SIDa F.18
PENGEMBANGAN MODA ALTERNATIF ANGKUTAN WISATA DI BALI DAN LOMBOK I Wayan Paster Susenapathy, Novi Irawati, M. Achiruddin, Cahya Witriyatna, Toto Purbiyanto, Anda Suhanda, dan Suhanda
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2012
LATAR BELAKANG
MP3EI antara lain menetapkan bahwa koridor ekonomi Bali – Nusa Tenggara menjadi Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional. Kepariwisataan memiliki peranan strategis untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan nasional. Kepariwisataan memberikan kontribusi dalam perolehan devisa negara dan berperan dalam mengentaskan kemiskinan. Peningkatan jumlah kunjungan wisman pada tahun 2010 berdampak pada nilai kontribusi pariwisata yaitu sebesar USD 7,6 miliar yang menunjukkan kenaikan dari tahun 2008 sebesar USD 7,3 miliar. Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (Ripparnas) 2011–2025 menegaskan bahwa pembangunan kepariwisataan nasional sampai dengan 2025, menargetkan kunjungan wisman mencapai 20 juta orang per tahun Dalam upaya mendukung pembangunan sektor pariwisata perlu diupayakan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, utamanya untuk mengurangi waktu tempuh, penegmbangan wisata bahari, dan pengembangan daerah tujuan wisata.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
Tidak dipungkiri bahwa peningkatan aktivitas perekonomian akan mendorong peningkatan kebutuhan akan jasa pelayanan transportasi. Demikian pula halnya apabila pemerintah mencanangkan bahwa sektor pariwisata menjadi primadona bagi pertumbuhan eknomi nasional dan sumber pendapat negara. Bagi pengembangan sektor pariwisata, peran sektor transportasi tidak boleh hanya berhenti pada pembangunan bandar udara atau fasilitas pelabuhan. Wisatawan harus secara baik dihantarkan sampai ketempat tujuan wisata dengan waktu tempuh yang relatif singkat. Waktu tempuh yang singkat menjadi penting didalam dunia pariwisata agar expenditures wisatawan melalui transaksi ekonomi terjadi di daerah tujuan wisata. Pada saat ini, kemampuan sektor angkutan jalan kiranya cukup dapat dihandalkan untuk menghantarkan wisawatan ke tempat tujuan wisata yang terletak di suatu pulau. Namun, apakah kemudahan ini pada kenyataannya berbeda apabila wisatawan dihadapkan pada keinginan untuk berkunjung dari satu pulau kecil ke pulau kecil lainnya. Apalagi kalau di pulaupulau kecil tersebut tidak tersedia lapangan terbang atau pelabuhan yang memadai. Oleh karenanya menjadi sebuah tantangan dunia pariwisata dan sektor transportasi untuk mengembangkan sebuah moda transportasi alternatif yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi pariwsata dengan tujuan menjangkau pulau-pulau kecil di Indonesia.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
Ruang lingkup kegiatan Pengembangan Moda Alternatif angkutan Wisata di Bali dan Lombok,
diantaranya adalah: (i) Melakukan analisis terhadap kebutuhan sarana transportasi bagi pengembangan pariwisata di Bali dan Lombok, dan (ii) Mengusulkan sebuah rekomendasi mengenai alternatif moda angkutan untuk menunjang pengembangan pariwisata di Bali dan Lombok.
Fokus kegiatan pada Tahun Anggaran 2012 diantaranya adalah: (i) Menghasilkan rekomendasi
mengenai alternatif moda angkutan untuk menunjang pengembangan pariwisata di Bali dan Lombok dan (ii) Mengusulkan sistem dan industri pendukung dalam rangka pembuatan prototype moda alternatif angkutan wisata bahari.
Disain dan tahapan penelitian Pengembangan Moda Transportasi Alternatif Angkutan Wisata di
Bali dan Lombok, secara metodologi dilakukan beberapa tahapan kegiatan, diantaranya adalah: (1) Rapat Teknis; (2) Identifikasi Masalah; (3) Pengumpulan Data dan Informasi; (4) Diskusi; (5) Analisis; dan (6) Laporan dan Rekomendasi.
Pengembangan Moda Transportasi Alternatif Angkutan Wisata di Bali dan Lombok telah
menghasilkan preliminary design kapal angkutan wisata yang dapat dipoperasikan di Bali dan di Lombok
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
METODOLOGI
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
SINERGI KOORDINASI
Koordinasi sudah dilakukan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bali, Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Fakultas Teknik Unversitas Udayana, dan sebuah perusahaan yang mengoperasikan kapal cepat angkutan wisata untuk rute perjalanan Padang Bai ke Gili Terawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Disamping itu, dilakukan kunjungan lapangan ke sebuah galangan kapal rakyat yang memproduksi kapal cepat berbahan fibreglass yang terletak di Pantai Mimba, Kabupaten Karangasem. Koordinasi di Pulau Lombok telah dilakukan dengan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kota Mataram, serta melakukan kunjungan lapangan ke pelabuhan Bangsal, Pelabuhan Ampenan, dan Pelabuhan Lembar. Dari aspek industri, dilakukan kunjungan lapangan ke sebuah galangan kapal rakyat yang memproduksi kapal cepat berbahan fibreglass yang terletak di Sungai Meninting, Kota Mataram. Koordinasi yang dilakukan secara signifikan menghasilkan pemikiran bahwa kapal cepat dibutuhkan, baik di Bali maupun di Lombok. Dan diyakini bahwa kapal cepat dapat dibangun di Bali dan di Lombok dengan memberdayakan galangan kapal rakyat.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
Usulan pemikiran tentang moda alternatif bagi kepentingan pariwisata di Bali dan Lombok yang telah memperoleh masukan dari berbagai pemangku kepentingan kemudian diwujudkan kedalam sebuah konsep disain. Konsep disain yang dihasilkan kemudian akan didiskusikan secara mendalam dari sisi teknis maupun operasional untuk dimanfaatkan sebagi produk alternatif sarana wisata bahari. Konsep disain yang telah dihasilkan akan dicoba untuk diwujudkan menjadi sebuag program kepada instansi terkait di Bali dan Lombok dengan difasilitasi oleh Kementerian Riset dan Teknologi dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Preliminary Design yang dihasilkan dari kegiatan Pengembangan Moda Alternatif Angkutan Wisata di bali dan Lombok belum secara riil dimanfaatkan.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
Rancangan Pengembangan Kedepan: Usulan pemikiran tentang moda alternatif bagi kepentingan pariwisata di Bali dan Lombok yang telah memperoleh masukan dari berbagai pemangku kepentingan kemudian diwujudkan kedalam sebuah konsep disain. Konsep disain yang dihasilkan akan didiskusikan secara mendalam dari sisi teknis maupun operasional. Konsep disain yang telah dihasilkan akan dicoba untuk diwujudkan menjadi sebuah program kepada instansi terkait. Strategi dan Tahapan Pengembangan Kedepan: Peyempurnakan konsep disain kapal cepat yang dihasilkan Meneruskan konsep disain yang telah disempurnakan kepada instansi induk dan pengelola program. Apabila disetujui, mensosialisasikan konsep disain kepada instansi terkait, baik pemerintah maupun swsata, diantaranya adalah: (1) Kementerian Riset dan Teknologi; (2) Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi dan Kemenetrian Riset dan Teknologi; (3) Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif; (4) Pemerintah Daerah Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat ; dan (5) Kamar Dagang dan Industri
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
FOTO KEGIATAN
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
TERIMA KASIH I Wayan Paster Susenapathy, Novi Irawati, M. Achiruddin, Cahya Witriyatna, Toto Purbiyanto, Anda Suhanda, dan Suhanda