PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET UNTUK PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SISWA KELAS X, XI, XII SMAN 3 GORONTALO, SMKN 4 GORONTALO Oleh MIRDAYANI PAUWENI * SURIYADI DATAU* *Dosen Penjaskes FIKK UNG Email :
[email protected]
ABSTRACT The Purpose of this research and development was to produce a developing product of basket ball of physical education, sport, and health to developing movement ability and it is not bias of gender and deal with growth and development of students high school and vocational high school. This is a research and development. The developing of the product of basket ball of physical education, sport, and health for high school and vocational high school students, was done through several stages: draft designing of the product, validation of experts, few scale experiment, the first of revision, large scale experiment, the second revision (the last revision). The subject of this research were the student of high school and vocational high school (SMU) Negeri 3 Gorontalo, SMK Negeri 4 Gorontalo. There were 61 students for subject of research. validation of experts was done by an experts and two physical education teachers. The few scale experiment was done to 11 students and the large scale experiment was done to 61 students. The data was collected by using questioner. The data consists of evaluation for product quality, suggestion for product improvement and student response to the model. The correlate Instrument validity shown that totality instrument was valid. Instrument reliability test shown by .720. The correlate shown that totality instrument was reliable. The Conclusion of this research was a nouti basket ball model for physical education, sports and health that can be use to developing movement ability of students, and can be use to raise students understanding of concept of cooperation, fair play, and honesty. Based on result of this research, the suggestion is the physical education elementary school teachers can use the product of basket ball model for physical, sport, and health education of students high school and vocational high school. Keywords: Basket Ball, Model, Physical Education, Sport, and Health, High School, Vocational High School.
Tujuan
pelaksanaan
Pendidikan
jasmani,
jangka panjang. Tujuan-tujuan tersebut antara
olahraga dan kesehatan di sekolah dapat
lain: memacu perkembangan dan aktivitas
bersifat jangka pendek, jangka menengah, dan
sistem
peredaran
darah,
pencernaan,
pernapasan,
dan
persarafan;
memacu
toleransi dalam konteks kemajemukan budaya,
pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya
etnis
tinggi, dan berat badan; menanamkan nilai-
kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas
nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang
pembelajaran
rasa; meningkatkan keterampilan melakukan
mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
kegiatan aktivitas jasmani dan memiliki sikap
bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri,
yang positif terhadap pentingnya melakukan
dan demokratis melalui aktivitas jasmani, e)
aktivitas jasmani; meningkatkan kebugaran
mengembangkan
jasmani;
keterampilan teknik serta strategi berbagai
meningkatkan
pengetahuan
dan
agama,
permainan
untuk melakukan aktivitas jasmani.
pengembangan,
Pendidikan
jasmani,
Jasmani,
keterampilan
dan
gerak
olahraga,
senam,
aktivitas
d)
dan
aktivitas ritmik,
akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar
olahraga dan kesehatan di sekolah memiliki
kelas
tujuan yang sangat mendasar, yakni: a)
Kompetensi, 2004).
meletakkan landasan karakter yang kuat
menumbuhkan
Pendidikan
pendidikan jasmani; menanamkan kegemaran
Pelaksanaan
c)
(Outdoor
education)
(Standar
Lebih lanjut dalam KTSP (2006)
melalui internalisasi nilai dalam pendidikan
diuraikan
standar
kompetensi
tentang
jasmani, b) membangun landasan kepribadian
permainan dan olahraga untuk SMA/SMK
yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan
kelas X, XI dan XII sebagai berikut.
Tabel 1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Penjasorkes SMA/SMK/MA Kelas Semester Standar kompetensi X
1
Mempratikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
XI
1
Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dengan teknik dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
XII
1
Mempraktikkan keterampilan permainan olahraga dengan peraturan yang sebenarnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Sumber: Kurikulum Satuan Pendidikan Tahun 2006 Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk SMA/SMK/MA, Muhajir dkk (2007) Kelas X, XI, XII, dan Mukholid (2007) Kelas X, XI, XII.
Permainan bola basket adalah suatu
dalam berpartisipasi, dan (3) siswa dapat
permainan yang dimainkan oleh dua regu,
melakukan pola gerak secara benar. Manfaat
setiap regu terdiri atas lima orang pemain.
yang diperoleh dari modifikasi adalah untuk
Tujuan dari permainan ini adalah mencetak
memudahkan pelaksanaan atau penguasaan
angka
cara
sehingga diharapkan anak akan menaruh
memasukkan bola ke basket lawan dan
minat mempelajari permainan ini dengan
mencegah lawan untuk mencetak angka.
sungguh-sungguh.
sebanyak-banyaknya
dengan
Teknik dasar Permainan bola basket, terdiri
Berdasarkan
diatas,
dalam
penelitian
maka
dari: (1) melempar dan menangkap bola, (2)
rumusan
mengiring bola, (3) langkah melayang , (4)
ditetapkan sebagai berikut: Bagaimanakah
menembak,
model permainan bola basket yang sesuai
dan
(5)
pivot
(Mukholid,
2007:72).
ini
pertumbuhan dan perkembangan siswa kelas
Permainan bola basket merupakan materi
masalah
uraian
permainan
dalam
model permainan bola basket yang dapat
pembelajaran Penjasorkes, yang dibelajarkan
mengembangkan keterampilan gerak siswa
di
proses
kelas kelas X, XI, XII SMU dan SMK,
pembelajaran Permainan bola basket perlu
bagaimanakah model permainan bola basket
dimodifikasi, baik prasarana, sarana (alat dan
yang tidak bias gender dalam pembelajaran
fasilitas), dan peraturan permainan. karena
Penjasorkes SMU dan SMK.
SMA
dan
modifikasi
bola
besar
X, XI, XII SMU dan SMK, bagaimanakah
SMK.
alat-alat
Dalam
dan
peraturan
Tujuan dari penelitian pengembangan
cepat
ini adalah untuk mengembangkan model
geraknya
produk permainan bola basket yang sesuai
partisipasinya
pertumbuhan dan perkembangan siswa SMU
mendorong untuk bekerja sama dan merasa
dan SMK, mengembangkan model produk
senang.
permainan
memungkinkan
siswa
mengembangkan
keterampilan
secara
baik,
sebab
lebih
setiap
bola
basket
yang
dapat
Lutan, 1998 (dalam Sudarso, dkk,
mengembangkan keterampilan gerak siswa
2005:337) mengemukakan tujuan modifikasi
SMU dan SMK, mengembangkan model
permainan dalam mata pelajaran pendidikan
produk model permainan bola basket yang
jasmani,
tidak
yakni:
(1)
siswa
memperoleh
kepuasan dalam mengikuti pelajaran, (2) meningkatkan
kemungkinkan
keberhasilan
bias
gender
dalam
Penjasorkes SMU dan SMK.
pembelajaran
menemukan langkah yang paling tepat bagi
METODE Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan
yang
biasanya
disebut
penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi.
research and development. Menurut Borg &
Prosedur
yang
digunakan
dalam
Gall (1983:774) penelitian dan pengembangan
pengembangan model permainan bola basket
adalah suatu proses yang digunakan untuk
untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk-
kesehatan siswa sekolah menengah tingkat
produk yang digunakan dalam pendidikan
atas, meliputi sepuluh tahap, yaitu (Pauweni,
pembelajaran. Selanjutnya disebutkan bahwa
2010): 1) memilih materi pembelajaran sesuai
prosedur penelitian dan pengembangan pada
dengan masalah yang ditemukan di lapangan:
dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu :
permainan bola basket, 2) mengkaji karakter
(1) mengembangkan produk, dan (2) menguji
permainan bola basket, 3) pengembangan
keefektifan produk dalam mencapai tujuan.
permainan:
Dalam
penelitian
analisis
jasmani
tujuan
olahraga
dan
dan
karakter
model
produk, analisis karakter siswa SMA/SMK,
pengembangan yang digunakan adalah model
menetapkan tujuan dan bentuk permainan,
pengembangan prosedural, karena model ini
menetapkan strategi dan pembelajaran, 4)
bersifat deskriptif, yaitu suatu prosedur yang
membuat draf awal model permainan bola
menggariskan langkah-langkah yang harus
basket, 5) validasi ahli, 6) Uji coba kelompok
diikuti dalam menghasilkan produk. Menurut
kecil, 7) analisis validitas dan reliabilitas
Dwiyogo
setiap
instrumen (Kuesioner), 8) revisi pertama, 9)
dan
uji coba kelompok besar, 9) revisi produk.
(2004:
pengembangan
6)
dapat
ini
pendidikan
dalam memilih
PROSEDUR PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA BASKET Materi pilihan: Permainan Bola Basket Mengkaji karakter permainan bola basket Pengembangan permainan Analisis karakter siswa SMA/SMK Analisis tujuan & karakter produk
Penetapan strategi & pembelajaran
Menetapkan tujuan & bentuk permainan
Draf awal Model Permainan Bola Basket Validasi ahli Uji coba kelompok kecil Analisis Validitas Reliabilitas Instrumen penelitian Revisi I Uji coba lapangan Revisi produk Model permainan bola basket untuk siswa kelas X, XI, XII SMA dan SMK
Pengukuran hasil pembelajaran
Bagan 1. Prosedur Pengembangan Permainan Bola Basket (Sumber: Prosedur pengembangan oleh Pauweni, 2010:41)
Untuk memperoleh produk yang siap
Selanjutnya data kuantitatif diperoleh dari
digunakan, produk tersebut harus diujicobakan
hasil penilaian lembar pengamatan dari para
terlebih dahulu kepada kelompok kecil atau
ahli.
terbatas,
mengumpulkan data
dan
uji
besar/lapangan.
coba
coba
digunakan
untuk
pada penelitian ini
menggunakan
desain
kuesioner. Kuesioner untuk para ahli dan guru
eksperimental. Untuk menguji produk dalam
meliputi: (a) kualitas model pembelajaran,
penelitian ini menggunakan 2 (dua) tahap
yang terdiri dari 15 butir soal, (b) saran untuk
yang akan dilalui, yaitu skala kecil dan uji
perbaikan model pembelajaran, (c) komentar
skala luas akan dilakukan menggunakan dua
dan saran umum, dan (d) kesimpulan.
ini
uji
yang
dalam
penelitian
Desain
kelompok
Instrumen
menggunakan
observasi
dan
Kuesioner yang digunakan untuk siswa
sekolah, yakni SMA dan SMK. Subjek uji coba adalah sasaran pemakai produk, yaitu
pedoman
berupa 35 butir soal dengan pertanyaan yang
siswa kelas X, XI, dan XII, berjumlah 61 meliputi: (a) aspek psikomotor yang terdiri
orang, berasal SMA Negeri 3 Gorontalo. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh
dari
hasil
dari 7 butir soal, (b) aspek kognitir yang terdiri dari 7 butir soal (c) aspek afektif yang
observasi
pembelajaran dan kuisioner yang berupa masukan dan saran dari para ahli dan guru penjas untuk pembenahan atau revisi produk.
terdiri dari 21 butir soal. Nilai dari butir soal adalah 1 (satu) dan 0 (nol). Nilai 1 (satu) dapat bersifat positif dan negatif.
Tabel 2. Aspek, Indikator, dan Jumlah Butir Soal Kuesioner No
Aspek
Indikator
Jumlah
1.
Psikomotor
Kemampuan siswa mempraktekkan gerak dasar dalam bermain model permainan bola basket.
7
2.
Kognitif
Kemampuan
7
siswa
memahami
peraturan
dan
pengetahuan tentang model permainan bola basket. 3.
Afektif
Menampilkan sikap dalam bermain model permainan bola basket, serta nilai kerjasama, sportivitas, dan kejujuran.
21
Sumber: Dokumen penelitian (2012)
Uji validitas instrument dilakukan dengan menggunakan Program Microsoft
(kegunaan dan relevansi) terhadap produk pengembangan, dengan rumus:
Excel 2007 Analyze Correlate Bivariate
f P=
dengan korelasi Pearson dan Uji Reliabilitas menggunakan
Program
2007Analyze
Scale
Microsoft
Reliability
X 100% N
Excel
Analysis
(Hadi, dalam Supriyanto, 2009:77) Keterangan:
Cronbach's Alpha. Teknik analisis yang digunakan adalah persentase untuk menganalisis dan penilaian subyek pengembangan dalam menilai tingkat kelayakan, kualitas dan keterterimaan produk
f
= frekuensi subjek
N
= jumlah keseluruhan
Untuk mengambil keputusan menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh Hadi (dalam Supriyanto, 2009:77) sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria untuk Menentukan Persentase Nilai
Skala Penilaian
4
81 – 100%
Sangat baik
3
66 – 80%
Baik
2
56 – 65%
Kurang Baik
1
0 – 55%
Sangat Kurang Baik
kegiatan pembelajaran Penjasorkes, kemudian
HASIL Permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran Penjasorkes SMA/SMK diidentifikasi melalui analisis kebutuhan yang dilakukan
Kualifikasi
dengan
cara
mengobservasi
dilanjutkan
dengan
studi
pustaka/kajian
proses
pembelajaran
literatur. Observasi
Penjasorkes dilakukan pada SMA Negeri 3
Gorontalo dan SMK Negeri 4 Gorontalo,
tingginya
diketahui beberapa hal, yakni: 1) SMA Negeri
cenderung menghambat tumbuhnya motivasi
3 Gorontalo dan SMK Negeri 4 Gorontalo
dan
sekolah memiliki sarana dan prasarana dengan
sportivitas dalam permainan sederhana, 3)
ukuran standard yang dapat mendukung
bias gender atau pemisahan putra dan putri
terlaksananya proses pembelajaran, 2) siswa
dalam
putra maupun putri mengikuti pembelajaran
menghambat berkembangnya keterampilan
dengan aktif, walaupun sebagian diantara
gerak siswa putri, karena siswa putri akan
mereka lebih sering gagal melakukan shooting
belajar memilah dan memilih gerak, mana
untuk mencetak angka dalam pola permainan
yang boleh dan mana yang tidak boleh
sederhana, 3) proses pembelajaran masih
dilakukan.
berbias gender. Hasil kepada
tingkat
memicu
kesulitan
siswa
pembelajaran
bagi
untuk
siswa
melanggar
keterampilan
gerak,
Setelah menentukan produk yang akan temuan
suatu
tersebut
kesimpulan
membawa
bahwa
proses
dikembangkan berupa permainan bola basket untuk
proses
pembelajaran
Penjasorkes
pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga
SMA/SMK, maka tahap yang dilakukan
dan kesehatan di SMA Negeri 3 Gorontalo,
selanjutnya adalah membuat produk dengan
SMK Negeri 4 Gorontalo telah dilaksanakan
menggunakan
dengan
berikut: (1) mengkaji karakter permainan bola
tanpa
kekurangan
menyadari
yang
ada
kekurangan-
sebagai
proses
basket, (2) pengembangan permainan: analisis
pembelajaran tersebut, diantaranya: 1) Sarana
tujuan dan karakter produk, analisis karakter
dan prasarana berukuran standard sebenarnya
siswa SMA/SMK, menetapkan tujuan dan
diperuntukkan
bentuk permainan, menetapkan strategi dan
bagi
dalam
langkah-langkah
atlet
profesional,
sedangkan proses pembelajaran Pendidikan
pembelajaran.
jasmani, olahraga, dan kesehatan bukan
Produk awal dihasilkan setelah melalui
diperuntukkan bagi atlet profesional, tapi bagi
proses desain dan produksi. Produk awal
siswa usia remaja, 2) penggunaan sarana dan
tersebut adalah permainan bola basket untuk
prasarana yang tidak sesuai dengan tumbuh
pembelajaran Penjasorkes siswa SMA/SMK.
kembang siswa, membuat siswa kesulitan
Produk awal model permainan bola basket
mengembangkan
geraknya,
sebelumnya diujicobakan dalam uji coba skala
karena siswa tidak memperoleh pengalaman
kecil, kemudian perlu divalidasi oleh para ahli
gerak yang aman dan nyaman, disamping itu
yang sesuai dengan bidang penelitian. Untuk
keterampilan
memvalidasi
produk
dihasilkan,
produk. Proses revisi produk berdasarkan
dilibatkan 1 (satu) orang ahli pembelajaran
saran para ahli dan guru penjas sekolah dasar
gerak yang berasal dari dosen, yaitu Ucok
sebagai berikut:
Hasian Refiater, S.Pd, M.Pd, dan 2 (dua)
1) Lapangan dapat menggunakan ukuran
orang guru pendidikan jasmani SMA, yaitu
lapangan bola voli, yakni panjang 18
Ramang Kude, S.Pd, dan Abdul Wahab
meter dan lebar 9 meter. Karena kedua
Daulima, S.Pd.
sekolah memiliki lapangan bola voli.
Validasi
yang
cara
Revisi produk adalah merubah ukuran
model
lapangan dengan panjang 20 meter dan
permainan bola basket, dengan disertai lembar
lebar 11 meter, menjadi panjang18 meter
evaluasi untuk ahli. Lembar evaluasi berupa
dan lebar 9 meter.
memberikan
dilakukan
draf
dengan
produk
awal
kuisioner yang berisi aspek kualitas model
2) Diameter
lingkaran
juga
harus
permainan dan saran serta komentar dari ahli.
disesuaikan dengan ukuran panjang dan
Hasil evaluasi berupa nilai untuk aspek
lebar lapangan bola voli, agar tepat
kualitas
perbandingannya. Revisi produk adalah
model
pembelajaran
dengan
menggunakan skala likert 1-4. Berdasarkan
hasil
kuisioner
merubah yang
dilakukan oleh masing-masing ahli dan guru
ukuran
diameter
lingkaran
tengah dan daerah tembakan hukuman, dari 2,64 meter menjadi 2,16 meter.
penjas di sekolah dasar, diperoleh rata-rata 4
3) Panjang daerah tembakan hukuman juga
(empat) atau masuk dalam kategori “sangat
harus disesuaikan, agar perbandingannya
baik/sangat tepat/sangat jelas”. Oleh karena
tepat. Revisi produk adalah merubah
itu dapat disimpulkan bahwa model permainan
ukuran
bola basket untuk siswa SMA dan SMK, dapat
hukuman, dari 4,14 meter menjadi 3,73
digunakan untuk uji coba skala kecil.
meter.
panjang
daerah
tembakan
Masukan yang berupa saran dan
Uji coba skala kecil terhadap produk
komentar pada produk model permainan bola
model permainan bola basket untuk siswa
basket, sangat diperlukan untuk perbaikan
SMA dan SMK dilakukan setelah produk
terhadap model tersebut. Berdasarkan saran
terlebih dahulu di revisi berdasarkan saran
dari para ahli dan guru penjas SMA pada
perbaikan para ahli dan guru penjas sekolah
produk atau model seperti yang dijelaskan di
dasar. Uji coba dilaksanakan pada kelas XI
atas, maka dapat segera dilaksanakan revisi
akselarasi SMU Negeri 3 Gorontalo. Uji coba
ini
bertujuan
dan
Setelah produk model permainan bola
mengidentifikasi berbagai permasalahan serta
basket diujicobakan dalam skala kecil dan
kelemahan, kekurangan, ataupun keefektifan
direvisi, maka tahap
produk untuk digunakan siswa. Data yang
melakukan uji coba skala luas. Uji coba skala
diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai
luas dilaksanakan di SMA Negeri 3 Gorontalo
dasar untuk melakukan revisi produk sebelum
dan SMK Negeri 4 Gorontalo. Siswa atau
digunakan
lapangan.
subjek yang digunakan dalam uji coba skala
Berdasarkan uji coba skala kecil, produk
luas adalah siswa X, XI, XII, yang berjumlah
model permainan bola basket untuk siswa
61 orang siswa. Berikut ini adalah rincian
SMA dan SMK tidak mengalami perubahan,
jumlah siswa atau subjek yang digunakan
karena produk model permainan tersebut telah
dalam uji coba skala luas:
pada
untuk
mengetahui
uji
coba
selanjutnya
adalah
dapat digunakan sesuai kriteria aspek yang dinilai oeh ahli dan guru penjas. Tabel 4. Rincian Jumlah Subjek Uji Coba Skala Besar Siswa SMA dan SMK Jumlah Jumlah No Nama Sekolah Kelas Siswa Total Siswa Putri Putra 1.
2.
SMA Negeri Gorontalo
SMK Negeri Gorontalo
3
X
9
17
26
XI
6
5
11
XII
9
15
24
X
16
-
16
XI
10
3
13
XII
6
10
16
56
50
106
4
JUMLAH Sumber : Dokumen Penelitian
Uji validitas dilakukan melalui analisis faktor
terhadap
mengkorelasikan
instrumen jumlah
pengamatan dengan skor total. Menurut
dengan
cara
Trihendardi yang dikutip Susanto (2009:86),
skor
item
uji korelasi dilakukan untuk mencari besarnya
hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi
d) 0,200 – 0,399 baik positif maupun negatif, hubungan dapat rendah.
berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai
-1.
Tanda
positif
dan
negatif
e) 0,000 – 0,199 bai positif maupun
menentukan arah hubungan. Tanda positif
negatih,
hubungan
menunjukkan arah yang sama, dimana jika
(Diabaikan).
sangat
rendah
satu variabel naik maka variabel lain juga Uji reliabilitas instrumen dilakukan
naik, demikian pula sebaliknya. Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawan,
dengan
dimana jika satu variabel naik maka variabel
2007Analyze
yang lain justru turun.
Cronbach's
Uji
validitas
dalam
penelitian
Program
penghitungan
Microsoft
Scale
Excel
Reliability
Alpha.
Analysis
Berdasarkan
reliabilitas
data
hasil
uji
coba
menggunakan Program Microsoft Excel 2007
instrumen diketahui bahwa nilai reliabilitas
Analyze Correlate Bivariate dengan korelasi
jika
Pearson. Berdasarkan penghitungan koefisien
Koefisien Alpha, menunjukan koefisien yang
korelasi, diketahui bahwa hasil penghitungan
substansial yaitu r = 0,720.
hubungan
positif
yang
Menurut besarnya
nilai
Riduwan koefisien
(2009:110), korelasi
(meliputi psikomotor,
substansial, dengan rentang nilai r= 0,2–0,5.
(r)
dikategorikan sebagai berikut: a) 0,800 – 1,000 baik positif maupun
menggunakan
aspek
menyeluruh;
kognitif,
dan
aspek afektif),
dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: baik, sedang, dan kurang. Data penghitungan skor total yang meliputi aspek menyeluruh, yakni aspek psikomotor, kognitif, dan afektif,
negatif, menunjukkan derajat hubungan
untuk
yang sangat tinggi.
lampiran.
b) 0,600 – 0,799 baik positif maupun
dengan
Hasil penelitian terhadap skor total
koefisien korelasi pada setiap butir soal menunjukkan
diestimasi
selengkapnya
Rentangan
dapat
skor
dilihat
untuk
pada
penentuan
negatif, menunjukkan derajat hubungan
kategori skor total respon siswa terhadap
yang tinggi.
model permainan bola basket dapat dilihat
c) 0,400 – 0,599 baik positif maupun
pada tabel di bawah ini.
negatif, menunjukkan derajat hubungan yang cukup tinggi.
Tabel 5. Konversi Nilai dan Kategori Skor Total Respon Siswa
Rentang Skor
Kategori
24 sampai dengan 34
Baik
13 sampai dengan 23
Sedang
0 sampai dengan 12
Kurang
Distribusi frekuensi skor total respon siswa terhadap model permainan bola basket
berdasarkan pengkategorian, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Total Respon Siswa Terhadap Model Permainan Bola Basket Frekuensi No Kategori Rentang Skor (f) (%) 1.
Baik
24 sampai dengan 34
58
95,08
2.
Sedang
13 sampai dengan 23
3
4,92
3.
Kurang
0 sampai dengan 12
0
0
61
100
Jumlah Sumber : Dokumen Penelitian
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
Berdasarkan
langkah-langkah
skor total (meliputi aspek menyeluruh; aspek
penelitian pengembangan untuk menghasilkan
psikomotor, kognitif, dan afektif), dapat
produk yang telah dilakukan, maka didapatkan
disimpulkan bahwa: (1) siswa yang memiliki
produk akhir yang berupa model permainan
skor total dengan kategori baik berjumlah 58
basket nouti. Indikator keberhasilan produk ini
siswa atau sekitar 95,08%, (2) siswa yang
adalah skor total respon siswa terhadap model
memiliki skor total dengan kategori sedang
permainan
berjumlah 3 siswa atau sekitar 4,92%, dan (3)
diperoleh dari kuisioner yang disebarkan pada
tidak ada siswa yang memiliki skor total
siswa.
dengan kategori kurang.
Skor
basket
total
nouti
tersebut
yang
adalah
datanya
aspek
menyeluruh dari skor aspek psikomotor, aspek PEMBAHASAN
kognitif, dan aspek afektif yang dijumlahkan,
dan menjadi skor akhir dari keseluruhan aspek yang dimiliki siswa ketika
menggunakan
1. Aspek psikomotor a. Butir soal nomor 6 yang memiliki nilai
model permainan bola basket. Berdasarkan
jawaban
1
(positif),
skor total, diketahui bahwa dari 61 siswa kelas
“Apakah
dalam
X, XI, XII yang menjadi subjek uji coba, yang
nouti, anda mudah melakukan lay-up
termasuk dalam kategori baik adalah 58 siswa
(langkah melayang)?”, hanya 45 orang
atau sekitar 95,08%, 3 orang siswa atau sekitar
siswa atau 72,13% menjawab “Ya”.
4,92% berada pada kategori sedang, dan tidak
b. Butir soal nomor 7 yang memiliki nilai
ada siswa yang menjadi subjek uji coba pada
jawaban
1
kategori kurang,
“Apakah
dalam
data selengkapnya dapat
pertanyaan
permainan
(positif),
basket
pertanyaan
permainan
basket
dilihat pada lampiran hasil penghitungan skala
nouti, anda mudah melakukan shooting
luas.
(menembakan bola ke ring)?, hanya 35 Skor
total
tersebut
patut
untuk
diperhatikan, karena terkait dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran. Inti dari standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah siswa dapat mempraktekkan gerak dasar permainan bola besar dalam permainan sederhana (yang dimodifikasi), serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran. Dengan skor total tersebut, dapat diperoleh gambaran ketercapaian kompetensi pembelajaran pada ketiga aspek, baik psikomotor, kognitif dan afektif. Selain skor total, respon siswa juga dapat dilihat melalui butir-butir soal pada masing-masing aspek, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan respon siswa melalui butir-butir soal ada halhal yang harus diperhatikan, antara lain:
orang siswa atau 57,38% menjawab “Ya”. 2. Aspek kognitif a. Butir soal nomor 11 yang memiliki nilai jawaban 1 (positif), pertanyaan “Apakah saat bermain basket nouti anda berpikir dan memakai strategi untuk mencetak angka (Shooting)?”, hanya 37 orang siswa atau 60,66% menjawab “Ya”. 3. Aspek afektif a. Butir soal nomor 18 yang memiliki nilai jawaban 1 (negatif), pertanyaan “Apakah
anda
memegang/menahan
lawan ketika bermain basket nouti?”, hanya 41 orang siswa atau 67,21% yang menjawab “Tidak”. Terdapat keterkaitan antara pertanyaan pada aspek psikomotor, kognitif dan afektif,
bahwa
siswa
ataupun
sulit
melakukan
shooting
lay-up shoot, karena siswa tidak
dasar permainan bola besar serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran.
berpikir atau memakai strategi pada saat
Selanjutnya, berdasarkan respon siswa
bermain basket nouti, sebagai tindak lanjutnya
terhadap hasil gambaran skor total respon
siswa melakukan pelanggaran dengan cara
siswa
memegang/menahan lawan ketika bermain
psikomotor,
basket nouti. Dalam hal ini peran guru sangat
keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa
penting dalam proses pembelajaran untuk
produk
pengembangan
model
mencapai kompetensi pembelajaran, yang
basket
nouti
digunakan
intinya siswa dapat mempraktikkan gerak
pembelajaran Penjasorkes.
SIMPULAN
pemanfaatan produk adalah: (1) guru penjas
Berdasarkan
kognitif
dan
dapat
afektif
aspek secara
permainan pada
SMA dan SMK dapat mencoba menggunakan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
model ini pada mata pelajaran Penjasokes,
(1) telah dihasilkan bentuk suatu model
untuk mengembangkan keterampilan gerak
permainan bola basket nouti yang yang sesuai
siswa SMA dan SMK, (2) guru penjas SMA
pertumbuhan dan perkembangan siswa kelas
dan SMK yang ingin menggunakan permainan
X, XI, XII SMU dan SMK, (2) telah
ini dapat mengembangkan permainan basket
dihasilkan bentuk model permainan bola
nouti ini sesuai kebutuhan dalam proses
basket nouti yang dapat mengembangkan
pembelajaran Penjasorkes, (3) bagi guru
keterampilan gerak siswa X, XI, XII SMU dan
penjas
SMK, (3) permainan bola basket nouti
merencanakan penggunaan permainan basket
merupakan model permainan bola basket yang
nouti
tidak bias gender dalam proses pembelajaran
pembelajaran (RPP), dan menyesuaikannya
Penjasorkes SMU dan SMK.
dengan standar kompetensi dan kompetensi
disampaikan
saran
berkaitan
penelitian
menggambarkan
dan
Beberapa
hasil
yang
yang dengan
dapat
dasar
sekolah
dasar
melalui
kelas
rencana
X,
XI,
diharapkan
pelaksanaan
dan
XII.
keperluan
DAFTAR PUSTAKA Brog Walter, R.& Gall, Meredith Damien. 1983. Educational Research An
Introduction. New York & London: Longman.
Dwiyogo, Wasis D. 2004. Konsep Penelitian dan Pengembangan. Makalah disajikan pada Lokakarya Metodologi Penelitian Jurusan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, 28-29 April. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2006. Kelas X – XII Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 2006. Mahendra, Agus. 2003. Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Muhajir, dkk. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Muhajir, dkk. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Muhajir, dkk. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Mukholid, Agus. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan SMA Kelas X. Bogor: Yudistira.
Mukholid, Agus. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan SMA Kelas XI. Bogor: Yudistira. Mukholid, Agus. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan SMA Kelas XII. Bogor: Yudistira. Pauweni, Mirdayani. 2010. Pengembangan Model Permainan Bola Basket Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Kota Gorontalo. Tesis Universitas Negeri Semarang. Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Supriyanto, Dwi. 2009. Pengembangan Model Modifikasi Permainan Sepakbola untuk Siswa Sekolah Dasar. Tesis Universitas Negeri Semarang. Susanto,
Ermawan. 2009. Model Pembelajaran Akuatik Siswa Prasekolah. Tesis Universitas Negeri Semarang.