PENGEMBANGAN KOMIK NEED FOR POWER SEBAGAI MEDIA LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Greda Isna Patria NIM 10104244026
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AGUSTUS 2014
i
PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN KOMIK NEED FOR POWER SEBAGAI MEDIA LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA” yang disusun oleh Greda Isna Patria, NIM 10104244026 ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 25 Juni 2014 Dosen Pembimbing
Dr. Muh. Farozin, M. Pd. NIP 19541 123 198003 1001
ii
SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.
Yogyakarta, 25 Juni 2014 Yang menyatakan,
Greda Isna Patria NIM 10104244026
iii
iv
MOTTO Berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan untuk dirinya, menjadi pemandu untuk nafsunya, dan menjadi kapten untuk bahtera hidupnya. (Saidina Ali) Seorang pemimpin yang hebat, ketika dia dalam keadaan aman, dia tidak lupa bahwa bahaya mungkin datang. Saat dia berada di puncak, dia tidak lupa bahwa kemungkinan jatuh itu selalu mengintai. Ketika segalanya terasa damai, dia tidak lupa bahwa kekacauan bisa saja terjadi. (Confucius, Peribahasa Cina)
Seorang pemimpin yang enggan mengambil resiko, Anda tak akan pernah kalah. Tapi tanpa berani menanggung resiko, Anda tak akan pernah menang. (Richard Nixon)
Untuk bisa memimpin orang lain, menjadi ujung tombak di barisan terdepan, seorang manusia harus mau dan berani maju sendirian. (Harry Truman)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, yang selalu memberikan segalanya yang terbaik untukku dan yang menjadikanku terus bersyukur. 2. Almamaterku, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Agama, Nusa, dan Bangsa.
vi
PENGEMBANGAN KOMIK NEED FOR POWER SEBAGAI MEDIA LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI BAGI SISWA KELAS VII SMP N 1 YOGYAKARTA Oleh Greda Isna Patria NIM 10104244026 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan komik tentang need for power sebagai media layanan bimbingan pribadi bagi siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan prosedur pengembangan Borg and Gall yang meliputi penelitian awal dan pengambilan data, perencanaan, pengembangan prototipe produk, validasi ahli, uji coba produk awal, revisi hasil validasi ahli, uji coba lapangan utama, revisi uji coba lapangan utama, uji coba lapangan operasional dan revisi ahkir. Pada uji validasi terdapat dua ahli yang terlibat yaitu ahli materi yang mengerti tentang bimbingan pribadi dan ahli media yang mengerti tentang komik. Dalam penentuan subyek dilakukan dengan teknik random sampling untuk jumlah subyek pada uji coba lapangan awal sebanyak 5 siswa, uji coba produk lapangan utama sebanyak 15 siswa, sedangkan pada uji lapangan operasional sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan dari beberapa langkah penelitian yang sudah dilakukan, diketahui dari uji ahli media komik dinilai dengan persentase 76,92% yang dikategorikan sangat baik. Masukan yang diberikan adalah penataan pada layout. Hasil uji ahli materi, komik dinilai dengan persentase 66,4% yang dikategorikan baik. Masukan yang diberikan adalah penggantian judul pada cover komik. Hasil uji coba produk lapangan awal, komik dinilai 79,1%. Masukan yang diberikan penggantian cover komik dan penambahan warna pada cover. Hasil uji coba produk lapangan utama, komik dinilai dengan persentase 80,29% yang dikategorikan sangat baik. Masukan yang diberikan siswa cover masih kurang menarik dan mimik wajah tokoh masih kurang terlihat. Pada tahap uji lapangan operasional diperoleh persentase 76,37% yang dikatakan sangat baik. Masukan yang diberikan siswa adalah penambahan layanan bimbingan pribadi nedd for power pada siswa. Kata kunci : need for power, pengembangan komik, layanan bimbingan pribadi
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan limpahan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul “Pengembangan Komik Need For Power Sebagi Media Layanan Bimbingan Pribadi Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Yogyakarta”. Sebagai ungkapan syukur, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas dukungan dan kerja sama yang baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang telah memberikan kesempatan untuk menjalani dan menyelesaikan studi. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang telah memfasilitasi kebutuhan akademik selama penulis menjalani masa studi. 3. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi. 4. Bapak Dr. Muh. Farozin, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan serta masukan kepada penulisselama penyusunan skripsi. 5. Seluruh dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UNY atas ilmu yang bermanfaat selama penulis menyelesaikan studi. 6. Kepala SMP N 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Ibu Dra. Endang Tri Zulaeini selaku guru BK SMP N 1 Yogyakarta atas kerjasama dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian. 8. Seluruh guru, staff TU, dan siswa kelas VII di SMP N 1 Yogyakarta atas kerjasama dan bantuannya. 9. Kedua Orang tuaku tercinta, Bp. Sunyoto, B. E. dan Alm Ibu. Sri Mulyani, S. Pd. yang tiada henti selalu memberikan dukungan moril maupun materil. Semoga Allah SWT senantiasa selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan dunia- akhirat. 10. Devi Puspita Sari, S. T. yang tercinta atas perhatian dan Support yang diberikan, selalu bersedia di repotkan.
viii
11. Berlita, Mitta, Sandi, Dady yang sering memberikan masukan dan semangat selama mengerjakan skripsi. 12. Ryan Kristianto (kocang) yang telah membantu dalam pembuatan komik. 13. Teman-teman The B’Gundalz, teman-teman The Big Boss, semua temanteman B3 dan seluruh teman-teman angkatan 2010 BK UNY lainnya yang telah banyak memberi tawa dan cerita. 14. Siska, Tomi, Murphy, Yati, Kindi sebagai teman satu bimbingan. 15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang juga ikut berperan dalam kelancaran penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran, komentar, dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.
Yogyakarta, 25 Juni 2014
Greda Isna Patria
ix
DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ x DAFTAR TABEL................................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 8 C. Batasan Masalah ............................................................................................ 9 D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9 E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9 F. Spesifikasi Produk ......................................................................................... 10 G. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Need for Power .............................................................................................. 12 1. Pengertian Need for Power ....................................................................... 12 2. Bentuk-bentuk Need for Power................................................................. 14 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Need for Power ................................ 20 4. Ciri-Ciri Need for Power........................................................................... 23 B. Komik ............................................................................................................ 25 1. Pengertian Komik...................................................................................... 25
x
2. Bentuk-Bentuk Komik .............................................................................. 27 3. Kelebihan dan Kekurangan Komik ........................................................... 29 a. Kelebihan Komik ............................................................................... 29 b. Kekurangan Komik ............................................................................ 32 4. Cara Membuat Komik ............................................................................... 34 C. Bimbingan Pribadi ......................................................................................... 38 1. Pengertian Bimbingan Pribadi .................................................................. 38 2. Tujuan Bimbingan Pribadi ........................................................................ 40 3. Bimbingan Pribadi dalam Bimbingan dan Konseling............................... 42 4. Implikasi Penggunaan Komik sebagai Media Bimbingan ....................... 46 D. Perkembangan Remaja................................................................................... 47 1. Pengertian Remaja ..................................................................................... 47 2. Tugas Perkembangan Masa Remaja .......................................................... 48 3. Perkemabangan Emosi Remaja.................................................................. 49 4.Perkembangan Sosial Remaja..................................................................... 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Pengembangan ................................................................................ 54 B. Tempat dan Waktu Pengembangan................................................................ 59 C. Uji Coba Produk ............................................................................................ 59 1. Desain Uji Coba ........................................................................................ 59 2. Subjek Uji Coba ........................................................................................ 61 3. Jenis Data .................................................................................................. 62 4. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 63 5. Teknik Analisis Data ................................................................................. 66 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN A. Penelitian Awal dan Analisis Kebutuhan ...................................................... 70 B. Perencanaan ................................................................................................... 71 C. Pengembangan Produk................................................................................... 72 1. Pra Penulisan............................................................................................ 72 2. Pembuatan Komik.................................................................................... 72 D. Uji Validasi Ahli ............................................................................................ 73
xi
1. Hasil Uji Ahli Materi ............................................................................... 74 2. Hasil Uji Ahli Media................................................................................ 75 E. Uji Coba Lapangan Awal............................................................................... 76 F. Revisi Produk Awal ....................................................................................... 77 1. Revisi Ahli Materi.................................................................................... 78 2. Revisi Ahli Media .................................................................................... 79 G. Uji Coba Lapangan Utama............................................................................. 80 H. Revisi Produk Uji Coba Lapangan Utama..................................................... 82 I.
Uji Lapangan Operasional ............................................................................. 83
J.
Revisi Produk Uji Lapangan Operasional...................................................... 84
K. Produk Akhir.................................................................................................. 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................................... 85 B. Saran .............................................................................................................. 85 C. Keterbatasan Pengembangan ......................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87 LAMPIRAN.......................................................................................................... 91
xii
DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Ahli Materi ................................................................. 63 Tabel 2. Kisi-kisi Angket Ahli Media................................................................... 65 Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Siswa........................................................................... 65 Tabel 4. Skala Penilaian........................................................................................ 68 Tabel 5. Hasil Angket Uji Validasi Ahli Materi ................................................... 74 Tabel 6. Hasil Angket Uji Validasi Ahli Media.................................................... 76 Tabel 7. Hasil Angket Uji Coba Produk Lapangan Awal ..................................... 77 Tabel 8. Hasil Angket Uji Coba Produk Lapangan Utama................................... 81 Tabel 9. Hasil Angket Uji Lapangan Operasional ................................................ 83
xiii
DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Alur Prosedur Pengembangan Komik Need for Power bagi siswa Kelas VII ............................................................................................58 Gambar 2. Cover Produk Awal............................................................................73 Gambar 3. Revisi Cover Ahli Media....................................................................78 Gambar 4. Revisi Judul Komik............................................................................78 Gambar 5. Revisi Kata Pengantar Pada Komik ...................................................79 Gambar 6. Revisi Desain Layout .........................................................................79 Gambar 7. Revisi Mimik Wajah ..........................................................................80 Gambar 8. Revisi Cover Depan dan Belakang.....................................................82 Gambar 9. Revisi Mimik Wajah ..........................................................................82
xiv
DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Lembar Observasi...........................................................................92 Lampiran 2. Form Angket Validasi Ahli Materi.................................................94 Lampiran 3. Form Angket Validasi Ahli Media .................................................99 Lampiran 4. Form Angket Siswa ........................................................................105 Lampiran 5. Hasil Angket Validasi Ahli Materi .................................................110 Lampiran 6. Hasil Angket Validasi Ahli Media .................................................121 Lampiran 7. Hasil Angket Siswa Uji Coba Produk Lapangan Utama ................128 Lampiran 8. Hasil Angket Siswa Uji Lapangan Operasional .............................144 Lampiran 9. Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Materi...................................160 Lampiran 10. Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Media ...................................161 Lampiran 11. Analisis Hasil Angket Siswa Uji Coba Produk Lapangan Utama..162 Lampiran 12. Analisis Hasil Angket Siswa Uji Lapangan Operasional ...............163 Lampiran 13. Buku Panduan Penggunaan Komik ................................................164 Lampiran 14. Surat Perijinan ................................................................................173
xv
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Sejak lahir manusia adalah mahkluk hidup yang dikaruniai oleh Tuhan dengan tiga macam kebutuhan yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan umum. Makan, rasa ingin tahu, dan berinteraksi sosial merupakan beberapa contoh pemenuhan kebutuhan manusia untuk bisa hidup di dunia. Kebutuhan juga diartikan sebagai sesuatu keadaan internal yang meyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Ketiga kebutuhan tersebut harus bisa seimbang dalam memenuhi kebutuhannya agar kelangsungan hidupnya terus menerus berjalan dengan baik. Di era globalisasi ini manusia dituntut untuk mempunyai mobilisasi yang sangat tinggi sehingga kebutuhan manusia menjadi meningkat. Banyak para ahli meneliti tentang kebutuhan manusia salah satunya adalah kebutuhan untuk berkuasa (n-pow). Menurut McClelland (1995: 254) need for power merupakan kekuasaan menanamkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan siapa saja yang diajak berinteraksi. Need for power identik dengan jiwa dari seorang pemimpin, segala sesuatu untuk meraih tujuan pasti membutuhkan proses. Kepemimpinan perlu dikembangkan agar memiliki kepercayaan diri, motivasi, kreatifitas dan inovasi sehingga setiap orang yang tampil menjadi pemimpin bisa mempengaruhi para anggotanya untuk saling bekerja sama supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan semua anggota kelompok/organisasi. Hal
1
ini ditegaskan juga oleh Yukl (2010: 2) kepemimpinan adalah subjek yang telah
lama
menarik
perhatihan
banyak
orang.
Ini
memerlukan
keterampilan untuk membangun hubungan dengan orang lain dan mengorganisir
berbagai
sumber
daya
secara
aktif.
Penguasaan
kepemimpinan ini terbuka oleh siapa saja. Individu yang memiliki need for power cenderung suka mengikuti kegiatan yang memiliki tingkat persaingan tinggi. Salah satu contoh yang menunjukkan need for power tinggi adalah kompetisi olahraga. Dengan berolahraga menunjukan bahwa kebutuhan terhadap kekuasaan di sekolah para siswa laki-laki adalah sangat berhubungan dengan keunggulan dalam olahraga seperti futsal, bola basket, atau voli, dimana terdapat semacam persaingan saling berhadap-hadapan. Menurut Suaramedia (2008: 336) terdapat dua manfaat yang didapat dari kegiatan olahraga yang kompetitif, diantaranya Anak-anak belajar untuk aktif dan belajar begaimana bekerjasama dalam sebuah tim dan merasa percaya diri terhadap kemampuan diri mereka. Kepemimpinan
merupakan
kemampuan
untuk
mengambil
momentum maju ke depan. Momentum inilah yang membantu seseorang mampu
mengatasi
rintangan.
Dengan
pembekalan
keterampilan
kepemimpinan bagi anak-anak, memberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat meningkatkan kecakapan hidup dan menunjukkan bakat dan kecerdasan asli ke dunia luar.
2
Namun kenyataannya akhir-akhir ini di Indonesia mengalami krisis kepemimpinan. Para pemimpin di Indonesia cenderung menonjolkan popularitas daripada kompetensi. Banyak kasus yang menimpa para pemimpin di Indonesia dari kasus korupsi sampai kasus asusila yang menodai kepemimpinan di Indonesia. Sehingga masyarakat tidak lagi menemukan karakter kepemimpinan yang bisa memajukan bangsa ini. Di era teknologi informasi yang semakin maju, rakyat bisa mengamati dan menilai track record para pemimpin. Sebagai contoh, baru-baru ini bangsa Indonesia digemparkan kasus korupsi impor daging. Ada juga kasus korupsi yang banyak menyeret para pemimpin. Kasus wisma atlet Hambalang yang menyeret mantan Menpora, dan mantan ketua umum sebuah partai. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan kerugian yang dialami negara karena kasus Hambalang berkisar kurang lebih mencapai Rp 10 Miliar. Menurut juru bicara KPK dalam (solopos.com, 2012) dugaan sementara KPK negara mengalami kerugian sekitar Rp 10Miliar untuk anggaran 2010. Akan tetapi perhitungan tersebut akan ditindak lanjut lagi supaya lebih sempurna dengan perhitungan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Sampai
sekarang masih melakukan audit investigasi proyek yang menjerat banyak para pejabat negara yang terlibat dengan pembangunan Hambalang. Ada juga kasus simulator SIM yang pelakunya pemimpim tertinggi di Kepolisian, yang seharusnya menegakkan hukum dan mengayomi masyarakat malah menjadi pelaku korupsi.
3
Aditya Dananjaya (2012), juga memaparkan kasus dugaan korupsi dalam pengadaan simulator SIM dimenangkan oleh PT Citra Mandiri Metalindo Abadi melalui tender akan mengadakan 700 simulator motor dengan nilai mencapai Rp. 54,453 Miliar dan 552 buah simulator mobil dengan nilai Rp. 142,415 Miliar pada tahun 2011 lalu. Kemudian KPK menyelidiki dengan mengumpulkan beberapa bukti dari berbagai sumber informasi sehubungan adanya dugaan suap terhadap pemimpin tertinggi Polri dengan dugaan penggelembungan harga dari simulator tersebut. Pada tanggal 27 Juli 2012 KPK menaikan kasus ini secara resmi dan menetapkan petinggi di kepolisian sebagai tersangka, dan pada tanggal 30 Juli 2012 KPK menggeledah kantor Korlantas Polri. Suap juga dikabarkan mengalir ke sejumlah anggota Korlantas hingga pejabat Kepolisian. Namun, penggeledahan tidak berjalan mulus dikarenakan dari pihak Bareskrim menghalangi proses penggeledahan dan KPK juga tidak bisa membawa barang bukti. Sekarang ini kepercayaan yang diberikan rakyat untuk para pejabat seakan-akan langka atau bahkan hilang karena ulah mereka yang sering membuat kecewa jutaan rakyat Indonesia. Jika kita melihat dari segi materi, mereka adalah orang yang sangat mampu karena mereka mendapatkan fasilitas-fasilitas yang sangat teristimewa dari negara yang tak lain dari uang hasil keringat rakyat. Dengan melihat fasilitas-fasilitas yang istimewa mereka masih belum bisa menjadi karakter pemimpin yang amanah.
4
Dengan melihat dari bukti-bukti yang terdapat di atas, masyarakat sudah merasa jenuh dengan kelakuan para pemimpin yang tidak bisa mengemban amanah dari rakyat untuk manjadikan negara ini menjadi negara yang baik. Masyarakat di Indonesia hanya bisa melihat dan duduk manis dan berharap hukum yang akan menyelesaikan dan mengadili mereka para pejabat yang korup. Jika ini dibiarkan terus menerus mau di bawa kemana negara Indonesia yang katanya negara besar jika para pemimpinnya memiliki moral yang tercela. Sudah saatnya kita bisa belajar dari kesalahan dan mulai berbenah. Seorang pemimpin mempunyai jiwa melayani dan mempunyai rasa tanggung jawab supaya bisa diandalkan. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar impian, tujuan, kebutuhan, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin muncul bukan dari jabatan dan pangkat, pemimpin muncul dari dalam diri setiap manusia yang ingin menjadi pemimpin baik untuk dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, dan negara. Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi menjadi seorang pemimpin. Mengembangkan keterampilan memimpin sejak dini akan dapat membantu anak dalam menetapkan landasan yang kuat untuk mencapai tujuan hidupnya. Dengan keterampilan kepemimpinan tersebut maka anak dapat memahami tanggung jawab, ketekunan, disiplin dan empati bagi orang lain. Keterampilan ini wajib bagi siapa saja yang ingin mencapai sukses dalam bidang pribadi mereka.
5
Menurut data yang ada di lapangan, peneliti merasa prihatin dengan karakter diri dan moral para pemimpin yang tidak bisa mengemban amanah dan belum bisa menyalurkan aspirasi rakyat Indonesia. Disini peneliti ingin menanamkan nilai-nalai need for power sejak dini dengan menggunakan sebuah komik yang dapat mengatasi problem-problem. Dengan menggunakan media komik dapat manarik minat siswa untuk mudah memahami betapa pentingnya belajar kepemimpinan untuk masa depan. Dengan melihat adanya potensi setiap individu memiliki jiwa pemimpin, peneliti ingin menanamkan jiwa need for power pada siswa SMP. Kepemimpinan harus diajarkan, ditingkatkan dan diasah sejak dini. Berdasarkan indikator need for power
yang ada, gejala yang
muncul pada siswa adalah pada pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Disini banyak siswa hanya berdiam diri saja dan tidak ada kemauan dalam diri mereka sendiri untuk mencalonkan dirinya sendiri menjadi ketua OSIS di sekolah. Siswa masih belum bisa mengambil keputusan karena takut bersaing dengan teman-temannya. Peneliti mencoba melakukan wawancara dan observasi di SMP N 1 Yogayakarta dalam pemberian materi tentang kepemimpinan, guru bimbingan dan konseling masih menggunakan bimbingan klasikal. Dari hasil wawancara dan observasi dengan guru bimbingan dan konseling, siswa kurang antusias bila materi disampaikan secara klasikal karena banyak siswa yang kurang konsentrasi saat materi disampaikan. Siswa
6
sering berbuat gaduh sendiri dan merasa bosan untuk mendengar penjelasan dari guru bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling juga sesekali menggunakan media bimbingan yang berupa leaflet, akan tetapi antusias siswa masih kurang karena leaflet hanya menyajikan tulisan yang sangat banyak dan bergambar tapi hanya beberapa gambar yang disajikan. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa juga mengungkapkan mereka merasa bosan dengan cara mengajar yang klasikal karena sulit mengikutinya. Jika sudah ketinggalan dalam memeperhatikan guru yang berbicara di depan kelas mereka biasanya bicara sendiri dengan temannya dan membuat gaduh. Sehingga materi guru bimbingan dan konseling yang disampaikan tidak sampai ke siswa secara maksimal. Hasil dari observasi pada saat istirahat siswa banyak yang suka membaca di depan kelas mereka masing-masing. Kebanyakan mereka membaca komik-komik kesukaan mereka yang mereka bawa dari rumah dan ada juga yang membaca novel dan buku-buku pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Peneliti mencoba bertanya yang suka membaca komik, Menurut mereka komik adalah bacaan yang mudah dipahami dan mereka bisa mengerti alur cerita yang digambarkan dikomik tersebut. Ada juga mereka menyukai tokoh utamanya karena hebat, cantik, dan punya jiwa leadership jika komik yang menceritakan tentang kelompok.
7
Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan media bimbingan yang mudah dimengerti khususnya anak SMP N 1 Yogyakarta. Media tersebut adalah media yang dapat mengatasi problem-problem di atas dan dapat menarik minat siswa untuk mengarahkan dan membimbing siswa supaya bisa lebih baik. Salah satu media yang dimaksud adalah komik yang bertampilan gambar yang menarik yang berisi bimbingan agar siswa mudah memahami isi dan makna bimbingan yang ada didalamnya. Siswa yang sedang memasuki pada masa remaja awal, biasanya mereka lebih suka bacaan yang bergambar dan menarik dan mudah dimengerti sehingga media komik sangat cocok untuk media bimbingan anak SMP. Dengan kemauan yang timbul dalam dirinya sendiri tentunya dengan sendirinya mereka bisa menyerap bimbingan yang diperoleh dan sebagian besar akan terekam dalam ingatannya. Komik sebagai media bimbingan dapat dikembangkan dalam pelaksanan bimbingan pribadi. Komik dijadikan media bimbingan yang efektif sehingga siswa akan tertarik membacanya tanpa harus dibujuk dan merasa bosan mendengarkan uraian bimbingan yang disampaikan guru. Penyampaian pesan-pesan bimbingan pribadi melalui media komik dapat menarik minat siswa. Hal ini mengingat kelebihan komik sebagai media grafis yang memiliki karakteristik sebagai berikut: sederhana, jelas, mudah dan bersifat personal (Ahmad Rohani, 1997: 77). Atas dasar latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan materi bimbingan pribadi tentang need for power dalam
8
bentuk komik dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Komik Need For Power Sebagai Media Layanan Bimbingan Pribadi Bagi Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Yogyakarta”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang mucul dan akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1.
Kurangnya penanaman jiwa need for power sejak dini sebagai krisis kepemimpinan.
2.
Banyaknya kegiatan organisasi di sekolah masih kurang menunjukan adanya kebutuhan terhadap kekuasaan.
3.
Masih kurangnya variasi dalam media pembelajaran untuk layanan bimbingan khususnya bimbingan pribadi
4.
Belum adanya media komik untuk layanan bimbingan khususnya layanan bimbingan pribadi.
C. Batasan Pengembangan Agar penelitian ini lebih terarah, maka pengembangan media komik yang difungsikan sebagai media penelitian ini dibatasi pada: Peneliti mengangkat materi bimbingan pribadi tentang pengembangan komik need for power sebagai media layanan bimbingan pribadi pada siswa kelas VII di SMP 1 Yogyakarta dengan tema olahraga. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana langkah-langkah sistematis pengembangan
9
komik tentang need for power dapat sebagai media layanan bimbingan khususnya bimbigan pribadi? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu menyusun komik need for power yang mengangkat tema olahraga sebagai bentuk pelaksanaan media layanan bimbingan. F. Spesifikasi Produk Produk yang diharapkan dalam penelitian ini terdapat spesifikasi berikut : 1. Produk yang dihasilkan berupa komik berwarna bagian cover, gambar komik hitam putih, dan terdapat cerita yang berkaitan dengan bimbingan pribadi tentang need for power bertemakan olahraga. 2. Di dalam penelitian ini peneliti membuat comic book
yaitu komik
berbentuk buku berisikan suatu cerita dan memiliki halaman-halaman yang juga mempunyai informasi komersil dan tentang biografi komikus. 3. Komik berukuran A5 dan tersaji dengan 20 halaman. G. Manfaat Penelitian Pengembangan media komik need for power sebagai media layanan bimbingan pribadi ini diharapkan mempunyai manfaat secara teoritis dan praktis yaitu: 1. Secara Teoritis a. Menyumbangkan pengembangan media Bimbingan dan Konseling khususnya pengembangan media layanan bimbingan pribadi.
10
b. Menyumbangkan layanan bimbingan pribadi dengan pengembangan materi
need
for
power
yang bertema
olahraraga
untuk
perkembangan pribadi para siswa dalam bentuk media komik. 2. Secara Praktis a. Bagi siswa, membantu siswa untuk memperoleh pengalaman belajar dan membangkitkan need for power dalam diri siswa. b. Bagi guru bimbingan dan konseling, sebagai media untuk menyampaikan bimbingan pribadi kepada siswa. c. Bagi peneliti selanjutnya, bisa dijadikan bahan pertimbangan pengembangan untuk penelitian selanjutnya.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Need For Power 1.
Pengertian Need For Power Tingkah laku seseorang timbul karena adanya kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan berkuasa (need for power). Kebutuhan berkuasa dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan tertentu pada manusia. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian ditunjuk sebagai orang yang bisa dipercaya untuk mengatur orang lainnya. Menurut Mc Clelland (Safaria Triantoro, 2004: 180) need for power adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Ahli lain juga mempunyai pemikiran mendefinisikan kekuasaan adalah kemampuan membuat orang lain melakukan apa yang diinginkan oleh pihak lainnya Gibson (1997: 480). Pendapat lain yang menguatkan pendapat dua ahli diatas bahwa kekuasaan digunakan untuk menjelaskan kapasitas absolut seseorang untuk mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang pada satu waktu tertentu (Yukl, 2010: 173). Kekuasaan secara sederhana bisa diartikan
12
sebagai kemampuan menyeluruh orang lain untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkan sesuatu itu mungkin bukan pekerjaan yang mereka suka lakukan. Maka kekusaan pada dasarnya adalah ketrampilan antar pribadi yang kuat (Buhler, 2004: 310). Sedangkan menurut Miftah Toha (2006: 331) mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Ini merupakan sumber yang memungkinkan seorang
pemimpin
mendapatkan
hal
untuk
mengajak
atau
mempengaruhi orang-orang lain. Reksohadiprodjo, Sukanto, dkk (2001: 125) juga memiliki gagasan tentang kekuasaan yang diartikan sebagai kemampuan untuk mempunyai pengaruh. Mempunyai kekusaan berarti mempunyai kemampuan untuk mengubah perilaku atau sikap individuindividu lain. Setelah mengetahui pengertian need for power dari para ahli diatas, maka peneliti ingin membatasi pengertian motivasi berkuasa adalah sebuah dorongan kebutuhan untuk memiliki kekuasaan. Kepemimpinan menurut Danim Sudarwan (2004: 55-56) adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakan dan mempengaruhi orang. Rivai (2006: 3) mengartikan secara sederhana kepemimpinan sebagai proses mengarahkan
dan
mempengaruhi
13
aktivitas-aktivitas
yang
ada
hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Seseorang yang menaruh respek pada seorang pemimpin, mangamati apa yang diperbuat pemimpin sehingga mampu mengetahui siapa sebenarnya pemimpin tersebut. Hal senada juga dikemukakan oleh Bernadie R Wirjana dan Susilo Supardo (2005: 17) kepemimpinan segala hal yang dilakukan pemimpin yang membuat tujuan organisasi tercapai dan kemudian membawa kesejahteraan bagi para anggotanya. Dominasi dalam kepemimpian berupa penguasaan mayoritas dalam kelompok. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa need for power atau kebutuhan akan kekuasaan adalah keinginan untuk mempunyai pengaruh dengan siapa ia melakukan
interaksi
dan
kemampuan
membuat
orang
lain
mengerjakan sesuatu yang diinginkan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Untuk menjadi pemimpin yang berkuantitas dan berkualitas jiwa kepemimpinan harus diajarkan sejak dini khususnya pada siswa kelas VII SMP 1 Yogyakarta. 2. Bentuk Need For Power McClelland (1995: 258) membagi need for power menjadi dua, yaitu kebutuhan kekuasaan pribadi dan sosial, selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut: a. Kekuasaan pribadi Kekuasaan pribadi ditandai oleh cara ketundukan kekuasaan. Kekuasaan pribadi tidak sering membawa pada kepemimpinan
14
yang efektif dengan alasan bahwa orang semacam itu cenderung memperlakukan orang-orang lain sebagai alat agar tujuan pribadinya dapat tercapai. b. Kekuasaan sosial Kekuasaan sosial menitik beratkan pada perhatian pada tujuantujuan kelompok, untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut yang akan menggerakkan orang-orang, untuk membantu kelompok dan mencari inisiatif yang baik agar tujuan dapat tercapai. Pemimpin memberikan anggota kelompok perasaan mampu membangkitkan semangat agar anggota bekerja keras dalam mencapai tujuan. Berdasarkan dua macam kebutuhan akan kekuasaan, yaitu kebutuhan kekuasaan pribadi dan sosial, pada penelitian ini yang ingin ditingkatkan adalah kebutuhan kekuasaan sosial. Hal ini dikarenakan kebutuhan kekuasaan sosial memliki tujuan mempengaruhi orang lain guna kepentingan kelompok, meggerakkan anggota untuk ikut bekerja agar tujuan kelompok dapat tercapai. Sedangkan kebutuhan pribadi lebih menganggap anggota sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi, kekuasaan pribadi juga dipandang negatif. Hal ini diperjelas kembali oleh Lathuns (2005: 273) bahwa kekuasaan sosial yang merupakan karakteristik pemimpin yang efektif ditujukan untuk mengembangkan kepercayaan dan respek dari pengikut dan berhubungan dengan visi pemimpin.
15
Fiedler (Rivai, 2006: 70) mengemukakan suatu pendekatan terhadap kekuasaan yang menyatakan bahwa semua kepemimpinan tergantung pada keadaan atau situasi. Kekuasan situasional, kepemimpinan harus didasarkan pada hasil analisis terhadap situasi yang dihadapi pada suatu saat tertentu dan mengidentifikasikan kondisi anggota yang dipimpinnya. Pendapat lain tentang bentuk need for power ditambahkan oleh Kartini Kartono (2006: 81-87) menjadi enam, yaitu : a. Paternalis Kepemimpinan paternalis menganggap bahwa anggotanya sebagai orang yang belum bisa dewasa atau bisa dikatakan sebagai anak sendiri yang perlu dikembangkan. Pemimpin jarang memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengambil keputusan sendiri dan sulit untuk berinisiatif. b. Militeristis Kekuasaan
militeris
meggunakan
sistem
perintah/komando
terhadap anggotanya sehingga kepatuhan mutlak untuk para anggotanya. Pemimpin menuntut adanya disiplin keras dan tidak memberlakukan saran, usul, dan kritikan-kritikan dari bawahan sehingga jalur komunikasinya hanya berlangsung searah saja. c. Otokratis Kekuasaan otokratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan
16
sebagai pemain tunggal karena berambisi sekali merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan anggotanya. Para anggota tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anggota diberikan atas pertimbangan pribadi sendiri. d. Laissez faire Pada kepemimpinan laissez faire
pemimpin tidak memikirkan
kelompoknya berbuat semaunya sendiri. Disini pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Tanggung jawab
harus
dilakukan
oleh
para
anggotanya
sendiri.
Kepemimpinan ini biasanya diperoleh melalui penyogokan, suapan atau berkat sistem nepotisme. e. Populis Kekuasaan polpulis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan dari pihak asing. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan nasionalisme. f. Demokratis Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan
bimbingan
yang
efisien
kepada
para
para
pengikutnya. Kepemimpinan ini menghargai potensi setiap individu mau mendengarkan nasihat dan sugesti para anggota.
17
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti memilih kekuasaan yang demokratis. Kekuasan secara demokratis semuanya terlibat aktif dalam penentuan sikap, pemecahan masalah, dam pembuatan rencanarencana. Pemimpin yang demokratis mempunyai fungsi katalisator untuk mempercepat kerja sama demi pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang paling cocok dengan jiwa kelompok dan situasinya. French dan Raven ( Garry Yukl 2010: 174) juga menjelaskan tentang berbagai bentuk kekuasaan. Ada lima bentuk kekuasaan sebagai berikut : a. Kekuasaan memberi penghargaan (Reward power) Persepsi dari seseorang bahwa pemimpin mempunyai kendali terhadap sumber daya yang penting dan penghargaan yang diinginkan orang tersebut. Disini pemimpin menawarkan jenis penghargaan yang diinginkan angagota kelompok tersebut dan jangan memberikan janji lebih dari yang akan diberikan. Berikanlah penghargaan sesuai janji yang telah disepakati berasama. b. Kekuasan yang memiliki legitimasi (Legitimate Power) Seseorang patuh karena mereka percaya bahwa pemimpinnya memiliki hak untuk memerintah dan seseorang wajib untuk mematuhinya.Pemimpin melakukan permintaan harus dengan cara yang sopan dan jelas instruksinya dari permintaan. Permintaan
18
yang memiliki legitimasi harus dibuat dengan tegas dan dengan cara meyakinkan. c. Kekuasaan memaksa (Coercive Power) Seseorang patuh terhadap perintah untuk menghindari hukuman yang dilakukan oleh pemimpin. Kekuasaan memaksa diterapkan dengan cara mengancam atau memberikan peringatan kepada anggota kelompok bahwa dia akan mendapatkan konsekuensi yang tidak menyenangkan jika tidak segera melaksanakan tugas dari pemimpin. d. Kekuasaan berdasarkan Keahlian (Expert Power) Seseorang patuh karena mereka percaya bahwa pemimpinnya memiliki pengetahuan khusus mengenai cara menyelesaikan suatu pekerjaan. Kekuasaan berdasarkan ahli diterapkan jika anggota kelompok mendapatkan kesulitan dalam menjalini permintaan yang diberikan oleh pemimpin. e. Kekuasaan berdasarkan Referensi (Referent Power) Seseorang patuh karena mereka mengagumi atau mengenal pemimpinnya
dan
ingin
mendapatkan
persetujuan
dari
pemimpin.Kekuasaan berdasarkan referensi biasanya pemimpin memberikan permintaanya kepada anggota yang bersahabat, menarik, mempunyai daya tarik dan dapat dipercaya oleh pemimpin.
19
Dari lima bentuk di atas, peneliti hanya menggunakan bentuk kekuasaan berdasarkan keahlian (Expert Power) karena seorang pemimpin memiliki pengetahuan yang unik mengenai cara terbaik mengatasi atau menyelesaikan masalah yang tidak dimengerti anggota kelompoknya. Pengetahuan khusus dan keterampilan teknis akan menjadi sumber kekuasaan jika para anggota kelompoknya tidak mengerti atau belum menguasai tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam kekuasann berdasarkan ahli pemimpin menjadi sunber informasi dan tempat bertanya yang sangat diandalakan. Berdasarkan berbagai uraian penjelasan di atas mengenai bentuk-bentuk kekuasaan, di dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan kekuasaan demokrasi dan kekuasan berdasarkan keahlian. Hal ini dikarenakan bentuk kepemimipinan ini, pemimpin dan anggotanya bisa bertukar pikiran dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Need For Power Iskandar Zulriska (2008: 1) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi need for power ada dua yaitu faktor internal dan eksternal, selengkapnya adalah sebagai berikut: a. Faktor Internal Individu cenderung merasa kurang puas terhadap apa yang sekarang telah didapatkan. Orang akan terus mengaktualisasikan
20
diri mencari posisi untuk memimpin mengembangkan kemampuan yang dimiliki. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah yang berasal dari lingkungan, seorang yang berkuasa akan dihargai dan dihormati oleh lingkungan sekitar. Dengan demikian banyak orang mengejar kedudukan demi mendapatkan penghargaan dari lingkungan. Dua faktor di atas sangat berpengaruh terhadap peningkatan need for power, seseorang yang telah memeliki kedudukan, akan terus berusaha untuk melangkah ketingkat yang lebih tinggi lagi dengan mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, hal ini dikarenakan
setiap
individu
membutuhkan
tempat
untuk
mengaktualisasikan diri. Selain itu setiap orang membutuhkan penghargaan atas apa yang didapatkan
dari orang lain, dengan
menjadi pemimpin seseorang akan dihargai dan dihormati oleh lingkungan sekitar, dan kerja keras yang dilakukan selama ini untuk memajukan kelompokakan dihargai oleh orang lain. Hal ini akan menjadi
kebanggaan
tersendiri
bagi
setiap
individu
jika
pengembangan need for power dapat sesuai dengan peningkatan kualitas
pribadi
secara
produktif,
saling
,menghargai
dan
mementingkan kepentingan sosial maka peningkatan need for power dapat menjadi lebih baik lagi.
21
Sedangkan Maxwell (Diyah Puspitarini: 2008) menjelaskan bahwa need for power seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a. Pendidikan, sejauh mana tingkat pendidikan yang ditempuh karena hal
ini
berpengaruh
dengan
penguasaan
wawasan
dan
pembangunan visi seorang pemimpin dalam mencapai tujuan. b. Pengalaman, yaitu perjalanan hidup yang pernah mengalami menjadi pemimpinan sangat berpengaruh, baik kemampuan dalam menghadapi hambatan dan kondisi di lapangan. c. Lingkungan, yaitu kondisi lingkungan dan interaksi antar personal didalamnya memberikan pengaruh terhadap perluasaan jaringan dan keterbukaan pola pikir pemimpin dalam memimpin. d. Keluarga, yaitu dukungan yang penuh dari anggota keluarga dan pemberian
kondisi
yang
nyaman
sangat
memungkinkan
mendorong seseorang untuk menjadi pemimpin. Contor (1998: 48) juga memiliki pemikiran tentang faktorfaktor mempengaruhi terhadap need for power yaitu : a. Personal, faktor yang paling kuat adalah agresif kreatif, perhatian yang lebih pada pengambilan inisiatif terhadap suatu kondisi tertentu, kekuatan dalam menyatakan sikap, dan kemampuan memimpin orang lain. b. Keluarga, dukungan dari keluarga merupakan faktor paling penting, selain kehidupan keluarga yang baik, nilai keluarga serta
22
pola pendidikan dalam keluarga menjadi pembentukan karakter yang kuat dan kokoh. c. Pendidikan, jenjang pendidikan yang telah ditempuh berbanding lurus dengan penguasaan terhadap informasi yang teraktual serta kemajuan dalam mengembangkan visi dan misi untuk mencapai tujuan. d. Pengalaman masa kecil, pola pengasuhan sampai dengan prestasi seseorang
dalam
memimpin
semisal
menjadi
ketua
osis
memberikan kepercayaan diri yang bisa menjadi kekuatan dalam mengarahkan mencapai tujuan. Dari beberapa uraian beberapa, need for power tidak bisa dimunculkan begitu saja. Ada tahap-tahap proses pembelajaran dalam kepemimpinan sudah dimulai ketika masih dini dan tentunya peranperan orang yang ada disekitar dan lingkungan sekitar sangat mendukung. 4. Ciri-ciri Need For Power Motif kekuasaan dapat muncul kapan saja, banyak cara yang dilakukan individu untuk mendapatkan kekuasaan dan memperlihatkan bahwa ia memiliki motif berkuasa. Individu yang didorong oleh kebutuhan untuk berkuasa yang tinggi akan nampak tingkah laku seperti yang dikemukakan Mc.Clelland (1995: 9) ciri-ciri tingkah laku individu yang didorong motif berkuasa sebagai berikut:
23
a. Mengumpulkan barang-barang bergengsi atau menjadi anggota suatu perkumpulan yang dapat mencerminkan prestise. b. Mengikuti kegiatan yang penuh persaingan/kompetitif. c. Sangat aktif mengikuti organisasi dimana ia berada. Seiring berjalannya waktu, banyak penelitian yang dilakukan mengenai motif berkuasa. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Winter (1987: 42) yang menggambarkan ciri-ciri individu yang memiliki need for power adalah sebagai berikut: a. Kuat, tindakan-tindakan penuh semangat yang berpengaruh pada orang
lain
memaksa,
usaha
untuk
meyakinkan
atau
mempengaruhi, menolong orang lain, dan usaha untuk mengawasi dan mengendalikan. b. Tindakan-tindakan yang serta merta muncul membangkitkan emosi yang kuat pada orang lain. c. Memusatkan perhatian pada reputasi dan prestis. Peningkatan kualitas manusia melalui pengembangan pribadi dapat dihindari dan lebih menekankan pada motif kekuasaan sosial. Iskandar Zulriska (2008: 1) mengemukakan beberapa ciri seseorang dikategorikan memliki need for power, diantaranya: a. Memiliki kesenangan dalam menasehati orang lain b. Memberikan opini atau penilaian. c. Mencari posisi untuk memimpin dan mendominasi
24
d. Berbicara lancar dan banyak bicara Berdasarkan beberapa pendapat mengenai ciri-ciri motif berkuasa yang dimiliki individu, maka dapat disimpulkan motif berkuasa memiliki dua pandangan, yang bersifat positif dan negatif. Motif berkuasa dianggap positif apabila bersifat sosial, dengan kata lain berusaha mempengaruhi orang lain agar tujuan kelompok dapat tercapai, sedangkan motif berkuasa dianggap negatif apabila bersifat pribadi, mempengaruhi orang lain demi kepenyingan pribadinya. Berkaitan dengan dua pandangan motif berkuasa, pada penelitian ini ingin ditingkatkan motif berkuasa yang bersifat sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan komponen yang terdapat dalam need for power sosial ditandai dengan: a. Mengikuti kegiatan yang penuh persaiangan/kompetitif b. Aktif mengikuti organisasi dimana ia berada c. Berusaha untuk meyakinkan atau mempengaruhi d. Senang menasehati orang lain e. Senang memberikan opini dan penilaian f. Komunikasi yang efektif B. Komik 1.
Pengertian komik Komik adalah bacaan yang sangat disukai semua kalangan usia, kalangan yang paling mayoritas bagi anak-anak dan remaja. Namun sampai saat ini banyak sekali komik di pasaran atau di perpustakaan yang
25
diterbitkan dalam rangka tujuan komersial yang sifatnya tidak mendidik dan mengarahkan pembaca kepada hal-hal yang terlalu imajinatif dibanding komik-komik yang bertujuan untuk mendidik. Penggunaan media komik dalam pendidikan di sekolah masih sangat jarang dijumpai. Padahal jika dikaji lebih dalam, banyak hal-hal positif yang dapat dimanfaatkan dalam media komik. Untuk pertama kalinya komik berasal dari Negara Yunani. Kata “komik” berasal dari kata “komikos”. Yowenus wenda (2009: 21) mengatakan komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang eret dihubungkan dengan gambar dan dapat dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Hal yang senada juga dipaparkan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (2002: 64) yang mendefinisikan komik adalah cerita bergambar yang mudah dicerna dan lucu untuk menghibur semua orang. Boneff (2008: ix) berpendapat komik adalah sastra bergambar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan media komik adalah suatu cerita bergambar yang berisi urutan-urutan gambar yang dilengkapi naskah dan alur cerita yang dirancang untuk memberikan hiburan atau menyampaikan informasi kepada pembaca. Disini peneliti membuat komik sebagai media bimbingan untuk siswa SMP kelas VII SMP 1 Yogyakarta .
26
2.
Bentuk-Bentuk Komik Secara garis besar menurut Trimo (Nur Mariyanah, 2005: 25) media komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik (comic book). a.
Comic strip Menurut Trimo (Nur Mariyanah, 2005: 25) komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya. Pendapat lain juga memaparkan komik strip adalah jenis komik yang selalu terbit harian atau mingguan yang mempunyai susunan beberapa panel atau kolom saja. Di Indonesia komik strip sebagai komik yang pertama kali terbit pada tahun 1930 berupa komik humor karya Kho Wang Gie (Boneff, 2008: 9). Hal yang senada juga dipaparkan oleh Sungkono dan Eko (1992: 6) komik strip adalah suatu bentuk komik yang dimuat dalam bentuk jalur, diterbitkan berkala secara mingguan ataupun harian. Dari uraian pendapatan di atas dapat disimpulkan komik strip adalah gambar yang disusun dan mempunyai alur cerita yang singkat. Isi dari cerita komik strip tidak hanya selesai begitu saja bahkan bisa juga menjadi cerita bergambar berseri/bersambung. Penyajian isi cerita komik strip berupa humor atau cerita petualangan berseri yang bisa diikuti setiap keluaraan hingga tamat.
27
b. Comic book Menurut Trimo (Nur Mariyanah 2005: 25) dimaksud buku comic book adalah suatu komik yang berbentuk buku. Sependapat dengan pengertian di atas comic book
adalah jenis komik berkemaskan
komik berbentuk buku, yang berisi satu cerita dan biasanya memiliki informasi komersial (seperti agen penjualan komik, kuis tentang komik, dan juga informasi komik edisi lain) dan ada juga pengenalan komikus (Boneff, 2008: 9). Sungkono dan Eko (1992: 6) juga berpendapat yang senada comic book adalah suatu komik yang diterbitkan secara terberkas menjadi seperti buku. Dari beberapa pendapat ahli yang di atas maka dapat disimpulkan comic book adalah komik cerita pendek, yang biasanya dikemas dalam buku komik yang berisikan cerita dan diterbitkan secara terberkas menjadi satu buku. Dipandang dari segi isi, komik terbagi dalam beberapa jenis, yaitu: a.
Komik kocak, yang isinya lucu dan penuh humor
b.
Komik petualangan, yang isinya mengandung petualangan
c.
Komik fantasi, yang isinya fiksi dalam ilmu pengetahuan
d. Komik sejarah, yang isinya berdasarkan hal-hal yang telah dipakai dalam sejarah, termasuk hal-hal yang dianggap sebagai sejarah e. Komik nyata dan klasik, yang isinya menceritakan kembali dengan gambar an teks karya-karya terkenal.
28
3.
Kelebihan dan Kekurangan Komik Sebagai salah satu media visual media komik memiliki kelebihan dan kekurangan, selengkapnya adalah sebagai berikut: a. Kelebihan Komik Komik tentunya memiliki kelebihan tersendiri jika dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kelebihan media komik dalam kegiatan belajar mengajar menurut Trimo (Nur Mariyanah, 2005: 26), dinyatakan: 1) Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya 2) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak 3) Bila mendapat bimbingan yang baik, dapat mengembangkan minat baca anak dari suatu pengetahuan 4) Pada sebagian gambar cerita, bila seluruh jalan ceritanya ditelusuri pada hakekatnya menuju satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain 5) Gambar cerita (komik) justru melatih daya imajinasi anak sehingga sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan yaitu agar kelak menjadi anak yang kreatif. Peranan
pokok
dari
komik
dalam
pendidikan
adalah
kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Melalui bimbingan guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pemberian bimbingan yang
29
dilakukan. Penggunaan komik yang dipadukan dengan bimbingan dan metode mengajar guru dapat menjadikan komik sebagai media bimbingan yang efektif. Pemakaiannya yang luas dengan ilustrasi berwarna, alur cerita yang ringkas, dan perwatakan orang yang realistis dapat menarik semua siswa dari berbagai usia (Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, 2002: 68). Ahmad Rohani (1997: 77) juga mengungkapkan kelebihan lain dari komik yang antara lain: sederhana, jelas, mudah, dan bersifat personal. Elizabeth Hurlock (1999: 338) juga mengungkapkan beberapa kelebihan dari komik yang menjadikan komik sangat disukai anakanak, antara lain adalah: 1) Komik menarik imajinasi anak dan rasa ingin tahu 2) Gambar dalam komik cukup sederhana untuk dimengerti 3) Melalui
identifikasi
karakter
di
dalam
komik,
anak
mendapatkesempatan yang baik untuk mendapat wawasan mengenai masalah pribadi dan sosialnya 4) Komik mudah dibaca dan dipahami, bahkan anak yang kurang mampu membaca dapat memahami arti dari gambarnya 5) Komik memberi pelarian sementara dari hiruk pikuk hidup sehari-hari 6) Komik tidak mahal 7) Komik memberi rasa kegembiraan
30
Berdasar beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa beberapa kelebihan media komik antara lain yaitu: 1) Gambar cerita (komik) memiliki unsur sederhana, jelas, mudah dimengerti dan dapat menambah pembendaharaan kata bagi pembaca 2) Mempermudah peserta didik menangkap hal-hal atau rumusan yang bersifat abstrak 3) Bila mendapat bimbingan yang baik, komik justru akan mengembangkan minat baca dari suatu bidang pengetahuan 4) Penggunaan komik yang dipadukan dengan bimbingan dan metode mengajar guru dapat menjadi komik sebagai media bimbingan yang efektif 5) Melalui identifikasi karakter di dalam komik, anak mendapat kesempatan yang baik untuk mendapat wawasan mengenai masalah pribadi dan sosialnya 6) Gambar cerita (komik) justru melatih daya imajinasi anak sehingga sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan yaitu agar kelak menjadi anak yang kreatif 7) Komik memberi pelarian sementara dari hiruk pikuk hidup sehari-hari sehingga dapat menghibur dan memberi rasa gembira
31
b. Kekurangan Media Komik Media komik selain mempunyai kelebihan juga memiliki kelemahan dan keterbatasan kemampuan dalam hal-hal tertentu. Menurut Trimo Sudjono (1997: 21) dalam kelemahan media komik antara lain: 1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar 2) Ditinjau dari segi bahasa komik hanya menggunakan kata-kata kotor
ataupun
kalimat-kalimat
yang
kurang
dapat
dipertanggungjawabkan 3) Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan ataupun tingkah laku yang sinting (perverted) 4) Banyak adegan percintaan yang menonjol Adapun argumen yang menentang komik menurut Hurlock (1999: 399) adalah: 1) Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih berguna 2) Karena gambar menerangkan cerita, anak yang kurang mampu membaca tidak berusaha membaca teks 3) Terdapat sedikit atau bahkan tidak ada kemajuan pengalaman membaca dalam komik 4) Lukisan, cerita, dan bahasa komik kebanyakan bermutu rendah
32
5) Cerita yang berkaitan seks, kekerasan, dan ketakutan terlalu merangsang dan sering menakutkan anak 6) Konflik menghambat anak melakukan bentuk bermain lainnya 7) Dengan menggambarkan perilaku antisosial, komik mendorong timbulnya agresivitas dan dan kenakalan remaja 8) Komik menjadikan kehidupan sebenarnya membosankan terhadap orang-orang dan ini mendorong timbulnya prasangka Berdasar beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa kekurangan media komik antara lain: 1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar. 2) Terdapat sedikit atau bahkan tidak ada kemajuan pengalaman membaca dalam komik. 3) Cerita yang berkaitan dengan seks, kekerasan, dan ketakutan terlalu merangsang dan serig menakutkan anak. 4) Komik menghambat anak melakukan bentuk bermain lainnya. 5) Komik menjadikan kehidupan sebenarnya membosankan dan tidak menarik. 6) Komik menimbulkan stereotipe terhadap orang-orang dan mendorong timbulnya prasangka.
33
4. Cara Pembuatan Komik (Megha, 2013) Ada beberapa teknik dasar dalam pembuatan komik, diantaranya : a. Penentuan Proporsi Tujuannya untuk mempermudah dalam menentukan postur tubuh sebuah tokoh, biasanya konsep porsi ini menggunakan pola proporsi
tubuh
untuk
membuat
contoh-contoh
awal
dan
menentukan akan seperti apakah bentuk badan si tokoh tersebut nantinya. b. Ekspreksi Wajah Cara yang paling mudah dalam langkah ini adalah dengan melihat wajah kita sendiri di cermin dan menggambarkannya. Emosi dari sebuah tokoh juga dapat diekspresikan dalam bentuk gerak tubuh, contohnya dengan mengepalkan tangan sebagai tanda menahan marah, atau tersenyum lebar sebagai tanda bahagia. c. Eksyen Eksyen adalah perpaduan antara emosi wajah dan porsi sebuah tokoh komik yang ditambah dengan gerakan, dengan tujuan agar pembaca dapat mendeskripsikan adegan dalam komik. d. Balon Kata Balon kata adalah kolom percakapan atau kalimat dalam sebuah komik. Balon kata punya pengaruh besar dalam sebuah pengekspresian kalimat, seorang komikus juga dituntut untuk
34
kreatif dalam mendesain balon kata. Terkadang bentuknya disesuaikan sebagaimana fungsinya, entah itu untuk narasi, keterangan tempat, bunyi-bunyian, hingga seruan. e. Frame Frame adalah garis batas pada panel-panel adegan komik. Bentuknya tidak harus kotak, karena tujuannya adalah sebagai pembatas antara gambar satu cerita ke gambar cerita yang lain. f. Style Style penggambaran komik/karakter ini biasanya datang secara alamiah dari tangan seorang komikus. (Zesy Aditya, 2013) juga berpendapat bahwa komik memiliki gambar-gambar yang sedemikian menarik sehingga pembaca akan menjadi penasaran tentang kelanjutan ceritanya. Untuk membuat komik ada beberapa cara membuat komik, yaitu : a. Tentukan karakternya, karakter merupakan pelaku atau tokoh utama yang memerankan suatu cerita. Tanpa tokoh, komik akan menjadi gambar pemandangan. b. Tentukan wataknya, watak adalah ciri utama dari setiap karakter. c. Carti tema, tema adalah faktor yang menentukan para pembaca. Biasanya tema action mayoritas peminatnya laki-laki, sedangkan romance lebih digemari perempuan.
35
d. Buat ceritanya, buat cerita sebagai patokan untuk langkah selanjutnya. Buatlah cerita yang mudah dipahami dan menarik pembaca. e. Tuangkan dalan gambar, mulailah menggambar sesuai cerita yang telah dibuat. (Cucu Supiandi, 2004) mempunyai pendapat tentang cara-cara pembuatan komik yang baik dan benar sebagai berikut : a.
Panel Setiap gambar objek atau unsur-unsur komik biasanya dibingkai oleh garis pembatas yang membedakan antara obyek gambar kesatu, kedua, dan seterusnya oleh panel. Bentuk panel pada umumnya
berbentuk
segi
empat,
akan
tetapi
pada
perkembangannya panel ini banyak bermunculan bentuk-bentuk baru
sesuai
keinginan
dan
kreasi
dari
komikus
dalam
menggambarkan nuansa ceritanya b.
Narasi Dalam cerita komik biasanya ada bagian-bagian yang kurang efektif apabila semuanya harus digunakan. Narasi ini biasanya menerangkan waktu, tempat, dan situasi. Narasi ditulis dalam sebuah kotak yang disebut kotak narasi.
c. Gang Gang atau yang disebut juga parit yaitu jarak antara panel satu dengan panel yang lainnya.
36
d. Sound lettering (anomatope) Kata anomatope berasal dari kata anamatopoeia. Didalam ilmu bahasa berarti formasi kata pelukis bunyi-bunyi. Dalam dunia komik, anomatopei biasanya dimanfaatkan sebagai elemen pendukung komunikasi maupun estetika. e. Simbol visual Penggunaan simbol dalam komik pada dasarnya memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk lain dengan tujuan agar pembaca memiliki kesan terhadap apa yang ditampilkan. f. Efek balon kata Selain unsur-unsur diatas penggunaan balon kata sangat penting dalam pembuatan komik, hal ini penting karena balon kata menggambarkan dan mencerminkan keadaan serta emosi yang ada pada saat pembicaraan dilakukan mengenai tingkat kekerasan maupun kelembutan dapat digambarkan dengan penggunaan balon kata. Dari paparan teori di atas, peneliti memakai cara dalam pembuatan komik yaitu : a. Penentuan proporsi, Tujuannya untuk mempermudah. b. dalam menentukan postur tubuh sebuah tokoh. c.
Pembuatan panel, Setiap gambar objek dibingkai oleh garis pembatas yang membedakan antara obyek gambar kesatu, kedua, dan seterusnya oleh panel. Panel biasanya berbentuk segi empat,
37
pembuatan panel tergantung komikus yang membuat asalkan pembaca mengerti dan memahami alur ceritanya. d. Narasi cerita, narasi digunakan untuk menerangkan waktu, tempat, atau kejadian yang tidak bisa diterangkan antar dialog. Biasanya dibuat kotak untuk narasi sendiri. e. Gang (jarak antara panel satu dengan yang lain) supaya panel satu dengan yang lain tidak bertabrakan. f. Tentukan karakter/tokoh, penentyan karakter adalah hal paling penting dalam pembuatan komik. Karakter/tokoh merupakan pelaku atau tokoh utama yang memerankan suatu cerita. Tanpa tokoh, komik hanya gambar pemandangan. g. Eksyen, perpaduan antara emosi wajah dan gerakan tokoh komik, dengan tujuan agar pembaca dapat mendeskripsikan adegan dalam komik. h. Balon kata, percakapan atau kalimat dalam sebuah komik. balon kata menggambarkan dan mencerminkan keadaan serta emosi yang ada pada saat pembicaraan dilakukan mengenai tingkat kekerasan maupun kelembutan dapat digambarkan dengan penggunaan balon kata. C. Bimbingan pribadi 1. Pengertian Bimbingan Pribadi Bimbingan pribadi adalah salah satu bidang bimbingan yang berada di sekolah. Terdapat beberapa pengertian dari para ahli tentang
38
bimbingan pribadi. Dewa Ketut Sukardi (1995: 2) mengemukakan pendapatnya, bimbingan pribadi merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi, seperti menghadapi konflik dan penyesuaian diri. Hal ini juga senada dengan perngertian bimbingan pribadi yang dikemukakan oleh Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan (2005: 11) yang mengungkapkan bimbingan pribadi adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah pribadi
adalah hubungan dengan sesama
teman, orang tua,
permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidiakan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik. Sependapat dari dua para ahli diatas Abu Ahmadi (1991: 109) mengemukakan pendapatnya tentang bimbingan pribadi bahwa : “bimbingan pribadi adalah seperangkat usaha bantuan kepada siswa agar dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi, kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya”. Inti dari pengertian bimbingan pribadi yang dikemukakan oleh abu ahmadi adalah bimbingan pribadi yang diberikan kepada pribadi, agar dapat dan mampu memecahkan permasalahan pribadi secara mandiri. Berdasarkan dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh
39
seorang yang berkompeten dibidang bimbingan dan konseling kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi. 2. Tujuan Bimbingan Pribadi Menurut Syamsu Yusuf dan A.juntika Nurihsan (2005: 14) tujuan dari bimbingan pribadi yaitu sebagai berikut: a. Memilki sikap toleransi terhadap umat beragama lain dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. b. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara obyktif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis. c. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat. d. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas dan kewajiban. e. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah, baik bersifat internal maupun dengan orang lain. f. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. g. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial, diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan sesama individu.
40
h. Bersikap
respek
terhadap
orang
lain,
menghormati
atau
menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. i. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya. j. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. Tohirin (2007: 125) juga menegaskan tujuan bimbingan pribadi adalah agar individu mampu mengatasi sendiri masalah yang dia hadapi, dan juga mampu mengambil sikap sendiri yang meyangkut keadaannya sendiri. Didalam buku petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling (Depdikbud, 2008: 198) terdapat tujuan bimbingan pribadi sebagai berikut : a. Memiliki kesadaran diri, menggambarkan penampilan dan mengenai kekhususan yang ada pada dirinya. b. Dapat mengembangkan sikap positif. c. Membuat pilihan secara sehat. d. Mampu menghargai orang lain. e. Dapat membuat keputusan secara efektif. f. Dapat menyelesaikan konflik.
41
g. Memiliki rasa tanggung jawab. h. Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi. Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan pribadi adalah untuk membantu atau membimbing siswa dalam
menemukan, memahami dan memecahan
masalah pribadi siswa, serta
dapat mengembangkan kemampuan
siswa tersebut dapat melakukan penyesuaian dengan norma yang ada disekelilingnya. 3. Bimbingan Pribadi dalam Bimbingan dan Konseling Pendidikan yang bermutu merupakan salah satu unsur penting dalam perkembangan suatu bangsa. Pandangan mengenai pendidikan yang bermutu menurut Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan (2010: 4) ialah Pendidikan yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler serta pembinaan siswa atau Bimbingan dan Konseling. Pengertian bimbingan sendiri menurut Uman Suherman (2007: 10) adalah proses bantuan kepada individu (konseli) sebagai bagian dari program pendidikan yang dilakukan oleh tenaga ahli (konselor) agar individu (konseli) mampu memahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Hampir sama dengan pendapat di atas Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan (2009: 6) juga mengungkap pengertian bimbingan adalah
42
helping yang identik dengan “aiding, assisting, atau availing,” yang berarti bantuan atau pertolongan. Pendapat lain yang mengemukakan penegrtian bimbingan adalah Shertzer dan Stone (dalam Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan 2009: 6) bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkunganya. Jadi dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan kadaan lingkungannya. Sementara itu pengertian konseling menurut Uman Suherman (2007: 16) mengartikan konseling sebagai salah satu hubungan yang bersifat membantu agar klien dapat tumbuh ke arah yang dipilihnya juga agar dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Pendapat lain yang mengungkap konseling adalah Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan (2009: 45), konseling adalah proses helping atau bantuan dari konselor (helper) kepada konseli, baik melalui tatap muka maupun media (cetak maupun elektronik, internet atau telepon), agar klien dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalahnya, sehingga berkembang menjadi seorang pribadi yang bermakna, baik bagi dirinya sendiri, maupun orang lain, dalam rangka mencapai kebahagiaan bersama. Sedangkan menurut Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan (2009: 9) konseling adalah salah satu bentuk
43
hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan di sini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian layanan bantuan dalam upaya mencapai perekembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Bimbingan dan konseling sendiri memiliki tujuan menurut Winkel dan Hastuti (2010: 32-36) tujuan bimbingan dan konseling yaitu agar individu yang dilayani mampu menghadapi semua tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas, mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana, serta berhasil mengatur kehidupannya sendiri secara bertanggunga jawab. Sementara itu menurut Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan (2009: 7-9) tujuan bimbingan dan konseling adalah mencapai perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar serta mampu mengadakakan perubahan perilaku pada diri konseli sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari bimbingan konseling ialah membantu individu supaya
44
mampu menghadapi semua tugas perkembangan hidupnya, mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya, serta bertanggung jawab terhadap akibat dari tindakan-tindakannya. Dilihat dari masalah individu, ada empat jenis bimbingan yaitu bimbingan akademik, bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan bimbingan karir. Terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal. Bimbingan dan konseling pribadi merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar memiliki pemahaman tentang karakteristik dirinya, kemampuan mengembangkan potensi dirinya, dan memecahkan masalah-masalah yang dialaminya (SyamsuYusuf dan A. Juntika Nurihsan, 2009: 53). Sementara itu pendapat lain yang mengungkap bimbingan dan konseling pribadi yaitu Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan (2009: 11) bimbingan dan konseling pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah pribadi. Sementara itu menurut Winkel dan Hastuti (2010: 118) bimbingan pribadi berarti bimbingan dalam mengahadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisiaan waktu luan dan sebagainya. Jadi dari beberapa pengertian tersebut bimbingan pribadi adalah pelayanan bantuan kepada individu dalam memecahkan
45
masalah pribadi seperti penyesuaian diri, mengatur sendiri di bidang kerohanian serta yang mengenai batin individu itu sendiri. 4. Implikasi Penggunaan Media Komik Sebagai Media Bimbingan dan konseling Komik dalam pendidikan adalah kemampuan untuk menarik minat membaca para siswa. Peran
komik dalam bimbingan guru,
sebagai batu loncatan untuk menumbuhkan minat para siswa dalam pemberian bimbingan. Pemakaian yang sangat populer dikalangan remaja dengan gambar-gambar yang menarik, alur cerita yang ringkas supaya pembaca bisa mudah menangkap isi dari cerita, tokoh yang dikemas secara realitis dapat menarik semua siswa (Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, 2002: 68). Berdasarkan teori tersebut maka komik bimbingan dibuat dengan gambar semenarik mungkin dan jelas alur ceritanya, sehingga pembaca tertarik untuk membacanya. Penggunaan komik mempunyai berbagai macam kelebihan yang mempunyai pengaruh positif sebagai media pengembangan bimbingan.
Media
pengembangan
komik
diharapkan
dapat
menimbulkan ketertarikan minat baca dan motivasi yang lebih tinggi karena penyampainnya sangat simpel, menarik dan cepat dipahami oleh pembaca. Dengan gambar-gambar yang dikemas secara menarik dapat diingat lebih lama dibandingkan hanya kata-kata yang panjang dan sulit dipahami.
46
Pengarahan dan pendampingan guru sangat penting dalam pemakaian komik. Penerapan pengembangan media pelayanan komik diharapkan bisa membantu guru dalam pelaksanaan bimbingan khususnya bimbingan pribadi dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengembangan ini adalah layanan informasi tentang need for power. Pemmberian layanan bimbingan media komik need for power tidak hanya semata-mata diberikan kepada para siswa sebagai penguna. Namun guru pembimbing perlu melakukan pengarahan dan dibimbing secara lebih lanjut kepada para siswa dalam memabaca dan memhamai komik need for power. Hal ini dikarenakan guru pembimbing hanya memberikan metode ceramah. Disini penggunakan media komik adalah sebagai media variasi pemberian bimbingan yang dapat dilakukan guru pembimbing D. Perkembangan Remaja 1.
Pengertian Remaja Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Bangsa premitif demikian pula orang-orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Hurlock, 1991: 206)
47
Secara umum, masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu awal masa dan akhir masa remaja. Menurut Hurlock (1991:206), awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum.Sedangkan menurut Rita Eka Izzaty, dkk.(2008:152), masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan manusia yang terentang sejak anak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia (life span development). Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan fase dalam rentang kehidupan manusia, yang secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu awal dan akhir masa remaja yang berlangsung pada usia tiga belas tahun sampai tujuh belas tahun. 2. Tugas Perkembangan Masa Remaja Pada tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku yang kekanakkanankan dan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.Akibatnya, hanya sedikit anak-anak lakilah dan anak perempuan yang diharapkan untuk mengusai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Pentingnya untuk mengusai tugastugas perkembangan dalam waktu yang relative singkat yang dimilki oleh remaja sebagai akibat perubahan usia kematangan yang sah
48
menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan yang mengganggu para remaja. Tugas perkembangan masa remaja yang harus di lalui dalam masa itu, menurut Havighurst (dalam Rita Eka Izzaty, dkk.,2008:126), yaitu: a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. e. Mempersiapkan karir ekonomi. f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. g. Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Tugas-tugas perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan seberapa jauh perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri maka penting bagi remaja untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang relatif singkat ini.
49
3. Perkembangan Emosi Remaja Pada masa remaja, akan terjadi ketegangan emosi yang bersifat khas sehingga masa ini disebut masa badai & topan (strom and stress) Heightened Emotionality, yaitu masa menggambarkan keadaan emosi remaja yang tidak menentu, tidak stabil dan meledak-ledak. Meningginya emosi terutama karena remaja mendapatkan tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, karena selama masa kanak-kanak mereka kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaankeadaan itu. Kepekaan emosi meningkat sering diwujudkan dalam bentuk, remaja lekas marah, suka menyendiri dan adanya kebiasaan nervous, seperti gelisah, cemas dan sentiment, menggigit kuku dan garuk-garuk kepala (Rita Eka Izzaty, dkk.,2008:135). Terjadinya peningkatan kepekaan emosi pada remaja hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Rita Eka Izzaty,dkk., (2008:135), yaitu: a. Perubahan sistem endokrin menyebabkan perubahan fisik. b. Faktor nutrisi= ketegangan emosi c. Anemia= apatis, disertai kecemasan dan lekas marah d. Kurang kalsium= lekas marah, emosi tidak stabil e. Adanya cacat tubuh f. Hubungan tidak harmonis dengan keluarga g. Kurangnya model dalam berperilaku h. Faktor sosial, tuntutan masyrakat yang terlalu tinggi
50
i. Tidak dapat mencapai cita-cita= frustasi j. Penyesuaian terhadap jennies kelamin lain k. Masalah-masalah sekolah: masalah penyesuaian diri, emosi, sosial, pertentangan dengan peraturan l. Masalah pekerjaan= tidak menentunya kondisi sosial m. Hambatan kemauan 1) Peraturan rumah 2) Norma-norma sosial 3) Hambatan keuangan Reaksi remaja terhadap frustasi a. Agresi, ditujukan orang lain melalui serangan fisik/kata-kata yang ditujukan diri sendiri (menyakiti diri sendiri) b. Pengalihan emosi marah, emosi marah dialihkan ke objek lain tetapi dibalik punggung, kepada adik, orang tua atau guru (tidak secara langsung) c. Withdrawl, menarik diri dalam lamunan atau alam fantasi d. Regersi, kembali ke situasi masa perkembangan sebelumnya yang memberi kepuasan e. Kompensasi, mencari objek pemuasan di bidang lain sebagai pengganti kegagalan suatu bidang f. Frustasi pendorong 1) Tingkah laku konstruktif (usaha lebih giat) 2) Meninjau kembali cita-cita (menurunkan aspirasi)
51
Kondisi sosial yang mengelilingi remaja, meninggi emosinya terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru sedangkan pada masa kanak-kanak kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaankeadaan itu.Sehingga perlu adanya kematangan emosi bagi para remaja. Menurut Hurlock (1991:213), anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak “meledakkan” emosinya di hadapan orang lain melainkan
menunggu
saat
dan
tempat
yang
tepat
untuk
mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima.Pada masa remaja, untuk mencapai kematangan emosi harus belajarmemperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional dan belajar untuk dapat menyalurkan emosinya. 4. Perkembangan Sosial Remaja Pada masa remaja, tugas perkembangan tersulit adalah yang berhubungan
dengan
penyesuaian
sosial.
Menurut
Hurlock
(1991:213), remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.Hal yang terpenting dan yang tersulit dalam penyesuaian diri adalah dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelempokan sosial yang baru, nilai-nilai
52
baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalan dukungan dan penolakan sosial dan nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpinan. Menurut Rita Eka Izzaty, dkk.,(2008: 137), pergaulan remaja dan interaksi sosial dengan teman sebaya bertambah luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan jenis. Pemuasan intelektual juga didapatkan oleh remaja dalam kelompoknya dengan berdiskusi, berdebat untuk memecahkan masalah. Mengikuti organisasi sosial atau komunitas sosial merupakan keuntungan bagi perkembangan sosial remaja namun dengan demikian agar remaja dapat bergaul dengan baik dalam kelompok sosialnya diperlukan kompetensi sosial berupa kemampuan dan keterampilan berhubungan dengan orang lain. Keberhasilan dalam pergaulan sosial akan menambah rasa percaya diri namun ditolak oleh kelompok merupakan pukulan terberat bagi remaja maka setiap remaja akan berusaha agar dapat diterima oleh kelompoknya. Jadi dalam pergaulan remaja, remaja harus
terjun
ke
komunitas
perkembangannya.
53
sosial
untuk
melewati
masa
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam metode pengembangan komik need for power sebagai media layanan dalam bimbingan pribadi bagi siswa SMP kelas VII akan membahas tentang model pengembangan, prosedur pengembangan, uji coba produk yang meliputi desain uji coba dan subjek uji coba, jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, validitas instrumen dan teknik analisis data. A.
Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan komik bimbingan pribadi bagi siswa SMP kelas VII menggunakan prosedural karena bersifat deskriptif, yaitu mengikuti langkah-langkah yang harus diikuti supaya menghasilkan suatu produk. Produk yang akan dihasilkan berupa komik yang berisi tentang bimbingan pribadi need for power bagi siswa SMP kelas VII. Borg and
Gall
(Nana
Syaodih.
Sukmadinata,
2009:
169)
mengemukakan beberapa model penelitian diantaranya model penelitian dan pengembangan (Researh and Development) yang merupakan tahaptahap pengembangan yang terdiri dari 10 langkah pengembangan, yaitu : (1) Penelitian awal dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) Pengembangan produk awal, (4) revisi hasil pengembangan produk awal, (5) Uji coba Lapangan Utama, (6) revisi hasil uji coba lapangan utama, (7) uji lapangan operasional, (8) revisi produk akhir, (9) diseminasi dan (10) implementasi.
54
Dalam penelitian dan pengembangan, peneliti hanya mengikuti sampai langkah kesembilan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan peneliti
dalam
kemampuan,
biaya
dan
waktu.
Diseminasi
dan
implementasi adalah mensosialisasikan tentang produknya ke masyarakat, dengan cara bekerjasama dengan
penerbit untuk penerbitan dan
memonitoring dalam penyebaran ke masyarakat. Hal tersebut memerlukan proses dan waktu yang sangat lama dan membutuhkan dana yang sangat besar. Pada pengembangan media komik need for power sebagai media layanan bimbingan pribadi kepada siswa kelas VII diimplementasi di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Prosedur pengembangan Borg dan Gall digunakan peneliti sebagai acuan dalam mengembangkan komik need for power sebagai media layanan dalam bimbingan pribadi bagi siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Awal dan Pengumpulan Informasi Tahap pertama dalam penelitian pengembangan komik ini, peneliti menganalisis masalah-masalah dan menganalisis kebutuhan apa saja yang sering terjadi di sekolah yang terkait dengan need for power (npow) yang terjadi, langkah apa yang sudah dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut serta apa yang menjadi hambatannya. Dari hasil analisis tersebut peneliti bisa mengetahui seberapa penting suatu media dalam membantu mengatasi permasalahan yang terjadi. Pada langkah ini peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada guru
55
bimbingan dan konseling dan beberapa siswa untuk mendapatkan data awal agar diketahui seberapa perlunya komik untuk layanan dalan bimbingan pribadi dan disertakan juga materi-materi tentang need for power bagi siswa-siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. 2. Perencanaan: MerumuskanTujuan Pengembangan Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa sebuah media komik bisa dijadikan sebagai solusi dalam pemberian bimbingan pribadi selain diberikan secara bimbingan klasikal dari guru bimbingan dan konseling kepada para siswa dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa. 3. Pengembangan Draft Produk (Produk awal) Pada analisis hasil observasi dan wawancara dalam pembuatan produk awal sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan siswa, peneliti mengembangan komik need for power sebagai media layanan dalam bimbingan pribadi, karena mempunyai sifat yang praktis, menarik untuk siswa, dan mudah dipahami kerena ada gambar-gambar dan yang menarik. Dilihat dari penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, media komik bisa jadi alternatif solusi bagi sekolah yang mempunyai keterbatasan waktu dalam bimbingan klasikal. 4. Uji Validasi Ahli Menguji coba komik bimbingan pribadi tentang need for power kepada para ahli yaitu ahli media dan ahli materi.
56
5. Revisi Validasi Ahli Komik bimbingan pribadi need for power yang sudah dibuat dan divalidasi oleh para ahli kemudian direvisi sesuai saran para ahli. 6. Uji Coba Lapangan awal Menguji cobakan produk awal kepada beberapa siswa kelas VII 7. Uji Coba Lapangan Utama Menguji cobakan komik need for power kepada siswa dalam skala kelompok kecil kelas VII. 8. Revisi Uji Coba Lapangan Utama Apabila pada uji coba lapangan utama terdapat hasil yang kurang atau materinya kurang tepat maka media komik direvisi kembali sesuai saran dan kritik yang disampaikan para subjek. 9. Uji Lapangan Operasional Media komik diberikan kepada subjek dalam skala kelompok besar, bertujuan mengevaluasi penampilan isi dari komik need for power. 10. Revisi Produk Revisi produk berdasarkan dari uji coba operasional yang telah dievaluasi.
57
Berikut peneliti menampilkan prosedur pengembangan materi layanan BK, dalam hal ini komik bimbingan pribadi tentang need for power bagi siswa kelas VII:
1.Penelitian awal dan pengumpulan informasi
2. Perencanaan
3. pengembangan produk awal
4. Uji validasi ahli
6. Uji coba Lapangan Utama (15 siswa)
8. Uji Lapangan operasional (30)
5.Revisi Validasi Ahli
7. Revisi uji coba lapangan Utama
9. Revisi produk
Uji coba lapangan awal (5 siswa)
10. Produk Akhir
Gambar 1. Alur prosedur pengembangan media komik need for power bagi siswa kelas VII B.
Tempat dan Waktu Pengembangan 1.
Tempat Tempat penelitian pengembangan berlokasi di SMP N 1 Yogyakarta yang sebelumnya mengadakan observasi dan pengupulam informasi. Mengapa peneliti memilih lokasi SMP N 1 Yogyakarta karena need for power atau kebutuhan untuk berkuasa dalam arti
58
kepemimpinan didalam diri siswa masih kurang menonjol. Terlihat seperti pemilihan ketua kelas masih saling tunjuk menunjuk antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. 2.
Waktu Penelitian pengembangan waktu pelaksanaannya pada bulan April 2014 sampai dengan Juni 2014. Sasarannya pada siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta.
C.
Uji Coba Produk 1.
Desain Uji Coba Desain uji coba atau produk dalam penelitian pengembangan adalah untuk mengetahui apakah produk yang dibuat itu layak digunakan atau tidak. Maka sebuah komik bimbingan pribadi tentang need for power. Untuk produk yang baik peneliti juga akan menggunakan empat kali uji coba, yaitu validasi ahli, uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, uji coba lapangan Operasional. a. Validasi Ahli 1) Ahli materi bimbingan dan konseling Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan yang berkompeten dalam bimbingan dan konseling dengan latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling dengan jenjang pendidikan minimal S2, beliau adalah Diana Septi Purnama, M. Pd dan Agus Triyanto, M. Pd.
59
2) Ahli media komik Ahli media komik berlatar belakang pendidikan teknologi pendidikan dengan jenjang pendidikan S2 dan sudah biasa menangani dalam hal media pembelajaran. Beliau adalah Estu Miyarso, M. Pd. b. Uji Coba Lapangan Awal Pada uji coba lapangan awal ini komik diujikan kepada 5 orang siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta yang dipilih secara random. Di sini subjek berperan sebagai pengkritik supaya peneliti bisa memperbaiki mana yang kurang dan harus diperbaiki. Hasil evaluasi uji coba lapangan awal akan dianalisis dan revisi sehingga menciptakan komik yang lebih baik. c. Uji Coba Lapangan Utama Dalam uji coba lapangan utama ini, peneliti mengujikan komik need for power dan diujikan kepada 15 siswa SMP N 1 Yogyakarta sebagai subjeknya. Dalam uji lapangan ini adalah yang ditekankan adalah draft. Disini siswa berperan sebagai penilai yang supaya peniliti tahu bagian-bagian yang lemah dan perlu untuk diperbaiki. Hasil evaluasi uji coba lapangan Utama, dianalisis dan revisi sehingga menciptakan media komik yang lebih baik. d. Uji Lapangan Operasional Uji lapangan operasional ini, komik bimbingan pribadi tentang need for power bagi siswa SMP kepada subjek lapangan
60
operasional terdiri dari 30 orang siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. Hasil evaluasi uji lapangan operasional, dianalisis dan revisi sehingga menciptakan produk akhir berbentuk media komik need for power sebagai layanan dalam bimbingan pribadi yang layak untuk digunakan sebagai media layanan bimbingan. 2.
Subjek Uji coba Didalam
penelitian,
peneliti
melibatkan
siswa
dalam
pengembangan media komik adalah siswa kelas VII SMP sebagai subjek penelitian. Dalam teknik pemilihan sampel dalam penelitian pengembangan dengan menggunakan teknik random sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 134), dalam teknik random sampling ini setiap subjek dianggap sama. Dengan demikian peneliti memilih random setiap subjek untuk dipilih menjadi sampel. Berdasarkan rancangan uji coba, untuk subjek dalam penelitian pengembangan kali ini adalah sebagai berikut: a. Uji coba lapangan awal Subjek uji coba lapangan awal adalah sebanyak 5 orang siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. b. Uji coba lapangan Utama Subjek uji coba lapangan utama adalah sebanyak 15 orang siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta.
61
c. Uji lapangan operasional Subjek uji lapangan operasional adalah sebanyak 30 orang siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. 3.
Jenis Data Data-data yang diperoleh dari uji coba berupa penilaian terhadap
produk yang diujicobakan tentang need for power. Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil tanggapan, kritik yang membangun, dan masukan dari para ahli dan subjek pada uji coba lapangan awal, subjek pada uji coba lapangan utama serta subjek uji lapangan operasional terhadap media komik bimbingan pribadi tentang need for power bagi siswa SMP kelas VII. Kritik dan saran tersebut dijadikan dasar untuk merevisi produk yang dikembangkan. Data kuantitatif diperoleh dari hasil uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, uji lapangan operasional berupa penilaian secara umum mengenai komik need for power bagi siswa kelas VII SMP. Keseluruhan data kemudian dijadikan sebagai bahan untuk merevisi komik need for power sebagai media bimbingan pribadi agar dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas. 4.
Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian pengembangan ini adalah pedoman wawancara,
angket penilaian dan pedoman observasi. Instrumen utama untuk mengetahui kualitas produk dengan instrumen angket penilaian. Pedoman wawancara dan observasi merupakan sebagai instrumen penunjang untuk
62
pengumpulan informasi. Instrumen angket mengguakan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket tersebut diberikan kepada para ahli dan siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. Angket bertujuan untuk memperoleh data tentang kelayakan media sebagai dasar merevisi produk. Dalam penelitian pengembangan komik need for power tiga buah instrumen angket, yaitu: 1.
Angket Penilaian Ahli Materi Angket
ini
ditujukan
untuk
ahli
materi
berupa
angket
tanggapan/penilaian ahli materi terhadap berbagai komponen dan materi yang terdapat di media komik bimbingan pribadi tentang need for power. Kisi-kisi angket penelitian ahli materi terhadap media komik bimbingan pribadi tentang need for power Tabel 1. Kisi-kisi Angket Ahli Materi sub Indikator Deskriptor variabel kesesuaian komposisi warna pada cover media komik
Kualitas Grafis
ketepatan pemilihan huruf dan pemilihan ukuran huruf kesesuaian judul dengan isi materi komik
63
Σ nomor item item
2
1,2
3
3, 4, 5
2
6,7
kejelasan isi dan redaksional
kebenaran konsep
Materi komik
kemudahan memahami materi layanan bimbingan pribadi need for power dalam bentuk komik kemudahan pemahaman bahasa yang digunakan
2
8,9
2
10,11
ketepatan materi layanan bimbingan pribadi dengan kebutuhan siswa tentang need for power
2
12, 13
ketepatan materi need for power dengan tujuan layanan pribadi
2
14, 15
2
16, 17
2
18, 19 19
kemanfaatan komik sebagai pemahaman psikologis siswa Kemanfaatan kemanfaatan komik sebagai bahan mengajar bagi Guru bimbingan dan konseling
Jumlah
2. Angket penilaian ahli Media Angket kedua adalah angket penilaian ahli media yang digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan/penilaian ahli media terhadap media komik bimbingan pribadi tentang need for power.
64
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Ahli Media Sub Variabel Indikator
kualitas cover Komik Kualitas Isi
Σ Item
Deskriptor
ketepatan pada layout
6
kejelasan dan proporsi gambar ketepatan pemilihan teks ketepatan pemilihan warna ketepatan pemilihan layout kejelasan dan proporsi gambar ketepatan pemilihan teks
2 3 3 6 2 3
ketepatan alur cerita.
5
Jumlah
Nomor Item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 9, 10, 11 12, 13, 14 15, 16 17, 18 19, 20, 21 22, 23, 24, 25, 26 26
3. Angket penilaian bagi siswa Angket ketiga adalah angket penilaian bagi siswa yang ditujukan kepada siswa berupa tanggapan/penilaian terhadap media komik bimbingan pribadi tentang need for power Tabel 3. Kisi-kisi Angket Siswa Sub Variabel
Indikator
Deskriptor
Media komik
ketepatan pemilihan judul ketepatan pemilihan cover ketepatan pemilihan komposisi warna Kualitas grafis kejelasan cetakan tulisan dan cetakan gambar kesesuaian pemilihan gambar dengan ukuran huruf
65
Σ Item
Nomor Item
3
1, 2, 3
2
4, 5
2
6, 7
2
8, 9
2
10, 11
Materi need for power
materi komik need for power
ketepatan pemilihan judul dengan isi materi komik kesesuaian materi dengan kebutuhan siswa kesesuaian bahasa yang digunakan
2
12, 13
2
14, 15
2
16, 17
Kemudahan dalam menggunakan komik
kemudahan siswa dalam memahami isi dan pesan yang disampaikan didalam komik
2
18, 19
kemanfaatan komik bagi siswa
ketertarikan siswa dalam membaca komik layanan bimbingan pribadi 2 kemanfaatan komik need for power bagi siswa 2
20, 21
Jumlah
22, 23 23
5. Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam pengembangan media komik layanan bimbingan pribadi adalh dengan menggunakan analisis isi dan analisis diskriptif. a. Analisis Data kualitatif Analisis data kualitatif dilakukan menggunakan analisis isi yaitu dengan menggabungkan informasi-informasi data kualitatif yang berupa tanggapan, masukan, serta saran dari para ahli dan saran atau komentar dari para siswa. Selanjutnya hasil analisis data kualitatif
66
dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan revisi produk sehingga menjadikan produk akhir yang baik. b. Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan analisis diskriptif kuantitatif, yaitu menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari angket pada uji lapangan awal, uji lapangan utama, uji lapangan operasional. Angket yang digunakan penelitian ini menggunakan angket terbuka dan tertutup dengan pilihan jawaban bergradasi atau menggunakan skor 1 sampai 4. Suharsimi arikunto (2006: 241) mengatakan, dalam menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat 1 sampai 4, arti setiap alternatifnya ditentukan sebagai berikut: 1) “sangat banyak”, “sangat sering”, “sangat setuju”, menunjukan gradasi paling tinggi. Untuk kondisi tersebut diberi nilai 4. 2) “Banyak”, “sering”, “setuju”, menunjukan gradasi atau peringkat yang lebih rendah dibanding dengan kata yang ditambah dengan kata “sangat”. Dalam kondisi ini diberi nilai 3 3) “Sedikit”, “Jarang”, “kurang setuju”, menunjukan peringkat atau gradasi dibawah kata “Setuju” diberi nilai 2. 4) “Sangat sedikit”, “Sedikit sekali”, “Sangat jarang”, “Sangat kurang setuju”, berada dalam peringkat terrendah dan diberi nilai 1. Maka dalam penelitian ini, skala penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :
67
Tabel 4. Skala Penilaian Jawaban yang dipilih Pilihan pertama
Peringkat penilaian 1
Pilihan kedua
2
Pilihan ketiga
3
Pilihan keempat
4
Skala penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Kategori sangat baik (SB) meliputi: Sangat jelas, Sangat menarik, Sangat sesuai, Sangat bermanfaat diberi nilai 4 2) Kategori baik (B) meliputi: Mudah dipahami, menarik, sesuai, dan bermanfaat diberi nilai 3 3) Kategori kurang baik (KB) meliputi: kurang mudah dipahami, kurang jelas, kurang menarik, kurang sesuai, dan kurang bermanfaat diberi nilai 2 4) Kategori tidak baik (TB) meliputi: Tidak bisa dipahami, tidak jelas, tidak menarik, tidak sesuai, dan tidak bermanfaat diberi nilai 1. Semua data yang sudah terkumpul nantinya akan dianalisis menggunakan
deskriptif
kuantitatif.
Setelah
menjumlahkan
dan
mengkelompokan masing-masing dari jawaban kemudian peneliti akan mempresentasekan, dapat dilihat pada rumus sebagai berikut:
68
%=
(
×
Rumus presentase
)
× 100%
Sesudah diperoleh presentase dengan rumus tersebut di atas, kemudian ditafsirkan persentase tersebut ke dalam empat kriteria, yaitu: baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. 76%-100%
: Sangat Baik
56%-75%
: Baik
26%-55%
: Kurang Baik
0%-25%
: Tidak Baik
69
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
A. Penelitian Awal dan Analisis Kebutuhan Pada bab ini akan disajikan hasil pengembangan komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi. Komik ini dibuat dengan harapan bisa membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan tentang menjadi pemimpin yang baik. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan untuk pembuatan komik need for power sebagai media layanan bimbingan pribadi di SMP N 1 Yogyakarta, adalah sebagai berikut: Pada tahap penelitian awal, peneliti melakukan pengumpulan data dengan guru BK SMP N 1 Yogyakarta dan sebagian siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru BK kelas VII di SMP N 1 Yogyakarta, bahwa di SMP N 1 Yogyakarta layanan bimbingan pribadi mengenai kepemimpinan sudah pernah diberikan. Namun layanan bimbingan pribadi tentang kepemimpinan belum berjalan dengan optimal. Dalam pelatihan kepemimpinan di SMP N 1 Yogyakarta dilakukan pada saat kegiatan ektrakulikuler pramuka. Media yang digunakan dalam layanan bimbingan pribadi tentang need for power di SMP N 1 Yogyakarta masih kurang. Di SMP N 1 Yogyakarta belum tersedia komik yang secara khusus tentang need for power bagi siswa yang bisa dijadikan media bagi guru BK untuk menambah variasi dalam pemberian layanan bimbingan pribadi terhadap siswa. Sedangkan beberapa media yang
70
digunakan dalam penyampaian materi bimbingan layanan pribadi adalah media leaflet, papan bimbingan, slogan. Menurut siswa SMP 1 N Yogyakarta kelas VII guru BK sering menggunakan media yang sering digunakan leaflet karena mempunyai unsur visual dan pembelajaran dibuat secara menarik. Namun, penggunakan leaflet sebagai media bimbingan di SMP N 1 Yogyakarta masih jarang digunakan karena guru BK masih sering menggunkan metode ceramah daripada menggunakan media bimbingan. Jika dibandingkan dengan media yang telah diberikan di SMP N 1 Yogyakarta, peneliti menganggap bahwa media yang sesuai dan menarik untuk diberikan siswa kelas VII adalah media
komik sebagai media
bimbingan. Media komik memiliki daya tarik dengan tampilan gambar, memiliki alur cerita dan memiliki makna yang terkandung di dalamnya. Di SMP N 1 Yogyakarta belum tersedia komik bimbingan layanan bimbingan pribadi tentang need for power siswa kelas VII yang dapat dijadikan media layanan bimbingan pribadi. B. Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan dengan tiga kegiatan yang utama. Media komik dimanfaatkan untuk media bimbingan layanan bimbingan pribadi. Untuk menjadikan media bimbingan harus melalui tahap perencanaan terlebih dahulu. Konsep kerangka cerita yang akan dikembangkan yaitu (1) pengertian need for power: (2) bentuk-bentuk need for power: (3) faktorfaktor yang mempengaruhi need for power. Kegiatan kedua yaitu membuat karakter/tokoh dalam media komik. Usia karakter disamakan usia remaja
71
kelas VII SMP. Kegiatan ketiga adalah menentukan susunan komik yang akan dikembangkan. C. Pengembangan Produk Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa tahap-tahap dalam pembuatan produk awal, yaitu sebagai berikut: 1. Pra penulisan Pra penulisan dilakukan pada bulan Oktober 2013 meliputi pengumpulan data sebagai bahan dan informasi mengenai need for power. 2. Pembuatan komik Dalam
pembuatan komik pengerjaaannya
dilakukan oleh
mahasiswa Jurusan Seni Rupa UNY yang sudah bisa dan mengerti dalam pembuatan komik. Proses pembuatan komik berlangsung selama bulan Novemver 2013 – Januari 2014. Susunan komik layanan bimbingan pribadi need for power sebagai berikut: a. Halaman depan (cover) b. Kata pengantar c. Pengenalan tokoh d. Isi cerita komik diselipkan dengan layanan bimbingan pribadi need for power. Pada pengembangan produk awal sudah dibuat buku komik dengan isi cerita dengan sesuai layanan bimbingan pribadi need for power untuk siswa
72
kelas VII SMP . peneliti membuat komik yang belum terrevisi oleh ahli materi dan ahli media. Draft komik pertama sudah dibuat dengan desain cover sebagai berikut:
Gambar 2. Cover produk awal D. Uji Validasi Ahli Pada tahap uji validasi ahli, peneliti mengujikan komik layanan bimbingan pribadi tentang need for power bagi siswa SMP kelas VII kepada dua ahli materi dan satu ahli media. Ahli materi berasal dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbinan dengan bidang keahlian bimbingan pribadi dan mempunyai jenjang pendidikan S2, sedangkan untuk ahli materi berasal dari Jurusan Teknologi Pendidikan dengan keahlian media pembelajaran dan sudah menempuh jenjang pendidikan S2. Hasil data yang diperoleh berupa data kualitatif. Data ini diperoleh melalui konsultasi dan pengisian angket yang memberikan masukan, serta
73
tanggapan untuk penyempurnaan komik layanan bimbingan pribadi bagi siswa kelas VII SMP. 1.
Hasil Uji Ahli Materi Berdasarkan hasil penilaian ahli materi oleh dosen prodi Bimbingan dan
Pribadi melalui proses konsultasi dan pengisian angket, komik need for power sebagai media layanan bimbingan pribadi bagi siswa SMP kelas VII sudah layak di uji cobakan di lapangan dengan beberapa aspek yang perlu diperbaiki, yaitu: a. Cover terlalu pucat. b. Judul cover kurang mewakili isi komik. c. Tujuan layanan bimbingan harus ditulis di depan pada kata pengantar. Berdasarkan hasil penilaian ahli materi juga didapat data kuantitatif, yang terdapat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Uji Validasi Ahli Materi Tingkat Jawaban No.Item No Pertanyaan Ahli 1 Ahli 2 Kategori 1 1 3 2 B/KB 2 2 3 2 B/KB 3 3 2 3 KB/B 4 4 2 2 KB/KB 5 5 3 2 B/KB 6 6 3 2 B/KB 7 7 3 2 B/KB 8 8 3 3 B/B 9 9 3 3 B/B 10 10 2 3 KB/B Keterangan: SB : Sangat Baik; B : Baik; KB
Tingkat Jawaban No 11 12 13 14 15 16 17 18 19
No.Item Pertanyaan 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Ahli 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3
Ahli 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3
: Kurang Baik; TB : Tidak Baik
74
Kategori KB/B B/KB B/B B/KB B/B KB/B B/B B/B B/B
Berdasarkan data tersebut dari 19 Item, diketahui skor yang diperoleh dari ahli materi yang pertama adalah 68,4%. Kemudian skor yang diperoleh dari ahli materi yang kedua adalah 64,4%. Berdasarkan dari data yang diperoleh dari kedua ahli materi memperoleh rata-rata prosentase kelayakan tentang konsep komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi menunjukan hasil 66,4%. Prosentase tersebut menyatakan bahwa media komik dikategorikan baik. 2.
Hasil Ahli Media Berdasarkan hasil penelitian ahli materi oleh dosen Teknologi Pendidikan melalui proses konsultasi dan pengisian angket, komik need for power sebagai media layanan bimbingan pribadi bagi siswa SMP kelas VII sudah layak di uji cobakan di lapangan dengan beberapa aspek yang perlu diperbaiki, yaitu: a. Desain Layout kurang menarik. b. Gambar komik kurang jelas. Berdasarkan hasil penilaian ahli media juga didapat data kuantitatif, yang terdapat pada tabel sebagai berikut :
75
Tabel 6. Hasil Angket Uji Validasi Ahli Media No. Item Tingkat No. Item Tingkat No Pertanyaan Jawaban Kategori No Pertanyaan Jawaban Kategori 1 1 4 SB 14 14 3 B 2 2 3 B 15 15 3 B 3 3 3 B 16 16 4 SB 4 4 3 B 17 17 2 KB 5 5 3 B 18 18 3 B 6 6 3 B 19 19 3 B 7 7 4 SB 20 20 3 B 8 8 3 B 21 21 4 SB 9 9 3 B 22 22 3 B 10 10 4 SB 23 23 3 B 11 11 3 B 24 24 3 B 12 12 3 B 25 25 2 KB 13 13 3 B 26 26 2 KB Keterangan: SB: Sangat Baik; B: Baik; KB: Kurang Baik; TB: Tidak Baik
Berdasarkan data tersebut dari 26 Item yang diperoleh dari ahli materi memperoleh prosentase kelayakan tentang konsep komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi menunjukan hasil 76,92%. Prosentase tersebut menyatakan bahwa media komik dikategorikan sangat baik. E. Uji Coba Produk Awal Peneliti melakuka uji lapangan awal kepada 5 siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. Siswa diminta memberikan penilaian pada uji coba lapangan Awal untuk memberikan penilaian dan komentar sarannya pada angket yang telah diberikan. Data kuantitatif dari hasil uji lapangan utama yang telah dilakukan disajikan pada tabel berikut :
76
Tabel 7. Hasil Angket Uji Coba Lapangan Awal Rating NO. Item No Σ Skor Nilai persentase kategori Pertanya 4 3 2 1 1 1 3 2 18 90 SB 2 2 1 2 2 12 60 B 3 3 5 20 100 SB 4 4 2 1 2 15 75 B 5 5 1 4 16 80 SB 6 6 3 1 1 17 85 SB 7 7 1 4 16 80 SB 8 8 1 4 12 60 B 9 9 3 2 13 65 B 10 10 4 1 13 65 B 11 11 1 1 3 13 65 B 12 12 2 3 17 85 SB 13 13 2 3 17 85 SB 14 14 1 4 16 80 SB 15 15 2 3 17 85 SB 16 16 1 4 16 80 SB 17 17 2 3 17 85 SB 18 18 2 2 1 15 75 B 19 19 3 2 18 90 SB 20 20 2 2 1 15 75 B 21 21 1 3 1 15 75 B 22 22 3 2 18 90 SB 23 23 3 2 18 90 SB Jumlah Skor Nilai 79,1 SB keterangan: SB: Sangat Baik; B: Baik; KB: Kurang Baik; TB: Tidak Baik Berdasarkan data tersebut, menunjukan bahwa dari keseluruhan komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi mendapat penilaian 79,1% dan dikategorikan sangat baik. Ada beberapa aspek yang kurang diantaranya cover kurang menarik, komposisi warna pada cover masih kurang. F. Revisi Produk Awal Berdasarkan penilaian dari 3 orang ahli, yaitu ahli materi dan ahli media dan juga dari hasil data pada uji coba produk lapangan awal terhadap komik layanan bimbingan pribadi tentang need for power bagi siswa SMP (draft
77
pertama), selanjutnya peneliti melakukan revisi terhadap draft pertama sesuai dengan saran dan masukan dari masing-masing ahli. Revisi produk awal yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Revisi ahli materi 1) Revisi Cover terlalu pucat
Sebelum diperbaiki
Sesudah diperbaiki
Gambar 3. Revisi cover ahli materi 2) Revisi Judul komik
Sebelum diperbaiki
Sesudah diperbaiki
Gambar 4. Revisi Judul Komik
78
3) Revisi kata pengantar
Sebelum diperbaiki
Sesudah diperbaiki
Gambar 5. Revisi kata pengantar pada komik b. Revisi ahli materi 1) Revisi desain layout
Sebelum diperbaiki
Sesudah diperbaiki
Gambar 6. Revisi pada desain layout 2) Revisi gambar kurang jelas
79
Gambar 7. Revisi Gambar mimik wajah G. Uji Coba Lapangan Utama Setelah peneliti melakukan uji validitas dan peneliti melakukan revisi yang didasarkan pada hasil uji validasi ahli, peneliti selanjutnya melakukan uji lapangan utama. Subyek pada uji lapangan utama adalah 15 siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. Siswa diminta memberikan penilaian pada uji coba lapangan utama untuk memberikan penilaian dan komentar sarannya pada angket yang telah diberikan. Data kuantitatif dari hasil uji lapangan utama yang telah dilakukan disajikan pada tabel berikut :
80
Tabel 8. Hasil Angket Uji Coba Produk Utama Rating No. Item Σ Skor Nilai Persentase Kategori Pertanyaan 4 3 2 1 1 1 3 12 48 80 SB 2 2 3 10 2 46 76,67 SB 3 3 10 5 55 91,67 SB 4 4 2 9 4 43 71,67 B 5 5 3 9 3 45 75 B 6 6 3 7 5 43 71,67 B 7 7 6 5 4 47 78,33 SB 8 8 2 9 4 43 71,67 B 9 9 3 9 4 45 75 B 10 10 4 10 1 48 80 SB 11 11 2 12 1 45 75 B 12 12 9 6 54 90 SB 13 13 4 11 49 81,67 SB 14 14 4 10 1 48 80 SB 15 15 9 5 1 53 88,33 SB 16 16 4 11 49 81,67 SB 17 17 6 9 51 85 SB 18 18 8 7 53 88,33 SB 19 19 5 9 1 49 81,67 SB 20 20 4 9 2 47 78,33 SB 21 21 6 7 2 49 81,67 SB 22 22 7 8 52 86,67 SB 23 23 3 10 2 46 76,67 SB Jumlah Skor Total 80,29 SB Keterangan: SB: Sangat Baik; B: Baik; KB: Kurang Baik; TB: Tidak Baik No
Berdasarkan data tersebut, menunjukan bahwa dari keseluruhan komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi mendapat penilaian 80,29% dan dikategorikan sangat baik. Ada beberapa aspek yang kurang, diantaranya pada keserasian komposisi warna pada cover, tampilan pada cover komik, cetakan gambar. Berdasarkan hasil dari uji lapangan utama peneliti memperoleh data yang berupa komentar dan saran dari siswa, komik perlu direvisi lagi diantaranya
81
cover masih kurang menarik, mimik wajah tokoh yang masih ada yang kurang terlihat. H. Revisi produk uji coba lapangan utama Berdasarkan hasil uji lapangan utama, peneliti melakukan revisi pada hasil uji lapangan utama. Bentuk revisi yang dilakukan adalah memperbaiki cover, komposisi warna pada cover, mimik wajah yang kurang terlihat. 1. Revisi cover dan warna pada cover
Gambar 8. Perbaikan cover depan dan belakang. 2. Revisi mimik wajah
Gambar 9. Revisi mimik wajah
82
I.
Uji Lapangan Operasional Setelah peneliti melakukan revisi dari hasil uji coba produk Utama, peneliti selanjutnya melakukan uji lapangan operasional. Subyek pada uji lapangan operasional adalah 30 siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. Siswa diminta memberikan penilaian pada uji lapangan operasional untuk memberikan penilaian dan komentar sarannya pada angket yang telah diberikan. Data kuantitatif dari hasil uji lapangan utama yang telah dilakukan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 9. Hasil Angket Uji Lapangan Operasional Rating No. Item Σ Skor Nilai Persentase Kategori Pertanyaan 4 3 2 1 1 1 4 21 5 89 74,17 B 2 2 9 14 7 92 76,67 SB 3 3 11 11 8 93 77,5 SB 4 4 7 16 7 90 75 B 5 5 9 15 6 93 77,5 SB 6 6 6 19 5 91 75,83 SB 7 7 4 20 6 88 73,33 B 8 8 7 19 4 93 77,5 B 9 9 8 13 9 90 75 B 10 10 10 17 3 97 80,83 SB 11 11 5 14 11 84 70 B 12 12 7 19 4 93 77,5 SB 13 13 4 19 7 87 72,5 B 14 14 3 22 5 89 74,17 B 15 15 6 18 3 90 75 B 16 16 6 21 3 93 77,5 SB 17 17 8 19 3 95 79,17 SB 18 18 9 19 5 91 75,83 SB 19 19 6 21 3 93 77,5 SB 20 20 8 13 9 90 75 B 21 21 10 14 6 100 83,33 SB 22 22 4 26 94 78,33 SB 23 23 7 19 4 93 77,5 SB Jumlah Skor Total 76,37 SB Keterangan: SB: Sangat Baik; B: Baik; KB: Kurang Baik; TB: Tidak Baik No
83
Berdasarkan data tersebut, menunjukan bahwa dari keseluruhan komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi mendapat penilaian 76,37% dan dikategorikan sangat baik. Berdasarkan data diatas komik need for power sebagai layanan bimbingan pribdi bagi siswa kelas VII SMP ini layak digunakan. Namun, berdasarkan data kualitatif yang berupa komentar dan saran dari siswa pada uji lapangan operasional, ada beberapa aspek yang harus direvisi, yaitu penambahan halaman untuk pengertian tentang need for power. J.
Revisi Produk Uji Coba Lapangan Operasional Revisi pada tahap terakhir dilakukan berdasarkan data kualitatif hasil uji lapangan operasional. Bentuk revisi dilakukan adalah dengan menambah halaman tentang pngertian need for power.
K. Produk Akhir Berdasarkan hasil penilaian dan berdasarkan komentar, saran dan masukan dari siswa pada saat uji lapangan bisa disimpulkan bahwa komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi termasuk dalam kategori sangat baik. Bisa dilihat dari skor yang diperoleh dari uji coba lapangan utama memperoleh nilai 80,29% dan dikategorikan sangat baik (Skala 1-4), dan pada hasil uji lapangan operasional memperoleh nilai 76,37% dan dikategorikan sangat baik (Skala 1-4). Dengan demikian komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi bagi siswa SMP kelas VII ini layak dibaca siswa SMP dan digunakan oleh guru bimbingan dan konseling sebagai media bimbingan dalam memberikan layanan bimbingan pribadi.
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian, penelitian pengembangan komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi bagi siswa kelas VII SMP N 1 Yogyakarta ini dinyatakan baik. Adapaun rincian produk sebagai berikut:. 1.
Dalam proses pengembangan komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi dilakukan dengan 4 tahap uji coba yaitu : uji validasi ahli, uji lapangan awal, uji lapangan utama dan uji lapangan operasional. Dari 4 tahap tersebut komik need for power sebagai layanan bimbingan pribadi memperoleh nilai rata-rata baik. Dengan demikian komik need for power
layak digunakan sebagai media
bimbingan. B. Saran 1. Bagi Siswa Menumbuhkan rasa minat membaca siswa, terutama khususnya tentang layanan bimbingan pribadi tentang need for power. 2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Pada
saat
memeberikan
layanan
bimbingan
pribadi
dapat
menggunakan media pembelajaran berupa komik tentang need for power.
85
3. Bagi Peneliti selanjutnya bisa dijadikan bahan pertimbangan pengembangan komik untuk penelitian selanjutnya. C. Keterbatasan Pengembangan Pada selama melakukan penelitian secara keseluruhan peneliti sadar masih ada banyak kekurangan dan keterbatasan dikarenakan peneliti sebagai manusia tidak bisa membuat komik
dengan sempurna.
Keterbatasan dan kekurangan. 1. Penelitian tidak sampai pada tahap desiminasi dan implementasi dikarenakan keterbatasan biaya. 2. Peneliti tidak mengembangkan produk komik yang berwarna kecuali cover, dikarenakan keterbatasan peneliti.
86
DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi & Ahmad Rohani. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Aditya Dananjaya. (2012). Kasus Korupsi Simulator SIM. (http://adityadananjaya.wordpress.com/2012/10/6/kasus-korupsisimulator-sim/). Diunduh pada tanggal 23 Novemer 2013, jam 01.30 WIB Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Bernardie R Wirjana dan Susilo Supardo.(2005). Kepemimpinan. Yogyakarta: Andi. Bonnef, Marcel. (2008). Komik Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Buhler, Patricia. (2004). Alpha Teach Your Self Management Skills. Edisi Pertama. Diterjemahkan oleh Sugeng Haryanto,dkk. Jakarta: Prenada. Cantor, W. Dorothy. (1998). Women in Power: Kiprah Wanita Dalam Dunia Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Cucu Supiandi. (2004). Komik sebagai media dakwah islam. Skripsi. Yogyakarta. FBS. Universitas Negeri Yogyakarta. Danim Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta. Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dewa Ketut Sukardi. (1995). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Diyah Puspitarini. (2008). Kepemimpinan Perempuan. Skripsi. Yogyakarta. FIP. Universitas Negeri Yogyakarta. Gibson, Ivancesich & Donnelly. (1997). Organisasi Jilid I. Diterjemahkan oleh Darkasih. Jakarta. Erlangga. Hurlok, E.B. (1991). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
87
----------, (1999). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Iskandar, Tb. Zulrizka. (2008). Banyak Bicara, Ciri Motivasi Berkuasa. On Line (http://rifinet.multiply.com/journal/item/20/banyak-bicara-ciri-motivasiberkuasa). Diunduh pada tanggal 7 Mei 2013, jam 23.00 WIB Kartini Kartono. (2006). Pemimpin dan Kepemimpinan . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Lathuns, Feud. (2005). Perilaku Organisasi. Edisi ke-10. Yogyakarta. Andi. McClelland,S.C. (1995). PowerThe Inner Experience. New York: IRVINGTON. Megha. (2013). Belajar membuat komik. (http://indonesiaindonesia.com/f/110715-belajar-membuat-komik/) Diunduh pada tanggal 26 November 2013, jam 23.45 WIB. Miftah Toha. (2006). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nana Sudjana dan Ahmad Rifai. (1992). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Bandung. Nana Syaodih Sukmadinata. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nur Mariyanah. (2005). “Efektifitas media komik dengan Media Gambar Dalam Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Perhubungan dan Pengangkutan (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas II SMP N I Pegandon Kabupaten Kendal)”. Skripsi. Semarang: Unnes. Reksohadiprojo, Sukanto dan dkk. (2001). Organisasi Perusahaan. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE. Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Safaria Triantoro. (2004). Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Solopos.com. (2012). Kasus Hambalang Rugikan Negara Rp10 Miliar. (http://www.solopos.com/2012/10/23/kpk-kasus-hambalang-rugikannegara-rp10-miliar-341568) Diunduh pada tanggal 23 November 2013, jam 01.15 WIB.
88
Suaramedia. (2008). Dua Sisi Olahraga Kompetitif untuk Anak. (http://suaramedia.blogspot.com/2008/01/olahraga/sepakbola/336/htmldua-sisi-olahraga-kompetitif-untuk-anak ). Diunduh pada tanggal 07 Mei 2013, jam 23.15 WIB. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sungkono dan Eko. (1992). Peran Ilustrasi dalam pembelajaran. Prosiding, Seminar. FIP: UNY. Syamsu Yusuf & Ahmad Juntika Nurihsan. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. -----------. (2009). Landasan bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. -----------. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Trimo Sudjono. (1997). Media Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Veithzal Rivai. (2006). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Uman Suherman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Mardani Production. Winkel, W.S. & Hastuti, Sri. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Winter, David G. (1987). Enhancement of an enemy’s power motivation as a dynamic of conflict escalation. Journal of personality and social psychology. Vol 52 no. 1 hal 41-56. Yowenus Wenda. (2009). Media pembelajaran berbasis cetakan. Yogyakarta: Randa’s Family Press. Yukl, Garry.(2010). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.
89
Zezy Aditya. (2013). Tips Membuat Komik Sendiri. (http://zezymadara.blogspot.com/2013/06/html-tips-membuat-komiksendiri). Diunduh pada tanggal 26 Oktober 2013, jam 22.27 WIB.
90
LAMPIRAN
91
Lampiran 1 Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI Nama Sekolah
:
Nama Guru BK
:
No
1
Pertanyaan Media bimbingan pribadi seperti apa yang sudah diberikan kepada siswa kelas VII?
2
Bagaimana jalannya proses pelayanan bimbingan pribadi untuk siswa kelas VII?
Jawaban
Seberapa besar tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan? 3
4
Apa saja kendala yang dialami oleh siswa dalam memahami materi yang diberikan?
bagaimana pola pembelajaran kepemimpinan siswa kelas VII? 5
apakah pernah menggunakan komik sebagai media pembelajaran? 6
7
Bagaimana antusiasme siswa jika ketika pelayanan bimbingan pribadi menggunakan media komik?
Yogyakarta,..................................... Guru BK
Mahasiswa
....................................................
Greda Isna Patria
92
NIP.
NIM. 10104244026
93
Lampiran 2 Form Angket Ahli Materi ANGKET PENILAIAN KOMIK A. Kata Pengantar Bapak/ Ibu/ Sdr/ i Yth Pada kesempatan ini saya memohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i untuk mengisi angket ini, guna memberikan penilaian terhadap komik bimbingan pribadi tentang need for power bagi siswa SMP yang telah disusun oleh peneliti. Hasil dari penilaian atau evaluasi yang bapak/ ibu berikan akan sangat berguna bagi peneliti agar terbentuk komik yang layak diuji cobakan di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan komik bimbingan pribadi tentang need for power untuk kelas VII SMP Negeri 1 Yogyakarta. Adapun hasil pengembangan komik need for power digunakan sebagai alat bantu guru BK dalam memberikan bimbingan pribadi tentang need for power. Atas perhatian dan kesedian Bapak/ Ibu untuk memberikan penilaian dan evaluasi terhadap komik ini, terima kasih. Yogyakarta,Maret 2014 Peneliti
Greda Isna Patria 10104244026
94
B. Petunjuk 1.
Isilah identitas anda yang disediakan.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan. 3. Berilah tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan sesuai dengan pertanyaan yang menurut anda tepat. 4. Keterangan : SB
: Sangat Baik
B
: Baik
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
C. Identitas Nama
:
Instansi
:
95
D
Pertanyaan-Pertanyaan ANGKET PENILAIAN AHLI MATERI
NO Pertanyaan-Pertanyaan 1
Apakah cover komik Need for Power sudah menarik ?
2
Apakah komposisi warna pada cover komik Need for Power sudah tepat?
3
Apakah tipe huruf pada komik Need for Power sudah tepat?
4
Apakah ukuran huruf pada komik Need for Power sudah sesuai?
5
Apakah huruf pada komik Need for Power dapat dibaca dengan baik?
6
Apakah desain judul sudah sesuai dengan isi komik Need for Power?
7
Apakah judul yang dipilih sudah mewakili seluruh isi materi dalam komik?
SB B K SK Komentar/ Saran
96
8
9
Apakah materi layanan bimbingan pribadi dalam komik Need for Power dapat disampaikan dalam bentuk komik?
Apakah materi layanan bimbingan pribadi Need for Power mudah dipahami?
10
Apakah bahasa yang digunakan dalam komik Need for Power mudah dipahami?
11
Apakah bahasa yang digunakan sesuai bagi siswa SMP ?
12
Apakah materi layanan bimbingan pribadi dalam komik Need for Power sudah sesuai dengan kebutuhan siswa?
13
Apakah cerita komik need for power sudah tepat dengan kebutuhan siswa?
14
Apakah materi dalam komik Need for Power sudah sesuai dengan tujuan layanan bimbingan pribadi?
15
Apakah cerita dalam komik need for power sudah mencakup untuk layanan bimbingan pribadi?
97
16
Apakah komik Need for Power dapat memberikan manfaat secara psikologis kepada siswa?
17
Apakah dengan komik need for power dapat memberikan pemahaman tentang kepemimpinan?
18
Apakah komik Need for Power dapat digunakan sebagai alat pembelajaran bagi guru BK?
19
apakah komik need for power mudah digunakan sebagai alat pembelajaran bagi guru BK?
98
Lampiran 3 Form Angket Ahli Media ANGKET PENILAIAN KOMIK A. Kata Pengantar Bapak/ Ibu/ Sdr/ i Yth Pada kesempatan ini saya memohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i untuk mengisi angket ini, guna memberikan penilaian terhadap komik bimbingan pribadi tentang need for power bagi siswa SMP yang telah disusun oleh peneliti. Hasil dari penilaian atau evaluasi yang bapak/ ibu berikan akan sangat berguna bagi peneliti agar terbentuk komik yang layak diuji cobakan di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan komik bimbingan pribadi tentang need for power untuk kelas VII SMP Negeri 1 Yogyakarta. Adapun hasil pengembangan komik need for power digunakan sebagai alat bantu guru BK dalam memberikan bimbingan pribadi tentang need for power. Atas perhatian dan kesedian Bapak/ Ibu untuk memberikan penilaian dan evaluasi terhadap komik ini, terima kasih. Yogyakarta,Maret 2014 Peneliti
Greda Isna Patria
99
10104244026
B. Petunjuk 5.
Isilah identitas anda yang disediakan.
6. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan. 7. Berilah tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan sesuai dengan pertanyaan yang menurut anda tepat. 8. Keterangan : SB
: Sangat Baik
B
: Baik
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
C. Identitas Nama
:
Instansi
:
100
D
Pertanyaan-Pertanyaan ANGKET PENILAIAN AHLI MEDIA
NO Pertanyaan-Pertanyaan
1
Apakah jusul komik sudah proposional?
2
Apakah gambar pada cover komik menarik?
3
apakah letak nama pengarang sudah tepat?
4
apakah letak instansi sudah tepat?
5
apakah ukuran penulisan instansi sudah pas?
6
apakah desain layout menarik?
7
apakah gambar pada cover jelas?
SB B K SK Komentar/ Saran
101
8
apakah gambar pada cover proposional?
9
apakah pemilihan huruf pada cover komik tepat?
10
apakah pemilihan ukuran huruf komik tepat?
11
apakah cetakan tulisan pada cover jelas?
12
apakah warna pada background cover jelas?
13
apakah komposisi warna pada cover jelas?
14
apakah warna pada teks di cover menarik?
15
apakah tata letak tiap-tiap gambar pada isi komik tepat?
102
16
apakah tata letak tulisan dengan gambar sudah pas?
17
apakah gamcar isi komik jelas?
18
apakah gambar pada isi komik proposional?
19
apakah pemilihan huruf pada isi tepat?
apakah pemilihan ukuran pada isi komik tepat? 20
apakah cetakan tulisan pada isi komik jelas? 21
apakah alur cerita komik sesuai dengan fakta yang ada? 22
103
apakah alur cerita komik jelas tiap halaman? 23
apakah gambar pada tiaptiap halaman saling berkesinambungan? 24
apakah dalam pembuatan karakter tokoh konsisten?
25
apakah ekspresi tokoh dengan teks sesuai? 26
104
Lampiran 4 Form Angket Siswa A. Kata Pengantar Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi yang bertujuan untuk mengembangkan komik bimbingan pribadi tentang nedd for power untuk siswa SMP. Hasil pengembangan komik bimbingan pribadi tentang need for power ini akan digunakan sebagai alat bantu guru BK dalam memberikan bimbingan pribadi terutama tentang need for power. Pada kesempatan ini saya mohon kesediaan adik-adik untuk mengisi angket ini, guna memberikan penilaian terhadap komik bimbingan pribadi tentang need for power bagi siswa SMP yang telah disusun oleh peneliti, dari hasil penilaian dari adik-adik berikan akan sangat berguna bagi peneliti sebagai bahan untuk merevisi komik tersebut agar terbentuk komik yang layak sebagai media bimbingan pribadi. Di dalam pengisian angket penilaian ini, adik-adik dipersilahkan membaca petunjuk yang telah disediakan. Adik-adik sangat diharapkan untuk menjawab semua pertanyaan yang sudah disediakan. Sebelum diserahkan kepada petugas, diteliti sekali lagi dan jangan mencocokan dengan jawaban teman. Jawablah dengan sungguh-sungguh, dan sesuai dengan pengetahuan adik-adik. Akhirnya atas bantuan adik-adik sekalian, saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’ alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, April 2014 Peneliti
Greda Isna Patria
105
B. Identitas Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
Sekolah
:
C. Petunjuk 1. Isilah identitas anda yang disediakan. 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan. 3. Berilah tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan sesuai dengan pertanyaan yang menurut anda tepat. 4. Keterangan : SB
: Sangat Baik
B
: Baik
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
106
D
Pertanyaan-Pertanyaan ANGKET PENILAIAN SISWA
NO Pertanyaan-pertanyaan
SB
1
Menurut kamu, apakah judul komik ini menarik?
2
Menurut kamu, tulisan judul pada cover komik menarik?
3
Menurut kamu, apakah judul pada cover ini terbaca dengan jelas?
4
Menurut kamu, apakah tampilan cover komik menarik?
5
Menurut kamu, apakah tampilan cover komik telah baik?
6
Menurut kamu, apakah keserasian warna pada cover pada komik baik?
7
Menurut kamu, apakah kecerahan warna pada cover komik sudah baik?
107
B
K SK Komentar/ Saran
8
Menurut kamu, apakah cetakan tulisan dalam komik jelas?
9
Menurut kamu, apakah cetakan gambar dalam komik jelas?
10
Menurut kamu, apakah pemilihan gambar dengan ukuran huruf sesuai?
11
Menurut kamu, apakah pemilihan huruf dalam komik menarik?
12
Menurut kamu, apakah judul cover sesuai dengan isi komik?
13
menurutku kamu, apakah judul komik mewakili seluruh isi materi dalam komik
14
Menurut kamu, apakah materi dalam komik sesuai dengan kebutuhan ?
15
Menurut kamu, apakah isi cerita dalam komik sesuai dengan siswa SMP?
108
16
Menurut kamu, apakah bahasa yang digunakan sesuai dengan siswa SMP?
17
menurut kamu, bahasa yang digunakan mudah dipahami?
18
Menurut kamu, apakah komik ini mudah dipahami?
19
Menurut kamu, apakah pesan dalam komik ini mudah dipahami ?
20
Menurut kamu, apakah komik ini membuat kamu tertarik untuk membaca isi di dalamnya?
21
Menurut kamu, apakah penyampaian materi layanan bimbingan pribadi lebih menarik daripada menggunakan ceramah?
22
Menurut kamu, apakah komik ini bermanfaat?
23
Menurut kamu, setelah membaca komik ini anda dapat berubah menjadi pemimpin yang baik?
109
Lampiran 5 hasil angket Validasi Ahli Materi
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Lampiran 6 Hasil Angket Validasi Ahli Media
121
122
123
124
125
126
127
Lampiran 7 Hasil Angket siswa Uji Coba Produk Lapangan Utama
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
Lampiran 8 Hasil Angket Siswa Uji Produk Operasional
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
Lampiran 9 Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Materi
Tingkat Jawaban
Tingkat Jawaban
No.Item No.Item No Pertanyaan Ahli 1 Ahli 2 Kategori No Pertanyaan Ahli 1 Ahli 2 1 1 3 2 B/KB 11 11 2 3 2 2 3 2 B/KB 12 12 3 2 3 3 2 3 KB/B 13 13 3 3 4 4 2 2 KB/KB 14 14 3 2 5 5 3 2 B/KB 15 15 3 3 6 6 3 2 B/KB 16 16 2 3 7 7 3 2 B/KB 17 17 3 3 8 8 3 3 B/B 18 18 3 3 9 9 3 3 B/B 19 19 3 3 10 10 2 3 KB/B Keterangan: SB : Sangat Baik; B : Baik; KB : Kurang Baik; TB : Tidak Baik
160
Kategori KB/B B/KB B/B B/KB B/B KB/B B/B B/B B/B
Lampiran 10 Analisis Hasil Angket Ahli Media
No. Item Tingkat No. Item Tingkat No Pertanyaan Jawaban Kategori No Pertanyaan Jawaban Kategori 1 1 4 SB 14 14 3 B 2 2 3 B 15 15 3 B 3 3 3 B 16 16 4 SB 4 4 3 B 17 17 2 KB 5 5 3 B 18 18 3 B 6 6 3 B 19 19 3 B 7 7 4 SB 20 20 3 B 8 8 3 B 21 21 4 SB 9 9 3 B 22 22 3 B 10 10 4 SB 23 23 3 B 11 11 3 B 24 24 3 B 12 12 3 B 25 25 2 KB 13 13 3 B 26 26 2 KB Keterangan: SB: Sangat Baik; B: Baik; KB: Kurang Baik; TB: Tidak Baik
161
Lampiran 11 Analisis Hasil Angket Siswa Uji Coba Produk Lapangan Utama Rating No. Item Σ Skor Nilai Persentase Kategori Pertanyaan 4 3 2 1 1 1 3 12 48 80 SB 2 2 3 10 2 46 76,67 SB 3 3 10 5 55 91,67 SB 4 4 2 9 4 43 71,67 B 5 5 3 9 3 45 75 B 6 6 3 7 5 43 71,67 B 7 7 6 5 4 47 78,33 SB 8 8 2 9 4 43 71,67 B 9 9 3 9 4 45 75 B 10 10 4 10 1 48 80 SB 11 11 2 12 1 45 75 B 12 12 9 6 54 90 SB 13 13 4 11 49 81,67 SB 14 14 4 10 1 48 80 SB 15 15 9 5 1 53 88,33 SB 16 16 4 11 49 81,67 SB 17 17 6 9 51 85 SB 18 18 8 7 53 88,33 SB 19 19 5 9 1 49 81,67 SB 20 20 4 9 2 47 78,33 SB 21 21 6 7 2 49 81,67 SB 22 22 7 8 52 86,67 SB 23 23 3 10 2 46 76,67 SB Jumlah Skor Total 80,29 SB Keterangan: SB: Sangat Baik; B: Baik; KB: Kurang Baik; TB: Tidak Baik No
162
Lampiran 12 Analisis Hasil Angket Siswa Uji Produk Lapangan Operasional Rating No. Item Σ Skor Nilai Persentase Kategori Pertanyaan 4 3 2 1 1 1 4 21 5 89 74,17 B 2 2 9 14 7 92 76,67 SB 3 3 11 11 8 93 77,5 SB 4 4 7 16 7 90 75 B 5 5 9 15 6 93 77,5 SB 6 6 6 19 5 91 75,83 SB 7 7 4 20 6 88 73,33 B 8 8 7 19 4 93 77,5 B 9 9 8 13 9 90 75 B 10 10 10 17 3 97 80,83 SB 11 11 5 14 11 84 70 B 12 12 7 19 4 93 77,5 SB 13 13 4 19 7 87 72,5 B 14 14 3 22 5 89 74,17 B 15 15 6 18 3 90 75 B 16 16 6 21 3 93 77,5 SB 17 17 8 19 3 95 79,17 SB 18 18 9 19 5 91 75,83 SB 19 19 6 21 3 93 77,5 SB 20 20 8 13 9 90 75 B 21 21 10 14 6 100 83,33 SB 22 22 4 26 94 78,33 SB 23 23 7 19 4 93 77,5 SB Jumlah Skor Total 76,37 SB Keterangan: SB: Sangat Baik; B: Baik; KB: Kurang Baik; TB: Tidak Baik No
163
Lampiran 13 Buku Panduan Penggunaan Komik
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN KOMIK LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI NEED FOR POWER
UNTUK GURU SMP
164
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan buku panduan penggunaan komik layanan bimbingan pribadi need for power ini dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan buku panduan penggunaan komik layanan bimbingan pribadi need for power adalah membantu guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan dan mengoptimalkan pelaksanaan layanan bimbingan pribadi terhadap siswa. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan buku panduan penggunaan komik layanan bimbingan pribadi need for power ini. Buku panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan layanan bimbingan pribadi need for power.
Yogyakarta, 24 Juli 2014
Penyusun
165
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ............................................................................................................ i Kata Pengantar ............................................................................................................... 1 Daftar Isi......................................................................................................................... 2 Pendahuluan ................................................................................................................... 3 Petunjuk Penggunaan ..................................................................................................... 4 Need For Power ............................................................................................................. 5
166
PENDAHULUAN
Buku ini adalah buku petunjuk singkat penggunaan komik layanan bimbingan pribadi. Buku ini disusun dengan tujuan memberikan petunjuk cara menggunakan komik need for power kepada guru bimbingan dan konseling. Pemanfaatan komik dalam layanan bimbingan pribadi diharapkan akan membantu guru bimbingan dan konseling lebih efektif dalam mengajar. Buku ini diperuntukan untuk guru bimbingan dan konseling SMP yang mengampu kelas VII sebagai panduan dalam memberikan layanan bimbingan pribadi.
167
PETUNJUK PENGGUNAAN
Agar guru bimbingan dan konseling berhasil menguasai penggunaan komik layanan bimbingan pribadi dengan baik dan optimal. Ikutilah petunjuk penggunaan komik need for power sebagai berikut : 1. Guru bimbingan dan konseling (BK) menginstruksikan kepada siswa untuk membentuk kelompok kecil, satu kelompok terdiri dari 3-5 siswa. 2. Berikan komik need for power kepada tiap-tiap kelompok. 3. Siswa diberikan waktu kurang lebih 15 menit untuk membaca dan mempelajari isi yang terkandung dalam komik need for power. 4. Setelah selasai membaca, siswa diberi waktu selama 10 menit untuk berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. 5. Setiap kelompok menyampaikan kesimpulannya dari hasil diskusi. 6. Setelah tiap kelompok menyimpulkan, selanjutnya guru BK menyampaikan materi dan menyimpulkan tentang materi need for power agar siswa lebih memahami isi materi dalam komik. 7. Jika ada sesuatu yang masih belum bisa dipahami, tanyakan kepada guru BK
168
Need For Power
Pengertian Need For Power Tingkah laku seseorang timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan berkuasa (need for power). Kebutuhan berkuasa dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan tertentu pada manusia. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian ditunjuk sebagai orang yang bisa dipercaya untuk mengatur orang lainnya. Kekuasaan secara sederhana bisa diartikan sebagai kemampuan menyeluruh orang lain untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkan sesuatu itu mungkin bukan pekerjaan yang mereka suka lakukan. Maka kekusaan pada dasarnya adalah ketrampilan antar pribadi yang kuat. Need for power adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kekuasaan yang diartikan sebagai kemampuan untuk mempunyai pengaruh. Mempunyai kekusaan berarti mempunyai kemampuan untuk mengubah perilaku atau sikap individu-individu lain. Setelah mengetahui pengertian need for power dari para ahli diatas, pengertian motivasi berkuasa adalah kekuasaan menanamkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan siapa saja yang diajak berinteraksi.
Tujuan Mempengaruhi Usaha mempengaruhi adalah yang berkaitan dengan tujuan dan hasil dari kepemimpinan. Salah satu pandangan menyatakan bahwa kepemimpinan terjadi hanya ketika orang terpengaruh untuk melakukan yang etis dan bermanfaat bagi organisasi dan dirinya sendiri. Definisi kepemimpinan ini tidak meliputi usaha mempengaruhi yang tidak relevan atau menentukan bagi para pengikut, seperti usaha pemimpin untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan mengorbankan anggotanya.
169
Bentuk-bentuk Need For Power Ada beberapa bentuk need for power yang mencerminkan tipe pemimpin untuk memimpin. Ada lima bentuk need for power dalam memimpin yaitu : f. Kekuasaan memberi penghargaan (Reward power) Persepsi dari seseorang bahwa pemimpin mempunyai kendali terhadap sumber daya yang penting dan penghargaan yang diinginkan orang tersebut. Disini pemimpin menawarkan jenis penghargaan yang diinginkan angagota kelompok tersebut dan jangan memberikan janji lebih dari yang akan diberikan. Berikanlah penghargaan sesuai janji yang telah disepakati berasama. g. Kekuasan yang memiliki legitimasi (Legitimate Power) Seseorang patuh karena mereka percaya bahwa pemimpinnya memiliki hak untuk memerintah dan seseorang wajib untuk mematuhinya.Pemimpin melakukan permintaan harus dengan cara yang sopan dan jelas instruksinya dari permintaan. Permintaan yang memiliki legitimasi harus dibuat dengan tegas dan dengan cara meyakinkan. h. Kekuasaan memaksa (Coercive Power) Seseorang patuh terhadap perintah untuk menghindari hukuman yang dilakukan oleh pemimpin. Kekuasaan memaksa diterapkan dengan cara mengancam atau memberikan peringatan kepada anggota kelompok bahwa dia akan mendapatkan konsekuensi yang tidak menyenangkan jika tidak segera melaksanakan tugas dari pemimpin. i. Kekuasaan berdasarkan Keahlian (Expert Power) Seseorang patuh karena mereka percaya bahwa pemimpinnya memiliki pengetahuan khusus mengenai cara menyelesaikan suatu pekerjaan. Kekuasaan
berdasarkan
ahli
diterapkan
jika
anggota
kelompok
mendapatkan kesulitan dalam menjalini permintaan yang diberikan oleh pemimpin. j. Kekuasaan berdasarkan Referensi (Referent Power) Seseorang patuh karena mereka mengagumi atau mengenal pemimpinnya dan ingin mendapatkan persetujuan dari pemimpin.Kekuasaan berdasarkan
170
referensi biasanya pemimpin memberikan permintaanya kepada anggota yang bersahabat, menarik, mempunyai daya tarik dan dapat dipercaya oleh pemimpin. Dari lima bentuk di atas, bentuk kekuasaan yang paling baik
hanya
menggunakan bentuk kekuasaan berdasarkan keahlian (Expert Power) karena seorang pemimpin memiliki pengetahuan yang unik mengenai cara terbaik mengatasi atau menyelesaikan masalah yang tidak dimengerti anggota kelompoknya. Pengetahuan khusus dan keterampilan teknis akan menjadi sumber kekuasaan jika para anggota kelompoknya tidak mengerti atau belum menguasai tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam kekuasann berdasarkan ahli pemimpin menjadi sunber informasi dan tempat bertanya yang sangat diandalakan.
Faktor-faktor mempengaruhi Need For Power
Seseorang yang telah memeliki kedudukan, akan terus berusaha untuk melangkah ketingkat yang lebih tinggi lagi dengan mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, hal ini dikarenakan setiap individu membutuhkan tempat untuk mengaktualisasikan diri. Selain itu setiap orang membutuhkan penghargaan atas apa yang didapatkan dari orang lain, dengan menjadi pemimpin seseorang akan dihargai dan dihormati oleh lingkungan sekitar, dan kerja keras yang dilakukan selama ini untuk memajukan kelompokakan dihargai oleh orang lain. Hal ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi setiap individu jika pengembangan need for power dapat sesuai dengan peningkatan kualitas pribadi secara produktif, saling ,menghargai dan mementingkan kepentingan sosial maka peningkatan need for power dapat menjadi lebih baik lagi. Ada empat faktor yang mempengaruhi need for power sebagai berikut: e. Pendidikan, sejauh mana tingkat pendidikan yang ditempuh karena hal ini berpengaruh dengan penguasaan wawasan dan pembangunan visi seorang pemimpin dalam mencapai tujuan.
171
f. Pengalaman, yaitu perjalanan hidup yang pernah mengalami menjadi pemimpinan sangat berpengaruh, baik kemampuan dalam menghadapi hambatan dan kondisi di lapangan. g. Lingkungan, yaitu kondisi lingkungan dan interaksi antar personal didalamnya memberikan pengaruh terhadap perluasaan jaringan dan keterbukaan pola pikir pemimpin dalam memimpin. h. Keluarga, yaitu dukungan yang penuh dari anggota keluarga dan pemberian kondisi yang nyaman sangat memungkinkan mendorong seseorang untuk menjadi pemimpin.
Ciri-ciri Need For Power Motif berkuasa memiliki dua pandangan, yang bersifat positif dan negatif. Motif berkuasa dianggap positif apabila bersifat sosial, dengan kata lain berusaha mempengaruhi orang lain agar tujuan kelompok dapat tercapai, sedangkan motif berkuasa dianggap negatif apabila bersifat pribadi, mempengaruhi orang lain demi kepenyingan pribadinya. Berkaitan dengan dua pandangan motif berkuasa, pada penelitian ini ingin ditingkatkan motif berkuasa yang bersifat sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan komponen yang terdapat dalam need for power sosial ditandai dengan: g. Mengikuti kegiatan yang penuh persaiangan/kompetitif. h. Aktif mengikuti organisasi dimana ia berada. i. Berusaha untuk meyakinkan atau mempengaruhi. j. Senang menasehati orang lain. k. Senang memberikan opini dan penilaian. l. Komunikasi yang efektif.
172
Lampiran 14 Surat Perijinan
Surat Perijinan
173
174
175