Pengembangan Aplikasi Android Realtime Translation Untuk Menerjemahkan Bahasa Jepang ke Bahasa Indonesia Oky Nugroho Denny Dharmawan Adriani Halim Universitas Bina Nusantara Jalan Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530
ABSTRACT
The purpose of this research is to develop an application for android smartphone as a tool for translating Japanese to Indonesian directly (without typing the text). The research method that we are used, consists of two main parts, those are analysis and design method. Analysis was done by doing literature study, survey, and questionnaire. Design method was done by using waterfall model. The result of our research is an Android application to translate Japanese to Indonesian using optical character recognition. The conclusion from our research is the application that we develop can assist user in translating Japanese to Indonesian. Keywords : translation, Japan, smartphone, android
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini ialah mengembangkan aplikasi pada smartphone Android sebagai alat bantu menerjemahkan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia secara langsung (tanpa perlu mengetikkan katanya pada keyboard). Metode penelitian yang digunakan meliputi dua bagian pokok yaitu analisis dan perancangan. Analisis dilakukan dengan melakukan studi pustaka, melakukan survey, dan menganalisa hasil kuesioner. Perancangan dilakukan dengan mengikuti metode perancangan waterfall model. Hasil yang dicapai ialah terbuatnya sebuah aplikasi Android yang dapat menerjemahkan karakter bahasa Jepang ke bahasa Indonesia menggunakan Optical Character Recognition. Simpulan yang didapat adalah aplikasi yang dikembangkan dapat membantu pengguna dalam menerjemahkan karakter Jepang ke bahasa Indonesia. Kata Kunci : terjemahan, Jepang, smartphone, Android
Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Menurut Fromkin dan Rodman (1998, p. 3), manusia hidup dalam sebuah dunia bahasa. Kegiatan-kegiatan manusia seperti bekerja, belajar, berbicara, atau aktivitas serupa, hampir seluruhnya menggunakan komunikasi bahasa. Ketika bertemu kata-kata asing, maka umumnya kamus digunakan sebagai alat bantu untuk mengerti kata-kata tersebut. Penggunaan kamus cetak untuk mencari arti kata cenderung tidak efisien karena pengguna harus mencari kata satu demi satu, membolak-balik halaman kamus, dan mencari dengan teliti. Hal inilah yang mendorong dibuatnya kamus digital. Kamus digital membuat pencarian kata menjadi lebih cepat dan mudah. Namun, masalah akan muncul ketika pengguna tidak memahami sistem penulisan kata pada bahasa yang ingin diterjemahkan. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin mengetik karakter kanji pada kamus digital namun tidak memahami cara penulisannya. Menurut Endah (2012), bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari. Bahasa Jepang sulit dipelajari karena penulisannya yang relatif rumit dan memiliki tiga sistem penulisan yaitu hiragana, katakana, dan kanji. Untuk mengatasi masalah pengetikan karakter, maka penulis memanfaatkan teknologi Optical Character Recognition (OCR). OCR adalah sebuah sistem komputer yang dapat membaca huruf, baik yang berasal dari sebuah pencetak (printer atau mesin ketik) maupun yang berasal dari tulisan tangan. Dengan adanya sistem OCR maka pengguna dapat lebih leluasa memasukkan kata karena pengguna tidak harus memakai papan ketik. Seiring perkembangan zaman, teknologi juga ikut berkembang pesat. Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan saat ini adalah smartphone. Berdasarkan Kompas (2012), peranan smartphone pada saat ini telah menjadi suatu bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Smartphone memberikan fasilitas dasar yang dimiliki oleh sebuah mobile phone pada umumnya. Fungsi smartphone kini juga sudah menggantikan posisi beragam gadget seperti jam alarm, konsol game, dan kamera digital. Beragam perangkat tersebut kini sudah bisa disatukan fungsinya ke dalam sebuah smartphone. Berdasarkan artikel dari Kompas (2012), Johnson (2012) mengatakan bahwa fungsi smartphone kini tidak hanya untuk menelpon, tapi juga bisa berperan di segala aspek kehidupan. Menurut Carmigniani, Furht, Anisetti, Ceravolo, Damiani, & Ivkovic (2011), Android merupakan operating system (OS) smartphone yang menjanjikan dalam teknologi Augmented Reality. Data yang dirilis oleh IDC (International Data Corporation) (2012) menunjukkan bahwa market share operating system pada smartphone didominasi oleh Android. Bahkan berdasarkan prediksi, Android akan tetap menjadi operating system dengan market share tertinggi sebesar 52,9% pada tahun 2016. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat aplikasi penerjemah bahasa Jepang ke bahasa Indonesia yang memanfaatkan Optical Character Recognition pada smartphone Android sebagai solusi dari proses penerjemahan kata pada kamus yang relatif memakan waktu dan sulit. Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Penggunaan kamus cetak tidak efisien dalam pencarian kata dan mobilitas. 2. Pengetikkan karakter bahasa Jepang pada aplikasi kamus cenderung sulit bagi masyarakat Indonesia. Setelah dilakukan survei lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada user dan melakukan analisis terhadap aplikasi sejenis, maka didapat disimpulkan hasil sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden berumur antara 17 – 30 tahun dan berjenis kelamin pria. 2. Sebagian besar responden tidak memiliki pemahaman sama sekali terhadap bahasa Jepang. 3. Sebagian besar responden yang tidak memahami bahasa Jepang sama sekali, tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang. 4. Sebagian besar responden yang memiliki tingkat pemahaman bahasa Jepang yang kurang sampai baik sekali, tidak mengerti cara untuk mencari karakter pada kamus bahasa Jepang. 5. Sebagian besar responden pernah menggunakan bantuan saat menerjemahkan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Sarana yang biasa digunakan adalah aplikasi kamus online (Google Translate, Bing Translate, dll) dan aplikasi kamus online yang sering digunakan mayoritas responden adalah Google Translate. 6. Sebagian besar responden yang pernah menggunakan bantuan saat menerjemahkan bahasa asing ke bahasa Indonesia merasa sarana seperti kamus Jepang, Google Translate, dll cukup membantu dalam menerjemahkan bahasa Jepang. Namun, sebagian besar responden mengalami kesulitan dalam menggunakan aplikasi tersebut. Masalah yang sering ditemui
adalah karakter yang ingin diterjemahkan berupa teks pada buku ataupun komputer pengguna tidak dapat menulis bahasa Jepang. 7. Sebagian besar responden tidak pernah menggunakan aplikasi penerjemah karakter Jepang dengan input karakter secara realtime melalui kamera dan sebagian besar responden tertarik untuk menggunakan aplikasi tersebut. 8. Sebagian besar responden butuh menerjemahkan karakter Jepang ke beberapa bahasa. Bahasa yang diinginkan mayoritas responden adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengembangkan aplikasi penerjemah sebagai alat bantu menerjemahkan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia secara langsung (tanpa perlu mengetik katanya). 2. Menerapkan penggunaan OCR dalam aplikasi penerjemah untuk mendapatkan input karakter melalui kamera.
Metode Penelitian Metodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : a. Metode Analisis 1. Studi pustaka Melakukan pembelajaran melalui buku, jurnal, dan artikel pada website yang berhubungan dengan bahasa Jepang, Optical Character Recognition (OCR) dan pemrograman berbasis mobile, khususnya Android. 2. Melakukan survey Survey yang dilakukan penulis yaitu dengan menyebarkan kuesioner dan mengolahnya menjadi satu kesatuan data. 3. Menganalisis hasil kuesioner Hasil survey berupa kuesioner dianalisis untuk mendapatkan rangkuman permasalahan dan informasi yang dibutuhkan dalam pembangunan aplikasi. b. Metode Perancangan Metode perancangan yang dilakukan mengikuti waterfall model menurut Sommerville (2007) yaitu : 1. Requirements analysis and definition: mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian menganalisis dan mendefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. 2. System and software design: desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap. 3. Implementation and unit testing: desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program diuji dengan metode unit testing. 4. Integration and system testing: Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing). 5. Operation and maintenance: mengoperasikan program di lingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.
Hasil dan Bahasan
Gambar 1 Tampilan Splash Screen Halaman Splash Screen adalah halaman yang pertama kali ditampilkan saat pengguna membuka aplikasi. Halaman ini akan menampilkan video animasi. Setelah video selesai, maka aplikasi akan menampilkan Main Screen.
Gambar 2 Tampilan Main Screen (Video Mode) Halaman Main (Video Mode) akan ditampilkan jika pengguna mencentang option “Video Mode” pada halaman Option. Pada halaman ini, kamera akan diaktifkan dan terdapat empat tombol yang dapat ditekan pengguna, yaitu tombol “Option”, tombol “Open History”, tombol “Save to History”, tombol “Reset AR”. Untuk melakukan penerjemahan, pengguna dapat mengatur viewfinder dan mengarahkan kamera pada karakter Jepang yang ingin diterjemahkan. Selama proses character recognition, aplikasi akan menampilkan tulisan “Scanning…” di pojok kiri bawah.
Gambar 3 Tampilan Halaman Main (Video Mode) Beserta Hasil Translasi Gambar 3 merupakan tampilan jika karakter Jepang berhasil terdeteksi. Karakter Jepang yang terdeteksi akan dikirim ke Online Language Translation Service untuk diterjemahkan. Tulisan pada pojok kiri atas merupakan karakter Jepang yang terdeteksi. Tulisan “Accuracy : xx%” di pojok kiri bawah merupakan perkiraan tingkat ketepatan hasil OCR. Kemudian, karakter Jepang yang terdeteksi akan diganti dengan hasil penerjemahan yang didapat dari Online Language Translation Service dengan menggunakan AR. Pengguna dapat menekan tombol “Save to History” jika pengguna ingin menyimpan hasil penerjemahan tersebut. Pengguna juga dapat menekan tombol “Reset AR” jika ingin melakukan pencarian baru atau membersihkan hasil terjemahan beserta hasil OCR.
Gambar 4 Tampilan Halaman Main (Video Mode) jika translasi gagal Gambar 4 merupakan tampilan halaman Main (Video Mode) apabila penerjemahan karakter Jepang mengalami kegagalan.
Gambar 5 Tampilan Halaman Main (Photo Mode) Halaman Main (Photo Mode) akan ditampilkan jika pengguna tidak mencentang option “Photo Mode” pada halaman Option. Pada halaman ini, kamera juga akan diaktifkan dan terdapat tiga tombol yang dapat ditekan pengguna, yaitu tombol “Option”, tombol “Open History”, dan tombol “Take a Photo”. Pengguna dapat menerjemahkan karakter Jepang dengan mengambil foto melalui tombol “Take a Photo”. Setelah tombol “Take a Photo” ditekan, aplikasi akan melakukan character recognition. Jika karakter Jepang berhasil terdeteksi, maka tampilan layar akan berubah menjadi halaman Photo Result.
Gambar 6 Tampilan Halaman Photo Result Ketika Sedang Menerjemahkan Setelah OCR berhasil mengenali karakter Jepang, maka halaman Photo Result akan ditampilkan. Karakter Jepang yang terdeteksi akan dikirim ke Online Language Translation Service untuk diterjemahkan. Selama proses penerjemahan, aplikasi akan menampilkan simbol loading.
Gambar 7 Tampilan Halaman Photo Result Jika Translasi Sukses Jika penerjemahan berhasil, maka hasil penerjemahan akan ditampilkan di bawah karakter Jepang. Pengguna dapat menekan tombol “Save to History” jika ingin menyimpan hasil penerjemahan yang telah dilakukan.
Gambar 8 Tampilan Halaman Photo Result jika translasi gagal Gambar 8 merupakan tampilan halaman Photo Result apabila penerjemahan karakter Jepang mengalami kegagalan.
Gambar 9 Tampilan Halaman Option Halaman Option muncul setelah pengguna menekan tombol “Option”. Pada halaman ini pengguna dapat mengatur option dari aplikasi dan membuka halaman Help atau About.
Gambar 10 Tampilan Halaman History Halaman History berisi seluruh penerjemahan yang disimpan oleh pengguna. Pengguna dapat menekan tombol “Delete” untuk menghapus 1 baris history. Terdapat pula tombol “Delete All”, untuk menghapus seluruh history.
Gambar 11 Tampilan Halaman Help Gambar 11 merupakan tampilan setelah pengguna memilih option Help. Halaman ini menampilkan panduan/pedoman penggunaan aplikasi.
Gambar 12 Tampilan Halaman About Gambar 12 merupakan tampilan setelah pengguna memilih option About. Halaman ini menampilkan keterangan tentang pembuat aplikasi A.R.T.
Simpulan dan Saran Berikut beberapa simpulan dari hasil perancangan dan implementasi yang telah dilakukan : 1. Aplikasi dapat mengenali karakter Jepang yang tercetak pada sebuah media melalui gambar yang didapat dari kamera dan dapat langsung menerjemahkannya ke bahasa Indonesia atau
2. 3.
Inggris sehingga pengguna tidak perlu mengerti bagaimana cara penulisan atau pembacaan karakter Jepang namun bisa mendapatkan terjemahannya. Aplikasi dapat mempermudah pengguna untuk mendapatkan terjemahan karakter Jepang daripada penggunaan kamus cetak atau aplikasi kamus online maupun offline. Berdasarkan kuesioner evaluasi pengguna yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi A.R.T menarik bagi pengguna dan dapat membantu pengguna apabila berwisata ke Jepang.
Saran yang bisa diajukan untuk pengembangan yang lebih lanjut, yaitu : 1. Meningkatkan user interface aplikasi agar lebih mudah dan nyaman digunakan. 2. Pengembangan untuk smartphone jenis lain, tidak hanya Android saja. 3. Pengembangan aplikasi agar dapat menerjemahkan bahasa lain selain Jepang.
REFERENSI Android Developer. (2013). Dashboards Current Distribution. Diakses 27 Maret 2013. < http://developer.android.com/about/dashboards/index.html> Android Developer. (2013). Android API level: 17. Diakses 27 Maret 2013. < http://developer.android.com/reference/android/app/Activity.html> Cameron, S. (2011). [Review] CamTranslator For Android Takes On Word Lens For iOS, Helps You Translate With Your Eyes; But Does It Actually Work?. Diakses 15 November 2012. < http://www.androidpolice.com/2011/03/19/review-camtranslator-for-android-takes-on-wordlens-for-ios-helps-you-translate-with-your-eyes-but-does-it-actually-work/ >. Carmigniani, J., Furht, B., Anisetti, M., Ceravolo, P., Damiani, E., & Ivkovic, M. (2011). Augmented reality technologies, systems and applications. Multimedia Tools and Application, 51(1), 341377. Didik, P. (2012). Pengguna Smartphone Lebih Jarang "Ngoceh". Diakses 13Agustus 2012.
. DiMarzio, J.F. (2008). A Programmer's Guide. New York: McGraw-Hill. Eddy, J., & Eddy, P. D. (2009). Google™ on the Go: Using an Android Powered Mobile Phone. Indianapolis: Que. Endah, H. (2012). Inilah 5 Bahasa Dunia Paling Sulit Dipelajari, Bahasa Arab Urutan Pertama. Diakses 15 November 2012. . Frellesvig, B. (2010). A History of the Japanese Language. New York: Cambridge University Press. Fromkin, V., & Rodman, R. (1998). An Introduction to Language. (6th edition). Fort Worth: Harcourt Brace College Publishers. Gamage, H. G. (2003). Issues in Strategy Classifications in Language Learning: A Framework for Kanji Learning Strategy Research. ASAA ejournal of Asial Linguistics & Language Teaching. 5(1). 1-15. Google. (2012). CamDictionary. Diakses 15 November 2012. . Google. (2012). Google Googles. Diakses 15 November 2012.
. Google. (2012). Japanese Translator/Dictionary. Diakses 15 November 2012. . Google. (2012). Word Lens. Diakses 15 November 2012. . Hohl, W. (2009). Interactive Environments with Open-Source Software. Vienna: Springer Wien New York. IBM. (2009). Understanding Schema Diagram. Diakses 15 Januari 2013. IDC. (2012). Android and iOS Surge to New Smartphone OS Record in Second Quarter, According to IDC . Diakses 18 Desember 2012. . Kumar, R.,Organero, M .M., & Agrawal, R. (2010). XML Secure Documents for aSecure e-Commerce Architecture. Global Journal of Enterprise Information System, 2(1), 35-45. Pallavi, & Saxena, S. K. (2012). Optical Character Recoginition. VSRD International Journal of Computer Science & Information Technology (IJCSIT), 2(4), 305-315. Podeswa, H. (2008). The Business Analyst’s Handbook. USA: Course Technology PTR. Powell, G. (2006). Beginning XML Databases. New Jersey: Wiley Publishing Inc. Pradeep, J., Srinivasan, E., & Himavathi, S. (2011). Diagonal Based Feature Extraction For Handwritten Alphabets Recognition System Using Neural Network. International Journal of Computer Science & Information Technology (IJCSIT), 3(1), 27-38. Pressman, R. S. (2010). Software Engineering : A Practitioner’s Approach. (7th edition). New York: McGraw Hill. Safaat, N. (2011). Android: Pemprograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC. Bandung: Informatika. Semita, M. J. (2009). Nihon moji : 3 model huruf/aksara jepang. Yogyakarta: Diva Press. Shneiderman, B., & Plaisant, C. (2010). Designing the User Interface: Strategies for Effective HumanComputer Interaction. (5th Edition). USA: Addison-Wesley. Simon, M. (2007). Storyboards : Motion in Art. (3rd edition). Amsterdam : Elsevier. Smith, R. (2007). An Overview of the Tesseract OCR. Proc. Ninth Int. Conference on Document Analysis and Recognition (ICDAR), IEEE Computer Society. 2(1). 629-633. Sommerville, I. (2007). Software Engineering. London: Addison-Wesley. Unger, J. M. (2006). Japan: Writing System. USA: The Ohio State University. Vaughan, T. (2011). Multimedia: Making It Work. (8th edition). New York: McGraw Hill. Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). Systems analysis and design methods. (7th edition). New York: McGrawHill.
RIWAYAT PENULIS Denny Dharmawan lahir di kota Jakarta pada 3 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2013. Saat ini bekerja sebagai Teaching Assistant di Software Laboratory Center Bina Nusantara. Oky Nugroho lahir di kota Semarang pada 31 Oktober 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2013. Saat ini bekerja sebagai Teaching Assistant di Software Laboratory Center Bina Nusantara.