1
PENGARUH WORD OF MOUTH DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS ORGANIK “PADI MULYA” DI SRAGEN Yurike Kusumastuti, Endang Siti Rahayu, dan Bekti Wahyu Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 E-mail:
[email protected], Telp. 087835373740 Abstract: The objectives of this research were: (1) to study process the happening of marketing communications by Word of Mouth at “Padi Mulya” organik rice, (2) to study consumer perceptions of “Padi Mulya” organik rice quality, and (3) to analyze marketing communications influence by Word of Mouth and perceived quality at “Padi Mulya” organik rice purchasing decision in Sragen. This research used primary data and secondary data. Primary data obtained from result of interview by using questioner. Secondary data obtained from various source of publication. This research used descriptive method. Result of research indicates that Word of Mouth variabel and perceived quality variabel having an effect to purchasing decision. Variation of purchasing decision were explained by Word of Mouth and perceived quality in the amount of 39,3% while the remaining were explained by other variabels outside the model. Keywords: Word of Mouth, Perceived Quality, Purchasing Decision, Organic Rice Abstrak: Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengkaji proses terjadinya komunikasi pemasaran secara Word of Mouth (WoM) pada beras organik “Padi Mulya”, (2) untuk mengkaji persepsi konsumen terhadap kualitas beras organik “Padi Mulya”, dan (3) untuk menganalisis pengaruh komunikasi pemasaran secara Word of Mouth dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” di Sragen. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber publikasi. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Word of Mouth dan persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan variabel Word of Mouth dan persepsi kualitas sebesar 39,3% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Kata Kunci: Word of Mouth, Persepsi Kualitas, Keputusan Pembelian, Beras Organik
1
2
PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi dan liberalisasi, daya saing perusahaan perlu ditingkatkan, tidak hanya aspek produksi, tetapi juga aspek strategi pemasarannya. Berbagai strategi pemasaran bisnis selalu menjadi konsentrasi para pengusaha. Salah satu strategi pemasaran yang cukup efektif dan banyak digunakan oleh para pengusaha yaitu strategi pemasaran Word of Mouth (WoM) atau pemasaran dari mulut ke mulut. Word of Mouth (WoM) adalah komunikasi interpersonal antara dua atau lebih individu seperti anggota kelompok referensi atau konsumen dan tenaga penjual (Hasan, 2010). Walaupun dianggap sebagai strategi pemasaran tradisional, namun cara ini cukup ampuh untuk meyakinkan para konsumen. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa 68 % konsumen yang membeli produk, adalah orang yang mendapatkan informasi dari konsumen lain melalui penyebaran informasi dari mulut ke mulut (Bisnis UKM, 2010). WoM mampu menyebar begitu cepat bila individu yang menyebarkannya juga memiliki jaringan yang luas. WoM juga penting karena esensi pemasaran adalah mempromosikan dengan meyakinkan untuk kemudian diakhiri dengan keputusan pembelian (Sari, 2012). Strategi pemasaran yang demikian sangat cocok dipakai oleh perusahaan yang bergerak di bidang industri barang maupun jasa, terutama yang tengah menjadi trend tersendiri dalam masyarakat, misalnya trend produk pertanian organik.
Mengacu pada slogan dunia “Back to Nature” maka sekarang ini banyak konsumen yang beralih menggunakan produk-produk organik, khususnya produk bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi seharihari. Nasi merupakan makanan pokok penduduk Indonesia, dari sebab itulah kini banyak konsumen yang beralih untuk mengkonsumsi beras organik. Beras organik sendiri diyakini memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibanding dengan beras nonorganik serta dipercaya lebih aman untuk dikonsumsi. Produksi beras di beberapa daerah di Indonesia telah menerapkan sistem pertanian organik. Salah satu daerah yang menerapkan sistem pertanian organik adalah Kabupaten Sragen. Pemerintah Kabupaten Sragen telah merintis pertanian yang berbasis organik sejak tahun 2001 hingga sekarang masih terus dikembangkan terutama untuk beras organik yang mampu menembus pasar kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lain sebagainya. Perusahaan Beras (PB) Padi Mulya merupakan perusahaan swasta di Kabupaten Sragen yang bergerak di bidang produksi beras organik. Beras organik produksi PB. Padi Mulya diberi label yang sama dengan nama perusahaan yaitu “Padi Mulya”. PB. Padi Mulya sendiri merupakan satu-satunya perusahaan beras yang masih eksis di Kabupaten Sragen. Menurut Kartajaya dalam Purba (2010), promosi paling efektif justru melalui Word of Mouth (WoM) atau “gethok tular”. Konsumen yang terpuaskan akan menjadi juru bicara
3
produk secara lebih efektif dan meyakinkan ketimbang iklan jenis apapun. Ketika konsumen sudah memakai sebuah produk maka konsumen akan melakukan penilaian terhadap produk tersebut dan jika produk tersebut mampu memberi kepuasan dan kesan kepada konsumen, maka kemungkinan besar akan terjadi komunikasi pemasaran berupa Word of Mouth. Demikian juga untuk persepsi, konsumen memiliki persepsi tersendiri terhadap suatu merek produk sehingga salah satu faktor yang juga mempengaruhi penggunaan suatu merek adalah faktor persepsi kualitas. Persepsi kualitas (perceived quality) dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Durianto et. al., 2001). Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut (Sumarwan, 2003). Oleh karena itu, perusahaan haruslah memiliki produk-produk berkualitas yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen karena hal tersebut akan mempengaruhi persepsi kualitas konsumen terhadap produk yang dipasarkan perusahaan. Konsumen yang terpuaskan setelah merasakan manfaat dari produk yang digunakan akan menjadi konsumen yang loyal atau dengan kata lain berlangganan kembali produk tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengkaji proses terjadinya komunikasi pemasaran secara Word of Mouth pada beras organik “Padi Mulya”. (2) mengkaji persepsi
konsumen terhadap kualitas beras organik “Padi Mulya”. (3) menganalisis pengaruh komunikasi pemasaran secara Word of Mouth dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya”. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 2004). Teknik penelitian ini adalah studi kasus, karena penelitian ini memusatkan pada konsumen beras organik “Padi Mulya” di Kabupaten Sragen yang diambil sebagai sampel penelitian. Lokasi Penelitian Pemilihan daerah penelitian diambil secara purposive yaitu Kabupaten Sragen. Kabupaten Sragen dikenal sebagai penghasil beras organik di Jawa Tengah. Kabupaten Sragen memiliki pusat beras organik yaitu PB. Padi Mulya. Pengambilan lokasi di PB. Padi Mulya sendiri karena pemasarannya hanya di PB. Padi Mulya untuk wilayah Jawa Tengah. Teknik Sampling Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan jenis orang
4
tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan untuk memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006). Kriteria yang ditetapkan yaitu konsumen yang melakukan pembelian beras organik “Padi Mulya” pada bulan Juli-Agustus 2012. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang sudah dipersiapkan. Sumber data primer adalah responden sebagai pengambil keputusan dalam melakukan pembelian beras organik “Padi Mulya” yang mewakili rumah tangga dengan tujuan untuk dikonsumsi rumah tangga. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen. Data tersebut adalah keadaan umum daerah penelitian, keadaan perekonomian, keadaan penduduk, dan data-data lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Metode pengumpulan data dan instrumen: (1) Observasi, dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap konsumen beras organik “Padi Mulya”. (2) Wawancara, dilakukan dengan konsumen beras organik “Padi Mulya” di Sragen secara face to face dengan menggunakan bantuan kuesioner. Dan (3) Pencatatan, dengan cara mencatat data yang ada dari berbagai sumber atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini, baik dari
hasil wawancara maupun hasil pengamatan langsung di lapangan. Metode Analisis Data Pada penelitian ini untuk mengetahui persepsi umum responden terhadap variabel yang akan diteliti maka digunakan alat analisis angka indeks (Ferdinand, 2006). Dari sebaran jawaban responden tersebut, selanjutnya akan diperoleh sebuah kecenderungan dari seluruh jawaban yang ada. Untuk mendapat kecenderungan jawaban responden terhadap masing-masing variabel, akan didasarkan pada nilai skor rata-rata (indeks) yang dikategorikan ke dalam rentang skor berdasarkan perhitungan Three-box-method (Ferdinand, 2006). Dengan jumlah 96 orang responden, maka nilai indeks dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai indeks (NI) = {(F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5)}/ 5 (1)
Dimana: F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan; F2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan; F3 adalah frekuensi responden yang menjawab 3 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan; F4 adalah frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan; F5 adalah frekuensi responden yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan.
5
Dalam penelitian ini digunakan kriteria tiga kotak (Three-Box Method), maka rentang sebesar 76,8 akan dibagi 3 dan akan menghasilkan rentang sebesar 25,6. Rentang tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan indeks persepsi responden terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini (Ferdinand, 2006), yaitu sebagai berikut: 19,2 – 44,8 = Rendah; 44,8 – 70,4 = Sedang; 70,4 – 96 = Tinggi. Ekonometrika didefinisikan sebagai hasil dari suatu tinjauan tertentu tentang peran ilmu ekonomi, mencakup aplikasi statistik matematik atas data ekonomi guna memberikan dukungan empiris terhadap model yang disusun berdasarkan matematika ekonomi serta memperoleh hasil berupa angka-angka (Samuelson dalam Gujarati, 2006). Model statistik yang didapatkan dengan memasukkan pengaruh semua variabel terhadap keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” (Y) dapat dituliskan: Y = a + b1X1 + b2X2 + µ
(2)
Dimana: Y adalah keputusan pembelian, a adalah konstanta, b1 dan b2 adalah koefisien regresi, X1 adalah variabel Word of Mouth; X2 adalah variabel persepsi kualitas, µ adalah faktor kesalahan acak. Dalam analisis ekonometrika data yang digunakan minimal data interval. Data dalam penelitian ini dengan menggunakan skala likert dengan skor 1 sampai 5, dimana skor 1
dengan keterangan sangat tidak percaya, skor 2 tidak percaya, skor 3 netral, skor 4 percaya, dan skor 5 sangat percaya. Data tersebut kemudian diubah menjadi data interval dengan menggunakan Metode Successive Interval (MSI). Sebelum menguji hipotesis yang dihasilkan dari model, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kecocokan model, dalam hal ini model regresi yang digunakan harus lolos dari uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas. Setelah model dinyatakan lolos uji asumsi klasik, maka dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut layak untuk digunakan. Berdasarkan model regresi yang telah ditetapkan, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat nilai Goodness of Fitnya, yang meliputi nilai F, nilai t, dan nilai koefisien determinasi. Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang masuk ke dalam model secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Uji t untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu mempengaruhi variabel terikat. 2 Koefisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik Responden Beras Organik “Padi Mulya” di Kabupaten Sragen No. 1.
Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2. Umur < 45 tahun (lajang/bujang tanpa anak) < 45 tahun (pasangan muda tanpa anak) < 45 tahun (orang tua muda) 45-64 tahun (keluarga paruh baya dengan anak) 45-64 tahun (keluarga separuh baya tanpa anak) ≥ 65 tahun (rumah tangga tua) 3. Tingkat Pendidikan Rendah (SD dan SMP) Sedang (SMA) Tinggi (D1-D3, S1, dan S2) 4. Pekerjaan Formal Informal Tidak bekerja 5. Pendapatan RT/bln Rp 1.500.000-Rp 3.000.000 Rp 3.000.001-Rp 4.500.000 Rp 4.500.001-Rp 6.000.000 Rp 6.000.001-Rp 7.500.000 Rp 7.500.001-Rp 9.000.000 6. Jumlah Anggota Keluarga Kecil (≤ 4 orang) Sedang (5-7 orang) Besar (> 7 orang) Sumber: Analisis Data Primer, 2012
Jumlah (orang)
Persentase (%)
39 57
40,62 59,38
0
0
9
9,38
50 35
52,08 36,46
2
2,08
0
0
1 33 62
1,04 34,38 64,58
74 6 16
77,08 6,25 16,67
29 38 22 6 1
30,21 39,58 22,92 6,25 1,04
81 15 0
84,38 15,62 0
7
Perilaku Pembelian Konsumen Tabel 2. Perilaku Pembelian Beras Organik “Padi Mulya” di Kabupaten Sragen No. 1.
2.
3.
4.
Perilaku Beli Alasan membeli beras organik di PB. Padi Mulya Ketersediaan terjamin Kebersihan terjamin Kemudahan Kenyamanan Alasan memilih dan membeli beras organik “Padi Mulya” Baik untuk kesehatan Lebih pulen dan harum Lebih tahan lama Image/Prastise Jumlah pembelian 5 Kg 10 Kg 15 Kg 20 Kg > 20 Kg Frekuensi pembelian Tiga hari sekali Seminggu sekali Dua minggu sekali Sebulan sekali Tidak tentu
Sumber: Analisis Data Primer, 2012
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden beras organik “Padi Mulya” di Kabupaten Sragen terdiri dari 59,38% perempuan dan 40,62% laki-laki. Dalam keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya”, responden yang dalam hal ini adalah rumah tangga, melakukan keputusannya dengan melibatkan peran suami dan istri bersama-sama (Tabel 1). Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Responden beras organik “Padi Mulya” di Kabupaten Sragen
Jumlah (orang)
Persentase (%)
18 46 16 16
18,75 47,91 16,67 16,67
60 11 19 6
62,50 11,46 19,79 6,25
20 45 18 10 3
20,83 46,88 18,75 10,42 3,12
0 2 4 56 34
0 2,08 4,17 58,33 35,42
sebanyak 52,08% termasuk dalam kelompok orang tua muda dengan usia < 45 tahun. Dalam kriteria golongan umur tersebut, konsumen sudah berpikir rasional sebelum melakukan pembelian beras organik “Padi Mulya” (Tabel 1). Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sebanyak 64,58% responden beras organik “Padi Mulya” di Kabupaten Sragen memiliki pendidikan yang tinggi yaitu terdiri dari Diploma dan Strata. Tingkat pendidikan konsumen yang tinggi menjadikan konsumen semakin mengetahui pentingnya kesehatan
8
yaitu dengan mengonsumsi beras organik yang bebas dari bahan kimia berbahaya bagi tubuh (Tabel 1). Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan yang didapatkan responden dipengaruhi pula oleh tingkat pendidikan yang diterima responden. Hal ini terbukti dengan sebanyak 77,08% responden bekerja di sektor formal atau termasuk pekerja yang dibayar baik oleh negara maupun perusahaan swasta (Tabel 1). Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga per Bulan Sebanyak 39,58% responden beras organik “Padi Mulya” memiliki pendapatan berkisar Rp 3.000.001,00-Rp 4.500.000,00 per bulannya. Berdasarkan Bank Indonesia (2012) rumah tangga dengan pendapatan > Rp 1.000.000,00 per bulannya termasuk kelompok menengah ke atas. Dapat disimpulkan bahwa konsumen beras organik “Padi Mulya” adalah golongan menengah ke atas (Tabel 1). Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Sebanyak 84,38% responden beras organik “Padi Mulya” termasuk dalam kelompok keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga ≤ 4 orang. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka kemungkinan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh anggota keluarga tersebut akan semakin besar (Tabel 1).
Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa sebanyak 47,91% responden melakukan pembelian beras organik di PB. Padi Mulya dengan alasan kebersihan terjamin. Kebersihan ini dinilai konsumen dari kebersihan beras organik yang bebas dari kotoran seperti kerikil dan debu, serta kebersihan dari toko PB. Padi Mulya. Sebanyak 62,50% responden beras organik “Padi Mulya” mengaku memilih dan membeli beras organik “Padi Mulya” dikarenakan beras organik memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh orang yang mengonsumsinya. Hal ini dikarenakan setelah mengonsumsi beras organik, konsumen merasakan manfaat yang baik dari beras organik yaitu tubuh menjadi lebih sehat karena beras organik memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibanding beras biasa. Sebanyak 46,88% responden membeli beras organik “Padi Mulya” sebanyak 10 kg dalam satu bulan. Jumlah pembelian ini dirasakan cukup bagi responden untuk memenuhi konsumsi rumah tangganya karena kebanyakan konsumen beras organik “Padi Mulya” di Kabupaten Sragen memiliki keluarga kecil (≤ 4 orang). Pembelian beras organik “Padi Mulya” yang dilakukan setiap bulan dipilih oleh 58,33% responden. Frekuensi pembelian ini dilakukan responden karena sebagian besar responden yang bekerja di sektor formal tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan pembelian. Sehingga pembelian beras organik dilakukan sebulan sekali (Tabel 2).
9
Proses Terjadinya Komunikasi Pemasaran Secara Word of Mouth Pada Beras Organik “Padi Mulya” Komunikasi pemasaran secara Word of Mouth pada beras organik “Padi Mulya” dilakukan oleh teman dari responden yang dalam hal ini bertindak sebagai komunikator dengan isi pesan yang disampaikan kepada responden yaitu manfaat beras organik bagi kesehatan. Isi pesan tersebut dipercaya oleh responden karena teman responden sendiri telah membuktikan manfaat yang didapat setelah mengonsumsi beras organik. Di samping itu, adanya kedekatan hubungan antara komunikator dengan komunikan semakin menaikkan tingkat kepercayaan responden terhadap isi pesan yang disampaikan. Responden yang telah menerima isi pesan yang disampaikan oleh komunikator kemudian memberikan efek atau umpan balik berupa keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya”. Isi pesan yang disampaikan oleh komunikator ternyata mampu mendorong responden untuk melakukan pembelian beras organik “Padi Mulya”. Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Beras Organik “Padi Mulya” Konsumen beras organik “Padi Mulya” mempersepsikan beras organik “Padi Mulya” memiliki kualitas yang cukup bagus baik dari segi kemasan, keamanan, warna, harga, maupun tingkat kepuasan dan kepercayaan dari responden. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai indeks persepsi kualitas sebesar 68,77 dan termasuk dalam kriteria sedang (Tabel 3).
Pengaruh Word of Mouth dan Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian Beras Organik “Padi Mulya” Nilai Goodness of Fitnya, yaitu sebagai berikut: Nilai Fhitung sebesar 31,792. Karena Fhitung > Ftabel (4,85) maka dapat disimpulkan bahwa variabel Word of Mouth dan persepsi kualitas secara bersama-sama mempengaruhi variabel keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” pada tingkat kepercayaan 99%. Nilai thitung dari variabel Word of Mouth sebesar 2,603 dengan tingkat signifikansi 0,011. Variabel Word of Mouth secara individu mempengaruhi variabel keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai thitung dari variabel persepsi kualitas sebesar 3,082 dengan tingkat signifikansi 0,003. Variabel keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” pada tingkat kepercayaan 99%. Variasi variabel keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” dapat dijelaskan oleh variabel Word of Mouth dan persepsi kualitas sebesar 39,3% sedangkan sisanya sebesar 60,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar model (Tabel 4). Model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 0,831+0,294 X1+0,432 X2 Keterangan: Y = Keputusan pembelian X1 = Word of Mouth X2 = Persepsi kualitas Apabila variabel Word of Mouth dan persepsi kualitas bernilai 0, maka keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” sebesar 0,831%. Apabila terjadi peningkatan satu satuan variabel Word of Mouth
10
Mouth berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” dapat diterima. Nilai koefisien regresi dari variabel persepsi kualitas bertanda positif sehingga H2 yang menyatakan diduga variabel persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” dapat diterima (Tabel 4).
maka keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” meningkat sebesar 0,294%. Apabila terjadi peningkatan satu satuan variabel persepsi kualitas maka keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” meningkat sebesar 0,432%. Nilai koefisien regresi dari varibel Word of Mouth bertanda positif sehingga H1 yang menyatakan diduga variabel Word of
Tabel 3. Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Beras Organik “Padi Mulya” No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Indikator Persepsi Konsumen terhadap Kemasan Beras Organik “Padi Mulya” Persepsi Konsumen terhadap Keamanan Beras Organik “Padi Mulya” Persepsi Konsumen terhadap Warna Beras Organik “Padi Mulya” Persepsi Konsumen terhadap Harga Beras Organik “Padi Mulya” Kepuasan Konsumen dalam Mengkonsumsi Beras Organik “Padi Mulya” Kepercayaan Konsumen terhadap Beras Organik “Padi Mulya”
Jumlah Rata-rata Sumber: Analisis Data Primer, 2012
Nilai Indeks
Kriteria
76
Tinggi
69,6
Sedang
70,8
Tinggi
45,8
Sedang
73
Tinggi
77,4
Tinggi
412,6 68,77
Sedang
Tabel 4. Analisis Regresi Linier Berganda Variabel
Word of Mouth Persepsi Kualitas
Koefisien Regresi
0,294 0,432
Konstanta Adjusted R Square F hitung F tabel (1%) F sig. Sumber: Analisis Data Primer, 2012
Keterangan: ***) **)
Standart Error
0,113 0,140
= 0,831 = 0,393 = 31,792 = 4,85 = 0,000***)
= Signifikan pada tingkat kepercayaan 99% = Signifikan pada tingkat kepercayaan 95%
t hitung
2,603 3,082
Probabilitas sig.
0,011**) 0,003***)
11
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagi berikut: (1) Proses komunikasi pemasaran secara Word of Mouth pada beras organik “Padi Mulya” di Kabupaten Sragen dimulai dari komunikator yaitu teman yang menyampaikan pesan atau informasi kepada responden yang bertindak sebagai komunikan, di mana isi pesan yang disampaikan adalah manfaat beras organik bagi kesehatan, pesan tersebut kemudian dipertimbangkan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian. (2) Nilai indeks persepsi kualitas beras organik “Padi Mulya” sebesar 68,77 dan termasuk dalam kriteria sedang, yang artinya responden mempersepsikan beras organik “Padi Mulya” memiliki kualitas yang cukup bagus secara keseluruhan baik dari segi kemasan, keamanan, warna, harga, kepuasan, dan kepercayaan. Indikator harga memiliki nilai indeks yang lebih rendah dibanding dengan nilai indeks dari indikator yang lain, artinya bahwa konsumen mempersepsikan harga beras organik “Padi Mulya” relatif mahal. (3) Variasi keputusan pembelian dijelaskan oleh variabel Word of Mouth dan persepsi kualitas sebesar 39,3% sedangkan sisanya sebesar 60,7% dijelaskan oleh variabel-variabel atau aspek-aspek lain di luar model. Saran Saran yang dapat diberikan adalah: (1) PB. Padi Mulya sebagai produsen beras organik “Padi Mulya” dapat melihat peluang untuk
memanfaatkan Word of Mouth terutama Word of Mouth secara online sebagai salah satu gaya pemasaran yang bisa dilakukan, melihat perkembangan teknologi yang semakin maju yang membuat semakin mudah dalam berkomunikasi dan membicarakan suatu produk seperti beras organik “Padi Mulya”. PB. Padi Mulya dapat memanfaatkan layanan internet. (2) PB. Padi Mulya sebaiknya memberikan sosialisasi terkait proses produksi dan pengujian laboratorium yang dilakukan PB. Padi Mulya sehingga konsumen memahami harga yang relatif mahal dari beras organik “Padi Mulya”. Di samping itu juga, PB. Padi Mulya dapat memberikan potongan harga bagi konsumen yang membeli dalam jumlah banyak, sehingga dapat memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Dengan demikian, loyalitas konsumen juga akan meningkat seiring dengan pembelian ulang yang dilakukan konsumen. (3) Penelitian yang akan datang disarankan untuk menambah variabel-variabel baru yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian beras organik “Padi Mulya” seperti, Brand Awareness, Perceived value product, dan Brand Preference sehingga mampu memberikan pengaruh yang lebih tinggi serta dapat menghasilkan gambaran yang lebih luas tentang masalah penelitian yang sedang diteliti. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2011. Sragen Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen.
12
Bank Indonesia. 2012. Metadata. http://bi.go.id. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012. Bisnis
UKM, 2010. Strategi Pemasaran Word of Mouth. www.bisnisukm.com. Diakses pada tanggal 5 Juli 2012.
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus: Mahasiswa Politeknik Negeri Medan). Skripsi FE Universitas Sumatera Utara. Medan.
Ferdinand, A. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
Sari, R. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga, dan Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Mebel Pada CV Mega Jaya Mebel Semarang. Skripsi. FE Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
Sekaran, U. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Salemba Empat. Jakarta.
Gujarati, D. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Durianto, Darmadi Sugiarto dan Toni Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hasan, A. 2010. Marketing Dari Mulut Ke Mulut. PT Buku Seru. Jakarta. Purba, T. 2010. Analisis Pengaruh Pemasaran Dari Mulut Ke Mulut Dan Persepsi Kualitas
Surakhmad, W. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Edisi Revisi. Tarsito. Bandung.