PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN BIOLOGI BERTARAF INTERNASIONAL MELALUI PROSES ADOPSI DAN ADAPTASI OLEH: SLAMET SUYANTO1
Abstrak Pengembangan kurikulum bertaraf internasional diperlukan di dalam pengembangan program studi bertaraf internasional. Direktorat Pembinaan SMP dan SMA sedang merintis sekolah bertaraf internasional (RSBI) sejak 2-3 tahun yang lalu, dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan menengah agar setara dengan mutu sekolah-sekolah yang baik di negara-negara maju (OECD). Untuk mendukung keberadaan guru-guru RSBI tersebut, khususnya guru biologi, maka Jurusan Pendidikan Bilogi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta berencana membuka kelas bertaraf internasional, yang sekaligus mendukung program universitas menuju World Class University (WCU). Untuk membuka program studi bertaraf internasional tersebut diperlukan kurikulum, kegiatan perkuliahan, sarana pembelajaran, dosen, dan cara penilaian yang berstandar internasional. Dalam kesempatan ini dibahas pola pengembangan kurikulum bertaraf internasional melalui proses adaptasi dan adopsi kurikulum internasional.
Kata kunci: Kurikulum internasional, adaptasi dan adopsi kurikulum
1
Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY
A. PENDAHULUAN Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) sekolah menengah telah dikembangkan pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMA, SMP dan SMK sejak tiga tahun silam. Sekarang sudah sekitar 300 SMA
dan
200
SMP
RSBI.
Rencananya
program
tersebut
terus
dilaksanakan sampai lima tahun. Targetnya 450 SMA dan 450 SMP RSBI terwujud. Dari sejumlah sekolah tersebut, mungkin tidak semuanya akan berhasil menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), namun pemerintah berharap terjadi peningkatan mutu secaa signifikan di semua sekolah tersebut. RSBI memerlukan guru yang berkualitas. Para guru SBI adalah guru yang terpilih, memiliki dedikasi yang baik, menguasai bidang studi, menguasai pembelajaran yang mendidik, mampu menggunakan TIK dan dapat mengajar dengan bahasa Inggris. Kemampuan tersebut tentu perlu dilatihkan melalui program preservice dan inservice. Untuk itu, LPTK perlu mempersiapkan program preservice untuk melatih para calon guru yang akan bertugas di sekolah-sekolah RSBI. Universitas Negeri Yogyakarta sedang mengembangkan diri menuju World Class University (WCU). Serangkaian program telah disiapkan untuk mencapai hal itu. Salah satu program tersebut adalah pengembangan program studi bertaraf internasional. Jurusan Pendidikan Biologi termasuk salah satu program studi yang merespon program WCU tersebut untuk mengembangkan program studi menuju program studi bertaraf internasional. Program studi bertaraf internasional memerlukan persiapan dalam berbagai hal, meliputi dosen, sarana dan prasarana perkuliahan, kurikulum, buku-buku referensi, peralatan laboratorium, ICT dan layanan yang memenuhi
standard
internasional.
Terkait
dengan
pengembangan
kurikulum, maka kurikulum yang ada perlu diperbaiki dan dikembangkan agar bertaraf internasional. Berbagai cara dapat dilakukan, misalnya melalui proses adaptasi dan adopsi.
B. MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM Terdapat beberapa model penting dalam pengembangan kurikulum. Model-model yang popular antara lain model Saylor, Alexander,dan Lewis, Tyler, Taba, dan Oliva. Dari berbagai model tersebut dapat ditarik model umum yang meliputi empat tahap pengembangan kurikulum: 1. Perencanaan Kurikulum 2. Pengembangan Kurikulum 3. Implementasi Kurikulum, dan 4. Evaluasi Kurikulum. Tahap perencanaan mencakup analisis kebutuhan dan penentuan filosofi, kompetensi yang ingin dicapai, standard isi, standard proses, dan standard klulusan. Ada tiga jenis kebutuhan yang perlu dianalisis yaitu (1) kebutuhan kebutuhan siswa, (2) kebutuhan masyarakat (termasuk pasar kerja), dan (3) kebutuhan dari disiplin keilmuan. Kebutuhan siswa berubah sesuai keinginannya, kemampuannya, dan cita-citanya, Tiap siswa dapat dikelompokkan sesuai keinginannya, misalnya ingin menjadi guru biologi SD, SMP, atau SMA? Terkait dengan pekerjaan, Rimizowski (1996) menyarankan analisis dua jalur, yaitu kebutuhan subyek dan kebutuhan tempat kerja akan kompetensi. Untuk menjadi guru biologi SMA, misalnya, perlu diidentifikasi kompetensi apa saja yang dibutuhkan? Dari sejumlah kompetensi yang diperlukan kompetensi mana yang sudah dikuasai mahasiswa? Kompetensi mana yang dapat dikuasai mahasiswa melalui latihan sendiri dan kompetensi mana yang perlu dilatihkan?
Terkait dengan keilmuan, perlu dianalisis keutuhan konsep dasar biologi. Untuk guru SMA, misalnya, minimal menguasai materi biologi SMA. Materi itu merupakan materi inti (core concepts). Selain itu, masih perlu dipikirkan materi mana yang bersifat sekunder (should know) dan tersier (it’s nice to know). Analisis kebutuhan ini menghasilkan standard kompetensi (SK). SK tersebut nantinya akan didistribusikan mata kuliah yang ada secara merata. Dengan demikian setiap mata kuliah memiliki deskripsi yang jelas akan SK yang harus dikembangkan dalam kegiatan perkuliahan. Langkah selanjutnya dalam perencanaan adalah menentukan tim pengembang, kegiatan pengembangan, dan jadwal pengembangan, Pengembangan kurikulum dilakukan mengikuti kegiatan dan jadwal yang telah ditentukan. Kegiatan pengembang kurikulum mengikuti pola yang disebut dengan aksioma (prinsip) pengembangan kurikulum.
C. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM Pengembangan
kurikulum
mengikuti
prinsip-prinsip
tertentu.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sering disebut juga aksioma pengembangan kurikulum. Oliva (1994) mengidentifikasi 10 aksioma pengembangan kurikulum, yaitu sebagai berikut: 1.
Perubahan
kurikulum
memang
diperlukan
dan
tidak
dapat
dihindarkan, artinya pengembangan kurikulum harus dilakukan agar adaptif terhadap perubahan masyarakat, Iptek, dan ICT. 2.
Kurikulum
merupakan
produk
dari
waktu,
oleh
karenanya
pengembangan kurikulum mengikuti kemajuan terkini. 3.
Kuriklum yang lampau sering muncul kembali dalam kurikulum baru, oleh karena itu dalam pengembangan kurikulum pengembang perlu melihat kembali apa yang sudah sejarah kurikulum yang ada.
4.
Perubahan kurikulum sebagai akibat perubahan kemajuan manusia, dan mengantisipasi perkembangan peradaban subyek didik ketika bekerja nanti.
5.
Pengembangan kurikulum merupakan kerja kooperatif, untuk program studi pendidikan biologi melibatkan ahli bidang studi biologi, ahli psikologi, ahli kurikulum, dan ahli pendidikan.
6.
Pengembangan kurikulum merupakan proses menentuan pilihan, memilih muatan isi, proses, dan nilai-nilai keunggulan.
7.
Pengembangan kurikulum tidak pernah berakhir, setiap kurun waktu tertentu perlu dievaluasi dan diperbaruhi.
8.
Pengembangan kurikulum lebih efektif jika menyeluruh, tidak parsial, kurkulum dikembangkan secara sistemik, sistematik, isomeristik, dan idiografik.
9.
Pengembangan kurikulum dimulai dari kurikulum yang ada, biasanya dimulai dari evaluasi diri terhadap kurikulum yang sudah digunakan, program, output dan outcome.
D. SERTIFIKASI INTERNASIONAL Sertifikasi internasional merupakan bentk pengakan terhadap mutu suatu lembaga atau lulusan. Ada beberapa model sertifikasi internasional yang sudah dijalankan oleh berbagai perguruan tinggi dan sekolah. Model pertama, adalah model sandwich. Model ini sudah dikembangkan sejak lama, meskipun sekarang ada sedikit perubahan bentuk. Di UI misalnya ada program di mana mahasiswa kuliah sampai semester tertentu di UI dan memperoleh gelar diploma, kemudian kuliah diteruskan di luar negeri di universitas mitra UI dan memperoleh gelar sarjana. Model kedua, adalah menggunakan lembaga sertifikasi internasional, misalnya IBO (International Baccalaureat Organization) atau Cambridge. Untuk memperoleh sertifikat
internasional siswa atau mahasiswa harus mengambil tes dari lembaga tersebut dan jika lulus ia memperoleh sertifikat internasional. Model ketiga adalah sertifikasi lembaga. Jika jurusan biologi “accredited” dengan berbagai universitas di Australia, misalnya, maka lulusannya dapat diterima di berbagai unversitas di Australia.
Model keempat adalah sertifikasi
kompetensi internasional. Lulusan SMK, misalnya, dapat mengambil sertifikasi kompetensi internasional atau kompetensi Asia timur dari lembaga yang sudah diakui secara internasional. Jika lulus ia dapat bekerja di negara manapun di Asia timur dan digaji sesuai standard yang berlaku di negara di mana ia bekerja. Untuk memperoleh sertifikasi internasional seperti tersebut ai atas, maka lembaga perlu mempersiapkan hal-hal berikut. 1. Memiliki kurikulum dengan standard isi yang minimal sama dengan standard internasional pemberi sertifikat internasional. 2. Memiliki standard sarana dan prasarana belajar yang setara dengan standar internasional. 3. Memiliki
tenaga
pengajar
yang
berkualifikasi
atau
bereputasi
internasional, dan 4. Memiliki standard proses yang setara dengan standar internasional,
E. STRUKTUR ILMU BIOLOGI BSCS mendeskripsikan bahwa biologi memiliki objek, persoalan, metode pengkajian, dan level kehidupan di mana persoalan tersebut dikaji. Selain itu ada empat matra keilmuannya: unity, diversity, interaction dan continuity of life. Konsep-konsep biologi terus berkembang diantara empat matra tersebut. Pada dekade terakhir penelitian tentang gen dan rekayasa genetik, termasuk human genome mapping project sangat pesat. Demikian pula perhatian yang besar terhadap kelangsungan kehidupan di bumi dan
persoalan lingkungan, termasuk global warming. Pengembangan kurikulum mesti memilih dan membatasi lingkup dan kedalaman konsep-konsep yang akan menjadi inti, sekunder, dan tersier. Diversity, misalnya, mencakup semua organisme yang ada di dunia, dari katulistiwa sampai kutub, dari tingkat sel sampai tingkat bioma. Jadi tidak mungkin mengajarkan semuanya pengembang mesti memilih mana yang dianggap penting untuk diajarkan dan seberapa kedalamannya. Beikut disajikan perbandingan konsep-konsep biologi yang diajarkan untuk tingkat SMA.
F. STANDAR ISI, PROSES, DAN PENILAIAN
G. PROSES ADAPTASI DAN ADOPSI
H. KEARIFAN LOKAL
I. PENUTUP