PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN SEBAGAI BAHAN AJAR IPS KELAS VIII MATERI LINGKUNGAN HIDUP DI SMPN KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi
Oleh : Himmatul Amanah NIM. 3201409097
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada: Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Purwadi Suhandini, S.U. NIP. 19471103 197501 1 001
Drs. Tukidi, M.Pd. NIP. 19540310198303 1 002
Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP. 19620904 198901 1 001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada: Hari
:
Tanggal
:
Penguji Utama
Drs. Sunarko, M.Pd. NIP. 19520718 198003 1 003 Penguji I
Penguji II
Dr. Purwadi Suhandini, S.U. NIP. 19471103 197501 1 001
Drs. Tukidi, M.Pd. NIP. 19540310198303 1 002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dr. Subagyo, M.Pd NIP. 19510808 198003 1 003
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 21 Juni 2013
Himmatul Amanah NIM. 3201409097
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S Ar Ra’d ayat 11) Keep SPIRIT…. Berjuang sampai akhir… Pasti ada kemudahan setelah kesulitan. Jalani setiap proses yang ada, pasti akan membuahkan hasil yang maksimal (Himmatul Amanah)
PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karuniaNya skripsi ini kupersembahkan untuk: 1) Abahku Drs. Ali Maksum, MM. (Alm) dan Ibuku Sri Syafa’atun S.Pdi., atas nasehat, petuah dan dukungannya yang selalu menjadi sumber inspirasi serta semangat yang mengalir dalam darahku selama ini. Terimakasih untuk amanah dari abah yang selalu aku pegang teguh sebagai sebuah kepercayaan paling tinggi. Untuk ibuku, wanita terhebat dalam hidupku yang berjuang seorang diri dan dengan doanya mengantarkanku hingga sejauh ini. 2) Ketiga adikku Laily Ummi Afwina Ali, Arifani Umami Ali, dan Akhmad Zahid Maksum
yang menjadi sumber
semangatku untuk berjuang sampai akhir. 3) Seluruh keluargaku yang menanti kelulusanku dan mendoakanku untuk menjadi manusia sukses. 4) Sahabatku Ayib, Ummu, Merien, Nata, Sri Jhon, Isna, Mbk Eka, Faizah, Anif, Leli, Ana, Dek Ummi, Ayum, Deasy H, Dhimas yang udah designin LKSku, temantaman Black Hole (terimakasih buat pengalaman muncak gunungnya) dan seluruh teman-teman Pend. Geo ‘09.
5) Almamaterku.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter dan Kebencanaan sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Pokok Lingkungan Hidup di SMPN Kabupaten Semarang” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah mengijinkan penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.
2.
Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas yang memungkinkan penulis melakukan penelitian ini.
3.
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang
yang
telah
memberikan
pelayanan
dan
fasilitas
yang
memungkinkan penulis melakukan penelitian ini. 4.
Dr. Purwadi Suhandini, S.U, Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Drs. Tukidi, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Drs. Sunarko, M.Pd, Dosen Penguji Utama yang telah memberikan koreksi dan pengarahan dalam penyempurnaan skripsi ini.
7.
Dr. Eva Banowati, M.Si, Dr. Juhadi, M.Si, Prof. Dr. Dewi Liesnoor, M.Si, Drs. Suroso, M.Si, Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. sebagai tim ahli yang memvalidasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan sehingga bisa memperbaiki banyak kekurangan LKS yang penulis buat.
vi
vii
8.
Ana Prastiwi, S.Pd, Siti Nur Indriyati, S.Pd, Antonius Subiyanto, S.Pd, dan Endang S, S.Pd. sebagai guru pengajar mata pelajaran IPS yang memvalidasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan.
9.
Seluruh Dosen dan Karyawan Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan selama menempuh perkuliahan serta bantuan dan motivasi yang telah diberikan selama ini.
10. Kepala Sekolah, Guru, dan Staf SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin dalam penelitian ini serta kerjasamanya. 11. Keluarga
besar
mahasiswa
Pendidikan
Geografi
2009,
yang telah
memberikan motivasi, semangat dan bantuan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini, serta kenangan yang indah selama masa kuliah. 12. Keluarga besar Dian Ratna Kos dan Brata Sejati Kos yang memberikan kenangan dan pengalaman selama aku tinggal saat kuliah. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan serta bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 12 Juni 2013
Penulis
SARI Himmatul Amanah. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter dan Kebencanaan sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Pokok Lingkungan Hidup di SMPN Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Kata kunci:
Bahan Ajar, Lembar Kebencanaan.
Kerja
Siswa
(LKS),
Karakter,
Pengembangan Lembar Kerja Siswa yang dipadukan dengan prinsipprinsip karakter dan kebencanaan diharapkan dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran IPS dapat membantu guru untuk membentuk karakter siswa dan rasa peduli terhadap bencana yang terjadi di sekitar mereka. Disamping itu LKS juga diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. Pengembangan LKS oleh guru dirasa sangat penting untuk meningkatankan kualitas pendidikan di Indonesia. Melihat pada tingkat SMP, dibutuhkan keaktifan siswa dalam pendalaman materi, dengan pengembangan LKS yang dirancang secara inovatif dan menarik minat belajar siswa maka akan meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa dalam materi yang disampaikan. Tujuan penelitian ini adalah: “Untuk menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BSNP dan layak digunakan dalam proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang”. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Reseacrh and Development/R&D). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini mempunyai subyek penelitian yaitu LKS di SMPN 1 Ungaran, LKS di SMPN 2 Ungaran, LKS di SMPN 3 Ungaran dan LKS di SMPN 4 Ungaran. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian yang dikembangkan peneliti berpedoman pada instrumen BSNP. Instrumen penelitian ini meliputi: angket penilaian LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk dosen, angket penilaian LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk guru, angket penilaian LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk siswa. Data penelitian dianalisis dengan teknik deskriptif persentase. Penelitian ini menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BNSP untuk proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang. Dari keseluruhan uji coba pada tim ahli (expert), guru, dan siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa LKS berbasis karakter dan kebencanaan layak digunakan dalam sistem pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: (1) LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak dengan persentase ratarata dari tim ahli (expert) sebesar 84.57%, (2) LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak dengan persentase ratarata dari guru sebesar 86.58%. (3) LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak oleh siswa dari SMPN 1 Ungaran, SMPN 2
viii
Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4 Ungaran dengan persentase rata-rata sebesar 84.72%. Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Hasil dari penelitian dan pengembangan ini bisa dikembangkan pada mata pelajaran lainnya maupun materi pokok lain yang mempunyai karakteristik sama dengan materi pada LKS yang sudah dikembangkan peneliti. (2) Bahan ajar yang digunakan dalam sistem pembelajaran khususnya LKS sebaiknya disesuaikan dengan standar BSNP untuk memperoleh kelayakan dari LKS tersebut. (3) Guru bisa mengembangkan LKS pada tiap KD dengan basis karakter dan kebencanaan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran itu sendiri. (4) Bagi siswa, diharapkan LKS berbasis karakter dan kebencanaan bisa meningkatkan kreatifitas dan aktivitas belajar siswa, meningkatkan karakter bangsa dan menambah wawasan kebencanaan.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................
iii
PERNYATAAN .....................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................
v
KATA PENGANTAR ............................................................................
vi
SARI........................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................
8
C. Tujuan penelitian ......................................................................
8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
8
E. Penegasan Istilah .......................................................................
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................................................
11
B. Karakter.....................................................................................
19
C. Kebencanaan .............................................................................
32
D. Bahan Ajar ................................................................................
42
E. Lingkungan Hidup ....................................................................
46
F. Kerangka Pikir Penelitian ..........................................................
59
x
Halaman BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ..................................................
61
B. Subyek Penelitian......................................................................
67
C. Variabel Penelitian ....................................................................
67
D. Metode Pengumpulan Data.......................................................
68
E. Prosedur Penelitian....................................................................
71
F. Pengumpulan Data ....................................................................
80
G. Metode Analisis Data ..............................................................
80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................
85
1. Lokasi Penelitian...................................................... .............
86
2. Kondisi Sekolah.................. ..................................................
88
3. Hasil Analisis LKS tiap Sekolah di Kecamatan Ungaran.... .
90
4. Pembuatan LKS berbasis Karakter dan Kebencanaan……. .
95
5. Kelayakan Isi, Penyajian, Bahasa dan Kegrafikan. ..............
107
B. Pembahasan Penelitian..............................................................
111
1. Evaluasi LKS Tiap SMP .......................................................
111
2. Evaluasi LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan .............
114
3. Kelayakan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan ..........
118
BAB V PENUTUP A. Simpulan ..................................................................................
126
B. Saran .........................................................................................
127
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
138
LAMPIRAN ...........................................................................................
131
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1.
Pilar Keluarga dalam Pendidikan Karakter…………………………
Tabel 2.2.
Pilar Sekolah dalam Pendidikan Karakter………………………….. 30
Tabel 2.3.
Pilar Masyarakat dalam Pendidikan Karakter………………………
Tabel 3.1
Data kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran......... 68
Tabel 3.2.
Data kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran.............................................
69
Tabel 3.3.
Data kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran.............................................
70
Tabel 4.1.
LKS SMP N Kelas VIII di Kabupaten Semarang…………………..
91
Tabel 4.2.
Analisis kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran Kelas VIII di Kabupaten Semarang……………………………….
Tabel 4.3.
Analisis kelayakan
Analisis kelayakan
31
91
LKS SMPN 3 Ungaran dan Kelas VIII di
Kabupaten Semarang…………………………………………….. Tabel 4.4.
29
92
LKS SMPN 4 Ungaran dan Kelas VIII di
Kabupaten Semarang………………………………………………
94
Tabel 4.5.
Data Dosen Tim Penilai LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan.. 108
Tabel 4.6.
Masukan dari Validator (Tim Ahli)………………………………… 108
Tabel 4.7.
Data Guru Pengampu Mata Pelajaran IPS Terpadu………………...
110
Tabel 4.8.
Masukan dari Validator (Guru)……………………………………
110
Tabel 4.9.
Evaluasi LKS dari SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran………
112
Tabel 4.10.
Evaluasi LKS dari SMPN 3 Ungaran………………………………. 112
Tabel 4.11.
Evaluasi LKS dari SMPN 4 Ungaran………………………………. 113
Tabel 4.12.
Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari Tim 115 Ahli (expert)………………………………………………………
Tabel 4.13.
Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari 117 Guru……………………………………………………….............
Tabel 4.14.
Penilaian dari Validator Tim Ahli (expert)……………………….
119
Tabel 4.15.
Penilaian dari Validator Guru………………………………………
121
Tabel 4.16.
Hasil dari Angket Penialaian Siswa dari Keempat SMP di Ungaran. 124
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1.
Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS…………...
19
Gambar 2.2.
Unsur-unsur Lingkungan Hidup……………………………. 50
Gambar 2.3.
Kerangka Berpikir…………………………………………..
Gambar 3.1.
Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
60
Development (R&D)………………………………………..
66
Gambar 3.2.
Alur Persiapan Penelitian…………………………………...
72
Gambar 3.3.
Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development dalam Penelitian ini dari Sugiyono (2008)…... 73
Gambar 4.1.
SMP Negeri 1 Ungaran……………………………………..
86
Gambar 4.2.
SMP Negeri 2 Ungaran……………………………………..
87
Gambar 4.3.
SMP Negeri 3 Ungaran……………………………………..
88
Gambar 4.4.
SMP Negeri 4 Ungaran……………………………………..
89
Gambar 4.5.
Cover depan LKS berbasis karakter dan kebencanaan……..
95
Gambar 4.6.
Cover belakang LKS berbasis karakter dan kebencanaan….
97
Gambar 4.7.
Struktur bagian awal LKS berbasis karakter dan kebencanaan………………………………………………...
99
Gambar 4.8.
Struktur isi LKS berbasis karakter dan kebencanaan………. 100
Gambar 4.9.
Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan kebencanaan oleh tim ahli (expert)…………………………
120
Gambar 4.10. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan kebencanaan oleh guru……………………………………...
122
Gambar 4.11. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan kebencanaan oleh siswa…………………………………….
xiii
124
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Peta Lokasi Penelitian
132
Lampiran 2.
LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan
133
Lampiran 3.
Angket Penilaian LKS dari Tim Ahli (Dosen)
174
Lampiran 4.
Angket Penilaian LKS dari Guru
177
Lampiran 5.
Angket Penilaian Siswa
183
Lampiran 6.
Analisis Data Angket Penilaian LKS dari Tim Ahli (Dosen)
184
Lampiran 7.
Analisis Data Angket Penilaian LKS dari Guru
185
Lampiran 8.
Analisis Data Penilaian Siswa Tehadap Keterbacaan LKS
187
Lampiran 9.
Dokumentasi Kegiatan Penelitian
193
Lampiran 10.
LKS dari SMPN 1 dan 2 Ungaran
199
Lampiran 11.
LKS dari SMPN 3 Ungaran
207
Lampiran 12.
LKS dari SMPN 4 Ungaran
213
Lampiran 13.
Surat-surat Perizinan Penelitian
222
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi pendidikan, dimana pendidikan digunakan sebagai alat untuk mencerdaskan bangsa. Pemerintah sangat mendukung secara penuh dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia, khususnya untuk kalangan SD, SMP, dan SMA Sederajat, terbukti dengan adanya empat pilar pendidikan yang salah satunya berbunyi “Wajib Belajar 9 Tahun”. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses, dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undangundang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakal mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1
2
Pencapaian tujuan pendidikan nasional diperlukan sebuah sistem pembelajaran yang efektif, sehingga akan tercipta sekolah yang efektif. Para peneliti pendidikan mengakui bahwa sekolah yang efektif secara alami memiliki wajah yang beragam, misalnya mengkategorikan kegiatan sekolah yang efektif menjadi dua dimensi yaitu kegiatan yang bersifat ekspresif dan bersifat instrumental (Jamaludin,2003:21). Guru harus mampu menyediakan dan memilih sumber-sumber belajar serta media yang bermutu bagi para siswa, sehingga dalam proses belajar mengajar di kelas bisa dilaksanakan secara inovatif dan kreatif dengan menggunakan bahan ajar dan media ajar yang bervariasi dan komunikatif dalam menarik minat siswa mendalami materi. Guru tidak memberikan jawaban final, tetapi para siswa sendiri yang akan menyimpulkan dan merumuskannya melalui bahan ajar dan media ajar yang telah diberikan kepada siswa untuk belajar mandiri dan kreatif, dengan demikian tugas guru sebagai komunikator adalah mendayagunakan potensipotensi spesifik dari tanda-tanda atau lambang-lambang visual, menyusun isi pelajaran, serta memelihara hubungan khusus dengan para siswa dalam artian menyimak situasi komunikasi pengajaran berikut minat, keinginan, tuntutan dan kebutuhannya (Sudjana,2007:21). Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 42 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menekankan pentingnya sumber belajar, pasal tersebut menjelaskan mengenai standar sarana dan prasarana tertulis bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
3
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Pemaparan peraturan pemerintah di atas dapat diketahui bahwa setiap lembaga pendidikan harus bisa menyediakan bahan ajar yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Bahan ajar yang komunikatif dan berbasis karakter dan kebencanaan diharapkan akan mampu mencetak siswa yang berkarakter bangsa dan peduli akan lingkungan sekitar, sehingga diperlukan adanya pengembangan bahan ajar yang mencerminkan karakter bangsa dan kritis terhadap kebencanaan untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan. Jadi perlu adanya sebuah bahan ajar yang semula konvensional ke bahan ajar yang inovatif dan menarik bagi para siswa, untuk menumbuhkan ketertarikan terhadap pembelajaran. Prastowo (2011:31) menjelaskan bahwa sumber belajar dan bahan ajar yang tampak sama tetapi berbeda, dimana sumber belajar adalah bahan mentah untuk menyusun bahan ajar. Jadi untuk bisa disajikan kepada peserta didik, sumber belajar harus diolah terlebih dahulu, sedangkan bahan ajar adalah bahan jadi yang merupakan hasil ramuan dari bahan-bahan yang diperoleh dari berbagai sumber belajar yang siap disajikan kepada peserta didik. Jadi bahan ajar merupakan bahan siap saji bagi peserta didik untuk proses pembelajaran. Bahan ajar memiliki berbagi jenis dan bentuk, hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan antara sumber belajar dan bahan ajar. Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat klasifikasi bahan ajar adalah berdasarkan bentuknya, cara kerjanya dan sifatnya. Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah segala
4
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya (Prastowo 2011:17). LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan salah satu dari bahan ajar, dimana LKS bisa dirancang dan dikembangkan sendiri oleh guru sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Materi serta pelatihan soal-soal yang ada dalam LKS bisa diambil dari berbagai sumber belajar, baik dari buku paket, ensiklopedia, internet, lingkungan sekitar, dan lain sebagainya. LKS digunakan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan siswa dapat dengan mandiri mendalami materi dan memahami setiap teori yang disampaikan oleh guru, dengan mengerjakan soal-soal formatif, maka akan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi, sedangkan jika dalam LKS terdapat perintah yang berupa praktek akan meningkatkan kompetensi psikomotorik daris siswa. LKS merupakan bentuk dari salah satu bahan ajar yang bisa digunakan oleh guru dalam penilaian hasil belajar siswa, dalam penerapannya LKS digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan prestasi siswa. Setiap
5
kegiatan belajar mengajar IPS sering sekali menggunakan berbagai sumber belajar yang memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu, namun perlu adanya pembuatan bahan ajar yang nyata disini, khususnya dalam bentuk LKS (Lembar Kerja Siswa), dimana guru merancang dan membuat secara sistematis materi-materi yang berhubungan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang disampaikan dalam proses pembelajaran. Guru akan memberikan pelatihan soal-soal dan ringkasan materi melalui LKS, sesuai dengan kebutuhan siswa dan potensi siswa. Sumber belajar yang sering digunakan guru di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Ungaran dalam pembelajaran berupa buku paket, handout, modul, lembar kerja siswa, foto/gambar, video, dan compact disk interactive. Sumber belajar (learning resources) dapat membantu siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan karena dalam sumber belajar secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa. Di keempat sekolah tersebut belum ada pengembangan LKS secara mandiri yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS bagi kelas VIII. Berdasarkan penuturan guru IPS di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Ungaran mengenai kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dipergunakan oleh siswa setiap pembelajaran dirasa bermutu rendah dan “miskin ilmu”. Hal ini dikarenakan materi yang ada dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang beredar di sekolah ini sangat
6
minim/kurang dan masih kurang optimal dalam mengembangkan aktivitas belajar siswa. Disamping itu juga guru merasa bahwa LKS yang dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok antara materi yang ada dalam LKS dengan standar kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi peneliti tentang kelayakan LKS dari tiap SMP Negeri 1, 2, 3, dan 4 Ungaran dapat ditarik kesimpulan bahawa di dalam LKS tersebut mengandung materi lingkungan hidup yang masih deskripsional dan narasi yang kurang menarik, gambar dan informasi yang disediakan masih minim dan kurang lengkap. LKS dari tiap sekolah masih konvensional dan kurang mengembangkan karakter siswa serta tidak ada wawasan kebencanaan di dalamnya. Untuk LKS dari SMPN 1 dan 2 Ungaran memiliki kelayakan isi dan penyajian yang cukup layak namun pada kelayakan bahasa dan kegrafikan termasuk tidak layak dikarenakan bahasa yang kurang komunikatif dan kualitas cetak LKS yang buruk. Pada LKS dari SMPN 3 Ungaran memiliki kelayakan isi yang layak, kelayakan bahasa dan kegrafikan cukup layak sedangkan kelayakan bahasa yang tidak layak. Pada LKS dari SMPN 4 Ungaran memiliki kelayakan isi dan penyajian yang layak sedangkan kelayakan bahasa dan kegrafikan yang cukup layak. Frekuensi penggunaan LKS oleh siswa yang cukup tinggi tersebut haruslah diimbangi dengan kualitas LKS yang tinggi pula. Jika LKS yang digunakan adalah LKS yang bermutu rendah, tentu sangat merugikan penggunanya yakni siswa. Apalagi dalam kurikulum saat ini siswa dituntut untuk aktif dan dapat bekerja secara mandiri. Sarana yang tepat sebagai pendukung bagi siswa untuk dapat aktif dan mandiri dalam pembelajaran
7
adalah LKS. Atas dasar itulah hendaknya guru dapat mengembangkan LKS sendiri sesuai kebutuhan siswanya dan tidak tergantung pada LKS yang beredar di pasaran. Pengembangan Lembar Kerja Siswa yang dipadukan dengan prinsipprinsip karakter dan kebencanaan diharapkan dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran IPS dapat membantu guru untuk membentuk karakter siswa dan rasa peduli terhadap bencana yang terjadi di sekitar mereka. Disamping itu LKS juga diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. Pengembangan LKS oleh guru dirasa sangat penting untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Melihat pada tingkat SMP, dibutuhkan keaktifan siswa dalam pendalaman materi, dengan pengembangan LKS yang dirancang secara inovatif dan menarik minat belajar siswa maka akan meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa dalam materi yang disampaikan. Pengembangan LKS, maka akan tercipta bahan ajar yang efektif dan efisien dalam menunjang proses belajar mengajar. Pendalaman materi yang akan dipelajari melalui LKS ini mengambil materi pokok lingkungan hidup, dimana materi pokok lingkungan hidup sangat cocok dalam penerapan karakter dan kebencanaan. Lingkungan hidup merupakan segala keadaan yang ada di sekitar tempat kita tinggal, baik itu lingkungan secara biotik maupun abiotik. Lingkungan hidup sangat berpotensi untuk dilanda bencana, oleh karena itu perlu dibentuk suatu karakter yang peduli lingkungan dan sikap siaga bencana dalam menghadapinya bagi para siswa, khususnya bagi siswa SMP melalui pembelajaran di sekolah.
8
Berdasarkan uraian yang melatar belakangi permasalahan dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk mengembangkan LKS berbasis karakter dan kebencanaan pada materi pelajaran lingkungan hidup pada mata pelajaran IPS kelas VIII sekaligus mengadakan penelitian dengan judul: ” Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter Dan Kebencanaan Sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Lingkungan Hidup Di SMPN Kabupaten Semarang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan
uraian
pada
latar
belakang,
dapat
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Apakah LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi pelajaran Lingkungan Hidup merupakan bahan ajar sesuai standar BSNP dan layak untuk digunakan dalam proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang?” C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah seperti tersebut di atas, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: “Untuk menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BSNP dan layak digunakan dalam proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang” D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai pengembangan LKS berbasis karakter
9
dan kebencanaan sebagai bahan ajar pada pembelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri di Ungaran. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan masyarakat yang menggunakan hasil produk dari pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan khususnya guru dan siswa. LKS tersebut bermanfaat siswa untuk lebih peduli dan memiliki karakter yang baik dalam menghadapi bencana yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka. LKS tersebut juga berfungsi bagi guru sebagai contoh produk pengembangan LKS yang dapat dikembangkan secara mandiri nantinya. E. Penegasan Istilah Berdasarkan pemilihan judul di atas, maka untuk menghindari salah tafsir terhadap istilah-istilah yang digunakan, maka perlu diberi penegasan istilah sebagai berikut: 1. Pengembangan Pengertian pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:414) adalah hal mngembangkan; pembangunan secara bertahap dan teratur, dan yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan dalam penelitian ini diartikan sebagai proses dalam mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) konvensional menjadi Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis karakter dan kebencanaan. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Karakter dan Kebencanaan Lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok
10
kajian tertentu (Anggraini, 2006:8). Sedangkan karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan keterampilan, karakter yang baik mencakup pengertian, kepedulian, dan tindakan berdasarkan nilai-nilai etika, serta meliputi aspek kognitif, emosional, dan perilaku dari kehidupan moral (Jamal 2011:27). Pembelajaran berbasis karakter dan kebencanaan adalah pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip karakter dan kebencanaan yakni siswa akan terbentuk karakternya dalam kegiatan pembelajaran yang sudah disajikan di dalam LKS dan memahami kebencanaan yang terjadi dan bagaimana menanggulanginya. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis karakter dan kebencanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan sebagai sumber belajar dalam menyampaikan materi pembelajaran dan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis karakter dan kebencanaan tersebut menyajikan materi dengan dilengkapi gambar, teks, dan soal-soal dengan materi pokok lingkungan hidup dengan basis karakter dan kebencanaan. 3. Bahan Ajar IPS Bahan ajar (instructional materials) disini adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, maka bahan ajar mengandung isi yang substansinya meliputi tiga macam, yaitu pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan, dan sikap (nilai).
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa (Prastowo 2011:204) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Sebagaimana diungkap dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar (Departemen Pendidikan Nasional, 2008) lembar kerja siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kerja biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kerja siswa harus jelas KD yang akan dicapainya. Sementara itu, menurut pandangan lain (Belawati dalam Prastowo, 2011), LKS bukan merupakan singkatan Lembar Kegiatan Siswa, akan tetapi Lembar Kerja Siswa, yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, peserta didik juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan. Lembar Kerja Siswa
atau LKS merupakan sarana kegiatan
pembelajaran yang dapat membantu mempermudah pemahaman terhadap
11
12
materi yang dipelajari. LKS diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dan mandiri sehingga dapat meningkatkan mutu belajar serta mutu pendidikan IPS (Fahrucah dan Sugiarto: 2012). Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
dikembangkan
oleh
guru
sebagai
fasilitator
dalam
kegiatan
pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber
belajar
dan
media
pembelajaran tergantung pada
kegiatan
pembelajaran yang dirancang (Roehaeti dkk: 2005) Dalam menyiapkan LKS, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi oleh pendidik. Untuk bisa membuat LKS yang bagus, pendidik harus cermat serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Karena, sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Pentingnya LKS bagi Kegiatan Pembelajaran: berbicara mengenai pentingnya LKS bagi kegiatan pembelajaran, maka hal ini tidak bisa lepas dari pengkajian tentang fungsi, tujuan, dan kegunaan LKS itu sendiri. Berikut adalah penjabaran dari masing-masing kajian tersebut: 1. Fungsi LKS Lembar Kerja Siswa mempunyai fungsi yang terdiri atas (a) sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih
13
mengaktifkan peserta didik, (b) sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, (c) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, (d) semudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. 2. Tujuan Penyusunan LKS Adapun tujuan dari penyusunan LKS adalah (a) menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan,
(b)
menyajikan
tugas-tugas
yang
meningkatkan
penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan, (c) melatih kemandirian belajar peserta didik, (d) memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik. 3. Kegunaan LKS bagi Kegiatan Pembelajaran Mengenai kegunaan LKS bagi kegiatan pembelajaran, pasti ada banyak kegunaan tersebut, khususnya untuk menunjang dan mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Bagi guru selaku pendidik, melalui LKS, guru mendapat kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah metode “SQ3R” atau Survey, Question, Read, Recite, and Review (menyurvei, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang), (Prastowo 2011:206). Adapun penjelasan masing-masing tahap itu adalah sebagai berikut:
14
a. Tahap Survey. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk membaca secara sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan. b. Tahap Question. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca materi yang diberikan. c. Tahap Read. Pada kegiatan ini, peserta didik dirangsang untuk memperhatikan pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda tangan khusus pada materi yang diberikan. Contohnya, peserta didik diminta untuk membubuhkan tanda kurung pada ide utama, menggarisbawahi rincian yang menunjang ide utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan pada tahap question. d. Tahap Recite. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca, kemudian diminta untuk meringkas materi menggunakan kalimat mereka sendiri. e. Tahap Review. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta sesegera mungkin untuk melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah selesai mempelajari materi tersebut.
15
4. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar. Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKS lebih sederhana daripada modul, namun lebih kompleks daripada buku. Bahan ajar LKS jika dilihat dari formatnya (Ditjen Dikdasmenum dalam Prastowo, 2011:208), LKS paling tidak memuat delapan unsur, yaitu: (a) judul, (b) kompetensi dasar yang akan dicapai, (c) waktu penyelesaian, (d) peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (e) informasi singkat, (f) langkah kerja, (g) tugas yang harus dilakukan, (h) laporan yang harus dikerjakan. 5. Macam-macam Bentuk LKS. Dari berbagai LKS yang digunakan oleh setiap sekolah, pasti mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda. Baik dari kemasan secara cover, isi, bobot soal, penilaian, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu dari berbagai bentuk LKS yang sudah diterbitkan oleh beberapa penerbit, maka ada identifikasi dari macam-macam bentuk LKS itu sendiri, hal ini bisa dijabarkan dari penjelasan dibawah ini: a. LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep. LKS jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, perlu dirumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik, kemudian peserta didik diminta mengamati fenomena hasil kegiatan. Selanjutnya, peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu untuk mengaitkan fenomena yang mereka amati dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak mereka.
16
b. LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. Di dalam sebuah pembelajaran, setelah peserta didik berhasil menemukan
konsep,
peserta
didik
selanjutnya
dilatih
untuk
menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. c. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada dalam buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu
peserta
didik
menghafal
dan
memahami
materi
pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai untuk keperluan remidiasi. d. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam LKS bentuk ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi (content) dari LKS. 6. Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKS Pembuatan lembar kerja siswa yang baik terdapat beberapa langkah aplikatif yaitu: a. Melakukan analisis kurikulum. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Pada umumnya, dalam menentukan
17
materi, langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan, serta mencermati kompetensi siswa. b. Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKS-nya. Sekuensi LKS sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan. c. Menentukan judul-judul LKS. Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi tersebut tersebut tidak terlalu besar. d. Penulisan LKS Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan kompetensi dasar Untuk merumuskan kompetensi dasar, dapat kita lakukan dengan menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku. Contohnya, kompetensi dasar yang diturunkan dari kurikulum 2006. 2) Menentukan alat penilaian Penilaian kita lakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatam pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan
18
kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assessment. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan penilaian melalui proses dan hasilnya. 3) Menyusun materi Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Berkaitan dengan isi atau materi LKS, perlu kita ketahui bahwa materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari beberapa sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya. Supaya pemahaman peserta didik terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja didalam LKS kita tunjukkan referensi yang digunakan agar peserta didik bisa membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari peserta didik tentang hal-hal yang seharusnya peserta didik dapat melakukannya. 4) Memperhatikan struktur LKS Kita mesti memahami bahwa struktur LKS terdiri atas enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas
19
dan langkah kerja, serta penilaian. Ketika kita menulis LKS, maka paling tidak keenam komponen inti tersebut harus ada. Berikut ini adalah gambar dari langkah-langkah penyusunan lembar kerja siswa menurut Diknas (2004). Sebelum Penulisan LKS Analisis Kurikulum Menyusun Peta Kebutuhan LKS Menentukan Judul – Judul LKS
Pada Saat Penulisan LKS Menentukan KD Menentukan Alat Penilaian Menyusun Materi
Memperhatikan Struktur Bahan Ajar
Sumber: Prastowo (2011:212) Gambar 2.1. Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS
B. Karakter Tidak ada yang menyangkal bahwa karakter merupakan aspek penting untuk kesuksesan manusia di masa depan. Karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi proses panjang, serta menerjang arus badai yang bergelombang dan berbahaya (Asmani, 2011: 19). Asmani mengutip pendapat Kertajaya (2011: 28) yang mengemukakan bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
20
Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan mesin yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merenpons sesuatu. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pada I UU SISDIKNAS tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Amanah UU SISDIKNAS tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga kepribadian atau berkarakter. Sehingga lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernapas nilai-nilai luhur bangsa serta agama (Asmani, 2011: 29). Menurut Megawangi dalam Said (2011: 33), nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan pada anak-anak adalah nilai-nilai universal yang mana seluruh agama, tradisi, dan budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai universal ini harus menjadi perekat bagi seluruh anggota masyarakat walapun berbeda latar belakang budaya, suku, dan agama. Menurut IHF (Indonesian Heritage Foundation) dalam Said (2011: 33) ada 9 pilar karakter, yaitu: (1) cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, (2) kemandirian dan dan tanggung jawab, (3) kejujuran, amanah, bijaksana, (4) hormat dan santun, (5) dermawan, suka menolong, dan gotong royong, (6) percaya diri, kreatif dan pekerja keras, (7) kepemimpinan dan keadilan, (8) baik dan rendah hati, (9) toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
21
Asmani (2011: 36) menjabarkan tentang karakter, dapat dilihat pada penjelasan berikut: 1. Nilai-nilai Karakter Berdasarkan kajian berbagai nilai agama, norma sosial, peraturan atau
hukum,
etika
akademik,
dan
prinsip-prinsip
HAM,
telah
teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi nilai utama, yaitu: a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan. Nilai ini bersifat religious. Dengan kata lain, pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agama. b. Nilai karakter hubungannya dengan diri sendiri Ada beberapa nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri. Berikut beberapa nilai tersebut: 1) Jujur Jujur atau kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapt dipercaya. Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain. Kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain.
22
2) Bertanggung jawab Ini merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. 3) Bergaya hidup sehat Segala upaya yang menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. 4) Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. c. Nilai karakter hubungannya dengan sesama Ada beberapa nilai karakter yang berhubungan dengan sesama. Berikut beberapa nilai tersebut: 1) Sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan sesuatu yang menjadi milik atau hak diri sendiri dan orang lain, serta tugas atau kewajiban diri sendiri dan orang lain. 2) Patuh pada aturan-aturan sosial Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.
23
3) Menghargai karya dan prestasi orang lain Menghargai karya dan prestasi orang lain merupakan sikap dan tindakan yang mendorong diri untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Serta, mengakui dan menghormati orang lain. d. Nilai karakter hubungannya dengan lingkungan Hal ini berkenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan. Nilai karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya. Selain itu, mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. e. Nilai kebangsaan Artinya, cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompok. 1) Nasionalis Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, bdaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 2) Mengahargai keberagaman Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, maupun agama (Kemendiknas dalam Asmani, 2011:41). Nilai-nilai karakter tersebut sangatlah agung. Betapa hebatnya kader-kader muda
24
Indonesia yang mempunyai nilai-nilai tersebut. Tentu, dibutuhkan perjuangan serius dan kolektif dari seluruh anak bangsa karena nilai-nilai karakter itu membutuhkan partisipasi aktif dari sluruh elemen bangsa, mulai keluarga, lembaga pendidikan, dunia usaha, pemerintah, wakil rakyat, media informasi, dan lain sebagainya. 2. Karakter dalam Perspektif Pendidikan Pada buku yang ditulis oleh Amri, dkk (2011:51-53), menjelaskan secara harfiah, karakter artinya “ kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi”. Kamus psikologi menyatakan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang yang biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama hukum, tata karma, budaya dan adat istiadat. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insane kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders)
harus
dilibatkan,
termasuk
komponen-kompenen
25
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah (Amri 2011:52). Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Jadi pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. 3. Pentingnya Pendidikan Karakter Beberapa pakar menyatakan bahwa kunci sukses keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas karakter masyarakatnya. Karakter yang dimaksud adalah karakter yang kondusif untuk bisa maju, yaitu yang disebut oleh Francis Fukuyama sebagai modal sosial (Said, 2011: 8). Jadi, keberhasilan suatu bangsa bergantung pada modal sosial, bukan oleh kayanya sumber daya alam, luasnya geografis, atau banyaknya jumlah penduduk semata. Contohnya Singapura, suatu negara yang kecil dan tak punya smber daya alam, tetapi bisa menjadi negara yang maju. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa yang sangat menentukan bagi pembentukan seseorang. Para pakar menyatakan kegagalan penanaman karakter pada
26
seseorang sejak usia dini akan membentk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral pada generasi muda adalah usaha yang strategis mengingat 20 hingga 30 tahun mendatang generasi muda inilah yang akan memegang komando Negara. Oleh karena itu, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin adalah kunci utama untuk dapat keluar dari permasalahan yang terjadi saat ini dalam kaitannya dengan masa depan bangsa kita. Pendidikan karakter perlu diberikan sejak usia dini. Pendapat ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Otago Dunedin New Zeland terhadap 1.000 anak-anak. Anak-anak tersebut diteliti ketika usia 3 tahun dan diamati kepribadiannya. Penelitian tersebut dilakukan kembali pada saat mereka berumur 18, 21, dan 26 tahun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang ketika usia 3 tahun telah diagnose sebagai “ anak-anak yang sulit diatur, pemarah, pembangkang dan sebagainya” ketika mereka berumur 18 tahun menjadi remaja yang bermasalah, agresif, indisipliner, dan bermasalah dalam pergaulan. Pada usia 21 tahun mereka sulit membina hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan ada pula yang terlibat dalam tindakan kriminal. Begitu pula sebaliknya, anak-anak yang di usia 3 tahun didiagnosa kesehatan
jiwanya
dan
dinyatakan
tidak
bermasalah
dalam
pertumbuhannya, ternyata setelah dewasa menjadi orang-orang yang berhasil di masyarakat dan sehat jiwanya. Mereka cenderung untuk menahan diri dan mencari pemecahan dengan cara lebih baik saat
27
menghadapi permasalahan. Rata-rata mereka menjadi orang-orang yang berhasil di masyarakat setelah mereka dewasa. Jadi, berdasarkan hasil penelitian longitudinal tersebut, Tim Ulton menyimpulkan:“ Pada usia 3 tahun, Anda dibentuk untuk seumur hidup”. Kesimpulan ini lebih baik menegaskan lagi bahwa pendidikan karakter jauh lebih baik apabila diberikan sedini mungkin. 4. Fungsi Pendidikan Karakter Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara lebih khusus pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu: a. Pembentukan dan pengembangan potensi Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. b. Perbaikan dan penguatan Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia dan warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera.
28
c. Penyaring Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia agar menjadi bangsa yang bermartabat. 5. Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan karakter dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010). Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa (Pusat kurikulum, 2010) adalah: (a) mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, (b) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious, (c) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, (d) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan (e) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
29
Pendidikan
karakter
juga
bertujuan
meningkatkan
mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahannya, mangkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Asmani 2011:43). 6. Pilar Pendidikan Karakter Ada beberapa pilar dalam pendidikan karakter yaitu: a. Pilar keluarga
Tabel 2.1. Pilar Keluarga dalam Pendidikan Karakter KARAKTER UTAMA Jujur, bertanggu ng-jawab Cerdas Sehat dan bersih Peduli dan kreatif
INTERVENSI
HABITUASI
Tujuan: Tujuan: • Seluruh anggota keluarga • Terbiasanya memiliki persepsi, sikap, dan perilaku yang pola tindak yang sama dalam berkarakter pengembangan karakter dalam kehidupan sehari-hari Strategi: Orangtua kepada anak: Strategi: • Penegakan tata tertib dan • Keteladanan etiket/budi pekerti dalam orang tua keluarga • Penguatan • Penguatan perilaku berkarakter oleh keluarga • Pembelajaran kepada anak • Komunikasi antar anggota Sekolah kepada keluarga: • Pertemuan orangtua keluarga • Kunjungan ke rumah • Buku penghubung • Pelibatan orang tua dalam kegiatan sekolah Pemerintah terhadap keluarga: Fasilitasi pemerintah untuk keluarga
Sumber: Timnas Bangter,2010.
30
b. Pilar sekolah
Tabel 2.2. Pilar Sekolah dalam Pendidikan Karakter KARAKTER UTAMA Jujur, bertanggung -jawab Cerdas Sehat dan bersih Peduli dan • kreatif •
•
• • • •
INTERVENSI
HABITUASI
Tujuan Terbentuknya karakter peserta didik melalui berbagai kegiatan sekolah Strategi: Sekolah terhadap siswa Intra dan kokurikuler secara terintegrasi pada semua mata pelajaran Ekstrakurikuler melalui berbagai kegiatan antara lain: KIR, pramuka, kesenian, olahraga, dokter kecil, PMR Budaya sekolah dengan menciptakan suasana sekolah yang mencerminkan karakter Pemerintah terhadap sekolah Kebijakan Pedoman Penguatan Pelatihan
Tujuan Terbiasanya perilaku yang berkarakter di sekolah Strategi: • Keteladanan KS, Pendidik, tenaga kependidikan • Budaya sekolah yang bersih, sehat, tertib, disiplin, dan indah • Menggalakkan kembali berbagai tradisi yang membangun karakter seperti: hari krida, upacara, piket kelas, ibadah bersama, doa (perenungan), hormat orang tua, hormat guru, hormat bendera,program 5 S, cerita kepahlawanan
Sumber: Timnas Bangter,2010.
31
c. Pilar masyarakat
Tabel 2. 3. Pilar Masyarakat dalam Pendidikan Karakter KARAKTER INTERVENSI UTAMA Jujur, Tujuan: bertanggung • Terbangunnya kerangka -jawab sistemik perencanaan, Cerdas pelaksanaan dan penilaian Sehat dan pendidikan karakter scr bersih nasional Peduli dan • Terciptanya suasana kreatif kondusif dlm masyarakat yang mencerminkan kepekaan kesadaran kemauan dan tanggungjawab untuk membangun karakter utama Strategi: Dari pemerintah: • Pengembangan grand design pendidikan karakter • Pencanangan nasional pendidikan karakter • Pengembangan perangkat pendukung pendidikan karakter, al: iklan layanan masyarakat, sajian multimedia (poster, siaran tv, siaran radio) Dalam masyarakat: • Pengembangan peranan komite sekolah dlm pembangunan karakter melalui MBS • Perintisan berbagai kegiatan kemasyarakatan, pengabdian kepada masyarakat yg melibatkan peserta didik • Pelibatan semua komponen bangsa dalam pendidikan karakter, al: media massa
Sumber: Timnas Bangter,2010.
HABITUASI Tujuan: • Terciptanya suasana yang kondusif dlm masyarakat yang mencerminkan koherensi pembangunan karakter secara nasional • Tumbuhnya keteladanan dalam masyarakat Strategi: • Keteladan dan penguatan dalam kehidupan masyarakat
32
Pelaksanaan pendidikan karater keterkaiatannya dengan Pilar karakter yang terdiri dari tiga pilar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat terlaksana secara berkesinambungan, hal ini dikarenakan tiap sekolah memiliki tujuan yang sama dalam pembangunan karakter bagi tiap siswa sesuai dengan fungsi dan tujuan dari pendidikan karakter tersebut. Seorang anak pertama kalinya memperoleh pendidikan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga dapat dikatakan sebagai peletak dasar bagi pendidikan seorang anak. Artinya keluarga sangat berperan dalam perkembangan kepribadian anak. Namun pada masa sekarang sekolah dibutuhkan karena masyarakat modern dengan kebudayaan dan peradaban yang telah maju menawarkan demikian banyak kepandaian dengan kerumitan dan kompleksitas yang tinggi sehingga tidak mungkin lagi mempelajari kepandaian yang diperlukan hanya sambil lalu dalam praktek. Pelaksanaannya secara nyata adalah mengasah karakter tersebut dalam masyarakat sekitar anak tersebut. C. Kebencanaan Indonesia berada di daerah pertemuan tiga lempeng besar, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Akibatnya Indonesia berada di Lingkungan Zona Cincin Api (Ring of Fire), sehingga Indonesia rawan terhadap bencana geologi, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor, dan amblesan (subsidence). Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan
33
lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (Suhandini, 2012). Berdasarkan data kejadian dan dampak bencana yang mengacu pada data historis selama dua dekade terakhir, menunjukkan terdapat beberapa ancaman bencana yang dominan di Indonesia, yaitu: (1) gempa bumi, (2) tsunami, (3) tanah longsor/gerakan tanah, (4) letusan gunung api, (5) banjir, dan (6) kekeringan. Bencana alam dapat dibedakan antara bencana yang tidak dapat diprediksi, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi. Ada pula bencana yang dapat diprediksi, seperti tanah longsor dan banjir. Sementara itu, bencana sosial biasanya terjadi karena perilaku dan pola hidup yang tidak terkontrol ketika aktivitas masyarakat berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Bencana sosial seringkali terkait adanya ancaman keamanan dan keterjaminan mata pencaharian maupun yang terkait aspek SARA. Bencana ini umumnya melanda masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan atau pada lingkungan yang memiliki tingkat strata sosial sangat rendah. Jenis bencana lainnya adalah bencana non alam, contohnya adalah epidemik dan wabah penyakit (Suhandini,2012). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai badan yang bertanggungjawab dalam penanggulangan bencana mengidentifikasi jenis ancaman bencana sebagai berikut: (1) gempa bumi, (2) tsunami, (3) letusan gunung api, (4) banjir, (5) tanah longsor/gerakan tanah, (6) kebakaran hutan dan lahan, (7) kekeringan, (8) gelombang ekstrem, (9) cuaca ekstrem (angin putting beliung, topan, dan badai tropis), (10) erosi, (11) abrasi, (12) epidemi
34
dan wabah penyakit, (13) kebakaran hutan, (14) kegagalan teknologi dan (15) konflik sosial. Berdasarkan uraian diatas, adalah sangat wajar bila bahan ajar di sekolah juga berwawasan pendidikan kebencanaan, agar setiap warga Negara Indonesia dipersiapkan sedini mungkin untuk siap menghadapi berbagai ancaman bencana tersebut. Pemahaman yang matang tentang bencana akan dapat meningkatkan kemampuan (capability) dalam menghadapi ancaman (bahaya) kebencanaan, karena aspek kemampuan ancaman adalah kebijakan, kesiap-siagaan dan partisipasi masyarakat. Berikut ini adalah penjelasan tentang kebencanaan secara terperinci. 1. Konsep Kebencanaan Pengertian-pengertian dalam kebencanaan berdasarkan Undangundang No.24 Tahun 2007: a. Bencana Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. b. Penyelenggaraan penanggulangan bencana Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
35
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. c. Kegiatan pencegahan bencana Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana. d. Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. e. Peringatan dini Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. f. Mitigasi Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. g. Tanggap darurat bencana Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban,
harta
benda,
pemenuhan
kebutuhan
dasar,
36
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. h. Ancaman bencana Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. i. Rawan bencana Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. j. Pemulihan Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi. k. Pencegahan bencana Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.
37
l. Korban bencana Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana. 2. Jenis-jenis Bencana Bencana ada bermacam-macam menurut sumber atau penyebabnya menurut Undang-undang No. 24 Pasal 1 (2007) bencana diklasifikasikan tiga jenis, yaitu: a. Bencana alam Bencana alam yaitu yang bersumber dari fenomena alam seperti gempa bumi, letusan gunung api, meteor, pemanasan global, banjir, topan, dan tsunami. b. Bencana non alam Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. c. Bencana sosial Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.
38
3. Komponen Kebencanaan Menurut Suhandini (2012), komponen kebencanaan terdiri atas: a. Ancaman Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa (berpotensi) menimbulkan bencana. Contoh: lokasi pemukiman di dataran banjir (tepi sungai), ancaman bencana adlah banjir. Lokasi pemukiman di daerah “ring of fire” ancaman bencana berupa gempa bumi, dan bila di tepi pantai ancaman bertambah satu, yaitu tsunami. b. Kapasitas Kapasitas adalah gabungan semua sumberdaya, cara, kekuatan yang tersedia di masyarakat dan organisasi yang memungkinkan masyarakat memiliki daya tangkal dan daya tahan untuk mengurangi tingkat resiko atau akibat dari bencana. c. Kerentanan Suatu kondisi yang melekat pada komunitas atau masyarakat yang mengarah dan menimbulkan konsekuensi (fisik, sosial, ekonomi dan perilaku) pada menurunnya daya tangkal dan daya tahan masyarakat sehingga menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Kerentanan ini dapat berpengaruh buruk terhadap upayaupaya pencegahan dan penanggulangan bencana. d. Risiko bencana Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu, yang dapat berupa kematian, luka, sakit,
39
jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. e. Mitigasi Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana. Ada 2 (dua) bentuk mitigasi yaitu mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, dan lainlain). Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, dan pelatihan) termasuk spiritual. f. Paradigma mitigasi Pada prinsipnya mitigasi difokuskan pada pengenalan daerah rawan ancaman bencana dan pola perilaku individu/masyarakat yang rentan terhadap bencana. Tujuan utama memitigasi terhadap ancaman bencana adalah pembuatan struktur bangunan, sedangkan mitigasi terhadap pola perilaku yang rentan melalui relokasi permukiman, peraturan-peraturan bangunan dan penataan ruang. Untuk mencapai maksud tersebut
diperlukan: (1)
strategi
mitigasi
merupakan
perencanaan yang dibuat dalam menghadapi bencana, (2) pencegahan (prevention) adalah tindakan nyata yang disiapkan sebelum terjadi bencana, (3) kesiapsiagaan (preparedness) serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
40
4. Pandangan Tentang Bencana Menurut Suhandini (2012), dewasa ini telah terjadi perubahan cara pandang tentang bencana, dari cara pandang konvensional bergeser ke cara pandang holistik. Berikut ini disajikan beberapa cara pandang tentang bencana, yaitu: a. Pandangan konvensional Pandangan ini menganggap bencana merupakan TAKDIR. b. Pandangan ilmu pengetahuan alam Pandangan ini menganggap bencana sebagai unsur lingkungan fisik yang membahayakan kehidupan manusia. c. Pandangan ilmu terapan Pandangan ini melihat bencana didasarkan pada besarnya ketahanan atau tingkat kerusakan akibat bencana. d. Pandangan progresif Pandangan ini menganggap bencana sebagai bagian yang biasa dan selalu terjadi dalam pembangunan. e. Pandangan ilmu sosial Pandangan ini memfokuskan pada bagaimana tanggapan dan kesiapan masyarakat menghadapi bahaya. f. Pandangan holistik Pendekatan ini menekankan pada bahaya dan kerentanan, serta kemampuan masyarakat dalam menghadapi bahaya dan risiko.
41
5. Pentingnya Pendidikan Kebencanaan Kompetensi
pendidikan
kebencanaan
semestinya
dijadikan
paradigma dalam dunia pendidikan nasional sebagai suatu alternatif untuk menyiapkan generasi bangsa yang memiliki pondasi kuat akan nilai-nilai pengurangan risiko bencana dalam kiprahnya bagi pembangunan nasional kelak. Dalam skala yang lebih luas, pendidikan kebencanaan menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh bangsa, mengingat peristiwa bencana dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan dapat menimpa siapa saja tanpa mengenal usia (Rahayu, 2009). Pendidikan kebencanaan merupakan suatu usaha pemahaman konsep-konsep yang berkaitan dengan kebencanaan, dalam rangka mengembangkan pengertian dan kesadaran yang diperlukan untuk mengambil sikap dalam melakukan adaptasi kehidupan di daerah yang rawan bencana. Pendidikan kebencanaan dapat diartikan pula sebagai upaya sadar untuk menciptakan suatu masyarakat yang peduli, memiliki pengetahuan
dan
ketrampilan
dalam
mengatasi
permasalahan
kebencanaan, serta untuk menghindari permasalahan kebencanaan yang mungkin akan muncul disaat mendatang (Prosiding Seminar Nasional, 2007) Oleh
karena
itu
pendidikan
kebencanaan
ini
akan
diimplementasikan oleh peneliti melalui bahan ajar yang berupa Lembar kerja Siswa berbasis Karakter dan Kebencanaan dengan mengusung materi pokok lingkungan hidup.
42
D. Bahan Ajar 1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah
segala
bentuk
bahan
yang
digunakan
untuk
membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis (Depdiknas 2008:6). Untuk memahami maksud bahan ajar, kita dapat menelusuri pandangan dari beberapa ahli tentang pengertian istilah tersebut. Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. 2. Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar Prastowo (2011: 22-30) menguraikan fungsi, tujuan, dan kegunaan dari pentingnya pembuatan bahan ajar. Adapun penjelasan dari ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut. a. Fungsi pembuatan bahan ajar Ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar. Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat dibedakan
43
menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik. 1) Fungsi bahan ajar bagi pendidik Adapun fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain: (a) menghemat waktu pendidik dalam mengajar, (b) mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, (c) meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif, (d) sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik; serta, (e) sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran 2) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik Adapun fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain: (a) peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain, (b) peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki, (c) peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing, (d) peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri, (e) membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri dan (f) sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
44
b. Tujuan pembuatan bahan ajar Untuk tujuan pembuatan bahan ajar, setidaknya ada empat hal pokok yang melingkupinya, yaitu: (a) membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu, (b) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik, (c) memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan (d) agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. c. Kegunaan pembuatan bahan ajar Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kegunaan bagi pendidik dan kegunaan bagi peserta didik. 1) Kegunaan bagi pendidik Setidaknya, ada tiga kegunaan pembuatan bahan ajar bagi pendidik, diantaranya sebagai berikut: (1) pendidik akan memiliki bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, (2) bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan pangkat, (3) menambah penghasilan bagi pendidik jika hasil karyanya diterbitkan. 2) Kegunaan bagi peserta didik Apabila bahan ajar tersedia secara bervariasi, inovatif, dan menarik, maka paling tidak ada tiga kegunaan bahan ajar bagi peserta didik, diantaranya sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, (2) peserta didik lebih banya mendapatkan
45
kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan pendidik dan (3) peserta didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. 3. Macam-macam Bahan Ajar Dibawah ini adalah macam-macam bahan ajar menurut badan standar nasional pendidikan adalah: a. Handout Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. b. Buku Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. c. Modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. d. Lembar Kerja Siswa LKS (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. e. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.
46
E. Lingkungan Hidup 1. Pengertian Lingkungan Hidup Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan tidak sama dengan habitat. Lingkungan merupakan ruang tiga dimensi, di dalam mana organisme merupakan salah satu bagiannya. Lingkungan bersifat dinamis dalam arti berubah-ubah setiap saat. Perubahan dan perbedaan yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif dari faktor-faktor lingkungan terhadap tumbuh-tumbuhan akan berbedabeda menurut waktu, tempat dan keadaan tumbuhan itu sendiri (Irwan, 1996). Beberapa pengertian tentang lingkungan hidup adalah sebagai berikut: (a) N.H.T. Siahaan (2004:4) mengartikan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya, (b) Otto Soemarwoto (1997:51) mengemukakan bahwa manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup, (c) Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
47
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Eddy (2009:31) menjelaskan beberapa pengertian yang berkaitan dengan lingkungan hidup adalah sebagai berikut: a. Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. b. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan
lingkungan
hidup
adalah
upaya
terpadu
dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup. c. Daya Dukung Lingkungan Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. d. Sumber Daya Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati, dan sumber daya buatan. e. Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
48
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu, yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. f. Perusakan Lingkungan Perusakan Lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan yang mengakibatkan lingkungan itu kurang atau tidak berfungsi
lagi
dalam
menunjang
pembangunan
yang
berkesinambungan. g. Dampak Linkungan Dampak linkungan adalah perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. h. Pembangunan Berwawasan Lingkungan Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesenambungan untuk meningkatkan mutu hidup. 2. Jenis-jenis Lingkungan Hidup a. Lingkungan Hidup Alami Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponenkomponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat tinggi.
49
b. Lingkungan Hidup Binaan/Buatan Lingkungan hidup binaan/buatan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern. Lingkungan hidup binaan/buatan bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia. c. Lingkungan Hidup Sosial Lingkungan hidup sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung. d. Unsur-unsur Lingkungan Hidup Di dalam lingkungan hidup secara garis besar terdapat tiga komponen penting yaitu: (1) unsur fisik (abiotik), (2) unsur hayati (biotik), (3) unsur budaya.
50
Ketiga unsur tersebut dapat digambarkan pada gambar yang telah dijelaskan secara terperinci berikut.
Lingkunan Abiotik (A)
Lingkunan Biotik (B)
a-b
a-b-c a-c
b-c
Lingkungan Kultural (C)
Sumber: Sunarko (2007:43) Gambar 2.2. Unsur-unsur Lingkungan Hidup
Dari gambar diatas dapat dijelaskan secara terperinci seperti dibawah ini. 1) Unsur Fisik Unsur fisik yang terdiri dalam lingkungan hidup terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, senyawa kimia, dan sebagainya. Fungsi unsur fisik dalam lingkungan hidup adalah sebagai media untuk berlangsungnya kehidupan. Sebagai contoh, air diperlukan oleh semua makhluk hidup untuk mengalirkan zat-zat makanan, dan matahari merupakan energi utama untuk bergerak atau berubah. Jika unsur ini tidak ada, maka semua kehidupan yang
51
terdapat di muka bumi akan terhenti. Jadi makhluk hidup sangat tergantung dari keberadaan unsur fisik tersebut. Tanah merupakan unsur fisik lingkungan yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman, hubungan makhluk hidup dengan tanah sangat erat karena mereka berasal dan hidup dari dan diatas tanah. Begitu pula air yang merupakan sumber penghidupan manusia, kebutuhan manusia akan air menjadi sangat berarti jika dihubungkan dengan: (a) pertambahan penduduk, (b) kebutuhan pangan,
(c)
peningkatan
industrialisasi,
(d)
kelangsungan
ekosistem terhadap teknologi. Udara merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup, bumi kita terbungkus oleh gas yang secara keseluruhan disebut atmosfer. Atmosfer terdiri atas berbagai macam gas, antara lain nitrogen, oksigen, karbondioksida, uap, dan lain-lain. Nitrogen dan oksigen menempati hampir 99% dari seluruh gas yang ada. 2) Unsur Hayati Unsur hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua makhluk hidup yang terdapat di bumi, mulai dari tingkat rendah sampai ke tingkat tinggi, dari bentuk yang paling kecil hingga yang paling besar. Sebagai contoh, adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik. Unsur hayati inilah yang saling berhubungan sehingga membentuk jalinan mulai dari yang sederhana hingga yang sangat rumit. Dalam organisasi makhluk hidup, unsur hayati
52
memiliki tingkatan, yaitu: (a) protoplasma, (b) sel, (c) jaringan, (d) organ, (e) sistem organ, (f) organisme, (g) populasi, (h) komunitas. Dalam jaringan makanan, unsur hayati memilki tingkatan mulai dari produsen sampai dengan konsumen tingkat tinggi sebagaimana yang terurai dalam susunan ekosistem yaitu, a) Produsen Merupakan organisme autotrofik yang mengolah makanan sendiri melalui tumbuhan berklorofil (hijau daun) dengan bantuan sinar matahari dan bahan anorganik. Kelompok produsen ini adalah tumbuh-tumbuhan. b) Konsumen Merupakan organisme yang tidak dapat mengolah makanan sendiri melainkan tergantung kepada organisme lain. c) Pengurai Merupakan organisme yang hidup dengan cara menguraikan bahan organik yang berasal dari jasad organisme yang telah mati, contohnya adalah bakteri dan jamur. 3) Unsur Budaya (Kultural) Unsur budaya dalam lingkungan hidup adalah sistem nilai, gagasan, keyakinan yang dimiliki manusia dalam menentukan perilakunya sebagai makhluk sosial (masyarakat). Unsur budaya ini dikembangkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok dan mempermudah dalam kehidupan. Sebagai contoh, untuk melawan dinginnya udara, maka manusia menciptakan baju untuk
53
melapisi badan dan sumber penghangat lainnya. Selain itu, untuk mempercepat produksi maka diciptakan mesin. Unsur budaya dalam lingkungan hidup merupakan faktor yang dapat menentukan keseimbangan tatanan lingkungan dimana manusia merupakan pemegang kendali. 3. Kerusakan Lingkungan Hidup Kerusakan lingkungan hidup dapat dibagi menjadi dua spesifikasi yaitu, (a) kerusakan lingkungan hidup karena proses alam, dan (b) kerusakan lingkungan hidup karena kegiatan manusia. Kedua hal tersebut dapat dijelaskan secara terperinci sebagai berikut. a. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Proses Alam Peristiwa-peristiwa yang termasuk dalam kerusakan lingkungan hidup karena proses alam adalah: 1) Letusan gunung api Letusan gunung api merupakan salah satu aktivitas dari vulkanisme. Letusan gunung api ini merupakan gejala alam. Kita manusia tidak mampu memebendung atau mencegahnya. Tentu saja akibat dari letusan ini dapat merusak lingkungan hidup. Kerusakan tersebut antara lain: (1)
Letusan gunung api
melemparkan berbagai material padat yang terdapat di dalamnya seperti batuan, kerikil, dan pasir yang dapat menimpa perumahan, daerah pertanian, perkebunan, hutan, dan sebagainya, (2) Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan terganggunya
pernafasan
juga
pemandangan
yang
gelap.
54
Disamping itu timbunan abu yang tebal dapat menutupi areal pertanian dan perkebunan yang bisa mengurangi produksi, (3) Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat mata, dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinya, (4) Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai, sehingga ketika hujan turun menimbulkan banjir, (5) Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk hidup di sekitar gunung api. 2) Gempa bumi Gempa bumi merupakan sentakan lapisan bumi yang bersumber dari lapisan di sebelah dalam yang merambat ke permukaan bumi. Getaran bumi yang demikian hebat jika melanda daerah pemukiman penduduk yang padat akan menjadi bencana yang hebat. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung diantaranya yaitu: (a) Tanah di permukaan menjadi merekah sehingga menyebabkan jalan raya terputus, (b) Akibat goncangan yang hebat maka dapat terjadi tanah longsor yang menimbun segala sesuatu dibawahnya, (c) Gempa dapat menyebabkan berbagai bangunan roboh, (d) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami, yaitu gelombang pasang di laut dan melanda daerah pantai.
55
3) Badai Siklon Siklon adalah tekanan udara rendah berupa angin taifun atau badai, terdapat dua jenis siklon yaitu siklon di daerah lintang sedang dan siklon di daerah lintang rendah (tropik). Kedua siklon ini dibelahan bumi utara bergerak berlawanan dengan jarum jam, sedangkan di belahan bumi selatan searah dengan jarum jam. Kerusakan lingkungan tergantung dari lemah atau kuatnya kecepatan angin. Terdapat tiga tipe siklon yaitu, siklon bergelombang, siklon tropik, dan tornado. Dari ketiga tipe tersebut, tornado merupakan badai siklon yang merusak lingkungan hidup di permukaan bumi, tornado merupakan siklon yang hebat dari angin yang sangat kuat dan dapat menghancurkan bangunan, pemukiman, perkebunan, dan persawahan yang dilaluinya. b. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Kegiatan Manusia Peristiwa-peristiwa yang termasuk dalam kerusakan lingkungan hidup karena kegiatan manusia adalah: 1) Kerusakan hutan Bentuk kerusakan hutan akibat kegiatan manusia antara lain: (a) Pemanfaatan sumberdaya hutan secara berlebihan, misalnya penebangan pepohonan di hutan untuk keperluan industri kertas, kayu bakar, peralatan rumah tangga, dan bahan bangunan, (b) Pengalihfungsian hutan menjadi lahan pertanian, permukiaman atau kegiatan pertambangan. Pengalih fungsi ini dilakukan dengan
56
cara menebang atau membakar pepohonan yang ada, sehingga akibatnya terjadi penyempitan hutan. 2) Pencemaran lingkungan Pencemaran lingkungan adalah masuknya limbah hasil kegiatan manusia ke dalam suatu wilayah tertentu sehingga kualitas lingkungan wilayah tersebut berubah tidak sesuai lagi dengan peruntukannya. Sebagai contoh, peruntukan air sungai diantaranya untuk mandi, tetapi karena telah tercemar dan dapat menimbulkan penyakit seperti gatal-gatal, maka tidak dapat digunakan lagi untuk mandi. Pencemaran bisa terjadi pada berbagai komponen, hal ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu, (a) pencemaran akibat limbah padat, (b) pencemaran air, (c) pencemaran udara. 3) Efek rumah kaca Sinar matahari yang menembus permukaan bumi sebagian diserap oleh bumi, sebagian lagi dipantulakan kembali ke uadara. Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor, pabrik, atau dapur rumah tangga disebut gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang berlebihan di udara akan berkumpul membentuk sebuah lapisan yang bening dan tidak berwarna. Lapisan uadara tersebut memayungi dan menyelimuti bumi. Lapisan udara yang mengandung gas rumah kaca, memiliki sifat dapat ditembus oleh sinar matahari tetapi tidak dapat memantulakannya kembali ke udara. Dengan demikian sinar
57
matahari yang jatuh ke permukaan bumi akan terperangkap gas rumah kaca. Sinar matahari yang terperangkap pada lapisan udara akan menaikkan suhu sekitarnya menjadi lebih panas dari biasanya. Panas yang dirasakan saat itu adalah seperti ketika berada dalam rumah kaca. Itulah sebabnya disebut efek rumah kaca. Dampak efek rumah kaca terhadap kehidupan di muka bumi adalah terjadi penurunan iklim udara. Hal ini yang terjadi jika suhu bumi menjadi panas: (a) Es di kutub mencair yang mengakibatkan permukaan laut naik, sehingga daerah pantai dan pulau-pulau kecil dapat tenggelam, (b) Udara yang terlalu panas tidak baik bagi tanaman, sehingga pertanian akan rusak dan produksi akan berkurang. 4. Pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup Pendidikan lingkungan hidup (PLH) merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai – nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasinya.
58
Di Indonesia telah ada kerjasama antara Menteri LH dengan Mendiknas, serta Menteri Agama tentang kebijaksanaan PLH. Kemudian menyusul Surat Edaran Direktur Jendral Manajemen Dasar dan Menengah No. 5555/C/C5/TU/2005 tentang pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan surat ini diharapkan jajaran pendidikan di tingkat provinsi, kota dan kabupaten dapat segera menindaklanjuti dengan menyusun program, strategi dan materi PLH untuk diaplikasikan sejak SD. Berbagai permasalahan memang banyak dihadapi, mulai dari padatnya kurikulum, pelatihan yang belum merata, SDM belum siap untuk menyediakan materi/bahan ajar dan alat. Pendidikan dan pembianaan rasa tanggungjawab ini merupakan tugas penting dari berbagai pihak, terutama dibidang pendidikan. Melalui pendidikan di sekolah siswa-siswi diperkenalkan dengan lingkungan hidupnya, memperoleh pengetahuan dasar dan permasalahan lingkungan. Sebagai contoh pemerintah Kabupaten Cilacap setiap tahunnya menjelang awal masuk sekolah, melakukan pembinaan terhadap siswa – siswi SMP dan SMA tentang lingkungan yang dikoordinir oleh Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Hal ini telah disadari karena pembelajaran lingkungan hidup merupakan upaya untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang konsep lingkungan dan isu permasalahan lingkungan sehingga dapat berperan aktif dalam upaya keselamatan dan pelestarian untuk kepentingan
59
generasi sekarang dan akan datang (Sunarno dalam Bahan Ajar PLH, 2009:4). F. Kerangka Pikir Penelitian Pembelajaran dalam sistem kurikulum KTSP yang diterapkan di Indonesia membentuk siswa-siswi yang aktif dan inovatif. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa untuk berperan penuh dalam pendalaman materi yang disampaikan. Guru dapat menggunakan media atau bahan ajar yang menunjang dalam melibatkan keaktifan siswa. Dengan adanya bahan ajar yang inovatif maka akan mampu meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu bahan ajar yang bisa digunakan dalam melibatkan keaktifan siswa adalah LKS (Lembar Kerja Siswa). Guru dapat mengembangkan secara mandiri LKS yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan merumuskan terlebih dahulu standar kompetensi, kompetensi standar, dan indikator pencapaian yang akan digunakan dalam pengembangan LKS, serta akan menggunakan metode apa saja dalam pengembangan
tersebut.
Selain
yang
berhubungan
dengan
kegiatan
pembelajaran tersebut, dalam pengembangan LKS juga dibutuhkan adanya konsep gambar, diagram, serta soal yang mampu menarik perhatan siswa. Pelakasanaan penelitian ini, penulis memadukan LKS dengan karakter dan kebencanaan yang dimasukkan di dalamnya, sehingga pengembangan LKS yang semula konvensional menjadi LKS yang memiliki nilai tersendiri dalam pembentukan karakter siswa. Dengan adanya LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini diharapkan mampu membentuk karakter siswa dan kepedulian siswa dengan bencana yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu,
60
dengan adanya pengembangan LKS ini maka akan tercipta bahan ajar yang memiliki nilai lebih dari LKS konvensional pada umumnya. Pembelajaran yang menerapkan pembentukan karakter dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar dalam hal ini adalah pemahaman kebencanaan, sudah menjadi tugas guru untuk menanamkan hal tersebut. Pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini akan diujicobakan dalam kegiatan penelitian yang diadakan oleh penulis. Diharapkan LKS tersebut bisa layak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dan mampu memberikan konstribusi bagi guru untuk mengembangkan secara mandiri LKS yang akan digunakan dalam pembelajaran. Lebih jelasnya, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dideskripsikan seperti pada Gambar 2.3.
1.
Standar Kompetensi: Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
Kompetensi Dasar: 1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunana berkelanjutan Indikator: 1. Merumuskan Pengertian Lingkungan 2. Merumuskan Pengertian Lingkungan Hidup & Mengidentifikasi Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya 3. Memahami Pentingnya Lingkungan Bagi Kehidupan 4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya 5. Menganalisis Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan
LKS (Lembar Kerja Siswa) Berbasis Karakter dan Kebencanaan Produk Diuji Oleh: 1. Siswa 2. Guru 3. Tim Ahli
Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang digunakan oleh SMP Negeri di Kabupaten Semarang
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data
yang
valid
dengan
tujuan
dapat
ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2010: 6). Metode
Penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan jenis penelitian yang berupa metode penelitian dan pengembangan (Reseacrh and Development/R&D). Metode penelitian dan pengembangan ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Metode Penelitian dan Pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang Ilmu Alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang
61
62
ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain (Sugiyono, 2010:408). Secara sederhana R&D bisa didefinisikan sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan untuk mencaritemukan,
merumuskan,
memperbaiki,
mengembangkan,
menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif, dan bermakna (Putra, 2011: 67). Penelitian-penelitian yang diarahkan untuk menghasilkan produk, desain
dan
proses
diidentifikasi
sebagai
suatu
penelitian
dan
pengembangan. Perhatian terhadap penelitian pengembangan ini terbukti banyaknya dilakukan penelitian pengembangan. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran khususnya, penelitian pengembangan memfokuskan kajiannya pada bidang desain atau rancangan, apakah itu berupa model desain dan desain bahan ajar, produk misalnya media, dan juga proses (Setyosari, 2012:214). Inovasi pendidikan menggunakan R&D bukan merupakan satu kegiatan tersendiri yang terlepas-lepas dalam unit-unit kecil. Tetapi merupakan suatu program berkelanjutan yang meliputi keseluruhan unsur yang membangun proses pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan. Karena itu R&D yang dilaksanakan sering kali bersifat multi dan interdisiplin dan menggunakan “Mixed Method” dengan R&D sebagai payungnya (Putra, 2011:44).
63
R&D dalam pendidikan terkait dengan inovasi pendidikan dan peran universitas hendak menegaskan bahwa R&D sekarang ini telah menjadi sangat lazim dan niscaya pada bidang pendidikan. Wacana yang selama ini berkembang bahwa R&D itu hanya diperuntukkan dan lebih tepat digunakan hanya dalam bidang pertahanan, industri dan bisnis, terbantahkan sudah. Dalam lingkungan pendidikan, R&D bukan hanya berguna bagi pendidikan itu sendiri yang tampak paling jelas dalam berbagai inovasi pembelajaran dan pendidikan, juga berguna bagi bidangbidang lain melalui peran yang telah ditunjukkan oleh universitas (Putra, 2011: 59). 2. Desain penelitian Desain penelitian ini dilaksankan pada empat sekolah menengah pertama yang ada di Kabupaten Semarang. Sekolah tersebut terdiri dari SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran. Dalam penelitian ini akan melibatkan lima tenaga ahli yang menguasai materi lingkungan hidup, pengembangan bahan ajar, dan dapat memberi masukan dalam penyusunan LKS berbasis karakter dan kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup, selain itu dari ke empat sekolah tersebut akan melibatkan guru dan siswa. Terlibatnya guru dan siswa dalam penelitian bertujuan untuk menguji kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup. Guru menguji kelayakan, kegrafikan dan isi serta memberikan masukan untuk lebih menyempurnakan LKS yang peneliti
64
buat, sedangkan siswa menguji kelayakan dalam keterbacaan LKS tersebut. Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian dan pengembangan (R&D) ini adalah sebagai berikut: a. Potensi dan Masalah Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi dalam penelitian ini adalah adanya bahan ajar dari tiap sekolah yang berupa LKS serta adanya KD lingkungan hidup yang menunjang penelitian berlangsung dalam mengembangkan LKS, dan LKS tersebut bisa dikembangkan dengan berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran di sekolah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah yang ditemukan di lapangan adalah, adanya LKS yang masih konvensional dan belum dikembangkan. b. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data siswa, LKS dari tiap sekolah yang diteliti, dan hasil analisis tiap LKS sebagai bahan dasar dalam pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. c. Desain Produk Produk dalam penelitian ini berupa LKS berbasis karakter dan kebencanaan, desain LKS ini didasarkan pada LKS yang telah dikumpulkan dari lokasi penelitian. Desain produk disesuaikan dengan
65
standar BSNP dan dikembangkan dengan adanya struktur sebagai berikut: (1) cover LKS/judul LKS, (2) SK dan KD yang ditentukan yaitu pada materi lingkungan hidup, (3) materi/isi LKS yang dijabarkan secara rinci, (4) informasi kebencanaan dalam lingkungan hidup, (5) tugas-tugas mandiri dan kelompok, (6) soal-soal latihan, (7) uji kompetensi dan (8) rangkuman materi. d. Validasi Desain Validasi desain meruapakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi ini melibatkan tim ahli dan guru. Tim ahli disini adalah dosen yang menguasai materi dan penyusunan bahan ajar yang terdiri dari 5 dosen. Guru yang menilai dan memvalidasi LKS juga berasal dari guru pengajar materi pokok lingkungan hidup. e. Revisi Desain Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut terdapat dalam LKS brbasis karakter dan kebencanaan dari segi isi/materi, bahasa, penyajian dan kegrafikan yang harus diperbaiki agar lebih layak digunakan nantinya pada sistem pembelajaran di sekolah. f.
Uji Coba Produk Seperti telah dikemukakan kalau dalam bidang pendidikan, desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dulu, tetapi
66
harus dibuat terlebih dahulu menjadi barang, dan barang tersebut yang diujicoba. Jadi setelah LKS berbasis karakter dan kebencanaan selesai di validasi oleh tim ahli maka diuji cobakan kepada siswa dalam bentuk angket untuk mengetahui kelayakan keterbacaan dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan tersebut. g.
Kelayakan Produk Setelah produk yang berupa bahan ajar tersebut di uji coba pada pihakpihak yang telah ditetapkan peneliti, maka diketahui kelayakan dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Hasil penelitian dari angket penilaian tim ahli, guru dan siswa dianalisis untuk mendapatkan persentase kelayakan dari produk penelitian. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2010:409) ditunjukkan pada Gambar 3.1. berikut:
Potensi dan Masalah Ujicoba Pemakaian Revisi Produk
Pengumpul -an Data Revisi Produk
Desain Produk Uji Coba Produk
Validasi Desain Revisi Desain
Produksi Masal Sumber: Sugiyono (2010:409) Gambar 3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D).
67
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang diambil peneliti adalah LKS di SMPN 1 Ungaran, LKS di SMPN 2 Ungaran, LKS di SMPN 3 Ungaran dan LKS di SMPN 4 Ungaran. Jadi dari subyek penelitian tersebut diteliti dan dikembangkan oleh peneliti agar lebih baik dan lebih layak digunakan oleh siswa pada sekolah-sekolah tersebut.
C. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2006:118) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadikan titik perhatian atau penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kelayakan LKS sebagai bahan ajar, menurut BSNP (2006) mengacu pada penilaian tahap I buku teks, meliputi kelayakan isi, penyajian, dan kegrafikaan.
Dalam penilaian buku teks pelajaran komponen kegrafikaan
tahap II, meliputi ukuran buku, bagian kulit buku, dan bagian isi. Hal ini, dikarenakan belum adanya sistem penilaian LKS dari BSNP, sehingga parameter yang diukur dari variabel tersebut menggunakan instrumen penilaian buku teks tahap I dan tahap II pada BSNP (2006). Variabel dalam penelitian dan pengembangan ini terdiri dari: (a) kelayakan isi/materi, (b) kelayakan penyajian, (c) kelayakan bahasa dan (d) kelayakan kegrafikan. Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini dinilai berdasarkan penilaian buku teks dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
68
D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Metode Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa dan guru yang akan dijadikan responden uji kelayakan LKS, dan LKS yang dipakai sebagai bahan ajar, sehingga didapatkan data hasil analisis dari tiap LKS dari kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Data kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran No Kelayakan Hasil Analisis 1. Isi/materi - Adanya SK, KD dan Indikator - Cakupan materi terbatas, sangat singkat dan tidak terperinci. - Memiliki kebenaran konsep dan sesuai dengan ruang lingkup geografi - Tidak mengandung pembangunan karakter. - Tidak mengandung wawasan kebencanaan. 2. Penyajian - Adanya konsistensi sistematika dalam bab serta keseimbangan antar bab. - Tidak adanya daftar pustaka, pengantar, rangkuman, tabel maupun rujukan. - Tidak adanya penyajian gambar dengan berwawasan kebencanaan. - Tidak ada keterangan tugas mandiri dan kelompok. 3. Bahasa - Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik yang baik. - Bahasa yang digunakan kurang komunikatif. - Struktur kalimat dan penggunaan kebakuan istilah cukup baik. 4. Kegrafikan - Kulit buku cukup tebal sehingga cukup bertahan lama.
69
- Isi buku tidak adanya ilustrasi dan tidak disajikan secara komunikatif. - Keterbacaan LKS, huruf memiliki font yang jelas sehingga mudah dibaca. - Kualitas cetakan tidak begitu baik. - Kekuatan fisik buku, tidak begitu kuat karena menggunakan kertas buram yang cenderung tidak bertahan lama. Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012. Tabel 3.2. Data kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran No Kelayakan Hasil Analisis 1. Isi/materi - Adanya SK dan KD. - Tidak adanya Indikator ataupun tujuan pembelajaran. - Cakupan materi terbatas, sangat singkat dan tidak terperinci. - Memiliki kebenaran konsep dan sesuai dengan ruang lingkup geografi - Tidak mengandung pembangunan karakter. - Tidak mengandung wawasan kebencanaan. 2. Penyajian - Adanya konsistensi sistematika dalam bab serta keseimbangan antar bab. - Adanya ringkasan materi tiap bab. - Tidak adanya daftar pustaka, pengantar, tabel maupun rujukan. - Tidak adanya penyajian gambar dengan berwawasan kebencanaan. 3. Bahasa - Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik yang baik. - Bahasa yang digunakan kurang komunikatif. - Struktur kalimat dan penggunaan kebakuan istilah cukup baik. - Bahasa yang digunakan sangat padat 4. Kegrafikan - Kulit buku tipis sehingga tidak bertahan lama - Isi buku tidak adanya ilustrasi dan tidak disajikan secara komunikatif. - Keterbacaan LKS, huruf memiliki font yang terlalu kecil dan spasi terlalu pendek. - Sangat padat huruf sehingga tidak menarik dalam keterbacaan. - Kualitas cetakan tidak begitu baik. - Kekuatan fisik buku, tidak begitu kuat karena menggunakan kertas buram yang cenderung tidak bertahan lama. Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012.
70
Tabel 3.3. Data kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran No Kelayakan Hasil Analisis 1. Isi/materi - Terdapat SK, KD dan peta konsep. - Terdapat pengantar dan peta konsep. - Cakupan materi terbatas, sangat singkat dan tidak terperinci. - Memiliki kebenaran konsep dan sesuai dengan ruang lingkup geografi - Mengandung pembangunan karakter. - Tidak mengandung wawasan kebencanaan. No 2.
Kelayakan Penyajian
Hasil Analisis - Adanya konsistensi sistematika dalam bab serta keseimbangan antar bab. - Tidak adanya daftar pustaka. - Adanya ringkasan materi dan pengembangang karakter. - Tidak adanya penyajian gambar dengan berwawasan kebencanaan. 3. Bahasa - Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik yang baik. - Bahasa yang digunakan kurang komunikatif. - Struktur kalimat dan penggunaan kebakuan istilah cukup baik. 4. Kegrafikan - Kulit buku tipis sehingga tidak bertahan lama - Isi buku tidak adanya ilustrasi dan tidak disajikan secara komunikatif. - Keterbacaan LKS, huruf memiliki font yang terlalu kecil dan spasi terlalu pendek. - Sangat padat huruf sehingga tidak menarik dalam keterbacaan. - Kualitas cetakan tidak begitu baik. - Kekuatan fisik buku, tidak begitu kuat karena menggunakan kertas buram yang cenderung tidak bertahan lama. Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012.
2. Metode Angket Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto 2006: 151). Metode angket digunakan untuk mengetahui tanggapan Tim ahli (expert), guru
71
dan siswa mengenai kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup.
E. Prosedur Penelitian Berikut dijelaskan mengenai prosedur penelitian ini yaitu: 1. Persiapan Penelitian a. Melakukan Observasi Melakukan observasi awal di sekolah untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru dan siswa, serta melakukan pengamatan terhadap LKS dan mendokumentasikannya. b. Menganalisis LKS Menganalisis LKS yang digunakan sebagai bahan ajar. LKS yang sudah diambil dari tiap sekolah SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran maka selanjutnya adalah dilakukannya analisis terhadap LKS tersebut, sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan dari setiap LKS yang digunakan pada prose pembelajaran di sekolah. LKS yang digunakan masih bersifat konvensional dan kurangnya informasi yang diberikan, serta ilustrasi yang masih minim. c. Menentukan SK, KD dan Indikator. Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator pencapaian pada materi yang akan dikembangkan pada LKS berbasis karakter dan kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup.
72
d. Pembuatan LKS Pembuatan LKS berbasis karakter dan kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup. Pembuatan LKS disesuaikan dengan keadaan di lingkungan sekolah. Secara lebih jelasnya disajikan pada Gambar 3.2. Fakta yang ditemui: 1. Belum dikembangkannya LKS sebagai bahan ajar. 2. LKS yang digunakan tidak seragam. 3. Isi didalam LKS tidak lengkap khususnya pada materi pokok lingkungan hidup. 4. Dalam LKS belum terdapat pengembangan karakter siswa. 5. Dalam LKS belum terdapat wawasan tentang kebencanaan 6. Bahan ajar LKS di tiap sekolah hanya mengembangkan kognitif siswa. 7. Materi yang terdapat dalam bahan ajar yaitu bahan cetak masih bersifat konvensioal sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dampak 1. Pembelajaran kurang inovatif. 2. Karakter siswa yang kurang terarah. 3. Kurangnya wawasan siswa tentang kebencanaan. 4. Ilmu pengetahuan siswa terbatas pada bahan ajar konvensional.
e.
Pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan 1. Materi lebih mendalam dengan pemberian informasi-informasi bencana yang Gambar 3.2. Alur Persiapan Penelitian terdapat pada lingkungan sekitar, serta deskripsi materi yang mengarahkan siswa dalam pengembangan karakternya. 2. Proses belajar siswa lebih aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dikarenakan Penyusunan Instrument banyak terdapat gambar Validasi pendukung, pembelajaran secara langsung menghadapi permasalahan nyata yang ada di lingkungan sekitar mereka. 3. Di dalam LKSinstrument terdapat lembar tugas, tes LKS formatif,berbasis latihan, dankarakter tes evaluasidan untuk Penyusunan validasi meningkatkan kognitif siswa.
kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup. Instrumen validasi LKS ini didasarkan pada BSNP yang sudah diuji cobakan pada skala nasional sehingga bisa menilai secara tepat. 2. Pelaksanaan penelitian Dalam penelitian ini dilaksanakan tahapan penelitian yang sudah dimodifikasi dari tahapan penelitian menurut Sugiyono (2008), yang terlihat pada Gambar 3.3. dibawah ini:
73
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Desain Produk
Validasi Produk
Uji coba oleh: Revisi 1. Tim Ahli (expert) Desain 2. Guru 3. Siswa Gambar 3.3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development dalam Penelitian ini dari Sugiyono (2008) Kelayakan Produk
Modifikasi diatas diambil dari alur penelitian yang sudah dibuat oleh Sugiyono, dimana alur penelitian lebih dipersempit dan hanya untuk mendapatkan kelayakan produk saja, produk disini adalah LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti untuk diketahui kelayakan penggunaannya. Dari gambar di atas maka dapat dijelaskan desain penelitian yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Potensi Dan Masalah Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, potensi dan masalah dapat ditemukan melalui studi pendahuluan dengan cara observasi langsung ke sekolah-sekolah yang dilaksanakan penelitian dan pengembangan produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Pada setiap sekolah tersebut terdapat potensi guru dan siswa yang memiliki sumber daya manusia yang baik, dengan penguasaan materi tentang lingkungan hidup yang dimiliki guru mampu memberikan pemahaman pada siswa. Masalah terjadi pada persediaan bahan ajar yang pada umumnya menggunakan bahan ajar konvensional, dan belum tersedianya bahan
74
ajar khususnya LKS yang kurang membantu perkembangan aktivitas belajar siswa. Untuk itu, peneliti mengembangkan LKS untuk membantu dalam proses pembelajaran. LKS dengan materi pokok lingkungan hidup dilaksanakan dengan pembelajaran berbasis karakter dan kebencanaan untuk memicu siswa berpikir kritis dan dapat mengasah serta mengembangkan karakternya kearah yang lebih baik, khususnya pengembangan karakter untuk lebih mencintai lingkungan sekitarnya. b. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data siswa, bahan ajar khususnya LKS yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Dengan dilaksanakannya pengumpulan data maka diketahui bahwa tiap sekolah masih menggunakan LKS yang konvensional dalam pembelajaran dan belum adanya pengembangan bahan ajar tersebut khususnya pada tiap KD. Pengumpulan data ini digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan produk, agar sesuai dengan keadaan sekolah sehingga dapat digunakan semaksimal mungkin. c. Desain Produk Desain produk dalam pembuatan produk yang berupa LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat baru oleh peneliti dengan refrensi awal dari LKS masing-masing sekolah, dimana LKS tersebut diperbaiki menjadi lebih baik dengan memadukan pengembangan karakter beserta penambahan wawasan kebencanaan pada tiap materinya. Adapun dalam membuat desain LKS dijelaskan dalam
75
Panduan Pengembangan Bahan Ajar yang disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktotar Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2008: 1) Analisis kurikulum Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini dikembangkan pada SK dan KD materi pokok lingkungan hidup. 2) Menentukan judul-judul LKS Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS. Judul LKS ini hanya menggunakan 1 Kompetensi Dasar yang terdapat 1 Bab di dalamnya. Judul dari LKS ini adalah “Kerusakan
76
Lingkungan
Hidup
dan
Upaya
Penanggulangannya
dalam
Pembangunan Berkelanjutan”. 3) Penulisan LKS Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Perumusan KD yang harus dikuasai Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen Standar Isi yang sudah ditetapkan oleh BSNP, dalam pengembangan
LKS
ini
menggunakan
KD
1.3.
mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan. b) Menentukan alat penilaian Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Refrenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya. Penilaian ini terlihat dari penyajian soal-soal latihan dan uji kompetensi yang terdapat di dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan, soal-soal tersebut digunakan untuk pencapaian kompetensi. c) Penyusunan materi
77
Materi LKS sangat tergantung pada KD yang dicapai. Materi dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang dipelajari dalam materi lingkungan hidup. Materi diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dalam LKS ditunjukkan refrensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Tugas-tugas ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama. d) Struktur LKS Struktur LKS berbasis karakter dan kebencanaan adalah sebagai berikut: (a) Judul, (b) Peta Konsep, (c) Kompetensi yang akan dicapai, (e) Materi/ Isi LKS, (f) Informasi pendukung, (g) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, (h) soal-soal latihan dan uji kompetensi, (i) rangkuman, (j) daftar pustaka. d. Validasi produk Validasi desain dilakukan dalam forum diskusi, dalam hal ini validasi desain dilakukan peneliti dengan mendiskusikan kelemahan dan
78
kelebihan
dari
produk
dengan
dosen
pembimbing.
Diskusi
dilaksanakan dengan tim ahli (expert) yaitu dosen ahli dalam bidang penyusunan bahan ajar dan menguasai lingkungan hidup, serta guru yang mengajar materi pokok lingkungan hidup untuk memvalidasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Tim ahli dan guru memberikan pemasukan untuk memperbaiki kelemahan dari LKS tersebut baik dari segi isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan. e. Revisi desain Setelah desain produk yang berupa LKS berbasis karakter dan kebencanaan divalidasi melalui diskusi dengan tim ahli dan guru, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya diperbaiki dan dinilai oleh tim ahli, guru, dan siswa yang berfungsi sebagai responden dalam menentukan kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Penentuan kelayakan ini melalui uji coba produk yang menggunakan angket penilaian LKS berdasarkan BSNP. f. Uji coba produk untuk mendapatkan Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Produk penelitian dan pengembangan ini adalah berupa LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Dari proses uji coba tersebut, maka diketahui kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Cara menentukan kelayakan produk adalah sebagai berikut: 1) Ekspert (Tenaga Ahli) Tenaga ahli ini berupa dosen dari jurusan Geografi, selain dosen pembimbing peneliti, yang menguasai beberapa hal yang berkaitan
79
dengan pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Dosen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Dosen yang menguasai penyusunan dan pengembangan bahan ajar geografi, (2) Dosen yang menguasai materi Lingkungan Hidup, (3) Dosen yang menguasai ranah karakter dan kebencanaan dalam penyusunan bahan ajar. 2) Guru Dalam penelitian ini, guru terlibat dalam penilaian terhadap kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan, dengan menggunakan instrumen penilaian terhadap LKS sebagai patokan kelayakan produk. Guru yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah semua guru IPS yang mengajar materi pokok lingkungan hidup, baik dari SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran, dan SMP Negeri 4 Ungaran. 3) Siswa Siswa yang dilibatkan dalam uji coba produk adalah responden validasi untuk keterbacaan LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti. Siswa ini mempunyai karakter yang sama dari tiap sekolah, baik dari SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran, maupun SMP Negeri 4 Ungaran. Uji coba ini dilaksanakan dengan siswa mengamati LKS berbasis karakter dan kebencanaan serta siswa mengisi angket validasi yang diberikan oleh peneliti sebagai penilaian terhadap kelayakan LKS.
80
F. Pengumpulan Data Sumber data dan cara pengumpulan data yaitu sebagai berikut: (a) Data tentang penilaian LKS dari segi isi diambil menggunakan angket yang diisi oleh pakar/ahli materi dan bahan ajar, (b) Data tentang penilaian LKS dari segi isi, bahasa dan kegrafikan diambil menggunakan angket validasi penilaian LKS yang diisi oleh guru IPS pengampu materi pokok lingkungan hidup, (c) Penilaian siswa terhadap LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dikembangkan diambil menggunakan angket untuk mengetahui keterbacaan dari LKS tersebut.
G. Metode Analisis Data Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: Untuk menganalisis data dari angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Angket yang telah diisi oleh responden, diperiksa kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kode responden, (2) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya, (3) Membuat tabulasi data, (4) Mengklasifikasikan tiap responden yang berbeda-beda baik dari tim ahli, guru dan siswa melalui instrument penelitian yang sudah dibuat, (5) Menghitung persentase dari tiap-tiap sub variable menggunakan deskriptif persentase (DP).
81
Adapun persentase dari tiap sub variabel dihitung dengan menggunakan rumus :
(Imanuela, 2012). Keterangan : Ps = persentase skor n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal
1. Tim Ahli (expert) Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan oleh validator yaitu tim ahli materi dan bahan ajar dianalisis dengan uji deskriptif persentase dengan rumus: (Imanuela, 2012). Keterangan : Ps = persentase skor n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara: a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100% Nilai tertinggi = b. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 20% Nilai terendah=
82
c. Menentukan range = 100 – 20 = 80 d. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (tidak layak, kurang layak, cukup layak, layak, sangat layak) e. Menentukan lebar interval (=
= 16%)
Kriteria penskoran sebagai berikut: 20% - 36% : tidak layak 37% - 53% : kurang layak 54% - 70% : cukup layak 71% - 87% : layak 88% - 100% : sangat layak
2. Guru Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan oleh validator yaitu guru mata pelajaran IPS dianalisis dengan uji deskriptif persentase dengan rumus: (Imanuela, 2012). Keterangan : Ps = persentase skor n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara: a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100% Nilai tertinggi = b. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 20% Nilai terendah=
83
c. Menentukan range = 100 – 20 = 80 d. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (tidak layak, kurang layak, cukup layak, layak, sangat layak) e. Menentukan lebar interval (=
= 16%)
Kriteria penskoran sebagai berikut: 20% - 36% : tidak layak 37% - 53% : kurang layak 54% - 70% : cukup layak 71% - 87% : layak 88% - 100% : sangat layak
3. Siswa Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan oleh responden yaitu siswa yang sudah mengambil materi lingkungan hidup dianalisis dengan uji deskriptif persentase dengan rumus: (Imanuela, 2012). Keterangan : Ps = persentase skor n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal
84
Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara: 1. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100% Nilai tertinggi = 2. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 20% Nilai terendah= 3. Menentukan range = 100 – 20 = 80 4. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (tidak layak, kurang layak, cukup layak, layak, sangat layak) 5. Menentukan lebar interval (= Kriteria penskoran sebagai berikut: 20% - 36% : tidak layak 37% - 53% : kurang layak 54% - 70% : cukup layak 71% - 87% : layak 88% - 100% : sangat layak
= 16%)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakam di Kabupaten Ungaran, dimana Kabupaten Ungaran memiliki 19 kecamatan yang terdiri dari Ambarawa, Bancak, Bandungan, Banyubiru, Bawen, Bergas, Bringin, Getasan, Jambu, Kaliwungu, Pabelan, Pringapus, Sumowono, Suruh, Susukan, Tengaran, Tuntang, Ungaran Barat dan Ungaran Timur. Penelitian ini difokuskan pada ibu kota Kabupaten Semarang yang terletak di Ungaran Barat dan Ungaran Timur sebagai pusat kegiatan kabupaten tersebut. Jadi SMP yang diambil peneliti sebagai lokasi penelitian adalah SMP-SMP yang terletak di Ungaran. Pada lokasi penelitian ini secara astronomis letak Kecamatan Ungaran terletak antara 110024‟-110028‟ Bujur Timur dan 704‟-7012‟ Lintang Selatan. Secara administrasi lokasi penelitian yang terletak di Kabupaten Semarang, khususnya di Ungaran berbatasan dengan: Sebelah utara
: Kota Semarang
Sebelah timur
: Kabupaten Demak
Sebelah selatan
: Kecamatan Pringapus, Bergas dan Bawen.
Sebelah barat
: Kabupaten Kendal.
85
86
Lokasi penelitian ini terletak di Kabupaten Semarang Khususnya pada Kecamatan Ungaran Timur dan Ungaran Barat. Tempat penelitian berada di SMP Negeri 1 Ungaran yang beralamat Jl. Diponegoro 197 Ungaran Kabupaten Semarang, SMP Negeri 2 Ungaran yang beralamat di Jl. Letjen Suprapto no. 65 Ungaran Kabupaten Semarang, SMP Negeri 3 Ungaran yang beralamat di Jl. Patimura 1A Ungaran Kabupaten Semarang dan SMP Negeri 4 Ungaran yang beralamat di Jl. Langensari Babadan kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Untuk lebih jelas dalam mencari letak penelitian dapat dilihat pada peta di lampiran 1. 2. Kondisi Sekolah Sekolah tempat pelaksanaan penelitian ini diadakan pada SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran. Kondisi dari tiap sekolah tersebut akan dijabarkan pada penjelasan berikut ini: a. SMP Negeri 1 Ungaran
Gambar 4.1. SMP Negeri 1 Ungaran
Kondisi sekolah di SMPN 1 Ungaran sangat baik, sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut sangat memadai, tiap kelas
87
sudah ada LCD masing-masing. Keadaan bangku dan kursi juga sangat layak digunakan. Terdapat laboratorium pada tiap pelajaran, khususnya pada laboratorium IPS yang memadai. Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 1 Ungaran sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang mata
pelajarannya.
Dalam
pembelajaran
sudah
diterapkan
pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar mengajar dan belum diterapkan pada bahan ajar yang digunakan. Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses belajar siswa. Untuk sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan khususnya LKS belum ada yang mengandung pembentukan karakter maupun penambahan wawasan tentang kebencanaan. b. SMP Negeri 2 Ungaran
Gambar 4.2. SMP Negeri 2 Ungaran Kondisi sekolah di SMPN 2 Ungaran baik, sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut belum memadai, tiap kelas belum ada LCD masing-masing. Keadaan bangku dan kursi sangat
88
layak digunakan. Terdapat laboratorium pada tiap pelajaran, kecuali laboratorium IPS yang tidak tersedia. Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 2 Ungaran sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang mata
pelajarannya.
Dalam
pembelajaran
sudah
diterapkan
pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar mengajar dan belum diterapkan pada bahan ajar yang digunakan. Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses belajar siswa. Untuk sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan khususnya LKS belum ada yang mengandung pembentukan karakter maupun penambahan wawasan tentang kebencanaan. c. SMP Negeri 3 Ungaran
Gambar 4.3. SMP Negeri 3 Ungaran Kondisi sekolah di SMPN 3 Ungaran sangat baik, sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut memadai, tiap kelas belum ada LCD masing-masing namun inventarisasi tiap kelas sudah lengkap. Keadaan bangku dan kursi sangat layak digunakan. Terdapat
89
laboratorium pada tiap pelajaran, khususnya adanya laboratorium untuk mata pelajaran IPS. Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 3 Ungaran sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang mata
pelajarannya.
Dalam
pembelajaran
sudah
diterapkan
pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar mengajar dan belum diterapkan pada bahan ajar yang digunakan. Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses belajar siswa. Untuk sumber belajar dan bahan ajar khususnya LKS yang digunakan belum ada yang mengandung pembentukan karakter maupun penambahan wawasan tentang kebencanaan. d. SMP Negeri 4 Ungaran
Gambar 4.4. SMP Negeri 4 Ungaran Kondisi sekolah di SMPN 4 Ungaran baik, sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut belum memadai, tiap kelas belum ada LCD masing-masing dan inventarisasi tiap kelas belum lengkap. Keadaan bangku dan kursi sangat cukup layak digunakan.
90
Terdapat laboratorium pada tiap pelajaran, kecuali laboratorium IPS yang tidak tersedia. Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 4 Ungaran sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang mata
pelajarannya.
Dalam
pembelajaran
sudah
diterapkan
pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar mengajar dan sudah diterapkan pada bahan ajar yang digunakan. Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses belajar siswa. Untuk sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan sudah ada yang mengandung pembentukan karakter tetapi penambahan wawasan tentang kebencanaan belum terdapat dalam bahan ajar khususnya LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Hasil Analisis LKS tiap Sekolah di Kecamatan Ungaran. Pada saat studi pendahuluan diperoleh hasil observasi dari mengamati LKS SMP kelas VIII yang dipakai guru sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran. Pada SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran setiap LKS SMP kelas VIII yang dipakai pada masing-masing sekolah berbeda-beda sumbernya, untuk lebih jelasnya mengenai LKS SMP kelas VIII yang dipakai tiap sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. LKS SMP N Kelas VIII di Kabupaten Semarang No
Sekolah
Pengarang
1.
SMP N 1 Ungaran
Drs. Supardiyono
2.
SMP N 2
Drs.
Judul
Penerbit
IPS Terpadu Kelas VIII Semester ganjil untuk SMP/MTs IPS Terpadu Kelas VIII
Galileo (Gali Ilmu Lebih Optimis) Galileo (Gali Ilmu
91
Ungaran
Supardiyono
3.
SMP N 3 Ungaran
Sili Ida A.M, M.Pd, dkk
4.
SMP N 4 Ungaran
Penerbit
Semester ganjil untuk SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII Semester Gasal IPS Terpadu Untk SMP/MTs Semester 1
Lebih Optimis) SMPN 3 Ungaran
Surya Badra.
Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012 Lembar Kerja Siswa yang dianalisis didapatkan hasil bahwa di dalam tiap LKS SMP kelas VIII mengandung materi lingkungan hidup yang masih deskripsional dan narasi yang kurang menarik, gambar dan informasi yang disediakan masih minim dan kurang lengkap. LKS dari tiap sekolah masih berbasis konvensional dan kurang mengembangkan karakter siswa. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengembangkan bahan ajar khususnya Lembar Kerja Siswa berbasis karakter dan kebencanaan. Analisis data LKS hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya disajikan pada Tabel berikut: Tabel 4.2. Analisis kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran Kelas VIII di Kabupaten Semarang No
Kelayakan
Penilaian
Hasil Analisis
1
Isi/Materi
Cakupan materi, mengandung wawasan produktivitas, mengandung wawasan kebencanaan, mengandung karakter
Penyajian
Teknik penyajian, pendukung penyajian, penyajian pembelajaran
Materi cukup lengkap namun tidak begitu terinci dan luas, tidak adanya wawasan produktivitas, tidak mengandung wawasan kebencanaan dan pembangunan karakter bagi siswa. Penyajian materi terkonsep dan sistematis, tidak ada pendukung penyajian baik gambar, tabel dan lainnya, tidak adanya penyajian pembelajaran yang
2
Tidak layak
Nilai Cukup layak √
√
Layak
92
3
Bahasa
4
Kegrafikan
Komunikatif, lugas, sesuai dengan peserta didik. Keterbacaan, kualitas cetakan, kekuatan fisik buku.
mampu merangsang berpikir siswa. Bahasa tidak komunikatif, bahasa sudah sesuai dengan peserta didik. Tulisan dalam LKS terbaca oleh siswa, kualitas cetakan kurang baik, kekuatan fisik buku kurang layak.
√
√
Sumber: Data Analisis, 2013 Dari hasil analisis diatas maka dapat diketahui bahwa LKS yan digunakan di SMPN 1 Ungaran dan di SMPN 2 Ungaran belum bisa dikatakan layak sepenuhnya. Selain itu, LKS yang digunakan belum menggunakan pembangunan karakter di dalamnya. LKS belum memuat wawasan kebencanaan yang bisa menambah pengetahuan siswa tentang bencana alam di Indonesia. Tabel 4.3. Analisis kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran dan Kelas VIII di Kabupaten Semarang No
Kelayakan
Penilaian
Hasil Analisis
1
Isi/Materi
Cakupan materi, mengandung wawasan produktivitas, mengandung wawasan kebencanaan, mengandung karakter
2
Penyajian
Teknik penyajian, pendukung penyajian, penyajian pembelajaran
Cakupan materi cukup lengkap namun belum mendalam, tidak mengandung wawasan produktivitas, tidak mengandung wawasan kebencanaan, tidak mengandung pembangunan karakter bagi siswa. Penyajian materi terkonsep tiap bab, tidak terdapat gambar, simbol maupun peta dalam pendukung penyajian, penyajian pembelajaran
Nilai Tidak layak
Cukup layak
√
Laya k √
93
3
Bahasa
Komunikatif, lugas, sesuai dengan peserta didik.
4
Kegrafikan
Keterbacaan, kualitas cetakan, kekuatan fisik buku.
hanya bersifat teoritis. Bahasa yang digunakan tidak komunikatif, bahasa sesuai peserta didik. Keterbacaan LKS cukup baik, kualitas cetakan kurang, kekuatan fisik buku kurang baik.
√
√
Sumber: Data Analisis, 2013 Dari hasil analisis diatas maka dapat diketahui bahwa LKS yan digunakan di SMPN 3 Ungaran belum bisa dikatakan layak sepenuhnya. Namun dalam hal penyajian materi sudah disesuaikan dengan siswa, melihat pembuatnya adalah dari tim guru pengajar di sekolah tersebut. Selain itu, LKS yang digunakan belum menggunakan pembangunan karakter di dalamnya. LKS belum memuat wawasan kebencanaan yang bisa menambah pengetahuan siswa tentang bencana alam di Indonesia.
94
Tabel 4.4. Analisis kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran dan Kelas VIII di Kabupaten Semarang No
Kelayakan
Penilaian
Hasil Analisis
1
Isi/Materi
Cakupan materi, mengandung wawasan produktivitas, mengandung wawasan kebencanaan, mengandung karakter
2
Penyajian
Teknik penyajian, pendukung penyajian, penyajian pembelajaran
3
Bahasa
Komunikatif, lugas, sesuai dengan peserta didik.
4
Kegrafikan
Keterbacaan, kualitas cetakan, kekuatan fisik buku.
Cakupan materi cukup lengkap namun belum mendalam, tidak mengandung wawasan produktivitas, tidak mengandung wawasan kebencanaan, mengandung pembangunan karakter bagi siswa. Penyajian materi terkonsep tiap bab, tidak terdapat gambar, simbol maupun peta dalam pendukung penyajian namun ada pembangunan karakter dalam pendukung penyajiannya, penyajian pembelajaran hanya bersifat teoritis. Bahasa yang digunakan tidak komunikatif, bahasa sesuai peserta didik. Keterbacaan LKS cukup baik, kualitas cetakan kurang, kekuatan fisik buku kurang baik.
Nilai Tidak layak
Cukup layak
Laya k √
√
√
√
Sumber: Data Analisis, 2013 Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa LKS yang digunakan pada setiap SMP di Ungaran tersebut terdapat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran di kelas. Materi dalam LKS
95
tersebut masih tergolong singkat dan kurang memberikan konsep yang nyata dan terkesan konvensional. Gambar dan informasi mendukung tidak terdapat dalam setiap LKS yang digunakan pada SMP di Ungaran, sehingga tidak bisa menambah wawasan siswa. Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya permasalahan dan kekurangan dalam bahan ajar yang digunakan oleh siswa untuk menunjang pembelajaran mereka, sehingga
perlu adanya
ide
kreatif untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Peniliti berinisiatif memberikan solusi dengan melakukan pengembangan bahan ajar khususnya LKS yang dipadukan dengan basis karakter dan kebencanaan untuk meningkatkan karakter siswa serta menambah wawasan siswa tentang kebencanaan. 4. Pembuatan LKS berbasis Karakter dan Kebencanaan Hasil analisis kelayakan dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti didapat dari beberapa tahapan sehingga bisa diketahui hasil analisis kelayakan LKS tersebut, adapun tahapan-tahapan ini meliputi proses sebagai berikut ini: 1) Pengembangan
Desain
Produk
LKS
Berbasis
Karakter
dan
Kebencanaan LKS berbasis karakter dan kebencanaan dirancang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik SK, KD dan Indikator yang digunakan disesuaikan dengan kurikulum KTSP yang digunakan pada sistem pembelajaran di sekolah. Rancangan LKS ini didasarkan pada permasalahan yang ditemukan dari observasi yang menghasilkan adanya kekurangan-kekurangan LKS di sekolah, LKS konvensional
96
tersebut akan dikembangkan menggunakan basis karakter dan kebencanaan. Adapun rincian dari desain produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan pada mata pelajaran IPS materi pokok lingkungan hidup adalah sebagai berikut: a) Cover LKS berbasis karakter dan kebencanaan Layout cover depan dan belakang dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan disajikan seperti gambar 4.5.
97
Gambar
4.5.Cover depan kebencanaan
LKS
berbasis
karakter
dan
1
7 2
3 4 6 Sumber: Penulis, 2013
5
Keterangan : 1. Identitas LKS LKS ini berbasis karakter dan kebencanaan dan digunakan untuk siswa-siswi SMP/Mts dan sederajad kelas VIII pada mata pelajaran IPS terpadu. 2. Judul LKS LKS ini berjudul “Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya
Penanggulangannya
dalam
Pembangunan
Berkelanjutan”, dilihat dari judul ini maka dapat diketahui bahwa LKS yang dikembangkan menggunakan materi pokok
lingkungan
dipertimbangkan
hidup
dalam
sebagai
pengembangan
materi karakter
yang dan
pengetahuan tentang kebencanaan. 3. Identitas Siswa LKS membutuhkan identitas siswa guna tanda pengenal dari pemilik LKS tersebut, dalam identitas siswa terdapat nama, kelas dan alamat. 4. Logo UNNES
98
Digunakan sebagai tanda almamater peneliti yang membuat dan mengembangkan produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan. 5. Identitas pembuat/pengarang Identitas ini digunakan untuk memperkenalkan siapa yang membuat LKS berbasis karakter dan kebencanaan, selain itu digunakan sebagai tanda hak karya LKS tersebut, sehingga tidak adanya peristiwa plagiatisme pada masa mendatang. Identitas ini juga bisa digunakan sebagai daftar pustaka. 6. Identitas pembimbing Digunakan untuk memperkenalkan identitas pembimbing dari peneliti yang membuat dan mengembangkan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Pembuatan LKS ini dibimbing oleh Dr. Purwadi Suhandini, S.U. dan Drs. Tukidi, M.Pd. yang juga selaku dosen pembimbing peneliti dalam penyusunan skripsi. 7. Gambar Digunakan sebagai deskripsi dari isi LKS dimana didalamnya
membahas
tentang
kebencanaan
pada
lingkungan hidup, mulai dari gambar bencana banjir, tsunami, dan berbagai bencana yang disebabkan oleh tangan manusia seperti pencemaran. Selain itu ada gambargambar yang mendeskripsikan tentang lingkungan hidup biotik, abiotik maupun sosial budaya.
99
Gambar 4.6. Cover belakang LKS berbasis karakter dan kebencanaan
1
2
3 Sumber: Penulis, 2013 Keterangan : 1. Kalimat mutiara Kalimat-kalimat yang ada pada cover belakang tersebut berasal dari kutipan-kutipan kata oleh tokoh-tokoh penting di dunia dan kutipan dari film inspirasi. Dari kata-kata tersebut dapat mencerminkan karakter yang harus
dikembangkan
oleh
setiap
siswa
setelah
mempelajari materi dalam LKS. 2. Logo UNNES Digunakan sebagai tanda almamater peneliti yang membuat dan mengembangkan produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan. 3. Penerbit Menunjukkan penerbit dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Dimana LKS ini didukung oleh Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
100
b) Struktur LKS berbasis karakter dan kebencanaan Dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan memilki struktur yang disesuaikan berdasarkan pada dasar teori yang telah digunakan dimana dalam LKS terdapat petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah kerja, serta penilaian. Adapun struktur yang terdapat dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan dapat diterangkan melalui gambar 4.3. berikut: Gambar 4.7. Struktur bagian awal LKS berbasis karakter dan kebencanaan
1
101
2
3
4
102
5
6
Sumber: Penulis, 2013 Keterangan: 1. Kata pengantar Berisi tentang ucapan terimakasih dari penulis kepada semua pihak yang telah mendukung dalam terselesaikannya LKS berbasis karakter dan kebencanaan. 2. Daftar Isi Berisi tentang isi dan nomor halaman dari setiap materi yang ada dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan. 3. Judul Judul ini adalah judul dari SK, KD dan Indikator yang akan dicapai 4. SK, KD dan Indikator SK, KD dan Indikator disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan dikhususkan pada materi pokok lingkungan hidup mata pelajaran IPS terpadu bagi kelas VIII SMP/MTs dan sederajat.
103
5. Peta Konsep Berisi tentang bagan materi yang akan dicapai dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Penggambaran secara garis besar tentang isi LKS yang berfungsi sebagai pedoman bagi siswa agar lebih mudah memahami isi LKS. 6. Kata kunci Beberapa kata yang terdapat di dalam peta konsep yang berguna memudahkan siswa untuk mengetahui apa saja yang terdapat dalam peta konsep. Gambar 4.8. Struktur isi LKS berbasis karakter dan kebencanaan
1 5 2
3
4
6
104
8 7
9
1 0
105
1 1
1 3
1 2
1 4 1 5
106
1 6 Sumber: Penulis, 2013
1 7
Keterangan: 1. Judul Bab I 2. SK, KD dan Tujuan Pembelajaran Bab I 3. Judul Subbab 4. Gambar Pendukung 5. Materi 6. Tugas Mandiri 7. Tugas Kelompok 8. Lingkungan hidup info 9. Latihan Soal I 10. Rangkuman Bab I 11. Judul Bab II 12. SK, KD dan Tujuan Pembelajaran Bab II 13. Disaster Info 14. Latihan Soal II 15. Rangkuman Bab II 16. Uji Kompetensi 17. Daftar Pustaka
5. Kelayakan Isi, Penyajian, Bahasa dan Kegrafikan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan.
107
Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk kelas VIII SMP/MTs dan sederajat pada mata pelajaran IPS materi pokok lingkungan hidup ini telah divalidasi oleh tim ahli (expert) dan para guru yang berkompeten dalam bidangnya. Tim ahli yang memvalidasi LKS ini berkompeten baik dalam materi lingkungan hidup maupun dalam penyusunan bahan ajar, sehingga memberikan masukan yang berkualitas bagi penulis dalam penyusunan LKS. Guru mata pelajaran IPS yang mengajar materi pokok lingkungan hidup dan memiliki pengalaman dalam mengajar di kelas VIII sehingga dapat memberi masukan dalam penyesuaian sajian dan isi LKS dengan pemahaman siswa. Pada tahap validasi produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan maka dihasilkan masukan-masukan dari tim ahli (expert) dan guru pengajar dalam membenahi kekurangan-kekurangan LKS baik dari segi penyajian tampilan dari layout cover depan belakang, isi dan pendalaman materi, serta akan dihasilkan analisis kelayakan dalam hal isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan yang dapat dijelaskan secara rinci pada deskripsi berikut ini: a. Analisis Kelayakan melalui Validasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan oleh Tim Ahli (expert) Validasi dari tim ahli ini didapatkan dari 5 dosen yang berkompeten di bidang penyusunan bahan ajar dan materi lingkungan hidup, adapun daftar dari validator tim ahli (expert) diambil dari dosen selain pembimbing penyusunan skripsi dari peneliti, daftar tim ahli dapat dilihat pada tabel 4.5.
108
Tabel 4.5.Data Dosen Tim Penilai LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan No
Kode
Pakar/Bidang
1.
V1
Materi Lingkungan Hidup
2.
V2
Penyusunan Bahan Ajar
3.
V3
Materi Lingkungan Hidup
4.
V4
Penyusunan Bahan Ajar
5.
V5
Penyusunan Bahan Ajar
Sumber: Data Penelitian, 2013 Berdasarkan hasil validasi yang diberikan oleh tim ahli (expert) terhadap LKS berbasis karakter dan kebencanaan maka diperoleh masukan yang telah disajikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Masukan dari Validator (Tim Ahli) No
Validator
Masukan
1.
V2
2.
V3
Karakter dalam materi masih minim, maka harus adanya karakter yang dileburkan atau dimasukkan dalam deskripsi materi sehingga bisa memunculkan karakter yang diperlukan pada tiap diri siswa ketika berhadapan langsung dengan lingkungan sekitar mereka. - Pada peta konsep Harus menonjolkan materi daripada ilustrasi, huruf kurang jelas, jangan menonjolkan warna dan seni, mengambil warna-warna muda, background pada kata kunci diperbaiki, ditambah penanggulangan kerusakan lingkungan pada bagan peta konsep. -
-
-
Gambar Pada pengertian lingkungan diberi gambar dari 3 unsur LH, gambar diperjelas karena terlalu kecil, penambahan gambar pada subsubbab manfaat lingkungan hidup. Materi Unsur lingkungan hidup dilengkapi, membedakan antara unsur abiotik dan biotik, pada unsur abiotik disesuaikan urutan yang terdapat didalamnya, menambah lapisan yang terdapat pada udara, memberi contoh pada unsure sosial budaya, memberi contoh gempa bumi yang lain, kemarau panjang diganti dengan kekeringan, deskripsi dari degradasi lahan. Tata tulis Mengurangi kata “yang”, mengganti “di” dengan “pada”, mengatur rata kanan dan rata kiri, mengurangi penggunaan “-nya”,
109
3.
V4
-
4.
V5
-
-
-
-
-
-
-
membenahi kata-kata yang hurufnya masih terbolak-balik, menggunakan 1 spasi untuk kerapian, kata “dll” tidak boleh disingkat. Daftar Pustaka Sumber harus lebih jelas dan lebih lengkap. Materi Memberikan materi yang berbau prosedur (menggunakan flowchart untuk menggambarkan prosedur), perlu dihasilkan hipotesis-hipotesis sehingga membentuk kreatifitas berfikir anak, narasi kurang menantang, perlu adanya tugastugas kelompok, wawasan bersifat informatif, lebih bersifat kontekstual (bukan aplikatif). Daftar Isi Benahi nomor halaman pada daftar isi yang tidak urut, penambahan kata kunci pada peta konsep dalam daftar isi. SK, KD dan Indikator Tidak perlu ditambahkan deskripsi, hanya berisi SK, KD dan Indikator saja. Peta Konsep Bagan harus dirubah lebih simple dan jelas, agar ,udah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Tujuan Pembelajaran Kata yang digunakan harus lebih spesifik Materi Pada pengertian lingkungan harus jelas sumbernya dan adanya pembenahan tentang pengertian lingkungan biotik dan abiotik, penggunaan kata karakter harus jelas maksudnya, harus ada deskripsi yang jelas dari gambar yang digunakan sebagai contoh unsur hayati, adanya contoh dari produsen dan konsumen, ditambahkannya deskripsi dari masing-masing upaya pelestarian lingkungan. Tata Tulis Penulisan Conservacy dibenahi, penulisan sumber terletak sebelum kata gambar dan sesudah gambar, penulisan air, udara, tanah harus urut, kata manusia harus hitam dan tidak digaris bawahi, pada manfaat lingkungan hidup harus ada alenia pada tiap paragrafnya, pada soal titik-titik diberi 4 titik, pada tiap subab jika mengawali kalimat harus ada alenia, kata mencerdasi diganti dengan menyikapi, Daftar Pustaka Adanya penambahan daftar pustaka dari bagan unsure-unsur lingkungan dan pengertian dari setiap lingkungan hidup dari para ahli, Soal Adanya penambahan poin pada tabel pernyataan B pada tugas mandiri dari materi unsur sosial budaya.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013
110
b. Analisis Kelayakan melalui Validasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan oleh Guru Validator dari guru diambil guru pengajar mata pelajaran IPS Kelas VIII yang menguasai materi lingkungan hidup dan mempunyai pengalaman dalam pembelajaran di kelas tiap SMP yang ada di Ungaran, adapun daftar guru yang dijadikan sebagai validator dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Data Guru Pengampu Mata Pelajaran IPS Terpadu No
Kode
Sekolah
1.
V1
SMPN 1 Ungaran
2.
V2
SMPN 2 Ungaran
3.
V3
SMPN 3 Ungaran
4.
V4
SMPN 4 Ungaran
Sumber: Data Penelitian, 2012 Berdasarkan hasil validasi yang diberikan oleh guru terhadap LKS berbasis karakter dan kebencanaan maka diperoleh masukan yang telah disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Masukan dari Validator (Guru) No
Validator
Masukan
1.
V1
2.
V2
3.
V3
- Ringkasan materi tidak terletak pada tiap bab, sehingga menyulitkan peserta didik dalam pemahaman materi. - Tujuan Pembelajaran pada tiap bab masih kurang tepat sehingga perlu dibenahi. - Kata mencerdasi pada disaster info harus dirubah dengan kata yang lebih tepat. Secara keseluruhan sudah sangat baik. Semoga kedepannya dapat betul-betul dimanfaatkan untuk kemajuan dan kegiatan belajar anak secara nyata. - Masih terdapat huruf cetak yang sangat kecil pada gambar, sehingga sulit dipahami oleh anak. - Dimohon jangan menggunakan tinta merah. - Pada intinya LKS ini sangat bagus namun mohon diperluas lagi sehingga lebih rinci. - Unsur-unsur lingkungan pada bagan harus ditulis secara rinci agar mudah dipahami oleh siswa.
111
4.
V4
- Kata “memerhatikan” diganti dengan “memperhatikan” - Kata Air, Udara dan Tanah harus disusun secara urut sesuai dengan isi yang ada pada materi selanjutnya. Masukan dari validator 4 memfokuskan pada soal-soal yang terdapat dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan: - Pada tugas mandiri III, pada pertanyaan nomor 2 poin a dan b bisa digabungkan, poin c bisa diganti nomor baru menjadi nomor 3, labih diperbaiki pada tata tulis. - Pada Latihan Soal I kalimat pada soal-soal lebih disingkat dan diperjelas, kata “kecuali” dan “bukan” dicetak miring agar lebih terlihat jelas. - Kata “sebutkan” diganti dengan “yang” untuk memudahkan pemahaman siswa. - Pada Latihan Soal II, kata terjadi pada soal nomor 3 diganti kata mengakibatkan, pada Romawi II nomor 5 kata bagaimanakah diganti dengan Sebutkan/Apa.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013
B. Pembahasan Penelitian 1. Evaluasi LKS dari Tiap SMP Setelah mengetahui kekurangan dari masing-masing LKS pada tiap SMPN 1 Ungaran, SMPN 2 Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4 Ungaran maka diperlukannya evaluasi dalam pembenahan tiap LKS tersebut, adapun evaluasi LKS ini akan dijabarkan pada tabel-tabel yang tersedia dibawah ini. Tabel 4.9. Evaluasi LKS dari SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran No
Kelayakan
Draft Awal
Revisi
1
Isi/Materi
Materi cukup lengkap namun tidak begitu terinci dan luas, tidak adanya wawasan produktivitas, tidak mengandung wawasan kebencanaan dan pembangunan karakter bagi siswa.
Penyajian
Penyajian materi terkonsep dan sistematis, tidak ada pendukung
Harus adanya perluasan materi dengan konsep-konsep yang mengasah kreativitas dan imajinasi peserta didik, adanya materi yang bisa meningkatkan produktivitas siswa dengan cara penyusunan materi yang mengasah cara berfikir siswa, harus ada penambahan wawasan kebencanaan pada siswa. Penyajian materi harus lebih sistematis dan rapi, harus ada penambahan gambar-gambar dan
2
112
3
Bahasa
4
Kegrafikan
penyajian baik gambar, tabel dan lainnya, tidak adanya penyajian pembelajaran yang mampu merangsang berpikir siswa. Bahasa tidak komunikatif, bahasa sudah sesuai dengan peserta didik. Tulisan dalam LKS terbaca oleh siswa, kualitas cetakan kurang baik, kekuatan fisik buku kurang layak.
informasi pendukung lainnya untuk mengilustrasikan materi, penyajian LKS harus lebih mendukung pembentukan berfikir siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Bahasa yang digunakan harus lebih komunikatif. Peningkatan kualitas cetakan dan memperbaiki kekuatan fisik buku.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013 Kesimpulan dari evaluasi di atas adalah LKS yang digunakan di SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran harus ditambahkan pembangunan karakter dan wawasan kebencanaan untuk pengetahuan siswa. Tabel 4.10. Evaluasi LKS dari SMPN 3 Ungaran No
Kelayakan
1
Isi/Materi
2
Penyajian
3
Bahasa
4
Kegrafikan
Draft Awal
Revisi
Cakupan materi cukup lengkap namun belum mendalam, tidak mengandung wawasan produktivitas, tidak mengandung wawasan kebencanaan, tidak mengandung pembangunan karakter bagi siswa. Penyajian materi terkonsep tiap bab, tidak terdapat gambar, simbol maupun peta dalam pendukung penyajian, penyajian pembelajaran hanya bersifat teoritis. Bahasa yang digunakan tidak komunikatif, bahasa sesuai peserta didik. Keterbacaan LKS cukup baik, kualitas cetakan kurang, kekuatan fisik buku kurang baik.
Harus adanya perluasan materi dengan konsep-konsep yang mengasah kreativitas dan imajinasi peserta didik, adanya materi yang bisa meningkatkan produktivitas siswa dengan cara penyusunan materi yang mengasah cara berfikir siswa, harus ada penambahan wawasan kebencanaan pada siswa. Harus ada penambahan gambargambar dan informasi pendukung lainnya untuk mengilustrasikan materi, penyajian LKS harus lebih mendukung pembentukan berfikir siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Bahasa yang digunakan harus lebih komunikatif. Peningkatan kualitas cetakan dan memperbaiki kekuatan fisik buku.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013 Kesimpulan dari evaluasi LKS dari SMP Negeri 3 Ungaran di atas adalah, harus ditambahkan pembangunan karakter dan wawasan
113
kebencanaan untuk menambah pengetahuan siswa. Selain itu, perbaikan dalam hal kebahasaan dak kegrafikan untuk meningkatkan kualitas LKS yang cenderung konvensional dan belum dikembangkan. Dalam penyajiannya, harus ada penambahan dalam hal gambar-gambar dan informasi
pendukung
untuk
mengasah
kreativitas
siswa
serta
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Tabel 4.11. Evaluasi LKS dari SMPN 4 Ungaran No
Kelayakan
1
Isi/Materi
2
Penyajian
3
Bahasa
4
Kegrafikan
Draft Awal
Revisi
Cakupan materi cukup lengkap namun belum mendalam, tidak mengandung wawasan produktivitas, tidak mengandung wawasan kebencanaan, mengandung pembangunan karakter bagi siswa. Penyajian materi terkonsep tiap bab, tidak terdapat gambar, simbol maupun peta dalam pendukung penyajian namun ada pembangunan karakter dalam pendukung penyajiannya, penyajian pembelajaran hanya bersifat teoritis. Bahasa yang digunakan tidak komunikatif, bahasa sesuai peserta didik. Keterbacaan LKS cukup baik, kualitas cetakan kurang, kekuatan fisik buku kurang baik.
Harus adanya perluasan materi dengan konsep-konsep yang mengasah kreativitas dan imajinasi peserta didik, adanya materi yang bisa meningkatkan produktivitas siswa dengan cara penyusunan materi yang mengasah cara berfikir siswa.
Harus ada penambahan gambargambar dan informasi pendukung lainnya untuk mengilustrasikan materi serta harus ada penambahan simbol maupun peta, penyajian LKS harus lebih mendukung pembentukan berfikir siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Bahasa yang digunakan harus lebih komunikatif. Peningkatan kualitas cetakan dan memperbaiki kekuatan fisik buku.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013 Kesimpulan dari evaluasi LKS dari SMP Negeri 4 Ungaran di atas adalah, harus ditambahkan wawasan kebencanaan dalam materi untuk menambah pengetahuan siswa. Pembangunan karakter sudah ada dalam LKS hanya perlu dikolaborasikan dalam materi supaya lebih menarik perhatian siswa. Selain itu, harus ada perbaikan dalam hal kebahasaan dan
114
kegrafikan
untuk
meningkatkan
kualitas
LKS
yang
cenderung
konvensional dan belum dikembangkan. Dalam penyajiannya, harus ada penambahan dalam hal gambar-gambar dan informasi pendukung untuk mengasah kreativitas siswa serta meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Evaluasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan Evaluasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini diperoleh dari revisi desain produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Pada tahap revisi
produk ini
dilakukan guna
memperbaiki kesalahan serta
kekurangan-kekurangan dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Revisi produk ini didasarkan pada hasil validasi yang telah dilaksanakan peneliti, dimana peneliti merevisi berdasarkan masukan dari tim validator, baik dati tim ahli (expert) maupun dari guru pengajar. Adapun hasil dari revisi desain produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini dijelaskan secara rinci pada tabel 4.12. revisi dari validator tim ahli dan tabel 4.13. revisi dari validator guru pengajar. Tabel 4.12. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari Tim Ahli (expert) No 1.
Validator V2
2.
V3
Draft Awal Karakter dalam materi tidak ada, hanya terletak pada soal-soal yang mengasah karakter siswa.
Revisi Adanya penambahan karakter yang dimasukkan dalam materi, sehingga dapat dideskripsikan lebih jelas tentang karakter yang ingin dikembangkan pada siswa. - Peta Konsep - Peta Konsep Banyak ilustrasi daripada materi, Materi ditambah, font huruf lebih huruf kurang jelas, banyak diperjelas, warna-warna dikurangi warna sehingga tidak enak dan menggunakan warna-warna dibaca, background pada kata muda, background pada kata kunci kunci gelap sehingga tulisan lebih diterangkan sehingga tulisan sulit dibaca, penanggulangan dapat dibaca, ditambahkan kerusakan lingkungan belum penanggulangan kerusakan dicantumkan. lingkungan pada bagan peta konsep - Gambar - Gambar Pada pengertian lingkungan Pada pengertian lingkungan diberi terdapat 4 gambar unsur LH gambar dari 3 unsur LH, gambar
115
3.
V4
4
V5
yang kurang mengilustrasikan materi, gambar pada soal terlalu kecil, tidak adanya gambar pada subsubbab manfaat lingkungan hidup. - Materi Unsur lingkungan hidup masih kurang, antara unsur abiotik dan biotik terdapat kerancuan, pada unsur abiotik urutan yang terdapat didalamnya masih berantakan, tidak adanya lapisan yang terdapat pada udara, tidak ada contoh pada unsur sosial budaya, contoh gempa bumi masih umum, tulisan kemarau panjang salah, tidak ada deskripsi dari degradasi lahan. - Tata tulis Banyak kata “yang”, ada kata “di” yang diletakkan pada kalimat yang salah, rata kanan dan rata kiri yang tidak rapi, banyak penggunaan “-nya”, banyak kata-kata yang hurufnya masih terbolak-balik, menggunakan 1.5 spasi sehingga tidak rapi, kata “dll” yang disingkat. - Daftar Pustaka Sumber kurang jelas dan kurang lengkap. - Materi Materi yang kurang berbau prosedur (kurang menggunakan flowchart untuk menggambarkan prosedur), minimnya penggunaan materi yang menghasilkan hipotesis-hipotesis sehingga kurang membentuk kreatifitas berfikir anak, narasi kurang menantang, tidak adanya tugas-tugas kelompok. - Daftar Isi Nomor halaman pada daftar isi tidak urut, tidak ada kata kunci pada peta konsep dalam daftar isi. - SK, KD dan Indikator Terlalu banyak deskripsi, dan berisi SK, KD dan Indikator yang kurang jelas dan tidak spesifik. - Peta Konsep Bagan terlalu rumit, sehingga sulit dipahami siswa.
diperjelas karena terlalu kecil, penambahan gambar pada subsubbab manfaat lingkungan hidup.
- Materi Unsur lingkungan hidup dilengkapi, membedakan antara unsur abiotik dan biotik, pada unsur abiotik disesuaikan urutan yang terdapat didalamnya, menambah lapisan yang terdapat pada udara, memberi contoh pada unsur sosial budaya, memberi contoh gempa bumi yang lain, kemarau panjang diganti dengan kekeringan, ditambah deskripsi dari degradasi lahan. - Tata tulis Mengurangi kata “yang”, mengganti “di” dengan “pada”, mengatur rata kanan dan rata kiri, mengurangi penggunaan “-nya”, membenahi kata-kata yang hurufnya masih terbolak-balik, menggunakan 1 spasi untuk kerapian, kata “dll” tidak disingkat.
- Daftar Pustaka Sumber lebih jelas dan lebih lengkap. - Materi Memberikan materi yang berbau prosedur (menggunakan flowchart untuk menggambarkan prosedur), materi dihasilkan hipotesis-hipotesis sehingga membentuk kreatifitas berfikir anak, narasi lebih menantang, adanya tambahan tugas-tugas kelompok.
- Daftar Isi Nomor halaman pada daftar isi urut, penambahan kata kunci pada peta konsep dalam daftar isi. - SK, KD dan Indikator Deskripsi dihilangkan, membenahi SK, KD dan Indikator lebih spesifik.
- Peta Konsep Bagan dirubah lebih simple dan jelas, agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
116
- Tujuan Pembelajaran Kata yang digunakan tidak spesifik/bersifat umum - Materi Pada pengertian lingkungan tidak jelas sumber dan ada kesalahan dari pengertian lingkungan dan abiotik, penggunaan karakter tidak jelas, tidak ada deskripsi yang jelas dari gambar yang digunakan sebagai contoh unsur hayati, tidak ada contoh produsen dan konsumen,tidak ada deskripsi dari masing-masing upaya pelestarian lingkungan. - Tata Tulis Kesalahan dalam penulisan Conservacy, penulisan sumber terletak setelah kata gambar, penulisan air, udara, tanah tidak urut, kata manusia berwarna dan ada garis bawah, pada manfaat lingkungan hidup tidak ada alenia pada tiap paragrafnya, pada soal titik-titik hanya 3 titik, pada tiap subab di awal kalimat tidak ada alenia, kata mencerdasi salah. - Daftar Pustaka Tidak ada daftar pustaka dari bagan unsur-unsur lingkungan dan pengertian dari setiap lingkungan hidup dari para ahli. - Soal Poin pada tabel pernyataan B pada tugas mandiri dari materi unsur sosial budaya hanya sedikit.
- Tujuan Pembelajaran Kata yang digunakan lebih spesifik - Materi Pada pengertian lingkungan harus jelas sumbernya dan adanya pembenahan tentang pengertian lingkungan biotik dan abiotik, penggunaan kata karakter harus jelas maksudnya, harus ada deskripsi yang jelas dari gambar yang digunakan sebagai contoh unsur hayati, adanya contoh dari produsen dan konsumen, ditambahkannya deskripsi dari masing-masing upaya pelestarian lingkungan. - Tata Tulis Penulisan Conservacy dibenahi, penulisan sumber terletak sebelum kata gambar dan sesudah gambar, penulisan air, udara, tanah harus urut, kata manusia harus hitam dan tidak digaris bawahi, pada manfaat lingkungan hidup harus ada alenia pada tiap paragrafnya, pada soal titiktitik diberi 4 titik, pada tiap subab jika mengawali kalimat harus ada alenia, kata mencerdasi diganti dengan menyikapi - Daftar Pustaka Adanya penambahan daftar pustaka dari bagan unsure-unsur lingkungan dan pengertian dari setiap lingkungan hidup dari para ahli. - Soal Adanya penambahan poin pada tabel pernyataan B pada tugas mandiri dari materi unsur sosial budaya.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013 Tiap validator dari tim ahli (expert) memiliki pemahaman dan masukan yang berbeda-beda terhadap LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Jadi dari masukan-masukan tersebut dapat melengkapi dan membenarkan kekurangan-kekurangan
yang terdapat
dalam
LKS,
sehingga LKS bisa digunakan secara layak dalam pembelajaran di kelas. Adapun masukan-masukan ini terkait dengan isi LKS yang harus dibenahi baik dari segi tulisan, kelengkapan materi, basis karakter yang harus lebih
117
ditonjolkan, dan lain sebagainya. Revisi LKS berbasis karakter dan kebencanaanpun didasarkan dari masukan-masukan yang diberikan oleh tim ahli (expert). Tabel 4.13. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari Guru No 1.
Validator V1
2.
V3
3.
V4
Draft Awal - Ringkasan materi tidak terletak pada tiap bab, sehingga menyulitkan peserta didik dalam pemahaman materi. - Tujuan Pembelajaran pada tiap bab masih kurang tepat. - Kata mencerdasi pada disaster info. - Terdapat huruf cetak yang sangat kecil pada gambar. - Terdapat penulisan kata menggunakan tinta merah. - Unsur-unsur lingkungan pada bagan ditulis tidak rinci. - Kata “memerhatikan”. - Kata Air, Udara dan Tanah harus disusun tidak urut sesuai dengan isi yang ada pada materi selanjutnya. - Pada tugas mandiri III, pada pertanyaan nomor 2 poin a dan b dipisah, poin c tidak menjadi nomor baru, tata tulis kurang baik. - Pada Latihan Soal I kalimat pada soal-soal terkesan bertele-tele, kata “kecuali” dan “bukan” tidak dicetak miring. - Kata “sebutkan” salah penempatan. - Pada Latihan Soal II, kata terjadi pada soal nomor 3 kurang tepat dalam kalimat, pada Romawi II nomor 5 terdapat kata bagaimanakah.
Revisi - Ringkasan diletakkan pada tiap bab, sehingga mudah dipahami peserta didik dalam mendalami materi pada tiap babnya. - Tujuan Pembelajaran pada tiap bab dibenahi lebih spesifik. - Kata mencerdasi pada disaster info dirubah dengan kata yang lebih tepat. - Huruf cetak diganti font lebih besar pada gambar. - Penulisan kata tinta merah diganti dengan tinta hitam. - Unsur-unsur lingkungan pada bagan harus ditulis secara rinci. - Kata diganti dengan “memperhatikan” - Kata Air, Udara dan Tanah disusun secara urut sesuai dengan isi yang ada pada materi selanjutnya. - Pada tugas mandiri III, pada pertanyaan nomor 2 poin a dan b digabungkan, poin c diganti nomor baru menjadi nomor 3, tata tulis diperbaiki sesuai dengan EYD yang berlaku. - Pada Latihan Soal I kalimat pada soal-soal lebih singkat dan jelas, kata “kecuali” dan “bukan” dicetak miring agar lebih terlihat jelas. - Kata “sebutkan” diganti dengan “yang” untuk memudahkan pemahaman siswa. - Pada Latihan Soal II, kata terjadi pada soal nomor 3 diganti kata mengakibatkan, pada Romawi II nomor 5 kata bagaimanakah diganti dengan Sebutkan/Apa.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013 LKS berbasis karakter dan kebencanaan juga tidak luput dari kesalahan, maka dari itu LKS tersebut juga divalidasi oleh guru pengajar bidang ahli IPS terpadu yang mengajar materi lingkungan hidup untuk
118
diberi masukan terkait dengan kegrafikan, tampilan, serta isi. Revisi LKS dari masukan guru lebih banyak terfokuskan pada susunan kalimat yang kurang tepat dan soal-soal yang kurang jelas maksudnya. Sehingga peneliti harus merevisi beberapa soal agar lebih jelas maksud dan tujuannya. 3. Kelayakan Produk LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan Kelayakan produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk SMP/MTs kelas VIII mata pelajaran IPS materi pokok lingkungan hidup didasarkan pada hasil uji coba yang dilaksanakan pada tim ahli (expert), guru dan siswa. LKS tersebut dinyatakan layak tidaknya berdasarkan penilaian/validasi instrument penelitian yang sudah dijabarkan pada hasil penelitian diatas. Adapun pembahasan dari hasil penelitian diatas akan dijabarkan secara rinci dengan penjelasan di bawah ini. a. Kelayakan Produk didasarkan Hasil Penilaian Tim Ahli (expert) Uji coba pada tim ahli (expert) ini bertujuan untuk menilai dari kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan manggunakan instrument penelitian yang berupa angket validasi tim ahli. Adapun hasil penilaian dari dosen/validator tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14. Tabel 4.14. Penilaian dari Validator Tim Ahli (expert) No. Kode 1. V1 2. V2 3. V3 4. V4 5. V5 Persentase Rata-rata
Persentase (%) 90 71.43 87.86 81.43 92.14 84.57
Kriteria Sangat Layak Layak Layak Layak Sangat Layak Layak
Sumber: Data Penelitian, 2013. Penilaian di atas berdasarkan pada kriteria penskoran sebagai berikut: 20% - 36%
: tidak layak
119
37% - 53%
: kurang layak
54% - 70%
: cukup layak
71% - 87%
: layak
88% - 100%
: sangat layak
Persentase Kelayakan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan dari Penilaian Tim Ahli 100%
90
92,14
87,86
90%
81,43
80%
71,43
70% 60% 50% Persentase
40% 30% 20% 10% 0% V1
V2
V3
V4
V5
Gambar 4.9. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan kebencanaan oleh tim ahli (expert) Tabel 4.14. menunjukkan bahwa Validator 1 sebagai tim ahli yang menilai dalam bidang materi lingkungan hidup dihasilkan jumlah persentase 90% yang masuk pada kriteria sangat layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 126. Validator 2 menilai dalam pengembangan bahan ajar hanya dihasilkan 71.43% masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 100, kurangnya kelayakan LKS dikarenakan belum sempurnanya materi yang terdapat dalam LKS. Validator 3 sebagai tim ahli yang
120
menilai dalam bidang materi lingkungan hidup dihasilkan jumlah persentase 87.86% yang masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 123. Validator 4 sebagai tim ahli yang menilai dalam bidang pengembangan bahan ajar dihasilkan jumlah persentase 81.43% yang masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 114. Validator 5 sebagai tim ahli yang menilai dalam bidang pengembangan bahan ajar dihasilkan jumlah persentase 92.14% yang masuk pada kriteria sangat layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 129. Kelayakan bahan ajar LKS ini didasarkan dari hasil revisi yang sudah
dilaksanakan
peneliti
dalam
pembenahan
kekurangan-
kekurangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan, sehingga mendapatkan nilai positif dari validator. Hasil dari penilaian keseluruhan dihasilkan persentase rata-rata yang menunjukkan 84.57% termasuk pada kriteria layak, sehingga LKS berbasis karakter dan kebencanaan dinyatakan layak digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, LKS ini memenuhi standar BSNP dengan menggunakan
pedoman
instrumen
penilaian
buku teks
yang
dikeluarkan oleh BSNP. b. Kelayakan Produk didasarkan Hasil Penilaian Guru Uji coba pada guru ini bertujuan untuk menilai dari kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan manggunakan instrument
121
penelitian yang berupa angket validasi guru. Adapun hasil penilaian dari guru/validator tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15. Penilaian dari Validator Guru No. Kode 1. V1 2. V2 3. V3 4. V4 Persentase Rata-rata
Persentase (%) 93.67 95.67 80 77 86.58
Kriteria Sangat Layak Sangat Layak Layak Layak Layak
Sumber: Data Penelitian, 2013. Penilaian diatas berdasarkan pada kriteria penskoran sebagai berikut: 20% - 36%
: tidak layak
37% - 53%
: kurang layak
54% - 70%
: cukup layak
71% - 87%
: layak
88% - 100%
: sangat layak
Persentase Kelayakan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan dari Penilaian Guru 120.00% 100.00%
93,67
95,67 80
80.00%
77
60.00% Persentase
40.00% 20.00% 0.00% V1
V2
V3
V4
Gambar 4.10. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan kebencanaan oleh guru Kelayakan produk ini dihasilkan dari penilaian guru yang menguasai materi pokok lingkungan hidup, dimana guru tersebut memiliki pengalaman dalam mengajarkan materi tersebut di dalam
122
kelas. Berdasarkan tabel 4.15. menunujukkan bahwa validator 1 guru dari SMPN 1 Ungaran didapatkan jumlah persentase 93.67% yang masuk pada kriteria sangat layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 281. Validator 2 guru dari SMPN 2 Ungaran didapatkan persentase 95.67% masuk pada kriteria sangat layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 287. Validator 3 guru dari SMPN 3 Ungaran didapatkan jumlah persentase 80% yang masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 240. Validator 4 guru dari SMPN 4 Ungaran didapatkan jumlah persentase 77% yang masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 231. Jumlah persentase rata-rata dari persentase keseluruhan diatas dihasilkan sebesar 86.58% yang masuk pada kriteria layak. Jadi berdasarkan penilaian dari seluruh guru pengajar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri Ungaran menyatakan bahwa LKS berbasis karakter dan kebencanaan layak digunakan dalam pembelajaran, baik dari segi isi/materi, bahasa, kegrafikan dan penyajian dari LKS tersebut. c. Kelayakan Produk didasarkan Hasil Penilaian Siswa dari Keterbacaan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan. Uji coba pada siswa dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan dalam hal keterbacaan bagi
123
para siswa. Disini yang dinilai siswa adalah dari bahasa, gambar, informasi pendukung dan kejelasan materi yang disampaikan. Siswa menilai buku melalui instrument penelitian yang sudah disediakan peneliti, dimana mereka harus mengisi angket validasi yang berhubungan dengan keterbacaan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Uji coba pada siswa ini melibatkan siswa-siswi kelas VIII yang berasal dari berbeda kelas dan berbeda sekolah, mereka berasal dari SMPN 1 Ungaran, SMPN 2 Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4 Ungaran, dimana mereka sudah pernah mendapatkan materi pokok lingkungan hidup, sehingga bisa mengetahui kekurangan-kekurangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan bila dibandingkan dengan LKS konvensional yang biasa mereka gunakan. Adapun hasil penilaian dari siswa dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16. Hasil dari Angket Penialaian Siswa dari Keempat SMP di Ungaran No. Sekolah 1. SMPN 1 Ungaran 2. SMPN 2 Ungaran 3. SMPN 3 Ungaran 4. SMPN 4 Ungaran Persentase Rata-rata
Persentase (%) 83.55 84.60 87.50 83.24 84.72
Kriteria Layak Layak Layak Layak Layak
Sumber: Data Penelitian, 2013 Penilaian diatas berdasarkan pada kriteria penskoran sebagai berikut: 20% - 36%
: tidak layak
37% - 53%
: kurang layak
54% - 70%
: cukup layak
71% - 87%
: layak
88% - 100%
: sangat layak
124
Kelayakan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan dari Penilaian Siswa 88.00% 87.00% 86.00% 85.00% 84.00% 83.00% 82.00% 81.00%
87,50
84,60 83,55
83,24
Persentase
SMPN 1 SMPN 2 SMPN 3 SMPN 4 Ungaran Ungaran Ungaran Ungaran
Gambar 4.11.Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan kebencanaan oleh siswa.
Berdasarkan tabel 4.16. dapat diketahui bahwa LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari penilaian siswa dari keempat SMP dalam hal keterbacaan termasuk dalam kategori layak. Tabel tersebut menunjukkan penilaian dari siswa SMPN 1 Ungaran menunjukkan persentase sebesar 83.55% sehingga dapat disimpulkan bahawa siswa SMPN 1 Ungaran menyatakan LKS layak digunakan. Dari SMPN 2 Ungaran menunjukkan persentase sebesar 84.60% sehingga dapat disimpulkan bahawa siswa SMPN 2 Ungaran menyatakan LKS layak digunakan.
125
Dari SMPN 3 Ungaran menghasilkan menunjukkan persentase sebesar 87.50% sehingga dapat disimpulkan bahawa siswa SMPN 3 Ungaran menyatakan LKS layak digunakan. Begitu pula dari SMPN 4 Ungaran menunjukkan persentase sebesar 83.24% sehingga dapat disimpulkan bahawa siswa SMPN 4 Ungaran menyatakan LKS layak digunakan. Jadi dari hasil penilaian keseluruhan responden dari keempat SMPN di Ungaran dapat dihasilkan persentase rata-rata sebesar 83.24% yang menyatakan bahwa LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk SMP/MTs sederajat kelas VIII pada mata pelajaran IPS terpadu materi pokok lingkungan hidup layak digunakan oleh siswa-siswi dalam proses pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa simpulan yaitu: 1. Penelitian ini menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BSNP untuk proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang. 2. Dari keseluruhan uji coba pada tim ahli (expert), guru, dan siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa LKS berbasis karakter dan kebencanaan layak digunakan dalam sistem pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: a. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak dengan presentasi klasikal dari tim ahli (expert) sebesar 84.57%. b. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak dengan presentasi klasikal dari guru sebesar 86.58%. c. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak oleh siswa-siswi dari SMPN 1 Ungaran, SMPN 2 Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4 Ungaran dengan persentase rata-rata sebesar 84.72%.
126
127
B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini bisa dikembangkan pada mata pelajaran lainnya maupun materi pokok lain yang mempunyai karakteristik sama dengan materi pada LKS yang sudah dikembangkan peneliti. 2. Bahan ajar yang digunakan dalam sistem pembelajaran khususnya LKS sebaiknya disesuaikan dengan standar BSNP untuk
memperoleh
kelayakan dari LKS tersebut. 3. Guru bisa mengembangkan LKS pada tiap KD dengan basis karakter dan kebencanaan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran itu sendiri. 4. Bagi siswa, diharapkan LKS berbasis karakter dan kebencanaan bisa meningkatkan kreatifitas dan aktivitas belajar siswa, meningkatkan karakter bangsa dan menambah wawasan kebencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dkk. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Strategi Analisis dan Pengembangan Karakter Siswa Dalam Proses Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya Amasni, Jamal Ma‟mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press. Anggraini, Yuningsih. 2006. „Analisis LKS Biologi SMP Kelas VII Semester 1 yang Digunakan SMP Negeri di Kota Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006‟. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Sosialisasi Penilaian Buku Teks Pelajaran. Solo: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) bekerja sama dengan Pusat Perbukuan dan Badan Standar Nasional Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Sosialisasi Penilaian Buku Teks Pelajaran.Solo: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) bekerja sama dengan Pusat Perbukuan dan Badan Standar Nasional Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Instrumen Penilaian Tahap II Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) bekerja sama dengan Pusat Perbukuan dan Badan Standar Nasional Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Ketenagaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010. Indonesia. Djamal, Zoer‟aini. 1996. Prinsip – Prinsip Ekologi danOrganisasi Ekosistem Komunitas & Lingkungan Cetakan II. Jakarta: Bumi Aksara. Eddy, Karden. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: PT Ikrar Mandiri. Fahrucah R, Eren dan Bambang Sugiarto. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan Scaffolding. Surabaya: UNESA Journal of Chemical Education.
128
129
Imanuela, Meilda dkk. 2012. Penggunaan Asam Sitrat dan Natrium Bikarbonat dalam Minuman Jeruk Nipis Berkarbonasi. Semarang:Food Science and Culinary Education Journal Jamaludin. 2003. Pembelajaran yang Efektif – Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Siswa. CV Mekarjaya Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Indonesia. National Centre Competency Based Training (2007) tentang pengertian bahan ajar. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 42. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: DIVA Press. Prosiding Seminar Nasional Refleksi Satu Tahun Bencana Gempa Bumi. 2007. Pendidikan Kebencanaan dan Kebangkitan Masyarakat Pasca Bencana Gempa Bumi 27 Mei 2006. Yogyakarta: PSBA-UGM. Putra, Nusa. 2011. Research & Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rahayu, Lies. 2009. Pendidikan Kebencanaan Berkelanjutan Untuk Pengurangan Risiko Bencana. Yogyakarta: PSBA-UGM. Roehati, Eli dkk. Edisi khusus Th XXXVIII. Desember 2005. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. Said, Moh. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Surabaya: PT JePe Press Media Utama (Jawa Pos Group). Sabtaji, Agung. 2010. Pengertian Lingkungan Hidup. http://agungsabtaji.blogspot.com/2010/05/1.html. (26 Nov2012). Siahaan, N.H.T. 2004. Edisi Kedua. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga. Soemarwoto, Otto. 1997. Cetakan Ketujuh. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Percetakan Sinar Baru Algensindo Offset.
130
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke – 11. Bandung: Alfabeta. Suhandini, Purwadi. 2012. Implementasi Pendidikan Karakter dan Kebencanaan dalam Penulisan Bahan Ajar di Sekolah. Semarang: UNNES. Sunarko. 2007. Diktat Perkuliahan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Semarang: Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Tim Penyusun Bahan Ajar PLH. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Pendidikan profesi Guru Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi Universitas Negeri Semarang. Undang-undang No.20 Tahun 2003. Tentang Tujuan Pendidikan Nasional.
131
Lampiran 1 132
Peta Lokasi Penelitian di Kecamatan Ungaran
133
Lampiran 2 BAHAN AJAR LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN
134
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan berkah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter dan Kebencanaan dengan judul KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP & UPAYA PELESTARIANNYA DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN untuk siswa SMP Kelas VIII. Penulis menyadari bahwa penulisan
lembar kerja siswa ini dapat
terlaksana dengan baik atas bantuan dan dukungan banyak pihak sehingga penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, terutama kepada : 1. Dr. Purwadi Suhandini, SU. dan Drs. Tukidi, M.Pd.
selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dalam penulisan lembar kerja siswa ini, serta memotivasi penulis dalam pembuatannya. 2. Seluruh tim ahli yang telah memberikan masukan dalam penyeleseain penulisan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. 3. Abah diatas sana yang menjadi sumber semangatku untuk terus berjuang dan berkarya. 4. Ibu yang senantiasa memberikan doa dan dukungan yang luar biasa kepada penulis sehingga termotivasi untuk menghasilkan karya. 5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian lembar kerja siswa ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Tidak lupa penulis mohon maaf apabila nantinya dalam penulisan lembar kerja siswa ini ada kekurangan dan kesalahan itu semua semata – mata dari penulis sendiri sebagai manusia tempatnya salah dan lupa.
Semarang, 15 Maret 2013
Penulis
135
DAFTAR ISI Cover……………………………………………………………………………….
i
Kata Pengantar……………………………………………………………………... ii Daftar Isi……………………………………………………………………………. iii SK, KD, dan Indikator……………………………………………………………… iv Peta Konsep dan kata kunci………………………………………………………... v LINGKUNGAN HIDUP…………………………………………………………. 1 A. Pengertian Lingkungan………………………………………………………. 1 B. Pengertian Lingkungan Hidup…………………………………………….....
4
C. Manfaat Lingkungan Hidup……………………………………………….....
10
LATIHAN SOAL 1………………………………………………………………... 13 RANGKUMAN BAB I…………………………………………………………….. 14 KERUSAKAN LINGKUNGAN & UPAYA PELESTARIANNYA DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN……………………………………...... 15 A. Kerusakan Lingkungan Hidup……………………………………………... 15 B. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan LATIHAN SOAL II……..………………………………………………………..
25 28
RANGKUMAN BAB II………………………………………………………….... 29 UJI KOMPETENSI…………..…………………………………………………….. 30 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 34
136
A B
Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan 1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya jumlah penduduk. penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan
C
Indikator 1. Mendeskripsikan pengertian lingkungan dan lingkungan hidup 2. Mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur biotik, sosial budaya) 3. Menganalisis manfaat lingkungan bagi makhluk hidup 4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya 5. Menganalisis Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan
137
PETA KONSEP LINGKUNGAN HIDUP
UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP Unsur Fisik (Abiotik) Unsur Hayati (Hayati) Unsur Sosial Budaya
Pengertian Lingkungan Hidup Unsur-Unsur Lingkungan Hidup Manfaat Lingkungan Hidup Kerusakan Lingkungan Hidup Pelestarian Lingkungan Hidup
MANFAAT LINGKUNGAN HIDUP Tempat Kelanjutan Kehidupan Tempat Mencari Makan Tempat Tinggal (Habitat) Tempat Berlangsungnya Aktivitas Manusia
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP Faktor Alam
Faktor Manusia
PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTA N
138
LINGKUNGAN HIDUP Standar Kompetensi : Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan Tujuan Pembelajaran : 6. Menjelaskan pengertian lingkungan dan lingkungan hidup 7. Mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur biotik, sosial budaya) A. Pengertian Lingkungan 8. Menganalisis manfaat lingkungan bagi makhluk hidup
Gambar 1. Lingkungan Biotik Abiotik
Gambar
2.
Lingkungan
Sumber: rizkyynwa.blogspot.com Gambar 3. Lingkungan sosial budaya Lingkungan sangat akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita, dimana kita tinggal, bermain, mencari teman, rekreasi bahkan tempat kita mencari kebutuhan hidup sehari-hari. Tahukah kamu? Jika kita tidak memiliki lingkungan maka kita tidak akan pernah bisa hidup. Bayangkan seandainya saja, bumi kita tidak ada, hanya ada planet-planet lain yang tidak memiliki air, udara oksigen bahkan tidak memiliki tumbuh-tumbuhan dan hewan, apakah manusia akan tetap bisa hidup?
139
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik,abiotik dan lingkungan sosial budaya. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan budayanya berupa temanteman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah. Lingkungan biotiknya berupa berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
140
TUGAS MANDIRI I
Di Pantai
Di Sekolah
Di Alam Terbuka Gunung Sindoro
Karimunjawa
Dari Gambar-gambar di atas, amatilah dengan teliti satu persatu, terdapat fenomena apa sajakah pada gambar tersebut? Dari ketiga gambar tersebut apakah dapat dikatakan sebagai lingkungan? Jelaskan dengan bahasa yang lugas mengapa bisa diklasifikasikan sebagai lingkungan!........................................................................ …………………………………………………………………………………… ……….. …………………………………………………………………………………… ……….. …………………………………………………………………………………… ……….. …………………………………………………………………………………… ……….. …………………………………………………………………………………… ……….. …………………………………………………………………………………… ……….. …………………………………………………………………………………… ……….. …………………………………………………………………………………… ……….. …………………………………………………………………………………… ………..
141
TUGAS KELOMPOK I Dibawah ini disediakan artikel dari sebuah surat kabar yang memberitakan tentang lingkungan hidup kita, baca dan perhatikan secara sekasama!
LINGKUNGAN HIDUP: Bencana Alam Memicu Darurat Ekologi Rabu, 15 Juni 2011 00:00 Ditulis oleh KOMPAS Banda Aceh, Kompas - Wilayah Provinsi Aceh saat ini dinilai sudah memasuki tahap darurat ekologi. Kerusakan hutan, terutama oleh karena pembukaan lahan untuk perkebunan, pertambangan, dan penebangan liar, terus meluas. Akibatnya, bencana alam hampir setiap hari terjadi dengan intensitas meningkat dalam empat tahun terakhir. Demikian diungkapkan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia - (Walhi) Aceh TM Zulfikar, Selasa (14/6) di sela-sela acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 di Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh. Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan penanaman ratusan pohon di areal kompleks Pemakaman Syiah Kuala. ”Fakta krisis dan bencana menunjukkan bahwa Aceh sebenarnya telah berada dalam situasi darurat ekologi. Tiada hari tanpa bencana. Dalam kurun waktu 2007-2010, telah terjadi 2.850 bencana di Aceh. Artinya, tiap hari ada dua kejadian bencana di Aceh dalam empat tahun terakhir,” katanya. Rangkaian bencana itu terjadi seiring kerusakan hutan di Aceh yang kian parah dalam empat tahun terakhir. Rata-rata tingkat kehilangan hutan atau deforestasi di Aceh mencapai 32.200 hektar per tahun pada tahun 2007 atau 1 persen dari total luas hutan yang ada. Sampai tahun 2009 luas hutan di Aceh tinggal 3,22 juta hektar dari sebelumnya seluas 3,31 juta hektar. Koordinator Gerakan Masyarakat Anti Tambang Aceh Robby Firmansyah mengatakan, berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Aceh sampai Mei, ada 77 perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan yang mendapat rekomendasi Gubernur Aceh. Rekomendasi untuk enam perusahaan di antaranya dikeluarkan gubernur sebelum Irwandi Yusuf. Bahkan, sampai beberapa perusahaan mendapat rekomendasi dari Irwandi, seperti PT Agra Budi Jasa Bersama, yang memproduksi batubara di Aceh Barat dengan masa izin sampai tahun 2028. Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Aceh Husaini Syamaun mengatakan, menjaga kelestarian hutan bukan hal gampang. Banyak faktor yang harus diperhatikan, termasuk kebutuhan ekonomi dan investasi. Tambang Terkait dengan pertambangan, lebih kurang 20 persen dari luas total lahan pertambangan di Kalimantan Tengah digarap perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan yang menambang dengan kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) itu bisa memiliki banyak konsesi. Direktur Walhi Kalteng Arie Rompas di Palangkaraya, Selasa, mengatakan, di Kalteng terdapat lebih dari 675 perusahaan pertambangan dengan luas lahan yang digarap sekitar 3,78 juta hektar. Sekitar 20 perusahaan di antaranya merupakan pihak asing. (HAN/BAY) Sumber: http://cetak.kompas.com/read/2011/06/15/03075780/bencana.alam.memicu...darurat.ekolog i.
142
Petunjuk Tugas Kelompok I: 1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam 1 kelompok! 2. Setiap siswa berkewajiban untuk mencari 3 permasalahan lingkungan hidup yang berbeda dalam artikel diatas! 3. Diskusikan dengan teman sekelompok kalian tentang hal-hal berikut ini! a. Bagaimanakah solusi dari permasalahan tersebut! b. Siapa sajakah yang berkewajiban untuk bertanggung jawab dalam masalah tersebut! c. Apa yang dapat kalian lakukan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi pada lingkungan hidup berdasarkan artikel di atas! Kerusakan lingkungan meningkatkan risiko bencana pada berbagai negara termasuk di Indonesia. Tingkat kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan, terutama di negera-negara kepulauan seperti Indonesia. Korelasi antara tingkat kerusakan lingkungan dan risiko bencana ini terungkap dari World Risk Report (Laporan Risiko Dunia) 2012 yang diluncurkan oleh German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The B. Pengertian Lingkungan Hidup Nature Conservancy (TNC) di Brussels, Belgia, awal Oktober ini. Lingkungan Hidup Info Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya,
yang
mempengaruhi
alam
itu
sendiri,
kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Berikut ini adalah beberapa pengertian menurut para ahli tentang lingkungan hidup adalah: Ahmad (Sabtaji, 2010) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. St. Munajat Danusaputra (Sabtaji, 2010) Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. Otto Soemarwoto (Sabtaji, 2010) mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya. Contoh, pada hewan
143
seperti kucing, segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh pada keberlangsungan hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan hidupnya. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga yaitu biotik, abiotik dan sosial budaya, perhatikan gambar berikut: Manusia Flora
Fauna
Unsur Hayati Unsur sosial budaya
Tanah
Air
Unsur Non Hayati
Udara
Gambar 4. Unsur-unsur lingkungan hidup (Soeriaatmadja, 2003) 11. Unsur Hayati Hayati(Biotik) (Biotik) Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik (organisme). Salah satu contoh dari unsur biotik adalah terumbu karang. Pada kehidupan dasar laut, makhluk hidup yang tinggal di habitat tersebut sangat bergantung dengan adanya terumbu karang. Bencana bawah laut yang sering terjadi adalah hilangnya tempat tinggal dan sumber makanan bagi makhluk laut. Jadi untuk meminimalisir terjadinya bencana tersebut, kita sebagai manusia harus melestarikan terumbu karang sebagai solusi bencana bawah laut.
Sumber: www.imagenature.org Gambar 5. Terumbu karang sebagai unsur biotik meminimalkan risiko bencana a. Produsen
144
Makhluk hidup yang dikelompokkan menjadi golongan produsen disebut autotrof, adalah kelompok produsen yang mampu membuat makanan untuk dirinya sendiri, contohnya tumbuh-tumbuhan. b. Konsumen Kelompok ekosistem dalam klasifikasi konsumen sering disebut heterotrof, adalah organisme yang memakan organisme lain baik sesama organisme konsumen maupun organisme produsen. Beberapa jenis kelompok organisme konsumen yang tergantung pada jenis makanannya, seperti: 1) Konsumen primer (herbivora), memakan langsung tanaman atau jenis produsen lain, contoh: kambing, sapi dan kerbau. 2) Konsumen sekunder (karnivora), memakan konsumen primer, contoh: harimau, singa dan buaya. 3) Konsumen tersier (konsumen tingkat tinggi), hanya memakan binatang pemakan binatang, contoh elang. 4) Pemakan segala (omnivora), memakan tanaman dan binatang contoh: tikus. 5) Pemakan sisa (detrivora), memakan bagian-bagian organisme yang telah mati dan mengubahnya menjadi partikel-partikel organik, contoh: semut, cacing, rayap dan sebagainya. c. Pengurai atau perombak (dekomposer) Pengurai yaitu organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan sederhana yang dapat dipakai oleh produsen. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur. 2 Unsur UnsurFisik Fisik(Abiotik) (Abiotik) 2. Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari bendabenda tidak hidup, seperti air, udara, tanah. a. Air Air yang berada di permukaan bumi tergenang sebagai rawa, sungai, waduk, maupun laut. Air yang berada di dalam bumi sebagai air tanah. Air tanah keluar ke permukaan bumi sebagai mata air, atau dapat karena dipompa dan ditimba. Air juga ada di dalam tubuh manusia, di dalam tubuh makhluk hidup hewan, dan tumbuhan.
145
b. Udara Udara yang menyelubungi bumi kita ini terdiri atas gas-gas. Gas-gas adalah
Nitrogen
(78%),
Oksigen
21
(%),
Argon
(0,9%),
Karbondioksida (0,03%), don Kripton, Neon, Xenon, Hidrogen, Helium, don Ozon sebesar 0,07% . Semua gas tersebut terdapat pada lapisan atmosfer bumi kita. Gas-gas tersebut juga sangat berguna bagi manusia. Di antara banyak gas, maka gas yang vital untuk kehidupan adalah Oksigen c. Tanah Tanah merupakan batuan yang sudah lapuk bercampur dengan sisa makhluk hidup, air, dan udara. Tanah merupakan lapisan bagian atas bumi tempat tumbuhnya tanaman. Tanah sangat penting bagi kehidupan. Tanah yang subur menjadi tempat tumbuhnya tanaman pangan bagi manusia ataupun hewan. 3 Unsur UnsurSosial SosialBudaya Budaya 3. Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya dibuat oleh manusia merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. Contoh dalam masyarakat terdapat agama yang dianut oleh masyarakat, ada agama islam, kristen, protestan,hindu, budha dan konghucu, semua agama tersebut pasti membimbing kearah kebaikan sehingga sebuah masyarakat akan bersinergi untuk saling toleransi dan berdampingan. Unsur sosial budaya ini dapat rusak akibat dari kerusakan alam, kerusakan alam yang terjadi salah satunya disebabkan oleh kebakaran hutan.
146
Sumber: pengertian-definisi.blogspot.com Gambar 6. Kebakarn hutan merusak unsur sosial budaya Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Unsur Sosial dan Budaya, meliputi: 1. Terganggunya aktivitas sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan secara otomatis mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi bagi yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan. 2. Menurunnya produktivitas; Terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran hutan dapat mempengaruhi produktivitas dan penghasilan. 3. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan; Selain itu, bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari mengolah hasil hutan, dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula area kerja (mata pencarian). Lingkungan Hidup Info
147
TUGAS KELOMPOK II
Petunjuk Tugas Kelompok II: 1. Buatlah kelompok dengan jumlah 5 siswa tiap kelompoknya! 2. Carilah gambar-gambar yang termasuk dalam lingkungan abiotik, biotik dan sosial budaya! 3. Buatlah tabel seperti dibawah ini setelah menemukan gambargambar tersebut! No. Klasifikasi Gambar Keterangan 1. Lingkungan abiotik 2. Lingkungan biotik 3. Lingkungan sosial budaya 4. Berilah 5 contoh dari masing-masing lingkungan abiotik, biotik, dan sosial budaya! 5. Diskusikan dengan teman sekelompokmu bencana apa saja yang sering terjadi dari tiap lingkungan abiotik, biotik dan sosial budaya! 6. Diskusikan dengan teman sekelompokmu, apa yang bisa dilakukan seorang siswa terhadap bencana yang terjadi dari katiga lingkungan tersebut!
148
TUGAS MANDIRI II Cara Kerja Tugas Mandiri II: 1. Jodohkan dengan tepat pernyataan A dan pernyataan B, dengan cara menuliskan huruf pernyataan B pada kolom yang tersedia. 2. Salin pada buku tugas dan ditulis dengan rapi jawaban tersebut. 3. Lengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung materi dari pernyataan dibawah, berpikirlah secara kritis untuk mendapatkan gambar yang tepat. Pernyataan A (
( (
( (
( ( ( ( (
) 1. Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain ) 2. Makhluk hidup yang dikelompokkan menjadi golongan produsen ) 3. Kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya ) 4. Kelompok ekosistem dalam klasifikasi konsumen ) 5. Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik ) 6. Pemakan segala, memakan tanaman dan binatang ) 7. Organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. ) 8. Konsumen sekunder, memakan konsumen primer. ) 9. Batuan yang sudah lapuk bercampur dengan sisa makhluk hidup, air, dan udara. ) 10. Konsumen primer, memakan langsung tanaman atau jenis produsen lain.
Pernyataan B a. Karnivora b. Lingkungan hidup c. Unsur
Fisik
(Abiotik) d. Dertivora e. Unsur Hayati (Biotik) f. Herbivora g. Dekomposer h. AMDAL i. Tanah j. Autotrof k. Omnivora l. Heterotrof m. Sosial budaya
149
C. 1
Manfaat Lingkungan Hidup
Lingkungan Manusia
sebagai
Wahana/Tempat
bagi
Kelanjutan
Kehidupan
Sumber: jecidi.wordpress.com Gambar 7. Tumpahan minyak mentah merusak keberlangsungan lingkungan laut Tumpahnya minyak mentah di laut lepas akibat kebocoran kapal tanker, merupakan salah satu berita buruk bagi pola kehidupan di laut. Demikian pula kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang membawa dampak tercemarnya udara oleh asap, yang berarti ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kelangsungan hidup seluruh organisme di bumi ini sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. Dari bencana yang terjadi diatas, apa yang bisa kamu lakukan sebagai siswa jika mengetahui kejadian tersebut berlangsung di lingkungan hidup di sekitarmu? Seorang siswa harus memiliki sikap cinta terhadap lingkungannya, agar lingkungan hidup yang ditempatinya bisa digunakan untuk keberlangsungan hidup manusia yang menempatinya. 2
Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan
150
Sumber: koran-jakarta.com Gambar 8. Lingkungan sebagai tempat mencari makan para petani Nelayan memperoleh sumber penghidupan dari laut, petani memperoleh sumber penghidupannya dari lahan pertanian, dan pengusaha memperoleh sumber penghidupannya dari proses produksi yang mengelola bahan-bahan dari lingkungannya. Apa yang terjadi jika tempat mereka memperoleh sumber penghidupan tersebut mengalami kerusakan, sehingga tidak lagi produktif. Tentunya semuanya akan mengalami kerugian dan kehilangan sumber kehidupannya. 3
Lingkungan sebagai Tempat Tinggal (Habitat)
Sumber: www.puriapartment.com Gambar 9. Lingkungan sebagai tempat tinggal Kalian tentu bisa membayangkan bagaimana jika suasana lingkungan di tempat kediaman kalian penuh dengan sampah yang bau, bising, penuh asap pabrik maupun kendaraan, air yang keruh, dan listrik yang padam. Tentu sangat tidak nyaman tinggal di kawasan seperti itu bukan? Demikian halnya tumbuhan maupun hewan tidak mampu mempertahankan hidupnya jika keadaan lingkungannya berubah. Ikan tidak bisa bertahan hidup di darat dan kambing tak dapat hidup di air.
151
Masing-masing organisme memerlukan lingkungan tertentu sebagai tempat tinggal. Sebagai seorang siswa yang telah diberikan pelajaran tentang lingkungan hidup, seharusnya bisa menjaga dan melestarikan lingkungan hidup sebagai habitatnya. Dalam hal ini siswa harus memiliki rasa peduli dan toleransi terhadap makhluk hidup lainnya. Contohnya saja, manusia harus peduli terhadap lingkungan sekitar dalam hal menjaga habitat makhluk hidup lain. Tumbuhan dan hewan membutuhkan hutan sebagai 149 habitatnya, sehingga manusia tidak boleh merusak dan harus turut menjaga hutan tersebut. 4
Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya, dan Lain-lain.
Sumber: www.merdeka.com Gambar 10. Lingkungan sebagai tempat berlangsungnya aktivitas sosial Kehidupan manusia diwarnai oleh berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan bagi hidupnya. Berkaitan dengan hal itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan antarmanusia dengan sesamanya. Melalui proses interaksi sosial manusia mampu mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.
152
TUGAS MANDIRI III Cara Kerja Tugas Mandiri III: 1. Jelaskan dengan jujur permasalahan di lingkunganmu yang mempengaruhi terhambatnya kelanjutan kehidupan masyarakat sehari-hari! 2. Apakah di lingkunganmu dikategorikan sebagai lingkungan yang bisa digunakan tempat mencari makan? Jelaskan! 3. Apakah makanan yang kamu konsumsi termasuk pada gaya hidup sehat? Jelaskan! 4. Apakah masyarakat di lingkungan tempat tingglmu termasuk pada: a. Sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain? Beri contoh! b. Patuh pada aturan-aturan sosial? Beri contoh! c. Menghargai karya dan prestasi orang lain? Beri contoh! 5. Nilai karakter yang berhubungan dengan lingkungan yaitu: Hal yang berkenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan. Nilai karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya. Kegiatan apa yang sudah kamu lakukan untuk lingkungan sekitarmu yang mencerminkan karakter diatas?Jelaskan!
153
LATIHAN SOAL I I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d! 1. Yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah…. a. Lingkungan dimana tempat para makhluk bisa hidup b. lingkungan di luar suatu organisme yng terdiri atas makhluk hidup seperti tumbuhtumbuhan, hewan, dan manusia c. lingkungan tempat beinteraksi antara maklhluk manusia dengan habitatnya d. lingkungan tempat interaksi antara hewan dan tumbuhan pada suatu tempat. 2. Berikut ini yang bukan termasuk komponen autotrofik adalah…. a. Gandum b. Kedelai c. Amoeba d. padi dan jagung 3. Berikut ini yang tidak termasuk unsur hayati adalah…. a. Manusia b. Matahari c. Tumbuhan d. jasad renik 4. Tanah dan Air merupakan unsur lingkungan hidup …. a. Abiotik b. alam c. biotic d. sosial 5. Berikut ini contoh unsur lingkungan hidup biotik, kecuali…. a. Dertivora b. hewan pemakan daging c. tumbuhan berdaun jarum d. iklim 6. Semut merupakan salah satu contoh.... a. herbivora b. omnivora c. carnivora d. dertivora
154
7. Lapisan bumi tempat ekosistem berlangsung disebut…. a. biosfera b. litosfera c. antroposfera d. atmosfera 8. Rayap merupakan contoh .... a. omnivora b. herbivora c. carnivora d. dertivora 9. Pemakan sisa organisme yang telah mati dan mengubahnya menjadi partikel-partikel organik, disebut.... a. herbivora b. omnivora c. carnivora d. dertivora 10. Berikut yang bukan merupakan unsur-unsur lingkungan adalah .... a. unsur biotik b. unsur manajemen lingkungan c. unsur abiotik d. unsur sosial budaya II. Lengkapilah titik dibawah ini! 1. Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung disebut …. 2. Sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem merupakan … yang dikemukakan oleh …. 3. yang termasuk unsur hayati yaitu …, … dan …. 4. yang termasuk unsur biotik yaitu …, … dan …. 5. Empat manfaat dari lingkungan hidup adalah….
RANGKUMAN BAB I Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang baik langsung maupun tidak langsung memengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Menurut UU No. 23 Tahun 1997, pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur lingkungan hidup meliputi unsur hayati (biotik), abiotik, dan sosial budaya. Peran lingkungan bagi kehidupan manusia adalah sebagai tempat mencari makan, tempat kelangsungan hidup, tempat tinggal, dan tempat aktivitas sosial.
155
KERUSAKAN LINGKUNGAN & UPAYA PELESTARIANNYA DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Standar Kompetensi : Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan Tujuan Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya 2. Menjelaskan bencana alam yang terjadi pada lingkungan hidup 3. Mendeskripsikan tidakan yang dilakukan dalam menghadapi bencana alam 4. Menganalisis Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan
A.
Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh proses alam, contoh: letusan gunung api, gempa bumi, banjir dan lain-lain. 2. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan manusia, contoh: pencemaran lingkungan, degradasi lahan dan kebakaran. Sebagai makhluk hidup yang cinta akan lingkungannya pasti akan merasa prihatin dan sedih jika melihat lingkungan hidup yang ada di sekitarnya rusak bahkan jika terjadi banyak bencana alam yang menimpa lingkungan hidup
156
sekitarnya. Oleh sebab itu sebagai manusia yang memilki karakter, kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan hidup kita agar tetap terjaga dengan baik. 1
Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Proses Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporakporandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi. Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan, antara lain meliputi hal-hal berikut ini. a. Letusan Gunung Api Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh
TUGAS MANDIRI IV
gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan
seperti
inilah
gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih,
sedang
lavanya
bisa
membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan
bahkan
bisa
merusak
lingkungan hidup sekitar.
Sumber: galuhsurya.wordpress.com Gambar 11. Gunung Meletus
Jelaskan secara tepat dan lugas! apa saja akibat dari bencana letusan gunung api terhadap lingkungan?........................................ ………………………………………………... ………………………………………………... ………………………………………………... ………………………………………………... ………………………………………………... ………………………………………………... ………………………………………………...
157
Disaster Info Tindakan menghadapi bencana Letusan Gunung Api: 1. Bila dalam evakuasi, pastikan tidak kembali ke kediaman sehingga keadaan sudah dipastikan aman. 2. Hindari daerah yang rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar. 3. Ketika melihat lahar atau benda lain yang mendekati rumah anda segera selamatkan diri anda dan bukan barang anda, dan cari perlindungan terdekat. 4. Lindungi diri dari debu dan awan panas 5. Pakailah kacamata pelindung b. Gempa Bumi Gempa bumi adalah pergerakan (bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Gempa bumi menurut proses terjadinya terdiri dari: 1. Gempa tektonik 2. Gempa vulkanik 3. Gempa runtuhan atau longsoran Contoh peristiwa gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia adalah Gempa bumi di Sumatera tahun 2009 berkekuatan 7,6 SR Gempa bumi Sumatera Barat 2009 ini terjadi pada 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota
Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut data Satkorlak PB, sekira 1.117 orang tewas akibat gempa ini. Terjadinya gempa tersebut menimbulkan rasa saling peduli antar korban agar tercipta suasana aman dan nyaman meskipun dalam suasana duka akibat bencana yang terjadi. TUGAS MANDIRI V
Sumber: alampenuhbencana.blogspot.com Gambar 12. Gempa Bumi
Jelaskan secara tepat dan lugas, tindakan yang kamu lakukan pasca bencana gempa bumi terhadap lingkungan?............................. ………………………………………………. ………………………………………………. ………………………………………………. ………………………………………………. ………………………………………………. ………………………………………………. ……………………………………………….
158
155
Disaster Info Tindakan menghadapi bencana Gempa Bumi: 1. Selamatkan diri anda dan bukan barang anda 2. Lari secepat mungkin keluar ruangan atau rumah dan cari tanah lapang 3. Jika tidak mungkin untuk melarikan diri dari dalam bangunan maka cari meja atau benda lain yang kuat yang dapat untuk berlindung 4. Jauhi jendela kaca,kompor atau peralatan rumah yang mungkin akan jatuh. 5. Jika anda di luar rumah jauhilah bangunan, pohon tinggi dan kabel listrik. 6. Jika anda di pegunungan waspadalah dengan batu dan tanah longsor yang mungkin runtuh. 7. Jika anda di pantai segeralah lari ke daerah yang agak tinggi karena gempa bumi dapat menyebabkan tsunami. 8. Waspadalah akan kemungkinan adanya gempa susulan. 9. Berdoa dan memohon perlindungan dari Allah. c. Banjir Pengertian banjir secara umum adalah tidak tertampungnya air di wadahnya (alur sungai) sungai meluap menggenangi daerah sekitar nya. Dengan demikian banjir terjadi apabila volume aliran air melebihi daya tampungnya. Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang hampir setiap musim penghujan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah di Indonesia yang sering dilanda banjir adalah Jakarta. Selain itu beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada awal tahun 2008 juga dilanda banjir akibat meluapnya DAS Bengawan Solo. Bencana Banjir yang baru saja terjadi di Jakarta pada akhir tahun 2012, memicu banyak perhatian dari masyarakat Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia
memiliki sikap toleransi dan kepedulian yang tinggi dalam membantu sesama. Bantuan antar rakyat Jakarta dan tanggap bencana dari pemerintah membuat masyarakat bisa bangkit dari keterpurukannya. TUGAS MANDIRI VI
Sumber: bpbdkabbanjar.blogspot.com Gambar 13. Banjir
Jelaskan secara tepat dan lugas, apa saja akibat dari bencana banjir terhadap lingkungan?..................................................... ………………………………………………. ………………………………………………. ………………………………………………. ………………………………………………. ………………………………………………. ………………………………………………. ………………………………………………. ……………………………………………….
159
Disaster Info Tindakan menghadapi bencana Banjir: 1. Pastikan memiliki persediaan pelampung yang cukup untuk keluarga. 2. Selalu dengar informasi tentang perkembangan cuaca. 3. Ikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan pemerintah atau petugas bencana. 4. Periksa apakah diri anda atau orang di sekitar anda terluka, beri pertolongan pertama jika perlu. 5. Tidak meminum air kecuali setelah dimasak, dan tidak menggunakan air yang tercemar untuk mencuci alat-alat dapur dan pakaian. 6. Tidak membiarkan anak-anak bermain di air banjir. 7. Dengarkan informasi darurat dan ikuti rencana darurat di lingkungan bencana anda.
d. Tanah Longsor Karakteristik tanah longsor
Disaster Info
hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat terjadi
karena
ataupun
proses
karena
alam dampak
kecerobohan manusia. Peristiwa tanah longsor pada umumnya
melanda
beberapa
wilayah Indonesia yang memiliki topografi
agak
miring
atau
berlereng curam. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor pernah melanda (Jawa
daerah Tengah)
Karanganyar pada
bulan
Tindakan menghadapi bencana Tanah Longsor: 1. Jangan Panik. 2. Jauhi secepat mungkin sumber suara datangnya longsor. 3. Dengarkan informasi darurat 4. Hati-hati dengan kabel listrik yang rusak. 5. Laporkan kepada aparat berwenang. 6. Periksa diri anda dan orang sekitar akan adanya luka atau patah tulang, beri pertolongan pertama. Jangan pindahkan korban cedera serius kecuali mereka dalam bahaya. 7. Jauhi bangunan rusak atau pohon tumbang karena kemungkinan roboh.
Desember 2007. TUGAS MANDIRI VII
Sumber: nasional.news.viva.co.id. Gambar 14. Tanah Longsor
Jelaskan secara tepat dan lugas, tindakan yang kamu lakukan pasca bencana tanah longsor terhadap lingkungan? ……….............. ……………………………………………… …... ……………………………………………… …... ……………………………………………… …... ……………………………………………… …... ………………………………………………
160
e. Badai atau Angin Topan Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis termasuk Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala alam ini. Salah satu contoh adalah angin topan yang melanda beberapa daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah. TUGAS MANDIRI VIII Jelaskan secara tepat dan lugas, apa saja akibat dari bencana angin topan terhadap lingkungan?.................................................... ……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… Sumber: studentforumid.blogspot.com. ……………………………………………… Gambar 15. Angin Topan f. Kekeringan Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumbersumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk. Kekeringan sering memicu terjadinya keresahan dalam masyarakat, karena tidak adanya air maka keberlangsungan hidup terganggu. Oleh sebab itu masyarakat harus saling bekerjasama dan bergotong royong untuk menghadapi permasalahan tersebut. Contohnya dengan membangun penampungan air besar secara bersama untuk menyimpan ketersediaan air selama musim kemarau. Membangun saluran air dari sungai menuju ke pemukiman penduduk dan lahan pertanian untuk sumber air masyarakat.
161
TUGAS MANDIRI IX
Sumber: mobile.seruu.com. Gambar 16. Kekeringan di Indonesia
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan jujur, tanggung jawab dan rapi! 1. Terjadi dimana sajakah bencana kekeringan akibat kemarau panjang di dunia? Sebutkan! 2. Apa saja kegiatan masyarakat yang dapat menyebabkan kekeringan di muka bumi ini? Jelaskan! 3. Apa yang dapat kamu lakukan terhadap lingkunganmu dalam menghadapi bencana kekeringan? Jelaskan!
g. Tsunami Tsunami adalah gelombang air
Srilangka
yang
sekitarnya.
sangat
dibangkitkan macam
besar oleh
gangguan
yang
dan
daerah
di
macamdi
dasar
TUGAS MANDIRI X
samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin membesar. Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi
tsunami
yang
menghantam pantai di beberapa Negara di sekeliling Samudra Hindia
diantaranya
Indonesia,
Malaysia, Thailand, Myanmar,
Sumber: alampenuhbencana.blogspot.com Gambar 17. Tsunami
Jelaskan secara tepat dan lugas, tindakan yang kamu lakukan pasca bencana Tsunami terhadap lingkungan?....................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... .........................................................................
162
Disaster Info Tindakan menghadapi Bencana Tsunami: 1. Jangan panik dan segera ajak keluarga dan teman-teman secepatnya menyelamatkan diri meninggalkan rumah, pantai menuju tempat lebih tinggi 2. Jika anda sedang berlayar, segera arahkan kapal atau perahumu kea rah peraiaran yang dalam, dan jangan kembali ke pantai samapai kondisi aman. 3. Ketika melihat air datang selamatkan diri anda dan bukan barang anda, lari secepat mungkin menghindari air menuju ke tempat yang lebih tinggi. 4. Ketika terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa mengapung sebisanya. 5. Jika terseret tsunami, carilah benda terapung yang dapat digunakan sebagai rakit atau raih pohon yang kokoh dan panjat setinggi mungkin. 6. Jika anda berada dalam suatu bangunan, carilah celah-celah yang dapat memungkinkan untuk berlindung.
TUGAS KELOMPOK III Petunjuk Tugas Kelompok III: 1. Buatlah kelompok dengan 5 siswa tiap kelompoknya! 2. Carilah artikel dalam surat kabar, internet, maupun media cetak lainnya tentang kejadian kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh alam! Minimal 5 artikel! 3. Diskusikan dengan kelompokmu, solusi apa yang bisa diberikan untuk menangani kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh alam dalam artikel yang ditemukan oleh kelompokmu! 4. Presentasekan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas! 2
Kerusakan Lingkungan Hidup yang Ddisebabkan oleh Manusia Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan
dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini. a. Pencemaran lingkungan Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya,
163
pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara. b. Penebangan Hutan Penebangan ilegal adalah masalah yang lebih besar di Indonesia, dimana diperkirakan 70-75 persen dari kayu dipanen secara ilegal, merugikan pemerintah hingga ratusan juta atau bahkan miliar di pajak pemasukan yang hilang. Kalimantan Selatan diperkirakan akan kehilangan pendapatan sebesar 100 juta per tahun dalam bentuk penghasilan karena lebih dari separuh dari produksikayudilakukansecarailegal. Menurut WWF, penebangan kayu ilegal di Indonesia dimotori oleh beberapa faktor: Kapasitas perusahaan pemotongan kayu di Indonesia dan Malaysia yang berlebihan. Keduanya memiliki fasilitas untuk mengolah kayu dalam jumlah besar walau produksi kayu sendiri telah menurun sejak masamasa tenang di tahun 1990an. WWF melaporkan bahwa kedua negara tersebut memiliki kemampuan untuk mengolah 58,2 juta meter kubik kayu setiap tahunnya, sedangkan produksi hutan secara legal hanya mampu mensuplai sekitar 25,4 juta meter kubik. Sisa kapasitasnya digunakan oleh kayu yang ditebang secara ilegal. c. Degradasai Lahan Pengertian degradasi yaitu kemunduran, kemerosotan atau penurunan, sedangkan pengertian dari degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan, misalnya lahan kritis, kerusakan ekosistem laut, dan kerusakan hutan. 1) Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi penambangan yang besar-besaran. 2) Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil laut secara besar-besaran. 3) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan pohon secara besar-besaran dan praktik peladangan berpindah. d. Kebakaran Berhati-hatilah dengan api. Jangan sampai kebakaran seperti berikut terjadi pada kita. Peristiwa kebakaran masih menjadi ancaman serius bagi warga Jakarta. Sepanjang Januari hingga November 2007, di seluruh DKI Jakarta terjadi 816 kasus kebakaran yang mengakibatkan 14 orang meninggal dunia dan 518 menderita luka-luka. Kebakaran hutan juga sering terjadi dikarenakan ulah manusia untuk membuka lahan dan dijadikan sebagai lahan perkebunan.
164
TUGAS MANDIRI XI Cara Kerja: 1. Perhatikan gambar dibawah ini dengan sekasama dan dengan wawasan luas! 2. Hubungkan kata-kata secara vertikal, horisontal dan diagonal susunan huruf yang berhubungan dengan gambar tersebut, rangkailah secara teliti & tepat!
1 3
2 Keterangan: 1. Gambar 1 yang menyebabkan banyak ikan mati adalah pencemaran …. 2. Gambar 2 yang menyebabkan emisi CO2 bertambah adalah pencemaran …. 3. Gambar 3 yang menyebabkan tanaman mati adalah pencemaran …. 4. Gambar 4 green house effect adalah efek …. 5. Bahan-bahan pencemar …. 6. Yang menghasilkan bunyi bising adalah pencemaran .…
4 Susunan Huruf R I Q W R A U V S
A U P X J N G Z U
B J M Y T C L Y A
C K N A W B N R R
D L N Z H O K T A
E A S T K K P K P
H M T S A D A L S
F N U N I S S C O
G O V D R T U D A
P O L U T A N J J
H P U D A R A K C
Beberapa ulah manusia baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup, berikanlah contoh selain yang tersebut diatas?............... ………......................................................................................................................... ........... ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………… ………………………………………………………………………………………
165
B.
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Upaya yang dapat Dilakuklan Masyarakat Berkaitan dengan Pelestarian Lingkungan Hidup antara lain: a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan) Terdapat beberapa metode mengkonservasi atau melestarikan tanah yang dapat dilakukan melalui metode pertanian dan langkah-langkah yang dapat dilakukan di rumah, yaitu: 1) Sebelum masuk masa tanam, tanaman dibiarkankan bertahan dibandingkan dibajak pada akhir musim. Metode ini membantu berada tanah tetap di lahan daripada tanah tak terlindung dari angin dan air. 2) Menggunakan pertanian bertingkat 3) Menerapkan pertanian berkontur 4) Mengurangi permukaan tahan air. 5) Menanam kebun hujan b. Pelestarian udara 1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita 2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin 3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer c. Pelestarian hutan Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan yaitu: 1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. 2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. 3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. 4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan. 5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan d. Pelestarian laut dan pantai Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
166
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. 2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. 3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan. 4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan. e. Pelestarian flora dan fauna Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1) Ditetapkan
tempat
perlindungan
bagi
flora
dan
fauna
agar
perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna. 2) Membangun
beberapa
pusat
rehabilitasi
dan
tempat-tempat
penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti: a) Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera. b) Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur. c) Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi. 3) Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya. 4) Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, Owa, Sing Puar, Peusing. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) adalah pembangunan yang dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan memerhatikan analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL).
167
Pembangunan
yang
berwawasan
lingkungan
harus
memperhatikan
dan
melaksanakan konsep serta analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, and threats atau kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) sehingga mampu mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada serta dapat meminimalisasi kelemahan dan ancaman serta dampak yang mungkin ditimbulkan. Untuk dapat mendukung pelaksanaan analisis SWOT, maka partisipasi segenap lapisan masyarakat
sangat
diperlukan
sehingga
hasil-hasil
pembangunan
dapat
dipertanggungjawabkan dan dirasakan bersama. Berdasarkan uraian tersebut, secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, adalah: 1) Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan yang mungkin timbul di belakang hari; 2) Memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung kesinambungan pembangunan; 3) Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan; serta 4) Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi pembangunan. TUGAS MANDIRI XII
Sikap Sosial Kemukakan sikap kalian berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Kerjakan di buku tugasmu. 1. Kerusakan alam makin parah. Pemerintah tidak tinggal diam melihat kenyataan seperti ini. Berbagai upaya telah, sedang, dan akan dilakukan, salah satunya program Hutan Kemasyarakatan. Sekarang giliran kalian, bagaimana sikap kalian jika melihat kerusakan lingkungan di sekitar kalian? Sebagai seorang pelajar, apa saja yang akan kalian lakukan jika melihat kerusakan alam tersebut? 2. Apa yang akan kalian lakukan jika melihat tetangga, teman, atau bahkan keluarga kalian sendiri melakukan sesuatu yang dapat mengancam kelestarian alam, seperti membuang sampah ke sungai atau perbuatanperbuatan lainnya? 3. Seberapa sering dan seberapa banyakkah kalian menggunakan minyak wangi? Tahukah kalian bahwa sebagian besar minyak wangi mengandung gas yang berbahaya yang dapat menipiskan lapisan ozon? Berdasarkan hal tersebut, coba kemukakan sikap kalian dalam menggunakan minyak wangi secara tepat dan bijak agar tidak membahayakan kelestarian lingkungan. Selamat mengerjakan dan semoga berhasil menjadi pribadi yang selaras dengan lingkungan.
168
LATIHAN SOAL II I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d! 1. Taman atau jalur hijau di kota jika dikaitkan dengan lingkungan sangat bermanfaat karena berfungsi sebagai .... a. penampung air hujan b. tempat rekreasi c. tempat perlindungan burung-burung d. mengurangi polusi /pembersih udara 2. Berikut yang bukan merupakan upaya penertiban pembuangan sampah di kota-kota adalah .... a. penempatan kotak/tempat sampah b. melalui pasukan kuning pembersih sampah c. pelebaran jalan-jalan d. mengajak masyarakat berpartisipasi mencipta kan kebersihan 3. Penggunaan pupuk dan pestisida yang keliru/ berlebihan mengakibatkan pencemaran…. a. udara dan air b. udara dan tanah c. lingkungan pemukiman d. tanah dan air 4. Berikut ini merupakan usaha pencegahan kerusakan lingkungan, kecuali…. a. reboisasi b. rehabilitasi c. ekstensifikasi d. penghijauan 5. Reboisasi/penghijauan sangat bermanfaat untuk mencegah atau memperbaiki kerusakan lingkungan di daerah …. a. pemukiman penduduk b. kawasan industri c. pegunungan d. aliran sungai (DAS) 6. Hutan sangat penting bagi kelestarian lingkungan, karena .... a. hutan dapat dipulihkan kembali bila ditebang b. hutan menjadi sumber mata pencaharian penduduk sekitarnya c. sumber devisa bagi negara, karena dapat diekspor d. hutan dapat mengatur tata air dan memengaruhi iklim 7. Berikut kerusakan sumber daya alam dan lingkungan yang disebabkan karena perbuatan manusia adalah ....
169
a. melakukan rekreasi b. perburuan liar c. pembuatan terasering d. melakukan tanam bergilir 8. Berikut bukan penyebab terjadinya banjir adalah .... a. cuaca dan iklim b. curah hujan yang tinggi c. penggundulan hutan d. pembuangan sampah di sungai 9. Mengolah tanah pertanian di lereng bukit dengan cara .... a. Terasering b. strep kroping c. contour plouwing d. rehabilitasi 10. Air dapat hilang dari dalam tanah karena faktor-faktor berikut, kecuali .... a. mengalir ke tempat lain b. diserap oleh akar-akar tumbuhan c. menguap d. meresap ke bumi. II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 1. Sebutkan kerusakan lingkungan hidup akibat alam yang kamu ketahui? Jelaskan! 2. Sebutkan bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi dan badai/angin topan? 3. Jelaskan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat ulah manusia! 4. Apa pengertian dari pembangunan berkelanjutan? 5. Sebutkan ciri-ciri pembangunan berkelanjutan (berwawasan lingkungan) itu?
RANGKUMAN BAB II Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan karena gejala alam dan karena ulah manusia. Faktor alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan adalah terjadinya berbagai bencana alam, seperti letusan gunung berapi, gempa, dan angin topan. Faktor ulah manusia yang menimbulkan kerusakan lingkungan alam antara lain pembalakan liar, penggunaan bahan kimia berbahaya, perburuan liar, kegiatan industri yang membuang limbah sembarangan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan, yaitu usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
170
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Ruang yang ditempati makhluk hidup bersama benda tak hidup disebut .... a. ekosistem b. lingkungan c. populasi d. habitat 2. Berikut yang bukan merupakan unsur-unsur lingkungan adalah .... a. unsur biotik b. unsur manajemen lingkungan c. unsur abiotik d. unsur sosial budaya 3. Unsur-unsur berikut ini yang berupa komponen abiotik adalah .... a. tanah, udara, dan mikroorganisme b. mikroorganisme, cacing, dan serangga c. flora, fauna, dan mikroorganisme d. air, tanah, dan udara 4. Berikut adalah proses alam yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, yaitu .... a. tumpahan minyak di laut b. jebolnya bendungan/dam c. kemarau panjang d. sampah 5. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya polusi air adalah .... a. kegiatan perladangan
b. erosi di bagian hulu c. berkurangnya volume air sungai d. buangan limbah industri 6. Tingkat kebisingan yang dapat mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan .... a. < 80 desibel b. < 80 Mhz c. > 80 desibel d. > 80 Mhz 7. Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup merupakan kebijakan pemerintah yang dituangkan malalui .... a. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 19 Tahun 1986 b. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 c. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 39 Tahun 1986 d. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 49 Tahun 1986 8. Berikut merupakan usahausaha pelestarian lingkungan hidup yang dapat dilakukan, kecuali.... a. melakukan pengolahan tanah
171
b. mengatur sistem irigasi atau drainase
9. Berikut ini merupakan bagian dari Trilogi Pembangunan kecuali.... a. pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya b. ikut menjaga perdamaian dunia c. stabilitas nasional yang sehat dan dinamis d. pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi 10. Dalam analisis SWOT, dampak negatif pembangunan disebut dengan istilah .... a. threat b. weakness c. opportunity d. strength 11. Adaptasi yang dilakukan manusia terhadap lingkungannya akan menghasilkan berbagai bentuk hasil interaksi yang disebut dengan budaya. Berikut adalah hasil budaya manusia, kecuali.... a. pola aliran sungai b. pola mata pencaharian c. pola pemukiman d. pola penggunaan lahan 12. Selain sebagai tempat tinggal, lingkungan hidup juga dapat dimanfaatkan manusia untuk dikembangkan sebagai berikut, kecuali.... a. media penghasil bahan kebutuhan pokok
c. memberikan perlakuan khusus terhadap limbah sebelum dibuang d. melakukan urbanisasi b. wahana bersosialisasi dan berinteraksi c. sumber energi d. potensi konflik 13. Berkurangnya kadar oksigen (O2), menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam merupakan dampak dari .... a. polusi air b. polusi udara c. polusi tanah d. polusi suara 14. Berikut ini yang merupakan bentuk adaptasi manusia terhadap lingkungan-nya adalah .... a. pola permukiman penduduk b. pemakaian berbagai sumber daya alam c. membangun PLTA dan sarana transportasi d. kegiatan perladangan 15. Usaha untuk mengurangi erosi di lahan pertanian yang miring antara lain bisa dilakukan dengan cara .... a. menanami dengan tanaman semusim b. menggunakan sistem terasiring c. melaksanakan mekanisasi pertanian d. menggunakan sistem tumpang sari
172
16. Pembuangan sampah-sampah berikut ini dapat menimbulkan polusi tanah, kecuali.... a. plastik b. daun-daunan c. pecahan kaca d. besi bekas 17. Peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang berlangsung cukup lama akan menyebabkan, kecuali.... a. perubahan iklim dunia b. pemanasan global c. hujan asam d. pencairan es di kutub 18. Usaha menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak dilarang karena akan membawa dampak antara lain.... a. ikan menjadi tidak enak rasanya b. harga ikan menjadi lebih murah c. populasi ikan terancam cepat punah d. berbagai jenis ikan tidak disukai konsumen 19. Menurut konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, kegiatan pembangunan yang kita lakukan hendaknya .... a. tidak usah dilakukan jika menimbulkan dampak positif b. dilakukan jika menimbulkan dampak positif
c. boleh dilakukan jika tidak menimbulkan dampak negatif d. kegiatan pembangunan dilakukan dengan cara menekan seminimal mungkin dampak yang terjadi 20. Salah satu ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah .... a. melakukan AMDAL setelah pembangunan dilakukan b. melakukan AMDAL sebelum pembangunan dilaksanakan c. setelah pembangunan dilakukan diteliti dampak yang terjadi d. sebelum pembangunan dilaksanakan terlebih dulu diteliti potensi lingkungannya
173
B. Kerjakan soal-soal berikut! 1. Sebut dan jelaskan unsur-unsur lingkungan dengan disertai contoh masingmasing! 2. Sebutkan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh gejala alam! 3. Sebutkan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh dampak aktivitas manusia! 4. Sebutkan lima usaha-usaha yang dapat dilakukan manusia dalam melestarikan lingkungan hidup! 5. Sebutkan ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan! 6. Mengapa setiap pembangunan suatu proyek wajib dilakukan AMDAL terlebih dahulu! 7. Bagaimanakah pengelolaan sampah yang baik agar tidak mencemari dan merusak lingkungan? 8. Deskripsikan proses terjadinya hujan asam sebagai akibat adanya polusi udara dengan disertai gambar atau bagan! 9. Bagaimanakah keterkaitan manusia, sumber daya alam, dan iptek dalam mendukung pembangunan? 10. Menurut pandapat kalian, sudahkah negara kita melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan? Berikan alasan-alasan kalian!
174
Lingkungan Hidup Info
Sumber: rahmatkusnadi6.blogspot.com Gambar 18. Kerusakan hutan
80% kerusakan flora dan fauna disebabkan oleh faktor manusia dan setelah itu baru faktor bencana alam seperti gunung meletus, banjir, gempa bumi, tsunami, badai dsb untuk hal ini memang sudah kehendak dari Tuhan YME, namun untuk kerusakan oleh manusia tidak boleh kita tolerir atau kita birkan karena keberadaan mereka sangat penting bagi kita.
Renungkanlah! Banyak kondisi lingkungan hidup yang telah rusak di Indonesia. Hal tersebut merupakan petunjuk bahwa sikap dan perilaku dari kebanyakan manusia Indonesia terhadap lingkungan alam sekitarnya masih sebagai pemanfaat atau pengguna untuk dirinya sendiri tanpa memerhatikan kelestarian sumber daya lingkungannya. Dengan kata lain, masalah lingkungan hidup ditimbulkan oleh perbuatan manusia yang tidak memerhatikan kelestarian daya dukung dari alam sekitarnya. Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai bagian dari unsur lingkungan, harus bersikap arif dalam pemanfaatan sumber daya alam yaitu dengan turut serta memelihara keserasian, keseimbangan dan kelestarian lingkungan, bahkan kualitas lingkungan juga harus ditingkatkan sehingga dapat dinikmati oleh penghuninya dari generasi ke generasi.
175
DAFTAR PUSTAKA SUMBER BUKU: Fattah, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/Mts Kelas VIII (Buku Sekolah Elektronik). Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Sudarmi, Sri dan Waluyo. 2008. Galeri Pengetahuan Sosisal Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VIII (Buku Sekolah Elektronik). Jakarta: Pusat Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional. Soeriaatmadja, R.E. 2003. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB. Sugiharsono, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Sosial: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4 (Buku Sekolah Elektronik). Jakarta: Pusat Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional. Sutarto, dkk. 2008. IPS untuk SMP/MTs kelas VIII (Buku Sekolah Elektronik). Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Yulaelawati, Ella dan Usman Syihab. 2008. Mencerdasi Bencana. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Karakter Bangsa Peraturan Menteri Tentang Pendidikan Karakter Bangsa SUMBER INTERNET: Alamendah. 2012. Kerusakan Lingkungan Tingkatkan Risiko Bencana. http://alamendah.wordpress.com/2012/10/12/kerusakan-lingkungantingkatkan-risiko-bencana/. Diunduh tanggal 22 Januari 2013. Alamendah. 2011. Indonesia Negara Paling Rawan Bencana Alam. http://alamendah.wordpress.com/2011/08/29/indonesia-negara-palingrawan-bencana-alam/. Diunduh tanggal 22 Januari 2013. Alamendah. 2011. Dampak Kebakaran Hutan. http://alamendah.wordpress.com/2011/08/27/dampak-kebakaran-hutan/. Diunduh tanggal 23 Januari 2013. Anonim. 2012. Pengertian Gempa Bumi. http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/pengertian-gempa-bumi.html. Diunduh tanggal 23 Januari 2013. Anonim. 2012. Pengertian Gunung Meletus. http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/gunung-meletus.html. Diunduh tanggal 23 Januari 2013. Anonim. 2012. Pengertian Tsunami. http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/pengertian-tsunami.html. Diunduh tanggal 23 Januari 2013.
176
Anonim. 2013. Angin Topan. http://studentforumid.blogspot.com/2012/11/angintopan-plh.html. Diunduh Tanggal 23 Januari 2013. Hernawan. 2009. Banjir. http://byan89.wordpress.com/2009/12/13/banjir/. Diunduh tanggal 23 Januari 2013. Matoa, 2011. Sepuluh Cara Melestarikan Tanah. www.treehugger.com. Diunduh tanggal 13 Maret 2013. Sabtaji, Agung. 2010. Pengertian Lingkungan Hidup. http://agungsabtaji.blogspot.com/2010/05/1.html. (26 Nov2012) Taufiqqurakhman, Ahmad. 2012. Daftar 10 Gempa Terbesar Indonesia. www.inilah.com Diunduh tanggal 13 Maret 2013.
177
COVER BELAKANG LKAS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN
178
Lampiran 3
ANGKET PENILAIAN/ VALIDASI DOSEN TERHADAP LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Peneliti
: Sekolah Menengah Pertama : IPS Terpadu : VIII/1 : Lingkungan Hidup : Himmatul Amanah
Nama : NIP : Petunjuk: Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan cara memberi tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat Anda terhadap Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter dan Kebencanaan sesuai dengan skor sebagai berikut: Skor 5 : Sangat baik Skor 4 : Baik Skor 3 : Cukup baik Skor 2 : Kurang baik Skor 1 : Tidak baik DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NO. BUTIR SKOR RERATA CATATAN SKOR (Bila Diperlukan) 1 2 3 4 5 I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. CAKUPAN MATERI 1. Keluasan materi 2. Kedalaman materi B. AKURASI MATERI 1. Akurasi fakta keruangan/kewilayahan 2. Kebenaran teori atau konsep 3. Kebenaran prinsip atau hukum 4. Akurasi prosedur/metode keruangan/kewilayahan C. KEMUTAKHIRAN 1. Kesesuaian dengan perkembangan ilmu Geografi
179
2.
D. 1. 2. 3. 4. 5. E. 1. 2. F. 1. 2. 3. 4. G. 1.
2.
3.
4.
Keterkinian/ ketermasaan fitur (contoh-contoh) dan rujukan MENGANDUNG WAWASAN PRODUKTIVITAS Menumbuhkan semangat belajar Menumbuhkan etos kerja siswa Menumbuhkan semangat inovatif Menumbuhkan kreativitas Menumbuhkan daya saing MERANGSANG KEINGINTAHUAN Menumbuhkan rasa ingin tahu Memberi tantangan untuk belajar lebih jauh MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) Mengembangkan kecakapan personal Mengembangkan kecakapan sosial Mengembangkan kecakapan akademik Mengembangkan kecakapan vokasional MENGEMBANGKAN WAWASAN KEBENCANAAN Dapat menambah wawasan tentang kebencanaan di Indonesia Dapat memberikan pengetahuan mitigasi saat bencana terjadi Memberikan pengetahuan antisipasi terhadap bencana Apresiasi terhadap bencana yang terjadi di Indonesia
180
5.
Dapat memberikan materi tentang kebencanaan H. MEMBENTUK KARAKTER SISWA 1. Tugas praktek yang membentuk karakter siswa 2. Tugas dalam teori yang membentuk karakter siswa 3. Tugas individu yang membentuk karakter siswa 4. Tugas tiap subbab yang membentuk karakter siswa RERATA SKOR KOMPONEN KELAYAKAN ISI Berikan tanda cek (√) pada salah satu kolom sesuai atau tidak sesuai dan berikan alasan NO A. 1.
2.
3.
4.
5.
KOMPONEN & ASPEK
SESUAI
TIDAK SESUAI
ALASAN
MATERI/ISI Materi/isi sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Materi/isi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Materi/isi merupakan karya orisinil (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan SARA dan tidak diskriminasi gender. Materi/isi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih dan akurat. Materi/isi memaksimalkan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks keIndonesiaan
Semarang,…………………2013 Validator
( NIP.
)
181
Lampiran 4
ANGKET PENILAIAN/ VALIDASI GURU TERHADAP LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Peneliti
: Sekolah Menengah Pertama : IPS Terpadu : VIII/1 : Lingkungan Hidup : Himmatul Amanah
Nama : NIP : Petunjuk: Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan cara memberi tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat Anda terhadap Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter dan Kebencanaan sesuai dengan skor sebagai berikut: Skor 5 : Sangat baik Skor 4 : Baik Skor 3 : Cukup baik Skor 2 : Kurang baik Skor 1 : Tidak baik
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP I BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH I. No
KOMPONEN KELAYAKAN ISI BUTIR 1
1
Standar Kompetensi (SK) tercantum secara eksplisit Standar Kompetensi ditulis secara eksplisit sebagai judul Bab, sub judul, dalam bab
2
Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara eksplisit Kompetensi Dasar ditulis secara eksplisit sebagai judul subbab
3
Kesesuaian isi LKS dengan SK dan KD Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai dengan interaksi antar konsep sesuai dengan yang diamanatkan oleh SK dan KD
SKOR 2 3 4
5
182
II. No 1
KOMPONEN PENYAJIAN BUTIR 1
SKOR 2 3 4
5
1
2
SKOR 3 4
5
Daftar isi Memuat judul bab, subbab dari bagian teks disertai dengan nomor halaman yang sesuai dengan halaman bab dan subbab pada isi.
2
Tujuan setiap bab Uraian singkat yang memuat target yang ingin dicapai pada setiap bab
3
Ringkasan Rangkuman isi materi yang disediakan setiap bab
4
Kata kunci (key-words) Kata-kata yang menjadi inti pembahasan materi dalam setiap bab
5
Pertanyaan/soal latihan pada setiap bab Pertanyaan /soal latihan terdapat pada : akhir setiap bab, setelah beberapa bab, dan pada akhir LKS
6
Daftar pustaka Daftar LKS yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan LKS tersebut yang diawali dengan nama pengarang (yang disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul LKS, tempat, dan nama penerbit
III.
KOMPONEN KEGRAFIKAAN
No 1
BUTIR Kulit LKS Seluruh materi disain pada bagian kulit depan, belakang dan punggung, secara visual ditampilkan secara jelas, kontras, menarik yang ditentukan oleh pemilihan jenis huruf, besar huruf, ilustrasi, warna dan tata letak yang sesuai
2
Isi LKS Materi LKS yang disajikan dalam bentuk teks dan ilustrasi ditampilkan secara komunikatif, serasi, proporsional, dan konsisten berdasarkan pola tata letak tertentu
3
Keterbacaan - Kesesuaian dalam pemilihan huruf yang ditentukan oleh jenis dan besar huruf serta format kolom teks. Jenis dan besar huruf disesuaikan dengan isi materi LKS serta tingkat pendidikan peserta didik - Pemilihan ilustrasi disesuaikan dengan isi LKS yang dapat memperjelas informasi yang disampaikan baik melalui bentuk maupun warna
183
yang sesuai - Format LKS ditentukan berdasarkan tingkat keterbacaan yang dapat dicapai serta memenuhi aspek efektivitas dan efisiensi
4
Kualitas cetakan - Kejelasan cetakan isi yang sangat membantu peserta didik dalam mempelajari, memahami, dan menyerap informasi yang disampaikan melalui media tercetak - Kerataan cetak merupakan konsistensi mutu cetakan secara keseluruhan isi LKS - Kualitas warna cetak mampu memberikan gambaran nyata secara keseluruhan isi LKS - Kualitas warna cetak mampu memberikan gambaran nyata secara visual dari ilustrasi yang dittampilkan sehingga membantu peserta didik dalam memahami objek aslinya
5
Kekuatan fisik LKS - Berfungsi sebagai pelindung isi LKS dan alat promosi. Ditentukan oleh jenis, ketebalan dan kualitas bahan yang sesuai fungsinya (berat antara 210-260 garam/ m2). - Kertas isi dipilih sesuai dengan fungsinya sebagai media penyampai informasi tercetak yang bertahan untuk digunakan minimal 5 tahun (jenis dan berat kertas HV, 80 gr/m2). - Dipilih sistem penjilidan yang sesuai dan memiliki kekuatan untuk digunakan minimal 5 tahun.
184
INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KOMPONEN KEGARFIKAAN TAHAP II KOMPONEN INDIKATOR BUTIR SKOR 1 2 3 4 IV. Kegrafikaan 1. UKURAN LKS 1.1a Kesesuaian ukuran LKS. 1.1b Kesesuaian format dengan materi isi LKS. 2. BAGIAN KULIT LKS 2.1a Penampilan 2.1. Desain unsur tata letak pada kulit muka, belakang dan punggung memiliki kesatuan (unity). 2.1b Komposisi unsur tata letak (judul, pengarang ilustrasi, logo, dll) seimbang dan seirama dengan tata letak isi. 2.1c Proporsi tampilan tata letak setiap unsur sesuai. 2.1d Memiliki tingkat kekontrasan yang baik. 1.1. Ukuran/format
2.2. Tata Letak
2.3. Tipografi
2.2a Penetapan unsur tata letak konsisten (sesuai pola). 2.2b Memberi kesan irama yang baik (muka, belakang dan punggung) 2.2c Menampilkan seluruh unsur tata letak secara proporsional dan harmonis. Huruf yang Digunakan Menarik dan Mudah Dibaca.
5
185
2.4. Ilustrasi
BAGIAN ISI 3.1. Tata Letak
2.3a Ukuran judul LKS lebih dominan dibandingkan (nama pengarang* dan penerbit*). 2.3bWarna judul LKS kontras daripada warna latar belakang. 2.3c Ukuran huruf proporsional dibandingkan dengan ukuran LKS. Huruf Yang Sederhana (Komunikatif). 2.3d Tidak terlalu banyak menggunakan kombinasi jenis huruf. 2.3e Tidak menggunakan huruf hias/dekorasi. 2.4f Sesuai dengan huruf untuk isi LKS. Mencerminkan Isi LKS: 2.4a Ilustrasi dapat menggambarkan isi/materi LKS. 2.4b Ilustrasi mampu mengungkap objek. 2.4c Bentuk, ukuran, objek ilustrasi proporsional dan sesuai realita. Tata Letak Konsisten 3.1a Penempatan unsur tata letak konsisten.
186
3.2. Tipografi
3.1b Setiap penempatan judul bab seragam/konsist en. Unsur Tata Letak Harmonis: 3.1d Bidang cetak dan marjin proposional/ sebanding. 3.1e Teks dan ilustrasi berdekatan. 3.1f Memperhatikan marjin dua halaman yang berdampingan. 3.1g Kesesuaian bentuk, warna dan ukuran unsur tata letak. Unsur Tata Lengkap, memiliki: 3.1h Judul bab. 3.1i Sub bab. 3.1j Angka halaman/folios. 3.1k Ilustrasi. 3.1l Keterangan gambar (caption.) Tipografi Sederhana 3.2a Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf. 3.2b Tidak menggunakan huruf hias/dekoratif. 3.2c Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, small capital) tidak berlebihan. Tipografi Mudah Dibaca:
187
3.3. Ilustrasi
3.2d Spasi baris susunan teks normal. 3.2e Jenis huruf sesuai dengan materi isi. 3.2f Jarak antara huruf/keming normal. Tipografi Memudahkan Pemahaman: 3.2g Jenjang/hierarki judul-judul jelas dan konsisten. 3.2h Jenjang/hierarki judul-judul proporsional. 3.2i Tanda pemotongan kata (hyphenation). Konsep Ilustrasi Jelas: 3.3a Mampu mengungkap makna/arti dari objek. 3.3b Bentuk proporsional. 3.3c Bentuk akurat dan realistis. Ilustrasi Isi menimbulkan Daya Tarik: 3.3d Keseluruhan ilustrsi serasi. 3.3e Goresan garis dan raster tegas dan jelas. 3.3f Mengungkapkan konsep kreatif. 3.3g Penggunaan warna sesuai objek. 3.3h Dinamis.
188
Saran:……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Semarang,………………….2013 Validator
(………………………) NIP.
189
Lampiran 5
ANGKET PENILAIAN SISWA TERHADAP KETERBACAAN LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN Nama :………………………………………………… No. Absen :………………………………………………… Kelas & SMP :………………………………………………….
1. 2. 3.
4.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
9.
10
Petunjuk Pengisian: Tuliskan nama, no absen dan kelasmu terlebih dahulu Bacalah peryataan berikut dengan cermat Berilah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan: Skor 5 : Sangat baik , Skor 4 : Baik, Skor 3 : Cukup baik, Skor 2 : Kurang baik dan Skor 1 : Tidak baik Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai ulangan.
Pernyataan Tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas dalam LKS. Pembelajaran materi Lingkungan Hidup dengan LKS ini menarik. Materi yang disampaikan dalam LKS ini mudah dipahami. Bahasa dalam LKS ini mudah dipahami. LKS ini dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa. LKS ini dapat meningkatkan karakter siswa dalam mencintai lingkungan hidup. LKS ini dapat mendorong siswa untuk memecahkan masalah. Gambar pada LKS dapat menyampaikan pesan secara efektif kepada siswa. Pembelajaran materi Lingkungan Hidup dalam LKS ini dapat memberi wawasan kebencanaan pada siswa Informasi pada LKS dapat menambah wawasan kebencanaan bagi siswa
1
2
Sekor 3 4
5
Saran
190 Lampiran 6
HASIL ANALISIS DATA VALIDASI DOSEN TERHADAP LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN NO
PERNYATAAN
VALIDATOR V1
V2
V3
V4
V5
SKOR TOTAL
PERSENTASE RATA-RATA
1
1
5
4
4
5
4
22
88.00%
2
2
5
3
4
5
4
21
84.00%
3
3
4
4
5
5
5
23
92.00%
4
4
4
3
5
4
5
21
84.00%
5
5
5
3
4
4
5
21
84.00%
6
6
5
3
4
3
5
20
80.00%
7
7
5
4
5
5
5
24
96.00%
8
8
5
4
4
5
5
23
92.00%
9
9
4
3
5
5
5
22
88.00%
10
10
5
3
5
4
4
21
84.00%
11
11
4
3
4
4
4
19
76.00%
12
12
5
3
5
3
5
21
84.00%
13
13
4
3
4
3
4
18
72.00%
14
14
4
4
5
5
5
23
92.00%
15
15
4
4
5
4
5
22
88.00%
16
16
4
3
4
5
5
21
84.00%
17
17
4
3
4
2
4
17
68.00%
18
18
4
4
4
4
5
21
84.00%
19
19
3
3
4
2
4
16
64.00%
20
20
5
4
4
5
5
23
92.00%
21
21
5
4
4
5
5
23
92.00%
22
22
5
4
5
4
5
23
92.00%
23
23
5
4
4
3
5
21
84.00%
24
24
5
4
4
4
5
22
88.00%
25
25
4
4
4
3
4
19
76.00%
26
26
5
4
5
5
4
23
92.00%
27
27
4
4
5
4
4
21
84.00%
28
28
5
4
4
4
4
21
84.00%
126
100
123
114
129
592
2368.00%
90.00% SANGAT LAYAK
71.43%
87.86%
81.43%
84.57%
84.57%
LAYAK
LAYAK
LAYAK
92.14% SANGAT LAYAK
SKOR TOTAL PERSENTASE RATA-RATA KRITERIA
LAYAK
LAYAK
191
Lampiran 7 HASIL ANALISIS DATA VALIDASI GURU TERHADAP LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN NO
PERNYATAAN
VALIDATOR V1
V2
V3
SKOR TOTAL
V4
PERSENTASE RATA-RATA
1
1
5
5
4
4
18
90.00%
2
2
3
5
4
4
16
80.00%
3
3
4
5
4
4
17
85.00%
4
4
5
5
4
3
17
85.00%
5
5
5
4
3
4
16
80.00%
6
6
1
5
4
4
14
70.00%
7
7
4
4
3
4
15
75.00%
8
8
5
5
4
4
18
90.00%
9
9
3
5
4
4
16
80.00%
10
10
3
5
4
3
15
75.00%
11
11
4
4
4
3
15
75.00%
12
12
5
4
4
3
16
80.00%
13
13
5
5
5
4
19
95.00%
14
14
5
5
4
5
19
95.00%
15
15
5
4
4
4
17
85.00%
16
16
5
5
4
4
18
90.00%
17
17
5
5
4
4
18
90.00%
18
18
5
5
4
4
18
90.00%
19
19
5
5
4
4
18
90.00%
20
20
5
4
4
4
17
85.00%
21
21
5
4
4
4
17
85.00%
22
22
5
5
4
4
18
90.00%
23
23
5
4
4
4
17
85.00%
24
24
5
4
4
3
16
80.00%
25
25
5
5
4
4
18
90.00%
26
26
5
5
4
4
18
90.00%
27
27
3
4
4
4
15
75.00%
28
28
5
4
4
4
17
85.00%
29
29
5
5
4
4
18
90.00%
30
30
5
5
5
4
19
95.00%
31
31
5
4
5
4
18
90.00%
32
32
5
4
4
4
17
85.00%
33
33
5
5
4
4
18
90.00%
34
34
5
5
4
4
18
90.00%
35
35
5
5
4
3
17
85.00%
36
36
3
5
4
3
15
75.00%
192
37
37
5
5
4
3
17
85.00%
38
38
5
5
4
4
18
90.00%
39
39
5
5
4
4
18
90.00%
40
40
5
5
4
4
18
90.00%
41
41
5
5
4
4
18
90.00%
42
42
5
5
4
4
18
90.00%
43
43
5
5
4
4
18
90.00%
44
44
5
5
3
4
17
85.00%
45
45
5
5
4
4
18
90.00%
46
46
5
5
4
4
18
90.00%
47
47
5
5
4
4
18
90.00%
48
48
5
5
4
4
18
90.00%
49
49
5
5
4
4
18
90.00%
50
50
5
5
4
4
18
90.00%
51
51
5
5
4
4
18
90.00%
52
52
4
5
4
3
16
80.00%
53
53
5
5
4
4
18
90.00%
54
54
5
5
4
4
18
90.00%
55
55
5
5
4
3
17
85.00%
56
56
5
5
4
4
18
90.00%
57
57
5
5
4
4
18
90.00%
58
58
4
5
4
4
17
85.00%
59
59
5
5
4
4
18
90.00%
60
60
5
5
4
4
18
90.00%
281
287
240
231
1039
5195.00%
93.67% SANGAT LAYAK
95.67% SANGAT LAYAK
80.00%
77.00%
86.58%
86.58%
LAYAK
LAYAK
SKOR TOTAL PERSENTASE RATA-RATA KRITERIA
LAYAK
LAYAK
193
Lampiran 8 HASIL ANALISIS DATA PENILAIAN SISWA TERHADAP KETERBACAAN LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN A. SMPN 1 Ungaran No
Validator
Kelas
Pernyataan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor Total
Persentase
1
Annisa Noor Azizah
VIII A
4
5
4
4
4
3
3
5
4
4
40
80%
2
Fairuz Hanum Nabila
VIII A
4
5
4
3
4
4
4
4
5
4
41
82%
3
Annisa Julia Murjiantami
VIII B
4
5
4
4
3
3
3
5
5
4
40
80%
4
Iftita Audina Wardana
VIII B
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
43
86%
5
VIII B
4
4
5
4
5
5
4
5
5
4
45
90%
6
Hilda Vina Anisa Dara Ayu Chandra Maharani
VIII B
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
43
86%
7
Rista Nabilla Aqila
VIII B
4
5
4
4
5
5
4
5
3
4
43
86%
8
Indah Wahyu P
VIII B
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
44
88%
9
Raihan Ayu Ramadhani
VIII B
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
45
90%
10
Alifa Helmaniar
VIII C
5
4
5
4
5
4
4
4
4
5
44
88%
11
Anindha Vidya Larasati
VIII C
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
43
86%
12
Rima Ayunda P
VIII C
4
5
4
4
4
3
3
5
4
4
40
80%
13
Angga Wahyu Riyadi Anne Stasia Kusainingtyas Trianggunani Purnaning Siwi
VIII C
4
5
4
4
4
3
3
5
4
4
40
80%
VIII C
4
5
4
4
4
3
3
5
4
4
40
80%
VIII C
4
5
4
4
4
3
3
5
4
4
40
80%
Auditya Imam Satria Jati Aninda Diah Maharani Utami
VIII C
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
36
72%
VIII D
4
5
5
4
4
4
4
5
5
4
44
88%
14 15 16 17
194
18
Ilda Nurul Annisa
VIII D
4
5
4
4
4
3
3
5
4
4
40
80%
19
Kurnia Selvyana
VIII E
4
5
4
4
4
3
4
5
4
4
41
82%
20
Henricha D. A.
VIII E
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
45
90%
21
Aulia Vaya R.
VIII E
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
45
90%
22
Laras Triefena
VIII E
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
37
74%
90
105
93
88
92
83
81
101
95
91
919
1838%
81.82%
95.45%
84.55%
80.00%
83.64%
75.45%
73.64%
91.82%
86.36%
82.73%
83.55%
83.55%
Skor Total Persentase Rata-rata
B. SMPN 2 Ungaran No
Validator
Kelas
Pernyataan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor Total
Persentase
1
Kresna Ari yudha
VIII G
4
3
5
5
3
5
3
5
5
3
41
82.00%
2
Dwi Pita Sari
VIII G
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
44
88.00%
3
Tedi Andika S
VIII G
3
4
5
4
4
4
4
4
4
5
41
82.00%
4
Fendy S.
VIII G
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
44
88.00%
5
Syabrina Rabiha
VIII G
3
5
4
5
5
4
3
5
5
5
44
88.00%
6
Kamila Khamidah
VIII G
3
4
5
3
2
5
3
3
5
5
38
76.00%
7
Deasilia Larasati
VIII G
4
5
5
5
4
4
3
4
4
4
42
84.00%
8
Dian Fatmawati
VIII G
4
5
4
5
5
5
5
4
5
4
46
92.00%
9
Adi Setiyono
VIII G
3
2
5
4
4
5
4
4
3
3
37
74.00%
10
Dimas Ariya M
VIII G
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
43
86.00%
11
Salma Regita Putri
VIII H
5
4
4
5
4
5
4
5
5
5
46
92.00%
12
Tri Yulia Kurnia Sari
VIII H
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
47
94.00%
13
Jaffar Yoga Kuslani
VIII H
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
39
78.00%
195
14
Nurhilman N
VIII H
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
41
82.00%
15
Etika Nurina
VIII H
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
47
94.00%
16
Dewi Shinta M
VIII H
4
5
3
5
3
5
4
4
5
5
43
86.00%
17
Febrianca Aisyah Dewi M
VIII H
4
5
4
4
3
5
4
5
5
5
44
88.00%
18
Shinta Dewi Saputri
VIII H
4
5
4
5
4
5
3
4
4
4
42
84.00%
19
Putri Annur A
VIII H
4
3
3
4
4
4
3
5
4
5
39
78.00%
20
Aziiza Andana Warih U
VIII H
4
3
3
3
3
4
4
5
4
5
38
76.00%
78
85
85
88
79
90
74
89
88
90
846
1692.00%
78.00%
85.00%
85.00%
88.00%
79.00%
90.00%
74.00%
89.00%
88.00%
90.00%
84.60%
84.60%
Skor Total Persentase Rata-rata
C. SMPN 3 Ungaran No
Validator
Kelas
Pernyataan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor Total
Persentase
1
Qornelly Syam Amirul Adhi
VIII A
4
4
5
4
3
4
5
4
4
4
41
82.00%
2
Nurul Mahfidatul A
VIII A
5
4
5
5
4
5
3
5
4
4
44
88.00%
3
Eldo Syaifudin
VIII A
3
4
5
3
4
3
4
5
3
2
36
72.00%
4
Adini Miranti G. S.
VIII A
5
4
5
5
5
5
3
5
5
5
47
94.00%
5
Rahayu Anggi Pangestu
VIII A
5
5
5
5
3
4
4
5
4
4
44
88.00%
6
Kuniarti Paradita Sari
VIII A
5
4
5
5
5
4
3
4
4
4
43
86.00%
7
Nur Afifa Rahmadhani
VIII A
5
4
5
5
5
4
3
4
4
4
43
86.00%
8
Afif Putra
VIII A
4
5
5
5
4
3
5
5
5
5
46
92.00%
9
Rika Setiani
VIII B
5
4
5
4
5
5
4
4
5
5
46
92.00%
10
Aprilia Fajrin
VIII B
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
47
94.00%
11
Aulia Rahma Wardani
VIII B
5
4
4
5
4
4
4
5
3
3
41
82.00%
196
12
Lela Dina Berliana
VIII B
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
43
86.00%
13
Fi'la Aulia Azari
VIII B
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
45
90.00%
14
Fifie Atifah Hada N.
VIII B
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
43
86.00%
15
Affifah Kurniawati
VIII B
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
48
96.00%
16
Citra Fitri Azhari
VIII B
5
5
5
4
4
4
4
5
4
5
45
90.00%
17
Wahyu Apriliya
VIII B
4
5
4
5
4
4
4
5
4
5
44
88.00%
18
Sera Zulfikarista
VIII B
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
43
86.00%
19
Yusris Sabila
VIII B
4
5
4
5
4
4
4
5
4
5
44
88.00%
20
Viona Nailunnisa
VIII B
4
5
4
5
5
4
4
3
4
4
42
84.00%
92
88
92
93
86
83
79
93
84
85
875
1750.00%
92.00%
88.00%
92.00%
93.00%
86.00%
83.00%
79.00%
93.00%
84.00%
85.00%
87.50%
87.50%
Skor Total Persentase Rata-rata
D. SMPN 4 Ungaran No
Validator
Kelas
Pernyataan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor Total
Persentase
1
Achmad Prayogo H. S.
VIII A
5
4
5
4
5
3
5
5
4
5
45
90.00%
2
Agus Kris B.
VIII A
3
4
4
4
4
4
4
5
4
5
41
82.00%
3
Ahmad Arifudin
VIII A
3
4
3
4
4
5
3
5
4
5
40
80.00%
4
Ahmad Rokip Ady Saputra
VIII A
3
4
3
4
4
5
3
5
4
5
40
80.00%
5
Aisyah Nur Fadillah
VIII A
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
44
88.00%
6
Aksa Candra S
VIII A
3
4
4
4
4
4
4
5
4
5
41
82.00%
7
Alfi Sholikhati
VIII A
4
5
3
3
5
3
5
5
3
4
40
80.00%
8
Anggit Anida Putri
VIII A
4
4
3
4
4
3
3
5
4
4
38
76.00%
9
Anis Setyawati
VIII A
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
44
88.00%
197
10
Andi Dewo Surya Jagad
VIII A
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
47
94.00%
11
Ary Madita Damayanti
VIII A
5
4
4
5
4
5
3
4
4
5
43
86.00%
12
Aryati Sofiya
VIII A
4
5
5
4
5
3
5
5
5
5
46
92.00%
13
Damar Laras Anggit
VIII A
4
5
3
4
4
3
4
5
4
4
40
80.00%
14
Devida Esalia
VIII A
4
5
4
4
5
3
4
5
4
4
42
84.00%
15
Enggar Yusuf W.
VIII A
4
3
3
5
4
3
5
5
4
4
40
80.00%
16
Fajar Syafruddin
VIII A
5
3
2
4
3
3
5
4
4
1
34
68.00%
17
Fiya Martatilla
VIII A
4
5
5
4
5
3
5
5
5
5
46
92.00%
18
Gilang Ramathan
VIII A
3
4
3
2
4
2
3
3
3
4
31
62.00%
19
Hanif Nurwachid
VIII A
3
4
3
4
5
4
4
5
4
5
41
82.00%
20
Intan Utami
VIII A
4
3
5
4
4
3
4
5
5
4
41
82.00%
21
Laras Darwari Andira
VIII A
5
4
4
5
4
5
3
4
4
5
43
86.00%
22
Topix
VIII A
5
5
4
3
4
5
3
5
4
3
41
82.00%
23
Mutiara Rizki Amalia S.
VIII A
4
3
3
3
3
4
5
5
4
5
39
78.00%
24
Nika Khalia
VIII A
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
44
88.00%
25
Retno Murtiningsih
VIII A
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
44
88.00%
26
Rio Rahardyan U.
VIII A
5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
46
92.00%
27
Rizky G. Saputra
VIII A
4
4
5
5
3
4
3
5
4
5
42
84.00%
28
Syah Fareza
VIII A
3
5
4
5
4
3
3
4
4
3
38
76.00%
29
Topan Oki P.
VIII A
5
5
5
5
5
5
3
5
3
5
46
92.00%
Skor Total Persentase Rata-rata
118
125
112
121
122
113
114
138
117
127
1207
2414.00%
81.38%
86.21%
77.24%
83.45%
84.14%
77.93%
78.62%
95.17%
80.69%
87.59%
83.24%
83.24%
Hasil Presentase Klasikal Dari Seluruh SMP Di Ungaran NO
SEKOLAH
PERSENTASE
KRITERIA
198
1 2 3 4
SMPN 1 UNGARAN
83.55%
LAYAK
SMPN 2 UNGARAN
84.60%
LAYAK
SMPN 3 UNGARAN
87.50%
LAYAK
SMPN 4 UNGARAN
83.24%
LAYAK
JUMLAH TOTAL
338.89%
PERSENTASE RATA-RATA
84.72%
LAYAK
199
Lampiran 9
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
Dokumentasi 1. SMPN 1 Ungaran
Dokumentasi 2. Uji coba siswa SMPN 1 Ungaran
200
Dokumentasi 3. Uji coba siswa SMPN 1 Ungaran
Dokumentasi 4. SMPN 2 Ungaran
201
Dokumentasi 5. Uji coba siswa SMPN 2 Ungaran
202
Dokumentasi 6. Uji coba siswa SMPN 2 Ungaran
Dokumentasi 7. SMPN 3 Ungaran
Dokumentasi 8. Uji coba siswa SMPN 3 Ungaran
203
Dokumentasi 9. Uji coba siswa SMPN 3 Ungaran
Dokumentasi 10. SMPN 4 Ungaran
204
Dokumentasi 11. Uji coba siswa SMPN 4 Ungaran
Dokumentasi 12. Uji coba siswa SMPN 4 Ungaran
Lampiran 10
LKS SMP Negeri 1 & 2 Ungaran
205
206
207
208
209
210
211
212
Lampiran 11
LKS SMP Negeri 3 Ungaran
213
214
215
216
217
218
Lampiran 12
LKS SMP Negeri 4 Ungaran
219
220
221
222
223
224
225
226
227
Lampiran 13
Surat-surat Perizinan Penelitian a) Surat Perizinan Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial UNNES
228
229
b) Surat Perizinan Penelitian dari Kesbangpol Kabupaten Semarang
230
c) Surat Perizinan Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang