PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN PASIEN SIMULASI SEBAGAI ALAT EVALUASI PELAYANAN KIE OBAT KOLESTEROL MAHASISWA FARMASI USD
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Fransisca Natasha Ernestiani NIM : 138114131
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN PASIEN SIMULASI SEBAGAI ALAT EVALUASI PELAYANAN KIE OBAT KOLESTEROL MAHASISWA FARMASI USD
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Fransisca Natasha Ernestiani NIM : 138114131
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“ Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana ” (Amsal 19:20-21)
Kupersembahkan karya ini kepada : Tuhan Yang Maha Esa, Orang Tua dan Keluarga, Sahabat dan Teman-teman, Farmasi Angkatan 2013, Serta almamaterku tercinta
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan atas segala berkah, rahmat, dan limpahan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan naskah skripsi yang berjudul “Pengembangan Materi dan Metode Pelatihan Pasien Simulasi sebagai Alat Evaluasi KIE Obat Kolesterol Mahasiswa Farmasi USD” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama penyusunan skripsi ini penulis mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, dan wawasan, serta bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan mengarahkann penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Ibu Dra. T.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D., Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas semua saran, dan dukungan yang membangun.
3.
Teman-teman pemeran pasien, kakak-kakak mahasiswa PSPA, praktisi apoteker dan teman-teman mahasiswa farmasi yang bersedia terlibat, meluangkan waktu, dan membantu kelancaran penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu farmasi. Yogyakarta, 7 Februari 2017
Penulis
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing .................................................................... ii Halaman Pengesahan ......................................................................................... iii Pernyataan Keaslian Karya ................................................................................ iv Pernyataan Persetujuan Publikasi ....................................................................... v Halaman Persembahan ....................................................................................... vi Prakata ................................................................................................................ vii Daftar Isi.............................................................................................................. viii Daftar Gambar .................................................................................................... ix Daftar Lampiran ................................................................................................. x Abstrak ............................................................................................................... xi Abstract ............................................................................................................... xii PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 METODE PENELITIAN ................................................................................... 3 Desain dan Subjek Penelitian ....................................................................... 3 Tahap Persiapan .......................................................................................... 3 Implementasi Penelitian .............................................................................. 4 Analisis Data ............................................................................................... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 5 Pedoman Pelatihan Pasien Simulasi ............................................................ 5 Performa Pasien Simulasi ........................................................................... 6 Uji Reliabilitas ............................................................................................ 7 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9 LAMPIRAN ....................................................................................................... 11 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 23
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Rata-rata Nilai Performa PS Skenario 1 Kasus Kolesterol ............... 6 Gambar 2. Rata-rata Nilai Performa PS Skenario 2 Kasus Kolesterol ............... 7
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Informed Consent Pasien Simulasi ................................................... 10 Lampiran 2. Informed Consent Mahasiswa Farmasi............................................. 11 Lampiran 3. Informed Consent PSPA ................................................................... 12 Lampiran 4. Informed Consent Apoteker.............................................................. 13 Lampiran 5. Lembar Pertama Pengisian Checklist PS Skenario 1 ....................... 14 Lampiran 6. Lembar Kedua Pengisian Checklist PS Skenario 1 .......................... 15 Lampiran 7. Lembar Pertama Pengisian Checklist PS Skenario 2 ....................... 16 Lampiran 8. Lembar Kedua Pengisian Checklist PS Skenario 2 .......................... 17 Lampiran 9. Pengisian Checklist Penilaian KIE Skenario 1 ................................. 18 Lampiran 10. Pengisian Checklist Penilaian KIE Skenario 2 ............................... 19 Lampiran 11. Contoh Hasil Perhitungan Koefisien Cohen Kappa ....................... 20 Lampiran 12. Contoh Hasil Perhitungan T-Test Tidak Berpasangan. .................. 21 Lampiran 13. Tabel Hasil Penilaian KIE Mahasiswa Farmasi ............................. 22
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Apoteker berperan penting dalam pelayanan KIE, namun pada kenyataannya pemberian KIE oleh apoteker terhadap pasien masih rendah. Maka dibutuhkan pembenahan dengan evaluasi menggunakan pasien simulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi pelatihan dan metode pelatihan pasien simulasi yang sesuai dengan pelayanan obat kolesterol. Subjek penelitian berupa pasien simulasi yang dilatih sesuai kasus skenario kolesterol. Data berupa data kuantitatif dari checklist dan data kualititatif dari pengamatan peneliti terhadap performa pasien simulasi. Analisis data kuantitatif dari checklist dihitung menggunakan t-test tidak berpasangan dan perhitungan koefisien Cohen kappa sebagai uji reliabilitas. Hasil dari penelitian ini adalah pedoman pelatihan pasien simulasi, skenario role play kasus obat kolesterol, instrumen evaluasi, performa pasien simulasi, uji reliabilitas. Hasil t-test tidak berpasangan dan pada skenario 1 adalah p>0,84 dan pada skenario 2 adalah p>0,78. Hasil uji Cohen Kappa dengan nilai pada skenario 1 adalah 0,79 dan pada skenario 2 adalah 0,87. Pada penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien simulasi harus diseleksi dan dilatih satu per satu menggunakan skenario yang dibuat berdasarkan studi literatur dan dievaluasi performa dengan perekaman video untuk mendapatkan dua pasien simulasi dengan performa terbaik berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif dari checklist penilaian pasien simulasi. Kata kunci : KIE, pasien simulasi, kolesterol.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Pharmacist has an important role in the pharmacy service. However, in reality, the Communication, Information and Education service given by the pharmacist in Indonesia is still low. Thus, an improvement of pharmacist performance is needed by using simulated patient evaluation. The research is aimed to develop a training method and material of simulated patient which aligned with the service of cholesterol medicine. The subjects of research in the form of simulated patients were trained according to cholesterol-case scenario. The data were in the form of a checklist of quantitative data and qualitative observations of data on the performance of researchers simulated patients. Analysis of quantitative data on the checklist was calculated using unpaired t-test and the calculation of Cohen Kappa coefficient as the reliability test. The results of this study are training guidelines simulated patients, role play scenarios cholesterol drug cases, instrument evaluation, patient performance simulation, reliability testing. Results unpaired t-test and in scenario 1 is p> 0.84 and in scenario 2 is p> 0.78. The Cohen Kappa test results in scenario 1 is 0.79 and in scenario 2 is 0.87. The study concluded that the simulated patients must be selected and trained one by one using a scenario which is based on the study of literature and must be evaluated through video recording to get two simulated patients with the best performance based on quantitative and qualitative data from simulated patient assessment checklist. Keyword: Communication, Information and Education, simulated patient, cholesterol.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN Peraturan perundang-undang bedasarkan kewenangan telah mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelayanan kefarmasian yang pada awalnya hanya berfokus kepada pengelolahan obat (drug oriented) sekarang berkembang menjadi pelayanan komprehensif ( pharmaceutical care), meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik yang memiliki tujuan dalam peningkatan kualitas hidup pasien. Pelaksanaan tersebut mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung pengobatan yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir, serta kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan yang dapat membahayakan pasien. Maka peran apoteker dituntut untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan perilaku sehingga interaksi langsung dengan pasien dapat terlaksana. Pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien yang membutuhkan merupakan salah satu bentuk interaksi langsung antara apoteker dengan pasien. Apoteker harus dapat mengidentifikasi, mencegah, mengatasi masalah terkait obat (drug related problems), serta menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan. Apoteker harus menjalankan praktik sesuai standar pelayanan agar terhindari dari kesalahan dalam proses pelayanan kefarmasian (Depkes RI, 2014). Apoteker sebagai pelaku utama pelayanan kefarmasian yang bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi wewenang sesuai kompetensi pendidikan yang diperoleh. Kompetensi dan kewenangan apoteker tersebut menunjukkan kemampuan profesional yang baku dan merupakan standar profesi apoteker. Apoteker harus diarahkan dan dibina sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menjalankan tugasnya sebagai pendukung upaya kesehatan. Standar kompetensi apoteker sebagai pedoman profesional yang terfokus pada kepentingan pasien, hal ini sesuai dengan filosofi Pharmaceutical Care yang memberikan tanggung jawab kepada profesi apoteker dalam hal farmakoterapi untuk mencapai hasil yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien sampai kedalam lingkup yang lebih luas yaitu terciptanya kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Standar kompetensi apoteker Indonesia yaitu mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan beretika, berketerampilan, dapat menyelesaikan masalah, memiliki kemampuan berkomunikasi, serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan kefarmasian (PPIAI, 2011) Pada penelitian di Medan, terdapat persentase sebesar 85,82 % pelayanan obat kepada pasien masih dilakukan oleh asisten apoteker dan persentase sebesar 42,47 % pelayanan dilakukan oleh apoteker, dimana presentase tersebut termasuk kategori kurang untuk standar pelayanan kefarmasian (Adelina, 2009). Persepsi konsumen terhadap pelayanan kefarmasian apotek ditiga kota Indonesia antara lain Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar menunjukan 74,5 % konsumen memiliki presepsi baik terhadap pelayanan apotek.Tetapi dalam presepsi baik tersebut pelayanan kefarmasian yang diberikan belum memenuhi standar, karena pelayanan kefarmasian masih berorientasi pada obat yang seharusnya saat ini sudah bergeser pada orientasi pasien atau konsumen. Masih banyak yang belum melaksanakan pemberian informasi obat oleh apoteker, layanan konseling, monitoring 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penggunaan obat dan evaluasi pengobatan, promosi dan edukasi kesehatan untuk pasien. Sehingga hal tersebut belum menjadi alasan bagi konsumen untuk memilih suatu apotek (Sasanti, 2009). Standar kompetensi menjadi pedoman bagi apoteker di Indonesia dalam mejalankan praktik kefarmasian dan sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan apoteker. Sementara untuk institusi Pendidikan Tinggi Farmasi, standar kompetensi berguna untuk memberi arah kepada apoteker sehingga menjadi apoteker yang sesuai standar (PPIAI, 2011). Dari sisi pendidikan tinggi farmasi Indonesia , permasalahan yang dihadapi yaitu belum tersedianya model uji kompetensi yang menghasilkan lulusan sesuai standar. Perlu dikembangkannya kompetensi yang mengacu pada pembelajaran kemampuan untuk memahami, keterampilan untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam praktik atau dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan bekerjasama, pengembangan kepribadian dan kepedulian (APTFI, 2013). Evaluasi terhadap keberhasilan pembelajaran sesuai silabus farmakoterapi salah satu Universitas berupa evaluasi kemampuan mahasiswa selama proses pembelajaran (keaktifan bertanya, menjawab, dan penguasaan materi), penyusunan makalah, serta ujian tengah semester dan ujian akhir yang berbentuk tes essay atau pilihan ganda (Ikawati dan Rahmawati, 2014). Jika hanya dengan evaluasi tersebut akan mengalami kesulitan karena kompetensi lulusan pendidikan tinggi farmasi harus memenuhi deskripsi kualifikasi ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikannya (APTFI, 2013). Kerangka Kuliafikasi Nasional merupakan penjenjangan capaian pembelajaran yang menyetarakan luaran bidang pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor. Empat unsur deskripsi KKNI adalah kemampuan kerja, sikap dan tata nilai , kewenangan dan tanggung jawab, dan penguasaan pengetahuan (Perpres, 2012). Solusi yang ditawarkan untuk membuat cara evaluasi baru yaitu dengan pelatihan pasien simulasi sebagai persiapan evaluasi KIE yang belum banyak digunakan di pendidikan tinggi farmasi. Kelebihan dari alat evaluasi berupa pasien simulasi yaitu mahasiswa farmasi calon apoteker dapat mengetahui gambaran masalah yang biasa terjadi di kehidupan nyata dan di lapangan, dapat terbiasa dengan masalah yang dihadapi dan dapat menyelesaikan masalah tersebut, mampu mengambil keputusan yang tepat atas masalah tersebut, serta melatih komunikasi secara langsung dengan pasien. Materi yang akan dilatihkan dalam pasien simulasi ini adalah untuk obat-obatan kolesterol, yang memiliki prevalensi pada penduduk Indonesia yang berusia >15 tahun didapatkan kolesterol total abnormal 35,9 persen, HDL rendah 22,9 persen, LDL tidak optimal dengan kategori gabungan near optimal-borderline tinggi 60,3 persen dan kategori tinggi-sangat tinggi 15,9 persen, trigliserida abnormal dengan kategori borderline tinggi 13,0 persen dan kategori tinggi-sangat tinggi 11,9 persen, serta kreatinin serum abnormal 6,0 persen (Riskesdas, 2013). Materi ini merupakan salah satu materi penting yang harus dikuasai oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di apotek, dan diharapkan apoteker dapat memeberikan pelayanan KIE kepada pasien dengan benar.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODE PENELITIAN Desain dan Subyek Penelitian Penelitian mengenai Pengembangan Materi dan Metode Pelatihan Pasien Simulasi sebagai Alat Evaluasi Pelayanan KIE Obat Kolesterol Mahasiswa Farmasi USD termasuk jenis penelitian kuasi eksperimental. Subyek penelitian pada penelitian ini yaitu pemeran pasien simulasi sebanyak 5 orang yang akan mengikuti pelatihan, dan kemudian dipilih dua orang yang memenuhi kriteria untuk berperan dalam KIE dengan mahasiswa farmasi tingkat S-1 USD. Kriteria inklusi pemeran pasien simulasi pada penelitian ini adalah individu diluar bidang pendidikan kesehatan, berusia minimal 18 tahun, menandatangani informed consent, bersedia mengikuti pelatihan sebelum akhirnya dinyatakan siap menjadi pasien simulasi, bersedia berpartisipasi minimal 3 sesi rekaman video, dapat diandalkan, tepat waktu dalam mengikuti setiap sesi pelatihan, dan mampu bekerja sama dalam tim. Kemampuan yang dapat mendukung pemeran pasien simulasi ialah mampu berimprovisasi serta memiliki daya ingat yang baik. Pada Penelitian ini pasien simulasi yang terpilih akan dipertemukan oleh mahasiswa semester lima Fakultas Farmasi USD yang berjumlah 20 orang dan sedang mengikuti praktikum komunikasi farmasi. Tahap Persiapan Pembuatan Pedoman Pelatihan Pedoman pelatihan pada penelitian ini dibuat berdasarkan pada Pharmacotherapy a Phatophysiologic Approach eight edition (Dipiro, 2011) dan At a Glance Farmakologi Medis (Michael, 2006) terkait tanda gejala penyakit serta pengobatan pada penyakit kolesterol. Pembuatan Skenario Pembuatan skenario kasus obat kolesterol dibuat berdasarkan studi literatur dan/atau pengamatan/pengalaman pribadi. Dilanjutkan dengan expert judgement dan uji bahasa oleh apoteker akademis, yang kemudian direvisi. Skenario kasus berjumlah dua buah berisi tentang pelayanan obat kolesterol dengan resep, yang terdiri dari pelayanan obat kolesterol dengan resep terapi awal dan resep terapi lanjutan. Kedua skenario kasus dibuat dalam bentuk roleplay. Pembuatan Instrumen Evaluasi Instrumen evaluasi dibuat berdasarkan studi literatur Permenkes No.35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan diperoleh dari Wijoyo (2016) yang telah disesuaikan dengan Permenkes, serta disesuaikan dengan kasus obat kolesterol. Dilanjutkan dengan expert judgement dan uji bahasa oleh apoteker akademis, yang kemudian direvisi. Instrumen yang dibuat meliputi checklist penilaian pasien simulasi dan checklist penilaian KIE obat kolesterol. Pada checklist penilaian pasien simulasi, dibuat penilaian kualitatif sebagai pendukung checklist penilaian pasien simulasi. Pemilihan Pasien Simulasi Pasien Simulasi pada penelitian ini sebanyak lima orang, yang akan menjalani pelatihan dan penilaian. Dipilih kelima pasien simulasi tersebut sesuai dengan kriteria yaitu individu diluar bidang pendidikan kesehatan, berusia minimal 18 tahun, menandatangani 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
informed consent, bersedia mengikuti mengikuti pelatihan sebelum akhirnya dinyatakan siap menjadi pasien simulasi, bersedia berpartisipasi minimal 3 sesi rekaman video, dapat diandalakan, tepat waktu dalam mengikuti setiap sesi pelatihan, dan mampu bekerja sama dalam tim. Kelima pasien simulasi akan diseleksi dan dipilih dua pasien simulasi terbaik dengan cara melihat data kuantitatif dan kualitatif dari hasil checklist penilaian pasien simulasi kedua penilai. Dipilih dua pasien simulasi yang memiliki hasil checklist mencapai skor maksimal dan mengalami peningkatan hasil atau konsisten pada setiap penilaian, sehingga dapat dinyatakan siap dan layak sebagai pasien simulasi. Implementasi Penelitian Peneliti menjelaskan tentang latar belakang teori dari setiap skenario yang sesuai dengan literatur yang berisikan penjelasan penyakit kolesterol, gejala yang dirasakan, pengobatan yang diberikan dan terapi non farmakologi serta cara mencegah penularan kepada pemeran pasien simulasi. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi bersama. Peneliti menjelaskan tugas kepada mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) sebagai pemeran apoteker. Pemeran pasien simulasi dilatih satu per satu sesuai dengan kasus pada skenario oleh mahasiswa PSPA yang ditunjuk sebagai pelatih pasien simulasi, setelah pasien simulasi memahami skenario dan perannya maka pasien simulasi dipertemukan oleh mahasiswa PSPA yang berperan sebagai apoteker yang akan melakukan role play dengan pasien simulasi. Pasien simulasi akan dibiasakan sedemikian rupa sesuai dengan situasi dalam skenario agar dapat berperan menyerupai keadaan nyata dalam kehidupan. Selama melakukan role play dengan pemeran apoteker, penampilan pasien simulasi akan direkam dan dinilai oleh mahasiswa PSPA yang berperan sebagai observer dan peneliti. Hasil rekaman video diputar pada akhir sesi pelatihan untuk dilakukan evaluasi bersama dan untuk mengantisipasi apabila peneliti tidak dapat melakukan penilaian berupa checklist penilaian, terutama terhadap performa pemeran pasien simulasi. Setelah pasien simulasi menjalani pelatihan, pasien simulasi akan dinilai oleh mahasiswa PSPA dan peneliti dengan mengisi checklist penilaian pasien simulasi untuk melihat perkembangan pasien dan kelayakan pasien untuk menjalankan tugasnya dalam praktik KIE. Proses pelatihan, role play, perekaman, penilaian hingga evaluasi ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Setelah dua pasien simulasi terpilih untuk melakukan KIE dengan mahasiswa farmasi, maka dilakukan penilaian terhadap proses yang dilakukan selama KIE. Penilaian tersebut berupa checklist penilaian KIE yang diperoleh dari Wijoyo (2016) yang telah disesuaikan dengan Permenkes sebagai validitas. Analisis Data Data yang dianalisis pada penelitian ini yaitu data pasien simulasi dari checklist penilaian pasien simulasi dan data KIE mahasisiswa dari checklist penilaian KIE. Data Pasien simulasi terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif pasien simulasi berupa hasil nilai checklist penilaian pasien simulasi, sedangkan data kualitatif berupa komentar penilai sebagai penunjang data kuantitatif. Checklist penilaian pasien 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
simulasi antara skenario 1 dan 2 memiliki poin-poin yang berbeda tergantung dengan skenario kasus. Nilai maksimal dari checklist penilaian pasien simulasi skenario 1 adalah 11 poin , sedangkan untuk skenario 2 adalah 13 poin. Hasil checklist penilaian pemeran pasien yang sudah bisa memenuhi nilai maksimal checklist dan memiliki nilai yang stabil serta konsisten berdasarkan yang diberikan oleh observer dan peneliti, maka pasien simulai dinyatakan siap dan layak. Data kuantitatif KIE mahasisiswa berupa hasil nilai checklist penilaian KIE mahasiswa, yang dilakukan analaisis dengan uji t-test tidak berpasangan dan koefisien Cohen kappa. Hasil uji t-test tidak berpasangan menunjukkan p>0,05 maka hasil penilaian telah baik. Hasil koefisien Cohen kappa >0,7 maka kesepakatan penilaian kedua observer adalah baik; apabila > 0,8 maka sangat baik. Apabila hasil penilaian Cohen kappa <0,7 maka kedua observer perlu pemahaman lebih lanjut sehingga diperlukan lagi pelatihan pasien simulasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini didapatkan hasil berupa pedoman pelatihan pasien simulasi, penilaian performa pasien simulasi, dan uji reliabilitas yang akan dijabarkan dibawah ini Pedoman Pelatihan Pasien Simulasi Pedoman pelatihan pasien simulasi berisi mengenai tujuan pelatihan, waktu pelaksanaan, jumlah personil yang mengikuti pelatihan, jalannya pelatihan, skenario kasus, dan instrumen evaluasi. Pelatihan pasien simulasi bertujuan agar pasien simulasi dapat menggambarkan kondisi umum sakit, komunikasi atau masalah yang terjadi dalam prakter sebenarnya (OHSU, 2005) dan memiliki performa yang baik sebagai pasien simulasi. Pelatihan dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2016, yang diikuti oleh beberapa personil yaitu lima pemeran pasien simulasi dan dua PSPA yang dibagi menjadi pelatih pasien simulasi sekaligus merangkap pemeran apoteker dan sebagai penilai performa pasien simulasi Skenario Pasien Simulasi untuk Obat Kolesterol Pada penelitian ini digunakan dua skenario resep yang diperoleh dari studi literatur. Dalam studi literatur berdasarkan Pharmacotherapy a Phatophysiologic Approach eight edition (Dipiro, 2011), At a Glance Farmakologi Medis (Michael,2006), dan salah satu kasus kolesterol di Indonesia didapat pengertian mengenai penyakit kolesterol baik definisi penyakit, kapan dikatakan seseorang didiagnosis menderita penyakit kolesterol, tanda dan gejala, faktor penyebab, pengobatan yang diberikan, serta terapi nonfarmakologi. Dari studi literatur tersebut didapat skenario yang menggambarkan penyakit kolesterol, pengobatan yang sesuai, dan terlihat nyata sesuai dengan pertemuan umum di masyarakat, rumah sakit, atau apotek. Untuk menunjang skenario dan didapatkan keadaan yang sebenarnya maka dibutuhkan pasien simulasi yang telah dilatih berdasarkan kasus dalam skenario. Skenario kasus berperan penting untuk pasien simulasi agar pasien simulasi memiliki gambaran mengenai hal yang dilakukan dalam roleplay, skenario kasus juga memudahkan mahasiswa PSPA dalam melatih pasien simulasi. Proses komunikasinya disesuaikan dengan aturan KIE di Permenkes RI No. 35 tahun 2014 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yaitu perlu adanya three prime questions dan verifikasi pemahaman pasien, serta terlihat suasana “real setting” dan mahasiswa mampu memberikan KIE layaknya apoteker yang profesional. Instrumen Evaluasi Instrumen yang dibuat meliputi checklist penilaian pasien simulasi dan checklist penilaian KIE obat kolesterol. Checklist penilaian dibuat berdasarkan studi literatur Permenkes No.35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan diperoleh dari Wijoyo (2016) yang telah disesuaikan dengan kasus obat kolesterol. Isi checklist pemeran pasien simulasi yang dinilai adalah performa pasien simulasi dalam menyampaikan keluhan penyakit, riwayat penyakit dan pengobatan, menanyakan mengenai pengobatan yang diberikan, serta mengenai terapi non-farmakologi. Letak perbedaan checklist penilaian pasien simulasi pada penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat penilaian kualitatif sebagai pendukung data kuantitatif. Pada checklist penilaian KIE yang dinilai antara lain berkomunikasi dengan tenang dan jelas, penggunaan bahasa yang mudah dimengerti, menggali keluhan pasien, menjelaskan mengenai obat yang digunakan, dan verifikasi pemahaman pasien terhadap informasi yang telah disampaikan.
Nilai rata-rata
Performa Pasien Simulasi Pemilihan dua pemeran pasien simulasi terbaik dilihat dari data kuantitatif dan kualitatif checklist penilain PS. Dilihat apakah performa PS mencapai 100% dari nilai total (poin penuh), mulai mencapai 100% dari pertemuan keberapa, stabil atau tidak, dan pada penilaian kualitatif mendekati real setting. Hasil penilaian performa pasien simulasi dapat dilihat pada gambar dibawah. 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3
PS 1
PS 2
PS 3
PS 4
PS 5
Pasien Simulasi
Gambar 1. Rata-rata Nilai Performa PS Skenario 1 Kasus Kolesterol
6
Nilai rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3
PS 1
PS 2
PS 3
PS 4
PS 5
Pasien Simulasi
Gambar 2. Rata-rata Nilai Performa PS Skenario 2 Kasus Kolesterol Berdasarkan gambar 1 diatas dapat dilihat pasien simulasi yang mencapai nilai 100% dari nilai total yaitu 11 dari pertemuan 1 sampai pertemuan 3 adalah PS 1 dan 2. Berdasarkan gambar 2 diatas dapat dilihat pasien simulasi yang mencapai nilai 100% dari nilai total yaitu 13 dari pertemuan 1 sampai pertemuan 3 adalah PS 1,2,3, dan 5. Selain data kuantitatif di atas, terdapat juga data kualitatif sebagai data pendukung dalam menentukkan performa PS yang terbaik, berupa komentar dari peneliti dan observer. Dari data kuliatitaif pasien yang menunjukan mimik muka, cara berbicara dan sikap yang menyerupai real setting, stabil, dan mengalami peningkatan adalah PS 1 dan 2. Sedangkan PS 3,4,dan 5 mengalami peningkatan tetapi tidak sebaik PS 1 dan 2, terkadang volume suara kurang keras, artikulasi tidak jelas, dan terlihat grogi. Maka dapat dipilih pasien simulasi dengan performa terbaik pada skenario satu dan dua adalah PS 1 dan 2. Kedua pasien simulasi tersebut dinyatakan layak dan siap memerankan pasien pada skenario kasus kolesterol 1 dan 2. Uji Reliabilitas Penilaian KIE dilakukan oleh peneliti dan apoteker independen menggunakan checklist penilaian KIE. Hasil dari penilaian tersebut akan diolah menggunakan uji t-test tidak berpasangan dan uji Cohen Kappa. Uji t-test berguna untuk mengetahui sejauh mana perbedaan penilaian yang dilakukan antara 2 penilai, sedangkan uji Cohen Kappa sebagai uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesepakatan antara peneliti dan apoteker independen. Perhitungan uji t-test tidak berpasangan dilakukan antara peneliti dan apoteker independen untuk menilai performa mahasiswa farmasi dalam melakukan KIE kasus obat kolesterol. Didapat hasil perhitungan t-test pada kasus kolesterol 1 yaitu p> 0,84 dan pada kasus kolesterol 2 yaitu p>0,78, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata nilai tidak bermakna antara penilai 1 dan penilai 2. Dari data tersebut juga menunjukkan bahwa nilai p>0,05 yang berarti bahwa penilai 1 dan penilai 2 telah mempunyai persepsi yang sama dalam menilai KIE mahasiswa farmasi dan pasien simulasi telah memberikan performa yang baik tanpa perlu pelatihan kembali.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Didapat hasil perhitungan rata-rata nilai Cohen Kappa pada kasus kolesterol skenario 1 yaitu 0,87 dan pada kasus kolesterol skenario 2 yaitu 0,79. Menurut Tang W (2015) mengkategorikan tingkat reliabilitas pada Uji Kappa menjadi 4 kategori, yaitu Kappa 0,210,40 : cukup (fair agreement), Kappa 0,41-0,60 : sedang (moderate agreement), Kappa 0,61-0,80 : kuat (substantial agreement), Kappa >0,81 : hampir sempurna (almost perfect agreement). Sedangkan menurut Zenk (2007) apabila nilai cohen kappa 0,60 sampai dengan 1,00 termasuk dalam gold standard nilai koefisien kappa dalam kategori besar dan hampir sempurna. Hasil perhitungan rata-rata tersebut menunjukan bahwa telah diperoleh kesepakatan yang baik diantara dua penilai pada penilaian performa KIE. Nilai kappa tidak pernah nol atau bahkan mencapai negatif, karena jika hal itu terjadi berarti “no agreement” dan terdapat masalah yang serius di dalamnya (McHugh, 2012). Sehingga hasil yang didapat dalam penelitian menunjukan kesepakatan yang baik antara kedua penilai. Terdapat banyak uji untuk menilai reliabilitas antar observer, tapi uji Cohen Kappa merupakan yang paling sering digunakan dalam literatur medis (Viera, 2005). Uji cohen kappa dilakukan pada penelitian ini sebagai uji reliabilitas dikarenakan memiliki keunggulan dapat melihat kemungkinan kesepakatan yang diharapkan, tidak terpengaruh jumlah nilai 0 yang dimasukkan dalam tabel, nilai positif maksimal tidak dipengaruhi oleh jumlah subjek uji, dan tidak terbatas pada tabel yang dilakukan oleh dua penilai (Silcocks, 1983). Selain itu Cohen Kappa juga digunakan untuk menilai kesepakatan antara dua peneliti dan adanya proporsi untuk kesepakatan koreksi (Cohen, 1960). KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien simulasi harus diseleksi dan dilatih satu per satu menggunakan skenario yang dibuat berdasarkan studi literatur dan dievaluasi performa dengan perekaman video untuk mendapatkan dua pasien simulasi dengan performa terbaik berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif dari checklist penilaian pasien simulasi. Saran bagi penelitian selanjutnya yaitu penentuan jadwal pelatihan hingga penilaian oleh peneliti sebelum pasien simulasi mengisi inform consent agar tidak memakan waktu dalam menyamakan jadwal semua personil. Ruangan yang kondusif dan volume suara yang keras atau penggunaan mikrofon agar suara terekam jelas dalam video saat perekaman.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adelina, 2009, PenerapanStandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek di Kota Medan Tahun 2008, Skripsi Sarjana Pada Fakultas Farmasi USU Medan. APTFI,2013, Naskah Akademik Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Kurikulum Pendidikan Farmasi ,http://www.aptfi.or.id/dokumen/2016. Clinical Assessment and Learning Center, 2007,School of Medicine, Oregon Health and Science University, Portland. Cohen,J., 1960, Coefficient of agreement for nominal scales. Educational and Psychological Measurement, 20: 37–46. Depkes RI,2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, Departemen Kesehatan, Jakarta. Dipiro, J.T., dkk, 2011, Pharmacotherapy a Phatophysiologic Approach, edisi 8th, Mc Graw Hill, New York. 1834-1836. Ikawati, Z., dan Rahmawati, F., 2008, Mata Kuliah Farmakoterapi Sistem Pencernaan dan Pernafasan, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Kemenkes RI, 2013, Pusdatin Kolesterol , Infodatin, (Kolesterol). McHugh M.L., 2012, Interrater reliability: the kappa statistic, Croatian Society of Medical Biochemistry and Laboratory Medicine. Michael J. N, 2006, At a Glance Farmakologi Medis, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp 109. PPIAI, 2011, Standar Kompetensi Apoteker Indonesia (SKAI), Ikatan Apoteker Indonesia. Sasanti, R.H., 2009, Presepsi Konsumen Apotek Terhadap Pelayanan Apotek di Tiga Kota di Indonesia, Depkes RI, Jakarta. Silcocks, 1983, Measuring repeatability and validity of histological diagnosis- a brief review with some practical examples, J Clin Pathol, 36, 1269-1275. Tang W., et al, 2015, Kappa coefficient: a popular measure of rater agreement, Shanghai Municipal Bureau of Publishing. Viera, A. J., dan Garrett, J. M.,2005, Understanding Interobserver Agreement: The Kappa Statistic, Family Medicine, 37(5), 360-3.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN Lampiran 1. Informed Consent Pasien Simulasi
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Informed Consent Mahasiswa Farmasi
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Informed Consent PSPA
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Informed Consent Apoteker
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Lembar Pertama Pengisian Checklist PS Skenario 1
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Lembar Kedua Pengisian Checklist PS Skenario 1
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Lembar Pertama Pengisian Checklist PS Skenario 2
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Lembar Kedua Pengisian Checklist PS Skenario 2
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9. Pengisian Checklist Penilaian KIE Skenario 1
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Pengisian Checklist Penilaian KIE Skenario 2
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11. Contoh Hasil Perhitungan Koefisien Cohen Kappa
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12. Contoh Hasil Perhitungan T-Test Tidak Berpasangan
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13. Tabel Hasil Penilaian KIE Mahasiswa Farmasi Kasus Obat Kolesterol 1 Kasus Obat Kolesterol 2 Mahasiswa Penilai 1 Penilai 2 Koefisien Mahasiswa Penilai 1 Penilai 2 Koefisien Kappa Kappa Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 5 4 11 3 2 16 17 0,859 18 19 0,774 1 2
20
1
20
1
1
12
12
9
14
7
0,6
3
17
4
18
3
0,829
13
18
3
17
4
0,829
4
19
2
19
2
1
14
13
8
13
8
0,798
5
17
4
19
2
0,618
15
17
4
18
3
0,829
6
20
1
20
1
1
16
18
3
17
4
0,488
7
19
2
20
1
0,644
17
19
2
20
1
0,644
8
20
1
20
1
1
18
20
1
20
1
1
9
18
3
19
2
0,774
19
17
4
17
4
1
10
20
1
20
1
1
20
19
2
19
2
1
Rata-rata Nilai Kappa Nilai p
0,872
Rata-rata Nilai Kappa Nilai p
0,842
22
0,796
0,785
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Pengembangan Materi dan Metode Pelatihan Pasien Simulasi Sebagai Alat Evaluasi Pelayanan KIE Obat Kolesterol Mahasiswa Farmasi Sanata Dharma” bernama lengkap Fransisca Natasha Ernestiani, lahir di Jakarta, 19 Desember 1995, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sodo Harisetyanto dan Budi Hartati. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu TK Bunda Maria (1999-2001), pendidikan Sekolah Dasar di SD Kanisius Baciro Yogyakarta (2001-2007) , pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta (2007-2010), pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Stela Duce 1 Yogyakarta (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013.
23