Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK KETRAMPILAN BERBICARA (SPEAKING) BERDASARKAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DEVELOPING AN ENGLISH MODUL IN PARTICULAR MATTER OF SPEAKING SKILL IN TERMS OF TOURISM FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL Titi Wahyukti 1 dan Ambar Pujiyatno 2 1
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universits Muhammadiyah Purwokerto. Jl. Raya Dukuhwaluh, PO Box 202 Purwokerto 53182 Telp. (0281) 636751 ext 134 2 Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Univesitas Muhammadiyah Purwokerto. Jl. Raya Dukuhwaluh Kembaran Banyumas Telp. (0281) 636751 ext
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran bahasa Inggris khususnya ketrampilan berbicara (speaking) berdasarkan lingkungan kepariwisataan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri untuk mendukung tuntutan kurikuler yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan dunia kerja sebagai tujuan sekolah kejuruan. Penelitian pengembangan pendidikan atau educational research and development (Borg and Gall, 1983) pada tahun kedua program hibah bersaing ini melibatkan guru-guru bahasa Inggris di tiga sekolah menengah kejuruan (SMK) di Purwokerto untuk mengetahui pendapatnya tentang pentingnya modul pembelajaran speaking yang sesuai dengan lingkungan atau bidang kejuruan siswa; dan mencobakan penggunaan materi speaking di SMK Negri 3 Purwokerto pada siswa kelas X program studi Kepariwisataan dalam sebuah learning action berupa lesson Study. Pengembangan modul pembelajaran bahasa Inggris yang difokuskan pada ketrampilan berbicara ini ditujukan untuk melengkapi buku paket dari Kemendiknas agar pemerolehan ketrampilan berbicara (speaking) bahasa Inggris yang sesuai dengan bidang kepariwisataan dapat memenuhi kompetensi life skill siswa di dunia kerja. Tehnik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan wawancara. Pelaksanaan penggunaan Bahan ajar speaking melalui Lesson Study yang berkolaborasi dengan guru-guru bahasa Inggris di SMKN 3 Purwokerto dan diterapkankan di kelas X Kepariwisataan. Semua data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa para guru bahasa Inggris di sekolah menengah kejuruan masih memerlukan modul suplemen yang sesuai dengan bidang studi siswa sebagai pelengkap materi yang ada pada buku paket kurikulum 2013 yang dianjurkan oleh kemendiknas. Hasil penggunaan materi speaking kepada siswa kelas X Kepariwisataan di SMKN 3 Purwokerto melalui LS menunjukkan bahwa siswa aktif dan responsive mengikuti pelajaran dengan mempelajari kosakata yang berkaitan dengan bidang perhotelan dan pariwisata serta mempraktekkan ketrampian berbicara (speaking) dalam berbagai situasi. Dari hasil wawancara dengan siswa, mereka merasa antusias dan termotivasi untuk mempelajari bahasa Inggris yang berkaitan dengan jurusannya dan senang mempraktekkan berbicara dengan teman di kelas. Kata Kunci : Materi ajar berbicara (speaking); Kepariwisatan; Penerapan Lesson Study.
ABSTRACT This research was aimed at developing an English modul in particular matter of speaking skill in terms of tourism for the tenth grade students of State Vocational High School to accomodate the curricular as well as the job-market demands. This study belongs to an educational research and development or R & D (Borg and Gall, 1983.This second year of
278
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 long-term research involves all English teachers of the three SMKs (vocational schools) in Purwokerto to get their opinins in relation to the importance of an English speaking modul as supplementary material which is closely related to the students’discipline. The implementation of the English speaking modul is done in the tenth grade students of tourism department at SMKN 3 Purwokerto through Lesson Study (LS). An attempt of developing an English speaking modul for the students of tourism department is to enhance the efficacy of teaching learning process to achieve the curricular and job demands. The data collecting technique used are observation and interview. The use of speaking materials through LS is collaboratively done with all English teachers in the tenth grade students of tourism department of SMKN 3 Purwokerto. The collected data are analyzed qualitatively to describe how well the speaking material is applied. The research findings reveals that the English speaking modul is really needed by English teachers of vocational schools which is integratedly given with the English textbook of 2013 curriculum. Through observation, it can be concluded that the students seem to be very active and responsive in joining the English class and they can study a lof of vocabularies in tourism terms and do some speaking exercises in various situation. Based on the interview of some students, it is shown that they are very motivated to learn English especially getting some vocabulary which is closely related to their discipline of study and happily practice speaking skill in the class. Key words : Tourism department, Speaking materials, Lesson Study PENDAHULUAN Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses yang merupakan rangkaian upaya atau kegiatan pendidik dalam rangka membuat siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem dan melibatkan sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi atau bahan ajar, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran , evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran yang berupa remedial atau pengayaan. Pembelajaran yang diberikan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia yang bertaqwa, berahlak mulia , berilmu, cakap, kreatif dan mandiri sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran bahasa Inggris yang merupakan mata pelajaran wajib disusun sesuai prinsipprinsip kurikulum 2013 yang telah ditetapkan dengan menggunakan buku paket yang direkomendasikan Kemendikbud. Buku paket tersebut terdiri dari Buku Siswa dan Buku Guru, namun buku paket pembelajaran bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas maupun Sekolah Menengah Kejuruan tidak ada perbedaan materi. Dengan demikian bahan ajar dalam buku paket bahasa Inggris bersifat umum baik mengenai teks bacaan maupun kosakata yang diberikan untuk pembelajaran di kedua jenis sekolah tersebut. Namun pada kenyataannya kompetensi bahasa Inggris bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan sangat penting untuk mendukung kompetensi kejuruan peserta didik. Para lulusan SMK diharapkan tidak hanya mampu memperoleh pekerjaan yang lebih baik di perusahaan nasional dalam negeri, tapi juga dapat bersaing untuk memperoleh kesempatan kerja di perusahaan asing atau bahkan kerja di luar negri. Hal ini mengakibatkan guru-guru di tingkat sekolah kejuruan (SMK) mengalami berbagai masalah dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengalaman guru di lapangan, pada umumnya mereka, para guru, tidak sepenuhnya menggunakan buku paket yang diperoleh dari pemerintah untuk mengajar bahasa Inggris siswa SMK, sehingga materi tambahan yang sesuai dengan bidang kejuruan siswa sangat diperlukan. Beberapa guru menambah materi ajar yang diperoleh dari internet, atau yang diperoleh dari sumber lain yang materinya sesuai dengan bidang kejuruan siswa. Begitu pula yang terjadi di SMK N 3 Purwokerto, para guru yang mengajar di kelas X dan XI dimana pembelajaran bahasa Inggris telah menggunakan Kurikulum 2013, menilai bahwa buku paket yang digunakan belum menyentuh kompetensi kejuruan siswa yang diperlukan untuk mengembangkan potensi diri siswa siap bekerja dan mampu bersaing dengan dunia luar dalam menghadapi era global. Buku paket yang telah disusun secara sistematis belum menampung materi yang relevan dengan kebutuhan siswa SMK. Ketrampilan Speaking yang disajikan dalam buku paket masih kurang intensif dan belum menunjang kompetensi keahlian siswa yang tentunya diperlukan di dunia kerja. Oleh karena itu, hasil penelitian pada tahun pertama yang berupa bahan materi
279
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 suplemen Bahasa Inggris khususnya untuk ketrampilan berbicara direncanakan sebagai pengembangan materi speaking pada siswa jurusan Kepariwisataan di SMKN 3 Purwokerto. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 di Purwokerto mempunyai beberapa jurusan, salah satunya adalah jurusan Kepariwisataan. Dengan menggunakan kurikulum 2013, pembelajaran speaking di jurusan Kepariwisataan masih bersifat umum, kosakata yang digunakan tidak berkaitan dengan bidang wisata maupun perhotelan, khususnya dalam pengembangan materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan life skill siswa. Materi yang ada dalam buku siswa bahasa Inggris berbasis Kurikulum 2013 masih bersifat umum dan kurang sesuai dengan sekolah kejuruan. Hal ini dikarenakan Kurikulum 2013 tidak membedakan substansi materi untuk SMA dan SMK, sehingga baik siswa SMA maupun SMK mendapatkan materi bahasa Inggris yang sama. Fakta ini didukung dengan hasil angket guru dan siswa di tiga SMK yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu SMK N 1, 2 dan 3 Purwokerto. Hasil angket menunjukkan bahwa materi untuk Speaking masih sangat umum dan belum bisa memfasilitasi siswa dalam mengambangkan ketrampilan speaking mereka khususnya untuk menghadapi dunia kerja. Hal yang paling menonjol terjadi dalam buku ajar bahasa Inggris Kurikulum 2013 adalah materi speaking sama sekali tidak menyinggung percakapan tentang tata cara atau perilaku seseorang yang berkaitan dengan materi di dunia kepariwisataan atau perhotelan. Hal ini membuat guru-guru harus mengembangkan materi dengan kreatifitas mereka sendiri. Dengan munculnya fakta tersebut maka pada tahun kedua penelitian Hibah Bersaing DIKTI, tim peneliti memutuskan untuk mengerucutkan penelitian dan fokus hanya pada satu bidang studi yaitu kepariwisataan yang berhubungan dengan perhotelan. Hal ini dikarenakan kebutuhan materi di jurusan kepariwisataan sangat urgent dibutuhkan. Alasan lain yang mendasari pemilihan program studi ini adalah karena kesiapan sekolah tersebut dalam bekerjasama dengan tim peneliti. Kesiapan SMK N 3 Purwokerto dibuktikan dengan adanya daya pendukung berupa hotel. Hal ini akan mempermudah tim peneliti untuk menggunakan modul materi speaking perhotelan yang diimplementasikan secara langsung khususnya dalam percakapan atau komunikasi bahasa Inggris dalam setting hotel secara nyata. Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : (1) Melakukan teaching action berupa Lesson Study guna mengembangkan kualitas bahan ajar Speaking untuk jurusan Kepariwisataan di SMK N 3 Purwokerto (2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar bahasa Inggris kususnya ketrampilan berbicara (3) Menciptakan suatu modul pembelajaran speaking sebagai buku suplemen yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan Materi ini diimplementasikan melalui Lesson Study yang dilaksanakan pada kelas X pada tahun ajaran baru 2015/2016 dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam kurikulum 2013. Pembelajaran speaking di SMK selama ini masih belum berorientasi kontek yang ada di lapangan. Materi pembelajaran yang ada selama ini hanyalah berorientasi pada pencapaian siswa untuk mendapatkan nilai yang baik di akhir proses belajar mengajar. Pembelajaran yang berorientasi pada konteks atau lingkungan mutlak diperlukan bagi siswa SMK agar kemampuan berbicara mereka sesuai dengan aplikasi di dunia kerja. Penelitian ini berorientasi pada penciptaan modul pembelajaran speaking yang berwawasan lingkungan yang akan memberikan kontribusi bagi proses pembelajaran bahasa Inggris di SMK, terutama pada ketrampilan berbicara di program studi Kepariwisataan di SMK N 3 Purwokerto. Hasil akhir dari penelitian ini akan sangat berguna bagi siswa, guru, dan peneliti pembelajaran bahasa Inggris khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan bidang Kepariwisataan. Guru tidak perlu ragu, bingung dalam memilih materi dan bereksperimen mencari model pembelajaran kontektual yang berbasis lingkungan. Demikian halnya dengan siswa, mereka akan merasakan manfaat secara nyata berkomunikasi langsung yaitu dengan mengaplikasikan bahasa Inggris yang mereka dapatkan sesuai dengan lingkungan sosial dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sebagian besar orang mendefinisikan ketrampilan berbicara secara sempit. Secara tradisional, banyak orang mendefinisikan speaking skill sebagai kemampuan seseorang untuk berpidato didepan publik. Tetapi Brown (2001) memberikan definisi yang lebih luas, ia mendefinikan speaking skill sebagai aktifitas yang merefleksikan seting yang bervariasi; yang mungkin terjadi antara seseorang dengan orang banyak, komunikasi dalam group kecil, seseorang dengan seseorang, atau dengan mass media. Adapun pendapat yang lain memaknai speaking sebagai kemampuan khusus yang dibutuhkan seseorang untuk kegiatan sehari-hari, seperti memberi arahan, informasi, mencari informasi, dan sebagainya. Dan yang
280
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 terahir, lahirlah sebuah pendekatan bahwa komunikasi untuk siswa sekolah dasar dan menengah, dimana ada pandangan yang lebih luas bahwa komunikasi oral adalah sebuah proses kegiatan interaktif dimana individu ambil bagian sebagai pembicara maupun sebagai pendengar yang melibatkan bahasa verbal maupun non verbal. Dengan kata lain, speaking skill adalah sebuah kompetensi yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan interaksi verbal maupun non-verbal dengan pihak lain, dengan tujuan untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi, maupun negosiasi untuk mencapai kesepakatan bersama (Richards & Renandya, 2002, dan Gebhard, 1994).. Harmer (2001) menambahkan definisi berbicara sebagai sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh :(1) kemampuan mendengarkan, (2) kemampuan mengucapkan, dan (3) penguasaan (relatif) kosa kata Proses pembelajaran ketrampilan berbicara yang berbasis lingkungan akan mengedepankan pemanfaatan lingkungan sebagai media dan sumber pembelajaran. Guru hendaknya mampu memberikan konsep dan pemahaman yang jelas tentang belajar berbicara berdasarkan apa yang mereka lihat di lingkungan sekitar. Pembelajaran berbasis lingkungan terbagi dalam 2 tahap, yaitu: 1. Aktivitas Pra Komunikatif yang menyajikan beberapa hal sebagai berikut : a. Pemahaman konsep berbicara berbasis keadaan di lingkungan sekitar (kelas dan sekolah). b.Teknik Tanya Jawab Hendaknya guru terlebih dahulu menentukan materi dasar pelajaran yang meliputi struktur dan kosa kata. c. Dialog terpimpin berbasis objek yang ada di lingkungan sekitar Guru memberi latihan secara drill berbentuk tanya jawab. Misalnya : What do you think of the trees in our school? kemudian siswa menjawab sesuai dengan yang didrillkan, yakni; There are some big trees... The leaves fall down because of the wind...
2. Aktifitas Komunikatif, menyajikan beberapa hal, diantaranya : a. Percakapan kelompok Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompok mempunyai ketua. Para siswa bergantian untuk mengatakan sesuatu lalu disambung oleh teman sekelompoknya sehingga menjadi satu cerita yang utuh tentang apa yang mereka lihat di sekitar mereka. b .Bermain peran Pada aktifitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang harus di lakukan oleh para pelajar. Peran yang di berikan harus disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa para pelajar. Sebagai contoh, ketika tema pembelajaran tentang aktivitas di sekolah, guru bisa memberikan peran kepala sekolah, guru dan murid dalam bermain peran. Isi percakapan harus sesuai dengan keadaan sekolah pada saat itu. b. Praktek Ungkapan Sosial Ungkapan sosial maksudnya adalah perilaku-perilaku sosial saat seseorang berkomunikasi secara lisan dengan orang lain, seperti: memberi hormat pujian, ucapan selamat atau meminta pertolongan dengan santun dan lain-lainnya, yang disesuaikan dengan peran yang dimainkan masing-masing pelaku. c. Menjawab pertanyaan berdasarkan pengalaman Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang pernah dialami siswa sangat membantu mereka untuk mudah meresponnya. Dengan demikian mereka dapat mengungkapkan ide atau opini/pendapat sesuai apa yang dialami
281
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 e. Membuat English Zone, yaitu tempat dimana siswa harus menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi diantara mereka. Ini perlu kesepakatan sanksi yang diberikan dan bersifat membangun bilamana diantara mereka ada yang melanggar aturan yang sudah ditentukan, f. Memainkan language games Games atau permainan dapat mengharuskan siswa untuk berbahasa Inggris, dengan menggunakan permainan siswa merasa senang berlatih bahasa Inggris. g. .Pemecahan Masalah (Problem Solving). Dalam kegiatan ini, siswa akan diajak untuk berfikir kritis tentang apa yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Dengan melihat kenyataan yang ada dalam lingkungannya, siswa akan belajar bagaimana memahami dan menganalisis permasalahan sosial dan lingkungan serta mencari solusi akan permasalahan-permasalahan yang ada. Tahap pembelajaran di atas merupakan runtutat kegiatan yang bisa diimplementasikan di luar ruangan dimana siswa bisa belajar melalui pengalaman mereka yang didapatkan dalam lingkup yang lebih luas dan nyata, yaitu lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataannya guru dituntut berusaha agar materi yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti anak didik. Berbagai teknik yang dapat digunakan guru untuk melatih siswa berbicara (speaking) dengan materi pembelajaran yang sesuai lingkungannya antara lain adalah perhotelan untuk siswa bidang kepariwisataan.. Materi ketrampilan berbicara yang memiliki banyak proses perlu didukung dengan adanya alat bantu atau media pembelajaran, antara lain gambar atau kartu yang memungkinkan siswa menggunakan alat inderanya secara optimal. Makin banyak alat indera yang digunakan untuk mempelajari segala sesuatu, makin mudah diingat apa yang dibaca dan dipelajari. Berdasarkan hal tersebut materi Speaking ini disajikan dengan dibantu media gambar dan kartu (situational card) yang digunakan siswa untuk mempresentasikan proses latihan berbicara secara langsung.
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau an educational research and development. Menurut Borg and Gall (1983) penelitian pengembangan adalah penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Jenis data pada penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa data observasi, wawancara, kuesioner dan uji materi dari tim ahli pendidikan. Penelitian ini mendasarkan pada model penelitian Borg and Gall yang mempunyai tiga tahap. Pertama adalah menganalisis kebutuhan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dengan menelaah buku teks bahasa Inggris yang direkomendasikan Mendiknas dan menggali perlunya pembelajaran berbicara sesuai dengan lingkungan bidang kejuruan siswa. Kedua adalah tahap desain pembelajaran. Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan desain pembelajaran hingga menghasilkan draf modul pembelajaran yang berfokus pada pembelajaran speaking sebagai materi pelengkap buku wajib bahasa Ingris dari pemerintah berdasarkan kurikulum 2013. Terakhir, tahap ketiga adalah penggunaan materi ketrampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Ingris di kelas dengan menerapkan Lesson Study dan mengvalidasi modul pembelajaran speaking dengan uji materi oleh ahli bidang pendidikan. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan fleksibitas modul pembelajaran materi ketrampilan berbicara sesuai bidang studi bagi siswa di sekolah kejuruan pada jurusan kepariwisataan. Tahap pertama dan tahap kedua penelitian hibah bersaing ini telah dilaksanakan pada tahun pertama (2014); sedangkan tahap ketiga yaitu mengetahui efektifitas dan feksibilitas modul pembelajaran sebagai materi ketrampilan berbicara dilaksanakan pada tahun kedua (2015). Penelitian tahun 2015 ini menerapkan modul pembelajaran bahasa Inggris yang berfokus pada materi speaking di kelas kepariwisataan dengan Lesson Study (LS) berkolaborasi dengan satu guru bidang studi bahasa Inggris di kelas X sebagai guru model dan dua guru bahasa Inggris lainnya ditambah dua dosen sebagai pengamat dalam pelaksanaan LS. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X jurusan Kepariwisataan di SMKN 3 Purwokerto yang berjumlah tiga puluh delapan siswa. Dalam menjalankan LS ini, ada tiga rangkaian langkah yang harus dilaksanakan yaitu: Plan, Do, See dalam satu siklus. Langkah pertama adalah perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh tim LS, yaitu merancang, merencanakan, menentukan strategi pembelajaran untuk materi ketrampilan berbicara yang akan disajikan
282
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 dan menentukan indikator yang akan diobservasi selama proses pembelajaran berlangsung (Plan). Langkah kedua adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas (DO) yang dilakukan oleh guru model dan pendampingan oleh dua dosen yang sekaligus berperan sebagai pengamat beserta dua rekan guru Bahasa Inggris lainnya dari sekolah yang sama. Pengamatan ini difokuskan pada aktifitas dan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Tiap pengamat memperhatikan sekelompok siswa atas kegiatan dan kektifan dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Langkah ketiga adalah mengadakan refleksi oleh tim leson studi yaitu: guru model dan para pengamat terhadap pelaksanaan pembelajaran terutama melaporkan hasil observasi tentang aktivitas dan respon siswa selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan tanggapan atau saran sebagai masukkan untuk perbaikan siklus berikutnya (See). Pelaksanaan LS ini dilakukan dua minggu sekali selama dua jam pelajaran karena bergantian dengan pemberian materi bahasa Inggris dari buku wajib yang berdasarkan kurikulum 2013 dari pemerintah. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan pedoman wawancara. Lembar observasi digunakan sebagai panduan untuk mengetahui keaktifan dan respon siswa terhadap materi pembelajaran speaking yang berkaitan dengan bidang peminatan siswa. Sedangkan pedoman wawancara dipakai untuk mengetahui kesan, pesan siswa dan daya tarik modul pembelajaran bagi siswa serta motivasi belajar istilah yang digunakan dalam perhotelan. Angket digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kualitas kelayakan materi atau modul pembelajaran.dan pesan serta saran kesempurnaan modul pembelajaran dari tim ahli materi pendidikan Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif. Data dianalisis secara deskriftif kualitatif dengan memaparkan hasil pengamatan secara naratif yang digambarkan secara deskriptif. Data yang diperoleh melalui lembar observasi, lembar wawancara dan angket dianalisis secara deskriptif kualitatif secara mendalam dengan melihat fenomena-fenomena yang muncul di lapangan. Untuk menjawab masalah yang ada, peneliti melaksanakan wawancara mendalam secara acak pada beberapa siswa dan guru yang berkompeten serta mengumpulkan data melalui angket dan didukung dokumentasi yang dibuat selama proses pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Hibah Bersaing ditahun kedua ini menggunakan metode Research and Development yang berorientasi pada open lesson atau Lesson Study yang terbagi dalam tiga tahap, yaitu Plan, Do dan See. Data penelitian ini berupa (1) peningkatan aktivitas dan respon siswa terhadap materi bahasa Inggris khususnya pada ketrampilan Speaking dan (2) rancangan bahan ajar Speaking khusus untuk kelas pariwisata sebagai bahan suplemen buku bahasa Inggris untuk SMK Dalam tahap plan, ditentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan dengan langkah perencanaan sebagai berikut: (1) menentukan materi pembelajaran; (2) menentukan indikator yang akan diobservasi selama proses pembelajaran berlangsung, (3) meminta siswa mempelajari materi secara terbimbing dalam proses pembelajaran; dan (4) memberi tahu bahwa kelas tersebut akan digunakan sebagai kelas model lesson study dengan menggunakan buku ajar hasil penelitian tahun pertama yang berbasis pada Kurikulum 2013. Pada tahap do, guru model melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran speaking sebagai materi pelengkap buku wajib berbasis pada Kurikulum 2013 dengan tahapan sebagai berikut: (1) guru model menunjukkan gambar-gambar, kata, situasi yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Dengan bimbingan guru, siswa menghubungkan gambar dengan pengalaman nyata mereka; (2) guru memberikan contoh dialog dan meminta siswa untuk mempraktekannya; (3) dengan contoh dialog yang ada, dalam tahap Re-constructing, siswa diminta untuk bertanya jawab menggunakan pertanyaan dalam dialog yang sudah tersedia dalam modul sesuai dengan pengalaman mereka; (4) pada tahap Producing, siswa diminta membuat dialog dalam bentuk tanya jawab dengan menggunakan kartu peran (situational card) yang dikembangkan berdasarkan pemahaman dan realita mereka,(5) pada tahap akhir siswa dengan berpasangan diminta untuk mempresentasikan dialog yang dikembangkan mereka di depan kelas dan siswa yang lain berhak untuk memberikan tanggapan. Dalam proses pembelajaran, ada dua guru bahasa Inggris dan dua dosen bahasa Inggris yang berperan sebagai pengamat dengan tugas untuk mengamati peningkatan partisipasi dan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran. Indikator keberhasilan dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini
283
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
No 1
Indikator Produk modul pembelajaran speaking berbasis lingkungan yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan
Sebelum Belum tercipta produk yang sesuai dengan kebutuhan siswa di kelas Kepariwisataan
Sesudah Terciptanya produk yang sesuai dengan kebutuhan life skill siswa di kelas Kepariwisataan
2
Ketrampilan Berbicara siswa SMK Kepariwisataan yang sesuai dengan kebutuhan pasar & life skills siswa
Belum maksimalnya penggunaan kosakata yang berkaitan dengan perhotelan dalam ketrampilan berbicara siswa selama menggunakan buku ajar berbasis Kurikulum 2013
Ketrampilan speaking siswa sesuai dengan bidang studi dan life skills yang dibutuhkan di dunia kerja
3
Keaktifan dan partisipasi siswa selama Proses pembelajaran
Siswa belajar secara individu dan belajar ketrampilan berbicara secara partial dengan materi umum sehingga ketrampilan berbicara mereka masih sangat minim untuk media komunikasi di dunia kerja
Siswa berpartisipasi aktif dan responsif dalam belajar khususnya dalam kegiatan kelompok dimana mereka secara bebas berkolaborasi dan mengekspresikan ide melalui panduan bahan ajar speaking
Lesson Study yang menjadi orientasi dari penelitian R and D ini merupakan suatu langkah perbaikan kondisi pembelajaran siswa khususnya pada kelas speaking di jurusan kepariwisataan di SMK N 3 Purwokerto. Langkah ini diambil sebagai reaksi terhadap masih minimnya ketrampilan siswa kelas satu khususnya dalam menggunakan Bahasa Inggris sebagai media komunikasi di dunia perhotelan. Sebagai langkah awal penelitian ini, peneliti merancang sebuah bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan juga kebutuhan pasar khususnya di dunia perhotelan dengan Kurikulum 2013 sebagai barometer kedalaman materi ajar. Penelitian yang dikemas dalam bentuk open lesson atau lesson study dilaksanakan sebanyak lima siklus (Plan-Do-See). Setiap siklus dilaksanakan dua minggu sekali di kelas X jurusan Kepariwisataan dengan dua guru sebagai pengamat dan dua dosen sebagai pendamping. Pelaksanaan open lesson dirasa cukup berhasil dalam mengimplementasikan bahan ajar, lebih khususnya dalam meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dari beberapa pengamat menunjukkan bahwa keaktifan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat cukup signifikan. Pemahaman siswa tehadap materi ajar yang diberikan guru cukup baik dengan diperkenalkannya kosakata dan istilah yang berkaitan dengan dunia perhotelan. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa berlatih berbicara cukup terampil dengan merekontruksi dialog sesuai kondisi yang mereka perankan. Beberapa hal yang menjadi tolak ukur keberhasilan lesson Study dalam penelitian ini adalah: pertama, sebelum pelaksanaan Lesson Study, siswa belajar bahasa Inggris umum meskipun mereka belajar di kelas kepariwisataan, khususnya perhotelan. Hal ini mengakibatkan siswa tidak bisa belajar materi bahasa inggris sesuai dengan jurusan dan kebutuhan mereka. Dengan optimalnya penggunaan bahan ajar berbasis lingkungan dalam hal ini penggunaan bahasa berkaitan dengan perhotelan pada kelas kepariwisataan dirasa sangat efektif untuk memperkenalkan bahasa khusus di dunia perhotelan. Lebih lanjut, materi ajar ini akan membekali siswa dengan kemampuan berbahasa Inggris yang baik demi memenuhi kebutuhan pasar pariwisata di indonesia, khususnya di wilayah Purwokerto. Kedua, proses pembelajaran bahasa Inggris sangat kental dengan aktivitas individu atau proses pembelajaran sendiri dimana kegiatan berkelompok yang berorientasikan pembelajaran kolaboratif sangat jarang dilaksanakan. Hal ini berimbas pada kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan sesama teman. Lebih lanjut, masih banyak siswa yang masih merasa ketakutan dan cemas ketika mereka harus mengemukakan pendapatnya. Melalui open lesson, siswa bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan
284
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 berkolaborasi dalam mengemukakan ide-ide mereka melalui panduan kartu peran (situational card) sehingga hasil pembelajaranpun lebih optimal. Barometer keberhasilan open lesson dengan menggunakan bahan ajar yang telah disusun peneliti adalah banyak siswa yang mampu untuk mengemukakan pendapat dan berani mempraktekkan dialog baik dalam kegiatan kelompok maupun klasikal. Bahkan beberapa siswa berpendapat bahwa waktu yang dialokasikan untuk belajar bahasa Inggris di kelas masih sangat terbatas atau belum mencukupi kebutuhan sehingga tidak semua siswa dapat giliran praktek berbicara di depan kelas. Hal ini menunjukkan antusias dan semangat siswa belajar cukup tinggi untuk keberhasilan. KESIMPULAN Dari penelitian Hibah bersaing di tahun kedua ini, dimana bahan ajar berbasis lingkungan digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris melalui kegiatan Lesson Study, dapat diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Pengembangan modul pembelajaran bahasa Inggris untuk ketrampilan berbicara berdasarkan lingkungan dunia kerja siswa masih dibutuhkan atau diperlukan; (2) Penggunaan bahan ajar ini untuk mendukung atau melengkapi buku bahasa Inggris wajib yang berbasis kurikulum 2013 dengan materi yang diperlukan siswa di dunia kerja; (3) keaktifan dan partisipasi siswa dalam mempratekkan ketrampilan berbicara perlu didukung dengan teknik pembelajaran yang cukup menarik misalnya: roleplay dengan menggunakan kartu peran sehingga siswa merasa mudah mengekspresikan ide sesuai peranannya dengan berpasangan. DAFTAR PUSTAKA Borg dan Gall. 1989. Educational Research: An Introduction. Addison-Wesley Educational Publishers Inc Brown, H. Douglas. 2001. Principles of Language Learning and Teaching. New York: Prentice-Hall, Inc. Fisher, Bobbi. 1991. Joyful Learning. Portsmouth: Heinemann Gebhard, Jerry. 1996. Teaching English as a Foreign or Second Language. Michigan: The University of Michigan Press Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. England: Longman Inc. Jarolimek, John and Foster, D. Clifford. 1976. Teaching and Learning in the Elementary School. USA: Macmillan Publishing Co., Inc. Johnson, Keith. 2001. An Introduction to Foreign Language Learning and Teaching. England: Longman Richards and Renandya. 2002. Methodology in Language Teaching. New York: Cambridge University Press Wardhani, Mega. 2010. Teaching Steps. Available online at http://megawardhani.blogspot.com/2011/12/langkah-langkah-mengajar-bahasa-inggris.html Waring, Mike. 1999. “Teaching and Classroom Management”. dalam Gill Nichols. 2002. Learning to Teach. UK: Bell and Bain Ltd.
285