PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
PENGAWASAN KEPEMILIKAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN OLEH BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PONTIANAK Oleh: IVAN MAULANA NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Kajian Manajemen Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini didasari pada fenomena banyak pemilik dan/atau penanggung jawab kegiatan usaha rumah makan di Kota Pontianak yang membuang limbah cair langsung ke lingkungan tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dapat menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis pengawasan kepemilikan instalasi pengolahan air limbah rumah makan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan konsep teknik pengawasan dari Sondang P. Siagian sebagai pisau analisis yang mencakup dua hal yakni pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi pengawasan langsung yaitu jumlah pegawai pengawas dan kurangnya kesadaran pihak rumah makan saat kunjungan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pengawasan tidak langsung yaitu biaya yang cukup mahal yang harus dikeluarkan untuk pengadaan instalasi pengolahan air limbah bagi rumah makan skala kecil. Saran dari penelitian ini adalah BLH Kota Pontianak sebaiknya menambah pegawai pengawas, memberi teguran yang tegas bagi rumah makan yang tidak mau dikunjungi pada saat pengawasan berlangsung, dan membuat skema pengadaan alat dengan biaya serendah mungkin. Kata-kata Kunci : Pengawasan, Instalasi Pengolahan, Air Limbah, Rumah Makan, BLH
CONTROLLING OF WASTEWATER TREATMENT PLANT BY THE PONTIANAK ENVIRONMENT AGENCY Abstract This research is based on a phenomenon many owners and / or the person in charge of the restaurant business activities in the city of Pontianak disposing liquid waste directly into the environment without processing it first. This can cause pollution to the surrounding environment. This researh aimed to describe and analyze surveillance proprietary wastewater treatment plant by the Pontianak Environment Agency. This research uses the concept of surveillance techniques Sondang P. Siagian as knives analysis covering the two things namely the direct controlling and indirect controlling. This research uses qualitative method with descriptive types. The results of this research found that the factors affecting the direct controlling is the number of inspectors and lack of awareness of the restaurant during the visitation. Meanwhile, factor affecting the indirect controlling is a significant financial cost to be incurred for the provision of a wastewater treatment plant for small-scale restaurant. Suggestions from this research is BLH Pontianak should increase labor inspectors, gives strict warning for restaurants that do not want to be visited during the surveillance took place, and make the procurement scheme at the lowest possible cost. Keywords: Controlling, Treatment Plant, Water Treatment, Restaurant, BLH
1 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
A. PENDAHULUAN Selain Air merupakan sumber daya alam
menghasilkan
macam produk atau jasa, seluruh kegiatan
yang dimanfaatkan untuk memenuhi hajat
usaha
hidup orang banyak, juga merupakan
menghasilkan
komponen
tersebut
juga
sampah
pasti dan
akan limbah.
Hidup
yang
Pengelolaan limbah khususnya limbah cair
keberlangsungan
hidup
yang baik dan benar akan memberikan
manusia dan makhluk hidup lainnya.
manfaat bagi pemilik usaha, masyarakat
Manusia
sekitar,
penting
Lingkungan
bermacam-
bagi
memanfaatkan
air
sebagai
pemerintah,
dan
terutama
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sarana
lingkungan. Menurut Peraturan Daerah
transportasi, dan kegiatan usaha. Setiap
Kota Pontianak Nomor 5 Tahun 2013
pemanfaatan air tersebut harus dilakukan
Tentang Pengendalian Pencemaran Air
secara bijak supaya tidak terjadi penurunan
mengharuskan pemilik usaha mengolah
kualitas air.
limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
Kota Pontianak merupakan ibukota provinsi Kalimantan barat. Kota Pontianak
sumber air dan/atau ke tanah. Instalasi Pengolahan Air
Limbah
memiliki slogan sebagai kota perdagangan
(IPAL) adalah sarana pengolahan air
dan jasa, kedua sektor tersebut merupakan
limbah yang berguna untuk menurunkan
sektor yang menggerakkan perekonomian
kadar bahan pencemaran yang terkandung
Kota Pontianak. Kegitan ini memberikan
dalam air limbah hingga sesuai dengan
dampak positif pada tingkat ekonomi
baku mutu yang ditetapkan pemerintah.
penduduk Kota Pontianak yang semakin
Limbah dan sampah cair yang dihasilkan
meningkat (Khaliesh dkk, 2012: 71).
oleh kegiatan usaha harus diolah terlebih
Berikut ini tabel 1 Jumlah kegiatan usaha
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.
di Kota Pontianak Tahun 2015.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
Tabel 1 Jumlah Kegiatan Usaha di Kota Pontianak Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Sumber
Nama Kegiatan Jumlah % Usaha (buah) Pabrik 145 11,09 Rumah makan 636 48,66 Pelayanan 106 8,11 kesehatan Hotel 49 3,74 Bengkel 307 23,48 SPBU 20 1,53 Laundry 36 2,75 Karaoke dan 8 0,61 salon JUMLAH 1.307 100,00 : Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Desember 2015
pencemaran lingkungan yang dapat terjadi. Fenomena terkait IPAL di Kota Pontianak adalah masih terdapat rumah makan yang tidak memiliki IPAL. Dari enam ratus tiga puluh enam kegiatan usaha rumah makan, hanya ada seratus dua puluh empat rumah makan yang sudah memiliki IPAL. Berikut tabel 2 Status kepemilikan
2 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Instalasi Pengolahan Air Limbah rumah
permasalahan publik. Permasalahan ini
makan di Kota Pontianak.
menarik untuk diteliti khususnya dari
Tabel 2 Status Kepemilikan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Makan di Kota Pontianak Tahun 2015 No 1 2 3 Sumber
Status Jumlah % Kepemilikan Ada IPAL 124 19,49 Belum optimal 31 4,87 Tidak ada IPAL 481 75,62 JUMLAH 636 100,00 : Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Desember 2015
kajian Manajemen Publik dengan judul “Pengawasan
Kepemilikan
Instalasi
Pengolahan Air Limbah Rumah Makan Oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak”. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
diketahui
kewenangan
kegiatan
pengawasan limbah kegiatan usaha oleh
Peraturan Daerah Nomor 46 Tahun
BLH Kota Pontianak. Fokus penelitian
2008 tentang Susunan Organisasi Tugas
diarahkan pada pengawasan kepemilikan
Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan
instalasi pengolahan air limbah rumah
Lingkungan
makan oleh Badan Lingkungan Hidup
Hidup
Kota
Pontianak
memberikan kewenangan pada Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak sebagai
Kota Pontianak. Dari fokus penelitian yang telah
institusi yang berwenang untuk melakukan
ditetapkan
kegiatan pengawasan limbah kegiatan
permasalahan pada penelitian ini adalah
usaha. Perda ini selanjutnya diratifikasi
bagaimana
menjadi petunjuk teknis yang tertuang
instalasi pengolahan air limbah rumah
dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)
makan oleh Badan Lingkungan Hidup
Kegiatan Pengawasan Limbah Kegiatan
Kota Pontianak ?.
Usaha Badan Lingkungan Hidup Kota
tersebut,
maka
pengawasan
Penelitian
ini
rumusan
kepemilikan
bertujuan
untuk
menjawab rumusan permasalahan di atas.
Pontianak. IPAL
Penelitian ini juga akan menggambarkan
adalah penting untuk menjamin kelestarian
dan menganalisis pengawasan kepemilikan
lingkungan. Sebagaimana yang diketahui,
instalasi pengolahan air limbah rumah
sebuah usaha akan bisa terus bertumbuh
makan oleh Badan Lingkungan Hidup
bila memerhatikan aspek sosial dan aspek
Kota Pontianak.
Pengawasan
kepemilikan
lingkungan di sekitar lokasi usahanya. Dari pemaparan fenomena dan hal-hal
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah
untuk
mengembangkan
Ilmu
yang diuraikan sebelumnya, permasalahan
Administrasi Negara lebih khususnya lagi
ini
pada kajian manajemen publik
dapat
dikatakan
merupakan
yang
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.
3 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dengan digambarkannya kondisi pengawasan
kepemilikan
2. Fungsi Manajemen Manurut Terry (dalam Daryanto dan
instalasi
Abdullah, 2013:8), fungsi manajemen
pengolahan air limbah rumah makan oleh
meliputi POAC. Planning (Perencanaan),
Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Organizing (Pengorganisasian), Actuating
di Kota Pontianak, maka akan dapat
(Penggerakan),
bermanfaat untuk pengembangan sistem
(Pengawasan). Adapun menurut Gullick
pengelolaan limbah kegiatan rumah makan
(dalam
yang lebih disiplin dan efisien bagi
manajemen
pemerintah. Selain itu, penelitian ini
(Perencanaan),
diharapkan bisa menambah wawasan bagi
(Pengorganisasian), Staffing (Penyusunan
masyarakat terkait instalasi pengolahan air
pegawai), Directing (Pembinaan kerja),
limbah.
Coordinating
dan
Silalahi,
Controlling
2011:41),
terdiri
dari
fungsi Planning
Organizing
(Pengkoordinasian),
Reporting (Pelaporan), dan Budgeting (Anggaran). Pendapat
B. TINJAUAN PUSTAKA
Handoko 1.
lain
(2003:23),
diutarakan
oleh
merincikan
lima
Manajemen
fungsi manajemen yang dianggap penting.
Secara etimologis manajemen berasal
Kelima
fungsi
tersebut
dari
dari kata management (bahasa Inggris),
Planning
turunan dari kata “to manage” yang
(pengorganisasian), Staffing (Penyusunan
artinya mengurus atau tata laksana atau
Personalia), Leading (Kepemimpinan), dan
ketatalaksanaan. Lebih jauh lagi, kata
Controlling (Pengawasan).
manage berasal dari kata manus (bahasa latin).
Organizing
Dari beberapa pendapat ahli di atas, setiap fungsi manajemen memiliki fungsi
Menurut Pearce & Robison (dalam Silalahi
(Perencanaan),
terdiri
2011:5)
menyebutkan
dasar
seperti
staffing,
directing,atau
bahwa
leading sedangkan fungsi lain-lainnya
“Management is the process of optimizing
merupakan perbedaan cara menyebut yang
human,
financial
mengandung isi yang sama (Handoko,
contributions for the achievement of
2003: 23). Fungsi-fungsi tersebut lebih
organizational goals”.
menekankan bagaimana manajemen harus
material,
and
berfungsi membuat perencanaan dalam organisasi yang bertujuan sebagai acuan atau target dalam organisasi itu sendiri.
4 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sedangkan
organizing
atau
langsung dan pengawasan tidak
pengorganisasian erat sekali kaitannya
langsung. Secara lebih rinci dapat
dengan
dijelaskan sebagai berikut :
coordinating,
pengorganisasian
fungsi
dalam
manajemen
1) Pengamatan langsung
bertujuan mengatur pekerjaan setiap orang
Cara ini digunakan manajemen
atau unit untuk mencapai tujuan-tujuan
untuk
organisasional.
kegiatan
mengamati operasional
dilaksanakan
yang
oleh
petugas
penyelenggara secara langsung.
3. Pengawasan
Adapun teknik yang digunakan
a. Pengertian Pengawasan Pada
jalannya
dasarnya
pengawasan
pada inspeksi langsung adalah
tindakan
(1) On the spot observation; dan
merupakan
membandingkan realita yang ada
(2) On the spot report.
dengan perencanaan yang telah
2) Pengamatan tidak langsung
ditetapkan. menurut Huda (2007:
Jenis pengawasan ini merupakan
33) menyebutkan kata pengawasan
pengawasan dari jarak jauh atau
berasal dari kata “awas” yang
secara
bermakna penjagaan.
disampaikan
(2009:
langsung oleh
yang
penyelia
kepada atasan. Laporan yang
b. Tipe-tipe Pengawasan Brantas
tidak
199-200)
telah dipersiapkan nantinya akan
menegaskan bahwa “pengawasan
disampaiakan pada manajer atas
ini dikenal atas beberapa macam,
melalui dua langkah yakni lisan
yaitu:
dan tulisan.
(1)
internal
control
(pengawasan intern); (2) external control (pengawasan eksternal); (3) formal control (pengawasan resmi); dan
(4)
informal
control
(pengawasan konsumen).” c. Teknik Pengawasan
4. Instalasi Pengolahan Air Limbah Menurut
Peraturan
Daerah
Kota
Pontianak Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pengendalian menyebutkan
Pencemaran IPAL
adalah
Air sarana
Teknik pengawasan seperti ini
pengolahan air limbah yang berfungsi
dikemukakan oleh Siagian (2012:
untuk
259) yang menyebutkan bahwa
pencemaran yang terkandung dalam air
teknik pengawasan dapat dibagi
limbah hingga baku mutu yang ditentukan.
menjadi dua cara yakni inspeksi
Sarana ini wajib berfungsi dengan baik
menurunkan
kadar
bahan
5 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
supaya
keseimbangan
lingkungan
di
sekitar tempat usaha tidak terganggu.
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
5. Rumah Makan Peraturan Daerah Kota Pontianak
deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Ketertiban
atau
Umum
menginterpretasikan kondisi pengawasan
menyebutkan
bahwa
menggambarkan
Restoran/Rumah makan adalah jasa jasa
kepemilikan
usaha pangan yang bertempat di sebagian
limbah
atau
Lingkungan Hidup Kota Pontianak.
seluruh
bangunan
permanen/semi
permanen
yang dilengkapi
instalasi
dan
rumah
pengolahan
makan
oleh
air
Badan
Pada analisis data kualitatif, peneliti
dengan peralatan dan perlengkapan untuk
membangun
proses
penyimpanan,
wawancara atau pengamatan terhadap data
penyajian, dan penjualan makanan dan
yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan
minuman bagi umum di tempat usahanya
dirangkum. Adapun tahapan dalam analisis
berdasarkan
berlaku
data penelitian ini menurut Sugiyono
termasuk dalam golongan usaha restoran
(2003: 246) yakni (1) Data reduction
dan rumah makan.
(reduksi data); (2) Data display (penyajian
6. Gambar 1 Alur Pikir Penelitian
data);
pembuatan,
ketentuan
yang
(3)
kata-kata
Conclusion
dari
/
hasil
verification
(penarikan kesimpulan / verifikasi). Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 5 Th 2013 Tentang Pengendalian Pencemaran Air Pengawasan Kepemilikan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Makan Oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Terdapat pemilik atau penanggung jawab kegiatan usaha rumah makan yang membuang limbah cair langsung ke saluran air dan/atau tanah.
Teori Teknik Pengawasan Siagian (2014: 112), yaitu : 1. Pengawasan Langsung a.On the Spot Observation b. On the Spot Report 2. Pengawasan Tidak Langsung
D. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
1.
Pengawasan Langsung Kepemilikan IPAL Rumah Makan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak a. On the Spot Observation (Inspeksi Langsung) Berdasarkan informasi dari informan
Output : Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi pihak terkait guna pengawasan pengelolaan air limbah rumah makan di Kota Pontianak lebih optimal lagi.
yaitu Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak : “kita (BLH Kota Pontianak) melakukan pengawasan IPAL
6 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
termasuk
IPAL
rumah
makan,
ada
kami menjelaskan sejelas-jelasnya pun
bidangnya sendiri yang mengurus itu.”
mereka tidak memiliki kewenangan untuk
(Wawancara, 29 Januari 2016).
memberikan keputusan. Saya rasa hal
Hal senada diutarakan oleh Kepala Bidang Pengawasan dan Pentaatan Hukum
inilah
yang
menjadi
masalah.”
(Wawancara, 27 Januari 2016).
Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak :
Hal yang sama disampaikan juga oleh
“BLH khususnya pada bidang pengawasan
Kepala Seksi Pengawasan dan Analisa
dan
Dampak Lingkungan BLH Kota Pontianak
pentaatan
pengawasan
hukum
langsung
melakukan
IPAL
kegiatan
:
“kendala
pengawasan
usaha rumah makan, tidak hanya rumah
kepemilikan
makan
melakukan
terkendala oleh kesadaran pihak rumah
pengawasan pada usaha lain. Agenda ini
makan. Memang tidak semua rumah
adalah agenda rutin bidang ini. Kami
makan demikian, namun seringnya kami
punya
dampak
hanya bisa menemui kasir atau pegawai
lingkungan” (Wawancara, 01 Februari
lainnya. Mereka tidak berhak memutuskan
2016).
apapun terkait IPAL rumah makannya.”
saja,
subbid
Menurut
kami
was.
juga
Analisa
informasi
di
atas
IPAL
oleh
langsung
kami
sering
(Wawancara, 28 Januari 2016).
menegaskan bahwa Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak telah melakukan
b. On the Spot Report (Laporan di
pengawasan kepemilikan IPAL rumah
Tempat)
makan. Namun dalam pelaksanaannya
Badan
Lingkungan
Potnianak
kesadaran pemilik dan/atau penanggung
pengawasan kepemilikan IPAL rumah
jawab rumah makan
makan dengan teknik laporan di tempat. Namun
dalam
telah
Kota
masih ditemui kendala yakni kurangnya
Berdasarkan informasi dari pegawai
juga
Hidup
melakukan
pelaksanaannya
masih
pengawas subbidang pengawasan, dan
ditemui kendala yang menghambat yaitu
analisa dampak lingkungan : “menurut
jumlah pegawai yang ada tidak seimbang
saya tidak ada kendala yang cukup berarti
dengan jumlah rumah makan yang harus
ketika
diawasi.
saya
langsung masalah
melakukan
kepemilikan yang
sering
pengawasan IPAL.
Cuma
Berdasarkan informasi dari informan
dijumpai
yaitu
pegawai pengawas pegawai pengawas
kesadaran pihak rumah makan yang
subbidang
pengawasan,
kadang kurang kooperatif. Kadang kami
dampak lingkungan : “menurut saya
diterima oleh kasir atau pegawai saja,
jumlah
pegawai
dan
pengawas
analisa
subbid
7 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pengawasan
analisa
dampak
ratus tiga puluh enam (636) rumah makan
ditambah
kira-kira
di Pontianak. Rumah makan tersebut harus
menjadi 5-6 orang. Tapi ini lagi-lagi
diawasi atau didatangi kembali untuk
bergantung
(analisis
memastikan mereka memiliki IPAL dan
jabatan), mungkin jumlah 4 orang yang
berfungsi dengan baik. Sementara itu
sekarang sudah sesuai dengan anjab.
jumlah pegawai pengawas kepemilikan
Lagipula ada bagian yang mengurus hal
IPAL
itu, saya tidak terlalu paham juga. Sulit
berjumlah empat orang, terkadang dibantu
dibayangkan jumlah pegawai 4 orang
oleh
ditambah
harus
penataatan hukum dan kepala subbidang
mengawasi 636 rumah makan, belum lagi
pengawasan analisa dampak lingkungan.
usaha lainnya yang jika dijumlahkan bisa
Artinya
mencapai ribuan. Ukuran pengawasan
mengawasi seratus lima puluh sembilan
yang optimal menurut saya yaitu kita bisa
(159) rumah makan. Kemungkinan jumlah
mendatangi setiap usaha setahun sekali
ini akan terus bertambah mengingat masih
serta bisa mendatangi usaha-usaha baru.”
ada rumah makan yang belum didatangi.
lingkungan
dan perlu
dengan
kabid
anjab
dan
kasubbid
(Wawancara, 27 Januari 2016).
BLH
Kota
kepala
bidang
satu
Pontianak
hanya
pengawasan
orang
pegawai
dan
harus
Sejumlah 636 rumah makan yang
Hal yang sama diperoleh dari Bidang
sudah didatangi oleh BLH Kota Pontianak,
Pengawasan dan Pentaatan Hukum “saya
baru terdapat 124 rumah makan yang
kira tidak ada kendala yang cukup serius
memiliki IPAL. Sedangkan sisanya belum
untuk saat ini, hanya saja kendala yang
memiliki dan tidak berfungsi optimal. Hal
berkaitan dengan pengawasan kepemilikan
ini berarti pegawai pengawas kepemilikan
IPAL lebih cenderung pada kendala
IPAL rumah makan BLH Kota Pontianak
kekurangan tenaga pengawas. Petugas
harus mendatangi lagi rumah makan
yang ada pun sebenarnya adalah pegawai
tersebut untuk memastikan apakah sudah
penerima
kita
memiliki IPAL atau belum. Dampaknya
tugaskan untuk melakukan pengawasan.”
BLH Kota Pontianak tidak bisa melakukan
(Wawancara, 01 Februari 2016).
pengamatan
BLH
layanan
Kota
aduan,
Pontianak
tapi
melakukan
pengawasan langsung ke rumah makan, peneliti melampirkan surat tugas pegawai pengawas
kepemilikan
IPAL
rumah
langsung
dan
mengecek
berkas kepemilikan IPAL secara rutin setahun sekali pada satu rumah makan. BLH tidak menerapkan sanksi bagi rumah
makan
yang
kepemilikan.
tidak
mematuhi
makan. BLH Kota Pontianak hingga bulan
peraturan
Informasi
ini
desember 2015 sudah mendatangi enam
diperoleh dari informan Kepala Bidang
8 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Pengawasan dan Pentaatan Hukum Badan
IPAL. Sedangkan kewenangan penerapan
Lingkungan Hidup Kota Pontianak : “kami
sanksi berada pada Satuan Polisi Pamong
pernah mengenakan sanksi bagi rumah
Praja Kota Pontianak melalui Peraturan
makan yang tidak memiliki IPAL, namun
Daerah Nomor 3 Tahun 2004 tentang
sebelumnya kami melakukan pendekatan
Ketertiban Umum. Nantinya peran BLH
persuasif
Kota Pontianak bertindak selaku saksi ahli.
bila
tidak
ada
perubahan
barulah kami mengajukan rekomendasi pada satpol PP. Ini karena di badan ini
2. Pengawasan
Tidak
Langsung
tidak ada kewenangan untuk memberikan
Kepemilikan IPAL Rumah Makan
sanksi.
oleh Badan Lingkungan Hidup Kota
Nantinya
satpol
PP
yang
berwenang mengenakan sanksi biasanya tipiring tibum.” (01 Februari 2016). Demikian
pula
informasi
Pontianak Badan
dari
Lingkungan
Hidup
Kota
Pontianak khususnya Bidang Hukum dan
informan Kepala Subbidang Pengawasan,
Pentaatan
dan Analisa Dampak Lingkungan : “saya
pengawasan tidak langsung kepemilikan
beserta tiga staf saya, terkadang juga
IPAL rumah makan yang ada di Kota
Kabid Was Pentaatan Hukum turut serta
Pontianak. Praktik yang dilakukan yakni
melakukan pengawasan langsung. Kami
memberlakuan wajib lapor kualitas IPAL
juga menjumpai rumah makan yang tidak
bagi rumah makan yang sudah memiliki
memiliki IPAL. Petugas pengawas yang
IPAL.
bertugas hanya bisa memberi penjelasan
Hukum
Kendala
telah
yang
melakukan
menghambat
dan pemahaman pada pemilik dan/atau
pelaksanaan pengawasan ini adalah jumlah
penanggung jawab kegiatan usaha yang
rumah makan yang sudah memiliki IPAL
tidak memiliki IPAL. Sayangnya kami tidak
yang masih sedikit. Menurut informasi dari
bisa
langsung.
informan yaitu Ibu Nurani, Pemilik RM
Kewenangan pemberian sanksi ada pada
Batagor Melvin : “pegawai dari BLH
pihak Satpol PP. Kami hanya memberi
pernah berkunjung kesini kira-kira tahun
berkas rekomendasi.” (28 Januari 2016).
lalu, kebetulan waktu itu suami saya yang
memberikan
Menurut
sanksi
Kota
menerima. Mereka mengecek dokumen-
Pontianak Nomor 5 Tahun 2013 Tentang
dokumen lingkungan yang kami punya.
Pengendalian
Air
Mereka juga mengecek IPAL kami, apakah
Badan
berfungsi dengan baik atau tidak. Saya
Lingkungan Kota Pontianak hanya sebatas
secara pribadi sangat perhatian pada
pada kegiatan pengawasan kepemilikan
lingkungan
menyebutkan
Peraturan
Daerah
Pencemaran kewenangan
tempat
saya
berdagang.
9 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Meskipun harganya Rp 7.000.000an, bagi
pemeriksaannya.
saya tidak masalah bila itu peraturannya.”
wawancara
(Wawancara, 03 Maret 2016).
pengawasan,
Peneliti
pada
melakukan
kepala
dan
subbidang
analisa
dampak
Informasi serupa juga didapat dari
lingkungan dalam. Beliau mengatakan :
Bapak Hendro, Pemilik Restoran Beringin
“pada prinsipnya kami sangat bersyukur
:
jika
“banyak
pegawai
yang
melakukan
mereka
sudah
memiliki
IPAL,
pengecekan di sini salah satunya dari
meskipun tidak melaporkan hal tersebut.
BLH. Mereka rutin berkunjung kesini,
Sebenarnya
terakhir kali kesini tahun 2015. Mereka
sanksi itu, hanya saja saya secara pribadi
mengecek IPAL kami, untungnya IPAL
sebisa
kami sudah ada sejak tahun 2010 dan
pembinaan,
masih berfungsi dengan baik sampai saat
hukum. Sebab pasti ada biaya untuk cek
ini. Terkait harga, meskipun menambah
lab rutin 3 bulan sekali. Saya khawatir ini
pengeluaran
mau
memberatkan pihak rumah makan terlebih
penuhi.”
rumah makan skala kecil. Sebab ini juga
peraturan
kami, itu
mau
harus
tidak
kami
(Wawancara, 27 Februari 2016)
ada
mungkin
peraturan
melalui
mengurangi
mengenai
pendekatan pendekatan
yang membuat tidak semua rumah makan
Selanjutnya informasi diperoleh dari informan Ibu Ranti, Pemilik Kantin Ara :
melakukan cek lab rutin.” (Wawancara, 28 Januari 2016)
“pihak BLH pernah berkunjung kesini buat
Berdasarkan informasi dari informan
mengecek pengelolaan limbah usaha kami.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pentaatan
Tapi apakah usaha kecil seperti kami
Hukum,
harus memasang IPAL seperti restoran-
mengadakan
restoran besar lain.”
lingkungan khususnya IPAL dua kali
mengatakan
:
“kita
sosialisasi
rutin tentang
Dengan demikian dapat disimpulkan
setahun. Kita undang mereka secara
bahwa biaya pengadaan IPAL yang cukup
kelompok misalnya kelompok usaha rumah
mahal bagi usaha rumah makan skala kecil.
makan
Bentuk pengawasan tidak langsung dapat
Kegiatannya biasanya di aula kantor
juga berupa kegiatan sosialisasi oleh BLH
walikota sebab kami tidak punya ruangan
Kota Pontianak tentang IPAL kepada pihak
yang cukup untuk menampung kurang
rumah makan baik skala kecil, menengah,
lebih 100 orang. Tapi tahun ini kami tidak
maupun atas.
melakukan sosialisasi karena tidak ada
Peneliti menggali informasi lebih dalam lagi seputar sanksi bagi rumah makan
yang
tidak
melaporkan
jalan
Gajahmada,
dsb.
dalam program kerja.” (Wawancara, 01 Februari 2016).
hasil
10 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Hal yang sama juga diungkapkan oleh
E. KESIMPULAN
Kepala subbidang pengawasan, dan analisa dampak lingkungan : “sosialisasi rutin
Berdasarkan pembahasan pada bagian
dilaksanakan minimal 2 kali setahun.
sebelumnya,
maka
dapat
Cuma tahun ini kita tidak mengadakan
kesimpulan sebagai berikut :
sosialisasi lagi. Sosialisasi yang ada
1. Badan
Lingkungan
ditarik
Hidup
Kota
nantinya merupakan agenda kegiatan dari
Pontianak telah melakukan pengawasan
tiap kelurahan, kita dari BLH hanya
di
diundang
pengawasan
saja
sebagai
narasumber.”
(Wawancara, 27 Januari 2016).
yakni
pegawai
lingkungan.
pengawasan
Selanjutnya masih informasi dari informan
bidang
pengawas
Salah
tersebut
satu adalah
kepemilikan
instalasi
pengolahan air limbah rumah makan. Pengawasan dilakukan dengan cara
pegawai pengawas subbidang pengawasan,
pengawasan
dan
lingkungan
langsung. Langkah ini diterapkan untuk
melakukan
memastikan
analisa
mengatakan
dampak :
“selain
langsung
pihak
dan
rumah
tidak
makan
pengawasan kepemilikan IPAL, kami juga
mematuhi peraturan terkait IPAL serta
rutin megadakan sosialisasi terkait IPAL.
tidak membuang limbah cair langsung
Tujuannya supaya pelaku usaha paham
ke lingkungan.
dengan pentingnya fungsi IPAL bagi usaha
2. Badan
Lingkungan
Hidup
Kota
dan lingkungan. Tapi untuk tahun ini
Pontianak telah melakukan pengawasan
badan ini tidak mencantumkan kegiatan
dengan teknik pengamatan langsung
sosialisasi dalam rencana kegiatannya.
(On the Spot Obsrvation ). Namun
Kegiatan sosialisai akan diadakan oleh
pengawasan tersebut belum berjalan
pihak kelurahan, kami bertindak sebagai
optimal. Hal ini dikarenakan
narasumber saja.”
pegawai yang ada tidak seimbang
Berdasarkan
informasi
jumlah
tersebut,
dengan jumlah rumah makan yang
peneliti memperoleh fakta bahwa BLH
harus diawasi tidak seimbang. Selain
Kota Pontianak tidak mengagendakan
itu,
kegiatan sosialisasi tentang IPAL lagi.
dan/atau
Melainkan
diagendakan
pihak
makan
kelurahan
yang
hanya
langsung tidak optimal. Faktor lainnya
melibatkan pihak BLH Kota Pontianak
yakni biaya pengadaan IPAL yang
sebagai narasumber.
cukup mahal bagi usaha rumah makan
oleh
selanjutnya
kurangnya
kesadaran
penanggung juga
jawab
membuat
pemilik rumah
pengamatan
skala kecil.
11 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
3. Badan
Lingkungan
Hidup
Kota
kesibukan beliau sehingga peneliti tidak
Pontianak telah melakukan kegiatan sosialisasi dan pembinaan. Kegiatan
bisa melakukan wawancara mendalam. 2. Peneliti kesulitan memperoleh data
tersebut terakhir kali dilaksanakan tahun
pendukung
terkait
pengawasan
lalu, namun tahun ini tidak teragenda
kepemilikan IPAL rumah makan dari
lagi oleh Badan tersebut melainkan
pemilik dan/atau penanggung jawab
diadakan oleh pihak Kelurahan.
usaha. Ini dikarenakan alasan privasi dan kebersediaan pihak rumah makan untuk diwawancara. 3. Peneliti memiliki keterbatasan waktu,
F. SARAN 1. Bagi BLH Kota Pontianak Pelaksanaan
tenaga, dan biaya dalam penelitian ini.
pengawasan
langsung
Akibatnya peneliti tidak bisa sempurna
kiranya dapat berjalan optimal bila ada penambahan
pegawai
dalam menyelesaikan penelitian ini.
pengawas.
Disamping itu juga diperlukan skema pengadaan IPAL bagi usaha rumah makan
skala
kecil
dengan
H. REFERENSI
biaya
serendah mungkin.
1.
Buku-buku :
2. Bagi pihak rumah makan Perlu adanya kesadaran seluruh pemilik rumah
makan
terkait
pengolaan
lingkungan secara bijak, salah satunya ketika
pengawasan
berlangsung.
Peneliti
menyarankan
agar
hasil
digunakan
oleh
penelitian
dapat
pemangku kepentingan terkait guna membuat keputusan yang lebih baik lagi.
G. KETERBATASAN PENELITIAN
Amir, M.Taufiq. 2012. Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pres. Aswan, Wahyu Patmos Losianus. 2015. “Pengawasan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten di Kabupaten Sekadau”. Skripsi. FISIP, Ilmu Pemerintahan, Universitas Tanjungpura. Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2015. Kota Pontianak Dalam Angka 2015. Pontianak. Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. Brantas. 2009. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.
1. Peneliti kesulitan memperoleh data pendukung
terkait
pengawasan
kepemilikan IPAL rumah makan dari
Daryanto dan Abdullah. 2013. Pengantar Ilmu Manajemen Dan Komunikasi, Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Kepala Badan. Ini disebabkan oleh
12 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Faisal, Sanafiah. 2007. Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press.
Fungsi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak.
Gunarsih. 2015. “Pengawasan BPD Terhadap Penyelenggaraan Peraturan Desa di Dusun Karya III Desa Jawa Tengah Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya”. Skripsi. FISIP, Ilmu Administrasi Negara, Universitas Tanjungpura.
Peraturan Walikota Pontianak Nomor 46 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak.
Handoko, Hani. 2003. Manajemen, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Huda, Ni’matul. 2007. Pengawasan Pusat Terhadap Daerah. Yogyakarta: FH UII Khaliesh, Hamdil, dkk. 2012. Karakteristik Permukiman Tepian Sungai Kampung Beting Di Pontianak Dari Rumah Lanting ke Rumah Tiang, Bandung: Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2012. Moleong, J.Lexi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya. Patilima, Hamid. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. Siagian, Sondang. 2014. Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi Aksara. Silalahi, Ulber. 2011. Azas-azas Manajemen, Jakarta: Rajawali Press ___________. 2012. Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2003. Metode Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
2.
Penelitian
Peraturan Perundang-undangan :
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Daerah Nomor 46 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Tugas Pokok,
13 IVAN MAULANA, NIM. E01112064 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
RlSET TEKNOWGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA ; FAKULTAS D...MUSOSIAL DAN ILMU POLITIK
KEMENTERIAN
\
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA '" Jalan Prot Dr. H. Hadari Nawawi, PontiaBak Kotak Pos 78U4
,.
LEMBAR PERNY ATAAN PERSETUJUAN UNOOAH I PUBLlKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM / Periode lutus Tanggal Lulus F,akultas/ Jurusan E-mail addresJ HP
· \vo.n ~~ulo.no..
;~2m3;~f::::::J]lt · 31 Mo.reb 1..0r~ . · .•....................Jm
J~~.?~.~~.~ . :~~~~~!!~!~~~Q~~~~:~.~.~~.~.~.:?~.~.l:?~l
: ISIP / ~\~~..~
,
,-,
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan.syarat administratif kelulusan mahasiswa (SI), menl:ytujui untuk memberikan kepada Pengelola Jmnal Mahasiswa .e.y.~~j.~ *) pada Program Studi . l~'Y!Y. ...AM~~~~L.~9.t~ ..... Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksldusif (Non--exciusive Royalty-Free Right) atas korya ilmiah saya yang beljudul··) :
RJ fA ~?~@~~.!S~E~~.\~~.K~~
..~ M:\ ~
............................... _._
~~?.~.~'::.~~~ ~~~~~.~~~~~ P.s~~..y.~~!:.~.t\.
Q~§H ~.~~W k\~~.~N.~.~
~\9.\!.
XSJ1J.~ ~~11.P.\~A~ .
.,
beserta perangkat yang diperlukan (hila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksldusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengaJih..medial format-ken, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/ mempublikasikannya di Internet &tau media lain):
o Secarafulltex r:r2(content artikel sesuai dengan standar penulis jumal yang berlaku.
• Dibuat di Pada tan~
: Pontianak ~j_••...~
..1y.9.:~ ~~.~~~ NIM ..
s.:.~~\~~~(i :
G,
:!:9L.. .
.
Catatan : *tulis nama jumal sesuai prodi masing-masing (puhlikalGovernancelAspirasi/Sociodev/Sosiologique) Setelah mendapat persetujuan dati pengelola Jumal, berkas ini harus di scan dalam format PDF dan dUampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)