40535.pdf
PENGARUHSTRATEGIPEMBELAJARAN
DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP
KEMAMPUAN MAHASISWA
MEMECAHKAN MASALAH LINGKUNGAN
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
Eksperimen di FMIPA Universitas Negeri Jakarta
N
IV
ER
DEETJE SUNARSIH
No. Reg. 7417974389
U
Disertasi yang Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dala:..n Memperoleh Gelar Doktor
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2005
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN LOCUS OF
CONTROL TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA
MEMECAHKAN MASALAH LINGKUNGAN*)
Ek:>perhnen di FMiPA Universitas Negeri Jakarta THE INFLUENCE OF INSTRUCTIONAL STRATEGY AND
LOCUS OF CONTROL TOWARD STUDENT'S ABILITY IN
SOLVING ENVIRONMENTAL PROBLEMS
An Experiment at FMIPA Universitas Negeri Jakarta
R BU
ABSTRACT
·'1
KA
Deetje Sunarsih
S
TE
The objective of the research is to study the influence of instructional strategy and locus of control on student's ability in solving environmental problems. Using factorial design 2 x 2 with n = 70 students selected randomly from four classes of 127 students, the study was conducted at Faculty of Mathematic and Natural Sciences Universitas Negeri Jakarta (FMIPA UNJ).
U
N
IV E
R
SI
TA
The results of the hypotheses testing are as follows: (1) the ability in solving environmental problems of students educated in discovery-inquiry is significantly higher than those of students educated in expository, (2) the ability in solving environmental problems of students with internal locus of control is significantly higher than those of students with external locus of control, (3) for students with internal locus of control, the ability in solving environmental problems of students educated in discovery-inquiry is significantly higher than those of students educated in expository, (4) for students with external locus of control the ability in solving environmental problems of students educated in expository is significantly higher than those of students educated in discovery-inquiry, (5) there is an interaction. effect between instructional strateg!' and locus of control toward student's ability in solving environmental pmblems. The research concluded that discovery-inquiry strategy can be used to improve student's ability in solving environmental problems especially for students with internal locus of control.
•) Dipertahankan di Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Jakarta dalam rangka promosi Doktor
••) Dosen pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka. Jakarta
Deetje SUI/arsil,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
DEPART,EMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGEIU JAKARTA
40535.pdf
PROGRAI\,\ PASCASARJANA Kompus UNJ Rowomonoun. Jakarta 1imllr KcxJo Pas: 13220. 101p. (021) t172\:Y10. Fax.: 1\897047
KA
LEMBARPERNYATAAN
TE R
BU
Shya 111enyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesisl . Disertasi yang sayasusun seb8.sai syarat ul1tuk memperoleh gelar Magister/Doktor d,ai"i Progranl Pascasaljana Universitas Negeri Jakarta seluruhnyanlerupakan hasil karya saya sencliri.
ER
SI TA
S
Aqapul1 bagian-bagian tertentu dalam penulisan TesislDisertasi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbcrnya secara jclas SCS1l8i dcngan norm8, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
U
N
IV
Apabila di kenludian hari ditenlukan seluruh atau sebagian TesislDisertasi ini bukan hasil kalya saya sendiri atau adanya plagiat .dalanl bagian-bagian tertCntu, saya berscdia menerima sanksi pencabutan gelar akadenlik yang saya sandang dan sanksi sanksi lainnya sesuai dengan pcraturan pcrundangan yang berlaku.
Jakarta,
Nama Mahasiswa
l:4
.
.
.ne-~ 16 SJ.JjYillc So' Iii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
~UKTI
PENGESAHAN PERBAIKAN DISERTASI ATAS NAMA: Deetje Sunarsih
NAMA
TANDA TANGAN
1.
Prof. Dr. Sutiipto Rektor UNJ
2.
Prof. Dr. I Made Putrawan Direktur PPs UNJ
BU
KA
'~
Prof. Dr. Maftuchah Yusuf Promoto'r 1
4.
Prof. Dr. I Made Putrawan Promotor 2
ICJ - b
-)..00]
\
SI
ER
Dr. Zainal Rafli . Asdir 1 PPs UNJ
TA S
3.
TE R
j
5.
TANGGAL
-,
7.
Prof. Dr. Mien A. Rifai Penguji Luar
8.
Prof. Dr. Sugeng Santoso Penguji Senat UNJ
U
N
IV
6.
Prof. Dr. Lysna Lubis Kaprodi PKLH PPs UNJ
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
/
-"
'
<-I; 0:>
40535.pdf
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga disertasi ini dapat t.erselesaikan. Disertasi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam penyelesaian studi guna mendapatkan gelar doktor kependidikan dan sekaligus merupakan laporan hasil penelitian tentang kemampuan mahasiswa FMIPA UNJ untuk memecahkan masalah lingkungan ditinjau dari
KA
strategi pembelajaran dan locus of control mahasiswa. Disertasi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
R BU
Oleh karena itu, secara tulus penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Hj. Maftuchah Yusuf dan Prof. Dr. I Made Putrawan, komi~i
promotor, atas bimbingan dan arahannya sejak penulisan
TE
selaku
proposal sampai terselesaikannya disertasi ini. Penulis juga berterima
Program
Pascasarjana,
TA
Direktur
S
kasih kepada Rektor Universitas Negeri Jakarta, Direktur dan Asisten Ketua,
Sekretaris,
dan
Asisten
IV ER SI
Sekretaris Prodi PKLH, staf pengajar Prodi PKLH, Dekan FMIPA dan staf pengajar PLH yang telah memberi kcsempatan dan bantuan kepada penulis. Tak lupa terima kasih disampaikan kepada Rektor Universitas Terbuka dan Dekan FlOP yang telah memberikan ijin dan bantuan biaya
N
kuliah kepada penulis.
U
Terima kasih yang sangat pribadi penulis sampaikan kepada suami dan ananda tercinta atas pengertian, pengorbanan, dorongan dan d03.nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan disertasi ini. Semoga Allah Yang Maha Pengasih membalas ke baikan yang telah penulis terima. Amin. Jakarta, Mei 2005 D.S
xxii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
DAFTAR lSI
Halaman SINOPSIS
.
LEMBAR PERSETUJUAN
XXI
KATA PENGANTAR
XX11
DAITAR lSI
KA
XXI11
BU
DAITAR TABEL DAITAR GAM BAR
TE R
DAITAR LAMPIRAN
S
. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
XXVI
XXV111 XXX
SI TA
1
15
C. Pembatasan Masalah
17
D. Perumusan Masalah
18
E. Kegunaan Penelitian·......................................................
19
U
N
IV
ER
B. Identifikasi Masalah
BABII
KERANGKA TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik 1. Kemampuan Mahasiswa Memecahkan Masalah
Lingkungan...........................................................
20
2. Hakikat Strategi Pembelajaran
45
3. Hakikat Locus a/Control.......................................
68
XXlll
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
B. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Kemampuan
Mahasiswa Memecahkan Masalah Lingkungan .... 75
2. Pengaruh Locus of Control terhadap Kemampuan
Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah
Lingkungan
77
KA
3. Pengaruh Penggunaan Strategi pembelajaran Discovery Inquiry dan Eskpositori terhadap Kemampuan Mahasiswa
Memecahkan Masalah Lingkungan pada Mahasiswa yang
mempunyai Locus of ControlIntema1 79
TE
R
BU
4. Pengaruh Penggunaan Strategi pembelajaran Discovery Inquiry dan Eskpositori terhadap Kemampuan Mahasiswa
Memecahkan Masalah Lingkungan pada Mahasiswa
dengan Locus of Control Eksternal 81
TA
S
5. Pengaruh Interaksi antara Strategi Pembelajaran dan
Locus of Control terhadap Kemampuan Mahasiswa
Memecahkan Masalah Lingkungan
BAB III
83
ER SI
C. Penlmusan Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN 85
N
IV
A. Tujuan Penelitian
U
B. Tempat dan Waktu Penelitian
•
82
86
C. Metode Penelitian .,...............................................
87
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
88
E. Instrumen Penelitian
91
F. Perlakuan
100
G. Teknik Analisis Data.......................................................
105
H. Hipotesis Statistik ........................................................ ,
106
xxiv
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
BAB IV HASIL PENELITIAN ..
107
tA 1"
PenguJ..lan P ersyara an na.lsls
..
123
1. Pengujian Normalitas
.
123
2 . PenguJ..I an H omogenl' tas
..
124
.
126
..
134
..
135
..
148
3 .1.
.
PenguJ..lan H'IpO t eSIS
3.1.
Ikhtisar HasH Penelitian
3.1.
Pembahasan Hasil Penelitian
3.1.
Keterbatasan Penelitian
TE R
BU
3 .1.
KA
3.1. Deskripsi Data HasH Penelitian
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 150
AS
A. Keaimpulan
152
C. Saran
] 65
N IV ER
SI T
B. Implikasi ... '............................................................... .....
DAITAR PUSTAKA
170
,
U
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
313
xxv
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
175
40535.pdf
DAFTAR TABEL Tabel
2 ;3
4
49
Langkah-langkah kegiatan dosen dan mahasiswa dalam strategi pembelajal-an discoverd-inquiry
57
Langkah-langkah kegiatan mahasiswa dan dosen dalam strategi pembelajaran ekspositori
66
Perbedaan antara strategi Discovery-Inquiry dan Ekspositori
67
Faktor Penentu Keberhasilan dan Kegagalan Diadaptasi dari Good dan Broophy
72
TE R
5
Kejadian pembelajaran dan hubungannya dengan proses belajar............................................................
BU KA
1
Halaman
87
3.2. Komposisi mahasiswa FMIPA yang mengikuti mata kuliah PLH semester genap 2000/2001
89
SI TA S
3.1. Matriks rancangan penelitian
90
3.4. Komposisi sampel menurut jenis perlakuan
91
3.5. Kisi-kisi instrumen kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan
94
3.6. Kisi-kisi instrumen locus of control........
98
N IV
ER
3.3. Komposisi locus of control mahasiswa menurut program studinya
102
3.8. Langkah-langkah kegiatan mahasiswa dan dosen dalam strategi pembelajaran ekspositori
103
U
3.7. Langkah-langkah kegiatan dosen danmahasiswa dalam strategi pembelajaran discovery-inquiry..........
4.1.
4.2.
Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan memecahkan masalah lingkungan dari mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry
107
Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan memecahkan masalah lingkungan dari mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori
109
I
xxvi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Pengembangan Strategi Pembelajaran
.
176
2. Instrumen Penelitian
.
231
3. Analisis Instrumen
.
256
..
272
.
289
.
301
~.
Da~a
~ ...,.
U"J1 Persyaratan A na1" 1S1S
Hasil Penelitian
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
6. Analisis Varians
xxx
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf PENDAHULUAN
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE
R
BU
KA
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 yang diperbaharui dengan undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengdolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya dah.m pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan, dan pene1itian tentang lingkungan hidup. Pendidikan yang dimaksud dalam undang-undang tersebut adalah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang dilaksanakan baik melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan nonformal. Pada jalur pendidikan formal, PLH dilaksanakan mulai Taman Kanak-kanak/ Seko!ah Dasar sampai Perguruan Tinggi (Hardjasoemantri, 1989:220). Tujuan PLH di tingkat pendidikan tinggi antara lain adalah mengembangkan keterampilan mahasiswa untuk memecahken masalah lingkungan hidup (Doda, 1989:200), menolong individu dan kclompok untuk memperolch kcterampilan yang herguna untuk mengidentifikasi dim memccahkan masalah lingkungan (Putrawan, 1997: 127), meningkatkan kesadaran serta keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pemecahan masalah-masalah lingkungan hidup (Yusut: 2000:77'. Dengan kata lain, salah satu hasil belajar PLH di tingkat pendidikan tinggi adalah kemampuan mahasi~wa dalam memecahkan masalah-masalah Iingkungan. Di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta (FMIPA UNJ), PLH ditawarkan pada semester genap tahun pertama. Bagaimanakah kemampuan mahasi~wa FMIPA UNj dalam memecahkan masalah Iingkungan? Hal ini perlu dipertanyakan, terutama untuk mal'-asiswa dari program studi kependidikan, karena lulusan program studi kependidikun seyogianya menjadi guru. Dari guru yang berwawasan lingkungan. diharapkdn menghasilkan anak didik yang ramah lingkungan. Disco'ely-illqllily adalah salah satu strategi daJam pembelajaran PLH. Strategi ini dianggap cfcktif dalam mengajarkan IImu Pcngctahuan Ahlin (IPA), dan diharapkan juga efektif bila digunakan dalam pembelajaran PLH. Strategi pembelajaran discovery-inquiry diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk mencari dan menganalisis informasi yang diperlukan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian diharapkan kemampuan mahasiswa memecahkan masalah iingkungan akan lebih tinggi bila dosen menggunakan strategi discovery-inquiry dalam pernbelajaran PLH. Kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan tidak hanya tergantung pada strategi pembe1ajaran yang digunakan. Dalam hal ini strategi pembelajaran sebagai faktor eksternal. Tetapi kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan juga tergantur.g pada faktor internal misalnya karakteristik masing-masing mahasiswa. Salah satu karakteristik mahasiswa adalah locus of control. Locus of control adalah karakteristik individu yang menunjukkan bagaimana individu tersebut menjelaskan keberhasilan dan kegagalannya. Locus ofcontrol dibedakan menjadi locus ofcontrol internal dan locus ofcontrol eksternal.
Perumusall Masalah Masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut. I. Secara kese1uruhan apakah terdapat perbedaan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan, antara mahasiswa yang diajar dengan strategi discovely-inquiry dan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori? 2. Sccara kescluruhan apakah terdapat perbcdaan kcm3mpuan mahasisw3 d,llal11 memecahkan 11\3s31ah lingkungan, antara mahasiswa yang mCl11punyai !OCIIS (~l cOl/fro! internal dan mahasiswa yang mempunyai locus ofCOlitro I eksternal? 3. Bagi mahasiswa yang mempunyai locus of COlltrol internal, apakah terdapat perbedaan kemampuan dalam memecahkan masalah lingkungan antara mahasiswa yang diajar dengan Deetje SlIlIarsill
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
II
40535.pdf menggunakan strategi discovery-inquiry dan mahasiswa yang diajar menggunakan strategi ekspositori? 4. Bagi mahasiswa yang mempunyai loclls of control ekstemal, apakah terdapat perbedaan kemamr'.:an dalam memerahkan masalah lingkungan antara mahasiswa yang diajar dengan menggunakan strategi discovery-inquiry dan mahasiswa yang diajar menggunakan strategi ekspositori? 5. Apakah terdapat pengarnh interaksi antara strategi pembelajaran dan locus of control terhadap kemamp'Jan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan?
LANDASAN TEORI Kemampuan Mahasiswa Memecahkan Masalah Lingkungan
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah (Slavin, 1997:292). Senada dengan Slavin, Bloom (1981 :38) berpendapat bahwa secara umum kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan individu untuk menemukan informasi dan cara yang tepat dari pengalaman sebelumnya guna menyelesaikan masalah atau menghadapi situasi barn. Hasil belajar menurut Gagne (1988:56) meliputi lima kapabilitas, yaitu (1) keterampilan intelektual, (2) strategi kognitif, (3) informasi verbal, (4) sikap, (5) keterampilan motorik. Keterampilan intelektual terdiri dari keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang kompleks seperti terlihat pada Gambar 1. Aturan tingkat tinggi sering ditemukan pada saat mahasiswa memecahkan suatu masalah yang praktis. Ketika mahasiswa mampu memecahkan suatu masalah yang bernpa kejadian nyata, mahasiswa tersebut memperolah suatu kemampuan barn atau suatu aturan barn yang lebih kompleks. Seorang mahasiswa tidak mungkin memperoleh semua aturan yang diperlukan untuk memecahkan masalah pada setiap situasi. Semua konsep dan aturan yang diperlukan harns disintesis menjadi bentuk barn agar mahasiswa dapat memecahkan masalah barn pada situasi yang berbeda. Pada dasamya kemampuan dalam memecahkan masalah tergantung pada tiga hal, yaitu keterampilan intelektual yang lebih mendasar, informasi verbal, dan strategi kognitif yang dipilihnya. PEMECAHAN MASALAH
mclibalkan p mbCnlukan ATURAN-ATURAN TINGKAT TINGGI
yang IllCIIlCri Ikan prasyaral ATURAN-ATURAN dan
KONSEP-KONSEP TERDEFINISI
yang IllCIllCri Ikan prasyilrat KONSEP-KONSEP KONKRET
yang mel11erl kan prasyaral DISKRIMINASI-DISKRIMINASI
Gambar 1.
Tingkat Kompleksitas dalam Keterampilan-keterampilan Intelektual
Deetje SlInnrS;il
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
III
40535.pdf
BU
KA
Lingkungan hidup yang baik adalah lingkungan yang komponen-komponennya berada calam kead3an seimbang. Masalah lingkungan terjadi apabila salah satu komponen lingkungan bembah sehingga mengganggu keseimbangan stmktur dan fungsi komponen, dan pada akhirnya akan mempengamhi kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (Sudja, 1998:9). Masalah lingkungan dapat terjadi sebagai akibat dari proses alam, atalJ perilaku manusia. Krisis lingkllngan, mcnurut Chiras (! 991 :3), dibagi mcnjadi tiga katcgori rokok, yaitu (1) ledakan penduduk, (2) kemsakan lingkungan, (3) pencemaran. Kerusakan iingkungan, masih menumt Chiras, sebagai akibat dari imperialisme bio!ogis, yaitu kecendemngan setiap organisme untuk mengambil sebanyak mungkin dari lingkungannya bagi dirinya dan keturunannya. Manusia seperti disebut oleh Chiras itu mempunyai mentalitas frontier yaitu sifat serakah alau tidak mengenal batas yang sangat memgikan manusia dan lingkungan hidupnya. Sebenamya, mentalitas frontier ini telah menjadi bagian dari pola pikir manusia sejak ribuan tahun yang lalu dan berlangsung terns sampai sekarang. Pemahaman yang baik terhadap teori Chiras diharapkan dapat mengubah individu dengan mentalitas frontier menjadi individu yang ramah lingkungan. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masal"h lingkungan adalah kapabilitas mahasiswa dalam penguasaan ilmu lingkungan yang memadai dan penggunaan strategi pemecahan masalah.
R
Stratcgi Pcmbclajaran
U
N IV
ER SI
TA
S
TE
Strategi pembelajaran adalah prosedur yang sistematik dalam mengko1l1unikasikan isi pelajaran kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan instmksional tertentu (Suparman, 1991: 14). Menumt Romiszowski (1984:56), strategi pembelajaran mempakan terjemahan secara filosofis atau teoretik dari pemyataan bahwa pembelajaran seyogianya dilaksanakan pada keadaan tertentu. Ada lima komponen utama tujuan pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pra-instruksional, yang meliputi tahapan memotivasi mahasiswa, menginformasikan tujuan pembelajaran dan pengetahuan prasyarat yang hams dimiJiki mahasiswa, (2) menyajikan informasi atau materi pcrkllliahan hcscrta pcmbcrian contohnya. (3) partisipasi mahasiswa meJalui pcmbcrian latihan dan ump;m balik, (4) memberikan penilaian untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran, dan (5) tindak Janjut berupa kegiatan remidiasi, pengayaan, dan pemantapkan ingatan akan materi yang telah dipelajari (Dick dan Carey, J 996: J 83). Davies (1987:248) menyarankan, dalam memilih strategi, gum atau dosen hams berpedoman pada tiga kriteria, yaitu: (1) sifat dan tujuan belajar yang hams dicapai, (2) kebutuhan untuk memperkaya pengalaman belajar, seperti untuk meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, dan (3) kemampuan mahasiswa yang tercakup dalam tugas. Sementara itu, Gagne dan Briggs (1979: 10) menyatakan bahwa pembelajaran adalah satu set kejadian ekstemal terhada;) mahasiswa yang dirancang untuk menunjang proses intemal. Secara umum dapat dikatakan bahwa belajar melibatkan proses-proses yang mengaktifkan kondisi internal. Sekalipun dcmikian, proses-proses intemal ini dapat dipengaruhi oleh kcjadian-kejadian ekstemal.
/
Strategi Discovery-inquiry Discovely-illquiry adalah strategi pembelajaran yang berpusat pad a mahasiswa, karena pada strategi ini mahasiswa berperan aktlf. Menu11Jt Amien (1~87:14), discovery terjadi apabila mahasiswa terlibat dalam kegiatan yang menggunakan proses mentalnya untuk menemukan konsep dan/atau prinsip. ladi, kegiatan discovery adalah suatu kegiatan yang dirancang sedemikian rupa sehingga mahasiswa dapat menemukan konsep dan atau prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Scorang mahasiswa yang berhasil membuat penemuan penemuan biasanya telah melakukan proses mental, seperti: mengamati, menggolongkan, Deetje Sunarsill
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
IV
40535.pdf
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU KA
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan sebagainya. Sedangkan inquiry merupakan perluasan dari proses discovery. Kegiatan il/quiry melib~tkan proses mental yang lebih tinggi, seperti: merumuskan masalah, merancang suatu eksperimen, melakukan eksperimen, mengum!"llkan dan menganalisis data, menyimpulkan, di samping mempunyai sikap objektif, jujur, terbuka, dan hasrat ingin tahu. Glenn E. Snelbecker (1974:420) mengatakan bahwa inquiry trailling atau discovery learning method merupakan model pembelajamn kognitif atau teori pembelajaran Bruner. Bruner menganggap bahwa discovery learning atau belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manu~ia, dengan demikian hal tersebut akan memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan suatu masalah dan pengetahuan yang menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Menurut Bruner, teori pembelajaran hendaknya meliputi: (1) pengalaman optimal bagi siswa/mahasiswa untuk mau dan dapat belajar, (2) penstrnkturan pengetahuan untuk pemahaman optimal, (3) rincian urutan penyajian materi pelajaran secara optima!, dan (4) bentuk dan pemberian , penguatan. Pengembangan kemampuan discovery-inquiry (Amien, 1987: 137) antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan: guided discovely inquiry lahoratOl:V lesson, modified discovery-illquily, free inquiry, dan invitation into inquiry. Istilah guided discovely-inquiry digunakan apabila dalam kegiatan discovery-inquiry, pengajar memberikan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada mahasiswa. Pada umumnya suatu gUided discovery-inquiry laboratOly lesson terdiri dari: (1) pemyataan ,masaJah, (2) prinsipl konsep yang ditemukan, (3) alat/ bahan, (4) diskusi pengarahan, (5) kegiatan penemua1 oleh mahasiswa, (6) proses berpikir kritis dan ilmiah, (7) pemyataan yang bersifat open ended, (8) catatan dosen. Dalam modified discovery-inquiry, pengajar hanya memberikan masalah saja. Mahasiswa diundang untuk memecahkan masalah tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dania tau melalui prosedur penditian yang dirancangnya sendiri guna memperoleh jawabannya. Pengajar atau dosen merupakan nara sumber yang tugasnya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mahasiswa tidak menjadi frnstasi karena gaga\. Bantuan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-peltanyaan yang mengarah pada suatu pemecahan masalah, bukannya menjelaskan tentang apa yang hams dilakukan. Dalam free inquiry, mahasiswd harns mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dipelajari. Bentuk pertanyaan yang disarankan sebagai suatu landasan untuk menciptakan ke gia tan free inquiry misalnya: (I) Masalah-masalah lingkungan apakah yang terdapat pada masyarakat kita yang ingin Anda selidiki? (2) Anda telah mempelajari ekosistem darat, ekosistem akuatik, polusi tanah, polusi udara, polusi air, dan sebagainya. Dari pengalaman belajar ini, masalah apakah yang ingin Anda 5elidiki? (3) Anda telah menyelesaikan suatu eksperimen. Dari eksperimen tersebut apakah yang dapat Anda pikirkan? Invitation into inquiry atau ajakan untuk menyelidiki melibatkan mahasiswa dalam proses pemecahan 11asalah yang caranya sernpa dengan cara yang umum dilakukan oleh para ilmuwan. Suatu ajakan dilakukan dengan memberikan masalah kepada mahasiswa melalui pertanyaan-pertanyaan sehingga mahasiswa merasa diajak untuk melakukan sebagian atau semua hal r,erikut: (1) merancang eksperimen, (2) merumuskan hipotesis. (3) menetapkan kontrol, (4) menentukan sebab dan akibat, (5) menginterpretasi data, (6) membuat grafik, (7) menentukan peranan diskusi dan kesim-pulan dalam merencanakan pene1itian. (8) mengenal eara memperkecil kesalahan percobaan. Invitation into inquiry dapat dibuat da1am bentuk tulisan untuk dibaca oleh mahasiswa atau dilakukan secara lisan sebagai bahan diskusi. Ada empat keuntungan yang diperoleh bila dosen menggunakan strategi discovery yaitu: (1) meningkatkan potensi intelektual, (2) memin-dahkan atau mengubah reward yang bersifat ekstrinsi;c menjadi intrinsik, (3) mempelajari strategi kerja untuk menentukan penelitian , penelitian lebih lanjut, dan (4) meningkatkan daya ingat (Snelbecker, 1974:425). De',!tje Sunarsih
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
v
40535.pdf
Strategi Ekspositori
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
Carin dan Sund (1989:92) mengatakan, pengajar yang menggunakan strategi ekspositori dalam mengajarkan sain merasa sedang 'melakukan', sementara mahasiswanya diharapkan berpartisipasi secara mental. Mereka mengatakan bahwa hal tersebut dlsebabkan para peng"jar merasa perlu menyajikan informasi secara langsung kepada mahasiswanya dengan cara: (a) bercerita, (b) uemonstrasi dengan menggunakan alat, (c) melakukan diskusi, Cd) membacakan untuk mahasiswanya, (e) mempertunjukkan film, slide, tv, (f) menghadirkan nara sumber dalam suatu presentasi. Sem~ntara itu, Ausubel menyebutkan ekspositori sebagai mengajar reseptif (reception teaching), yaitu pengetahuan yang dipelajari dipresentasikan oleh pengajar dan pengajar pula yang mendefinic;ikan konsep untuk para sis'Na/mahasisVv'anya. I3ila pengctallUan yang baru dipelajari tersebut relevan dengan konsep yang te1ah ada dalam struktur kognitif mahasiswa, maka terjadilah belajar bermakna. Sebaliknya, belajar hafalan akan terjadi bila pengetahuan baru tidak berhubungan dengan struktur kognitifmahasiswa. Menurut M. David Merrill dan David G. Twitchell (1994: 120), cara ekspositori (expository way) berarti mempresentasikan, menceriterakan, atau mempertunjukkan. Jadi ekspositori adalah strategi pembp.lajaran yang cara penyampaian materinya dengan ceramah atau bercerita, dan menunjukkan sesuatu kepada siswal mahasiswa. Strategi ekspositori ini berlawanan dengan strategi inkuisitori (i'lquisitory fashion). Di dalam strategi inkuisitori, mahasiswa tidak hanya menerima informasi dari pengajar. mc1ainkan juga dih;]f;lpkan dapat memberikan respon melalui jawabanlkalimat yang lengkap atau menerapkan suatu generalisasi untuk kasus-kasus khusus. Lebih lanjut dikatakan bahwa ekspositori adalah suatu cara penyampaian informasi yang bersifat statis, dan kedua pakar tersebut menyebutnya sebagai page tuming instruction. Romiszowski (1984: 124) mengatakan bahwa strategi ekspositif meliputi empat langkah utama, yaitu: (I) menyajikan infonnasi, yang dapat dilakukan melalui pemberian penjelasan atau pelaksanaan demonstrasi, (2) menguji penerimaan, ingatan, dan pemahaman dengan cara mengulangi pesan apabila diperlukan, (3) membe-rikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan prinsip umum pada sejumlah contoh: menguji kebenaran penerapan, memodifikasi jumlah dan tingkat kesulitan contoh bila diperlukan guna memperoleh kinerja yang benar, (4) memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan infonnasi yang baru dipclajari ke dalam masalah dan situasi nyata. Teori belajar untuk strategi eksJ:ositori (Brady, 1985:21), tidak seperti strategi pembelajaran lain yang berdasarkan teori belajar tertentu, melainkan berdasarkan gabungan beberapa teoribelajar seperti respo'ldent learning, contiguity learning, operant learning, observational learning at"\u vicarious conditioning, dan cognitive learning. Sebelum melaksanakan strategi ekspositori, pengajar perlu membuat persiapan dan perencanaan untuk setiap tahapan.Tahapan yang dimaksud adalah tahapan narasi, penje\asan, latihan, dan revisi (Brady, 1985:29-34). Pengajar yang menggunakan r.letode narasi h;trus kreatif dan mcmbuat persiapan seperti: (I) mengorganisasikan materi dengan mempertimb;tngkan volume, tingkat kesulitan, dan relevansinya, (2) menentukan alat peraga bila diperlukan, (3) menyusun urutan mattri, (4) lllcrcncan
Locus of Control Locus ofcontrol merupakan salah satu unsur kepribadian manusia yang pada tahun 1966 untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Rotter dalam publikasi suatu monograf (Anastasi, 1988:558). Locus ofcontrol dibedakan menjadi locus ofcontrol eksternal dan locus ofcontrol ,internal. Individu dengan locus of control eksternal menganggap tidak ada hubungan antara 'perbuatan dan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut; mereka juga tidak merasakan Dcetje S,mars;"
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
VI
40535.pdf adanya hubungan yang kuat an tara usaha dan hasil kerja. Sebaliknya, individu dengan locus of control internal
Perbedaan antara Strategi Discovery-b,quiry dan Ekspositori
Tabell.
STRATEGI
PEMBELAJARAN
---------- -------------
STRATEGI EKSPOSITORI
berperan I. Mahasiswa aktif dalam mengidenti tikasi dan merumuskan masalah, menyusun dan menguji hipotesis. (Mahasiswa harus aktif meneari informasi).
l.Dosen berperan aktif dalam menyiapkan mated kuliah seeara lengkap dan sistematis (Dosen harus mem berikan informasi yang lengkap kepada maha s;swa).
2. Mahasiswa dituntut untuk menggunakan ~eterampilan berpikir tingkat tinggi (bcrpikir kdlis dan analisis.
2. Mahasiswa dituntut untuk mendengarkan penjelasan cosen dan mengerjakan tugas yang diberi dosen.
3. Pembelajaran riel.tasi pada siswa.
4. Pembelajaran berori enlasi pada dosen.
4. Terjad; interaksi anlara: mahasiswa, dosen mahasiswa - dosen, dan mahasiswa - maha siswa.
5. Terjadi interaksi anlara: dosen - mahasiswa dan mahasiswa - dosen.
5. Keunggulannya:
5. Keunggulannya:
ER IV
BU
TE R
SI TA
S
bero maha
-
Mahasiswa aktif, terbiasa menggunakan prosedur ilmiah untuk memeeahkan masalah.
U
N
KA
STRATEGI DISCOVERY-INQUIRY
Tidak banyak me mer lukan waklu, ckonomis. mengatasi kelerbalasan alat dan bahan ckspe rimcn.
percaya bahwa mereka dapat mengontrol secara langsung akibat atau hasil dan perbuatannya. Locus ofcontrol dari kebanyakan individu tidak dapat dikatakan eksternal atau internal seratus persen, tetapi yang dapat dilihat dan individu adalah kecenderungan-nya. Good (Ian Brophy (1990:380) mengatakan bahwa locus of control seorang individu menunjukkan bagaimana individu tersebut cenderung menjelaskan keberhasilan dan kegagalannya. Individu yang mempunyai locus of control eksternal menganggap kinerjanya disebabkan o:eh faktor eksternal. Sedangkan individu yang mempunyai locus of control internal merasa bahwa mereka bertanggung jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalannya. Menurut Graham Vaughan dan Michael Hogg (1995:55), manusia mempunyai perbedaan dalam cara memandang dirinya. Hal ini tergantung pada besarnya kontrol yang dirasakan sebagai penguatan dan hukuman yang diterimanya. Kaum internal atau individu dengan locus Deetje S,,,,arsi!l
============================== VII
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
KA
of control internal yakin bahwa mt:reka mempunyai kontrol diri yang besar. Sedangkan kaum eksternal atau individu dengan locus of control eksternal lebih fatalistik, mereka percaya bahwa mereka tidak (sedikit) dapat mengontrol apa yang terjadi pada dirinya. Sesuatu terjadi karena kebetulan, keberuntungan atau akibat kekuatan dari luar dirinya. Locus of COI/Irol sebagai salah satu unsur kepribadian manusia dapat diubah; indiv!ou yang mempunyai locus of cOl/trol eksternal dapat diubah menjadi individu dengan locus of control internal. Namun perubahan itu tidak dapat terjadi seketika, atau dengan kata lain pengubahan locus of conlrol memerlukan waktu yang lama. Bentuk locus of conlrol, internal atau eksternal, sangat dipengaruhi oleh orang tua ketika individu tersebut masih keci!. Mengacu pada uraian di atas, locus of control dalam penelitian ini disimpulkan sebagai kecenderungan seseorang menilai keberhasilan maupun kegagalannya karena kemampuan dirinya sendiri (internlll) atau karena faktor di luar dirinya (eksternal). Kecenderungan ini dapat dilihat dari tinggi rendahnya derajat: (I) tanggung jawab, (2) penyesuaian diri, (3) penilaian terhadap kegiatan sendiri, (4) ketekunan bekerja, dan (5) penilaian tentang keberhasilan sendiri.
BU
Kerangka Berpikir
J. Pefigaruh ~·tralegi pembelajarall terhadap kemampuan mahasiswa dalam memecahkan
R
masalah lil/gkll1lg{111
U
N IV
ER
SI
TA S
TE
Terjadinya perubahan pada individu yang diakibatkan oleh proses belajar tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut ada yang terdapat dalam diri mahasiswa (faktor internal), dan ada pula faktor-faktor di luar diri mahasiswa (faktor eksternal). Peran pengajar adalah menggunakan atau mengarahkan seluruh faktor eksternal agar dapat mempengaruhi fakor internal sehingga mahasiswa dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran tertentu merupakan usaha dosen untuk menciptakan kondisi pembelajaran (faktor eksternal) yang diperlukan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan strategi pembelajaran discovery-inquiry dan ekspositori. Strategi discovery-inquiry adalah strategi pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam proses per.1belajaran seperti: mengamati, menjelaskan, mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis atau alternatif pemecahan masalah, menguj i hipotesis dengan data yang tersedia atau dengan merancang dan melakukan eksperimen sendiri serta mencoba menerapkan kesimpulan yang dibuatnya pada data baru, masalah baru atau situasi baru. Jadi, dengan menggunakan strategi discovery-inquiry mahasiswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan aktifnya mahasiswa, diharapkan motivasi belajar para mahasiswa meningkat, misalnya tcrccrmin pa<.la usaha mahasiswa dalam Il1cncari <.lan merumuskan alternatif pemecahan masalah yang merupakan salah satu tahapan dalam strategi . discover:,J-inquiry. Strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar. Dosen atau pengajar berperan aktif, bahkan kadang-kadang dosen mendominasi proses pembelajaran, sedangkan mahasiswa kurang aktif. Untuk mengurangi kepasifan mahasis-wa dapat digunakan metode diskusi dan metode demonstrasi. Namun demikian, dalam strategi ekspositori yang menentukan masalah atau topik untuk dibahas dalam diskusi adalah dosen; dengan kata lain peran dosen n.asih kuat. Berdasarkan uraian tentang perbe-daan an tara strategi discovery-inquiry dan strategi eksposituri dapat diduga bahwa hasil belajar PLH, khususnya kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan, yang mengguna-kan strategi discovery-inquiry akan lebih tinggi dibandingkan pembelajaran yang menggunakan strategi ekspositori.
Deetje SIl"I1,..~i11 =============================viii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 2. Pengaruh Locus of Control terhadap kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan
SI TA
S
TE R
BU
KA
Locus of '.:ontrol adalah salah satu unsur kepribadian manusia yang dibedakan menjadi locus of control internal dan locus of control eksternal. Individu dengan locus of control internal percaya bahwa mereka dapat mengontrol secara langsung akibat atau hasil dari perbuatannya. Sedangkan individu yang mempunyai locus of control eksternal menganggap tidak ada hubungan antara perbuatan dan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut. Oleh karena itu, individu yang mempunyai locus ofcontrol internal merasa bahwa mereka harus bertanggung jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan yang dialaminya. Menurut kaum internal, rr.ereka berhasil hrena mereka telah berusaha dan bekerja keras, dan bila menjumpai kegagalan mereka menyadari bahwa usaha rnereka kurang optimal. Sementara itu individu dengan locus of control eksternal menganggap kinerjanya disebabkan oleh faktor eksternaI. Bila berhasil, kaum eksternal merasa bahwa nasib baik sedang berpihak kepada mereka. Sedangkan bila menjumpai kegagalan mereka menganggap sedang bernasib sial atau orang yang menentukan keberhasilan tersebut tidak menyukainya. Dalam memecahkan masalah-masalah lingkungan, mahasiswa memerlukan data dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkannya. Infonnasi tersebut haros didapatkan baik melalui buku teks, jurnal, maj;:lah dan media lain, maupun melalui nara sumber yang berkompeten. Dengan demikian, mahasiswa yang ingin memecahkan masalah lingkungan, di samping membaclI buku teks, seyogianya mereka mencari infonnasi ke institusi-institusi yang berkaitan seperti Bappedal, POIN, dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat diduga bahwa mahasiswa yang mempunyai locus of cOlltrol internal mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah lingkungan lebih tinggi daripada . mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal. Hal ini mengingat, dalam rangka memecahkan masalah lingkungan diperlukan kerja keras untuk memperoleh infonnasi yang berhubu.lgan der.gan masalah tersebut. 3. Pengaruh penggunaan strategi discovery-inquiry dan ekspositori terhadap kemampuan mahasiswa m€mecahkan masalah lingkungan, pada mahasiswa yang mempunyai locus of control internal.
U
N
IV
ER
Loc 1.ls of control yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi usaha orang tersebut calam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Individu yang mempunyai locus of control internal mempersepsi prestasinya akibat perilaku yang dapat dikontrolnya. Karena itu individu dengan locus of control internal lebih kuat berusaha, misalnya lebih aktif mencari informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan dalam proses pemecahan masalah, di samping dia meyakini bahwa kerja keras yang dilakukannya akan' membuahkan hasil yang memuaskan. Discovely-inquiry adalah suatu jenis stratcgi pcmbclajaran yang I11cndorong dan memungkinkan mahasiswa untuk ikut aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan belajar. Misalnya dosen memberikan pennasalahan lingkungall untuk dicarikan saran pemecahannya, maka mahasiswalah yang mengajukan topik untuk diskusi dan merumuskan alternatif cara pemecahan masalahnya. Tentu, ulltuk keperluan tersebut mahasiswa harus mencari informasi, baik melalui buku teks maupun sumber lain. Sementara itu, pada penggunaan strategi ekspositori mahasiswa lebih pasif. Apabila dosen mengajukan suatu pennasalahan lingkungan untuk dicari pemecahannya, maka dosen akan memberi pengarahan dan rambu-rambu yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan kata lain, pada penggunaan strategi ekspositori, mahasiswa tidak dituntut untuk aktif mencari infonnasi guna pemecahan masalah karena mahasiswa cukup melaksanakan tugas atau pengan.han yang diberikan dosen. Kemampuan mahasiswa memecahkan rnasalah Iingkungan antara lain ditentukan oleh karakteristik (dalam penelitian ini locus of control) mahasiswa yang bersangkutan. Penerapan Deetje Sunarsih
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
ix
40535.pdf strategi discovery-inquiry menuntut mahasiswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dibanding-kan pada penerapan strategi ekspositori. Misalnya: dalam mencari informasi, merumuskan dan memilih altematif pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan sifat mahasiswa yang rnempunyai locus of control internal. Sedangkan mahasiswa dengan locus of control internal kurang mencapai hasil yang optimal bila dosen menggunakan strategi ekspositori karena dia merasa tidak bebas mengemukakan pendapat atau pemikirannya akibat dosen suaah menentukan rambu-rambu bagi pemecahan masalah yang hams dilakukan mahasiswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kemamruan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan yang diajar dengan strategi discovC:ly-inquity diduga akan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori bagi mahasiswa yang mempunyai locus ofcrmtrol internal.
KA
'4.Pengaruh pcnggunaan strategi pembelajarm: discovery-inquiry dall ekspositori terhadap kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungmz pada mahasiswa dengan locus ofcontrol eksternal.
ER
SI TA
S
TE R
BU
Mahasiswa yang mempunyai locus of control ekstemal meyakini bahwa prestasi atau kinerjanya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di luar dirinya. Karena itu mahasiswa dengan locus of control ekstemal diharapkan dapat mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik bila dia diberi pengarahan, petunjuk, dan rambu-rambu yang jelas. Hal ini sesuai dengan ciri strategi pembelajaran ekspositori. Sementara itu, mahasiswa yang mempunyai locus of control ekstemal bila diajar dengan strategi discovery-inquily akan nerasa tidak nyaman dan menganggap tugas untuk memecahkan masalah yang diberikan dosen terlalu sulit karena tanpa petunjuk yang jelas atau kurang informasi. Akibatnya, mahasiswa tersebut tidak termotivasi untuk mencari informasi dan akhimya gagal mengerjakan tugas dari dosen yaitu mencari altematif pemecahan masalah yang paling tepal. Sebagai kesimpulan dapat dikemukakan bahwa kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan yang diajar dengan strategi ekspositori diduga akan lebih tinggi bila dibandingkan mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry bagi mahasiswa Y2ng mempunyai locus ofcontrol eksternal.
IV
5. Pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan locus of control terhadap kemampuQn mahasiswa memecahkan masalah lingkungan.
U
N
Dari pembahasan teori dapat diduga bahwa kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan yang diajar dengan strategi discovery-inquiry lebih tinggi dibandil1gkan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori. Namun demikian, hal tersebut tidak dapat dijamin bcrlaku bagi semua kelompok mahasiswa. Bagi kelompok mahasiswa yang mempunyai locus of control internal, strategi pembelaJaran discovery-inquiry diduga lebih sesuai sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan. Dikatakan demikian, karena karakteristik mahasiswa yanlj mempunyai locus of confrol internal adalah aktif pada setiap proses dalam pcnyclcsninn lugus, misnlnya pcmccahnn I1lnsnluh, scdnngbn penernplln stratcgi discovcly inquiry menuntut keaktifan mahasiswa. Di lain pihak, kelompok mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal, strategi pembelajaran ekspositori Jiduga lebih sesuai sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingku'lgan. Dikatakan demikian, karena mahasiswa dengan locus of control eksternal mempunyai sifat pasif, sedangkan strategi ekspositori bersifat teacher orientee! yang berarti mahasiswa berperan pasif.
Deetje SlIlIarsil,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
x
40535.pdf Dengan demikian, diduga terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran (discovery-inquiry dan ekspositori) dan locus of control (internal dan eksternal) terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa dalam memeeahkan masalah lingkungan.
Perllmusan Hipotesis
TE R
BU
KA
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir seperti yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan jawaban sementara atas masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Kemampuan memeeahkan masalah lingkungan mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori. 2. Kemampuan memeeahkan masalah ling;Cungan mahasiswa dengan locus of control internal lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dengan locus ofcontrol eksternal. 3. Kemampuan memeeahkan masalah lingkungan dari mahasiswa dengan locus of control internal yang diajar dengan strategi discovery-inquiry lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang diaja' dengan strategi ekspositori. 4.Kemampuan m~meeahkan masalah lingkungan dari mahasiswa dengan locus of control eksternal yang diajar dengan strategi ekspositori lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang diajar denf~an strategi discovery-inquiry. 5.Terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan locus of control terhadap kemampuan mahasiswa memeeahkan masalah lingkungan.
METODE PENELITIAN
U N
IV
ER SI T
AS
Tujllan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran dan locus of cOlltrol terhadap kemampuan mahasiswa dalam memeeahkan masalah lingkungan, serta pengaruh intera~si antara strategi pembelajaran dan locus of control terhadap kemampuan mahasiswa dalam memeeahkan masalah lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di FMIPA Universitas Negeri Jakarta, Program Studi Pendidikan Biologi dan PenJidikan Fisika pada bulan April sampai dengan bulan Juni 200l. Program Studi PendidikanFisika mendapat perlakuan strategi discovery-inquiry, Jan Program Studi Pendidikan Biologi sebagai kontrol diajar dengan strategi ekspositori. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2 seperti pada tacel berikut. Tabel 2. Matriks Raneangan Penelitian
~
DISCOVERY INQUIRY
EKSPOSITORI
INTERNAL
I
II
EKSTERNAL
III
IV
LOCUS 0 CONTROL
Keterwlgan: I Kelompok mahasiswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran discovel)J-inquiry dan mempllnyai loclls oicol/trol internal II Kelompok mahasiswa yang diajar dengan menggllnakan strategi pembelajaran ckspositori dan mC1llpllnyai locus o{cOIltrol internal Oee(je SlIlInI'sil,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
XI
40535.pdf III: IV:
Kelompok mahasiswa yang diajar dengan menggllnakan stratcgi pembelajaran discovely-illquiry dan mempunyai locus olcontrol ekstemal Kelompok mahasiswa yang diajar dengan menggllnabn slralcgi pCl11belajaran ekspositori dan mempunyai locus olcot/trol eksternal
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R
BU
KA
Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa variabel bebas utama adalah strategi pembelajaran yang meliputi strategi discovery-inquiry dan strategi ekspositori. Sebagai variabel bebas kedua adalah Locus of Control yang meliputi locus ofcontrol internal dan locus of control ekstemal. Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan mahasiswa dalam l11cmecah 1,an masalah lingkungan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FMIPA UNJ. Sementara sampel penelitian adalah mahasiswa FMIPA UN; Program Studi Pendidikan Biologi sejumlah 35 orang dan Program Studi rendidikan Fisika 35 orang mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Tes Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan den~an empat pilihan jawaban untuk mengumpulkan data tentang kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan, dan (2) Angket dengan lima pilihan jawaban yang diadaotasi dari skala Likert untuk mengetahui jenis locus of control mahasiswa. Uji cobn illstrumen dilaksanakan di Program Studi Biologi Jurusan Biologi FMIPA UNJ yang diikuti oleh 35 orang mahasiswa peserta mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup. Dari 32 butir instrumen Kemampuan Mahasiswa dalam Meme-cahkan Masalah Lingkungan yang diujicobakan, dua butir dinyatakan gugur, sehingga instrumen akhir terdiri dari 30 butir pertanyaan. Koefisien reliabilitas instrumen yang diperoleh cukup tinggi yaitu K.R 20 = 0,89. Validitas hutir instrumen ditentukan berdasarkan indeks korelasi point biserial, indeks kesukaran butir soal, dan indeks daya pembeda. Dari 30 butir instrumen locus of control yang diujicobakan, tiga butir dinyatakan gugur, sehingga instrumen akhir terdiri dari 27 butir pertanyaan. Koetisien reliabilitas instrumen yang diperoleh cukup tinggi yaitu a Cronbach = 0,88. Sedangkan validitas butir instrumen ditentukan berdasarkan perhitungan Product Moment. Data dianalisis menggunakan ANAVA dua jalur untuk mengetahui adanya perbedaan dan interaksi yang signifikan antara variabel-variabel bebas. Kemudian untuk menentukan kelompok mana yang lebih tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah lingkungan, dilakukan uji lanjut menggunakan uji Scheffe. Sebelum uji hipotesis, dilakukan pengujian normalitas dan uji homogenitas sebagai persyaratan anal isis. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smimov. Distribusi nilai variabel dianggap normal apabila a maksimum (selisih besar model yang akan dicocokkan dengan model standar dalam hal ini z-tabeI) lebih kecil daripada nilai D (nilai kritis tabel Kolmogorov-Smirnov) pada a tertentu. Dari hasil pengujian pada taraf signifikansi a = 0,05 dapat disimpulkan bahwa populasi terdistribusi normal. Sedangkan pengujian homogenitas variansi populasi menggunakan uji Bartlett. Kriteria pengujiall adalah: Ho diterima j ika X\ilung lebih kecil daripada X2label. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa X\itung adalah 2,26 dan X21.bel adalah 7,81. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa varians setiap kelompok adalah homogen.
HASIL PENELITIAN Skor rata-rata selanjutnya akan diuji secara statistik, apakah perbedaan yang terjadi memang siginifikan atau karena kesalahan dalam pengambilan sampel. Jika analisis membuktikan bahwa perbedaau-perbedaan tersebut signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan memecahkan masalah lingkungan dari mahasiswa yang diajar dengan strategi discoveiy-inquiry berbeda dengan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori.
DeetjeSllllar·~.;!ltIr============================= XII
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
Tabel3.Hasil Perhitungan Skor Kemampuan Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Lingkungan
~
DISCOVERY INQUIRY
LOCUSO· CONTROL
Z
EKSPOSITORI
n =18 x=: 24.5 S = 2,57
n = 17 x=14,58 S = 3,00
n = 35
INTERNAL
n = 17 x = 16,41 S = 3,00
n = 18 x = 18,66 S = 3,25
n = 35
EKSTERNAl
L
n = 35 x = 20,47 S =: 4,96
n =: 35 x = 16,68 S = 3,84
)( = 19.48 S = 4,67
KA
)( = 17.57 S = 3,59
AS
TE R
BU
Skor rata-rata se1anjutnya akan diuji secara statistik, apakah perbedaan yang terjadi memang siginifikan atau karena kesalahan dalam pengambilan sampel. Jika anal isis membuktikau bahwa perbedaan-perbedaan tersebut signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan memecahkan masalah lingkungan daTi mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry berbeda dengan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori. Di samping itu akan diketahui apakah strategi pembelajaran dan locus oj control saling berinteraksi dalam mempengaruhi kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan. Hasil Perhitungan Ai"\J'AVA dapat dilihat pada Tabel 4.
SI T
Tabel 4. Rangkuman Hasil Perhitungan ANAVA Dua Jalur dari Kemampuan Mahasiswa Memecahkan Masalah Lingkuogan SUMBER
U
N IV ER
VARIANS
dk
JK
JRK
F. abrl F hll a= 0.05
a
= 0.01
Strategi Pembelajaran
I
70,29
70,29
7,45 u
3.99
7.00
Locus ojColltrol
I
256,29
256,29 27,16 u
3,99
7,00
Intcraksi SP x Loe
1
647,09
647,09 68,58 u
3.98
7.00
Dalam Kelompok
66
622,74
9,44
Keterangan: SP = Strategi Pembelajaran LoC = Locus a/Control •• = Sangat Signifikan JK = Jumlah Kwadrat JRK = Jumlah Rata-rata Kwadrat
Deetje Sunarsill =============================XIII
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Scheffe Flab • 1
SUMBER
n
k
dk
Fh
DI x Eksp
70
2
I; 68
Int x Eks
70
2
DI Int x Eksp.lnt
35
DI Eks x Eksp.Eks
35
VARIANS
a =0,05
a "=0,01
27,93-
3,98
7.0
1; 68
8,34-
3,98
7,00
2
I; 33
90,98-
4,15
7,5
2
1: 33
4,97'
4,15
7,5
TE
R
BU
KA
Keterangan: N = jumJah subjek K = jumlah kelompok yang diban-dingkan Dk = derajat kebebasan = kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-illquil)' DI Eksp = kelompok mahasiswa yang diajar dengn strategi Ekspositori Int = kelompok mahasiswa dengan locus ofcontrol internal Eks = kelompok mahasiswa dengan locus ofcontrol eksternal * = signifikan
.. = sangat signifikan
TA
S
Perbedaan Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan antara l'rfalrasiswa yang Diajar dengan Strategi Discovery-Inquiry dan Strategi Ekspositori
U
N
IV
ER SI
BerJasarkan hasil perhitungan ANAVA pada Tabel 4, diketahui bahwa Fhitung = 7,45 sedangkan Flabel = 3,98. Karena Fhilung > F labe ), maka H o ditolak dan HI diterima. Dengan demikiall dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan kemampuan dalam memecahkan masalah lingkungan yang sangat signifikan antara kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry dan kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori. Berdasarkan hasil perhitungan Uji Scheffe pada Tabel 5, terlihat bahwa pada taraf signifikansi a = 0,05 maupun a = 0,01 harga Fhilung = 27,93 lebih besar daripada Flabel. Dengan demikiar. hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kemampuan memecahkan masalah lingkungan dari mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry lebih tinggi dibandingkan kemampuan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori teruji kebenarannya. Hal ini juga dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi disco,'ery-illquiry yaitu 20,47 .Iebih tinggi dibandingkan skor rata-rata kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori yaitu 16,68.
Perbedaan Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan antara A-falrasiswa dengan Locus o/Control Internal dan Mahasiswa dengan Locus o/Control Ekstemal. Dari hasil perhitungan ANAVA pada Tabel 4, diketahui bahwa Fhi,ung = 27,16 sedangkan 3,98. Karena Fhitunll > F labeh maka Ho ditolak. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan kemampuan dalam memecahkan masalah lingkungan yang sangat signifikan antara kelompok mahasiswa yang mempunyai locus of control internal dan mahasiswa yang mempunyai locus ofcontrQI eksternal. Dari h~il perhitungan Uji Sceffe pada Tabe! 5, terlihat bahwa pada taraf signifikansi a = 0,05 maupun a = 0,01 harga Fhitung = 8,34 lebih besar daripada F label . Dengan demikian
F label =
".-_.- -..."
Deetje SUllar'~.;!lt'==============================;·,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
xiv
40535.pdf hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kemampuan dalam. me~ec~hk.an n:asalah lingkungan dari mahasiswa dengan locus of control internal leblh tmggl dlbandmgkan mahasis',l,'a dengan locus of COl/trol eksternal telUji kebenarannya. Hal ini juga dapat dilihat daTi skor rata-rata kemampuan memecahkan masalah lingkllllgan dari mahasiswa yang mempunyai locus of control internai adalah 19,48 lebih tinggi diballdillgkan 17,57 sebagai skor rata-rata mahasiswa dengan loclls ofcontrol eksternal.
Perbedaal: Kemampuan Memecallkan Masalall Lingk",'gan pada Mahasiswa dengan Locus of Control Internal antara yang Diajar dengan Strategi Discovery-Illquiry dan Ekspositori.
TE R
BU
KA
Dari hasil uji Scheffe pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa harga Fhilllng adalah 90,98. Sedangkan harga F. abel untuk taraf signifikansi 0,01 adalah 7,5. Karena Fhillmg lebih besar daripada Flabel (90,98> 7,5), maka H o ditolak dan HI diterima. Hal ini berarti, untuk kelompok mahasiswa yang mempunyai locus of control internal, pengaruh strategi discoveT)'-inquiry 1ebih be~ar secara sangat signifikan dibandingkan strategi ekspositori. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mahasiswa yang mempunyai locus of control internal, kemampuan memccahkan masalah lingkungan dari mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery inquiry lebih tingci diban-dingkan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori. Ini juga ditunjuk-kan oleh skor rata-rata kemampuan memecahan masalah Iingkungan dari mahasiswa yang mempunyai locus ofcontrol internal yang diajar dengan strategi discoVC1J,-illquiry adalah 24,5. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 14,58 yaitu skor rata-rata kemamplIan memecahkan masalah Iingkungan daTi mahasiswa yang mempunyai locus of control internal yang diajar ctengan strategi ekspositori.
AS
Perbetlaan Kemampuan Memecallkan Mrrsalah Lingkll1lgall p(l(la Mtlhasiswa llengall Locus of Control Eksternal, antara Malrasiswa yang Diajar llengan Strategi Discovery Inquiry dan Strategi Ekspositori
U
N IV ER
SI T
Dari Tabel 5 tentang hasil uji Scheffe dapat dilihat bahwa harga Fhitllllg adalah 4,97. Sedang Flabel untuk taraf signifikansi 0,05 adalah 4,15. Karena Fhilung lebih besar daripada Flabel (4,97 > 4,15), maka Ho ditolak dan HI diterima. Hal ini berarti, untuk kelompok mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal, pengaruh strategi pembelajaran ekspositori lebin besar secara signifikan bila dibandingkan pengaruh strategi discovely-inquiry. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, untuk mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal, kemampuan untuk memecahkan masa1ah lingkungan dari mahasiswa yang diajar dengan stratcgi ekspositori lebih tinggi daripada kemampuan mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry. Hal ini juga terlihat dari skor rata-rata kemampuan mahasiswa yang mempunyai locus of control ekstemal yang diajar dengan strategi ekspositori adalah 18,66 lebih tinggl daripada 16,41 sebagai skor rata-rata kemampuan memccahkan masalah lingkungan dari mahasiswa yang mempunyai locus of control ekstemal yang diaja. dengan strategi discovery-inquiry.
Pen/:arull Interaksi antara Strelte/:i Pembelajaran llatl Loclls Kemampuan Malrasiswa dalam Memecallkan Masalalt Li"gkllllgan
l~f
Control tcrlratlap
Dal i hasil perhitungan ANAVA dua jalur pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa harga Fhilung adalah 68,58. Sedangkan harga Flabel untuk taraf signifikansi a = 0,05 adalah 3,98. Karena harga FhilUng lebih besar daripada Flabel (68,58 > 3,98), maka Ho ditolak dan HI diterima. Dengan demikian dapat disimpuli<.an bahwa terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan locus of control yang memberi rerbedaan pengaruh terhadap kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah linckungan.
Deetje SU/lars;II
,============================ xv
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
Dengan demikian, bila strategi discovery-inquiry diharapkan menjadi strategi pembelajaran utama dalam PLH perlu diupayaka'1 mendorong dosen-dosen pengajamya untuk meningkatkal1 kemampuannya dalam menggunakan strategi discovery-inquiry tersebut. Untuk itu dapat di!akukan beberapa hal antara lain: a. Melatih kesabaran dan kecerrnatan karena harus memperhitungkan waktu yang tersedia dan banyaknya materi yang harus diselesaikan dikarenakan penerapan strategi discovery inquiry dalam pembelajaran PLH yang bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan hidup memerlukan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan bila menggunakan strategi pembelajaran lainnya. Hal ini disebabkan mahasiswa harus mencari dan mengolah sendiri informasi guna memecahkan masalah lingkungan yang dihadapinya atau yang ditugaskan oleh dosen. Untnk sampai pada pemecahan masalah Iingkungan, mahasiswa perlu melalui tahapan-tahapan sesuai dengan karakte-ristik masalah yang akau dipecahkan seperti: mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mencari inforrnasi yang berkaitan dengan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis melalui observasi atau eksperimen, mengadakan diskusi, dan menarik kesimpulan. Walaupun latihan memecahkan masalah lingkungan hidup menyita waktu mahasiswa lebih banyak dibandingkan untuk tugas-tugas yang lain, mahasiswa tidak akan rugi karena mahasiswa menjadi lebih kaya akan isi at'lu materi dan keterampilan akade-mik. b. Berlatih membuat persiapan mengajar berupa rancangan penggunaan strategi discovery inqu;ry untuk seluruh materi perkuliahan PLH. Hal ini dianjurkan mengingat strategi discovery-inquiry dapat diterap-kan untuk seluruh topik atau materi pembelajaran PLH. Tentu saja tidak semua tahapan pemecahan rnasalah perlu dilaksanakan, hal ini disesuaikan dengan topik yang sedang dibahas. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dan kemampuan dosen untuk membuat persiapan mengajar bila ingin berhasil dalam proses pembelajaran yang menggunakan strategi discovery-inquiry. Dalam hal pembelajaran PLH yang bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan, persiapan yang paling menyita waktu dan pemikiran adalah memilih studi kasus atau masalah yang akan disajikan/ditugaskan kepada mahasiswa sesuai dengan pokok bahasan atau subpokok bahasan yang sedang dibahas. Hal terse but dikarenakan dosen harus mempertimbangkan waktu, jumlah kelompok dan anggota kelompok dalam kelas, alat dan bahan yang diperlukan dalam eksperimen untuk menguji hipctesis, sumber informasi yang diperlukan (kliping, buku teks, nara sumber), dan sedapat mungkin masalah atau kasus tersebut yang terdekat atau berhubungan dengan kehidup,n mahasiswa; bentuk pengabdian masyarakat seperti apa yang dapat dilakukan mahasiswa guna memberdayakan masyarakat sekitar agar mampu menjaga lingkungannya sehingga memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan yang telah ditetapbn. c. Melakukan latihan, studi kepus-takaan, dan diskusi dengan ternan sejawat. Karena dalam merancang penerapan strategi discovery-inquiry yang baik dan benar seperti yang dimaksud oleh Carin dan Sund, Bruner, serta Mohamad Amien bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk itu dosen hams mempunyai pengetahuan dan kcterampilan dalam menerapkan strategi discovery-inquiry. Untuk mengurangi beban dosen dalam menerapkan strategi discovery-inquiry, seb(;iknya persiapan mengajar dibuat oleh semua anggota tim pengajar PLI-!. Dengan dernikian diharapkan mahasiswa dari Program Studi yang mengambil mata kuliah PLH akan mendapat perlakuan dan pengalaman belajar yang setara. Maksudnya, mahasiswa akan mendapat jeni:. tugas yang sarna tetapi bervariasi dalam data dan informasi yang diperlukan. Misalnya: mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika mendapat tugas yang berhubungan dengan pencemaran suara atau bahan radioaktif; mahasiswa Program Studi Kimia mendapat tugas yang berhubungan dengan limbah industri terutama industri kimia; dan lain sebagainya. Dengan demikian mahasiswa akan berusaha mencari informasi ke DeetjeSullarsill
=============================;
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
xvii
40535.pdf
nara sumber yang rdevan, seperti Batan, PDIN-LJPI, Bappedal, Pusat Siudi Lingkungan yang ada di Jakarta, dan lain sebagainya.
2. Upaya mengubah locus of control mahasiswa menjadi locus of control internal
U
N
IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan strategi discovery-inquiry akan efektif untuk meningkatkan kemampuan memccahkan masalah lingkungan bagi mahasiswa yang mempunyai locus of control internal. Padahal tidak semua mahasiswa mempunyai locus of control internal atau sebagian anggota kelas adalah mahasiswa yang mempunyai locus of cnntrol eksternal. Implikasi dari keadaan di atas adalah dosen sebelum memulai pembelajaran sebaiknya mengetahui keadaan locus of control duri mahasiswa di kelasnya sehingg2. memudahkannya untuk melakukan pembagian kelompok beserta penentuan anggota masing-masing kelompok. Bila tidak melakukan hal tersebut (menyebarkan angket untuk mengetahui locus of control mahasiswanya), dosen tetap dapat menerapkan strategi discovery-inquiry pada proses pembelajaran PLH yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah Iingkungan. Cara yang dapat ditempuh antara lain dengan memilih bentl:k kegiatan discovery-inquiry yang masih memberikan sedikit bimbingan seperti: guided discovery-inquiry laboratory lesson, mod(fied discovery-inquiry dan invitation into inquiry. FMIPA L1NJ khususnya Program-program Studi Pendidikan dan institusi lain yang mendidik calon guru (LPTK) diharapkan dapat berperan dalam pembentukan generasi penerus yang cenderung mempunyai locus ofcontrol internal. Karena generasi muda yang mempunyai locus of con'rol internal akan mempunyai etos kerja dan tanggung jawab yang lebih tinggi dibandingkan generasi muda yang mempunyai locus ofcontrol eksternal. Upaya pembentukan generasi yang cenderung mempunyai locus of control internal dapat dtlakukan melalui: b. Memilih strategi pembefajaran yang dipergunakan. Melalui strategi pembelajaran tertentu dosen dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri dari mahasiswa serta tangJung jawab dan ketekunan bekerja. Apabila mahasiswa calon guru ini telah merr.punyai locus ofcontrol internal, diharapkan ketika menjadi guru juga dapat mendidik siswa-siswinya dengan pola didik yang menghasilkan generasi penerus yang mempunyai lucus ofcontrol internal. Mata kuliah atau mata pelajaran yang dapat dipakai sebagai sarana latihan untuk mengubah kecenderunpn locus of control mahasiswa menjadi locus of control internal, misalnya mata pe1.ljaran sains seperti Kimia yang mengharuskan mahasiswa melaksanakan praktikum. Pada kegiatan praktikum setiap mahasiswa dituntut untuk bertanggungjawab terhadap dirinya dan orang lain. Misalnya ketika memanaskan zat atau sedang melakukan reaksi yang menghasilkan gas berbahaya, mahasiswa tersebut harus melakukannya di tempat tertentu atau paling tidak tabung reaksi diarahkan ke tempat yang tidak membahayakan temannya. c. Memberitahu mahasiswa pengikut kuliah PLH sebagai subjek yang sedang belajar tentang manfaat belajar menggunakan strategi discovely-inquiry. Penerapan strategi discovery inquiry akan membantu mahasiswa untuk mengubah gaya belajarnya, yang tadinya pasif dan tergantung pada dosen menjadi aktif dan mandiri. d. Memberi motivasi kepada mahasiswa untuk menambah wawasan dan meningkatkan pcngetahuannya tentang masalah-masalah Iingkungan melalui berbagai tugas. Misalnya tugas untuk memecahkan masalah Iingkungan yang memerlukan informasi dari selain buku teks. Untuk itu, mahasiswa harus pergi dan mencari informasi sesuai dengan kebutuhannya. Bisa saja mahasiswa pergi ke Depkes, Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana yang mempunyai Program Studi sesuai dcngan jenis tugas atau informasi yang dibutuhkan. Pusat Studi Lingkungan, Bappedal, atau melalui situs-situs yang ada di internet. ,. _.. _" Deetje Sunarsi" ==============================:.~ x."ill
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
Dosen juga dapat memberi tugas kepada mahasiswa untuk merencanakan atau me 1aksanakan sludy tour atau praktik ke suatu industri, pusat pengolahan limbah, guna melih'1t tingkat pencemaran, atau cara mencegah, mengurangi, serta menanggulangi pencemaran.Dengan demikian, mahasiswo. harus mampu menyusun perencanaan, melakukan persiapan, dan menyusun laporan, di samping mengelola pelaksanaannya. Mahasiswa juga dapat dilibatkan atau ditugaskan dalam program pengabdian kepada masyarakat. Misalnya penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan lingkungan, pencegahan banjir melalui pengelolaan halaman dan pekarangan rumah, pengelolaan sampah rumah tangga, mengurangi pencernaran lingkungan melaiui rumah, bahay
SARAN
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
Berdasarkan hasi! dan pembahasan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan hasil belajar PLH di Perguruan Tinggi, khususnya kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan disampaikan saran-saran sebagai berikut. Pertama, dalam pembelajaran PLH di Perguruan Tinggi disarankan untuk sejauh mungkin menggunakan strategi discovery-inquiry mengingat strategi discovery-inquily merupakan salah satu strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemam-puan mahasiswa dalam memecahkan masalah-masalah lingkungan. Kedua. sehubungan dengan pene-rapan strategi discovery-inquiry, untuk mencapai hasil yang maksimal, dosen disarankan membuat persiapan dan perencanaan sebaik mungkin. Persiapan tersebut antara lain adalah: (a) memilih bentuk kegiatan discovely-illquiry yang akan digllnakan, apakah guided discovery-inquiry laboratory lesson. modified discovery-inquiry, invitation into inquiry. atau free inquiry untuk setiap pokok bahasan atau subpokok bahasan, (b) mencari dan memilih studi kasus atau masalc:lh yang akan disajikan, sebaiknya masalah yang berhubungan atau dekat dengan kehidupan mahasiswa, (c) berkoordinasi dengan anggota tim pengajar PLP dan dosen lain yang berkaitan. Ketiga. Dekan memberikan dukungan bagi penerapan strategi discovely-illquiry. Karena, daiam pembelajara!1 PLH yang menggunakan strategi discovery-inquiry kadang mahasiswa memerlukan akses ke perpustakaan, laboratorium, dan institusi lain. Dukungan tersebut diperlukan dalam rangka mahasiswa mencari informasi, melakukan eksperimen, minta ijin atau surat pengantar untuk mengunjungi institusi lain. Keempat. mengingat strategi discovery-inquiry dalam pembelajaran PLH di Perguruan Tinggi, efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan, terutama bagi mahasiswa yang mempunyai locus of control internal. maka disarankan sebelum mulai pembelajaran atau pada awal semester dosen mengetahui locus of control maha-siswanya melalui angket. Apabila dosen tidak menyebarkan angket untuk mengetahui locus of control maha-siswanya, dosen disarankan untuk memilih bentuk kegiatan discovery-inquiry yang masih memberikan sedikit arahan atau petunjuk bagi mahasiswa, dan ikut terlibat dalam pemilihan ketua serta anggota kelompok kerja. Kelima, dalam penerapan strategi discovery-inquiry pacta pembelajaran PLH yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan, agar mencap'1i hasil yang maksimal dosen disarankan memberikan motivasi belajar mahasiswa. Caranya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan memberitahukan tujuan serta kegunaan mempelajari setiap pokok bahasan atau materi yang akan dipelajari. Selain itu dosen juga perlu mendptakan dan menjaga suasana yang kondusif di dalam kelas sehingga mahasiswa merasa bebas dan tertantang untuk mengerjakan tugas-tugas guna memecahkan masalah lingkungan. Keenam. pembelajaran PLH antara lain bertujuan meningkatkan kemam-puan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan, sehingga pada akhirnya mahasiswa ikut berpartisipasi secara aktif dalam memecahkan masalah-masalah lingkungan yang ada di sekitarnya. Dalam Deetje S,lIIarsill
=============================
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
XIX
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI
TA S
TE R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U N
IV
ER
SI
TA S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskrips:\ Teoretik 1. Kemampuan Mahasiswa 1\,femecahkan lWasalah Lingkungan
KA
Robert M. Gagne dalam bukunya yang berjudul The Condition of
BU
Learning and Theory of Instruction mengatakan bahw8 hasil bc1ajar
dipelajari
sebagai
keadaan
internal
TE
yang
R
harus dapat disimpulkan dad suatu proses mental. Dan proses mental adalah
capability atau
S
kemampuan. 1 Dengan kata lain, kemampuan menurut Robert M. Gagne
SI TA
adalah suatu proses mental yang dipelajari sebagai keadaan internal.
ER
Kemampuan tersebut, menurut
D~nnis
Aronson T.. dan Leslie J. Briggs,
tidak dapat diobservasi secara langsung melainkan melalui perilaku dala~
buku yang
U N
IV
individu. 2 Pernyataan ini dipertegas lagi oleh Gagne
ditulisnya bersama Leslie Briggs dan Walter Wager, yaitu bahwa perilaku yang dapat diobservasi sebagai hasil belajar disebut kemampuan. 3 I
Dari pernyataan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampua~ adalah
hasil belajar dari suatu proses mental yang
Robert M. Gagne, The Condition ofLearning and TheOlY ofInstruction (Japan: CBS College Publishing, 1985), p. 266 2 Dennis T. Aronson dan Leslie J. Briggs, Contribution of Gagne and Briggs to a Prescriptive Model of
Instruction. dalam Instructional Design Theories and Models oleh Charles M. Reigeluth (Editor).
(London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 1983), p. 81
3 Robert M. Gagne, Leslie J. Briggs, dan Walter W. Wager, Principles ofInstructional Desigll (Orlando: Holt, Rinehart and Winston, Inc., 1988) p. 43 I
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 21
dipelajari sebagai keadaan internal dan dapat diobservasi melalui perilaku mahasiswa. Robert E. Slavin mengatakan bahwa mahasiswa tidak dapat dikatakan
telah
belajar
sesuatu
yang
berguna
sebelum
mereka
mempunyai kemampuan menggunakan informasi dan keterampilan
memecahkan masalah adalah kemampuan seseorang
BU
kemampuan
KA
yang dimilikinya uutuk memecahkan masalah. 4 Menurut Robert Slavin,
menerapkan pengetahuan dan keterampilannya untuk meneapai tujuan
TE
R
tertentu. Senada dengan Slavin, Bloom berpendapat bahwa secara umum kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan individu
TA
S
untuk menemukan informasl dan cara yang tepat dari pengalaman
ER SI
sebelumnya guna menyelesaikan masalah ata1.l menghadapi situasi baru. s
N IV
Sementara itu, ditinjau dari sudut pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), kemampuan memecahkan masalah-masalah
U
lingkungan merupakan salah satu tujuan pembelajaran PLH. Konferensi PLH pertama yang diselenggarakan oleh UNESCO dan UNEP di Tiblisi, Uni Soviet pada tahun 1977 telah merumuskan tujuan PLH, yaitu untuk mengembangkan kualitas individu dan ke1ompok masyarakat dalam hal: (1) kesadaran akan lingkungan dan permasalahannya; (2) pengetahuan
4
S
Robert E. Slavin, Educational Psychology: TheOlY and Practice (Boston: Allyn and Bacon, 1997), p. 292 Benjamin S. Bloom (Ed), Taxonomy ofEducational Objectives Book I: Cognitive Domain (New York: Longman Inc., 1081), p. 38
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
22 dan pemaha:nan dasar tentang lingkungan hidup dan interelasinya dengan manusia; (3) nilai-nilai dan sikap sosial yang
~erasi
atau
harmoni dengan kualitas lingkungan hidup; (4) keterampilan untuk
memecahkan masalah lingkungan hidup; (5) kemampuan untuk menilai kegiatan-kegiatan lingkungan dan program-program pendidikan; (6) rasa
KA
tanggung jawab dan urgensi terhadap lingkungan hidup sehingga dapat
BU
menjamin tindakan-tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah lingkungan hidup.6
dicapai
melalui
TE
R
Koesnadi Hardjasoemantri mengatakan bahwa tujuan yang ingin pendidikan
lingkungan
hidup
antara
lain
yaitu:
dan
SLTP);
hidup
pengenalan (tingkat
dan
SLTA);
idenifikasi (3)
masalah-masalah
peningkatan
kemampuan
ER
lingkungan
(2)
SI
SD
TA
S
memperoleh (1) pengenalan lingkungan hidup pada umumnya (tingkat
N IV
pemecahan masalah lingkungan (pada tingkat Pendidikan Tinggi),7 Dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Kependudukan dan
U
Etika Lingkungan, Maftuchah Yusuf menyatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta keterlibatan
masyarakat secara aktif dalam
pemecahan masalah
masalah lingkungan hidup agar sasaran didik memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi dan rasa keterpanggilan (commitment) Johosua Doda, Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud, 1989), p. 200 7 Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989), p.222
6
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
23
untuk bckerja secara individual dan kolektif menuju ke pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. 8 Scmentara itu, Made Putrawan mengatakan pada dasarnya para guru pendidikan lingkungan hidup telah mengidentifikasi lima tujuan ulama pendidikan lingkungan. Mcnurutnya, pendidikan lingkungan
KA
hidup harus menolong individu dan kelompok masyarakat untuk
permasalahan
pengetahuan
dasar
yang
menyertainya;
tentang
lingkungan
TE R
serta
BU
memperoleh: (1) kesadaran dan kepckaan terhadap lingkungan hidup (2)
pengalaman
hidup
dan
dan semua
permasalahannya; (3) seperangkat nilai dan perasaan prihatin terhadap
SI TA
S
lingkungan serta motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam melindungi lingkungan hidup; (4) keterampilan yang berguna untuk mengidentijilcasi
ER
dan memecahkan masalah-masalah lingkungan; (5) kesempatan untuk
IV
terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah lingkungan hidup.9 mempunyai
tujuan
seperti di atas,
menurut Rodger
N
Selain
U
Schwass, pendidikan lingkungan sebaiknya menggunakan pendekatan antarilmu pengetahuan (interdisciplinary). Mendengarkan ceramah dari pakar tidaklah cukup. Mahasiswa harus dilatih menganalisis masalah lingkungan.
Pada
pembelajaran pendidikan lingkungan,
sebaiknya
maha'sisvva terlibat secara aktif dan mempunyai pengalaman dalam 1
Maftuchah Yusuf, Pendidikan Kependudukan dan Etika Lingkungan (Jakarta: Lembaga Studi dan Inovasi Pendidikan, 2000), p. 77 9 Made Putrawan, Introducing Values of Environment in Environmental Training: AI/ Alternative Method for the 2 r' Century (Bangkok: NETILAP, 1997), p. 127
.8
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 24
proses
pemecahan
masalah
lingkungan.
Mahasiswa
tidak
cukup
menjadi pebelajar yang pasif. lO Dari uraian ten tang tujuan pendidikan lingkungan hidup, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah mendapatkan pendidikan iingkungan hidup diharapkan mampu atau mempunyai kompetensi 1
KA
untuk memecahkan masalah lingkungan. Hal ini terutama bagi individu
BU
atau kelompok individu yang memperoleh pendidikan lingkungan di
R
tingkat perguruan ting3i.
TE
Wasilah Abu Sudja mengatakan bahwa secara kasar lingkungan
S
hidup dapat dibagi dalam dua kelompok besar komponenj subekosistem,
tidak hidup
(non.
living group)
atau
kelompok abiotik.
SI
kelompok
TA
yaitu kelompok mahluk hidup (living group) atau kelompok biotik, dan
ER
Kelompok biotik terdiri dari (1) produser, yang biasa disebut organisme
dekomposer (komponen pengurai) atau saprotroph.
N
(3)
IV
autotroph, (2) konsumer, yang disebut juga organisme heterotroph, dan Sedangkan
U
kelompok abiotik terdiri dari (1) energi, (2) faktor fisis, dan (3) faktor kimia. 11 Lit;lgkungan hidup yang baik adalah lingkungan yang komponen komponennya berada dalam keadaan seimbang. Masalah lingkungan terjadi apabila salah satu komponen lingkungan berubah sehingga akan Made Putrawan, Introducing Values ofEnvironment in Environmental Training: All Alternative Method for the 21" Century (Bangkok: NEITLAP, 1997), p. 127
II 'Wasilah Abu Sudja, Kimia Lingkungan 8MP I: Lingkungan Hidup dan Kimia Lil/gkungan (Jakarta:
, Kanmika UT, 1998), p. 9
10
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
25 m~ngganggu
keseimbangan struktur dan fungsi komponen, dan pada
akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Sebagai contoh, pada suatu ekosistem danau, ketika semua kcmponen ekosistem dalam keadaan seimbang maka t.idak ada masalah. Tetapi, ketika permukaan danau tertutup oleh eceng gondok,
KA
ikan-ikan di dalam danau mati karena kekurangan oksigen. Dekomposer
BU
yang ada di dalam danau tidak mampu menguraikan semua ikan yang
TE R
mati, akibatnya danau menimbulkan bau yang tidak sedap. Masalah lingkungan dapat terjadi sebagai akibat dari proses alam,
TA S
seperti meletusnya gunung berapi. Namun demikian masalah-masalah lingkungan lebih banyak yang diakibatkan oleh perilaku manusia.
dari kelompok biotik yang mempunyai kemampuan untuk
ER
hidup
SI
Sebenarnya manusia merupakan satu-satunya komponen lingkungan
IV
mengubah lingkungan hidupnya, baik merusak maupun memperbaiki
U
N
lingkungannya.
Pertumbuhan jumlah penduduk, walaupun sudah dicoba ditekan
melalui program keluarga berencana terus meningkat. Un tuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin banyak jumlahnya diperlukan sumber daya alam yang banyak pula. Apabila sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk sehari-hari dikelola dengan
.
,
tidak mengindahkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan, maka timbullah masah;lh lingkungan. Jadi pertambahan jumlah penduduk
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
26 yang tidak dikendalikan akan menimbulkan krisis lingkungan, yang selanjutnya dapat mengancam kesejahteraan dan kelangsungan hidup generasi yang akan datang. Menurut Daniel D. Chiras, krisis lingkungan dibagi menjadi 3 (tiga)
kategori
pokok,
yaitu:
(1)
over population
sebagai
akibat
KA
pertumbuha.n penduduk yang sangat pesat, (2) depletion atau kerusakan
BU
lingkungan, (3) pollution. Satu hal lagi yang berkaitan dengan ketiga
. dengan nilai dan perasaan. 12
TE R
kategori tersebut adalah (4) human failing atau yang berhubungan
TA S
Seperti halnya Chiras, Maftuchah Yusuf menjelaskan bahwa mentalitas frontier adalah penyebab rusaknya lingkungan, karena orang
SI
yang bermental frontier menganggap bahwa: (1) Bumi adalah sumber
ER
alam yang tidak terbatas untuk digunakan oleh manusia; (2) manusia
IV
bukan bagian dari alam; (3) alam harus dikuasai. 13 Penjelasan tentang
U
N
kerusakan lingkungan akibat ulah manusia dapat dilihat pada Gambar berikut.
Daniel D. Chiras, Environmental Science: Action for a Sustainable Future (California: Benjamin! Cumming:. Publishing Company, Inc., 1991). p. 3 I3 Ma ftuchahYusuf, Erika Lingkungan untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjulall dalam Prinsip prinsip Lingkung~n dalarn Pembangunan yang Berkelanjutan oleh Setijati H. Ediyono (Ed) (Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud, 1999), pp. 188-189
12
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
27
IMPERIALISME mOLOGIS - - - , - - _ .
AJARAN AGAMA NASRANI & YARUDI
KERUSAKAN LINGKUNGAN
SIKAP SOMBONG: MERASA BUKAN BAGIAN DARI ftLAM
KA
PEMANTAPAN MELALUI MATERIALISME
\
EGO YANG TERBUNGKUS SAYA vs BUKAN SAYA
"''--
!
BU
I
MELEPASKAN DIRI MELALUI PENINGKATAN STATUS
TA S
TE R
~t
SI
Gambar 1. Akar dari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia. 14
IV ER
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kerusakan lingku!1gan sebagai akibat dari imperialisme biologis yaitu kecenderungan setiap
N
organisme untuk mengambil sebanyak mungkin dari lingkungannya
U
bagi dirinya dan keturunannya. Sikap tersebut ditambah dengan salah penafsiran
terhadap
ajaren
agama
tentang
superioritas
manusia
terhadap alamo Akibatnya jumlah manusia bertambah banyak dan . banyak pula kebutuhan hidup yang diambilnya dari lingkungan. Psikolog Alan Watts menjelaskan tentang model mental manusia I
dalam memandang alam, yaitu skin-encapsulated ego. Maksudnya, 14
Daniel D. Chiras, op. cit., p. 458
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
28 dirinya adalah Aku dan selain dirinya (termasuk lingkungan) adalah bukanAku. Secara psikologis pertumbuhan anak menjadi dewasa akan mencari identitas dirinya melalui peningkatan status, maksudnya melepaskan diri dari statusnya sendiri dan membayangkan status lain
KA
yang lebih tinggi. Selanjutnya status tersebut perlu dimantapkan
BU
melalui materi. Misalnya seorang pegawai biasa, yang tidak mempunyai
R
jabatan atau kedudukan apapun, bila ingin dianggap sebagai pejabat ia
TE
akan membeli baju safari, mobil bagus dan barang lain melalui cara
S
apapun asalkan bisa tampak sebagai pejabat. Pemantapan status ini
TA
menyebabkan akumulasi dari materi yang mengakibatkan habisnya
SI
sumberdaya alam yang esensial, polusi, dan berkurangnya habitat
ER
margasatwa.
IV
Dari Ul>aian di atas, jelaslah bahwa mentalitas frontier, yaitu sifat
U
N
serakah atau tidak mengenal batas, sangat merugikan manusia dan lingkungan
alamnya,
baik
saat
Inl
maupun
masa
mendatang.
Sebenarnya mentalitas frontier ini telah menjadi bagian dari pola pikir manusia sejak ribuan tahun yang lalu, dan berlangsung terns sampai sekarang. Pemahaman yang baik terhadap teori Chiras diharapkan dapat mengubah individu dengan mental frontier menjadi individu yang ramah lingkungan. Ini dapat dicapai melalui Pendidikan Lingkungan Hidup 'yang diajarkan dengan strategi dicovery-inquiry.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 29
Sebagai bukti bahwa pada 3aat ini mentalitas frontier masih berkembang, yaitu penambangan pasir laut di Kepulauan Riau untuk diekspor ke Singapura. Keadaan ini sangatlah memprihatinkan, apalagi sepertinya tidak ada hambatan sarna sekali bagi eksportir pasir laut untuk mela.kukan kegiatannya. Kalaupul1 ada, itu hanya sebatas
KA
wacana dan pelarangan ekspor sementara, dan sementara itu kegiatan
BU
penambagan pasir laut tetap berlangsung.
Kcnyataan ini dikatakan memprihatinkan karena para pejabat
TE
R
yang mempunyai hak untuk memberi ijin maupun melarang kegiatan penarnbangan pasir laut bukanlah orang-orang yang tidak berilmu.
TA
S
Demikian pula para anggota legislatif, baik DPR maupun DPRD, yang
ER SI
antara lain mempunyai fungsi untuk mengontrol kebijakan pemerintah adalah orang-orang yang pandai. Bahkan di antara para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, banyak yang bergelar
IV
tersebut,
N
magister di bidang lingkungan.
U
Hal di atas menunjukkan, bahwa kepandaian dan tingginya ilmu
seseorang, termasuk di bidang ilmu lingkungan, tidak menjamin orang tersebut terbebas dari mentalitas frontier. Lebih celaka lagi, mentalitas frontier ini mempengaruhi tidak hanya cara memandang masalah, tetapi juga cara memecahkan masalah tersebut.
Sebagai contoh adalah
masalah kelangkaan bahan bakar minyak. Cara pemecahan masalah yang berdasarkan mentalitas frontier yaitu dengan meningkatkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
30
eksplorasi atau mencari daerah eksplorasi baru. Sedangkan cara lain yang tidak menggunakan mentalitas frontier misalnya adalah konservasi energi atau mengurangi konsumsi energi sehingga dapat menghemat persediaan bahan bakar. Banyak sekali masalah yang cara memecahkannya masih
diatasi
dengan
mengubah
situ
menjadi
kompleks
BU
pemukiman
KA
berdasarkan mentalitas frontier. Misalnya kurangnya lahan untuk
pemukiman Contoh di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak
TE R
masalah lingkungan dan cara pemecahannya. Di sini terlihat bahwa mentalitas frontier juga mempengaruhi harapan dan tujuan hidup
AS
manusia. Hal ini sangatlah sulit untuk diubah atau dienyahkan dari
SI T
pola pikir manusia. Hanya kesadaran bahwa manusia adalah bagian
ER
dari alam, ya.ng dapat mengubah cara pandang terhadap alam dan
N IV
mengikis mentalitas frcntier. Mengingat manusia yang sangat tergantung pada proses alam,
U
dapat dibayangkan masalah lingkungan yang akan timbul akibat sikap tersebut di atas.
Saat ini, permasalahan tersebut sudah sangat
mendesak untuk segera diatasi. Usaha untuk memecahkan masalah masalah lingkungan yang timbul akibat mental imperialisme biologis I
sebenarnya telah dimulai lebih dari 20 tahun yang lalu, antara lain melalui
pendidikan lingkungan
hidup,
namun demikian
masalah
lingkungan yang ada sekarang bukannya selesai tapi makin kompleks.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 31
Agar generasi mendatang masih dapat hidup dengan layak di Bumi ini, generasl yang hidup saat ini harus dapat melindungi, mempertahankan, dan melestarikan Planet Bumi beserta isinya dengan cara menghindari krisis lingkungan seperti yang dikatakan oleh Chiras di atas, C.tau paling tidak, menekan terjadinya krisis serendah mungkin.
KA
Untuk itu sebagai penduduk Bumi, manusia haruslah mempunyai
BU
kemampuan untuk memecahkan masalah lingkungan, paling tidak masalah lingkungan di sekitarnya.
TE
R
Dari uraian tentang tt:ljuan pendidikan lingkungan hidup di atas, terlihat bahwa kemampuan memecahkan masalah lingkungan sudah
TA S
seyogianya menjadi salah satu Tujuan Instruksional Khusus (TIK) mata
SI
kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup. Tujuan Instruksional Khusus
ranah,
yaitu
ranah
kognitif,
ranah
afektif,
dan
ranah
N IV
atau
ER
dirumuskan berdasarkan Taksonomi Bloom yang meliputi tiga domain
psikomotorik. 15
U
Secara lebih rind ranah kognitif meliputi 6 (enam) kelas (major classes), yaitu (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4)
analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi. Tujuan-tujuan pada ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan (recall or recognition) terhadap pengetahuan, pengembangan kemampuan serta keterampilan intelektual. IS
Benjamin S. Bloom, op. cit., p. 7
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
32 Sedangkan ranah afektif meliputi tujuan yang menggambarkan perubahan minat, sikap, dan nilai. Menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia, ranah afektif meliputi lima kategori, yaitu: (1) penerimaan, (2) penanggapanjpartisipasi, (3) penerimaan nilai, (4) pengorganisasian, dan (5) karakterisasi atau pembentukan pola hidup.16
KA
Ranah ketiga dari taksonomi Bloom meliputi keterampilan motorik
penjelasan
dan
kategorisasi
BU
Menurut Harrow, taksonomi ini disusun berdasarkan cara pandang, perubahan
perilaku
atau
gerakan
TE R
mahasiswa yaitu: (1) gerakan refleks, (2) gerakan dasar, (3) kemampuan mempersepsi, (4) kemampuan fisik, (5) keterampilan gerak, dan (6)
AS
komunikasi (non discursive communication) .17
SI T
Sementara itu menurut Gagne ada lima hasil belajar (capability);
psikomotorik.
Kelima
hasil
belajar
tersebut
adalah:
(1)
IV
bersifat
ER
tiga di antaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu lagi
N
keterampilan intelektual, (2) strategi kognitif, (3) informasi verbal, (4)
U
sikap, dan
(~)
keterampilan motorik.
Keterampilan-keterampilan Intelektual disebut juga pengetahuan prosedural karena untuk mengetahui 'bagaimana'. Dengan memiliki keterampilan intelektual orang dapat berinteraksi clengan lingkungannya melalui penggunaan simbol. Simbo! dipergunakan dalam berbagai David R. Krathwohl, Benjamin S. Bloom, dan Bertram n. Masia, Taxonomy o/Educational Objectives. Handbook II: Affective Domain (New York: Longman Inc., 1964), p. 95
17 Anita J. Harrow, A Taxonomy ofthe Psychomotor Domain: A Guidefor Developing Behavioral
Objectives (New York: Longman Inc., 1972), pp. 1-2
16
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
33 kegiatan
seperti:
membedakan,
menggabungkan,
mentabulasikan,
mengklasifikasi, menganalisis, dan mengkuantifikasi benda, kejadian, bahkan simbol lain. Keterampilan-keterampilan intelektual terdiri dari keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang kompleks seperti terlihat
KA
pada Gambar 2. Keterampilan intelektual yang paling sederhana adalah
BU
diskriminasi.
Diskriminasi adalah kemampuan untuk memberikan respon yang
TE
R
berbeda terhadap stimulus yang berbeda dalarn satu atau lebih dernensi fisiko Misalnya menyebutkan perbedaan keragaman sifat suatu benda.
TA
S
Diskriminasi merupakan prasyarat untuk mernpelajari keterarnpilan
ER SI
intelektual yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep konkret. Konsep konkret menunjukkan sifat atau atribut objek seperti
N IV
warna, bentuk. Seseorang dikatakan telah mernpelajari suatu konsep konkret bila orang tersebut dapat menunjukkan dua atau lebih anggota
U
yang terrnasuk dalam kelas objek yang mempunyai
sifat sarna.
Penguasaan konsep konkret merupakan prasyarat untuk rnernpe1ajari keterampilaf'l inte1ektual yang lebih tinggi yaitu aturan dan konsep terdefinisi.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
34
!PEMECAHAN MASALAHI
I
melibatkan Jembentukan
I
'ATURAN-ATURA~ TINGKAT TINGGII
BU KA
I
yang memerh.: kan prasyarat
TE
R
ATURAN-ATURAN
dan
KONSEP-KONSEP TERDEFINISI
I
TA S
yang memerlukan prasyarat
ER SI
KONSEP-KONSEP KONKRET
DISKRIMINASI-DISKRIMINASI
U N
IV
yang memerl kan prasyarat
Gambar 2. Tingkat kompleksitas dalam Keterampilan keterampilan Intelektual. 18
Ada beberapa konsep terdefinisi yang juga merupakan konsep ,
konkret, yaitu mempunyai nama dan sifat yang sama. Sebagai contoh, anak kecil yang sedang mempelajari bentuk dasar segi tiga sebagai konsep konkret. Setelah mempe1ajari Geometri, barulah dia bertemu
18
Gagne, Briggs, dan Wager, op. cit., p. 56
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
35
dengan konsep terdefinisi dari segi tiga. Sedangkan aturan berhubungan dengan penge1ompokan, persamaan, perbedaan, lebih besar, lebih kecil, sebe1um, dan lain-lain. Penguasaan konsep terdefinisi dan aturan merupakan prasyarat untuk mempelajari keterampilan intelektual yang paling kompleks yaitu aturan tingkal tinggi yang dipcrlukan untuk
KA
memecahkan suatu masalah. Aturan tbgkat tinggi sering kali ditemukan pada saat mahasiswa
BU
memecabkan suatu masalah yang praktis. Ketika mahasiswa mampu
TE
R
memecahkan suatu masalah yang berupa kejadian nyata, mahasiswa terse but juga memperoleh suatu kemampuan baru. Yaitu membuat
format
SI TA
S
kesimpulan untuk masalah-masalah lain yang mempunyai ciri atau yang mirip.
Dengan kata lain,
mahasiswa tersebut telah
ER
mendapatkan suatu aturan baru yang lebih kompleks. Aturan baru yang
IV
te1ah dipe1ajari disimpan di dalam memori dan digunakan lagi untuk
N
memecahkan
U
memperoleh
masalah
semua
lain.
aturan
Seorang
mahasiswa
yang diperlukan
tidak
untuk
mungkin
mernecahkan
masalah pada setiap situasi. Semua konsep dan aturan yang diperlukan hatus disintesis menjadi bentuk baru yang kompleks agar mahasiswa dapat memecahkan masalah baru dengan situasi yang berbeda. Jadi kemampuan memecahkan masalah bukanlah kemampuan generik. Kondisi esensial yang dapat membuat belajar aturan tingkat tinggi menjadi suatu kejadian pemecahan masalah adalah tidak adanya
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
36
atau kurangnya bimbingan belajar. Bimbingan belajar dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri. 19 Dengan demikian,
k~mampuan
mahasiswa
memecahkan masalah-masalah lingkungan dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang dipakai. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa kemampuan rnahasiswa
KA
untuk memecahkan masalah lingkungan akan lebih meningkat bila dalam proses pembelajaran Pendidikan Lingkungan dosen menggunakan
BU
strategi pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan
TE R
bimbingan sesedikit mungkn, misalnya strategi discovery.20
Strategi Kognitif dalam teori belajar modern dianggap sebagai
TA S
proses kontrvl, yaitu suatu proses internal yang digunakan mahasiswa
SI
untuk memilih dan mengubah cara pandang, cara belajar, mengingat,
ER
dari berpikir. Keterampilan yang tersusun secara internal ini terkait
IV
terutama dengan proses yang digunakan dalam menemukan serta
meliputi
U
kognitif
N
memecahkan masalah baru. Menur"-lt Ratna Wilis Dahar, strategi
metakognitif,
dan
strategi:
menghafal,
strategi
afektif.
elaborasi,
Strategi
pcngorgamsaslan,
metakognitif
meliputi
kemampuar; mahasiswa menentukan tujuan belajar, memperkirakan keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut, dan memilih alternatif untuk
mencapal
tujuan
itU. 21
Kemampuan
mahasiswa
untuk
191bid.. p. 66 Jerome S. Bruner, The Relevance ofEducation (New York: WW. Norton & Company Inc., 1973), p. 72 21. Ratna WillS Dahar, Teori~teori Be/ajar (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989), p. 139
20
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
37
menentukan perkiraan tercapainyajkeberhasilannya dalam mempelajari ilmu atau menyelesaikan tugas dipengaruhi oleh kontrol dirinya atau kepercayaan pada dirinya. 22
Infonnasi Verbal atau pengetahuan verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah, ucapan orang, media cetak, audio, video, dan lainnya.
KA
Belajar iniormasi verbal memerlukan satu set kondisi, baik kondisi
kemampuan
mahasiswa untuk
TE R BU
internal, maupun kondisi eksternal. Kondisi internal antara lain adalah mencari dan
mengolah informasi.
KOl'ldisi internal ini dipengaruhi oleh locus of control mahasiswa yang
TA S
bersangkutan. 23 Informasi verbal disebut juga pengetahuan deklaratif yang bertujuan untuk mengetahui 'apa'.24
ER SI
Sikap adalah salah satu unsur kepribadian seseorang yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku sese:orang terhadap suatu
N IV
benda, kejadian, atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting adalah sikap sosial mahasiswa terhadap orang lain. Sikap sosial
U
dapat juga dipelajari pada saat mahasiswa belajar Ilmu Kimia. Misalnya pada saat melakukan praktikum kimia,
mahasiswa harus selalu
memperhatikan keselamatan temanr:ya.
Mathematical Problem Solving, http://www.lincoln.ac.nzJeduc/tip/31.htm Herbert M. Lefcourt, Locus ofcontrol: Trends in TheOlY and Research (New Jersey: Lawrence Erlbaum .Associates 'Publisher, 1982), p. 60 24 Ellen D. Gagne, The Cognitive Psychology ofSchool Learning (Canada: Little, Brown & Company Limited, 1985), p. 48
22
23
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 38
Keterampilan Motorik tidak hanya rnencakup kegiatan yang berupa fisik, tetapi juga kegiatan rnotorik yang digabung dengan keterarnpilan intelektual. Sebagai contoh dalarn pelajaran sain: bagairnana cara rnenggunakan berbagai rnacarn alat seperti rnikroskop, a'tau cara rnenggunakan alat-alat listrik dalarn pelajaran Fisika, atau bagairnana cara rnenggunakan buret, alat destilasi dalarn pelajaran Kirnia. 25
tergantung
pada
untuk
rnernecahkan
rnasalah
tiga
kernarnpuan,
yaitu:
lingkungan keterarnpilan
TE R
sangat
rnahasiswa
BU
kernarnpuan
KA
Dari kelirna kernarnpuan yang diuraikan di atas, pada dasarnya
in,telektual yang lebih rnendasar, inforrnasi verbal yang terorganisasi
Menurut
Rob~r
SI TA S
biasanya berupa skerna, dan strategi kognitif yang dipilih mahasiswa. M. Gagne dan Leslie J. Briggs, kapabilitas sebagai
Garnbar 3.
ER
hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai variabel seperti tcrlihat pada Dari garnbar tersebut dapat dilihat variabel apa saja yang
N IV
rnernpengaruhi hasil belajar yang diharapkan atau yang sudah ditentu
U
kan oleh dosen.
Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilaksanakan penulis, variabel yang diharapkan paling berpengaruh terhadap hasil be1ajar, dalarn hal ini adalah kernarnpuan rnahasiswa rnernecahkan rnasalah lingkungan, adalah variabel pernbelajaran, yaitu strategi pernbelajaran yang digunakan, dan rnahasiswa sendiri yaitu locus of control sebagai 25
Ratna Wilis Dahar, op. cit., p. 140
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 39
salah satu sifatjkarakteristik mahasiswa. Dengan demikian variabel variabel lain harus dapat dikontrol sehingga hasil penelitian diupayakan hanya dipengaruhi oleh dua variabel yang te1ah dipilih.
SISWA
BU KA
Variabel Kemampuan
VariabelPendukung
R
SEKOLAH
HASIL BELAJAR
TE
Variabel Proses MASYARAKAT
TA
S
Pembelajaran
ER
SI
Gambar 3. Variabel-variabel yang mempengaruhi hasil belajar dari suatu program pembelajaran. 26
IV
Dalam mempelajari keterampilan intelektual diperlukan syarat
U
N
syarat yaitu penguasaan keterampilan inte1ektual yang lebih sederhana dan kondis'i belajar tertentu. Khusus untuk pemecahan masalah diperlukan ,kondisi internal: (1) mahasiswa mampu me-recall aturan aturan yang relevan dengan masalah yang akan diselesaikan, misalnya masalah lingkungan, (2) rnemiliki informasi verbal yang terorganisasi 26
Robert M. Gagne dan Leslie J. Briggs, Principles ofInstructional Design (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1979), p; 296
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 40
secara baik, dan (3) mampu mengaktifkan dan menggunakan strategi kognitif yang telah dipelajari sebelumnya. Sedangkan kondisi eksternal yang mendukung proses pemecahan masaiah adalah: (1) pembelajaran verbal atau mengajukan pertanyaan yang dapat merangsang ingatan mahasiswa akan aturan-aturan yang relevan, (2j membimbing atau mengarahkan pikiran mahasiswa ke arah tertentu, namun demikian
BU KA
bimbingan itu dapat sangat terbatas dan dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri (dalam belajar penemuan atau discovery).
TE
R
Kapabilitas atau kemampuan yang diperlukan mahasiswa untuk mempelajari
strategi kognitif adalah
keterampilan intelektual dan
ER SI TA
S
informasi verbal sebagai kondisi internal. Sedangkan kondisi eksternal yang diperlukan adalah dorongan kepada mahasiswa untuk melatih diri menggunakan strategi kognitif dalam berbagai situasi baru. Misalnya,
N IV
kepada mahasiswa disajikan berbagai jenis data kemudian mahasiswa diharuskan memilih dan menggunakan strategi yang tepat untuk
U
memecahkan masalah yang harus diselesaikannya.. Implikasi pendidikan dari keadaan ini adalah agar dalam pembelajaran seringkali diberikan contoh yang akan membuat mahasiswa tertantang untuk menemukan cara baru dalam mengelola cara belajar dan berpikirnya. Kondisi internal yang diperlukan mahasiswa untuk mempelajari I
informasi verbal adalah: (1) penguasaan keterampilan intelektual sesuai .dengan masalah yang akan dipecahkan, dan (2) memiliki struktur
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 41
kognitif yang tersusun secara bermakna. Sedangkan kondisi eksternal yang diperlukan
untuk mempelajari informasi verbal adalah:
(1)
rangsangan yang membuat suatu struktur kognitif segera terbuka dan mengingatkan mahasiswa akan adanya konteks bcrmakna yang lebih besar, sehingga infol'masi baru tersebut cocok masuk ke dalamnya, (2)
KA
memberi tahu mahasiswa tentang tujuan belajar.
BU
Jenis inforr,riasi verbal yang paling sederhana adalah label atau n&ma, sedangkan bentuk tipikal dari kelompok atau satuan informasi
TE
R
adalah fakta. Belajar fakta tunggal tergantung pada adanya struktur bermakna yang lebih besar di dalam diri mahasiswa. Informasi juga
AS
dapat berupa seperangkat fakta yang saling berkaitan atau kumpulan
ER
berbentuk skema.
SI T
pengetahuan. Sering kali pengetahuan yang telah tersusun tersebut
IV
Urutan peristiwa yang terjadi pada saat seseorang memecahkan
N
masalah, menurut Gagne dan Briggs, adalah: (1) menyajikan masalah,
U
(2) mendefinisikan masalah, (3) merumuskan hipotesis, dan (4) verifikasi hipotesis. 27
Hal
senada juga diakui oleh Mohamad
Amien yang
mengatakan bahwa langkah sederhana yang dilakukan seseorang ketika memecahkan masalah meliputi: (1) mengidentifikasi dan menyatakan
27
ibid., p. 178
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 42
rnasalah, (2) merumuskan hipotesis, (3) mengumpulkan data, dan (4) menarik kesimpulan. 28 Crowl, Kaminsky, dan Podell menyatakan bahwa mahasiswa akan mlldah mengingat langkah-Iangkah pemecahan masalah apabila hal itu dikaitkan
d~ngan
kata IDEAL yang merupakan kependekan dari I -
identify the problem (kenali masalahnya), D - define and represent the
KA
problem (definisikan dan jelaskan masalahnya), E - explore possible
BU
strategies (carilah strategi yang dapat digunakan untuk memecahkan
TE
R
masalah tersebut), A - act on the strategies (cobalah lakukan strategi itu),
L - look back and evaluate the effects of your activities (periksa kembali
TA
S
dan lakukan evaluasi tcrhadap apa yang telah dilakukan). 29
SI
Rob{;rt J. Sternberg mengatakan bahwa untuk memecahkan suatu
ER
masalah diperlukan enam langkah dasar yang akan berulang sehingga
IV
membentuk suatu siklus. Keenam langkah dasar tersebut adalah: (1) (2) mendefinisikan masalah,
(3)
merumuskan
N
mengenali masalah,
U
strategi untuk memecahkan masalah, (4) mengumpulkan informasi, (5) menyediakan sumber-sumber yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut, dan (6) melakukan monitoring dan evaluasi. 3o
Mohamad Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Metode DiscovelY dan Inquiry (Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud, 1987), p. 14 29 Thomas K Crowl, Sally Kaminsky, dan David M. Podell, Educational Psychology: Windows on Teaching (Dubuque: Brown & Bencemark Publisher, 1997), p. 161 30 Robert 1. Sternberg, Succesful Intelligence (Kuala Lumpur: Syarikat First Agency Publishing, 1997), pp. 156-169
28
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 43
Menurut Robert E. Slavin, langkah pertama dalam memecahkan masalah
adaiah
langkah
yang
memecahkan
mengidentifikasi masalah, harus
masalah
dilakukan menyita
kemudian
selanjutnya. waktu
menentukan
Walaupun
mahasiswa
lebih
latihan banyak
dibandingkan untuk mengerjakantugas-tugas yang lain, mahasiswa
KA
lebih kaya akan konten atau materi dan keterampilan akademik. Hal ini .. disebabkan dalam memecahkan suatu masalah, mahasiswa harus mengidentifikasi
solusi
yang
mungkin
memilih alternatif solusi terbaik, melaksanakan solusi,
TE
dilakukan,
masalah,
R BU
mengidentifikasi
menganalisis, dan melaporkan penemuannya. 31 Jadi, dengan berlatih
TA
S
memecahkan masalah, khususnya masalah lingkungan, mahasiswa
ER SI
diharapkan lebih banyak belajar menerapkan keterampilan akademik seperti mengumpulkan informasi, menggunakan berbagai strategi untuk komputerisasi, dan menulis laporan.
Pada
IV
memecahkan masalah,
N
akhirnya, dengan banyak berlatih m<;mecahkan masalah lingkungan,
U
mahasiswa diharapkan lebih
m~mpunyai
kepekaan terhadap keadaan
lingkungan di sekitarnya, dan akan berpartisipasi dalam kegiatan kegiatan pelestarian dan penyelamatan lingkungan. Dari .uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa
memecahkan
masalah
lingkungan
adalah
kapabilitas
mahasiswa dalam penguasaan ilmu lingkungan yang memadai, dan 3 I Robert
E.Slavin, op. cit., pp. 292-297
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
44
penggunaan strategi pemecahan masalah. Penguasaan ilmu lingkungan yang memadai merupakan syarat agar mahasiswa dapat memecahkan masalah lingkungan dengan benar, karena ilmu lingkungan adalah sumber informasi dan acuan bagi mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan. Sedangkan kemampuan menggunakan strategi pemecahan
masalah
meliputi
penguasaan
mahasiswa
tentang
KA
keterampilan-keterampilan intelektual, strategi kognitif, dan informasi
BU
verbal yang terorganisasi dengan baik dan sistematis.
TE R
Penguasaan ketiga kapabilitas yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, dan informasi verbal, dipengaruhi oleh kontrol diri
SI TA S
mahasiswa atau locus of control. Di samping itu kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan juga dipengaruhi oleh strategi
strategi
ER
pembelajaran yang dipilih dosen. makin sering dosen menggunakan
discovery,
semakin
mudah
mahasiswa
mengembangkan
N IV
kemampuannyc.. untuk memecahkan masalah-masalah lingkungan. uralan
di
atas
dapat
dipahami
bahwa
kemampuan
U
Dari
mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan dipengaruhi oleh strategi
pembelajaran
yang
digunakan
oleh
closen
mata
kuliah
Pendidikan Lingkungan Hidup dan tergantung pada jenis locus of control . mahasiswa.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 45
2.Hakikat Strategi Pembelajaran Menurut Walter Dick dan Lou Carey, 'An instructional strategy describes the general components of a set of instructional materials and
the procedures that will be used with those materials to elicit particular leaming outcomes from students. '32 Pandangan Dick dan Carey tersebut
KA
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran tidak merupakan suatu outline yang sederh:lna dari materi yang akan disampaikan kepada melainkan
merupakan
keseluruhan
R BU
mahasiswa,
kegiatan
untuk
pembelajaran, yaitu:
(1)
TE
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Ada lima komponen utama kegiatan pra-instruksional, yang meliputi menginformasikan tujuan
TA
S
tahapan-tahapan memotivasi mahasiswa,
IV ER SI
pembelajaran dan pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki oleh mahasi~wa,
(2) menyajikan informasi atau materi perkuliahan beserta
pemberian contohnya, (3) partisipasi mahasiswa melalui pemberian
N
latihan dan umpan balik, (4) memberikan penilaian untuk mengukur
U
pencapaian tujuan pembelajaran, dan (5) tindak lanjut berupa kegiatan remidiasi, pengayaan, dan memantapkan ingatan akan materi yang telah dipelajari. Komponen dasar struktur pembelajaran adalah tetap tanpa membedakan apakah pembelajaran tersebut didisain untuk kapabilitas
32
Walter Dick dan Lou Carey, The Systematic Design ofInstruction (New York: Longman Publishers,
~ 996), p.183
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 46
keterampilan intelektual, infomasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik, atau sikap.33 Strategi pembelajaran, menurut Atwi Suparman,
merupakan
perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan
siswaj mahasiswa, da1.am
proses
dan
bahan,
pembelajaran
serta
untuk
waktu
mencapai
yang tujuan
KA
digunakan
peralatan
BU
instruksional yang telah ditentukan. 34 Dengan kata lain, strategi pembelajaran menurut Suparman dapat juga disebut prosedur yang
TE R
sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.
AS
Sementara itu, menurut Barbara B. Seels dan Rita C. Richey,
SI T
(InstructiCJnal strategies are
menurut
kedua
pakar
tersebut,
5trategi
N IV ER
activities. '35 Itu artinya,
methods for selecting and sequencIng
pe'mbelajarari merupakan cara seseorang memilih suatu urutan kegiatan pembelajaran. Sedangkan Romiszowski menyatakan bahwa strategi
U
pembelajaran merupakan terjemahan secara filosofis atau teoretik dari pernyataan bahwa pembelajaran atau
situasi
tertentu. 36
s~yogianya dilaksa.nakan
Berdasarkan
pengertian itu,
pada keadaan Romiszowski
mengidentifikasi adanya dua posisi yang bertentangan berkenaan
Ibid.. pp. 184 - 191 Atwi Supannan, Desain Instruksional (Jakarta: PAU-UT Ditjen Dikti, 1991), p. 141 35 Barbara B. Seeh dan Rita C. Richey, Instructional Technology: The Definition and Domains ofthe Field (Washington: AECT. 1994), p. 12
36 AJ. Romiszowski, Producing InstructionalSystem (New York: Kogan Page Ltd" 1984), p. 56
33 34
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
47
dengan proses belajar dan pembelajaran. Kedua hal tersebut adalah: (1)
Expositive Strategy untuk Receptive Learning, dan (2)
Experential
Strategy untuk Discovery Learning. Ivor K. Davies menyarankan, dalam memilih strategi, guru atau dosen harus berpedoman pada tiga kriteria, yaitu: (1) sifat dan tujuan yang
harus
dicapai,
(2)
kebutuhan
untuk
memperkaya
KA
belajar
BU
pengalaman belajar, seperti untuk meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, dan (3) kemampuan mahasiswa yang tercakup dalam tugas. 37
TE R
Gagne dan Briggs menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran, seorang mahasiswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
AS
seperti terlihat pada Gambar 4. Dari gambar tersebut dapat dilihat
SI T
bahwa seseorang yang mengalami belajar dipengaruhi oleh faktor
IV ER
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi tiga prinsip, yaitu: (1). Prinsip Keterhubungan yang berarti stimulus atau rangsangan
N
yang diberikan kepada mahasiswa seyogianya sesuai dengan kebutuhan
U
mahasiswa, t2) Prinsip Pengulangan yang menghendaki stimulus dan respon diberikan beberapa kali, (3) Prinsip Penguatan yang berarti perlunya memberikan penguatan kepada mahasiswa untuk mendapat hasil yang lebih mantap. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi
37
Ivor K. Davies, The management ofLearning Terjemahan Koyo Kartasurya (Ed), (Jakarta: PAU-UT dan CV Rajawali, 1987), p. 248
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
48 terjadinya belajar adalah informasi faktual, keterampilan intelektual, dan str8.tegi kognitif.
Keterhubungan (Contiguity)
FAKTOR EKSTERNAL
I
Penguatan (Reinforcement)
Pengulangan (Repetition)
I
I
KA
Kejadian Belajar (Learning Event)
BU
-~
Keterampilan IntelektuaI
Strategi
Faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kejadian belajar, diadaptasi dari Gagne dan Briggs. 38
SI
'3ambar 4.
TA S
TE
R
Infomlasi FaktuaI
FAKTOR INTERNAL
ER
Jenis-j~nis kejadian
belajar diharapkan berhubungan secara tepat
IV
dengan apa yang sedang terjadi pada mahasiswa pada saat terjadi
U
N
proses belajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa belajar melibatkan proses-proses yang mengaktifkan kondisi internal. Sekalipun demikian, proses-proses internal inidapat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian eksternal. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya pembelajaran. Sebagai
contoh,
perhatian
mahasiswa
dapat
ditimbulkan
oleh
rangsangan eksternal yang memang dirancang untuk itu. Karena itulah,
.1K
Gagne dan Briggs, op. cit., p. 10
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 49
menurut Gagne dan Briggs, pembelajaran adalah satu set kejadian eksternal terhadap mahasiswa yang dirancang untuk menunjang proses internal. Tabel 1. Kejadian-kejadian pembelajaran dan hubungannya dengan proses bdajar39 KEJADIAN PEMBELAJARAN
HUBUNGAN DG.PROSES BELAJAR Penerimaan neural impuls
2.Memberi tahu mahasiswa tentang TIK
Pengaktifan proses kontrol eksekutif
3.Merangsang ingatan tentang pelajaran
Retrival ke memori kerja
BU KA
I.Mengarahkan perhatian
yang lalu
Penekanan terhadap perscpsi sclektif Pengkodean semantic
belajar
TE
5.M~mberikan bimbingan
R
4.Menyajikan stimulus
Pengaktifan organisasi respons
ER SI TA
7.Memberikan umpan balik
S
6.Menimbulkan kinerja mahasiswa
Penetapan penguatan Pengaktifan retrival, penguatan
9.Memperkuat retensi dan transfer
Pemberian petunjuk dan strategi untuk retrival
N IV
8.Menilai kinerja mahasiswa
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kejadian pembelajaran selalu
U
hadir dalam setiap situasi belajar, pada anak kecil berbeda dengan tingkat mahasiswa. 1. Strategi Discovert/-Inquiry Salah satu program untuk mengembangkan strategi mengajar yang modern (walaupun tidak baru) di sekolah-sekolah menekankan
39
Ibid., p. 157
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 50
keterlibatan .siswa dalam proses belajar yang aktif melalui kegiatan kegiatan yang berorientasi pada discovery danl atau inquiry. Falsafahnya
adalah siswal mahasiswa akan termotivasi lebih baik bila mereka terlibat
secara
langsung ~anj atau
discovery
dalam
proses
belajar
melalui
kegiatan-kegiatan
inquiry.
pasifnya
mahasiswa
3.ntara
lain
KA
Jadi, makin aktif mahasiswa nakin tinggi motivasi belajarnya. Aktif atau
tergantung
pada
strategi
yang
BU
digunakan oleh dosen. Gambar 5 adalah salah satu contoh penggunaan
TE R
stI'ategi pembelajaran sain dan hubungannya dengan peran mahasiswa.
EKSPOSITORI
DISCOVERY
TA S
Strategi
TERBIMBING
Pasif atau aktif
...
Aktif/fasilitator
Fasilitator
A k t if
A k t if ~
U
N
IV
Peran mahasiswa
Aktif/Dominan
ER
Peran dosenl Pengajar
SI
Mcngajar
EKSPLORASI DISCOVERY BEBAS
Gambar 5.
Dominasi Pengajarjkepasifan mahasiswa dan hubung annya dengan metode mengajar tertentu. 40
Pada Gambar 5 terlihat bahwa strategi ekspositori terletak pada ujung sebelah kiri, sedangkan strategi eksplorasi (discDverJd bebas) berada di ujung sebelah kanan. Strategi discovery bebas memungkinkan
40
Arthur A. Carin dan Robert B. Sund, Teaching Science Through DiscovelY (Columbus: Merrill Publishing Company, 1989), p. 91
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 51
mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya memanipulasi dan mengolah informasi yang berasal dari berbagai sumber. Dalam discovery bebas, mahasiswa mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis dengan data yang ada, dan mencoba menerapkan kesimpulannya pada data, masalah atau situasi baru. Sedangkan
BU KA
kombinasi dari strategi ekspositori dan strategi discovery bebas disebut
discovery terbimbing atau guided discovery.
Peranan pengajar atau dosen, dalam gambar tersebut, pada strategi
ekspositori
nampak
TE R
penggunaan
sangat
dominan,
dosen
memberi instruksi, mengajar, melakukan demonstrasi. Karena itulah
pengajar
~tau
SI TA S
strategi pembelajaran ekspositori disebut strategi yang berpusat pada
teacher centered.
ER
Pada strategi discovery bebas, mahasiswa berperan aktif. Oleh
N IV
karena itu,. strategi discovery disebut strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa atau
U
discovery bebas, dosen berperan lain
menyiapkan
studi
kasus
student centered.
Dalam
strategi
s~bagai
fasilitator yang bertugas antara
dan
untuk
kebutuhan
melakukan
demonstrasi. Dosen dapat naja dibantu oleh fasilitator lain, asal orang tersebut sudah mengenal mated yang akan dibahas sehingga dia dapat
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 52
membcrikan pertanyaan kepada mahasiswa dan menjadi pembimbing diskusi yang baik,41
Discovery bebas sering kali disebut sebagai inquiry. David Welton dan John Mallan berkata tentang free discovery atau inquiry sebagai 'In
an educational context, inquiry is both a noun and a verb - both an act and a process .... Inquiiy is a learning process, a way in which students
KA
and adults can go about solving problems or processing information. '42
BU
Menurut Mohammad Amien, discovery terjadi apabila mahasiswa
TE R
terlibat dalam kegiatan yang menggunakan proses mentalnya untuk menemukan konsep dan/ atau prinsip. Jadi, kegiatan discovery adalah
TA S
suatu kegiatan yang dirancang sedemikian rupa sehingga mahasiswa
Seorang
mahasiswa
yang
berhasil
membuat
penemuan
ER
sendiri.
SI
dc.:pat menemukan konsep dan atau prinsip melalui proses mentalnya
IV
penemuan biasanya telah melakukan proses mental, seperti: mengamati,
N
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, menarik
U
kesimpulan, dan sebagainya. Sedangkan inquiry merupakan perluasan dari proses discovery
yang dilakukan dengan cara yang lebih dewasa. Kegiatan inquiry melibatkan proses mental yang lebih tinggi, seperti: merumuskan masalah,
41
42
merancang
suatu
eksperimen,
melakukan
eksperimen,
Raffaela Borasi, Learning How to Plan a New Inquiry Unit: Developing a mathematical inquily
independently (http://www.incent.com/Strategy.html)
Carin and Sund, op. cit., p. 92
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
53 rriengumpulkan dan menganalisis data, menyimpulkan, di sampmg mempunyai sikap objektif JUJur, terbuka, dan hasrat ingin tahu. 43 Dengan demikian, istilah discovery dapat dipakai bergantian atau bersama-sama dengan istilah inquiry tergantung dari tingkatan proses mental yang terlibat.
KA
Glenn E. Snelbecker mengatakan bahwa inquiry training atau
discovery learning method merupakan model pembelajaran kognitif atau
BU
teori pembelajaran Bruner. 44 Bruner menganggap bahwa discovery
secara
aktif oleh manusia,
TE R
learning atau belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan dengan
demikian
hal
tersebut akan
SI TA
S
memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan suatu masalah dan pengetahuan yang menyertainya akan pengetahuan yang benar- benar bermakna.
Menurut
ER
menghasilkan
IV
Bruner, teori pembelajaran hendaknya meliputi: (1) pengalaman optimal
N
bagi siswa/mahasiswa untuk mau dan dapat belajar, (2) penstrukturan
U
. pengetahuan untuk pemahaman optimal, (3) rincian urutan penyajian materi pelajaran secara optimal, (4) bentuk dan pemberian penguatan. Pengembangan kemampuan discovery-inquiry, menurut Amien, antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan: guided discovery
43 44
M. Amien, op. cit., pp. 126-127 . Glenn E. Snelbecker, Learning Theory, Instructional Theory, and Psychoeducational Design (New York: Mc.Graw-HiII Book Company, 1974)" p. 420
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
54
znquzry laboratory lesson, modified discovery-inquiry, free znquzry, dan invitation into inqu.iry.45 Istilah guided discovery-inquiry digunakan apabiladalam kegiatan
discovery-inquiry, pengajar memberikan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada mahasiswa. Pada umumnya suatu guided discovery
KA
inquiry laboratory lesson terdiri dari: (1) pernyataan masalah, (2) prinsip/konsep yang ditemukan, (3) alat/bahan, (4) diskusi pengarahan,
BU
(5) kegiatan metode penemuan oleh mahasiswa, (6) proses berpikir kritis
TE R
dan ilmiah, (7) pernyataan yang bersifat open ended, (8) catatan pengajar / dosen.
modified discovery-inquiry,
TA S
Sedangkan dalam
pengajar hanya
SI
memberikan masalah saja. Mahasiswa diundang untuk memecahkan
ER
masalah tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan/atau melalui
IV
prosedur penelitian yang dirancangnya sendiri untuk memperoleh Pengajar atau dosen merupakan nara sumber yang
N
jawabannya.
U
tugasnya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mahasiswa tidak menjadi frustasi karena gagal. Bantuan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada suatu pemccahan masalah, bukannya menjelaskan tentang apa yang harus di~akukan.
r 45
M. Amien, op. cit., pp. 137 - 149
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
55 Dalam free
inquiry,
mahasiswa
harus
mengidentifikasi
dan
merumuskan masalah yang akan dipelajari. Sentuk pertanyaan yang disarankan sebagai suatu landasan untuk menciptakan kegiatan free
inquiry misalnya: (1) Masalah-masalah lingkungan apakah yang terdapat pada masyarakat kita yang ingin Anda selidiki? (2)
ekosistem darat, ekosistem akuatik, polusi tanah, polusi
KA
m~mpelajari
Anda t.elah
udara, polusi air, dall sebagainya. Dari pengalaman belajar ini, masalah
Dari eksperimen
tersebut apakah yang
TE R
eksperimen.
BU
apakah yang ingin Anda selidiki? (3) Anda telah menyelesaikan suatu dapat Anda
pikirkan? (4) dan lain sebagainya.
SI TA
S
Invitation into inquiry atau ajakan untuk menyelidiki melibatkan mahasiswa dalam proses pemecahan masalah yang caranya serupa
ER
dengan cara yang umum dilakukan oleh para ilmuwan. Suatu ajakan
IV
dilakukan dengan memberikan masalah kepada mahasiswa melalui sehingga
mahasiswa
merasa
diajak
untuk
N
pertanyaan-pertanyaan
U
melakukan sebagian atau semua hal berikut: (1) merancang eksperimen, (2) merumuskan hipotesis, (3) menetapkan kontrol, (4) menentukan sebab dan akibat, (5) menginterpretasi data, (6) membuat grafik, (7) menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan penelitian,
(8)
mengenal
cara
memperkecil
kesalahan
percobaan.
Invitation into inquiry dapat dibuat dalam bentuk tulisan untuk dibaca oleh mahasiswa atau dilakukan secara lisan sebagai bahan diskusi. ,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 56
Bruner, mengatakan, ada empat keuntungan yang diperoleh bila dosen menggunakan strategi discovery yaitu: (1) meningkatkan potensi intelektual, (2) memindahkan atau mengubah reward yang bersifat ekstrinsik menjadi intrinsik, (3)
mempelajari strategi kerja untuk
menentukan penelitian-penelitian lebih lanjut, dan (4) meningkatkan
KA
daya ingat. 46 Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa discovery
strategi
discovery-inquiry
R
penggunaan
antara
lain
adalah
TE
Tujuan
BU
inquiry adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.
mendorong 'mahasiswa untuk berperan aktif dalam menggunakan mentalnya seperti mencari dan mengolah informasi
AS
proses
serta
SI T
menemukan konsep sendiri, sementara dosen sebagai fasilitator.
ER
Strategi discovery-inquiry berjenjang, mulai discovery terbimbing
IV
atau guided discover) sampai free inquiry. Dengan menggunakan strategi
N
discovery-inquiry diharapkan para mahasiswa menggunakan proses
U
mentalnya untuk menemukan konsep/prinsip sendiri melalui kegiatan kcgiatan seperti: mengamati, mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis atau alternatif pemecahan masalah, menguji hipotesis dengan data yang tersedia atau dengan merancang/melaksanakan eksperimen sendiri dan mencoba menerapkan kesimpulan yang dibuatnya pada data banI, masalah baru atau situasi baru. Melalui pembelajaran discovery 46
Snelbecker, op. cit., p. 425
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 57 rnqUlry mahasiswa terbiasa menghadapi berbagai masalah,
dengan
demikian maka kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan akan meningkat. Adapun langkah-Iangkah kegiatatan yang dilakukan olch dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran menggunakan strategi
KA
discovery-inquiry adalah seperti terlihat pacta Tabel 2.
R BU
Tabel2. Langkah-Iangkah kegiatan dosen dan mahasiswa dalam strategi pembelajaran discovery-inquiry TAHAPAN DISC-INQUIRY
* Mengidentifikasi masalah * Merumuskan masalah
IDENTIFIKASI MASALAH
IV ER SI
TA
S
TE
KEGIATAN MAHASISWA
KEGIATAN DOSEN
# Menjelaskan tujuan
pembelajaran # Menyajikan sejumlah masalah
PERUMUSAN HIPOTESIS
* Menguji hipotesis melalui observasi atau eksperimen
PENGUJIAN HIPOTESIS
#
PENARIKAN
# Mendorong proses
U
N
* Mencari informasi yg berkaitan dg masalah * Merumuskan hipotesis
* Mengadakan diskusi * Menarik kesimpulan * Mengerjakan soal evaluasi i
# Mengajukan
pertanyaan untuk mengarahkan mhs Memantau proses pengujian hipotesis
I KESIMPULAN
diskusi dan penarik kesimpulanan
EVALUASI
# Memberi soal evaluasi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
58
2. Strategi Ekspositori Menurut Carin dan Sund, pengajar yang menggunakan strategi ekspositori
dalam
mengajarkan
sain
merasa
sedang 'melakukan',
sementara mahasiswanya diharapkan berpartisipasi secara mental. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan para
Cara
penyampaian
informasi
tersebut
adalah:
(a)
BU
mahasiswanya.
KA
pengajar merasa perlu menyajikan informasi secara langsung kepada
bercerita, (b) demonstrasi dengan menggunakan alat, (c) melakukan
TE
R
diskusi, (d) membacakan untuk mahasiswanya, (e) mempertunjukkan film, slide, tv, (1) menghadirkan nara sumber dalam suatu presentasi. Ausubel
S
itu,
menyebutkan
ekspositori
sebagai
TA
Sementara
ER SI
mengajar reseptif (reception teaching), yaitu pengetahuan yang dipelajari dipresentasikan oleh pengajar dan pengajar pula yang mendefinisikan
N IV
konsep untuk para siswa/mahasisvvanya. Bila pengetahuan yang baru dipelajari tersebut re1evan dengan konsep yang telah ada dalam struktur
U
kognitif mahasiswa, maka terjadilah belajar bermakna. Sebaliknya, belajar hafalan akan terjadi bila pengetahuan baru tidak berhubungan dengan struktur kognitif mahasiswa. 47 Menurut M. David Merrill dan David G. Twitchell, cara ekspositori (expository
41
way)
berarti
mempresentasikan,
Carin dan Sund, op. cit., p. 92
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
menceriterakan,
atau
40535.pdf 59
mempertunjukkan. 48 Jadi ekspositori adalah strategi pembe1ajaran yang cara penyampaian materinya dengan ceramah atau bercerita, dan menunjukkan sesuatu kepada siswaj mahasiswa. Menurut Merrill dan Twitchell, strategi ekspositori ini berlawanan dengan strategi inkuisitori
(inquisitory fashion). Di dalam strategi inkuisitori, mahasiswa tidak hanya menerima informasi dari pengajar, melainkan juga diharapkan
KA
dapat memberikan respon melalui jawabanjkalimat yang lengkap atau
BU
menerapkan suatu generalisasi untuk kasus-kasus khusus. Lebih lanjut
TE R
dikatakan bahwa ekspositori adalah suatu cara penyampaian informasi
page turning instruction. 49
AS
yang bersifat statis, dan kedua pakar tersebut menyebutnya sebagai
SI T
Romiszowski mengatakan bahwa strategi ekspositif meliputi empat
melalui
ER
langkah utama, yaitu: (1) menyajikan informasi, yang dapat dilakukan pemberian
penjelasan atau
pelaksanaan demonstrasi,
(2)
apabila
diperlukan,
(3)
memberikan
kesempatan
kepada
U
pesan
N IV
menguji penerimaan, ingatan, dan pemahaman dengan cara mengulangi
mahasiswa untuk menerapkan prinsip umum pada sejumlah contoh: menguJl
kebenaran
penerapan,
memodifikasi jumlah dan
tingkat
kesulitan contoh bila diperlukan guna memperoleh kinerja yang benar,
M. David Merrill dan David G. Twitchell, Instructional Design Theory (New Jersey: Educational
Technology Publications, Inc., 1994), pp. 120 - 121
49 Ibid.. p. 124
48
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 60
(4)
memberi
kesempatan
kepada
mahasiswa
untuk
menerapkan
informasi yang baru dipelajari ke dc:lam masalah dan situasi nyata. 50 Sementara itu, Laurie Brady mengatakan: 'The exposition model is
defined as a predominantrd teacher-centered model of teaching that focuses on the expository methods of narration and explanation, and that and
reVlSlon
to
consolidate learning. '51
Selanjutnya
KA
uses practice
dikatakan, model ini berdasarkan pendidikan tradisional atau klasikal penekanan
pada
subjek
tradisional,
BU
dengan
keterampilan
dasar,
TE
R
mengajar keseluruhan, dan arahan pengajar. Sekalipun demikian, model ini tidak memiliki cacat yang sering terjadi pada pendidikan tradisional.
TA
S
Model ini juga tidak memiliki sifat archaic (kuno) maupun inflexible, dan
SI
pendekatan-pendekatan narasi, penjelasan, latihan, revisi dilakukan
ER
untuk memperoleh belajar yang efektif.
N IV
Teori belajar untuk strategi ekspositori, masih menurut Brady, tidak seperti strategi pembelajaran lain yang berdasarkan teori belajar
U
tertentu, seperti
melainkan berdasarkan gabungan beberapa teori belajar
respondent
observational
learning,
learning
atau
contiguity
learning,
operant
vicarious
conditioning,
dan
learning, cognitive
learning. 52
Romiszowski, loco cit.,
Laurie Brady, Models and Methods of Teaching (Sydney: Prentice - Hall of Australia Pty. Ltd., 1985),
p. 21
52 [bid., pp , 21· 24
50 51
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 61
Respondent learning adalah bentuk belajar yang berdasarkan pandangan bahwa terdapat hubungan antara situasi (stimulus) dengan perilaku sebagai akibat (respons). Dalam belajar semacam ini, suatu respons dikeluarkan oleh stimulus yang telah dikenal. Belajar yang terjadi ketika siswa/mahasiswa secara otomatis merespon suatu situasi, tidak mempun:rai efek kepada mahasiswa. Dengan kata lain, terjadinya terhadap
stimulus
tersebut
bukan
merupakan
KA
respons
belajar,
BU
melainkan terjadi secara instinktif. Pengajar yang menggunakan strategi
TE R
ekspositori dapat menerapkan prinsip belajar ini dengan cara: (1) menghubungkan tugas belajar dengan hobi mahasiswa, (2) menciptakan
TA S
respons yang terkondisi secara berangsur-angsur.
SI
Contiguity learning adalah teori belajar yang herdasarkan pnnSlp
ER
bahwa belajar terjadi ketika dua stimulus muncul bersamaan dan Strategi ekspositori melibatkan contiguity learning ketika
IV
diulang-ular~g.
N
pengajar (terutama pada saat demonstrasi atau sedang menjelaskan)
U
mengulangi pasangan-pasangan
~timulus
dengan respons yang benar.
Pengajar yang menggunakan strategi ekspositor:i dapat menerapkan
contiguity learning dengan cara: berlatih
memasangkan
(1) mendorong mahasiswa untuk
respons yang disukainya,
(2)
meyakinkan
mahasiswa bahwa cara membuat pasangan respons yang salah akan segera diralat sebelum respons yang salah tersebut dipelajari. I
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 62
Operant learning adalah teori belajar yang berdasarkan pandangan bahwa
b~lajar
terjadi bila respons diberi penguatan. Reinforcemeni atau
penguatan adalah istilah yang digunakan untuk menetapkan stimulus yang cenderung memperkuat
perilaku
mahasiswa.
Pengajar yang
menggunakan strategi ekspositori dapat rnenerapkan operant learning dengan cara: (1) memuji respons yang benar atau pekerjaan yang baik,
(3)
reward yang
menggunakan
berarti,
dan
jangan
reward yang mengakibatkan hal tersebut
R
berlebihan memberikan
BU
mahasiswa,
KA
(2) memberikan reward atau hadiah untuk usaha yang telah dilakukan
TE
kurang berarti.
TA
S
Observational learning atau vicarious conditioning adalah teori
ER SI
belajar yang berdasarkan pandangan bahwa belajar dapat terjadi dengan cara mengamati orang lain melakukan apa yang akan dipelajari. Karena
model-model perilaku yang baik (yang diinginkan), dan
N
m~ngamati
banyak diberi kesempatan untuk
IV
itu sebaiknya mahasiswa lebih
U
mengurangi kesempatan untuk melihat perilaku-perilaku yang tidak baik. Pengajar / dosen yang menggunakan strategi ekspositori dapat menerapkan prinsip belajar ini dengan cara: (1) memberikan contoh demonstrasi dari aktivitas mahasiswa yang berkualitas tinggi yang han.1S ditunjukkan, (2) menggunakan cara belajar berpasangan terutama memasangkan mahasiswa yang kurang pandai dengan mahasiswa yang
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 63
pandai, (3) memilih mahasiswa secara individual sebagai contoh, (4) rnenunjukkan antusiasme pada saat mengajar.
Cognitive learning adalah terminologi yang digunakan un tuk menggambarkan terjadinya proses-proses mental pada saat belajar. Proses-proses ini melibatkan persepsi tentang hubungan dan alasan. Belajar dijelaskan dengan cognition atau knowing tentang hubungan
KA
hubungan tersebut. Teori belajar yang terkenal yang memperhitungkan
melaksanakan
strategi
ekspositori,
pengaJar
perlu
TE R
Setelum
BU
proses kognitif adalah teori belajar dari Bruner, Piaget, dan Ausubel.
rnembuat persiapan dan perencanaan untuk setiap tahapan. 53 Tahapan
TA S
yang dimaksud adalah tahapan narasi, penjelasan, latihan, dan revisi. Terminologi 'narasi' sering disamakan artinya dengan story telling,
ER
SI
k8rena itu dikhawatirkan pengajar akan menganggap narasi sebagai bentuk entertainment atau sebuah kegiatan untuk mengisi waktu.
N
IV
Untuk itu pengajar yang menggunakan metode narasi harus kreatif dan (1) mengorganisasikan materi dengan
U
membuat persiapan seperti:
mempertimbangkan volume, tingkat kesulitan, dan relevansinya, (2) menentukan alat peraga bila diperlukan, (3) menyusun urutan materi, (4) merencanakan keterlibatan mahasiswa.
Explanation
atau
penjelasan
didefinisikan
sebagai
usaha
menanamkall pengetahuan sedemikian rupa sehingga ketergantungan 53
Ibid . . pp. 29 - 34
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
64 antar-kejadian menjadi jelas. Kctergantungan terse but diklasifikasikan sebagai interpretasi, sebab, alasan, dan fungsi. Persiapan yang perlu dilakukan pengajar sebelum menggunakan metode penjelasan adalah: (1) menentukan kapan dan bagaimana mahasiswa akan dilibatkan, (2) memahami bahwa keefektifan metode penjelasan tergantung pada
KA
pemahaman dan kepekaan dosen terhadap kebutuhan mahasiswa, (3) menyeleksi contoh-contoh yang sesuai untuk penggambaran konsep,
penekanan
umum tentang
yang
kuat
pada
pendidikan tradisional menunjukkan
TE R
Konsep
BU
dan (4) menentukan key point untuk mendapatkan penekanan.
latihan
atau
practice dibandingkan
AS
presentasi awal. Latihan menunjuk pada pengulangan proses tertentu
SI T
untuk mengembangkan keahlian. Persiapan yang perlu dilakukan dosen
IV ER
pada penggunaan metode latihan adalah: (1) memutuskan bentuk latihan yang diperlukan, latihan atau drill, terbuka atau tertutup, (2)
N
men.entukan latihan disajikan secara utuh atau didistribusikan selama
U
pelajaran, (3) menentukan apakah latihan bersifat individual atau tidak, (4) merencanakan latihan lanjutan, (5) merencanakan latihan yang bervariasi, (6) menjaTuin adanya balikan untuk latihan yang benar. Revisi melibatkan mahasiswa untuk mengulangi atau memeriksa kembali suatu unit· pembelajaran guna mendapatkan pemahaman ,
konsep yang benar, menghindari miskonsepsi dan memperoleh kejelasan suatu konsep. Revisi dapat melibatkan pengulangan membaca wacana,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 65
diskusi kelas, menjawab pertanyaan, dan menyebutkan informasi yang relevan. Persiapan yang perlu dilakukan oleh seorang pengajar untuk melakukan revisi adalah: (1) memeriksa kembali tujuan awal dari unit, dan menilainya untuk menentukan
lSU
pokok guna perbaikan, (2)
memilih metode revisi yang sesual, (3) menggunakan metode yang bervaria8i, dan (4) meyakinkan adanya balikan untuk revisi yang benar.
KA
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekspositori adalah
BU
strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar (teacher centered).
bahkan
kadang-kadang
dosen
TE R
Dengan demikian, dalam strategi ekspositori dosen berperan aktif, mendominasi
proses
pembelajaran
SI TA
S
sedangkan mahasiswa kurang aktif. Strategi ekspositori terfokus pada metode narasi, dan penjelasan,
sedangkan metode latihan, dan revisi
ER
untuk mengkonsolidasikan belajar. Dalam penelitian ini kelompok mahasiswa yang diajar dengan
N
IV
strategi ekspositori tetap memperoleh kesempatan untuk melakukan
U
latihan memccahkan masalah lingkungan. Bedanya dari kelompok yang diajar dengan strategi discovery-inquiry, kelompok ekspositori lebih banyak mendapat bimbingan dan arahan dari dosen.
Sedangkan
mahasiswa kelompok discovery-inquiry harus mencari informasi sendiri dQ.n lebih bebas dalam memilih cara rr..emecahkan masalah lingkungan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan mahasiswa dan dosen dalam strategi ekspositori dapat dilihat pada Tabel 3.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
66 Tabel 3.
KEGIATAN MAHASISWA
TAHAPAN EKSPOSITORI
* Mendengarkan dan I memperhatikan uraian dosen
I
# Memberitahukan tujuan
pembelajaran # Me1engkapi narasi
dengan alat peraga PENJELASAN
BU
yang telah dipelajari # Menjelaskan & mendefinisikan konsep # Mengajukan pertanyaan
* Mengerjakan tugas
LATIHAN
* Mengerjakan tugas * Menerima balikan
latihan/tugas
EVALUASI
# Memberi soal evaluasi
SI T
informasi yang telah dipelajari # Memberi tugas # Memberi balikan
U
N
* Mengerjakan soal evaluasi
# Memilih dan memberi
# Mengingatkan keterampilan &
REVISI
IV ER
I
# Mengingatkan konsep
KA
* Mendengarkan penjelasan dosen * Menjuwab pertanyaan
TE R
I I
NARASI
KEGIATAN DOSEN
AS
I
Langkah-langkah kegiatan mahasiswa dan dosen dalam strategi pembelajaran ekspositor i
Perbedaan
antara
strategi
ekspositori dapat dilihat pada tabel 4.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
discovery-inquiry
dan
strategi
40535.pdf
67
Tabel 4. Perbedaan antara Strategi Discovery-Inquiry dan Ekspositori
Strateg~
pembelajara~
~
Strategi
Strategi
Ekspositori
1. Mahasiswa berperan aktif dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah, menyusun dan menguji hipotesis. (Mahasiswa harus aktif mencari informasi)
1. Dosen berperan aktif dalam menyiapkan materi kuliah secara lengkap dan sistematis (Dosen harus memberikan informasi yang lengkap kepada mahasiswa).
SI
TA
BU
R
S
menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi. (berpikir kritis dan analisis).
TE
2.. Mahasiswa dituntut untuk
KA
Disc~very~nqui~
Terjadi interkoneksi antara dosen mahasiswa, mahasiswa dosen, dan mahasiswa mahasiswa.
3. Pembelajaran berorientasi pada dosen.
4. Terjadi interaksi antara: dosen - mahasiswa dan mahasiswa - dosen.
U
N
14.
IV E
R
3. Pembelajaran berorientasi pada mahasiswa.
2. Mahasiswa dituntut untuk mendengarkan penjelasan dosen dan mengerjakan tugasyang diberi dosen.
5. Keunggulannya: Mahasiswa aktif, terbiasa menggunakan prosedur ilmiah untuk memecahkan masalah.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
5. Keunggulannya:
Tidak banyak memerlukan waktu, ekonomis, mengatasi keterbatasan alat dan bahan eksperimen.
40535.pdf
68 3., Hakikaf. Locus of Control Locus of control merupakan salah satu unsur kepribadian manusia yang pada tahun 1966 untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Rotter dalam publil.:asi suatu monograf. 54 Locus of control dibedakan menjadi
locus of control eksternai dan locus of control internal.
lr~dividu
dengan
locus of control eksternal menganggap tidak ada hubunga.n an tara
KA
perbuatan dan akibat yang ditimbulkan olehperbuatan tersebut;
R BU
mereka juga tidak merasakan adanya hubungan yang kuat antara. usaha dan hasil kerja. Sebaliknya, individu dengan locus of control
TE
internal percaya bahwa mereka dapat mengontrol secara langsung
TA
S
akibat atau hasil dari perbuatannya. 55 Locus of control dari kebanyakan individu tidak dapat dikatakan eksternal atau internal seratus persen,
IV ER SI
tetapi yang dapat dilihat dari individu adalah kecenderungannya. Good dan Brophy mengatakan bahwa locus of control seorang menunjukkan
bagaimana
individu
tersebut
cenderung
N
individu
U
menjelaskan keberhasilan dan kegagalannya. Individu yang mempunyai
locus of control eksternal menganggap kinerjanya disebabkan oleh faktor eksternal, misalnya: saya berhasil karena saya beruntung, saya gagal karena
dosen
tidak
menyukai
saya.
Sedangkan
individu
yang
mempunyai locus of control internal merasa bahwa mereka bertanggung
54 55
Anne Anastasi, Psychological Testing (New York: MacMillan Publishing Company, 1988), p. 588
Crowl, Kaminsky, dan Podell, op . cit. , p. 239
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 69
jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalannya, misalnya: saya berhasil karena saya telah bekerja keras, saya gagal karena saya kurang berusaha. Ferlu diingat bahwa locus of control merupakan persepsi yang dipelajari atau learned perseption yang dapat berubah, tetapi perubahan tersebut tidak dapat terjadi dalam waktu singkat. Keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam melaksanakan tugas biasanya tidak akan perubahan
besar
terhadap
persepsmya
KA
menghasilkan
tentang
BU
kemampuan. Namun , pada umumnya kinerja seseorang dalam suatu
TE R
tugas menimbulkan kepercayaan orang tersebut akan kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang sejenis. 56
(1970),
dan
Valecha (1972).57
Reaksi emosional
seseorang
SI
Tseng
TA S
Hal senada juga dikemukakan oleh Newsom dan Faxworth (1980),
ER
terhadap keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya tergantung pada faktor yang dipandang orang tersebut sebagai penyebab. Seseorang yang
IV
,
N
memandang keberhasilannya akibat kemampuan yang dimilikinya atau
U
karena kerja keras yang dilakukannya cenderung berhasil lagi jika menghadapi tugas yang sarna pada kesempatan yang lain. Sebaliknya, seseorang yang mengalami kegagalan karena merasa dirinya tidak mampu atau tugas yang diberikan terlalu sulit baginya, cenderung akan . gagal lagi bila diberi tugas yang sarna pada kesempatan yang lain. Thomas L. Good dan Jere E. Brophy, Educational Psychology: A Realistic Aproach (New York:
Longman, 1990),p. 380
57 Maurice C. Taylor, Locus of Control and Course Complition ofAdult Basic EducatioNal Literacy
Program PartiUpants (http://www.light-communications.com/author/richrnan/sarnple.htrn)
56
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 70
Reaksi emosional scseorang akan lebih kuat jika keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya dikaitkan dengan faktor internal. Dibanding kaum eksternal, orang-orang yang mempunyai locus oj control internal mr.;nunjukkan lingkat yang linggi dalam hal kualilas personal dan keahlian dalam pekerj6.annya, serta memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi.
perbedaan
Vaughan dalam
dan
cara
Michael
KA
mempunym
Graham
memandang
BU
Menurut
Hogg, dirinya.
manUSla Hal
ml
R
tergantung pada besarnya kontrol yang dirasakan sebagai penguatan
TE
dan hukuman yang diterimanya. 58 Kaum internal atau individu dengan
SI TA
S
locus of control internal yakin bahwa mereka mempunyai kontrol diri yang besar. Menurut mereka sesuatu dapat terjadi karena mereka
ER
membuat agar hal itu terjadi. Sedangkan kaum eksternal atau individu dengan locus of control eksternal lebih fatalistik, mereka percaya bahwa
N
IV
mereka tidak (sedikit) dapat mengontrol apa yang terjadi pada dirinya.
U
Sesuatu terjadi karena kebetulan, keberuntungan atau akibat kekuatan dari luar dirinya. Dalam kaitannya dengan locus of control dan untuk memperjelas pemahaman tentang locus of control, kiranya perlu disimak juga teori dari Weiner yang terkenal yaitu Attribution Theory. Teori tersebut
S8
Graham Vaughan dan Michael Hogg, Introduction to Social Psychology (Sydney: Prentice Hall, 1995), pp. 55 - 56
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 72
Tabe15.
Faktor Penentu Keberhasilan dan Kcgagalan diadaptasi dari Good dan Brophy
Stabilitas
Locus of Control Stabil
Tidak Stabil
Kemampuan
Usaha
I
I
Internal
I
BU
Kesulitan Tugas
Ke beruntungan
TE R
El~sternal
KA
I
Penelitian tentang hubungan antara locus of control dengan
TA
S
aktifitas kognitif pertama kali dilakukan pada tahun 1962 oleh Seeman
ER SI
dan Evans. 6o Hasil penelit.ian tersebut mendukung pernyataan bahwa individu dengan locus of control internal lebih pandai mengolah informasi
IV
dibandingkan individu dengan locus of control eksternal, walaupun
N
informasi tersebut mempunyai konotasi negatif bagi mereka. Perbedaan
U
kemampuan mengolah informasi ini kemungkinan disebabkan oleh kenyataan bahwa kaum internal bertindak atas namanya sendiri, karena itu mereka memerlukan lebih banyak informasi. Sementara itu kaum eksternal lebih siap menerima perintah dari orang lain yang lebih kompetcn, karena itu mereka kurang membutuhkan informasi.
60
Herbert M. Lefcourt, op. cit. , pp. 60 - 62
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 73
Du Cette dan Wolk melakukan penelitian yang kesimpulannya menunjukkan bahwa kaum internal superior dalam proses kognitif. Dalam penelitian terse but Du Cette dan Wolk menggunakan tugas pemecahan masalah yang sederhana (simple problem solving task). Kesimpulan dari penelitian tersebut menggambarkan beberapa hal, yaitu: (1) kaum internal lebih pandai menggunakan pengalamannya
BU KA
dalam mengerjakan tugas untuk meningkatkan persepsmya tentang data tes atau kinerja, (2) kaum internal lebih akurat dalam mengingat
R
keberhasilan Cila diberi umpan balik, (3) kaum internal lebih cepat
TE
menarik kesimpulan tentang aturan yang tidak bervariasi (invariant rule)
ER SI TA
memecahkan masalah. 61
S
d&ri situasi yang tidak jelas dan menggunakan aturan tersebut untuk
Penelitian Wheeler dan Davis (1978) yang berhubungan dengan pengambilan keputusan antara lain menunjukkan bahwa seolah-olah
N IV
kaum internal sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan bila
U
alternatiinya menantang (challenging) atau sangat penting. Sedangkan Johnson dan Kilmann (1975) melaporkan bahwa di antara subjek penelitian laki-laki, kaum internal menunjukkan percaya diri yang besar dalam
kemampuannya memecahkan
masalah dibandingkan
kaum
eksternal. Jadi kehati-hatian yang dilakukan oleh kaum internal jangan disimpulkan sebagai keraguan. Tetapi hal tersebut dilakukan dengan 61
E. Jerry Phares, Locus of Control in Personality (New Jersey: General Learning Press, 1976), p. 64
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
74 sengaja sebagai cara untuk mengambil keputusan sehingga kaum internallebih percaya diri pada apa yang telah diputuskannya. 62 Selanjutnya dikatakan bahwa karakteristik kognitif lain yang berhubungan dengan locus of control juga telah banyak diteliti, seperti kesiapan,
kepekaan,
dan
konsentrasi.
Brecher
bersama
Denmark
menemukan bahwa kaum internal lebih fasih dalam bertutur kata
KA
(verbally fluent) dibandingkan kaum eksternal. Sementara itu Ludwigsen
BU
dan Rollins menemukan bahwa anak-anak dengan lOCHS of control
TE R
internal lebih cepat mengenal bentuk random terutama bila bentuk tersebut berhubungan dengan nama mereka, dibandingkan anak-anak
TA S
dengan locus of control eksternal.
SI
Locus of control scbagai salah satu unsur kepribadian manUSIa
ER
dapat diubah; individu yang mempunyai locus of control eksternal dapat Namun
IV
diubah menjadi individu dengan locus of control internal.
N
perubahan itu tidak dapat terjadi seketika, atau dengan kata lain
U
pengubahan locus of control memerlukan waktu yang lama. Bentuk locus
of control, internal atau eksternal, sangat dipengaruhi oleh orang tua ketika individu tersebut masih kedl. Menga-:u pada uraian di atas, locus of control dalam penelitian ini disimpulKan sebagai kecenderungan seseorang menilai keberhasilan maupun kegagalannya karena kemampuan dirinya sendiri (internal) 62
Herbert M. Lefcourt. op. cit ., pp. 68 - 69
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 75
atau karena faktor di luar dirinya (eksternal). Kecendel ungan ini dapat dilihat
dari
tinggi
rendahnya
derajat:
(1)
tanggung
jawab,
(2)
penyesuaian diri, (3) penilaian terhadap kegiatan sendiri, (4) ketekunan bekerja, dan (5) penilaian tentang keberhasilan sendiri.
KA
B. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh strategi pembelajaran terhadap kemampuan mahasiswa
R
BU
memecahkan masulah lingkungan.
t~rgantung
pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut ada
SI TA S
belajar
TE
Terjadinya perubahan pada individu yang diakibatkan oleh proses
yang terdapat dalam diri mahasiswa (faktor internal), dan ada pula faktor-faktor di luar diri mahasiswa (faktor eksternal). Peran pengajar
mempengaruhi
mengarahkan seluruh faktor eksternal agar
fakor
internal
sehingga
mahasiswa
dapat
IV
dapat
ata~
ER
adalah menggunakan
N
mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan
U
'-
dan
penggunaan
strategi
pembelajaran
tertentu
merupakan usaha dosen untuk menciptakan kondisi pembelajaran (faktor eksternal) yang diperlukan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan strategi pembelajaran discovery-inquiry dan ekspositori.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 76
discovery-inquiry
adalah
strategi
mahasiswa untuk
terlibat
secara
Stra.tegi mendorong
pembelajaran
seperti:
rnengamati,
pembelajaran aktif dalam
rnenjelaskan,
yang proses
mengidentifikasi
masalah, merurnuskan hipotesis atau alternatif pemecahan masalah, menguji hipotesis dengan data yang tersedia atau dengan merancang melakukan
eksperimen
sendiri
serta
mc:ncoba
menerapkan
KA
dan
kesimpulan yang dibuatnya pada data baru, masalah baru atau situasi
BU
baru. Jadi, dengan menggunakan strategi discovery-inquiry mahasiswa Dengan aktifnya
TE
R
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
mahasiswa, diharapkan motivasi belajar para mahasiswa meningkat, pada
usaha
S
tercermin
mahasiswa
dalam
mencan
dan
SI TA
misalnya
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang merupakan salah satu
ER
tahap dalam strategi discovery-inquiry.
IV
Strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang berpusat
N
pada pengajar. Dosen atau pengajar berperan aktif, bahkan kadang
U
kadang dosen mendominasi proses pembelajaran, sedangkan mahasiswa kurang aktif. Untuk mengurangi kepasifan mahasiswa dapat digunakan metode diskusi dan metode demonstrasi. Namun demikian, dalam strategi ekspositori yang menentukan masalah atau topik untuk dibahas dalam diskusi adalah dosen; dengan kata lain peran dosen masih kuat. Berdasarkan uraian tentang perbedaan antara strategi discovery
inquiry dan strategi ekspositori dapat diduga bahwa hasil belajar
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 77
Pendidikan Lingkungan Hidup, khususnya kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan, yang menggunakan strategi
discovery-inquiry akan lebih tinggi dibandingkan pembelajaran yang menggunakan strategi ekspositori.
2. Pengaruh Locus of Control terhadap kemampuan mahasiswa dalam
KA
memecahkan masalah lingkungan
BU
Locus of control adalah salah satu unsur kepribadian manusia
R
yang dibedakan menjadi locus of control internal dan locus of control
TE
eksternal. Individu dengan locus of control internal percaya bahwa
S
mereka dapat mengontrol secara langsung akibat atau hasil dari
TA
perbuatannya. Sedangkan individu yang mempunyai locus of control
ER SI
eksternal menganggap tidak ada hubungan antara perbuatan dan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut.
IV
Oleh karena itu, individu yang mempunyai locus of control internal
U
N
merasa bahwa mereka harus bertanggung jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan yang dialaminya. Menurut individu yang mempunyai
locus of control internal, mereka berhasil karena mereka telah berusaha dan bekerja keras, dan bila menjumpai kegagalan mereka menyadari bahwa usaha mereka kurang optimal. Sementara
itu
individu
dengan
locus
of control
eksternal
menganggap kinerjanya sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Bila
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 78
berhasil, kaum eksternal merasa bahwa nasib baik sedang berpihak kepada
mereka.
menganggap
Sedangkan
sedang
bernasib
bila sial
menjumpai atau
kegagalan
orang yang
mereka
menentukan
keberhasilan tersebut tidak menyukainya. Dalam memecahkan masalah-masalah lingkungan, mahasiswa
KA
memerlukan data dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkannya. Informasi tersebut harus didapatkan baik
BU
mclalui buku teks, jurnal, majalah dan media lain, maupun mclalui
TE R
nara sumber yang berkompeten. Dengan demikian, mahasiswa yang mgm memecahkan masalah lingkungan, di samping membaca buku
TA S
teks, seyogianya mereka mencari informasi ke institusi-institusi yang
uraian di
atas dapat diduga bahwa mahasiswa yang
IV
Dari
ER
PDIN, dan lain-lain.
SI
bcrkaitan dengan masalah yang sedang dihadapinya seperti Bapedal,
N
mempunyai locus of control internal mempunyai kemampuan untuk
U
memecahkan masalah lingkungan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal. Hal ini mengingat, dalam rangka memecahkan masalah lingkungan diperlukan kerja keras untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masa18h tersebut.
r
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
79
3. Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran discovery-inquirlj dan ekspositori terhadap k.emampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan, pada mahasiswa yang mempunyai locus of control internal. Locus of control ycmg dimiliki seseorang sangat mempengaruhi usaha orang tersebut dalam menyelesaikan tugas yang diberikan Individu
yang
mempunyai
locus
of control
KA
kepadanya.
internal
BU
mempersepsl prestasinya akibat perilaku yang dapat dikontrolnya.
R
Karena itu individu dengan locus of control internallebih kuat berusaha,
TE
misalnya lebih aktif mencari informasi yang diperlukan untuk membuat
S
keputusan dalam proses pemecahan masalah, di samping dia meyakini
TA
b8,hwa kerja keras yang dilakukannya akan membuahkan hasil.
ER
SI
Discovery-inquiry adalah suatu jenis strategi pembelajaran yang mendorong dan memungkinkan mahasiswa untuk ikut aktif dalam
IV
kegiatan-kegiatan
belajar.
Misalnya dosen
memberikan
N
melakukan
U
permasalahan lingkungan untuk dicarikan saran pemecahannya, maka mahasiswalah yang mengajukan topik untuk diskusi dan merumuskan alternatif caFa pemecahan masalahnya. Tentu, untuk keperluan tersebut mahasiswa harus mencari informasi, baik melalui buku teks maupun sumber lain. Sementara itu, pada penggunaan strategi ekspositori mahasiswa lebih pasif. Apabila dosen I:1.engajukan suatu permasalahan lingkungan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 80
untuk dicari pernecahannya, maka dosen akan memberi pengarahan dan
rambu-rambu
yang diperlukan
untuk
memecahkan
masalah
terse but. Den;san kata lain, pada penggunaan strategi ekspositori, mahasiswa
tidak
dituntut
untuk
aktif
mencari
informasi
guna
pemecahan masalah karena mahasiswa cukup melaksanakan tugas
KA
atau pengarahan yang diberikan dosen. Kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan antara
BU
lain ditentukan oleh karakteristik (dalam penelitian ini locus of controQ
TE
R
mahasiswa yang bersangkutan. Penerapan strategi discovery-inquiry menuntut mahasiswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran
TA S
dibandingkan pada penerapan strategi ekspositori. Misalnya: dalam
SI
mencari informasi, merumuskan dan memilih alternatif pemecahan
ER
masalah. H8.l ini sesuai dengan sifat mahasiswa yang mempunyai locus
N IV
of control internal. Sedangkan mahasiswa dengan locus of control internal kurang mencapai hasil yang optimal bila dosen menggunakan strategi
U
ekspositori karena dia merasa tidak bebas mengemukakan pendapat atnu pemikirannya akibat dosen sudah menentukan rambu-rambu bagi pemecahan masalah yang harus dilakukan mahasiswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan yang diajar dengan strategi discovery-inquiry diduga akan lebih tinggi dibandingkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
81
mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori bagi mahasiswa yang mempunyai locus of control internal.
4. Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran discovery-inquiry dan ekspositon terhadap kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan pada mahasiswa dengan locus of control ekstemal.
KA
Mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal meyakini
BU
bahwa pre stasi atau kinerjanya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di luar dirinya Karena itu mahasiswa dengan locus of control eksternal
TE
R
diharapkan dapat mencapai hasil pembe1ajaran yang lebih baik bila dia
SI TA S
diberi pengarahan, petunjuk, dan rambu-rambu yang jelas. Hal ini sesuai dengan ciri strategi ekspositori yang berpusat pada dosen. Pada strategi ekspositori.
ER
Sementara itu, mahasiswa yang mempunyai locus of control
IV
eksternal bila diajar dengan strategi discovery-inquiry akan merasa tidak
U N
nyaman dan menganggap tugas untuk memecahkan masalah yang diberikan dosen terlalu sulit karena tanpa petunjuk yang jelas atau kurang informasi. Akibatnya, mahasiswa tersebut tidak termotivasi untuk mencari informasi dan akhirnya gagal mengerjakan tugas dari dosen yaitu mencari alternatif pemecahan masalah yang paling tepat. Sebagai kesimpulan
dapat dikemukakan bahwa kemampuan
mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan yang diajar dengan strategi
ekspositori
diduga
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
akan
lebih
tinggi
bila
dibandingkan
40535.pdf
82 mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry bagi rnahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal.
5. Pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dengan locus of
control
terhadap
kemampuan
mahasiswa
memecahkan
masalah
lingkungan. pembahasan
teori
dapat
diduga
bahwa
kemampuan
KA
Dari
BU
mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan yang diajar dengan strategi discovery-inquiry lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang
TE
R
diajar dengan strategi ekspositori. Namun demikian, hal tersebut tidak
TA S
dapat dijamin berlaku bagi semua kelompok mahasiswa. Bagi kelompok mahasiswa yang mempunyai locus of control
SI
internal, 'strategi pembelajaran discovery-inquiry diduga lebih sesuai
lingkungan.
N IV
masalah
ER
sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memecahkan Dikatakan
demikian,
karena
karakteristik
mahasiswa yang mempunyai locus of control internal adalah aktif pada proses
U
setiap
dalam
penyelesaian
tugas,
pemecahan
masalah,
Sedangkan penerapan strategi discovery-inquiry menuntut keaktifan mahasiswa. Di lain pihak, kelompok mahasiswa yang mempunyai locus of
control eksternal, strategi pembelajaran ekspositori diduga lebih sesuai sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memecahkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
83 masalah lingkungan. Dikatakan dernikian, karena rnahasiswa dengan
locus of control eksternal rnernpunyai sifat pasif, sedangkan strategi eks:Jositori bersifat teacher oriented yang berarti rnahasiswa berperan pasif. Dengan dernikian, diduga terdapat pengaruh interaksi antara
KA
strategi pernbelajaran (discovery-inquiry dan ekspositori) dan locus of
control (internal dan eksternal) terhadap peningkatan kernarnpuan
TE
R BU
rnahasiswa dularn rnernecahkan rnasalah lingkungan.
C. Perumusan Hipotesis
TA
S
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir seperti yang diuraikan di
IV ER SI
atas, rnaka dapat dirumuskan jawaban sernentara atas rnasalah yang diajukan dalarn penelitian ini sebagai berikut: 1. Kernarnpuan rnernecahkan rnasalah lingkungan rnahasiswa yang
N
diajar dengan strategi discovery-inquiry lebih tinggi dibandingkan
U
rnahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori. 2. Kernarnpuan rnernecahkan rnasalah lingkungan rnahasiswa dengan
locus of control internal lebih tinggi dibandingkan rnahasiswa dengan locus of control eksternal. 3. Kernampuan
rnernecahkan
rnasalah lingkungan dari rnahasiswa
dengan locus of control internal yang diajar dengan strategi discovery
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 84
mqUIry lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori. 4. Kemampuan dengan
memecahkan masalah lingkungan dari mahasiswa
locus of control eksternal yang diajar dengan strategi
ekspositori lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang diajar dengan
KA
strategi discovery-inquiry. 5. Terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembe1ajaran dan locus
BU
of control terhadap kemampuan mahasiswa memecahkan masalah
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
l\ngkungan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
BABIII
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk menjawab
KA
permasalahan penelitian yaitu: pengaruh strategi pembelajaran dan
BU
locus oj control terhadap kemampuan mahasiswa memecahkan masalah
TE R
lingkung:1.n serta interaksi antara strategi pembelajaran dan locus oj
control dalam mempengaruhi kemampuan mahasiswa memecahkan
TA S
masalah lingkungan.
Secara terinci penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
yang
diajar
ER
mahasiswa
SI
1. Perbedaan kemampuan untuk memecahkan masalah lingkungan dari dengan
strategi
discovery-inquiry
dan
IV
mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori.
U
N
2. Perbedaan kemampuan untuk memecahkan masalah lingkungan dari mahasiswa yang mempunyai locus oj control internal dan mahasiswa yang mempunyai locus oj control eksternal. 3. PerbedaaIi kemampuan untuk memecahkan masalah lingkungan dari mahasiswa yang mempunyai locus oj control internal yang diajar dengan strategi discovery- inquiry dan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 86
4. Perbedaan kemampuan untuk memecahkan masalah lingkungan dari .1lahasis~.Ta
yang mempunyai locus of control eksternal yang diajar
dengan strategi pembelajaran discovery-inquiry dan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori. 5. Pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan
lOCHS
of control
mahasiswa terhadap kemampuannya dalam memecahkan masalah
BU
KA
lingkunga11.
TE R
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Program S 1 FMIPA UNJ
TA S
(Fakultas Matematika dRn Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
SI
Jakarta), Program Studi Pendidikan Biologi dan Penclidikan Fisika.
ER
Sedangkan uji coba instrumen penelitian dilaksanakan pada Program
IV
Studi Biologi Jurusan Biologi FMIPA UNJ.
N
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada semester genap
U
tahun kuliah 2000/2001, mulai bulan April 2001 sampai dengan bulan Juni 2001. Penelitian terse but meliputi kegiatan-kegiatan uji coba instrumen, pelaksanaan perlakuan (eksperimen), sampai pengumpulan data tentang kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 87
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimp-n, dan melibatkan dua variabel bebas, yaitu: (1) strategi pembelajaran yang meliputi strategi discovery-inquiry dan strategi ekspositori, (2) locus of
control yang meliputi locus of control internal dan locus of control
KA
eksternal. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 2 yang
R BU
matriksnya terlihat pada Tabel 3.1.
TE
Tabel 3.1. Matriks Rancangan Penelitian
EKSPOSITORI
S
DISCOVERY· INQUIRY
IV ER SI
INTERNAL
TA
f - - - - - - - - - - - - - - - - ' = = = - t - - - - - - - - - I - - - - . - - .-----
EKSTERNAL
II
III
J
IV_ _
U
N
Keterangan: I Kelompok mahasiswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran discovery-inquiry dan mcmpunyai locus of control internal II
Kelompok mahasiswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan mempunyai locus of control internal
III
Kelompok mahasiswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran discovery-inquiry dan mempunyai locus of control eksternal
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
88 IV
Kelompok mahasiswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan mempunyai locus of control eksternal
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populcsi
dalam
penelitian
adalah
Inl
mahasiswa
FMIPA
Universitas Negeri Jakarta. Sementara sampel yang dipakai dalam
KA
penelitian ini adalah mahasiswa FMIPA UNJ Program Studi Pendidikan
BU
Biologi dan Pendidikan Fisika yang mengikuti matakuliah Pendidikan
TE R
Lingkung'3.n Hidup (PLH) pada semester genap tahun 2000/2001. Peneliti berasumsi bahwa semua mahasiswa FMIPA UNJ memiliki
TA S
kemampuan belajar yang sarna. Paling tidak mereka sarna-sarna baru tamat dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Jurusan IPA, dan pada
SI
saat peneJitian mereka adalah mahasiswa semester kedua. Selain itu,
N IV ER
peneliti juga berasumsi bahwa semua dosen FMIPA UNJ pengajar PLH mempunyai kemampuan mengajarkan PLH yang sarna. Para dosen
U
pengaj&r PLH mempunyai latar belakang pendidikan yang baik untuk mengajarkan PLH, yaitu dua Magister Biologi Konservasi, seorang Magister Lingkungan, dan seorang Doktor PKLH. Adapun pengambilan sampel dilakukan secara aeak dengan prosedur sebagai berikut. Pertama-tama mengidentifikasi seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia yang mengikuti mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa mahasiswa FMIPA UNJ dari Program Studi sepert'
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
89 dimaksud di atas yang mengikuti mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup pada semester genap 2000/2001 berjumlah 127 orang dengan rincian seperti tertera pada Tabel 3.2.
JUMLAH MAHASISWA
PROGRAM STUDI
BU
1
KA
Tabel3.2 Komposisi mahasiswa FMIPA UNJ yang mengikuti mata kuliah PLH semester genap 2000/2001
TA
SI
IV ER
acak
- --
-I
35
diambil
satu
program
studi
untuk
N
secara
"
127
JUMLAH
Kemudian
. ..
25
PENDIDlKAN KIMIA
-
_.
32
35
S
PENDIDlKAN FISlKA
TE
PENDIDlKAN BIOLOGI
R
PENDIDlKAN MATEMATIKA
U
dijadikan kelas perlakuan yaitu kelas yang akan mengalami proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran discovery-inquiry. Dan satu program studi yang lain akan memperoleh pembelajaran c1cngan strategi ekspositori. Hasil pengacak8.n adalah: Program Studi Pendidikan Fisika akan
rr!enerima
perlakuan
strategi
pembelajaran
discovery-inquiry,
sedangkan Program Studi Pendidikan Biologi akan diajar dengan strategi ekspositori.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
90 Setelah itu ditentukan jenis locus of control mahasiswa dari kedua kelompak perlakuan. Hasil penentuan terse but kemudian digabungkan dengan hasil pengacakan program studi di atas. Hasil penggabungan penentuan jenis locus of control dan kelompok perlakuan menunjukkan bahwa:
(1)
mahasiswa
Program
Studi
Pendidikan
Fisika
yang
BU KA
mempunyai locus of control internal berjumlah 18 orang dan mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal berjumlah 17 orang, (2) mahasiswa Program Studi Pendidikan BioJogi yang mempunyai locus of
TE R
control internal berjumlah 17 orang dan mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal berjumlah 18 orang. Rincian hasil penentuan
SI TA S
komposisi locus of control mahasiswa sesuai dengan program studinya
ER
dapat dilihat pada Tabel 3.3.
N IV
Tabel 3.3. Komposisi locus of control mahasiswa menurut program studinya
U
~ LOCUS OF CONTROL
I
PEND. FISIKA
PEND. BIOLOGI
JUMLAH
17
35
INTERNAL
18
EKSTERNAL
17
18
35
JUMLAH
35
35
70
I
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
I
40535.pdf 91
Komposisi sampe1 dari setiap ke1ompok menurut jcnis perlakuan dapat
di~ihat
pada tabe1 berikut.
Tabe1 3.4. Komposisi sampe1 menurut jenis perlakuan ~PERLAKUAN
ILOC~
.~
EKSPOSITORI
---, JUMLAH --
I
18
INTERNAL
.
KA
OF CONTROL
STRAT~
STRATEGI DISCOVERY-INQUIRY
17
35
17
JUMLAH
35
I
18
35
35
I
-~ I
I
SI TA
S
TE
R
EKSTERNAL
BU
~---+-----------t----- . '. . ·---------1
E. Instrumen Penelitian
ER
Ada dua instrumen yang digunakan da1am penelitian ini, yaitu (1)
IV
instrumen untuk mengukur variabe1 kemampuan mahasiswa da1am lingkungan dan (2) instrumen untuk menentukan
U N
mem~cahkan masa1ah
jenis locus of control mahasiswa. 1. Instrumen Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabcl kemampuan mahasiswa memecahkan masa1ah 1ingkungan disusun berdasarkan teori Gagne. Seperti telah diuraikan pada Bab II, menurut Gagne kemampuan mengarah pada kapabilitas sebagai hasi1 be1ajar sete1ah mahasiswa mengikuti proses pembe1ajaran. Kemampuan mahasiswa memecahkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 92
masalah lingkungan ditentukan oleh kapabilitas mahasiswa dalam hal: (1) Keterampilan Intelektual disehut juga pengetahllan prosedural, yaitu kemampuan mahasiswa untuk menyebutkan perbedaan keragaman sifat suatu benda, menunjuk, mengelompokkan fakta dan data. Keterampilan intelektual meliputi keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang kompleks. (2) Strategi Kognitif, yaitu kemampuan mahasiswa
KA
untuk memilih dan mengubah cara pandang, cara belajar, mengingat
BU
dan berpikir dalam rangka mengelola dirinya un tuk melakukan proses
TE
R
belajar dan berpikir. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan strategi kognitif adalah kemampuan mahasiswa menggunakan informasi dan
SI TA
S
kcterar!1pilan intelektual yang dimilikinya guna memecahkan masalah lingkungan. (3) Informasi Verbal disebut juga pengetahuan deklaratif,
ER
yaitu kcmampuan mahasiswa untuk menyebutkan nama, fakta, dan
IV
generalisasi. Dalnm penelitian ini, yang dimaksud dengan informasi
U
N
verbal adalah pengetahuan mahasiswa seputar masalah lingkungan. a. Definisi Konseptual Kemampuan
mahasiswa
memecahkan
masalah
lingkungan
adalah kapabilitas mahasiswa dalam penguasaan ilmu lingkungan yang memadai, dan penggunaan strategi pemecahan masalah. Yang dimaksud dengan
ilmu
lingkungan
adalah
materi
perkuliahan
Pendidikan
Lingkungan Hidup, khususnya tentang ekosistem air tawar, ekosistem
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 93
laut, ekosistem darat, hutan tropis, agroekosistem, dan pencemaran, baik pencemaran tanah, pencemaran udara, mau pun pencemaran air, serta kesehatan lingkungan. Sedang yang dimaksud dengan strategi pemecahan masalah adalah keterampilan-keterampilan intelektual yang lebih mendasar, strategi kognitif, dan informasi verbal yang terorganisasi
BU KA
dengan baik dan sistematis. b. Definisi Operasional
R
Kemampllan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan adalah
TE
skor yang diperoleh dari serangkaian pertanya.an dan persoalan dalam
S
tes yang mencerminkan penguasaan ilmu lingkungan, keterampilan
ER SI TA
intelektual, strategi kognitif, dan informasi verbal untuk memecahkan masalah lingkungan.
c. Kisi-kisi Instrumen
N IV
Instrumen untuk mengukur kemampuan mahasisv.,ra memecahkan
U
masalah lingkungan berupa tes kemampuan yang berbentuk pilihan ganda. Materi tes meliputi pokok bahasan: ekosistem (darat dan akuatik) dan pencemaran (baik pencemaran udara, pencemaran air, maupun pencemaran tanah), serta kesehatan lingkungan. Materi tersebut sesuai dengan saran 'Basic Science' Institut Teknologi Sandung tahun 1990.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 94
Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Mahasiswa Memecahkan Masalah Lingkungan
I
T jJML
DIMENSI KEMAMPUAN
I I
NO
POKOK BAHASAN
I---
~rat~~
Informasi
Verbal
Ketrampilan Intelektual , Kognitif
1,3
Ekosistem Darat
2. Hutan Tropis
28,31
TE
Ekosistem Air
22
Tawar
5. Ekosistem Laut
Pencemaran Udara
SI
6.
ER
7. Pencemaran Air Pencemaran
N IV
8.
Tanah
U
Kesehatan 9.
6
4
8
7
3
13
16
3
9
3
4
5
11
3
I
I
TA S
4.
10
4
R
3. Agroekosistem
21
18
BU
1.
KA
--
19
lingkungan
Jumlah
I
29
30
5,17
20,23
I
I
12
14
1
I
25
26
32
3
24
27
2,15
4
12
10
I
I
I
I
10~I
d. Kalibrasi dan HasH Uji Coba Pengembangan instrumen Kemampuan Memecahkan Masalah
Lingkungan diawali dengan penyusunan butir-butir tes sebanyak 32
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 95
butir. Semua soal dalam tes ini dibuat dalam bentuk pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban. Penyusunan butir-butir tes tersebut mengacu pada kisi-kisi instrumen yang telah disetujui oleh komisi promotor. Setelah itu draf instrumen diperiksa dan dikonsultasikan kepada
mengetahui
seberapa jauh
butir-butir
instrumen
tersebut
BU
untuk
KA
komisi promotor menyangkut validitas konstruk. Hal ini dimaksudkan
mengukur indikator dari variabel kemampuan memecahkan masalah
TE R
lingkungan. Untuk mengetahui validitas isi dari instrumen, pemeriksaan terhadap butir-butir tes dilakukan bersama-sama dengan teman-teman
TA S
staf pengajar mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup dan staf
SI
pcngajar Evaluasi Pendidikan yang berlatar belakang Biologi.
yang
N
Masukan
Angket
Memecahkan
IV
Kemampuan
dengan
ER
Bersama
U
memperbaiki
diperoleh
Locus
Masalalah dalam
of Control, Lingkungan
semmar
instrumen penelitian tersebut.
instrumen
Tes
diseminarkan.
dipergunakan
untuk
Instrumcn yang telah
diperbaiki dan disetujui oleh komisi promotor, sebelum digunakan dalam pengumpulan data, diujicobakan terlebih dulu untuk mengetahui validitas dan
reliabilitasnya
berdasarkan
data empirik.
Instrumen
diujicobakan di Program Studi Biologi FMIPA UNJ, tepatnya kepada 30 orang mahasiswa sebagai sampel uji coba.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
97 mempunyai locus of control internal merasa yakin bahwa keberhasilan dan
prestasinya
ditentukan
oleh
kerja
keras
atau
usaha
yang
dilakukannya. Sedangkan individu dengan locus of control eksternal meyakini bahwa keberhasilan dan prestasinya akibat faktor-faktor di luar dirinya.
KA
b. Definisi Operasional
BU
Locus of control adalah skor yang diperoleh dari serangkaian
R
pernyataan dalam angket yang mencerminkan kecenderungan seseorang
TE
menilai dirinya dan semua hal yang terjadi pada dirinya. Kecenderungan
S
ini dapat dilihat dari tinggi rendahnya derajat: (1) tanggung jawab, (2)
SI TA
penyesuaian diri, (3) penilaian terhadap kegiatan sendiri (4) ketekunan
ER
bekerja, (5) penilaian tentang keberhasilan sendiri. c. Kisi-kisi Instrumen
N
IV
Instrumen locus of control digunakan untuk mengetahui jenis locus
U
of control mahasiswa, apakah mahasiswa tersebut mempunyai locus of control internal ataukah locus of control eksternal. Inslrumen locus of control berupa angket dengan lima pilihan jawaban yang diadaptasi dari skala Likert.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 98
Kisi-kisi Instrumen Locus of Control
Tabel 3.6.
INDlKATOR
r
Jumlah 8
1,?',8,14,15,19,29,30
2. Penyesuaian diri
12,13,16,17,18
5 5
KA
1. Tanggung jawab
R BU
I
Nomor Butir
3. Penilaian terhadap
3,5,21,24,26
kegiatan sendiri
-
9,11,20,22,25,27
TA
ke berhasilan sendiri
S
5. Penilaian tentang
4,6,7,10,23,28
TE
4. Ketekunan bekerj a
IV ER SI
Jumlah
-
6 6 I
-~
U
N
d. Kalibrasi dan HasH Vji Coba Pengembangan instrumen locus of control untuk mengetahui jenis
locus of control mahasiswa, internal atau eksternal, diawali dengan penyusunan angket berdasarkan kisi-kisi yang telah disetl0ui komisi promotor. Angket tersebut meliputi 30 pernyataan/pertanyaan yang dilengkapi dengan lima alternatif jawaban.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
99 Setelah mendapat persetujuan dari komisi promotor, angket Locus
of Control bersama-sama Tes Kemampuan Mahasiswa Memecahkan Masalah Lingkungan diseminark8.n. Masukan yang diperoleh dalam seminar dipergunakan untuk mernperbaiki kedua instrumen penelltian tersebut.
Angket yang telah diperbaiki dan disetujui oleh komisi
KA
promotor diuji cobakan kepada 30 orang mahasiswa Program Studi
BU
Biologi Jurusan Biologi FMIPA UNJ yang mengikuti mata kuliah PLH. Kalibrasi instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan
TE R
reliabilitas instrumen berdasarkan data empirik (hasil uji coba). Proses kalibrasi dilakukan dengan menganalisis data hasil uji coba. Setelah
AS
dilakukan analisis validitas dengan teknik product moment, ternyata
SI T
terdapat tiga butir pernyataan yang tidak valid dan l1arus dibuang.
ER
Butir-butir pernyata8.n yang dibuang adalah butir nomor 8, 14, dan 20.
IV
Dengan demikian angket locus of control meliputi 27 butir pernyataan. 3
N
Reliabilitas angket locus of control ditentukan dengan memakai
U
rumus Alpha Cronbach. Dari perhitungan tersebut diketahui koefisien reliabilitas angket adalah 0,88. Dengan demikian instrumen (angket)
locus of control mempunyai reliabimempunyai reliabilitas yang CUkU4
) Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 2, p. 245
4 Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 3, p. 267
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 100
F.Perlakuan 1. Mate" Perlakuan Mata kuliah yang dipilih dalam penelitian ini adalah mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup yang di FMIPA Universitas Negeri Jakarta ditawarkan pada semester genap untuk semua Juruscm dan Program
KA
Studio Adapun materi perkuliahan yang digunakan dalam penelitian ini
BU
meliputi pokok bahasan: (l) Ekosistem Darat yang terdiri dari: Lahan dan Tanah, Hutan Tropis, Agroekosistem. Pembahasan pokok bahasan
TE
R
Ekosistem Darat ini antara lain meliputi: pengertian, karakteristik, pemanfaatan, kerusakan dan usaha penyelamatannya; (2) Ekosistem
TA
S
Akuatik yang terdiri dari: Ekosistem Air tawar dan Ekosislem Air Laut.
ER SI
Pembahasan pokok bahasan Ekosistem Akuatik an tara lain meliputi: jenis, karakteristik, zonasi, fungsi dan penman, serla pemanfaatan akuatik; (3) Pencemarc.n dan Kesehatc'.D Lingkungan yang
IV
~kosistem
N
terdiri dari: Pencemaran Udara, Pencemaran Air, Pencemaran Tanah,
U
dan Kesehatan Lingkungan. Pembahasan pokok bahasan Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan Lingkungan antara lain meliputi: pengertian, akibat, upaya penanggulangan pencemaran, hubungan lingkungan dan kesehatan, kondisi kesehatan lingkungan di Indonesia serta sanitasi lingkungan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 101
2. Pelaksanaan Perlakuan Dalam penelitian ini, khususnya dalam pelaksanaan perlakuan, terdapat kesulitan yaitu peneliti tidak mungkin memisahkan subjek penelitian ke dalam suatu kelompok atau kelas tersendiri. Dengan demikian kelompok eksperimen yang menjadi subjek penelitian tetap
KA
merupakan bagian dari suatu kebs yang utuh.
BU
Pelaksanaan perlakuan yaitu mengajarkan materi perkuliahan Pendidikan Lingkungan Hidup kepada mahasiswa dari Program-program di
FMIPA
TJNJ
yang
diambil
sebagai
TE R
Studi
sam pel
pcnelitian.
Mahasiswa
Program
AS
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan dua strategi yang berbeda. Studi
Pendidikan
pembelajaran
mahasiswa
Studi
SI T
mcnggunakan strategi
diajar
discovery-inquiIY.
Pendidikan
Biologi
dengan
Scdangkan
diajar
dengan
ER
Program
Fisika
IV
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.
N
Dalam penelitian ini diasumsikan dosen pengaJar mata kuliah
U
Pendidikan Lingkungan Hidup mempunyai kompetensi yang sarna. Dengan
demikian
mempengaruhi
selain
proses
strategi pembelajaran,
pembelajaran
diasumsikan
faktor-faktor yang sama.
Sehingga
pcrbed aan hasil belajar yang dicapai mahasiswa dalam penelitian ini adalah akibat dari perbedaan perlakuan dan karakteristik mahasiswa khususnya locus of control.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 102
Seca:.a garis besar, langkah-langkah dalam pembelajaran dengan mcnggunakan strategi discovery-inquiry dan strategi ekspositori dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan Tabel 3.8.
Tabel 3.7. Langkah-langkah kegiatan dosen dan mahasiswa dalam strategi pembelajaran discovery-inquiry
# Menjelaskan tujuan
# Mengidentifikasi
IDENTIFIKASI MASALAH
Merumu~kan
TE
# Mencari informasi
PENGUJIAN HIPOTESIS
melalui observasi atau eksperimen
I#
Memantau proses pengujian hipotesis
# Mendorong proses
PENARIKAN KESIMPULAN
\ # Mengerjakan soal
EVALUASI
U
N
# Mengadakan diskusi # Menarik kesimpulan
pertanyc1an untuk mengarahkan mahasiswa
S
IV ER SI
# Menguji hipotesis
# Mengajukan
PERUMUSAN HIPOTESIS
TA
-
# Menyajikan
sejumlah masalah
masalah yang berkaitan dengan masalah # Merumuskan hipotesis
pembelajaran
R BU
masalah #
KEGIATAN DOSEN
TAHAPAN DISC-INQUIRY
KA
KEGIATAN MAHASISWA
evaluasi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
diskusi dan penarikan kesimpulan # Memberi soal
evaluasi
I
40535.pdf 103
Sebelum proses pembelajaran berlangsung, penulis dan dosen pengajar mata kuliah Penrlidikan Lingkungan Hidup mendiskusikan rencana dan tata cara pelaksanaan pembelajaran PLH baik bagi kelas yang diajar dengan strateg i. discovery-inquiry maupun untuk kelas yang diajar dengan strategi ekspositori. Pada kesempatan tersebut penulis
KA
juga menyerahkan rambu-rambu untuk pelaksanaan pembelajaran
BU
(Materi Eksperimen).
TE
R
Tabel 3.8. Langkah-langkah kegiatan mahasiswa dan dosen dalam strategi pembelajaran ekspositori KEGIATAN MAHASISWA
AS
TAHAPAN EKSPOSITORI
IV ER
dan memperhatikan uraian dosen
NARASI
SI T
# Mendengarkan
# Mendengarkan
PENJELASAN
# Mengingatkan konsep yang
mendefinisikan konsep
N
U
pembelajaran # Melengkapi narasi dengan alat peraga
# Mengajukan pertanyaan
LATIHAN
# Memilih dan memberi
latihanjtugas
tugas REVISI
# Mengingatkan keterampilan
& informasi yang te1ah dipelajari # Memberi tugas # Memberi balikan
tugas # Menerima balikan
# Mengerjakan soal
# Memberitahukan tujuan
# Menjelaskan &
pertanyaan
# Mengerjakan
----
telah dipelajari
penjelasan dosen # Menjawab
#' Mengerjakan
KEGIATAN DOSEN
EVALUASI
evaluasi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
# Memberi soal evaluasi
40535.pdf 104
3. Langkah dan Prosedur Eksperimen Sccara lengkap prosedur dan langkah pelaksanaan eksperimen at8.U pembelajaran dengan menggunakan strategi discovery-inquiry dan strategi ekspositori telah diuraikan pada awal bab ini. Langkah-langkah tersebut adalah: (I) m.engidentifikasi peserta mata kuliah Pendidikan Hidup
di
FMIPA
khususnya
UNJ
dari
program
KA
Lingkungan
kependid;.kan, yaitu Program Studi Pendidikan Matematika, Pendidikan
BU
Biologi, Pendidikan Fisika, dan Pendidikan Kimia, seperti ter1ihat pada
TE
R
Ta.bel 3.2., (2) memilih secara acak program studi yang akan diberi perlakuan, kemudian menentukan locus of control mahasiswa, dengan
diperoleh
hasil Tabel
3.3.,
(3)
mengembangkan
strategi
ER SI
sehingga
TA
S
menggunakan instrumen locus of control yang tersaji pada Lampiran 2,
pembelajaran atau disebut materi eksperimen berdasarkan kurikulum
IV
Pendidikan Lingkungan Hidup dari FMIPA UNJ, seperti yang ada pada
N
Lampiran 1, (4) menyusull instrumen Kemampuan Mahasiswa untuk
U
Memecahkan Masalah Lingkungan yang kemudian diuji cobakan di Program
Studi Biologi,
Instrumen . Kemampuan
hasilnya dapat dilihat pada Mahasiswa
untuk
Lampiran 2.
Memecahkan
Masalah
Lingkungan ini dan instrumen Locus of Control telah diseminarkan seh,ingga siap untuk digunakan, dan (5) pelaksanaan eksperimen yang hasilnya secara lengkap dapat dibaca pada Bab IV.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 105
G. Teknik Analisis Data Sebelum data dianalisis, terlcbih dulu perlu di18kukan beberapa UJI
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Apabila
data sudah memenuhi persyaratan, dilakukanlah analisis data dengan menggunakan teknik Analisls Variansi (ANAVA)
Dua Jalur untuk
KA
rancangan faktorial 2x2. Teknik analisis ini dipilih karena dalam
BU
penelitiar. ini terdapat dua variabel bebas, yaitu Strategi Pembelajaran
Memecahkan Masalah Lingkungan.
TE R
dan Locus of Control, dan variabel terikat yaitu Kemampuan Mahasiswa
TA S
Dari analisis dengan menggunakan teknik ANAVA, diharapkan dapat diketahui signifikansi perbedc.. . an kemampuan m,\hasiswa dalam masalah
lingkungan
mengikuti
setelah
proses
SI
memecahkan
N IV ER
pembelajaran dengan strategi discovery-inquiry dan strategi ekspositori an tara kelompok mahasiswa yang mempunyai locus of control internal dan
eksternal.
Di
sampmg
itu,
hasil
anal isis
diharapkan
juga
U
menunjukkan interaksi antara strategi pembelajaran dan locus of
control. Pada akhir analisis, apabila hasil analisis menunjukkan adanya perlJedaan dan interaksi yang signifikan an tara variabel-variabel bebas, analisis perlu dilanjutkan untuk menguji kelompok mana yang lebih tinggi kemampuannya, dengan
menggu~1akan uji
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Scheffe.
U
N IV ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV E
R
SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV E
R
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U N
IV ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U N
IV
ER
SI TA S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV E
R
SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
40535.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan unluk mengetahui pengaruh penggunaan
KA
strategi pembelajaran (strategi discovery-inquiry dan strategi ekspositori)
TE R
memecahkafl masalah lingkungan.
BU
dan perbedaan locus of control terhadap kemampuan mahasiswa dalam
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kelima hipotesis
TA S
yang diajukan dalam penelitian (Hl) diterima, dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan demikian hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
SI
berikut:
ER
Pertama, dalam lJembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
U
N
ekspositori.
IV
di FMIPA UNJ, strategi discovery-inquiry lebih efektif daripada strategi
Kedua, mahasiswa dengan locus of control internal mempunyal kemampuan memecahkan masalah lingkungan lebih tinggi daripada mahasiswa dengan locus of control eksternal.
Ketiga, dalam pembelajaran PLH, untuk mahasiswa dengan locus of control internal, strategi discovery-inquiry lebih efektif daripada strategi ekspositori.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 151
Keempat, dalam pembelajaran PLH, mahasiswa dengan locus of control eksternal, strategi ekspositori lebih efektif daripada strategi discovery-inquiry. Kelima, terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan
locus
of control
terhadap
kemampuan
mahasiswa
dalam
KA
memecahkan masalah lingkungan.
BU
Kesimpulan hasH penelitian ini menunjukkan bahwa strategi
m,'1hasiswa
dalam
memecahkan
masalah
lingkungan
TE
kemampuan
R
discovery-inquiry dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan
S
terutama bagi mahasiswa yang mempunyai locus of control internal.
SI TA
B.IMPLIKASI
ER
Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
N IV
mahasiswa memecahkan masalah lingkungan dipengaruhi oleh strategi pembelajaran dan locus of control dari mahasiswa. Dalam pembelajaran
U
PLH, strategi discovery-inquiry lebih efektif daripada strategi ekspositori,
dan locus of control internal lebih menunjang kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan. Dengan demikian implikasi dari hasil penelitian ini terhadap proses pembelajaran terutama yang berhubunGan dengan hasH belajar mahasiswa khususnya kemampuan memecahkan masalah lingkungan adalah sebagai berikut:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 152
1. Upaya mendorong dosen untuk meningkatkan kemampuannya
dalam penggunaan strategi discovery-inquiry Hz,sil
penelitian
1m
menunjukkan
bahwa
kemampuan
memecahkan masalah lingkungan mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry lebih tinggi daripada yang diajar dengan stracegi ekspositori. Hal ini membawa implikasi bagi dosen untuk
BU KA
mempertimbangkan penggunaan strategi discovery-inquiry dalam mengaJark~n PLH.
adalah
mendorong
TE R
Tujuan penggunaan strategi discovery-inquiry antara lain mahasiswa
untuk
berperan
aktif dalam
SI TA S
menggunakan proses mentalnya seperti mencari dan mengolah informasi serta menemukan konsep sendiri. Agar tujuan tersebut tercapai,
dosen
dalam
ER
mahasiswa
sebagai
fasilitator
melakukan
diharapkan
membantu
kegiatan-kegiatan:
mengamati,
N IV
mengidentifikasi masa-Iah, merumuskan hipotesis atau alternatif masalah,
menguji
dan
hipotesis,
mencoba
U
pemecahan
menerapkan kesimpulan yang dibuatnya pada data baru, :nasalah baru atau situasi baru. Penggunaan mengembangkan
strategi
discovery-inquiry
kebebasan
berpikir
diharapkan
serta
dapat
membangkitkan
partisipasi mahasiswa dalam proses belajar. Dosen dalam hal ini dapat membantu mahasiswa dengan mengajukan pertanyaan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 153
pertanyaan yang akhirnya mengarah pada pemecahan masalah. Namun demikian dosen diharapkan tidak menjelaskan apa yang harus dilakukan mahasiswa untuk memecahkan masalah. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dosen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan mahasiswa dalam proses umumnya,
dan
pembelajaran PLH
pada
KA
pembelajaran pada
BU
khususnya. Oleh karena strategi discovery-inquiry terbukti lebih
TE R
efektif, maka kemampuan dosen dalam menerapkan strategi
discovery-inquiry perlu ditingkatkan, antara lain melalui: Melatih
kesabaran
dan
TA S
a.
memperhitungkan
waktu
kecermatan
karena
yang tersedia
dan
harus
banyaknya
SI
materi yang harus diselesesaikan dikarenakan penerapan ~trategi
ER
discovery-inquiry dalam pemoelajaran PLH yang meningkatkan
kemampuan
mahasiswa
dalam
IV
bertujuan
U
N
memecahkan masalah lingkungan hidup memerlukan waktu
yang relatif lebih lama dibandingkan bila menggunakan strategi pembelajaran lainnya. Hal ini disebabkan mahasiswa hams
mencari
dan
mengolah
sendiri
informasi
guna
memecahkan masalah lingkungan yang dihadapinya atau yang ditugaskan oleh dosen. Untuk sampai pada pemecahan masalah lingkungan, mahasiswa perlu melalui tahapan tahapan sesuai dengan karakteristik masalah yang akan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 154
dipecahkan seperti: mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mencari informasi yang berkaitan dengan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis melalui observasi atau
eksperimen,
kesimpulan.
rnengadakan
Walaupun
latihan
diskusi,
dan
menarik
memecahkan
masalah
KA
lingkungan hidup menyita waktu mahasiswa lebih banyak
BU
dibandingkan untuk tugas-tugas yang lain, mahasiswa tidak akan rugi karena mahasiswa menjadi lebih kaya akan isi atau
b.
TE R
materi dan keterampilan akademik.
Berlatih membuat persiapan mengajar berupa rancangan
TA S
penggunaan strategi discovery-inquiry untuk seluruh materi
mengingat
Lingkungan strategi
Hidup.
Hal
discovery-inquiry
Inl
dapat
ER
dianjurkan
Pendidikan
SI
perkuliahan
IV
diterapkan untuk seluruh topik atau materi pembelajaran
N
Pendidikan Lingkungan Hidup. Tentu saja tidak semua
U
tahapan pemecahan masalah perlu dilaksanakan, hal ini disesuaikan dengan topik yang sedang dibahas. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dan kemampuan dosen untuk membuat persiapan mengajar bila ingin berhasil dalam proses pembelajaran yang menggunakan strategi disco very
inquiry. Dalam hal pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
155
untuk memecahkan masalah lingkungan, persiapan yang paling menyita waktu dan pemikiran adalah memilih studi kasus atau masalah yang akan disajikanj ditugaskan kepada mahasiswa sesuai dengan pokok bahasan atau subpokok bahasan yang sedang dibahas. Hal tersebut dikarenakan harus mempertimbangkan waktu, jumlah kclompok
KA
do~,en
diperlukan
BU
dan anggota kelompok dalam kelas, alat dan bahan yang dalam
eksperimen untuk menguji hipotesis,
TE R
sumber informasi yang diperlukan (kliping, buku teks, nara
yang
terdekat
TA S
sumber), dan sedapat mungkin masalah atau kasus tersebut atau
berhubungan
dengan
kehidupan
SI
mahasiswa. Untuk mahasiswa FMIPA UNJ masalah atau yang
berkaitan
atau
dekat
dengan
kehidupan
ER
kasus
IV
mahasiswa misalnya: sejauh mana intrusi air laut telah
N
musuk ke air tanah di Rawamangun; apa yang dapat
U
dilakukan akademika
olch
mahasiswa
UNJ
dan
untuk
melindungi
masyarakat
di
civitas
sekitarnya
dari
pencemaran lingkungan mengingat lokasinya berdekatan dengan
dc...erah
(Pulogadun 5
industri
dan
Pulogadung
Rawamangun);
dan bentuk
terminal
bus
pengabdian
masyarakat seperti apa yang dapat dilakukan mahasiswa guna
memberdayakan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
masyarakat
sekitar
agar mampu
40535.pdf
156
menjaga lingkungannya sehingga memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan yang telah ditetapkan. c.
Melakukan latihan, studi kepustakaan, dan diskusi dengan ternan sejawat karena dalam merancang penerapan strategi
discovery-inquiry yang baik dan benar seperti yang dimaksud
KA
oleh Carin dan Sund, Bruner, serta Mohammad Amien
mempunyai
pengetahuan
R BU
bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk itu dosen hams dan
keterampilan
discovery-inquiry.
dalam
stratcgi
Pengetahuan
keterampilan
ini dapat diperoleh melalui latihan,
TE
menerapkan
dan studi
TA
S
kepustakaan, diskusi dengan ternan sejawat dan usaha
ER SI
lainnya. Untuk mengurangi beban dosen dalam menerapkan strategi
oleh
semua
sebaiknya
anggota
tim
.
perslapan pengajar
.
mengaJar Pendidikan
IV
dibuat
discovery-inquiry,
N
Lingkun:san Hidup. Dengan demikian diharapkan mahasiswa
U
dari semua Program Studi yang mengambil mata ku1iah Pendidikan Lingkungan Hidup akan mendapat perlakuan dan pengalaman belajar yang setara. Maksudnya, mahasiswa akan mendapat jenis tugas yang sarna tetapi bervariasi dalam
. data dan informasi yang diperlukan. Misalnya: mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika mendapat tugas yang berhubungan
dengan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
pencemaran
suara
atau
bahan
40535.pdf 157
radioaktif; mahasiswa Program Studi Kimia mendapat tugas yang 'berhubungan dengan limbah industri terutama :ndustri kimia; dan lain sebagainya. Oengan demikian mahasiswa akan berusaha mencari informasi ke nara sumber yang relevan, seperti Batan, POIN-LIPI, Bappedal, Pusat Studi
KA
Lingkungan yang ada di Jakarta, dan lain sebagainya.
R BU
2. Upaya mengubah locus of control mahasiswa menjadi locus of control internal.
TE
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan strategi
locus
lingkungan
of control internal.
SI
mempunyal
masalah
TA
memecahkan
S
discovery-inquiry akan efektif untuk meningkatkan kemampuan bagi
mahasiswa
Padahal
tidak
yang semua
IV E
R
mahasiswa mempunyai locus of control internal atau sebagian anggota kelas adalah mahasiswa yang mempunyai locus of control
U
N
eksternal.
Implikasi dari keadaan di atas adalah dosen sebelum memulai
pembelajaran atau pada awal semester sebaiknya mengetahui keadaan locus of control dari mahasiswa di kelasnya sehingga memudahkan
dosen
untuk
menyarankan
atau
melakukan
pembagian kelompok beserta penentuan anggota masing-masing keIompok. Namun demikian, bila dosen tidak melakukan hal
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
158
tersebut (menyebarkan angket untuk mengetahui locus of control mahasiswanya), dosen tetap dapat menerapkan strategi discovery
inquiry untuk proses pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa daiam merneca~1kRn masalah
lingkungan.
BU KA
Cara yang dapat ditempuh an tara lain dengan memilih menggunakan bentuk kegiatan-kegiatan discovery-inquilY yang
R
masih memberikan sedikit bimbingan seperti: guided discovery
Sementara itu dosen seyogianya tidak atau sangat
SI TA S
into inquiry.
TE
inquiry laboratory lesson, modified discovery-inquiry dan invitation
membatasi penggunaan strategi discovery-inquiry melalui kegiatan
free inquiry.
untuk
menggunakaJ.1
kegiatan-kegiatan
R
Pertimbangan
IV E
discovery-inquiry yang masih memberikan sedikit bimbingan atau
N
arahan kepada mahasiswa ini diambil mengingat sifat mahasiswa
U
yang mempunyai locus of control eksternal membutuhkan arahan dan instruksi dari orang yang lebih berkompeten, dalam hal ini dosen. Locus of control seseorang sebenarnya merupakan suatu kecenderung&n atau tidak mutlak. Karena itu locus of control seorang
individu
atau
mahasiswa dapat diubah,
walaupun
memerlukan waktu dan usaha. Locus of control seseorang sangat
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 159
dipengaruhi oleh pola asuh orang tua ketika individu tersebut masih dalam masa kanak-kanak. Sekalipun demikian tingkat pendidikan
diharapkan
dapat
mengubah
kecenderungan
sese-orang ke arah locus of control internal. FMIPA UNJ khususnya Program-program Studi Pendidikan
KA
dan institusi-institusi lain yang mendidik calon guru (LPTK)
BU
diharapkan dapat berperan dalam pembentukan generasi penerus
TE R
yang cenderung mempunyai locus of control internal. Karena generasi muda yang mempunyai locus of control internal akan
AS
mempunyai etos kerja dan tanggung jawab yang lebih tinggi
eksternal.
SI T
dibandingkan generasi muda yang mempunyai locus of control
IV ER
Upaya mengubah locus of control mahasiswa menjadi locus of
control internal dapat dilakukan melalui:
U
N
a. Memilih strategi pembelajaran yang dipergunakan. Melalui strategi pembelajaran tertentu, dosen dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri dari mahasiswa serta tanggung jawab dan ketekunan bekerja. Apabila mahasiswa calon guru ini telah mempunyai locus of control internal, diharapkan ketika menjadi guru juga dapat mendidik siswa siswinya dengan pola didik yang menghasilkan generasi pet;lerus yang mempunyai locus of control internal.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 160
Walaupun pola asuh anak di rumah kurang mendukung terbentuknya anak dengan locus of control internal, ka1au di 3eko1ah anak-anak tersebut secara berkesinambungan dan konsisten mendapat pendidikan yang menunjang terciptanya anak dengan kecenderungan mempunyai locus of control
KA
internal, harapan di atas dapat tercapai.
BU
Mata kuliah atau mata pe1ajaran yang dapat dipakai sebagai sarana 1atihan untuk mengubah danl atau meningkatkan
TE
R
kecenderungan mempunyai locus of control internal misa1nya mata pelajaran sains seperti Kimia yang mengharuskan siswa
TA S
atau mahasiswa melaksanakan praktikum. Da1am kegiatan
SI
praktikum setiap siswa atau mahasiswa dituntut untuk
ER
bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain. Misa1nya
IV
ketika memanaskan zat atau sedang melakukan reaksi yang
N
menghasilkan gas berbahaya, siswa atau mahasiswa tersebut
U
harus melakukannya di tempat tertentu atau paling tidak tabung
reaksi
diarahkan
ke
tempat
yang
tidak
memb'3.hayakan temannya. Contoh lain ada1ah sete1ah selesai praktikum, siswa atau mahasiswa
diwajibkan
membersihkan
meja
praktikum,
mencuci peralatan dan mengembalikannya ke tempat asal yang te1ah ditentukan. Kegiatan membuang zat sebe1um
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 161
mencuci
peralatan
praktikum
tersebut
Juga
ada
persyaratannya. Kegiatan-kegiatan ini tentu dapat dipakai sebagai latihan siswa untuk memupuk rasa tanggung jawab dan disiplin sesuai tata tertib kerja di labaratarium. Seperti telah dikatakan di atas, strategi pembelajaran dapat
KA
juga dipakai sebagai saran& untuk membentuk generasi
BU
muda yang cenderung mempunyai locus of control internal. Strategi pembelajaran tersebut antara lain adalah strategi
Bruner
Dikatakan
penggunaan
demikian,
TE R
discovery-inquiry.
strategi
karena
menurut
discovery-inquiry
akan
TA S
memberikan keuntungan antara lain adalah meningkatkan
menjadi intl'insik. Kalau siswa atau mahasiswa
ER
~kstrinsik
reward yang bersifat
SI
patensi intelektual dan mengubah
IV
telah merasakan reward yang diperalehnya bersifat intrinsik,
N
mahasiswa tersebut akan mempunyai locus of control internal.
U
Selanjutnya,
apabila
sebagian
besar
mahasiswa
telah
rrempunyai locus of control internal, dasen akan lebih leluasa menggunakan strategi pembelajaran discovery-inquiry untuk mata kuliah apa pun. Penerapan
strategi
discovery-inquiry
akan
membantu
mahasiswa untuk mengubah gaya belajarnya, yang tadinya pasif dan tergantung pada dasen menjadi aktif dan mandiri.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 162
Proses belajar di perguruan tinggi (PT) pada umumnya berbeda
dengan
proses
belajar
di
SMU
atau
jenjang
pendidikan lain di bawahnya. Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dituntut untuk lebih aktif dan mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. mahasiswa
untuk
memecahkan
masalah
KA
Kemampuan
Lingkungan
Hidup
yang
BU
lingkungan mcrupakan sc:.lah satu hasil belajar Pendidikan diharapkan
dapat
mendorong
TE R
mahasiswa untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah lingkungan di sekitarnya. Permasalahan
TA S
lingkungan sangatlah kompleks, beraneka ragam dan dapat
para
mahasiswa
memahami
permasalahan
ER
Apabila
SI
ditemui di mana saja.
IV
linGkungan, diharapkan mereka akan mempunyai komitmen
N
dalam pemecahan masalah lingkungan yang selanjutnya
U
bersedia ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah lingkungan di sekitarnya. Apabila hal ini terwujud, setiap individu atau mahasiswa berpartisipasi dalam memecahkan masalah lingkungan di sekitarnya, 'think globally act locally' tidak akan menjadi semboyan semata.
b.
Mc':mberitahu mahasiswa yang mengikuti kuliah Pendidikan Lingkungan
Hidup
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
sebagai subjek yang sedang belajar
40535.pdf 163
tentang manfaat belajar menggunakan strategi discovery
inquiry. Dengan demikian diharapkan mahasiswa tidak akan berkeberatan mengerjakan tugas seperti mencari informasi, melaksanakan
eksperimen
dalam
rangka
memecahkan
masalah lingkungan.
BU KA
Mahasiswa, terutama pada semester-semester awal, senng kali masih terpengaruh gaya belajar di Sekolah Menengah Atas, yaitu banyak mendengar dan mencaLaL. Penerapan
TE
R
strategi discovery-inquiry akan membantu mahasiswa untuk mengubah gaya belajarnya, yang tadinya pasif dan tergantung
kepada
mahasiswa
dan
meningkatkan
untuk
menambah
pengetahuannya
tentang
ER
wawasan
motivasi
SI
c. Memberi
TA
S
pada dosen menjadi aktif dan mandiri.
IV
masalah-masalah lingkungan melalui berbagai cara/tugas. tugas-tugas
untuk
memecahkan
masalah
N
Misalnya:
U
lingkungan yang memerlukan informasi dari selain buku teks. Untuk itu, mahasiswa harus pergi dan mencari informasi sesual dengan kebutuhannya. Bisa saja mahasiswa pergi ke Departemen Kesehatan, Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Program Pasca Sarjana yang mempunyai Program Studi sesuai dengan jenis tugas atau informasi yang dibutuhkan
seperti
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
UNJ,
IPB,
UI,
ITB,
Pusat
Studi
40535.pdf 164
Lingkungan, Bappedal, atau melalui situs-situs yang ada di internet. DOtjen juga dapat memberi tugas kepada mahasiswa untuk merencanakan atau melaksanakan study tour atau praktik ke suatu industri, pusat pengolahan limbah, guna melihat
harus
mampu
Implikasi
dari
menyusun
tugas
Inl,
perencanaan,
TE R
mahasiswa
pencemaran.
BU
:nenanggulangi
KA
tingkat pencemaran, atau cara mencegah, mengurangi, serta
melakukan persiapan, dan menyusun laporan, di samping
TA S
menge101a pe1'lksanaannya.
Mahasiswa juga dapat dilibatkal1 alau dilugaskan dalam pengabdian
SI
program
ER
penyuluhan
kepada
kepada
masyarakaL
masyarakat
tentang
Misalnya kesehatan
N IV
lingkungan, pencegahan banjir melalui pengelolaan halaman
U
dan pekarangan rumah, pengelolaan sampah rumah tangga, mengurangi pencemaran lingkungan melalui rumah, bahaya merokok dan penggunaan zat aditif, menyusun program pcmbcrdayaan
masyarakat dcngan
mclib8tkan
kclompok
Karang Taruna dan ibu-ibu PKK atau kelompok pengajian.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 165
C. SARAN Berdasarkan kesimpulan, implikasi, dan hasil penelitian seperti telah diuraikan di atas, maka untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Lingkungan Hidup di Perguruan Tinggi, khususnya kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan
KA
disampaikan saran-saran sebagai berikut.
Perguruan
menggunakan
Tinggi, strategi
disarankan
untuk
TE R
di
BU
Perlama, dalam pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup
discovery-inquiry
sejauh mengingat
mungkin strategi
AS
discovery-inquiry merupakan salah satu strategi pembelajaran
ER SI T
yang efektif untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah-masalah lingkungan.
Kedua, sehubungan dengan penerapan strategi disco very
IV
inquiry, untuk mencapai hasil yang maksimal, dosen disarankan
U N
membuat persiapan dan pereneanaan sebaik mungkin. Persiapan terscbut antara lain adalah: (a) memilih bentuk kegiatan discovery
inquiry yang akan digunakan, apakah guided discovenj-inquiry laboratory lesso", modified discovery-inquiry, invitation into inquiry, atau free inquiry untuk setiap pokok bahasan atau subpokok bahasan, (b) mencari dan memilih studi kasus atau masalah yang akan disajikan, sebaiknya masalah yang berhubungan atau dekat dengan kehidupan mahasiswa, (e) berkoordinasi dengan anggota
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 166
tim pengaJar Pendidikan Lingkungan Hidup dan dasen lain yang berkaitan.
Ketiga, Dekan memberikan dukungan bagi penerapan strategi discovery-inquiry.
Karena
da1am
pembelajaran
Pendidikan
Lingkungan Hidup yang menggunakan strategi discovery-inquiry,
laba~-atarium,
dalam
memerlukan
akses
ke
perpustakaan,
KA
mahasiswa
dan institusi lain. Dukungan tersebut diperlukan
rangka
BU
kadang
mahasiswa
mencan
infarmasi,
melakukan
TE R
eksperimen, minta IJIn atau surat pengantar untuk mengunJungl institusi lain. mengingat
strategi
TA S
Keempat,
discovery-inquiry
dalam
SI
pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di Perguruan Tinggi, mahasis~ra
ER
efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan
IV
dalam memecahkan masa1ah-masalah lingkungan, terutama bagi
N
mahasiswa yang mempunyai locus of control internal, maka
U
disarankan sebelum mulai pembelajaran atau pada awal semester dasen
rr~engetahui
locus of control mahasiswanya melalui angket.
Apabila dasen tidak menyebarkan angket untuk mengetahui locus
of control mahasiswanya, maka dasen disarankan untuk memilih bentuk kegiatan discovery-inquiry yang masih memberikan sedikit arahan atau petunjuk bagi mahasiswa, dan ikut terlibat dalam pemilihan ketua serta anggata kelampak kerja.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 167
Kelima,
dalam penerapan
pembdajaran untuk
Pendidikan
meningkatkan
discovery-inquiry pada
strategi
Lingkungan
kemampuan
Hidup yang bertujuan
mahasiswa
memecahkan
masalah-masalah lingkungan, agar mencapai hasil yang maksimal disarankar.
motivasi
belajar
memberikan mahasiswa. dan
Caranya,
atau
meningkatkan
dengan
memberitahukan
mengajukan tujuan
serta
BU
pertanyaan-pertanyaan
motivasi
KA
dosen
kegunaan mempelajari setiap pokok bahasan atau materi yang
menjaga
suasana
yang
TE
R
akan dipelajan. Selain itu dosen juga perlu menciptakan dan kondusif
di
dalam
kelas
sehingga
TA S
mahasiswa merasa bebas dan tertantang untuk rnengerjakan
SI
tugas-tugas guna memecahkan masalah lingkungan.
bcrtujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
IV
lain
ER
Keenam, pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup antara
masalah
lingkungan,
sehingga
pada
akhirnya
N
memecahkan
U
mahasiswa ikut berpartisipasi secara aktif dalam memecahkan masalah-masalah lingkungan yang ada di sekitarnya. Da1am rangka mEncapai tujuan tersebut disarankan agar dosen memberi latihan yang cukup banyak Uumlahnya) dan bervariasi (macam masalah yang harus dipecahkan mahasiswa).
Ketujuh, mengingat materi Pendidikan Lingkungan Hidup di FMIPA UNJ sudah digunakan sejak awal tahun 1990-an, maka
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 168
seyogianya topik-topik atau materi perkuliahan direvisi. Revisi tersebut disarankan mengingat masalah kerusakan lingkungan yang terus berkembang baik masalah lingkungan hidup secara global maupun masalah lingkungan di Indonesia, bahkan masalah yang terjadi di sekitar mahasiswa.
KA
Kedelapan, agar mahasiswa mempunyai kepckaan terhadap
BU
lingkungan hidupnya, disarankan mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berkaitan Pendidikan
Linbkungan
Hidup.
TE R
dengan
Sebagai
contoh:
mahasiswa diikutkan da1am penyuluhan lingkungan pada suatu
SI TA
S
kawasa..1 , atau pemukiman, atau di sekolah-sekolah (SO, SLTP, SMA).
ER
Apabila mahasiswa senng terlibat dalam kegiatan-kegiatan
IV
penyelamatan dan pelestarian lingkungan, maka mahasiswa akan
N
merrpunyai pengetahuan dan wawasan tentang lingkungan hidup.
U
Selanjutnya maliasiswa akan lingkungan
hidupnya,
dan
mempunyai kepekaan akhirnya
diharapkan
terhadap
mahasiswa
berpartisipasi seCClra aktif dalam memecahkan masalah-masalah lingkungan disekitarnya.
Kesembilan,
untuk
meningkatkan
atau
mengubah
gaya
belajar mahasiswa menjadi lebih aktif, mandiri, dan bertanggung jawab, disarankan strategi discovery-inquiry dipergunakan tidak
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 170
DAFTAR PUSTAKA
Amien, Mohammad. Mengajarkan flmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode 'Discovery' dan 'Inquiry '. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti, 1987 Anastasi, Anne. Psychological Testing. Publishing Company, 1988.
MacMillan
Mathematical Problem Solving. http://www.lincoln.ac.l1z/ educ/tip/31htm.
KA
Anon.
New York:
TE R
BU
Bloom, Benjamin S. (ed.). Taxonomy of Educational Objectives Handbook I: Cognitive Domain. New York: Longman Inc., 1981.
AS
Borasi, Raffaella. Learning How to Plan a New Inquiry Unit: Developing a Mathematical Inquiry Independently. http:/ / wwv..incent.com/Strategy.html.
SI T
Bru11.er, Jerome S. The Relevance of Education. New York: W.W. Norton & Company Inc., 1973.
N IV
ER
Brady, Laurie. Models and Methods of Teaching. Sydney: Prentice Hall of Australia Pty LtG., 1985.
U
Carin, Arthur A. Teaching Science Through Discovery. New York: Macmillan Publishing Company, 1993. Carin, Arthur A. dan Robert B. Sund. Teaching Science Through Discovery. Columbus: Merrill Publishing Company, 1989. Chiras Daniel D. Environmental Science: Action for a Sustainable Future. California: Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., 1991. Crowl,
Thomas K., Sally Kaminsky, dan David M. Podell. Educational Psychology: Windows on Teaching. Dubuque: Brown & Bencemark Publisher, 1997.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 173
Sastrawijaya, Tresna A. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1991 Schwass, Rodger. The University and The Concept of Environmental Education dalam Universities and Environmental Education. Paris: UNESCO, 1986. Seels, Barbara B. dan Rita C. Richey. Instructional Technology: The Definition and Domains of The Field. Washington: AECT, 1994.
KA
Sitepoe, Mangku. Pencemaran Udara. Jakarta: Penerbit Grasindo, 1997.
R
BU
Slavin, Robert E. Educational Psychology: Theory and Practice. Boston: AllYl! and Bacon, 1997.
S
TE
Snelbecker, Glenn E. Learning Theory, Instructional Theory, and Psycho-educational Design. New York: McGraw-Hill Book Company, 1974.
ER
SI TA
Soerjani, Mohamad. Pembangunan dan Lingkungan: Meniti Gagasan dan Pelaksanaan Sustainable Development. Jakarta: IPPL (Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan), 1997.
N
IV
Soerjani, Mohamad., Rofiq Ahmad, dan Rozy Munir. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press, 1987.
U
Soemurwoto, Otto. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. ,Jakarta: PT Gramedia, 1992.
--------------. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1997. Sternberg, Robert J. Successful Intelligence. Syarikat First Agency Publishing, 1997.
Kuala
Lumpur:
Sudja, Wasilah Abu. Lingkungan Hidup dan Kimia Lingkungan. Modul Kimia Lingkungan BMP 1. Jakarta: Karunika UT, 2001.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 174
Sudjana. Disain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Penerbit 'Tarsito', 1988. Suparman, Atwi. Desain Instruksional. Jakarta: Universitas-UT Ditjen Dikti, 1991.
Pusat Antar
Swan, James A. dan William B. Stapp. Environmental Education. Stiategies Toward a More Liveble Future. New York: John Wiley & Sons, Inc., 1974.
BU
KA
Taylor, Maurice C. Locus of Control and Course Complition of Adult B2sic Educational Literacy Program Participants. http://www. light-communications.com/ author! richman/ sample.htm.
TE R
The World Commission on Environment and Development. Our Common Future. Oxford: The Oxford University Press, 1987.
TA S
Trudgill, Stephen. Barriers to a Better Environment: What Stops Us Solving Environmental Problems? London: Belhaven Press, 1990.
SI
Vaughan, Graham dan Michael Hogg. Introduction to Social Psychology. Sydney: Prentice Hall, 1995.
IV
ER
Winarno, Radyastuti. Beberapa Pemikiran Pendidikan Kependu dukan dan Linykungan Hidup Melalui Jalur Pendidikan Sekolah. Makalah Diskusi Panel. Jakarta: Depdikbud, 1998.
U
N
Yusuf, Maftuchah. Pengaruh Timbal Balik antara Kependudukan dengan Berbagai Aspek Kehidupan .Manusia. Jakarta: IKIP ,Jakarta dan BKKBN, 1985.
---------------. Pendidikan Kependudukan & Etika Lingkungan. Jakarta: Lembaga Studi dan Inovasi Pendidikan, 2000
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
BU
KA
40535.pdf
R
LAMPlRAN 1
TE
PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBEL'\JARAN
S
A. Strategl Discovery-Inquiry
U
N
IV
ER SI
TA
B. Strategi Ekspositori
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 177
A. Strategi Discovery-Inquiry PERTEMUAN 1 MATAKULIAH
: PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
: Kegiatan Ekonomi dan Teknologi serta
KA
Keterkaitannya dengan LH SUBPOKOK BAHASAN : Masalah Lingkungan: Latar Belakang dan
BU
Ruang Lingkupnya : 1 kali pertemuan
TE
R
ALOKASI WAKTU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
S
Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
SI TA
latar belakang timbulnya masalah-masalah lingkungan serta ruang
ER
lingkup masalah lingkungan.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
IV
Setelah selesai proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat:
N
1. menjelaskan latar belakang timbulnya masalah lingkungan
U
2. mengidentifIkasi adanya masalah lingkungan 3. merumuskan masalah lingkungan 4. menjelaskan ruang lingkup masalah lingkungan secara global 5. menjelaskan ruang lingkup rnasalah lingkungan secara nasional. C. MATER! PERKULIAHAN 1. Latar belakang tlmbulnya masalah-masalah lingkungan 2. Ruang lingkup masalah lingkungan yang bersifat global 3. Ruang lingkup masalah lingkungan yang bersifat nasional
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
178
D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No
KECIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
l.
Dosen menjelaskan tujuan mempela
Mahasiswa menyimak penje
1art latar belakang timbulnya masalah lasan dosen prosedur pembelajaran 2.
Dosen bertanya tentang apa yang di
Mahasiswa membentuk ke
TE
tiap kelOlnpok membahas:
lompok, lalu mempelajart
R
maksud dengan masalan. Kemudian mahasiswa dibagi dIm. 2 kelompok,
BU KA
lingkungan, kemudian menjelaskan
ER SI TA
S
- latar belakang timbulnya masalah
bahan/kliping yang dite
rtmanya dart dosen untuk didiskusikan
- ruang lingkup masalah (global/nas) \Vkl klp. mempresentasikan
mempresentasikan hasil kerjanya
hsl kerjanya, anggota lain
N IV
3. Dosen meminta wakil kelompok unt.
mencatat pertanyaan/ko
bertanya atau memberi komentar.
mentar dari kelompok lain
U
kmd meminta kelompok lain untuk
4. Dosen sebagai fasilitator memimpin diskusi u/merumuskan kesimpulan.
Mhs. melakukan diskusi untuk menghasilkan kesimpulan
5. Dosen mengakhiri kuliah dengan memberikan soal evaluasi.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Mahasiswa mengerjakan soal evaluasi.
40535.pdf 179
E. SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Otto Soemmwoto, Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global 2. Daniel D. Chiras, Environmental Science, 1991 3. WCED, Our Conunon Future, 1988 4. JRE Kaligis, Pendidikan Lingkungan Hidup, 1994
KA
5. Iilipillg masalah lingkungan dart media masa F. EVALUASI
BU
1. Pada dasarnya, apa penyebab timbulnya krisis lingkungan?
R
2. Berikan saran untuk Kementrian Lingkungan Hidup dan/atau merupakan masalah global!
TE
lembaga terkait guna mengatasi penipisan lapisan ozon yang
SI TA
U
N
IV
ER
J aka...-ta Timurl
S
3. Berikan contoh masalah lingkungan yang dihadapi penduduk
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 180
PERTEMUAN 2
MATAKULIAH
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
Berbagai Ekosistem Sebagai Sumber Daya Ekosistem Darat
ALOKASI VIAKTU
1 kali pertemuan
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
KA
SUBPOKOK BAHASAN
Sete1ah selesai kuliah. mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
TE R
tentang ekosistem darat. permasalahannya dan altematif peme
S
cahannya.
SI TA
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah proses belajar mengajar. mahasiswa diharapkan dapat
ER
1. menjelaskan pengertian lahan 2. menjelaskan pengertian tanah dan karakteristiknya
IV
3. menyebutkan manfaat lahan dan tanah
N
4. merumuskan permasalahan lahan dan tanah
U
5. mengajukan altematif pemecahan masalah lahan dan tanah
C. MATER! PERKULIAHAN
1. Pengertian lahan 2. Pengertian tanah beserta karakteristiknya 3. Manfaat lahan dan tanah 4. Permasalahan lahan dan tanah 5. Altematif pemecahan masalah lahan dan tanah.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 181
D. KEGIATAN BI:IAJAR MENGAJAR
No 1.
KEGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menjelaskan tujuan mempe
Mahasiswa memperhatikan
lajari ekosistem darat, kmd. mcnje
penjelasan dosen
Dosenlnengadakantanya~awab
Mahasiswa menjawab perta
dengan mahasiswa tentang arti
nyaan dosen
BU
2.
KA
laskan prosedur pembelajaran.
'"
Dosen meminta kelas dibagi men
Mahasiswa membentuk 4ke
jadi 4 kelompok, kmd dosen mem
lompok, kmd melaksanakan
TA S
0.
TE
R
Ilahan, tanah, dan manfaatnya.
tugas yaitu memecahkan
Terpadu, mhs diminta memecah
masalah tentang pengelo
SI
beri data ttg. Pengdolaan Hama
pok mempresentasikan hsl kerja
diskusi, satu kelompok
nya, kelompok lain mengomentari.
maju, yg lain menanggapi
IV
Mahasiswa mengadakan
5. Dosen sbg fasilitator membimbing
6.
laan hama terpadu.
Dosen meminta salah satu kelom
U N
4.
ER
kan masalah yang dijumpainya.
Mahasiswa mengadakan
mahasiswa dalam diskusi sampai
diskusi kelas untuk men
mendapatkan hasil.
dapatkan kesimpulan.
Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa mengerjakan/
memberi soal evaluasi.
menjawab soal.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
182
E. ALAT DAN SUMBER KEPUSTAKAAN 1. Alat yang diperlukan:
Kalkulator dan kertas grafik
2. Sumber Kepustakaan:
a. Eugene P. Odum, Fundamentals of Ecology, 1971 b. M. SoeIjaIli, Lingkungan: Sumber DayaAlam dan
KA
Kependudukan dalam Pembangunan, 1988
c. AR Ennos dan SER Bailey. Problem Solving in
R BU
Environmental Biology, 1995
TE
F. EVALUASI disarankan. Mengapa?
S
1. Dem1 ke3elamatan lingkungan, pola tanarn monokultur tidak
ER SI
kesuburan tanah!
TA
2. Jelaskan hubungan antara penutupan tanah dengan hilangnya 3. Jelaskan a:k.ibat pertumbuhan penduduk kota Jakarta terhadap
U
N
IV
kondisi tanah di sekitarnya, misalnya Depok dan Bogor!
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 183
PERTEMUAN 3
: PENDIDlKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
: Berbagai Ekosistem sebagai Sumber Daya
SUBPOKOK BAHASAN
: Hutan Tropis
ALOKASI WAKTU
: 1 kali pertemuan
KA
MATAKULlAH
A. WJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
BU
Setelah selesai kuliah. mahasiswa diharapkan dapat menjelaska.ll.
TE R
tentang hutan tropis. pengrusakan dan penyelamatannya. B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TA S
Setelah mcngikuti pembelajaran. mahasiswa diharapkan dapat: 1. menyebutkan karakteristik dan penyebaran hutan tropis di bumi
SI
2. menyebutkan bentuk-bentuk hutan tropis
ER
3. menjelaskan manfaat hutan tropis 4. menjelaskan terjadinya kerusakan hutan tropis
IV
5. mengajukan alternatif cara penyelamatan hutan tropis
c.
U
N
6. menjelaskan usaha pelestarian hutan tropis
MATER! PERKULIAHAN
1. Karaktertstik dan penyebaran hutan tropis di muka bumi 2. Bentuk-bentuk hutan tropis 3. Manfaat hutan tropis 4. Kerusakan hutan tropis 5. Penyelamatan dan pelestarian hutan tropis
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 184
D. KEGIATAI'J BELAJAR MENGAJAR
KEGIATAN DOSEN
No 1.
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menjelaskan tUjuan mempe lajali hutan tropis. kInd mengurai
Mahasiswa menyimak penje lasan dosen.
Dosen mengadakan tanya jawab
Mahasiswa menjawab perta
dengan mahasiswa tentang:
BU
2.
KA
kan prosedur pembelajaran.
nyaan dosen, dan bertanya
apabila ada yang kurang
TE
R
- penyebaran hutan tropis di bUmi - bcntuk-bentuk hutan tropis
Dosen meminta kelas dibagi men
ER
3.
SI TA
- kenlsakan hutan tropis
S
- manfaat hutan tl'opis
dimengerti.
Mahasiswa membentuk ke lompok dan melakukan eks
kan ekspelimen tentang manfaat
perimen serta berdiskusi.
IV
jadi 4 kelompok. tiap klp. melaku
N
dan kerusakan hutan serta mendis
U
kusikan cara penyelamatan dan pelestarian hutan tropis. 4.
Dosen meminta satu kelompok u/
Mahasiswa mengadakan
mempresentasikan hasil keIjanya;.
diskusi kelas.
yang lain menanggapi 5.
Dosen mengakhirt kuliah dengan
Mahasiswa menjawab soal/
membeli pertanyaan evaluasi.
pertanyaan dosen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
185
E. SUMBER KEPUSTAKAAN 1. Daniel D. Chiras, Environmental Science, 1991 2. JRE Kaligis, Pendidikan Lirlgkungan Hidup, 1989
3. M. Soerjani, Pembangunan dan Lirlgkungan, 1997
F. EVALUASI
KA
1. Jelaskan, mengapa Indonesia disebut paru-paru duma!
BU
2. Apa hambatan utama pencegahan terhadap kerusakan hutan?
U
N
IV
ER
SI TA
S
TE
R
3. Berikan saran untuk mencegah dan mengurangi kerusakan hutanl
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 186
PERTEMUAN 4
: PENDIDIKfu"J LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
: Berbagai Ekosistem sebagai Sumber Daya
SUBPOKOK BAHASAN
: Agroekosistem
ALOKASI WAKTU
: 1 kali pertemuan
KA
MATAKULIAH
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah selesai kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
TE R
tentang agroekosistem, usaha pengembangan dan harapan agroe
AS
kosistem pada masa yang akan datang. B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
SI T
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan dapat:
ER
1. menjelaskan pengertian agroekosistem
N IV
2. menjelaskan sifat-sifat agroekosistem 3. menyebutkan sumber daya penunjang agroekosistem
U
4. mer..deskripsikan harapan agroekosistem pada masa mendatang
c.
MATER! PERKULIAHAN
1. Pengertian dan sifat-sifat agroekosistem 2. SumbeT daya penunjang agroekosistem 3. Usaha-usaha pengembangan agroekosistem 4. Hat apan agroekosistem pada masa mendatang D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 187
No
KEGIATAN DOSEN
l.
Dosen menjelaskan tUjuan mem
Mahasiswa memperhatikan
pelajari agroekosistem dan pro
penjelasan dosen.
KEGIATAN MAHASISWA
sedur pembelajarannya. Mahasiswa menjawab perta
sifat dan sumberdaya penunjang
nyaan dan melaksanakan
agroekosistem, kmd membagi kls
tugas dari dosen, dengan
menjadi 4 kelompok. Dua kelomp.
menggunakan sumber bacaan
membahas usaha pengembangan
(buku dan kliping) baik dfu;
TE
agroekosistem, 2 kelompok lain
BU KA
Dosen bertanya jawab ttg. arti,
R
2.
tem pada masa 3.
TA S
mcmbahas haravan agroekosis
dosen maupun mencari sen dirt.
m~ndatang.
Dosen meminta mhs. berdiskusi
Mahasiswa mengadakan Mahasiswa menjawab soal/
dengan membeIi soal evaluasi.
pertanyaan.
ER
Dosen menutup perkuliahan
N IV
4.
SI
sampai menghasilkan kesimpulan diskusi kelas.
U
E. SUMBER KEPUSTAKAAN: 1. Daniel B. Chiras, Environmental Science, 1991 2. JRE Kaligis, Pendidikan Lingkungan Hidup. 1989 3. Kliping tentang agroekosistem F. EVALUASI 1. Jelaskan masalah dalam pengembangan agroekosistem di Jabar dan sarankan cara mengatasi masalah tersebutt 2. Hambatan apa yang dihadapi petani Indonesia dalam mewujud
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 188
kan harapannya tentang agroekosistem masa merdatang? PERfEMUAN 5
MATAKULIAH POKOK
: PENDIDlKAN LINGKUNGAN HIDUP
: Ekosistem Akuatik
BAHASAL~
: Ekosistem Air Tawar
ALOKASI WAKTU
: 1 kali pertemuan
KA
SUBPOKOK BAHASAN
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah selesai kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
TE R
tentang ekosistem air tawc-I, fungsi dan permasalahan sumberdaya
TA S
air, serta kebijakan pemanfaatan sunlberdaya air.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
dapat:
SI
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan
N IV ER
1. menjelaskan ekosistem lentik 2. menjelaskan ekosistem lotik 3. menyebutkan fungs! sumberdaya air dan perrnasalahannya
U
4. menjelaskan kebijakan pemanfaatan sumberdaya air C. MATER! PERKULIAHAN
1. Ekosistem lentil\: dan lotik 2. Fungsi dan permasalahan sumberdaya air 3. Alternatif pemecahan nlasalah sumberdaya air 4. Kebijakan pemanfaatan sunlberdaya air D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 189
No l.
KEGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menjelaskan tUjuan mempe-
Mahasiswa menyimak pen
lajart ekosistem air tawar, dan pro
jelasan dosen
sedur pembelajarannya. Dosen m.engadakan tanya jawab dgn Mahasiswa menjawab per mahasiswa tentang ekosistem air
tanyaan dosen
KA
2.
IDosen meminta kelas dibagi menjadi
Mahasiswa membentuk 4
TE R
3.
BU
tawar (lentik/lotik)
4 kelompok; kmd dosen memberi da kelompok, kemudian me laksanakan tugas dari do-
air tawar, misalnya data tentang
sen. (Jangan lupa dihu
danau yg airnya bersifat asam, dll.
bungkan dengan kebijakan
kemudian mahasiswa diminta untuk
tentang pemanfaatan air).
SI TA
S
ta tentang permasalahan ekosistem
ER
meIUmuskan masalah dan mengaju
Dosen mem1nta salah satu kelompok Mahasiswa mengadakan menlpresentasikan hasil kerjanya,
diskusi, 1 kelompok maju
kelompok lain menanggapinya.
yang lain menanggapi.
U
4.
N IV
kan saran pemecahannya.
5. Dosen sebagai fasilitator membimbing Mahasiswa mengadakan
6.
mahasiswa dalam diskusi sampai
diskusi kelas untuk meng
mendapatkan hasil/kesimpulan.
hasUkan kesimpulan.
Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa menjawab soal/
membeI1 pertanyaan evaluasi.
pertanyaan dosen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 190
E. ALAT DAN SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Alat yang diperlukan:
a. kertas gratlk b. kalkulator
BU KA
2. Sumber Kepustakaan:
a. Eugene P. Odum, Fundamentals ojEcology, 1971 b. Mieke Miarsyah, Pendidikan Lingkungan Hidup Modul 6,
TE
R
1989
c. Nebel dan Wright, Environmental Science, 1998
S
d. AR Ennos dan SER Bailey, Problem Solving in
SI
TA
Environmental Biology, 1995
ER
F. EVALUASI
1. Jelaskan masalah utama yang dihadapi oleh Pemda DKI Jakarta
IV
dalam menyediakan air bersih bagi penduduknyal
N
2. Jelaskan, mungkinkah daerah/kelurahan lain di DKI melakukan
U
pengelolaan limbah terpadu seperti di Setiabudi/Manggarai? 3. Tahukah anda kebijakan Pemerintah tentang penggunaan air tanah dalam? Bagaimana penerapannya di DKI Jakarta?
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 191
PERfEMUAN 6
MATAKULIAH
PENDIDlKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
Ekosistem Akuatik
SUBPOKOK BAHASAN
Ekosistem Air Laut
ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan
KA
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
BU
Setclah selesai kuliah. mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang ekosistem air laut. pennasalahan dan usaha penanggu
TE
R
langannya.
S
B. WJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
SI TA
Setelah mengikuti proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat:
1. menjelaskan karakteristik ekosistem laut
ER
2. menyebutkan zonasi ekosistem laut
IV
3. menjelaskan peranan ekosistem laut rr~asalah lingkungan
ekosistem laut
N
4. melUmuskan
U
5. mengajukan alternatif penanggulangan masalah ekosistem laut
C. MATER! PERKCLIAHAN 1. Karakteristik dan zonasi ekosistem laut 2. Peranan ekosistem laut 3. Pennasalahan pada ekosistem laut 4. Usaha penanggulangan masalah ekosistem laut. D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 193
E. SUMBER KEPUSTAKAAN 1. Eugene P. Odum, Fundamentals oj Ecology, 1971
2. Daniel B. Chiras. Environmental Science, 1991 3. M. Soerjani. Pembangunan dan Lingkungan. 1997
KA
4. Kliping tentang masalah pada ekosistem laut F. EVALUASI
R BU
1. Samakah masalah lingkungan di Laut Jawa khususnya wilayah DKI Jakarta dan Laut Hindia di wilayah Sumbar?
TE
2. Jelaskan masalah utama yang dihadapi Pemda DKI Jakarta untuk memperbaiki dan melindungi ekosistem lautnya!
S
3. Berikan saran kepada Pemda Kabupaten Ciamis untuk
U
N
IV ER SI
TA
melindungi ekosistem lautnya khususnya Pangandaran.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 194
PERTEMUAN 7
: PENDIDlKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
: Pencemaran Lingkungan
SUBPOKOK BAHASAJ.'1
: Pencemaran Udara
ALOKASI WAKTU
: 1 kali pertemuan
R BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
KA
MATAKULIMI
TE
Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa diharapka..."1. dapat menjelaskan
S
tentang pencemaran udara, akibatnya, dan cara mengatasinya.
TA
B. WJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
ER SI
. Setelah mengikuti proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan dapat:
1. menjelaskan pengertian pencemaran udara
IV
2. menyebutkan akibat pencemaran udara
N
3. mengajukan altematif cara mengurangi pencemaran udara
U
4. mengajukan altematif cara mengatasi pencemaran udara
c.
MATER! PERKULIAHAN
1. Pengertian pencemaran udara 2. Akibat pencemaran udara 3. Altematif cara mengurangi/mencegah pencemaran udara 4. Altematif cara mengatasi pencemaran udara. D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 195
No 1
IiliGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menjelaskan tUjuan mem
Mahasiswa menyimak penje
pelajart pencemaran udara. dan
lasan dosen.
prosedur pembelajarannya. Dosen mengadakan tanya jawab
Mahasiswa bertanya jawab
dengan mahasiswa tentang:
dengan dosen
KA
2
penyebab & akibat pencemaran
BU
udara serta cara mencegah dan
Dosen meminta kelas dibagi 4ke
Mahasiswa membentuk 4 ke
lompok. setiap kelompok diminta
lompok kemudian rnelaksa
merancang dan melakuka.YJ. per
nakan tugas dari dosen
SI TA
S
3
TE
R
mengatasi pencemaran udara.
cobaan bahwa telah teIjadi pen
Dosen meminta satu kelompok
5
Mahasiswa mengadakan dis
mempresentasikan hasH keIjanya
kusi. satu kelompok maju
U N
IV
4
ER
cemaran udara.
dan kdompok lain mengomentari
yang lain menanggapi
Dosen sebagai fasilitator membim
Mahasiswa mengadakan dis
bing diskusi sampai mendapatkan kusi untuk menghasilkan hasil.
6
kesimpuIan
Dosen menugasi mahasiswa untuk Mahasiswa kembali ke kel. membuat laporan setelah meneri
nya u/ menyusun laporan.
ma masukan dart diskusi, dan
dan menjawab pertanyaan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 196
dasen.
memberi pertanyan evaluasi. E. ALAT DAN SUMBER KEPUSTAKAAJ.'J 1. Alat yang diperlukan:
Sesuai dengan percobaan yang dirancang mahasiswa
2. Sumber Kepustakaan: a. AR Ennos dan SER Bailey. Problem Solving in Environmental
KA
Biology. 1995
BU
b. Arthur A. Carin. Teaching Sience Through Discovery. 1993
c. Tresna A. Sastrawijaya. Pencemaran Lingkungan. 1991
TE R
d. Mangku Sitepoe. PenceTT1CC.ran Udara, 1997
S
e. Kliping tentang pencemaran udara
SI TA
F. EVALUASI
1. Berikan contoh peristiwa efek rumah kaca di lingkungan rumah
ER
tangga.
2. Masalah lingkungan apa saja yang dihadapi oleh penduduk Pula
IV
Gadung dan sekitamya?
N
3. Berikan saran kepada pengurus RW yang mengalami kesulitan
U
dalam mengurus sampah yang telah menumpuk dan menimbul kan bau busukl
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 199
melnberl pertanyaan evaluasi.
pertanyaan dasen.
E. ALAT DAN SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Alat yang diperlukan:
Sesuai rlengan percobaan yang dirfu"lCang mahasiswa
2. Sumber Kepustakaan:
KA
a. AR Ennos dan SER Bailey, Problem Solving in Environmental Biology, 1995
BU
b. Arthur A. Carin, Teaching Sience Through Discovery, 1993 c. Daniel D. Chiras, Environmental Science, 1991
TE R
d. Tresna A. Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, 1991
AS
e. Kliping tentang pencemaran air. F. EVALUASI
SI T
1. Mengapa deteIjen dikatakan mencemari lingkungan, terutama
IV ER
lingkungan air?
2. Mengapajarak septiktank dan sumur harns lebih dari 10 meter? 3. Berikan saran untuk mengurangi pencemaran air kali akibat
U
N
industri mebel.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 201
I
No
1
I
KEGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menjelaskan tUjuan
Mahasiswa menyimak penje
mempelajari pencemaran tanah,
lasan dosen.
dan prosedur pembelajarannya. Mahasiswa bertanya jawab
dengan mahasiswa tentang:
dengan dosen
penyebab & akibat pencemaran
Mahasiswa melaksanakan
kelompok kInd melakukan ekspe
eksperimen dan membuat
rimen ttg. pencemaran tanah
laporan sementara.
S
Dosen meminta kelas dibagi dlm.
Dosen meminta satu kelompok
Mahasiswa mengadakan dis
melnpresentasikan hasil keIjanya
kusi, satu kelompok maju
IV
4
ER
SI TA
3
TE
mengatasi pencemaran tanah.
R
tanah serta cara mencegah dan
KA
Dosen mengadakan tanyaiawab
BU
2
yang lain menanggapi
5
U
N
dan kelompok lain mengomentari
Dosen sebagai fasilitator membim Mahasiswa mengadakan dis
bing diskusi sampat mendapatkan kusi untuk menghasilkan hasil. 6
kesimpu1an
Dosen menugasi mahasiswa untuk Mahasiswa kembali ke ke membuat laporan setelah meneri
lompoknya ul menyusun
ma masukan dart diskusi, dan
laporan, dan menjawab
memberi pertanyaan evaluasi.
pertanyaan dosen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 210
D. KEGIATAN BELAJARMENGAJAR
r-:l l.
KEGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menyiapkan materi kuliah
Mahasiswa menyiapkan diri
secara lengkap dan sistematis
Dosen bertanya tentang pengertian Mahasiswa menjawab perta
KA
2.
mengikuti kuliah
tanah, kemudian membagi kelas
dari dosen
TE R
menjadi 4 kelompok, meminta tiap
BU
ekosistem, serta perbedaan lahan & nyaan & mengerjakan tugas
kelompok mempelajari kliping yang
S
dibagikan kmd mengajukan peru
pemecahannya.
Mahasiswa mempresentasi
presentasikan hasH kerja kelom
kan hasil kerj anya
ER
Dosen meminta mahasiswa mem
IV
3.
SI TA
musan masalah serta alternatif
4.
U
N
poknya.
Dosen mengomentari dan menje
Mahasiswa menyimak penje
laskan hasH kerja setiap kelompok
lasan dosen
5. Dosen mengakhiri kuliah dengan memberikan pertanyaan evaluasi.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Mahasiswa menjawab soal/ pertanyaan dosen.
40535.pdf
202
E. SUMBER KEPUSTAKAAN 1. AR Ennos dan SER Bailey, Problem Solving in Environmental Biology, 1995
2. Arthur A. Carin, Teaching Sience Through Discovery, 1993
3. Daniel D. Chiras, Environmental Science, 1991
F. EVALUASI
TE R BU
5. Kliping surat kabar dan media lain
KA
4. Tresna A. Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, 1991
1. Mengapa pemakaian pestisida dapat mencemari tanah? 2. Ber.J(an contoh kegiatan di rumah tangga yang dapat menim
TA S
bulkan pencemaran tanah.
3. Apa saran yang dapat diberikan kepada penduduk yang tinggal di
U
N IV
ER SI
seltitar pabrik cat tentang pencemaran lingkungan di daerahnya?
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 203
PERTEMUAN 10
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
Kesehatan Lingkungan
SUBPOKOK BAHASAN
Pencemaran dan Kesehatan Lingkungan
ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan
R BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
KA
MATAKULIAH
TE
Setelah selesai kuliah. mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
S
tentang dampak pencemaran terhadap kesehatan lingkungan.
TA
B.TUJUAH INSTRUKSIONAL KHUSUS
SI
Setelah mengikuti proses belajar mengajar. mahasiswa diharapkan
R
dapat:
IV E
1. mendeskripsikankan hubungan lingkungan dan kesehatan . 2. menjelaskan kondisi kesehatan lingkungan di Indonesia
N
3. menjelaskan dampak pencemaran terhadap kesehatan
U
4. menjelaskan pentingnya sanitasi lingkungan C. MATER! FERKULIAHAN
1. Hubungan lingkungan dan kesehatan 2. Kondisi kesehatan lingkungan di Indonesia 3. Dampak pencemaran terhadap kesehatan 4. Sanitasi lingkungan. D: KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
204
No 1
KEGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menjelaskan tujuan
Mahasiswa menyimak penje
mempelajart kesehatan lingkung
lasan dosen.
1
an dan prosedur pembelajarannya. Dosen mengadakan tanya jawab
Mahasiswa bertanya jawab
dengan mahasiswa tentang:
dengan dosen
KA
2
sehatan dan kondisi kesehatan
Dosen meminta kelas dibagi dIm.
Mahasiswa membentuk ke
kelompok kInd. diminta untuk
lompok kemudian melaksa
AS
3
TE R
lingkungan di Indonesia.
BU
akibat pencemaran terhadap ke
mendiskusikan hasil pengamatan
nakan tugas dart dosen.
SI T
nya (tugas minggu lalu) tentang
ER
hubungan lingkungan dgn kese
Dosen meminta satu kelompok
N
4
IV
hatan dan sanitasi lingkungan.
menlpresentasikan hasil kerjanya
kusi, satu kelompok maju
dan kelompok lain mengomentart
yang lain menanggapi
U
5
Dosen sebagai fasilitator membim Mahasiswa mengadakan dis bing
6
Mahasiswa mengadakan dis
di~kusi sampai
mendapatkan kusi untuk menghasilkan
hasil.
kesimpulan
Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa menjawab soal/
memberikan soal evaluasi.
pertanyaan dosen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
205
E. SUMBER KEPUSTAKAAl'J
1. Azrul Azwar. Pengantar flmLL Kesehatan Lingkungan. 1985
2. Arthu!" A. Carin. Teaching Sience Through Discovery. 1993 3. Daniel D. Chiras. Environmental Science. 1991 4. RE Soeriaatmadja. flmu Lingkungan. 1997 5. Tresna A. Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan. 1991
KA
6. Kliping surat kabar dan media lain
BU
F. EVALUASI
1. Berlkan contoh penyakit yang banyak diderita oleh penduduk
TE R
sebagai akibat dari pencemaran air.
2. Sanitasi lingkungan menentukan kesehatan penduduk di ling
TA S
kungan tersebut. Jelaskan!
3. Penyakit apa saja yang mungkin diderita oleh penduduk di
SI
sekitar TPA Bantar Gebang? Jelaskan cara mengatasi atau
U
N
IV
ER
meminimalkan masalah tersebut!
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
206
B. Strategi Ekspositori PERTEMUA1'J 1 MATAKULIAH
: PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
: Kegiatan Ekonorr.J dan Teknologi serta Keterkaitannya dengan LH Ruang Lingkupnya : 1 kali pertemuan
TE
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
R BU
AL0KASI WAKTU
KA
SUBPOKOK BAHASAN : Masalah Lingkungan: Latar Belakang dan
Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
S
latar bdakang timbulnya masalah-masalah lingkungan serta ruang
IV ER SI
TA
lingkup masalah lingkungan.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah selesai proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat: 1. menjelaskan latar belakang timbulnya masalah lingkungan
N
2. mengidentiflkasi adanya masalah lingkungan
U
3. merumuskan masalah lingkungan 4. menje1askan ruang lingkup masalah lingkungan secara global 5. menjelaskan ruang lingkup masalah lingkungan secara nasional.
C. MATER! PERKULlAHAN 1. Latar belakang timbulnya masalah-masalah lingkungan 2. Ruang lingkup masalah lingkungan yang bersifat global 3. Ruang lingkup masalah lingkungan yang bersifat nasional
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
207
D. KEGIATAN BELAJAR MENCAJAR
KEGIATAN DOSEN
No
2
Dosen menyiapkan materi kuliah
Mahasiswa menyiapkan diri
secara lengkap dan sistematis
mengikuti kuliah
Dosen bertanya tentang arti masalah
Mahasiswa menjawab per
dan ruang lingkup masalah lingkung an, kmd membagi kelas menjadi dua
tanyaan dan mengeIjakan tugas dart dosen
TE
R
kelompok; tiap kelompok menjelaskar
BU KA
1
KEGIATAN MAHASISW
(disertai contoh) ruang lingkup masa
S
lah lingkungan. Kelompok I memba
TA
has mas&lah lingkungan secara globa
Dosen meminta wakil kelompok unto
Mahasiswa mempresentasi
mempresent.asikan hasil keIja kelom
kan hasil keIj anya
4
5.
U
N
poknya.
IV
3.
ER
SI
dan kelOlnpok II secara nasional
Dosen mengomentari & menjelaskan
Mahasiswa menyimak pen
hasil keIja setiap kelompok
jelasan dosen
Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa menjawab soal/
memberikan pertanyaan evaluasi.
pertanyaan dosen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
208
E. SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Otto Soernarwoto, Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global 2. Daniel D. Chiras, Environmental Science, 1991 3. WCED, Our Comman Future. 1988
4. Kliping masalah lingkungan dart media masa F. EVALUASI
BU KA
1. Pada dasamya, apa penyebab timbulnya krisis lingkungan? 2. Berikan saran untuk Kementrian Lingkungan Hidup danl atau lembaga terkait guna mengatasi penipisan lapisan ozon yang ma~alah lingkungan
TE
3. Berikan contoh
R
merupakan masalah global!
U
N IV
ER SI TA
S
Jakarta Timur!
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
yang dihadapi penduduk
40535.pdf
209
PERTFl\1UAN 2
MATAKULIAH
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
Berbagai Ekosistem Sebagai Sumber Daya Ekosistem Darat
ALOKASI WAKIU
1 kali pertemuan
KA
SUBPOICOK BAHASAN
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Sete!ah selesai kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
R
tentang ekosistern darat, permasalahannya dan altematif peme
S
TE
cahannya.
TA
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan dapat
ER SI
1. menjelaskan pengertian lahan 2. menjelaskan pengertian tanah dan karakteristiknya
IV
3. menyebutkan manfaat lahan dan tanah
N
4. merumuskan permasalahan lahan dan tanah
U
5. mengajukan altematif penlecahan masalah lahan dan tanah C. MATER! PERKULIAHAN
1. Pengertian lahan 2. Pengertian tanah beserta karakteristiknya 3. Manfaat lahan dan tanah 4. Permasalahan lahan dan tanah 5. Altematif pemecahan rnasalah lahan dan tanah.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
210
D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
':-1 l.
I
KEGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menyiapkan materi kuliah
Mahasiswa menyiapkan diri
secara lengkap dan ststematis
Dosen bertanya tentang pengertian Mahasiswa menjawab perta
KA
2.
mengtkuti kuliah
tanah. kemudian membagi kelas
R BU
ekoststem. serta perbedaan lahan & nyaan & mengerjakan tugas dari dosen
menjadi 4 kelompok. meminta tiap
TE
kelompok mempelajari kliping yang
S
dibagikan kmd mengajukan peru
3.
IV ER SI
pemecahannya.
TA
musan masalah serta altematif
Dosen meminta mahasiswa mem
Mahasiswa mempresentasi
presentasikan hasil keIja kelom
kan hasil kerjanya
4.
5.
U
N
poknya.
Dosen mengomentari dan menje
Mahasiswa menyimak penje
laskan hasil keIja setiap kelompok
lasan dosen
Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa menjawab soal/
memberikan pertanyaan evaluasi.
pertanyaan dosen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
211
E. ALAT DAN SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Alat yang diperlukan:
Kliping tentang lahan dan tanah
2. Sumber Kepustakaan: a. Eugene P. Odum, Fundamentals of Ecology, 1971 b. M. SoeIjani, Lingkungan: Sumber Daya Alam dan
KA
Kependudukan dalam pembangunan, 1988
BU
F. EVALUASI
1. Demi keselamatan lingkungan, pola tanam monokultur tidak
TE
R
disarankan. Mengapa?
2. Jelaskan hubungan antara penutupan tanah dengan hilangnya
TA S
kesuburan tanah!
3. Jelaskan akibat pertumbuhan penduduk kota Jakarta terha
U
N IV
ER
SI
dap kondisi tanah di sekitamya. misalnya Depok dan Bogor!
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
212
PERfEMUAN 3
: PENDIDlKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
: Berbagai Ekosistem sebagai Sumber Daya
SUBPOKOK BAHASAN
: Hutan Tropi~
ALOKASI WAKTU
: 1 kali pertemuan
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
BU KA
MATAKUL:AH
Setelah selesai kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
TE R
tentang hutan tropis, pengrusakan dan penyelamatannya. B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
SI TA S
Setelah proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan dapat: 1. menyebutkan karakteristik dan penyebaran hutan tropis 2. menyebutkan bentuk-bentuk hutan tropis
ER
3. menjelaskan manfaat hutan tropis 4. menjdaskan teIjadinya kerusakan hutan tropis
N IV
5. mengajukan altematif cara penyelamatan hutan tropis
c.
U
6. menjelaskan usaha pelestarian hutan tropis MATER! PERKULIAHAN
1. Karakteristik dan penyebaran hutan tropis di muka bumi 2. Bentuk-bentuk hutan tropis 3. Manfaat hutan tl'opis 4. Kerusakan hutan tropis 5. Penyelamatan dan pelestarian hutan tropis D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 213
KEG~TAN MAHASISWA
No
KEGIATAN DOSEN
1.
Dosen menyiapkan materi kuliah secara lengkap dan siatematis
Mahasiswa menyiapkan diri mengikuti kuliah
2.
Dosen bertanya tentang penger-
Mahasiswa nlenjawab perta
tian liutan tropis, kemudian
nyaan dosen
menguraikan tentang materi
BU
I Mahasiswa menyimak pen
beserta contoh-contoh yg sesuai
jelasan dosen
Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa menjawab soal/
AS
4.
Dosen menje1askan materi kuliah
TE R
3.
KA
yang akall dikuliahkan
pertanyaan dosen.
N IV ER
SI T
memberikan pertanyaan evaluasi.
E. SUMBZR KEPUSTAKAAN 1. Daniel D. Chiras, Environmental Science, 1991
2. JRE Kaligis, Pendidikan Lingkungan Hidup, 1989
U
3. M. SoeIjani, Pembangunan dan Lingkungan, 1997 4. Kliping tentang hutan tropis F. EVALUASI 1. Jelaskan mengapa Indonesia disebut paru-paru dunia!
2. Apa hambatan utama upaya pencegahan terhadap kerusakan hutan? 3. Berikan saran untuk mencegah dan mengurangi kerusakan hutan di Indonesia!
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 214
PERTEMUAN 4
: PENDIDlKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
: Berbagai Ekosistem sebagai Sumber Daya
SUBPOKOK BAHASAN
: Agroekosistem
ALOKASI WAKTU
: 1 kali pertemuan
BU KA
MATAKULIAH
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
R
Setelah selesai kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
TE
tentang agroekosistem, usaha pengembangan dan harapan agroe
S
kosistem pada masa yang akan datang.
TA
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
SI
Setelah mengikuti proses belajar mengajar. mahasiswa diharapkan
ER
dapat:
1. menjelaskan pengertian agroekosistem
IV
2. menjeJaskan sifat-sifat agroekosistem
N
3. menyebutkan sumber daya penunjang agroekosistem
U
4. mendeskripsikan harapan agroekosistem pada masa mendatang
C. MATER! PERKULIAHAN
1. Pengertian dan sifat-sifat agroekosistem 2. Sumber daya penunjang agroekosistem 3. Usaha-usaha pengembangan agroekosistem 4. Harapan agroekosistem pada masa mendatang D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
215
KEGIATAl'T MAHASISWA
No
KEGIATAN DOSEN
l.
Dosen menyiapkan materi kuliah
Mahasiswa menyiapkan dirt
secara lengkap dan sistematis
mengikuti kuliah
Dosen bertanya tentang istilah
Mahasiswa menjawab perta
2.
tanah, lahan, dan agroekosistem,
nyaan dosen
tUjuan mempelaja.ri materi tsb. 3.
BU KA
kemudian menguraikan tentang
Dosen menjelaskan materi kuliah Mahasiswa menyimak pen
TE R
diselingi mengajukan pertanyaan jelasan dosen dan menjawab kepada mahasiswa tentang hara- pertanyaan dosen
SI TA S
pan terhadap agroekosistem pada masa yang akan datang
Dosen menutup perkuliahan de
Mahasiswa mengeIjakan
ngan memberi seal evaluasi.
soal evaluasi.
N IV
ER
4.
E. SUMBER KEPUSTAKAAN:
U
1. Daniel B. Chlras, Environmental Science, 1991 2. JRE Kaligis, Pendidikan Lingkungan Hidup, 1989 3. Kliping tentang agroekosistem F. EVALUASI 1. Jelaskan masalah dalam pengembangan agroekosistem di Jabar dan sarankan cara mengatasi masalah tersebutl 2. Hambatan apa yang dihadapi petani Indonesia dalam mewujud kan harapannya tentang agroekosistem masa mendatang?
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
216
PERTEMUAN 5
: PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASilN
: Ekosistem Akuatik
SUBPOKOK BAHASAN
: Ekosistem Air Tawar
ALOKASI WAKTU
: 1 kali pertemuan
KA
MATAKULIAH
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah selesai kuliah. mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
TE R
tentang ekosistem air tawar. fungsi dan pennasalahan sumberdaya
S
air, serta kebijakan pemanfaatan sumberdaya air.
SI TA
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan dapat:
ER
1. menjelaskan ekosistem lentik
IV
2. menjelaskan ekosistem lotik
N
3. menyebutkan fungsi sumberdaya air dan pennasalahannya
U
4. menjelaskan kebijakan pemanfaatan sumberdaya air C. l\1ATERI PERKULIAHAN
1. Ekosistem lentik dan lotik 2. Fungsi dan pennasalahan sumberdaya air 3. AltemCttif pemecahan masalah sumberdaya air 4. Kebijakan pemanfaatan sumberdaya air D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
217
I
I
No
KEGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
l.
Dosen menyiapkan materi kuliah
Mahasiswa menyiapkan dirt mengikuti kuliah
Dosen bertanya tentang arti eko
Mahasiswa menjawab perta
sistem air tawar, kemudian menje laskan tentang ekosistenl lentik,
R
Dosen Ineminta mahasiswa (dalam
S
3.
nyaan dan mendengarkan penjelasan dosen
TE
lotik. dan fungsi sumber daya air
BU KA
2.
secara lengkap dan sistematis
ER SI TA
kelompok) Inempelajari kliping/ba
Mahasiswa mengeIjakan tugas dari dosen
han yang dibagikan dan mengaju kan perumusan masalah serta
Dosen meminta mahasiswa memba Mahasiswa membacakan cakan hasil keIja kelompoknya
hasil keIj anya
Dosen mengomentari dan menjelas
Mahasiswa mendengarkan
kan hasil keIja kelompok
penjelasan dasen. dan ber
U
4.
N IV
altematif pemecahannya
5.
tanya bila kurang jelas
6.
Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa menjawab soal/
memberikan soal evaluasi.
pertanyaan dosen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 218
E. ALAT DAN SUMBER KEPUSTAKAAN 1. Alat Pelajaran:
Kliping dan fotocopy tentang ekosistem air tawar
2. Sumber Kepustakaan: a. Eugene P. Odunl, Fundamentals oj Ecology, 1971 b. Mieke Miarsyah, Pendidikan Lingkungan Hidup Modtll G,
KA
1989
BU
c. Nebel dan Wright, Environmental Science, 1998 F. EVALUASI
TE R
1. Jelaskan masalah utama yang dihadapi oleh Pemda DKI Jakarta dalam menyediakan air bersih bagi penduduknya!
TA S
2. Jelaskan, mungkinkah daerah/kelurahan lain di DKI melakukan pengelolaan limbah terpadu seperti di Setiabudi/Manggarai?
SI
3. Tahukah anda kebija..1
U
N
IV
ER
tanah dalam? Bagaimana penerapannya di DKl Jakarla?
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
219
PERTEMUAN 6
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASA1'J"
Ekosistem Akuatik
SUBPOKOK BAHASAN
Ekosistem Air Laut
ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
KA
lV'JATA KULIAH
TE R
Setelah selesai kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang ekosistem air laut, pennasalahan dan usaha penanggu
AS
langannya.
SI T
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah proses pembelajaran, nmhasiswa diharapkan dapat:
ER
1. menjelaskan karakteristik ekosistem laut 2. menyebutkan zonasi ekosistem laut
N IV
3. menjelaskan peranan ekosistem laut 4. merunluskan masalah llngkungan ekosistem laut
U
5. mengajukan alternatif penanggulangan masalah ekosistem laut C. MAlER! PERKULIAHAN
1. Karakteristik dan zonasi ekosistem laut 2. Feranan
ekosist~m laut
3. Pennasalahan pada ekosistem laut 4. Usaha penanggulangan masalah ekosistem laut. D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
220
KEGIATAN DOSEN
No l.
I
2.
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menyiapkan materi kuliah
Mahasiswa menyiapkan diri
secara lengkap dan sistematis
mengikuti kuliah
Dosen bertanya tentang ekosistem
Mahasiswa menjawab perta
akuatik kemudian menguraikan
nyaan dosen
Dosen menjelaskan materi kuliah
Mahasiswa menyimak penje
diselingi mengajukan pertanyaan
BU
3.
KA
tujuan melnpelajari materi kuliah
pertanyaan dosen
TE R
tentang masalah ekosistem laut
lasan dosen dan menjawab
dan usaha penanggulangannya.
Mahasiswa menjawab soal/
memberikan pertanyaan evaluas:i.
pertanyaan dosen.
S
Dosen mengakhiri kuliah dengan
SI TA
4.
ER
E. SUMBER KEPUSTAKAAN
IV
1. Eugene P. Odum. Fundamentals of Ecology. 1971
N
2. Daniel B. Chiras. Environmental Science. 1991
U
3. M. SoeIjani. Pembangunan dan Lingkungan. 1997
F. EVALUASI 1. Samakah masalah lingkungan di Laut Jawa khususnya wilayah DKI Jakarta dan Laut Hindia di wilayah Sumbar? 2. Je1askan masalah utama yang dihadapi Pemda DKI Jakarta untuk memperbaiki dan melindungi ekosistem lautnya! 3. Berikan saran kepada Pemda Kabupaten Ciarnis untuk
melindungi ekosistem lautnya khususnya Pangandaran.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
221
PERTEMUAN 7
: PENDIDlKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
: Pencemaran Lingkungan
SUBPOKOK BA..l.f.ASAN
: Pencemaran Udara
ALOKASI WAKTU
: 1 kali pertemuan
KA
Mi\TA KULIAH
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
R
Setelah mengikuti kuliah. mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
TE
tentang pencemaran udara. akibatnya. dan cara mengatasinya.
S
B. 1UJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TA
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, rnahasiswa diharapkan
ER SI
dapat:
1. menje1askan pengertian pencemaran udara 2. menyebutkan akibat pencemaran udara
IV
3. mengajukan alternatif cara mengurangi pencemaran udara
U
N
4. mengajukan alternatif cara mengatasi pencemaran udara C. MATEPJ
PERKULL~
1. Pengerttan pencemaran udara 2. Akibat pencemaran udara 3. Alternatif cara mengurangi/mencegah pencemaran udara 4. Alternatif cara mengatasi penceinaran udara. D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
222
No
Dosen menyiapkan matert kuliah
Mahasiswa menyiapkan
secara lengkap dan sistematis
dirt mengiku ti knliah
Dosen berta.11ya tentang pengertian
Mahasiswa menjawab per
pencemaran lingkungan. kemudian
tanyaan dan mendengar
menguraikan tujuan mcmpelajart
kan penjelasan dosen
Dosen meminta mahasiswa (dalam
Mahasiswa mengeIjakan
kelompok) mempelajart bahan yang
tugas yg dibertkan dosen
TA S
3
TE R
pencemaran udara
KA
2
KEGIATAN MAHASISWA
BU
1
KEGIATAN DOSEN
dibagikan kemudian mengajukan
SI
pennasalahan. cara mencegah dan
Mahasiswa membacakan
cakcm hasil keIja kelompoknya
hasil keIj anya
IV
Dosen meminta mahasiswa memba
U
N
4
ER
mengatasi pencemaran udara
5
Dosen mengomentart dan menjelas
Mahasiswa menyimak
kan hasil keIja kelompok mahasis
penjelasan dosen
wa
6
Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa menjawab soal/
memberikan soal evaluasi.
pertanyaan dosen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
223
E. ALAT DAN SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Alat Pelajaran:
Kliping dan fotocopy tentang pencemaran udara
2. Sumber Kepustakaan: a. Daniel D. Chiras. Environmental Science, 1991 b. Mangku Sitepoe. Pencemaran Udora, 1997
KA
c. Otto Soemarwoto. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkugan Global, 1992
TE R
BU
d. Tresna Sastrawijaya. Pencemaran Lingkungan, 1991 F. EVALUASI
1. Berikan contoh peristiwa efek rumah kaca di lingkungan rumah
S
tangga. Gadun~
SI TA
2. Masalah lingkungan apa saja yang dihadapi oleh penduduk Pulo dan sekitarnya?
ER
3. Berikan saran kepada pengurus RW yang mengalami kesulitan dalam mengurus sampah yang telah menumpuk dan menimbul
U
N IV
kan bau busukl
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
224
PERTEMUAN 8
PENDIDlKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
Pencemaran Lingkungan
SUBPOKOK BAHASAN
Pencemaran Air
ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan
KA
MATAKULIAH
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
R
Setelah mengikutt kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
TE
tentang pencemaran air, akibatnya, dan cara menanggulanginya.
TA S
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan
SI
dapat:
ER
1. menjelaskar.l pengertian pencemaran air 2. menyebutkan penyebab pencemaran air
IV
3. menyebutkan akibat pencemaran air
N
4. mengajukan altem.atif cara mengurangi pencemaran air
U
5. mengajukan saran cara menanggulangi pencemaran air C. MATER! PERKULIAHAN
1. Pengertian pencemaran air dan contohnya 2. Sebab dan akibat pencemaran air 3. Cara mencegah & mengurangi pencemaran air 4. Carn menanggulangi pencemaran air D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
225
KEGIATAN DOSEN
No
2
Dosen menyiapkan materi kuliah
Mahasiswa menyiapkan dirt
secara lengkap dan sistematis
mengikuti kuliah
Dosen bertanya tentang pengerti
Mahasiswa menjawab perta
an pencemaran lingkungan,
nyaan dan mendengarkan \.
menjela~kan tUjuan
penjelasan dosen
BU
kemudian
KA
1
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen meminta mahasiswa (dalam)
Mahasiswa mengeIjakan
kelompok) meInpelaja...ri bahan dan
tugas yang diberikan dosen
TA S
3
TE
R
mempelajari pencemaran air
kliping yang dibagikan, kernudian
SI
mengajukan cara mencegah dan
ER
mengurangi serta mengatasi pence
Mahasiswa membacakan
cakan hasil keIja kelompoknya
hasil keIj anya
Dosen mengomentari dan menjelas
Mahasiswa menyimak pen
kan hasil keIja kelompok mahasis
jelasan dosen
N
Dosen meminta mahasiswa memba
U
4
IV
maran air
5
wa 6
Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa menjawab soall
memberikan soal evaluasi.
pertanyaan dosen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
226
E. ALAT
D_I\..~
SUMBER KEPUSTAY.AAN
1. Alat Pelajaran:
Kliping dan fotocopy tentang pencemaran air
2. Sumber Kepustakaan: a. Daniel D. Chiras. Environmental Science, 1991 b. Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lmgkungan, 1991
KA
c. Wasilah Abu Sudja. Kimia lmgkungan, 2001
BU
F. EVALUASI
TE R
1. Mengapa deteIjen dikatakan mencemari lingkungan, terutama lingkungan air?
2. Mengapajarak septiktank dan sumur harus lebih dari 10 meter?
SI TA
U
N IV
ER
industri mebel.
S
3. Berikan saran untuk mengurangi pencemaran air kali akibat
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
227
PERfEMUAN 9
PENDIDlKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
Pencemaran Lingkungan
SUBPOKOK BAHASAN
Pencelnaran Tanah
ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
KA
MATAKULIAH
TE R
Setelah kuliah, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang pengertian pencemaran tanah dan cara mengatasinya.
TA S
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan
SI
dapat:
ER
1. menjelaskan pengertian pencemaran tanah 2. menyebutkan sebab teIjadinya pencemaran tanah
IV
3. menyebutkan akibat pencemaran tanah
U
N
4. mengajukan saran cara mengatasi pencemaran tanah C. MATER! PERKULIAHAN
1. Pengertian dan contoh pencemaran tanah 2. Penyebab teIjadinya pencemaran tanah 3. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah 4. Cara mencegah & menanggulangi pencemaran tanah. D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 228
No 1
2
KEGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menyiapkan materi kuliah
Mahasiswa menyiapkan dirt
secara lengkap da.1. sistematis
mengikuti kuliah
Dosen berta...'1.ya ttg pengertian tanah Mahasiswa menjawab per sbg SDA. kemudian menguraikan tu
tanyaan dosen
3
Dosen menjelaskan materi kuliah di
KA
juan mempelajari pencemaran tanah Mahasiswa menyimak pen
TE R
masalah pencemaran tanah. cara
BU
selingi bertanya kepada mhs tentang jelasan dan menjawab per tanyaan dosen
mencegah dan menanggulanginya Dosen mengakhiri kuliah dengan
Mahasiswa menjawab per
memberikan pertanyaan evaluasi.
tanyaan dosen.
SI TA S
4
ER
E. SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Daniel D. Chiras. Environmental Science. 1991
N IV
2. Soetjani. R. Ahmad. Rozy M.. Lingkungan: SDA dan
Kependudukan dalam Pembangunan. 1987
U
3. Tresna Sastrawijaya. Pencemaran Lingkungan. 1991 F. EVALUASI 1. Mengapa pemakaian pestisida dapat mencemari tanah? 2. Berikan contoh kegiatan di rumah tangga yang dapat menim bulkan pencemaran tanah. 3. Apa saran yang dapat diberikan kepada penduduk yang tinggal di sekitar pabrik cat tentang pencemaran lingkungan di daeralmya?
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
229
PERfEMUAN 10
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
POKOK BAHASAN
Kesehatan Lingkungan
SUBPOKOK BAHASAN
Pencemaran dan Kesehatan Lingkungan
ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan
KA
MATAKULIAH
BU
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
R
Setelah selesai kuliah, mahasiswa diharapkan dapat lnenjelaskan
TE
tentang dampak pencemaran terhadap kesehatan lingkungan.
S
B.TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
SI TA
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan dapat:
ER
1. mendeskripsikankan hubungan lingkungan dan kesehatan 2. menjelaskan kondisi kesehatan lingkungan di Indonesia
IV
3. menjelaskan dampak pencemaran terhadap kesehatan
c.
U
N
4. menjelaskan pentingnya sanitasi lingkungan MATER! PERKULWIAN
1. Hubungan lingkungan dan kesehatan 2. Kondisi kesehatan lingkungan di Indonesia 3. Dampak pencemaran terhadap kesehatan 4. Sanitasi lingkungan. D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
230
No
1
2
KEGIATAN DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
Dosen menyiapkan materi kuliah
Mahasiswa menyiapkan diri
secara lengkap dan sistematis
mengikuti kuliah
Dosen bertanya tentang pengertian Mahasiswa menjawab perta sanitasi & kesehatan li:":1gkungan,
nyaan dosen
Mahasiswa menyimak penje
diselingi pertanyaan masalah kese
lasan dan menjawab perta
BU
Dosen menjelaskan materi kuliah
TE R
3
KA
kmd menguraikan tUjuan belajar
hatan 1erutama akibat pencemaran nyaan dosen Dosen mengakhiri kuliah dengan
TA S
4
menjawab soal evaluasi.
SI
memberikan soal evaluasi.
Mahasiswa mengerjakan/
ER
E. SUMBER KEPUSTAKAAN
1. Azrul Azwar, Pengantar flmu Kesehatan Lingkungan, 1985
IV
2. Daniel D. Chiras, Environmental Science, 1991
U
N
3. RE Soeriaatmadja, flmu Lingkungan, 1997
F. EVALUASI 1. Berikan contoh penyakit yang banyak diderita oleh penduduk sebagai akibat dart pencemaran air. 2. Sanitasi lingkungan menentukan kesehatan penduduk di ling kungan tersebut. Jelaskan! 3. Penyakit apa saja yang mungkin diderita oleh penduduk di sekitar TPA Bantar Gebang? Jelaskan cara mengatasi atau mengurangi hal tersebutl
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
TE R BU
KA
40535.pdf
LA1\1PlRAN 2
INSTRUMEN PENELITIAN
TA S
A. Illstrumen Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan
U
N IV
ER SI
B. Instrumen Locus of Control
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
232
A. TES KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH LINGKUNGAN Petunjuk MengeIjakan: 1. Tes ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan. Tes Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan ini terdiIi
KA
~.
atas 32 soal atau permasalahan.
BU
3. Waktu yang disediakan untuk mengeIjakan tes ini adalah 45 menU. Pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya.
TE
R
4. Materi tes meliputi Pokok Bahasan:
a. Ekosistem Darat. Hutan Tropis, dan Agroekosistem
S
b. Ekosistem Akuatik. Air Tanah, dan Ekosistem Laut
TA
c. Pencemaran (air. tanah. udara) dan Kesehatan Lingkungan
SI
5. Anda boleh menggunakan kalkulator
U
N
IV
ER
6. Selamat BekeIja !
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
233
JAV/ABLAH SEMUA SOAL DENGAN MEMBERIKAN TANDA (X) PADA JAWABAN YANG MENURUT ANDA BENAR 1. Yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan adalah A.Keadaan komposisi bahan kimia (organik dan anorganik) di alam B.Perubahan bahan kimia di lingkungan akibat kegiatan manusia C.Berubahnya lingkungan secara langsung maupun tidak langsung
KA
Akibat kegiatan manusia
BU
D.Beruhahnya tatanan lingkungan sehingga kualitasnya tidak sesuai
R
dengan peruntukannya
TE
2. Warga Kota Tangerang sedang dihantui penyakit demam berdarah
S
(PDB). Telah banyak .iatuh korban, namun Pemda setempat lambat
TA
dalam mengantisipasi meluasnya PDB. Apa yang sebaiknya dilaku kan warga Tangerang untuk mengantisipasi meluasnya PDB ?
ER SI
A.Memprotes Pemda Y8.ng tidak tanggap terhadap penderitaan warga B.Melaporkan Pemda Tk II ke Pemda Tk I tentang kinerjanya
IV
C.Warga dianjurkan melakukan program 3 M di rumahnya
N
D.Warga berpatungan melakukan penyemprotan/fogging di
U
lingkungan (RW) 3. Lahan yang miring dan terbuka sangat tidak stabil. Guna mencegah teIjadinya bencana yang tidak diinginkan, dapat dilakukan hal-hal berikut, kecuali A.Bercocok tanam dengan menggunakan pupuk organik B.Penghijauan dengan menanam pohon kaliandra C.Pembuatan terasertng atau sengkedan D.Pembuatan dinding penahan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
234
4. warga enam desa sekitar PT. Petrokimia Gresik yang terkena polusi akibat bocornya tabung amoniak mendatangi pabrik untuk berdemo. Mereka menuntut agar pabrik segera ditutup, dan manajemen Pablik membiayai pengobatan warga, serta memberikan sembako kepada pcnduduk sekitar. BeIikut adalah saran yang mungkin dilakukan pabrik, kecuali
BU KA
A.PabIik segera ditutup B.Pabrik meminta maaf kepada masyarakat
C.Pabrik mendirikan Balai Pengobatan untuk warga sekitar
R
D.Pabrik memberikan biaya pengobatan dan sembako kepada
TE
Masyarakat
TA S
5. Peristiwa di bawah ini yang mUIT_i merupakan proses alam adalah A.Banjir pada musim penghuJan
SI
B.Erosi lereng gunung
ER
C.Meletusnya gunung berapi
N IV
D.Pembakaran hutan 6. Wilayah X kaya akan SDA dan ingin meningkatkan pendapatan asli
U
daerah dengan tetap menjaga kelestaIian lingkungannya. Sebelum melakukan pembangunan/eksplorasi SDA, Pemda SETEMPAT sebaiknya A.Memilih mengeksplorasl SDA yang paling diinginkan masyarakat B.MemUih mengeksplorasi SDA yang paling banyak menghasilkan devisa
C.Melakukan studi kelayakan baik secara ekonomi maupun
lingkungan
D.Melakukan studi analisls mengenai dampak lingkungan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
235
7. Pertanian modem sangat mengandalkan pupuk buatan guna menambah unsur-unsur seperti N, P, K untuk tanaman. Tabel di bawah menggambarkan hubungan antara jumlah pupuk yang
Pupuk (kg/ha)
0
40
60
80
100
Panen (ton/ha)
0,60
1,00
1,30
KA
digunakan dengan panen yang dihasilkan.
1,45
BU
1,40
TE R
Pupuk yang digunakan agar petani memperoleh hasil panen maksimal adalah A. 40 kg/ha
AS
B. 60 kg/ha
N IV ER
D. 100 kg/ha
SI T
C. 80 kg/ha
8.Dart tabel pada soal nomor 7 di atas dapat disimpulkan bahwa A. Hasil panen berbanding lurns dengan jumlah pupuk yang
digunakan
U
B. Hasil panen berbanding terbalik dengan jumlah pupuk yang
digunakan
C. Penggunaan pupuk tidak menentukan hasil panen D. Penggunaan pupuk ada batas,'nilai optimalnya 9. Pantai di Sumbar dan Bengkulu mengalami erosi yang parah. Rumah nelayan yang 20 tahun lalu berada 80 meter dart garts pantai. saat ini hanya beIjarak dua meter dart garis pantai. Berikut ini adalah
usaha yang sebaiknya dilakukan oleh Pemda setempat. kecuali
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
236
A.Menggalakkan penanaman pohon bakau B.Membangun dinding pemecah ombak C.Menyarankan nelayan pindah ke ibukota Propinsi dan beralih profesi D.Menyarankan nelayan mengikuti transmigrasi lokal ke pantai lain.
karena dapat
menim~ulkan hal-hal
BU KA
10. Penggunaan pupuk buatan yang berlebihan tidak dianjurkan, berikut, kecuali
A.Bakteri aerob berkembang dengan pesat
R
B.Ganggang tumbuh dengan subur karena sungai kaya zat hara
TE
C.Pencemaran air akibat bahan/zat yang sulit diuraikan oleh bakteri
ER SI TA
S
D.Lama kelamaan oksigen dalam air sungai akan habis.
11. Berikut adalah Data Kimia Air sungai P, Q, R, dan S di Pulau Jawa P
Q
R
S
84
91
94
83
BOD
9,2
4,0
4,3
5.1
U
Indikator\Sungai
Cl
66
38
36
39
N dalmn NH3
1,9
0,5
0,9
0,8
0,3
0,3
0,5
N IV
Oksigen
P dalamP04
1,2
Dart data di atas, sungai yang paling tercemar adalah A. Sungai P B. Sungai Q C. Sungai R D. Sungai S
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
237
12. Pencemaran air sungai pada nomor 11 di atas kemungkinan disebabkan oleh hal-hal berikut. kecuali sungai tersebut: A. melalui daerah industri B. melalui daerah persawahan C. berada di daerah pedesaan
KA
D. melewati pemukiman padat
13. Pada kompleks perumahan yangjar2.k antar IUmah terlalu dekat.
BU
sering dilaporkan teIjadinya pencemaran air oleh bakteri e-coli.
R
Pencemaran air tersebut dapat ditanggulangi dengan cara berikut.
TE
kecuali
A.Warga Ilanya menggunakan air dari PDAM
TA S
B.Warga mengikuti program vaksinasi dan imunisasi
lingkungan
SI
C.Air limbah domistik dikelola secara terpadu untuk seluruh
ER
D.Secara teratur memeriksakan air sumur ke Laboratorium PDAM
IV
14. Salah satu usaha Pemerintah RI untuk menanggulangi masalah
U
N
pencemaran air sungai adalah A.Prokasih B.Program 3 1\1 C.Program planktonisasi D.Program pemberian Kalpataru
15. Keadaan kota Y pada saat ini adalah sbb: I)Semua IUmah tangga sudah menikmati fasilitas listrik PLN. namun listrtk sering padam karena kabel dan tiangnya tertimpa pohon saat hUjan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 238
2)Sebagian besar rumah tangga sudah menikmati air bersih dart PDAM, tetapi air sering mati/terhenti terutama pada siang hart 3)Jalan raya banyak yang rusak terutama setelah/pada musim penghujan 4)Terdapat lokasi TPA (tempat pembuangan akhir) sampah untuk 5)Mempunyai rumah sakit dan Puskesmas.
KA
kota Y dan kota-kota di sckitarnya. 6)Dalam 12 bulan terakhir tercatat peningkatan yang signifikan
BU
kasus penderita penyakit kulit, ISPA dan diare terutama
TE R
penduduk di sekitar TPA.
Prloritas pertama yang sebaiknya dHakukan Pemda kota Y adalah A.Memperbaiki jalan raya berikut saluran pembuangan (gorong
AS
gorong)r.. y a
SI T
B.Merencanakan pemindahan TPA dan berkoordinasi dengan Pemda-Pemda sekitar
N IV ER
C.Memindahkan kabellistrik ke dalam tanah sehingga tidak terganggu oleh pohon
j
U
D.Menambah dokter ahli dan paramedis. 6. Usaha penanggulangan masalah lingkungan di daerah perairan di Indonesia yang kurang memberikan hasH pada saat ini adalah A.Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) untuk mengurangi inten sitas dan volume erosi B.Penanaman kembali pohon-pohon bakau C.Merungkatkan sanksi hukum bagi pelanggar UU Lingkungan Hidup D.Memonitor perubahan komposisi biotik dan abiotik ekosistem laut
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
239
17.Proses pembakaran yang tidak sempuma dapat meningkatkan kandungan A. Gas Karbondioksida B.Gas Karbonmonoksida C.Gas Nitrogen
KA
D.Gas Oksigen 18. Pada tahun 199,1, di Propinsi Z dibangun industri yang ramah
BU
lingkungan, dan mempekerjakan 100 orang penduduk. Setelah
TE R
industri beroperasi, emisi karbon dioksida (diukur sebagai ton karbon per tahun) propinsi Z adalah 190 ton/tahun. Sedangkan sebelumnya emisi karbon dioksidanya adalah 246
TA S
ton/tahun. Pada tahun 1994, manajemen pabrik menanam pohon pinus dengan harapan setelah tahun pohon-pohon tersebut dapat
SI
menyerap (memfiksasi) karbon yang dikeluarkan oleh pabrik. Pada
ER
kerapatan pohon yang optimal, jumlah karbon yang terserap oleh pohon pinus dengan umur berbeda adalah sebagai berikut:
IV
Umur pohon (tahun)
5
10
15
20
0,2=0·
7,0
14,0
21,0
Fiksasi C kumulatif (ton/ha)
0,2
21,0
77
167,8
U
N
Fiksasi C (ton/ha/th) (Catatan: 0,2 dianggap 0)
Berapa hektar tanah yang harus ditanami pohon pinus untuk mencapai ern.::si nol (zero net emission) dari pabrik setelah 20 tahun (pada tahun 2014)? A.
22,6 ha
B. 49,35 ha C. 67,85 ha D. 180,95 ha
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
240
19. Bila propinsi Z pada soal nomor 18 berpenduduk 55jutajiwa dan totalluas tanahnya 15 juta hektar serta menggunakan asumsi: l)penduduk tidak bekerja (ibu + anak) adalah 2/3 jumlah penduduk 2)penduduk bekerja menghasilkan cmisi C seperti karjawan pabrik di atas
KA
3)penduduk tidak bekerja menghasilkan emisi C V4 penduduk bekerja, maka hitunglah total emisi C yang dihasilkan penduduk
B.
104,5 juta ton/tahun
C. 1044
R
52,2 juta ton/tahun
TE
A.
BU
propinsi Z pada 2014.
juta ton/tahun
SI TA
S
D. 2090,6 juta ton/tahun
20. Berikut ad alah usaha yang mungkin dilakukan guna mengurangi
ER
pencemaran udara dan dampak negatifnya di Jakarta, kecuali A.Penghijauan kota terutama di sepanjang jalan raya
IV
B.Penjelasan kepada masyarakat tentarig bahaya pencemaran udara
N
C.Penggunaan masker oleh polisi lalu lintas dan pengendara motor
U
di jalan raya
. D.Penegakan hukum bagi pelanggar ketentuan tentang uji gas
buang kendaraan
21. Penyebab utama teIjadinya krtsis lingkungan adalah A.Banjir J:;ada musim penghujan B.Ledakan penduduk tak terkendali C.Kekeringan pada musim kemarau D. Penebangan kayu tanpa ijin
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
241
22. Pencemaran yang teIjadi akibat perbuatan manusia adalah A.Pencemaran air oleh enceng gonciok B.Pencemaran air sungai oleh sampah C.Pencemaran tanah oleh batu kapur D.Pencemaran udara oleh debu gunung berapi
KA
23. Setiap bulan Juli pada tiga tahun terakhir kota Pontianak diselimuti
asap tebal. Akibatnyajarak pandang hanya mencapai 100 meter.
BU
Dari peomantauan satelit. di Propinsi Kalbar ditemukan 343 titik api
TE R
yang sebagiCill besar berada di wilayah HPH. Apa yang sebaiknya dUakukan oleh Pemda Tk I untuk mengatasi masalah tersebut? A.Gubemur melapo:..· ke Mendagri minta pengarahan dan mengaju
TA S
kan anggaran guna menanggulangi masalah pencemaran udara B.Gubemur melapor kepada Meneg LH untuk mencari pemecahan
SI
masalah baik jangka pendek maupun jangka panjang
ER
C.Gubemur memerintahkan Dinas terkait untuk mengadakan penyuluhan tentang bahaya pencemaran udara
IV
D. Gubemur memerintahkan Dinas terkait untuk membagikan
N
masker kepada masyarakat dan meminta mereka tidak keluar
U
rumah bila tidak perlu 24. Bahan buangan yang umumnya masih dapat digunakan kembali
sebagai bahan baku baik dengan cara mengolahnya maupun dengan membersihkan saja adalah A.Air limbah B.Barang bekas
C.Sampah sayuran
D. Sisa pemupukan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
242
25.Pemusnahan samp2.h dapat terjadi secara alamiah oleh A.Bakteri pengurai B.Pengeringan C.Penguapan D.Terbawa angin
KA
26. Berikut adalah usaha memperkecil/menurunkan kemungkinan terjadinya pencemaran tanah oleh sampah rumah tangga, kecuali
BU
A.Memisahkan sampah organik dan sampah anorganik
TE R
B.Baterei bekas dan obat kadaluwarsa Udak dibuang sembarangan C.Sampah organik dikumpulkan untuk dijadikan kompos
AS
D.Kaleng bekas makanan dan cat ditanam di halaman rumah. 27. Saat ini diketahui: ada cat tembok yang mengandung timbal antara
SI T
6,2s/d 52%, asbestos yang dipakai untuk atap dan langit-langit
ER
rumah dapat menyebabkan kanker paru, sedangkan rokok mengandung dioksin yang bersifat karsinogenik. Sementara itu
IV
nlangan yang paling tercemar di dalam rumah adalah dapur.
N
Di bawah ini adalah saran yang baik dan mungkin dilaksanakan di
U
pedesaan minus yang penduduknya banyak menderita penyakit
paru-paru, kecuali A.Menghentikan kebiasaan merokok, atau tidak merokok di dalam rumah. B.Meminta Pemerintah meneruskan program listrik masuk desa C.Menjaga agar ventilasi (untuk sirkulasi udara) di dapur cukup baik D.Merenovasi rumah dengan menggunakan bahan yang ramah lingkun gan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
244
31. Hutan yang mempunyffi keanekaraganlan tumbuhan dan hewan paling tinggi tetapi tidak baik untuk pemukimal1. manusia adalah A.Hutan trapis kering B.Hutan trapis basah C.Hutan hUjan trapis
KA
D.Hutan lindung 32.Penambangan emas oleh masyarakat di G. Pongkor Bogor mengaki
BU
batkan pencemaran tanah karena air raksa yang dipakai dalam proses pemurnian emas. Untuk mengatasi rnasalah ini, sebaiknya
TE R
Pemda Bogor:
A.menunjuk Perusahaan yang berpengalaman untuk melakukan
TA S
eksplorasi emas
B.mengkaordinasi&membimbing penambang agar mengeksplarasi
SI
secara benar
ER
C.menyarankan penambang emas untuk beralih profesi
U
N
IV
D.menutup penambangan yang dilakukan oleh masyarakat.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
245
B. INSTRUMEN WCUS OF CONTROL PetunJuk MengeIjakan: 1. Angket ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan dart
KA
locus of controL setiap mahasiswa. 2. Inst.rumen locus of control ini terdiri atas 30 pertanyaan.
BU
3. Waktu yang disediakan untuk mengeIjakan instrumen ini
R
adalah 30 menit. Pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya.
TE
4. J awablah semua pertanyaan, jangan sampai ada yang terlewat
U N
IV
ER
SI TA
5. Selamat BekeIja !
S
tidak dikeIjakan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
246
JAWABLAH SEMUA PERTANYAAN/PERNYATAAN DENGAN MEMBER! TANDA (X) PP..DA JAWABAN YANG ANDA PILIH
1. Sebagai warga negara. kita wajib menjaga kelestarian lingkungan di Sangat setuju
B.
Setuju
C.
Ragu-ragu·
R BU
A.
KA
sekitar kita.
D. Tidak setuju Sangat tidak setuju
TE
E.
ER SI
A. Sangat setuju
TA
menyebabkan banjir
S
2. Saya tidak yakin bahwa membuang sampah ke sungai dapat
Setuju
C.
Ragu-ragu
D.
Tidak setuju
E.
Sangat tidak setuju
U
N
IV
B.
3. Setelah praktikum Kimia Dasar, saya memeriksa alat dan zat kiInia sehingga yakin bahwa semuanya dalam keadaan yang seharusnya. A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang ,
D. Jarang E. Tidak pemah
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
247
4. Keberhasila.l1 saya mengeIj::tkan tugas dari dosen karena mudahnya tugas yang diberikan kepada saya. A. Sangat setuju
B.. Setuju
C.
Ragu-ragu
D. . Tidak setuju Sangat tidak setuju
BU KA
E.
5. Karena takut gaga! dan kalah, saya menolak ketika diminta mewakili universitas pada pertandingan antarkampus. Sangat setuju
R
A.
TE
B. Setuju Ragu-ragu
D.
Tidak setuju
E.
Sangat tidak setuju
ER SI TA
S
C.
6. Predikat juara kelas yang sering saya terima di SMU adalah berkat
N IV
kebaikan guru-guru terutama wall kelas. A. Sangat setuju C.
U
B. Setuju
Ragu-ragu
D. Tidak setuju
E.
Sangat tidak setuju
7. Untuk mewujudkan cita-(;ita, saya berdoa kepada Tuhan YME dan menertma apa pun yang teIjadi. A.Sangat uetuju
C. Ragu-ragu
B.Setuju
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
D. Tidak setuju E. Sangat tidak setuju
40535.pdf
248
8. Sebagai mahasiswa FMIPA. kita diwajibkan menjaga kebersihan laboratorium A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak setuju
BU KA
E. Sangat tidak setuju 9. Dalam menghadapi ujian. saya belajar dengan sungguh-sungguh.
R
A. Selalu
TE
B. Sering C. Kadang-kadang
ER SI TA
E. Tidak pemah
S
D. Jarang
10. Suya mengerjakan tugas dart dosen. baik yang mudah maupun yang suUt.
N IV
A. Selalu
B. Sering
U
C. Kadang-kadang D. Jarang
E. Tidak per..l.ah 11. Saya mendapat nilai jelek/kurang untuk Kimia Dasar karena soainya terlalu suUt A.Sangat setuju
C. Ragu-ragu
B.Setuju
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
D. Tidak setuju E.Sangattidaksetuju
40535.pdf
249
12. Saya rnernakai baju yang sopan keUka PPL, karena hal itu rneru pakan aturan di UNJ A. Sangat setuju B. SetuJu
C..Ragu-ragu
D. Tidak setuju
KA
E. Sangat tidak setuju
Sangat setuju
TE R
A.
BU
13.Saya rajin belajar karena ternan-ternan saya adalah orang yang rajin.
Ragu-ragu
F.
Tidak setuju
E.
Sangat tidak setuJu
SI TA
E.
S
B. Setuju
ER
14. Saya rnernatikan kran air sebelurn keluar dari kamar rnan.di. B. SeIing
IV
A. Selalu
N
C. Kadang-kadang
U
D. Jarang
E. Tidak pernah 15. Saya ingin rnenggunakan bahan bakar bebas timbal untuk rnenjaga kebersihan udara kota, tetapi BBM tersebut tidak tersedia di setiap SPBU. A.Sangat setuju
C. Ragu-ragu
B.Setuju
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
D. Tidak setuju E. Sangat tidak setuju
40535.pdf
250
16. Kepribadian seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. TIdak setuju
KA
E. Sangat tidak setuju 17. Menurut saya, kita hams rnenghonnati adat atau kebiasaan di
BU
mana kita berada. A. Sangat setuju
TE
R
B. Setuju C. Ragu-ragu
S
D. TIdak setuju
SI
TA
E. Sangat tidak setuju
ER
18. Saya rnernlJunyai banyak ternan karena saya rnernpunyai latar belakang sosial ekonomi yang baik.
IV
A. Sangat setuju
N
B. Setuju
U
C. Ragu-ragu D. Tidak setuju
E. Sangat tidak setuju
19. Pada saat berwisata ke daerah eagar alam, saya rnenolak usul ternan-ternan untuk rnernbuat api unggun. A.Selalu
C. Kadang-kadang
B.Sering
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
D. Jarang E. Tidak pernah
40535.pdf
251
20. Menurut saya, keberhasilal! dalam ujian lebih ditentukan oleh nasib baik/buruk yang rnengikuti kita. A. Sangat setuju B. Setuju
c. Ragu-ragu
D.Tidak setuju
BU KA
E. Sangat tidak setuju 21. Saya rnanlpu rnenggerakkan ternan-ternan untuk berpartisipasi
R
dalam kegiatan lingkungan seperti Prokasih.
TE
A. Sangat setuju B. Setuju
S
C. Ragu-ragu
TA
D. Tidak setuju
ER
SI
E. Sangat tidak setuju
22. Kelornpok saya rnampu rnenyelesaikan diskusi dan rnenghasilkan
IV
kesimpulan yang rnenurut dosen benar.
N
A. Selalu
U
B. Sering
C. Kadang-kadang D. Jarang E. Tidak pemah 23. Menurut saya. walaupun kita rajin belajar kalau intelegensia kurang, kita tidak akan rnenjadi sarjana. A.Sangat setuju
C. Ragu-ragu
B.Setuju
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
D. Tidak setuju E. Sangat tidak setuju
40535.pdf
252
24. Saya berhasil rnengeIjakan tugas dari dosen, karena saya sedang
bernasib baik. A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu
KA
D. TIdak setuju
BU
E. Sangat tidak setuju
25. Keberhasilan kelornpok rnenyelesaikan diskusi lebih ditentukan oleh sebagai ketua kelornpok
TA S
A. Sangat setuju
TE
R
anggota kelornpok. bukan tergantung pada kernarnpuan saya
B. Setuju
ER
D. TIdak setuju
SI
C. Ragu-ragu
IV
F. Sangat tidak setuju
N
26. Saya rnernpunyai rnasalah dalarn rnernpelajari efek pernanasan
U
global. karena penjelasan dari dosen sulit dirnengerti. A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak setuju F. Sangat tidak setuju 27. Keberhasilan seorang pernirnpin rnengelola organisasi tergantung pada bakat rnemirnpin dan keberuntungannya.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
253
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. 'Tidak setuju E. Sangat Udak setuju
KA
28. Menunlt saya, kita tidak dapat menentukan nasib kita sendiri. A. Sangat setuju
BU
B. Setuju
R
C. Ragu-ragu
TA S
E. Sangat tidak setuju
TE
D. Tidak setuju
29. Kita harus menghemat energi karena dianjurkan oleh Pemerintah.
SI
A. Sangat setuju
ER
B. Setuju C. Ragu-ragu
IV
D. Tidak setuju
U N
E. Sangat tidak setuju 30. Saya yakin bahwa merokok atau membuat api unggun dapat menyebabkan kebakaran hutan. A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak setuju E. Sangat tidak setuju
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 254
LEMBAR JAWABAN UJIAt'\T I-'LH Nama Mahasiswa/Noreg:
.
Program Studi: PMAT/PFIS/PKIM/PBIO/BIO*
B
B
C
D
17. A
2. A
B
C
D
18. A
B
3. A
B
C
D
19. A
4. A
B
C
D
5. A
B
C
D
6. A
B
C
D
7. A
B
C
D
8. A
B
C
D
9. A
B
C
J
D
C
D
B
C
D
20. A
B
C
D
21. A
B
C
D
22. A
B
C
D
23. A
B
C
D
24. A
B
C
D
25. A
B
C
D
IV ER SI
TA S
TE R
C
BU KA
l. A
B
C
D
26. A
B
C
D
B
C
D
27. A
B
C
D
B
C
D
28. A
B
C
D
B
C
D
29. A
B
C
D
B
C
D
30. A
B
C
D
15. A
B
C
D
31. A
B
C
D
16. A
B
C
D
32. A
B
C
D
10. A 11. A
13. A
U
14. A
N
12. A
*) Coret yang tidak perlu
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
R BU
KA
40535.pdf
LAMPlRAN 3
TE
ANALISIS INSTRUMEN
S
A. Analisis Validitas
U
N
IV
ER SI
TA
B. Analisis Reliabilitas
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
ANALISIS INSTRUMEN Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen penelitian yang ditunjukkan oleh validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas atau kesahihan instrumen berhubungan dengan apakah
BU KA
instrumen tersebut d:=tpat mengukur apa yang seharusnya diukur. Sementara reliabilitas atau keterandalan instrumen berkaitan dengan
R
konsistensi atau keajeg&n instrumen tersebut dari waktu ke waktu.
TE
Atas dasar itulah instrurnen penelitian diujicobakan terlebih dahulu,
S
dan hasilnya adalah sebagai berikut.
ER SI TA
A. Instrumen Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan 1. Validitas Instrumen
Validitas butir instrumen Tes Kemampuan Memecahkan Masalah
N IV
Lingkungan ditentukan berdasarkan: (1) indeks korelasi point
U
biserial, (2) indeks kesukaran butir soal, dan (3) indeks daya pembeda. 1.1. Indeks Korelasi Point Biserial Indeks korelasi setiap butir soal ditentukan dengan menggunakan nlmus korelasi point biserial sebagai berikut:
Mp-Mt Sf
rP ~q 257
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
258
Keterangan: Ipbi
= korclasi point biserial
Mp = rata-rata yang mmenjawab butir soal dengan benar Mt
rata-rata skor total
St
simpangan baku skor total
= proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar
q
= 1- P
KA
p
BU
Suatu butir soal dianggap memenuhi syarat kesahihan bila il
= 30
R
mempunyai indeks korelasi point biserial> 0,361 untuk
TA S
TE
pada a = 0,05.
1.2. Indeks Kesukaran Butir
SI
Indeks kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan
ER
nlmus:
IV
R
p =
U
N
T
Keterangan:
p
=
indeks kesukaran butir soal
R = responden yang menjawab benar
T = jumlah :.-esponden
Rentangan indeks kesukaran butir diklasifikasikan ke dalam tiga ke1ompok sebagai berikut:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
259
p = 0,00 sid 0,30
untuk butir soal sukar
p = 0,30 sid 0,70
untuk butir soal sedang
p = 0,70 sid 1,00
untuk butir soal mudah
Suatu butir dikatakan baik apabila mempunyai indeks kesukaran
BU KA
pada kelompok sedang dan sukar.
1.3. Indeks Daya Pembeda
R
Daya pembeda adalah kemampua.n suatu tcs untuk membedakan
TE
kelompok pandai (kelompok atas) dari kelompok bawah. Yang
S
termasuk kelompok atas adalah mahasiswa yang mendapat skor
ER SI TA
tingg i., sedangkan yang termasuk kelompok bawah adalah maha siswa yang mendapat skor rendah dari hasil tesnya. Indeks daya pembeda dapat ditentukan dengan menggunakan
N IV
rumus sebagai berikut:
U
D = pn - Pt
Keterangan: D
=
indeks daya pembeda
pn
=
proporsi subjek pe.da 'kelompok atas ya.."1g menjawab butir soal dengan benar
pt = proporsi subjek pada kelompok bawah yang.menjawab butir soal dengan benar
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
260
Rentangan indeks daya pembeda diklasifikasikan menjadi empat. kelompok sebagai berikut: D
=
0,40
ke atas berarti butir soal sangat baik
D
=
0,30
sid 0,39 berarti butir soal agak baik
0,20
sid 0,29 berarti butir soal cukup
D - 0,19
ke bawah berarti butir soal jelek
KA
D
sl d 1,00.
R
daya pembeda antara 0,20
BU
Suatu butir soal dapat digunakan apabila mempunyai indeks
TE
Selanjutnya uji validitas instrumen kemampuan mahasiswa
SI TA
S
memecahkan masalah lingkungan dilakukan dengan menggu nakan Microsoft Excel for Windows. Adapun hasilnya dapat
U N
IV
ER
dilihat pada tabel berikut.
,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
261
Tabel 1: Inde"s Korelasi Point Biserial, Indeks Kesukaran, dan Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan
r-dwi
KA
S
I
U
N
IV
I
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
I
TA
11
0
0,514 0,361 0,667 0,533 DIGUNAKAN 0,361 u,667 0,533 . DIGUNAKAN 0,64 1 0,427 0,361 0,533 0,533 DIGUNAKAN 0,667 0,533 0,582 0,361 DIGUNAKAN 0,211 0,500 0,200 0,361 GUGUR I 0,602 I 0,361 I 0,633 . 0,600 DIGUNAKAN 0,536 0,361 O,C33 0,600 DIGUNAKAN 0,657 0,.533 DIGUNAKAN 0,592 0,361 0,611 0,567 0,600 0,361 DIGUNAKAN 0,482 0,361 0,567 0,467 DIGUNAKAN 0,528 0,361 0,667 0,600 DIGUNAKAN 0,549 0,361 0,500 0,467 DIGUNAKAN 0,361 0,433 0,600 0,589 DIGUNAKAN 0,441 0,361 0,400 0,400 DIGUNAKAN 0,431 0,361 0,633 0,333 DIGUNAKAN 0,417 0,667 0,400 0,361 DIGUNAKAN 0,407 0,467 0,267 0,361 DIGUNAKAN 0,417 0,361 0,667 0,400 DIGUNAKAN DIGUNAKAN 0,361 0,667 0,267 0,379 0,437 0,361 0,733 0,267 DIGUNAKAN 0,422 0,361 0,633 0,200 DIGUNAKAN 0,433 0,333 0,497 0,361 DIGUNAKAN GUGUR 0,567 0,067 0,067 0,361 DIGUNAKAN 0,700 0,333 0,395 0,361 0,533 0,400 DIGUNAKAN 0,464 0,361 DIGUNAKAN 0,700 0,333 0,361 0,375 DIGUNAKAN 0,667 0,533 0,361 0,534 DIGUNAKAN 0,633 0,467 0,361 0,459 0418 0,361 .0,600 0,400 DIGUNAKAN DIGUNAKAN 0,733 0,267 0,361 0,395 DIGUNAKAN 0,700 0,333 0,361 0,415 0.667 0,400 DIGUNAKAN 0,361 0,437
ER SI
2 3 4 5 6 7 8 9 -' 10
Kesimpulan
BU
...
R
1
0
p
r-tabel
TE
No. Butir
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
262
Dad tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 32 butir tes terdapat 30 butir tes yang valid dan dua butir tes yang tidak valid yaitu butir 5 dan 23. Dengan demikian butir tes yang dianggap sah untuk mengukur kemampuan mahasiswa memecahkan masalah
KA
lingkungan berjumlah 30 butir.
BU
2. Reliabilitas Instrumen
mahasiswa
TE R
Perhitungan reliabilitas atau keterandalan tes kemampuan memecahkan
masalah lingkungan
menggunakan
LPq]
=-K- ( 1- - - , K -1 \
s-
ER
K - /(20
SI TA
S
rumus Kuder Richadson (K-R 20) sebagai berikut:
IV
Keterangun:
K
U
N
K-R 20 = indeks keterandalan butir soal
= jumlah butir soal yang valid
S2
=
p
= proporsi jawaban yang be;nar terhadap butir soal
q
= proporsi jawaban yang salah terhadap butir soal.
varians total
Dad tabe1 perhitungan reliabilitas kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan didapat harga Lpq = 6,922222;
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
263
n = 30 dan rumus
(Jt
K-R
2
= 51,54023 yang kemudian dimasukkan ke dalam 20
sehingga
diperoleh
koefisien
keterandalan
instrumen sebagai berikut:
K-R20
30 - I
51,5402] /
= 0,89554
demikian
keterandalan
atau reliabilitas
butir
tes
TE R
Dengan
6,922222 J =-30- ( 1 -- -
BU KA
g - J?20
kemampuan mahasiswa untuk memecahkan masalah lingkungan
SI TA S
termasuk tinggi.
B. Instrumen Locus of Control
ER
1. Valiclitas Instrumen
N IV
Berdasarkan data yang didapat dari tabel uji validitas locus
U
of control dapat dicari koefisien korelasi antara skor butir 1 dengan skor total. Selanjutnya dibuat tabel persiapan untuk menghitung koefisien korelasi seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Persiapan Perhitungan Product Moment
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 264
! I
1
4
18 19 . 20
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5
U
N
IV
I
II
ER
I
L
XY
25 16 1 16
10609 10816 9409 11025 8100 15376 11664 9604 19321 15625 9216 10404 17956 18496 12996 10609 12321 13924 11025 7056 12996 8464 11664 7569 17424 17424 10201 11881 12321 11881 367377
515 416 97 420 270 620 432
9
I
I
I \
5 4 3
4 3 2 5 5 2 3 4 4 113
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
iI r
I I
I
I
i
BU
25 16 16 25 16
. .I.
R
12 13 14 15 16 17
y2
25 25 16 25 1 16 • 25 16 9 25 16 9 4' 25 25 4 9 16 16 473
TE
Ii
I
103 104 97 105 90 124 108 98 139 125 96 102 134 136 114 103 111 118 105 84 114 92 108 87 132 132 101 109 111 109 3291
S
5 4 1 4 3 5 4 4 5 4 1 5 5 4 5
SI TA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X2
KA
No. R2Sp. Butir 1 (X) Total (Y)
392
695 500 96 510 670 544 570 103 444 590 420 252 570 368 324 174 660 660- 202 327 444 436 12721
I
40535.pdf
265
Harga-harga tersebut dimasukkan ke dalam rumus product moment sehingga diperoleh harga koefisien korelasi sebagai berikut: 30xI2721-(113x3291)
rxy = r=:~==.~==~=~==~===
-(I !3)21 130.\"367377 -(3291)2:
~XI()~O
rxy =
- 371XX3
9747
'"
97-17
rxy
= -r:- = = = =
0,592
SI
0,592215053
ER
rxy
= =
9747 16458.5482
TA S
.J ~7(1XX3X()l)
rxy = r)...y
.J( 1-111 )( 190629
TE R
r
BU
,/(I..jJl)() -12769 )(11021310 - IOX3()6XI )
KA
~130x473
UJI
validitas
instrumen
locus
of control
N
IV
Selanjutnya
U
dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel for Windows, dan hasilny'l dapat dilihat pada Tabel 3· tentang hasil uji validitas instrumen (locus of contro~. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 30 butir terdapat 27 butir yang valid dan tiga butir yang tidak valid yaitu butir 8, 14, dan 20. Dengan demikian instrumen yang dianggap sah untuk mengetahui locus of control mahasiswa meliputi 27 butir.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
266
~o
U
N IV
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
R
0,592 0,484 0,578 0,550 0,389 0,442 0,486 0,299 0,493 0,569 0,546 0,452 0,414 0,139 0,469 0,403 0,396 0,475 0,549 0,147 0,409 0,607 0,680 0,701 0,757 0,664 0,439 0:552 0,445 0,672
T r tabel
Kesimpulan DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN GUGUR DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN GUGUR DIGUNAKAN DIGUNAKl\N DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN GUGUR DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN . DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN DIGUNAKAN
BU KA
rhitung
ER SI TA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 . 16 17 18 19
Validitas Instrumen Locus ofContml
TE
No. Butir
Uj~
S
Tabel 3. Hasil
40535.pdf 267
2. Reliabilitas Instrumen
Setelah butir yang tidak valid dibuang, maka didapat harga harga seperti pada tabel perhitungan reliabilitas instrumen locus
of control. Dengan memasukkan harga n = 27;
LGi 2
= 31,25402;
dan crt2 = 207,5276 ke dalam rumus Alpha, akan diperoleh
= (k ') S ,= k - Is,:
1""
=
(I - ~~~ 2,55~0726
TE
27 (27 _ I )
== 0,8820667
rjj
=
)
TA
rj;
ER SI
0,88
Dengan harga rii
J
S
"
R BU
(I - L
I"
KA
koefisien keterandalan sebesar:
=
0,88 berarti bahwa reliabilitas instrumen locus
U
N
IV
of control termasuk tinggi.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
I
I
~
2
I
3
I
I
OJ
IT
I
()
I
()
(I
.
0 II
I I
I II
I I
,)
0
0
I
0
)
I
()
II
I
.. .
NomoI' !lll\ II' I II I
I
I
II
(I
(I
I
II
II I II
(I
I
II \}
'l
I
()
X
I
lJ
I
II
()
I
I I
, II
I
II
I)
(I
(I
I
0
,
0
(I
1I
() I I
II I I) .
I I
I
II () II· II I Ill" I) II ()
()
I
')
I
I
I
I
II
I I
01 I () I II ()' I I I I I
! I
\I
0
(I
1I
II I)
1 ()
()
I I
()
1I
II
II
I
() I I ,
I 1 I I
,
II
II
()
0
I I
I 1
I I I I
I
()
I I
I
I
II
II
II
II
I
I I I
II
II
0
II
II
0
() I I I
I I I I
I I I I
, I I I I I I I II
0
0
II
II
II
II
II
I I
I I 0 I ()
I
I I ' I 0 II 1 I () I
I I
II
II
I ()
I I II () I
I I
I
P
(I
()
1I
II
I I
I I 0 I
(I
I I
I
I
I (I
()
I ()
I \)
I
I l l '
I
II
II
I
I I I
I
I
I
Il
I
II
I
Il
I
II II
II
I () I I ,
II
I I I I
II
II
I
I I I
I I
II
\1 I ! I
I
I I
II II Il
0.,):0
I
IlIJj6c>()()6 J I IT..).
-In
flf.()()b/
IlU33JTIJ~
(~\\
I::'1212
\[ill
1lT.5J3
I
1I.:13.i
I
0.2
I
0.0
II
II
(I
II
I I I IJ I
I I I () I () I I 1
I I
II
II
11
I
I
, ()
I I
I I I I
11
1I
II
II
II
I
S
I -!TTl I
I
I I i I I
II
I
I I I I
1I 1I
1I 1I
1I
I I
I ()
I I
II
I I
I
I
I
I II
I
I
I
()
1I
()
(I
I
()
11 1I
()
1I
1I 1I
I
0
J
0.) D.:>
I IU.U; I I lI.:>ilI) II
O':>':c'
I
lU, ] O.OJ(IJ lOX'
Il
II
(I
I
1I
I
I
I
II
1I
1I
I
()
()
I
I
I
{)
I
J
I (I.6.!].! I (1.666/1 0.4661
\
10.366/10.3333/0..:>333 I .21.1~Y I 2 U,) 122.) I J
1 19.4 I 19.4 I IlJA
17.2X5317.2X.)31/·2X.)j
I
0:4(,7 I 0.1,
l (1.333
I
OA'
I
(f
OA 0.6 zn 114.30X I .2.U.U I').·l I pn I IlJ.OJ 71X:>.; 17.2X:>'; 17.2XSl
U
I
,
II
1
PA-PB
I
I I
rscr--
I U FIlA HII
I II
II I:
I
I
1I I I
II
II
I II
Il II I II Il
I I
TA
SI
I
I O.C>6c>c>o611 0.666/1 0.,)5.;.) I O.hhh II 0.:> I O.(d.U I lUI:>.':> I !T()(ih II O.)()() I I O.:>hl, II O..... tlilTj rO.3333333I O..U.u I 0.466/1 0..\.\.;'; I 0.:> I O.3hhJI l!..i()(l TJ O.. H.i.! I O.Ol.\.\.l1 OA3.H I la'.'': I rerararXf) I------zT.03 I 22.7 I LLi U I 22A 12D.IJ.U 122.}3 I ['!2 .. i(,~'1 2l.b I 2.U 1J",I 22.OJ ! I i 227(,:'] rcrafIT(XI) I 19.4 I IY.4 I IY,4 I IlJ,4 I II).", I IlJ.", I II)J , lin I 11).4 , pn I lin, 1/.2x,)318.lTT1K5JITZKY;17.2X:>317.2X531/.2X.... 31I.2X:>': I /.2 X:> 3 1 1.2X."'31 1.2:'1:>.; 1/.2X..... I
I
() ()
I I
I I I
TE R
I
ER
IV
I
I
N
f'/ALIUII A:
I
1
1I
I I
I
I
()
I
.m
I ()
II
I
o
I
I
II
I
--,-
113
(I
I
I
14
I
I
II II
I
()
I
~
13
I
I , I () 0 I I
1I
I
()
I
I I
12
()
I I
II II
:
II
I I
,
II
(I
~,
I I I I
I
1T
1.1 I I I
o
10
I
Il II II
I
L
KA
I I'lOiMr Rcsp I
4. Validltas dan Reliabilitas Instrumen Kemamp'.lan Memecahkan Masalah Lingkungan.
BU
Tab~l
LJf4 I 1I'26/
.ITAS
Ik
I·m
p )'"Q
ar:rota I ,Igma p q
0.2222222. ' 5L5'J023 ).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka K.K-10 10.lS'J55"J·B
I 0.(,
10. I':':':
I II. I I liNd, I I ON,I,/I 0.(,(111/1 0.:>3.''; 'ON,I,J, 0.) 1(I.h33.J I OJ)333 I 0.666/
~
en
00
40535.pdf ()(t"7'1l Cl'lTIl
Q)
/ 1)l)CIlI r"I't-'1l1 q'rl),(ll rr\' /
co
(ICt7'O I c7"n I aac'o I CO I rrn'n 1 -co
I lJet-nll 77!TIlI <)Cr, I'll I 7777'11 I 7777"11 I (,I1j,7'/1 17777'11 177<'nll
I, l)()C'() II ()
I / l)l)l)'111
/ l)ql)'1l1 / q
II qql)'111 rnwil I
I QCt7'O I QC177"O I <)C177"/\
I ffft'O I rrrt'O I rrrt't) I {()()C'O I {9 cfc'o II <)QC'/\
iii: (Jl ~' /
V
~7
V R R V V
';l :-: 71 ';l
I i
~l
I I 1 I I II I I
In
91 II ~l
tI X7 Ll
I I I () I I I
() I I I I
I
(I
,.
I
(I
"
()
II
"
I)
I
I I II
I
I)
I I II
I
I I
I I
(I
(I
()
1
()
I
I
()
()
()
"
II
Il
I
I
I
I
I II
I I
(I
I
I
I
I
I
II
I
I
I
I I
I I
1 i
I I
I I
0
lOll
II
II
I)
I
I
(I
(I
f)
I)
I
I
I II
I I I
I)
I I
LI
1
I)
I (I
R
/7 ';1
R
(,
(,
I
II
V V
:-:7 'I(
(,7 'll
(I
I II
V U R 01 R 01 V ~'l Vil
I
I) I!
I
I I I
II II
(I
I I
I I
(I
(I
I I I I I I I I II I I
I I I I I I I / I
(I
II 1 I
I
R
:-:
(,
II
II
I
1/
II
I
R
~
01
II
II
I
I ,I
II
I) I
I I
II II IJ
I
tJ
I I I
II
tl II I tJl
II II
II
R A
II
II
l. I
II I
I
II I
II I
I
1
I
I II
II
I
i~
I~
II'
(,,
R
W
'>!Iri'l
-.-!.L lIl:pIlS:l" 11:10 I
II
U::lpq,1" 11:10 I
U N
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
..
II
I I
:1
II
II I
I I
I I 1
I I I
II
I
I I I
II '
IV
~7
I I I
II I
I)
I
II II II
V
II
I
I
I
I
lo:l II III <;7 17. (,7
II
I I I I I I
I I
II
I I I I I I I I I
I
(I
I
Till
I I I I I () I () I I I I I
I
(. rl U II
I
II
I I I I
(I
I I I I I
II
I I I
R
t7. 1)1
TE
H: ';1 U tl <;1
SI TA S
R V V R V V R
ER
v
BU
KA
C'I
_
~~.' ,
I I I I I
'1~
I I () I I I I I I
I I I, I I I I I
I I () () () () I I
II
()
I I
I II ()
I I , I I I I I I I II () I II
I I I () I I I ,I I I () () I II
I I I I I I I () I . I I Il () I
()
0
Il
()
II
0
()
I I II II II I II II I I II II 1 I I II lOll II I II II II I
I () I II 0
I
() () I II Ii Il I I
I I 0 I I' Il I
II I () I I () I II I
() I I () () () I I
II
II
fl
I
0
77
17
IIi
r, I
~I
I I
,,:;'
t~
,~
Il
I
II' I
I
40535.pdf
0 1 12 13
1 ~2 ~3
4 ~5
~6
27 25
29
5 4 4 5 4 1
4 4 5 ~
l.lll-l
0
4 0
5
2
5 5 5
~
3 4
5 4
5 4
4
4
5
:3
4 4
4 4
4 3
4 1
3 4 3
4
1 3
4 4 4
4 5 1 4 5
5 5 2 4 3
4
4
3
3 4 4
3 4 4 5 5 4 4
2 5
4
5
4 4 3 t>
5 2
4 4
4 3
3 4
4
4 4
4 4 4
4
3
5
I
4 4
117 . 12-t 0.5781 0.5502 0.361 0.361 Valid Va ld
4
0 -0
-S 5 5
4
4 5 4 2 4 4 4
4 4 4 4
4 -S
I J7 0..,:-«) II. :I c) I Valid
4
4
4
4 4 4 5
.. 4 3
4 5 2 3
Ii
~
4
. £
::>
:5
0
4
<+
4
1 4
4 5 5
4
3 4 5
t> 4 4 4 4 :3 5 5
4
:5
3 4 4 4
4 5 5 4
""T
2
4
4
4 5 4
4_ f-5 4 1 4
4
0 -0
:r
5 5
4 4
5 4 1 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
1
5
2 2 1
4 1
3 2
5 4
5
::>
5
5
3
4
A "
5
5
4 4
4
5 5
4
4
-S
3
V:t1id
5
3
4
-S
Il.V) I
3
4
-S
(UCd Droll
4 4 1
5 4 4 5
t>
4 4
115 1l.5CIX5 II .:I() I Valid
4
4
4 1 3 1
:5
4
I
2
b
J
12X
4 2
1 4 t>
5 5
ll.~').'
17 1 3
5
4
0.21J')~
16 3 .4
4 4
4 4 4
12 1)
4
15 3 .3 3 3 2 3 1 1
1 4 1
3
130 102 OAX5') o.~-t 1(, () :Ie) I 11..'(,1 Valid Valid
5 4
13 4
5
4 4
-S
3 3
4
.II
5 4 4
5
5 5 S
-5
4
:5
4
S
4
5 4
:r :r
4
5
3
4 5
3 4
4 4
~
5 4
0
5 4 3
~
5 4
0
30 4 4 VALIDII f\~ 122 Sigma . 113 r-hitung 0.592215 0,.:1.837 r-tabel 0.36J 0.361 valid Valid ~tatus IhOl
5 4 4
4
1
12 3 .. 3
BU KA
b
1 5 4 4
5 4 4
11 4 4 4 4
R
'"
3 5 4 5
4 5 4 5 2 4
14 4 1 3 4
10 4 4 4 2
TE
4
S
4
9
TA
5 4 1 4 :3
5
4 4
ER
1 2 3
3 4
Nomor 811iir 7 8 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4
IV
2
Reliabilitas Instrumen Locus of Control
6 1 3 4 3 .4 4
N
1
U
Nomor Resp.
Validit~s dan
SI
Tabel 5.
4 4 4 ::> ::> t>
4
4 0
5
4 4 4 3 '4 3
5 t>
~
5 4 4 3
12')
')(, 12X I OA522 11.·11-t2 O..l() I O.3() I O.Yd Valid Valid Valid
0.5~(,
1 4 t>
1 4
5 4 4 4
lOX 0.1391 0.361
Droll
1 3
. 3 3 5 3 3 3 3 1 1 3 5 3 3
"
4
4 4
4
3 4 4
3 3 R6
OA692 1>.361 Valid
3 3 4 3
3 4
1 4 1
4 4 3 1 3 3 4 2 4 4
4 3 3 3
90 lOS OA032 0.3959 0.361 0.361 Valid Valid
IIA~
k 27 VarTotcll 207.5276 VarButlr 1.633333 O.5.t 71 JIlt. Var B 31.25402 Alphll 0.882067
tv
-....J
0.9207 O.7.t02
o.~)X'J7
II ').'7')
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
II
22 1)')
0.~2~
I
1l.~0'J2
(lIn!., IU552
1.(iX2X
ll. 75~
!.,)O3~
I.OXSI ,
1.22-t1
I. 172-t
o
40535.pdf
lolal
Total
30
Sebeium
Sesudah
3 3
103 104 97 105 90 124 108 98 139 125 96 102 134 136 114 103 111 118 105 84 114 92 108 87 132 132 101 109 : 11 t09
89 95 86 92 80 114 95 88 125 116 82 87 120 121 106 91 97 106 94 74 100 84 97 75 121 119 86 97 98 96
Nomor Bulir
5 5
:3
5 107 OA752 0.361
Valid
5 4
4
1 5
3 4 5
4
5
5
::>
5 4
3 4 4 4 4 4
4 4 2
5 4 4
l
5
3 4 4 4
3
2
2
5 4 4 4 5
4 5 4 4 4 4
4 5 2 4 3
(U61
IV 0.1 ~()l) (1.361
II :' (UOX8 O.3() I
Illll O.W71 (U(>I
Valid
DnJl}
Valid
Valid
4 1 2
5
3 3 110 0.5~l)
I
l
l
L 2
4
3
4
4
~
L
2
3
3 4
1
4 4
4
3 5 4
4
4
4
5 -S 7
5
5 2 4 1
3 1
3 4 3
1 5
5 5 4 1
2
4
.,
5
4 5 5 4 5 4
4 5 4
2
3
1
5 3 2
5 5
4 4 3
4
3
2
3 5
3
3
1 4
4 4
2 1 1 5 4
3
1 4
4 3
I) :' ll.()~{{)1
ll ..l(, 1 V;lIid
4 4 :'I 4
4 ~
4
4 4
:r
3
4
4
4
~
L.
4
4
~
3 4
4 4 .
2 3 3
1 4
2
1 4 3
4 3
:3
.. 1 2 3 3 3 5 4
3. 5 4 1 4 4
3
1
4
2 4 5 3
L 4
4
4
4 5
3 -S 5
2 4 5
J.
4
;1
4 3
4
1 3
3
3 3
:3
. 3
5
~
4
3
:3
I I II
Ill~
100
XC)
0.5215
(U~52
O.Y»)
0.361
0.6718 0.361
X2 O.7Y/2 0.3(>1
oCJ()·n ll.3() I
112 O.·nl)2 O.3() 1
Valid
Valid
Valid
Valid
1.~207
I (.:;lI!)
5
:5 3 1 3
L 3 4 4 ;, 3 4 4
3 3
IO:-i ll.7llll5 O..1(>1
0
4
3
3
4 4 4 3
2
4
4 4 3 4
3 2
2 1 5 4 1 3 3 2
"
IV
l
5 l
.)
4
5
5
5 4
3
N
3
1 5
U
3
5
4 4 5
4 3
2
3 4
5 1 1 4
5
3 1 4 2 4
3
4
3 3 3 . 5 1 1 4
2
4 5
1
3
4 4
4
4 3
29 --
KA
5
4 5 5 2 4 4 4 3 4 4 4
3
3
1
3
28
BU
4
3
3
27
R
4 3 4
4
1 3
26
TE
1 4
4
4 4 4
25
S
5 4 4 4 4 5
24 3
TA
4
23 3
SI
19
5
22
ER
20
16
21 3
4 4
4
2
2 4 ;, 3 4 1 2 .3 4 3
Valid- - ' -Valirl Valid -----._--
~
0.8057
1.()Ol)2
I.05X()
1. 1782
t.O:;75
2.(HI57
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
O)i:'ill!)
().~ll'J2
1 OX51 i () ')XX:;
I
I. 154
-...:J l-'
TE R
BU
KA
40535.pdf
LAMPlRAN 4
U
N
IV ER
SI
TA S
DATA HASIL PENELlTIAN
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
273
DATA KEMAMPUAN MHS. MEMECAHKAN MASALAH LINGKUNGAN
No
Strategi Discovery-Inquiry
I
Strategi Ekspositori
LoC In ternal LOC Eksternal LoC Internal ilJoC Eksternal 25 17 11 15
15
10
3
25
14
16
18
4
27
18
16
22
5
27
16
12
16
6
23
12
17
19
7
22
14
13
16
8
29
13
13
17
9
28
19
19
25
10
24
11
. 20
26
11
25
17
14
17
26
18
16
18
22
20
17
23
24
22
9
13
15
20
16
15
19
16
21
16
15
19
17
26
21
15
20
18
21
I
13
I
U N
14
BU R TE
SI TA S
12
KA
26
IV
2
ER
1
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
14
19
40535.pdf
274
No.
SKOR
1
25
19
11
2
26
20
10
3
25
21
4
27
22
5
27
23
6
23
24
7
22
TE
17
25
13
8
29
26
13
28
27
19
24
28
20
25
29
14
26
30
16
13
22
31
17
U N
SKOR MHS DGN LOCUS OF CONTROL INTERNAL
14
24
32
9
15
20
33
15
16
21
34
15
17
26
35
15
18
21
IV
12
ER
10
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
KA
SKOR
BU
16
R
SI TA S
9 11
No.
16 12
40535.pdf
275
SKOR MHS DGN LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL
SKOR
19
14
"'. "
15
20
18
3
14
21
4
18
22
5
16
23
6
12
7
14
8
13
9
19
10 11
KA
17
TE R
SKOR
1
BU
22
16 19
25
17
26
25
27
26
11
28
17
17
29
18
12
18
30
23
13
20
31
13
14
22
32
19
15
]6
33
19
16
16
34
20
17
21
35
19
18
15
AS
16
IV ER
24
N U
No
SI T
I No.
I
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 276
Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean & Standar Deviasi Perhitungan Distribusi Frekuensi: Rentang (R)
data terbesar - data terkecil
=
Banyaknya kelas (k)
1 + 3,3 log n
=
Panjang kelas (p)
KA
R
=
TE R
Perhitungan Mean:
AS
- LX.
x=
I
n
ER
SI T
M~an =
BU
k
N
IV
Perhitungan Standar Deviasi:
n
I
)~X/ -
CIh
U
n-(n-l)
Di mana: Xi
=
tanda kelas
fi
=
frekuensi
n
=
L fi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
X;
)2
40535.pdf
277
1. KeGlampUan Memecahkan Masalah Lingkungan dari Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Discovery-Inquiry
n = 35 =
11
skor tertinggi
=
29
rata-rata
=
20,47
simrangan baku
=
4,96
vanans
=
24,60
rentangan
=
banyak kelas
= 1 + 3,3 log 35
TE R
BU KA
skor terendah
SI TA S
29 - 11
panj. kls. interval
=
(20: 6)
=
=
18
=
6,09 ditetapkan 6
3,33 ditetapkan 4
ER
Tabel Distribusi:
U
N IV
Kelas Interval
Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
9 - 12
2
5,71
] 3 - 16
7
20,00
17 20
7
20,00
21 - 24
9
25,71
25 28
9
25,71
29 32
1
2,86
Jumlah
35
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
100
40535.pdf
278
Histogram:
10
9
8
r/)
7
I::
6
::l
5
~
4
KA
...x ~
BU
II)
R
3
TE
2
SI TA
S
. 0
ER
2. Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan dari
N
IV
Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Ekspositori
U
n = 35 skor terendah
=9
skor tertinggi
= 26
rata-rata
= 16,68
simpangan baku = 3,84
= 14,81 = 26 - 9 = 17 rentangan banyak kelas = 1 + 3,3 log 35 = 6,09 ditetapkan 6 panj. kls. interval = (15: 6) = 2,5 ditetapkan 3
varb.ns
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
279
Tabe1 Distribusi:
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%) 3
8,57
12 14
6
17,14
15 17
13
18 20
9
21- 23
2
24 26
2
Jumlah
35
25,71 5,71 5,71 100
SI
TA
S
TE
R
BU
37,14
IV
ER
Histogram:
KA
9 - 11
U
N
14
12
10
'en
5
8
~
6
]
~
4 2
. 0 26,5
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
280
3. Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan dari :Mahasiswa dengan Locus of Control Internal
n = 35 =
9
skor tertinggi
=
29
rata-rata
=
19,48
simpangan baku
=
4,67
varians
= 21,75
rentangan
=
banyak kelas
= 1 + 3,3 log 35 = 6,09 ditetapkan 6
panj. kls. interval
= (20: 6)
=
20
TE R
29 - 9
BU KA
skor tel endah
3,34 ditetapkan 4
SI TA S
=
ER
Tabe! Distribusi:
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%) 4
11,42
13 16
9
25,71
17 20
5
14,28
21- 24
7
20,00
25 28
9
25,71
29 32
1
2,85
Jumlah
35
U
N IV
9 - 12
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
100
40535.pdf 281
Histogram:
10
9 8
7
'iii
=
~
5
~
4
~
KA
6
CLl
BU
3 2
SI TA S
TE
R
. 0
4. Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan dari
n
= '35
ER
M:ahasiswa dengan Locus of Control Eksternal
= 11 skor tertinggi = 26 rata-rata = 17,57 simpangan baku = 3,59
U
N
IV
skor terendah
vanans
=
rentangan
=
banyak kelas
12,95 26 - 11
= 15
1 + 3,3 log 35
panj. kls. interval = (15: 6)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
=
=
6,09 ditetapkan 6
2,50 ditetapkan 3
40535.pdf
282
Tabel Distribusi:
11 - 13
4
11,42
14 16
10
28,57
17 19
13
37,14
20 22
5
14,28
23 25
2
KA
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
26 28
1
Jumlah
35
BU
5,71
TA
S
TE
R
2,85
IV
ER
SI
Histogram:
N
14
U
12
'iii ~ ~
::s
~
10
8 6
~
~
4 2
. 0
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
100
40535.pdf 283
5. Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan Mahasiswa dengan LoCl1s of Control Internal yang Diajar dengan Strategi Discovery-Inquiry
n = 18
=
20
skor tertinggi
=
29
rata-rata
= 24,5
simpangan baku
=
vari&ns
= 6,61
rentangan
=
banyak kelas
= 1 + 3,3 log 18 =,5,14 ditetapkan 5
2,57
TE R
29 - 20 = 9
BU
KA
skor terendah
TA S
panj. kls. interval = (9: 5) = 1,8 ditetapkan 2
ER
SI
Tabel Distribusi:
3
16,67
22 23
3
16,67
24 25
5
27,71
26 27
5
27,71
28- 29
2
11,11
Jumlah
18
N
20 21
U
.
IV
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
100
40535.pdf
284
Histogram:
6
BU
KA
5
TE R
1
37,5
SI TA S
o
6. Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan Mahasiswa dengan Locus of Control Internal yang Diajar dengan Strategi
N IV
ER
Ekspositori n = 17
U
skor terendah
=9
skor tertinggi
= 20
rata-rata
= 14,58
simpangan baku = 3,00 varians rentangan banyak kelas
= 9,01 = 20 - 9 = 11 = 1 + 3,3 log 17 = 5,06 ditetapkan 5
panj. kls. interval = (11 : 5) = 2,2 ditetapkan 3
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 285
Tabel Distribusi:
8 - 10
2
11,76
11 - 13
4
23,53
14 16
7
41,18
17 19
3
20 22
KA
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
1
Jumlah
17
IV
8
U
N
7
.~
5
]
6 5
4
Cl)
rt
BU TE R
S SI TA
ER
Histogram:
17,65
3 2 1
o
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
5,55
100
40535.pdf
286
7. Kemampuan Memec8.hkan Masalah Lingkungan Mahasiswa dengan Locus of Control Eksternal yang Diajar dengan Strategi
Discovery-Inquiry n = 17
=
11
skor tertinggi
=
22
rata-rata
=
16,41
simpangan baku
=
3,00
varians
=
9,00
rentangan
= 22 - 11 = 11
banyal: kelas
= 1 + 3,3 log 17 = 5,06 ditetapkan 5
TE R
BU
KA
skor tercndah
SI T
AS
panj. kls. interval = (11 : 5) = 2,2 ditetapkan 3
ER
Tabel Distribusi:
IV
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%) 1
5,88
12 14
4
23,52
15 - 17
6
35,29
18 20
4
23,52
21 - 23
2
11,76
Jumlah
17
U
N
9 - 11
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
100
40535.pdf
287
Histogram:
7· 6
CIl
1:::1
Q)
5
KA
.....
4
~ 1-0
BU
::s
3
~
R
2
TE
1
SI
TA S
o
ER
8. Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan Mahasiswa dengan Locus of Control Eksternal yang Diajar dengan Strategi
IV
Ekspositori
N
n = 18
= 13
skor tertinggi
= 26
rata-rata
= 18,66
U
skor terendah
simp3.ngan baku = 3,54
= 12,58 rentangan = 26 - 13 = 13 banyak kelas = 1 + 3,3 log 18 = 5,14 ditetapkan 5 panj. k~s. interval = (13: 5) = 2,6 ditetapkan 3
varians
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
288
Tabel Distribusi: Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
6
19 21
5
22 24
2
25 27
2
Jumlah
18
SI ER
IV
7
U
N
6
5
2
1
o
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
35,29
I
27,78 11,11
TA S
Histogram:
I
KA
16 18
16,67
BU
3
TE R
13 15
11,11 100
40535.pdf
291
Nomor
Xi
25
0
'"
26
3
25
BU KA
1
4
27
5
27
6
R
23
TE
7
U
N IV
ER SI TA
9
S
8
22' 29 28
10
24
11
25
12
26
13
22
14
24
15
20
16
21
17
26
18
21
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
I
40535.pdf
292
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
N Normal Parametersa,b
Mean
Std. Deviation Absolute Positive Negative
KA
Most Extreme Differences
Internal Disc.Inq. 18 24.5000 2.57248 .133 .112 -.133 .563 I .910
BU
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
TE R
a. Test distribution is Normal
S
b. Calculated from data
SI TA
Nilai penyimpangan maksimum hasil perhitungan adalah 0,133 sedangkan nilai kritis untuk n = 18 pada tingkat kepercayaan a
= 0,05 sebesar 0,279, dan nilai kritis
ER
tersebut pada tingkat kepercayaan a = 0,01 sebesar 0,346.
N IV
Karena nilai perhitungan lebih kecil daripada nilai kritis, maka Ho diterima.
U
Kesimpulan: Data berdistribusi Normal.
2. Kelompok Mahasiswa dengan Locus of Control Internal yang Diajar dengan Strategi Ekspositori
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
293
Nemer
Xi
11
2
10
3
16
4
16
5
12
17
R
6
TE
7
U
N IV
ER SI TA
S
8 9
-
BU KA
1
13 13, 19
10
20
11
14
12
16
13
17
14
9
15
15
16
15
17
15
,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
294
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
BU
KA
Internal Ekspositori 17 N Normal Parametersa,b Mean 14.5882 3.0011 Std.Deviation Most Extreme .143 Absolute Differences Positive .093 -.143 Negative Kolmogorov-Smirnov Z .589 Asymp. Sig. (2-tailed) .879
TE R
a. Test distribution is Normal
AS
b. Calculated from data
SI T
Nilai penyimpangan maksimum hasil perhitungan adalah 0,143 sedangkan nilai kritis untuk n =
ER
kepercayaan a
17 pada tingkat
0,05 sebesar 0,286, dan nilai kritis
tersebut pada tingkat kepercayaan a /
=
=
0,01 sebesar 0,355.
IV
Karena nilai perhitungan lebih kecil daripada nilai kritis,
U
N
maka Ho diterima.
Kesimpulan: Data berdistribusi Normal.
3. Kelompok Mahasiswa dengan Locus of Control Eksternal yang Diajar dengan Strategi Discovery-Inquiry
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
Nomor
Xi
1
17
2
15
3
14
4
18
BU
I
5
16 12
R
6
TE
7
13 19
10
11
11
17
12
18
13
20
14
22
15
16
16
16
17
21
ER IV N U
14
SI
TA
S
8 9
KA
295
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
296
One-Sample Kolmogorov-Smirnov I Eksternal I Disc.InQ.
Most Extr~me Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
17 16.4118 3.08340 .094 .083 -.094 .387 .998
KA
N Normal Parametersa,b
BU
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
TE R
a. Test distribution is Normal
TA S
b. Calculated from data
SI
Nilai penyimpangan maksimum hasil perhitungan adalah
ER
0,094 sedangkan nilai kritis untuk n = 17 pada tingkat kepercayaan a
= 0,05 sebesar 0,238, dan nilai kritis
IV
tersebut pada tingkat kepercayaan a = 0,0 1 sebesar 0,295.
U
N
Karena nilai perhitungan lebih kecil daripada nilai kritis, maka Ho diterima. Kesimpulan: Data berdistribusi Normal.
4. Kelompok Mahasiswa dengan Locus of Control Eksternal r
yang Diajar dengan Strategi Ekspositori
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
297
Nomor
~
1
15
2
14
3
18
4
BU
Xi
22
5
R
16
TE
6
17
9
25
10
26
11
17
12
18
13
23
14
13
15
19
16
19
]7
20
18
19
ER SI IV N U
16
TA
8
S
7
19
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
KA
I
I
40535.pdf
298
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
S
TE
b. Calculated from data
R
a. Test distribution is Normal
BU KA
Eksternal Ekspositori 18 N Normal Parameters a, b 18.6667 Mean 3.54799 Std.Deviation .185 Absoiute Most Extreme .185 Diff~rences Positive -.074 Negative .784 Ko1mogorov-Smirnov Z .570 Asymp. Sig. (2 -tailed)
TA
Nilai penyimpangan maksimum hasil perhitungan adalah
SI
0,185 sedangkan nilai kritis untuk n = 18 pada tingkat
ER
kepereayaan a = 0,05 sebesar 0,279, dan nilai kritis
tersebut pada tingkat kepereayaan a = 0,01 sebesar 0,346.
IV
Karena nilai perhitungan lebih keeil daripada nilai kritis,
U
N
maka Ho diterima.
Kesimpulan: Data berdistribusi Normal.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
299
B.
Uji Homof,enitas Dalarn
penelitian
Inl
pengujian
hornogenitas
VananSI
populasi untuk keempat kelompok data menggunakan uji
KA
Bartlett.
Paling sedikit satu tanda sarna dengan tidak berlaku
S
HI
TE
R
BU
Rurnus yang diuji:
ER SI
TA
ICriteria pengujian:
Tolak
Ho jika X hitung > X tatel
IV
Terima HI jika X hitung < X tabel
U
N
Berdasarkan perhitungan diperoleh:
Simpangan baku 1 (SdxI) = 6,62
Sirnpangan baku 2 (Sd x2) = 9,01
Simpangan baku 3 (Sdx3) = 5,51
Simpangan baku 4 (Sdx4) = 12,59
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
300
label Uji
Homog~nitas
Variansi -~.
4
dk 17 16 17 16
l/dk 0.05882 0.0625 0.05882 0.0625
Total
66
0.242647
No 1 2
SI
6.62 9.01 5.51 12.59
log si 2 0.82086 0.95472 0.74115 1.10003
dk log si 2 dk si 2 -1 13.9546 112.54 15.2756 144.16 12.5996 93.67 17.6004 201.44
3.61676 59.43017
55~~
KA
3
·2
+ 16(9,01) + 17(5,51) + 16(12,59) =-17(6,62) ----.:.....-----.:....--.:........:.-----.:....--:....--=----...:....
BU
2
S gab
=
TE R
17+16+17+16
8,3608
TA S
Log S2 = Log 8,3608
= Log S2
X
dk
IV ER
B
SI
= 0,9222
= 0,9222
X 66
= 60,8682
N
"l = (In 10)
U
x (8 - dk log S/)
"I: = (2,3026) x (60,8682 - 59,4202) Dan dafar distribusi chi-kuadrat dengan a.
x2 hitung
<
x2
label
=
0,05; didapat Xtabel
=
7,81. Temyata
maka hipotesis H, diterima. Dengan demikian variansi keempat
kelompok tersebut homogen
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
TE
R BU
KA
40535.pdf
AS
LAMPlRAN 6
ANALISIS VARIANS
SI T
A. Perhitungan ANAVA 2 x 2
U
N
IV
ER
B. Perhitungan Uji Lanjut
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
302
A. Perhitungan ANAVA 2 x 2
Pada penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan rr~enggunakan
analisis varians dua jalur atau ANAVA 2 x 2.
Selanjutnya ctilakukan uji Scheffe urituk mengetahui kelompok mana yang secara signifikan Iebih unggul.
KA
Analisis varians dua jalur bertujuan untuk menyelidiki
main effect, yaitu pengaruh perbedaan strategi pembelajaran
pembelajaran
interaction
dan dan
locus
memecahkan
effect yaitu
R
lingkungan;
mahasiswa
BU
kemampuan
of control
TE
terhactap
pengaruh
terhadap
masalah strategi
kemampuan
TA S
mahasiswa memecahkan masalah lingkungan.
SI
Langkah-Iangkah yang dilaksanakan dalam perhitungan
ER
ANAVAl adalah sebagai berikut:
N IV
1. Menghitung rata-rata skor setiap sell total, rata-rata baris dan . koloID
U
2. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) yang didiperlukan yaitu:
a.. Jumlah Kuadrat Total (JKT)
I W.lames Popham, Educational Statistics Use and lnterpretation, Second Edition (New York: Harper & Row Publisher, 1973), pp. 192-197
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
303
'0. Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKA)
=
JKT - JKA
BU
JKD
KA
c. Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKD)
TE
R
d. Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok atau JKA(k)
(" X)2
JKA(k) = L..J
C'" X k2 )2
(~X)2 L..J I
no
n,
+ 6
S
kl
SI TA
nk1
ER
e. Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Baris atau JKA (b)
(2: X
bl)2
n hl
+
(2: X
b2)2
(2: X
nh2
t)2
n,
U
N
IV
JKA(b) =
f. Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi
. JKA (bxk)
= JKA - JKA(b) - JKA(k)
3. Membuat Tabel ANAVA DuaJalur
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
-~-~--------------
40535.pdf
303
o. Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKA)
JKD = JKT - JKA
R BU KA
c. Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKD)
TE
d. Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok atau JKA(k)
( ~ X)2 kl
S
JKA(k) = L..J
)2
k2
nk2
ER SI
TA
nk1
(~X
+ L.J
(~X)2
L..J
I
n,
\
U
\
N IV
e. Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Baris atau JKA (b)
f.
Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi . JKA (bxk) = JKA - JKA(b) - JKA(k)
3. Membuat Tabel ANAVA Dua Jalur
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
304
4. Menentukan Kriteria Pengujian a. Antarkolom, jika Fhitung> Ftabel maka ada perbedaan yang signifikan b. Antarbaris, jika Fhitung > Ftabel maka ada perbedaan yang signifikan F tabel maka ada interaksi
KA
c. Interaksi, jika Fhitung >
TE R
5. Menguji kebenaran hipotesis
BU
yang signifikan
S
6. Derajat kebebasan (df = degree of freedom)
SI TA
a. df antarkolom = Jumlah kategori - 1 = 2 - 1 = 1 b. df antarbaris
=
Jumlah kategori - 1
c. df interaksi = (k - l)(b - 1)
=
=
1
(2 - 1)(2 - 1) = 1
ER
d. df dalam = n tot - (k x b) = 70 - (2 x 2) = 66
N
IV
e. df tot = n tot - 1 = 70 - 1 = 69
U
7. Mean Kuadrat (M8
=
mean square)
a. M8 Pemb
=
JKA.(k) : df antarkolom
b. M8 Locus
=
JKA(b) : df antarbaris
c. M8 Interaksi
= JKA(k x b) : df interaksi
d. M8 Dalam
JKD - df dalam
=
8. Nilai Fo (F hitung) a. Fo Pemb. = M8 Pemb.: df dalam b. Fo Locus
=
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
M8 Locus: df dalam
305 40535.pdf
PERHITUNGAN ANAVA 2 JALUR DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN SPSS FOR WINDOWSW RELEASE 10.0
Descriptive Statistics
of Control
I
Mean 16.4118
E
18.6667
Std. Deviation 3.08340 3.54799
Total
17.5714
3.47500
35
D
24.5000
2.57248
18
E
14.5882
3.00123
17
Total
19.6857
5.72801
35
D
20.5714
4.96035
35
E Total
16.6857
3.84839
35
4.82196
70
18.6286
N
17 18
TE R
Total
Strateai Pembelaiaran D
BU
Lo~s
E
KA
Dependent Variable: Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan Hidup
Keterangan: I = Locus of control Internal E locus of control eksternal D = Strategi Pembel~jar
TA S
= =
SI
Tests of Between-Subjects Effects
oependentVana. ble: Kemampuan
Intercept
ER
N
A
IV
Source Corrected Model
A*S Error
F 34.678
24045.893
1
24045.893
2548.481
.000
70.286
1 1
70.286
7.449
.008
256.286
27.162
.000
1 66
647.093 9.435
68.582
.000
622.735 25896.000
Corrected Tqtal a. R Squared
Mean Sauare 327.203
647.093
Total
df 3
256.286
U
S
Memeca hkan Masala h L'Inglkunoan H'Idup
Type III Sum of Sauares 981.608 8
1604.343
70 69
=.612 (Adjusted R Squared =.594)
Keterangan: A Locus of Control B Pembelajiuan
= =
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Sio. .000
40535.pdf
306
Berikut adalah gambar yang menuiJ.jukkan interaksi antara strategi pembelajaran dan locus of control terhadap kemampuan mahasiswa memecahkan rnasalah lingkungan.
26
BU
..
KA
24
l/l
I:
20
L_ ~ -----~~I
R
18
Locus of Control
TE
~
16
E
TA
D
E
°1
S
14
C
U
N IV
ER
SI
Strategi Pembelajaran
RINGKASANHAS~
ANAVA
Sumber Variasi
elk
P~mb
1
70,29
70,29
Locus
1
256,29
Interaksi
1
Dalam
66
JK(SS)
RJK(MS)
Fo
Ftabel 0,05
0,01
7,45**
3,99
7,00
256,29
27,16**
3,99
7,00
647,09
647,09
68,58**
3,99
7,00
622,74
9,44
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 307
Kesimpulan: 1. Nilai
Fhit
Pembelajaran = 7,45> 7,00
(F
tabel dengan df 1; 66
pada a. = 0,01). Dengan demikian Ho ditolak, dan ini berarti perbedaan kemampuan memecahkan masalah lingkungan antara mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry
KA
dengan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori
Fhit
TE R
2. Nilai
BU
sangat signifikan.
Locus of Control = 27,16 > 7,00 (F tabel dengan df 1; 66
SI TA
S
pada a. = 0,01). Dengan demikian Ho ditolak, yang berarti perbedaan kemampuan memecahkan masalah lingkungan
ER
8ntara mahasiswa yang memiliki locus of control internal dan
IV
mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal sangat
U
N
dgnifikan.
3. Nila:
Fhit
interaksi= 68,58 > 7,00 (F tabel dengan df 1; 66 pada
a. = 0,05). Dengan demikian Ho ditolak, yang berarti terdapat
interaksi yang sangat signifikan antara strategi pembe1ajaran dengan locus of control clalam mempengaruhi kemampuan mahasiswa memecahkan masalah lingkungan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 308
B. Uji Lanjut
analisis
mengetahui
variansiperlu
kelompok
penelitian ini untuk yang
lebih
diuji
mana yang
lebih lebih
lanjut
untuk
unggul,
dalam
mengetahui strategi pembelajaran mana
efektif
untuk
meningkatkan
kemampuan
KA
HasH
mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan. Untuk uji Scheffe dengan rumus:
=
rata-ratajumlah kuadrat dalam Secara keseluruhan,
kemampuan untuk
SI
Hipotesis Pertama:
TA
di mana MSw
S
TE
R
BU
ters~but digunakan
keperluan
ER
memecahkan masalah lingkungan mahasiswa yang diajar dengan
IV
strategi discovery-inquiry lebih tinggi dibandingkan kemampuan
U
N
mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori. Ho: II Dis
=
II Eks
HI: II Dis > II Eks Perhitungan:
Fo
(20,57 16,69)2 = 1/ 1/ 9,435 (735 + 135)(2 - 1)
Fo
= 27,93
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
309
Hipotesis Kedua: Secara keseluruhan, kemampuan memecahkan masalah lingkungan mahasiswa yang mempunyai locus of control internal lebih tinggi dibandingkan kemampuan mahasiswa yang mempunyai locus of control eksternal. = 1-1
HI: 1-1 LI
LE
> 1-1
LE
KA
Ho: 1-1 LI
F
17,57)2
= 9,435 (}~5 + ~5)(2 - 1)
TA S
Fa = 8,34
TE R
(19,69
o
BU
Perhitungan:
SI
Hipotesis Ketiga: Untuk mahasiswa yang mempunyai locus of
ER
control internal, kemampuan memecahkan masalah lingkungan
IV
mahasiswa yang diajar dengan strategi discovery-inquiry lebih
N
tinggi daripada kemampuan mahasiswa yang diajar dengan
U
strategi ekspositori. Ho: 1-1 Dis = 1-1 Eks HI: 1-1 Dis > 1-1 Eks Perhitungan: (24,50
Fo = Fci
1/
14,59)2
1/
9,435(718+ 717)(2-1)
= 90,98
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
310
Hipotesis Kecmpat: Untuk mahasiswa yang mempunyai locus of
control eksterna1, kemampuan memecahkan masa1ah lingkungan mahasiswa yang diajar dengan strategi ekspositori 1ebih tinggi bila dibandingkan kemampuan mahasiswa yang diajar dengan strategi
KA
discovery-inquiry.
BU
Ho: 11 LEeks = 11 LEdits
Perhitungan: (18,67 16,41)2 Fo = 1/ )( . 9,435 (/18 + 17)(2
SI TA S
1)
TE R
H 1 : 11 LEeks> 11 LEdits
Fo = 4,73
IV
ER
TABEL RANGKUMAN HASIL UJI LANJUT SCHEFFE n
dk
U
Ftabel
Fh
N
Sumber Variasi
oc
= 0,05
oc
= 0,01
Dis-Inq >< Eksp
70
1; 68
27,93**
3,98
7,0
Eks >< Int
70
1; 68
8,34**
3,98
7,0
lot Disk-Ynq >< Int Eksp
35
1 ; 33
90,98**
4,15
7,5
Int Di~k-Inq >< Int Eksp
35
1:33
4,97*
4,15
7,5
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
311
Keterangan: jumlah subjek = jumlah kelompok yang dibandingkan = derajat kebebasan (k-l)(n-k) = nilai F observasi -= nilai F tabel = signifikan = sangat signifikan
n
k df Fo Ft * **
UJI
lanjut dengan
UJI
Scheffe di atas, dapat
BU
Berdasarkan hasil
KA
=,
TE R
disimpulkan:
Pertama: F Pembelajaran = 27,9 > 7,00 (Ftabel dengan df 1; 68
AS
pada a = 0,01), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, secara
SI T
sangat signifikan kemampuan memecahkan masalah lingkungan lebih tinggi bi1a mahasiswa diajar dengan strategi discovery-
IV ER
inquiry dibandingkan mahasiswa yang diajar dengan strategi
U
N
ekspositori.
Kedua: F Locus of control
=
8,34 > 7,00 (Ftabel dengan df 1; 68
pada a = 0,01), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, secara sangat signifikan kemampuan memecahkan masalah lingkungan mahasiswa yang mempunyai locus of control internal 1ebih tinggi dibandingkan kemampuan mahasiswa yang mempunyai locus of
control eksternal.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf 312
Ketiga: F untuk Dis.lnq. Internal = 90,98 > 7,50 (Ftabel dengan df 1; 83 pada a = 0,0 1), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, untuk
mahasi~wa
yang mempunyai locus of control internal,
kemampuan m(:'mecahkan masalah ligkungan sangat signifikan
KA
Ie bih tinggi bila diajar dengan strategi discovery-inquiry claripada
BU
mahasiswa yang diRjar dengan strategi ekspositori.
TE R
Keempat: F untuk Ekspositori Eksternal
=
4,97 > 4,15 (Ftabel
dengan df 1; 33 pada a = 0,05), sehingga Ho ditolak. Dengan
TA S
demikian, untuk mahasiswa yang mempunyai locus of control
SI
eksternal, kemampuan memecahkan masalah lingkungan sangat
ER
signifikan lebih tinggi bila mahasiswa diajar dengan strategi
IV
ekspositori dibandingkan mahasiswa yang diajar dengan strategi
U
N
discovery-inquiry.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40535.pdf
RIWAYAT HIOUr
U
N
IV E
R SI TA
S
TE R BU KA
Oeetje Sunarsih :ahir di Malang pada tangga[ 13 Oktober 1954 adalah anak ketiga dari empat putra-putri Bapak Subandi (almarhum) dan Ibu Sukianti. Tamat SO tahun 1967, SMPN I tahun 1970, SMAN 3 Jurusan Pas/Pal tahun 1973 di Ivlalang.· Pada tahun 1974 mcngikuti kuliah di English Language Centrt:. sekarang ABA Malang. Kemudian tahun 1975 l1'lcnjadi mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kimia \Fakultas Eksakta IK IP Malang, di samping tetap kuliah di ELC. Tamat sarjana mU,da tahun 1978 dan sarjana tahun 1980. Pada tahun 1979 sampai i 981 menjadi asisten dosen di Jurusan Kimia IKIP Malang, dan tahun 1982 sampai 1984 bekerja pada Proyek Buku Terpadu Jakarta. Menjadi PNS Januari 1985 di Universitas Terbuka. Saat ini men)adi star pengajar pad8 Jurllsan PMIPA FKIP UT untllk mata kuliah Kimia Lingkungan, Pembelajaran Kimia, dan Ikatan Kimia. Sebelum studi di Program Studi PKLH Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, menamatkan S2 Ilmu Lingkungar. di Universitas Indonesia tahun 1995. Publikasi ilmiah yang penting adalah: Pembelajaran PLH cii SO, Pengembangan Kurikulum Kimid Lingkungan di LPTK, Modul Kimia Lingkungan, Modul Petunjuk Praktikum Kim!a Dasar I. Menjadi 3.nggota Himpunan Kimia Indonesia sebagai organlsasl profesional, disamping menjadi pengurLls Dharma Wanita, BP3/Komite Sekolah, Muslimat, dan PKK sebagai organisasi sosial. Menikah dengan Agus Lukman Hakim dan dikaruniai anak: Fitri Anggraini (Almarhumah), Gausulfardi Hakim (17 tahun) kelas 3 SMU Insan KamiliPesantren AI Ihya Bogor, dan Mohamad Abduh (Almarhum).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka