THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
PENGEMBANGAN APLIKASI WEB GIS UNTUK PENGELOLAAN DATABASE BANGUNAN DI KOTA SURAKARTA Yuli Priyana1, Priyono2, Alif Noor Anna3, Agus Anggoro Sigit4, Jumadi5 1 Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:
[email protected] 2 Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:
[email protected] 3 Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:
[email protected] 4 Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:
[email protected] 1 Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:
[email protected]
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menyusun prosedur sistem penyusunan database bangunan di Kota Surakarta, dan (2) mengembangkan software spasial SIG berbasis web untuk pengelolaan data bangunan. Penelitian mengenai pengembangan software spasial ini sangat relevan dengan bidang kajian serta visi dan misi Fakultas Geografi, yakni keahlian dalam analisis wilayah berbasis pada teknologi Penginderaan Jauh dan SIG. SIG merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan secara spatial, monitoring dan pengadministrasian dengan baik sehingga setiap data administrasi bangunan dapat disimpan dalam referensi geografis. Pemanfaatan data bereferensi geografis dalam pengelolaan bangunan penting mengingat keberadaan bangunan memiliki keterkaitan (spatial interrelation) dengan struktur ruang kota. Agar software yang dikembangkan dapat digunakan secara baik oleh pengguna, maka perlu didesain sesuai dengan kebutuhan. Metode penyusunan software dengan sistem waterfall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan bangunan merupakan domain urusan dari beberapa stakeholder, sehingga diperlukan kolaborasi yang sinergis antara satu stakeholder dengan yang lainnya. Monitoring dan pengelolaan database bangunan disusun secara bersama melalui prosedur kerja yang tepat dan melibatkan semua stakeholder dan diwujudkan dalam sistem informasi GIS berbasis web. Pemanfaatan sistem ini telah nampak sinergi dan efektif dalam pengelolaan dan monitoring data bangunan. Penggunaan GML untuk transportasi data dan Openlayers untuk visualisasi data memberikan representasi data spasial dengan performa yang baik. Kata kunci: Aplikasi, gis, web, bangunan
THE 5TH URECOL PROCEEDING
89
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
PENDAHULUAN Kota Surakarta atau lebih dikenal istilah Solo merupakan kota bekas ibukota Kerajaan Surakarta sejak tahun 1745 dimana sejak 271 tahun Solo menjadi pusat budaya jawa yang banyak dikunjungi pendatang karena kaitan dengan image sebagai kota budaya jawa. Di era otonomi daerah Kota Surakarta mempunyai Visi: terwujudnya Kota Solo sebagai kota budaya yang bertumpu pada potensi pendidikan jasa, perdagangan pariwisata dan olah raga. Dalam rangka mencapai visi kota budaya maka bidang - bidang potensial tersebut harus berkembang. Visi tersebut tentunya berdasarkan pada potensi daerah yang berada di wilayah Surakarta, dimana kota Solo mempunyai daerah-daerah yang potensial yang bila di dokumentasikan akan menjadi data yang sangat berguna dan bisa menjadi referensi penataan ruang potensi ini yang coba ditangkap Dinas Tata Ruang Kota Surakarta untuk melakukan inventarisasi bagunan dan kawasan sehingga tersusun data fungsi bangunan, kesesuaian peruntukan bangunan di wilayah Kecamatan Banjarsari. Pesatnya pembangunan di Kota Surakarta saat ini dengan perkembangan berbagai fungsi bangunan baik bangunan yang bersifat komersial, bangunan sosial, bangunan privat maupun campuran sehingga perlu adanya pengendalian. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membuat database berupa data dan informasi bangunan dan gedung yang terintegrasi dengan SIG berbasis web. Adapun fungsi data-data tersebut pada akhirnya adalah untuk penyusunan program pengelolaan/pembangunan pertanian, perkebunan, dan kehutanan serta sebagai bahan untuk pengambilan keputusan/kebijakan menyangkut pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk menyusun data atribut beserta spasial adalah teknologi Sistem Informasi Geografis. Keberadaan teknologi SIG telah memberikan kemudahan bagi banyak kalangan dalam mengelola dan memanfaatkan data spatial (geographic
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
reffereced data). Namun demikian, software SIG berbasis desktop yang banyak dipakai selama ini memiliki keterbatasan terutama masalah aksesibilitas dan interoperabilitasnya (Peng dan Zhang, 2004). Sebagai upaya untuk mengatasi keterbatasan tersebut, pengembangan aplikasi SIG dapat beralih menggunakan teknologi web. Di samping lebih aksesible dan interoperable, saat ini juga sudah banyak pilihan teknologi yang dapat dipakai dalam membangun SIG web, misalnya Peng dan Zhang (2004) juga Xi dan Wu (2008) menggunakan geography markup language (GML), scalable vector graphics (SVG), dan web feature service (WFS), Kamadjeu dan Tolentino (2006) menggunakan SVG dan MySQL, sedangkan Babu (2003) menggunakan Java dan MySQL untuk membangun aplikasi SIG berbasis web. Salah satu teknologi yang dapat dijadikan alternatif adalah pemanfaatan sistem basis data MySQL. MySQL merupakan sistem basis data RDBMS (Relational Database Management System) yang mulai versi 4.1 menambahkan ekstensi spatial pada sistem basis datanya (Haryanto, 2005). Ekstensi spatial memungkinkan untuk menyimpan objek-objek geografis yang dapat dipakai dalam aplikasi SIG. Kaitannya dengan hal ini, berdasarkan spesifikasi dari OGC, setiap objek MySQL Spatial (layer) disimpan pada tabel yang terpisah dalam database, dengan satu record pada tabel dari setiap elemen spatial (spatial feature). Di dalam tabel spatial, kolom geometr y menyimpan informasi geometris pada masing-masing record. Kolom geometr y mendukung untuk menyimpan point, line, polygon, multipoint, multiline, dan multipolygon (Anonymous, 2006; Anonymous, 2007). Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan web SIG untuk mendukung kegiatan inventarisasi bangunan dan gedung di DTRK Kota Surakarta dipilih dengan mempertimbangkan dua hal. Pertama, persyaratan khusus aplikasi SIG, antara lain kaya akan tampilan grafis, mendukung konten raster dan vektor serta mampu menangani data dalam jumlah yang besar (Lilley, Chair, dan Jackson, 2004). Kedua, fungsi SIG yang disampaikan oleh
90
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Abdul Rahman (2008), di mana sistem harus mampu menyimpan, menstruktur, memanipulasi, menganalisis dan merepresentasikan data spatial. Berdasarkan kedua pertimbangan tersebut teknologi yang digunakan adalah MySQL Spatial, Java Applet dan PHP. MySQL Spatial berfungsi untuk menyimpan, menstruktur, memanipulasi, dan menganalisis data spatial sedangkan untuk merepresentasi-kannya digunakan Java Applet. Adapun PHP berfungsi sebagai penghubung antara Java Applet dan MySQL. Agar menghasilkan tampilan spatial yang dinamis. PHP akan membaca data spatial dari MySQL kemudian menuliskannya sebagai data berbasis teks yang dikirimkan ke browser. Penelitian mengenai aplikasi SIG berbasis web juga pernah dilakukan oleh Najafabadi dan Pourhassan (2009) yang termuat dalam Online Journal of Health and Allied Sciences. Penelitiannya yang berjudul “Web GIS dan Kesehatan Masyarakat” menyatakan bahwa ketersediaan data geospasial kesehatan masyarakat berbasis web mengalami pertumbuhan. Sebagian besar database ini tersedia baik secara statis maupun dalam produk pemetaan dinamis. Ide penyusunan aplikasi web GIS dibidang kesehataan masyarakat bermula dari insiden penyakit kanker yang disurvei secara online di Kota New York yang mengalami peningkatan. Pemanfaatan aplikasi GIS berbasis web dipilih untuk analisis sebaran penyakit kanker dipilih karena sifatnya yang aksesible dan interporable, sehingga kelemahan yang ada pada GIS berbasis dekstop dapat terselesaikan. Masyarakat dapat melihat, mengakses dan menggunakan sistem informasi sebaran penyakit kanker dengan mudah. Penyusunan sistem informasi sebaran penyakit kanker berbasis Web GIS ini dikemabngkan dengan menggunakan aplikasi berbasis opensource, yakni menggunakan bahasa pemrograman GML (Geography Markup Language) yang dikembangkan oleh Open Geographic Information System Consortium (OGC). Database yang digunakan berupa database spasial dan non spasial. Database spasial berkaitan dengan peta wilayah dan titik
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
lokasi kejadian penderita kanker selanjutnya database non spasial adalah alamat penderita penyakit kanker. Selain Najafabadi dan Pourhassan (2009) penelitian pengembangan aplikasi Web GIS juga dilakukan oleh Zhang, dkk (2011) dalam makalahnya yang dipublikasikan di International Journal of Digital Content Technology and its Applications dengan judul Flash based Web GIS System and its Application in Monitoring and Evaluating China’s Regional Development. Penelitiannya dimulai dengan membuat file peta dalam bentuk SWF dan penyusunan data sosial ekonomi. Setelah peta dalam bentuk SWF dan data sosial ekonomi disusun, aplikasi Web GIS berbasis Flash techonology dapat dengan mudah dikembangkan. Pekerjaan utama adalah menulis kode Script dalam file main.swf dan file peta SWF siap akan diambil oleh main.swf dalam berkas antarmuka ketika pengguna mengklik atau memilih fungsi operasi yang berbeda. Misalnya, setelah Anda memilih tombol dari "Enter" di file main.swf, dan kemudian klik pada provinsi dari peta seluruh Cina, peta provinsi di bawah titik mouse akan dimuat dan akan menggantikan peta seluruh Cina otomatis. Sejalan dengan itu, data atribut yang terkait dengan provinsi ini secara otomatis akan diambil dari database ekonomi dengan halaman ASP. Menurut persyaratan proyek, semua fungsi yang berhasil dikembangkan termasuk enam aspek: 1. tool standar WebGIS, seperti zoom in, zoom out, label peta, layer control, penyimpanan peta dan sebagainya; 2. peta tematik interaktif dapat direndering dengan cepat; 3. konfigurasinya mudah tanpa instalasi kompleks; 4. data database dapat dipilih sesuai dengan peta, waktu dan indeks yang dipilih; 5. perubahan sebaran analisis distribusi data spasial dengan time series dalam bentuk animasi; 6. tabel, gambar peta dan grafik menjadi satu dalam analisis.
91
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Keberhasilan penerapan sistem WebGIS berbasis Flash untuk proyek kami menunjukkan kesederhanaan dan fleksibilitas. Setelah menyelesaikan konfigurasi yang sederhana, sistem WebGIS berbasis Flash akan berjalan di Internet. File peta SWF sebelumnya harus diubah dalam konfigurasi file XML, sehingga file main.swf dapat mengambil peta dan menampilkannya di layar. Untuk data sosial ekonomi diambil dari data atribut, program dikembangkan dengan tambahan Active Server Pages (ASP) dan data yang diambil oleh ASP kemudian diangkut ke main.swf tersebut. File main.swf menghubungkan file peta SWF dan data sosial ekonomi menurut bidang terkait. Jika satu record dalam tabel atribut diklik, data grafik akan otomatis berubah. Secara detail hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Ssistem Monitoring Perkembangan wilayah China berbasis Web GIS Sumber: Zhang, dkk (2011) METODE PENELITIAN Tahapan Pengembangan Sistem Tahapan pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Model Incremental (Pamungkas, 2012). Model Incremental (Gambar 2) merupakan kombinasi linear sequential model (diaplikasikan secara berulang) dan filosofi pengulangan dari prototyping model. Setiap tahapan linear sequential menghasilkan deliverable increment bagi perangkat lunak, dimana increment pertamanya merupakan sebuah produk inti yang mewakili kebutuhan dasar sistem. Produk inti ini nantinya dikembangkan menjadi increment-increment selanjutnya setelah digunakan dan dievaluasi sampai didapat produk yang lengkap dan memenuhi
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
kebutuhan pemakai. Adapun keunggulan dari pemanfaatan model ini adalah 1. Memberikan kualitas produk operasional pada setiap tahap tetapi hanya satu yang memenuhi persyaratan dari klien. 2. Pihak konsumen dapat langsung menggunakan dahulu bagian-bagian yang telah selesai dibangun. Contohnya pemasukan data karyawan. 3. Mengurangi trauma karena perubahan sistem. Klien dibiasakan perlahan-lahan menggunakan produknya bagian per bagian. 4. Memaksimalkan pengembalian modal investasi konsumen
Gambar 2. Pengembangan sistem dengan model incremental Sumber: Pamungkas, 2012 Penggunaan Software dalam Desain Sistem Proses penyusunan program (coding) meliputi penyusunan script PHP untuk menampilkan pemodelan spatial dan non spatial yang melibatkan beberapa program penting, antara lain: 1. Perangkat lunak untuk desain basis data: ArcGIS 9.3, untuk analisis data spasial dan layout peta, Quantum GIS Valmiera, untuk migrasi data shapefile ke RDBMS. 2. Perangkat lunak yang berjalan di server (server-side), antara lain: MySQL spatial, berfungsi sebagai sistem basis data yang menyimpan baik data spatial maupun data nonspatial; Apache dan PHP,
92
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
merupakan software yang berfungsi sebagai server web. 3. Perangkat lunak yang berjalan di client (client-side), antara lain: Internet Browser (Microsoft Internet Explorer, Mozila Firefox, Opera, dan lain-lain), digunakan untuk browsing aplikasi; OpenLayers 2.2 untuk visualisasi data spasial; Google Map API untuk menyediakan peta dasar; Java untuk membuat visualisasi titik bangunan. Perancangan dan Penyusunan Basisdata Basisdata yang digunakan dalam aplikasi ini dibagi menjadi dua sub basisdata, antara lain: sub basisdata spatial dan sub basisdata non-spatial. Basisdata spatial terdiri atas data primer dan data sekunder. Untuk mengidentifikasi data tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tema dan data yang berpotensi untuk digunakan 2. Pengumpulan data 3. Kolasi data dan pemasukan data ke Sistem Informasi Geografis 4. Pengembangan kelompok data dan workspace secara kategorik Pengembangan basis data spasial dalam penelitian ini mengikuti tahapan yang disampaikan oleh Nyerges (2011), setiap tahap sebagai berikut: (1) desain konseptual model database, produk dari tahap desain konseptual dalam desain database membantu analis dan stakeholder melaksanakan diskusi tentang apa maksud dan arti dari data yang diperlukan untuk memperoleh informasi, menempatkan informasi bahwa dalam konteks bukti dan penciptaan pengetahuan (2) desain logical, pengolahan data yang akan dilakukan pada spasial, atribut, dan tipe data sementara secara individual maupun kolektif memperoleh informasi (dari data) untuk memenuhi langkah 1. Operasi tersebut memperjelas kebutuhan desain logis. (3) desain fisik, menentukan field data, nilai yang valid dan rentang untuk semua domain, termasuk domain kode fitur, kunci primer dan jenis indeks.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Perancangan Prosedur Sistem Secara garis besar sistem yang akan dibangun diharapkan dapat diimplementasikan dalam proses pengelolaan database bangunan sesuai prosedur yang ada di Kota Surakarta serta merujuk pada ketentuan umum pengelolaan database bangunan pada dinas Tata Ruang Kota. Adapun untuk melakukan pernacangan sistem agar dapat diimplementasikan dengan baik di Kota Surakarta dilakukan studi literatur, observasi, diskusi ahli: (1) studi literatur: merupakan upaya untuk menjelajahi berbagai data dan informasi yang tertuang dalam buku, jurnal, laporan penelitian maupun informasi dari internet; (2) observasi: merupakan upaya untuk penggalian data dan informasi mengenai pengelolaan database bangunan yang selama ini dilakukan di DTRK Kota Surakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN Prosedur dan Fungsi Sistem Berdasarkan FGD ditemukan fungsifungsi pengajuan persetujuan dan monitoring bangunan adalah sebagai berikut: (1) Fungsi registrasi, (2) Fungsi pengecekan dan informasi, dan (3) Fungsi pemantauan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dianalisis peran-peran (actor) dalam pengelolaan bangunan di Kota Surakarta disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Aktor dan Peran Pengelolaan Database Bangunan di Kota Surakarta No Aktor Peran 1. Administrator Mengelola basisdata, mengelola akses pengguna. 2. Masyarakat Mengajukan permohonan ijin mendirikan bangunan, melihat informasi data administratif IMB. 3. DTRK Monitoring sebaran bangunan, memberikan rekomendasi dan penghentian ijin bangunan, memastikan area bangunan sesuai 93
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
dengan tata ruang yang semestinya. BPMPT
5.
Pemda (Walikota)
6.
Dipenda
Pos utama perijinan dan cetak rekomendasi Menerbitkan ijin mendirikan bangunan. Menghitung dan menetapkan besaran pajak.
Sumber: Peneliti, 2016 Basisdata Berdasarkan analisis terhadap prosedur dan kebutuhan sistem selanjutnya dapat diinventarisir kebutuhan data digunakan dalam sistem yang akan dibuat berupa data spasial dan non-spasial (tekstual). Subbasisdata spasial dapat dikelompokan secara tematik sesuai keperluannya antara lain: data informasi umum, dan data informasi titik bangunan (spatial dan non spatial). Arsitektur Sistem Adapun arsitektur sistem ini disajikan pada Gambar 3. Database spatial yang tersimpan pada database dapat divisualisikan pada OpenLayers (javascript framework) setelah terlebih dahulu diubah dalam GML format menggunakan PHP.
Gambar 3. Arsitektur Sistem
Prototype Aplikasi Pada tahap ini sudah dibangun prototype aplikasi yang nantinya akan digunakan untuk evaluasi lanjutan bersama stakeholder. Prototipe aplikasi tersebut tersedia masih dalam server lokal atau belum dionlinekan karena masih pada tahap
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Sumber: Yuli Priyana, dkk., 2015 Design Aplikasi Desain antar muka halaman utama (interface) mencakup representasi spatial dan non spatial, menu, dan alat navigasi dan analisis geografis. Secara umum dibagi menjadi 9 bagian utama, antara lain (Gambar 5): 1) Header, footer dan Title aplikasi; 2) Menu Utama; 4) Menu Navigasi Peta (map tools); 5) Sub menu ; 6) Tab layer control, legenda, dan penelusuran data; 7) Layer Control; 8) Ruang Peta (map space); 9) Panel penunjuk koordinat posisi pointer. Secara garis besar gambaran desain aplikasi yang dikembangkan untuk pengelolaan database bangunan dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. Client
Web Server
Database
profile.jar
Browser HTML
profile.class
Internet
OpenLayers
Internet
4.
UAD, Yogyakarta
Google Map API (basemap)
Interface Generator PHP GML Generator PHP PHP PHP
PHP
MySQL PHP API
Database spatial dan non-spatial
Gambar 4. Tampilan muka sistem informasi pada halaman backend atau admin Sumber: Peneliti, 2016
Gambar 4. Zooming tampilan titik bangunan pada halaman backend atau admin Sumber: Peneliti, 2016 penyempurnaan dan evaluasi. Adapun alamat server lokalnya adalah (http://localhost/simba-solo). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permasalahan pengelolaan databse bangunan merupakan
94
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
domain urusan dari beberapa stakeholder, sehingga diperlukan kolaborasi yang sinergis antara satu stakeholder dengan yang lainnya dalam penyusunan prosedur sistemnya, sehingga untuk mengakomodir kondisi tersebut prosedur sistem disusun secara bersama. Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan bersama, pemanfaatan aplikasi SIG berbasis web untuk pengelolaan database bangunan dapat berjalan dengan baik. REFERENSI Abdul-Rahman, A., & Morakot, P. 2008. Spatial Data Modelling for 3D GIS (5th ed.). Berlin: Springer. Anonymous. 2006. Linking to MySQL Spatial Layers. Nebraska: MicroImages, Inc. Anonymous. 2007. MySQL 5.1 Refference Manual. Boston: Free Software Foundation, Inc. Babu, M. N.. 2003. Implementing Internet GIS with Java Based Client-Server Environment. Map Asia Conference 2003. Haryanto, S. 2005. SQL: Kumpulan Resep Query Menggunakan MySQL. Jakarta: Dian Rakyat. Kamadjeu, R., & Tolentino, H. 2006. Open Source Scalable Vector Graphics Components for Enabling GIS in Webbased Public Health Surveillance Systems. AMIA 2006 Symposium Proceedings, 973 Lilley, C., Chair, and Jackson, D..2004. 2d Graphics in XML. dari http://www.w3.org/Graphics/SVG/. Diakses 12 September 2009. Najafabadi AT, Pourhassan M. Web GIS and Public Health. Online Journal of Health and Allied Sciences. Volume 8, Issue 4; Oct - Dec 2009, Pages 1-4 Nyerges (2011). Developing a Geodatabase. http://courses.washington.edu/geog464/
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
geodatabase_ development.doc. [20 April 2011]. Pamungkas, Zanwar Yoga . 2012. MetodeMetode Pengembangan Desain Aplikasi. http://blog.ub.ac.id/zanwar/2012/10/17/meto de-metode-pengembangan-desain-aplikasi. [9 Februari 2016] Peng, Z. & Zhang, C.. 2004. The roles of geography markup language (GML), scalable vector graphics (SVG), and Web feature service (WFS) specifications in the development of Internet geographic information systems (GIS). Journal of Geographical Systems, 6(2), 95-116. Diakses 11 September 2009, dari Academic Research Library. (Document ID: 848873401). Priyana, Yuli., Jumadi, Sigit, Agus Anggoro, Rudiyanto. 2015. Pengembangan Aplikasi SIG Berbasis Web untuk Mendukung Kolaborasi dan Pengambilan Keputusan dalam Pengelolaan Airtanah di Kabupaten Karanganyar. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juni 2015. Surabaya: Institut Teknologi Surabaya Xi, Yan-tao & Wu, Jiang-guo. 2008. Application of GML and SVG in the development of WebGIS. Journal of China University of Mining and Technology. Volume 18, Issue 1, March 2008, Pages 140-143. Zhang, Jinqu., Zhu, YunQiang., Wang, Juanle., Sun, Jiulin., Xu, Yuyue. 2011. Flash based WebGIS System and its Application in Monitoring and Evaluating China’s Regional Development. International Journal of Digital Content Technology and its Applications. Volume 5, Number 5, May 2011, Pages 285-296
95
ISBN 978-979-3812-42-7