PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI Herwim Enggar Pratiwi1, Hadi Suwono2, Nursasi Handayani2 1) Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, E-mail:
[email protected] 2) Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl.Semarang No.5, Malang, Indonesia. Abstract: module in biology help students learn independently and lead to understanding of concepts and principles of biology. The purpose of this research was produced module of biology based on hybrid learning on locomotion system. Research and development based on Borg and Gall model. The try out of prototype was conducted on 35 students in SMA Negeri 1 Malang. The result shows that hybrid learning module was able to be applied in high school and improve critical thinking skills and learning outcomes of students. Keywords: Biology learning module, hybrid learning, critical thinking Abstrak: Modul biologi dapat membantu siswa belajar secara mandiri dan memicu siswa untuk memahami bukan menghafal suatu materi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan modul dalam pembelajaran biologi berbasis hybrid learning materi sistem gerak. Metode penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan dengan model Borg dan Gall. Uji coba produk dilakukan secara terbatas pada 35 siswa SMA Negeri 1 Malang kelas XI IPA 1. Berdasarkan hasil uji coba menunjukkan bahwa Modul berbasis hybrid learning dapat diterapkan di SMA serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Kata Kunci: modul pembelajaran biologi, hybrid learning, berpikir kritis
Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar sehingga menuntut guru mempunyai strategi dan kreativitas dalam proses belajar mengajar. Tuntutan dari kurikulum adalah siswa dan guru harus lebih aktif. Siswa harus aktif dalam kegiatan belajar sedangkan guru harus aktif dalam menyiapkan perangkat pembelajaran dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar agar pembelajaran lebih efektif (Nugroho, 2012:1). Biologi merupakan salah satu pelajaran yang memiliki banyak materi yang harus dipelajari oleh siswa. Materi biologi yang dipilih untuk pengembangan modul yaitu sistem gerak. Bab sistem gerak memiliki kesulitan tersendiri bagi siswa, terutama banyaknya nama-nama tulang dan persendian yang harus mereka pahami. Ditambah pula dengan sugesti siswa bahwa biologi adalah mata pelajaran hafalan. Sistem gerak ini memiliki KD yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi (Silabus, 2013:14). SMA N 1 Malang merupakan salah satu sekolah yang menyediakan fasilitas wi-fi dan dapat dimanfaatkan oleh siswa. Berdasarkan observasi di SMA N 1 Malang kelas XI IPA 1 berjumlah 31 siswa pada tanggal 2 Agustus 2013, belum secara sepenuhnya wi-fi dimanfaatkan untuk proses pembelajaran oleh guru maupun siswa. Selain itu, siswa juga menyebutkan bahwa mereka suka mencuricuri kesempatan untuk membuka layanan internet berupa twitter, facebook dan
1
2
jejaring lain. Ada beberapa alternatif untuk meminimalkan penggunaan wi-fi yang kurang bermanfaat, sekolah dapat membatasi penggunaan wi-fi dengan cara menutup sementara situs-situs yang dirasa kurang bermanfaat bagi siswa, membuka wi-fi hanya pada saat jam istirahat atau menerapkan suatu pembelajaran dimana siswa dapat memanfaatkan fasilitas internet sebagai media belajar mereka. Fasilitas wi-fi menunjang pembelajaran hybrid learning. Pembelajaran hybrid learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan strategi penyampaian pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka (face to face), offline untuk men-download modul dan komputer secara online (forum diskusi/chatting). Melalui pembelajaran berbasis hybrid learning siswa diharapkan mampu belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik. Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Tujuan utama pembelajaran dengan modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal (Mulyasa, 2003:149). Pembelajaran dengan menggunakan modul memungkinkan siswa untuk meningkatkan aktifitas belajar optimal sesuai dengan tingkat kemampuan dan kemajuan yang diperolehnya selama proses belajar. Menurut Moonagusta (2013:73) dalam penelitiannya menyatakaan bahwa penggunaan bahan ajar modul dapat meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Hayati (2010:53) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa pengembangan modul juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Keunggulan dari modul diantaranya:1.Berfokus pada kemampuan individual siswa, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.2). Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh siswa. Disamping memiliki keunggulan, modul juga memiliki kelemahan tersendiri, diantaranya yaitu.1). Interaksi antara guru dan siswa berkurang sehingga perlu jadwal tatap muka atau kegiatan kelompok. 2).Pendekatan tunggal menyebabkan monoton dan membosankan karena itu perlu permasalahan yang menantang, terbuka dan bervariasi. Hybrid learning merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode eLearning, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara sistem eLearning dengan metode konvensional atau tatap muka (face-toface). Pembelajaran Biologi berbasis hybrid learning ini supaya siswa dapat belajar lebih aktif mempelajari materi di dalam maupun di luar kelas sehingga meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari siswa. Menurut Susilo (2011:10), terdapat berbagai keuntungan pembelajaran hybrid dibandingkan pembelajaran tatap muka biasa. Susilo (2011:10) menyatakan bahwa melalui pembelajaran hybrid siswa dapat lebih sukses mencapai tujuan pembelajaran dibandingkan pembelajaran tradisional, serta adanya peningkatan interaksi dan kontak antar siswa dan antara siswa dan guru.
3
METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan adalah Research and development yaitu metode yang digunakan untuk menghasilan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Rancangan pengembangan modul ini meliputi tahap satu sampai tujuh yang diadaptasi dari Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2012:169) yaitu penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draf produk, uji coba lapangan awal, merevisi hasil uji coba, uji coba lapangan dan penyempurnaan produk hasil uji lapangan. Validasi produk modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning meliputi penilaian dari ahli pendidikan (Sunarmi, Dosen Biologi UM), ahli materi (Abdul Gofur, Dosen Biologi UM), ahli penerapan lapangan/guru (Dewi Endahsari, Guru Biologi) dan ahli media (Herawati Susilo, Dosen Biologi UM). Subjek uji coba adalah siswa SMA Negeri 1 Malang Kelas XI IPA 1 berjumlah 35 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan angket validasi modul, angket keterlaksanaan pembelajaran oleh observer dan angket keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul secara online. Data yang diperoleh dari penilaian oleh ahli pendidikan, ahli materi, ahli lapangan dan ahli media dan siswa akan dianalisis dengan teknik analisis rata-rata. Nilai rata-rata yang diperoleh akan ditentukan tingkat kelayakan modul berbasis hybrid learning. Penentuan teknik analisis nilai rata-rata berdasarkan pendapat dari Arikunto (2010:286) yang menyatakan bahwa untuk mengetahui peringkat nilai akhir pada setiap butir angket penilaian, jumlah nilai yang diperoleh dibagi dengan banyaknya responden yang menjawab angket penilaian tersebut. Penentuan kesimpulan yang telah dicapai dari uji coba terbatas dalam penelitian ini menggunakan skala penilaian 1 sampai 3, dimana 1 sebagai skor terendah dan 3 sebagai skor tertinggi. Penetuan rentang dapat diketahui melalui nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dibagi dengan banyaknya kelas. Berdasarkan penentuan rentang tersebut diperoleh rentang 0,67 diadaptasi dari (Sudjana, 2005:47). Tabel 1 Kriteria Evaluasi Validasi Nilai rata-rata Kategori 2,36 - 3,03 Layak 1,68 - 2,35 Cukup layak 1,00- 1,67 Tidak layak
Keterangan Baik Cukup baik Tidak baik
Hasil belajar yang diukur yaitu aspek sikap, keterampilan dan kognitif. Teknik penghitungan yaitu. π πππ π¦πππ ππππππππ β Aspek sikap = 10 Aspek keterampilan = Aspek kognitif =
π πππ π¦πππ ππππππππ β
π₯ 100
π πππ π‘ππ‘ππ π½π’πππ β π‘ππ‘ππ πππππ πππππππππ‘ππ (πππ π‘ππ βππππ‘ππ )
π₯ 100%
π½π’πππ β π‘ππ‘ππ πππππ ππππ‘ππ π½π’πππ β π‘ππ‘ππ πππππ πππππππππ‘ππ (πππ π‘ππ βππππ‘ππ )
Kemampuan berpikir kritis =
π½π’ππ πβ π‘ππ‘ππ πππππ ππππ‘ππ
π₯ 100%
Angket keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning dianalisis secara kuantitatif. Data yang digunakan adalah hasil checklist pada angket keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning yang hasilnya kemudian
4
disesuaikan dengan kriteria berikut ini (diadaptasi dari Chandra, 2003:78 dalam Lathifah:2012). 1. Sangat kurang (jika terlihat keterpakaian modul oleh kurang dari 20% siswa. 2. Kurang (jika terlihat keterpakaian modul oleh >20% -< 40% siswa). 3. Cukup (jika terlihat keterpakaian modul oleh > 40% -< 60% siswa). 4. Baik (jika terlihat keterpakaian modul oleh > 60% -< 80% siswa). 5. Sangat baik (jika terlihat keterpakaian modul oleh > 80% - < 100% siswa) HASIL PENELITIAN A. Pengembangan Produk Observasi Awal Observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Malang pada tanggal 2 Agustus 2013 dengan penyebaran angket. Angket mengenai fasilitas wifi di sekolah, fasilitas komputer di sekolah, fasilitas penunjang pembelajaran di kelas, pelaksanaan pembelajaran biologi di kelas, sumber belajar siswa, minat dan kemampuan siswa pada biologi dan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan angket di dapatkan 100% siswa menjawab sekolah memiliki fasilitas wi-fi dan 80,65% siswa menjawab bahwa fasilitas wi-fi dapat dijangkau di seluruh wilayah sekolah. Fasilitas komputer di sekolah sebanyak 70,97% sekolah menyediakan komputer untuk siswa serta 74,19% siswa menyatakan bahwa setiap siswa berkesempatan menggunakan komputer yang ada di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran biologi di kelas sebesar 58,06% siswa menyatakan guru lebih sering menjelaskan materi dengan ceramah dan data ini diperkuat dengan jawaban siswa sebanyak 58,06% bahwa mereka lebih senang kegiatan berdiskusi karena bisa bebas mengungkapkan pendapat pada teman. Pada angket mengenai kemampuan berpikir kritis, siswa menyatakan sebanyak 38,71% belum bisa mengidentifikasi dan menjelaskan konsep-konsep biologi yang dipelajari secara sistesmatis, akurat dan mendalam. Hal ini didukung juga dengan siswa lebih suka mendengarkan penjelasan guru daripada harus mengidentifikasi masalah secara mandiri. Perencanaan Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Malang, peneliti melakukan perencanaan untuk pembuatan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning. Peneliti bersama guru kelas menentukan materi modul, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Materi biologi yang disetujui untuk modul yaitu materi sistem gerak. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan yaitu lima kali pertemuan tatap muka dan satu kali pembelajaran online sesuai dengan program semester di SMA N 1 Malang. Pengembangan Pengembangan modul berbasis hybrid learning ini, peneliti menyiapkan website untuk meng-upload modul dengan alamat website inovasipembelajaran.net. Pembelajaran online menggunakan chatting melalui akun facebook sehingga siswa memiliki kesempatan untuk bertanya lebih lanjut mengenai materi. Materi pada modul memiliki sub materi yaitu alat gerak aktif (otot) dan alat gerak pasif (tulang). Modul yang dikembangkan memiliki gambar dan warna yang menarik serta dilengkapi video berupa link pada website lain sehingga siswa lebih paham dengan materi yang dipelajari. Alamat link yang bisa diakses siswa yaitu http://video.kemdikbud.go.id/video/play/sistem-gerak-padamanusia dan http://www.youtube.com/watch?v=ioAfEK0mTRY
5
B. Validasi Validasi dilakukan oleh tim ahli. Nilai rata-rata pada perangkat pembelajaran dan media pembelajran menunjukkan hasil yang baik yaitu silabus 2,76, RPP 2,93, rubrik penilaian 2,8, dan soal ulangan harian 2,58, sedangkan media pembelajaran 2,75. Nilai rata-rata pada materi sistem gerak juga menunjukkan hasil yang baik yaitu 2,85. Nilai rata-rata pada media online yaitu 2,58. Data hasil validasi perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2. Data hasil validasi materi dapat dilihat pada Tabel 3, dan hasil validasi media online dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 2. Hasil validasi perangkat pembelajaran Komponen Silabus Validator Validator 1 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kelengkapan komponen RPP Indikator Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian hasil belajar Alokasi waktu Sumber belajar Nilai rata-rata
3
3
Ratara ta 3
Kualifikasi
3 3
2,8 3
2,9 3
Baik Baik
3 3
3 3
3 3
Baik Baik
2,9
2,8
2,5
Baik
3
3
3
Baik
3 3 2,98
3 3 2,96
3 3 2,93
Baik Baik Baik
Baik
Tabel 3. Hasil validasi materi sistem gerak Kriteria yang dinilai 1. Kebenaran Konsep 2. Validitas 3. Penyajian isi materi pembelajaran Nilai rata-rata materi sistem gerak
Materi Sistem Gerak RataValidator Kualifikasi rata 3 3 Baik 2,75 2,75 Baik 2,8
2,8
Baik
2,85
2,85
Baik
Tabel 4. Hasil validasi media online Kriteria yang dinilai 1. Pemilihan media 2. Modul 3. Teknologi Jumlah Nilai rata-rata media online
Validator 2.75 2 3 7.75 2.58
Media Online Jumlah Rata2 2.75 2.75 2 2 3 3 7.75 7.75 2.58 2.58
Kualifikasi Baik Baik Baik Baik
C. Revisi Hasil Validasi Revisi hasil validasi dilakukan dengan melihat adanya tanggapan dan saran dari validator. Revisi perangkat pembelajaran yaitu semua indikator pada silabus dan RPP sudah ditambahkan indikator sikap, pengetahuan dan keterampilan.
6
Revisi untuk materi sistem gerak yaitu warna peta konsep sudah diperbaiki sehingga warna kontras dengan tulisan. Revisi untuk media pembelajaran yang digunakan yaitu penggunaan media sudah diperbaiki dengan memandang efisiensi waktu. Revisi untuk media online yaitu media facebook sudah diperbaiki lagi penggunaannya dan sudah ditambahkan video pada modul sehingga terlihat jelas bioprosesnya. D. Uji Coba Hasil Belajar Aspek Sikap dan Keterampilan Aspek sikap yang diukur ada sepuluh sikap yaitu keterbukaan, ketekunan belajar, kerajinan, tenggang rasa, ramah dengan teman, hormat pada orangtua, kejujuran, menepati janji, kepedulian dan tanggungjawab. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, siswa sudah menunjukkan sikap βmulai konsistenβ sesudah adanya modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning. Aspek keterampilan yang diukur yaitu menyelesaikan semua tugas individu untuk kelompok, berpartisipasi secara konstruktif, berbagi tanggungjawab dalam membantu kelompok menyelesaikan permasalahan, dapat mencapai kompromo dengan sesama teman kelompok dan terampil membuat awetan basah. Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran, siswa belum pernah mencoba praktikum membuat awetan basah sehingga siswa belum memiliki keterampilan dalam membuat awetan maupun praktikum pembedahan hewan. Hasil Belajar Aspek Kognitif Hasil belajar kognitif diukur melalui pretes (sebelum) dan posttes (sesudah) menggunakan modul saat pembelajaran. Pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Malang, nilai KKM biologi yaitu = 78, maka didapatkan rata-rata nilai pretes sebesar 52.9, sedangkan postes 88.0 sehingga peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa sebesar 66,36%. Hasil belajar siswa aspek kognitif secara rinci tertera pada Tabel 6. Tabel 6. Data hasil belajar siswa aspek kognitif Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15
Skor Tes Awal 52 36 47 37 79 55 54 58 38 52 36 51 58 63 73
Skor Tes Akhir 100 80 80 80 94 80 81 94 94 80 88 100 80 81 80
Ketuntasan β β β β β β β β β β β β β β β
Peningkatan Skor 48 44 33 43 15 25 27 36 56 28 52 49 22 18 7
7
Jumlah
59 64 39 55 43 68 75 41 61 55 31 52 77 32 62 56 38 65 35 56 1852
100 94 100 88 94 88 94 80 88 80 100 80 80 80 94 94 80 100 81 94 3081
β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β 35
41 30 61 33 52 20 19 39 27 25 69 28 3 48 32 38 42 35 46 38 1229
Rata2
52,9
88,0
100%
66,36 %
X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35
Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis dilihat dari hasil pretes dan postes. Rata-rata pretes siswa sebesar 45.14 sedangkan rata-rata postes sebesar 76.71, sehingga peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu 69.94%. Hasil data kemampuan berpikir kritis siswa secara rinnci tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Data Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17
Skor Pretes 50 45 50 50 40 45 50 50 40 40 45 50 45 40 45 50 40
Postes Skor 80 90 90 55 90 55 75 95 85 55 60 80 80 85 95 95 70
Belum
Tuntas β β β
β β β β β β β β β β β β β β
Peningkatan Skor 30 45 40 5 50 10 25 45 45 15 15 30 35 45 50 45 30
8
X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 Jumlah Rata2
40 40 45 40 50 50 45 40 45 40 50 45 45 45 50 55 40 40 1580 45.14
60 50 80 70 75 90 90 80 90 65 80 75 70 85 60 90 80 60 2685 76.71
β β β β β β β β β β β β β β β β β β 14
21
20 10 35 30 25 40 45 40 45 25 30 30 25 40 10 35 40 20 1105 69.94%
E. Penyempurnaan Produk Akhir Produk akhir berupa modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning sesuai dengan tanggapan dan saran yang telah diberikan dari dosen, guru biologi SMA dan siswa. Produk yang disempurnakan sesuai dengan kebutuhan siswa untuk belajar melalui pembelajaran hybrid learning. Modul yang disempurnakan berisi petunjuk penggunaan modul, tujuan, peta konsep, materi ajar, soal-soal analisis dan uji kompetensi serta soal critical thinking. Modul sistem gerak ini dibagi menjadi dua materi yaitu alat gerak aktif (otot) dan alat gerak pasif (tulang), masing-masing materi mempunyai sub materi sendiri. Modul dilengkapi dengan gambar yang berwarna sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi. Selain itu, dilengkapi adanya video sehingga semakin menambah pengetahuan siswa mengenai rangka yang ada pada tubuh mereka. PEMBAHASAN Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning pada tahap validasi dinyatakan valid dari segi perangkat pembelajaran, materi dan media, sehingga modul berbasis hybrid leraning ini dapat digunakan untuk pembelajaran. Mulyasa (2003:148) menyatakan modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Modul berbasis hybrid learning dikembangkan sesuai dengan keinginan dan kondisi siswa. Modul berbasis hybrid learning disajikan lebih pada aplikasi dari materi sehingga siswa belajar dari kehidupan sekitar mereka. Adanya materi berupa aplikasi ini, siswa lebih tertarik untuk mempelajari dibandingkan dengan materi berupa hafalan. Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning berdasarkan analisa data dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran melalui hybrid learning siswa dapat lebih sukses mencapai tujuan pembelajaran dibandingkan pembelajaran tradisional, serta adanya peningkatan interaksi dan kontak antar siswa dan antara siswa dan guru. Hal ini terjadi karena mereka memerlukan bantuan lebih banyak setelah belajar
9
lebih serius karena meningkatnya rasa ingin tahu mereka (Susilo, 2011:10). Modul berbasis hybrid learning dapat digunakan pada pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Siswa dapat melakukan pembelajaran online berupa chatting dengan guru atau antar siswa, sehingga waktu belajar siswa lebih banyak untuk memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan uji coba yang dilakukan, hasil belajar siswa aspek kognitif mengalami peningkatan persentase sebesar 66,36%, sedangkan aspek sikap dan keterampilan juga mengalami peningkatan dari sebelumnya. Menurut penelitian Moonagusta (2013:73) menyatakaan bahwa penggunaan bahan ajar modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sjukur (2012:68) membuktikan bahwa pembelajaran berbasis hybrid (blended) learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya menyatakan ada peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai signifikan 0,000 rata-rata peningkatan 38,28%. Siswa lebih termotivasi untuk belajar sehingga terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dan penelitian sebelumnya, bahwa modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini dapat digunakan untuk pembelajaran siswa sehingga siswa lebih sukses dalam mencapai tujuan belajar. Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan persentase sebesar 69.94%. Tes kemampuan berpikir kritis yang diberikan berupa aplikasi materi pada kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Susilo (2011:4), unsur keempat dalam membelajarkan siswa dalam konteks abad 21, siswa perlu belajar materi pelajaran melalui contohcontoh penerapan dan pengalaman dunia nyata baik di dalam maupun luar sekolah, sehingga siswa memahami dan ingat lebih banyak bila yang mereka pelajari relevan, menarik dan bermanfaat dan kehidupan sehari-hari. Ketika diberikan soal aplikasi dari materi untuk di identifikasi, siswa masih merasa kesulitan untuk menghubungkannya. Namun 20 dari 35 siswa sudah mempunyai teknik tersendiri untuk memecahkan soal analisis yang diberikan. Soal berupa aplikasi dari materi harus diberikan kepada siswa, supaya siswa tidak menghafal materi saja. Soal berupa aplikasi ini membantu siswa dalam memahami suatu materi, sehingga ingatan siswa lebih dalam mengenai materi tersebut. Dampak dari modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini diharapkan siswa lebih banyak belajar bukan sekedar untuk menghafal. Hal ini diperkuat oleh penelitian Sahin (2010:49), menyebutkan bahwa hybrid learning meningkatkan penguasaan materi siswa serta meningkatkan kualitas berpikir siswa. Modul berbasis hybrid learning menggabungkan metode konvensional dan e-learning. Modul yang dikembangkan diupload pada website dengan alamat inovasipembelajaranipa.net, pembelajaran online dilakukan dengan chatting melalui akun facebook yang telah dibuat peneliti. Ketika modul akan digunakan, siswa sudah men-download modul pada website yang disediakan. Penggunaan modul mudah dilakukan karena di dalamnya disertai petunjuk penggunaan modul sehingga siswa harus memahami terlebih dahulu petunjuknya. Modul disertai video berupa link sehingga siswa harus mendownload terlebih dahulu pada website lain. Beberapa kelebihan modul berbasis hybrid learning ini terlihat dari aspek pemanfaatan teknologi, komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu dan sumber belajar yang bisa diakses (Nugroho, dkk, 2012:8). Pemanfaatan teknologi ini berupa penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
10
Modul yang dikembangkan memanfaatkan teknologi internet untuk meng-upload dan men-download modul melalui website. Website yang digunakan dibuat sederhana, personal dan cepat. Menurut Onno (2002) dalam Nugroho (2012), sistem e-learning yang sederhana akan memudahkan siswa dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan akan mengurangi pengenalan sistem elearning itu sendiri, sehingga waktu belajar siswa dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem elearning-nya. Oleh karena itu, peran guru dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing siswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan. Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa pembelajaran yang memanfaatkan teknologi membantu siswa lebih efisien dalam belajar. Komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu merupakan komunikasi yang bisa dilakukan kapanpun siswa dan guru bisa melakukan komunikasi. Contoh dari komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu yaitu internet. Internet tidak dibatasi oleh jarak dan waktu, pembelajaran bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Pada modul berbasis hybrid learning, komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu adalah pembelajaran online. Pembelajaran online yang memanfaatan chatting melalui akun facebook ini bisa dilakukan siswa kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran online ini akan membantu siswa apabila siswa masih memiliki kesulitan pada materi yang dijelaskan oleh guru ketika pembelajaran tatap muka. Komunikasi ini diimbangi dengan sumber belajar yang bisa diakses oleh siswa. Nugroho (2012) menyatakan media memiliki kedudukan penting artinya meningkatkan banyaknya informasi yang diingat 70% dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah (20%). Sumber belajar yang dapat digunakan yaitu media gambar, televisi, radio, facebook, twitter dan benda-benda asli. Modul yang dikembangkan berisi media yang membantu siswa belajar memahami materi dengan media torso, media gambar,dan video. Selain itu, dalam internet tersedia banyak sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh siswa. Sumber belajar yang baik merupakan sumber belajar yang memberikan pengetahuan baru bagi pengguna sehingga bisa menambah wawasan yang ada. Sumber belajar bisa diakses melalui google, yahoo, ask, internet exsplorer dan youtube. Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini memiliki beberapa hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya yaitu 1). materi yang disajikan dalam modul masih terbatas pada materi sistem gerak, 2) uji coba tahap pengembangan modul berbasis hybrid learning masih terbatas pada uji coba skala terbatas dan 3) uji coba yang dilakukan oleh peneliti hanya satu kelas, untuk peneliti lain sebaiknya menggunakan lebih dari satu kelas supaya bisa terlihat efektifitas penggunaan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning. Hambatan yang dialami peneliti selama mengembangkan produk modul berbasis hybrid learning antara lain ketersediaan jaringan internet (wi-fi) yang ada di sekolah maupun di luar sekolah masih mengalami gangguan misalnya koneksi lambat dan quota yang diperlukan juga banyak, sehingga beberapa siswa masih belum bisa online bersama guru dan siswa lain. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah menyediakan fasilitas wi-fi untuk siswa, namun koneksinya cukup lambat
11
sehingga siswa masih kesulitasn untuk mengikuti pembelajaran online. Selain itu, siswa belum membaca petunjuk penggunaan modul sehingga waktu mengerjakan soal online maupun diskusi masih miskonsepsi antara siswa dan guru. Hambatan yang mungkin dialami guru saat menggunakan modul yaitu guru belum membaca petunjuk penggunaan modul, pembelajaran online yang dilakukan menuntut guru untuk selalu online dengan siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning berdasarkan hasil validasi sudah dinyatakan valid/baik, sehingga dapat digunakan untuk proses pembelajaran siswa. Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini didukung oleh keberhasilan peningkatan nilai hasil belajar dengan persentase 66.36% dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan peningkatan persentase 66.94%. Beberapa kelebihan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini yaitu adanya pemanfaatan teknologi, komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu serta sumber belajar yang bisa diakses. Modul berbasis hybrid learning ini dikembangkan untuk membantu siswa belajar lebih efisien dan bukan hanya menghafal suatu materi. Saran Beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu 1). sebelum menggunakan modul dalam pembelajaran sebaiknya guru dan siswa sudah memahami cara penggunaan modul pada petunjuk penggunaan modul, 2). diperlukan dukungan kebijakan dari sekolah seperti penyediaan fasilitas wi-fi, komputer sekolah, laptop yang berkaitan dengan operasional produk, 3). perlu dukungan kebijakan dari sekolah seperti pengadaan pelatihan atau workshop tentang pemanfaatan website pada pembelajaran hybrid learning bagi guru, 4). berdasarkan tingkat kelayakan yang diperoleh, maka modul dapat dijadikan acuan pengembangan materi biologi yang lain, 5). perlu adanya studi tentang hybrid learning dalam skala luas. Skala luas yang dimaksud adalah peneliti dalam pelaksanaan uji coba menggunakan lebih dari satu kelas supaya lebih terlihat penggunaan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning, 6). perlu adanya fasilitas wi-fi atau modem yang koneksinya cepat di sekolah atau di rumah sehingga siswa tidak terganggu dengan koneksi internet yang lambat supaya siswa bisa melakukan pembelajaran online. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hayati, N. 2010. Pengembangan Modul Pkn Berbasis Kemampuan Berpikir Kritis SMP Kelas VIII. Skripsi tidak diterbitkan.Malang: FIS UM. Lathifah, A. S. 2012. Pengembangan Website Berbasis Moodle Untuk Membelajarkan Biologi Melalui Blended Learning Di SMA Negeri 5 Malang. Skripsi tidak diterbitkan.Malang: FMIPA UM. Moonagusta, B. F. 2013. Penggunaan Bahan Ajar Modul Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca, Menulis, Dan Berhitung Bagi Warga, Belajar Keaksaraan Fungsional. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIP UM.
12
Mulyasa, E. 2003. Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nugroho, A, Daru, A.F, Wakhidah, N. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web Pada mata Kuliah Arsitetur dan Organisasi Komputer. Semarang: Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sahin, M. 2010. Blended Learning Environment in Vocational Education.Journal the International Conference on Virtual Learning ICVL 2010.pp 244-252. Sjukur, S.B. 2012. Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi.2(3):368-378. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Sukmadinata, N.S.2012. Metode Penelitian Pendidikan.UPI: REMAJA ROSDAKARYA. Susilo, H. 2011.Blended Learning Untuk Menyiapkan Ssiwa Hidup Di Abad 21. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional 2011 Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning, Jurusan Biologi FMIPA UM, Malang, 13 November.