
dalam
menggunakan banyak referensi agar dapat
mempelajari suatu pelajaran; Menyediakan
memenuhi kelengkapan materinya dan dalam
berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga
penyajian
mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta
hendaknya
didesain
seinovatif
6
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
didik; Memudahkan peserta didik dalam
Jenis Bahan Ajar
melaksanakan pembelajaran; Agar kegiatan pembelajaran
menjadi
lebih
Menurut bentuknya bahan ajar dibedakan
menarik
menjadi empat macam, yaitu:
(Prastowo, 2012:26).
cetak
Sehingga, dengan adanya bahan ajar
merupakan
sejumlah
Bahan ajar bahan
yang
disiapkan dalam bentuk kertas yang berfungsi
memungkinkan siswa dapat mempelajari
untuk
suatu kompetensi secara runtut dan sistematis
penyampaian informasi. Contohnya: handout,
sehingga
mampu
buku, modul, LKS, brosur; Bahan ajar
menguasai semua kompetensi secara utuh dan
program audio, yakni semua sistem yang
terpadu pula.
menggunakan signal radio secara langsung,
secara
akumulatif
keperluan
pembelajaran
dan
yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya:
Manfaat Bahan Ajar Adapun manfaat pembuatan bahan ajar
kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk
dapat dibedakan menjadi dua: a. Bagi
audio;
Pendidik yaitu: Pendidik akan memiliki bahan
(audiovisual) merupakan segala sesuatu yang
ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan
memungkinkan
kegiatan pembelajaran; bahan ajar dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak.
diajukan sebagai karya yang dapat dinilai
Contohnya: video compact disk dan film;
untuk menambah angka kredit pendidik guna
Bahan ajar interaktif(interactive teaching
keperluan
menambah
materials) yakni kombinasi dari dua atau lebih
penghasilan bagi pendidik jika hasil karyanya
media (audio, teks, grafik, gambar, animasi)
diterbitkan. b. Bagi Peserta Didik yaitu:
yang oleh penggunanya dimanipulasi atau
Kegiatan
pembelajaran
lebih
diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu
menarik;
Peserta
banyak
perintah dari suatu presentasi. Contohnya:
kenaikan
pangkat;
menjadi
didik
lebih
mendapatkan kesempatan untuk belajar secara
mendapatkan
kemudahan
ajar
signal
pandang
audio
dengar
dapat
compact disk interactive(Prastowo, 2012:40).
mandiri dengan bimbingan pendidik; peserta didik
Bahan
Dari sini dapat diketahui bahwa jenis
dalam
bahan ajar ada bermacam-macam, sehingga
mempelajari setiap kompetensi yang harus
menuntut pendidik harus cermat dalam
dikuasai (Prastowo, 2012:27).
memilih jenis bahan ajar yang sesuai dengan
Dari sini dapat diketahui bahwa manfaat
kemampuan
bahan ajar merupakan sarana belajar yang
peserta
didikagar
tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar
secara
mandiri
sesuai
dengan
Modul
kemampuan masing-masing.
Modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan
7
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
yang akan dicapai secara jelas, penyediaan
yang mudah diterima oleh peserta didik sesuai
materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, dan
dengan tingkat pengetahuan dan usianya.
alat untuk penilai, serta alat ukur penilai,
Modul
memiliki
banyak
arti
yang
mengukur keberhasilan peserta didik dalam
berkenaan dengan kegiatan pembelajaran
penyelesaian pelajaran (Kamus Besar Bahasa
mandiri. Belajar mandiri adalah belajar yang
Indonesia, 2013)
memberikan derajat kebebasan, tanggung
Modul merupakan salah satu bentuk
jawab, dan kewenangan lebih besar kepada
bahan ajar berbasis cetakan dan tulisan yang
peserta didik. Dalam hal ini peserta didik
dirancang untuk belajar secara mandiri oleh
dituntut untuk proaktif mencari tahu tentang
peserta pembelajaran karena modul dilengkapi
apa yang akan dipelajari, tentunya tanpa
dengan petunjuk penggunaan untuk belajar
bantuan pendamping atau guru. Dengan
sendiri secara mandiri. Dalam hal ini, peserta
modul peserta didik dapat mengukur sendiri
didik dapat melakukan kegiatan belajar
tingkat penguasaan mereka terhadap materi
sendiri tanpa kehadiran pengajar secara
yang dibahas pada setiap satuan modul.
langsung (Asyhar, 2012:155).
Dari beberapa pendapat dan teori yang telah
Pendapat lain tentang modul yaitu,
diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
bahwamodul dapat diartikan sebagai materi
modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun
pelajaran yang disusun dan disajikan secara
secara utuh, sistematis dan menarik dengan
tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya
bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta
diharapkan dapat menyerap sendiri materi
didik sesuai dengan tingkat kemampuannya,
tersebut. Dengan kata lain sebuah modul
agar peserta didik tersebut dapat lebih
adalah
mendalami
sebagai
bahan
belajar
dimana
materi
pembelajaran
pembacanya dapat belajar mandiri (Daryanto,
indikator
2013:31).
modul,
spesifik. Modul minimal memuat tujuan
diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
pembelajaran, materi belajar dan evaluasi.
belajar mandiri tanpa harus selalu dengan
Serta modul adalah bahan ajar yang bersifat
bantuan guru.
mandiri, sehingga dapat memudahkan peserta
Dengan
diberikannya
Sedangkan menurut Prastowo (2012:104)
pencapaian hasil
belajar
serta yang
didik untuk belajar sendiri sesuai dengan
“modul merupakan seperangkat bahan ajar
kemampuannya tanpa bantuan guru.
yang ditulis secara sistematis, sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa
METODE PENELITIAN
seorang guru.” Dengan demikian, sebuah
Penelitian ini merupakan Penelitian
modul harus dapat dijadikan bahan ajar
Pengembangan
sebagai pengganti fungsi pendidik. Jika
Development
pendidik
pendekatan model 4-D atau Four-D Models
mempunyai
fungsi
dapat
(R&D)
Research dan
Design,
and
menggunakan
menjelaskan sesuatu, maka modul juga harus
yaitu
mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa
Disseminate.Menurut Sugiyono (2010:407)
8
Define,
atau
Develop,
and
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
“metode R&D adalah metode penelitian yang digunakan
untuk
produk
Penelitian ini dilakukan di kelas X APK
tertentu dan menguji keefektifan produk
2 SMKN 10 Surabaya yang beralamatkan di
tersebut”. Produk yang dikembangkan adalah
Jalan Keputih Tegal Sukolilo Surabaya. Dan
modul
penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Mei
pada
menghasilkan
Lokasi dan Waktu Penelitian
mata
diklat
Hubungan
Masyarakat Kompetensi Dasar Hubungan
2014.
Masyarakat. Model
pengembangan
4-D
Subjek dan Objek
dipilih
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa
karena menurut peneliti model pengembangan
kelas X APK 2 Administrasi Perkantoran
ini memiliki tahapan yang lebih mudah dan
yang berjumlah 20 siswa.
sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk
Objek dalam penelitian ini adalah
menguji modul yang telah dikembangkan.
pengembangan modul pembelajaran Mata
Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah
modul
pembelajaran
Diklat Hubungan Masyarakat Kompetensi
pada
Dasar Hubungan Masyarakat.
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat. Selain untuk menguji modul yang telah
Teknik Pengumpulan Data
dikembangkan, peneliti juga bertujuan untuk
Teknik
mengetahui respon siswa terhadap kelayakan
pengumpulan
data
dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan:
modul Hubungan Masyarakat ini.
(1) Lembar angket validasi modul. Lembar validasi modul digunakan untuk menguji
Jenis dan Sumber Data
kelayakan modul yang dilakukan oleh pakar
Jenis dalam pengembangan modul ini adalah
pengemasan
kembali
ahli
informasi
Administrasi
membuat sendiri modul yang dikembangkan, menggunakan
informasi
teks
dari
dan modul
yang
sedang
Perkantoran
di
Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Surabaya dan
memanfaatkan yang
modul
dikembangkan. Sebagai validator yaitu dosen
(information repackaging), yaitu peneliti tidak
tetapi
terhadap
guru Mata Diklat Administrasi Perkantoran di
telah
SMKN 10 Surabaya. (2) Lembar angket
digunakan di Program Keahlian Administrasi
respons
Perkantoran SMKN 10 Surabaya untuk
siswa.
Angket
respons
siswa
digunakan untuk mengetahui respons siswa
dikembangkan menjadi lebih inovatif dan
terhadap modul yang telah dikembangkan.
efisien.
Angket ini diberikan kepada 20 orang siswa
Sumber data dalam penelitian ini, jenis
kelas X APK 2 di SMKN 10 Surabaya.
data dan sumber data adalah sebagai berikut: (1) Data dari hasil validasi modul oleh
Teknik Analisis Data
validator ahli. (2) Data dari hasil uji coba
Penelitian ini menggunakan teknik
terbatas.
analisis data dalam Riduwan (2012) yaitu:
9
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
Keterangan:
(1) Analisis validasi modul adalah anket analisis yang diisi oleh dua validator
K = Persentase kriteria kelayakan
ahli dalam bidang Administrasi Perkantoran.
F = Jumlah keseluruhan jawaban responden N = Skor tertinggi dalam angket
Analisis validasi modul diukur menggunakan
I = Jumlah pertanyaan dalam angket
rumus berikut:
R = Jumlah responden Persentase =
Jumlah skor hasil validasi
Berdasarkan X 100
hasil
persentase
yang
diperoleh dari analisis lembar respons siswa
Skor tertinggi
terhadap modul yang telah dikembangkan, Berdasarkan
hasil
persentase
dapat
yang
dikategorikan
ke
dalam
kriteria
diperoleh dari analisis validasi modul yang
penilaian berdasarkan skala likert seperti
telah dikembangkan, dapat dikategorikan ke
berikut:
dalam kriteria penilaian berdasarkan skala 81 % - 100 % = Sangat Baik
likert seperti berikut:
61 % - 80 % = Baik
81 % - 100 % = Sangat Layak
41 % - 60 % = Kurang Baik
61 % - 80 % = Layak
≤ 40 %
41 % - 60 % = Kurang Layak ≤ 40 %
= Tidak Baik
= Tidak Layak
Indikator
yang
digunakan
untuk
untuk
mengetahui respons siswa terhadap modul
mengetahui kelayakan modul Kompetensi
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
Dasar Hubungan Masyarakat yang telah
yang telah dikembangkan adalah persentase
dikembangkan adalah lembar validasi yang
dari semua pilihan jawaban pada angket yang
telah diisi oleh dosen dan guru mata diklat.
disebarkan.
Menurut Riduwan (2012), “setelah dianalisis
“setelah dianalisis modul dikatakan baik jika
modul dikatakan layak jika dari penilaian
siswa memberikan respons sebanyak ≥ 61 %”.
Indikator
yang
digunakan
dosen dan guru memberikan nilai kelayakan
Menurut
Riduwan
(2012),
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebesar≥ 61 %”.
SMKN 10 Surabaya adalah sekolah
(2) Analisis respons siswa adalah
yang beralamatkan di Jalan Keputih Tegal
angket yang diisi oleh 20 orang siswa kelas X
Kecamatan
APK 2 di SMKN 10 Surabaya. Analisis
Sukolilo
Kota
Surabaya.
Berdasarkan sejarah, SMKN 10 Surabaya
respons siswa tersebut diukur menggunakan
berasal dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas
rumus menurut Riduwan (2012) sebagai
3 Surabaya (SMEA 3 Surabaya) kemudian
berikut:
menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 10 Surabaya (SMKN 10 Surabaya) yang K =
F
X 100 %
didirikan pada tanggal 2 September 1979.
NxIxR
Sekolah ini diresmikan oleh Prof. Fuad Hasan
10
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
dan berdiri diatas tanah seluas 19.086 m².
serta dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri
Luas lahan terbagi atas beberapa fasilitas
bertaraf internasional sehingga kompetensi
sekolah seperti lapangan olah raga dengan
siswa betul-betul berkualitas sesuai tuntutan
luas 140 m², kebun dengan luas 2.977 m²,
dunia kerja nyata.
taman dengan luas 5.750 m², dan bangunan Hasil Penelitian
sekolah dengan luas 10.229 m². SMKN program
10
Surabaya
keahlian,
Perkantoran
memiliki
yaitu
(APk),
Pengembangan modul pembelajaran ini
6
menggunakan model pengembangan 4-D
Administrasi
Akuntansi
(Define, Design, Develop, and Disseminate)
(Ak),
yaitu
Perbankan (Pb), Pemasaran (Pmsr), Usaha
Namun,
(MM). Semua program keahlian di SMKN 10
hanya
pengembangan modul hubungan masyarakat
tidak digunakan lagi, tetapi SMKN 10
ini adalah: (1) Tahap pendefinisian (define),
mutu
tahap ini meliputi analisis kurikulum, analisis
pendidikan selayaknya Sekolah Berstandar
siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan
Internasional.
analisis
Keunggulan lain yang dimiliki SMKN
sudah
mendapatkan
Tahap
perancangan
(develop) Tahap pengembangan (develop) ini bertujuan
dan mulai tahun 2009 sudah tersertifikasi
untuk
menghasilkan
modul
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
SMM ISO 9001:2008, selain itu banyak pula
untuk siswa Program Keahlian Administrasi
prestasi-prestasi lain yang diperoleh dari
Perkantoran yang dinyatakan layak. Kualitas
lingkungan termasuk ECO SCHOOL tahun
modul ini diukur melalui revisi I, revisi II,
2011. SMKN 10 Surabaya selalu berusaha
validasi, dan uji coba terbatas.
meningkatkan mutu pendidikan berkarakter
Tahap pengembangan didasarkan pada
dan berkepribadian, berakhlak mulia, dan
hasil validasi yang mencakup beberapa aspek
berwawasan lingkungan serta berbasis ICT. mutu,
(2)
dan desain modul. (3) tahap pengembangan
Sertifikasi
System Management Mutu ISO 9001:2008
meningkatkan
tujuan.
(design), tahap ini meliputi penyusunan modul
10 Surabaya yaitu sejak tahun 2007 SMKN 10
Dalam
ini
keterbatasan waktu dan biaya peneliti. Hasil
Internasional), walaupun istilah RSBI sudah
Surabaya
penelitian
tahap penyebaran (disseminate) dikarenakan
sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar
menjaga
pada
(develop) saja dan tidak dilanjutkan sampai
Sertifikasi Mitra. Sekolah ini juga merupakan
tetap
pendefinisian,
dilaksanakan sampai tahap pengembangan
Surabaya telah terakreditasi A oleh Akreditasi
masih
tahap
perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
Perjalanan Wisata (UPW), dan Multimedia
Surabaya
meliputi
mengenai materi modul, penyajian modul, dan
agar
kebahasaan modul. Validasi atau penilaian
tamatannya berdaya saing internasional maka
dari modul ini dilakukan oleh dua orang
SMKN 10 Surabaya juga melaksanakan
validator yaitu: Triesninda Pahlevi, S.Pd.,
kerjasama dengan sekolah-sekolah di luar
M.Pd dan Sri Inah, S.Pd., MM. Penilaian dari
negeri seperti Singapura, Korea dan Australia,
11
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
1269
kedua validator tersebut selanjutnya dianalisis K =
sehingga dapat diketahui tingkat kelayakan
5 x 20 x 15
X 100 %
1269
modul. Tingkat kelayakan modul yang dinilai
=
penyajian modul, dan kebahasaan modul. Analisis yang diukur menggunakan rumus diatas menghasilkan penilaian sebagai berikut:
X 100 %
1500
meliputi kelayakan mengenai materi modul, =
0,846 X 100 %
=
84,6 %
Berdasarkan tabel rekapitulasi skala
1. Kelayakan materi modul = 90 %, Sangat layak
likert dan analisis lembar angket respon siswa
2. Kelayakan penyajian modul = 86%, Sangat
menggunakan rumus diatas, jumlah nilai
layak
keseluruhan yang diperoleh dari responden
3. Kelayakan kebahasaan modul = 86 %, Sangat
berjumlah 1269. Total nilai keseluruhan dari
layak
responden
Dari hasil diatas dapat diambil rata-rata
kemudian
dipersentasekan
sebesar 87,33% dengan kategori Sangat
menggunakan rumus dan memperoleh hasil
Layak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
84,6%. Sesuai kategori persentase penilaian,
modul
maka tingkat kelayakan modul dari hasil uji
pembelajaran
Hubungan
Kompetensi
Masyarakat
yang
Dasar
coba terbatas dinyatakan sangat baik.
telah
dikembangkan oleh peneliti dinyatakan sangat Pembahasan
layak dan sesuai sebagai bahan ajar untuk
Setelah data diuraikan pada hasil
kegiatan pembelajaran Program Keahlian
penelitian, maka berikut akan dilakukan
Administrasi Perkantoran. Tahap
pengembangan
yang
pembahasan
kedua
keseluruhan
dari
hasil
adalah analisis uji coba terbatas melalui
pengembangan secara rinci. Pembahasan yang
angket respons siswa. Uji coba terbatas
diuraikan meliputi proses pengembangan
dilakukan dengan cara memberikan angket
modul dan kelayakan modul pembelajaran
respon siswa kepada 20 orang siswa kelas X
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
APK 2 di SMKN 10 Surabaya. Lembar angket
untuk siswa kelas X APK 2 SMKN 10
respon siswa memuat 15 soal aspek penilaian
Surabaya.
yang harus diisi oleh responden dengan skala penilaian yang telah ditentukan. pengisian,
Proses
Pengembangan
tanda tangan, dan nama terang di kolom yang
Pembelajaran
telah disediakan.
Hubungan Masyarakat
Modul
Kompetensi
Dasar
Modul merupakan salah satu bentuk bahan
Penilaian dari 20 responden tersebut dapat
ajar berbasis cetakan dan tulisan yang
diketahui tingkat kelayakan modul. Analisis
dirancang untuk belajar secara mandiri oleh
yang diukur menggunakan rumus diatas
peserta
menghasilkan penilaian sebagai berikut:
dilengkapi
selanjutnya
dianalisis
sehingga
12
pembelajaran, dengan
karena
petunjuk
modul
penggunaan
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
untuk belajar sendiri secara mandiri. Dalam
kurikulum, kurikulum yang digunakan adalah
hal ini, peserta didik dapat melakukan
Kurikulum
kegiatan belajar sendiri tanpa kehadiran
(KTSP). Tahapan kedua yang dilakukan
pengajar secara langsung (Asyhar, 2012:155).
adalah analisis siswa yang bertujuan untuk
Penelitian ini mengacu pada penelitian
Tingkat
mengetahui
Satuan
karakteristik
Pendidikan
siswa
tentang
terdahulu oleh Rohmatul Khusnah (2013)
potensi, pengetahuan, dan kemampuan siswa.
yang
Subjek dalam analisis siswa ini adalah siswa
berjudul
Pengembangan
Modul
Mengidentifikasi Jenis Surat dan Dokumen pada
Mata
Diklat
Melakukan
kelas X APK 2 SMKN 10 Surabaya.
Prosedur
Tahapan ketiga yang dilakukan adalah
Administrasi untuk Siswa SMK Negeri 2
analisis
Buduran
ini
mempersiapkan dan menentukan materi dalam
menggunakan pendekatan 4D define, design,
pembelajaran hubungan masyarakat secara
develop, and disseminate dan memperoleh
garis besar yang disampaikan melalui modul.
hasil sebesar 90,32% untuk validasi modul
Tahapan keempat adalah analisis konsep.
dan 84% untuk hasil respons siswa dengan
Analisis
kategori sangat layak.
mengidentifikasi konsep pokok yang akan
Sidoarjo.
Penelitian
tugas
yaitu
konsep
prosedur
dilakukan
untuk
dengan
cara
Pada penelitian pengembangan modul
dikembangkan dan diajarkan sesuai dengan
pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan
materi pembelajaran yang mengacu pada
Masyarakat ini menggunakan pendekatan 4-D
modul. Tahapan kelima adalah analisis tujuan
yang terdiri dari 4 tahap yaitu, define, design,
yang dilakukan untuk mengkonversikan hasil
develop, and disseminate atau bisa disebut
dari analisis konsep dan analisis tugas menjadi
juga pendekatan 4-P yaitu pendefinisian,
tujuan pembelajaran.
perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
b.
Namun pada pengembangan modul ini tahap penyebaran
tidak
dilakukan
Tahap Perancangan (Design) Tahap
karena
menyusun
terbatasnya waktu dan biaya penelitian.
perancangan rancangan
desain modul.
data
c.
Adapun
pemaparannya sebagai berikut: a.
yang
Tahap Pengembangan (Develop) Tahap pengembangan bertujuan untuk
Tahap Pendefinisian (Define) Tahap
modul
dihasilkan dari tahap penyusunan modul dan
ini akan dipaparkan secara keseluruhan dari pengembangan.
awal
dengan
menghasilkan draf pertama. Draf pertama
Pembahasan proses pengembangan modul
hasil
diawali
pendefinisian
menghasilkan
modul
Kompetensi
Dasar
dalam
Hubungan Masyarakat yang dinyatakan layak.
pengembangan modul ini dilakukan dengan
Proses pengembangan dimulai dari revisi I,
menempuh
analisis
revisi II, dan validasi oleh validator ahli,
kurikulum, analisis siswa, analisis tugas,
selanjutnya dilakukan uji coba terbatas kepada
analisis konsep, dan analisis tujuan. Tahapan
20 orang siswa kelas X APK 2 SMKN 10
pertama yang dilakukan
Surabaya.
lima
tahapan
yaitu
adalah analisis
13
Sehingga
menghasilkan
draf
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
terakhir yang dijadikan master modul secara
Surabaya yang telah dikembangkan dan
utuh.
dinilai dapat dilihat melalui hasil validasi dari
d.
dua validator ahli dan hasil uji coba terbatas
Tahap Penyebaran (Disseminate) Tahap
penyebaran
adalah
tahap
yang dilakukan pada 20 orang siswa X APK 2
perangkat
yang
telah
SMKN 10 Surabaya.
penggunaan
dikembangkan pada skala yang lebih luas,
Hasil analisis dari validator ahli dan uji
tetapi pada penelitian pengembangan modul
coba terbatas dipaparkan sebagai berikut:
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat ini, tahap
penyebaran
(disseminate)
tidak
Analisis Validasi Modul
dilakukan karena terbatasnya waktu dan biaya
Analisis validasi modul meliputi tiga
penelitian.
aspek yang harus dinilai oleh validator ahli. Tiga aspek tersebut meliputi pernyataan
Kelayakan
Modul
mengenai materi modul, pernyataan mengenai
Pembelajaran
penyajian modul, dan pernyataan mengenai
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat Modul dapat diartikan sebagai materi
kebahasaan modul. Validasi atau penilaian
pelajaran yang disusun dan disajikan secara
dari modul ini dilakukan oleh dua orang
tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya
validator yaitu: Triesninda Pahlevi, S.Pd.,
diharapkan dapat menyerap sendiri materi
M.Pd dan Sri Inah, S.Pd., MM. Penilaian dari
tersebut. Dengan kata lain sebuah modul
kedua validator tersebut selanjutnya dianalisis
adalah
sehingga dapat diketahui tingkat kelayakan
sebagai
bahan
belajar
dimana
pembacanya dapat belajar mandiri (Daryanto,
modul.
2013:31).
Dari hasil diatas dapat diambil rata-rata
Penelitian ini mengacu pada penelitian
sebesar 87,33% dengan kategori Sangat
terdahulu oleh Febriani Tri Kusumawardani
Layak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
(2013) yang berjudul Pengembangan Modul
modul
Pembelajaran
Hubungan
dokumen
Kantor
Melakukan Siswa
Mengidentifikasi pada
Prosedur
Kelas
X
Dokumen-
Mata
Kompetensi
Masyarakat
yang
Dasar telah
Diklat
dikembangkan oleh peneliti dinyatakan sangat
untuk
layak dan sesuai sebagai bahan ajar untuk
Administrasi
kegiatan pembelajaran Program Keahlian
Administrasi Prodi
pembelajaran
Perkantoran. Penelitian ini menggunakan
Administrasi Perkantoran.
penilaian validasi modul yang memperoleh persentase sebesar 89,12% dengan kategori
Analisis Uji Coba Terbatas
baik dan hasil dari uji coba terbatas sebesar
Uji coba terbatas dilakukan dengan cara
87,58% dengan kategori sangat layak. Kelayakan
modul
memberikan lembar angket respon siswa
pembelajaran
kepada 20 orang siswa kelas X APK 2 di
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
SMKN 10 Surabaya. Lembar angket respon
untuk siswa kelas X APK 2 SMKN 10
siswa memuat 15 soal aspek penilaian yang
14
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
harus diisi
oleh responden. Berdasarkan
sebagai
bahan
ajar
untuk
kegiatan
analisis uji coba terbatas dapat dilihat dari
pembelajaran Program Keahlian Administrasi
hasil lembar angket respon siswa diperoleh
Perkantoran.
persentase sebesar 84,6%, dengan kategori sangat layak. Sehingga dari hasil uji coba
PENUTUP
terbatas ini dapat disimpulkan bahwa modul
Simpulan
pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan
Proses Pengembangan Modul
Masyarakat yang telah dikembangkan oleh
Proses pengembangan yang digunakan
peneliti dinyatakan sangat layak dan sesuai
dalam pengembangan modul pembelajaran
sebagai
kegiatan
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat ini
pembelajaran Program Keahlian Administrasi
menggunakan model pengembangan dengan
Perkantoran.
pendekatan 4-D atau bisa disebut 4-P, yaitu
bahan
ajar
untuk
pendefinisian (define), perancangan(design), pengembangan (develop), dan penyebaran
Hasil Analisis Kelayakan Modul Kelayakan modul dapat diketahui dari
(disseminate). Namun dalam penelitian ini
menjumlahkan hasil validasi dan uji coba
tahap
terbatas secara keseluruhan, kemudian dari
dilakukan karena keterbatasan waktu dan
hasil penjumlahan itu dicari nilai rata-rata
biaya penelitian. Maka dalam penelitian ini
keseluruhan
hanya melakukan tahap pendefinisian (define)
untuk
menentukan
analisis
kelayakan modul yaitu:
penyebaran
(disseminate)
tidak
sampai tahap pengembangan (develop). Hasil Analisis Validasi Modul
Rata-rata keseluruhan hasil validasi ahli =
Hasil analisis kelayakan modul dapat
87,33 %
dilihat dari perolehan rata-rata hasil analisis
Rata-rata keseluruhan uji coba terbatas = 84,6
secara keseluruhan dari validasi modul dan uji
% Rata-rata keseluruhan
coba terbatas. Hasil analisis validasi dari
= 85,86
aspek kelayakan materi modul diperoleh
%
persentase 90%, dengan kategori sangat layak. Hasil
Berdasarkan hasil diatas, diketahui rata-
dikategorikan sangat layak, dan memperoleh
analisis kelayakan modul secara keseluruhan bahwa
kelayakan
analisis validasi aspek kebahasaan modul juga
kategori sangat layak. Sehingga dari hasil
disimpulkan
aspek
dengan kategori sangat layak. Dan hasil
modul diperoleh sebesar 85,86% dengan
dapat
validasi
penyajian modul diperoleh persentase 86%,
rata hasil keseluruhan analisis kelayakan
ini
analisis
persentase 86%. Dari tiga aspek tersebut
modul
diperoleh
pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan
rata-rata
keseluruhan
Masyarakat yang telah dikembangkan oleh
hasil
sebesar
validasi
secara
87,33%,
dan
dikategorikan sangat layak. Sehingga dapat
peneliti dinyatakan sangat layak dan sesuai
15
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
disimpulkan
bahwa
modul
pembelajaran
melakukan tahapan secara keseluruhan yaitu
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat yang
telah
dikembangkan
oleh
sampai tahap penyebaran (disseminate).
peneliti
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin
dinyatakan sangat layak dan sesuai sebagai
mengadakan penelitian yang sejenis dengan
bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran
pengembangan
Program Keahlian Administrasi Perkantoran.
hendaknya lebih memperhatikan isi modul
modul
pembelajaran,
khususnya dalam materi maupun tes formatif agar lebih variatif, sehingga menghasilkan
Hasil Analisis Uji Coba Terbatas Hasil uji coba terbatas pada 20 orang
modul pembelajaran yang menarik, efektif,
siswa kelas X APK 2 SMKN 10 Surabaya
efisien, dan dapat membuat siswa tertarik
memperoleh rata-rata keseluruhan sebesar
untuk mempelajarinya.
84,6%,
dengan
kategori
sangat
layak.
Sehingga dari hasil uji coba terbatas ini dapat disimpulkan
pembelajaran
Modul ini juga dapat digunakan sebagai
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
alternatif sumber belajar siswa di luar sekolah.
yang
Jika siswa belum pernah menerima materi
telah
bahwa
modul
Kelayakan Modul
dikembangkan
oleh
peneliti
dinyatakan sangat layak dan sesuai sebagai
yang
terdapat
dalam
bahan
ajar,
guru
bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran
disarankan untuk memberikan penjelasan
Program Keahlian Administrasi Perkantoran.
lebih rinci mengenai materi yang belum dipahami siswa agar tidak mengalami salah persepsi setelah mempelajari bahan ajar ini.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti
memberikan
dengan
penelitian
saran
Bagi
peneliti
selanjutnya
yang
terkait
menggunakan
pengembangan
modul
pengembangan sejenis diharapkan tidak hanya
sebagai berikut:
metode
yang
penelitian
mengembangkan modul atau bahan ajar pada satu kompetensi dasar saja tetapi bisa lebih
Proses Pengembangan Modul
dari itu misalnya untuk satu semester ataupun
Pada pengembangan modul pembelajaran
satu tahun ajaran.
Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat ini hanya
melakukan
tahap
pendefinisian
DAFTAR PUSTAKA
(define), perancangan(design), dan sampai
Arifin, Syamsul. 2012. Pengembangan Modul Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kreativitas Mahasiswa.Jurnal Vidyakarya I/Jilid 27/No. 01/Oktober. FKIP Unlam.
tahap pengembangan (develop) saja. Untuk tahap
penyebaran
(disseminate)
tidak
dilakukan karena keterbatasan waktu dan Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jambi: Referensi.
biaya. Oleh karena itu peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya yang melakukan
Badan Standar Nasional Pendidikan. Kriteria Kelayakan Modul. (http://bsnpindonesia.org/id/bsnp/wp-
penelitian pengembangan sejenis agar dapat
16
Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Dasar Hubungan Masyarakat
content/.../naskah.akademik.pdf. tanggal 20 Desember 2013).
diakses Slameto. 2012. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2013. Menyusun Modul. Yogyakarta: Gava Media.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Dimyati dan Mudjiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam Proses Pembelajaran. Jakarta: Majalah Ilmiah Pembelajaran.
Fitri, Lidy Alimah, Kurniawan, Eko Setyadi, Ngazizah Nur. 2013. Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Berbasis Domain Pengetahuan Sains untuk Mengoptimalkan Minds-On Siswa SMA Negeri 2 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013.Radiasi, Vol. 3/ No. 1. Purworejo. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutarni, Nanik. 2012. Hubungan Masyarakat. Surabaya: SMK Negeri 10 Surabaya. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.
dan
Hamalik, Oemar. 2012. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Widyaningrum, Puguh.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2013. (Online). (http://www.kbbi.web.id diakses tanggal 20 Desember 2013).
Ratna, 2013.
Kurikulum Bandung:
Karyanto,
Pengembangan
Modul
Berorientasi POE (Predict, Observe, Explain) Berwawasan Pencemaran
Mulyasa. 2009. Pendidikan. Rosdakarya.
Sarwanto,
Tingkat Satuan PT. Remaja
Belajar 6/Nomor Surakarta.
Nursalim, Mochamad, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Pummawan, Archaree. 2007. PengembanganModulPembelajaran padaEkosistemPantai BerpasiruntukSiswa Kelas 8Sekunder. JurnalPendidikanThailandVol. 1, No 1Januari - Desember 2007. Sunthonphu Pittaya Sekolah Menengah Klang District Provinsi Rayong Thailand. Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Purwanto, dkk. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta: PUSTEKKOM, Depdiknas. Ramdani dan Dini, Iwan. 2011. Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Mindjet Manager Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Kimia Organik II.Jurnal Chemica/Vol. 12/Nomor 1/Juni. FMIPA UNM. Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabelvariabel Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
17
Lingkungan Untuk
Pada
Materi
Meningkatkan
Siswa.BIOEDUKASI, 1/Halaman
Hasil
Volume
100-117/Februari.