PENGEMBANGAN MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT (MIA-PIZA) Ketang Wiyono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya (
[email protected]) Liliasari Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model multimedia interaktif yang dapat mengadaptasi gaya belajar mahasiswa. Metode penelitian pengembangan dengan desain mixed method design digunakan untuk menggabungkan prosedur penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi untuk menyelesaiakan suatu masalah. Secara umum penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu : 1) tahap studi pendahuluan dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif; 2) tahap pengembangan desain model multimedia interaktif adaptif dengan melakukan validasi ahli (expert judgement), revisi dan ujicoba terbatas serta evaluasi akhir; 3) tahap pengujian model. Dalam makalah ini hanya dibahas sampai pada pada validasi 3 orang ahli dan hasil ujicoba terbatas terhadap 7 mahasiswa di LPTK Negeri yang ada di Palembang. Lembar expert judgement digunakan untuk memperoleh informasi dari ahli dan angket tanggapan mahasiswa digunakan untuk memperoleh respon mahasiswa pada saat ujicoba terbatas. Hasil validasi ahli menunjukkan bahwa rata-rata skor dari aspek isi, teknis dan penyajian sebesar 88% dari skor ideal. Tanggapan mahasiswa terhadap multimedia interaktif yang dikembangkan sebesar 87% dari skor ideal. Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa multimedia interaktif yang kembangkan berbasis gaya belajar layak untuk diimplementasikan pada perkuliahan pendahuluan fisika zat padat. Kata kunci : multimedia interaktif, adaptif, pendahuluan fisika zat padat
A. Pendahuluan Selama ini sebagian dosen mengajarkan materi pendahuluan fisika zat padat hanya dengan metode ceramah dan jarang sekali melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa skor hasil belajar fisika zat padat pada suatu LPTK dalam lima tahun terakhir masih tergolong rendah yaitu sebesar 58 (2005), 56 (2006), 53 (2007), 56 (2008) 55 (2009) pada skala 1-100. Rendahnya hasil belajar fisika zat padat tersebut salah satunya disebabkan kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep fisika zat padat yang abstrak dan bersifat mikroskopis. Agar konsep-konsep pendahuluan fisika zat padat yang abstrak dan mikroskopis mudah dipahami oleh mahasiswa perlu adanya inovasi dalam perkuliahan fisika lanjut. Salah satu inovasi dalam perkuliahan yaitu dengan 1
pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk multimedia interaktif (Wiyono, 2009). Penggunan multimedia interaktif dalam perkulihan pendahuluan fisika zat padat diperlukan untuk membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak. Menurut McKagan (2008) mahasiswa akan lebih mudah memahami konsep mekanika kuantum yang bersifat abstrak dengan bantuan software
interaktif. Namun demikian penggunaan multimedia interaktif saja
belumlah cukup karena multimedia yang dibuat harus mampu mengadaptasikan berbagai
variasi
karakteristik
pengguna,
sehingga
mempunyai
efektivitas
pembelajaran yang tinggi. Untuk itu digunakan sistem multimedia interaktif adaptif yang dapat mengadaptasi perbedaan gaya belajar mahasiswa. Penggunaan multimedia interaktif adaptif dalam pembelajaran dapat: (1) menampilkan alternatif halaman yang sesuai dengan karakteristik individu, (2) berorientasi pada kelompok pengguna yang lebih luas, (3) memberikan navigasi untuk membatasi keleluasaan pengguna dalam mencari informasi (Surjono, 2006). Menurut Sarantos (2007) dan Kortemeyer (2007) penggunaan model adaptif dapat dapat meningkatkan kemapuan-
kemampuan metakognitif dan dapat menjadi alat bantu belajar yang efektif. Sistem multimedia interaktif yang ada sekarang ini umumnya memberikan presentasi materi pembelajaran yang sama untuk setiap pengguna karena mengasumsikan bahwa karakteristik semua pengguna adalah homogen. Dalam kenyataannya, setiap pengguna mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik dalam hal tingkat kemampuan, gaya belajar, latar belakang atau yang lainnya. Seharusnya suatu sistem multimedia interaktif dapat memberikan materi pembelajaran yang tingkat kesulitannya sesuai dengan kemampuan pengguna, dan cara mempresentasikan materi pembelajarannya sesuai dengan gaya belajar pengguna. Dengan kata lain sistem multimedia interaktif seharusnya dapat mengadaptasikan tampilannya terhadap berbagai variasi karakteristik pengguna, sehingga mempunyai efektivitas pembelajaran yang tinggi. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan sistem multimedia interaktif adaptif. Berdasarkan uraian pada atar belakang masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) mengembangkan karakterisasi model multimedia interaktif berbasis gaya belajar, (2) medeskripsikan hasil validasi ahli terhadap multimedia interaktif yang
2
dikembangkan, (3) mendeskripsikan tanggapan mahasiswa pada ujicoba terbatas model.
B. Metodologi Penelitian Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan menggunakan mixed method design.
Menurut Creswell & Plano Clark (2007) mixed method design
prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis dan “menggabungkan” penelitian kuantitatif dan kualitatif dan metode dalam satu studi untuk memahami masalah. Secara umum penelitian dilakukan dalam 3 tahapan seperti pada gambar 2 yaitu: 1) tahap studi pendahuluan dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif, 2) tahap pengembangan desain model multimedia interaktif adaptif, dilanjutkan dengan validasi ahli (expert judgement), revisi
dan perbaikan,
dilanjutkan dengan ujicoba terbatas. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada salah satu LPTK Negeri di Sumatera Selatan yang menyelenggarakan Program Studi Pendidikan Fisika bagi mahasiswa calon guru fisika. Subyek penelitian adalah mahasiswa calon guru fisika semester V program S1 Program Studi Pendidikan Fisika yang mengikuti mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa calon guru fisika di LPTK Negeri yang ada di Sumatera Selatan. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Sampel untuk ujicoba terbatas berjumlah 7 orang. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa lembar validasi ahli, untuk memvalidasi draf software yang telah dikembangkan oleh ahli fisika zat padat dan ahli multimedia. Angket tanggapan mahasiswa yang digunakan untuk menjaring respond dan saran dari mahasiswa tentang model yang dikembangkan.
3
1. Tahap Studi Pendahuluan Studi literatur
Studi lapangan tentang pembelajaran pendahuluan fisika zat padat
Menganalisis kompetensi, materi esensial, analisis konsep dan keterampilan berpikir kritis
Hasil belajar, metode, media, bahan ajar, teknik evaluasi, kegiatan praktikum
Deskripsi temuan Deskripsi hasil, memetakan hasil temuan, analisis kelemahan
2. Tahap Pengembangan Desain Penyusunan perangkat model perkuliahan multimedia interaktif adaptif zat padat
Judgement pakar/ahli
Draft desain model multimedia interaktif adaptif fisika zat padat Revisi
Uji coba terbatas
Evaluasi dan penyempurnaan
Model multimedia interaktif adaptif fisika zat padat
Gambar 1. Desain Penelitian
4
C. Hasil Penelitian Studi pendahuluan, pada tahap ini diawali dengan studi literatur yang meliputi analisis kompetensi, materi esensial, analisis konsep dan analisis indikator keterampilan berpikir kritis yang dapat dikembangkan pada model pembelajaran multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat. Tahap selanjutnya adalah studi lapangan tentang pembelajaran pendahuluan fisika zat padat. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui proses perkuliahan pendahuluan fisika zat padat yang selama ini dilakukan di LPTK Negeri Sumatera Selatan. Bagian terakhir dari tahap pendahuluan adalah deskripsi temuan yang meliputi deskripsi hasil, memetakan hasil temuan, analisis kelemahan. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa sebagian dosen mengajarkan materi pendahuluan fisika zat padat hanya dengan metode ceramah dan jarang sekali melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Skor hasil belajar fisika zat padat pada suatu LPTK dalam lima tahun terakhir masih tergolong rendah yaitu sebesar 58 (2005), 56 (2006), 53 (2007), 56 (2008) 55 (2009) pada skala 1-100. Rendahnya hasil belajar fisika zat padat tersebut salah satunya disebabkan kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep fisika zat padat yang abstrak dan bersifat mikroskopis. Pengembangan desain, pada tahap ini dilakukan penyusunan perangkat model multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat. Penyusunan perangkat model multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat berupa pembuatan storyboard sebagai panduan dalam mengembangkan software. Berikut adalah contoh tampilan soryboard seperti gambar 2.
Gambar 2. Contoh tampilan storyboard
5
Kemudian storyboard tersebut dibuat menjadi draft multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat. Draft desain model multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat merupakan hasil awal yang belum di validasi oleh ahli. Berikut adalah beberapa contoh tampilan multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat seperti gambar 3.
Gambar 3. Contoh tampilan draft MMI Adaptif Pendahuluan Fisika Zat Padat
Selanjutnya draft multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat divalidasi dan diujicoba terbatas. Hasil Validasi Ahli Terhadap MMI Adaptif Pendahuluan Fisika Zat Padat Pada tahap ini software yang telah dikembangkan dinilai dan divalidasi oleh ahli. Penilaian dilakukan oleh 3 orang ahli yaitu: ahli materi subyek pendahuluan fisika zat padat dari Jurusan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, ahli multimedia interaktif dan juga dosen pendidikan fisika dari Universitas Negeri Surabaya) dan ahli multimedia dari Universitas Pendidikan Indonesia. Hasil penilaian ahli dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel 1 dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata persentase penilaian ahli untuk draf software multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat sebesar 94% untuk rubrik isi, 83% untuk rubrik teknis dan 88% untuk rubrik penyajian. Hasil ini menunjukkan bahwa penilaian ahli terhadap draft software sudah cukup tinggi yaitu rata-rata 88% dari skor ideal. Selain memberikan skor, ahli juga memberikan saran untuk perbaikan software
MMI
adaptif yang dibuat yaitu sebagai berikut : (1) pada bagian petunjuk harus dapat link kebagian yang lainnya, (2) tambahkan contoh soal penyelesaian masalah, (3) tambahkan tes dalam bentuk essay, (4) pada halaman sinar-x bremstrahlung dan karakteristik jangan hanya kosong tanpa keterangan, (5) perlu ditambahkan rangsangan yang sesuai dengan gaya belajar mahasiswa, (6) perlu diperiksa ulang simulasi-simulasi ada yang masih kosong, kemungkinan terlalu berat atau broken 6
link, (7) frame bergoyang setiap berganti halaman perlu dipikirkan kembali, (8) hasil uji gaya belajar besifat kaku, hanya berlaku untuk satu kali masuk ke dalam materi. Jika sudah quit dari frame (untuk satu topik) maka untuk melanjutkannya siswa harus mengikuti lagi uji gaya belajar. Misalnya kalau belajar struktur kristal, karena terlalu banyak materinya, jika belajarnya dihentikan maka untuk melanjutkannya harus ikut lagi uji gaya belajar. Selain itu, belajarnya juga harus dimulai dari awal lagi, tidak bisa melanjutkan dari frame yang diinginkan, (9) musik monoton, hanya satu lagu untuk semua topik.
Tabel 1. Penilaian ahli terhadap draf software multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat No 1
2
3
Aspek
Kriteria
ISI
Kebenaran konsep Kedalaman konsep Keluasan konsep Melatihkan cara pemecahan masalah Struktur penyajian Aliran penyajian Kabahasaan Tulis Kebahasaan Narasi TEKNIS Tautan (link) menu dan sub-menu Navigasi tautan (link) Bantuan Pilihan jawaban pada soal Elemen-elemen media Keinteraktifan Keadaptifan Kemudahan bagi pengguna PENYAJIAN Kejelasan Relevansi Pengorganisasian Kemenarikan Keyakinan Kepuasan Hasil Tindak lanjut
% dari skor ideal 100 100 83 67 100 100 100 100 67 67 100 100 83 67 100 83 67 100 100 83 83 83 83 100
Berdasarkan saran dan masukan dari ahli, draft MMI Adaptif Pendahuluan Fisika Zat Padat kemudian direvisi baik dari isi maupun dari tampilan software yang selanjutnya dilakukan ujicoba terbatas. 7
Hasil Uji Uji Coba Terbatas Model Multimedia Interaktif Adaptif Pendahuluan Fisika Zat Padat Uji coba terbatas dilakukan untuk memperoleh tanggapan dari pengguna MMI Adaptif, yaitu mahasiswa calon guru fisika. Uji coba terbatas dilaksanakan mulai tanggal pada tanggal 7 sampai dengan 11 Agustus 2011 yang diikuti oleh 7 orang mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam ujicoba ini berupa angket tanggapan mahasiswa terhadap MMI Adaptif. Hasil ujicoba terbatas MMI Adaptif dapat dilihat pada tabel 2. Dari table 2 dapat terlihat bahwa persentase tanggapan mahasiswa terhadap software yang dikembangkan cukup tinggi yaitu rata-rata 87% dari skor ideal. Hal ini menunjukkan bahwa software
tersebut sudah dapat untuk
dipergunakan oleh mahasiswa, walaupun perlu ada revisi dan perbaikan sesuai saran dan masukan dari mahasiswa. Secara terinci tanggapan mahasiswa terhadap software multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Persentase skor tanggapan mahasiswa terhadap software multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat untuk tiap-tiap aspek
No 1 2
Aspek
Petunjuk mudah dipahami Tes gaya belajarnya mudah dimengerti 3 Tampilan MMI Adaptif menarik 4 Isi MMI Adaptif menarik 5 Materinya mudah dipahami 6 Gambar/animasi/video mudah dipahami 7 MMI Adaptif mudah dioperasikan 8 Tautan (link) bekerja dengan baik 9 Audio dapat didengar dengan jelas 10 Tombol navigasinya berfungsi dengan baik Keterangan : A : Struktur kristal B : Difraksi sinar-x C : Ikatan dalam kristal D : Elektron bebas E : Teori pita energi
% dari skor untuk sub pokok bahasan A B C D E 89 79 86 86 89 82 86 89 86
86 86 86 86
86 82 89 86
82 89 86 79
86 89 89 82
82 86 93 93
82 86 93 93
79 86 89 86
79 96 86 93
79 86 89 93
93
93
93
96
96
Dari tabel 2 dapat kita ringkas perolehan rata-rata tanggapan mahasiswa pada ujicoba terbatas tiap pokok bahasan seperti tabel 3. 8
Tabel 2. Persentase tanggapan mahasiswa terhadap software multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat Kode A B C D E
Sub Pokok Bahasan Struktur kristal Difraksi sinar-X Ikatan dalam kristal Elektron bebas Teori pita energi
Persentase 88 87 85 87 88
Selain memberikan skor terhadap software, mahasiswa juga memberikan saran dan masukan untuk perbaikan software
yang dikembangkan. Adapaun saran dan
masukan mahasiswa adalah sebagai berikut : (1) silabus dan SAP tidak dapat dibuka, (2) terdapat video yang tidak tampil pada komputer, (3) tulisan dan gambar pada beberapa tampilan terlalu kecil, (4) pada materi elektron bebas dalam logam simulasi yang menggunakan program java tidak bisa dijalankan, (5) terdapat beberapa tulisan yang salah ketik. Setelah ujicoba terbatas dilakukan revisi dan penyempurnaan akhir software MMI Adaptif pendahuluan fisika zat padat sesuai dengan saran dan masukan dari pengguna (mahasiswa) sehingga diperoleh Multimedia Interaktif Adaptif Pendahuluan Fisika Zat Padat yang selanjutnya disebut MIA-PIZA.
D. Pembahasan Pengembangan model pembelajaran multimedia interaktif didahului dengan melakukan analisis konsep abtrak, dan konsep yang berdasarkan prinsip pada materi pendahuluan fisika zat padat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penyusunan alur pembelajaran bagi pencapaian penguasan konsep pendahuluan fisika zat padat. Dari hasil penelitian tampak bahwa penilaian ahli dan tanggapan mahasiswa terhadap model yang dikembangkan cukup tinggi, hal ini disebabkan karena model model
ini dilengkapi dengan tes gaya belajar, animasi dan simulasi interaktif
sehingga membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep pendahuluan fisika zat padat yang bersifat abstrak dan mikroskopis. Model ini juga memungkinkan mahasiswa untuk belajar mandiri karena multimedia interaktif adaptif yang dikembangkan dapat dipelajari sendiri di rumah oleh mahasiswa. Multimedia interaktif ini terdiri dari petunjuk, standar kompetensi dan kompetensi dasar, tes gaya belajar, materi dan evaluasi. 9
Penggunaan multimedia interaktif adaptif dalam pembelajaran dapat: (1) menampilkan alternatif halaman yang sesuai dengan karakteristik individu, (2) berorientasi pada kelompok pengguna yang lebih luas, (3) memberikan navigasi untuk membatasi keleluasaan pengguna dalam mencari informasi (Surjono, 2006). Pengunaan multimedia interaktif yang berbasis gaya belajar jelas memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar sesuai dengan karakteristik gaya belajar masing-masing. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan mengatur serta mengolah informasi. Beberapa penelitian mengenai gaya belajar menunjukkan bahwa (1) beberapa pelajar mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda dengan yang lainnya, (2) beberapa pelajar belajar lebih efektif bila diajar dengan metode yang paling disukai, dan (3) prestasi pelajar berkaitan dengan bagaimana caranya belajar (Riding & Rayner, 1998). Gaya belajar mempengaruhi efektivitas pelatihan, tidak peduli apakah pelatihan tersebut dilakukan secara tatap muka atau secara on-line (Surjono, 2006). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan gaya belajar dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar sering diukur dengan menggunakan kuesioner atau tes psikometrik (McLoughlin, 1999). Hasil validasi ahli dan tanggapan mahasiswa pada ujocoba terbatas juga akibat pengaruh dari fungsi multimedia dalam pembelajaran adalah yaitu: (1) membantu mahasiswa dalam memahami konsep yang abstrak dan mikroskopis, menyederhanakan perhitungan yang rumit, dan mempercepat keberlangsungan proses belajar mengajar. Penyajian informasi atau keterampilan secara utuh dan lengkap, serta merancang lingkup informasi dan keterampilan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu; (2) membantu mahasiswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya antara lain dalam pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian, memelihara keseimbangan mental, serta mendorong belajar mandiri (Arifin et al, 2003). Fungsi lain dari multimedia interaktif dalam dunia pendidikan adalah sebagai perangkat lunak (sofware) pembelajaran, yang memberikan fasilitas kepada mahasiswa untuk mempelajari suatu materi. Multimedia memiliki keistimewaan diantaranya adalah (1) interaktif dengan memberikan kemudahan umpan balik; (2) kebebasan menentukan topik pembelajaran; (3) kontrol yang sistematis dalam proses belajar (Munir, 2008).
10
E. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengembangan model perkuliahan multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat dapat disimpulkan bahwa : 1. model pembelajaran multimedia interaktif adaptif mempermudah mahasiswa dalam mempelajari konsep-konsep pendahuluan fisika zat padat yang bersifat abstrak dan mikroskopis, karena model yang dikembangkan dapat mengadaptasi perbedaan gaya belajar mahasiswa. 2. hasil penilaian ahli terhadap model yang dikembangkan rata-rata 88%, dengan rekomendasi model dapat diujicobakan. 3. hasil ujicoba terbatas menunjukkan rata-rata tanggapan mahasiswa sebesar 87% , hal ini menunjukkan model yang dikembangkan dapat digunakan oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. melakukan revisi akhir terhadap model yang dikembangkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan model yang ada 2. melakukan implementasi pada perkuliahan pendahuluan fisika zat padat untuk menguji efektivitas model dalam peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.
F. Daftar Pustaka Arifin, Mulyani.et al.(2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Creswell, John W and Vicki L. Plano Clark. (2007). Designing and Conducting Mixed Methods Research. Thousand Oaks, CA : Sage. McLoughlin, C. (1999). The implications of reserach literature on learning styles for the design of instructional material. Australian Journal of Educational adaptivity in leraning system. Paper presented at the Knowledge Transfer, London, UK. McKagan , S. B., et. al. (2007). Developing and Researching PhET simulations for Teaching Quantum Mechanics. Physics Education Research 1, 0709 : 4503. Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : ALFABETA. 11
Psycharis Sarantos and Fotini Paraskeva. (2007). Enhance Learning Based on Psychological Indexes and Individual Preferences for a Physics Course Using An Adaptive Hypermedia Learning Enviro. The International Journal of Learning. 14, (6) : 69-76. Surjono, H.D. (2006). Development and Evaluation of an adaptive Hypermedia System Based on Multiple Student Characteristics. Unpablised doctoral dissertation, southern Cross University, Lismore NSW Australia. Wiyono, Ketang. (2009). Penerapan model pembelajaran multimedia interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan berpikir kritis siswa SMA pada topik relativitas khusus. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak diterbitkan.
12