PENGARUH UPAH PER BULAN, UMUR, JENIS KELAMIN, DAN JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA TERHADAP CURAHAN JAM KERJA SEKTOR INFORMAL DI KABUPATEN TEGAL
Yoshinta Kiranasari Dra. Herniwati Retno Handayani, M. S.
ABSTRACT This study aims to analyze the factors which influence the hours of work for the labour with Tegal regency as the case study. The factors are including the wage per month, the age, the sex, and the total of family size. The data used is primary data (taken by interview) and secondary data by BPS. The sample is 100 labors in Kabupaten Tegal which have worked in informal sectors with the age of 20 until 64 years. The analysis used is description and Ordinary Least Square (OLS). The result of analysis showed that the wage per month, age, sex, and family size influenced to the hours of work in Tegal regency, where the wage per month and family size influenced positively to the hours of work. The sex showed that there was no significant impact to the hours of work. The variable of age influenced negatively to the hours of work.
Key words : hours of work, age, wage per month, sex, family size
1
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau
penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual. Pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Tegal dapat mengakibatkan peningkatan jumlah tenaga kerja. Hal ini berarti pula tingkat penawaran tenaga kerja semakin meningkat. Namun, ketika muncul penawaran tenaga kerja akan terdapat permasalahan yang berbeda-beda. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa motif ekonomi dan kependudukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk bekerja dengan jam kerja panjang maupun pendek. Meskipun demikian tidak berarti faktor-faktor lain di luar faktor ekonomi dan kependudukan tidak mempunyai pengaruh pada keputusan seseorang untuk bekerja dengan jam kerja panjang maupun pendek. Faktor-faktor sosial budaya, psikologi dan lingkungan sering mempunyai pengaruh yang cukup untuk menentukan terhadap keputusan seseorang untuk bekerja dengan jam kerja sesuai dengan pilihan mereka. Faktor ekonomi merupakan faktor yang dipandang dominan mempengaruhi seseorang bersedia menyediakan waktunya untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Faktor ekonomi tersebut antara lain tercermin pada tingkat upah. Namun demikian faktor kependudukan seperti halnya umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan status perkawinan serta tingkat pendidikan tak dapat diabaikan begitu saja dalam analisis jam kerja para pekerja. Jam kerja merupakan indikator penting untuk menganalisis dinamika pasar tenaga kerja, di mana indikator ini berpengaruh untuk mengukur antara underemployment
dan produktivitas tenaga kerja. Dinas Tenaga Keja dan
2
Transmigrasi menentukan bahwa jam kerja normal dalam seminggu adalah 40 jam dan jika lebih dianggap jam lembur, di mana sehari jam kerja adalah 7 jam kerja. Perubahan tingkat upah dapat mengubah keputusan individu untuk memilih bekerja atau menikmati waktu luang. Terdapat pilihan bagi individu untuk mengalokasikan waktunya hingga seseorang mencapai kepuasan maksimal, yakni individu dapat menyeimbangkan penghargaan dalam bentuk uang dari bekerja terhadap manfaat fisik dari aktivitas lainnya yang tidak dibayar (Nicholson, 2002). Oleh karena itu, setiap individu memiliki respon ataupun preferensi yang berbedabeda mengenai upah yang telah diperolehnya dan pengalokasian waktu yang dilakukan. Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka kepedulian perusahaan-perusahaan di Kabupaten Tegal terhadap kesejahteraan kaum buruh terus ditingkatkan. Hal ini terlihat dari meningkatnya upah minimum per hari maupun Upah minimum Regional (UMR) dari Rp 560.000,00 per bulan tahun 2008 menjadi Rp 600.000,00 per bulan pada tahun 2009 (Kabupaten Tegal Dalam Angka 2010). 1.2.
Rumusan Masalah Kabupaten Tegal memiliki jumlah rata-rata curahan jam kerja yang tinggi
namun rata-rata upah minimum yang diperoleh relatif rendah. Kabupaten Tegal memiliki rata-rata jam kerja sebesar 41,78 jam per minggu dengan rata-rata jam kerja per minggu di Provinsi Jawa Tengah hanya sebesar 40,87. Namun demikian Kabupaten Tegal hanya memiliki Upah Minimum per bulan sebesar Rp 600.000,00 yang lebih kecil dari rata-rata upah minimum di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar Rp 679.925,70 per bulan. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jam kerja sektor informal di Kabupaten Tegal. Jumlah curahan jam kerja diperkirakan dipengaruhi oleh upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga. Timbul pertanyaan penelitian apakah terdapat pengaruh upah
3
per bulan, umur, jenis kelamin dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja di Kabupaten Tegal. 1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1.
Menganalisis pengaruh variabel upah per bulan terhadap curahan jam kerja di Kabupaten Tegal.
2.
Menganalisis pengaruh variabel umur terhadap curahan jam kerja di Kabupaten Tegal.
3.
Menganalisis pengaruh variabel jenis kelamin terhadap curahan jam kerja di Kabupaten Tegal.
4.
Menganalisis pengaruh variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja di Kabupaten Tegal.
1.4.
Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : a.
Penulis
dapat
memperoleh
tambahan
pengetahuan
dan
dapat
membandingkan antara teori yang diperoleh selama mengikuti kuliah dengan penelitian yang dilakukan. b.
Sebagai referensi bagi penulis lainnya, khususnya yang berkaitan dengan persoalan ekonomi sumber daya manusia.
c.
Sebagai bahan pembanding untuk penelitian serupa di masa datang, tentu saja dengan analisis yang lebih baik.
4
II. TELAAH PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori Teori – teori yang mendukung serta membantu dalam memecahkan masalah
penelitian. 2.1.1. Teori Penawaran Tenaga Kerja Penawaran Tenaga Kerja menggambarkan hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Variabel-variabel yang berpengaruh pada penawaran tenaga kerja (Sudarsono, 1989) : 1. Tingkat upah 2. Preferensi 3. Penduduk 4. Partisipasi Angkatan Kerja 5. Tingkat Pengangguran 6. Kekayaan Fisik 7. Struktur Perekonomian
2.1.2. Teori Labor Leisure Choice Labor Leisure Choice adalah pilihan dari individu untuk menggunakan waktunya bekerja atau tidak bekerja (leisure). Setiap jam yang digunakan untuk leisure akan mengurangi waktu untuk bekerja jadi semakin tinggi tingkat upah maka semakin besar harga leisure. 2.1.3. Jam Kerja dan Perubahan Tingkat Upah Kenaikan upah berarti pertambahan pendapatan. Dengan status ekonomi yang lebih tinggi maka seseorang cenderung untuk meningkatkan
5
konsumsi dan menikmati waktu senggang lebih banyak, yang berarti mengurangi jam kerja (income effect). Di sisi lain kenaikan tingkat upah juga berarti harga waktu menjadi lebih mahal. Nilai waktu yang lebih tinggi mendorong keluarga mensubstitusikan waktu senggangnya untuk lebih banyak bekerja menambah konsumsi barang. Penambahan waktu tersebut dinamakan substitution effect dari kenaikan tingkat upah. 2.1.4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) TPAK nerupakan persentase penduduk yang berusia layak kerja yang memilih untuk ikut dalam angkatan kerja (Kaufman dan Hotchkiss, 1999 : 159). Faktor-faktor yang mempengaruhi TPAK :
Jumlah penduduk masih sekolah
Jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga
Suatu keluarga akan menentukan siapa yang bekerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga
2.2.
Umur
Tingkat Upah
Pendidikan
Non Labor Income
Penelitian Terdahulu
1. Determinan Jam Kerja Para Pekerja di Propinsi Jawa Tengah. Yunastiti P. dan Murtiningsih, Empirika Vol. 19 No. 1, Juni 2006. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Wanita pada PT. Agricinal Kelurahan Bentuas Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Novita Eliana dan Rita Ratina, EPP. Vol 4 No. 2 2007:8-14.
6
3. Analisis Curahan Kerja Wanita dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Jayawijaya Irian Jaya. Joice Katerine Ongge, W.H. Limbong, dan Endriatmo Soetarto, Forum Pascasarjana Vol. 25 No. 1 Januari 2002: 41-53. 4. Pengaruh Upah per Bulan, Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Jenis Jabatan, dan Jumlah Anggota Keluarga terhadap Curahan Jam Kerja di Kota Semarang. Panca Mandala Putra, skripsi 2008. 5. Diskriminasi Upah Pekerja Menurut Jenis Kelamin (Analisis Data Sarkernas 1998). Cecep Ruhiyat, tesis 2000.
2.3.
Kerangka Pemikiran
UPAH
UMUR
CURAHAN JAM KERJA
JENIS KELAMIN
JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA
Variabel dependen dalam model ini yaitu curahan jam kerja. Jam kerja merupakan jam yang digunakan untuk memperoleh pendapatan sedangkan leisure
7
adalah waktu yang digunakan tidak untuk memperoleh pendapatan (non market). Dalam sehari seseorang memiliki time endowment sebanyak 24 jam sehingga untuk memperoleh leisure dapat dengan mengurangkan time endowment dengan jam kerjanya. Upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga dapat mempengaruhi jam kerja yang akan dilakukan oleh tenaga kerja. Tenaga kerja dapat menentukan jumlah jam kerjanya untuk memperoleh tingkat kesejahteraanaya.
2.4.
Hipotesis 1. Terdapat pengaruh positif upah per bulan terhadap curahan jam kerja. 2. Terdapat pengaruh negatif umur terhadap curahan jam kerja. 3. Terdapat pengaruh signifikan jenis kelamin terhadap curahan jam kerja. 4. Terdapat pengaruh positif jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja.
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang nilainilainya bergantung pada variabel lainnya, sedangkan variabel independen adalah variabel yang nilai-nilainya tidah bergantung dengan variabel lainnya. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah curahan jam kerja. Sedangkan variabel independen meliputi upah per bulan, umur, jenis kelamin dan jumlah tanggungan keluarga. Definisi operasional dan skala pengukuran dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
8
Curahan Jam Kerja Jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh tenaga kerja dengan
menggunakan satuan jam kerja per minggu (Lipsey, 1985).
Upah Seluruh upah per bulan yang diterima oleh responden yang diukur
dengan menggunakan satuan rupiah.
Umur Merupakan umur responden dengan menggunakan satuan tahun.
Jenis Kelamin Menunjukkan jenis kelamin responden dengan menggunakan
dummy, yaitu:
Laki-laki
=1
Perempuan
=0
Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan kepala
keluarga dengan menggunakan satuan orang. 3.2.
Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja sektor informal di Kabupaten Tegal yang memiliki upah rutin yang diterima per bulan dan jumlah responden yang tidak diketahui secara pasti. 3.2.2. Sampel Untuk membentuk subpopulasi dan pada akhirnya terbentuk homogenitas tertentu, misalnya usia, upah, tingkat pendidikan, jenis jabatan, dan status perkawinan, penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, di mana dalam penelitian ini digunakan kriteria9
kriteria tertentu (Soeratno dan Lincolin Arsyad, 2003). Responden yang representatif dengan kriteria sebagai berikut :
Responden laki-laki merupakan orang yang menjadi kepala rumah tangga atau tenaga kerja utama dalam keluarga, sedangkan responden perempuan merupakan perempuan yang telah bekerja maupun menikah dengan alasan waktu kerja perempuan menikah terbagi menjadi dua yaitu bekerja mengurus rumah tangga dan juga bekerja di luar rumah.
Responden yang memiliki umur antara 20 tahun sampai 64 tahun. Karena responden dengan umur tersebut diasumsikan telah mempunyai tanggung jawab untuk menghidupi dirinya sendiri dan orang lain.
Responden yang bekerja di sektor informal. Sektor informal mempunyai ciri : mempunyai kegiatan usaha yang sederhana, skala usaha relatif kecil, tidak mempunyai izin usaha, bekerja di sektor informal lebih mudah daripada bekerja di prusahaan formal, tingkat penghasilan umumnya rendah, keterkaitan dengan usaha lain sangat kecil, dan usaha sangat beraneka ragam (Payaman, 1996). Dengan menggunakan data penduduk berumur antara 20 tahun sampai
dengan 64 tahun yang bekerja sektor informal di Kabupaten Tegal pada tahun 2009 berjumlah 325194 orang maka dapat ditentukan besarnya sampel, yaitu sebagai berikut : 𝑛= 3.3.
325194 1 + 325194 0,1
2
=
325194 = 99,97 = 100 3252,94
Jenis dan sumber Data Data primer yang diperoleh dari wawancara langsung pada 100 responden di
Kabupaten Tegal. Data sekunder yang bersumber dari BPS, yaitu data Sakernas
10
Indonesia, Susenas Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Tegal, dan data Sakernas Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Tegal. 3.4.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode wawancara. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (daftar pertanyaan/kuesioner) (Moh. Nazir 1988 : 234). Untuk memperkaya temuan hasil studi dlakukan pula observasi terhadap objek penelitian. Selain itu, digunakan pula penelitian studi pustaka dengan mempelajari dan menganalisis buku-buku literature dan data olahan.
3.5.
Metode Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda 2. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik 3. Koefisien Determinasi (R2) 4. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 5. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Obyek Penelitian Kabupaten Tegal terletak di Propinsi Jawa Tengah dengan ibukota Slawi. Batas-batas wilayah Kabupaten Tegal adalah : Sebelah Utara
: Kota Tegal dan Laut Jawa
Sebelah Timur
: Kabupaten Pemalang
Sebelah Barat
: Kabupaten Brebes
11
Sebelah Selatan
: Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kabupaten Tegal Tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Tegal tahun 2010 mencapai 1.392.260 orang yeng terdiri dari 693.287 laki-laki dan 698.973 perempuan. Kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk tersebut berturut-turut dari tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut : 1.680 orang/km2, 1.687 orang/km2, 1.611 orang/km2, 1.617 orang/km2, dan 1.743 orang/km2. Kecamatan yang berpenduduk paling banyak adalah Adiwerna yaitu 117.960 jiwa dan yang paling sedikit Kedungbanteng, 39.690 jiwa. Sex ratio penduduk Kabupaten Tegal adalah 99. Sampel yang telah diambil dalam penelitian sebanyak 100 responden. Tetapi dari 100 responden yang terpilih hanya 90 responden yang memenuhi syarat. Sehingga dalam penelitian ini hanya menggunakan 90 responden terpilih. Jumlah responden laki-laki sebanyak 45 orang sedangkan responden perempuan sebanyak 45 orang. Kelompok umur responden sebagian besar berada dalam kelompok umur 25-29 yang mencapai 16,67 persen dari jumlah responden, baik responden laki-laki maupun perempuan. Responden yang memiliki tanggungan anggota keluarga satu orang adalah responden laki-laki sebanyak 13,33 persen dan responden perempuan sebanyak 11,11 persen. Dan responden yang memiliki tanggungan anggota keluarga ≥ 4 adalah responden laki-laki sebanyak 15,56 persen dan responden perempuan sebanyak 17,78 persen. Sedangkan tanggungan anggota keluarga 3 orang paling banyak oleh responden perempuan dengan 40 persen responden. Perbedaan curahan jam kerja antara responden laki-laki dan perempuan tidak terlalu besar pada tiap kelompok jam kerja. Hal ini dikarenakan antara responden laki-laki dan responden perempuan memiliki peran dalam curahan jam kerja yang hampir sama.
12
4.2
Hasil Penelitian 4.2.1
Hasil Uji Asumsi Klasik 4.2.1.1. Uji Normalitas Dari hasil uji normalitas tampak bahwa titik-titik perpaduan antara variabel observed cum prob dengan expected cum prob menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Menurut Imam Ghozali (2005) deteksi penyebaran data yang memenuhi asumsi normalitas data adalah data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga data terdistribusi dengan normal.
Gambar 1. Hasil Pengujian Normalitas secara Grafis
Sumber : Data Primer Diolah, 2011
13
4.2.1.2. Uji Multikolinearitas Hasil analisis regresi untuk uji multikolinearitas dapat diketahui melalui nilai Tolerance dan VIF. Nilai Tolerance empat variabel independen dalam penelitian adalah lebih besar dari 0,10 (nilai cut off dalam ukuran). Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dapat disimpulakan bahwa dalam model regresi ini tdak terdapat multikolinieritas antar variabel bebas. Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Variabel Tolerance C Wage 0,632 Age 0,804 Sex 0,870 Family Size 0,663 Sumber : Lampiran E Uji Asumsi Klasik
VIF 1,583 1,244 1,150 1,507
4.2.1.3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dapat dilakukan menggunakan uji secara grafis dan uji Glejser. Pada uji secara grafis terlihat titik-titik data berpencar di sekitar (di atas dan di bawah) angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola atau garis trend tertentu. Kondisi tersebut mengidentifikasikan tidak ada gejala heteroskedastisitas.
14
Gambar 2. Scatter Plot Pengujian Heterokedastisitas secara Grafis
Sumber : Data Primer Diolah, 2011 Tabel 2. Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficients Unstandardized Coefficients Model
B
1(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
1.526
1.952
2.673E-7
.000
age
.029
.036
sex
-.349 .679
wage
family size
a
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
.782
.437
.076
.582
.562
.632
1.583
.092
.793
.430
.804
1.244
.779
-.050 -.448
.655
.870
1.150
.456
.191 1.488
.140
.663
1.507
a. Dependent Variable: abresid
Sumber : Data Primer Diolah, 2011
15
Variabel dependen yang digunakan adalah variabel residual (abresid) dan variabel independen yaitu upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga. Dapat dilihat bahwa probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil Scatterplots. 4.2.2
Hasil Uji Statistik 4.2.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 statistik mengukur tingkat keberhasilan model yang digunakan dalam memprediksi nilai variabel dependen. Besar R2 adalah 0 < R2 <1, di mana semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar pula kemampuan model dalam menerangkan variasi perubahan variabel dependen akibat pengaruh variabel independen. Tabel 3. Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary Model
R
1
R Square .812
a
Adjusted R Square
.660
.644
Std. Error of the Estimate 6.230
a. Predictors: (Constant), family size, sex, age, wage
N b. Dependent Variable: hours of work
i
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,660 hal ini berarti bahwa 66 persen variasi perubahan curahan jam kerja dapat dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model yaitu upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga. Sedangkan sisanya sebesar 34 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model.
16
4.2.2.2. Uji Signifikansi secara Simultan (Uji F) Uji statistik F (F-test) dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 4. Hasil Pengujian Signifikansi secara Simultan (Uji F) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
6393.574
4
1598.394
Residual
3299.048
85
38.812
Total
9692.622
89
F
Sig.
41.183
a. Predictors: (Constant), family size, sex, age, wage b. Dependent Variable: hours of work
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai F-hitung sebesar 41,183. F tabel 0,05(4;90) adalah 5,66. Maka nilai F hitung (41,183) lebih besar daripada nilai F tabel (5,66) sehingga Ho ditolak yang berarti semua variabel independen (upah per bulan, umur, jenis kelamin dan jumlah tanggungan keluarga) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu curahan jam kerja. 4.2.2.3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-statistik hitungnya dengan t-tabel.
17
.000
a
Tabel 5. Hasil Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Variabel Koefisien C 11,690 Upah per bulan 4,250E-6 Umur -0,094 Jenis Kelamin 0,544 Jumlah Tanggungan 5,443 Keluarga Sumber : Lampiran F Uji Statistik
t-hitung 3,312 5,122 -1,431 -0,386 6,599
Signifikansi 0,001 0,000 0,156 0,700 0,000
Konstanta bertanda positif dapat diartikan bahwa bila variabel lain bernilai nol maka curahan jam kerja tetap sebesar 11,690. Variabel upah per bulan memiliki signifikansi 0,000 yang berarti <0,05. Hal ini sesuai dengan kriteria Ho ditolak jika t-hitung < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif upah per bulan terhadap curahan jam kerja adalah ditolak dan menerima H1 yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif upah per bulan terhadap curahan jam kerja tersebut berarti apabila upah meningkat maka berakibat kenaikan curahan jam kerja. Variabel umur memiliki signifikansi 0,156 yang signifikan pada alfa 25% Dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan tidak terdapat pengaruh negatif umur terhadap curahan jam kerja adalah ditolak dan menerima H1 yang menyatakan terdapat pengaruh negatif umur tehadap curahan jam kerja berarti variabel umur mempunyai pengaruh negatif terhadap curahan jam kerja. Variabel jenis kelamin memiliki signifikansi 0,700 yang > 0,05. Hal ini sesuai dengan kriteria H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan tidak terdapat pengaruh signifikan variabel jenis kelamin terhadap curahan jam kerja adalah diterima dan menolak H1 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan variabel jenis kelamin terhadap curahan jam kerja. 18
Variabel jumlah tanggungan keluarga memiliki signifikansi 0,000 dengan yang signifikan pada alfa 5%. Hal ini sesuai dengan kriteria Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh positif variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja adalah ditolak dan menerima H1 yang menyatakan terdapat pengaruh positif variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja. 4.3
Pembahasan Setelah melalui uji asumsi klasik, disimpulkan bahwa data yang diolah sudah
tidak ada penyimpangan atau berpenyakit dan layak untuk diteliti lebih lanjut ke dalam model analisis regresi linier berganda yang akan dipakai dalam penelitian ini. Dari hasil regresi berganda diperoleh nilai sebagai berikut : Curahan Jam Kerja = 11,690 + 0,000004250upah - 0,094umur + 0,544sex + 5,443fam+ μ R2
= 66 %
F-hit
= 41,183 (Signifikan = 0,000)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak empat variabel. Dari keempat variabel independen tersebut terdapat satu variabel yang tidak signifikan yaitu jenis kelamin. Probabilitas untuk variabel tersebut adalah 0,700. Angka ini jauh di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa curahan jam kerja di Kabupaten Tegal dipengaruhi oleh upah per bulan, umur, dan jumlah tanggungan keluarga. Persamaan yang dihasilkan mengandung arti sebagai berikut : 1. Variabel Upah per Bulan Variabel upah per bulan memiliki hasil yang signifikan pada probabilitas 0,000 dengan koefisien sebesar 0,000004250. Tanda koefisien yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi upah per bulan
19
responden maka semakin tinggi pula curahan jam kerja yang dilakukan. Hal ini berarti terjadinya kenaikan upah membuat nilai waktu menjadi mahal dan seseorang akan lebih menghabiskan waktunya untuk bekerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Panca Mandala Putra (2008) yang menyatakan bahwa upah berpengaruh positif terhadap curahan jam kerja. 2. Variabel Umur Variabel umur memiliki koefisien sebesar -0,094 dengan tingkat signifikansi 0,156 dimana angka ini signifikan pada alfa 25% sehingga memiliki pengaruh yang negatif terhadap curahan jam kerja. Di mana semakin bertambah umur responden akan semakin bertambah curahan jam kerja. Tetapi pada suatu titik umur responden tertentu, curahan jam kerja akan berkurang seiring dengan bertambahnya umur responden. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Panca Mandala Putra (2008) dan Joice at all (2002) yang menyatakan bahwa usia berpengaruh negatif terhadap curahan jam kerja. 3. Variabel Jenis Kelamin Koefisien dari variabel jenis kelamin sebesar 0,544 dengan tingkat signifikansi 0,700 dimana angka ini jauh di atas 0,05 sehingga dalam penelitian ini variabel jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap curahan jam kerja dikarenakan perbedaan respon antara laki-laki dan perempuan yang terjadi tidak begitu mempengaruhi terhadap curahan jam kerja. Responsivitas kerja antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja cenderung tidak ada perbedaan. Perempuan juga memiliki partisipasi dalam dunia kerja walaupun masih ada pandangan konvensional bahwa perempuan harus mengatur rumah tangga dan sebagainya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Panca Mandala Putra (2008) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel jenis kelamin terhadap curahan jam kerja. 20
4. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga Variabel jumlah anggota keluarga memiliki hasil yang signifikan pada probabilitas 0,000 dengan koefisien sebesar 5,443 sehingga dalam penelitian ini variabel jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh yang positif terhadap curahan jam kerja. Keluarga berpenghasilan besar cenderung memperkecil jumlah anggota keluarga untuk bekerja, jadi tingkat partisipasi rendah. Sebaliknya
keluarga yang biaya hidupnya
sangat besar cenderung untuk memperbanyak jumlah anggota keluarga bekerja, jadi tingkat partisipasi kerja relatif tinggi (Payaman, 1985). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Panca Mandala Putra (2008) dan Joice et all (2002) yang menyatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap curahan jam kerja.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik dan analisis regresi serta pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan berikut : 1.
Curahan jam kerja di Kabupaten Tegal dipengaruhi oleh faktor upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga secara bersama-sama.
2.
Berdasarkan ukuran statistik R2 0,660. Hal ini berarti 66 persen variasi perubahan curahan jam kerja dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen (upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga), sedangkan sisanya sebesar 34 persen dijelaskan oleh sebab-sebab lainnya di luar model.
21
3.
Nilai koefisien upah per bulan sebesar 0,000004250. Tanda koefisien yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi upah per bulan responden maka semakin tinggi pula curahan jam kerja yang dilakukan. Hal ini berarti terjadinya kenaikan upah membuat nilai waktu menjadi mahal dan seseorang akan lebih menghabiskan waktunya untuk bekerja. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan sebelumnya.
4.
Variabel umur memiliki koefisien sebesar -0,094 dengan tingkat signifikansi 0,156 dimana angka ini signifikan pada alfa 25% sehingga dalam penelitian ini variabel umur memiliki pengaruh yang negatif terhadap curahan jam kerja di Kabupaten Tegal Di mana semakin bertambah umur responden akan semakin bertambah curahan jam kerja. Tetapi pada suatu titik umur responden tertentu, curahan jam kerja akan berkurang seiring dengan bertambahnya umur responden.
5.
Variabel jenis kelamin memiliki koefisien sebesar 0,544. Dalam penelitian ini variabel jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap curahan jam kerja. Dikarenakan perbedaan respon antara laki-laki dan perempuan yang terjadi tidak begitu mempengaruhi terhadap curahan jam kerja.
6.
Nilai signifikansi dari variabel jumlah tanggungan keluarga sebesar 0,000 dengan nilai koefisien sebesar 5,443 sehingga dalam penelitian ini variabel jumlah tanggungan keluarga memiliki pengaruh signifikan terhadap curahan jam kerja. Di mana banyak sedikitnya jumlah anggota keluarga
yang dimiliki responden dapat
berpengaruh terhadap
kinerjanya sehingga dapat pula menentukan curahan jam kerja yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan sebelumnya.
22
5.2.
Saran
Setelah melakukan penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat diberikan saran sebagai berikut ; 1.
Berdasar hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang positif variabel upah terhadap curahan jam kerja para pekerja di Kabupaten
Tegal,
maka
pemerintah
dan
pihak
terkait
perlu
mengupayakan adanya peningkatan upah karena akan mendorong pekerja untuk menambah jam kerja, yang selanjutnya diharapkan berdampak pada peningkatan output. 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jam kerja para pekerja laki-laki dan perempuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan, sehingga diharapkan diskriminasi antar pekerja laki-laki dan perempuan dalam pasar kerja dapat dihilangkan.
3.
Jumlah tanggungan keluarga menunjukkan pengaruh yang positif terhadap curahan jam kerja. Perlu adanya peningkatan kesejahteraan bagi pekerja, seperti kenaikan jumlah tunjangan istri dan anak.
4.
Pemerintah Kabupaten Tegal dapat mengadakan pelatihan atau kursus gratis atau biaya murah guna meningkatkan kualitas penduduknya agar penduduk yang memiliki usia produktif dan berpendidikan tinggi dapat lebih memaksimalkan kemampuannya di dunia kerja.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anto Dajan. 2000. Pengantar Metode Statistik Jilid 1. Jakarta: LP3ES. Arif Pratisto. 2009. Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Jakarta : Gramedia. Badan Pusat Statistik. 2010. Berita Resmi Statistik No. 60/12/33/Th.IV, 1 Desember 2010. ----------------------------. 2010. Kabupaten Tegal dalam Angka 2010. Tegal. ----------------------------. 2009. Survey Sosial Ekonomi dan Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah. Cecep Ruhiyat. 2000. “Diskriminasi Upah Pekerja Menurut Jenis Kelamin (Analisis Data Sarkernas 1998)”. Tesis Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta. Damodar, N. Gujarati. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi Ketiga. Jilid Dua. Alih Bahasa Julius A. Mulyadi, S. E. dan Yelvi Andri, S. E. Jakarta: Erlangga. Eliana, Novita dan Rita Ratina. 2007. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Wanita pada PT. Agricinal Kelurahan Bentuas Kecamatan Palaran Kota Samarinda”. EPP. Vol 4 No. 2 2007:8-14. Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : BPUD. Kauffman, Bruce E., Julie L. Hotchkiss, 2000, The Economic of Labor Markets, Fifth Edition, The Dryden Press, Harcourt College Publisher, USA. Lipsey, Richard G. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: PT Bina Aksara. M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mohammad Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
24
Nicholson, W. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa IGD Bayu Mahendra dan Abdul Aziz. Jakarta : Erlangga. Ongge, Joice Katerine, W.H. Limbong, dan Endriatmo Soetarto. 2002. “Analisis Curahan Kerja Wanita dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Jayawijaya Irian Jaya”. Forum Pascasarjana Vol. 25 No. 1 Januari 2002: 41-53. Panca Mandala Putra. 2008. “Pengaruh Upah per Bulan, Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Jenis Jabatan, dan Jumlah Anggota Keluarga terhadap Curahan Jam Kerja di Kota Semarang”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Payaman J Simanjuntak. 1996. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Puguh B. Irawan, Iftikhar Ahmed, Iyanatul Islam. 2000. Labor Market Dynamics in Indonesia : Analysis of 18 Key Indicators of The Labor Market (KILM) 19861999. International Labor Office-Jakarta, Indoesia. Purwaningsih, Y. dan Murtiningsih. 2006. “Determinan Jam Kerja Para Pekerja di Propinsi Jawa Tengah”. Empirika Vol. 19 No. 1, Juni 2006. Soeratno dan Lincolin Arsyad. 2003. Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: LP3ES. Todaro, M. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
25