PENGARUH UNDERWRITING DAN SOLVABILITAS TERHADAP LABA PERUSAHAAN REASURANSI
(Skripsi)
Oleh CYNTHIA FADILA SUUD
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRACT Effect Underwriting And Solvency Against Profit Reinsurer
By Cynthia Fadila Suud
This study aimed to examine the effect of underwriting and solvency to earnings in reinsurance companies in Indonesia by using a quarterly financial report in 2011-2014. The study population is limited to a reinsurance company in Indonesia which published quarterly financial statements in the period of March 2011 to December 2014. Companies that were sampled four companies and the number of observations made during 2011-2014 are 64 items of observation because this study used data quarterly financial reports. The research proves that the underwriting variables proxied by the underwriting result has a positive and significant impact on profits, and solvency risk based capital is proxied by having a positive effect on earnings. For insurance companies should use the ratio of profitability, solvency ratio and underwriting result to see its financial performance. Keywords: Underwriting, Solvency, Earnings and Reinsurance Company.
iii
ABSTRAK Pengaruh Underwriting Dan Solvabilitas Terhadap Laba Perusahaan Reasuransi
Oleh Cynthia Fadila Suud
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh underwriting dan solvabilitas terhadap laba di perusahaan reasuransi di Indonesia dengan mengggunakan laporan keuangan triwulan tahun 2011-2014. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan reasuransi di Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan triwulan periode Maret tahun 2011 sampai dengan Desember 2014. Perusahaan yang diambil sebagai sampel 4 perusahaan dan jumlah observasi yang dilakukan selama tahun 2011-2014 adalah 64 item observasi karena penelitian ini menggunakan data laporan keuangan triwulan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa variabel underwriting yang diproksikan dengan hasil underwriting mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap laba, dan solvabilitas yang diproksikan dengan risk based capital mempunyai pengaruh positif terhadap laba. Bagi perusahaan reasuransi sebaiknya menggunakan rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan hasil underwriting untuk melihat kinerja keuanganya. Kata Kunci : Underwriting, Solvabilitas, Laba dan Perusahaan Reasuransi.
iv
PENGARUH UNDERWRITING DAN SOLVABILITAS TERHADAP LABA PERUSAHAAN REASURANSI
Oleh CYNTHIA FADILA SUUD
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 23 Oktober 1991, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, pasangan Bapak H. Mara Guntur Suud, S.E dan Ibu Wenny Istiqomah, S.E.
Pada tahun 1997, penulis menyelesaikan pendidikan taman Kanak-kanak (TK) di TK KARTIKA II- 26 Bandar Lampung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di selesaikan pada tahun 2003 di SD Negeri 2 Rawa Laut Bandar Lampung. Tahun 2006 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Bandar Lampung dan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2009 di SMA Negeri 3 Bandar Lampung, Lampung.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung melalui jalur Penjaringan Bibit Unggul Daerah (PBUD) pada tahun 2009.
vii
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati dan rasa syukur kepada ALLAH SWT yang tak henti-hentinya melimpahkan berbagai kenikmatan-Nya, penulis mempersembahkan skripsi ini untuk :
Kedua orangtuaku tercinta H. Mara Guntur Suud, S.E & Wenny Istiqomah, S.E., motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendoakan dan menyayangiku, atas segala pengorbanan dan kesabaran mengatarku sampai kini.
Kakakku Puja Kusuma Suud Putra S.H., M.H., dan adik-adikku tersayang Carisa Nabila Suud dan Chika Adela Suud, yang selalu mendukung dan memotivasi untuk keberhasilanku.
Seluruh Keluarga Besar yang selalu berdoa dan menanti keberhasilanku.
Almamater tercinta “Universitas Lampung”.
viii
MOTO
Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-Insyirah:6-8)
ix
SANWACANA
Assalamualaikum. Wr. Wb Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Underwriting Dan Solvabilitas Terhadap Laba Perusahaan Reasuransi” Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna melengkapi dan memenuhi sebagaian persyaratan untuk meraih gelar sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung. Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, dan kerjasama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2.
Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3.
Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
4.
Bapak Harsono Edwin P, S.E.,M.Si.,Selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing Utama atas kesediaannya memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan yang sangat membangun dalam proses penyelesaikan skripsi ini.
x
5.
Ibu Ninuk Dewi K, S.E., M.Sc., Akt. Selaku Pembimbing kedua atas kesediaannya memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan dan saran serta kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6.
Ibu Dr. Ratna Septiyani, S.E., M.Si.Selaku pembahas atas kesediannya memberikan masukan dan saran serta kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7.
Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, terima kasih atas segala ilmu bermanfaat yang telah diberikan.
8.
Bapak dan Ibu Staf Administrasi FEB Universitas Lampung yang telah membantu.
9.
Yang Tercinta kedua orang tuaku Ayahanda H. Mara Guntur Suud S.E dan Ibunda Wenny Istiqomah, S. E dengan sabar, penuh kasih sayang dan cinta dalam mendidik dan membesarkanku, memberikan segala hal untuk mencukupi kebutuhanku, memberikan dorongan dan semangat bagiku.
10. Yang tercinta Eyangku Hj. Robiatul Adawijah dan Nenekku Hj. Umila Suud yang selalu memberi doa dan nasehat. 11. Yang terkasih kakakku Puja Kusuma Suud Putra S.H., M. H. 12. Yang tersayang Kedua adikku Carisa Nabila Suud dan Chika Adela Suud telah mendukung dan memberikan semangat tiada henti dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Yang tersayang Lony, Yuki, Kenzo, Miing, Pangpang yang selalu memberi semangat dan hiburan kepadaku. 14. Sahabat – sahabat lenjeh tercinta Mutiara Putri Hakim, S. E., Ria Yuliana, S. E., Selvi Indriawaty, S.E., Annisa Aulia Rabbani, S.E., Eka Octariyani, S. E., Resty Agustina, S.E., Tuti Ferawati, Fransisca Oktavia, Diah Martha, Yusi Takasikam Cindo, Yanita Amalia.
xi
15. Teman-teman kampus tercinta Paramita Uly, Sandro Armas, Dedy Prastyo yang selalu menemani perkuliahan dan memberi dukungan untuk penulis. 16. Teman-teman seperjuangan Yosi Anastasia dan Nanda Dwi Novalia yang selalu membantu dan memberi semangat. 17. Seluruh Keluarga Besar yang selalu berdoa dan menanti keberhasilanku. 18. Teman-teman seperjuangan Akuntansi 2009 dan teman-teman KKN. 19. Bapak Sobari, Ibu Tina, Mas Leman, Mas Yogi, Mas Ruly selaku staf administrasi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. 20. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendoakan dalam upaya menyelesaikan penulisan skripsi ini serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi, mohon maaf jika penulis tidak menyebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, dan hidayahNya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih. Bandar Lampung, April 2016 Penulis,
Cynthia Fadila Suud
xii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
PERNYATAAN ..............................................................................................
ii
ABSTRACT ....................................................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii MOTTO ..........................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah ......................................................
5
1.2.1
Perumusan Masalah ..............................................................
5
1.2.2
Batasan Masalah....................................................................
6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................
6
1.3.1
Tujuan Penelitian ..................................................................
6
1.3.2
Manfaat Penelitian ................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ..................................................................................
8
2.1.1
Teori Signalling ...................................................................
8
2.1.2
Teori Stakeholder.................................................................
11
xiii
2.2 Laporan Keuangan .............................................................................
12
2.3 Asuransi dan Reasuransi ....................................................................
15
2.4 Solvabilitas Perusahaan Asuransi ......................................................
18
2.5 Underwriting ......................................................................................
19
2.6 Laba ...................................................................................................
21
2.7 Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................
24
2.8 Hipotesis Penelitian ...........................................................................
26
2.8.1
Underwriting Terhadap Laba ..............................................
26
2.8.2
Solvabilitas Terhadap Laba .................................................
28
2.9 Kerangka Penelitian ...........................................................................
29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian ..............................................................
30
3.2 Operasional Variabel Penelitian ........................................................
30
3.3 Metode Analisis Data ........................................................................
33
3.3.1 Statistik Deskriptif .................................................................
33
3.3.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................................
33
3.3.3 Analisis Regresi ......................................................................
35
3.3.4 Pengujian Hipotesis ................................................................
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 4.1.1 4.1.2
37
Data dan Sampel ................................................................... Analisis Statistik Deskriptif ..................................................
37 37
4.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................................
39
4.3 Uji Kelayakan Model ........................................................................
42
4.4 Uji Regresi Berganda ........................................................................
43
4.4.1
Uji Ketepatan Fungsi Regresi (Goodness of Fit) .................
43
4.4.2
Uji Hipotesis ........................................................................
44
4.5 Pembahasan .......................................................................................
46
4.5.1 4.5.2
Pengaruh Underwriting Terhadap Laba ................................ Pengaruh Solvabilitas Terhadap Laba ...................................
xiv
46 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ............................................................................................
48
5.2 Saran ……………………………………………………..…............
49
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 4.1 Statistik Deskriptif .................................................................................... 37 4.2 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 39 4.3 Hasil Uji Multikonelaritas ......................................................................... 40 4.4 Hasil Uji ANOVA ..................................................................................... 42 4.5 Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2) ................................................ 43 4.6 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 44
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman 2.1 Kerangka Penelitian .................................................................................. 29 4.1 Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 41
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Populasi Penelitian, Perusahaan Reasuransi di Indonesia per Juni 2013 2. Data Mentah Penelitian a. Tahun 2011 b. Tahun 2012 c. Tahun 2013 3. Data Output Penelitian, Perhitungan Statistik Deskriftip dan Regresi 4. Tabel Uji t 5. Tabel Uji F (σ = 0.05) 6. Tabel Uji DW
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang semakin modern berpengaruh besar terhadap pola kehidupan manusia dalam segala hal, dan dalam kehidupan manusia yang modern saat ini banyak sekali kemungkinan terjadinya suatu risiko yang dapat membahayakan diri seseorang, harta benda seseorang, dan lain-lain. Kemungkinan tersebut dapat terjadi tidak hanya atas kesalahan dari diri seseorang itu sendiri akan tetapi dapat juga terjadi akibat kelalaian dari orang lain, dan kondisi lingkungan yang ia tempati (Soemardjan dalam Republika, 2013).
Suatu risiko yang mungkin terjadi pada diri seseorang merupakan hal yang tidak dapat diketahui oleh siapapun dan oleh sesuatu apapun. Begitu pula dengan waktu terjadinya risiko tersebut tidak ada yang dapat memprediksi kapan hal itu akan terjadi. Seorang manusia hanya diharuskan selalu berusaha dan dapat melakukan hal yang lebih baik dari hari sebelumnya. Manusia juga dihadapkan pada berbagai macam risiko kecelakaan, mulai dari kecelakaan transportasi udara, kapal, hingga transportasi darat dengan berbagai macam jenisnya, dan adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran, perampokan, pencurian, sakit, hingga kematian (Janwari, 2005).
2
Dari hal tersebut di atas menggambarkan bagaimana manusia harus bisa lebih berhati-hati dalam melakukan banyak hal, dan lebih banyak berusaha untuk dapat menjaga dirinya, keluarganya, serta orang-orang yang ada di sekelilingnya untuk dapat saling tolong menolong. Manusia juga harus bisa mempersiapkan dirinya apabila risiko-risiko di atas mungkin saja terjadi di kemudian hari. Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko (Hasan, 2004).
Di Indonesia, sudah ada sekitar 89 perusahaan asuransi umum dan 49 perusahaan asuransi jiwa yang bersaing dalam industri jasa asuransi Jasa asuransi terdiri dari tiga jenis, yaitu asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan asuransi sosial. Pertama, asuransi kerugian adalah asuransi yang melindungi harta benda, kepentingan keuangan, tanggung jawab hukum dan asuransi diri. Kedua, asuransi jiwa adalah suatu kerja sama antara orang-orang yang menghindarkan atau meminimalkan risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian, hari tua, dan kecelakaan. Ketiga, asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan pemerintah berdasarkan Undang-Undang (Janwari, 2005).
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
3
pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Laba (earnings) merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sangat penting untuk mengukur kinerja perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat laba yang lebih tinggi memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki laba yang lebih rendah. Dalam melakukan pencatatan laba, perusahaan diberikan fleksibilitas oleh standar akuntansi untuk memilih metode akuntansi maupun estimasi yang akan digunakan, begitu juga dengan laba perusahaan asuransi ataupun perusahaan reasuransi.
Pada dasarnya perusahaan Reasuransi melakukan kegiatan yang sama dengan perusahaan asuransi, hanya perbedaan dalam menerima pemindahan Risiko adalah berasal dari perusahaan asuransi sehingga fungsi Underwriting yang dilakukan lebih mendasarkan pada underwriting perusahaan asuransi dan tidak secara langsung atas risiko yang akan diterimanya. Dengan demikian maka Reasuransi tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan masyarakat tertanggung.
Underwriting dalam perusahaan asuransi merupakan faktor fundamental dalam sebuah industri asuransi karena salah satu unsur pendapatan perusahaan reasuransi dapat ditentukan melalui underwriting. Disamping itu juga pendapatan asuransi
4
dapat diperoleh dari pendapatan premi dan investasi. Dengan underwriting perusahaan akan mampu mendeteksi potensi-potensi risiko yang mungkin terjadi, termasuk seberapa besar risiko yang sanggup ditanggung oleh perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sehingga ketika ada risiko yang harus ditanggung perusahaan memiliki dampak diluar besaran, maka perusahaan dapat melakukan suatu aktivitas pengelolaan risiko tersebut.
Tingkat solvabilitas merupakan tolak ukur kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan SK MenKeu (Surat Keputusan Menteri Keuangan) No. 11/PMK.010/2011 tentang perhitungan tingkat solvabilitas, tingkat solvabilitas untuk menentukan tingkat risk based capital (RBC) yang harus dicapai setiap perusahaan asuransi, yaitu ≥ 120%.
Penelitian ini merujuk dari penelitian Andhayani (2012) dengan judul penelitian analisis pengaruh solvabilitas dan underwriting terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian. Perbedaan dari penelitian Andhayani (2012) yang pertama, penulis menggunakan sampel perusahaan reasuransi, alasan ini dilakukan karena seperti dilansir oleh marketeers.com “Total nilai investasi industri asuransi di Indonesia terus bertumbuh, pada tahun 2012, total nilai investasinya sebesar Rp 496,79 triliun. Padahal, tiga tahun sebelumnya total nilai investasinya baru mencapai Rp 283,20 triliun. Pada tahun 2013, nilainya telah mencapai Rp 538,45 triliun. Menariknya, sebesar 85% dari angka tersebut sifatnya adalah dana murah jangka panjang. Yang menjadi masalah, sebesar 70% asuransi jiwa di Indonesia
5
dikuasai oleh perusahaan multinasional. Secara legal, ini merupakan joint venture. Sementara itu, sebesar 50% asuransi umum direasuransikan ke luar negeri. Inilah yang menjadi sebab mengapa pemerintah perlu melakukan restrukturisasi dan revitalisasi industri reasuransi di Indonesia. Indonesia menggunakan kapasitas reasuransi dari luar sekitar 50% dari total kapasitas produksinya. Jumlah premi reasuransi Indonesia ke luar negeri pada tahun 2013 mencapai Rp 20 triliun. Dari empat perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia, nilai ekuitasnya yang terbesar hanya Rp 700 miliar. Sangat jauh bila dibandingkan dengan nilai ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan reasuransi lokal milik Malaysia yang mencapai Rp 4 triliun. Bahkan, perusahaan reasuransi lokal di Singapura memiliki ekuitas Rp 9 triliun (marketeers.com, 27/5/2015)”.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis menetapkan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Underwriting Dan Solvabilitas Terhadap Laba Perusahaan Reasuransi”.
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas. Maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah underwriting berpengaruh positif terhadap laba di perusahaan reasuransi? 2. Apakah solvabilitas berpengaruh positif terhadap laba di perusahaan reasuransi?
6
1.2.2
Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan agar penelitian dan pembahasanya lebih terarah, sehingga hasilnya tidak bias dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun ruang lingkup penelitiannya adalah menguji pengaruh underwriting dan solvabilitas terhadap laba di perusahaan reasuransi di Indonesia dengan mengggunakan laporan keuangan triwulan tahun 2011-2014.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Membuktikan secara empiris pengaruh underwriting terhadap laba di perusahaan reasuransi. 2. Membuktikan secara empiris pengaruh solvabilitas terhadap laba di perusahaan reasuransi.
1.3.2
Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Teoritis -
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan serta bukti empiris mengenai pengaruh underwriting dan solvabilitas terhadap laba di perusahaan reasuransi.
-
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mereka yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perusahaan reasuransi.
7
1.3.2.2 Manfaat Praktis -
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai underwriting dan solvabilitas yang diterapkan oleh perusahaan reasuransi.
-
Memberikan masukkan kepada para investor sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Teori Signalling
Teori signalling dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam (insider) perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat berkaitan dengan kondisi mutakhir dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor lain.
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan, perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Menurut Sharpe (1997) dalam Ivana (2005), pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial
9
politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Asumsi utama dalam teori kandungan informasi atau teori sinyal adalah bahwa manajemen mempunyai informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar, dan manajemen adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkannya. Artinya, manajemen umumnya mempunyai informasi yang lebih lengkap dan akurat dibanding pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Apabila manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang dimilikinya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, maka akan terjadi informasi asimetris (Hartono, 2008).
Penandaan (signalling) dapat digunakan untuk mengatasi informasi asimetris. Maksudnya bahwa pemberian suatu informasi ke pasar, secara umum dapat
10
direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal atau tanda terhadap adanya event-event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga atau return saham, tentunya dengan asumsi bahwa pasar modal efisien. Sehingga dengan pemberian sinyal tersebut informasi asimetris dapat diatasi (Hartono, 2008).
Informasi laporan keuangan yang tercermin dalam neraca dan laporan rugi laba dimanfaatkan investor untuk menilai apakah perusahaan memiliki sumber daya yang baik dan menjaga efektifitas perusahaan dalam aktivitas operasionalnya, yang mana hal ini akan diiringi oleh kenaikan penjualan saham. Hal ini dikarenakan para investor melihat kinerja perusahaan tersebut baik sehingga mereka banyak yang berminat atas saham perusahaan tersebut (Hartono, 2008).
Teori signalling mengatakan bahwa ketika perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam melunasi kewajiban finansialnya yaitu membayar dividen, bunga dan pokok pinjaman serta dapat memelihara kemampuan operasi perusahaan dengan baik maka itu merupakan suatu sinyal bahwa perusahaan mempunyai kinerja perusahaan yang baik dan ini dapat dilihat dari aktiva dan laporan rugi laba yang dimilikinya. Maka dari itu, ketika aktiva dan keuntungan suatu perusahaan naik maka ini menggambarkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemajuan dan ini merupakan good news.
11
2.1.2
Teori Stakeholder
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value) secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. (Freeman, et al.,2002 dalam Waryanti, 2009).
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).
Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham (stakeholder), namun lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang dapat diciptakan oleh perusahaan sebetulnya tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk kepentingan stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai keterkaitan atau klaim terhadap perusahaan (Untung, 2008 dalam Waryanti, 2009). Mereka adalah pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat lokal, investor, karyawan, kelompok politik, dan asosiasi perdagangan. Seperti halnya pemegang saham
12
yang mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, stakeholder juga mempunyai hak terhadap perusahaan. (Waryanti, 2009)
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Power tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan (Deegan, 2000 dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Oleh karena itu, “ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder” (Ullman 1982, hal. 552 dalam Ghozali dan Chariri, 2007).
2.2 Laporan Keuangan Menurut pedoman etika akuntan IAI, laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
13
Menurut Harahap (2008) menyatakan laporan keuangan (financial statement) merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut. Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, dan laporan perubahan posisis keuangan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan yang lainnya. Ada 3 macam laporan keuangan yang pokok dihasilkan yaitu neraca, laporan laba-rugi, dan laporan aliran kas.
Berdasarkan pendapat Munawir (2008), media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang.
Brigham dan Houston (2009) Diantara berbagai laporan yang diterbitkan perusahaan kepada pemegang saham, laporan tahunan (annual report) adalah laporan yang paling penting. Ada dua jenis informasi yang diberikan dalam laporan ini. Pertama, adalah bagian verbal, yang sering kali disajikan sebagai surat
14
dari presiden direktur yang menguraikan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi perusahaan di masa depan. Kedua, laporan tahunan yang menyajikan empat laporan keuangan dasar neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Laporan- laporan tersebut menyajikan angka-angka akuntansi dari operasi dan posisi keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan menjadi informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan (Brigham dan Houston, 2009).
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi keuangan selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen yaitu, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan mempunyai tujuan sebagai alat informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
15
(IAI, 2009). Laporan keuangan sebuah perusahaan sangat banyak yang berkepentingan atas informasi yang disajikan, salah satunya adalah investor.
2.3 Asuransi dan Reasuransi Menurut Undang–undang No 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang dimaksud Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Sedangkan Perusahaan Perasuransian adalah perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa, perusahaan reasuransi, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, agen asuransi, perusahaan penilai kerugian, dan perusahaan konsultan aktuaria.
Menurut Undang-undang No 2 Tahun 1992 bab 2 pasal 2, usaha perasuransian merupakan kegiatan usaha yang bergerak di bidang usaha asuransi dan usaha penunjang usaha asuransi. Usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang. Sedangkan usaha penunjang usaha
16
asuransi adalah usaha yang menyelenggarakan jasa keperantaraan, penilaian kerugian asuransi dan jasa aktuaria.
Reasuransi adalah perusahaan yang menerima pertanggungan ulang dari perusahaan asuransi atas sebagian atau keseluruhan risiko yang telah atau tidak dapat ditanggung kembali oleh perusahaan asuransi, dengan demikian perusahaan asuransi menerima pemindahan risiko dari perusahaan asuransi yang menutup secara langsung risiko tertentu (ceeding company) dimana nilai pertanggungan tersebut telah melampaui kemampuannya menerima suatu risiko.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian menyatakan bahwa perusahaan reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa. Sedangkan peranan reasuransi ini dinyatakan dengan tegas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian bahwa setiap penutupan asuransi yang jumlah uang pertanggungannya melebihi retensi sendiri harus memperoleh dukungan reasuransi.
Setiap usaha pasti memiliki tujuan, walaupun tujuan dari setiap usaha berbeda. Asuransi juga memiliki tujuan, secara umum tujuan asuransi adalah sebagai teori pengalihan risiko, pembayaran ganti kerugian, pembayaran santunan dan kesejahteraan anggota. Peranan reasuransi ini makin dipertegas dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 224/KMK.017/1993 tentang
17
kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi bahwa dukungan reasuransi pada perusahaan asuransi harus berdasarkan reasuransi treaty dan baru dukungan reasuransi fakultatif apabila dukungan reasuransi treaty telah tidak mencukupi serta sekurang-kurangnya perusahaan asuransi mendapat dukungan reasuransi dari satu perusahaan reasuransi dan satu perusahaan asuransi didalam negeri.
Pada dasarnya perusahaan reasuransi melakukan kegiatan yang sama dengan perusahaan asuransi. hanya perbedaan dalam menerima pemindahan risiko adalah berasal dari perusahaan asuransi sehingga fungsi underwriting yang dilakukan lebih mendasarkan pada underwriting perusahaan asuransi dan tidak secara langsung atas risiko yang akan diterimanya, dengan demikian maka reasuransi tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan masyarakat tertanggung dan membantu perusahaan asuransi dalam hal: 1. Memperbesar kapasitas akseptasi Risiko-risiko tertentu oleh perusahaan asuransi; 2. Penyebaran risiko yang ditanggungnya; 3. Stabilisasi keuntungan perusahaan; 4. Menimalisir cadangan teknis yang dibutuhkan; 5. Mengembangkan kegiatan perusahaan serta peningkatan asas profesionalisme dan daya saing Perusahaan.
18
2.4 Solvabilitas Perusahaan Asuransi Weston dan Copeland (2000) menyatakan bahwa solvabilitas atau leverage mengukur sebatas mana total aktiva dibiaya oleh pemilik jika dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur. Perusahaan asuransi harus menjaga tingkat solvabilitasnya agar tidak mengalami insolvency. Menurut Harrington dan Niehaus (2004) ada beberapa faktor penyebab insolvency pada perusahaan asuransi, diantaranya ketidakcukupan modal, risiko investasi yang berlebihan, kerugian bencana dan penurunan nilai asset. Penipuan manajemen kadang-kadang telah memainkan peran dan banyak perusahaan asuransi bangkrut dengan telah sengaja menurunkan kewajiban klaim dan melebih-lebihkan nilai aset sebelum bangkrut.
Gatzert dan Schmeiser (2008) menerangkan bahwa dalam solvabilitas yang memadai tidak hanya digunakan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan, tetapi juga untuk mengurangi biaya yang berkaitan dengan insolvecy. Kebangkrutan juga terkait dengan besarnya biaya klaim dibandingkan biaya yang dilaporkan di dalam laporan keuangan. Biaya klaim yang sebenarnya secara signifikan lebih tinggi daripada yang telah diharapkan ketika penjamin asuransi menjalin bisnis dan melaporkan estimasi biaya klaim di awal.
Secara umum, solvabilitas asuransi terkait dengan peraturan yang ditentukan disuatu negara. Secara hukum tingkat solvabilitas perusahaan asuransi di Indonesia diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan No.53/PMK.10/2012 bab II pasal 2 bahwa : “Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap saat
19
wajib memenuhi tingkat solvabiltas paling rendah 120% dari modal minimum berbasis risiko”.
Menurut aturan tersebut, perusahaan asuransi setiap tahun wajib menetapkan target tingkat solvabilitas. Target tingkat solvabilitas yang dimaksud paling rendah sebesar 120% dari modal minimum berbasis risiko. Risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban.
Semua perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi wajib memiliki tingkat solvabilitas (Risk Based Capital) minimal 120% dari risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban atau serendahnya-rendahnya mencapai angka 100% sehingga dapat diberi kesempatan untuk melakukan penyesuaian dan meningkatkan batas solvabilitasnya dalam jangka waktu tertentu.
2.5 Underwriting Menurut Andhayani (2012) underwriting adalah proses penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekelompok orang dalam pertanggungan sehubungan dengan produk asuransi tertentu dan pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut. Untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha murni perusahaan asuransi salah satunya dapat dilihat dari rasio underwriting yaitu rasio yang menunjukkan tingkat hasil underwriting yang dapat diperoleh perusahaan.
20
Menurut Gatzert dan Schmeiser (2008) risiko underwriting di dalam perusahaan asuransi kerugian terdiri atas tiga risiko. Risiko yang pertama adalah risiko atas premi yang berhubungan dengan klaim masa depan yang timbul selama dan setelah penilaian risiko yang dipertanggungkan. Risiko yang kedua adalah risiko cadangan yang bersumber dari dua hal yakni risiko kesalahan atas perkiraan secara teknis atas ketentuan risiko yang dipertanggungkan dan risiko atas variasi pergerakan nilai klaim pembayaran masa depan. Risiko yang ketiga adalah risiko yang berasal dari peristiwa-peristiwa di luar ketentuan mengenai modal berbasis risiko.
Menurut Pitselis (2006) risiko underwriting di dalam perusahaan asuransi kerugian terdiri atas tiga risiko. Risiko yang pertama adalah risiko atas premi yang berhubungan dengan klaim masa depan yang timbul selama dan setelah penilaian risiko yang dipertanggungkan. Risiko yang kedua adalah risiko cadangan yang bersumber dari dua hal yakni risiko kesalahan atas perkiraan secara teknis atas ketentuan risiko yang dipertanggungkan dan risiko atas variasi pergerakan nilai klaim pembayaran masa depan. Risiko yang ketiga adalah risiko yang berasal dari peristiwa-peristiwa di luar ketentuan mengenai modal berbasis risiko.
Secara umum dapat dikatakan sebagai kegiatan pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lainnya, yaitu pihak asuransi, yang kemudian bertanggung jawab secara hukum bila terjadi kerugian tertentu. Sedangkan menurut Salim (2007:113) pengertian underwriting adalah sebagai berikut:
21
“Underwriting adalah pemilihan risiko yang aman agar perusahaan mendapatkan keuntungan.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa underwriting merupakan kegiatan pengalihan tanggung jawab/risiko (transfer of risk) dari suatu pihak kepada pihak lain yaitu pihak asuransi, yang kemudian bertanggungjawab secara hukum bila terjadi kerugian tertentu di kemudian hari.
Hasil underwriting merupakan selisih antara pendapatan premi dengan beban klaim dan beban komisi serta beban underwriting lainnya. Underwriting ratio mengukur perbandingan antara hasil underwriting dengan pendapatan premi. Rasio ini menunjukkan tingkat hasil underwriting yang dapat diperoleh serta dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari usaha utamanya.
2.6 Laba Laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor dan kreditor sehingga laba tersebut sering direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen untuk mempengaruhi keputusan akhir pihak-pihak tersebut. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang menunjukkan kecenderungan adanya informasi asimetri antara manajemen dan pihak di luar perusahaan. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya dimasa depan dibanding pihak
22
eksternal. Oleh karena itu, kualitas laba akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen menjadi pusat perhatian pihak eksternal perusahaan.
FASB (Fincancial Accounting Standard Board) menyatakan bahwa informasi laba yang dihitung dengan dasar akrual biasanya dapat menunjukkan informasi prestasi yang lebih baik dibanding dengan informasi penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas), sehingga laba dapat diinterprestasikan sebagai alat untuk mengkonfirmasi harapan-harapan investor atau pemakai lain dalam menilai kinerja perusahaan (Suwardjono, 2005). Hal ini didasarkan asumsi bahwa investor telah memakai segala informasi yang dipublikasikan sebagai basis keputusan investasi melalui prediksi laba. Dalam pasar yang cukup efisien, laba yang diprediksi investor harus mendekati satu sama dengan laba yang dilaporkan. Pada kondisi seperti ini investor tidak bereaksi terhadap pengumuman laba. Bila pada kondisi pasar tidak cukup efisien, angka laba akan dipakai oleh para investor untuk mengubah atau mengambil keputusan. Dengan kata lain, laba dipakai sebagai sarana untuk mengubah atau mengambil kepustusan. Dengan kata lain, laba di pakai sebagai sarana untuk menyampaikan informasi yang sifatnya privat dari suatu perusahaan, sehingga laba mengandung informasi (information content) yang lebih dari apa yang ditanggap oleh pasar, sehingga pasar dapat dikatakan akan bereaksi terhadap pengumuman laba.
Laba akuntansi merupakan ukuran kinerja perusahaan. Pentingnya informasi laba akuntansi tercantum secara jelas dalam PSAK No. 25, yaitu : laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama satu
23
periode terntentu. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut sering kali digunakan untuk meperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas yang di masa yang akan datang. Dalam hal ini, informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja adalah penting.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2009) rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan. Menurut Andhayani (2012), profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan yakni margin laba kotor (gross profit margin) dan marjin laba bersih (net profit margin). Sedangkan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi yakni tingkat pengembalian atas aktiva (return on assets) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (return on equity).
Perusahaan asuransi yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi dapat menjadi sumber pendanaan internal yang berguna untuk menopang di dalam pertanggungan atas risiko yang ditanggung (Harrington dan Niehaus, 2004). Profitabilitas perusahaan asuransi juga menjadi variabel yang signifikan terhadap pengurangan risiko sebuah perusahaan asuransi mengalami keadaan insolvency. Jika perusahaan asuransi lebih memilih mempertahankan dan berpegang pada
24
keuntungan perusahaan sebagai sumber pendanaan internal di dalam proses pertanggungan atas risiko, maka perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi adalah perusahaan yang memiliki solvabilitas yang tinggi juga (Harrington dan Niehaus, 2004).
2.7 Ringkasan Penelitian Terdahulu Kusuma (2013) meneliti dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara profitabilitas, risiko underwriting, dan ukuran perusahaan asuransi kerugian yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2006 sampai dengan 2012. Hasil analisis data atau hasil regresi menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, risiko underwriting, dan ukuran perusahaan mempengaruhi tingkat solvabilitas. Sedangkan secara parsial variabel yang berpengaruh terhadap solvabilitas adalah ukuran perusahaan sedangkan variabel profitabilitas dan risiko underwriting secara parsial tidak mempengaruhi tingkat solvabilitas.
Andhayani (2012) dengan judul penelitian analisis pengaruh solvabilitas dan underwriting terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian, sampel penelitian ini adalah perusahaan asuransi yang listing di BEI periode tahun 2012 dan mempublikasikan laporan tahunan pada tahun 2006-2010. Hasil pengujian menunjukkan besarnya pengaruh solvabilitas dan underwriting terhadap profitabilitas yaitu sebesar 12%. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan ujiF menunjukkan solvabilitas dan underwriting secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian. Dan berdasarkan hasil uji-t
25
menunjukkan bahwa tingkat solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian. Sedangkan underwriting tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian.
Fikri (2009) meneliti mengenai pengaruh premi, klaim, hasil investasi, dan underwriting terhadap laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah dengan menggunakan alat analisis korelasi dan regresi berganda menyatakan bahwa underwriting dan hasil investasi berpengaruh positif terhadap laba sedangkan premi dan klaim berpengaruh negatif.
Fitriani dan Dorkas (2009) dengan judul tinjauan empiris terhadap kinerja industri asuransi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008, hasil penelitian menunjukan bahwa posisi profitabilitas selama periode penelitian yang terdiri dari rasio beban klaim dan rasio pengembalian investasi menunjukkan kinerja industri asuransi dalam keadaan baik meskipun sempat mengalami penurunan dari tahun 2005 dan tahun 2008 sebagai akibat dari kemampuan industri asuransi dalam membayar klaim yang terjadi akibat dari pasca bencana yang nantinya dapat menaikkan premi di masa yang akan datang. Hasil kinerja yang sama juga diperlihatkan dari posisi rasio stabilitas premium yang terdiri dari rasio retensi sendiri dan rasio pertumbuhan investasi. Meskipun rasio retensi sendiri yang mengalami penurunan tahun 2008 akan tetapi dapat dimengerti sebagai kemampuan industri dalam menutup resiko akibat dari recovery yang harus secepatnya ditanggung oleh industri asuransi dalam menghadapi penutupan polis asuransi pada masa krisis perekonomian global tahun 2008. Hal yang sama
26
juga terjadi pada rasio pertumbuhan premi, meskipun terjadi penyimpangan tahun 2005-2006 akan tetapi penyimpangan ini merupakan akibat dari adanya bencana yang terus menerus dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berasuransi.
Hapsari dkk (2014) meneliti tentang pengaruh rasio keuangan risk based capital dan early warning system terhadap harga saham Perusahaan Asuransi yang Listing di BEI tahun 2008 – 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial rasio likuiditas secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan asuransi yang listing di BEI periode 2008-2012. Namun rasio risk based, rasio beban klaim, rasio agents balance to surplus dan rasio pertumbuhan premi tidak secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham.
2.8 Hipotesis Penelitian 2.8.1
Underwriting Terhadap Laba
Falsafah underwriting umumnya mencerminkan tujuan-tujuan bisnis strategis perusahaan asuransi, termasuk asumsi-asumsi penetapan premi produk-produk asuransi. Falsafah underwriting sangat berpengaruh dalam pembuatan panduan underwriting perusahaan asuransi. Panduan underwriting adalah standar umum yang menentukan pemohon mana yang akan dikenakan kelas risiko yang ditentukan untuk masing-masing produk asuransi (Rifka dkk, 2002).
Untuk mencapai laba yang diharapkan, perusahaan dapat mengurangi risiko underwriting dengan cara mengikutsertakan sebagian pertanggungan kepada perusahaan reasuransi, semakin besar persentase risiko underwriting yang
27
ditransfer ke perusahaan reasuransi akan semakin besar juga biaya premi reasuransi yang harus dibayar. Selain itu, perusahaan juga dapat membatasi penyerapan risiko dari nasabah dengan konsekuensi pertumbuhan penerimaan premi akan terbatas. Alternatif lain perusahaan juga dapat meminimalkan risiko investasi, dengan cara memilih instrumen investasi yang tidak beresiko (Haan dan Kakes, 2010).
Underwriting merupakan suatu kegiatan yang sangat menentukan dalam perolehan laba perusahaan dan memperkuat posisi keuangan perusahaan. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan evaluasi kinerja underwriting, yaitu dengan melihat besarnya klaim yang terjadi dengan perolehan pendapatan premi. Pengaruh yang terlihat dari kegagalan underwriting adalah adanya anti selection yang tidak dapat terdeteksi. Hasil penelitian Fikri (2009) membuktikan bahwa underwriting secara berpengaruh positif terhadap laba, berkebalikan dengan hasil penelitian yang dilakukan Kusuma (2013) yang membuktikan bahwa risiko underwriting tidak berpengaruh terhadap tingkat solvabilitas. Penelitian ini mempunyai proksi pendapatan underwriting untuk variabel underwriting, perusahaan yang memiliki panduan underwriting yang baik, umumnya berdampak positif terhadap laba perusahaan, maka hipotesis yang dikemukakan adalah: H1: Underwriting berpengaruh secara positif terhadap laba perusahaan
28
2.8.2
Solvabilitas Terhadap Laba
Gatzert dan Schmeiser (2008) menerangkan bahwa dalam solvabilitas yang memadai tidak hanya digunakan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan, tetapi juga untuk mengurangi biaya yang berkaitan dengan insolvecy. Kebangkrutan juga terkait dengan besarnya biaya klaim dibandingkan biaya yang dilaporkan di dalam laporan keuangan. Biaya klaim yang sebenarnya secara signifikan lebih tinggi daripada yang telah diharapkan ketika penjamin asuransi menjalin bisnis dan melaporkan estimasi biaya klaim di awal. Secara umum, solvabilitas asuransi terkait dengan peraturan yang ditentukan di suatu negara (Gatzert dan Schmeiser, 2008). Adanya keputusan Menteri Keuangan nomor 424/ KMK. 06/ 2003 yang menyatakan batas solvabilitas minimum sebesar 120% dari jumlah kekayaan perusahaan memberikan rasa aman bagi pemegang polis. Ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Penelitian yang dilakukan Andhayani (2009) berdasarkan uji-t solvabilitas berpengaruh positif terhadap profitabilitas, berkebalikan dengan hasil penelitian yang dilakukan Kusuma (2013) yang membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat solvabilitas. Apabila batas solvabilitas perusahaan semakin besar hal ini dapat berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat kepada perusahaan, dengan adanya tingkat kepercayaan masyarakat untuk selalu menggunakan jasa perusahaan akan berpengaruh pada peningkatan laba perusahaan, maka hipotesis yang dikemukakan adalah: H2: Tingkat solvabilitas berpengaruh secara positif terhadap laba perusahaan
29
2.9 Kerangka Penelitian
Underwriting (X1)
H1 (+)
Laba (Y)
Tingkat solvabilitas (X2) Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
H2 (+)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Sampel dan Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan reasuransi di Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan triwulan periode Maret tahun 2011 sampai dengan Desember 2014. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data penelitian didapat dari Dari Website perusahaan yang bersangkutan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan reasuransi di Indonesia. 2. Perusahaan reasuransi yang menerbitkan laporan keuangan triwulan secara lengkap periode Maret tahun 2011 sampai dengan Desember 2014.
3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2009). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
31
3.2.1
Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Sekaran, 2006). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba. Menurut Skousen et al, (2009) salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah return on assets dan earnings per share, tetapi dikarenakan perusahaan reasuransi di Indonesia hanya satu yang terdaftar di bursa efek Indonesia sehingga hanya satu perusahaan saja yang mempunyai harga saham, maka laba dalam penelitian ini hanya diproksikan dengan return on assets.
ROA (salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, secara Matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA
3.2.2
Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen / terikat (Sugiono, 2009). Variable independen dalam penelitian ini adalah:
32
1. Underwriting Hasil underwriting merupakan selisih antara pendapatan premi dengan beban klaim dan beban komisi serta beban underwriting lainnya. Underwriting ratio mengukur perbandingan antara hasil underwriting dengan pendapatan premi. Rasio ini menunjukkan tingkat hasil underwriting yang dapat diperoleh serta dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari usaha utamanya (Sensi, 2006).
Underwriting
2. Solvabilitas Berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan No.424/KMK 06/2003 industri asuransi wajib memenuhi tingkat solvabilitas yang dihitung dengan menggunakan Risk Based Capital (RBC). Tingkat RBC umum sebesar 120% dari resiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat deviasi dalam mengelola kekayaan dan kewajiban. Rasio solvabilitas yang dihitung dengan menggunakan RBC ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan asuransi dalam melanjutkan usahanya dimasa mendatang (Fitriani dan Dorkas, 2009).
RBC
33
3.3 Metode Analisis Data 3.3.1
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsif atau variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskrepsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, sum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
3.3.2
Uji Asumsi Klasik
Analisis regresi perlu dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil analisis regresi dapat memenuhi kriteria best, linear dan supaya variabel independent sebagai estimator atas variabel dependent tidak bias. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.
3.3.2.1 Uji Normalitas Data Ghozali (2009) menyebutkan bahwa uji normalitas adalah untuk untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independent dan dependent memiliki distrik normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas menurut Kolmogrof Smirnov satu arah dan analisis grafik Smirnov menggunakan tingkat kepecayaan 5 %. Sebagai dasar pengujian keputusan normal atau tidak yaitu:
34
a. Z hitung > Z tabel maka distribusi populasi tidak normal b. Z hitung < Z tabel maka distribusi populasi normal.
Sedangkan analisis grafik menggunakan grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distrik kumulatif dari distribusi normal dalam hal ini distribusi normal akan membantu garis lurus diagonal.
3.3.2.2 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastik bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila varians dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastik, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastik (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah yang homokedastik atau tidak terjadi heteroskedastik. Heteroskedastik terjadi apabila ada kesamaan deviasi standar nilai variabel dependent pada variabel independent. Hal ini akan mengakibatkan varians koefisien regresi menjadi minimum dan convidence interval melebihi sehingga hasil uji statistik tidak valid.
3.3.2.3 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan dengan uji korelasi antara variabel-variabel independen dengan korelasi sederhana. Menurut Ghozali (2009) uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel imdependent dimana model regresi yang baik tidak terjadi ortogonal.
35
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam regresi adalah dengan menganalisis korelasi variabel-variabel independent. Model regresi yang bebas multikolinaritas adalah: a. Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 b. Mempunyai angka toleransi mendekati 1
Bila ada variabel independent yang terkena multikolinearitas maka penanggulanganya adalah dengan mengeluarkan satu variabel tersebut dari model.
3.3.3
Analisis Regresi
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif (dalam skala angka) dengan alat analisis regresi berganda, Metode regresi berganda (multiple regresional) dilakukan terhadap model yang diajukan oleh peneliti menggunakan program SPSS untuk memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka model penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut: Y= b0+b1X1+ b2X2+ et Keterangan : Y
: ROA
X1
: Underwriting
X2
: Solvabilitas
et
: Error term
36
3.3.4
Pengujian Hipotesis
3.3.4.1 Uji Koefisen Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi varian variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan varian variabel dependen. Bila terdapat nilai adjusted R2 bernilai negatif, maka adjusted R2 dianggap nol.
3.3.4.2 Uji Statistik F Pengujian ini menggunakan uji statistik F yang terdapat pada tabel Anova. Langkah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Jika probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. ≤ 5%), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah layak. 2. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 5%), maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak layak.
Pengujian keberartian pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat secara keseluruhan juga dapat dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan Ftabel dengan kriteria pengujiannya adalah: -
Ho ditolak jika F hitung > F tabel
-
Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan bahwa: 1. Berdasarkan hasil pengujian underwriting yang diproksikan dengan hasil underwriting terhadap laba di perusahaan reasuransi di Indonesia, dapat diketahui bahwa variabel underwriting mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap laba. 2. Berdasarkan hasil pengujian solvabilitas yang diproksikan dengan risk based capital terhadap laba di perusahaan reasuransi di Indonesia, dapat diketahui bahwa variabel solvabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap laba. 5.2
Keterbatasan Penelitian a. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan reasuransi di Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan triwulan periode Maret tahun 2011 sampai dengan Desember 2014. b. Variabel bebas dalam penelitian ini hanya dua variabel yang digunakan variabel yang diduga mempengaruhi laba.
49
5.3
Saran 1. Bagi perusahaan reasuransi sebaiknya menggunakan rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan hasil underwriting untuk melihat kinerja keuanganya.
2. Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan seluruh indikator rasio yang belum digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio tersebut terhadap laba perusahaan.
3. Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan sampel perusahaan yang mempunyai populasi lebih banyak dari penelitian ini, atau bisa juga menggunakan perusahaan reasuransi tidak hanya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Andhayani, Rurie. (2012). Analisis Pengaruh Solvabilitas Dan Underwriting Terhadap Profitabilitas Perusahaan Asuransi Kerugian (Studi Pada Perusahaan Asuransi Kerugian yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010). Jurnal Institut Manajemen TELKOM. Bandung Atmaja, Lukas Setia, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi revisi, Andi Offset, Yogyakarta. Brigham dan Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management (DasarDasar Manajemen Keuangan). Buku 1. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat. Fitriani, Anggi & Apriani Dorkas R.A. 2009. Tinjauan Empiris Terhadap Kinerja Industri Asuransi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009:103-109. Diunduh tanggal 13 September 2015
Fikri, Ali. 2009. “Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi, dan Underwriting Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Mubarakah”, Skripsi, Institut Pertanian Bogor. FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga, Jakarta. Gatzert, N And Schmeiser, H.(2008) Investment guarantees in unit-linked life insurance Products: comparing cost and performance. Working Papers On Risk Management And Insurance No. 40 University Of St.Gallen Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip. Hapsari, Tania. Desmiyawati & Basri. 2014. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Risk Based Capital dan Early Warning System Terhadap Harga Saham. JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014. Diunduh tanggal 13 September 2015 Haan, de L., & Kakes, J. (2010). Are Non-Risk Based Capital Requirements For Insurance Companies Binding?. Journal of Banking & Finance, 34(7), 16181627.
Harahap,S.S, 2008. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Harrington dan Niehaus. 2004.Risk Management & Insurances,Second Edition. McGraw Hill. Australia Harjito, A., dan Martono,.2005. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Ekonisia.Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima. BPFE. Yogyakarta Hasan, Ali. 2004. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Kencana. Jakarta
Husnan, Suad, 2005, Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Pendek) buku II, BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. ED PSAK No. 01 (Revisi 2009). Salemba Empat. Jakarta. Janwari, Yadi. 2005. Asuransi Syari’ah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Keputusan Menteri Keuangan, KMK No.424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi. Diakses melalui www.bapepam.go.id Kusuma, Muhammad Rizza Perdana, 2013.Analisis Pengaruh Profitabilitas, Risiko Underwriting, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Solvabilitas Perusahaan Asuransi Di Indonesia (Studi Perusahaan Asuransi Kerugian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2012), Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang. Mardiyanto, Handono, 2009. Intisari Manajemen Keuangan, PT Grasindo : Jakarta Nasuition, Widiatmojo. 2010. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Edisi 2. Yayasan MPU Ajar Artha. Jakarta. Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: PER-02/BL/2008. 2008. “Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: PER-02/BL/2008 tentang Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi”. Republika, Soemardjan Selo: Pemerintahan di Indonesia, tanggal 10 April 2013. Rifka Kusuma Wardani, dkk, 2012.“Underwriting, Premi, Dan Polis Dalam Asuransi Syariah”, Jurnal, Jurusan Ekonomi Dan Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Salim, Abbas. 2007. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Sensi, Ludovicus.2006. Memahami Akuntansi Kerugian. Jakarta. PT Gramedia Pustaka”. Sharpe.1997. dalam Ivana. 2005.”Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemelikan Institusional, dan Kepemilikan Manejerial Terhadap Kinerja Perusahaan Serta Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Ekonomi. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga, Yogjakarta: BPFE. Undang–undang No 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2007. Fundamentals of Financial Management, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Waryanti, 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang Warsidi dan Pramuka, Bambang Agus. 2009, Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang”, Artikel di internet, Jurnal Akuntansi Manajemen dan Ekonomi, Vol 2:1 Weston, J. F. dan Copeland, T. E. 2000. Manajemen Keuangan, Edisi Sembilan. Jakarta:Penerbit Bina Rupa Aksara.