PENGEMBANGAN GAME “SUPER SONIC SHOOT” DENGAN PENDEKATAN GAME-SCRUM Falahah1, Ari Herdiana2 1,2
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama Jl. Cikutra no. 204A Bandung Email:
[email protected]
ABSTRAK Pengembangan game, sebagaimana pengembangan software lainnya, memerlukan pendekatan dan manajemen proyek yang baik. Para pengembang game kemudian mengadopsi beberapa pendekatan pada pengembangan software untuk diimplementasikan pada lingkungan pengembangan game. Seiring dengan meningkatnya popularitas metodologi Agile pada pengembangan software pada umumnya, maka pada pengembangan Game juga tersedia metodologi yang merupakan adaptasi pendekatan Scrum pada pengembangan game. Pada metodologi ini, pengembangan game dibagi menjadi tiga tahap utama yaitu preproduksi, produksi dan post-produksi, dimana pada setiap tahap terdiri atas sekumpulan iterasi. Pada penelitian ini akan diterapkan metoda Game-Scrum untuk pengembangan game “Super Sonic Shoot” yang merupakan game bertipe Arcade dengan tipe permainan Shoot em up. Game ini dirancang untuk dimainkan pada perangkat bergerak berbasis Android, dengan rancangan permainan meniru permainan game klasik Galaxian yang sempat populer pada tahun 1980-1990. Game dirancang agar dapat dimainkan pada perangkat telepon seluler berbasis android dengan spesifikasi sedang. Game ini diujicobakan di beberapa tipe sistem operasi Android, dan hasil optimal diperoleh pada sistem operasi Kitkat dengan RAM 1Gb. Kata Kunci: Game, Arcade, Galaxian, Android, Game-Scrum ABSTRACT Game development, as well as other software development, requiring approaches and good project management. The game developer then adopted several approaches on software development to be implemented on a game development environment. Along with the increased popularity of Agile methodologies in software development, then on game development is also available Game-Scrum methodology. In Game-Scrum methodology, the development of the game is divided into three main stages, namely pre-production, production and post-production, where at each stage consists of a set of iterations. In this research will be applied method of Game-Scrum for game development "Super Sonic Shoot". This game is an arcade game with Shoot em up type. The game is designed to be played on mobile devices based on Android. The design of this game is replicate the classic game "Galaxian" that was popular in the years 1980-1990. The game is designed to be played on mobile devices based on Android with moderate specs. This game is tested on several types of Android operating system, and optimum results obtained at Kitkat operating system with 1Gb RAM. Keywords: Game, Arcade, Galaxian, Android, Game-Scrum
1
software pada umumnya. Misalnya, pada pengembangan software umumnya, software dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis tertentu, sedangkan pada pengembangan game, produk yang dihasilkan bukan dinilai dari manfaat semata, namun dari segi “fun” atau kesenangan pengguna [3]. Manfaat game itu sendiri seringkali tidak dijadikan pertimbangan utama, karena game dirancang agar menarik dan menyenangkan untuk dimainkan. Oleh karena itu, metode pengembangan game tidak dapat diturunkan secara generic dari metoda pengembangan software pada umumnya[5]. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa pendekatan yang umum digunakan pada pengembangan software
PENDAHULUAN
Game, sebagai salah satu produk multimedia, merupakan suatu produk yang selalu populer sepanjang waktu. Perkembangan game sendiri selaras dengan perkembangan teknologi informasi serta kemampuan perangkat atau konsol game. Selain pada konsol dengan spesifikasi tinggi, banyak juga game yang dimainkan pada piranti yang tidak spesifik untuk game seperti komputer dan telepon genggam. Pengembangan game, seperti halnya pengembangan software lainnya, memerlukan pendekatan dan tahapan-tahapan tertentu. Namun, ada perbedaan antara pengembagan game dan 423
ISSN : 2302 – 450X
tidak dapat digunakan pada pengembangan game. Secara umum, konsep pengemban kedua produk ini hampir serupa, hanya perbedaan terletak pada detil di setiap tahapan. Seiring dengan makin populernya perangkat telepon seluler berbasis Android, maka berkembang pula pustaka game yang berjalan pada lingkungan tersebut. Game yang berjalan pada lingkungan Android ini pada umumnya memerlukan memori yang cukup besar sebagai konsekuensi antarmuka yang menarik dan asset multimedia yang kompleks. Sementara itu, ketersediaan game berbasis Android yang ringan, tidak memerlukan memori besar, namun tetap menarik untuk dimainkan, tidak banyak. Khususnya yang dibuat oleh pengembang lokal. Atas dasar permasalahan tersebut, pada penelitian ini akan dicoba untuk mengembangkan game sederhana berbasis android, yang diangkat dari game klasik yaitu Galaxian. Game ini dirancang agar dapat dipasang pada perangkat berbasis Android dan tidak menyita banyak memori, namun tetap menantang untuk dimainkan. Pengembangan game ini menggunakan metode Game-Scrum.
2
METODOLOGI PENGEMBANGAN GAME
Secara umum, tahapan pengembangan game dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu pre-produksi, produksi dan post-produksi [8]. Pada setiap tahapan, dilakukan serangkaian aktivitas seperti penyusunan konsep dan perancangan scenario game, implementasi rancangan dan pengujian, serta pemasaran dan pemeliharaan. Secara konseptual, tahapan pengembangan game tersebut dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Tahapan Pengembangan Game [8] 2.1. Pendekatan Pengembangan Game-Scrum Seperti halnya pengembangan software yang terus beradaptasi melalui berbagai metodologi pengembangan, perkembangan teknik pengembangan game juga mengalami evolusi dan 424
adaptasi[1]. Beberapa paradigma yang populer pada bidang pengembangan software juga diadaptasi dan diterapkan pada pengembangan game. Misalnya teknik eXtreem Progamming (XP) dan metodologi Agile. eXtreme Game Development (XGD) adalah adaptasi teknik XP ada pengembangan game. Pendekatan ini berfokus pada bagamana mengadaptasi metoda XP pada perancangan game dan pembuatan konten multimedia dan bagaimana secara otomatis menguji elemen tertentu pada game. Sedangkan pada metodologi Agile, salah satu pendekatan yang populer diterapkan pada game adalah Game-Scrum. Scrum, menurut Schwaber [2], adalah framework yang berfokus pada manajememen proyek, yaitu bagaimana membagi dan megkoordinasikan tugas sehingga segala sesuatunya dapa dkerjakan tanpa hambatan. Dalam konteks ini, XP atau eXtreem Programming, difokuskan pada bagaimana merekayasa proyek. Pada pengembangan Game, pendekatan Scrum menggunakan dua metodologi di atas (Scrum dan XP) sebagai landasan awal yang kemudian diadaptasi dan digabungkan dengan pengalaman profesional dan berfokus kepada para pengembangan yang tidak punya pengalaman atau minim pengalaman pada pengembangan game. Pendekatan Scrum pada game dapat memberikan manfaat sebagai berikut [5]: 1. Mengurangi usaha yang tidak perlu (wasted effort) 2. Meminimalisasi periode kritis pada pengembangan game 3. Mengidentifikasi "fun factor" pada game lebih cepat 2.2. Sprint Pada pendekatan Scrum, dikenal istilah sprint, yaitu sub fase singkat dimana dilakukan satu siklus lengkap yang berupa desain, testing, design dan seterusnya. Sprint ini merepresentasikan iterasi pada scrum dimana setiap satu iterasi, diharapkan dihasilkan satu produk yang terus berevolusi ke iterasi berikutnya. Pada pendekatan game-scrum, sprint diterapkan pada dua fase yaitu fase preproduction dan production, yang masing-masing memiliki siklus yang berbeda [8]. Pada fase preproduction, sprint terdiri atas siklus perancangan konsep artistik (concept-art), pengujian, storyboard, pengujian, outline (garis besar game), pengujian, dokumentasi, pengujian. Secara konseptual, siklus ini dapat dilihat pada gambar 2.a. Sedangkan pada fase production siklus suatu sprint dibagi menjadi
Falahah, Pengembangan Game “Super Sonic Shoot” dengan Pendekatan Game-Scrum
langkah-langkah desain-testing-develop (coding), testing, integrasi dan testing. Siklus sprint pada fase production dapat dilihat pada gambar 2.b.
2.a. Siklus Sprint pada Fase Pre-produksi
2.b. Siklus Sprint pada fase Produksi
Gambar 2. Siklus Sprint pada Game-Scrum [8] 2.2. Fun Factor “Fun factor” adalah alasan atau hal-hal apa yang harus ada pada game, sehingga dapat mendorong pengguna memainkan game tersebut dan mendapatkan kesenangan ketika memainkannya. Tidak ada standar resmi untuk fun-factor, namun ada beberapa fun-factor umum seperti [3] : 1. Power fantasy : menggunakan senjata super kuat yang hampir tidak mungkin ada 2. Membuat pemain merasa pintar dan cerdas 3. Perasaan tegang, dalam bahaya dan kejutan 4. Menikmati eksplorasi, melihat tempat-tempat eksotik, merasa bebas. 5. Humor, merasakan pesan humor yang disampaikan 6. Kegembiraan : bergerak sangat cepat, warnawarni, gerakan, stimulus indra. Fun factor merupakan aspek penting pada perancangan game secara konseptual, dan dapat dijadikan pedoman pada evaluasi keberhasilan pengembangan game dibandingkan dengan tujuan awalnya [4].
Tabel 1. Contoh Backlog Perancangan Game Item Backlog Sebagai pemain, saya ingin kamera tetap fokus pada karakter ketika terjadi tabrakan Sebagai pemain, saya ingin melihat karakter lawan bereaksi ketika terkena tembakan Sebagai pemain, saya ingin mendapatkan bonus berupa “hadiah” ketika menghabiskan satu level lebih cepat dari pemain sebelumnya
5 5
Sering kali penyusunan backlog ini diturunkan menjadi beberapa sub item untuk memudahkan perancangan game, seperti pada contoh berikut [6]: 2. Sebagai pemain, saya ingin karakter lawan bereaksi ketika terkena tembakan : 2.1. Sebagai pemain, saya ingin karakter lawan menampilkan animasi reaksi ketika tertembak 2.2. Sebagai pemain, saya ingin karakter lawan menampilkan reaksi fisik ketika tertembak 2.3. Sebagai pemain, saya ingin ada proses deteksi “tabrakan peluru” ketika saya menembak lawan. Backlog yang sudah dirinci di atas, dapat ditambahkan lagi “kriteria kepuasan” untuk setiap permintaan seperti contoh berikut: 2.2. Sebagai pemain, saya ingin karakter lawan menampilkan reaksi fisik ketika tertembak: a. Karakter lawan akan berputar ke kiri / ke kanan ketika ditembak di sisi kiri/kanan b. Karakter lawan akan tetap tegak ketika ditembak di tengah-tengah c. Karakter lawan akan “melengkung” ke belakang ketika ditembak di bagian kepala. Dengan adanya backlog tersebut, maka pengembangan game dapat dilakukan dengan lebih terarah dan target jangka pendek serta kemajuan pengembangan game dapat lebih dimonitor [7].
3 2.3. Product Backlog Product backlog adalah perencanaan awal pada fase produksi. Product backlog merupakan representasi fase pre-produksi untuk memudahkan eksekusi rencana pengembangan pada fase produksi. Product backlog berperan seperti sebuah “user requirement” bagi pengembangan game, dan membantu manajemen proyek pengembangan game karena untuk setiap tugas atau task, pengembang harus menentukan estimasi waktu pengerjaan [6]. Tabel 1 menampilkan contoh product backlog.
Estimasi 3
IMPLEMENTASI GAME-SCRUM PADA PERANCANGAN GAME “SUPER SONIC SHOOT”
Implementasi pendekatan Game-Scrum pada perancangan Game “Super Sonic Shoot” diterapkan dalam dua fase yaitu fase pre-production dan production. Masing-masing fase dibagi menjadi beberapa sprint. Untuk fase pre-production dibagi menjadi 3 sprint, dan fase production dibagi menjadi 2 sprint.
425
ISSN : 2302 – 450X
3.1. Fase Pre-Production Sprint #1: Ide Dasar Game Arcade Pada sprint 1 ini akan diidentifikasi game yang sederhana, klasik dan sudah terbukti disukai oleh banyak pemain dari berbagai kalangan usia. Pilihan game jatuh pada tipe arcade game, yaitu sejenis game yang pada masa jayanya, berupa video game yang dipasang di mesin-mesin game di tempat umum, sekitar periode 1985-1990an, dan juga dimainkan pada konsol game portable [1]. Salah satu game yang cukup populer adalah Galaxy. Game ini mulai dibuat sejak tahun 1971 dan sangat populer dimainkan dalam berbagai konsol game, dalam berbagai versi, misalnya Space Invaders pada tahun 1978 atau Galaxian (1979) yang dibuat oleh Namco . Sprint #2 : Mencari “fun factor” game Galaxian Berdasarkan ulasan yang dimuat oleh situs gamefaqs.com, game Galaxian merupakan game klasik pada museum Namco bertipe shoot em up. Pada tipe shoot em up, pemain diajak untuk menembak obyek sebanyak mungkin dan secepat mungkin. Tabel 2 menampilkan skor review “funfactor” untuk game galaxian berdasarkan parameter review pada situs gamefacs.com yaitu obyektif, gameplay, control, story, grafik, efek suara, musik, dan keseluruhan [9]. Tabel 2. Fun Factor Game Galaxian [9] Parameter
Objective Gameplay Control Story Grafik Sound Music Overall
Skor (maksimum skala 10) 10 10 10 10 9 8 9
Keterangan
Tujuan utama permainan Kesenangan dalam bermain Teknik kendali permainan Latar belakang cerita permainan Kekuatan grafis game Efek suara pada game Tema musik pengantar pada game Skor keseluruhan
Sprint #3 : Merancang Konsep Game Berdasarkan ide dan pertimbangan pada sprint #1 dan sprint #2, kemudian ditetapkan untuk memilih pengembangan game yang serupa dengan game Galaxian. Kebutuhan pengembangan game ini dapat didefinisikan seperti pada tabel 3. Tabel 3. Pertimbangan Perancangan Game Pertimbangan Platform permainan
Target Smartphone berbasis android
Penggunaan memory
Kurang dari 20 MB
Karakteristik game Tipe game
Sederhana
426
Shoot em up
Alasan Menambah pustaka game buatan lokal yang berjalan pada smartphone Game dapat dimainkan pada smartphone dengan spesefikasi sedang. Game dapat dimainkan segala umur Game dimainkan dengan
control sederhana
Berdasarkan pertimbangan di atas, pada penelitian ini akan dikembangkan game yang mirip dengan galaxian dan diberi nama “super sonic shoot”. Cerita yang mendasari game ini sangat sederhana yaitu pemain menembak karakter pesawat lawan, dengan tingkat kesulitan yang semakin bertambah di setiap level. Fungsionalitas game yang akan dibuat digambarkan dalam bentuk diagram usecase seperti pada gambar 3.
Gambar 3. Use Case Game “Super Sonic Shoot” 3.2. Fase Production Sprint #1. Perancangan Game Berdasarkan konsep perancangan pada fase sebelumnya, kemudian disusun backlog seperti pada tabel 4. Realisasi backlog tersebut adalah rancangan karakter pemain dan karakter lawan, serta rancangan antarmuka. Rancangan karakter pemain dan karakter lawan dapat dilihat pada gambar 4 dan 5. Sedangkan rancangan dan realisasi antarmuka dapat dilihat pada tabel 5. Sprint #2. Optimalisasi Tingkat Kesulitan dan Pengujian. Pada tahap ini akan dilakukan optimalisasi tingkat kesulitan dengan cara menerapkan proses random untuk mengacak posisi dan kemunculan lawan. Kemudian akan dilakukan juga pengujian untuk mengamati kinerja game pada berbagai sistem operasi Android. Tabel 4. Backlog Sprint #1, Perancangan Game “Super Sonic Shoot” Backlog Item Peranca ngan Player Peranca ngan lawan
Peranca
Keterangan Membuat karakter yang merepresentasikan player. Player berupa pesawat tempur yang dapat berubah jika melewati karakter bonus. Karakter yang mewakili lawan, berupa pesawat tempur dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi. Di akhir setiap level, pemain akan menghadapi pesawat tempur berukuran besar yang direpresentasikan sebagai “raja” Antarmuka yang meliputi awal
Estima si (hari) 2
2
3
Falahah, Pengembangan Game “Super Sonic Shoot” dengan Pendekatan Game-Scrum
ngan antarmu ka Menyiap kan efek suara
Menyiap kan efek musik
permainan, tampilan utama permainan, dan tampilan pada saat permainan selesai Efek suara adalah respon yang diterima pemain pada saat mengoperasikan game yang meliputi efek suara untuk menembak, pesawat hancur, perubahan karakter pemain/lawan, melewati bonus dan saat pemain kalah. Musik berupa musik latar yang dapat didengar pemain selama permainan
1. Tampilan scene permainan 2. Background awan bergerak 3. Pesawat musuh muncul dan menembaki pesawat player 4. Player dapat menekan tombol panah kiri atau kanan pada layar untuk menghindari tembakan musuh 5. Player dapat menembak pesawat musuh dengan menekan tombol bulat di kanan layar
3
3
Realisasi untuk backlog pada sprint #1 adalah rancangan karakter pemain, rancangan karakter lawan dan perancangan storyboard dan antarmuka.
Gambar 4. Rancangan Karakter Pemain
Berdasarkan backlog pada tabel 5, kemudian dilakukan perbaikan pada kode program dan pengujian pada beberapa sistem operasi android. Rencana ini ditulis sebagai backlog Sprint #2 pada tabel 6. Hasil pengujian ditampilkan pada tabel 7. Tabel 6. Backlog Sprint #2, Perancangan Tingkat Kesulitan dan Pengujian
Gambar 5. Rancangan Karakter Lawan/Musuh Perancangan antarmuka untuk game di atas dilakukan dalam bentuk storyboard. Tabel 5 menampilkan contoh storyboard Game Super Sonic Shoot. Tabel 5. Contoh Rancangan Storyboard dan Realisasi Antarmuka Judul Storyboard : Game Super Sonic Shoot Visual
Pengembang : Ari Herdiana
Deskripsi 1. Menampilkan menu utama dari permainan dimana player dapat menjalankan pemainan dengan menekan tombol Start New 2. Player dapat melihat Score tertinggi dengan menekan tombol High Score 3. Player dapat mengatur permainan, mematikan suara game atau mereset score tertinggi dengan menekan tombol Setting 4. Player dapat melihat informasi game dengan menekan tombol Credit 5. Player dapat keluar dari game dengan menekan tombol Exit
Backlog Item Perancangan tingkat kesulitan permainan Pengujian aplikasi
Keterangan Menerapkan proses random untuk mengacak tampilan pesawat musuh untuk meningkatkan tantangan kesulitan permainan Pengujian aplikasi pada berbagai platform android untuk memeriksa kompabilitas dan kinerjanya
Estimasi (hari) 5
3
Dari hasil pengujian pada ketiga ponsel tersebut dapan disimpulkan bahwa spesifikasi ideal yang dapat digunakan adalah ponsel dengan Sistem Operasi KitKat dengan RAM minimal 1GB. Pengujian lainnya yang perlu dilakukan adalah pengujian fitur game. Tabel 7 Hasil Pengujian Game
Realisasi Sistem Operasi
Jelly Bean
Perangkat Telpon Spesifikasi Seluler RAM 512MB, LG L7 P705 resolusi layar 480 x 800 pixel
KitKat
Evercoss A66B
Lolipop
Asus Zenfone 5
Hasil Pengujian
loading awal terasa agak lama tetapi saat game berjalan, game lancar dan semua Fitur berjalandengan baik loading-awal lebih cepat RAM dibandingkan 1GB, menggunakan OS Jelly resolusi Bean.. layar 540 x Pada saat menjalankan 960 pixel aplikasi lancar dan semua fitur berjalandengan baik RAM 2GB, resolusi Loading awal sangat cepat, layar 1080 pada saat menjalankan x 1920 aplikasi lancar dan semua pixel fitur berjalan dengan baik
427
ISSN : 2302 – 450X
Tabel 8 menampilkan salah satu hasil pengujian sistem yaitu menu “new game” yang digunakan untuk memulai permainan. Hasil pengujian menunjukan bahwa game ini sudah berjalan sesuai dengan scenario yang diharapkan. Tabel 8. Hasil Pengujian Fitur Game No. 1.
1a.
4
Skenario Akt Use Case Path Pengujian or Memulai New Game Pla Menu Utama Game permainan yer Deskripsi : Pengujian ini akan dilakukan untuk menguji tombol “New Game” Tahap Hasil yang Aktifitas Status Eksekusi diharapkan Memilih Tekan Aplikasi akan Scene mulai tombol New memulai scene sudah bisa permainan Game level 1 untuk tampil baru memulai permainan Interface eksekusi Interface setelah eksekusi
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil implementasi metode Game-Scrum pada pengembangan game ”Super Sonic Shoot” dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a. Metode Game-Scrum dapat diterapkan sebagai salah satu pendekatan sistematis dalam pengembangan game. b. Penerapan metode Game-Scrum pada pengembangan game ”Super Sonic Shoot” meliputi 2 fase yaitu fase pre-production dan production. Fase pre-production dibagi menjadi 3 sprint yaitu mencari ide dasar game, mencari fun factor game, dan mendefinisikan konsep dasar game. Pada fase production dibagi menjadi 2 sprint yaitu perancangan game dan optimalisasi tingkat kesulitan game serta pengujian.
c. Penerapan metoda Game-Scrum pada penelitian
d. 428
ini masih dibatasi hingga tahap production, dan belum dapat diteruskan hingga ke tahap postproduction. Hal ini karena game ”Super Sonic Shoot” belum disiapkan untuk ditawarkan melalui pasar aplikasi gratis Google-play. Penerapan metoda Game-Scrum pada pengembangan game ”Super Sonic Shoot” dapat
membantu pengembang game berfikir lebih sistematis dengan target pekerjaan yang lebih terukur.
5
DAFTAR PUSTAKA
[1] Novak, Jeannie, 2012, Game Development Essentials: an Introduction, Delmar, Cengage Learning. [2] Godoy, Andre, 2010, Game-Scrum: An Approach to Agile Game Development, Proceeding of SBGAmes, 2010 [3] Kaye, Linda K; Bryce, Jo, 2012, Putting The ”Fun-factor” into Gaming : The Influence of Social Context on Exepriences of Playing Videogames, International Journal of Internet Science, 7, pp.23-36 [4] Lavender, Terry,2007, Games Just Wanna Have Fun ... Or Do They? Measuring The Effectiveness of Persuasive Games [5] Cohn, Mike, Agile and Scrum for Video Game Development, diakses dari : https://www. mountaingoatsoftware.com/ presentations/agileand-scrum-for-video-game-development [6] Keith, Clinton, 2015, Level of Detail for Product Backlogs, diakses dari : http://blog.agilegame development.com/ 2015/05/level-of-detail-forproduct-backlogs.html [7] Kurkovsky, Stan, Agile Game Development Scrum, diakses dari: http://www.cs.ccsu.edu/ ~stan/classes/CS415/notes/02-Scrum.html [8] Layton, Mark. C, Video Game Development with Scrum, diakses dari: http://www. dummies. com/how-to/content/ video-game-developmentwith-scrum.html [9] Josiah, 2002, A Very Fun Game, Especially for Those of Us Who have Never Played Them in The Arcades!, Namco Museum, diakses dari : http://www.gamefaqs.com/ gba/516671-namcomuseum/reviews/37797