Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
PENGELOLAAN DAN PENDAPATAN USAHA PERIKANAN LAUT RUMAH TANGGA NELAYAN DI PANTAI SELATAN KABUPATEN BANTUL MARINE FISHERIES BUSINESS MANAGEMENT AND INCOME OF FISHERMAN HOUSEHOLD IN PANTAI SELATAN KABUPATEN BANTUL (SOUTH COAST DISTRICT OF BANTUL)
Oleh : Saraswati, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) faktor fisik dan non fisik yang mempengaruhi usaha perikanan laut, (2) pengelolaan hasil tangkapan nelayan di pantai selatan Kabupaten Bantul, (3) pendapatan rumah tangga nelayan di pantai selatan Kabupaten Bantul, (4) sumbangan pendapatan usaha perikanan laut terhadap total pendapatan rumah tangga nelayan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 55 responden kepala rumah tangga nelayan dengan komposisi nelayan Pantai Depok berjumlah 30 responden dan nelayan Pantai Kuwaru berjumlah 25 responden. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung kepada responden. Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa pedoman wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diberi tanggapan oleh subjek penelitian. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu editing, koding, dan tabulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dan analisis deskriptif tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) faktor fisik yang mempengaruhi usaha perikanan laut di pantai selatan Kabupaten Bantul adalah suhu, kondisi angin, kondisi gelombang, dan musim ikan. Faktor non fisik yang mempengaruhi usaha perikanan laut adalah modal, teknologi, pemasaran dan tenaga kerja, (2) pengelolaan hasil tangkapan di pantai selatan Kabupaten Bantul dilakukan melalui koperasi nelayan, TPI, dan terdapat sistem saving (tabungan nelayan), (3) pendapatan rumah tangga yang paling dominan yang diperoleh oleh nelayan Pantai Depok adalah Rp3.720.200 – < Rp 7.027.900 dengan persentase 63,33% sedangkan pendapatan total rumah tangga yang paling dominan diperoleh nelayan Pantai Kuwaru < Rp3.720.200 dengan persentase 56,00%. Jumlah nelayan yang mempunyai total pendapatan rumah tangga
1
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
ABSTRACT This study aims to determine: (1) physical and non-physical factors that affect the business of marine fisheries; (2) management of the catch on the south coast district of Bantul; (3) household income of fishermen in the South Coast district of Bantul. (4) Contribution of marine fisheries operating income to total household income. The populations in this study were 55 respondents with a head of fisherman household composition Depok Coast fishermen amounted to 30 respondents and Kuwaru Coast fishermen amounted to 25 respondents. The primary data obtained through observation and direct interview to the respondents. Secondary data were obtained through documentation. The research instruments used in the form interview guide contains question list for the respondents given by research subjects. Data processing techniques used are editing, coding, and tabulation. Data analysis techniques used are the technique of quantitative analysis and descriptive analysis of frequency tables. The results showed that: (1) physical factors affecting the business of marine fisheries in South Coast district of Bantul is the temperature, wind conditions, wave conditions, and the fish season. Nonphysical factors that affect the business of marine fisheries are capital, technology, marketing and labor, (2) the catch management on the south coast district of Bantul conducted through fishing cooperatives, TPI, and saving system (saving fisherman), (3) household income earned by the most dominant fisherman Depok Beach is IDR 3.720.200 -
2
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
I.
PENDAHULUAN Indonesia
adalah
manusia. negara
pada laut dan bertahan hidup dengan
yang sangat besar. Data statistik
memanfaatkan sumber daya yang ada
Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun
bahwa
Indonesia
kepulauan
2010,
terbesar
di laut sehingga masyarat pesisir
menyatakan
adalah di
cenderung
negara
namun potensi kelautan yang ada belum termanfaatkan secara optimal.
km, yang disatukan oleh laut seluas
juta
Hal ini dapat dilihat pada sebagian
, dengan rincian perairan Nusantara
besar kondisi ekonomi rumah tangga
2,3
nelayan di Indonesia berada pada
, perairan teritorial 0,8 juta
kelas ekonomi menengah kebawah.
km, dan Zona Ekonomi Eklusif
Kondisi
(ZEE)
kurangnya
seluas
2,7
pencaharian
potensi kelautan yang sangat besar
dengan garis pantai sepanjang 81.290
kepulauan/laut
bermata
sebagai nelayan. Indonesia mepunyai
dunia.
Indonesia memiliki 17.508 pulau,
5,8 juta
pesisir
cenderung menggantungkan hidup
kepulauan dengan potensi kelautan
(KKP)
Masyarakat
juta
tersebut
terjadi
optimalisasi
karena dalam
(statistik.kkp. go.id). Data Badan
pengelolaan terhadap hasil laut, selain
Pusat Statistik (BPS) tahun 2014
itu teknologi, modal, dan pemasaran
menunjukkan 12827 dari total 82190
ikut mempengaruhi keberlangsungan
Kelurahan/Desa
di
aktifitas nelayan dalam menjalankan
Indonesia terletak di wilyah pesisir
usaha dibidang perikanan laut. Peran
(bps.go.id). Data tersebut menyatakan
kreatif dan inovatif dari berbagai
bahwa 15.6% Desa/Kelurahan
kalangan sangat dibutuhkan untuk
yang
berada
di
Indonesia berada di wilayah pesisir. Masyarakat wilayah
pesisir
yang
tinggal
identik
mengoptimalkan sektor perikanan dan di
kelautan Indonesia.
dengan
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peran dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam menyediakan sumberdaya protein, perlehan devisa negara dan
nelayan, hal ini dikarenakan setiap kegiatan manusia lahir sebagai akibat dari adanya interaksi antara alam dan
3
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
penyediaan lapangan kerja. Pada saat krisis ekonomi, peranan sektor perikanan semakin signifikan terutama dalam hal mendatangkan devisa. Akan tetapi ironisnya saat ini sektor perikanan dalam mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Padahal apabila sektor perikanan dikelola secara serius akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam mengentaskan kemiskinan masyarakat Indonesia terutama masyarakat nelayan (Mulyadi 2005 : 15)
sehingga angka kemiskinan nelayan masih tinggi. Kabupaten Bantul adalah salah satu wilayah yang terdapat usaha perikanan laut di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sentra usaha perikanan laut
sudah
mendapatkan
Poncosari.
kelautan
membangun secara
optimal
mengatasi
pengangguran
dan
Kelautan
dan
menyatakan bahwa pengelolaan usaha perikanan laut terbaik di DIY adalah pengelolaan yang dilakukan oleh
dari
nelayan Pantai Depok sedangkan pengelolaan usaha perikanan laut di
bidang
Pantai Kuwaru belum sebaik nelayan
guna
pantai
mewujudkan pembangunan ekonomi untuk
Dinas
Perikanan (KKP) Kabupaten Bantul
pemerintah dan masyarakat serta bersinergi
terletak
yaitu Desa Parangtritis dan Desa
seharusnya
perhatian
Bantul
dipesisir selatan Kabupaen Bantul
Potensi kelautan dan perikanan Indonesia
Kabupaten
Depok
diketahui
masalah
perlu
faktor-faktor
melatarbelakangi
kemiskinan.
sehingga
yang
perbedaan
yang
terdapat pada usaha perikanan laut di
Kendala yang banyak di hadapi dalam
Pantai Depok dan Pantai Kuwaru.
perikanan dan kelautan Indonesia
Pantai selatan Kabupaten Bantul
terletak pada sistem pengelolaannya.
mempunyai potensi sumber daya
Potensi perikanan yang cukup besar
perikanan laut yang cukup besar
tetapi masih dikelola oleh rakyat
sehingga mempunyai peluang besar
menggunakan armada penangkapan
untuk pengembangan usaha perikanan
yang sederhana dan cara pengelolaan
laut.
yang sederhana. Potensi kelautan
Potensi
tersebut
meliputi
perairan laut dengan panjang pantai
yang ada belum termanfaatkan secara
17 km yang meliputi tiga kecamatan
optimal dalam upaya meningkatkan
pesisir yaitu Kecamatan Serandakan,
perekonomian rumah tangga nelayan 4
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
Kecamatan Sanden, dan Kecamatan
usaha
perikanan
di
lokasi
lain
Kretek, terdiri dari 11 Desa pesisir
mayoritas dijalankan secara sendiri-
yang didukung oleh 6 buah Tempat
sendiri.
Pelelangan Ikan (TPI) yaitu TPI
Sektor pariwisata ikut mendukung
Depok, TPI Kuwaru, TPI Mancingan,
keberlangsungan usaha perikanan laut
TPI Samas, TPI Patihan, dan TPI
baik di TPI Depok maupun di TPI
Pandansimo (Dinas Kelautan dan
Kuwaru. Lokasi TPI yang berada
Perikanan,2012). Dari enam TPI yang
pada kawasan wisata mempengaruhi
ada di Kabupaten Bantul, TPI yang
model pemasaran hasil tangkapan.
beroperasi adalah TPI Depok dan TPI
Hasil tangkapan nelayan dipasarkan
Kuwaru.
dalam bentuk ikan segar dan ikan
TPI merupakan prasarana yang berperan
penting
dalam
perikanan
laut.
Berdirinya
tersebut
usaha
sedangkan ikan olahan dijual di
TPI
warung kuliner sea food yang berada
sangat bermanfaat bagi
di pesisir pantai. Sasaran utama
penduduk penduduk
olahan. Ikan segar dijual di pasar ikan
setempat yang
terutama
bekerja
konsumen
ikan
olahan
adalah
sebagai
wisatawan, semakin banyak jumlah
nelayan. Keberadaan TPI digunakan
wisatawan maka permintaan akan
oleh
ikan semakin tinggi.
masyarakat
nelayan
untuk
menjual hasil tangkapan. Pengelolaan
Aktivitas
nelayan
dalam
usaha perikanan laut di pantai selatan
menjalankan usaha perikanan laut
Kabupaten Bantul dilakukan dengan
mempunyai berbagai hambatan baik
manajemen koperasi yang meliputi
dari faktor fisik maupun faktor non
kegiatan pemasaran ikan, pengolahan
fisik. Hasil observasi awal di lokasi
hasil
penelitian diperoleh informasi dari
modal.
perikanan, Saat
dan
ini,
penguatan
diantara
usaha
salah satu nelayan
yang
perikana laut yang ada di Kabupaten
menyatakan
Bantul, TPI Depok adalah TPI yang
hambatan yang sering dihadapi oleh
mempunyai sistem organisai paling
nelayan
baik
manajemen
aktivitasnya diantaranya adalah angin
sedangkan untuk
kencang, musim ikan yang secara
dari
pengelolaanya,
segi
5
bahwa
Depok
dalam
hambatan-
menjalankan
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
periodesasi
musim
paceklik,
diperoleh oleh rumah tangga nelayan
gelombang tinggi, modal yang berasal
tidak terlepas dari sistem pengelolaan
dari modal sedniri, tenaga kerja yang
usaha yang diterapkan. Pengelolaan
masih memerlukan berbagai pelatihan
usaha yang baik dan terorganisir akan
keterampilan, dan teknologi yang
menghasilkan
digunakan masih sederhana dengan
maksimal. Pengelolaan usaha yang
meggunakan perahu motor tempel
baik di suatu wilayah dapat menjadi
serta alat tangkap berupa jaring dan
rekomendasi bagi wilayah lain dalam
pancing. Faktor fisik dan faktor non
menjalankan
fisik
usaha
dengan kondisi keruangan yang sama.
perikanan laut akan mempengaruhi
Rumah tangga nelayan di pantai
pendapatan rumah tangga nelayan
selatan Kabupaten Bantul tentunya
terutama hambatan dari faktor fisik
mempunyai sistem pengelolaan dalam
hingga saat ini masih sulit diatasi
usaha perikanan laut sebagai strategi
nelayan.
bagi
yang
meghambat
Potensi kelautan yang ada di
pendapatan
usaha
nelayan
keberlangsungan
yang
untuk produksi
menjaga dalam
usaha
Yogyakarta
meningkatkan jumlah pendapatan dan
peluang
usaha
memberikan
guna
dapat
meningkatkan kesejahteraan nelayan.
perekonomian
Penelitian ini ingin mengetahui sistem
masyarakat pesisir khususnya rumah
pengelolaan hasil tangkapan dalam
tangga nelayan di pantai selatan
usaha perikanan laut dan besarnya
Kabupaten Bantul. Hambatan dari
pendapatan rumah tangga nelayan
faktor fisik dan faktor non fisik
pantai selatan Kabupaten Bantul,
adalah kendala yang pasti dialami
maka peneliti mengangkat penelitian
oleh setiap nelayan. Besar kecilnya
yang
akibat
ada
Pendapatan Usaha Perikanan Laut
upaya
yang
Rumah Tangga Nelayan Di Pantai
nelayan
untuk
mengangkat
dari
tergantung dilakukan
yang
laut
sejenis
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa mampu
perikanan
yang
hambatan pada oleh
yang
berjudul “Pengelolaan Dan
Selatan Kabupaten Bantul”.
memperkecil resiko dari hambatan tersebut. Jumlah pendapatan yang
6
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
II.
pemeriksaan (editing), coding, dan
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah deskriptif
dengan
menggunakan
kuantitatif.
tabulasi.
analisis
Penelitian
Analisis
data
yang
digunakandalam penelitian ini adalah
ini
analisis kuantitatif.
dilaksanakan di TPI Depok, Desa
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Parangtritis,
A.
Deskripsi Wilayah Penelitian
Kabupaten
Kecamatan Bantul
dan
Kretek, di
TPI
1.
Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten
Kabupaten Bantul.
a.
Bantul
Penelitian
Kondisi Fisiologis Letak, Luas, dan Batas
1)
ini
Desa Parangtritis Letak
astronomis
Desa
dilaksanakan pada bulan November
Parangtritis yaitu 110021’34”-
2015 sampai dengan bulan Maret
10026’14”BT
dan
2016. Variabel dalam penelitian ini
7058’58’’LS.
Luas
wilayah
meniputi faktor fisik, faktor non fisik,
Desa
Parangtritis
adalah
pengelolaan, dan pendapatan rumah
11,87
.
tangga. faktor fisik terdiri dari suhu,
administrasi Desa Parangtritis
gelombang, angin, musim ikan, faktor
yaitu sebagai berikut :
non fisik terdiri dari modal, teknologi,
Sebelah
pemasaran, tenaga kerja.Populasi dari
Donotirto
penelitian ini yaitu seluruh nelayan
Sebelah
Pantai Depok dan nelayan Pantai
Seloharjo dan Desa Girijati
Kuwaru yang sudah berumah tangga
Sebelah Selatan: Samudera
sebanyak
Hindia
55
nelayan,
dengan
komposisi nelayan Pantai Depok
Sebelah
berjumlah 30 responden dan nelayan
Tirtohargo
Pantai
2)
Kuwaru
berjumlah
25
7053’30”-
Batas-batas
Utara:
Desa
Timur:
Desa
Barat:
Desa
Desa Poncosari
responden. Teknik pengumpulan data
Letak astronomis Desa
yang digunakan dalam penelitian ini
Poncosari yaitu 11 14’13”
adalah dokumentasi,observasi, dan
BT dan 07 57’37” LS. Luas
wawancara. Teknik pengolahan data
wilayah
dalam
adalah
penelitian
ini
adalah
7
Desa 11,86
Poncosari .
Batas-
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
batas
administrasi
Pocosari
b.
yaitu
Desa
e.
sebagai
Iklim Suhu tertinggi yang tercatat di
berikut :
Kecamatan Kretek dan Kecamatan
Sebelah Utara: Desa Trimurti
Serandakan adalah 32
Sebelah Timur: Desa Gading
terendah adalah 28 . Curah hujan
Sari
Desa Parangtritis dan Desa Poncosari
Sebelah Selatan: Samudera
berkisar 110 mm/tahun dan suhu
Hindia
udara rata-rata 30°C.
Sebelah Barat: Sungai Progo
2.
Topografi Topografi
dengan suhu
Kondisi Demografis Desa Parangtritis berjumlah 8.276
Desa
Parangtritis
jiwa dengan kepadatan penduduk 697
wilayah
jiwa/km2. Jumlah penduduk Desa
dataran tinggi, dan wilayah pantai
Poncosari berjumlah 12.130 jiwa
sedangkan topografi Desa Poncosari
dengan kepadatan 1.023 jiwa/km2.Sex
terdiri dari wilayah dataran rendah
Ratio Desa Parangtritis adalah 92,
dan wilayah pantai.
sedangkan Sex Ratio Desa Poncosari
c.
adalah
berupa
dataran
rendah,
Tanah Jenis tanah yang terdapat di Desa
Parangtritis adalah tanah
liat
dan
ketergantungan
penduduk Desa Parangtritis
tanah latosol,
(clay),
96.Angka
adalah
52, sedangkan angka ketergantungan
tanah
penduduk Desa Poncosari adalah 50.
gleisol.Jenis tanah yang terdapat di
Rata-rata
Desa
penduduk Desa Parangtritis dan Desa
Poncosari
adalah
tanah
tingkat
grumusol.
Poncosari
d.
SMA/Sederajat
Tata Guna Lahan
mayoritas dengan
pendidikan
tamat persentase
Tata guna lahan Desa Parangtritis
masing-masing 30,86% dan 32,61%.
dan Desa Poncosari terdiri dari lahan
Mata pencaharian penduduk yang
pertanian dan non pertanian seperti
paling dominan di Desa Parangtritis
pemukiman,
adalah wiraswasta /pedagang yaitu
perkantoran
dan
bangunan umum, dan lain-lain.
sebanyak 35,94%, sedangkam jenis mata pencaharian penduduk yang paling dominan di Desa Poncosari
8
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
adalah petani dan buruh tanai dengan persentase masing-masing
5. Lama Menjadi Nelayan
22,06%
Persentase
terbesar
lama
dan 37,27%.
bekerja nelayan pada nelayan
B.
Pantai Depok adalah 6-10 tahun
Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin
yaitu 46,67% pada nelayan
Seluruh responden di lokasi
Pantai Kuwaru yaitu lebih dari
penelitian berjenis kelamin laki-
15 tahun sebanyak 36,00%.
laki.
6. Pekerjaan Sampingan Nelayan
2. Umur
Nelayan Pantai Depok yang
Umur responden berkisar
mempunyai
antara 20 tahun sampai dengan
sampingan
60 tahun ke atas.
sebanyak
3. Tingkat Pendidikan
6,67%,
Pendidikan nelayan Pantai
pekerjaan sebagai
petani
66,33%, pedagang buruh dan pensiun
masing-masing
3,33%,
jasa
Depok tamat SD 20,00%, SMP
6,67% serta tidak mempunyai
30,00%,
pekerjaan sampingan 6,67%.
dan
sedangkan
SMA
nelayan
50% Pantai
Persentase
nelayan
Kuwaru mempunyai pendidikan
Kuwaru
SD 8,00%, SMP 20,00% dan
pekerjaan sampingan sebagai
SMA sebanyak 72%.
petani lebih sedikit daripada
4. Status Nelayan
mempunyai
nelayan Pantai Depok yaitu
Nelayan Pantai Depok yang mempunyai
yang
Pantai
satatus
sebanyak
sebagai
20,00%,
52,00%,
tambak
pedagang
12,00%,
buruh sebanyak 53,33 % dan
peternak dan penambang pasir
46,67
masing-masing
%
sebagai
perorangan. Kuwaru
nelayan
mempunyai
Nelayan
Pantai
persentase 4,00% serta buruh
mempunyai
status
sebanyak 12,00%.
sebagai
nelayan
juragan
sebanyak
8,00
nelayan
%,
buruh 76,00 %, dan nelayan perorangan 12,00 %.
9
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
C.
Faktor-faktor
Mempengaruhi
d.
yang
Kegiatan
Musim Ikan Musim paceklik yang terjadi
Usaha
Perikanan Laut
pada bulan Mei sampai dengan
1.
Faktor Fisik
bulan September. Musim panen
Suhu
terjadi
a.
Kabupaten
Bantul
adalah 2.
suhu rata-rata 26°C -30°C, suhu 22°C
dan
a.
suhu
Modal Nelayan Pantai Depok dan
nelayan
terjadi pada bulan Juli yaitu
membutuhkan
berkisar
Rp.200.000,-
21°C
Oktober
Faktor Non Fisik
maksimum 34°C. Suhu minimum
antara
bulan
sampai dengan bulan maret.
wilayah beriklim tropis dengan
minimum
pada
sampai
Pantai
Kuwaru modal
sampai
dengan
dengan 23,8°C. Produksi ikan di
Rp.250.000,- untuk satu kali
lautan
melakukan aktivitas melaut.
pada
bulan
Juni-Juli
cenderung lebih sedikit karena ikan-ikan
di
b.
wilayahtropis
1) Kapal
menyukai suhu tinggi. b.
Teknologi
Seluruh
Angin
Depok
Kecepatan angin pada musim
dan
nelayan
Pantai
nelayan
Pantai
Kuwaru menggunakan
kapal
penghujan relatif lebih lemah
kecil (perahu jukung fibre glass
sekitar 2,5m/detik (9,0 km/jam)
dengan mesin tempel 10-15
sedangkan pada musim kemarau
PK). nelayan Pantai Depok
kecepatan angin
relatif lebih
yang mempunyai kapal sendiri
kencang yaitu sekitar 3,5 m/detik
sebesar 46,67% dan nelayan
(12,6 km/jam).
yang
c.
Gelombang
dapat
kapal
milik juragan sebesar 53,33%
Nelayan Depok dan nelayan Kuwaru
mengoperasikan
sedangkan
nelayan
Pantai
melakukan
Kuwaru hanya sebagian kecil
aktivitas melaut pada gelombang
nelayan yang memiliki perahu
dengan ketinggian 1 meter – 5
sendiri
meter.
24,00% dan 76,00% nelayan
10
dengan
persentase
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
mengoperasikan
kapal
milik
segar yaitu dengan persentase
juragan
72%.
2) Alat Tangkap
d.
Tenaga Kerja
Alat tangkap yang sering digunakan
nelayan
Kelompok
untuk
Depok
Pantai
nelayan
Pantai
menangkap ikan adalah jaring
Kuwaru,
dan
yang
dibutuhkan
dalam
digunakan yaitu jaring sirang,
penagkapan
ikan
jaring
pancing.
insang
insang
Jaring
tenaga
kerja
yang
aktivitas untuk
satu
dasar,
jaring
perahu berjumlah 2–3 orang.
hanyut,jaring
ciker,
Nelayan
Pantai
Kuwaru
tramel nett, pancing rawe dasar,
mencurahkan waktu untuk melaut
pancing ulur, dan pukat cincin.
selama 5- >6 jam sebanyak 80%
Seluruh
dan 20% nelayan mencurahkan
nelayan
mempunyai
alat tangkap milik sendiri.
waktu selama lebih dari 6 jam
3) Perlengkapan Perlengkapan
untu
melaut.
Waktu
yang
penunjang
digunakan oleh nelayan Pantai
yang dibawa nelayan pada saat
Depok untuk melaut adalah 3-4
melakukan
aktivitas
jam.
diantaranya
pelampung,
melaut peti
D.
Pengelolaan Hasil Tangkapan
ikan, GPS/HP, makanan, es
1.
Koperasi Nelayan
batu, dan alat bengkel. c.
dan
nelayan
Koperasi nelayan hanya terdapat
Pemasaran
di kelompok nelayan Pantai Depok
Nelayan Pantai Depok lebih dominan
menjual
ikan
sedangkan nelayan Pantai Kuwaru
hasil
belum terdapat koperasi.
tangkapan dalam bentuk ikan
2.
segar dan ikan olahan yaitu dengan
persentase
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Seluruh nelayan Pantai Depok
63,33%.
maupun
nelayan
Pantai
Kuwaru
Nelayan Pantai Kuwaru lebih
menjual ikan hasil tangkapan di TPI.
dominan
3.
menjual
ikan
hasil
tangkapan dalam bentuk ikan
Saving (Tabungan Nelayan) Dana
saving
nelayan
Pantai
Kuwaru sebesar 3% dari hasil tiap
11
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
kali penjulan sedangkan dana saving
Rata-rata
nelayan Pantai Depok sebesar 5%.
pendapatan
tangga nelayan Pantai Depok lebih besar daripada pendapatan rumah
E. Pendapatan Rumah Tangga
tangga nelayan Pantai Kuwaru yaitu
Nelayan Pendapatan responden
rumah
merupakan
tangga
sebesar
pendapatan
Rp
3.333.589
1.649.472.
tangga berupa uang maupun barang.
2.
Rumah tangga dalam penelitian ini
Perikanan Laut
sekelompok
Pendapatan dari Non Usaha
yang
Pendapatan yang paling dominan
tinggal bersama dalam satu rumah
diperoleh oleh nelayan Pantai Depok
dan satu dapur. Pendapatan dalam
kurang dari Rp2.300.000,- dengan
penelitian ini adalah penghasilan dari
persentase 90%. dan terdapat 10%
usaha perikanan laut rumah tangga
nelayan Pantai Depok yang menjadi
nelayan
responden
dan
orang
sedangkan
nelayan Pantai Kuwaru hanya Rp
yang diperoleh setiap anggota rumah
adalah
rumah
kegiatan
ekonomi
dalam
penelitian
ini
lainnya.
memperoleh pendapatan lebih dari
1.
Rp2.300.000,-.
Pendapatan dari Usaha
Perikanan Laut
Pendapatan
yang
diperoleh
Pendapatan terendah responden
nelayan Pantai Kuwaru dari non
dari usaha perikanan laut yaiu Rp
perikanan laut yaitu sebanyak 68%
140.000 dan pendapatan tertinggi Rp
nelayan memperoleh pendapatan
8.253.500
Rp.2.300.000, 16,00% memperoleh
dominan
Pendapatan yang paling diperoleh
oleh
nelayan
pendapatan
Rp2.300.001
–
≤
Rp
Pantai Depok sebesar Rp 3.385.401 –
4.600.000, 4% berpendapatan Rp
Rp
4.600.001
5.008.100
dengan
persentase
–
Rp
6.900.000,
8%
40,00% sedangkan pendapatan rumah
berpendapatan Rp 6.900.001 – Rp
tangga yang paling dominan dimiliki
9.200.000
oleh nelayan Pantai Kuwaru adalah
memperoleh pendapatan lebih dari Rp
kurang dari Rp1.762.700 dengan
9.200.000 sebesar 4%.
persentase 60%.
12
dan
responden
yang
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
3.
Total Pendapatan Rumah
modal, teknologi, pemasaran dan
Tangga
tenaga kerja.
Total Pendapatan rumah tangga
2.
Pengelolaan usaha perikanan
nelayan Pantai Depok terendah adalah
laut di Pantai Selatan Kabupaten
Rp 412.500 dan pendapatan tertinggi
bantul
adalah
nelayan, TPI, dan saving, dan
Rp 10.753.500 sedangkan
pendapatan nelayan
total
Pantai
rumah Kuwaru
tangga
nelayan
terendah
Kuwaru
dari
koperasi
pembagian kerja. 3.
adalah Rp 542.700 dan pendapatan tertinggi
terdiri
Pendapatan
a.
adalah
Pendapatan Nelayan Pendapatan
Rp.16.951.000.
nelayan
Pantai
Depok dari usaha perikanan laut dalam satu bulan sebesar Rp
F. Sumbangan Pendapatan Usaha Perikanan Laut Terhadap Total
412.000,- sampai dengan Rp
Pendapatan Rumah Tangga
8.253.500,-
Sumbangan
jumlah
usaha
pendapatan yang paling dominan
perikanan laut nelayan Pantai Depok
berada pada Rp 3.385.401 – Rp
terhadap
5.008.100 dengan
total
pendapatan
dengan
pendapatan
rumah
tangga mencapai 70,42 % sedangkan
40,00%.
sumbangan
Pantai
pendapatan
usaha
persentase
Pendapatan Kuwaru
nelayan
dari
usaha
perikanan laut nelayan Pantai Kuwaru
perikanan laut dalam satu bulan
terhadap total
sebesar Rp 140.000,- sampai
pendapatan rumah
tangga sebesar 37,03%.
dengan Rp 5.451.000,- dengan jumlah
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A.
dominan
Kesimpulan
1.
Faktor-faktor
yang
pendapatan diperoleh
paling nelayan
adalah kurang dari Rp1.762.700
mempengaruhi usaha perikanan
dengan persentase 60,00%.
laut adalah faktor fisik dan non
b.
Pendapatan
fisik. Faktor fisik terdiri dari suhu,
Perikanan Laut
angin, gelombang, dan musim
Pendapatan
ikan. Faktor non fisik adalah
Non
Usaha
nelayan
Pantai
Depok yang berasal dari usaha non
13
perikanan
laut
sampai
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
dengan 2.500.000,- sedangkan pendapatan
nelayan
B.
Pantai
Saran 1.
Bagi Pemerintah
Kuwaru dari non perikanan laut
a. Perlu diberikan pembinaan yang
sebesar Rp 150.000,- sampai
berkelanjutan terhadap nelayan
dengan
tentang straregi pengembangan
Rp
11.500.000,-.
Pendapatan yang berasal dari
usaha
non
mencapai hasil yang optimal.
perikanan
laut
yang
diperoleh nelayan Pantai Depok dan
neayan
sebagian
Pantai
besar
b. Perlu
Kuwaru
kurang
perikanan
adanya
laut
untukk
upaya
pemerintah
dari
dari untuk
mengoptimalkan
pembangunan
Rp2.300.000,- dengan persentase
kawasan wisata baru di wilayah
masing-masing
Pantai Selatan Kabupaten Bantul
90,00%
dan
68,00%. c.
agar
Total Pendapatan
412.500,-
Depok
minat
nelayan
setempat.
Total pendapatan rumah tangga nelayan
menarik
sebesar
sampai
2.
Bagi Nelayan
Rp
a. Nelayan harus meningkatkan
dengan
kreatifitas dalam mengelola
10.753.500 per bulan sedangkan
hasil tangkapan.
total pendapatan rumah tangga
b. Nelayan
Pantai
Kuwaru
nelayan Pantai Kuwaru sebesar
seharusnya
Rp 542.700,- sampai dengan Rp
pengelolaan hasil tangkapan
16.951.000,- per bulan.
yang lebih baik
4. Sumbangan Pendapatan Usaha Perikanan
Laut
c. Nelayan
Terhadap
pekerjaan
melakukan
harus di
mempunyai luar
sektor
Pendapatan Total Rumah Tangga
nelayan yang memadai agar
Sumbangan pendapatan usaha
dapat memenuhi kebutuhan
perikanan laut dengan persentase
saat musim paceklik tiba.
paling besar terdapat pada rumah
DAFTAR PUSTAKA
tangga nelayan Pantai Depok
BAPPEDA Bantul.(2014). “Strategi
yaitu 70,45% sedangkan nelayan
Penanggulangan
Pantai Kuwaru hannya 37,03%.
14
Kemiskinan
Pendapatan dan Pengelolaan Usaha Perikanan Laut.......| Saraswati
Daerah
(SPKD)
Kabupaten
Bantul
2014”.
Bantul
Moh.Nazir.
:
Penelitian”. Semarang :Ghalila
Pemerintah Daerah Kabupaten
Indonesia Muhammad Idrus. (2007).”Metode
Bantul. Benyamin Lakitan. (1997). DasarDasar
Iklim.
Jakarta:
Penelitian
PT
Sosial
Kualitatif
dan
Kuantitatif”.Yogyakarta:UII
Ebta Setiawan. (2012). “Kamus Besar Bahasa
Press
Indonesia”.
Kemendikbud
Ilmu-Ilmu
Pendekatan
Grafindo Persada.
Ida
(2011).”Metode
:
Mulyanto Sumardi, & Evers Hand Dieter.
Badan
(1982).
“Kemiskinan
Pengembangan dan Pembinaan
dan Kebutuhan Pokok”. Jakarta
Bahasa.
:CV Rajawali.
Bagoes
Mantra.
(2004).
PI
Depok.
___
Profil
Tempat
Demografi Umum. Yogyakarta:
Pelelangan Ikan. Diakses dari
Pustaka Pelajar Offset.
http://tpi.perikanan-
Johanes Widodo dan Suadi. (2006). “Pengelolaan
Sumber
diy.info/daftardanprofil.php?pa
daya
ges=depok 15 Februari 2015
Perikanan Laut”. Yogyakarta:
jam 09.11
Gadjah Mada University Press. Juliansyah
Noor.
(2011).
PI “
Kuwaru.
___
Profil
Tempat
Pelelangan Ikan. Diakses dari
Metodologi Penelitian”. Jakarta:
http://tpi.perikanan-
Kencana.
diy.info/daftardanprofil.php?pa
KKP. (2009. “Data Pokok Kelautan
ges=kuwaru
dan Perikanan tahun 2009”. diakses
pada tanggal 15
Februari 2015 jam 09.15
dari
Richard
Mahendra
:http://statistik.kkp.go.id/index.
(2014).”Variasi
php/arsip/file/14/data_pokok_k
Gelombang Laut Di Wilayah
elautan_perikanan2009.pdf/.
Indonesia. Jurnal Meteorologi
pada tanggal 5 November 2015.
dan Geofisika ( Nomor 3 Tahun 2011). Halaman 2.
15
Bulan
Putra. Dan