PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AKRUAL KLIEN
Tri Ananda Bramantya (1401086413) Universitas Bina Nusantara 081291894199
[email protected] Gen Norman T, S.E., Ak., M.M. (D2238)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh ukuran kantor akuntan publik yang dinilai dari jumlah rekan, jumlah auditor, jumlah pendapatan, dan jumlah klien terhadap kualitas audit yang dilihat dari kualitas akrual klien. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan SPSS. Ukuran kantor akuntan publik tersebut diproksikan dengan
kualitas akrual dan kualitas akrual ini dilihat dari akrual
diskresioner. Sampel penelitian terdapat 336 perusahaan manufaktur untuk tahun 2010, 2011 dan 2012. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa adanya pengaruh antara ukuran kantor akuntan publik terhadap kualitas audit yang dilihat dari kualitas akrual klien. Oleh karena itu, kualitas audit yang dinilai dari kualitas akrual klien pada KAP besar dan kecil dianggap tidak seragam. (TAB) Kata Kunci: Kualitas Akrual Klien, Akrual Diskresioner, Ukuran KAP.
PENDAHULUAN Laporan keuangan yang menjadi sarana informasi untuk pengambilan keputusan menurut FASB, harus mengandung 2 unsur penting yaitu relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Dua hal ini yang sangat sulit untuk diukur, sehingga pengguna informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor yang berkompeten untuk memeriksa laporan keuangan tersebut dan memastikan bahwa
laporan keuangan tersebut relevan dan dapat diandalkan, hal itu dapat
meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan. Didalam laporan keuangan yang biasanya di lihat adalah laporan laba rugi pada suatu perusahaan, dimana laba yang dilihat merupakan laba yang diperoleh pada suatu periode. Dan akan menjadi sebuah ukuran kinerja pada perusahaan untuk nantinya pengambilan keputusan. Biasanya auditor yang melaporkan laba yang tinggi, akan dinilai jika perusahaan tersebut kinerja nya baik. Tetapi pelaporan laba itu belum tentu menunjukkan yang sebenarnya, bisa saja perusahaan mengada-ada agar terkesan memiliki laba yang tinggi. Dan pada kondisi ini auditor dituntut untuk menilai keadaan laba yang sesungguhnya. Bisa dibayangkan betapa pentingnya peran auditor dalam penyajian laporan keuangan. Tetapi disamping itu ada pendapat bahwa auditor banyak sekali jenisnya. Ada yang berpendapat auditor yang berasal dari perusahaan akuntan publik besar yang sering disebut The Big 4 tidak menjamin bahwa laporan yang dihasilkan tidak mengandung salah saji material. Dan juga ada yang berpendapat bahwa perusahaan akuntan publik yang memiliki banyak pengalaman akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik karena sudah lebih banyak menangani masalah dalam laporan keuangan. Penilaian skeptis tersebut didukung dengan adanya penelitian Francis and Yu (2009), yang memberikan bukti empiris yang menunjukkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan audit Big 4 dengan kualitas audit yang dihasilkannya. Dan didapat adanya ketidakseragaman kualitas audit pada perusahaan audit Big 4 yang berukuran besar dan kecil pada pasar modal Amerika. Dengan penelitian yang sebelumnya disebutkan bahwa perusahaan audit Big 4 dianggap sebuah organisasi yang terdesentralisasi dan bekerja secara semi otonom bagi kantor praktek yang berada dibawahnya. Dengan disebutkannya bahwa perusahaan audit Big 4 sebuah organisasi desentralisasi yang artinya bahwa perusahaan audit Big 4 yang menghasilkan kualitas audit yang baik adalah perusahaan audit Big 4 yang telah memiliki banyak pengalaman audit. Dari hal ini menimbulkan pertanyaan,
bagaimana kualitas audit pada perusahaan audit Big 4
yang lebih minim
pengalaman? Dan juga dapat disambungkan dengan perusahaan audit Non-Big 4 yang pengalaman auditnya relatif sedikit. Tetapi jika kita melihat kenyataan yang ada sesuai dengan hasil penelitian DeAngelo (1981) dan Choi et al (2010) tentang keseragaman kualitas audit tiap KAP akan berbeda sesuai ukuran KAP. Dan untuk menjawab pertanyaan yang berada di paragraf sebelumnya, penelitian Francis and Yu (2009) belum memadai. Sehingga harus melakukan pengujian ulang dengan memisahkan sampel, dan hal inilah yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Francis and Yu (2009), kelompok sampel tersebut yang merupakan klien KAP Big 4 dan klien KAP Non-Big 4 agar dapat mengetahui keseragaman kualitas audit pada masing-masing kelompok sampel. Pada dasarnya, salah satu asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah atas dasar akrual. Asumsi tersebut merupakan asumsi pengakuan pendapatan dan beban yang tidak berdasarkan pada arus kas namun lebih berdasarkan kepada saat terjadinya. Kualitas akrual dapat dilihat dari nilai total akrual maupun dari komponen penyusunnya. Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi.Disini peneliti mengambil variabel x yang berupa ukuran KAP dan variabel y berupa kualitas akrual. Keterkaitan antara variabel x dan y yaitu semakin besar ukuran KAP dianggap akan menghasilkan kualitas akrual yang baik. Dengan kata lain perusahaan yang diaudit oleh KAP yang lebih besar memiliki akrual diskresioner yang lebih kecil. Definisi akural diskresioner adalah biaya yang tidak wajib direalisasikan di masa depan namun telah dicatat di pembukuan saat ini. Apabila akrual diskresioner bernilai kecil artinya manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan masih wajar, sehingga dapat dikatakan kemampuan auditor dalam membatasi pengaturan
akrual diskresioner
perusahaan adalah baik oleh karena itu KAP yang lebih besar dianggap kualitas auditnya lebih tinggi. Antara ukuran perusahaan akuntan publik dan kualitas audit memang banyak diperbincangkan, dan sudah sering menjadi topik sejumlah studi, seperti yang sudah diteliti oleh Pratiwi (2010) dan Pardede (2010) yang menunjukkan bahwa ukuran KAP atau yang biasa di lambangkan dengan Big 4 dan Non-Big 4 tidak mempunyai pengaruh dengan kualitas audit. Yang mengartikan jika KAP Big 4 belum tentu menghasilkan kualitas audit yang lebih baik daripada kualitas audit Non-Big 4.
Tetapi hasil penelitian yang dilakukan oleh De Angelo (1981) menunjukkan hal yang berbeda, semakin besar ukuran kantor akuntan publik semakin baik kualitas audit yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, secara tidak langsung kantor akuntan publik Big 4, yang memiliki ukuran yang besar dianggap memiliki kualitas audit yang baik. Choi et al (2010) juga mendapatkan ukuran KAP yang lebih besar akanmenghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibanding ukuran KAP yang lebih kecil. Perbedaan hasil penelitian ini yang membuat menarik untuk lebih diteliti, selain itu masih ada pertanyaan yaitu apakah semua kantor akuntan publik Big 4 akan menghasilkan kualitas audit yang baik pada semua kantor auditnya, baik yang kecil maupun yang besar?Dan apakah semua kantor akuntan publik Non-Big 4 akan menghasilkan kualitas audit yang kurang baik pada semua kantor auditnya? Berdasarkan studi empiris dan latar belakang yang telah diutarakan, maka peneliti ingin mengkaji kembali pengaruh ukuran perusahaan akuntan publik dengan kualitas audit yang dihasilkan mencakup perusahaan akuntan publik yang terdapat di Indonesia. Dengan permasalahan apakah dengan ukuran perusahaan akuntan publik yang lebih besar akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik daripada perusahaan akuntan publik yang lebih kecil? Maka peneliti akan mengambil judul, Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Akrual Klien
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan menggunakan perusahaan manufaktur. Dan akan mengambil datanya dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Alasan sampel yang diambil perusahaan manufaktur adalah karena banyaknya perusahaan manufaktur di Indonesia dan juga ingin adanya homogenitas, selanjutnya akan mengambil data KAP Big 4 dan NonBig 4 yang mengaudit perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah kualitas audit yang dihasilkan oleh kantor akuntan publik Big 4 dan Non-Big 4 sama kualitasnya, atau memang beda, yang nanti nya akan bermanfaat untuk perusahaan memilih kantor akuntan publik untuk melakukan jasa audit. Keseragaman kualitas audit dapat diukur melalui pengaruh ukuran kantor akuntan publik terhadap kualitas akrual klien yang diterbitkan kantor akuntan publik.
METODA PENELITIAN Desain Penelitian Jenis dan Sumber Data Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan populasi yang mencakup seluruh kantor akuntan publik Big 4, yaitu Deloitte, Ernst & Young, KPMG, Pricewaterhouse Cooper dan juga kantor akuntan publik Non-Big 4 yang mengaudit perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 20102012. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan manufaktur, data laporan audit yang diterbitkan dan data laba yang dilaporkan yang diperoleh dari berbagai tempat dan dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penentuan Jumlah Sampel Penelitian ini membutuhkan sample berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang di audit oleh Big 4 dan Non-big 4 dalam periode 2010-2012. Dan juga akan mengambil data ukuran perusahaan berupa, jumlah rekan, jumlah auditor, jumlah pendapatan dan jumlah klien.
Metode Penentuan Sampel Sampel akan diambil berdasarkan metode purposive sampling dimana sampel hanya diambil yang memenuhi kriteria yang ditentukan sebagai berikut: a. Populasinya adalah kantor akuntan publik Big 4 dan Non-Big 4 yang berada di Indonesia.
b. Kantor akuntan publik Big 4 dan Non-Big 4 yang digunakan hanya yang mengaudit perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012. c. Kantor akuntan publik Big 4 dan Non-Big 4 diambil yang berturut-turut (3 kali) melakukan audit pada periode 2010-2012. d. Perusahaan manufaktur yang diaudit, dipilih yang menggunakan mata uang Rupiah (Rp) dalam laporan keuangan tahunannya. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada 3, yaitu : 1.
Analisis Deskriptif Statistik
2.
Analisis Korelasi
3.
Analisis Pengujian Asumsi Klasik
4.
Analisis Regresi
ANALISIS DAN BAHASAN Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 2 hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, maka diperoleh hasil dengan Uji F sebagai berikut: Hipotesis 1 : Ukuran kantor akuntan publik Big 4 mempengaruhi secara signifikan terhadap kualitas akrual klien Hasil
: Hasil pengujian secara simultan (Uji F) diperoleh hasil bahwa F hitung sebesar 5.315 > F Tabel sebesar 2.37 dengan tingkat signifikan 0,000. Maka seluruh variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas akrual klien.
Hipotesis 2 : Ukuran kantor akuntan publik Non-Big 4 mempengaruhi secara signifikan terhadap kualitas akrual klien. Hasil
: Hasil pengujian secara simultan (Uji F) diperoleh hasil bahwa F hitung sebesar 3.781 > F Tabel sebesar 2.37 dengan tingkat signifikan 0,000. Maka seluruh variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas akrual klien.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai ukuran KAP terhadap kualitas audit yang dilihat dari kualitas akrual klien, dengan menggunakan 336 sampel perusahaan manufaktur pada tahun 2010, 2011 dan 2012 yang sesuai kriteria, dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh ukuran KAP terhadap kualitas akrual yang diukur dengan akrual diskresioner. Dari hasil penelitian diperoleh hasil yang signifikan antara ukuran KAP dengan nilai akrual. Oleh karena itu, hasil yang signifikan ini menyimpulkan bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang diukur dengan nilai akrual. Dari pembahasan diatas, adanya perbedaan kualitas akrual bagi perusahaan yang di audit oleh KAP Big 4 maupun KAP Non-Big 4. Jadi kesimpulannya kualitas audit yang diukur dari kualitas akrual klien KAP Big 4 dan KAP Non-Big 4 tidak sama kualitas auditnya. Kemungkinan ada faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi kualitas audit selain faktor ukuran KAP. Ukuran KAP disini sudah dibuktikan bahwa adanya pengaruh terhadap kualitas audit yang dilihat dari kualitas akrualnya. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi adalah independensi dan kompetensi. Ukuran KAP yang besar jika tidak dibarengi dengan kompetensi yang tinggi dari auditornya hasilnya tingkat mendeteksi manajemen laba rendah dan juga kualitas akrual akan rendah. Sedangkan independensi, KAP dengan ukuran besar yang auditornya memiliki kompetensi yang tinggi tetapi kurang memiliki independensi akan membantu perusahaan dalam melakukan manajemen laba.
Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang dihadapi, antara lain: A. Pengukuran KAP hanya menggunakan empat jenis pengukuran yaitu jumlah auditor, jumlah rekan, jumlah klien, dan jumlah pendapatan. Mungkin saja masih ada pengukuran yang lebih berpengaruh terhadap kualitas audit yang dilihat dari kualitas akrual. B. Periode yang digunakan dalam penelitian hanya tiga tahun, hal ini membatasi sampel yang digunakan menjadi sedikit.
C. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia, masih banyak bidang perusahaan yang di Indonesia dalam penelitian ini. D. Pengukuran kualitas audit hanya melalui kualitas akrual klien. Kemungkinan masih ada pengukuran kuantitatif lain yang lebih dapat menjelaskan kualitas audit. E. Hanya menggunakan Discretionary Accruals sebagai proksi kualitas akrual. Kemungkinan masih dapat memakai variabel kontrol lainnya. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk beberapa pihak. Diantaranya adalah: A. Bagi perusahaan Untuk perusahaan hendaknya lebih selektif dalam memilih KAP. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan kualitas audit yang dihasilkan antara KAP Big 4 dan Non-Big 4¸ disarankan untuk perusahaan memilih KAP tidak melihat dari ukuran KAP. Pertimbangan dalam memilih KAP sebaiknya dari kompetensi yang dimiliki auditor. B. Bagi penulis Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel dari jenis perusahaan yang berbeda, tidak hanya dari perusahaan manufaktur. Periode penelitian dapat diperpanjang agar mendapatkan sampel yang lebih banyak. Semakin banyak sampel yang digunakan, kemungkinan hasilnya juga akan lebih akurat. Mengingat masih tingginya faktor lain yang mempengaruhi variabel terikat, hendaknya menggunakan minimal 3 variabel bebas selain ukuran KAP. Dan dapat mencoba dengan menggunakan data kualitatif untuk menjelaskan kualitas audit, seperti kompetensi dan independensi. C. Bagi akuntan publik Akuntan publik seharusnya menyadari betapa pentingnya kualitas audit. Dengan adanya penelitian ini diperoleh hasil yaitu keseragaman kualitas audit KAP Big 4 dan KAP Non-Big 4, oleh karena itu akuntan publik yang bekerja di KAP besar harus menjaga kompetensi dan independensinya agar tidak terjadi penuruan kualitas audit yang nantinya akan membentuk persepsi buruk masyarakat atas kinerja KAP besar sehingga dapat mengurangi jumlah klien dan akan berdampak berkurangnya pendapatan KAP.
REFERENSI Abdul Hamid. (2008). Pengaruh Tenur KAP dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit. Alim, M. Nizarul., Hapsari, Trisni., & Purwanti, Liliek. (2007).
Pengaruh
kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id. Choi, Jong-Hag, et al. (2010). Audit office size, audit quality and audit pricing. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 29, No.1, 73-97. Elder, Randal J., Beasley, Mark S., & Arens, Alvin A. (2010). Auditing and assurance services, an integrated approach (14th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. Francis, J.R., & Yu, D.M. (2009).Big 4 Office Size and Audit Quality. The Accounting Review, 84, 1521-1552. Herusetya, Antonius. (2009). Pengaruh ukuran auditor dan spesialisasi auditor terhadap kualitas laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 6, No. 1, 46-70. Icuk, R.B & Elisha, M.S (2010) Faktor-Faktor Dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit: Studi Pada KAP ‘Big Four’ Di Indonesia. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar profesional akuntan publik. Jakarta : Salemba Empat. Jang, Lesia., Sugiarto, Bambang., & Siagian, Dergibson. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba pada perusahaan manufaktur di BEJ. ISSN, 6, 1412-0240. L.B. DeAngelo. (1981). Auditor Size and Quality. Nindita, C. (2012). Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit di Indonesia. Novita, Elvitria Intan. (2009). Pengaruh ukuran kantor akuntan publik terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 20052007. Pardede, E.B. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur 2005-2008
Perdana, G.S. (2009). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Ukuran KAP dan Jenis Industri Terhadap Audit Lag pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Untuk Industri Manufaktur Sarjono, H & Juliana, W. (2013). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta:Salemba Empat. Shalicha, M. (2012). Pengaruh Tenur Audit, Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP), Dan Komite Audit Terhadap Kualitas Laba. Sulistyo, Joko. (2010). 6 hari jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala.
RIWAYAT PENULIS Tri Ananda Bramantya lahir di kota Jakarta pada 18 Agustus 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.