ANALISIS PENGARUH ADVERTISING DAN WORD OF MOUTH TERHADAP BRAND IMAGE YANG BERDAMPAK PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN
Ayu Kartika Rachmawati Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480
Dian Taurina Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480
Abstrak
Dewasa ini, perubahan dan perkembangan industri properti meningkat secara pesat. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan ini antara lain suku bunga yang stabil dan meningkatnya daya beli. Untuk dapat terus bersaing di market, tentunya perusahaan harus senantiasa melakukan promosi. Bentuk promosi yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian di Indonesia adalah Advertising dan Word of Mouth. Dalam dinamika persaingan pasar, Jakarta Design Center sebagai salah satu pusat Desain dan Arsitektur ternama di Indonesia hendaknya memaksimalkan penggunaan dua tools marketing tersebut untuk membentuk citra merek dan menguasai market seluas mungkin.Dalam penelitian ini, penulis menguji besarnya pengaruh dan hubungan antara Advertising dan Word of Mouth terhadap Brand Image dan dampaknya terhadap Keputusan Pembelian dengan menggunakan metode Path Analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada kontribusi yang langsung, kuat, positif dan signifikan antara Advertising terhadap Word of Mouth, Advertising terhadap Brand Image, dan Word of Mouth terhadap keputusan Pembelian. Dalam penelitian ini diketahui bahwa Advertising memberikan pengaruh tidak langsung terhadap keputusan pembelian melalui variabel Word of Mouth dan Brand Image. Dari penelitian ini, Jakarta Design Center disarankan untuk lebih memaksimalkan fungsi komunitas di Jakarta Design Center dan menambah fasilitas penunjang untuk meningkatkan Brand Image Jakarta Design Center, baik dalam komunitas design maupun dalam masyarakat luas. Kata Kunci: Advertising, Print Advertising, Word of Mouth, Brand Image, Keputusan Pembelian
Abstract
Today, changes and developments in the property industry is growing rapidly. Several factors affect the development of, among others, interest rates stable and increasing purchasing power. To be able to continue to compete in the market, of course, companies must constantly do promotions. Forms of promotion of the most influential in purchasing decisions in Indonesia are and Word of Mouth Advertising. In the dynamics of market competition, Jakarta Design Center as one of the leading architecture and design centers in Indonesia should maximize the use of these two marketing tools to establish a brand image and wide market master mungkin.Dalam this study, the authors examine the magnitude of the effect and the relationship between Advertising and Word of Mouth of the brand image and its impact on the buying decision using Path Analysis. The results of this study indicate that there is a direct contribution, strong, positive and significant relationship between the Word of Mouth Advertising, Advertising on Brand Image, and Word of Mouth to purchase decisions. In this research note that Advertising provides indirect influence on purchase decisions through the variable Word of Mouth and Brand Image. From this research, Jakarta Design Center is recommended to maximize the function of community in Jakarta Design Center and adds support facilities to enhance Brand Image Jakarta Design Center, both in the design community and in society at large.
Keywords: Advertising, Print Advertising, Word of Mouth, Brand Image, Purchase Decision
PENDAHULUAN Dewasa ini, perubahan dan perkembangan industri terjadi begitu pesat baik secara global maupun secara lokal. Salah satu industri yang terus berkembang saat ini adalah industri properti. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) definisi properti adalah harta berupa tanah dan bangunan serta sarana dan prasaranan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tanah dan/atau bangunan yang dimaksudkan. Kebutuhan akan properti ini didasari berbagai alasan. Alasan pertama adalah kebutuhan akan hunian / tempat tinggal yang terus meningkat. Alasan yang kedua adalah properti dilihat sebagai salah satu alat investasi yang paling aman. Menurut Panangian Simanungkalit, Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Properti menjadi industri yang tidak bakal mati. Dari tahun ke tahun akan terus tumbuh seiring dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Apalagi Perekonomian Indonesia kian membaik dan situasi politik tetap stabil. Selain itu, faktor penting yang mempengaruhi perkembangan industri properti adalah pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat bunga. Pengamat properti kian optimis dengan perkembangan industri properti ini berdasarkan kondisi inflasi sebesar enam persen akan bisa ditekan pada tahun 2012 menjadi 5,8 persen. BI Rate akan stabil dari tahun ini sampai tahun depan sebesar
6,75 persen. Sementara, suku bunga KPR juga stabil di kisaran 11, 5 persen. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 6,4 persen menjadi 6,9 persen di tahun 2012. Selain itu, daya beli konsumen naik rata-rata 10 persen dengan dukungan suku bunga KPR yang sedang rendah dan stabil, industri properti terus berkembang. Apalagi ada kemungkinan investor asing akan masuk ke pasar properti Komersial di Indonesia. Dengan mengusung slogan “The Design Community”, JDC menyatukan berbagai elemen properti, mulai dari arsitek, kontraktor dan furniture sebagai satu komunitas design yang berpengalaman dan terpercaya. Pembentukan komunitas ini tentunya memudahkan berbagai pihak yang bersangkutan untuk lebih mudah mencari informasi mengenai produk-produk yang mereka butuhkan. Penyatuan berbagai komponen menjadi suatu komunitas design juga menjadi penting karena menurut Hermawan Kartajaya (2010, p.276) konsumen sudah tidak mempercayai marketer, konsumen lebih mempercayai rekomendasi dari suatu komunitas yang mahir/kompeten di bidangnya. Informasi dalam suatu komunitas dapat bergerak dengan sangat cepat. Media yang digunakan dalam penyebaran informasi ini adalah melalui mulut-ke-mulut (word of mouth) baik secara online maupun offline (tatap muka). Dalam beberapa tahun belakangan ini, word of mouth memiliki peranan yang kuat untuk menginformasikan suatu produk atau jasa perusahaan kepada konsumen. Suatu penelitian menunjukkan bahwa 89% konsumen Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat memutuskan untuk membeli suatu produk. Sikap konsumen ini menunjukkan bahwa program word of mouth yang efektif di Indonesia akan cepat membangun kredibilitas sebuah merek yang berujung pada rekomendasi merek tersebut oleh suatu konsumen ke konsumen lainnya. Setelah melihat dua metode promosi yang telah dipaparkan di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui metode promosi mana yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian yang dilakukan konsumen melalui Brand Image sebagai variabel intervening. Untuk itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Advertising dan Word of Mouth terhadap Brand Image dan Dampaknya terhadap Keputusan Pembelian di Jakarta Design Center Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, ada beberapa masalah yang akan diteliti, antara lain: 1. Apakah variabel Advertising dan Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Image Jakarta Design Center secara simultan maupun parsial? 2. Apakah variabel Advertising dan Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Image dan bagaimana dampaknya terhadap Keputusan Pembelian di Jakarta Design Center baik secara simultan maupun parsial?
METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengujian hipotesis (kuantitatif) dengan menggunakan pengujian hipotesis kuantitatif. Dimensi waktu penelitian adalah Cross-Sectional, dimana penelitian dilakukan dalam satu kurun waktu (mulai dari bulan Januari – Maret 2012). Unit analisis yang diteliti adalah individu, yaitu Pengunjung Jakarta Design Center yang diambil datanya melalui pengisian kuesioner. Metode pengambilan sampel adalah slovin dengan Probability sampling dengan teknik simple random sampling. Kemudian, data yang sudah didapatkan diolah dengan menggunakan model empiris berupa analisis jalur (Path Anal yysis). .
HASIL DAN BAHASAN Dalam penelitian ini uji reliabilitas dan validitas dilakukan pada masing-masing variabel menggunakan SPSS 16.0, yaitu apabila Cronbach’s Alpha > 0,6, maka dinyatakan Reliabel sedangkan data dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Setelah melakukan perhitungan dinyatakan semua variabel valid dan reliabel. Analisi korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. dimana jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05≥Sig]. Dilanjutkan dengan metode analisis jalur (Path Analysis) dengan pendekatan SPSS. Langkah pengujian analisis jalur ini dibagi menjadi dua, dimana pengujian dilakukan secara keseluruhan dan individu untuk 2 struktur yang dipecah menjadi sub – struktur 1 dan sub – struktur 2. Pada pengujian substruktur 1, diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara Word of Mouth terhadap Brand Image. Selain itu, pada pengujian Sub-Struktur 2 diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara Advertising terhadap Keputusan pembelian. Untuk itu, dilakukan trimming. Dengan ini berarti analisa sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 telah selesai, maka dapat digambarkan struktur hubungan kausal secara lengkap, yakni pengaruh antara variabel X1, X2, Y, dan Z yang memiliki persamaan struktural : Persamaan sub-struktur 1 : Y = 0.963 X1 + 0.268 1 Persamaan sub-struktur 2 :
Z = 0.540 X2 + 0.379 Y + 0.439
2
0.268 1
0.439 2
ρZY = 0.379 ρYX1 = 0.963
ρZX2 = 0.540
Gambar Struktur pengaruh X1, X2, Y, dan Z beserta Koefisien Jalur Sumber : Penulis, 2012 Sehingga dari gambar Struktur pengaruh X1, X2, Y, dan Z beserta Koefisien Jalur diatas diketahui seluruh koefisien jalur dan hasilnya dirangkum dalam tabel di bawah ini : Tabel Hasil penelitian Path Analysis: Pengaruh Advertising (X1) dan Word of Mouth (X2) terhadap Brand Image (Y) dan dampaknya terhadap Keputusan Pembelian (Z) Pengaruh Pengaruh Koefisien Tidak Variabel Jalur Langsung Total Langsung X1 0.963 0.963 0.963 terhadap Y X2 terhadap Y Y terhadap 0.379 0.379 0.379 Z X1terhadap Z
-
X2 terhadap Z
0.890
ԑ1 ԑ2
-
(0.963 x 0.379) = 0,364977
0.364
0.890
-
0.893
0.298
0.298
0.458
0.458
Sumber : Penulis, 2012 Jadi, hasil keseluruhan pengaruh variabel Advertising (X1), Word of Mouth (X2), Brand Image (Y) dan Keputusan Pembelian adalah sebagai berikut : 1) Tujuan pertama (T-1) yang berbunyi “Untuk mengetahui apakah variabel Advertising dan Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Image Jakarta Design Center secara simultan maupun parsial”. Dari pengolahan data yang dilakukan, terlihat bahwa secara simultan ada pengaruh yang signifikan variabel Advertising dan Word of Mouth terhadap Brand Image. Namun secara individu, diketahui bahwa Word of Mouth tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Image. Dari penelitian ini diketahui bahwa Advertising berpengaruh secara langsung sebesar (0.963) 2 x 100% = 92.7%. 2) Tujuan kedua (T-2) berbunyi: “Untuk mengetahui apakah variabel Advertising dan Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Image dan bagaimana dampaknya terhadap Keputusan Pembelian di Jakarta Design Center baik secara simultan maupun parsial.” Dari penelitian ini, diketahui bahwa secara keseluruhan, ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Advertising, Word of Mouth, Brand Image dan keputusan pembelian. Namun secara individu, diketahui bahwa Advertising tidak memberikan pengaruh secara langsung terhadap Keputusan Pembelian. Pengaruh yang diberikan Advertising bersifat tidak langsung. Advertising mempengaruhi Keputusan pembelian dengan variabel intervening berupa Brand Image. Selain itu diketahui bahwa Word of Mouth dan Brand Image mempengaruhi Keputusan Pembelian secara langsung. 3) Beberapa pengaruh langsung dan pengaruh total dari variabel advertising, Word of Mouth, Brand Image dan Keputusan pembelian diuraikan sebagai berikut: a. Advertising (X1) memberikan pengaruh langsung terhadap Brand Image (Y) 0.9632 x 100% = 92.7%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. b. Tidak ada pengaruh yang diberikan Word of Mouth terhadap Brand Image. c. Brand Image mempengaruhi pengaruh langsung terhadap Keputusan Pembelian sebesar 0.3792 x 100% = 14.4%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. d. Advertising tidak memberikan pengaruh langsung terhadap Keputusan Pembelian. Namun, secara tidak langsung (melalui Brand Image dan Word of Mouth) memberikan kontribusi sebesar 0.3642 x 100% = 13.3% e. Word of Mouth (X2) memberikan pengaruh langsung terhadap Keputusan pembelian sebesar 0.5402 x 100% = 29.16%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Implikasi Hasil Penelitian Setelah semua data telah dikumpulkan dan hasil analisis telah selesai dilakukan, terlihat bahwa penilaian responden terhadap kegiatan Advertising,WOM,Brand Image dan Keputusan pembelian di Jakarta Design Center cukup baik dan jawaban responden cenderung seragam.
Selanjutnya, setelah hasil kuesioner selesai dianalisa dengan Path Analysis diketahui bahwa: a. Advertising (X1) berkontribusi secara langsung, positif dan signifikan terhadap Brand Image (Y). Advertising memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap Brand Image, yaitu sebesar 92.7%. Hal ini menunjukkan bahwa Advertising adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan Brand Image. Semakin gencar kegiatan Advertising dilakukan, maka akan semakin kokoh Brand Image Jakarta Design Center di masyarakat. Advertising yang dilakukan oleh Jakarta Design Center merupakan sumber utama bagi konsumen untuk mencari informasi tentang Jakarta Design Center dan produk-produk apa saja yang ada di dalamnya. Informasi yang didapatkan konsumen melalui media cetak diketahui memiliki efek yang positif dalam pembangunan Brand Image Jakarta Design Center. Hal ini dibuktikan dari pengamatan pada jawaban responden dalam kuesioner. Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa butir ke-lima dalam Kuesioner yang berbunyi “Iklan di majalah menimbulkan rasa ingin tahu mengenai produk yang ditawarkan di Jakarta Design Center” mendapatkan skor tertinggi. Selain butir ke-lima, butir ke-tujuh dengan bunyi “Jumlah frekuensi munculnya iklan Jakarta Design Center sudah cukup” juga mendapatkan skor yang tinggi, hal ini menunjukkan bahwa frekuensi kemunculan Advertising di media yang tepat menjadi sangat krusial untuk menarik perhatian para (calon) konsumen. b.
Word of Mouth (X2) tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Brand Image (Y) Dalam kasus penelitian ini, ditemukan bahwa ternyata tidak ada kontribusi yang signifikan antara Word of Mouth terhadap Brand Image. Dari temuan ini, ternyata butir ke-2 yang berbunyi ” Saya mendengar cerita yang positif mengenai produk di Jakarta Design Center dari Kerabat saya” mendapat skor yang paling rendah. Dari sini, dapat dianalisis bahwa konsumen Jakarta kerap kali tidak mendapat rekomendasi yang positif mengenai Jakarta Design Center. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak Jakarta Design Center karena Word of Mouth yang negatif sangatlah berbahaya di dunia pemasaran dan dapat mempengaruhi persepsi (calon) konsumen mengenai Image Jakarta Design Center. Untuk mengatasi Word of Mouth yang negatif ini, perlu dilakukan studi mengenai apa yang menyebabkan konsumen menyebarkan Word of Mouth yang negatif. Apakah karena adanya ketidakpuasan terhadap produk/layanan, karena adanya issue dari kompetitor, atau karena ada produk yang gagal – Dee T. Allsop, dkk (Journal of Advertising Research) Selain itu, tidak adanya signifikansi kontribusi antara Word of Mouth terhadap Brand Image juga disebabkan karena Word of Mouth dalam penelitian ini yang bersifat organik. Word of Mouth akan memberikan pengaruh kepada Brand Image apabila Word of Mouth bersifat non-organik (diprogram oleh perusahaan). Selain itu untuk memberikan pengaruh terhadap Brand Image, Word of Mouth juga harus diperkuat dengan metode pemasaran lain, misalnya Publikasi.
c.
Brand Image (Y) memberikan kontribusi secara langsung, positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Z)
•
•
Dalam penelitian ini diketahui bahwa Brand Image memberikan kontribusi secara langsung, positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Kontribusi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian adalah sebesar 14.4%, sedangkan sisanya dipengarui oleh variabel lain. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan diperkuatnya Brand Image yang positif, (calon) konsumen akan lebih memilih untuk berbelanja di Jakarta Design Center di bandingkan tempat lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut: “Citra merek (brand image) digunakan oleh konsumen untuk mengevaluasi produk ketika konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang suatu produk. Konsumen cenderung akan memilih produk yang telah terkenal dan digunakan oleh banyak ornag daripada produk yan belum pernah dikenalnya” Roslina dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen (2011) “Konsumen akan lebih memilih merek yang sudah mereka kenal karena persepsi konsumen bahwa merek tersebut dapat diandalkan. Selain itu, konsumen juga merasa yakin bahwa merek tersebut dapat menghidarkan mereka dari resiko pemakaian - Durianto, dkk (2004)
d.
Advertising tidak memberikan pengaruh secara langsung terhadap Keputusan Pembelian. Advertising tidak memberikan pengaruh secara langsung terhadap Keputusan Pembelian. Pengaruh yang diberikan Advertising kepada Keputusan Pembelian bersifat tidak langsung yang melibatkan Brand Image sebagai variabel intervening. Advertising memberikan kontribusi sebesar 13.3% terhadap Keputusan Pembelian melalui Brand Image. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa “Perusahaan yang aktif dalam iklan atau promosi merek produknya akan dapat meningkatkan asosiasi merek dalam pikiran konsumen dan dengan semakin kuat dan positifnya asosasi-asosiasi merek tersebut akan membentuk kesan kualitas merek pada produk tersebut, Setelah kesan kualitas terbentuk maka konsumen akan mencoba membeli merek tersebut”
e.
Word of Mouth (X2) memberikan pengaruh secara langsung terhadap Keputusan Pembelian (Z) Dari penelitian ini diketahui bahwa Word of Mouth memberikan dampak yang langsung, positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Word of Mouth memberikan dampak langsung sebesar 29.16% terhadap Keputusan Pembelian. Dalam kuesioner, terlihat bahwa pertanyaan tentang variabel Keputusan Pembelian (Z) butir ke-2 yang berbunyi “Saya tertarik membeli produk di Jakarta Design Center karena rekomendasi Kerabat / arsitek saya” mendapatkan skor yang paling tinggi. Temuan ini juga didukung oleh informasi dari penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa “Word of Mouth dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif utama dalam komunikasi pemasaran. Hal ini didasari oleh suatu pemikiran bahwa pada dasarnya komunikasi dari mulut ke mulut ini sangat berkaitan dengan pengalaman penggunaan suatu merek produk. Dalam pengalaman akan timbul rasa puas jika produk yang digunakan mampu memenuhi harapan konsumen, dan sebaliknya akan merasa tidak puas jika penggunaan produk tidak sesuai dengan harapan sebelumnya. Kepuasan ini akan mendorong konsumen untuk
merekomendasikan produk ke (calon) konsumen yang lain, (calon) konsumen tersebut juga lebih mudah percaya karena sumber informasi (rekomendasi) berasal dari orang yang mereka kenal secara personal”. – Dikdik Harjadi & Dewi Fatmasari (Equilibrium, 2008)
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1) Advertising memberikan kontribusi secara langsung, positif dan signifikan terhadap Brand Image, yaitu sebesar 92.7%. Hal ini menunjukkan bahwa Advertising adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan Brand Image. Semakin gencar kegiatan Advertising dilakukan, maka akan semakin kokoh Brand Image Jakarta Design Center di masyarakat. Dari hasil kuesioner diketahui bahwa Advertising yang dilakukan oleh Jakarta Design Center merupakan suatu stimulus bagi konsumen untuk mencari informasi tentang Jakarta Design Center dan produk-produk apa saja yang ditawarkan di dalamnya. 2) Dalam kasus penelitian ini, ditemukan bahwa ternyata tidak ada kontribusi yang signifikan antara Word of Mouth terhadap Brand Image. Dari temuan ini, ternyata butir ke-2 yang berbunyi ” Saya mendengar cerita yang positif mengenai produk di Jakarta Design Center dari Kerabat saya” mendapat skor yang paling rendah. Dari sini, dapat dianalisis bahwa konsumen Jakarta kerap kali tidak mendapat rekomendasi yang positif mengenai Jakarta Design Center. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak Jakarta Design Center karena Word of Mouth yang negatif sangatlah berbahaya di dunia pemasaran dan dapat mempengaruhi persepsi (calon) konsumen mengenai Image Jakarta Design Center. Untuk mengatasi Word of Mouth yang negatif ini, perlu dilakukan studi mengenai apa yang menyebabkan konsumen menyebarkan Word of Mouth yang negatif. Apakah karena adanya ketidakpuasan terhadap produk/layanan, karena adanya issue dari kompetitor, atau karena ada produk yang gagal 3) Dalam penelitian ini diketahui bahwa Brand Image memberikan kontribusi secara langsung, positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Kontribusi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian adalah sebesar 14.4%, sedangkan sisanya dipengarui oleh variabel lain. Hal ini menunjukkan 147 bahwa seiring dengan diperkuatnya Brand Image yang positif, (calon) konsumen akan lebih memilih untuk berbelanja di Jakarta Design Center di bandingkan tempat lain. 4) Advertising tidak memberikan pengaruh secara langsung terhadap Keputusan Pembelian. Pengaruh yang diberikan Advertising kepada Keputusan Pembelian bersifat tidak langsung yang melibatkan Brand Image sebagai variabel intervening. Advertising memberikan kontribusi sebesar 13.3% terhadap Keputusan Pembelian melalui Brand Image. 5) Dari penelitian ini diketahui bahwa Word of Mouth memberikan dampak yang langsung, positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Word of
Mouth memberikan dampak langsung sebesar 29.16% terhadap Keputusan Pembelian. Dalam kuesioner, terlihat bahwa pertanyaan tentang variabel Keputusan Pembelian (Z) butir ke-2 yang berbunyi “Saya tertarik membeli produk di Jakarta Design Center karena rekomendasi Kerabat / arsitek saya” mendapatkan skor yang paling tinggi. 5.1 Saran 1) Teruskan program Advertising yang telah dilakukan karena program Advertising ini terbukti memberikan pengaruh yang positif terhadap pembangunan Brand Image Jakarta Design Center. Dalam melakukan program Advertising di masa yang akan datang, Jakarta Design Center harus lebih memperhatikan format tampilan iklan. Design yang ditampilkan harus lebih menarik dan inovatif dan disesuaikan dengan tema + konsep iklan yang hendak ditonjolkan. Selain itu iklan yang ditampilkan juga harus informatif dan mudah dimengerti oleh pembaca (calon konsumen). Saran ini didasarkan dari terlihatnya skor yang rendah pada butir pertanyaan “Desain iklan Jakarta Design Center menarik perhatian saya”. Dari respon kuesioner ini dapat terlihat bahwa konsumen merasa design yang ditampilkan Jakarta Design Center cukup monoton. 2) Meskipun memiliki tonggak utama promosi berupa Advertising, Jakarta Design Center harus melakukan Integrated Marketing Communication (IMC). Advertising yang dilakukan oleh Jakarta Design Center harus dibarengi dengan berbagai program yang lain untuk saling melengkapi program promosi yang dilakukan. Misalnya dengan membuat event dan memliput event tersebut agar mendapat perhatian dari masyarakat. Hal ini tentunya bertujuan untuk meningkatkan Brand Image Jakarta Design Center. 3) Jakarta Design Center harus berusaha untuk menjaga kualitas, kepuasan konsumen dan image-nya baik di kalangan komunitas design maupun masyarakat luas. Kualitas dan image yang kuat ini penting untuk di-manage demi mengurangi Word of Mouth negatif yang mungkin terjadi. Jakarta Design Center dapat bekerja sama dengan berbagai asosiasi design yang menjadi tenant untuk memberikan informasi mengenai produk, event, atau program-program menarik yang dilakukan oleh Jakarta Design Center. Kerjasama dengan asosiasi design ini bertujuan untuk mendorong Word of Mouth yang positif di anggota komunitas dan masyarakat awam. Word of Mouth yang positif ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperkokoh citra merek dan memberikan nilai tambah kepada Jakarta Design Center. 4) Salah satu kekuatan Jakarta Design Center adalah konsep “One Stop Shopping” untuk produk-produk arsitektur. Kekuatan ini menjadi suatu nilai plus di mata konsumen dan memberikan dampak yang besar terhadap pembentukan Brand Image Jakarta Design Center. Hal ini terlihat dari respon konsumen terhadap butir pernyataan “Saya dapat menemukan produk yang saya inginkan di Jakarta Design Center” mendapatkan skor yang menonjol dibanding butir pertanyaan yang lain. Dalam perkembangannya, Jakarta Design Center harus lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas lain yang mendukung kenyamanan pengunjung untuk berbelanja. Misalnya
menyediakan lebih banyak pilihan tempat makan /cafe yang bisa disinggahi pengunjung disela-sela mereka berbelanja. Fasilitas lain yang dapat menjadi perhatian adalah penambahan merchant ATM di Jakarta Design Center. Hal ini ditujukan untuk mempermudah konsumen melakukan transaksi saat berbelanja. Selain itu fasilitas berupa Vallet Parking juga dapat menambah nilai tambah Jakarta Design Center. Saran ini didasarkan dari respon konsumen yang rendah terhadap butir pernyataan “Suasana Jakarta Design Center kondusif untuk berbelanja” dalam kuesioner yang disebarkan. 5) Pihak manajemen Jakarta Design Center harus senantiasa melakukan inovasi dalam melakukan aktivitas pemasarannya. Misalnya dengan menggunkan Social Media sebagai salah satu alat promosinya. Hal ini dapat menjadi satu alternatif untuk mulai membuat dan mengontrol dan merespon Word of Mouth yang muncul di kalangan komunitas design dan masyarakat awam. Penggunaan social media dapat menjadi salah satu alternatif untuk menciptakan word of mouth yang positif bagi Jakarta Design Center karena dengan adanya social media, Jakarta Design Center dapat secara leluasa memberikan informasi yang terprogram dan menanggapi respon-respon negatif yang mungkin terjadi. Social media ini juga dapat menjadi jembatan komunikasi antara Jakarta Design Center – Asosiasi Design dan Masyarakat awam.
REFERENSI Achmad Kuncoro, Engkos dan Riduwan (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Alfabeta, Bandung Altstiel, Tom dan Jean Grow (2006). Advertising Strategy: Creative Tactics From The Outside/In. SAGE, California. Anonymus (ON LINE). Word of Mouth Marketing Efektif Bangun Kredibilitas Brand. http://www.astaga.com/content/word-of-mouth-marketing-efektifbangun-kredibilitas-brand Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta, Jakarta Belch, George dan Michael Belch (2001). Advertising and Promotion- An Integrated Marketing Communication Perspective.McGraw-Hill, New York Durianti, Darmadi, et al (2004). Strategi Menaklukan Pasar Mealui Riset dan Perilaku Merek.Gramedia, Jakarta. Grahandaka. Pasar Properti Indonesia Beranjak Booming. (ON LINE). http://vibiznews.com/knowledgelib/property_others/Pasar%20Properti%20Indon esia%20Beranjak%20Booming.pdf
Harjadi, Dikdik dan Dewi Fatmasari (2008). Word of Mouth (WOM) Comuunication Sebagai Alternatif Kreatif dalam Komunikasi Pemasaran. Equilibrium Vol. 4 No. 8 Juli – Desember 2008. Hasan, Ali (2007). Marketing. Media Pressindo, Yogyakarta Hawkins et all (2004). Cunsomer Behavior: Building Marketing Strategy. Mc Graw Hill, New York. Indriani, Farida dan Dini Henriarti (2009), Studi Mengenai Efektifitas Iklan Terhadap Citra Merek Maskapai Garuda Indonesia. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia Vol. VIII, No. 1, Mei 2009. Istijanto (2005). Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Gramedia, Jakarta Istijanto (2009). Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Gramedia, Jakarta Kartajaya, Hermawan (2010). New Wave Marketing. Gramedia. Jakarta Kartajaya, Hermawan (2009). CONNECT! Surfing New Wave Marketing. Gramedia. Jakarta Kurniawan, Sigit. Industri Properti Booming di Tahun 2014 (ON LINE). http://themarketeers.com/archives/industri-properti-booming-di-tahun-2012.html Kotler, Philip (2000). Marketing Management, The Millenium Edition.Prentice Hall, New Jersey Kotler, Philip (2002). Manajemen Pemasaran 1 Millenium ed. Prenhallindo, Jakarta Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2004). Dasar-dasar Pemasaran. Edisi 9 Jilid 2.PT. Indeks, Jakarta. Kotler, Philip; Hermawan Kartajaya; Iwan Setiawan (2010). Marketing 3.0. Erlangga. Jakarta Kusumowidagdo, Astrid (2005). Peran Penting Perancangan Interior Pada Store Based Retail. Jurnal Dimensi Interior Vol. 3 No. 1 Juni 2005 Ma’ruf Hendri (2006). Pemasaran Ritel. Gramedia, Jakarta Rangkuti, Freddy (2004). The Power of Brand. Gramedia, Jakarta Rangkuti, Freddy (2005). Riset Pemasaran. Elex Media Computindo, Jakarta Riduwan dan Sunarto (2007). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Alfabeta, Bandung Roslina
(2010).
Citra
Merek:
Dimensi,
Proses
Pengembangan
Serta
Pengukurannya. Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 6 No. 3, Mei 2010 Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita (2011). SPSS vs LISREL : Sebuah Aplikasi untuk Riset. Salemba Empat, Jakarta
Pengantar,
Sekaran, Uma (2006). Research Methods For Business: Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta
untuk
Sernovitz, Andy (2006). Word of Mouth Marketing: How Smart Companies Get People Talkin. Kapian Publishing, Chicago Setiawan, David (ON LINE). Story That Creates Word of Mouth. http://themarketeers.com/archives/story-that-creates-word-of-mouth.html Shimp, Terence A (2003). Periklanan Promosi. Erlangga, Jakarta. Silverman, George (2001). The Secrets of Word of Mouth Marketing: How to Trigger Exponential Slaes Through Runaway Word of Mouth. Amacom, New York. Simamora, Bilson (2004). Aura Merek 7 Langkah Membangun Merek yang Kuat. Gramedia, Jakarta Solomon, Michael R (2002). “Consumer Behavior” : Buying,having and being edition. Pearson
Sixth
Sugiyono (2006) Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung Sugiyono (2007). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung Sumartono (2002). Terperangkap dalam Iklan. Meneropong Imbas pesan Iklan Televisi. Alfabeta, Bandung. Susanto, A.B dan Himawan Wijanarko (2004). Power Branding: Membangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya. Mizan, Jakarta Tjiptono, Fandy (2005). Brand Management & Strategy. Andi, Yogyakarta. Umar, Huseain (2001). Metode Penelitian Bisnis untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Gramedia, Jakarta Vahie, Archna dan Audesh Paswan (2006). Private Label Brand Imaeg: Its Relatiosnhip with Store Image and National Brand. International Journal of Retail and Distribution Management. Vol. 34 No. 1, pp 67-80 Widyatama, Rendra (2007). Pengantar Periklanan. Buana Pustaka Indonesia, Jakarta