75
Pengetahuan Konsumen mengenai Bahaya Kantong Plastik sebagai Pertimbangan dalam Keputusan Pembelian (Consumer Knowledge of Plastic Bags on Decision Making Process) Maurisia Putri Permatasari Manajemen Pemasaran, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga Maurisia Putri Permatasari Marketing Management, Faculty of Vocational Education, University of Airlangga
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa tinggi pengetahuan konsumen mengenai bahaya penggunaan kantong plastik sebagai pengemas produk terhadap kesehatan manusia serta bahaya limbah plastik sebagai pengemas produk terhadap kesehatan dan perusakan lingkungan, dan mengidentifikasi apakah bahaya penggunaan plastik dan limbah plastik sebagai pengemas produk menjadi faktor pertimbangan konsumen dalam setiap tahapan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden yang sedang berada di ruang publik di Surabaya, khususnya pusar perbelanjaan di Surabaya pusat yang diambil dengan teknik pengambilan sampling convenience sampling, yang kemudian diolah menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu tabulasi silang (crosstab) dan chi-square dengan sebelumnya dilakukan content analysis untuk beberapa pertanyaan terbuka. Hasil analisis menunjukkan pengetahuan konsumen mengenai bahaya kantong plastik terhadap kesehatan dan lingkungan cukup tinggi. Pengetahuan mengenai waktu yang dibutuhkan limbah plastik untuk dapat terurai dengan sempurna menjadi pertimbangan responden mengenai keuntungan menggunakan plastik sebagai pembungkus dan kerugian penggunaan plastik terhadap kesehatan dan perusakan lingkungan Kata kunci: pengetahuan konsumen, packaging, pengambilan keputusan konsumen ABSTRACT This study aims to identify the knowledge of consumers about the dangers of using plastic bags as packaging on human health and the dangers of waste plastic bags as a products carrier to human health and environmental damage, and identifies whether the consumer knowledge about the dangers of using plastic bags and plastic waste as a product carrier be a factor considered by consumers in each stage of the consumer decision making process. Data obtained from questionnaires to 100 respondents who were in the public space in Surabaya, especially on shopping malls in central Surabaya taken with the sampling technique: convenience sampling, which was processed using descriptive statistical analysis cross tabulation and chi-square with previously conducted content analysis to some open questions. The analysis showed consumer knowledge about the dangers of plastic bags to human health and the environment is quite high. Consumer knowledge of the time takes waste plastic to decomposed taken into consideration by consumers about the advantages of using plastic bags Keywords: consumer knowledge, packaging, consumer decision making PENDAHULUAN Produk merupakan elemen penting dalam pemasaran. Untuk dapat memuaskan konsumen, pemasar perlu memiliki strategi produk yang diantaranya adalah produk mix, lini produk, merek, kemasan dan pelabelan. Salah satu strategi penting dalam menyajikan suatu produk adalah kemasan. Kemasan merupakan segala aktivitas mendesain dan menghasilkan pemuat produk (Kotler dan Armstrong, 2009). Kemasan memiliki tiga tingkatan material, yaitu kemasan primer, kemasan sekunder, kemasan pembawa. Kemasan primer merupakan pengemas produk yang utama dan dapat disebut sebagai kemasan yang melekat pada produk, contohnya adalah botol sebagai pengemas parfum. Kemasan sekunder merupakan
76
pengemas tambahan suatu produk, contohnya adalah box sebagai wadah botol parfum. Sedangkan kemasan pembawa merupakan pengemas pembawa, contohnya tas plastik untuk membawa botol parfum. Konsep kemasan yang utama adalah mendefinisikan fungsi kemasan tersebut untuk suatu produk. Untuk itu diperlukan elemen tambahan dalam menjalankan fungsi tersebut, diantaranta adalah ukuran, bentuk, material, warna, tulisan, dan lambang merek. Salah satu kemasan pembawa yang sering digunakan adalah kemasan yang bermaterial plastik, yaitu kantong plastik dan tas kresek. Hal ini disebabkan bahannya yang ringan tapi kuat, dan sangat praktis jika digunakan membawa dan memuat barang-barang konsumsi. Kantong plastik sangat mudah digunakan dan tidak mudah tumpah, jika dibandingkan dengan pemuat yang lain. Tas kresek memiliki keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan tas yang lain, misalnya tas kertas dan tas kain karena sifatnya yang kedap air dan mudah dibawa. Namun, dibalik berbagai macam keunggulan tersebut, ternyata terdapat bahaya yang harus diwaspadai, baik bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan manusia, maupun bahaya limbah plastik tersebut bagi lingkungan. Bahaya dari plastik tersebut memang tidak langsung terasa dalam jangka pendek, namun bahaya jangka panjang merupakan suatu hal yang harus diperhatikan dan diketahui, baik oleh pemasar maupun konsumen. Bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan cukup serius. Plastik yang sering dijadikan wadah makanan sangat berbahaya ketika makanan yang dimuatnya bersuhu tinggi, maka kantong plastik akan mengeluarkan zat yang disebut monomer. Monomer akan mengkontaminasi makanan dan selanjutnya masuk ke dalam tubuh dan menjadi racun (Lewis et al., 2010). Bagitu pula dengan tas kresek, tas kresek mengandung karsinogen karena berasal dari daur ulang. Selain itu, zat pewarna hitamnya sangat mudah meresap ke dalam makanan yang dimuatnya, dan apabila masuk ke dalam tubuh akan memicu timbulnya penyakit kanker (Lewis et al., 2010). Limbah plastik yang tidak dimusnahkan dan dibuang sembarangan atau dibiarkan menumpuk begitu saja, menimbulkan berbagai masalah lain. Salah satu masalah yang ditimbulkan adalah penyumbatan saluran air sehingga menyebabkan banjir (Lewis et al., 2010). Selain itu, sampah plastik yang terbawa hingga ke laut lepas, secara perlahan-lahan akan menyebabkan punahnya habitat hewan-hewan laut seperti paus, anjing laut, dan penyu karena terbelit dan menelan sampah plastik tersebut (Lewis et al., 2010). Sedangkan limbah plastik yang dimusnahkan dengan cara dibakar dapat menyebabkan polusi udara, dalam jangka panjang akan menyebabkan terjadinya pemanasan global yang menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Salah satunya adalah mencairnya es di kutub utara dan selatan sehingga dapat menyebabkan banjir air laut dan tenggelamnya pulau-pulau kecil. Selain itu juga dapat mengganggu kesehatan manusia karena gas dioksin yang ditimbulkan oleh pembakaran plastik (Lewis et al., 2010). Sampah plastik berbahan polimer sintetik tidak mudah diurai organism decomposer. Butuh 300-500 tahun agar bisa terdekomposisi atau terurai sempurna (Lewis et al., 2010). Selain bahaya limbah plastik yang dibakar dan dibiarkan menumpuk, ternyata ada bahaya lain yang mengancam ketika limbah plastik tersebut dimusnahkan dengan cara ditimbun. Karena sulit terdekomposisi dengan sempurna, maka limbah plastik tersebut dapat mengganggu kesuburan tanah dan keseimbangan ekosistem di sekitarnya. Selain peraturan yang jelas dari pemerintah, perlu ditumbuhkan pula kesadaran konsumen dalam mengkonsumsi pengemas plastik. Yang lebih mendasar, pemasar mutlak perlu memeriksa apa yang sudah diketahui oleh konsumen, karena pengetahuan adalah faktor penentu utama dari perilaku konsumen. Definisi pengetahuan dikemukakan oleh Engel, Blackwell, dan Miniard (1992) sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan mengenai lingkungan dan kesehatan bukanlah pengetahuan yang secara umum didapatkan oleh masyarakat. Pengetahuan menurut Lyu et al. (2016) adalah konstruk ideational (yang lebih bersifat konseptual dibanding fisik) yang dihasilkan melalui pengorganisasian pikiran manusia. Kemungkinan hanya orang-orang tertentu, khususnya yang peduli terhadap lingkungan dan kesehatan, yang mau mencari lebih banyak informasi dan pengetahuan mengenai lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, perlu diteliti tingkat pengetahuan konsumen mengenai bahaya kantong plastik dan tas kresek. Menurut Kotler dan Keller (2012), terdapat lima tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian yaitu pengenalan masalah, pencarian informasim evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan
77
perilaku pasca beli. Penelitian ini akan menyoroti pengetahuan konsumen mengenai bahaya penggunaan plastik dan bahaya limbah plastik, serta bahaya penggunaan plastik dan bahaya limbah plastik sebagai faktor pertimbangan dalam setiap tahapan proses pengambilan keputusan pembelian. Oleh karena itu, muncul pertanyaan penelitian yaitu: seberapa tinggi pengetahuan konsumen mengenai bahaya penggunaan plastik sebagai pengemas produk terhadap kesehatan manusia serta bahaya limbah plastik sebagai pengemas produk terhadap kesehatan dan perusakan lingkungan? Serta pertanyaan penting lainnya yaitu apakah bahaya penggunaan plastik dan limbah plastik sebagai pengemas produk menjadi faktor pertimbangan konsumen dalam setiap tahapan proses pengambilan keputusan pembelian? METODE Penelitian ini bersifat eksploratori (exploratory study), karena sebelumnya belum ada teori yang secara khusus membahas mengenai pengetahuan konsumen mengenai bahaya plastik dan limbah plastik bagi kesehatan dan lingkungan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak terdapat uji hipotesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan konsumen mengenai bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan dan limbah plastik bagi kesehatan dan perusakan lingkungan, dan mengetahui apakah bahaya plastik sebagai pengemas produk menjadi faktor pertimbangan konsumen dalam setiap tahapan proses pengambilan keputusan pembelian. Setting penelitian ini adalah studi lapangan. Tidak ada intervensi yang dilakukan peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Surabaya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan non probability sampling, dimana setiap individu dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Metode ini dipilih dengan alasan peneliti tidak mengetahui jumlah population frame-nya. Metode ini menghasilkan kemampuan yang rendah dalam melakukan generalisir pada populasi. Teknik yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu anggota dalam sampel dipilih karena mudah dijangkau dan mudah tersedia serta mampu memberi informasi yang dibutuhkan (Sekaran dan Bougie, 2009). Peneliti akan menggunakan sampel masyarakat Surabaya yang sedang berada di ruang-ruang publik di wilayah Surabaya Pusat. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka kuesioner akan disebar di tempat-tempat tersebut. Pemilihan pengambilan sampel di ruang publik ini didasarkan pada pertimbangan bahwa ruang-ruang publik tersebut memberikan kemungkinan adanya akses yang tidak terbatas dari masyarakat Surabaya, yaitu adanya kemungkinan yang cukup besar untuk dikunjungi oleh berbagai masyarakat dari seluruh wilayah Surabaya. Peneliti menentukan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan kuesioner yang dibagikan kepada responden dan hanya dilakukan sekali (one shot/ cross sectional study). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data dengan pendekatan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang (crosstab) dan chi-square. Crosstab digunakan untuk menampilkan tabulasi silang yang menunjukkan suatu distribusi bersama, deskripsi statistik, dan pengujian terhadap dua variable atau lebih (Creswell, 2009). Menurut Creswell (2009), analisis chi-square merupakan statistik non parametric karena data pengujian chi-square adalah dua kategori/ kualitatif (nominal/ordinal). Chi-square digunakan untuk mencari hubungan dan tidak dapat untuk melihat seberapa besar hubungannya. Chi-square dapat digunakan untuk melihat tabulasi silang (crosstab). Dalam menyajikan kuesioner sebagai metode pengumpulan data, pertanyaan-pertanyaan dikutip dari beberapa sumber sebagai berikut: PERTANYAAN
Tabel 1. Sumber Kuesioner SUMBER
Dampak yang timbul terhadap Damanik, Ervina (2013). Perilaku Konsumen dalam kesehatan manusia jika makanan Penggunaan Plastik Kresek Hitam Daur Ulang sebagai panas dimasukkan langsung ke dalam Wadah Makanan Siap Santap di Pusat Pasar Tavip tas kresek hitam Binjai. Jurnal Precure Thn 1. Vol. 1: Universitas Sumatra Utara. Dampak yang timbul terhadap Tucker, Norel. G (2010). Beyond the Disposable Plastik
78
kesehatan manusia jika limbah plastik dimusnahkan dengan cara dibakar Dampak yang timbul terhadap lingkungan jika limbah plastik dimusnahkan dengan cara dibakar
Grocery Bag: the Opportunity of Bagless Retail as Seen through the Lenses of Morality, Economics, and the Environment. Thesis: Royal Roads University Tucker, Norel. G (2010). Beyond the Tucker, Noel. G. (2010) Beyond the Disposable Plastik Grocery Bag: the Opportunity of Bagless Retail as Seen through the Lenses of Morality, Economics, and the Environment. Thesis: Royal Roads University Damahuri, Enri dan Tri Padmi. (2010). Diktat Kuliah: Pengelolaan Sampah. Institut Teknologi Bandung
Dampak yang timbul terhadap lingkungan jika limbah plastik dimusnahkan dengan cara ditimbun dalam tanah Dampak yang timbul terhadap Sugii, Takeo. (2008). Plastik Bag Reduction: Policies to lingkungan jika limbah plastik Reduce Environmental Impact. Thesis: TUFTS dibiarkan menumpuk begitu saja University Waktu yang dibutuhkan limbah plastik Sugii, Takeo. (2008). Plastik Bag Reduction: Policies to untuk dapat terurai dengan sempurna Reduce Environmental Impact. Thesis: TUFTS University
HASIL Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan 100 kuesioner dan 100% dapat diolah. Jawaban dari item-item pengetahuan yang berbentuk jawaban terbuka selanjutnya diolah dengan konten analisis oleh ahli bidang kesehatan sehingga menjadi beberapa kategori yang mengelompok sesuai makna Pengetahuan Konsumen Hasil pengolahan data untuk pengetahuan konsumen sebagai berikut: Tabel 2. Jawaban Responden mengenai Pengetahuan JUMLAH JAWABAN PERTANYAAN JAWABAN ∑ % Dampak yang Mengganggu 20 20 timbul terhadap pencernaan manusia jika Kanker 43 43 makanan panas dimasukkan Keracunan 25 25 langsung ke dalam kresek 12 12 Tidak tahu hitam Dampak yang Mengganggu timbul terhadap pernafasan kesehatan Menyebabkan manusia jika penyakit paru-paru limbah plastik dimusnahkan dengan cara Tidak tahu dibakar
68
68
12
12
20
20
Dampak yang timbul terhadap lingkungan jika
Polusi udara
79
79
Pemanasan global
17
17
79
limbah plastik dimusnahkan dengan cara dibakar
4
4
Tidak tahu
Dampak yang timbul terhadap lingkungan jika limbah plastik dimusnahkan dengan cara ditimbun dalam tanah
Mengganggu kesuburan tanah
48
48
Polusi tanah
44
44
8
8
Dampak yang timbul terhadap lingkungan jika limbah plastik dibiarkan menumpuk
Mengganggu kesuburan tanah
23
23
Banjir
35
35
Sarang nyamuk
23
23
Bau tidak sedap
16
16
Tidak tahu
3
3
Kurang dari 100 tahun
45
45
Lebih dari 100 tahun
26
26
Tidak terurai
15
15
Tidak tahu
14
14
Waktu yang dibutuhkan limbah plastik untuk dapat terurai dengan sempurna
Tidak tahu
Sumber: data primer diolah, 2016 Analisis pengetahuan responden berdasarkan hasil yang diperoleh sesuai dengan tabel 2 menunjukkan apabila zat pewarna hitam dalam kresek tercampur dengan makanan panas, maka akan menimbulkan munculnya karsinogen yang menyebabkan penyakit kanker (Damanik, 2013). Berdasarkan tabel 2, sebanyak 43 responden menjawab menyebabkan kanker, sebanyak 20 responden menjawab mengganggu pencernaan, 21 responden menjawab keracunan, dan 12 responden menjawab tidak tahu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai bahaya makanan panas dimasukkan langsung ke dalam kresek hitam. Pembakaran plastik menimbulkan gas dioksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia serta mengganggu sistem pernafasan manusia (Tucker, 2010). Berdasarkan tabel 2, sebanyak 68 responden menjawab mengganggu pernafasan, sebanyak 12 responden menjawab menyebabkan penyakit paru-paru, sebanyak 20 responden menjawab tidak tahu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai dampak yang timbul terhadap manusia jika limbah plastik dimusnahkan dengan cara dibakar. Limbah plastik yang yang dibakar melepaskan karbon dan racun yang menyebabkan polusi udara dan memicu pemanasan global (Tucker, 2010). Berdasarkan tabel 2, sebanyak 79 responden menjawab polusi udara, 17 responden menjawab pemanasan global, dan 4 orang menjawab tidak tahu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai dampak yang timbul terhadap lingkungan jika limbah plastik dimusnahkan dengan cara dibakar. Limbah plastik yang ditimbun dalam tanah akan menyebabkan pencemaran tanah yang
80
diindikasikan dengan terganggunya kesuburan tanah (Damanhuri, 2010). Berdasarkan tabel 2, sebanyak 48 responden menjawab mengganggu kesuburan tanah, 44 responden menjawab polusi tanah, dan 8 orang menjawab tidak tahu, Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai dampak yang timbul terhadap lingkungan jika limbah plastik dimusnahkan dengan cara ditimbun dalam tanah. Limbah plastik yang dibiarkan menumpuk akan memicu terjadinya banjir (Sugii, 2008). Berdasarkan tabel 2, sebanyak 23 responden menjawab mengganggu kesuburan tanah, 35 responden menjawab menyebabkan banjir, 23 responden menjawab menyebabkan sarang nyamuk, 16 responden menjawab bau tidak sedap, dan 3 responden menjawab tidak tahu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai dampak yang timbul terhadap lingkungan jika limbah plastik dibiarkan menumpuk cukup tinggi. Sampah plastik bahan polimer tidak dapat terurai (Sugii, 2008). Berdasarkan tabel 2, sebanyak 45 responden menjawab kurang dari 100 tahun, 26 responden menjawab lebih dari 100 tahun, 15 responden menjawab tidak terurai, dan 14 responden menjawab tidak tahu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai waktu yang dibutuhkan limbah plastik untuk dapat terurai dengan sempurna adalah rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan keseluruhan responden mengenai bahaya plastik dan limbah plastik bagi kesehatan dan lingkungan adalah cukup tinggi. Beberapa pengetahuan masih kurang spesifik dan hanya diketahui bahaya yang terlihat atau terasa sekarang. Sedangkan dampak yang lebih besar dan berbahaya, termasuk bahaya jangka panjang yang tidak dapat dirasakan sekarang masih belum masuk dalam pengetahuan konsumen. Pengetahuan-pengetahuan tersebut antara lain dampak yang timbul terhadap kesehatan manusia jika limbah plastik dibiarkan menumpuk dan waktu yang dibutuhkan limbah plastik untuk dapat terurai dengan sempurna. Pengambilan Keputusan Konsumen Hasil pengolahan data untuk keputusan pembelian konsumen sebagai berikut: Tabel 3. Jawaban Responden mengenai Pengambilan Keputusan PERTANYAAN JAWABAN JUMLAH KESIMPULAN Kebutuhan akan Seluruh responden YA 100 pembungkus membutuhkan TIDAK 0 yang aman bagi pembungkus yang kesehatan dan aman bagi kesehatan dan lingkungan ramah lingkungan Pencarian informasi sebanyak mungkin mengenai keamanan plastik bagi kesehatan dan lingkungan
Pertimbangan keuntungan menggunakan plastik sebagai
YA
44
TIDAK
56
YA
73
TIDAK
27
Lebih banyak responden yang tidak mencari informasi sebanyak mungkin mengenai keamanan plastik bagi kesehatan dan lingkungan dibandingkan dengan yang mencari informasi Sebagian besar responden mempertimbangk an keuntungan
81
pembungkus dan kerugian penggunaan plastik terhadap kesehatan dan perusakan lingkungan
Keputusan menggunakan pembungkus yang aman bagi kesehatan dan lingkungan
Penggunaan plastik kembali jika besok membutuhkan pembungkus lagi
Melakukan pemisahan antara sampah organic, non organic, dan sampah plastik
menggunakan plastik sebagai pembungkus dan kerugian penggunaan plastik terhadap kesehatan dan perusakan lingkungan YA
90
TIDAK
10
YA
71
TIDAK
29
YA
48
TIDAK
52
Sebagian besar responden memutuskan menggunakan pembungkus yang aman bagi kesehatan dan lingkungan Sebagian besar responden memilih menggunakan plastik kembali jika besok membutuhkan pembungkus lagi Lebih banyak responden yang tidak melakukan pemisahan antara sampah organic, non organic, dan sampah plastik
Sumber: data primer diolah, 2016 Hasil Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) dan Chi-Square Analisis statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabulasi silang dan chisquare. Tabulasi silang yang dilakukan adalah tabulasi silang antara pengetahuan responden mengenai bahaya plastik terhadap kesehatan dan lingkungan dengan tahapan pembuatan keputusan responden. Analisis chi-square merupakan statistik non parametric. Chi-square dalam penelitian ini digunakan untuk mencari hubungan dan tidak dapat melihat seberapa besar hubungannya. Hasil analisis tabulasi silang antara pengetahuan konsumen dengan pertimbangan pembuatan keputusan konsumen hanya satu yang signifikan yaitu pengetahuan mengenai waktu yang dibutuhkan limbah plastik untuk dapat terurai sempurna dengan pertimbangan keuntungan menggunakan plastik sebagai pembungkus dan kerugian penggunaan plastik terhadap kesehatan dan perusakan lingkungan. Tabel 4. Hasil Tabulasi Silang Pengetahuan mengenai Waktu yang Dibutuhkan Limbah Plastik untuk Dapat Terurai Sempurna dengan Pertimbangan Keuntungan Menggunakan Plastik sebagai Pembungkus dan Kerugian Penggunaan Plastik terhadap Kesehatan dan Perusakan Lingkungan
82
WAKTU
PERTIMBANGAN
YA Kurang dari 100 tahun 8 Lebih dari 100 tahun 1 Tidak terurai 12 Tidak tahu 6 Total 27 Sumber: data primer diolah, 2016
TIDAK 37 25 3 8 73
% WITHIN WAKTU YA TIDAK 17,8 82,2 3,8 96,2 80 20 42,9 57,1 27 73
% WITHIN PERTIMBANGAN YA TIDAK 29,6 50,7 3,7 34,2 80 20 22,2 11,1 100 100
Tabel 5. Hasil Analisis Chi-Square Pengetahuan mengenai Waktu yang Dibutuhkan Limbah Plastik untuk Dapat Terurai Sempurna dengan Pertimbangan Keuntungan Menggunakan Plastik sebagai Pembungkus dan Kerugian Penggunaan Plastik terhadap Kesehatan dan Perusakan Lingkungan Value df Asymp. Sig. (2sided) a Pearson Chi32.177 3 .000 Square Likelihood Ratio
31.920
3
.000
Linear-by-Linear Association
11.850
1
.001
N of Valid Cases
100
Sumber: data primer diolah, 2016 Berdasarkan hasil analisis chi-square yang telah dilakukan, hanya satu tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian yang menggunakan pengetahuan konsumen sebagai pertimbangan, yaitu pertimbangan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik. Hasil analisis tabulasi silang untuk pengetahuan mengenai waktu yang dibutuhkan limbah plastik untuk dapat terurai sempurna dengan pertimbangan keuntungan menggunakan plastik sebagai pembungkus dan kerugian penggunaan plastik terhadap kesehatan dan perusakan lingkungan pada tabel 5 menghasilkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai waktu yang dibutuhkan limbah plastik untuk dapat terurai sempurna dengan pertimbangan keuntungan menggunakan plastik sebagai pembungkus dan kerugian penggunaan plastik terhadap kesehatan dan perusakan lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari semua konsumen, konsumen yang mempertimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik sebanyak 73%, sedangkan konsumen yang tidak mempertimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik sebanyak 27%. Sebanyak 20% dari responden yang paling menyadari bahwa plastik tidak dapat terurai, mempertimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik. 82,2% responden yang menjawab waktu yang dibutuhkan plastik untuk dapat terurai adalah kurang dari 100 tahun, mempertimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik. Sedangkan 96,2% responden yang menjawab waktu yang dibutuhkan plastik untuk dapat terurai sempurna adalah lebih dari 100 tahun, mempertimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik. Serta 57,1% responden yang tidak tahu seberapa lama waktu yang dibutuhkan plastik untuk dapat terurai sempurna, mempertimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki lebih sedikit pengetahuan mengenai waktu yang dibutuhkan plastik untuk dapat terurai, serta responden yang tidak mengetahui waktu yang dibutuhkan plastik untuk dapat terurai cenderung mempertimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik.
83
Responden yang memiliki lebih sedikit pengetahuan mengenai waktu yang dibutuhkan plastik untuk dapat terurai, serta responden yang tidak mengetahui waktu yang dibutuhkan plastik untuk dapat terurai cenderung mempertimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik SIMPULAN Penelitian mengenai pengetahuan konsumen mengenai bahaya plastik dan limbah plastik bagi kesehatan dan lingkungan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan berhasil mendapatkan beberapa kesimpulan penting yaitu pengetahuan konsumen mengenai bahaya plastik dan limbah plastik bagi kesehatan dan lingkungan cukup tinggi. Beberapa pengetahuan konsumen dianggap cukup namun masih kurang spesifik dan kurang memperhatikan dampak jangka panjang, sehingga kurang memahami dampak yang lebih besar dan parah. Dalam tahapan pengambilan keputusan, tahapan pertama yaitu pengenalan kebutuhan, diperoleh hasil bahwa konsumen mengenali kebutuhan untuk menggunakan pembungkus yang aman bagi kesehatan dan lingkungan. Tahapan kedua yaitu pencarian informasi, diperoleh hasil bahwa konsumen tidak melakukan pencarian informasi mengenai keamanan plastik bagi kesehatan dan lingkungan. Tahapan ketiga yaitu evaluasi alternative diperoleh hasil bahwa konsumen melakukan pertimbangan keuntungan menggunakan plastik dan kerugian penggunaan plastik bagi kesehatan dan lingkungan. Tahapan keempat yaitu pengambilan keputusan, diperoleh hasil bahwa konsumen mengambil keputusan untuk menggunakan pembungkus yang aman bagi kesehatan dan lingkungan. Tahapan kelima yaitu perilaku pasca pembelian, diperoleh hasil bahwa konsumen akan melakukan penggunaan ulang yaitu menggunakan kembali plastik ketika membutuhkan pembungkus kembali, serta tidak melakukan pemisahan sampah organic, non organic, dan plastik. Dalam pengambilan keputusan konsumen tidak seluruh tahapan menggunakan pengetahuan konsumen sebagai pertimbangan. Pengetahuan yang digunakan dalam pertimbangan keputusan adalah pengetahuan mengenai waktu yang dibutuhkan plastik untuk dapat terurai, digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan evaluasi alternative, dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan pertanyaan mengenai pertimbangan keuntungan dan kerugian penggunaan plastik. Maraknya penggunaan plastik sebagai pembungkus memerlukan peraturan khusus agar tidak menjadi semakin parah. Pengatur kebijakan dapat memberlakukan pembatasan penggunaan plastik dengan cara konsumen diwajibkan membayar atas tas plastik yang digunakan. Serta diberlakukan aturan dan sanksi yang jelas dan tegas bagi perusahaan maupun marketer yang masih menyediakan tas plastik gratis. Hal lain yang penting dilakukan adalah dengan mengedukasi konsumen. Cara yang dirasa paling efektif untuk membuat konsumen sadar untuk berperilaku ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan media komunikasi yang tersedia. Contohnya adalah melalui media televisi dan majalah ataupun surat kabar, dengan memberikan informasi mengenai plastik dan dampak negative plastik baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan himbauan untuk tidak menggunakan plastik.
DAFTAR PUSTAKA Creswell, John W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (3rd ed.). California: Sage Publication, Inc. Damahuri, Enri dan Tri Padmi. (2010). Diktat Kuliah: Pengelolaan Sampah. Institut Teknologi Bandung Damanik, Ervina (2013). Perilaku Konsumen dalam Penggunaan Plastik Kresek Hitam Daur Ulang sebagai Wadah Makanan Siap Santap di Pusat Pasar Tavip Binjai. Jurnal Precure Thn 1. Vol. 1: Universitas Sumatra Utara. Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Miniard, P. W. (1992). Consumer Behavior. The Dryden Press. Kotler, Philip dan Keller, K.L. (2012). Marketing Management (14th ed). Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall
84
Kotler, P., dan Armstrong, G. (2009). Principles of Marketing. Upper Saddle River, New Jersey: PrenticeHall. Lewis, H., Verghese, K., dan Fitzpatrick, L. (2010). Evaluating the Sustainability Impacts of Packaging: the Plastic Carry Bag Dilemma. Packaging and Technology Science, Vol. 23: 145-160 Lyu, H., Zhou, Z., dan Zhang, Z. (2016). Measuring Knowledge Management Performance in Organizations: An Integrative Framework of Balanced Scorecard and Fuzzy Evaluation. Information 7, 29 Sachdeva, S., Jordan, J., dan Mazar, N. (2015). Green Consumerism: Moral Motivations to a Sustainable Future. Current Opinion in Psychology, vol.6, 60-65 Sekaran, U. dan Bougie, R. (2009). Research Methods for Business: a Skill Building Approach 5th Edition, John Wiley & Sons, inc. Sugii, Takeo. (2008). Plastic Bag Reduction: Policies to Reduce Environmental Impact. Thesis: TUFTS University Tucker, N. G. (2010). Beyond the Disposable Plastic Grocery Bag: the Opportunity of Bagless Retail as Seen through the Lenses of Morality, Economics, and the Environment. Thesis: Royal Roads University