PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Amna Suresti NIM: 1111082000085
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H / 2015M
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI 1. Nama
: Amna Suresti
2. Tempat, Tanggal Lahir
: DKI Jakarta, 8 Oktober 1993
3. Alamat
: RSN Cipinang Besar Selatan No.401B Rt.016 Rw.005 Kelurahan : Cipinang Besar Selatan Kecamatan: Jatinegara Kotamadya: Jakarta Timur Kode pos :13410
4. Telepon 5. Email
: 081288193206 :
[email protected] [email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SD Negeri 04 Bidaracina Jakarta
(1999 – 2005)
2. SMP Negeri 36 Jakarta
(2005 – 2008)
3. SMK Negeri 22 Jakarta – Akuntansi
(2008 – 2011)
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(2011 – 2015)
– S1 Akuntansi
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Generasi Baru Bank Indonesia (GENBI) 2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 3. OSIS SMP Negeri 36 Jakarta
vi
IV. PENGALAMAN KERJA 1. PT. Indomilk, Tbk – Praktek Kerja Industri
: September – Oktober 2010
2. PT. Astra International, Tbk – Praktek : Maret – April 2011 Kerja Industri 3. The Ritz Carlton Pasiffic Place – Greeter in : Juli 2011 – Agustus 2012 Catering and Conference Sales Department 4. Kementerian Agama
RI –
Direktorat : Januari 2015 – Sekarang
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
V. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language Association National Competition “Pengaruh Bahasa Asing Dalam Pengembangan SDM Untuk Menghadapi Era Globalisasi” (2013) 3. Seminar dan Workshop Roadshow “Kompas Saba Kampus” Universitas Indonesia. (2014) 4. Workshop “Industri Syariah Pada Era Persaingan Global” (2014) 5. Workshop Simulasi Pasar Modal “Take Your Chance, Get Knowledge, Grab Your Gain”. (2014) 6. Seminar Nasional Accounting Fair “Kredibilitas Akuntan Dalam Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia” (2014) 7. Pelatihan Penulisan Komunitas Generasi Baru Bank Indonesia (2015)
vii
ABSTRACT
This research aims to find empirical evidences regarding the impact of workload, auditor industry specialization and audit tenure on audit quality. This research also examine whether the audit committee can strengthen or weaken the impact of workload, auditor industry specialization and audit tenure on audit quality. This research used sample of manufacturing industry which is listed in Indonesia Stock Exchange during 2011-2013 period. The number of manufacturing industry that had became in this study were consisted of 70 companies with 3 years observation. This research based on purposive sampling method. The total of research samples are 210 financial statements. Hypothesis in this research were tested by multiple regression analysis and MRA (Moderated Regression Analysis). The results of this research indicate that workload and audit committee give impact on audit quality significantly. Auditor industry specialization and audit tenure do not impact on audit quality significantly. This research find evidence that interaction between workload and audit committee give impact on audit quality significantly. The interaction between the audit tenure and audit committee also give impact on audit quality significantly. Keywords: Audit Quality, Workload, Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Audit Committee, Earnings Management.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure terhadap kualitas audit. Penelitian ini juga akan menguji apakah komite audit dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 70 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun. Penelitian ini berdasarkan metode purposive sampling. Total sampel penelitian ini adalah 210 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dan MRA (Moderated Regression Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa workload dan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit secara signifikan, sedangkan auditor spesialisasi industri dan audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini menemukan bukti bahwa interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit secara signifikan. Interaksi antara audit tenure dengan komite audit juga terbukti berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Kata kunci: Kualitas Audit, Beban Kerja, Auditor Spesialisasi Industri, Audit Tenure, Masa Perikatan Audit, Komite Audit, Manajemen Laba.
ix
KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillaahirabbil‟aalamiin. Tiada kata yang patut saya sampaikan kecuali rasa syukur yang sedalamdalamnya ke hadirat Allah SWT Sang Pencipta Alam Raya, Yang Maha Agung, Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Workload, Auditor Spesialisasi Industri Dan Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, rahmatan lil „alamiin yang telah mengubah kegelapan menjadi terang benderang bagi kehidupan ummat manusia di dunia maupun akhirat. Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Kesuksesan dan keberhasilan saya dalam menyusun skripsi ini tak luput dari bantuan berbagai pihak, baik dari dosen, keluarga maupun rekan-rekan seperjuangan. Dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati yang paling dalam, saya menyampaikan untaian beribu ucapan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada : 1. Mama tercinta Farida Hanum. Terima kasih atas untaian doa, cinta, kasih sayang, pengorbanan dan dukungannya baik moril maupun material yang telah diberikan selama ini, sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk mama. Untuk ayah, Yulianus, terima kasih doanya. Semoga lekas sembuh. 2. Kedua kakak tercinta, Dewi Laras dan Mutia Sarah serta kedua adik tercinta, Resti Nurmala dan Rama Gala Dewa, yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan saya. Semoga kakak dan adik semua juga dapat secepatnya menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Dr. Yahya Hamja, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat, semangat, motivasi dan bimbingan terbaiknya selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan.
x
6.
Ibu Soliyah Wulandari, SE., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi kritik dan saran, serta bimbingan terbaiknya selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya selama menempuh masa studi. 8. Rekan-rekan di Kementerian Keuangan RI, khususnya Bapak Taufiq Sukmawan dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP), yang telah berkenan memberikan data berupa laporan tahunan KAP. 9. Rekan-rekan Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang telah memberikan saran, dukungan, motivasi dan bimbingannya selama skripsi ini. 10. Yayasan Beasiswa Jakarta (YBJ), Beasiswa Generasi Bank Indonesia (GENBI), Social Trust Fund UIN. Terima kasih atas bantuan dana beasiswa sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan. 11. Ody Faisal, terimakasih atas partisipasi, doa, dukungan dan segala bantuan selama penyusunan skripsi. 12. Sahabat-sahabat seperjuangan Selviani Fauzi, Mustika Dewi, Junita Muhayati, Tri Wahyuni, Rista Wahyuni, Anissa Rabani Mansy , Rahma Helmi, Wandayani Nurfadillah, dan seluruh keluarga besar akuntansi kelas C (akukece), terimakasih atas support kalian, sukses untuk kita semua. 13. Rekan-rekan seperjuangan Akuntansi 2011. Terima kasih telah menjadi teman terbaik dalam menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sukses untuk kita semua. 14. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih telah banyak membantu, mendukung dan mendoakan saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang dimiliki, saya benar-benar menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, April 2015
Amna Suresti
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vi ABSTRACT ............................................................................................................... viii ABSTRAK .................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 11 C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 11 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 13 A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ........................... 13 1. Teori Keagenan (Agency Theory) ..................................................... 13 2. Kualitas Audit................................................................................... 17 xii
3. Beban Kerja (Workload) ................................................................... 21 4. Auditor Spesialisasi Industri ............................................................ 22 5. Audit Tenure ..................................................................................... 24 6. Komite Audit .................................................................................... 26 B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................... 31 1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit ................................. 31 2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit .... 33 3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit ............................. 35 4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................ 36 5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ................................................................... 38 6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................................ 39 7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ................................................................... 40 C. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 41 D. Kerangka Berpikir .................................................................................. 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 46 A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 46 B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 47 C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 48 D. Metode Analisis Data ............................................................................. 48 1. Statistik Deskriptif............................................................................ 48 2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 49 3. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 52 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 56
xiii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 63 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 63 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 65 1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 65 2. Analisis Uji Asumsi Klasik .............................................................. 68 3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 74 C. Pembahasan ............................................................................................ 88 1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit .................................. 88 2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit .... 91 3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit ............................. 93 4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................ 95 5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ................................................................... 97 6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................................ 98 7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ................................................................. 100 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 102 A. Kesimpulan .......................................................................................... 102 B. Saran ..................................................................................................... 103 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 104 LAMPIRAN ............................................................................................................. 107
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
Tabel 1.1
Jumlah Akuntan Publik Berdasarkan Status Tahun 2014 ................ 3
Tabel 1.2
Jumlah Akuntan Publik di Kawasan ASEAN .................................. 4
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................... 41
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian .................................................... 62
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian ............................................ 64
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif ......................................................................... 65
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov .............. 68
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi .................................................................................. 69
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser ............................... 71
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Dengan Uji Lagrange Multiplier .............. 73
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Uji VIF .................................. 74
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 75
Tabel 4.9
Hasil Uji F ..................................................................................... 76
Tabel 4.10
Hasil Uji t ...................................................................................... 77
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi H5 .............................................. 79
Tabel 4.12
Hasil Uji F H5 ................................................................................ 80
Tabel 4.13
Hasil Uji t H5 ................................................................................. 80
Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi H6 .............................................. 82
Tabel 4.15
Hasil Uji F H6 ................................................................................ 83
Tabel 4.16
Hasil Uji t H6 ................................................................................. 83
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi H7 .............................................. 85
Tabel 4.18
Hasil Uji F H7 ................................................................................ 86
Tabel 4.19
Hasil Uji t H7 ................................................................................. 86
xv
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
Gambar 1.1
Struktur Usia Akuntan Publik .......................................................... 3
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram ........................... 70
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot ........................ 70
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Scatterplot ................... 72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran 1
Keterangan Halaman Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian................... 108
Lampiran 2
Data yang Diolah .......................................................................... 111
Lampiran 3
Hasil Output SPSS 20.................................................................. 132
Lampiran 4
Surat Penelitian ke PPAJP ........................................................... 138
xvii
1BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, dunia bisnis terus menerus berkembang. Begitu pula dengan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan peran Akuntan Publik semakin berat dan menantang. Salah satu peran Akuntan Publik yaitu auditing memainkan peranan penting tidak hanya dalam dunia bisnis saja, tapi juga dalam pemerintahan dan ekonomi di setiap Negara. Auditing sebagai lapangan pekerjaan menawarkan peluang untuk suatu karir yang menantang dan dihargai dalam bidang Akuntan Publik, industri, serta pemerintahan (Boynton, et. al., 2006:3). Di Indonesia, profesi Akuntan Publik merupakan salah satu jenis profesi yang mampu memberikan peluang yang besar dalam dunia kerja. Perkembangan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan go-public maupun non go-public mengakibatkan peningkatan permintaan atas jasa audit. Perusahaan non go-public dihadapkan oleh beberapa peraturan pemerintah seperti Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yakni dalam pasal 68 ayat 1 diatur bahwa laporan keuangan bagi Perseroan dengan aset di atas 50 milyar rupiah wajib diaudit. Peraturan
serupa
diterapkan
pada
Peraturan
Bank
Indonesia
No.7/2/PBI/2005 yang mengatur peraturan internal kepada setiap bank yang mengharuskan setiap debiturnya yang memiliki pinjaman minimal sebesar 5
1
milyar rupiah wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada bank tersebut. Peraturan Bank Indonesia No. 8/20/PBI/2006 pasal 4 juga mewajibkan bagi BPR yang mempunyai total aset 10 milyar rupiah atau lebih menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit. Di samping itu, perusahaan-perusahaan go-public juga diwajibkan diaudit oleh Akuntan Publik. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang “Peraturan Pasar Modal” mengatur semua perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan dan laporan auditor independen secara berkala kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada masyarakat. Apabila perusahaan terlambat menyampaikan laporan maka dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Beberapa regulasi pemerintah tersebut itulah yang mendasari kebutuhan wajib atas jasa audit. Jadi, ketika perkembangan industri semakin pesat maka semakin besar pula permintaan akan jasa audit. Namun kondisi yang terjadi saat ini, permintaan akan jasa audit yang semakin besar tidak sepadan dengan pertumbuhan jumlah Akuntan Publik yang relatif lamban. Berdasarkan informasi dari website Sekretariat Jendral Kementerian Keuangan RI, jumlah Akuntan Publik di Indonesia pada Juni 2010 berjumlah 918 orang Akuntan Publik dengan struktur usia sebesar 37% berusia di atas 60 tahun, atau secara keseluruhan sebesar 64% berusia di atas 50 tahun. Kondisi ini sangat memprihatinkan sebab jumlah Akuntan Publik yang didominasi
2
oleh kalangan lanjut usia tidak sebanding dengan jumlah Akuntan Publik muda sebagai generasi penerus Akuntan Publik yang pensiun.
Gambar 1.1 Struktur Usia Akuntan Publik Sampai dengan Februari 2014, data Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) menunjukan bahwa Akuntan Publik yang aktif di Indonesia berjumlah 944 orang dari 1075
yang terdaftar. Selain itu tercatat pula hanya
terdapat 383 KAP yang aktif dari 961 KAP yang terdaftar. Hal ini menggambarkan bahwa pertumbuhan jumlah Akuntan Publik di Indonesia sangat lambat yaitu meningkat hanya sebanyak 157 orang saja selama 5 tahun dengan struktur usia dibawah 30 tahun hanya sebesar 1%. Tabel 1.1 Jumlah Akuntan Publik Berdasarkan Status Tahun 2014 Status Akuntan Publik Aktif Cuti Mengundurkan Diri Tidak Aktif Sanksi Pembekuan Izin Akuntan Publik yang tidak berlaku lagi Meninggal Dunia Total Sumber : PPAJP (2014)
Jumlah 944 AP 55 AP 16 AP 5 AP 1 AP 25 AP 29 AP 1075 AP
3
Apabila membandingkan jumlah Akuntan Publik di Indonesia dengan jumlah Akuntan Publik di Negara tetangga di kawasan ASEAN, maka akan semakin jelas sekali bahwa jumlah Akuntan Publik di Indonesia yang kurang dari 1.000 orang untuk Negara yang berpenduduk 230 juta jiwa relatif sedikit dan kurang memadai untuk memenuhi tingginya permintaan jasa Akuntan. Tabel 1.2 Jumlah Akuntan Publik di Kawasan ASEAN No Negara Jumlah Penduduk 1 Singapura 5 juta jiwa 2 Filipina 88 juta jiwa 3 Thailand 66 juta jiwa 4 Malaysia 25 juta jiwa 5 Vietnam 85 juta jiwa 6 Indonesia 230 juta jiwa Sumber: Okezone Economy (2010)
Jumlah Akuntan Publik 15.000 orang 15.000 orang 6.000 orang 2.500 orang 1.500 orang 929 orang
Dengan demikian wajar saja apabila jumlah akuntan publik yang terdaftar di BAPEPAM untuk mengaudit emiten-emiten pasar modal tidak seimbang dengan jumlah emiten yang terdaftar. Sampai dengan November 2014, Akuntan Publik yang aktif tercatat hanya 456 orang untuk mengaudit laporan keuangan 503 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kondisi dimana jumlah Akuntan Publik yang tidak sebanding dengan jumlah permintaan jasa audit ini memunculkan kemungkinan bahwa sebuah KAP akan menangani klien yang sangat banyak. Hal tersebut mengakibatkan munculnya beban kerja yang berat bagi auditor. Beban kerja (workload) seorang auditor dapat muncul akibat jumlah klien yang harus ditangani oleh auditor tidak seimbang dengan terbatasnya waktu yang tersedia dalam melaksanakan proses audit (Setiawan dan Fitriany, 2011:38).
4
Menurut Lopez dan Peters (2012:358), workload merupakan “busy season” yang terjadi pada awal tahun karena umumnya perusahaan memiliki fiscal years yang berakhir pada bulan Desember. Maka Akuntan Publik memiliki tanggung jawab tidak hanya memperhatikan banyaknya klien, namun juga perlu memperhatikan terbatasnya waktu untuk menyelesaikan proses audit. Keputusan BAPEPAM No.36/PM/2003 telah mengatur kewajiban tiap emiten menyampaikan laporan keuangan auditan (yang telah diaudit) selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan. Hasil pengolahan data dari laporan KAP ke PPAJP dalam Setiawan dan Fitriany (2011:47) mengemukakan bahwa terdapat beberapa KAP memiliki rasio perikatan per-partner yang sangat tinggi yaitu menangani 191 perikatan per tahun. Rata-rata partner menangani 44 klien dalam satu tahun dengan ratarata revenue 21,2 juta dan rata-rata setiap klien ditangani oleh 2 orang staff auditor. Apabila partner dan staf auditor memiliki beban kerja yang berlebihan, maka mereka tidak mungkin memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan dan atau mengawasi serta meninjau prosedur audit yang tepat, sehingga akibatnya akan merusak kualitas audit (PCAOB, 2013:17 dalam Buchheit dan Buslepp, 2014:3). Adityasih (2010:3) juga berpendapat bahwa jumlah klien (audit capacity) yang ditangani oleh auditor akan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Banyaknya jumlah klien ini menimbulkan workload yang tinggi bagi auditor dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan auditor
5
untuk menemukan kesalahan material dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Menurut Lopez dan Peters (2012:140) kondisi tersebut meningkatkan peluang bagi manajer untuk memanipulasi proses keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa workload ditambah dengan terbatasnya waktu audit dapat menurunkan kualitas audit. Namun, tidak terbatasnya waktu audit pun terbukti juga menurunkan kualitas audit. Kasus yang dialami oleh perusahaan Enron merupakan salah satu skandal akuntansi terbesar di dunia yang telah runtuh dan diduga akibat perikatan audit yang panjang dengan Kantor Akuntan Publik Internasional Arthur Anderson. Kasus Enron ini melibatkan Chief Executive Officier (CEO), Dewan Komisaris, Komite Audit, Auditor Internal sampai Auditor Eksternal dan menempatkan auditor sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kegagalan audit. Kegagalan audit tersebut diduga diakibatkan karena KAP Arthur Anderson menjalin perikatan audit dengan perusahaan Enron selama lebih dari 20 tahun (Siregar et. al., 2012:1). Masa perikatan audit yang panjang antara Enron dengan KAP Arthur Anderson memunculkan persepsi bahwa masa perikatan audit atau audit tenure yang panjang meningkatkan kedekatan emosional. Kedekatan emosional antara auditor dengan klien menjadi ancaman yang diyakini berdampak negatif terhadap independensi auditor dalam mendeteksi dan melaporkan kesalahan material pada laporan keuangan yang memunculkan skandal-skandal pelanggaran keuangan yang merugikan banyak pihak.
6
Kasus Enron memotivasi munculnya Sarbanes Oxley (SOX) Act sebagai perubahan regulasi di Amerika pada tahun 2002. Profesi Akuntan Publik dilakukan secara direct-regulation oleh pihak independen yaitu PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) dan berlakunya kewajiban melakukan pergantian atau rotasi Akuntan Publik setiap 5 tahun (Adityasih, 2010:1). Peraturan rotasi wajib secara berfrekuensi ini menurut Catanach & Walker (1999) dalam Siregar et. al., (2012:2) diharapkan dapat memperkuat independensi auditor dan mengurangi kejadian pelanggaran audit. Rotasi audit tidak hanya bermanfaat sebagai solusi dalam mengatasi masalah independensi auditor akibat hubungan tenure yang panjang tetapi juga bermanfaat untuk meningkatkan pengalaman auditor. Rotasi wajib audit membuka kesempatan bagi auditor untuk mengembangkan kompetensi dan pengetahuannya dalam menangani banyak klien dalam industri yang sama sehingga pengalaman auditor dapat meningkatkan pemahaman auditor mengenai kondisi perusahaan seperti internal kontrol, risiko bisnis dan risiko audit perusahaan pada industri tersebut. Strategi spesialisasi industri yang dilakukan auditor ini dapat meningkatkan pengetahuan spesifik pada industri tertentu dengan lebih komprehensif. Hasil penelitian dari Rusmin (2010) dalam Rachmawati dan Fuad (2013:2) menemukan bahwa KAP spesialisasi industri memberikan jasa lebih dan kredibel dengan memiliki kemampuan mendeteksi dan mengatasi praktik manajemen laba daripada KAP non spesialisasi industri. Menurut Setiawan
7
dan Fitriany (2011:39) auditor yang menangani banyak klien dalam industri yang sama memiliki pengetahuan serta pemahaman tentang kondisi perusahaan seperti internal kontrol, risiko bisnis dan risiko audit perusahaan pada industri tersebut. Sehingga auditor spesialisasi industri lebih memiliki pengalaman, kemampuan dan pengetahuan yang memadai. Hasil penelitian dari Libby dan Frederick (1990) dalam Hutabarat (2012:2) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman lebih mampu menghasilkan berbagai dugaan kesalahan dalam menjelaskan temuan audit. Dalam hal ini auditor yang berpengalaman lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas dugaan kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Tubbs (1990) dalam Adityasih (2011:21) menunjukkan secara konsisten semakin berpengalaman seorang auditor maka akan mampu menemukan kesalahan material yang lebih banyak dan sedikit kesalahan dalam melakukan proses audit. Dengan demikian, auditor yang berpengalaman serta didukung dengan independensi yang kuat dapat meningkatkan kualitas audit. Dari uraian di atas saya tertarik untuk meneliti mengenai workload auditor yang masih jarang diteliti di Indonesia. Penelitian ini penting untuk dilakukan sebab pertumbuhan Akuntan Publik yang lambat menjadi hal penting yang harus diperhatikan mengingat pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang berdampak pada meningkatnya permintaan jasa Akuntan Publik. Meningkatnya permintaan jasa Akuntan Publik dan terbatasnya waktu
8
yang telah diatur oleh undang-undang akan memunculkan workload. Namun, apakah jumlah auditor yang tersedia dan tidak sebanding dengan banyaknya klien yang harus ditangani oleh auditor akan berdampak buruk terhadap hasil kerja auditor, membutuhkan kajian lebih lanjut. Kemudian apakah terdapatnya batasan waktu dan spesialisasi auditor dapat meningkatkan kualitas audit, juga layak dipertanyakan. Selain itu untuk menguji apakah keberadaan dan peran komite audit di perusahaan akan mempengaruhi kualitas audit dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh workload, auditor spesialisasi industri dan audit tenure terhadap kualitas audit dengan menambahkan Komite Audit sebagai variabel moderating. Komite Audit berperan membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan internal dan penghubung antara perusahaan dengan auditor eksternal untuk membatasi hubungan antara manajemen dan auditor eksternal. Pengawasan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas terciptanya keterbukaan penyusunan laporan keuangan dan pelaksanaan audit eksternal. Silver et. al., (2008) dalam Hartadi (2009:94) menyatakan bahwa tanggung jawab Komite Audit akan membantu menjaga kualitas audit eksternal dimasa yang akan datang. Komite Audit diharapkan dapat berperan untuk mengurangi perilaku oportunistik manajer sehingga dapat memelihara kredibilitas dalam proses penyusunan laporan keuangan dan mendeteksi kesalahan penyajian laporan keuangan yang material.
9
Berdasarkan uraian di atas mengenai latar belakang dan fenomena yang terjadi maka saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul; “Pengaruh Workload, Auditor Spesialisasi Industri dan Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating” dengan sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2013. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany (2011). Namun ada yang berbeda dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu sebagai berikut: 1. Terdapat penambahan variabel independen berupa masa perikatan audit atau audit tenure sesuai dengan rekomendasi penelitian sebelumnya. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan non-keuangan. 3. Periode pada penelitian ini dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, sedangkan periode pada penelitian sebelumnya dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.
10
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apakah workload berpengaruh terhadap kualitas audit?
2.
Apakah auditor spesialisasi industri berpengaruh terhadap kualitas audit?
3.
Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit?
4.
Apakah komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit?
5.
Apakah interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit?
6.
Apakah interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit?
7.
Apakah interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh workload terhadap kualitas audit. 2. Menganalisis pengaruh auditor spesialisasi industri terhadap kualitas audit. 3. Menganalisis pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit. 4. Menganalisis pengaruh komite audit terhadap kualitas audit. 5. Menganalisis pengaruh interaksi antara workload dengan komite audit terhadap kualitas audit.
11
6. Menganalisis pengaruh interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit terhadap kualitas audit. 7. Menganalisis pengaruh interaksi antara audit tenure dengan komite audit terhadap kualitas audit.
D. Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Teoritis a. Bagi Mahasiswa. Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah studi literatur terkait dengan workload, auditor spesialisasi industri, audit tenure, komite audit dan kualitas audit. b. Bagi peneliti berikutnya. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik kualitas audit ini. 2. Manfaat Bagi Praktisi a. Dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui sejauh mana peran langsung dan tidak langsung komite audit yang terdapat pada perusahaan terhadap kualitas audit. b. Dapat digunakan oleh Akuntan Publik sebagai dukungan untuk senantiasa melakukan tugasnya secara professional dengan menjaga independensi sehingga dapat meningkatkan kualitas audit, serta memperhatikan dampak dari workload seorang auditor yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja audit serta kualitas audit yang dihasilkan.
12
2BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penjelasan mengenai konsep manajemen laba dan kualitas audit tidak terlepas dari teori keagenan. Teori keagenan memberikan penjelasan mengenai hubungan agensi yaitu hubungan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent). Berikut beberapa pandangan mengenai teori keagenan menurut beberapa ahli ekonomi: Jansen
dan
Meckling
(1976)
dalam Adityasih
(2010:13)
menyatakan teori keagenan merupakan hubungan kontrak antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa bagi pemilik berdasarkan pendelegasian wewenang dari pemilik kepada agen untuk mengambil keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik. Hal tersebut memunculkan konflik sebab terdapat kecenderungan masingmasing pihak mementingkan kepentingannya. Menurut Belkaoui (2007:186) hubungan agensi dikatakan telah terjadi apabila suatu kontrak antara prinsipal dengan agen untuk memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk pemberian kekuasaan kepada agen untuk pengambilan keputusan. Masing-masing pihak
baik
principal
maupun
agen
memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri.
13
termotivasi
hanya
untuk
Terdapat dua alasan yang dapat mengarah pada terjadinya divergensi antara kepentingan sendiri dengan perilaku yang kooperatif menurut Belkaoui (2007:186) yaitu: a. Seleksi yang merugikan, sebagai salah satu masalah informasi, timbul ketika agen menggunakan informasi khusus yang tidak dapat diverifikasi langsung oleh prinsipal yang menyebabkan prinsipal tidak mampu menentukan apakah agen membuat keputusan yang tepat dalam mengimplementasikan aturan input-tindakan yang berbeda dengan apa yang prinsipal inginkan. b.
Risiko normal, sebagai salah satu masalah informasi, timbul ketika terdapat masalah motivasional dan konflik sebagai akibat dari kontrak kesepakatan oleh para pelaku pengganti yang tidak sempurna. Eisenhardt (1989) dalam Ujiyantho dan Bambang (2007:5)
menyatakan bahwa terdapat tiga asumsi sifat manusia dalam teori keagenan yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Menurut Adityasih (2010:13) principal dan agen diasumsikan sebagai aktor ekonomi yang berfikir rasional dan bertindak berdasarkan motivasi dari kepentingan pribadi (self interest). Hal tersebut disebabkan oleh moral hazard yaitu adanya keinginan manajer mementingkan kepentingan pribadi sehingga tidak selaras dengan kepentingan pemilik
14
dan kontrak keagenan yang telah disepakati. Ketidakkeselarasan kepentingan antara kepentingan pemilik dan manajemen dalam persoalan keagenan memunculkan masalah manajemen laba. Manajemen laba dalam perspektif informasi merupakan kebijakan manajerial untuk mengungkapkan harapan pribadi manajer tentang arus kas perusahaan. Manajemen laba yang terjadi merupakan upaya oportunis manajemen untuk mempengaruhi informasi yang disajikannya dengan memanfaatkan ketidaktahuan orang lain mengenai informasi keuangan yang sebenarnya (Sulistyanto, 2008:10). Menurut Sulistyanto (2008:10) untuk mempengaruhi informasi keuangan
tersebut,
manajerial
memanfaatkan
kebebasan
manajer
memberikan judgement untuk memilih, menggunakan dan mengubah berbagai metode, nilai estimasi dan prosedur yang ada. Oleh sebab itu, manajemen laba bisa dikatakan sebagai accounting games terutama melihat
rekayasa
tersebut
merupakan
upaya
manajerial
untuk
menyembunyikan dan mengubah informasi saat mencatat dan menyusun informasi tersebut dengan mempermainkan besar kecilnya angka-angka komponen laporan keuangan. Hal tersebut yang membuat pemilik dan publik mempertanyakan kembali kelayakan informasi keuangan yang tersaji dalam laporan keuangan yang telah disusun manajemen. Dalam hal ini dibutuhkan pihak ketiga yang independen yaitu auditor independen sebagai mediator antara
15
principal
dengan
agent.
Auditor
independen
dianggap
mampu
menjembatani kepentingan pihak principal dengan pihak agent. Jadi, inti dari Agency Theory atau teori keagenan adalah penyelarasan antara kepentingan pihak pemilik (principal) dengan kepentingan pihak manajemen (agent) dalam sebuah kontrak yang tepat sesuai proporsi hak dan kewajiban serta keuntungan setiap pihak secara keseluruhan untuk menghindari terjadinya konflik akibat kepentingan masing-masing pihak yang cenderung menginginkan keuntungan dan menghindari kerugian. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen. Dalam hal ini dibutuhkan pihak ketiga yang independen yaitu auditor sebagai mediator antara principal dengan agent sebab auditor dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak principal dengan pihak agent. Peran auditor sebagai mediator yaitu dalam hal memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan yang bebas dari salah saji material secara independen. Kualitas audit ditentukan dari sejauh mana kemampuan auditor dalam menemukan salah saji material pada laporan keuangan dan kemauan auditor untuk mengungkapkannya.
16
2. Kualitas Audit Audit atas laporan keuangan bertujuan untuk memastikan apakah laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum dan telah bebas dari salah saji material sehingga pada akhirnya hasil audit atas laporan keuangan tidak merugikan pihak pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan para pengguna laporan keuangan. De Angelo (1981:186) mendefinisikan kualitas audit merupakan probabilitas dimana seorang auditor mengidentifikasi dan melaporkan adanya sebuah kesalahan material dan pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Dua hal utama yang menentukan kualitas jasa audit menurut Watts dan Zimmerman (1986) dalam Adityasih (2010:17) yaitu kemampuan auditor dalam menemukan penyimpangan dan kemauan auditor untuk mengungkapkannya. Berdasarkan argument tersebut maka kualitas audit cenderung ditentukan oleh kemampuan auditor dan independensi auditor. Penelitian Deis dan Giroux (1992) dalam Alim et. al., (2007:4) menyatakan bahwa terdapat empat hal yang memiliki hubungan dengan kualitas audit yaitu: a. Lamanya waktu auditor melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan (tenure). Semakin lama auditor melakukan pemeriksaan terhadap klien maka kualitas audit yang dihasilkan semakin rendah. b. Jumlah klien. Semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor cenderung akan menjaga reputasinya.
17
c. Kesehatan keuangan klien. Semakin sehat kondisi keuangan klien maka kualitas audit semakin turun karena kecenderungan klien menekan auditor agar tidak mengikuti standar audit. d. Review oleh pihak ketiga. Kualitas audit akan meningkat apabila auditor mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga. Kualitas audit bagi para pengguna laporan keuangan adalah ketika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau kecurangan dalam laporan keuangan dan diungkapkan secara independen dan tidak berpihak. Sedangkan kualitas audit bagi auditor adalah ketika auditor bekerja sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan mampu menilai risiko bisnis klien untuk meminimalisir turunnya reputasi auditor akibat ketidakpuasan klien. Tujuan dari kualitas audit ini yaitu meningkatkan hasil kinerja audit pelaporan keuangan klien yang dapat digunakan oleh para pemakai laporan keuangan auditan dengan sikap independensi auditor dalam menjalankan tugasnya memeriksa salah saji material yang terkandung laporan keuangan dan melaporkan secara transparan beserta bukti-bukti yang diperoleh. Karena disatu sisi manajemen perusahaan menginginkan audit yang berkualitas tinggi agar investor mempunyai keyakinan terhadap realibilitas angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan.
18
Jadi, jika kualitas audit buruk maka laba yang disajikan cenderung tidak menggambarkan hasil operasi serta kondisi perusahaan sebenarnya (Chen, et. al., 2004 dalam Siregar, et. al., 2005:3). Kualitas audit sering dikaitkan dengan kualitas laba yang tersaji dalam laporan keuangan. Johnson et al. (2002) dalam Siregar, et. al., 2005:4) menilai kualitas laba dengan besaran akrual diskresioner yang terkandung dalam angka laba. Nilai angka laba yang dilaporkan dapat dikelola sesuai dengan tujuan manajemen, sehingga nilai akrual diskresioner yang semakin besar mengindikasikan kualitas laba yang lebih rendah. Akrual merupakan selisih dari laba dengan kas sedangkan diskresioner adalah kebijakan, sehingga akrual diskresioner merupakan akrual yang timbul akibat diskresi/kebijakan dari manajemen. Fleksibilitas manajemen memilih kebijakan akuntansi dalam pelaporan laba membuka kesempatan manajemen memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan kepentingan pribadinya. Menurut Belkaoui (2007:201) penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh kepentingan pribadi merupakan potensi terjadinya manajemen laba. Akrual yang telah terbukti digunakan dalam manajemen laba yaitu antara lain: a. Estimasi penyusutan dan provisi piutang tak tertagih b. Cadangan kerugian pinjaman bank. c. Cadangan kerugian klaim asuransi. d. Cadangan penilaian pajak tangguhan.
19
Menurut Siregar (2005:479), untuk mendekomposisi total akrual menjadi komponen diskresioner dan non diskresioner terdapat beberapa model sebagai berikut: a. Jones (1991) ACCRit = α0 + α1 ∆REVit + α2 PPEit + εit Dimana: ACCR = total akrual ∆REV = perubahan pendapatan dari tahun t-1 ke tahun t b. Dechow dkk (1995): ACCRit = α0 + α1 [∆REVit - ∆RECit] + α2 PPEit + εit Dimana: ∆REC = perubahan nilai bersih piutang dari tahunt-1 ke tahun t c. Kasznik (1999): ACCRit = α0 + α1 [∆REVit - ∆RECit] + α2 PPEit + α3 ∆CFOit + εit Dimana: ∆CFO = perubahan arus kas operasi dari tahun t-1 ke tahun t d. Dechow dkk (2002): ACCRit = α0 + α1 [∆REVit - (1-k) ∆RECit] + α2 PPEit + α3ACCRit-1+ α5∆REVit+1 + εit Dimana: k = koefisien slope dari regresi ∆REC terhadap ∆REV ACCRt-1 = total akrual t-1 dibagi dengan total asset t-2 REVt+1 = perubahan dalam pendapatan perusahaan dari tahun t ke t+1, dibagi dengan pendapatan tahun t ((REVt+1 – REVt)/REVt).
20
3. Beban Kerja (Workload) Beban kerja merupakan seberapa besar kapasitas individu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang harus dikerjakan dengan batasan waktu tertentu. Profesi Akuntan Publik juga tidak luput dari beban kerja yang harus dihadapi. Kondisi jumlah Akuntan Publik yang relatif sedikit dengan pertumbuhan yang lamban tidak sebanding dengan jumlah permintaan kebutuhan pengguna jasa audit yang relatif pesat perkembangannya. Dengan demikian terdapat kemungkinan bahwa sebuah KAP akan menangani klien yang sangat banyak. Menurut Setiawan dan Fitriany (2011:38) workload seorang auditor merupakan beban kerja yang muncul akibat jumlah klien yang harus ditangani oleh auditor tidak seimbang dengan terbatasnya waktu yang tersedia dalam melaksanakan proses audit. Apabila partner dan staf memiliki beban kerja yang berlebihan, mereka tidak mungkin memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan dan atau mengawasi dan meninjau prosedur audit yang tepat, sehingga merusak kualitas audit (PCAOB 2013:17 dalam Buchheit dan Buslepp, 2014:3). Workload terjadi akibat “busy season” yang terjadi pada awal tahun karena umumnya perusahaan memiliki fiscal years yang berakhir pada bulan Desember (Lopez dan Peters, 2012:358). Busy season tersebut terjadi karena perusahaan memiliki kewajiban untuk melaporkan hasil kinerja dan aktivitas keuangan selama setahun ke dalam bentuk laporan keuangan.
21
Keputusan BAPEPAM No.36/PM/2003 mengatur kewajiban tiap emiten menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit secara berkala kepada BAPEPAM selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan. Dengan demikian Akuntan Publik memiliki tanggung jawab yang besar untuk memperhatikan terbatasnya waktu untuk menyelesaikan proses audit. 4.
Auditor Spesialisasi Industri Auditor memiliki fungsi sebagai pihak ketiga independen yang bertugas memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan. Pengetahuan yang harus dimiliki seorang auditor tidak sebatas pengetahuan mengenai audit dan akuntansi saja, namun juga harus memiliki pengetahuan mengenai jenis industri klien. Besar kemungkinan setiap industri memiliki perbedaan sifat bisnis, prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan perpajakan yang berbeda satu sama lain. Auditor spesialisasi industri adalah auditor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama. Auditor dengan klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih mengenai risiko audit khusus pada industri sehingga dapat memahami karakteristik perusahaan dengan lebih komprehensif. Tujuan auditor spesialisasi industri menurut Dunn dan Mayhew (2004) dalam Setiawan dan Fitriany (2011:39) adalah untuk diferensiasi produk dengan memberikan audit yang berkualitas pada industri tertentu.
22
Terdapat empat faktor penentu
tingkat auditor spesialisasi industri
menurut Bonner dan Lewis (1990) dalam Primadita (2012:27) yaitu: b. Pemahaman atas pengetahuan umum mengenai akuntansi dan audit yang diperoleh dari pelatihan secara formal maupun pengalaman auditor. c. Pemahaman yang lebih detil atas klien dan industri tempat klien beroperasi berupa karakteristik perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut. d. Pemahaman atas bisnis mengenai sifat dasar, kondisi, tren ataupun siklus yang berlaku dalam lingkungan bisnis secara umum. e. Kemampuan memecahkan masalah dengan memahami hubungan timbal balik dan kemampuan analitis. Profesi auditor berfungsi sebagai pihak ketiga yang independen dalam memberikan kepastian berupa opini terhadap integritas angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Ketika auditor menangani perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama maka pengetahuan dan pemahaman auditor bertambah dan jauh lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis dan risiko audit pada perusahaan tersebut. Dengan demikian, auditor spesialisasi industri dalam industri tertentu membuat auditor tersebut memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki spesialisasi (Setiawan dan Fitriany, 2011:39).
23
5. Audit Tenure Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan atau kontrak yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama dalam memberikan jasa audit yang telah disepakati kedua belah pihak sebelumnya. Jangka waktu perikatan audit diukur dalam jumlah tahun. Di Indonesia, ketentuan mengenai audit tenure telah diatur dalam Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
(KMK)
No.
423/KMK.06/2002 mengenai pembatasan praktik Akuntan Publik, yang kemudian diubah menjadi 359/KMK.06/2003 mengenai “Jasa Akuntan Publik”, berisi tentang aturan lamanya pemberian jasa audit umum oleh KAP atas laporan keuangan dari suatu entitas paling lama adalah 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh Akuntan Publik paling lama adalah 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut diperbaharui kembali dalam
Peraturan
Menteri
Keuangan
No.17/PMK.01/2008
dengan
mengubah batas lamanya pemberian jasa audit oleh KAP dari 5 (lima) tahun menjadi 6 (enam) tahun buku berturut-turut. Keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh skandal akuntansi yang diduga terjadi akibat dampak negatif masa perikatan audit yang panjang. Melemahnya independensi auditor diduga menjadi dampak negatif dari audit tenure. Semakin panjang
tenure maka semakin erat hubungan
kekerabatan antara auditor dengan klien sehingga independensi auditor lemah dalam
mendeteksi dan melaporkan temuan penyimpangan.
24
Hal ini tentu akan mengakibatkan menurunnya kualitas informasi pada laporan audit sehingga akan merugikan para pengguna laporan keuangan. Peraturan rotasi wajib auditor dan KAP menimbulkan pro dan kontra. Menurut Chang et. al., (2014:269), pihak yang memegang pandangan negatif atau kontra berpendapat bahwa peraturan rotasi wajib auditor setiap lima tahun akan menyebabkan biaya audit yang tinggi dan risiko memilih auditor yang tidak memadai untuk audit perusahaan, sehingga mengarah ke kemungkinan terjadinya kegagalan audit yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman auditor pada awal tahun terhadap kondisi internal klien. Pihak yang pro berpandangan bahwa rotasi audit merupakan solusi dalam mengatasi masalah independensi auditor dalam hubungan tenure yang panjang yang diindikasi menjadi penyebab terjadinya skandal akuntansi. Chi dan Huang (2005) dalam Chang et. al., (2014:269) menerangkan bahwa semakin lama audit (tenure) antara auditor dengan klien yang sama maka semakin besar auditor tersebut familiar dengan operasional perusahaan dan semakin kuat hubungan keakraban di antara mereka. Hubungan keakraban ini dikhawatirkan membuat auditor semakin lama bertindak menyesuaikan berbagai keinginan dari klien sehingga independensinya semakin lemah dan mengakibatkan menurunnya kualitas audit. AlThuneibat et., al., (2011:330) menemukan terdapat hubungan negatif antara masa perikatan auditor-klien terhadap kualitas audit.
25
6.
Komite Audit Pengertian Komite Audit menurut Komite Nasional Kebijakan Governance dalam
Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia 2006 yaitu sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien
yang bertanggung jawab
untuk
membantu auditor
dalam
mempertahankan independensinya dari manajemen. Kerangka dasar hukum di Indonesia telah mengatur ketentuan dan peraturan mengenai Komite Audit dalam rangka penerapan good corporate governance. Berikut ketentuan dan peraturan mengenai Komite Audit sebagai berikut: a.
Surat Edaran BAPEPAM No.SE-03/PM/2000 tentang pelaksanaan pembentukan Komite Audit bagi perusahaan go-public.
b.
Keputusan Direksi BEJ No.Kep-339/BEJ/07-2001 tentang aturan jumlah dan kualifikasi keanggotaan Komite Audit.
c.
Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-412/PM/2003 mengenai pedoman pembentukan Komite Audit.
d.
Kep-117/M-MBU/2002 mewajibkan BUMN memiliki Komite Audit.
e.
Peraturan
No.IX.1.5
mengenai
pembentukan
dan
pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No.29/PM/2004.
26
Dewan Komisaris umumnya membentuk komite-komite di bawahnya
sesuai
dengan
kebutuhan
perusahaan
dan
peraturan
perundangan yang berlaku untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya secara efektif. Komite yang dibentuk oleh dewan komisaris tersebut adalah Komite Audit, Komite Kebijakan Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite Kebijakan Corporate Governance. Namun, menurut peraturan BEJ Nomor KEP-339/BEJ/07-2001, yang sifatnya wajib dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek hanya Komite Audit. Peran dan tanggung jawab Komite Audit menurut Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG, 2002) yaitu: a. Pelaporan Keuangan Peran dan tanggung jawab Komite Audit dalam pelaporan keuangan: 1) Pengawasan atas proses pelaporan keuangan dengan menekankan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi. 2) Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota Komite Audit. 3) Mengawasi audit laporan keuangan eksternal dan menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal. b. Manajemen Risiko dan Kontrol Dalam hal manajemen risiko dan kontrol, peran dan tanggung jawab Komite Audit adalah:
27
1) Mengawasi proses manajemen risiko dan kontrol, termasuk identifikasi risiko dan evaluasi kontrol untuk mengecilkan risiko. 2) Mengawasi laporan auditor internal dan auditor eksternal untuk memastikan bahwa semua bidang kunci risiko dan kontrol diperhatikan. 3) Menjamin
bahwa
pihak
manajemen
melaksanakan
semua
rekomendasi yang terkait dengan risiko dan kontrol, yang dibuat oleh auditor internal dan auditor eksternal. c. Corporate Governance Tanggung jawab Komite Audit di bidang corporate governance adalah memberikan kepastian bahwa perusahaan tunduk pada undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan mempertahankan kontrol yang efektif terhadap benturan kepentingan pegawai. Peran dan tanggung jawab Komite Audit harus termasuk juga: 1) Mengawasi proses corporate governance 2) Memastikan bahwa manajemen senior membudayakan GCG 3) Mengerti
semua
pokok
persoalan
yang
mungkin
dapat
mempengaruhi kinerja finansial atau non-finansial perusahaan 4) Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada tiap undang-undang dan peraturan yang berlaku 5) Mengharuskan auditor internal melaporkan secara tertulis hasil pemeriksaan corporate governance dan temuan lainnya
28
Struktur Komite Audit di Indonesia diatur dalam Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-41/PM/2003 tentang Peraturan Nomor IX.I.5: Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit adalah sebagai berikut: a. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. b. Anggota Komite Audit yang merupakan komisaris independen bertindak sebagai ketua Komite Audit. Dalam hal ini komisaris independen yang menjadi anggota Komite Audit lebih dari satu orang maka salah satunya bertindak sebagai ketua Komite Audit. Rekomendasi yang dibentuk oleh Forum for Corporate Governance in Indonesia 2002 adalah penting bahwa perusahaan harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki oleh setiap anggota komite auditnya. Hal ini disebabkan karakteristik komite akan berpengaruh pada peran Komite Audit dalam pemberian bantuan kepada Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya tentang pengendalian internal dan pelaporan keuangan dan manajemen. Persyaratan
keanggotaan
Komite Audit
sesuai
dengan
Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 adalah sebagai berikut: a. Memiliki intregitas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
yang
memadai
sesuai
dengan
latar
belakang
pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik.
29
b. Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan. c. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangundangan di bidang pasar modal dan di bidang lainnya. d. Bukan merupakan orang dari KAP, kantor konsultan hukum, atau pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non-audit, atau jasa konsultasi lain kepada perusahaan dalam enam bulan terakhir. e. Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan perusahaan dalam waktu enam bulan terakhir. f. Tidak memiliki saham di perusahaan. g. Tidak memiliki hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal dengan komisaris, direksi atau pemegang saham utama perusahaan. h. Tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan.
30
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit Beban kerja merupakan seberapa besar kapasitas individu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang harus dikerjakan dengan batasan waktu tertentu. Profesi Akuntan Publik juga tidak luput dari beban kerja yang harus dihadapi. Kondisi jumlah Akuntan Publik yang relatif sedikit dengan pertumbuhan yang lamban tidak sebanding dengan jumlah permintaan kebutuhan pengguna jasa audit yang relatif pesat perkembangannya. Dengan demikian terdapat kemungkinan bahwa sebuah KAP akan menangani klien yang sangat banyak. Menurut Setiawan dan Fitriany (2011:38) workload seorang auditor dapat muncul akibat jumlah klien yang harus ditangani oleh auditor tidak seimbang dengan terbatasnya waktu yang tersedia dalam melaksanakan proses audit. Hansen et. al., (2008:6) menyatakan bahwa workload berkaitan dengan bertambahnya klien pada beberapa KAP di Amerika setelah Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Anderson (AA) dibubarkan akibat kasus Enron terungkap. Banyaknya jumlah klien ini menimbulkan workload yang tinggi bagi auditor dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan material dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Hal tersebut dibuktikan dalam hasil penelitiannya yang menemukan pengaruh negatif antara workload terhadap kualitas audit. Artinya semakin tinggi audit capacity stress auditor dapat menurunkan kualitas audit
31
Menurut Lopez dan Peters (2012:358) workload terjadi akibat “busy season” yang terjadi pada awal tahun karena umumnya perusahaan memiliki fiscal years yang berakhir pada bulan Desember. Busy season tersebut terjadi karena perusahaan memiliki kewajiban untuk melaporkan hasil kinerja dan aktivitas keuangan selama setahun ke dalam bentuk laporan keuangan. Dalam penelitiannya, Lopez dan Peters (2012) menemukan bahwa pada masa busy season tingkat akrual diskresioner meningkat sehingga menyebabkan kualitas audit menurun. Hal tersebut konsisten
dengan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Hansen et., al., (2008). Adityasih (2010:3) juga berpendapat bahwa jumlah klien (audit capacity) yang ditangani oleh auditor akan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Banyaknya jumlah klien ini menimbulkan workload yang tinggi bagi auditor dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan material dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Menurut Lopez dan Peters (2012:140) kondisi tersebut meningkatkan peluang bagi manajer untuk memanipulasi proses keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa workload dapat menurunkan kualitas audit. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut: H1: Workload berpengaruh terhadap kualitas audit.
32
2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit Auditor spesialisasi industri adalah auditor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama. Auditor dengan klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih mengenai risiko audit khusus pada industri sehingga dapat memahami karakteristik perusahaan dengan lebih komprehensif. Besar kemungkinan setiap industri memiliki perbedaan sifat bisnis, prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan perpajakan yang berbeda satu sama lain. Penelitian mengenai kualitas audit telah sering dikaitkan dengan reputasi KAP dan ukuran KAP. Namun, menurut Craswell (1995) dalam Luhgiatno (2010:5) menyatakan bahwa reputasi KAP kurang bernilai dalam suatu industri yang juga terdapat KAP spesialisasi industri. KAP spesialisasi industri tertentu memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai kondisi lingkungan tertentu. Setiawan dan Fitriany (2011:39) menyatakan auditor yang spesialis dalam suatu industri tertentu memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak spesialis. Hasil penelitian Rachmawati dan Fuad (2013:8) menemukan bahwa KAP spesialisasi industri memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap akrual diskresioner atau sama dengan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Artinya perusahaan dengan auditor spesialisasi industri memiliki kualitas audit yang baik sebab dapat menurunkan tingkat akrual diskresioner.
33
Rusmin Rusmin (2010:632) menyatakan bahwa perusahaan yang melibatkan jasa auditor spesialisasi industri secara signifikan lebih rendah manajemen labanya daripada perusahaan yang melibatkan jasa non spesialis. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Rusmin (2010) dalam Rachmawati dan Fuad (2013:2) yang menemukan bahwa KAP spesialisasi industri lebih memiliki kemampuan dalam mendeteksi adanya praktik manajemen laba dibandingkan KAP non spesialisasi industri. Hasil penelitian dari Libby dan Frederick (1990) dalam Hutabarat (2012:2) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman lebih mampu menghasilkan berbagai dugaan kesalahan dalam menjelaskan temuan audit. Dalam hal ini auditor yang berpengalaman lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas dugaan kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Tubbs (1990) dalam Adityasih (2011:21) menunjukkan secara konsisten semakin berpengalaman seorang auditor maka akan mampu menemukan kesalahan material yang lebih banyak dan sedikit kesalahan dalam melakukan proses audit. Dengan demikian auditor yang berpengalaman serta didukung dengan independensi yang kuat dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut: H2: Auditor spesialisasi industri berpengaruh terhadap kualitas audit.
34
3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit Pengaruh tenure terhadap kualitas audit telah lama menjadi perdebatan sebab tenure selalu dikaitkan dengan independensi auditor. Tenure selalu disebut menjadi faktor utama terjadinya skandal akuntansi yang dialami perusahaan raksasa seperti Enron. Tenure yang panjang antara Enron dan KAP Arthur Andersen mempererat hubungan kekerabatan mereka sehingga pada akhirnya menyebabkan keterlibatan KAP Arthur Andersen sebagai auditor eksternal dalam skandal akuntansi yang dialami Enron. Sementara sebagian peneliti berpendapat bahwa semakin lama masa perikatan auditor dengan klien maka akan memperdalam pengetahuan auditor mengenai bisnis klien sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian Giri (2010:16) menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan antara tenure terhadap diskresioner akrual. Artinya semakin lama tenur audit maka semakin tinggi kemampuan auditor
membatasi
tindakan
akrual
manajemen
sehingga
akan
meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Geigher and Raghunandhan (2002), Johnshon et. al. (2002), Myers et. al. (2002), Nagy (2005), dan Manry et.al. (2008) dalam Hardiningsih dan Oktaviani (2012:3) yang menemukan bahwa ternure berhubungan negatif dengan kualitas audit yang diukur dengan akrual.
35
Namun, skandal Enron yang terjadi dan KAP Arthur Andersen mematahkan argument yang menyatakan bahwa semakin lama tenure semakin meningkatkan kualitas audit. Chi dan Huang (2005) dalam Chang et. al., (2014:269) menerangkan bahwa semakin lama tenure maka semakin besar auditor tersebut familiar dengan operasional perusahaan dan semakin kuat hubungan keakraban di antara mereka. Hubungan keakraban ini dikhawatirkan membuat auditor semakin lama bertindak menyesuaikan berbagai keinginan dari klien sehingga independensinya semakin lemah dan mengakibatkan menurunnya kualitas audit. AlThuneibat et., al., (2011:330) menemukan terdapat hubungan negatif antara masa perikatan auditor-klien terhadap kualitas audit. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut: H3: Audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. 4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Peranan Komite Audit dalam organisasi bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam rangka peningkatan efektivitas auditor internal dan auditor eksternal serta membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen dengan tujuan meningkatkan kualitas laporan keuangan. Sehingga keberadaan Komite Audit bermanfaat untuk menjamin
transparansi
dan
keterbukaan
laporan
keuangan
serta
pengungkapan semua informasi oleh manajemen meski ada konflik kepentingan.
36
Komite audit bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian untuk menciptakan prinsip-prinsip dari good corporate governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas. Keempat faktor inilah yang membuat laporan keuangan menjadi lebih berkualitas. Menerapkan rotasi auditor merupakan salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan Komite Audit sebagai salah satu solusi dalam menjaga independensi auditor sehingga dapat diasumsikan bahwa rotasi auditor berpengaruh positif terhadap independensi auditor sehingga berpengaruh positif juga terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komite audit dapat berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan Yasin dan Nelson (2012) menunjukan bahwa perusahaan dengan jumlah anggota komite audit yang lebih tinggi dengan kualifikasi pascasarjana dan frekuensi pertemuan Komite Audit berhubungan dengan biaya audit eksternal yang lebih tinggi dan menunjukkan kualitas audit yang lebih tinggi. Penelitian Yasin dan Nelson (2014) didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Gajevszky (2014) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara salah satu mekanisme corporate governance yaitu Audit Committee Existence terhadap kualitas audit. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut: H4: Komite Audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
37
5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Keberadaan komite audit dengan jumlah anggota komite audit yang berada di atas standar yaitu tiga orang serta memiliki kompetensi akuntansi dan keuangan diharapkan akan mampu berkomunikasi dan memberi informasi yang dibutuhkan oleh auditor. Hal tersebut akan sangat membantu auditor dalam melakukan proses audit sehingga ketika auditor mengalami beban kerja (workload) di masa busy season akibat banyaknya klien yang harus ditangani, maka komite audit yang berkompeten dan independen dapat berperan membantu mengurangi beban kerja auditor. Komite audit dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk melakukan pengawasan dan pengendalian menciptakan prinsip-prinsip dari good corporate governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas terhadap laporan keuangan, dengan maksud membuat laporan keuangan menjadi berkualitas. Dengan demikian diharapkan kesalahan salah saji material dapat diminimalisir. Hasil penelitian Setiawan dan Fitriany (2011) menemukan bahwa keberadaan komite audit berperan mengurangi pengaruh negatif workload terhadap kualitas audit dan hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2011). Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut: H5: Interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
38
6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Auditor
spesialisasi
industri
memiliki
pengalaman
dan
pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama sehingga memiliki pemahaman yang lebih mengenai risiko audit khusus pada industri dengan lebih komprehensif. Ketika perusahaan memiliki komite audit yang berkompeten maka saat auditor menemukan permasalahan audit ataupun risiko perusahaan dalam industri yang mengancam kelangsungan usaha perusahaan, auditor dapat berkomunikasi dengan komite audit untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Komite audit juga berperan memonitor pekerjaan auditor spesialisasi
industri
dengan
menilai
seberapa
jauh
pengalaman,
pengetahuan dan pemahaman auditor mengenai risiko bisnis dan risiko audit pada industri perusahaan tersebut. Hasil penelitian Rachmawati dan Fuad (2013:8) menemukan bahwa KAP spesialisasi industri memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap akrual diskresioner atau sama dengan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Artinya perusahaan dengan auditor spesialisasi industri memiliki kualitas audit yang baik sebab tingkat akrual diskresionernya yang rendah. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut: H6: Interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
39
7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Keberadaan komite audit di suatu perusahaan berperan membantu auditor menjaga independensinya dengan menerapkan peraturan rotasi wajib auditor. Apabila komite audit patuh dan aktif menjalankan perannya untuk menerapkan peraturan rotasi wajib auditor di perusahaan, maka kekhawatiran akan lemahnya independensi auditor akibat masa perikatan yang panjang dapat teratasi. Lemahnya independensi akibat tenure yang panjang dapat menimbulkan hubungan kekerabatan antara auditor sehingga dapat menurunkan kualitas laporan keuangan yang disajikan. Hasil penelitian yang dilakukan Putri dan Wiratmaja (2015:583) menemukan bahwa semakin tingginya kualitas komite audit akan berpengaruh pada semakin pendeknya masa perikatan antara KAP dengan kliennya. Hal ini disebabkan karena komite audit yang berkualitas akan menjalankan tugasnya dengan efektif saat mengawasi auditor eksternal. Komite audit yang berkualitas akan cenderung memperpendek masa perikatan audit antara auditor dengan kliennya untuk mempertahankan independensi auditor. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Nuratama (2011:72) yang menemukan bahwa komite audit berperan mengurangi pengaruh tenure terhadap kualitas audit. Berdasarkan analisis tersebut, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut: H7: Interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
40
C. Penelitian Sebelumnya Berikut Tabel 2.1 menunjukkan hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini. Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Terdahulu No. (Judul & Tahun) 1. Hansen, et. al. (2008) “Auditor Capacity Stress and Audit Quality:Evidence from Andersen‟s Indictment” 2. Wahyuni dan Fitriany (2009) “Pengaruh Client Importance, Tenure, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit”
Variabel dan Metodologi Penelitian Persamaan Variabel dependen: Kualitas Audit Variabel independen: Workload Variabel dependen: Kualitas Audit
Sampel: KAP Arthur Andersen dan KAP BIG4 Periode 19992003
Penelitian ini menunjukkan tingkat audit capacity stress yang tinggi pada suatu KAP dapat menurunkan kualitas audit.
Variabel independen: Client Importance
Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya regulasi rotasi telah menghilangkan pengaruh tenure AP terhadap kualitas audit. Spesialisasi audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian ini menunjukan bahwa jumlah klien (audit capacity) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas audit.
Variabel independen: Tenure, Spesialisasi auditor
Variabel Adityasih dependen: (2010) “Analisa Kualitas Pengaruh Audit Pendidikan Profesi, Variabel Pengalaman independen: Auditor, Jumlah Audit Klien dan capacity Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit” Bersambung pada halaman berikutnya 3.
Hasil Penelitian
Perbedaan
Variabel independen: Pendidikan Profesi, Pengalaman Auditor, Ukuran KAP Sampel: hasil pemeriksaan PPAJP terhadap KAP 2008-2009
41
Peneliti Terdahulu No. (Judul & Tahun) 4. AlThuneibat, et. al. (2011) “Do Audit Tenure and Firm Size Contribute to Audit Quality?”.
5.
6.
Setiawan dan Fitriany (2011) “Pengaruh Workload dan Auditor spesialisasi Terhadap Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi”
Fatimah Mat Yasin dan Sherliza Puat Nelson (2012) “Audit Committee and Internal Audit: Implications on Audit Quality”
Tabel 2.1 (Lanjutan) Variabel dan Metodologi Penelitian Persamaan Variabel dependen: Kualitas Audit Variabel independen: Masa perikatan auditor-klien Variabel dependen: Kualitas Audit Variabel independen: Workload, Auditor spesialisasi industri Metode: Analisis Regresi Berganda dan analisis MRA Variabel dependen: Audit Quality Variabel independen: Komite Audit
Hasil Penelitian
Perbedaan Variabel independen: ukuran KAP Sampel: Jordanian Companies listed for trading 20022006
Penelitian ini menemukan bahwa masa perikatan auditor-klien berhubungan negatif terhadap kualitas audit.
Sampel: perusahaan Non Keuangan yang terdaftar di BEI periode 20062008
Penelitian ini menemukan bahwa workload berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Auditor spesialisasi industri berpengaruh positif terhadap kualitas audit namun semakin berkualitas Komite Audit tidak memperkuat hubungan positif antara spesialisasi dengan kualitas audit
Variabel independen: Fee auditor eksternal dan karakteristik auditor internal Sampel: perusahaan publik di Malaysia 20092010
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas audit dengan dua karakteristik Komite Audit yaitu Komite Audit kualifikasi sarjana dan frekuensi pertemuan Komite Audit.
Bersambung pada halaman berikutnya
42
Peneliti Terdahulu No. (Judul & Tahun) 7. Dennis M. Lopez dan Gary F. Peters. (2012) “The Effect of Workload Compression on Audit Quality” 8.
9.
10.
Arum Ardianingsih (2013) “Pengaruh Komite Audit, Lama Perikatan Audit dan Audit Capacity Stress Terhadap Kualitas Audit” Steve Buchheit dan William L. Buslepp (2014) “Workload Ratios As Audit Quality Indicator”
Yu-Shan Chang, Li-Ling (Sunny) Liu, dan Dana A. Forgione (2014) “The Effect of Mandatory Auditor Rotation on Audit Quality”.
Tabel 2.1 (Lanjutan) Variabel dan Metodologi Penelitian Persamaan Variabel dependen : Audit Quality Variabel independen : Workload Variabel dependen : Kualitas Audit Variabel independen : Tenure, dan Audit Capacity Stress Variabel dependen : Audit Quality
Sampel: perusahaan publik di US tahun 2004-2007
Penelitian ini menemukan bahwa dengan pada saat “busy season” perusahaan relative menurunkan kualitas audit.
Variabel independen : Komite Audit
Penelitian ini menemukan bahwa semua variabel independen yaitu Komite Audit, Lama Perikatan Audit, dan Audit Capacity Stress tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit Penelitian ini menemukan bahwa workload memberikan kenaikan terhadap nilai restatement klien dan klien abnormal akrual.
Sampel: perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012
Variabel dependen : Audit Quality
Variabel independen : audit fees Metode: Regresi Logistik Proxy menggunakan Abnormal current accruals Variabel independen : rotasi wajib auditor
Variabel independen : Audit Firm Tenure
Sampel: Perusahaan publik Taiwan tahun 2000-2001
Variabel independen : Workload
Hasil Penelitian
Perbedaan
Penelitian ini menemukan bahwa perbandingan antara pelaksanaan peraturan rotasi wajib auditor sebelum dan sesudah menunjukkan kualitas audit KAP meningkat setelah pelaksanaan rotasi.
Bersambung pada halaman berikutnya
43
Peneliti Terdahulu No. (Judul & Tahun) 11. Andra Gajevszky (2014) “Audit Quality and Corporate Governance: Evidence from the Bucharest Stock Exchange”. 12. Putri dan Wiratmaja (2015) “Pengarauh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi”
Tabel 2.1 (Lanjutan) Variabel dan Metodologi Penelitian Persamaan Variabel dependen : Audit Quality Variabel independen : Audit Committee Existence, Variabel dependen: Kualitas Audit Variabel independen: Tenure, Auditor spesialisasi industri, Variabel moderating: Komite audit
Metode: Analisis Regresi Berganda dan analisis MRA Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Hasil Penelitian
Perbedaan Variabel independen : Board Independence, CEO duality, Institutional Investors, Managerial Ownership
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara Audit Committee Existence terhadap kualitas audit.
Sampel: Basic Industry and Chemicals
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara audit tenure terhadap kualitas audit. terdapat pula hubungan negatif antara spesialisasi auditor terhadap kualitas audit. variabel komite audit terbukti memperlemah pengaruh spesialisasi auditor dan tenure terhadap kualitas audit.
44
D. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam Gambar 2.1. Pengaruh Workload, Auditor Spesialisasi Industri, dan Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating
Basis Teori : Teori Agensi
VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL DEPENDEN H1
Workload (X1) H2
Kualitas Audit
Auditor Spesialisasi Industri (X2)
(Y) H3
Audit Tenure (X3) H5
H6
H7
H4
Komite Audit (X4) VARIABEL MODERATING
Metode Analisis: (1) Analisis Regesi Berganda (2) Moderated Regression Analysis (MRA)
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir
45
3BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dan mengolah data tersebut dengan menggunakan prosedur statistik. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan softwere SPSS 22. Penelitian ini meneliti kualitas audit pada semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Sektor manufaktur dipilih karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang terdaftar paling banyak dibandingkan dengan sektor lain serta dipilih untuk menghindari industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antara industri yang satu dengan yang lain. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure serta komite audit terhadap kualitas audit.
46
B. Metode Penentuan Sampel Populasi merupakan kumpulan data pengamatan yang dilakukan terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian dari populasi. Metode penelitian sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan mempertimbangkan persyaratan atau kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria yang diperlukan dalam penentuan sampel adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 3 tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. 2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang telah di audit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir 31 Desember selama periode pengamatan tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. 3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah. 4. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dengan data keuangan yang tersedia lengkap dan dibutuhkan mengenai variabel penelitian yang akan diteliti. 5. Kantor Akuntan Publik yang konsisten mengirimkan laporan KAP tahunan ke PPAJP Kementerian Keuangan RI selama periode pengamatan 3 tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
47
C. Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data berupa: 1. Laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. 2. Laporan tahunan KAP yang dikirim ke PPAJP Kementerian Keuangan RI tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
D. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis yang perhitungannya dilakukan menggunakan software SPSS 22. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel workload (X1), auditor spesialisasi industri (X2), dan audit tenure (X3) terhadap kualitas audit (Y) dengan komite audit sebagai variabel moderasi (X4). 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian untuk menjelaskan gambaran suatu objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dengan tujuan memudahkan dalam memahami variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai rata–rata (mean), nilai median, nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi. Sedangkan metode analisis data dilakukan dengan bantuan softwere SPSS 22.
48
2. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda terhadap data yang diperoleh dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik untuk mendeteksi apakah data dalam penelitian ini terjadi penyimpangan. Berikut ini ada beberapa uji asumsi klasik yang digunakan: a. Uji Normalitas Menurut (Ghozali, 2013:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Menurut (Ghozali, 2013:163), pengujian normalitas dengan menggunakan analisis grafik, baik menggunakan histogram maupun Normal Probability Plot dapat menyesatkan jika tidak hati-hati. Sebab terdapat kemungkinan analisis grafik yang secara visual terlihat normal belum tentu normal secara uji statistik atau sebaliknya. Artinya, antara orang
yang
satu
dengan
yang
lain
dapat
berbeda
dalam
menginterpretasikannya. Maka sangat dianjurkan melakukan uji statistik untuk melengkapi analisis grafik. Uji statistik untuk memperkuat uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. > Alpha.
49
b. Uji Heterokedastisitas Menurut (Ghozali, 2013:139), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas. Pengujian
heteroskedastisitas
dalam
penelitian
ini
menggunakan uji glejser untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya heterokedasitas. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedasitas (Ghozali, 2013:142). c. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2013:110), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
50
Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier (Uji LM) sebab sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah lebih dari 100 sampel penelitian. Menurut Ghozali (2013:111), uji LM ini memang lebih tepat digunakan dibanding uji DW terutama bila sampel yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Uji LM dalam SPSS dilakukan dengan cara mentransformasi nilai residual ke dalam bentuk lag residual kemudian regresikan variabel independen dan variabel lag residual ke variable residual. Apabila variable lag residual menunjukan signifikan atau lebih kecil dari 0,05 maka diindikasi terjadi autokorelasi. d. Uji Multikolinearitas Menurut (Ghozali, 2013:105), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolinearitas. 2) Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.
51
3. Pengujian Hipotesis Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2013:95). Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda dan dengan model MRA (Moderated Regression Analysis) untuk mengetahui pengaruh workload compression, auditor spesialisasi industri, dan masa perikatan audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. a. Pengujian Regresi Tanpa Interaksi Hipotesis 1 Sampai Dengan Hipotesis 4 Menurut
Ghozali
(2013:7)
regresi
berganda
(multiple
regression) digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas (metrik) terhadap satu variabel terikat (metrik). α0 + β1WL1 + β2SPEC2 + β3TEN3 + β4KMTE4
ABS_DACCit =
+ε Keterangan : ABS_DACCit
=
α WL1
= =
SPEC2
=
TEN3
=
Kualitas audit diukur dengan model Kasznik (1999) Konstanta Tingkat Workload diukur dengan model Hansen (2008) Auditor spesialisasi diukur dengan model Siregar (2009) Audit Tenure (Jumlah tahun perikatan audit)
KMTE4
=
Komite Audit (Jumlah anggota komite audit)
ε
=
Error 52
b. Pengujian Regresi Dengan Interaksi Hipotesis 5 Sampai Dengan Hipotesis 7 Penelitian hipotesis 5 sampai dengan hipotesis 7 diuji dengan menggunakan model regresi dengan interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) yang merupakan analisis yang menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel den memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator (Ghozali, 2013:229). Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Komite Audit. Rumus persamaannya sebagai berikut: 1.) H5: Interaksi antara workload dan komite audit terhadap kualitas audit ABS_DACCit =
α0 + β1 WL1 + β4 KMTE4 + αWL1*KMTE4 +ε
2.) H6: Interaksi antara auditor spesialisasi industri dan komite audit terhadap kualitas audit ABS_DACCit =
α0
+
β2
SPEC2
+
β4
KMTE4
+
αSPEC2*KMTE4 + ε
3.) H7: Interaksi antara audit tenure dan komite audit terhadap kualitas audit ABS_DACCit =
α0 + β3 TEN3 + β4 KMTE4 + αTEN3*KMTE4 +ε
53
Keterangan : LNABS_DACCit
=
α WL1
= =
SPEC2
=
TEN3
=
Kualitas audit diukur dengan model Kasznik (1999) Konstanta Tingkat Workload diukur dengan model Hansen (2008) Auditor spesialisasi diukur dengan model Siregar (2009) Audit Tenure (Jumlah tahun perikatan audit)
KMTE4
=
Komite Audit (Jumlah anggota komite audit)
WL1* KMTE4
=
SPEC2* KMTE4
=
TEN3* KMTE4 ε
= =
Interaksi antara workload dengan komite audit Interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit Interaksi antara tenure dengan komite audit Error
Dalam uji hipotesis dapat dilakukan melalui Pengujian Goodness of Fit: a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai
yang
mendekati
satu
berarti
variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
54
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Pengujian pengaruh simultan atau uji F ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05 (α=5%). Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, jika F hitung > dari F tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima. Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika F hitung < F tabel maka H0 di terima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) Pengujian Parsial atau uji t ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%) (Ghozali, 2013:98).
55
Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, jika t hitung > dari t tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima. Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika t hitung < t tabel maka H0 di terima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. 1. Variabel Dependen: Kualitas Audit Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pokok perhatian utama peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit yang diproksikan dengan cara mengukur tingkat akrual diskresioner yang merupakan proksi dari manajemen laba. Akrual merupakan selisih dari laba dengan kas sedangkan diskresioner adalah kebijakan, sehingga akrual diskresioner merupakan akrual yang timbul akibat diskresi/kebijakan dari manajemen.
56
Fleksibilitas manajemen memilih kebijakan akuntansi dalam pelaporan laba membuka kesempatan manajemen memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan kepentingan pribadinya. Menurut Belkaoui (2007:201) penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh kepentingan pribadi merupakan potensi terjadinya manajemen laba. Menurutnya berikut akrual yang telah terbukti digunakan dalam manajemen laba yaitu antara lain: a. Estimasi penyusutan dan provisi piutang tak tertagih yang meliputi penawaran saham perdana. b. Cadangan kerugian pinjaman bank. c. Cadangan kerugian klaim asuransi. d. Cadangan penilaian pajak tangguhan. Total akrual terdiri dari akrual diskresioner dan juga non akrual diskresioner. Non akrual nondiskresioner adalah akrual yang terjadi seiring berubahnya aktivitas operasional perusahaan yang variasinya dapat dijelaskan oleh variasi fenomena ekonomik perusahaan. Dalam model Jones (1991) terdapat 3 fenomena ekonomik yang dianggap berpengaruh pada akrual nondiskresioner yaitu aset, perubahan pendapatan, dan property, plant, and equipment (PPE). Kualitas audit merupakan tingkatan mutu kualitas dari hasil kerja auditor yaitu mengungkapkan dan melaporkan kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan termasuk juga menemukan tindak akrual diskresioner yang abnormal atau tidak wajar. Kualitas audit yang
57
baik dapat menurunkan tingkat manajemen laba. Kualitas audit dalam penelitian ini menggunakan proksi absolute discretionary accruals yang diukur dengan model Kazsnik (1999) yang merupakan modifikasi dari model Jones (1991). Model Kazsnik (1999) ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Siregar et. al., (2012). Siregar et. al., (2005:479) menemukan bahwa model Kaznik (1999) lebih baik karena memiliki adjusted R2 lebih besar dibandingkan model Jones (1991), Dechow et. al., (1995), dan Kothari (2005). ABS_TACCit/TAi,t-1 =
α1(1/TAi,t-1) + α2(ΔREVit–ΔRECit)/TAi,t-1 + α3PPEi,t/TAi,t-1 + α3 ΔCFOi,t/TAi,t-1 + εit
Keterangan: TACCit
=
Total akrual perusahaan untuk periode t didapat dari selisih net income dengan arus kas dari aktivitas operasi TAi,t-1 = Total aset perusahaan di awal tahun t dan t-1 ΔREVit = Perubahan pendapatan dari tahun t ke tahun t-1 (REVt - REVt-1) ΔRECit = Perubahan nilai bersih piutang dari tahun t-1 ke tahun t (RECt - RECt-1) PPEi,t = Nilai kotor property, plant, and equipment perusahaan i dalam periode t ΔCFOi,t = Perubahan dalam arus kas operasi dari tahun t-1 ke tahun t (CFOt - CFOt-1) ε = Akrual diskresioner Akrual diskresioner merupakan nilai residual dari persamaan model regresi di atas (Siregar et. al., 2005:479). Kualitas audit adalah nilai negatif dari nilai diskresioner akrual. Artinya apabila nilai akrual diskresioner rendah maka manajemen laba juga rendah, artinya kualitas audit tinggi. Sebaliknya, apabila nilai akrual diskresioner tinggi maka manajemen laba juga tinggi, artinya kualitas audit rendah.
58
2. Variabel Independen Terdapat empat variabel independen dalam penelitian ini yang akan diuji sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas audit: a. Workload Compression Dalam penelitian ini workload diukur berdasarkan pengukuran audit capacity stress (ACS) yang dilakukan oleh Hansen et. al., (2008) dan Setiawan dan Fitriany (2011) dengan rumus sebagai berikut:
WL=
∑ jumlah klien audit KAPit ∑ Jumlah partner di KAPit
b. Auditor Spesialisasi Industri Menurut Setiawan dan Fitriany (2011:43) auditor spesialis dan non spesialis dikategorikan berdasarkan data persentase klien perusahaan publik yang diaudit oleh KAP pada industri tertentu, kemudian dilakukan pembobotan (weighting) berdasarkan total asset perusahaan dengan rumus yang dikembangkan oleh Siregar et. al., (2009) sebagai berikut: SPEC =
∑ klien KAP di industri ∑ emiten di industri
x
∆ aset klien KAP di industri ∆ aset seluruh emiten di industri
Suatu KAP dikatakan spesialis jika KAP tersebut menguasai 10% market share. Variabel Auditor spesialisasi industri diukur dengan menggunakan dummy variabel. Jika suatu KAP tertentu menguasai ≥ 10% market share maka diberikan nilai 1 (spesialis), dan 0 jika tidak.
59
Pengelompokan perusahaan manufaktur menurut BEI meliputi: (1) Sektor Industri Dasar Dan Kimia, terdiri dari: Sektor Keramik, Porselen dan Kaca,
Sektor Semen,
Sektor Logam dan
Sejenisnya, Sektor Kimia, Sektor Plasik dan Kemasan, Sektor Pakan Ternak, Sektor Kayu dan Pengolahannya, Sektor Pulp dan Kertas (2) Sektor Aneka Industri, terdiri dari: Sektor Mesin dan Alat Berat, Sektor Otomotif dan Komponen,
Sektor Tekstil dan Garment,
Sektor Alas Kaki, Sektor Kabel, Sektor Elektronika (3) Sektor Industri Barang dan Konsumsi, terdiri dari:
Sektor
Makanan dan Minuman, Sektor Rokok, Sektor Farmasi, Sektor Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga, Sektor Peralatan Rumah Tangga c.
Audit Tenure Masa perikatan audit atau audit tenure merupakan jangka waktu penugasan auditor di suatu perusahaan. Pengukuran pada variabel masa perikatan audit ini menggunakan tenure KAP. Tenure diukur
berdasarkan
pengukuran
dalam
penelitian
AlThuneibat et., al., (2011) dengan menghitung jangka waktu penugasan KAP di suatu perusahaan yang sama (dalam satuan tahun). TEN =
∑ Jumlah tahun KAP mengaudit perusahaan yang sama
60
3. Variabel Moderasi ( Komite Audit ) Kebijakan mengenai kewajiban adanya komite audit telah ditetapkan berdasarkan Keputusan BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004. Di Indonesia, keanggotaan Komite Audit telah diatur bahwa anggota Komite Audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang. Hasil penelitian Lin et. al., (2006) menunjukan bahwa jumlah komite audit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laba yang dilaporkan perusahaan. Proksi yang digunakan untuk mengukur komite audit sebagai variabel moderating yaitu: KMTE
=
∑ Jumlah komite audit di perusahaan
61
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian No 1
2
Variabel
Indikator
Kualitas Audit (Y)
Besaran
absolute
Skala akrual
Rasio
(Kasznik, 1999)
diskresioner
Workload (X1)
Jumlah klien audit yang ditangani
Rasio
(Setiawan dan Fitriany, suatu KAP dibagi dengan jumlah
3
2011)
partner di KAP pada tahun tersebut
Spesialisasi audit (X2)
Variabel dummy, yaitu jika KAP Nominal
(Siregar et. al., 2009)
tersebut spesialis menguasai market share ≥ 10% di industri manufaktur maka memiliki nilai 1 dan 0 jika sebaliknya. Dihitung dengan presentase jumlah klien yang diaudit KAP di industri manufaktur
lalu
dilakukan
pembobotan berdasarkan total aset perusahaan 4
Audit Tenure (X3)
Jumlah
tahun
KAP
mengaudit
Rasio
(AlThuneibat et. al, perusahaan yang sama 2011) 5
Komite Audit (X4)
Jumlah anggota Komite Audit
Rasio
(Lin et. al., 2006) Sumber: Diolah dari berbagai referensi
62
4BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan auditan emiten dengan menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id. Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga bersumber dari laporan tahunan KAP yang dikirim ke PPAJP Kementerian Keuangan RI untuk mengetahui jumlah partner dan jumlah klien setiap KAP. Pemilihan industri manufaktur sebagai populasi dalam penelitian ini karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang terdaftar paling banyak dibandingkan dengan sektor lain serta dipilih untuk menghindari industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antara industri yang satu dengan yang lain. Pengelompokan perusahaan manufaktur menurut BEI meliputi sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang dan konsumsi. Sampel yang digunakan di penelitian ini dipilih secara purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut Tabel 4.1 menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
63
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian No.
Kriteria
Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 3 tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan auditan dengan menggunakan tahun buku yang berakhir sebelum 31 Desember selama periode pengamatan tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan bukan dalam mata uang rupiah (mata uang asing) 4. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dengan data keuangan yang tidak lengkap yang dibutuhkan mengenai variabel penelitian yang akan diteliti. 5. Kantor Akuntan Publik yang tidak konsisten mengirimkan laporan KAP tahunan ke PPAJP Kementerian Keuangan RI. Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel Sumber : Data sekunder yang diolah
Jumlah Perusahaan
Jumlah Sampel
124
372
(2)
(6)
(26)
(78)
(21)
(63)
(5) 70
(15) 210
1.
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 210 perusahaan. Sampel tersebut dipilih karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Daftar nama perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini terlampir dalam lampiran 1.
64
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif merupakan metode dimana semua data yang berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara objektif dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum dan rata-rata dari sampel. Berikut Tabel 4.2 merupakan analisis deskriptif untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 210 -4,820 -0,040 -2,803 0,874 210 0,790 99 50,950 24,692 210 0 1 0,370 0,484 210 1 5 2,800 1,252 210 2 4 3,070 0,332
LNDACC WL SPEC TEN KMTE Valid N 210 (listwise) Sumber: Output SPSS yang diolah Variabel dependen yang digunakan adalah kualitas audit yakni
probabilitas seorang auditor mengidentifikasi dan melaporkan adanya sebuah kesalahan material dan pelanggaran dalam proses audit yang dilakukannya. Pengukuran kualitas audit diukur menggunakan proxy diskresioner akrual. Pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata nilai akrual diskrisioner (LNDACC) sebesar -2,803 dari total aset tahun sebelumnya dengan nilai minimum sebesar -4,820 dan nilai maksimum sebesar -0,040.
65
Variabel independen X1 yaitu beban kerja auditor atau workload dengan proksi jumlah klien KAP dibagi dengan jumlah partner KAP. Dari Tabel 4.2 variabel workload (WL) menunjukan rata-rata sebesar 50,950 dengan nilai minimum sebesar 0,790 dan nilai maksimum sebesar 99,000. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata seorang partner menangani 50,950 atau 51 klien dalam satu tahun. Seorang partner audit paling sedikit menangani 0,790 atau 1 klien dan paling banyak menangani hingga 99 klien dalam satu tahun. Variabel independen X2 yaitu auditor spesialisasi industri (SPEC) yang diukur berdasarkan data presentase klien atau perusahaan yang diaudit oleh KAP. Variabel SPEC merupakan variabel dummy sehingga nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai minimum mewakili perusahaan manufaktur yang memakai auditor tidak spesialisasi industri dan nilai maksimum mewakili perusahaan manufaktur yang memakai auditor spesialisasi industri. Tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata variabel SPEC sebesar 0,370 yang artinya bahwa perusahaan manufaktur yang diaudit oleh seorang spesialisasi auditor sebesar 37% dari semua perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian. Variabel independen X3 (TEN) yaitu masa perikatan audit antara KAP dengan klien atau disebut tenure audit. Tabel 4.2 menunjukan bahwa variabel (TEN) memiliki rata-rata sebesar 2,800 dengan nilai minimum
66
sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 5. Artinya rata-rata sebuah KAP mengaudit perusahaan maufaktur yang sama selama 3 tahun dan paling lama KAP mengaudit perusahaan manufaktur yang sama selama 5 tahun. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan manufaktur yang ada di BEI telah mematuhi Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 mengenai jangka waktu maksimal KAP dan Auditor dalam pemberian jasa umum audit atas laporan keuangan yaitu dilakukan paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut. Variabel moderating X4 (KMTE) yaitu komite audit yang diukur dari jumlah komite audit yang ada di perusahaan. Pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa variabel KMTE memiliki rata-rata sebesar 3,070 dengan nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 4. Artinya rata-rata jumlah komite audit di seluruh perusahaan yang menjadi sampel perusahaan berjumlah 3 orang dan beberapa perusahaan manufaktur memiliki komite audit paling sedikit 2 orang dan paling banyak 4 orang. Hal ini menunjukan implementasi Keputusan Ketua BAPEPAM dalam Kep-29/PM/2004 yang mengatur bahwa anggota Komite Audit sekurangkurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang sudah merata diimplementasikan oleh seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, namun di beberapa perusahaan masih belum mengimplementasikannya.
67
2. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Sebab model regresi yang baik memiliki data yang berditribusi normal. Ada 2 cara untuk mendeteksi normalitas data yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. > 0.05. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negatif Test Statistic Kolmgorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: Output SPSS yang diolah
Unstandardized Residual 210 0,000 0,095 0,190 0,190 -0,146 0,190 0,000c
Tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian uji KolmogorovSmirnov menunjukan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai tersebut di bawah nilai signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal.
68
Menurut Ghozali (2013:35), data yang tidak berdistribusi normal dapat dilakukan transformasi data agar menjadi normal. Transformasi data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode logaritma natural (Ln) sebagai pengobatan. Metode logaritma natural yang dilakukan adalah dalam bentuk semi-log dengan model log-lin. Sehingga model regresi berubah menjadi: LN_ABSDACCit =
α0 + β1WL1 + β2SPEC2 + β3TEN3 + β4KMTE4 + ε
Berikut Tabel 4.4 menunjukan hasil dari uji KolmogorovSmirnov setelah transformasi dengan logaritma natural. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Unstandardized Residual 210 0,000 0,845 0,049 0,024 -0,049 0,049 0,200c,d
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negatif Test Statistic Kolmgorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Output SPSS yang diolah
Asymp. Sig (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200. Nilai tersebut di atas nilai signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya.
69
Hasil uji normalitas data yang ditunjukan KolmogorovSmirnov tersebut konsisten dengan hasil analisis grafik histogram dan grafik normal P-Plot berikut ini:
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot
70
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa grafik histogram maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribusi data yang normal. Dapat dilihat pada grafik histogram yang menggambarkan lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik-titik yang mewakili jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal. b. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas atau data yang memiliki kesamaan varians dalam fungsi regresi. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan
uji
glejser
yang
dilakukan
dengan
cara
meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedasitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 0,824 0,346 2,382 0,018 WL 0,001 0,002 0,044 0,585 0,559 SPEC -0,124 0,080 -0,117 -1,555 0,122 TEN -0,017 0,029 -0,042 -0,579 0,564 KMTE -0,034 0,110 -0,022 -0,309 0,758 a. Dependent Variable: ABS.RES1.GLJSER Sumber: Output SPSS yang diolah
71
Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot berikut ini:
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Scatterplot Grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran titik-titik yang mewakili sampel pada Scatterplot di atas mengemukakan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas.
72
c. Hasil Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2013:110), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk menguji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM Test) sebab menurut (Ghozali, 2013:113) uji LM Test ini paling tepat digunakan untuk sampel besar di atas 100 sampel. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5: Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Uji Lagrange Multiplier Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta T Sig. -0,032 0,577 -0,056 0,956 1 (Constant) -0,000 0,003 -0,001 -0,017 0,987 WL -0,007 0,133 -0,004 -0,051 0,959 SPEC 0,008 0,049 0,013 0,171 0,864 TEN 0,004 0,184 0,002 0,022 0,982 KMTE 0,100 0,070 0,100 1,418 0,158 LM Sumber: Output SPSS yang diolah Tabel 4.5 menunjukan bahwa koefisien parameter LM memberikan probabilitas signifikan sebesar 0,158 (>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi.
73
d. Hasil Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas. Berikut Tabel 4.6 menunjukan hasil dari uji Multikolinieritas. Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Uji VIF Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 (Constant) WL 0,843 SPEC 0,844 TEN 0,923 KMTE 0,930 Sumber: Output SPSS yang diolah
1,186 1,184 1,084 1,075
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena memiliki nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel. 3. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda (tanpa interaksi) dan analisis regresi dengan interaksi atau MRA (Moderated Regression Analysis). Uji hipotesis dilakukan melalui pengujian Goodness of Fit yaitu uji koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.
74
a. Hasil Pengujian Regesi Tanpa Interaksi Hipotesis 1 Sampai Dengan Hipotesis 4 Pengujian hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 4 dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (tanpa interaksi). Menurut Ghozali (2013:7) regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. 1) Hasil Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam Tabel 4.7. Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Adjusted Std. Error of Model R R Square R Square the Estimate a 1 0,255 0,065 0,047 0,853 a. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL b. Dependent Variable: LNDACC Sumber: Output SPSS yang diolah Tabel 4.7 menunjukan nilai adjusted R2 sebesar 0,047. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel workload, auditor spesialisasi industri, tenure, dan komite audit hanya bisa menjelaskan 4,7% variasi variabel kualitas audit. Sedangkan sisanya, sebesar 95,3% dijelaskan oleh sebab lain di luar model seperti ukuran KAP, fee audit, reputasi auditor, kompetensi auditor, peer review, dll.
75
2) Hasil Uji F Pengujian pengaruh simultan atau uji F tujuannya adalah untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau tidak (Ghozali, 2013:98). Tabel 4.9 Hasil Uji F Sum of Mean Model Squares Df Square F Sig. 1 Regression 10,349 4 2,58 3,552 0,008b Residual 149,335 205 0,728 Total 159,684 209 a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL Sumber: Output SPSS yang diolah Tabel 4.8 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung sebesar 3,552 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008. Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu workload (WL), auditor spesialisasi industri (SPEC), tenure (TEN), dan komite audit (KMTE) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit (LNDACC). 3) Hasil Uji t Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada 76
tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t ditunjukan dalam Tabel 4.9. Tabel 4.10 Hasil Uji t Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta 1 (Constant) -1,383 0,577 WL -0,006 0,003 -0,176 SPEC -0,092 0,133 -0,051 TEN 0,047 0,049 0,067 KMTE -0,391 0,184 -0,149 a. Dependent Variable: LNDACC Sumber: Output SPSS yang diolah
T -2,398 -2,391 -0,694 0,952 -2,123
Sig. 0,017 0,018 0,489 0,342 0,035
Tabel 4.9 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel workload (WL) memiliki thitung negatif sebesar -2,391 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018 (<0,05). Dengan demikian H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa workload berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil uji t untuk variabel auditor spesialisasi industri (SPEC) memiliki thitung negatif sebesar -0,694 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,489 (>0,05). Artinya H2 ditolak sehingga dapat
dikatakan bahwa
auditor spesialisasi
industri
tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil uji t untuk variabel tenure (TEN) memiliki thitung positif sebesar 0,952 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,342 (>0,05). Artinya H3 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa audit
77
tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil uji t untuk variabel komite audit (KMTE) memiliki thitung negatif sebesar -2,123 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035 (<0,05). Artinya H4 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: LNABS_DACCit = -1,383 - 0,006 WL1 - 0,092 SPEC2 + 0,047TEN3 - 0,391 KMTE4 + ε Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar negatif 1,383 menyatakan bahwa jika keempat variabel independen tersebut dianggap konstan atau tidak ada penambahan, maka ratarata akrual diskresioner sebesar -13%. Nilai koefisien variabel workload sebesar negatif 0,006 menunjukan bahwa setiap penambahan beban kerja auditor sebesar 1% akan menurunkan diskresioner akrual sebesar 0,6%. Nilai koefisien variabel auditor spesialisasi industri sebesar negatif 0,092 menunjukan bahwa setiap penambahan auditor spesialisasi industri sebesar 1% akan menurunkan diskresioner akrual atau sama dengan meningkatkan kualitas audit sebesar 9,2%. Nilai koefisien variabel audit tenure sebesar positif 0,047 menunjukan bahwa setiap penambahan audit tenure sebesar 1%
78
akan meningkatkan akrual diskresioner atau sama dengan menurunkan kualitas audit sebesar 4,7%. Nilai koefisien variabel komite audit sebesar negatif 0,391 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah anggota komite audit sebesar 1% akan menurunkan akrual diskresioner atau sama dengan meningkatkan kualitas audit sebesar 39%. b. Hasil Pengujian Regresi Dengan Interaksi Hipotesis 5 Sampai Dengan Hipotesis 7 1) H5: Interaksi antara workload dan komite audit terhadap kualitas audit a) Hasil Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi H5 Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate 1 0,276a 0,076 0,063 0,846 a. Predictors: (Constant), WL*KMTE, KMTE, WL b. Dependent Variable: LNDACC Sumber: Output SPSS yang diolah Tabel 4.10 menunjukan nilai adjusted R2 sebesar 0,063. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel workload, komite audit dan interaksi antara workload dengan komite audit hanya bisa menjelaskan 6,3% variasi variabel kualitas audit. Sedangkan sisanya, sebesar 93,7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
79
b) Hasil Uji F Tabel 4.12 Hasil Uji F H5 Sum of Mean Model Squares Df Square F 1 Regression 12,202 3 4,067 5,681 Residual 147,482 206 0,716 Total 159,684 209 a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), WL*KMTE, KMTE, WL Sumber: Output SPSS yang diolah
Sig. 0,001b
Tabel 4.11 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung sebesar 5,681 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu workload (WL), komite audit (KMTE) dan interaksi antara workload dengan komite audit (WL*KMTE) berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit (LNDACC). c) Hasil Uji t Tabel 4.13 Hasil Uji t H5 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta T Sig. 1 (Constant) 0,817 1,157 0,707 0,481 WL -0,043 0,019 -1,228 -2,303 0,022 KMTE -1,083 0,377 -0,411 -2,869 0,005 WL*KMTE 0,012 0,006 1,110 1,995 0,047 a. Dependent Variable: LNDACC Sumber: Output SPSS yang diolah
80
Tabel 4.12 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel workload (WL) memiliki thitung negatif sebesar -2,303 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,022 (<0,05) dan variabel moderating yaitu komite audit (KMTE) memiliki thitung negatif sebesar 2,869 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 (<0,05) sehingga
dapat
dikatakan
workload
dan
juga
komite
berpengaruh terhadap kualitas audit. Variabel WL*KMTE yang merupakan interaksi antara variabel workload dengan komite audit memiliki thitung positif sebesar 1,995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,047 (<0,05) sehingga dapat dikatakan variabel komite merupakan variabel moderating. Artinya interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: LNABS_DACCit =
0,817 - 0,043 WL1 - 1,083 KMTE4 + 0,012 WL1*KMTE4
Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar positif 0,817 menyatakan bahwa jika variabel independen tersebut
dianggap konstan atau tidak ada
penambahan, maka rata-rata akrual diskresioner sebesar 81%. Nilai koefisien variabel workload sebesar negatif -0,043
81
menunjukan bahwa setiap penambahan beban kerja auditor sebesar 1% akan menurunkan diskresioner akrual sebesar 4%. Sedangkan nilai koefisien variabel komite audit sebesar negatif -1,083 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah anggota
komite
audit
sebesar
1%
akan
menurunkan
diskresioner akrual sebesar atau sama dengan meningkatkan kualitas audit 108%. 2) H6: Interaksi antara auditor spesialisasi industri dan komite audit terhadap kualitas audit a) Hasil Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi H6 Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 0,202 0,041 0,027 0,862 a. Predictors: (Constant), SPEC*KMTE, KMTE, SPEC b. Dependent Variable: LNDACC Sumber: Output SPSS yang diolah Tabel 4.13 menunjukan nilai adjusted R2 sebesar 0,027. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel auditor spesialisasi industri, komite audit dan interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit hanya bisa menjelaskan 2,7% variasi variabel kualitas audit. Sedangkan sisanya, sebesar 97.3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
82
b) Hasil Uji F Tabel 4.15 Hasil Uji F H6 Sum of Mean Model Squares Df Square F Sig. 1 Regression 6,517 3 2,172 2,922 0,035b Residual 153,167 206 0,744 Total 159,684 209 a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), SPEC*KMTE, KMTE, SPEC Sumber: Output SPSS yang diolah Tabel 4.14 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung sebesar 2,922 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035. Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu auditor spesialisasi industri (SPEC), komite audit (KMTE) dan interaksi antara auditor spesialisasi industri (SPEC*KMTE) berpengaruh
secara
simultan
terhadap
kualitas
audit
(LNDACC). c) Hasil Uji t Tabel 4.16 Hasil Uji t H6 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta (Constant) -0,901 1,059 SPEC -1,132 1,271 -0,627 KMTE -0,603 0,352 -0,229 SPEC*KMTE 0,312 0,415 0,558 a. Dependent Variable: LNDACC Sumber: Output SPSS yang diolah
T Sig. -0,851 0,396 -0,891 0,374 -1,714 0,088 0,753 0,453
83
Tabel 4.15 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel auditor spesialisasi industri (SPEC) memiliki thitung negatif sebesar 1,132 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,374 (>0,05) dan variabel KMTE memiliki thitung negatif sebesar -0,603 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,088 (>0,05) sehingga dapat dikatakan auditor spesialisasi industri dan komite audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Variabel SPEC*KMTE merupakan interaksi antara variabel auditor spesialisasi industri dengan komite audit memiliki
thitung
positif
sebesar
0,312
dengan
tingkat
signifikansi sebesar 0,453 (>0,05) sehingga dapat dikatakan variabel komite bukan merupakan variabel moderating. Artinya interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan Tabel 4.15 di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: LNABS_DACCit = -0,901 - 1,132 SPEC2 - 0,603 KMTE4 + 0,312 SPEC2*KMTE4 Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar negatif 0,901 menyatakan bahwa jika variabel independen tersebut
dianggap konstan atau tidak ada
penambahan, maka rata-rata akrual diskresioner sebesar 90%.
84
Nilai koefisien variabel auditor spesialisasi industri sebesar negatif -1,132 menunjukan bahwa setiap penambahan beban kerja auditor sebesar 1% akan menurunkan diskresioner akrual atau sama dengan meningkatkan kualitas audit sebesar 113%. Sedangkan nilai koefisien variabel komite audit sebesar negatif -0,603 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah anggota
komite
audit
sebesar
1%
akan
menurunkan
diskresioner akrual atau sama dengan meningkatkan kualitas audit sebesar 60%. 3) H7: Interaksi antara audit tenure dan komite audit terhadap kualitas audit a) Hasil Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi H7 Model R R Square 1 0,218a 0,047 Sumber: Output SPSS yang diolah
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 0,033 0,859
Tabel 4.16 menunjukan nilai adjusted R2 sebesar 0,033. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel audit tenure, komite audit dan interaksi antara audit tenure dengan komite audit hanya bisa menjelaskan 3,3% variasi variabel kualitas audit. Sedangkan sisanya, sebesar 96,7% dijelaskan oleh sebabsebab lain di luar model.
85
b) Hasil Uji F Tabel 4.18 Hasil Uji F H7 Sum of Mean Squares Df Square F Sig. 7,559 3 2,520 3,412 0,018b Residual 152,125 206 0,738 Total 159,684 209 a. Dependent Variable: LNDACC Model 1 Regression
b. Predictors: (Constant), TEN*KMTE, KMTE, TEN Sumber: Output SPSS yang diolah Tabel 4.17 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung sebesar 3,412 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018 (<0,05) yang dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu tenure (TEN), komite audit (KMTE) dan interaksi antara audit tenure dan komite audit (TEN*KMTE) berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit (LNDACC). c) Hasil Uji t Tabel 4.19 Hasil Uji t H7 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta T Sig. -4,049 1,422 -2,847 0,005 0,937 0,469 1,342 1,998 0,047 0,400 0,463 0,152 0,863 0,389
Model 1 (Constant) TEN KMTE TEN,KMT -0,302 0,152 E a, Dependent Variable: LNDACC Sumber: Output SPSS yang diolah
-1,390 -1,986 0,048
86
Tabel 4.18 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel audit tenure (TEN) memiliki thitung positif sebesar 0,937 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,047 (<0,05) sehingga dapat dikatakan audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel KMTE memiliki thitung positif sebesar 0,400 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,389 (>0,05) sehingga dapat dikatakan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Variabel TEN*KMTE yang merupakan interaksi antara variabel audit tenure dengan komite audit memiliki thitung negatif sebesar -0,302 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,048 (<0,05) sehingga dapat dikatakan variabel komite merupakan variabel moderating. Artinya interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan Tabel 4.18 di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: LN_ABSDACCit =
-4,049 + 0,937 TEN3 + 0,400 KMTE4 0,302 SPEC2*KMTE4
Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar negatif 4,049 menyatakan bahwa jika variabel independen tersebut
dianggap konstan atau tidak ada
penambahan, maka rata-rata akrual diskresioner sebesar 404%. 87
Nilai koefisien variabel audit tenure sebesar positif 0,937 menunjukan bahwa setiap penambahan tenure sebesar 1% akan menaikan
diskresioner
akrual
atau
sama
dengan
menurunkankan kualitas audit sebesar 93%. Sedangkan nilai koefisien variabel komite audit sebesar positif 0,400 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah anggota komite audit sebesar 1% akan menaikan diskresioner akrual atau sama dengan menurunkan kualitas audit sebesar 40%.
C. Pembahasan 1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel workload (WL) memiliki thitung negatif sebesar -2,391 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018 (< 0,05). Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima, artinya workload berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardianingsih (2013) yang menemukan bahwa workload tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurutnya, banyaknya penugasan di masa sibuk awal tahun tidak menjadikan auditor memberikan jasa audit yang tidak optimal sebab auditor senantiasa berpegang pada kode etik dan standar audit yang mensyaratkan auditor untuk professional dalam menjalankan penugasan.
88
Namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Adityasih (2010), Setiawan dan Fitriany (2011), Hansen et. al. (2011), Lopez dan Peters (2012) yang menemukan bahwa workload berpengaruh terhadap kualitas audit. Beban kerja akibat banyaknya klien yang harus ditangani serta terbatasnya waktu audit dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukan terdapat arah negatif pada hubungan antara workload dengan akrual diskresioner atau sama dengan memiliki hubungan positif dengan kualitas audit. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar workload maka semakin tinggi kualitas audit. Hal serupa juga ditemukan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Adityasih (2010), Setiawan dan Fitriany (2011), dan Lopez (2012). Peneliti menduga hal tersebut dapat terjadi sebab variabel workload dalam penelitian ini diukur dengan proksi jumlah klien. Jadi, bisa dikatakan bahwa semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin meningkat. Dengan demikian, paradigma mengenai workload akibat banyaknya klien yang harus ditangani auditor dapat menurunkan kualitas audit belum terbukti benar. Banyaknya klien justru lebih
berdampak
positif
meningkatkan
pengalaman
auditor
dan
pemahaman auditor terhadap berbagai macam lingkungan bisnis dengan jenis bisnis, risiko, dan masalah yang berbeda. Meningkatnya pengalaman auditor tersebut akan meningkatkan pula keahlian teknik yang dapat meningkatkan kualitas audit.
89
Selain itu, menurut Adityasih (2010:43), penugasan audit yang banyak menyebabkan auditor semakin memahami karakteristik bisnis klien dan mampu mengurangi manajemen laba akrual. Dengan kata lain penugasan audit yang banyak akan meningkatkan kualitas audit akibat menurunnya tingkat manajemen laba akrual. Menurut Ehlan et., al. (2000) dalam Adityasih (2010:22), seluruh KAP di Indonesia memiliki strategi untuk mengatasi peak season audit sebagai berikut: a. Menggunakan sistem mentoring dari staf senior ke staf junior agar masing-masing staf dapat saling berbagi dan memecahkan masalah. b. Menetapkan sistem bonus untuk setiap jam kerja tambahan. c. Menetapkan sistem karir berbeda sesuai tujuan masing-masing staf. d. Membolehkan auditor memiliki sistem jam kerja fleksibel. e. Mengupah pekerja temporer selama masa-masa sibuk di awal tahun. Disamping itu, peneliti menduga auditor yang memiliki banyak klien mengindikasikan pula bahwa reputasi auditor tersebut sangat baik, sebab klien akan memilih menggunakan auditor yang bereputasi baik untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya. Hal tersebut menyebabkan auditor berusaha menjaga reputasinya dengan lebih berhatihati dalam melakukan audit sehingga akan berpengaruh kepada semakin meningkatnya kualitas audit. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Deis dan Giroux (1992) dalam Alim et. al., (2007:4) bahwa auditor yang memiliki klien yang banyak cenderung akan menjaga reputasinya sehingga kualitas audit meningkat.
90
2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel auditor spesialisasi industri (SPEC) memiliki thitung negatif sebesar -0,092 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,489 (>0,05). Dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak, artinya auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusmin (2010), Adityasih (2010) dan Rachmawati dan Fuad (2013). Adityasih (2010:21) menemukan bahwa terdapat pengaruh auditor spesialisasi industri terhadap manajemen laba akrual atau sama dengan berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh auditor spesialisasi industri terhadap kualitas audit, konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen (2005) Wahyuni dan Fitriany (2009), Luhgiatno (2010), Setiawan dan Fitriany (2011). Peneliti menduga tidak berpengaruhnya auditor spesialisasi industri terhadap kualitas audit menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kualitas audit antara perusahaan yang diaudit oleh KAP yang spesialis dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tidak spesialis. Hal ini diindikasi disebabkan adanya peraturan wajib rotasi audit yang memungkinkan setiap KAP mengaudit berbagai macam perusahaan dengan jenis industri yang berbeda-beda, sehingga KAP memiliki pengalaman di berbagai industri.
91
Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Wahyuni dan Fitriany (2009) yang menemukan bahwa setelah adanya regulasi rotasi wajib auditor tidak ditemukan pengaruh auditor spesialisasi industri namun telah mengubah arah negatif menjadi positif terhadap kualitas audit. Artinya regulasi rotasi audit mampu mengubah pengaruh negatif auditor spesialis menjadi positif meskipun belum terbukti dapat meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian juga menunjukan terdapat arah negatif pada hubungan antara auditor spesialisasi industri dengan akrual diskresioner atau sama dengan memiliki hubungan positif dengan kualitas audit. Artinya perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri kualitas audit yang dihasilkan lebih baik dibandingkan perusahaan yang diaudit oleh auditor non spesialis. Namun auditor spesialisasi industri terbukti belum bisa dijadikan sebagai pengendali terjadinya praktik manajemen laba yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Tidak berpengaruhnya auditor spesialisasi diindikasi disebabkan juga oleh lingkungan hukum Indonesia yang lemah. Menurut Ettredge et al. (2009) dalam Adityasih (2010:25), negara dengan lingkungan hukum yang kuat mendukung auditor untuk mengembangkan kemampuan spesialisasi industri mereka. Menurutnya, dari 29 Negara, Indonesia memiliki skor penegakan hukum terendah. Negara dengan lingkungan hukum yang lemah seperti Indonesia bukanlah tempat yang baik bagi auditor spesialis untuk mengembangkan kemampuan spesialisasi industri.
92
3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel tenure (TEN) memiliki thitung positif sebesar 0,952 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,342 (>0,05). Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak, artinya audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Giri (2010), AlThuneibat, et. al. (2011), Siregar, et. al. (2012), Melya dan Rudiawarni (2014), dan Chang, et. al. (2014) yang menemukan bahwa audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Melya dan Rudiawarni (2014:14), tenure memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Menurutnya, hal tersebut mengindikasikan bahwa adanya kemungkinan perusahaan mempertahankan KAP yang sama dengan pertimbangan bahwa pengetahuan yang diperoleh auditor dengan masa perikatan yang panjang akan meningkatkan kualitas audit terhadap laporan keuangan. Namun, hasil penelitian ini yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit, konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Fitriany (2009), Hardiningsih dan Oktaviani (2012), Ardianingsih (2013). Peneliti menduga hal tersebut mengindikasikan bahwa lamanya perikatan audit antara auditor dengan klien tidak berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.
93
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Fitriany (2009) menunjukan pada periode pasca regulasi rotasi wajib auditor dan KAP tidak menemukan tenure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Tidak berpengaruhnya tenure terhadap kualitas audit diduga disebabkan karena terdapat dua faktor yang mempengaruhi kualitas audit yaitu kompetensi dan independensi yang memiliki pengaruh yang sama kuat terhadap kualitas audit sehingga menghilangkan pengaruh dari tenure terhadap kualitas audit. Menurut Wahyuni dan Fitriany (2009:11) pengaruh independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit memiliki pengaruh yang saling bertolak belakang. Semakin lama masa penugasan akan meningkatkan kompetensi yang dapat meningkatkan kualitas audit. Sedangkan semakin lama masa penugasan juga akan menurunkan independensi yang dapat menurunkan kualitas audit. Jika peningkatan kompetensi dan penurunan independensi sama kuat maka menyebabkan tidak terjadinya hubungan signifikan antara tenure terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini juga menunjukan terdapat arah positif pada hubungan antara tenure terhadap akrual diskresioner yang menunjukan bahwa semakin lama perikatan antara auditor dengan klien dapat menaikan akrual diskresioner atau sama dengan menurunkan kualitas audit. Tenure yang panjang menyebabkan melemahnya independensi auditor akibat sikap auditor yang semakin loyal dengan klien, sehingga tidak semua kesalahan salah saji material yang ditemukan auditor akan dilaporkan.
94
4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel komite audit (KMTE) memiliki thitung negatif sebesar -0,391 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035 (<0,05). Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima, artinya komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardianingsih (2013) yang menemukan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin et. al. (2006), Yasin dan Nelson (2012), Gajevszky (2014) yang menemukan bahwa jumlah anggota komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang dilakukan Yasin dan Nelson (2012) menunjukan bahwa perusahaan dengan jumlah anggota komite audit yang lebih tinggi dengan kualifikasi pascasarjana dan frekuensi pertemuan komite audit berhubungan dengan biaya audit eksternal yang lebih tinggi dan menunjukkan kualitas audit yang lebih tinggi. Penelitian Yasin dan Nelson (2014) didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Gajevszky (2014) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara salah satu mekanisme corporate governance yaitu audit committee existence terhadap kualitas audit.
95
Komite audit bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian untuk menciptakan prinsip-prinsip dari good corporate governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas. Pengawasan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dalam menciptakan keterbukaan pelaporan laporan keuangan serta pengawasan secara independen dalam proses penyusunan laporan keuangan sehingga laporan keuangan yang disajikan berkualitas. Komite Audit berperan membantu Dewan Komisaris dalam rangka peningkatan efektivitas auditor internal dan auditor eksternal serta membantu
auditor
dalam
mempertahankan
independensinya
dari
manajemen dengan tujuan meningkatkan kualitas laporan keuangan. Sehingga keberadaan Komite Audit bermanfaat untuk menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan serta pengungkapan semua informasi oleh manajemen meski terdapat konflik kepentingan. Hasil penelitian juga menunjukan terdapat hubungan negatif antara komite audit dengan akrual deskresioner atau sama dengan berpengaruh positif dengan kualitas audit. Artinya semakin banyak jumlah anggota komite audit di sebuah perusahaan dapat meningkatkan kualitas audit. Dengan demikian menurut peneliti Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 yang mengatur jumlah anggota komite audit sekurangkurangnya terdiri dari 3 orang sudah mampu untuk mengurangi tingkat akrual diskresioner dalam laporan keuangan.
96
5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel WL*KMTE yang merupakan interaksi antara variabel workload dengan komite audit memiliki thitung positif sebesar 1,995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,047 (<0,05). Dengan demikian hipotesis kelima (H5) diterima, artinya interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany (2011). Peneliti menduga keberadaan komite audit dengan jumlah anggota komite audit yang berada di atas standar yaitu tiga orang serta memiliki kompetensi
akuntansi
dan
keuangan
diharapkan
akan
mampu
berkomunikasi dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh auditor serta melakukan pengawasan dan pengendalian menciptakan prinsipprinsip dari good corporate governance terhadap laporan keuangan, dengan maksud membuat laporan keuangan menjadi berkualitas. Dengan demikian diharapkan kesalahan salah saji material dapat diminimalisir. Hal tersebut akan membantu auditor dalam melakukan proses audit sehingga ketika auditor mengalami beban kerja di masa busy season akibat banyaknya klien yang harus ditangani, maka komite audit dapat berperan membantu mengurangi beban kerja auditor.
97
Hasil penelitian juga menunjukan terdapat hubungan positif antara interaksi workload dengan komite audit terhadap akrual deskresioner atau sama dengan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan komite audit di perusahaan berperan memperlemah hubungan antara workload terhadap kualitas audit. Peran komite audit dapat mengurangi beban kerja auditor yang mungkin dapat berpengaruh kepada penurunan kualitas audit. Setiawan dan Fitriany (2011) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa keberadaan komite audit berperan mengurangi pengaruh negatif workload terhadap kualitas audit dan hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2011). 6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukan bahwa variabel SPEC*KMTE yang merupakan interaksi antara variabel auditor spesialisasi industri dengan komite audit memiliki thitung positif sebesar 1,753 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,453 (>0,05) sehingga dapat dikatakan variabel komite bukan merupakan variabel moderating. Dengan demikian hipotesis keenam (H6) ditolak, artinya interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal tersebut menunjukan bahwa ketika perusahaan menggunakan jasa auditor spesialisasi industri maka komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
98
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany (2011) yang menemukan bahwa interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Peneliti menduga tidak berpengaruhnya interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit terhadap kualitas audit disebabkan karena perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri telah berpengalaman dan memiliki pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama sehingga memiliki pemahaman yang lebih mengenai risiko audit khusus pada industri tertentu. Dengan demikian perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri memiliki kualitas audit yang lebih baik. Kondisi tersebut menyebabkan interaksi antara komite audit dengan auditor spesialisasi industri di perusahaan tersebut tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Setiawan dan Fitriany (2011:49) jika perusahaan telah diaudit oleh auditor yang spesialis maka komite audit tidak berpengaruh meningkatkan kualitas audit. Hasil
uji
statistik
deskriptif
menunjukan
bahwa
rata-rata
perusahaan memiliki 3 orang komite audit. Komite audit dengan jumlah 3 orang terbukti belum mampu mempengaruhi hubungan antara auditor spesialisasi industri terhadap kualitas audit. Komite audit yang beranggotakan terlalu sedikit cenderung menyimpan kelemahan yaitu ragam pengalaman anggota yang masih minim mengenai pembuatan laporan keuangan dan prinsip-prinsip pengawasan internal.
99
Sarbanes-Oxley act dalam Sutojo dan Aldridge (2005:132) mengharuskan jumlah anggota komite audit beranggotakan lima orang dan diangkat untuk masa jabatan lima tahun. Komite audit harus memiliki pengetahuan dasar tentang manajemen keuangan. Dua diantara lima orang anggota komite audit tersebut pernah menjadi akuntan publik. Hal ini menunjukan
bahwa
Keputusan
Ketua
BAPEPAM
Nomor
Kep-
29/PM/2004 yang mengatur jumlah anggota komite audit sekurangkurangnya terdiri dari 3 orang masih harus diperbaharui lagi sebab belum mampu mempengaruhi hubungan antara komite audit dengan auditor yang lebih memiliki pengetahuan secara spesifik di industri tersebut terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Wiratmaja (2015). Menurutnya komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan akan memunculkan komunikasi yang baik dengan auditor dalam mengkomunikasikan mengenai permasalahan audit serta menemukan jalan keluar sehingga akan mendorong dihasilkannya audit yang lebih berkualitas. 7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel TEN*KMTE yang merupakan interaksi antara variabel audit tenure dengan komite audit memiliki thitung negatif sebesar 0,302 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,048 (<0,05) sehingga dapat
100
dikatakan variabel komite merupakan variabel moderating. Dengan demikian hipotesis ketujuh (H7) diterima, artinya interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuratama (2011) dan Putri dan Wiratmaja (2015). Hasil penelitian juga menunjukan terdapat hubungan positif antara interaksi audit tenure dengan komite audit terhadap kualitas audit artinya interaksi komite dengan audit tenure memperkuat pengaruh terhadap kualitas audit. Peneliti menduga hal tersebut disebabkan oleh komite audit yang telah berperan dalam mengawasi dan menerapkan peraturan rotasi wajib auditor di perusahaan dalam rangka membantu auditor menjaga independensinya dengan manajemen. Penerapan peraturan rotasi audit ini dapat membantu mengatasi kekhawatiran akan hubungan erat antara auditor dengan manajemen yang membuat lemahnya independensi auditor akibat masa perikatan yang panjang. Sehingga hubungan kekerabatan antara auditor dengan manajemen yang dapat merusak kualitas audit dapat dibatasi dengan peranan komite audit di sebuah perusahaan. Hasil penelitian Putri dan Wiratmaja (2015:583) menemukan bahwa semakin tingginya kualitas komite audit akan berpengaruh pada semakin pendeknya masa perikatan antara KAP dengan kliennya. Hal ini disebabkan karena komite audit yang berkualitas akan menjalankan tugasnya dengan efektif saat mengawasi auditor eksternal dengan cara memperpendek masa perikatan audit.
101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan model regresi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Workload berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Adityasih (2010), Setiawan dan Fitriany (2011), Hansen et. al., (2011), Lopez dan Peters et. al., (2012). 2. Auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Chen et. al., (2005) Wahyuni dan Fitriany (2009), Luhgiatno (2010), Setiawan dan Fitriany (2011). 3. Audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Wahyuni dan Fitriany (2009), Hardiningsih dan Oktaviani (2012), Ardianingsih (2013). 4. Komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Lin et. al. (2006), Yasin dan Nelson (2012), Gajevszky (2014). 5. Interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Setiawan dan Fitriany (2011).
102
6. Interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Setiawan dan Fitriany (2011). 7. Interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Nuratama (2011) dan Putri dan Wiratmaja (2015).
B. Saran Berikut saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang akan digunakan seperti rotasi audit, fee audit, client importance, ukuran KAP, dll sehingga hasilnya dapat memperkaya pembahasan mengenai kualitas audit. 2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi kualitas audit dengan model lain seperti model Jones (1991), model Dechow et. al., (1995), dan model Kothari (2005), sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan model Kaznik (1999) yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Penelitian selanjutnya disarankan memperpanjang periode pengamatan. 4. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperluas wilayah sampel penelitian dengan menambah perusahaan atau industri lain seperti industri keuangan sehingga dapat dibandingkan kualitas industri mana yang lebih baik.
103
DAFTAR PUSTAKA
Adityasih, Tia. “Analisa Pengaruh Pendidikan Profesi, Pengalaman Auditor, Jumlah Klien (Audit Capacity) dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit”. Tesis Universitas Indonesia. 2010. Alim, M. Nizarul; Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti. “Pengaruh Kompetensi dan IndependensiTerhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. 2007. AlThuneibat, Ali Abedalqader; Ream Tawfiq Ibrahim Al Issa dan Rana Ahmad Ata Baker. “Do Audit Tenure and Firm Size Contribute to Audit Quality?”. Managerial Auditing Journal. Vol.26, No.4, pp. 317-334, 2011. Ardianingsih, Arum. “Pengaruh Komite Audit, Lama Perikatan Audit dan Audit Capacity Stress Terhadap Kualitas Audit”. 2013. Belkaoui, Ahmed Riahi. “Teori Akuntansi” Buku Dua Edisi Lima. Salemba Empat. Jakarta. 2007. Boynton, William C. Raymond N, Jhonson dan Walter G. Kell. “Modern Auditing”. Erlangga. Jakarta. 2006. Buchheit, Steve dan William L. Buslepp. “Workload Ratios As Audit Quality Indicators: An Emperical AnalysisUsing PCAOB Headcount Disclousures”. 2014. Chang, Yu-Shan; Li Lin (Sunny) Liu dan Dana A. Forgione. “The Effects of Mandatory Auditor Rotation on Audit Quality in Taiwan: A Hierarchical Linear Modeling Analysis”. Global Conference on Business and Finance Proceedings. Vol.9, No.2, 2014. Chen, Ken Y.; Kuen-Lin Lin; dan Jian Zhou. “Audit Quality and Earnings Management for Taiwan IPO Firms”. Managerial Auditing Journal. Vol. 20, No. 1, pp. 86-104. 2005. DeAngelo, L.“Auditor Independence, „Low Balling‟ and Disclosure Regulation”. Journal of Accounting and Economics. Vol.3, pp. 113-27, 1981. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). “Seri Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)”. Jakarta. 2006. www.fcgi.or.id Gajevszky, Andra. “Audit Quality and Corporate Governance: Evidence from the Bucharest Stock Exchange”. 6th International Scientific Conference on Economic and Social Development and 3 Eastern European ESD Conference: Business Continuity. Vienna. 2014. 104
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Salemba Empat. Jakarta. 2013. Giri, Efraim Ferdinan. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010. Hansen, Stephen C; Krishna R. Kumar; Marry W. Sullivan. “Auditor Capacity Stress and Audit Quality: Market-Based Evidence from Andersen‟s Indictment. Journal of Accounting and Economics. pp. 10-49. 2008. Hartadi, Bambang. “Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. 2012. Hutabarat, Goodman. “Pengaruh Pengalaman, Time Budget Pressure dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Ilmiah ESAI. Vol.6, No.1, 2012. Lin, J.W., J.F. Li dan J.S. Yang. “The effect of audit committee performance on earnings quality”. Managerial Auditing Journal. Vol. 21, No. 9, pp. 921-933. 2006. Lopez, Dennis M. dan Gary F Peters. “Auditor Workload Compression and Busy Season Auditor Switching”. Accounting Horizons. Vol.25, No.2, pp.357-380. 2011. ________“The Effect of Workload Compression on Audit Quality”. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Vol.31. No.4. pp. 139-165. 2012. Luhgiatno. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia”. Tesis Universitas Diponegoro. 2008. Melya dan Feliza Arnu Rudiawarni. “Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran Audit Firm Terhadap Kualitas Audit Pada Badan Usaha Yang Go-Publik di BEI Periode 2010-2012”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol.3, No.1. 2014. Nuratama, I Putu. “Pengarauh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi”. Tesis Universitas Udayana. 2011. Purwanto, Anang. 2010. “IAPI Tolak Materi RUU Akuntan Publik”. Okezone. Minggu, 22 Agustus 2010. Artikel diakses tanggal 18 Januari 2015. http://www.economy.okezone.com/read/2010/08/22/20/365431/iapitolak-materi-ruu-akuntan-publik.
105
Putri, Desak Dyah Eka dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. “Kualitas Komite Audit Memoderasi Pengaruh Masa Perikatan Audit Dan Spesialisasi Auditor Pada Kualitas Audit”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2015. Rachmawati, Yulia dan Fuad. “Pengaruh Kualitas Auditor terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Non- Keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011)”. Diponegoro Journal of Accounting.Vol.2, No.3, pp.1-9. 2013. Rusmin, Rusmin. “Auditor Quality and Earnings Management: Singaporean Evidence”. Managerial Auditing Journal. Vol.25, No,7, pp.618-638, 2010. Setiawan, Liswan. “Pengaruh Workload dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Kualitas Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia (JAKI). Vol.8, No.1, 2011. Siregar, Sylvia Veronica dan Siddharta Utama. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 2005. Siregar, Sylvia Veronica; Fitriany Amarullah; Arie Wibowo dan Viska Anggraita. “Audit Tenure. Audit Rotation. and Audit Quality: The Case of Indonesia”. Asian Journal of Business and Accounting. 2012. Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge. “Good Corporate Governance. Tata Kelola Perusahaan yang Sehat”. Damar Mulia Pustaka. 2008. Sulistyanto, H. Sri. “Manajemen Laba. Teori dan Model Empiris”. Grasindo. Jakarta, 2008. Ujiyantho, Moh. Arief dan Bambang Agus P. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. 2007. Wahyuni, Nur dan Fitriany. “Pengaruh Client Importance, Tenure, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit”. Jurnal akuntansi. Universitas Indonesia. 2009. Yasin, Fatimah Mat dan Sherliza Puat Nelson. “Audit Commite and Internal Audit: Implications on Audit Quality”. International Journal of Economics. Management and Accounting. Vol.20, No.2. 2012.
106
LAMPIRAN
107
LAMPIRAN 1: Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No.
Kode
Nama Pe rusahaan
Industri
IPO
DELISTING
USD
TIDAK LENGKAP
SAMPEL
1
ADES
Akasha Wira International T bk
Industri Barang
2
ADMG
Polychem Indonesia T bk
Aneka Industri
3
AISA
T iga Pilar Sejahtera Food T bk
Industri Barang
4
AKKU
Alam Karya Unggul T bk
Industri Dasar Kimia
5
AKPI
Argha Karya Prima Industry T bk
Industri Dasar Kimia
6
ALDO
Alkindo Naratama T bk
Industri Dasar Kimia
7
ALKA
Alakasa Industrindo T bk
Industri Dasar Kimia
8
ALMI
Alumindo Light MetalT bk
Industri Dasar Kimia
9
ALT O
T ri Banyan T irta T bk
Industri Barang
10
AMFG
Asahimas Flat Glass T bk
Industri Dasar Kimia
11
APLI
Asiaplast Industries T bk
Industri Dasar Kimia
12
AQUA
Aqua Golden Mississippi T bk*)
Industri Barang
13
ARGO
Argo Pantes T bk
Aneka Industri
14
ARNA
Arwana Citramulia T bk
Industri Dasar Kimia
15
ASII
Astra International T bk
Aneka Industri
16
AUT O
Astra Otoparts T bk
Aneka Industri
17
BAJA
Saranacentral Bajatama T bk
Industri Dasar Kimia
18
BAT A
Sepatu Bata T bk
Aneka Industri
19
BIMA
Primarindo Asia T bk
Aneka Industri
20
BRAM
Indo Kordsa T bk
Aneka Industri
21
BRNA
Berlina T bk
Industri Dasar Kimia
22
BRPT
Barito Pacific T bk
Industri Dasar Kimia
23
BT ON
Betonjaya Manunggal T bk
Industri Dasar Kimia
24
BUDI
Budi Acid Jaya T bk
Industri Dasar Kimia
25
CEKA
Cahaya Kalbar T bk
Industri Barang
26
CNT X
Century T extile T bk
Aneka Industri
27
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia T bk
Industri Dasar Kimia
28
CT BN
Citra T ubindo T bk
Industri Dasar Kimia
29
DAVO
Davomas Abadi T bk
Industri Barang
30
DLT A
Delta Djakarta T bk
Industri Barang
31
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara T bk
Industri Dasar Kimia
32
DVLA
Darya Varia Laboratoria T bk
Industri Barang
33
DYNA
Dynaplast T bk*)
Industri Barang
34
EKAD
Ekadharma International T bk
Industri Dasar Kimia
35
ERT X
Eratex Djaja T bk
Aneka Industri
36
EST I
Ever Shine T ex T bk
Aneka Industri
37
ET WA
Eterindo Wahanatama T bk
Industri Dasar Kimia
38
FASW
Fajar Surya Wisesa T bk
Industri Dasar Kimia
39
FPNI
T itan Kimia Nusantara T bk
Industri Dasar Kimia
40
GDST
Gunawan Dianjaya Steel T bk
Industri Dasar Kimia
41
GDYR
Goodyear Indonesia T bk
Aneka Industri
42
GGRM
Gudang Garam T bk
Industri Barang
43
GJT L
Gajah T unggal T bk
Aneka Industri
44
HDT X
Panasia Indo Resources T bk
Aneka Industri
45
HMSP
H.M. Sampoerna T bk
Industri Barang
46
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur T bk Industri Barang
47
IGAR
Champion Pacific Indonesia T bk
Industri Dasar Kimia
48
IKAI
Intikeramik Alamasri Industri T bk
Industri Dasar Kimia
49
IKBI
Sumi Indo Kabel T bk
Aneka Industri
50
IMAS
Indomobil Sukses T bk
Aneka Industri
Bersambung pada halaman berikutnya
108
Lampiran 1 (Lanjutan) No.
Kode
Nama Pe rusahaan
Industri
IPO
DELISTING
USD
TIDAK LENGKAP
SAMPEL
51
INAF
Indofarma T bk
Industri Barang
52
INAI
Indal Aluminium Industry T bk
Industri Dasar Kimia
53
INCI
Intanwijaya Internasional T bk
Industri Dasar Kimia
54
INDF
Indofood Sukses Makmur T bk
Industri Barang
55
INDR
Indo Rama Synthetics T bk
Aneka Industri
56
INDS
Indospring T bk
Aneka Industri
57
INKP
Indah Kiat Pulp & Paper T bk
Industri Dasar Kimia
58
INRU
T oba Pulp Lestari T bk
Industri Dasar Kimia
59
INT P
Indocement T unggal Prakasa T bk
Industri Dasar Kimia
60
IPOL
Indopoly Swakarsa Industry T bk
Industri Dasar Kimia
61
ISSP
Steel Pipe Industry of Indonesia T bkIndustri Dasar Kimia
62
JECC
Jembo Cable Company T bk
Aneka Industri
63
JKSW
Jakarta Kyoei Steel Works T bk
Industri Dasar Kimia
64
JPFA
JAPFA Comfeed Indonesia T bk
Industri Dasar Kimia
65
JPRS
Jaya Pari Steel T bk
Industri Dasar Kimia
66
KAEF
Kimia Farma T bk
Industri Barang
67
KARW
Karwell Indonesia T bk
Aneka Industri
68
KARW
ICT SI Jasa Prima T bk
Aneka Industri
69
KBLI
KMI Wire & Cable T bk
Aneka Industri
70
KBLM
Kabelindo Murni T bk
Aneka Industri
71
KBRI
Kertas Basuki Rachmat T bk
Industri Dasar Kimia
72
KDSI
Kedawung Setia Industrial T bk
Industri Barang
73
KIAS
Keramika Indonesia Assosiasi T bk
Industri Dasar Kimia
74
KICI
Kedaung Indah Can T bk
Industri Barang
75
KLBF
Kalbe Farma T bk
Industri Barang
76
KRAH
Grand Kartech T bk
Aneka Industri
77
KRAS
Krakatau Steel (Persero) T bk
Industri Dasar Kimia
78
LION
Lion Metal Works T bk
Industri Dasar Kimia
79
LMPI
Langgeng Makmur Industri T bk
Industri Barang
80
LMSH
Lionmesh Prima T bk
Industri Dasar Kimia
81
LPIN
Multi Prima Sejahtera T bk
Aneka Industri
82
MAIN
Malindo Feedmill T bk
Industri Dasar Kimia
83
MASA
Multistrada Arah Sarana T bk
Aneka Industri
84
MBT O
Martina Berto T bk
Industri Barang
85
MERK
Merck Indonesia T bk
Industri Barang
86
MLBI
Multi Bintang Indonesia T bk
Industri Barang
87
MLIA
Mulia Industrindo T bk
Industri Dasar Kimia
88
MRAT
Mustika Ratu T bk
Industri Barang
89
MYOR
Mayora Indah T bk
Industri Barang
90
MYRX
Hanson International T bk
Industri Dasar Kimia
91
MYT X
Apac Citra Centertex T bk
Aneka Industri
92
NIKL
Pelat T imah Nusantara T bk
Industri Dasar Kimia
93
NIPS
Nipress T bk
Aneka Industri
94
PAFI
Pan Brothers T bk
Aneka Industri
95
PBRX
Panasia Filament Inti T bk
Aneka Industri
96
PICO
Pelangi Indah Canindo T bk
Industri Dasar Kimia
97
POLY
Asia Pacific Fibers T bk
Aneka Industri
98
PRAS
Prima Alloy Steel Universal T bk
Aneka Industri
99
PSDN
Prasidha Aneka Niaga T bk
Industri Barang
Sat Nusapersada T bk
Aneka Industri
100 PT SN
Bersambung pada halaman berikutnya
109
Lampiran 1 (Lanjutan) No.
Kode
Nama Pe rusahaan
Industri
IPO
DELISTING
USD
TIDAK LENGKAP
SAMPEL
101 PYFA
Pyridam Farma T bk
Industri Barang
102 RICY
Ricky Putra Globalindo T bk
Aneka Industri
103 RMBA
Bentoel Internasional Investama T bkIndustri Barang
104 ROT I
Nippon Indosari Corpindo T bk
Industri Barang
105 SAIP
Surabaya Agung Industri T bk
Industri Dasar Kimia
106 SCCO
Supreme Cable T bk
Aneka Industri
107 SIAP
Sekawan Intipratama T bk
Industri Dasar Kimia
108 SIDO
Industri Jamu Sido Muncul T bk
Industri Barang
109 SIMA
Siwani Makmur T bk
Industri Dasar Kimia
110 SIMM
Surya Intrindo Makmur T bk
Aneka Industri
111 SIPD
Sierad Produce T bk
Industri Dasar Kimia
112 SKLT
Sekar Laut T bk
Industri Barang
113 SMBR
Semen Baturaja T bk
Industri Dasar Kimia
114 SMCB
Holcim Indonesia T bk
Industri Dasar Kimia
115 SMGR
Semen Indonesia (Persero) T bk
Industri Dasar Kimia
116 SMSM
Selamat Sempurna T bk
Aneka Industri
117 SOBI
Sorini Agro Asia Corporindo T bk
Industri Dasar Kimia
118 SPMA
Suparma T bk
Industri Dasar Kimia
119 SQBI
T aisho Pharmaceutical Indonesia T bk I ndustri Barang
120 SRIL
Sri Rejeki Isman T bk
Aneka Industri
121 SRSN
Indo Acidatama T bk
Industri Dasar Kimia
122 SST M
Sunson T extile Manufacture T bk
Aneka Industri
123 ST AR
Star Petrochem T bk
Aneka Industri
124 ST T P
Siantar T op T bk
Industri Barang
125 SULI
SLJ Global T bk
Industri Dasar Kimia
126 T BMS
T embaga Mulia Semanan T bk
Industri Dasar Kimia
127 T CID
Mandom Indonesia T bk
Industri Barang
128 T FCO
T ifico Fiber Indonesia T bk
Aneka Industri
129 T IRT
T irta Mahakam Resources T bk
Industri Dasar Kimia
130 T KIM
Pabrik Kertas T jiwi Kimia T bk
Industri Dasar Kimia
131 T OT O
Surya T oto Indonesia T bk
Industri Dasar Kimia
132 T PIA
Chandra Asri Petrochemical T bk
Industri Dasar Kimia
133 T RIS
T risula International T bk
Aneka Industri
134 T RST
T rias Sentosa T bk
Industri Dasar Kimia
135 T SPC
T empo Scan Pacific T bk
Industri Barang
136 ULT J
Ultra Jaya Milk T bk
Industri Barang
137 UNIC
Unggul Indah Cahaya T bk
Industri Dasar Kimia
138 UNIT
Nusantara Inti Corpora T bk
Aneka Industri
139 UNT X
Unitex T bk
Aneka Industri
140 UNVR
Unilever Indonesia T bk
Industri Barang
141 VOKS
Voksel Electric T bk
Aneka Industri
142 WIIM
Wismilak Inti Makmur T bk
Industri Barang
143 YPAS
Yanaprima Hastapersada T bk
Industri Dasar Kimia
12
Total
Sumber: Data sekunder yang diolah
110
7
26
28
70
LAMPIRAN 2 : Data yang Diolah No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Sampel ADES
AISA
AKKU
AKPI
ALKA
ALMI
AMFG
APLI
ARNA
ASII
AUTO
BIMA
BRNA
BTON
DLTA
DVLA
EKAD
ETWA
FASW
GDST
Tahun
LN DACC
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
WL
-2,50 -3,14 -2,66 -4,08 -4,70 -2,66 -0,04 -3,18 -3,84 -3,79 -2,89 -3,19 -1,31 -1,88 -3,35 -3,26 -2,16 -2,83 -3,35 -4,77 -3,51 -2,07 -3,07 -2,84 -2,96 -3,02 -2,17 -3,06 -3,03 -3,00 -2,80 -2,52 -2,68 -0,99 -4,36 -0,99 -2,80 -2,92 -2,31 -0,99 -3,27 -4,27 -1,47 -1,65 -1,92 -3,07 -2,48 -3,63 -2,26 -2,44 -2,55 -1,81 -1,70 -3,83 -2,82 -1,16 -2,79 -3,78 -2,41 -1,54
Bersambung pada halaman berikutnya
111
SPEC 31,56 32,94 27,53 46,80 48,13 46,78 35,43 40,17 77,67 62,25 95,63 86,95 43,50 37,17 42,00 35,43 47,27 50,67 42,36 42,58 50,91 54,29 95,63 86,95 62,25 95,63 86,95 44,45 48,46 50,17 44,45 48,46 50,17 4,33 4,00 14,00 0,95 25,73 27,76 46,80 48,13 46,78 41,70 0,79 54,00 62,25 95,63 86,95 1,00 34,40 43,80 46,80 47,14 71,08 41,70 0,79 54,00 58,62 34,85 99,00
TEN 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
KMTE 2 3 4 3 4 5 2 1 1 2 3 4 1 2 3 3 4 5 3 4 5 2 1 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 3 1 2 1 2 3 3 4 5 3 1 2 2 3 4 1 2 3 3 1 1 3 1 2 3 4 5
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Lampiran 2 (Lanjutan) No. 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126
Sampel GGRM
GJTL
HDTX
HMSP
ICBP
IGAR
IKAI
IMAS
INAI
INDF
INDS
JECC
JKSW
JPRS
KBLI
KBLM
KLBF
LMPI
LMSH
MERK
MLIA
Tahun
LN DACC
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
WL
-2,30 -2,81 -3,34 -3,63 -2,83 -2,11 -2,63 -4,43 -1,33 -2,88 -3,45 -1,11 -2,36 -3,90 -3,83 -2,28 -3,70 -3,92 -2,54 -2,70 -2,71 -1,67 -2,14 -1,92 -2,40 -4,52 -2,38 -2,43 -2,67 -2,64 -2,88 -3,57 -3,03 -2,27 -3,98 -3,11 -1,60 -2,29 -3,71 -4,34 -2,51 -3,36 -2,55 -3,85 -2,68 -3,55 -3,28 -2,11 -3,22 -3,16 -1,55 -2,17 -3,70 -4,10 -1,25 -0,99 -3,09 -2,34 -2,47 -1,79 -1,69 -3,21 -2,22
Bersambung pada halaman berikutnya
112
SPEC 42,36 42,58 50,91 41,70 0,79 54,00 18,18 51,00 59,00 44,45 48,46 50,17 62,25 95,63 86,95 46,80 48,13 44,83 10,00 55,76 40,95 62,25 95,63 86,95 35,43 47,27 50,67 62,25 95,63 86,95 32,75 69,62 66,44 54,29 69,62 66,44 18,40 3,00 16,80 46,80 48,13 46,78 41,70 0,79 54,00 18,18 59,67 71,08 62,25 95,63 86,95 58,62 34,85 99,00 45,25 59,67 71,08 42,36 42,58 50,91 41,70 0,79 54,00
TEN 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
KMTE 3 4 5 3 1 2 3 1 2 3 4 5 2 3 4 3 4 1 2 1 2 2 3 4 3 4 5 2 3 4 1 1 2 2 3 4 4 1 1 3 4 5 3 1 2 3 1 2 2 3 4 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 1 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Lampiran 2 (Lanjutan) No. 127 128 129 130 131 132 133 134 135 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192
Sampel MRAT
MYOR
MYRX
NIPS
PICO
PSDN
RMBA
ROTI
SCCO
SIAP
SKLT
SMCB
SMGR
SMSM
SPMA
SRSN
SSTM
STTP
SULI
TOTO
TRST
Tahun 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
LN DACC -2,23 -3,21 -2,37 -1,55 -1,80 -3,13 -0,86 -1,97 -4,72 -1,54 -2,34 -2,36 -2,42 -3,43 -3,04 -2,40 -2,75 -3,62 -1,48 -3,02 -2,59 -3,08 -2,72 -2,73 -2,62 -4,58 -3,73 -1,63 -3,81 -2,50 -1,77 -2,78 -3,78 -3,56 -4,52 -3,76 -2,95 -2,44 -2,60 -3,04 -4,64 -4,82 -3,94 -3,37 -3,11 -1,93 -2,97 -2,87 -2,30 -2,08 -2,70 -2,95 -3,73 -2,19 -2,56 -2,31 -1,61 -3,81 -3,48 -2,85 -3,22 -2,74 -3,25
Bersambung pada halaman berikutnya
113
WL
SPEC 45,25 59,67 71,08 40,36 63,27 69,00 18,40 25,73 86,95 35,00 40,17 53,00 18,18 5,67 12,00 62,25 95,63 86,95 44,45 48,46 50,17 62,25 95,63 86,95 18,18 59,67 40,95 40,67 70,75 72,25 35,43 47,27 50,67 62,25 95,63 86,95 62,25 95,63 54,00 45,50 34,40 86,95 58,62 34,85 99,00 46,80 48,13 46,78 5,33 8,67 4,67 46,80 48,13 46,78 62,25 95,63 86,95 62,25 95,63 86,95 62,25 95,63 86,95
TEN 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
KMTE 3 4 5 1 2 3 2 1 1 2 1 2 4 1 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 1 1 2 3 4 3 4 5 3 4 5 2 3 1 4 1 1 3 4 5 3 4 5 1 2 3 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Lampiran 2 (Lanjutan) No. 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210
Sampel TSPC
ULTJ
UNIT
UNVR
VOKS
YPAS
Tahun 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
LN DACC -2,48 -3,86 -4,18 -2,77 -4,47 -4,17 -2,50 -3,40 -3,15 -3,00 -3,09 -1,81 -2,01 -3,07 -2,38 -1,95 -2,69 -2,21
Sumber : Data Sekunder yang Dioleh
114
WL
SPEC 54,29 69,62 66,44 5,33 16,00 66,44 17,00 31,00 20,00 44,45 48,46 50,17 46,80 47,14 42,86 45,50 34,40 43,80
TEN 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
KMTE 3 4 5 6 1 1 2 1 2 2 3 4 1 1 1 3 1 2
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Perhitungan Diskresioner Akrual (DACC) TAC Sampel
Thn
NIit
CFOit
TACCit
TAit-1 TAit-1
(∆REV-REC)
1 TAit
REVit
REVit-1
∆REV
RECit
RECit-1
∆REC
PPEi PPEit
TAit-1
CFO CFOit
CFOit-1
∆CFO
TAit-1
RES TAit-1
ABS(DAC C)
LN(ABSDAC C)
-1
ADES
AISA
AKKU
AKPI
ALKA
ALMI
AMFG
APLI
ARNA
ASII
2011
29,627
57,228
(27,601)
324,493
(0.09)
0.00
299,409
218,748
80,661
71,797
95,929
(24,132)
0.32
102,574
0.32
57,228
(29,748)
86,976
0.27
0.03
0.03
(3.56)
2012
76,631
87,274
(10,643)
316,048
(0.03)
0.00
476,638
299,409
177,229
71,787
71,797
(10)
0.56
109,553
0.35
87,274
57,228
30,046
0.10
0.01
0.01
(4.52)
2013
59,194
40,102
19,092
389,094
0.05
0.00
502,524
476,638
25,886
79,179
71,787
7,392
0.05
141,558
0.36
40,102
87,274
(47,172)
(0.12)
0.02
0.02
(3.76)
2011
185,179
29,662
155,517
1,936,950
0.08
0.00
1,752,802
705,220
1,047,582
474,549
163,025
311,524
0.38
933,668
0.48
29,662
(23,125)
52,787
0.03
0.05
0.05
(2.95)
2012
324,465
128,335
196,130
3,590,309
0.05
0.00
2,747,623
1,752,802
994,821
560,046
474,549
85,497
0.25
1,233,721
0.34
128,335
29,662
98,673
0.03
0.09
0.09
(2.44)
2013
449,586
78,729
370,857
3,867,576
0.10
0.00
4,056,735
2,747,623
1,309,112
904,695
560,046
344,649
0.25
1,302,328
0.34
78,729
128,335
(49,606)
(0.01)
0.07
0.07
(2.60)
2011
(2,647)
9,764
(12,411)
28,380
(0.44)
0.00
2,568
2,949
(381)
530
834
(304)
(0.00)
9,251
0.33
9,764
(1,494)
11,258
0.40
0.04
0.04
(3.35)
2012
(6,458)
(768)
(5,690)
7,840
(0.73)
0.00
1,603
2,568
(965)
446
530
(84)
(0.11)
7,840
1.00
(768)
9,764
(10,532)
(1.34)
0.01
0.01
(4.77)
2013
(2,686)
2,886
(5,572)
10,583
(0.53)
0.00
2,697
1,603
1,094
18,567
446
18,121
(1.61)
21,709
2.05
2,886
(768)
3,654
0.35
0.03
0.03
(3.51)
2011
78,579
134,955
(56,376)
1,297,898
(0.04)
0.00
1,505,559
1,099,386
406,173
255,873
167,059
88,814
0.24
776,846
0.60
134,955
(3,721)
138,676
0.11
0.05
0.05
(2.96)
2012
58,038
12,203
45,835
1,556,601
0.03
0.00
1,509,185
1,505,559
3,626
298,445
255,873
42,572
(0.03)
808,101
0.52
12,203
134,955
(122,752)
(0.08)
0.05
0.05
(3.02)
2013
66,417
(24,262)
90,679
1,714,834
0.05
0.00
1,663,385
1,509,185
154,200
415,418
298,445
116,973
0.02
996,051
0.58
(24,262)
12,203
(36,465)
(0.02)
0.11
0.11
(2.17)
2011
12,432
27,922
(15,490)
159,196
(0.10)
0.00
873,024
845,070
27,954
200,448
117,374
83,074
(0.35)
2,687
0.02
27,922
38
27,884
0.18
0.08
0.08
(2.54)
2012
6,232
(4,757)
10,989
258,484
0.04
0.00
836,887
873,024
(36,137)
111,838
200,448
(88,610)
0.20
3,177
0.01
(4,757)
27,922
(32,680)
(0.13)
0.07
0.07
(2.70)
2013
(577)
(508)
(69)
147,882
(0.00)
0.00
1,099,620
836,887
262,733
152,247
111,838
40,409
1.50
9,530
0.06
(508)
(4,757)
4,250
0.03
0.07
0.07
(2.71)
2011
45,302
212,460
(167,158)
1,504,154
(0.11)
0.00
3,609,867
3,019,070
590,797
199,366
160,280
39,086
0.37
546,453
0.36
212,460
(73,946)
286,406
0.19
0.18
0.18
(1.69)
2012
2,617
(28,929)
31,546
1,791,523
0.02
0.00
3,221,635
3,609,867
(388,232)
108,995
199,366
(90,371)
(0.17)
684,846
0.38
(28,929)
212,460
(241,389)
(0.13)
0.04
0.04
(3.21)
2013
22,939
(713,749)
736,688
1,881,569
0.39
0.00
2,871,313
3,221,635
(350,322)
201,166
108,995
92,171
(0.24)
816,552
0.43
(713,749)
(28,929)
(684,820)
(0.36)
0.11
0.11
(2.22)
2011
446,661
335,387
111,274
2,372,657
0.05
0.00
2,596,271
2,426,138
170,133
268,609
240,013
28,596
0.06
1,152,779
0.49
335,387
481,895
(146,508)
(0.06)
0.02
0.02
(3.81)
2012
463,812
512,281
(48,469)
2,690,595
(0.02)
0.00
2,857,310
2,596,271
261,039
310,118
268,609
41,509
0.08
1,384,995
0.51
512,281
335,387
176,894
0.07
0.03
0.03
(3.48)
2013
450,753
634,012
(183,259)
3,115,421
(0.06)
0.00
3,216,480
2,857,310
359,170
400,446
310,118
90,328
0.09
1,478,147
0.47
634,012
512,281
121,731
0.04
0.06
0.06
(2.85)
2011
18,889
17,654
1,235
334,951
0.00
0.00
308,434
283,739
24,695
55,371
44,035
11,336
0.04
184,400
0.55
17,654
30,870
(13,217)
(0.04)
0.27
0.27
(1.31)
2012
5,961
14,312
(8,351)
334,702
(0.02)
0.00
343,678
308,434
35,244
68,305
55,371
12,934
0.07
187,612
0.56
14,312
17,654
(3,342)
(0.01)
0.15
0.15
(1.88)
2013
2,742
62,415
(59,673)
333,867
(0.18)
0.00
281,551
343,678
(62,127)
44,108
68,305
(24,197)
(0.11)
171,881
0.51
62,415
14,312
48,103
0.14
0.04
0.04
(3.35)
2011
129,918
143,853
(13,935)
873,154
(0.02)
0.00
922,685
830,184
92,501
199,687
196,501
3,186
0.10
564,891
0.65
143,853
115,491
28,361
0.03
0.04
0.04
(3.26)
2012
212,272
237,696
(25,424)
831,508
(0.03)
0.00
1,113,664
922,685
190,979
219,607
199,687
19,920
0.21
598,525
0.72
237,696
143,853
93,843
0.11
0.12
0.12
(2.16)
2013
316,350
278,878
37,472
937,360
0.04
0.00
1,417,640
1,113,664
303,976
306,381
219,607
86,774
0.23
705,761
0.75
278,878
237,696
41,182
0.04
0.06
0.06
(2.83)
2011
25,772,0
9,330,000
16,442,0
112,857,00
0.15
0.00
162,564,00
129,038,00
33,526,00
37,405,00
23,919,00
13,486,00
0.18
28,604,00
0.25
9,330,000
2,907,00
6,423,000
0.06
0.37
0.37
(0.99)
2012
27,898,
8,930,000
18,968,0
153,521,00
0.12
0.00
188,053,00
162,564,00
25,489,00
38,608,00
37,405,00
1,203,000
0.16
34,326,00
0.22
8,930,000
9,330,00
(400,000)
(0.00)
0.04
0.04
(3.27)
2013
27,523,0
21,250,00
6,273,00
182,274,00
0.03
0.00
193,880,00
188,053,00
5,827,000
51,645,00
38,608,00
13,037,00
(0.04)
37,862,00
0.21
21,250,00
8,930,00
12,320,00
0.07
0.01
0.01
(4.27)
Bersambung pada halaman berikutnya
115
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) Sampel
AUTO
BIMA
BRNA
BTON
DLTA
DVLA
EKAD
ETWA
FASW
GDST
GGRM
GJTL
HDTX
TACC
1
TAit-1
TAit-
PPEit
∆REC
1,017,494
849,087
168,407
0.17
1,547,831
0.28
258,576
399,127
(140,551)
1,187,967
1,017,494
170,473
0.11
2,084,184
0.30
537,785
258,576
279,209
2,424,503
1,650,635
1,187,967
462,668
0.22
3,182,962
0.36
551,756
537,785
321,452
(137,065)
10,526
8,942
1,584
(1.59)
15,192
0.17
539
243,531
184,387
59,144
13,054
10,526
2,528
0.62
15,034
0.16
0.00
279,150
243,531
35,619
17,771
13,054
4,717
0.31
14,251
(0.07)
0.00
679,335
568,328
(111,007)
143,447
141,818
1,629
(0.20)
643,964
(0.03)
0.00
836,986
679,335
(157,651)
146,026
143,447
2,579
(111,219)
770,384
(0.14)
0.00
961,000
836,986
(124,014)
159,996
146,026
33,565
(9,079)
89,781
(0.10)
0.00
153,646
127,919
25,728
19,026
32,391
25,856
6,535
118,716
0.06
0.00
155,006
153,646
1,360
2013
33,272
11,078
22,194
145,101
0.15
0.00
113,548
155,006
2011
204,871
177,328
27,543
708,584
0.04
0.00
564,051
2012
287,505
248,441
39,064
696,167
0.06
0.00
2013
250,720
348,712
(97,992)
745,307
(0.13)
2011
166,325
72,518
93,807
854,110
2012
204,477
106,931
97,546
2013
175,757
119,207
2011
35,219
2012
NIit
CFOit
TACCit
TAit-1
2011
1,255,083
258,576
996,507
5,585,852
0.18
2012
1,263,368
537,785
725,583
6,964,227
0.10
2013
1,268,604
551,756
716,848
8,881,642
2011
4,713
539
4,174
2012
9,138
14,231
2013
(21,513)
2011
∆REV
(REV-REC)
RECit-1
Thn
REVit
REVit-1
0.00
7,363,659
6,255,109
1,108,550
0.00
8,277,485
7,363,659
913,826
0.08
0.00
10,701,988
8,277,485
87,275
0.05
0.00
184,387
(5,093)
91,526
(0.06)
0.00
10,672
(32,185)
100,101
(0.32)
58,174
96,771
(38,597)
550,907
2012
80,032
101,096
(21,064)
2013
(8,132)
103,087
2011
24,486
2012
RECit
LN(ABSDAC)
(0.03)
0.02
0.02
(3.78)
0.04
0.09
0.09
(2.41)
13,971
0.00
0.21
0.21
(1.54)
4,194
(3,655)
(0.04)
0.09
0.09
(2.40)
14,231
539
13,691
0.15
0.01
0.01
(4.52)
0.14
10,672
14,231
(3,559)
(0.04)
0.09
0.09
(2.38)
335,848
0.61
96,771
60,380
36,390
0.07
0.20
0.20
(1.60)
(0.25)
427,232
0.66
101,096
96,771
4,325
0.01
0.10
0.10
(2.29)
13,970
(0.18)
639,298
0.83
103,087
101,096
1,991
0.00
0.02
0.02
(3.71)
13,708
5,318
0.23
9,849
0.11
33,565
21,402
12,163
0.14
0.01
0.01
(4.34)
14,361
19,026
(4,665)
0.05
14,720
0.12
25,856
33,565
(7,710)
(0.06)
0.08
0.08
(2.51)
(41,458)
10,853
14,361
(3,508)
(0.26)
14,894
0.10
11,078
25,856
(14,778)
(0.10)
0.03
0.03
(3.36)
547,816
16,235
208,192
205,980
2,212
0.02
98,160
0.14
177,328
31,743
145,585
0.21
0.29
0.29
(1.25)
1,719,815
564,051
1,155,764
197,570
208,192
(10,622)
1.68
95,121
0.14
248,441
177,328
71,114
0.10
0.37
0.37
(0.99)
0.00
2,001,359
1,719,815
281,544
120,892
197,570
(76,678)
0.48
93,079
0.12
348,712
248,441
100,271
0.13
0.05
0.05
(3.09)
0.11
0.00
972,297
929,197
43,100
312,167
293,173
18,994
0.03
199,878
0.23
72,518
122,855
(50,337)
(0.06)
0.42
0.42
(0.86)
928,291
0.11
0.00
1,087,380
972,297
115,083
390,003
312,167
77,836
0.04
218,295
0.24
106,931
72,518
34,413
0.04
0.14
0.14
(1.97)
56,549
1,074,691
0.05
0.00
1,101,684
1,087,380
14,304
377,105
390,003
(12,898)
0.03
243,055
0.23
119,207
106,931
12,276
0.01
0.01
0.01
(4.72)
14,468
20,751
204,470
0.10
0.00
328,460
254,276
74,184
41,747
31,040
10,707
0.31
74,432
0.36
14,468
13,961
507
0.00
0.09
0.09
(2.42)
47,930
28,583
19,347
237,592
0.08
0.00
385,037
328,460
56,577
49,704
41,747
7,957
0.20
85,361
0.36
28,583
14,468
14,115
0.06
0.03
0.03
(3.43)
2013
51,988
23,212
28,776
273,893
0.11
0.00
418,669
385,037
33,632
62,633
49,704
12,929
0.08
104,498
0.38
23,212
28,583
(5,371)
(0.02)
0.05
0.05
(3.04)
2011
89,969
(72,595)
162,564
533,380
0.30
0.00
904,236
810,859
93,377
156,054
184,722
(28,668)
0.23
64,535
0.12
(72,595)
(150,767)
78,172
0.15
0.10
0.10
(2.26)
2012
36,279
50,076
(13,797)
620,709
(0.02)
0.00
601,772
904,236
(302,464)
206,523
156,054
50,469
(0.57)
240,978
0.39
50,076
(72,595)
122,671
0.20
0.09
0.09
(2.44)
2013
31,386
(26,070)
57,456
960,957
0.06
0.00
1,206,066
601,772
604,294
272,145
206,523
65,622
0.56
227,662
0.24
(26,070)
50,076
(76,145)
(0.08)
0.08
0.08
(2.55)
2011
182,076
1,911,187
(1,729,111)
4,495,022
(0.38)
0.00
4,123,728
3,385,973
737,755
338,244
528,273
(190,029)
0.21
3,734,449
0.83
1,911,187
1,164,935
746,253
0.17
0.16
0.16
(1.81)
2012
11,029
126,706
(115,677)
4,936,094
(0.02)
0.00
3,987,783
4,123,728
(135,945)
882,910
338,244
544,666
(0.14)
3,860,973
0.78
126,706
1,911,187
(1,784,481)
(0.36)
0.18
0.18
(1.70)
2013
(329,410)
209,911
(539,321)
5,578,334
(0.10)
0.00
4,960,826
3,987,783
973,043
1,053,613
882,910
170,703
0.14
3,795,093
0.68
209,911
126,706
83,204
0.01
0.02
0.02
(3.83)
2011
139,855
20,586
119,269
1,074,570
0.11
0.00
2,093,545
1,710,132
383,413
119,123
94,078
25,046
0.33
253,004
0.24
20,586
(34,995)
55,581
0.05
0.35
0.35
(1.06)
2012
61,789
370,215
(308,426)
977,457
(0.32)
0.00
1,647,928
2,093,545
(445,617)
180,915
119,123
61,791
(0.52)
320,878
0.33
370,215
20,586
349,629
0.36
0.04
0.04
(3.26)
2013
121,585
192,925
(71,339)
1,163,971
(0.06)
0.00
1,410,117
1,647,928
(237,811)
141,979
180,915
(38,935)
(0.17)
309,820
0.27
192,925
370,215
(177,290)
(0.15)
0.04
0.04
(3.21)
2011
6,614,971
(90,307)
6,705,278
30,741,679
0.22
0.00
41,884,352
37,691,997
4,192,355
937,987
915,004
22,983
0.14
8,189,881
0.27
(90,307)
2,872,598
(2,962,905)
(0.10)
0.14
0.14
(1.93)
2012
5,530,646
3,953,574
1,577,072
39,088,705
0.04
0.00
49,028,696
41,884,352
7,144,344
1,382,539
937,987
444,552
0.17
10,389,32
0.27
3,953,574
(90,307)
4,043,881
0.10
0.05
0.05
(2.97)
2013
5,936,204
2,472,971
3,463,233
41,509,325
0.08
0.00
55,436,954
49,028,696
6,408,258
2,196,086
1,382,539
813,547
0.13
14,788,91
0.36
2,472,971
3,953,574
(1,480,603)
(0.04)
0.06
0.06
(2.87)
2011
855,681
304,312
551,369
10,371,567
0.05
0.00
11,841,396
9,853,904
1,987,492
1,860,955
1,549,461
311,494
0.16
4,588,389
0.44
304,312
1,010,980
(706,668)
(0.07)
0.96
0.96
(0.04)
2012
1,457,400
1,707,135
(249,735)
11,554,143
(0.02)
0.00
12,578,596
11,841,396
737,200
2,226,538
1,860,955
365,583
0.03
6,121,783
0.53
1,707,135
304,312
1,402,823
0.12
0.04
0.04
(3.18)
2013
166,473
1,299,132
(1,132,65)
12,869,793
(0.09)
0.00
12,352,917
12,578,596
(225,679)
2,282,868
2,226,538
56,330
(0.02)
6,415,815
0.50
1,299,132
1,707,135
(408,003)
(0.03)
0.02
0.02
(3.84)
2011
20,255
8,016
12,239
1,017,613
0.01
0.00
1,016,881
661,992
354,889
110,314
66,195
44,119
0.31
502,092
0.49
8,016
30,468
(22,452)
(0.02)
0.02
0.02
(3.79)
2012
1,486
48,589
(47,103)
1,013,575
(0.05)
0.00
861,164
1,016,881
(155,717)
172,251
110,314
61,937
(0.21)
684,299
0.68
48,589
8,016
40,573
0.04
0.06
0.06
(2.89)
2013
(299,184)
393,543
(692,726)
1,362,557
(0.51)
0.00
1,057,343
861,164
196,179
168,498
172,251
(3,753)
0.15
962,536
0.71
393,543
48,589
344,954
0.25
0.04
0.04
(3.19)
116
TAit-1
CFOit
CFOit-1
∆CFO
ABS(DACC)
Bersambung pada halaman berikutnya
PPEit
∆CFO
RES_1
TAit-1
TAit-1
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) Sampel
HMSP
ICBP
IGAR
IKAI
IMAS
INAI
INCI
INDF
INDS
JECC
JKSW
JPRS
KBLI
KBLM
TACC
1
TAit-1
TAit-
20,525,123
(0.01)
9,295,762
19,376,343
10,802,179
3,707,531
2,744,910
2,174,427
2012
3,027,190
2013
Thn
NIit
CFOit
TACCit
2011
10,911,082
11,088,270
(177,188)
2012
13,383,257
4,087,495
2013
14,509,710
2011
TAit-1
REVit
REVit-1
0.00
52,856,708
43,381,658
0.48
0.00
66,626,123
26,247,527
0.14
0.00
570,483
13,361,313
0.04
3,053,526
(26,336)
15,222,857
2,966,990
1,993,496
973,494
2011
71,768
26,839
2012
58,882
2013
∆REV
∆REC
(REV-REC)
RES_1
ABS(DACC)
LN(ABSDAC)
1,092,906
1,000,282
92,624
0.46
3,850,665
0.19
11,088,270
7,059,975
4,028,295
0.20
0.13
0.13
(2.07)
52,856,708
13,769,415
1,372,754
1,092,906
279,848
0.70
4,115,078
0.21
4,087,495
11,088,270
(7,000,775)
(0.36)
0.05
0.05
(3.07)
75,025,207
66,626,123
8,399,084
1,449,427
1,372,754
76,673
0.32
4,708,669
0.18
10,802,179
4,087,495
6,714,684
0.26
0.06
0.06
(2.84)
0.00
19,367,155
17,960,120
1,407,035
2,378,402
2,026,249
352,153
0.08
2,590,036
0.19
2,174,427
2,252,042
(77,615)
(0.01)
0.06
0.06
(2.80)
(0.00)
0.00
21,574,792
19,367,155
2,207,637
2,328,181
2,378,402
(50,221)
0.15
3,839,756
0.25
3,053,526
2,174,427
879,099
0.06
0.05
0.05
(2.92)
17,753,480
0.05
0.00
25,094,681
21,574,792
3,519,889
2,549,415
2,328,181
221,234
0.19
4,844,407
0.27
1,993,496
3,053,526
(1,060,030)
(0.06)
0.10
0.10
(2.31)
44,929
347,473
0.13
0.00
512,774
536,166
(23,392)
98,609
84,656
13,953
(0.11)
28,003
0.08
26,839
84,926
(58,087)
(0.17)
0.10
0.10
(2.28)
32,192
26,690
355,580
0.08
0.00
556,446
512,774
43,672
115,112
98,609
16,503
0.08
43,057
0.12
32,192
26,839
5,353
0.02
0.02
0.02
(3.70)
48,442
31,572
16,870
312,343
0.05
0.00
643,403
556,446
86,957
128,470
115,112
13,358
0.24
48,895
0.16
31,572
32,192
(620)
(0.00)
0.02
0.02
(3.92)
2011
(43,358)
(978)
(42,380)
643,788
(0.07)
0.00
210,970
228,717
(17,747)
39,051
59,780
(20,729)
0.00
407,871
0.63
(978)
(44)
(934)
(0.00)
0.20
0.20
(1.63)
2012
(40,206)
4,586
(44,792)
548,790
(0.08)
0.00
201,204
210,970
(9,766)
50,660
39,051
11,609
(0.04)
362,450
0.66
4,586
(978)
5,564
0.01
0.02
0.02
(3.81)
2013
(43,931)
(11,912)
(32,019)
507,425
(0.06)
0.00
211,523
201,204
10,319
1,248
50,660
(49,412)
0.12
344,358
0.68
(11,912)
4,586
(16,498)
(0.03)
0.08
0.08
(2.50)
2011
1,188,362
(1,215,20)
2,403,569
7,985,020
0.30
0.00
15,776,580
10,935,335
4,841,245
2,916,348
2,101,779
814,569
0.50
1,876,846
0.24
(1,215,20)
(1,196,411)
(18,797)
(0.00)
0.04
0.04
(3.22)
2012
1,073,071
(2,876,08)
3,949,159
12,913,942
0.31
0.00
19,780,838
15,776,580
4,004,258
4,287,257
2,916,348
1,370,909
0.20
2,951,054
0.23
(2,876,08)
(1,215,20)
(1,660,881)
(0.13)
0.06
0.06
(2.74)
2013
595,522
(2,354,54)
2,950,067
17,577,664
0.17
0.00
20,094,736
19,780,838
313,898
7,475,893
4,287,257
3,188,636
(0.16)
3,774,428
0.21
(2,354,54)
(2,876,08)
521,543
0.03
0.04
0.04
(3.25)
2011
24,471
19,866
4,605
389,007
0.01
0.00
555,887
461,421
94,465
108,888
64,369
44,519
0.13
70,717
0.18
19,866
(90,023)
109,890
0.28
0.14
0.14
(1.95)
2012
30,344
(99,407)
129,751
544,282
0.24
0.00
582,654
555,887
26,768
114,237
108,888
5,349
0.04
82,994
0.15
(99,407)
19,866
(119,273)
(0.22)
0.07
0.07
(2.69)
2013
11,362
77,755
(66,393)
612,224
(0.11)
0.00
640,703
582,654
58,048
162,209
114,237
47,972
0.02
84,098
0.14
77,755
(99,407)
177,161
0.29
0.11
0.11
(2.21)
2011
(17,613)
(6,234)
(11,379)
134,028
(0.08)
0.00
50,278
48,454
1,824
26,499
33,557
(7,058)
0.07
6,735
0.05
(6,234)
6,015
(12,249)
(0.09)
0.08
0.08
(2.56)
2012
4,578
3,341
1,237
125,185
0.01
0.00
64,628
50,278
14,350
27,951
26,499
1,452
0.10
23,344
0.19
3,341
(6,234)
9,575
0.08
0.10
0.10
(2.31)
2013
10,691
10,276
415
132,279
0.00
0.00
81,244
64,628
16,616
15,685
27,951
(12,266)
0.22
40,639
0.31
10,276
3,341
6,935
0.05
0.20
0.20
(1.61)
2011
6,309,756
4,976,035
1,333,721
47,275,955
0.03
0.00
45,332,256
38,403,360
6,928,896
3,669,305
2,686,273
983,032
0.13
12,921,01
0.27
4,976,035
6,989,734
(2,013,699)
(0.04)
0.06
0.06
(2.82)
2012
4,666,958
7,419,046
(2,752,08)
53,585,933
(0.05)
0.00
50,059,427
45,332,256
4,727,171
3,485,461
3,669,305
(183,844)
0.09
15,775,74
0.29
7,419,046
4,976,035
2,443,011
0.05
0.31
0.31
(1.16)
2013
3,999,856
6,233,946
(2,234,09)
59,324,207
(0.04)
0.00
57,731,998
50,059,427
7,672,571
4,959,416
3,485,461
1,473,955
0.10
23,027,91
0.39
6,233,946
7,419,046
(1,185,100)
(0.02)
0.06
0.06
(2.79)
2011
160,680
121,349
39,331
769,816
0.05
0.00
1,234,986
1,027,120
207,866
226,969
165,606
61,363
0.19
340,926
0.44
121,349
130,914
(9,566)
(0.01)
0.02
0.02
(3.94)
2012
180,798
110,147
70,651
1,139,715
0.06
0.00
1,476,988
1,234,986
242,002
239,654
226,969
12,685
0.20
756,098
0.66
110,147
121,349
(11,202)
(0.01)
0.03
0.03
(3.37)
2013
184,580
255,756
(71,176)
1,664,779
(0.04)
0.00
1,702,447
1,476,988
225,459
309,563
239,654
69,909
0.09
1,061,635
0.64
255,756
110,147
145,609
0.09
0.04
0.04
(3.11)
2011
41,273
10,550
30,723
561,999
0.05
0.00
1,267,418
830,723
436,695
167,840
203,203
(35,363)
0.84
79,980
0.14
10,550
7,766
2,784
0.00
0.05
0.05
(3.06)
2012
48,929
(803)
49,732
627,038
0.08
0.00
1,234,828
1,267,418
(32,590)
219,878
167,840
52,038
(0.13)
72,164
0.12
(803)
10,550
(11,353)
(0.02)
0.05
0.05
(3.03)
2013
43,436
(119,084)
162,520
708,955
0.23
0.00
1,490,073
1,234,828
255,245
513,750
219,878
293,872
(0.05)
136,292
0.19
(119,084)
(803)
(118,281)
(0.17)
0.05
0.05
(3.00)
2011
(2,651)
4,778
(7,429)
289,988
(0.03)
0.00
142,107
181,159
(39,052)
82,575
93,828
(11,253)
(0.10)
47,080
0.16
4,778
(16,848)
21,626
0.07
0.06
0.06
(2.80)
2012
(16,452)
733
(17,185)
287,132
(0.06)
0.00
86,198
142,107
(55,909)
79,280
82,575
(3,295)
(0.18)
39,282
0.14
733
4,778
(4,045)
(0.01)
0.08
0.08
(2.52)
2013
(7,969)
90
(8,059)
278,719
(0.03)
0.00
91,708
86,198
5,510
77,604
79,280
(1,676)
0.03
262,386
0.94
90
733
(643)
(0.00)
0.07
0.07
(2.68)
2011
48,322
(36,795)
85,117
411,282
0.21
0.00
641,375
427,793
213,582
191,892
93,614
98,278
0.28
14,977
0.04
(36,795)
48,826
(85,622)
(0.21)
0.03
0.03
(3.63)
2012
12,283
(10,271)
22,554
437,849
0.05
0.00
461,125
641,375
(180,250)
179,058
191,892
(12,834)
(0.38)
15,425
0.04
(10,271)
(36,795)
26,524
0.06
0.06
0.06
(2.83)
2013
18,338
78,623
(60,285)
398,607
(0.15)
0.00
195,247
461,125
(265,878)
84,867
179,058
(94,191)
(0.43)
14,146
0.04
78,623
(10,271)
88,894
0.22
0.12
0.12
(2.11)
2011
94,128
79,075
15,053
958,737
0.02
0.00
1,841,939
1,228,092
613,847
265,298
211,552
53,746
0.58
388,023
0.40
79,075
77,255
1,820
0.00
0.19
0.19
(1.67)
2012
172,555
9,505
163,050
1,083,524
0.15
0.00
2,273,197
1,841,939
431,258
337,294
265,298
71,996
0.33
390,545
0.36
9,505
79,075
(69,570)
(0.06)
0.12
0.12
(2.14)
2013
105,179
(27,123)
132,303
1,161,698
0.11
0.00
2,572,350
2,273,197
299,153
486,997
337,294
149,703
0.13
393,273
0.34
(27,123)
9,505
(36,628)
(0.03)
0.15
0.15
(1.92)
2011
25,452
47,220
(21,768)
403,195
(0.05)
0.00
864,753
542,618
322,135
184,796
107,420
77,376
0.61
282,193
0.70
47,220
5,655
41,565
0.10
0.06
0.06
(2.88)
2012
32,006
(80,179)
112,185
642,955
0.17
0.00
1,020,197
864,753
155,444
242,991
184,796
58,195
0.15
289,798
0.45
(80,179)
47,220
(127,399)
(0.20)
0.03
0.03
(3.57)
2013
12,193
(106,551)
118,744
722,941
0.16
0.00
1,032,787
1,020,197
12,590
222,905
242,991
(20,086)
0.05
299,487
0.41
(106,551)
(80,179)
(26,372)
(0.04)
0.05
0.05
(3.03)
Bersambung pada halaman berikutnya
117
CFOit-1
∆CFO
9,475,050
TAit-1
CFOit
∆CFO
RECit-1
TAit-1
PPEit
PPEit
RECit
TAit-1
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) Sampel
KLBF
LMPI
LMSH
MERK
MLIA
MRAT
MYOR
MYRX
MYTX
NIPS
PICO
PSDN
RMBA
ROTI
CFOit
TACCit
TAit-1
TACC
1
TAit-1
TAit-
Thn
NIit
REVit
REVit-1
2011
1,987,259
1,473,495
513,764
7,032,497
0.07
0.00
10,911,860
10,226,789
2012
2,308,017
(3,385)
2,311,402
8,274,554
0.28
0.00
13,636,405
2013
2,308,017
927,164
1,380,853
9,417,957
0.15
0.00
2011
7,745
(3,528)
11,273
608,920
0.02
2012
5,081
(14,435)
19,516
685,896
2013
(14,019)
(28,721)
14,702
2011
15,148
5,100
2012
45,071
2013
∆REV
∆REC
(REV-REC)
RES_1
ABS(DACC)
LN(ABSDAC)
1,635,311
1,363,957
271,354
0.06
1,860,288
0.26
1,473,495
1,253,908
219,587
0.03
0.21
0.21
(1.54)
10,911,860
2,724,545
1,938,156
1,635,311
302,845
0.29
2,254,763
0.27
(3,385)
1,473,495
(1,476,880)
(0.18)
0.10
0.10
(2.34)
16,002,131
13,636,405
2,365,726
2,273,379
1,938,156
335,223
0.22
2,925,547
0.31
927,164
(3,385)
930,549
0.10
0.09
0.09
(2.36)
0.00
502,187
401,594
100,593
166,810
135,208
31,602
0.11
229,800
0.38
(3,528)
19,786
(23,314)
(0.04)
0.09
0.09
(2.40)
0.03
0.00
598,260
502,187
96,073
202,722
166,810
35,912
0.09
274,267
0.40
(14,435)
(3,528)
(10,907)
(0.02)
0.06
0.06
(2.75)
815,153
0.02
0.00
676,111
598,260
77,851
229,487
202,722
26,765
0.06
280,320
0.34
(28,721)
(14,435)
(14,286)
(0.02)
0.03
0.03
(3.62)
10,048
78,200
0.13
0.00
207,523
161,012
46,511
27,649
17,521
10,128
0.47
20,218
0.26
5,100
9,648
(4,548)
(0.06)
0.05
0.05
(3.04)
10,589
34,482
98,019
0.35
0.00
223,079
207,523
15,556
28,242
27,649
593
0.15
23,737
0.24
10,589
5,100
5,489
0.06
0.01
0.01
(4.64)
19,438
13,815
5,623
128,548
0.04
0.00
256,211
223,079
33,132
24,300
28,242
(3,942)
0.29
23,306
0.18
13,815
10,589
3,226
0.03
0.01
0.01
(4.82)
2011
283,227
199,630
83,597
434,768
0.19
0.00
918,532
795,689
122,843
108,103
89,552
18,551
0.24
61,536
0.14
199,630
213,747
(14,117)
(0.03)
0.07
0.07
(2.63)
2012
145,915
138,968
6,947
584,389
0.01
0.00
929,877
918,532
11,345
68,546
108,103
(39,557)
0.09
63,318
0.11
138,968
199,630
(60,662)
(0.10)
0.01
0.01
(4.43)
2013
234,708
185,661
49,047
569,431
0.09
0.00
1,193,952
929,877
264,075
137,784
68,546
69,238
0.34
61,627
0.11
185,661
138,968
46,693
0.08
0.27
0.27
(1.33)
2011
20,210
180,066
(159,856)
4,532,300
(0.04)
0.00
3,883,572
3,380,767
502,805
415,700
28,815
386,885
0.03
4,669
0.00
180,066
519,766
(339,700)
(0.07)
0.03
0.03
(3.38)
2012
(23,517)
518,303
(541,820)
6,119,186
(0.09)
0.00
4,580,710
3,883,572
697,138
439,732
415,700
24,032
0.11
5,070,281
0.83
518,303
180,066
338,237
0.06
0.05
0.05
(2.92)
2013
(443,725)
638,447
(1,082,17)
6,558,955
(0.16)
0.00
5,197,010
4,580,710
616,300
517,172
439,732
77,440
0.08
5,556,239
0.85
638,447
518,303
120,144
0.02
0.04
0.04
(3.10)
2011
36,720
1,143
35,577
386,352
0.09
0.00
406,316
369,366
36,950
174,603
147,865
26,738
0.03
74,624
0.19
1,143
4,614
(3,471)
(0.01)
0.10
0.10
(2.30)
2012
42,552
12,709
29,843
422,493
0.07
0.00
458,197
406,316
51,881
207,372
174,603
32,769
0.05
79,717
0.19
12,709
1,143
11,566
0.03
0.12
0.12
(2.08)
2013
(10,017)
8,222
(18,239)
455,473
(0.04)
0.00
358,128
458,197
(100,069)
161,305
207,372
(46,067)
(0.12)
82,094
0.18
8,222
12,709
(4,487)
(0.01)
0.07
0.07
(2.70)
2011
626,441
(607,940)
1,234,381
4,399,191
0.28
0.00
9,453,866
7,224,165
2,229,701
1,707,355
1,328,534
378,821
0.42
2,038,407
0.46
(607,940)
238,254
(846,193)
(0.19)
0.08
0.08
(2.50)
2012
959,815
830,244
129,571
6,599,846
0.02
0.00
10,510,626
9,453,866
1,056,760
2,051,347
1,707,355
343,992
0.11
2,857,933
0.43
830,244
(607,940)
1,438,184
0.22
0.03
0.03
(3.40)
2013
1,356,073
987,023
369,050
8,302,506
0.04
0.00
12,017,837
10,510,626
1,507,211
2,813,146
2,051,347
761,799
0.09
3,114,329
0.38
987,023
830,244
156,779
0.02
0.04
0.04
(3.15)
2011
107,945
94,966
12,979
133,216
0.10
0.00
183,463
109,046
74,417
20,007
41,044
(21,038)
0.72
276,458
2.08
94,966
14,244
80,722
0.61
0.37
0.37
(0.99)
2012
(21,912)
(44,082)
22,170
877,925
0.03
0.00
117,924
183,463
(65,539)
48,982
20,007
28,975
(0.11)
279,138
0.32
(44,082)
94,966
(139,048)
(0.16)
0.01
0.01
(4.36)
2013
245
(23,502)
23,746
1,058,983
0.02
0.00
170,002
117,924
52,077
18,446
48,982
(30,536)
0.08
272,367
0.26
(23,502)
(44,082)
20,580
0.02
0.37
0.37
(0.99)
2011
(141,494)
(4,445)
(137,049)
1,882,934
(0.07)
0.00
1,957,035
1,723,963
233,072
145,687
152,533
(6,846)
0.13
1,329,031
0.71
(4,445)
53,503
(57,948)
(0.03)
0.10
0.10
(2.27)
2012
(156,063)
(39,342)
(116,721)
1,848,395
(0.06)
0.00
1,519,059
1,957,035
(437,976)
132,524
145,687
(13,163)
(0.23)
1,280,337
0.69
(39,342)
(4,445)
(34,897)
(0.02)
0.02
0.02
(3.98)
2013
(22,623)
28,131
(50,754)
1,803,323
(0.03)
0.00
1,900,302
1,519,059
381,243
147,737
132,524
15,213
0.20
1,458,413
0.81
28,131
(39,342)
67,473
0.04
0.04
0.04
(3.11)
2011
24,780
44,904
(20,124)
337,606
(0.06)
0.00
579,224
400,895
178,330
136,036
99,944
36,092
0.42
1,139
0.00
44,904
25,105
19,799
0.06
0.08
0.08
(2.55)
2012
29,363
107,401
(78,038)
446,688
(0.17)
0.00
702,719
579,224
123,495
160,150
136,036
24,114
0.22
213,872
0.48
107,401
44,904
62,498
0.14
0.02
0.02
(3.85)
2013
45,584
39,283
6,301
524,694
0.01
0.00
911,064
702,719
208,345
255,668
160,150
95,517
0.22
256,657
0.49
39,283
107,401
(68,118)
(0.13)
0.07
0.07
(2.68)
2011
16,747
(13,821)
30,568
570,360
0.05
0.00
621,234
586,318
34,916
92,871
74,073
18,798
0.03
185,384
0.33
(13,821)
(26,732)
12,911
0.02
0.03
0.03
(3.55)
2012
15,153
(25,484)
40,637
561,840
0.07
0.00
593,267
621,234
(27,967)
133,341
92,871
40,470
(0.12)
185,384
0.33
(25,484)
(13,821)
(11,664)
(0.02)
0.04
0.04
(3.28)
2013
20,990
(5,968)
26,958
594,616
0.05
0.00
684,449
593,267
91,182
153,848
133,341
20,507
0.12
161,999
0.27
(5,968)
(25,484)
19,516
0.03
0.12
0.12
(2.11)
2011
6,435
20,133
(13,698)
461,969
(0.03)
0.00
330,447
287,200
43,247
104,606
85,191
19,415
0.05
222,467
0.48
20,133
113,774
(93,641)
(0.20)
0.07
0.07
(2.62)
2012
9,977
47,968
(37,991)
481,912
(0.08)
0.00
310,224
330,447
(20,223)
65,873
104,606
(38,733)
0.04
352,671
0.73
47,968
20,133
27,836
0.06
0.01
0.01
(4.58)
2013
5,605
10,729
(5,124)
577,350
(0.01)
0.00
316,175
310,224
5,951
88,887
65,873
23,014
(0.03)
446,146
0.77
10,729
47,968
(37,239)
(0.06)
0.02
0.02
(3.73)
2011
485,237
(1,079,29)
1,564,535
4,902,597
0.32
0.00
10,070,175
8,904,568
1,165,607
280,345
189,843
90,502
0.22
1,921,194
0.39
(1,079,29)
(878,657)
(200,641)
(0.04)
0.13
0.13
(2.01)
2012
(428,369)
(344,108)
(84,261)
6,333,957
(0.01)
0.00
9,850,010
10,070,175
(220,165)
187,619
280,345
(92,726)
(0.02)
2,191,488
0.35
(344,108)
(1,079,29)
735,190
0.12
0.05
0.05
(3.07)
2013
(840,910)
(1,119,248)
278,338
6,935,601
0.04
0.00
8,756,964
9,850,010
(1,093,046)
271,884
187,619
84,265
(0.17)
2,992,509
0.43
(1,119,248)
(344,108)
(775,140)
(0.11)
0.09
0.09
(2.38)
2011
154,948
147,562
7,386
568,265
0.01
0.00
813,342
612,192
201,150
103,650
75,642
28,008
0.30
546,099
0.96
147,562
90,306
57,256
0.10
0.08
0.08
(2.50)
2012
199,793
189,549
10,244
759,137
0.01
0.00
1,190,826
813,342
377,484
136,625
103,650
32,975
0.45
893,898
1.18
189,549
147,562
41,987
0.06
0.04
0.04
(3.14)
2013
210,805
314,588
(103,783)
1,204,945
(0.09)
0.00
1,505,520
1,190,826
314,694
182,707
136,625
46,082
0.22
1,175,251
0.98
314,588
189,549
125,039
0.10
0.07
0.07
(2.66)
Bersambung pada halaman berikutnya
118
CFOit-1
∆CFO
685,071
TAit-1
CFOit
∆CFO
RECit-1
TAit-1
PPEit
PPEit
RECit
TAit-1
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) Sampel
SCCO
SIAP
SKLT
SMCB
SMGR
SMSM
SPMA
SRSN
SSTM
STTP
SULI
TOTO
TRST
TSPC
TACC
1
TAit-1
TAit-
PPEit
∆REC
RES_1
ABS(DACC)
LN(ABSDAC)
1,165,331
697,402
506,478
190,924
0.84
203,108
0.18
134,184
(29,979)
164,163
0.14
0.02
0.02
(4.08)
3,363,728
179,157
718,378
697,402
20,976
0.11
224,806
0.15
137,154
134,184
2,970
0.00
0.01
0.01
(4.70)
3,751,042
3,542,885
208,157
798,937
718,378
80,559
0.09
254,394
0.17
20,805
137,154
(116,349)
(0.08)
0.07
0.07
(2.66)
0.00
208,052
171,108
36,944
34,368
33,085
1,283
0.24
54,263
0.36
(3,919)
7,631
(11,550)
(0.08)
0.23
0.23
(1.47)
(0.10)
0.00
216,731
208,052
8,679
36,007
34,368
1,639
0.04
70,446
0.43
20,310
(3,919)
24,229
0.15
0.19
0.19
(1.65)
184,367
0.16
0.00
245,690
216,731
28,959
42,604
36,007
6,597
0.12
114,850
0.62
(37,057)
20,310
(57,367)
(0.31)
0.15
0.15
(1.92)
(9,692)
199,375
(0.05)
0.00
344,436
314,146
30,290
46,606
37,550
9,056
0.11
100,332
0.50
17,709
8,089
9,619
0.05
0.09
0.09
(2.36)
15,260
(3,596)
214,238
(0.02)
0.00
401,724
344,436
57,288
51,957
46,606
5,351
0.24
101,729
0.47
15,260
17,709
(2,449)
(0.01)
0.02
0.02
(3.90)
16,598
26,894
(10,296)
249,746
(0.04)
0.00
567,049
401,724
165,325
73,311
51,957
21,354
0.58
126,032
0.50
26,894
15,260
11,634
0.05
0.02
0.02
(3.83)
2011
1,533,257
2,086,236
(552,979)
10,437,249
(0.05)
0.00
7,523,964
5,960,589
1,563,375
705,019
643,190
61,829
0.14
8,238,252
0.79
2,086,236
1,061,726
1,024,510
0.10
0.09
0.09
(2.43)
2012
1,872,712
1,692,112
180,600
10,950,501
0.02
0.00
9,011,076
7,523,964
1,487,112
845,484
705,019
140,465
0.12
9,588,783
0.88
1,692,112
2,086,236
(394,124)
(0.04)
0.07
0.07
(2.67)
2013
1,336,548
2,262,247
(925,699)
12,168,517
(0.08)
0.00
9,686,262
9,011,076
675,186
1,019,127
845,484
173,643
0.04
12,367,32
1.02
2,262,247
1,692,112
570,135
0.05
0.07
0.07
(2.64)
2011
5,089,952
4,415,753
674,199
15,562,999
0.04
0.00
16,378,794
14,344,189
2,034,605
1,864,177
1,764,284
99,893
0.12
11,640,692
0.75
4,415,753
3,378,416
1,037,337
0.07
0.21
0.21
(1.55)
2012
6,287,454
5,591,865
695,589
19,661,603
0.04
0.00
19,598,248
16,378,794
3,219,454
2,522,529
1,864,177
658,352
0.13
16,794,115
0.85
5,591,865
4,415,753
1,176,111
0.06
0.16
0.16
(1.80)
2013
6,920,400
6,047,147
873,253
26,579,084
0.03
0.00
24,501,241
19,598,248
4,902,993
2,916,062
2,522,529
393,533
0.17
18,862,51
0.71
6,047,147
5,591,865
455,283
0.02
0.04
0.04
(3.13)
2011
279,598
229,766
49,832
1,067,103
0.05
0.00
1,807,891
1,561,787
246,104
682,410
314,123
368,287
(0.11)
397,702
0.37
229,766
145,095
84,672
0.08
0.05
0.05
(3.08)
2012
344,721
411,045
(66,324)
1,136,858
(0.06)
0.00
2,163,842
1,807,891
355,951
430,808
682,410
(251,602)
0.53
488,863
0.43
411,045
229,766
181,279
0.16
0.07
0.07
(2.72)
2013
458,595
449,577
9,019
1,441,204
0.01
0.00
2,372,983
2,163,842
209,141
558,147
430,808
127,339
0.06
492,165
0.34
449,577
411,045
38,532
0.03
0.07
0.07
(2.73)
2011
44,417
112,527
(68,110)
1,490,034
(0.05)
0.00
1,189,508
1,162,609
26,899
183,853
144,788
39,065
(0.01)
1,172,990
0.79
112,527
89,856
22,671
0.02
0.17
0.17
(1.77)
2012
53,663
78,540
(24,877)
1,551,777
(0.02)
0.00
1,274,793
1,189,508
85,285
184,117
183,853
264
0.05
1,173,193
0.76
78,540
112,527
(33,987)
(0.02)
0.06
0.06
(2.78)
2013
(31,506)
124,478
(155,984)
1,664,353
(0.09)
0.00
1,395,838
1,274,793
121,045
195,404
184,117
11,287
0.07
1,201,431
0.72
124,478
78,540
45,938
0.03
0.02
0.02
(3.78)
2011
33,811
29,714
4,097
364,005
0.01
0.00
387,354
342,870
44,484
105,021
236,721
(131,700)
0.48
85,640
0.24
29,714
7,790
21,924
0.06
0.05
0.05
(2.95)
2012
25,761
(7,454)
33,215
361,182
0.09
0.00
384,145
387,354
(3,209)
67,312
105,021
(37,709)
0.10
80,471
0.22
(7,454)
29,714
(37,168)
(0.10)
0.02
0.02
(3.73)
2013
32,667
37,889
(5,222)
402,109
(0.01)
0.00
392,316
384,145
8,171
81,706
67,312
14,394
(0.02)
118,273
0.29
37,889
(7,454)
45,343
0.11
0.11
0.11
(2.19)
2011
(29,660)
42,940
(72,600)
872,459
(0.08)
0.00
403,182
446,625
(43,443)
76,186
218,419
(142,233)
0.11
373,272
0.43
42,940
16,827
26,113
0.03
0.06
0.06
(2.77)
2012
(18,316)
54,294
(72,610)
843,450
(0.09)
0.00
554,471
403,182
151,289
37,327
76,186
(38,859)
0.23
380,895
0.45
54,294
42,940
11,354
0.01
0.01
0.01
(4.47)
2013
9,153
83,498
(74,345)
810,276
(0.09)
0.00
573,749
554,471
19,278
67,217
37,327
29,890
(0.01)
385,912
0.48
83,498
54,294
29,205
0.04
0.02
0.02
(4.17)
2011
60,382
109,423
(49,041)
649,274
(0.08)
0.00
1,027,684
762,613
265,071
114,417
112,961
1,456
0.41
579,813
0.89
109,423
(4,203)
113,625
0.18
0.10
0.10
(2.30)
2012
93,117
24,461
68,656
934,766
0.07
0.00
1,283,736
1,027,684
256,052
200,754
114,417
86,337
0.18
651,322
0.70
24,461
109,423
(84,962)
(0.09)
0.06
0.06
(2.81)
2013
142,799
58,656
84,143
1,249,841
0.07
0.00
1,694,935
1,283,736
411,199
217,472
200,754
16,718
0.32
757,396
0.61
58,656
24,461
34,195
0.03
0.04
0.04
(3.34)
2011
(306,357)
24,330
(330,687)
1,955,536
(0.17)
0.00
408,729
592,238
(183,509)
49,385
54,868
(5,483)
(0.09)
863,580
0.44
24,330
(83,741)
108,071
0.06
0.06
0.06
(2.88)
2012
(116,954)
(20,566)
(96,388)
1,695,019
(0.06)
0.00
303,056
408,729
(105,673)
104,676
49,385
55,291
(0.09)
724,786
0.43
(20,566)
24,330
(44,896)
(0.03)
0.03
0.03
(3.45)
2013
(290,995)
(183,639)
(107,356)
1,428,779
(0.08)
0.00
177,698
303,056
(125,358)
54,084
104,676
(50,592)
(0.05)
459,264
0.32
(183,639)
(20,566)
(163,073)
(0.11)
0.33
0.33
(1.11)
2011
293,027
235,997
57,030
1,091,583
0.05
0.00
1,341,927
1,121,499
220,428
326,991
280,713
46,278
0.16
476,327
0.44
235,997
156,058
79,939
0.07
0.23
0.23
(1.48)
2012
336,282
188,137
148,145
1,339,570
0.11
0.00
1,576,763
1,341,927
234,836
418,581
326,991
91,590
0.11
461,182
0.34
188,137
235,997
(47,860)
(0.04)
0.05
0.05
(3.02)
2013
323,205
320,627
2,578
1,522,664
0.00
0.00
1,711,307
1,576,763
134,544
462,106
418,581
43,525
0.06
558,783
0.37
320,627
188,137
132,490
0.09
0.08
0.08
(2.59)
2011
180,429
219,766
(39,337)
2,029,558
(0.02)
0.00
2,025,867
1,745,511
280,356
345,419
356,079
(10,660)
0.14
1,232,156
0.61
219,766
135,166
84,600
0.04
0.05
0.05
(3.07)
2012
80,749
76,504
4,245
2,132,450
0.00
0.00
1,949,153
2,025,867
(76,714)
339,193
345,419
(6,226)
(0.03)
1,266,887
0.59
76,504
219,766
(143,262)
(0.07)
0.08
0.08
(2.48)
2013
72,554
135,467
(62,913)
2,188,129
(0.03)
0.00
2,033,149
1,949,153
83,996
466,494
339,193
127,301
(0.02)
1,991,932
0.91
135,467
76,504
58,963
0.03
0.03
0.03
(3.63)
2011
740,100
587,800
152,300
3,589,596
0.04
0.00
5,780,664
5,134,242
646,422
636,537
554,769
81,768
0.16
886,135
0.25
587,800
578,089
9,710
0.00
0.04
0.04
(3.22)
2012
812,380
635,029
177,351
4,250,374
0.04
0.00
6,630,810
5,780,664
850,146
745,771
636,537
109,234
0.17
1,000,822
0.24
635,029
587,800
47,229
0.01
0.04
0.04
(3.16)
2013
829,935
448,669
381,266
4,632,985
0.08
0.00
6,854,889
6,630,810
224,079
808,788
745,771
63,017
0.03
1,203,852
0.26
448,669
635,029
(186,359)
(0.04)
0.21
0.21
(1.55)
CFOit
TACCit
TAit-1
REVit
REVit-1
2011
145,106
134,184
10,922
1,157,613
0.01
0.00
3,363,728
2,198,397
2012
224,676
137,154
87,522
1,455,621
0.06
0.00
3,542,885
2013
145,159
20,805
124,354
1,486,921
0.08
0.00
2011
4,569
(3,919)
8,488
150,913
0.06
2012
4,798
20,310
(15,512)
163,233
2013
(7,488)
(37,057)
29,569
2011
8,017
17,709
2012
11,664
2013
Bersambung pada halaman berikutnya
119
TAit-1
PPEit
TAit-1
CFOit
CFOit-1
∆CFO
∆CFO
RECit-1
NIit
∆REV
(REV-REC)
RECit
Thn
TAit-1
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) Sampel
ULTJ
UNIT
UNVR
VOKS
YPAS
TACC
1
TAit-1
TAit-
2,006,596
(0.08)
(42,364)
2,179,182
195,989
240,731
3,212
28,348
2012
2,491
2013
Thn
NIit
CFOit
TACCit
2011
156,818
322,963
(166,145)
2012
457,970
500,334
2013
436,720
2011
TAit-1
REVit
REVit-1
0.00
2,102,384
1,880,411
(0.02)
0.00
2,809,851
2,420,793
0.10
0.00
(25,136)
309,792
(0.08)
10,862
(8,371)
304,803
4,369
2,051
2,318
2011
5,574,799
5,461,876
2012
6,466,765
2013
∆REV
∆REC
(REV-REC)
RES_1
ABS(DACC)
LN(ABSDAC)
260,489
193,511
66,978
0.08
1,069,736
0.53
322,963
262,487
60,476
0.03
0.10
0.10
(2.34)
2,102,384
707,467
308,799
260,489
48,310
0.30
979,512
0.45
500,334
322,963
177,371
0.08
0.08
0.08
(2.47)
3,460,231
2,809,851
650,380
375,217
308,799
66,418
0.24
965,975
0.40
195,989
500,334
(304,345)
(0.13)
0.17
0.17
(1.79)
0.00
103,226
113,353
(10,127)
26,167
9,153
17,014
(0.09)
229,530
0.74
28,348
15,213
13,135
0.04
0.08
0.08
(2.48)
(0.03)
0.00
88,466
103,226
(14,760)
18,066
26,167
(8,101)
(0.02)
294,967
0.97
10,862
28,348
(17,485)
(0.06)
0.02
0.02
(3.86)
379,901
0.01
0.00
101,886
88,466
13,420
23,722
18,066
5,656
0.02
367,119
0.97
2,051
10,862
(8,811)
(0.02)
0.02
0.02
(4.18)
112,923
8,701,262
0.01
0.00
23,469,218
19,690,239
3,778,979
2,188,280
1,752,633
435,647
0.38
5,314,311
0.61
5,461,876
3,619,189
1,842,687
0.21
0.11
0.11
(2.23)
5,191,646
1,275,119
10,482,312
0.12
0.00
27,303,248
23,469,218
3,834,030
2,261,941
2,188,280
73,661
0.36
6,283,479
0.60
5,191,646
5,461,876
(270,230)
(0.03)
0.04
0.04
(3.21)
7,158,808
6,241,679
917,129
11,984,979
0.08
0.00
30,757,435
27,303,248
3,454,187
3,269,694
2,261,941
1,007,753
0.20
6,874,177
0.57
6,241,679
5,191,646
1,050,033
0.09
0.09
0.09
(2.37)
2011
140,896
138,014
2,882
1,126,481
0.00
0.00
2,014,608
1,309,570
705,038
668,011
553,977
114,034
0.52
193,289
0.17
138,014
114,922
23,093
0.02
0.05
0.05
(3.00)
2012
184,655
104,784
79,871
1,573,039
0.05
0.00
2,484,173
2,014,608
469,565
886,360
668,011
218,349
0.16
232,745
0.15
104,784
138,014
(33,231)
(0.02)
0.05
0.05
(3.09)
2013
51,602
308,725
(257,123)
1,698,078
(0.15)
0.00
2,510,818
2,484,173
26,645
888,289
886,360
1,929
0.01
293,146
0.17
308,725
104,784
203,942
0.12
0.16
0.16
(1.81)
2011
22,643
16,053
6,590
200,856
0.03
0.00
373,048
348,359
24,689
55,141
44,608
10,533
0.07
112,513
0.56
16,053
22,425
(6,372)
(0.03)
0.11
0.11
(2.17)
2012
22,570
(28,152)
50,722
223,509
0.23
0.00
413,822
373,048
40,774
72,752
55,141
17,611
0.10
171,946
0.77
(28,152)
16,053
(44,205)
(0.20)
0.02
0.02
(3.70)
2013
8,433
(14,059)
22,492
349,438
0.06
0.00
439,681
413,822
25,859
56,823
72,752
(15,929)
0.12
192,525
0.55
(14,059)
(28,152)
14,093
0.04
0.02
0.02
(4.10)
120
CFOit-1
∆CFO
221,973
TAit-1
CFOit
∆CFO
RECit-1
TAit-1
PPEit
PPEit
RECit
TAit-1
Perhitungan Workload No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
Sampel ADES
AISA
AKKU
AKPI
ALKA
ALMI
AMFG
APLI
ARNA
ASII
AUTO
BIMA
BRNA
BTON
DLTA
DVLA
EKAD
ETWA
FASW
Tahun
Nama KAP
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
Johan Malonda Mustika & Rekan Johan Malonda Mustika & Rekan Johan Malonda Mustika & Rekan Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Johannes Patricia Juara & Rekan Johannes Patricia Juara & Rekan Johannes Patricia Juara & Rekan Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Siddharta & Widjaja Siddharta & Widjaja Siddharta & Widjaja Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Sanusi, Supardi & Soegiharto AF. Rachman dan Soetjipto WS. AF. Rachman dan Soetjipto WS. Hendrawinata Eddy & Siddharta Hendrawinata Eddy & Siddharta Hendrawinata Eddy & Siddharta Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Osman Bing Satrio & Rekan Osman Bing Satrio & Eny Osman Bing Satrio & Eny Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Teramihardja, Pradhono & Chandra Teramihardja, Pradhono & Chandra Teramihardja, Pradhono & Chandra Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Gani Mulyadi & Handayani Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Osman Bing Satrio & Rekan Osman Bing Satrio & Eny Osman Bing Satrio & Eny
Bersambung pada halaman berikutnya
121
Jumlah Partner 18 18 19 15 16 18 14 6 3 16 16 20 6 6 6 14 15 15 11 12 11 14 16 20 16 16 20 22 24 24 22 24 24 3 2 2 21 22 21 15 16 18 23 19 19 16 16 20 5 5 5 15 7 12 23 19 19
Jumlah Klien 568 593 523 702 770 842 496 241 233 996 1530 1739 261 223 252 496 709 760 466 511 560 760 1530 1739 996 1530 1739 978 1163 1204 978 1163 1204 13 8 28 20 566 583 702 770 842 959 15 1026 996 1530 1739 5 172 219 702 330 853 959 15 1026
WL 31.56 32.94 27.53 46.80 48.13 46.78 35.43 40.17 77.67 62.25 95.63 86.95 43.50 37.17 42.00 35.43 47.27 50.67 42.36 42.58 50.91 54.29 95.63 86.95 62.25 95.63 86.95 44.45 48.46 50.17 44.45 48.46 50.17 4.33 4.00 14.00 0.95 25.73 27.76 46.80 48.13 46.78 41.70 0.79 54.00 62.25 95.63 86.95 1.00 34.40 43.80 46.80 47.14 71.08 41.70 0.79 54.00
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) No. 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
Sampel GDST
GGRM
GJTL
HDTX
HMSP
ICBP
IGAR
IKAI
IMAS
INAI
INCI
INDF
INDS
JECC
JKSW
JPRS
KBLI
KBLM
KLBF
Tahun
Nama KAP
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
Hadori Sugiarto Adi & Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan Siddharta & Widjaja Siddharta & Widjaja Siddharta & Widjaja Osman Bing Satrio & Rekan Osman Bing Satrio & Eny Osman Bing Satrio & Eny Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Bambang Sudaryono & Rekan Bambang Sudaryono & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Hertanto, Sidik & Indra Griselda, Wisnu & Arum Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Hananta Budianto & Rekan Hananta Budianto & Rekan Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Gideon Ikhwan Sofwan S. Mannan, Ardiansyah & Rekan Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Osman Bing Satrio & Rekan Osman Bing Satrio & Eny Osman Bing Satrio & Eny Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja
Bersambung pada halaman berikutnya
122
Jumlah Partner 13 13 14 11 12 11 23 19 19 17 2 2 22 24 24 16 16 20 15 16 6 3 17 21 16 16 20 14 15 15 5 4 4 16 16 20 4 13 16 14 13 16 5 4 5 15 16 18 23 19 19 17 12 12 16 16 20
Jumlah Klien 762 453 1386 466 511 560 959 15 1026 309 102 118 978 1163 1204 996 1530 1739 702 770 269 30 948 860 996 1530 1739 496 709 760 92 129 116 996 1530 1739 131 905 1063 760 905 1063 92 12 84 702 770 842 959 15 1026 309 716 853 996 1530 1739
WL 58.62 34.85 99.00 42.36 42.58 50.91 41.70 0.79 54.00 18.18 51.00 59.00 44.45 48.46 50.17 62.25 95.63 86.95 46.80 48.13 44.83 10.00 55.76 40.95 62.25 95.63 86.95 35.43 47.27 50.67 18.40 32.25 29.00 62.25 95.63 86.95 32.75 69.62 66.44 54.29 69.62 66.44 18.40 3.00 16.80 46.80 48.13 46.78 41.70 0.79 54.00 18.18 59.67 71.08 62.25 95.63 86.95
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) No. 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174
Sampel LMPI
LMSH
MERK
MLIA
MRAT
MYOR
MYRX
MYTX
NIPS
PICO
PSDN
RMBA
ROTI
SCCO
SIAP
SKLT
SMCB
SMGR
SMSM
SPMA
Tahun
Nama KAP
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Siddharta & Widjaja Siddharta & Widjaja Siddharta & Widjaja Osman Bing Satrio & Rekan Osman Bing Satrio & Eny Osman Bing Satrio & Eny Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Hendrawinata Eddy & Siddharta Purwantono, Suherman & Surja Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Muhaemin Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Griselda, Wisnu & Arum Griselda, Wisnu & Arum Bismar, Muntalib & Yunus Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali Basri Hardjosumarto & Rekan Basri Hardjosumarto & Rekan Basri Hardjosumarto & Rekan Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Osman Bing Satrio & Eny Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja Teramihardja, Pradhono & Chandra Purwantono, Suherman & Surja Hadori Sugiarto Adi & Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan
Bersambung pada halaman berikutnya
123
Jumlah Partner 12 12 12 12 12 12 11 12 11 23 19 19 12 12 12 11 11 11 5 22 20 11 11 11 1 6 6 17 6 4 2 15 15 22 24 24 16 16 20 17 12 21 3 4 4 14 15 15 16 16 20 16 16 19 8 5 20 13 13 14
Jumlah Klien 543 716 853 543 716 853 466 511 560 959 15 1026 543 716 853 444 696 759 92 566 1739 444 696 759 35 241 318 309 34 48 358 709 760 978 1163 1204 996 1530 1739 309 716 860 122 283 289 496 709 760 996 1530 1739 996 1530 1026 364 172 1739 762 453 1386
WL 45.25 59.67 71.08 45.25 59.67 71.08 42.36 42.58 50.91 41.70 0.79 54.00 45.25 59.67 71.08 40.36 63.27 69.00 18.40 25.73 86.95 40.36 63.27 69.00 35.00 40.17 53.00 18.18 5.67 12.00 179.00 47.27 50.67 44.45 48.46 50.17 62.25 95.63 86.95 18.18 59.67 40.95 40.67 70.75 72.25 35.43 47.27 50.67 62.25 95.63 86.95 62.25 95.63 54.00 45.50 34.40 86.95 58.62 34.85 99.00
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) No. 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210
Sampel SRSN
SSTM
STTP
SULI
TOTO
TRST
TSPC
ULTJ
UNIT
UNVR
VOKS
YPAS
Tahun 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
Nama KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih Bambang Budi Tresno Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Muhammad Sofyan & Rekan Imam Syafei dan Rekan Imam Syafei dan Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Gani Mulyadi & Handayani Gani Sigiro & Handayani Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja Teramihardja, Pradhono & Chandra Teramihardja, Pradhono & Chandra
124
Jumlah Partner 15 16 18 3 3 3 15 16 18 16 16 20 16 16 20 16 16 20 14 13 16 3 1 16 3 1 4 22 24 24 15 7 7 8 5 5
Jumlah Klien 702 770 842 16 26 14 702 770 842 996 1530 1739 996 1530 1739 996 1530 1739 760 905 1063 16 16 1063 51 31 48 978 1163 1204 702 330 300 364 172 219
WL 46.80 48.13 46.78 5.33 8.67 4.67 46.80 48.13 46.78 62.25 95.63 86.95 62.25 95.63 86.95 62.25 95.63 86.95 54.29 69.62 66.44 5.33 16.00 66.44 17.00 31.00 12.00 44.45 48.46 50.17 46.80 47.14 42.86 45.50 34.40 43.80
Perhitungan Spesialisasi Auditor JUMLAH ASET KLIEN KAP
JUMLAH ASET SELURUH EMITEN
∆ RATARATA ASET EMITEN
8726289.85
0%
0
9957530.85
0%
0
242432226.40
12121611.32
0%
0
20
174525797.00
8726289.85
13%
1
2558708.50
20
199150617.00
9957530.85
13%
1
6490883.39
3245441.70
20
242432226.40
12121611.32
13%
1
3
2343645.44
781215.15
32
63040417.44
1970013.05
4%
0
10583.00
1
10583.00
10583.00
32
74104294.58
2315759.21
0%
0
49233.00
1
49233.00
49233.00
32
89841900.53
2807559.39
0%
0
Purwantono, Suherman & Surja
1556601.00
7
38167252.00
5452464.57
32
63040417.44
1970013.05
61%
1
IDK – Plastik
Purwantono, Suherman & Surja
1714834.00
8
46873234.00
5859154.25
32
74104294.58
2315759.21
63%
1
2013
IDK – Plastik
Purwantono, Suherman & Surja
2084567.19
8
29702498.08
3712812.26
32
89841900.53
2807559.39
33%
1
2011
IDK – Logam
Johannes Patricia Juara & Rekan
258484.00
1
258484.00
258484.00
32
63040417.44
1970013.05
11%
1
2012
IDK – Logam
Johannes Patricia Juara & Rekan
147882.00
1
147882.00
147882.00
32
74104294.58
2315759.21
11%
1
15
2013
IDK – Logam
Johannes Patricia Juara & Rekan
241913.00
1
241913.00
241913.00
32
89841900.53
2807559.39
11%
1
16
2011
IDK – Logam
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
1791523.00
3
2343645.44
781215.15
32
63040417.44
1970013.05
4%
0
2012
IDK – Logam
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
1881569.00
2
2493793.22
1246896.61
32
74104294.58
2315759.21
3%
0
18
2013
IDK – Logam
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
2752078.00
2
3517959.41
1758979.70
32
89841900.53
2807559.39
4%
0
19
2011
IDK - Keramik Porselen Kaca
Siddharta & Widjaja
2690595.00
1
2690595.00
2690595.00
32
63040417.44
1970013.05
14%
1
2012
IDK - Keramik Porselen Kaca
Siddharta & Widjaja
3115421.00
1
3115421.00
3115421.00
32
74104294.58
2315759.21
14%
1
21
2013
IDK - Keramik Porselen Kaca
Siddharta & Widjaja
3539393.00
1
3539393.00
3539393.00
32
89841900.53
2807559.39
14%
1
22
2011
IDK – Plastik
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
334702.00
1
334702.00
334702.00
32
63040417.44
1970013.05
1%
0
2012
IDK – Plastik
Purwantono, Suherman & Surja
333867.00
8
46873234.00
5859154.25
32
74104294.58
2315759.21
63%
1
24
2013
IDK – Plastik
Purwantono, Suherman & Surja
303594.49
8
29702498.08
3712812.26
32
89841900.53
2807559.39
33%
1
25
2011
IDK - Keramik Porselen Kaca
Purwantono, Suherman & Surja
831508.00
7
38167252.00
5452464.57
32
63040417.44
1970013.05
61%
1
2012
IDK - Keramik Porselen Kaca
Purwantono, Suherman & Surja
937360.00
8
46873234.00
5859154.25
32
74104294.58
2315759.21
63%
1
2013
IDK - Keramik Porselen Kaca
Purwantono, Suherman & Surja
1135245.00
8
29702498.08
3712812.26
32
89841900.53
2807559.39
33%
1
Sampel
Tahun
2011
IBK - Makanan minuman
Johan Malonda Mustika & Rekan
316048.00
1
316048.00
316048.00
20
174525797.00
ADES
2012
IBK - Makanan minuman
Johan Malonda Mustika & Rekan
389094.00
1
389094.00
389094.00
20
199150617.00
3
2013
IBK - Makanan minuman
Johan Malonda Mustika & Rekan
441064.00
1
441064.00
441064.00
20
4
2011
IBK - Makanan minuman
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
3590309.00
2
4525075.00
2262537.50
2012
IBK - Makanan minuman
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
3867576.00
2
5117417.00
6
2013
IBK - Makanan minuman
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
5020824.00
2
7
2011
IDK – Plastik
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
7840.00
2012
IDK – Plastik
Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan
9
2013
IDK – Plastik
Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan
10
2011
IDK – Plastik
2012
12 13
1 2
5
8
11
14
17
20
23
26 27
AISA
AKKU
AKPI
ALKA
ALMI
AMFG
APLI
ARNA
Nama KAP
JUMLAH KLIEN KAP
JUMLAH EMITEN DI INDUSTRI
SPEC ≥10
Industri
Total Asset (Dlm Jutaan)
∆ ASET KLIEN KAP
% SPEC
No.
Bersambung pada halaman berikutnya
125
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) JUMLAH EMITEN DI INDUSTRI
JUMLAH ASET SELURUH EMITEN
JUMLAH KLIEN KAP
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
153521000.00
2
160485227.00
80242613.50
18
197642411.46
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
182274000.00
2
191155642.00
95577821.00
18
236045876.87
AI – Otomotif
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
213994000.00
2
226611678.00
113305839.00
18
2011
AI – Otomotif
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
69642278.00
2
18518370.00
9259185.00
2012
AI – Otomotif
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
8881642.00
2
191155642.00
33
2013
AI – Otomotif
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
12617678.00
2
34
2011
AI - Alas Kaki
Sanusi, Supardi & Soegiharto
91526.00
2012
AI - Alas Kaki
AF. Rachman dan Soetjipto WS.
36
2013
AI - Alas Kaki
37
2011
∆ RATARATA ASET EMITEN
% SPEC
SPEC ≥10
10980133.97
81%
1
13113659.83
81%
1
282239449.37
15679969.41
80%
1
18
197642411.46
10980133.97
81%
1
95577821.00
18
236045876.87
13113659.83
81%
1
226611678.00
113305839.00
18
282239449.37
15679969.41
80%
1
1
91526.00
91526.00
18
197642411.46
10980133.97
0%
0
100101.00
1
100101.00
100101.00
18
236045876.87
13113659.83
0%
0
AF. Rachman dan Soetjipto WS.
118007.06
1
118007.06
118007.06
18
282239449.37
15679969.41
0%
0
IDK - Plastik
Hendrawinata Eddy & Siddharta
643964.00
1
643964.00
643964.00
32
63040417.44
1970013.05
1%
0
2012
IDK - Plastik
Hendrawinata Eddy & Siddharta
770384.00
2
1829366.77
914683.39
32
74104294.58
2315759.21
2%
0
39
2013
IDK - Plastik
Hendrawinata Eddy & Siddharta
1125133.00
1
1125133.00
1125133.00
32
89841900.53
2807559.39
1%
0
40
2011
IDK - Logam
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
118715.56
5
1894035.22
378807.04
32
63040417.44
1970013.05
3%
0
2012
IDK - Logam
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
145100.53
4
1258159.53
314539.88
32
74104294.58
2315759.21
2%
0
42
2013
IDK - Logam
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
176136.30
3
973459.84
324486.61
32
89841900.53
2807559.39
1%
0
43
2011
IBK - Makanan minuman
Osman Bing Satrio & Rekan
696167.00
1
696167.00
696167.00
20
174525797.00
8726289.85
0%
0
2012
IBK - Makanan minuman
Osman Bing Satrio & Eny
745307.00
1
745307.00
745307.00
20
199150617.00
9957530.85
0%
0
45
2013
IBK - Makanan minuman
Osman Bing Satrio & Eny
867040.80
1
867040.80
867040.80
20
242432226.40
12121611.32
0%
0
46
2011
IBK - Farmasi
Purwantono, Suherman & Surja
928291.00
5
78770772.00
15754154.40
20
174525797.00
8726289.85
45%
1
2012
IBK - Farmasi
Purwantono, Suherman & Surja
1074691.00
5
88775280.00
17755056.00
20
199150617.00
9957530.85
45%
1
48
2013
IBK - Farmasi
Purwantono, Suherman & Surja
1190054.29
5
113688063.34
22737612.67
20
242432226.40
12121611.32
7%
0
49
2011
IDK - Kimia
Teramihardja, Pradhono & Chandra
237592.00
1
237592.00
237592.00
32
63040417.44
1970013.05
0%
0
2012
IDK - Kimia
Teramihardja, Pradhono & Chandra
273893.00
2
623331.00
311665.50
32
74104294.58
2315759.21
1%
0
51
2013
IDK - Kimia
Teramihardja, Pradhono & Chandra
343601.50
2
536126.67
268063.34
32
89841900.53
2807559.39
1%
0
52
2011
IDK - Kimia
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
620709.00
5
1894035.22
378807.04
32
63040417.44
1970013.05
3%
0
2012
IDK - Kimia
Gani Mulyadi & Handayani
960957.00
1
960957.00
960957.00
32
74104294.58
2315759.21
1%
0
54
2013
IDK - Kimia
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
1291711.27
2
1433409.27
716704.64
32
89841900.53
2807559.39
2%
0
55
2011
IDK - Kertas
Osman Bing Satrio & Rekan
4936094.00
2
11055280.00
5527640.00
32
63040417.44
1970013.05
18%
1
2012
IDK - Kertas
Osman Bing Satrio & Eny
5578334.00
2
12137289.00
6068644.50
32
74104294.58
2315759.21
16%
1
2013
IDK - Kertas
Osman Bing Satrio & Eny
5692060.00
3
43674843.00
14558281.00
32
89841900.53
2807559.39
49%
1
Sampel
Tahun 2011
AI – Otomotif
ASII
2012
AI – Otomotif
30
2013
31
28 29
32
35
38
41
44
47
50
53
56 57
AUTO
BIMA
BRNA
BTON
DLTA
DVLA
EKAD
ETWA
FASW
Industri
Nama KAP
Bersambung pada halaman berikutnya 126
JUMLAH ASET KLIEN KAP
∆ ASET KLIEN KAP
Total Asset (Dlm Jutaan)
No.
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) JUMLAH EMITEN DI INDUSTRI
JUMLAH ASET SELURUH EMITEN
JUMLAH KLIEN KAP
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
977457.49
2
2529234.49
1264617.24
32
63040417.44
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
1163971.06
2
2828324.06
1414162.03
32
74104294.58
IDK - Logam
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
1191496.62
2
2958602.44
1479301.22
32
2011
IBK - Rokok
Siddharta & Widjaja
39088705.00
2
39673094.00
19836547.00
2012
IBK - Rokok
Siddharta & Widjaja
41509325.00
2
42078756.00
63
2013
IBK - Rokok
Siddharta & Widjaja
50770251.00
2
64
2011
AI - Otomotif
Osman Bing Satrio & Rekan
11554143.00
2012
AI - Otomotif
Osman Bing Satrio & Eny
66
2013
AI - Otomotif
Osman Bing Satrio & Eny
67
2011
AI - Tekstil
2012
69 70
∆ RATARATA ASET EMITEN
% SPEC
SPEC ≥10
1970013.05
4%
0
2315759.21
4%
0
89841900.53
2807559.39
3%
0
20
174525797.00
8726289.85
23%
1
21039378.00
20
199150617.00
9957530.85
21%
1
51467197.00
25733598.50
20
242432226.40
12121611.32
21%
1
2
12637667.00
6318833.50
18
197642411.46
10980133.97
6%
0
12869793.00
2
14031491.00
7015745.50
18
236045876.87
13113659.83
6%
0
15350754.00
2
16687776.29
8343888.15
18
282239449.37
15679969.41
6%
0
Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
1013575.00
3
3112151.00
1037383.67
18
197642411.46
10980133.97
2%
0
AI - Tekstil
Bambang Sudaryono & Rekan
1362557.00
1
1362557.00
1362557.00
18
236045876.87
13113659.83
1%
0
2013
AI - Tekstil
Bambang Sudaryono & Rekan
2378728.27
1
2378728.27
2378728.27
18
282239449.37
15679969.41
1%
0
2011
IBK - Rokok
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
19376343.00
3
36192612.00
12064204.00
20
174525797.00
8726289.85
21%
1
2012
IBK - Rokok
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
26247527.00
3
45168107.00
15056035.67
20
199150617.00
9957530.85
23%
1
72
2013
IBK - Rokok
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
27404594.00
3
49984798.00
16661599.33
20
242432226.40
12121611.32
9%
0
73
2011
IBK - Makanan minuman
Purwantono, Suherman & Surja
15222857.00
5
78770772.00
15754154.40
20
174525797.00
8726289.85
45%
1
2012
IBK - Makanan minuman
Purwantono, Suherman & Surja
17753480.00
5
88775280.00
17755056.00
20
199150617.00
9957530.85
45%
1
75
2013
IBK - Makanan minuman
Purwantono, Suherman & Surja
21267470.00
5
113688063.34
22737612.67
20
242432226.40
12121611.32
7%
0
76
2011
IDK - Plastik
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
355580.00
5
1894035.22
378807.04
32
63040417.44
1970013.05
3%
0
2012
IDK - Plastik
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
312343.00
4
1258159.53
314539.88
32
74104294.58
2315759.21
2%
0
78
2013
IDK - Plastik
Hertanto, Sidik & Indra
314747.00
1
314747.00
314747.00
32
89841900.53
2807559.39
0%
0
79
2011
IDK - Keramik Porselen Kaca
Griselda, Wisnu & Arum
548790.00
1
548790.00
548790.00
32
63040417.44
1970013.05
1%
0
2012
IDK - Keramik Porselen Kaca
Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali
507425.00
1
507425.00
507425.00
32
74104294.58
2315759.21
1%
0
81
2013
IDK - Keramik Porselen Kaca
Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali
482057.00
1
482057.00
482057.00
32
89841900.53
2807559.39
1%
0
82
2011
AI - Otomotif
Purwantono, Suherman & Surja
12913942.00
1
12913942.00
12913942.00
18
197642411.46
10980133.97
7%
0
2012
AI - Otomotif
Purwantono, Suherman & Surja
17577664.00
1
17577664.00
17577664.00
18
236045876.87
13113659.83
7%
0
84
2013
AI - Otomotif
Purwantono, Suherman & Surja
22315022.51
2
24016125.75
12008062.88
18
282239449.37
15679969.41
9%
0
85
2011
IDK - Logam
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
544282.44
3
2343645.44
781215.15
32
63040417.44
1970013.05
4%
0
2012
IDK - Logam
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
612224.22
2
2493793.22
1246896.61
32
74104294.58
2315759.21
3%
0
2013
IDK - Logam
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
765881.41
2
3517959.41
1758979.70
32
89841900.53
2807559.39
4%
0
Sampel
Tahun 2011
IDK - Logam
GDST
2012
IDK - Logam
60
2013
61
58 59
62
65
68
71
74
77
80
83
86 87
GGRM
GJTL
HDTX
HMSP
ICBP
IGAR
IKAI
IMAS
INAI
Industri
Nama KAP
Bersambung pada halaman berikutnya
127
JUMLAH ASET KLIEN KAP
∆ ASET KLIEN KAP
Total Asset (Dlm Jutaan)
No.
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) JUMLAH EMITEN DI INDUSTRI
JUMLAH ASET SELURUH EMITEN
JUMLAH KLIEN KAP
Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry
125185.00
3
1290242.29
430080.76
32
63040417.44
Hananta Budianto & Rekan
132279.00
1
132279.00
132279.00
32
74104294.58
IDK – Kimia
Hananta Budianto & Rekan
136142.00
1
136142.00
136142.00
32
2011
IBK - Makanan minuman
Purwantono, Suherman & Surja
53585933.00
5
78770772.00
15754154.40
2012
IBK - Makanan minuman
Purwantono, Suherman & Surja
59324207.00
5
88775280.00
93
2013
IBK - Makanan minuman
Purwantono, Suherman & Surja
78092789.00
5
94
2011
AI - Otomotif
Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan
1139715.00
2012
AI - Otomotif
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
96
2013
AI - Otomotif
97
2011
∆ RATARATA ASET EMITEN
% SPEC
SPEC ≥10
1970013.05
2%
0
2315759.21
0%
0
89841900.53
2807559.39
0%
0
20
174525797.00
8726289.85
45%
1
17755056.00
20
199150617.00
9957530.85
45%
1
113688063.34
22737612.67
20
242432226.40
12121611.32
7%
0
1
1139715.00
1139715.00
18
197642411.46
10980133.97
1%
0
1664779.00
2
2373734.00
1186867.00
18
236045876.87
13113659.83
1%
0
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
2196518.36
2
3436340.08
1718170.04
18
282239449.37
15679969.41
1%
0
AI – Kabel
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
627038.00
1
627038.00
627038.00
18
197642411.46
10980133.97
0%
0
2012
AI – Kabel
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
708955.00
2
2373734.00
1186867.00
18
236045876.87
13113659.83
1%
0
99
2013
AI – Kabel
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
1239821.72
2
3436340.08
1718170.04
18
282239449.37
15679969.41
1%
0
100
2011
IDK – Logam
Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry
287132.00
3
1290242.29
430080.76
32
63040417.44
1970013.05
2%
0
2012
IDK – Logam
Gideon Ikhwan Sofwan
278719.00
1
278719.00
278719.00
32
74104294.58
2315759.21
0%
0
102
2013
IDK – Logam
S. Mannan, Ardiansyah & Rekan
262386.00
1
262386.00
262386.00
32
89841900.53
2807559.39
0%
0
103
2011
IDK – Logam
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
437848.66
5
1894035.22
378807.04
32
63040417.44
1970013.05
3%
0
2012
IDK – Logam
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
398607.00
4
1258159.53
314539.88
32
74104294.58
2315759.21
2%
0
105
2013
IDK – Logam
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
376541.00
3
973459.84
324486.61
32
89841900.53
2807559.39
1%
0
106
2011
AI – Kabel
Osman Bing Satrio & Rekan
1083524.00
2
12637667.00
6318833.50
18
197642411.46
10980133.97
6%
0
2012
AI – Kabel
Osman Bing Satrio & Eny
1161698.00
2
14031491.00
7015745.50
18
236045876.87
13113659.83
6%
0
108
2013
AI – Kabel
Osman Bing Satrio & Eny
1337022.29
2
16687776.29
8343888.15
18
282239449.37
15679969.41
6%
0
109
2011
AI – Kabel
Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
642955.00
3
3112151.00
1037383.67
18
197642411.46
10980133.97
2%
0
2012
AI – Kabel
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
722941.00
2
2209862.00
1104931.00
18
236045876.87
13113659.83
1%
0
111
2013
AI – Kabel
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
654296.26
1
654296.26
654296.26
18
282239449.37
15679969.41
0%
0
112
2011
IBK - Farmasi
Purwantono, Suherman & Surja
8274554.00
5
78770772.00
15754154.40
20
174525797.00
8726289.85
45%
1
2012
IBK - Farmasi
Purwantono, Suherman & Surja
9417957.00
5
88775280.00
17755056.00
20
199150617.00
9957530.85
45%
1
114
2013
IBK - Farmasi
Purwantono, Suherman & Surja
11315061.00
5
113688063.34
22737612.67
20
242432226.40
12121611.32
7%
0
115
2011
IBK – PRT
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
685896.00
1
685896.00
685896.00
20
174525797.00
8726289.85
0%
0
2012
IBK – PRT
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
815153.00
1
815153.00
815153.00
20
199150617.00
9957530.85
0%
0
2013
IBK – PRT
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
822189.51
1
822189.51
822189.51
20
242432226.40
12121611.32
0%
0
Sampel
Tahun 2011
IDK – Kimia
INCI
2012
IDK – Kimia
90
2013
91
88 89
92
95
98
101
104
107
110
113
116 117
INDF
INDS
JECC
JKSW
JPRS
KBLI
KBLM
KLBF
LMPI
Industri
Nama KAP
Bersambung pada halaman berikutnya
128
JUMLAH ASET KLIEN KAP
∆ ASET KLIEN KAP
Total Asset (Dlm Jutaan)
No.
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) JUMLAH EMITEN DI INDUSTRI
JUMLAH ASET SELURUH EMITEN
JUMLAH KLIEN KAP
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
6333957.00
3
36192612.00
12064204.00
20
174525797.00
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
6935601.00
3
45168107.00
15056035.67
20
199150617.00
IBK – Rokok
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
9232016.00
3
49984798.00
16661599.33
20
2011
IBK - Makanan minuman
Purwantono, Suherman & Surja
759137.00
5
78770772.00
15754154.40
2012
IBK - Makanan minuman
Purwantono, Suherman & Surja
1204945.00
5
88775280.00
153
2013
IBK - Makanan minuman
Purwantono, Suherman & Surja
1822689.05
5
154
2011
AI – Kabel
Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
1455621.00
2012
AI – Kabel
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
156
2013
AI – Kabel
Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali
157
2011
IDK – Plastik
2012
159 160
∆ RATARATA ASET EMITEN
% SPEC
SPEC ≥10
8726289.85
21%
1
9957530.85
23%
1
242432226.40
12121611.32
9%
0
20
174525797.00
8726289.85
45%
1
17755056.00
20
199150617.00
9957530.85
45%
1
113688063.34
22737612.67
20
242432226.40
12121611.32
7%
0
3
3112151.00
1037383.67
18
197642411.46
10980133.97
2%
0
1486921.00
2
2209862.00
1104931.00
18
236045876.87
13113659.83
1%
0
1762032.30
1
1762032.30
1762032.30
18
282239449.37
15679969.41
1%
0
Basri Hardjosumarto & Rekan
163233.00
1
163233.00
163233.00
32
63040417.44
1970013.05
0%
0
IDK – Plastik
Basri Hardjosumarto & Rekan
184367.00
1
184367.00
184367.00
32
74104294.58
2315759.21
0%
0
2013
IDK – Plastik
Basri Hardjosumarto & Rekan
272597.82
1
272597.82
272597.82
32
89841900.53
2807559.39
0%
0
2011
IBK - Makanan minuman
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
214238.00
1
214238.00
214238.00
20
174525797.00
8726289.85
0%
0
2012
IBK - Makanan minuman
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
249746.00
1
249746.00
249746.00
20
199150617.00
9957530.85
0%
0
162
2013
IBK - Makanan minuman
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
301989.49
1
301989.49
301989.49
20
242432226.40
12121611.32
11%
1
163
2011
IDK – Semen
Purwantono, Suherman & Surja
10950501.00
7
38167252.00
5452464.57
32
63040417.44
1970013.05
61%
1
2012
IDK – Semen
Purwantono, Suherman & Surja
12168517.00
8
46873234.00
5859154.25
32
74104294.58
2315759.21
63%
1
165
2013
IDK – Semen
Purwantono, Suherman & Surja
14894990.00
8
29702498.08
3712812.26
32
89841900.53
2807559.39
33%
1
166
2011
IDK – Semen
Purwantono, Suherman & Surja
19661603.00
7
38167252.00
5452464.57
32
63040417.44
1970013.05
61%
1
2012
IDK – Semen
Purwantono, Suherman & Surja
26579084.00
8
46873234.00
5859154.25
32
74104294.58
2315759.21
63%
1
168
2013
IDK – Semen
Osman Bing Satrio & Eny
30792884.00
3
43674843.00
14558281.00
32
89841900.53
2807559.39
49%
1
169
2011
AI - Otomotif
Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja
1136858.00
1
1136858.00
1136858.00
18
197642411.46
10980133.97
1%
0
2012
AI - Otomotif
Teramihardja, Pradhono & Chandra
1441204.00
1
1441204.00
1441204.00
18
236045876.87
13113659.83
1%
0
171
2013
AI - Otomotif
Purwantono, Suherman & Surja
1701103.25
2
24016125.75
12008062.88
18
282239449.37
15679969.41
9%
0
118
2011
IDK – Logam
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
98019.00
1
98019.00
98019.00
32
63040417.44
1970013.05
0%
0
2012
IDK – Logam
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
128548.00
1
128548.00
128548.00
32
74104294.58
2315759.21
0%
0
120
2013
IDK – Logam
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
141698.00
2
1433409.27
716704.64
32
89841900.53
2807559.39
2%
0
121
2011
IBK - Farmasi
Siddharta & Widjaja
584389.00
2
39673094.00
19836547.00
20
174525797.00
8726289.85
23%
1
2012
IBK - Farmasi
Siddharta & Widjaja
569431.00
2
42078756.00
21039378.00
20
199150617.00
9957530.85
21%
1
2013
IBK - Farmasi
Siddharta & Widjaja
696946.00
2
51467197.00
25733598.50
20
242432226.40
12121611.32
21%
1
Sampel
Tahun 2011
IBK – Rokok
RMBA
2012
IBK – Rokok
150
2013
151
148 149
152
155
158
161
164
167
170
119
122 123
ROTI
SCCO
SIAP
SKLT
SMCB
SMGR
SMSM
LMSH
MERK
Industri
Nama KAP
Bersambung pada halaman berikutnya
129
JUMLAH ASET KLIEN KAP
∆ ASET KLIEN KAP
Total Asset (Dlm Jutaan)
No.
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) JUMLAH EMITEN DI INDUSTRI
JUMLAH ASET SELURUH EMITEN
JUMLAH KLIEN KAP
Osman Bing Satrio & Rekan
6119186.00
2
11055280.00
5527640.00
32
63040417.44
Osman Bing Satrio & Eny
6558955.00
2
12137289.00
6068644.50
32
74104294.58
IDK - Keramik Porselen Kaca
Osman Bing Satrio & Eny
7189899.00
3
43674843.00
14558281.00
32
2011
IBK - Kosmetik
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
422493.00
1
422493.00
422493.00
2012
IBK - Kosmetik
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
455473.00
1
455473.00
129
2013
IBK - Kosmetik
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
439583.73
1
130
2011
IBK - Makanan minuman
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
6599846.00
2012
IBK - Makanan minuman
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
132
2013
IBK - Makanan minuman
133
2011
∆ RATARATA ASET EMITEN
% SPEC
SPEC ≥10
1970013.05
18%
1
2315759.21
16%
1
89841900.53
2807559.39
49%
1
20
174525797.00
8726289.85
0%
0
455473.00
20
199150617.00
9957530.85
0%
0
439583.73
439583.73
20
242432226.40
12121611.32
0%
0
1
6599846.00
6599846.00
20
174525797.00
8726289.85
4%
0
8302506.00
1
8302506.00
8302506.00
20
199150617.00
9957530.85
4%
0
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
9709838.25
1
9709838.25
9709838.25
20
242432226.40
12121611.32
4%
0
IDK - Logam
Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry
877925.29
3
1290242.29
430080.76
32
63040417.44
1970013.05
2%
0
2012
IDK - Logam
Hendrawinata Eddy & Siddharta
1058982.77
2
1829366.77
914683.39
32
74104294.58
2315759.21
2%
0
135
2013
IDK - Logam
Purwantono, Suherman & Surja
5335862.89
8
29702498.08
3712812.26
32
89841900.53
2807559.39
33%
1
136
2011
AI - Tekstil
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
1848395.00
1
1848395.00
1848395.00
18
197642411.46
10980133.97
1%
0
2012
AI - Tekstil
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
1803323.00
1
1803323.00
1803323.00
18
236045876.87
13113659.83
1%
0
138
2013
AI - Tekstil
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
2095467.42
1
2095467.42
2095467.42
18
282239449.37
15679969.41
1%
0
139
2011
AI - Otomotif
Muhaemin
446688.46
1
446688.46
446688.46
18
197642411.46
10980133.97
0%
0
2012
AI - Otomotif
Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan
524693.87
1
524693.87
524693.87
18
236045876.87
13113659.83
0%
0
141
2013
AI - Otomotif
Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan
798407.63
1
798407.63
798407.63
18
282239449.37
15679969.41
0%
0
142
2011
IDK - Logam
Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
561840.00
1
561840.00
561840.00
32
63040417.44
1970013.05
1%
0
2012
IDK - Logam
Griselda, Wisnu & Arum
594616.00
1
594616.00
594616.00
32
74104294.58
2315759.21
1%
0
144
2013
IDK - Logam
Griselda, Wisnu & Arum
621400.00
1
621400.00
621400.00
32
89841900.53
2807559.39
1%
0
145
2011
AI - Otomotif
Bismar, Muntalib & Yunus
481912.00
1
481912.00
481912.00
18
197642411.46
10980133.97
11%
1
2012
AI - Otomotif
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
577350.00
1
577350.00
577350.00
18
236045876.87
13113659.83
11%
1
147
2013
AI - Otomotif
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
463774.65
1
463774.65
463774.65
18
282239449.37
15679969.41
0%
0
172
2011
IDK - Kertas
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
1551777.00
2
2529234.49
1264617.24
32
63040417.44
1970013.05
4%
0
2012
IDK - Kertas
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
1664353.00
2
2828324.06
1414162.03
32
74104294.58
2315759.21
4%
0
174
2013
IDK - Kertas
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
1767105.82
2
2958602.44
1479301.22
32
89841900.53
2807559.39
3%
0
175
2011
IDK - Kimia
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
361182.00
5
1894035.22
378807.04
32
63040417.44
1970013.05
3%
0
2012
IDK - Kimia
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
402109.00
4
1258159.53
314539.88
32
74104294.58
2315759.21
2%
0
177
2013
IDK - Kimia
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
420782.55
3
973459.84
324486.61
32
89841900.53
2807559.39
1%
0
178
2011
AI - Tekstil
Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
843450.00
1
843450.00
843450.00
18
197642411.46
10980133.97
0%
0
2012
AI - Tekstil
Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
810276.00
1
810276.00
810276.00
18
236045876.87
13113659.83
0%
0
2013
AI - Tekstil
Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
801866.40
1
801866.40
801866.40
18
282239449.37
15679969.41
0%
0
Sampel
Tahun
Industri
2011
IDK - Keramik Porselen Kaca
MLIA
2012
IDK - Keramik Porselen Kaca
126
2013
127
124 125
128
131
134
137
140
143
146
173
176
179 180
MRAT
MYOR
MYRX
MYTX
NIPS
PICO
PSDN
SPMA
SRSN
SSTM
Nama KAP
Bersambung pada halaman berikutnya
130
JUMLAH ASET KLIEN KAP
∆ ASET KLIEN KAP
Total Asset (Dlm Jutaan)
No.
LAMPIRAN 2 (Lanjutan) JUMLAH EMITEN DI INDUSTRI
JUMLAH ASET SELURUH EMITEN
JUMLAH KLIEN KAP
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
934766.00
2
4525075.00
2262537.50
20
174525797.00
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
1249841.00
2
5117417.00
2558708.50
20
199150617.00
IBK - Makanan minuman
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
1470059.39
2
6490883.39
3245441.70
20
2011
IDK - Kayu
Purwantono, Suherman & Surja
1695019.00
7
38167252.00
5452464.57
2012
IDK - Kayu
Purwantono, Suherman & Surja
1428779.00
8
46873234.00
186
2013
IDK - Kayu
Purwantono, Suherman & Surja
941141.00
8
187
2011
IDK - Keramik Porselen Kaca
Purwantono, Suherman & Surja
1339570.00
2012
IDK - Keramik Porselen Kaca
Purwantono, Suherman & Surja
189
2013
IDK - Keramik Porselen Kaca
190
2011
∆ RATARATA ASET EMITEN
% SPEC
SPEC ≥10
8726289.85
3%
0
9957530.85
3%
0
242432226.40
12121611.32
13%
1
32
63040417.44
1970013.05
61%
1
5859154.25
32
74104294.58
2315759.21
63%
1
29702498.08
3712812.26
32
89841900.53
2807559.39
33%
1
7
38167252.00
5452464.57
32
63040417.44
1970013.05
61%
1
1522664.00
8
46873234.00
5859154.25
32
74104294.58
2315759.21
63%
1
Purwantono, Suherman & Surja
1746178.00
8
29702498.08
3712812.26
32
89841900.53
2807559.39
33%
1
IDK – Plastik
Purwantono, Suherman & Surja
2132450.00
7
38167252.00
5452464.57
32
63040417.44
1970013.05
61%
1
2012
IDK – Plastik
Purwantono, Suherman & Surja
2188129.00
8
46873234.00
5859154.25
32
74104294.58
2315759.21
63%
1
192
2013
IDK – Plastik
Purwantono, Suherman & Surja
3260919.51
8
29702498.08
3712812.26
32
89841900.53
2807559.39
33%
1
193
2011
IBK – Farmasi
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
4250374.00
1
4250374.00
4250374.00
20
174525797.00
8726289.85
12%
1
2012
IBK – Farmasi
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
4632985.00
1
4632985.00
4632985.00
20
199150617.00
9957530.85
12%
1
195
2013
IBK – Farmasi
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
5407957.92
2
8219578.90
4109789.45
20
242432226.40
12121611.32
13%
1
196
2011
IBK - Makanan minuman
Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
2179182.00
1
2179182.00
2179182.00
20
174525797.00
8726289.85
11%
1
2012
IBK - Makanan minuman
Bambang Budi Tresno
2420793.00
1
2420793.00
2420793.00
20
199150617.00
9957530.85
11%
1
198
2013
IBK - Makanan minuman
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
2811620.98
2
8219578.90
4109789.45
20
242432226.40
12121611.32
13%
1
199
2011
AI – Tekstil
Muhammad Sofyan & Rekan
304803.00
1
304803.00
304803.00
18
197642411.46
10980133.97
0%
0
2012
AI – Tekstil
Imam Syafei dan Rekan
379901.00
1
379901.00
379901.00
18
236045876.87
13113659.83
0%
0
201
2013
AI – Tekstil
Imam Syafei dan Rekan
459118.94
1
459118.94
459118.94
18
282239449.37
15679969.41
0%
0
202
2011
IBK – Kosmetik
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
10482312.00
3
36192612.00
12064204.00
20
174525797.00
8726289.85
21%
1
2012
IBK – Kosmetik
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
11984979.00
3
45168107.00
15056035.67
20
199150617.00
9957530.85
23%
1
204
2013
IBK – Kosmetik
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
13348188.00
3
49984798.00
16661599.33
20
242432226.40
12121611.32
21%
1
205
2011
AI – Kabel
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
1573039.00
1
1573039.00
1573039.00
18
197642411.46
10980133.97
1%
0
2012
AI – Kabel
Gani Mulyadi & Handayani
1698078.00
1
1698078.00
1698078.00
18
236045876.87
13113659.83
1%
0
207
2013
AI – Kabel
Gani Sigiro & Handayani
1955830.32
1
1955830.32
1955830.32
18
282239449.37
15679969.41
1%
0
208
2011
IDK – Plastik
Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja
223509.00
1
223509.00
223509.00
32
63040417.44
1970013.05
0%
0
2012
IDK – Plastik
Teramihardja, Pradhono & Chandra
349438.00
2
623331.00
311665.50
32
74104294.58
2315759.21
1%
0
2013
IDK – Plastik
Teramihardja, Pradhono & Chandra
192525.17
2
536126.67
268063.34
32
89841900.53
2807559.39
1%
0
Sampel
Tahun 2011
IBK - Makanan minuman
STTP
2012
IBK - Makanan minuman
183
2013
184
181 182
185
188
191
194
197
200
203
206
209 210
SULI
TOTO
TRST
TSPC
ULTJ
UNIT
UNVR
VOKS
YPAS
Industri
Nama KAP
131
JUMLAH ASET KLIEN KAP
∆ ASET KLIEN KAP
Total Asset (Dlm Jutaan)
No.
LAMPIRAN 3: Hasil Output SPSS 20 Regression
LNDACC WL SPEC TEN KMTE
Descriptive Statistics Mean Std. Deviation -2,8032 ,87409 50,9501 24,69184 ,37 ,484 2,80 1,252 3,07 ,332
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
LNDACC WL SPEC TEN KMTE LNDACC WL SPEC TEN KMTE LNDACC WL SPEC TEN KMTE
N 210 210 210 210 210
Correlations LNDACC WL 1,000 -,183 -,183 1,000 -,138 ,312 ,005 ,275 -,170 ,066 . ,004 ,004 . ,023 ,000 ,472 ,000 ,007 ,170 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210
SPEC -,138 ,312 1,000 ,107 ,262 ,023 ,000 . ,061 ,000 210 210 210 210 210
TEN ,005 ,275 ,107 1,000 ,055 ,472 ,000 ,061 . ,213 210 210 210 210 210
KMTE -,170 ,066 ,262 ,055 1,000 ,007 ,170 ,000 ,213 . 210 210 210 210 210
a
Variables Entered/Removed Variables Variables Model Entered Removed Method 1 KMTE, TEN, . Enter b SPEC, WL a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered. b
Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a 1 ,255 ,065 ,047 ,85350 a. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL b. Dependent Variable: LNDACC
Durbin-Watson 1,802
a
Model 1
ANOVA Df
Sum of Squares Regression 10,349 4 Residual 149,335 205 Total 159,684 209 a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL
132
Mean Square 2,587 ,728
F 3,552
Sig. b ,008
Coefficients
Model 1
(Constant) WL SPEC TEN KMTE
a
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1,383 ,577 -,006 ,003 -,092 ,133 ,047 ,049 -,391 ,184
Standardized Coefficients Beta -,176 -,051 ,067 -,149
Coefficients
Sig. ,017 ,018 ,489 ,342 ,035
a
Collinearity Statistics Tolerance
Model 1
(Constant) WL SPEC TEN KMTE a. Dependent Variable: LNDACC
Dimension 1 2 3 4 5
VIF
,843 ,844 ,923 ,930
Collinearity Diagnostics Model 1
T -2,398 -2,391 -,694 ,952 -2,123
Eigenvalue Condition Index 4,224 1,000 ,528 2,827 ,128 5,752 ,115 6,061 ,005 27,956
1,186 1,184 1,084 1,075
a
(Constant) ,00 ,00 ,00 ,01 ,98
Variance Proportions WL SPEC ,01 ,02 ,00 ,86 ,98 ,06 ,00 ,00 ,01 ,06
a
Residuals Statistics Minimum Maximum Mean -3,4949 -2,0523 -2,8032 -3,108 3,375 ,000
Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted ,076 Value Adjusted Predicted Value -3,5578 Residual -1,96529 Std. Residual -2,303 Stud. Residual -2,342 Deleted Residual -2,03378 Stud. Deleted Residual -2,369 Mahal. Distance ,648 Cook's Distance ,000 Centered Leverage Value ,003 a. Dependent Variable: LNDACC
Std. Deviation ,22252 1,000
N 210 210
,261
,126
,039
210
-2,1354 2,64376 3,098 3,112 2,66896 3,181 18,604 ,043 ,089
-2,8026 ,00000 ,000 ,000 -,00065 ,000 3,981 ,005 ,019
,22341 ,84529 ,990 1,003 ,86683 1,007 3,393 ,008 ,016
210 210 210 210 210 210 210 210 210
133
TEN ,01 ,01 ,09 ,88 ,00
Charts
134
NPar Tests Runs Test Unstandardized Residual a Test Value ,00041 Cases < Test Value 105 Cases >= Test Value 105 Total Cases 210 Number of Runs 105 Z -,138 Asymp. Sig. (2-tailed) ,890 a. Median NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 210 a,b Normal Parameters Mean ,0000000 Std. Deviation ,84529344 Most Extreme Differences Absolute ,049 Positive ,024 Negative -,049 Test Statistic ,049 c,d Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. Uji Glejser Coefficients
a
Standardized Coefficients Beta
Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) ,824 ,346 WL ,001 ,002 SPEC -,124 ,080 TEN -,017 ,029 KMTE -,034 ,110 a. Dependent Variable: ABSRE1GLJSR Uji Lagrange Multiplier Coefficients
,044 -,117 -,042 -,022
Sig. ,018 ,559 ,122 ,564 ,758
a
Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) -,032 ,577 WL -4,335E-5 ,003 SPEC -,007 ,133 TEN ,008 ,049 KMTE ,004 ,184 LAGRES1LM ,100 ,070 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
135
T 2,382 ,585 -1,555 -,579 -,309
Standardized Coefficients Beta -,001 -,004 ,013 ,002 ,100
t -,056 -,017 -,051 ,171 ,022 1,418
Sig. ,956 ,987 ,959 ,864 ,982 ,158
Moderated Regression Analysis a
Variables Entered/Removed Variables Variables Model Entered Removed Method 1 WL.KMTE, . Enter b KMTE, WL a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered. b
Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a 1 ,276 ,076 ,063 ,84613 a. Predictors: (Constant), WL.KMTE, KMTE, WL b. Dependent Variable: LNDACC
Durbin-Watson 1,834
a
ANOVA Df
Model 1
Sum of Squares Regression 12,202 Residual 147,482 Total 159,684 a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), WL.KMTE, KMTE, WL
Coefficients
Model 1
(Constant) WL KMTE WL.KMTE
Mean Square 4,067 ,716
3 206 209
F 5,681
Sig. b ,001
a
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,817 1,157 -,043 ,019 -1,083 ,377 ,012 ,006
Standardized Coefficients Beta
t
-1,228 -,411 1,110
,707 -2,303 -2,869 1,995
Sig. ,481 ,022 ,005 ,047
a
Variables Entered/Removed Variables Variables Model Entered Removed Method 1 SPEC.KMTE, . Enter b KMTE, SPEC a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered. b
Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a 1 ,202 ,041 ,027 ,86228 a. Predictors: (Constant), SPEC.KMTE, KMTE, SPEC b. Dependent Variable: LNDACC
Durbin-Watson 1,823
a
Model 1
ANOVA Df
Sum of Squares Regression 6,517 3 Residual 153,167 206 Total 159,684 209 a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), SPEC.KMTE, KMTE, SPEC
136
Mean Square 2,172 ,744
F 2,922
Sig. b ,035
Coefficients
Model 1
(Constant) SPEC KMTE SPEC.KMTE
a
Unstandardized Coefficients B Std. Error -,901 1,059 -1,132 1,271 -,603 ,352 ,312 ,415
Standardized Coefficients Beta -,627 -,229 ,558
t -,851 -,891 -1,714 ,753
Sig. ,396 ,374 ,088 ,453
a
Variables Entered/Removed Variables Variables Model Entered Removed Method 1 TEN.KMTE, . Enter b KMTE, TEN a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered. b
Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a 1 ,218 ,047 ,033 ,85934 a. Predictors: (Constant), TEN.KMTE, KMTE, TEN b. Dependent Variable: LNDACC
Durbin-Watson 1,888
a
ANOVA Df
Model 1
Sum of Squares Regression 7,559 3 Residual 152,125 206 Total 159,684 209 a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), TEN.KMTE, KMTE, TEN Coefficients
Model 1
(Constant) TEN KMTE TEN.KMTE
Mean Square 2,520 ,738
Sig. b ,018
a
Unstandardized Coefficients B Std. Error -4,049 1,422 ,937 ,469 ,400 ,463 -,302 ,152
137
F 3,412
Standardized Coefficients Beta 1,342 ,152 -1,390
t -2,847 1,998 ,863 -1,986
Sig. ,005 ,047 ,389 ,048
LAMPIRAN 4: Surat Penelitian ke PPAJP
138