PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG-FIVE DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP AGRESIVITAS ANAK PUNK DI JABODETABEK
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh: SYIFA FAUZIAH 109070000139
FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2014 M
r-!
PENGARUHTRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERIIADAP AGRESIVITAS ANAK PUNK DI JABODETABEK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh: SYTFA
FAUZIAII
109070000139
. Pembimbing
Di Bawah bimbingan:
I
Pembimbing
Dra. Diana Mutiah. M.Si. NIP. r 967 1 02199 6032001
II
. Lawinah. S.Psi.. M.Si. NrP.19770 101201 10200
FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
'
1435 Ht2014
M
I
x
LEMBAR PENGESATIAN skripsi yang berjudul 5'PENGARUH TRAIT KEPRTBADTAN BIG
FIyr DAN
KONT'ORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP AGRESIVITAS ANAK P(INI(
DI JABODETABEK" telah
diujiican dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikotogi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal Mei 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata
I (Sl)
pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, Mei 2014
Sidang Munaqosyah Dekan/I(etua
Wakil Dekan/ Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Muiib. M.Ae. ild.Sl NrP. 196806141997041001
NrP. 197208231 Anggota:
* t: IkhwaB Lutli. M.PsL NrP. 19730710200501 1006
u
Layvinah. S.Psi.. M.Si. NIP.19770101201 102001
Ilra. Diana Mutiah. M.Si, NIP.l 9671021996032001
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Syifa Fauziah
NIM
:109070000139
Dengan
ini
menyatakan bahwa skripsi yang be{udul ,,pENGARUH TRArr
KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP AGRESIVITAS ANAK PUNK
DI JABODETABEK,,
adalah
benar merupakan karya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam men)rusun karya tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan
karya tersebut telah dicantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka. Saya bersedia untuk melakukan proses semestinya sesuai dengan undang-undang
jika ternyata skripsi ini
secara prinsip merupakan plagiat atau
jiplakan dari karya
orang lain.
Demikian pemyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta,
Mei2014
Yang Menyatakan,
Svifa Fauziah
NrM. 109070000139
ilt
MOTTO
Life isn’t easy. But enjoy your life, enjoy everything’s you have. Think Positive! Because Allah SWT. is always on your thinking, your feeling, and your actions.
Skripsi ini kupersembahkan untuk Mamah dan Papah, serta orang-orang yang sangat ku cintai. I love you so much Syifa Fauziah
iv
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Mei 2014 (C) Syifa Fauziah (D) Pengaruh Trait Kepribadian Big Five dan Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek (E) xiv + 98 halaman + 19 lampiran (F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Penulis menduga bahwa variabel trait kepribadian
big
five
(mencakup
aggreeableness,
extraversion,
conscientiousness, neuroticism, dan openness) dan konformitas teman sebaya (mencakup compliance dan conversion) mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Penelitian ini melibatkan 181 anak Punk yang tersebar di Jabodetabek. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik nonprobability sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala penelitian Aggression Quessionaire (AQ) untuk variabel agresivitas, MINI-IPIP untuk variabel trait kepribadian big five, dan skala penelitian yang peneliti buat sendiri untuk variabel konformitas teman sebaya. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda dengan menggunakan
software
18.0,
sedangkan
pengujian
validitas
konstruk
menggunakan Lisrel 8.7. Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda didapatkan indeks signifikansi 0,000 (p<0,05) dan R-Square sebesar 0.383, hal ini berarti proporsi varian dari agresivitas yang dijelaskan oleh semua IV yaitu trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya adalah sebesar 38.3%. Artinya dengan diterimanya hipotesis alternatif mayor, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif
v
signifikan antara trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya anak Punk di Jabodetabek. Peneliti berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dan dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Misalnya, dengan menambah variabel lain yang terkait dengan agresivitas dapat dianalisis sebagai IV yang mungkin mempunyai pengaruh besar terhadap agresivitas seperti coping stress, kecerdasan emosi, pekerjaan, usia, dan lain sebagainya. (G) Bahan bacaan : 54; buku : 23 + jurnal : 19 + website : 12
vi
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat kekuasaan-Nya, rahmat, karunia, dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP AGRESIVITAS ANAK PUNK DI JABODETABEK”untuk memperoleh gelar sarjana psikologi. Shalawat serta salam terlimpah kepada Nabi besar Muhammad SAW. beserta sahabat dan keluarga, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini dapat selesai dengan baik karena banyak pihak yang berpartisipasi dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, izinkan penulis untuk mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menjadi dekan inspiratif untuk menjadi seorang pemuda yang sukses. 2. Jajaran Dekanat, Wakil Dekan I Bapak Abd. Rahman Shaleh, M. Psi., Wakil Dekan II Bapak Ikhwan Lutfi, M. Psi., dan Wakil Dekan III Dra. Diana Mutiah, M.Si., yang telah memberikan banyak ilmu serta pengalaman, baik sebagai pembimbing maupun dosen. 3. Ibu Dra. Diana Mutiah, M.Si. dan Ibu Layyinah, S.Psi., M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberi saran serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis mendapat banyak masukan dan wawasan yang berharga selama pengerjaan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan. Semoga ilmu yang telah diberikan kepada penulis menjadi ilmu yang tayyiban lagi barokah.
vii
5. Kedua orangtua penulis yaitu Yetty Achiriningsih (Mamah) dan Drs. Hasan Hamdan (Papah), terima kasih banyak untuk setiap doa yang kalian panjatkan kepada Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang untuk kebaikan dan keberhakan anak pertama kalian ini sehingga penulis merasa bahagia menjadi bagian dari hidup kalian karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak akan menjadi seperti sekarang ini tanpa doa dari kalian. 6. Saudara laki-laki penulis yaitu Faqih Azizi da Syukron Jazzak serta saudara perempuan penulis yang masih kecil yaitu Kintan Makayla An-Nida, kalian adalah semangat penulis untuk dapat bersikap dan bertindak secara positif agar dapat menjadi contoh yang baikbagi kalian. 7. Hanif Maharsitama, yaitu seseorang yang menjadi musuh hampir setiap harinya, lawan dalam berargumen, tapi juga menjadi teman yang baik, sahabat yang baik, penyemangat yang baik, dan kekasih hati yang paling baik. 8. Sahabat-sahabat MTs., Sekar Stuti Ratridiwasa (Kare), Nabila Nabiha Zulfa (Nabe), Diah Putri Ambarani (Bare). Sahabat-sahabat SMA, Nita Fitriani (Nita) dan Siti Romlah (Siti). Sahabat-sahabat di Psikologi, Eva Riyatussholihah (Eva), Rani Nursukmawati (Rani), Putria Masyitah V.Z. (Utay), Erla Rahmawati (Erla), Awliya Nurmayasari (Aul), Dewi Rosianala Syari (Dewi), Defiria Nilamsari (Nilam), Kiki Maria (Kiki), Wiwi Euismawati (Wiwi), Meylita Jamilah (Lita), Farhanah Murniasih (Hana), Reyhan, Fikri Mubarok (Fikri), dan Fajri Dea Priandhana (Dana), serta seluruh keluarga Psikoche yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk semua kebahagiaan dan pengalaman suka duka selama melewati waktu dengan penulis. Semoga persahabatan kita akan senantiasa terjalin sampai akhir hayat serta sukses dunia dan akhirat. 9. Seluruh pihak yang berkontribusi dalam membantu penulis baik mulai dari disusunnya skripsi ini, pengumpulan data, pengolahan data, hingga selesainya skripsi ini dengan baik. 10. Para staff bagian Umum, Akademik, Keuangan, Sekretaris Dekanat, dan Sekretaris Kajur Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dalam proses birokrasi dan kemudahan bagi penulis dalam pembelajaran di kampus yang saya cintai ini.
viii
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan doa, moral, maupun materi serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis tidak dapat membalas semua yang telah diberikan, hanya do’a dan asa yang penulis panjatkan, semoga semuanya berkah dan Allah SWT membalasnya berlipat-lipat ganda, aamiin. Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca serta para pencari pengetahuan yang tidak pernah lelah belajar.
Jakarta, Mei 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI Cover Lembar Pengesahan Pembimbing ......................................................................... i Lembar Pernyataan ................................................................................................. ii
Motto ..................................................................................................................... iii Abstrak .................................................................................................................. iv Kata Pengantar .................................................................................................... .. vi Daftar Isi ................................................................................................................ xi Daftar Tabel .......................................................................................................... xii Daftar Gambar ....................................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1.Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2.Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 8 1.2.1. Pembatasan Masalah ..................................................... 8 1.2.1. Perumusan Masalah ...................................................... 9 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 10 1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................... 10 1.3.2 Manfaat Penelitian ......................................................... 12 1.5.Sistematika Penulisan ................................................................ 13
BAB II
LANDASAN TEORI ..................................................................... 14 2.1. Agresivitas ................................................................................ 14 2.1.1. DefinisiAgresivitas .......................................................... 14 2.1.2. Faktor-faktor Mempengaruhi Agresivitas ....................... 15 2.1.3 Dimensi-dimensi Agresivitas. .......................................... 19 2.1.4. Pengukuran Agresivitas ................................................... 20 2.2. Trait Kepribadian Big-Five ....................................................... 21 2.2.1. Definisi Trait Kepribadian............................................... 21 x
2.2.2. Definisi Trait Kepribadian Big-Five................................ 21 2.2.3. Tipe-tipeTrait Kepribadian Big-Five .............................. 23 2.2.4. Pengaruh Trait Kepribadian Big-Five terhadap Agresivitas27 2.2.5. Pengukuran Trait Kepribadian Big-Five ......................... 28 2.3. Konformitas Teman Sebaya ...................................................... 29 2.3.1. Definisi Konformitas ....................................................... 29 2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Konformitas Teman Sebaya 30 2.3.3.Dimensi-dimensi Konformitas Teman Sebaya ................. 31 2.3.4. Pengaruh Konformitas Teman Sebaya thd Agresivitas ... 32 2.3.4. Pengukuran Konformitas Teman Sebaya ........................ 33 2.4. Punk........................................................................................... 33 2.4.1. Sejarah Punk .................................................................... 33 2.4.2. Definisi Punk ................................................................... 34 2.5. Kerangka Berpikir ..................................................................... 35 2.6. Hipotesis Penelitian................................................................... 38 2.6.1. Hipotesis Mayor ........................................................... 38 2.6.2. Hipotesis Minor ............................................................ 38
BAB III
METODE PENELITIAN ............................................................. 40 3.1. Populasi dan Sampel ................................................................ 40 3.2. Variabel Penelitian .................................................................... 41 3.3. Definisi Operasional ................................................................ 42 3.4. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 46 3.5. Uji Validitas .............................................................................. 51 3.5.1. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ........................... 51 3.5.2. Uji Validitas Konstruk Agresivitas ................................. 51 3.5.3. Uji Validitas Konstruk Trait Kepribadian Big Five ...... 56 3.5.4. Uji Validitas Konstruk Konformitas Teman Sebaya ..... 63
3.6. Metode Analisis Data................................................................ 66 3.7. Prosedur Penelitian ................................................................... 69
xi
BAB IV
HASIL PENELITIAN ................................................................... 71 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ......................................... 71 4.2.Deskripsi Statistik Masing-Masing Variabel Penelitian ............ 72 4.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ...................................... 73 4.3.1. Kategorisasi Tingkat Agresivitas .................................. 73 4.3.2. Kategorisasi Tingkat Konformitas Teman Sebaya ....... 74 4.4. Uji Hipotesis Penelitian............................................................. 75 4.4.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian ............................. 75 4.5. Pengujian Proporsi Varians Masing-masing Invariable Dependent ............................................................................... 81
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .................................... 84 5.1. Kesimpulan ............................................................................... 84 5.2. Diskusi ...................................................................................... 85 5.3. Saran ....................................................................................... . 91 5.3.1. Saran Teoritis ................................................................ . 91 5.3.2. Saran Praktis ................................................................. . 92
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... . 94 LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel Big Five Personality Trait menurut Goldberg ............................ 26 Tabel 3.1 Tabel Sebaran Sampel ........................................................................... 41 Tabel 3.2Tabel Blue Print Skala Agresivitas Buss & Perry ................................ 47 Tabel 3.3Tabel Blue Print Skala MINI-IPIP........................................................ 48 Tabel 3.4Tabel Blue Print Skala Konformitas Teman Sebaya ............................ 49 Tabel 3.5Tabel Bobot nilai tiap jawaban pada skala agresivitas, trait kepribadian big five, dan konformitas teman sebaya ...................................................................... 50 Tabel 3.6Tabel Pedoman skoring kuesioner jenis kelamin ................................... 50 Tabel 3.7Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi fisik) ...................................... 52 Tabel 3.8Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi verbal) ................................... 53 Tabel 3.9Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi marah) ................................... 54 Tabel 3.10Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi permusuhan) ....................... 56 Tabel 3.11Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five(Agreebleness) .......... 57 Tabel 3.12 Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five(Extraversion) ......... 57 Tabel 3.13 Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Conscientiousness) 60 Tabel 3.14Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Neuroticism) .......... 61 Tabel 3.15Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Openness) .............. 62 Tabel 3.16Tabel Muatan faktor Konformitas Teman Sebaya (Compliance) ........ 64 Tabel 3.17Tabel Muatan faktor Konformitas Teman Sebaya (Conversion) ......... 65 Tabel 4.1 Tabel Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 71 Tabel 4.2 Tabel Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ....................................... 72 Tabel 4.3 Tabel Norma Skor ................................................................................ 73 Tabel 4.4 Tabel Kategorisasi Tingkat Agresivitas................................................ 73 Tabel 4.5Tabel Kategorisasi Konformitas................................................ ............ 74 Tabel 4.6Tabel R-Square ..................................................................................... 76 Tabel 4.7Tabel Anova pengaruh keseluruhan IV terhadap DV ............................ 76 Tabel 4.8Tabel Koefisien Regresi ........................................................................ 77 Tabel 4.9Tabel Kontribusi Varians IV terhadap DV............................................ 82 xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Pengaruh Trait Kepribadian Big Five dan Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas ............................................... 38
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.
1.1 Latar Belakang Fenomena anak jalanan sering kita jumpai terutama di kota-kota besar di Indonesia. Menurut laporan Depsos pada tahun 2004, sebanyak 3.308.642 anak termasuk ke dalam kategori anak terlantar. Komnas Perlindungan Anak (KPA) pada tahun 2009 jumlah anak jalanan di DKI Jakarta mencapai 12.000 jiwa, meningkat 50 persen dari 2008 (Blogdetik.com, 2010).
Pada tahun 2009 jumlah anak jalanan di Indonesia mencapai 135.139 anak dan tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Bandung dan Yogyakarta (Kemensos RI, 2009; dalam Rohman, 2013).Pada tahun 2010 Jufri mengatakan bahwa jumlah anak jalanan di Indonesia meningkat menjadi 230.000 orang (Blogspot.com, 2010), jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan meningkat menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1.49% per tahun (Republika.co.id., 2013).
Anak jalanan menurut Rahmad (dalam Khoirunnisa, 2012) dibedakan menjadi dua macam, pertama yaitu anak yang punya keluarga dan tempat tinggal,
1
2
tetapi mereka menghabiskan seluruh waktunya di jalanan, seperti pedagang asongan, pengamen, anak Punk. Kedua, anak yang tidak mempunyai tempat tinggal danbagi kelompok ini mereka harus disediakan base camp atau tempat tinggal.
Anak Punk merupakan salah satu gambaran sosial anak jalanan. Punk di Indonesia memang muncul dari beberapa kelas sosial di masyarakat. Dari kelas bawah, mereka berwujud anak-anak jalanan yang hidup dipinggir jalan, tidur di trotoar, nongkrong di pom bensin, dan kegiatan lainnya. Pekerjaan sehari-hari anak Punk biasanya mengamen, jualan koran, atau aktivitas lain yang bisa menghasilkan uang recehan di setiap persimpangan traffic light. Selain itu, kehidupan mereka juga sangat dekat dengan peluang-peluang melakukan kriminalitas dijalanan, alkohol, rokok dan mabuk dengan menghirup lem (Sagitarius, 2011). Selain itu, anak Punk bukan sekadar menjual suara dengan profesi mengamen, tapi juga memaksa orang untuk memberi mereka imbalan, bahkan kalau tidak diberi mereka akan mengancam (Harianhaluan.com, 2011).
Keberadaan anak Punk di beberapa daerah dianggap meresahkan warga sekitar. Pada bulan September tahun 2012 telah terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh salah seorang anak Punk kepada Ihsan Maulana (19 tahun) yang sedang terlelap tidur. Di Bekasi pada bulan Maret 2013, anak-anak Punk secara tiba-tiba melakukan penodongan menggunakan pisau kecil dengan memasuki angkutan kota yang menurut warga itu bukan merupakan kejadian yang pertama
3
kalinya terjadi di daerah Pondok Gede (Republika.co.id, 2013). Pada bulan Mei 2013 di kota Pekanbaru, sekitar dua puluh anak Punk yang sedang pesta miras diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di wilayah itu (Wibowo, 2013).
Selama pengumpulan data, peneliti menemukan anak Punk yang sekedar berkumpul bersama komunitas Punk, ada diantara mereka yang sedang mengamen di angkutan umum dan di perempatan atau di pertigaan jalan, ada pula yang sedang mengatur parkir di tempat-tempat perbelanjaan atau tempat-tempat makan. Peneliti melakukan observasi terhadap anak Punk, dimana peneliti menemukan beberapa perilaku agresif yang dilakukan oleh anak Punk salah satunya adalah agresi verbal yaitu mereka saling bercanda dengan mengejek atau mencela satu sama lain. Perilaku tersebut diakui oleh mereka adalah perilaku yang wajar dan sudah sering terjadi. Selama pengumpulan data pula, peneliti tidak menemukan kekerasan dalam bentuk fisik yang dilakukan oleh sesama Punk walaupun mereka juga tidak menampik apabila ada seseorang yang membuat mereka marah, mereka tidak akan segan untuk melakukan kekerasan. Alkohol dan obat-obatan bukan menjadi hal yang tabu bagi mereka. Beberapa diantara mereka mengakui bahwa hampir setiap hari mereka mengkonsumsi minum-minuman keras setelah bekerja, baik bekerja sebagai pengamen maupun tukang parkir. Hal itulah yang menyebabkan perilaku agresif tidak dapat terhindarkan.
4
Shalahuddin (2010) menyebutkan bahwa tindakan kriminal atau perilaku agresif yang dilakukan anak jalanan dan anak Punk secara kuantitas tampaknya meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dengan bentuk yang lebih berani. Sebagai contoh, bila sebelumnya mereka hanya melakukan pemerasan sesama anak jalanan, kini mereka sudah berani melakukan pemerasan, penodongan dan pencopetan ke masyarakat. Kegiatan ini tampaknya dipengaruhi pula oleh tingkat persaingan yang tinggi sesama anak jalanan atau anak Punk untuk mendapatkan uang sehingga mereka lebih mudah terpengaruh untuk melakukan kegiatan kriminal yang dinilai lebih banyak menghasilkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku agresif diantaranya faktor sosial, personal, kebudayaan, situasional, sumber daya, dan media massa (Sarwono & Meinarno, 2009). Franzoi (2003) menyebutkan bahwa jenis kelamin dan kepribadian juga mempengaruhi seseorang dalam berperilaku agresif. Selain itu, kurangnya pendidikan juga mempengaruhi seseorang berperilaku agresif. Kurangnya pendidikan yang dimiliki oleh anak jalanan yang juga anak Punk di dalamnya dan aturan-aturan yang tidak ada pada mereka, maka perilaku-perilaku mereka pun tidak ada yang mengontrol sehingga timbul perilaku-perilaku agresif yaitu melukai orang lain baik secara verbal maupun fisik (Tentama, 2013). Sulastri (2012) menyebutkan bahwa gaya hidup negatif yang kerap terjadi di dalam komunitas anak Punk juga biasanya disebabkan karena mendapatkan pengaruh sesama anak Punk lainnya yang melakukan hal-hal menyimpang seperti memalak, minum minuman keras,
5
melakukan kekerasan atau penganiayaan, “ngelem”, narkoba, free sex, dan sebagainya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan perilaku agresif adalah tipe kepribadian (Baron & Byrne, 2005). Faktor kepribadian adalah faktor manusia yang dianggap cukup berperan dalam perilaku agresif, karena kepribadian merupakan salah satu variabel person yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku agresif. Larsen & Buss (2002) juga menyebutkan bahwa kepribadian seseorang mempengaruhi cara individu dalam beraksi, berpikir, merasa, berinteraksi, dan beradaptasi dengan orang lain, termasuk dalam bentuk perilaku agresif.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmatillah (2011) juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian big five terhadap agresivitas dimana pada neuroticism, agreeableness, dan conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas, sedangkan pada trait kepribadian extraversion dan openness tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada satpol PP Kota Tangerang. Penelitian serupa telah dilakukan oleh Mastur (2012) pada petarung peresean. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan tipe kepribadian yang dimiliki oleh petarung peresean adalah tipe kepribadian ekstraversion dengan tingkat agresivitas sedang.
Selain faktor kepribadian, faktor lain yang berpengaruh terhadap perilaku agresif adalah konformitas teman sebaya yang merupakan salah satu faktor sosial
6
penyebab terjadinya perilaku agresif. Konformitas adalah melakukan tindakan atau sikap sebagai hasil dari adanya tekanan kelompok yang nyata maupun yang dipersepsikan (Wade & Tavris, 2007). Tekanan untuk mengikuti teman sebaya menjadi sangat kuat pada masa remaja juga pada anak Punk. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki keinginan yang kuat untuk disukai dan diterima oleh temantemannya dan teman sebaya yang lebih besar (Santrock, 2012). Pengaruh konformitas yang dialami oleh berbagai kelompok Punk di Indonesia sudah cukup terasa sampai saat ini. Dewasa ini, pergerakan Punk sudah cukup militan, hal ini terlihat dengan semakin menjamurnya komunitas-komunitas fanatik Punk di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Selain itu, beberapa band Punk Indonesia sudah mulai menghentak belantika musik nasional, seperti Superman Is Dead dan Marjinal. Berbagai usaha Punk mandiri pun sudah banyak berdiri, seperti distro-distro yang menjual berbagai fashion asli Punk serta juga jasa pembuatan tattoo dan tindik (Fadli, 2012).
Beberapa penelitianyang mengungkapkan agresivitas dipengaruhi oleh konformitas
teman
sebaya
adalah
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Anggaraningtyas, Lilik, dan Nugroho (2013) mengenai hubungan konformitas teman sebaya dengan agresivitas pada siswa kelas IX SMK Muhammadiyah 4 Boyolali. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan agresivitas.
7
Tekanan untuk melakukan konformitas bisa jadi sangat sulit untuk ditolak, begitu pula dengan adanya pengaruh konformitas terhadap perilaku agresi (Baron & Byrne, 2005). Hal ini didukung pula oleh penelitian mengenai pengaruh konformitas teman sebaya dan agresivitas yang dilakukan oleh Fajri (2013) bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku agresif pada remaja. Senada dengan itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dan Rois (2009) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara siswa yang terlibat tawuran dengan konformitas kelompok teman sebaya. Baron dan Byrne (2005) menambahkan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor demografi yang juga merupakan faktor lain yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresif. Kebudayaan di Indonesia meyakini bahwa pria lebih agresif dari wanita. Archer (2000) melakukan penelitian mengenai perbedaan jenis kelamin dalam perilaku agresi. Hasil dari penelitiannya adalah bahwa wanita lebih mungkin menggunakan satu atau lebih tindakan agresi fisik dan lebih sering melakukan tindakan tersebut dibandingkan pria.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Berkowitz, Osterman, dan HjeltBack, 1994 (dalam Baron, 2003) tentang perbedaan jenis kelamin yang mempengaruhi perilaku agresif dimana hasilnya adalah pria umumnya lebih agresif daripada wanita dalam bentuk agresi langsung. Pria juga lebih cenderung
8
untuk menggunakan bentuk langsung dari agresi, tetapi wanita lebih cenderung untuk menggunakan bentuk tidak langsung dari agresi.
Penelitian lain telah dilakukan oleh Ram dan Feng (2005) mengenai pengaruh perbedaan jenis kelamin dalam perilaku agresif pada anak-anak di Canada memperoleh hasil bahwa memang laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Anak laki-laki yang tinggal sendiri oleh ibu kandungnya cenderung lebih agresif dibandingkan anak perempuan yang tinggal sendiri dengan ibu mereka.
Berdasarkan data yang ada, maka peneliti merasa perlu
melakukan
penelitian tentang agresivitas pada Anak Punk di Jabodetabek. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Trait Kepribadian Big Five dan Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek”. 1.2
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1
Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut: 1.
Agresivitas diartikan sebagai bentuk perilaku yang bermaksud menyakiti seseorang baik secara fisik maupun secara psikologis (Berkowitz, 1993), yang terdiri dari empat bentuk agresi, yaitu agresi fisik, agresi verbal, agresi marah, dan agresi permusuhan (Buss & Perry, 1992).
9
2.
Trait Kepribadian Big Five adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia yang tersusun dalam lima buah dimensi kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima trait kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openess to experiences (Costa & McCrae dalam Cloninger, 2009).
3.
Konformitas Teman Sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah
perubahan sikap dan tingkah laku akibat meniru sikap dan perilaku orang lain di dalam tekanan nyata kelompok maupun yang dibayangkan oleh mereka (Santrock, 2005), yang terdiri dari konformitas compliance dan konformitas conversion (Wiggins, Wiggins, & Zanden, 1994). 4.
Subjek dalam penelitian ini adalah Anak Punk di Jabodetabek. Punk dalam penelitian ini adalah sebuah ideologi yang dimiliki oleh individu dimana mereka memiliki fashion yang khas, keberanian untuk memberontak dan melakukan perubahan terhadap musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri.
1.2.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah
ada
pengaruh
yang signifikan
antara
trait
Agreeableness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
kepribadian
10
2.
Apakah
ada
pengaruh
yang signifikan
antara
trait
kepribadian
Extraversion dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek? 3.
Apakah
ada
pengaruh
yang signifikan
antara
trait
kepribadian
Conscientiousness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek? 4.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian Neuroticism dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
5.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian Openness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
6.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Konformitas Compliance dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
7.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Konformitas Conversion dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
8.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Jenis Kelamin dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
9.
Mengetahui berapa besar pengaruh Independent Variables terhadap Dependent Variable?
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
1.3.1.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Trait Kepribadian Big Five dan Konformitas Teman Sebaya dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
11
1.3.1.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian Agreeableness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
2.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian Extraversion dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
3.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian Conscientiousness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
4.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian Neuroticsm dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
5.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian Openness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
6.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Konformitas Compliance dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
7.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Konformitas Conversion dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
8.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Jenis Kelamin dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
9. Mengetahui berapa besar pengaruh Independent Variables terhadap Dependent Variable?
12
1.3.2
Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi keterkaitan antara konformitas teman sebaya dan traitkepribadian big five terhadap agresivitas pada pada anak Punk di Jabodetabek. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pengemban teori psikologi, khususnya yang berhubungan dengan psikologi sosial dan psikologi pendidikan. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi gambaran mengenai perilaku pada anak Punk di Jabodetabek sehingga baik pihak komunitas maupun pihak di luar komunitas dapat menjadi bahan masukan terkait masalah ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan inspirator bagi pihak komunitas pada khususnya dan bagi pemerintah, orangtua, dan seluruh masyarakat pada umumnya agar dapat meminimalisir agresivitas pada anak Punk dengan memberikan pendidikan dan pemahaman hidup untuk anak Punk itu sendiri. 1.4
Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, yang setiap babnya mempunyai sub-sub tersendiri dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
13
BAB 1 : PENDAHULUAN Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 : KAJIAN TEORI Pada bab ini penulis akan berisi uraian tentang agresivitas, trait kepribadian big five, dan konformitas teman sebaya. BAB 3 : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi penguraian mengenai pendekatan penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, validitas konstruk, metode analisis data, dan prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 4 : HASIL PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai gambaran subjek penelitian, deskripsi hasil penelitian dan hasil analisis penelitian. BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini, peneliti akan merangkum keseluruhan isi penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat diskusi dan saran.
BAB 2 KAJIAN TEORI
Dalam bab ini dibahas semua teori yang dapat menjelaskan masing-masing variabel penelitian. Terlebih dahulu teori yang dibahas adalah mengenai teoriteori yang berkaitan dengan agresivitas, trait kepribadian big five, dan konformitas teman sebaya.
2.1
Agresivitas
2.1.1
Definisi Agresivitas
Agresi menurut Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994) didefinisikan sebagai bentuk tindakan kejahatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. Menurut Baron dan Bryne (2005), agresivitas adalah tingkah laku yang diarahkan kepada tujuan menyakiti makhluk hidup lain yang ingin menghindari perlakuan semacam itu. Agresi adalah perilaku fisik maupun verbal yang bertujuan untuk menyakiti orang lain (Myers, 2009). Dalam kamus Psikologi, agresivitas adalah kecenderungan seseorang untuk berperilaku agresif (Chaplin, 2000). Menurut Berkowitz (1993) perilaku agresi adalah bentuk perilaku yang bermaksud menyakiti seseorang baik secara fisik maupun secara psikologis.
14
15
Menurut Taylor, Peplau, dan Sears (2009), agresi adalah setiap tindakan yang menyakiti orang lain. Berkowitz dan Niemela (dalam Franzoi, 2003) bahwa agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai beberapa orang, diri sendiri, atau obyek. Agresi adalah perilaku yang disebabkan oleh kejahatan terhadap orang lain atau sekelompok orang (Durkin, 1995). Raven dan Rubin (1976) juga mendefinisikan agresi sebagai perilaku seseorang atau kelompok dengan niat menyakiti orang lain. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa agresivitas merupakan perilaku yang dimunculkan seseorang untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis. 2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Agresivitas Baron dan Bryne (2005) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan agresivitas, yaitu: 1. Faktor-faktor Sosial Faktor-faktor sosial merupakan faktor-faktor yang terkait dengan sosial individu yang melakukan perilaku agresif, diantaranya adalah: a.
Frustasi, yang merupakan suatu pengalaman yang tidak menyenangkan, dan frustasi dapat menyebabkan agresi.
16
b.
Provokasi langsung, adalah tindakan oleh orang lain yang cenderung memicu agresi pada diri si penerima, seringkali karena tindakan tersebut dipersepsikan berasal dari maksud yang jahat.
c.
Agresi yang dipindahkan, bahwa agresi dipindahkan terjadi karena orang yang melakukannya tidak ingin atau tidak dapat melakukan agresi terhadap sumber provokasi awal.
d.
Pemaparan terhadap kekerasan di media, dimana dapat meningkatkan kecenderungan
seseorang
untuk
terlibat
dalam
agresi
terbuka.
Keterangsangan yang meningkat, bahwa agresi muncul karena adanya emosi dan kognisi yang saling berkaitan satu sama lain. e.
Keterangsangan seksual dan agresi, dimana keterangsangan seksual tidak hanya mempengaruhi agresi melalui timbulnya afek (misalnya mood atau perasaan) positif dan negatif. Tetapi juga dapat mengaktifkan skema atau kerangka berpikir lainnya yang kemudian dapat memunculkan perilaku nyata yang diarahkan pada target spesifik. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwaperilaku agresif yang dilakukan
oleh individu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial di luar diri individu itu sendiri. 2. Faktor-faktor Pribadi Berikut ini adalah trait atau karakteristik yang memicu seseorang melakukan perilaku agresif:
17
a.
Pola perilaku Tipe A dan Tipe B. Pola perilaku tipe A memiliki karakter sangat kompetitif, selalu terburu-buru, dan
mudah tersinggung serta
agresif. Sedangkan pola perilaku tipe B menunjukkan karakteristik seseorang yang sangat tidak kompetitif, yang tidak selalu melawan waktu, dan yang tidak mudah kehilangan kendali. b.
Bias
Atributional
Hostile,
merupakan
kecenderungan
untuk
mempersepsikan maksud atau motif hostile dalam tindakan orang lain ketika tindakan ini dirasa ambigu. c.
Narsisme dan ancaman ego, individu dengan narsisme yang tinggi memegang pandangan berlebihan akan nilai dirinya sendiri. Mereka bereaksi dengan tingkat agresi yang sangat tinggi terhadap umpan balik dari orang lain yang mengancam ego mereka yang besar.
d.
Perbedaan gender, pria umumnya lebih agresif daripada wanita, tetapi perbedaan ini berkurang dalam konteks adanya provokasi yang kuat. Pria lebih cenderung untuk menggunakan bentuk langsung dari agresi, tetapi wanita cenderung menggunakan bentuk agresi tidak langsung. Faktor-faktor pribadi juga mempengaruhi agresivitas, dimana hal tersebut
berkaitan erat dengan aspek yang ada di dalam diri individu yang melakukan perilaku agresif.
18
3. Faktor-faktor Situasional Faktor situasional merupakan faktor yang terkait dengan situasi atai kontek dimana agresi itu terjadi. Berikut ini adalah faktor situasional yang mempengaruhi agresi: a.
Suhu udara tinggi. Suhu udara yang tinggi cenderung akan meningkatkan agresi, tetapi hanya sampai pada titik tertentu.m Diatas tingkat tertentu atau lebih dari 80 derajat fahrenheit agresi menurun selagi suhu udara meningkat. Hal ini disebabkan pada saat suhu udara yang tinggi membuat orang-orang menjadi sangat tidak nyaman sehingga mereka kehilangan energi atau lelah untuk terlibat agresi atau tindakan kekerasan (Baron & Bryne, 2005).
b. Alkohol. Individu ketika mengonsumsi alkohol memiliki kecenderungan untuk lebih agresi. Dalam beberapa eksperimen, partisipan-partisipan yang mengonsumsi alkohol dosis tinggi serta membuat mereka mabuk ditemukan bertindak lebih agresif dan merespon provokasi secara lebih kuat, daripada partisipan yang tidak mengkonsumsi alkohol (Baron & Bryne, 2005). Perilaku agresif yang dilakukan oleh seorang individu selain dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor pribadi adalah faktor situasional yakni suhu udara dan alkohol.
19
2.1.3
Dimensi-dimensi Agresivitas
Buss dan Perry (1992) berpendapat bahwa ada empat dimensi agresi yang biasa dilakukan oleh individu, yaitu: a) Agresi fisik. Agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara fisik, seperti melukai, menyakiti orang lain secara fisik. Misalnya menyerang, memukul, menendang, atau membakar. b) Agresi verbal. Komponen perilaku motorik seperti: menyakiti dan melukai orang lain melalui verbalis, misalnya memaki, mengejek, membentak, berdebat, menunjukkan ketidaksesuaian/ ketidaksetujuan, menyebar gossip, dan bersikap sarkatis. c) Agresi marah. Emosi/ afektif, perasaan tidak senang sebagai reaksi fisik atau cedera fisik maupun psikis yang diderita individu. Misalnya, kesal, hilang kesabaran, dan tidak mampu mengontrol rasa marah. d) Agresi permusuhan. Sikap negatif terhadap orang lain karena penilaian sendiri yang negatif. Dalam penelitian ini bentuk agresivitas yang digunakan adalah milik Buss dan Perry (1992) karena keempat bentuk agresivtas milik Buss dan Perry (1992) yakni fisik, verbal, marah, dan kemarahan seringkali muncul dalam perilaku agresif yang dilakukan oleh individu.
20
2.1.4
Pengukuran Agresivitas
Alat ukur agresivitas telah banyak digunakan, O’Connor, Archer, dan Wu (2001) menjelaskan diantaranya adalah: 1.
Alat ukur agresivitas yang pernah digunakan adalah Anger Situation Questionnaire (ASQ). Alat ukur ini terdiri dari 33 item yang mana mengukur disposisi amarah pada bentuk “pengalaman-pengalaman emosi”, “intensitas perasaan”, dan “pembacaan tindakan”. Alat ukur ini dikembangkan secara khusus untuk wanita oleh van Goozen pada tahun 1994.
2.
AQ-P (Aggression Questionaire – Partner), merupakan alat ukur untuk mengukur agresivitas. Alat ukur ini diadaptasi dari Aggression Questionnaire (AQ) oleh Buss dan Perry (1992), terdiri dari 29 item.
3.
Aggressive Provocation Questionnaire (APQ) merupakan alat ukur agresivitas yang terdiri dari 21 item dimana hanya 12 item saja yang dinyatakan reliabel. Alat ukur ini merupakan alat ukur baru yang digunakan untuk mengukur agresivitas, dirancang untuk mengakses kecenderungan lakilaki dalam menunjukkan perilaku agresif ketika sengaja diatur dengan situasi provokasi.
4.
Aggression Questionnaire (AQ). Instrumen yang dikembangkan Buss dan Perry (1992) ini terdiri 29 item atau pernyataan, pada standar psikometri menunjukkan reabilitas dan internal konsistensi yang adekuat. Instrumen ini memiliki konsistennsi internal antara 0,72 dan 0,89 dan reabilitas test-retest antara 0,72 dan 0,80.
21
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat ukur Aggression Questionnaire (AQ) untuk mengukur agresivitas yang terdiri dari 29 item. Alat ukur ini sering digunakan untuk mengukur agresivitas karena sudah teruji reliabilitasnya dan internal konsistensinya. 2.2 Trait Kepribadian Big-Five 2.2.1 Definisi Trait Kepribadian Feist dan Feist (2009) mendeskripsikan kepribadian (personality) adalah sebuah pola dari sifat yang relatif menetap dan karakteristik unik, dimana memberikan konsistensi dan individualitas pada perilaku seseorang. Sifat (trait) menunjukan perbedaan individual dalam berperilaku, perilaku yang konsistensi sepanjang waktu, dan stabilitas perilaku dalam berbagai situasi. Larsen dan Buss (2002) mendefinisikan kepribadian adalah seperangkat sifat-sifat psikologikal dan mekanisme di dalam diri individu yang diatur yangrelatif menetap dan dapat mempengaruhi interaksi individu dengan yang lain serta untuk beradaptasi dengan lingkungan baik intrafisik, fisik, dan lingkungan sosial. Trait digambarkan sebagai karakteristik yang mendiskripskan kebiasaan dimana setiap orang berbeda dengan yang lain. Pervin, Cervrone, dan John (2005) mendefinisikan kepribadian adalah karakteristik seseorang yang mana perasaan, pikiran, dan tindakannya cenderung menetap. Trait juga didefinisikan sebagai bentuk yang secara konsisten dimiliki individu baik tindakan, perasaan, maupun pikiran.
22
Kepribadian menurut McCrae dan Costa (dalam Cloninger, 2009) mendefinikan kepribadian sebagai penyebab yang ada dalam diri individu yang kemudian muncul dalam bentuk perilaku dan pengalaman. Trait juga didefinisikan sebagai karakteristik yang bervariasi dari masing-masing individu yang menyebabkan individu tersebut berperilaku secara konsisten. Berdasarkan beberapa definisi diatas mengenai kepribadian maka penulis menyimpulkan bahwa trait kepribadian merupakan suatu hal yang membedakan individu yang satu dengan individu yang lain dalam berperilaku, berpikir dan merasakan berbagai situasi, yang relatif menetap dan konsisten serta memiliki keunikan yang khas. 2.2.2 Definisi Trait Kepribadian Big-Five Menurut Pervin, Cevrone, dan John (2005), Model Trait Five Factor adalah “The five-factor model is investigators try to find basic units of personality by analyzing the words that people”.Model five-factor adalah inverstigator yang mencoba menemukan unit dasar dari kepribadian dengan menganalisis perkataan orang tersebut. Raymond B. Cattell merupakan peletak dasar teoritis dari pengukuran terhadap kepribadian yang kemudian berkembang menjadi bentuk dasar dari struktur kepribadian yang saat ini lebih dikenal dengan istilah Big Five. Secara historis big five berkembang dari dua jenis pendekatan dalam mengidentifikasi
23
faktor dasar dalam kepribadian, yaitu pendekatan studi kebahasaan dan faktor analisis atas kuesioner kepribadian (Engler, 2009). Menurut Friedman dan Schustack (2008) The Big Five Personality Traits adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian melalui trait yang tersusun dalam lima tipe kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima tipe trait kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to new experience. 2.2.3 Tipe-tipe Trait Kepribadian Big-Five Trait Kepribadian Big-Five merupakan salah satu pendekatan dalam psikologi untuk melihat dan mengukur struktur kepribadian manusia, dimana pendekatan trait tersebut melihat kepribadian melalui lima tipe.
Berikut penjelasan
karakteristik kelima tipe trait dalam pendekatan Big Five (Costa & McCrae dalam Cloninger, 2009) : 1. Extraversion (E) Extraversion juga sering disebut dengan surgency. Individu dengan skor tinggi pada faktor Extraversion (E) cenderung penuh dengan kasih sayang, periang, banyak bicara, suka berkumpul, dan menyukai kesenangan. Selain itu, individu tersebut akan mengingat seluruh interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang jika dibandingkan individu yang memiliki skor (E) rendah. Extraversion dicirikan dengan kecenderungan yang positif seperti memiliki
24
antusiasme tinggi, mudah bergaul, energik, tertarik dengan banyak hal, mempunyai emosi positif, ambisius, workaholic serta ramah terhadap orang lain. Extraversion juga memiliki motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin hubungan dengan sesama serta dominan dalam lingkungannya. Sebaliknya, individu dengan tingkat extraversion rendah lebih menyukai untuk berdiam diri, tenang, penyendiri, pasif, dan kekurangan kemampuan untuk mengungkapkan perasaan. 2. Agreeableness (A) Faktor Agreeableness (A) membedakan antara individu yang berhati lembut dengan yang tak mengenal belas kasihan. Individu dengan skor yang lebih mengarah pada faktor ini memiliki kecenderungan untuk memiliki kepercayaan yang penuh, dermawan, suka mengalah, penerima, dan baik hati.Faktor ini juga disebut dengan social adaptibility atau likability, yaitu mencirikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah dan menghindari konflik. Sedangkan pada individu dengan tingkat Agreeableness yang rendah, suka mencurigai, kikir, tidak ramah, mudah tersinggung, cenderung untuk lebih agresif dan mengkritik orang lain serta kurang kooperatif. 3. Conscientiousness (C) Conscientiouness digambarkan dengan individu yang patuh, terkontrol, teratur, ambisius, berfokus pada pencapaian, dan disiplin diri. Faktor ini dapat juga
25
disebut dengan dependability, impulse control dan will to achive. Secara umum, individu yang memiliki skor tinggi pada faktor ini adalah pekerja keras, cermat, tepat waktu, dan tekun. Sebaliknya, pada individu yang berskor rendah dalam faktor ini cenderung tidak teratur, lalai, pemalas, dan tidak memiliki tujuan serta mudah menyerah ketika menemui kesulitan dalam tugas-tugasnya. 4. Neuroticism (N) Individu dengan skor tinggi pada faktor Neuroticism (N), memiliki kecenderungan untuk mengalami kecemasan, temperamental, mengasihani diri sendiri, sadar diri, emosional, dan rentan terhadap gangguan stress. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah akan lebih gembira dan puas terhadap hidup jika dibandingkan yang memiliki tingkat neuroticism tinggi, sedangkan individu dengan skor yang rendah pada N, biasanya tenang, bertemperamental datar, puas akan diri sendiri, dan tidak emosional. 5. Openness to experiences (O) Faktor Openness to experiences (O) membedakan antara individu yang memilih variasi dibandingkan dengan individu yang menutup diri serta individu yang mendapatkan kenyamanan dalam hubungan mereka dengan halhal dan orang-orang yang mereka kenal. Individu yang terus menerus mencari perbedaan dan pengalaman yang bervariasi akan memiliki skor tinggi pada faktor (O).
26
Openness mengacu pada bagaimana individu tersebut bersedia untuk melakukan penyesuaian terhadap suatu situasi dan ide yang baru. Individu tersebut memiliki ciri mudah bertoleransi, memiliki kapasitas dalam menyerap informasi, fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Pada individu dengan tingkat openness yang rendah digambarkan sebagai pribadi yang berpikiran sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan. Tabel 2.1 Tabel Big Five Personality Trait menurut Goldberg (dalam Feist & Feist, 2009) Traits
Skor Tinggi
Skor Rendah
Extraversion
Affectionate; joiner; talkative; fun lovin; active; passionate
Reserved; loner; quaite; sober; passive; unfeeling
Agreeableness
Softhearted; trusting; generous; acquiescent; lenient; good-nartured
Ruthless; suspicious;stingy; antagonistic; critical; irritable
Conscientiousness
Conscientious; hardworking; wellorganized; punctual; ambitious; persevering
Negligent; lazy; disorganized; late; aimless; quitting
Neuroticism
Anxious; temperamental; slf-pityng; self-conscious; emotional; vulnerable
Calm; even-tempered; selfsatisfied; comfortable; unemotional; hardy
Openness to New Experience
Imaginative; creative; original; prefers variety;curious; liberal
Down-to-earth; uncreative; conventional; prefers routine; uncurious; conservative
27
2.2.4 Pengaruh Trait Kepribadian Big Five terhadap Agresivitas Penelitian yang dilakukan oleh Glass (Baron & Bryne, 2005) menyimpulkan bahwa faktor kepribadian berperan penting dalam perilaku agresif. Menurut Glass, kecenderungan seseorang untuk berperilaku agresif dapat dilihat dari kepribadiannya. Individu yang memiliki kepribadian tipe A cenderung lebih agresif dalam banyak situasi daripada individu dengan kepribadian tipe B. Kemudian didapatkan hasil bahwa beberapa variabel kepribadian seperti trait marah dan tipe kepribadian A mempengaruhi perilaku agresif pada kondisi provokasi. Hasil lain menyatakan bahwa trait keagresifan dan trait cepat marah mempengaruhi perilaku agresif dibawah kondisi provokasi dan normal. Para peneliti membahas hubungan yang mungkin antara pola-pola perilaku agresif dan dimensi kepribadian agreeableness dan neuroticism mempertimbangkan implikasi untuk teori agresi.
Penelitian lain mengenai pengaruh trait kepribadian big five terhadap agresivitas adalah penelitian yang dilakukan oleh Prativi (2010). Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa trait kepribadian tokoh utama sangat mempengaruhi bentuk agresivitas yang dilakukannya, misalnya kepribadian neurotisisme mempengaruhi agresivitas emosi dan ketakutan. Selain itu, agresivitas yang dilakukannya muncul akibat adanya faktor pencetus dari pihak lain, misalnya provokasi. Agresivitas juga memiliki dampak negatif bagi korbannya, yakni cidera dan kematian.
28
2.2.5 Pengukuran Trait Kebribadian Big Five Alat ukur untuk mengukur trait kepribadian Big Five, yaitu: 1. NEO-PI-R (The Neuroticism Extraversion Openess -Personality InventoryRevised). Alat ukur ini dikembangkan oleh Paul T. Costa dan Robert R. McCrae, terdiri dari 240 item (Gosling, Rentfrow, & Jr, 2003). 2. BFI (Big Five Instrument). Alat ukur ini dikembangkan oleh John, Donahue, Alat ukur ini terdiri dari 44 item, terdiri dari 5 faktor yaitu extraversion, neuroticism, agreeableness, conscientiousness, dan openess. BFI menunjukkan validitas konvergen yang ringgi dengan skala self-report lain dan dengan tingkatan sejajar pada Big Five (Gosling, Rentfrow, & Jr, 2003). 3. IPIP-FFI (International Personality Item Pool –Five Factor Inventory). Alat ukur ini merupakan alat ukur kepribadian yang dibuat oleh Lewis Goldberg. Skala ini berjumlah 50 item, dimana setiap faktornya terdiri dari 10 item yaitu extraversion, neuroticism, agreeableness, conscientiousness, dan openess to new experience (Donnellan, Oswald, Baird, & Lucas, 2006). 4. MINI-IPIP (MINI-International Personality Item Pool). Alat ukur ini merupakan adaptasi dari IPIP-NEO dimana dari jumlah item yang semula 50 item, diperkecil menjadi 20 item (Donnellan, Oswald, Baird, & Lucas, 2006). Pada peneltiian ini, alat ukur yang akan peneliti gunakan untuk mengukur trait kepribadian big-five adalah MINI-IPIP (MINI International Personality Item Pool) karena alat ukur ini merupakan adaptasi dari IPIP-NEO dengan nilai validitas dan reliabilitas di atas 0.6. Alat ukur ini memiliki jumlah item lebih
29
sedikit dari IPIP-NEO, yaitu sebanyak 20 item dan cocok digunakan pada penelitian ini dimana subjek penelitian adalah anak Punk. 2.3 Konformitas Teman Sebaya 2.3.1 Definisi Konformitas Teman Sebaya Konformitas adalah tindakan atau mengadopsi sikap sebagai hasil dari adanya tekanan kelompok yang nyata maupun yang dipersepsikan (Wade & Tavris, 2007). Konformitas menurut Baron dan Byrne (2005) diartikan sebagai suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka sesuai dengan norma sosial yang ada.Menurut Sears (1985) menyebutkan bahwa konformitas terjadi bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut. Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994) menjelaskan konformitas sebagai perilaku yang muncul akibat norma atau aturan dari orang lain.Konformitas menurut Franzoi (2003) mengatakan bahwa konformitas adalah hasil merasakan tekanan kelompok dengan mengikuti perilaku dan keyakinan orang lain. Definisi konformitas lainnya adalah perubahan dalam perilaku seseorang untuk menyelaraskan lebih dekat dengan standar kelompok (King, 2010). Freedman, Sears, dan Carlsmith (1978) mengungkapkan bahwa konformitas
30
adalah ketika seseorang melakukan sebuah perilaku yang disebabkan orang lain melakukan perilaku tersebut. Dari uraian mengenai berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konformitas adalah perilaku seseorang untuk dapat menyesuaian diri dengan kelompok. Teman sebaya adalah orang-orang dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama (Santrock, 2007). Konformitas teman sebaya dalam penelitian ini adalah perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan orang lain atau kelompok yang memiliki kesamaan usia akibat tekanan nyata kelompok maupun yang dibayangkan oleh mereka. 2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konformitas Teman Sebaya Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas adalah (Baron & Bryne, 2005): a. Kohesivitas dan Konformitas Kohesivitas merupakan derajat ketertarikan yang dirasa oleh individu terhadap suatu kelompok. Ketika kohesivitas tinggi, artinya adalah ketika seseorang menyukai dan mengagumi suatu kelompok orang-orang tertentu maka tekanan untuk melakukan konformitas bertambah besar, dan sebaliknya. b. Konformitas dan Ukuran Kelompok Faktor kedua yang memiliki kecenderungan untuk melakukan konformitas adalah ukuran dari kelompok yang berpengaruh. Asch dan peneliti lainnya
31
dalam Baron dan Bryne (2005) menemukan bahwa konformitas meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok hingga delapan orang anggota tambahan atau lebih yang mana sebelumnya hanya 3 orang atau lebih. c. Norma Sosial Deskriptif dan Norma Sosial Injungtif Norma deskriptif adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu. Sedangkan norma injungtif menetapkan apa yang harus dilakukan dan tingkah laku apa yang diterima atau yang tidak diterima pada situasi tertentu. Keduan norma tersebut dapat memberikan pengaruh besar terhadap tingkah laku. 2.3.3 Dimensi-dimensi Konformitas Teman Sebaya Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994) membedakan konformitas ke dalam dua dimensi, yaitu: 1. Konformitas Pemenuhan (Compliance Conformity), adalah ketika seseorang bersama-sama dengan yang orang lain inginkan atau harapkan, tetapi hanya untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan jika mereka melakukanya, atau menghindari hukuman bila dipaksa melakukannya. Konformitas ini terjadi dimana individu bertingkah laku sesuai dengan tekanan yang diberikan oleh kelompok sementara secara pribadi ia tidak menyetujui perilaku tersebut. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh sosial normatif yang didasarkan pada keinginan individu untuk diterima atau disukai oleh orang lain. 2. Konformitas Perubahanatau Internalisasi (Conversion or Internalization Conformity), adalah kebalikan dari konformitas compliance. Konformitas ini
32
terjadiketika seseorang menyesuaikan diri dalam ketiadaan orang lain, karena ia melakukan apa yang dianggap benar atau ingin dilakukan. Sementara King (2010) mengidentifikasi dimensi-dimensi konformitas, yaitu: 1.
Pengaruh sosial informasional (informational social influence), merujuk pada pengaruh orang lain pada kita karena kita ingin menjadi benar.
2.
Pengaruh sosial normatif (normative social influence), adalah pengaruh orang lain pada kita karena kita ingin mereka menyukai dan menerima kita.
2.3.4 Pengaruh Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas Penelitian-penelitian mengenai pengaruh konformitas teman sebaya dan agresivitas telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Wilujeng dan Budiani (2013) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara konformitas pada geng remaja terhadap perilaku agresif di SMK 7 Surabaya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Darmawan (2007) menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas terhadap teman sebaya dengan perilaku agresif pada anak. Semakin tinggi konformitas terhadap teman sebaya maka semakin tinggi perilaku agresif pada anak. Sebaliknya, semakin rendah konformitas terhadap teman sebaya maka semakin rendah pula perilaku agresif pada anak. Utomo dan Warsito (2013) juga melakukan penelitian antara konformitas dan agresivitas. Hasil dari penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa terdapat
33
hubungan yang signifikan antara konformitas dengan perilaku agresif pada bonek Surabaya. 2.3.5 Pengukuran Konformitas Teman Sebaya Pengukuran yang akan peneliti gunakan untuk mengukur konformitas teman sebaya dalam penelitian ini yaitu berdasarkan pada aspek-aspek konformitas yang telah dijelaskan di teori menurut Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994), yaitu compliance dan conversion. 2.4. Punk 2.4.1 Sejarah Punk Punk berasal dari Bahasa Inggris, yaitu: “Public United Not Kingdom” yang berarti kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya, Punk adalah sebuah cabang dari musik rock dimana musik rock merupakan sebuah genre musik yang berasal dari musik rock and roll yang telah lahir lebih dahulu yaitu pada tahun 1955. Subkultur Punk muncul sekitar tahun 1970 an di Inggris. Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 1970 an. Masuknya Punk ke Indonesia diawali pula oleh masuknya musik-musik beraliran Punk ke Indonesia namun perkembangannya tidak sepesat di negeri asalnya. Punk di Indonesia pada awalnya
hanyalah sebuah komunitas kecil
yang tidak
terang-terangan
menunjukkan gaya hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulai meniru gaya berpakaian dan mulai memahami ideologi dan akhirnya menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya (Sulastri, 2012).
34
2.4.2 Definisi Punk Punk didefinisikan oleh O’Hara tahun 1999 (dalam Sulastri, 2012) dalam tiga bentuk. Pertama, Punk sebagai trend remaja dalam fashion dan musik. Kedua, Punk sebagai keberanian memberontak dan melakukan perubahan. Terakhir, Punk sebagai bentuk perlawanan yang hebat karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri. Definisi pertama adalah definisi yang paling umum digambarkan oleh media. Tapi justru yang paling tidak akurat karena cuma menggambarkan kesannya saja. Penyebaran budaya Punk tidak lepas dari adanya peran dari media yang dapat menyebarluaskan jenis musik ini yang mendorong anak-anak muda untuk mengikuti gaya hidup yang disajikan dalam musik Punk tersebut. Maka dapat dikatakan mereka yang bergaya hidup dan berbudaya Punk mengimitasi suatu bentuk gaya hidup dan budaya yang diterimanya melalui musik yang mereka dengarkan. Suatu bentuk pembelajaran untuk bertingkah laku yang didapat ini sangat mungkin mendapat tanggapan sebagai perilaku yang menyimpang. Peniruan ini semakin didukung dengan adanya desakan dari orang-orang lain yang sebaya (peer group) yang juga mempunyai tingkah laku yang sama dilingkungannya. Hal ini menimbulkan suatu bentuk delinquency imitation model (peniruan model kenakalan remaja). Jadi, dapat disimpulkan bahwa Punk adalah sebuah ideologi yang dimiliki oleh individu dimana mereka memiliki fashion yang khas, keberanian untuk
35
memberontak dan melakukan perubahan terhadap musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri. 2.5 Kerangka Berpikir Perilaku agresif yang dilakukan oleh anak Punk sudah tidak lagi menjadi pembicaraan yang asing. Pelaku kekerasan di ibu kota maupun di kota-kota besar di Indonesia salah satunya adalah anak Punk, mulai dari cara berbicara yang kurang baik, beberapa kasus pemalakan secara paksa sampai melibatkan kekerasan fisik dan perilaku kekerasan lainnya yang dianggap meresahkan masyarakat sekitar. Agresivitas itu sendiri adalah perilaku fisik maupun verbal yang bertujuan untuk menyakiti orang lain (Myers, 2009). Agresivitas muncul disebabkan oleh faktor sosial, pribadi, dan situasional. Baron dan Byrne (2005) menyebutkan faktor-faktor sosial yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresi adalah yang meliputi kata-kata atau tindakan orang lain. Faktor-faktor pribadi yaitu traits, dan provokasi langsung, suhu udara, alkohol, pengaruh media massa, dan narsisme merupakan faktor-faktor situasional yang mempengaruhi seseorang melakukan perilaku agresif. Kepribadian merupakan salah satu faktor internal yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresi. Trait kepribadian cenderung menetap atau stabil di dalam diri individu sehingga dapat diperkirakan bahwa individu yang memiliki trait agresi akan melakukan perilaku agresi dalam setiap situasi. Kepribadian itu sendiri adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan
36
munculnya konsistensi pola perasaan, pikiran, dan tindakan (Pervin, Cervone, & John, 2005). Extraversion dikarakteristikkan dengan keinginan untuk bersosalisasi. Seseorang dengan tingkat extraversion yang tinggi cenderung lebih periang, penyayang, banyak bicara, suka berkumpul, dan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain. Individu yang demikian secara tidak sadar lebih sering mungkin untuk menyakiti orang lain secara verbal. Individu dengan tingkat neuroticism yang tinggi menggambarkan seseorang yang temperamental, mengasihani diri sendiri, emosional, mengalami kecemasan, dan rentan terhadap gangguan stres. Individu yang seperti ini sering melakukan perilaku agresif kepada orang lain yang dianggap mengganggu kenyamanan dan keamanan mereka. Individu dengan tingkat conscientiousness yang tinggi digambarkan sebagai individu yang pekerja keras, cermat, tepat waktu, dan tekun. Individu seperti ini dengan keteraturan yang dimiliki akan mudah melakukan perilaku agresif bila orang lain atau bahkan situasi yang terjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan atau direncanakan oleh mereka. Teman sebaya bagi remaja termasuk anak Punk merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan mereka. Seorang remaja akan senantiasa melakukan perilaku yang positif menurut mereka atau negatif menurut orang lain bilamana perbuatan tersebut dikehendaki oleh kelompok. Salah satu pengaruh kelompok
37
terhadap remaja adalah konformitas. Konformitas mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan remaja. Konformitas merupakan salah satu faktor eksternal yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresif. Konformitas itu sendiri muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka (Santrock, 2005). Selain trait kepribadian big-five dan konformitas teman sebaya, peneliti juga melihat akan adanya kemungkinan dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan usia yang dapat mempengaruhi agresivitas. Peneliti dalam penelitian ini ingin melihat pengaruh konformitas teman sebaya dan trait kepribadian big five terhadap agresivitas pada anak Punk di Jabodetabek. Dalam penelitian ini, dependent variable yaitu agresivitas, sedangkan independent variable berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas adalah konformitas teman sebaya dan trait kepribadian big five. Konformitas teman sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konformitas compliance dan convertion. Sedangkan trait kepribadian big five yang dimaksudyakni extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness. Selain itu, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan usia juga akan dilihat pengaruhnya terhadap agresivitas anak punk di Jabodetabek. Jika digambarkan dengan model, maka kerangka berpikir akan tampak seperti pada bagan berikut ini:
38
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Pengaruh KonformitasTeman Sebaya dan Trait Kepribadian Big Five terhadap Agresivitas
TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE
Extraversion Agreeableness Conscientiuosness Neuroticism Openness AGRESIVITAS
KONFORMITAS TEMAN SEBAYA Compliance Conversion
Jenis Kelamin
2.6
Hipotesis
2.6.1
Hipotesis Mayor
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara Trait Kepribadian Big Five dan Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek.
39
2.6.2
Hipotesis Minor
Ha1: Ada pengaruh yang signifikan Agreeableness dalam Trait Kepribadian Big Five terhadap AgresivitasAnak Punk di Jabodetabek. Ha2: Ada pengaruh yang signifikan Extraversion dalam Trait Kepribadian Big Five terhadap AgresivitasAnak Punk di Jabodetabek. Ha3: Ada pengaruh yang signifikan Conscientiousness dalam Trait Kepribadian Big Five terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek. Ha4: Ada pengaruh yang signifikan Neuroticism dalam Trait Kepribadian Big Five terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek. Ha5: Ada pengaruh yang signifikan Openness dalam Trait Kepribadian Big Five terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek. Ha6: Ada pengaruh yang signifikan Compliance dalam Konformitas terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek. Ha7: Ada pengaruh yang signifikan Conversion dalam Konformitas terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek. Ha8: Ada pengaruh yang signifikan Jenis Kelamin terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek.
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang populasi, sampel, teknik sampling, variabel penelitian, definisi operasional variabel, uji validitas intrumen, teknik analisis data, serta prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah anak Punk di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi). Berdasarkan populasi di atas, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan pendekatan non probability sampling untuk yang mana tidak menjamin setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama serta tidak ada cara untuk mengestimasikan ke dalam sampel. Peneliti menggunakan bentuknon probability sampling yang sering dipakai, yaitu convenience sampling yang melibatkan penyeleksian terutama berdasarkan kesediaan dan kemauannya untuk merespon (Shaughnessy, 2007). Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 181 anak Punk dimana sebaran sampel dapat dilihat pada tabel 3.1.
40
41
Tabel 3.1 Tabel Sebaran Sampel Kota
Jakarta
Tangerang Selatan Bogor
Daerah Blok M Fatmawati Kebayoran Lama Mencong Komplek DEPSOS Panglima Polim Pancoran Permata Hijau Wijaya Gaplek Gintung Kedaung Pondok Ranji Parung
Jumlah
Jumlah 15 25 11 18 10 8 6 8 6 16 10 10 7 31 181
3.2 Variabel Penelitian Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Agresivitas Variabel agresivitas dalam penelitian ini sebagai Dependent Variable (Variabel Terikat) yang terdiri dari 4 (empat) dimensi, yaitu: 1) Fisik 2) Verbal 3) Marah (Anger) 4) Permusuhan (Hostility)
42
2. Trait Kepribadian Big Five Variabel Trait Kepribadian Big Fived alam penelitian ini sebagai Independent Variable (Variabel Bebas) yang terdiri dari 5 (lima) dimensi, yaitu: 1)
Neuroticism
2)
Extraversion
3)
Openness
4)
Agreeableness
5)
Conscientiousness
3. Konformitas teman sebaya Variabel Konformitas Teman Sebayadalam penelitian ini sebagai Independent Variable (Variabel Bebas) yang terdiri dari 2 (dua) dimensi, yaitu: 1)
Compliance
2)
Conversion
3.3 Definisi Operasional Dalam penelitian ini, peneliti menentukan definisi operasional dari variabelvariabel penelitian yang akan digunakan. Adapun penjelasan definisi operasional variabel adalah sebagai berikut: 1.
Agresivitas diartikan sebagai bentuk perilaku yang bermaksud menyakiti seseorang baik secara fisik maupun secara psikologis (Berkowitz, 1993),
43
yang terdiri dari empat dimensi agresi, yaitu agresi fisik, agresi verbal, agresi marah, dan agresi permusuhan (Buss & Perry, 1992). a) Agresi fisik. Agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara fisik, seperti melukai, menyakiti orang lain secara fisik. Misalnya menyerang, memukul, menendang, atau membakar. b) Agresi verbal. Komponen perilaku motorik seperti: menyakiti dan melukai orang lain melalui verbalis, misalnya memaki, mengejek, membentak, berdebat, menunjukkan ketidaksesuaian/ ketidaksetujuan, menyebar gossip, dan bersikap sarkatis. c) Agresi marah. Emosi/ afektif, perasaan tidak senang sebagai reaksi fisik atau cedera fisik maupun psikis yang diderita individu. Misalnya, kesal, hilang kesabaran, dan tidak mampu mengontrol rasa marah. d) Agresi permusuhan. Sikap negatif terhadap orang lain karena penilaian sendiri yang negatif. 2.
Trait Kepribadian Big Five adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia yang tersusun dalam lima buah tipe kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima tipe trait kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openess (Costa & McCrae dalam Cloninger, 2009). a) Extraversion (E). Extraversion digambarkan dengan individu cenderung penuh dengan kasih sayang, periang, banyak bicara, suka berkumpul, dan
44
menyukai kesenangan.Selain itu, individu tersebut akan mengingat seluruh interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang jika dibandingkan individu yang memiliki skor (E) rendah. Extraversion dicirikan dengan kecenderungan yang positif seperti memiliki antusiasme tinggi, mudah bergaul, energik, tertarik dengan banyak hal, mempunyai emosi positif, ambisius, workaholic serta ramah terhadap orang lain. b) Agreeableness (A). Agreeableness digambarkan denganindividu memiliki kecenderungan untuk memiliki kepercayaan yang penuh, dermawan, suka mengalah, penerima, dan baik hati. Faktor ini juga disebut dengan social adaptibility atau likability, yaitu mencirikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah dan menghindari konflik. Sedangkan pada individu dengan tingkat agreeableness yang rendah, suka mencurigai, kikir, tidak ramah, mudah tersinggung, cenderung untuk lebih agresif dan mengkritik orang lain serta kurang kooperatif. c) Conscientiousness (C). Conscientiouness digambarkan dengan individu yang patuh, terkontrol, teratur, ambisius, berfokus pada pencapaian, dan disiplin diri. Faktor ini dapat juga disebut dengan dependability, impulse control dan will to achive. Secara umum, individu yang memiliki skor tinggi pada faktor ini adalah pekerja keras, cermat, tepat waktu, dan tekun. Sebaliknya, pada individu yang berskor rendah dalam faktor ini cenderung tidak teratur, lalai, pemalas, dan tidak memiliki tujuan serta mudah menyerah ketika menemui kesulitan dalam tugas-tugasnya.
45
d) Neuroticism (N). Neuroticism digambarkan dengan individu yang memiliki kecenderungan untuk mengalami kecemasan, temperamental, mengasihani diri sendiri, sadar diri, emosional, dan rentan terhadap gangguan stress. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah akan lebih gembira dan puas terhadap hidup jika dibandingkan yang memiliki tingkat neuroticism tinggi, sedangkan individu dengan skor yang rendah pada N, biasanya tenang, bertemperamental datar, puas akan diri sendiri, dan tidak emosional. e) Openness (O). Openness digambarkan dengan individu yang bersedia untuk melakukan penyesuaian terhadap suatu situasi dan ide yang baru. Individu tersebut memiliki ciri mudah bertoleransi, memiliki kapasitas dalam menyerap informasi, fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Pada individu dengan tingkat openness yang rendah digambarkan sebagai pribadi yang berpikiran sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan. 3. Konformitas Teman Sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah
perubahan sikap dan tingkah laku akibat meniru sikap dan perilaku orang lain di dalam tekanan nyata kelompok maupun yang dibayangkan oleh mereka (Santrock, 2005), yang terdiri dari konformitas compliance dan konformitas conversion (Wiggins, Wiggins, & Zanden, 1994). a)
Compliance. Compliance adalah ketika seseorang bersama-sama dengan yang orang lain inginkan atau harapkan, tetapi hanya untuk mendapatkan
46
hadiah yang ditawarkan jika mereka melakukannya, atau menghindari hukuman bila dipaksa melakukannya. Konformitas ini terjadi dimana individu bertingkah laku sesuai dengan tekanan yang diberikan oleh kelompok sementara secara pribadi ia tidak menyetujui perilaku tersebut. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh sosial normatif yang didasarkan pada keinginan individu untuk diterima atau disukai oleh orang lain. b) Conversion. Conversion adalah kebalikan dari konformitas compliance. Konformitas ini terjadiketika seseorang menyesuaikan diri dalam ketiadaan orang lain, karena ia melakukan apa yang dianggap benar atau ingin dilakukan. 4.
Punk dalam penelitian ini adalah sebuah ideologi yang dimiliki oleh individu dimana mereka memiliki fashion yang khas, keberanian untuk memberontak dan melakukan perubahan terhadap musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri.
3.4 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala dan kuesioner yang terdiri dari: 1. Isian biodata subjek penelitian. Angket ini berisikan pertanyaan mengenai biodata responden, seperti inisial, jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. 2. Agresivitas didapatkan dari alat ukur yang disusun oleh peneliti dengan mengadaptasi skala agresivitas Buss & Perry (1992). Agresivitas yang
47
diukur berdasarkan bentuk-bentuknya, yakni agresivitas fisik, verbal, kemarahan (anger), dan permusuhan (hostility). Tabel 3.2 Tabel Blue Print Skala Agresivitas Buss & Perry Item Dimensi
Jumlah Favorable
Unfavorable
Physical Aggression (Agresivitas Fisik)
2, 5, 8, 11, 13, 22, 25, 29
16
Verbal Aggression ( Agresivitas Verbal)
4, 6, 14, 21, 27
Anger (Amarah)
1, 12, 18, 19, 23, 28
5 9
Hostility (Permusuhan) 3, 7, 10, 15, 17, 20, 24, 26 Jumlah
27
9
7 8
2
29
3. Skala trait kepribadian Big Five dalam penelitian yang akan digunakan adalah MINI-International Personality Item Pool (MINI-IPIP) merupakan alat ukur kepribadian yang dibuat oleh Lewis Goldberg pada tahun 2006. Skala ini diadaptasi dari skala IPIP-NEO yang awalnya berjumlah 50 item menjadi 20 item, dimana setiap faktornya terdiri dari 4 item yaitu: Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism dan Openness (Donnellan, Oswald, Baird, & Lucas, 2006). Tabel blue print skala MINIIPIP dapat dilihat pada tabel 3.3.
48
Tabel 3.3 Tabel Blue Print Skala MINI-IPIP Dimensi Agreeableness
Favorable
Unfavorable
12, 18
13 6
Extraversion
Jumlah 4
1 11 4
2 3 Conscientiousness
19
4 9
4
8 Neuroticism
5 20 4
16 15 Openness
7
10 14, 17
Jumlah
10
10
4
20
Skala konformitas teman sebaya yang akan digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada jenis-jenis konformitas menurut Nail, Levine, & Russo (dalam Wiggins, Wiggins, & Zanden, 1994). Tabel blue print skala konformitas teman sebaya dapat dilihat pada tabel 3.4.
49
Tabel 3.4 Tabel Blue Print Skala Konformitas Teman Sebaya Dimensi
Indikator Melakukan tingkah laku tertentu karena adanya tekanan
Compliance
Conversion
Mendapatkan hadiah/ Menghindari hukuman Tidak menyetujui perilaku tertentu Menyesuaikan diri dalam ketidakberadaan orang lain Melakukan apa yang dianggap benar atau ingin dilakukan Jumlah
Favorable
Unfavorable
1, 9
18, 19
2, 3, 4, 5, 7
20, 22
Jumlah
13
8, 10
6, 11, 16, 23
21 10
12, 13, 14, 15, 17
17
6
23
Pilihan jawaban untuk skala agresivitas, trait kepribadian big five, dan konformitas teman sebaya, dan terdiri dari empat macam, yaitu: 1. SS, apabila subjek merasa sangat setuju atas pernyataan yang diberikan. 2. S, apabila subjek merasa setuju atas pernyataan yang diberikan. 3. TS, apabila subjek merasa tidak setuju atas pernyataan yang diberikan. 4. STS, apabila subjek merasa sangat tidak setuju atas pernyataan yang diberikan.
50
Pada setiap pernyataan, peneliti memberikan nilai atau bobot tertentu sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel berikut: Table 3.5 Tabel Bobot nilai tiap jawaban pada skala agresivitas, trait kepribadian big five, dan konformitas teman sebaya Skala
Favourable
Unfavourable
(SS) Sangat Setuju
4
1
(S) Setuju
3
2
(TS) Tidak Setuju
2
3
(STS) Sangat Tidak Setuju
1
4
Untuk skoring variabel demografis, yang mana dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, peneliti menggunakan kuesioner tertutup, yaitu bentuk kuesioner yang jawaban telah ditentukan atau disediakan. Terdapat 2 pilihan jawaban untuk kuesioner jenis kelamin yaitu: laki-laki dan perempuan. Adapun cara skoring kuesioner terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.6 Tabel Pedoman skoring kuesioner jenis kelamin Respon Jawaban Angka Simbolik Laki-laki
1
Perempuan
0
51
3.5
Uji Validitas
3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas konstruk alat ukur. Untuk menguji validitas konstruk digunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA), untuk melihat validitas konstruk setiap item serta menguji struktur faktor yang diturunkan secara teoritis. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan teori adalah konsep bahwa seluruh item mengukur satu hal yang sama (unidimensional) yaitu konstruk yang hendak diukur. 3.5.2 Uji Validitas Konstruk Agresivitas 1.
Agresi Fisik
Peneliti menguji apakah 9 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel agresivitas (agresi fisik). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 123.92, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.141. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 29.14, df = 21, P-value = 0.11075, RMSEA = 0.046. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresi fisik. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
52
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada table 3.7.
Tabel 3.7 Tabel Muatan faktor Agresivitas (Agresi Fisik) No 2 5 8 11 13 16 22 25 29
Koefisien
Standar Error
Nilai t
Signifikan
0.16 0.09 1.78 X 0.37 0.08 4.45 √ 0.49 0.08 6.03 √ 0.47 0.09 5.27 √ 0.51 0.08 6.25 √ -0.26 0.08 -3.18 X 0.48 0.08 5.99 √ 0.73 0.08 9.08 √ 0.59 0.08 7.56 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.7 nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan
item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 2 dan 16. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 2 dan 16 yang artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor. 2. Agresi Verbal Peneliti menguji apakah 5 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel agresivitas (agresi verbal). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit dengan Chi-Square=5.94, df = 5,
53
P-value= 0.31187, RMSEA= 0.032. Oleh karena nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresi verbal. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi verbal) No
Koefisien
Standar Error
Nilai t
Signifikan
4 6 14 21 27
0.58 0.38 0.49 0.34 0.02
0.12 0.10 0.11 0.10 0.10
4.81 3.66 4.39 3.29 0.16
√ √ √ √ X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.8, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 27. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 27 yang artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.
54
3. Agresi Marah Peneliti menguji apakah 7 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel agresivitas (agresi marah). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit dengan Chi-Square=15.26, df = 12, P-Value = 0.22777, RMSEA = 0.039. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresi marah. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi marah) No
Koefisien
Standar Error
Nilai t
Signifikan
1 9 12 18 19 23 28
0.79 0.38 0.60 0.69 0.41 0.53 0.50
0.07 0.08 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08
10.88 4.93 8.14 9.52 5.13 6.32 6.55
√ √ √ √ √ √ √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.9, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item,
55
diketahui bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96. Sehingga seluruh item tersebut dapat ikut analisis dalam perhitungan skor faktor. 4. Agresi Permusuhan Peneliti menguji apakah 5 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel agresivitas (agresi permusuhan). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square= 54.96, df = 20, P-value= 0.00004, RMSEA= 0.099. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 26.14, df = 18, P-value = 0.09657, RMSEA = 0.050. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresi permusuhan. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10.
56
Tabel 3.10 Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi permusuhan) No
Koefisien
Standar Error
Nilai t
Signifikan
3 7 10 15 17 20 24 26
0.42 0.48 0.40 0.07 0.67 0.39 0.34 0.39
0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
4.67 5.32 4.46 0.71 7.25 4.31 3.68 4.37
√ √ √ X √ √ √ √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 15. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 15 yang artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor. 3.5.3 Uji Validitas Konstruk Trait Kepribadian Big Five 1.
Agreeableness
Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur trait kepribadian big five (agreeableness). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan ChiSquare = 26.10, df = 3, P-Value = 0.00001, RMSEA = 0.207. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
57
model fit dengan Chi-Square = 0.00, df = 0, P-Value= 1.00000, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agreeableness. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Agreeableness) No 6 12 13 17
Koefisien 1.00 -0.02 -0.02 -0.01
Standar Error 0.05 0.07 0.07 0.07
Nilai t 18.97 -0.27 -0.26 0.16
Signifikan √ X X √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t = bermuatan positif) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item signifikan karena bermuatan positif. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item nomor 12 dan 13. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 12 dan 13 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
58
2. Extraversion Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur trait kepribadian big five (extraversion). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit dengan Chi-Square = 0.30, df = 2, P-Value = 0.85976, RMSEA = 0.000. Oleh karena nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu extraversion. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12. Tabel 3.12 Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Extraversion) No 1 2 3 11
Koefisien 0.25 0.55 -0.17 -0.28
Standar Error 0.14 0.26 0.13 0.15
Nilai t 1.77 2.14 -0.34 -1.84
Signifikan √ √ X X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t = bermuatan positif)) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.12, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item signifikan karena bermuatan positif. Kemudian melihat muatan
59
faktor dari item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item nomor 3 dan 11. Namun, karena Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 3 dan 11 yang artinya item-item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor. 3. Conscientiousness Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur trait kepribadian big five (conscientiousness). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan ChiSquare = 28.74, df = 3, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.218. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 3.48 , df = 2 , P-Value = 0.17560, RMSEA = 0.064. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu conscientiousness. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13.
60
Tabel 3.13 Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Conscientiousness) No 4 8 9 19
Koefisien
Standar Error
Nilai t
Signifikan
1.00 0.05 18.97 √ -0.02 0.07 -0.24 X 0.13 0.07 1.76 √ 0.00 0.07 0.05 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t = bermuatan positif)) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.13, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena bermuatan positif. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka diketahui bahwa item yang muatan faktornya negatif adalah item nomor 8. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan didrop adalah item nomor 8 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor. 4. Neuroticism Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur trait kepribadian big five (neuroticism) Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyatatidak fit dengan Chi-Square = 35.10, df = 3, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.244. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.13, df = 1, P-Value = 0.71835, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model
61
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu mengenali neuroticism. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14. Tabel 3.14 Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Neuroticism) No 5 15 16 20
Koefisien
Standar Error
Nilai t
Signifikan
1.00 0.05 18.97 √ -0.04 0.04 -0.95 X 0.24 0.07 3.24 √ 1.49 0.55 2.71 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.14, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka diketahui bahwa item yang muatan faktornya < 1,96 adalah item nomor 15. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 15 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor. 5. Openness Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur trait kepribadian big five (openness). Dari hasil analisis CFA
62
yang dilakukan dengan model satu faktor diperoleh model tidak fit dengan ChiSquare = 11.19, df = 3, P-Value= 0.01077, RMSEA = 0.123. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.98, df = 2, P-Value = 0.61167, RMSEA = 0.000.Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu openness. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.15.
Tabel 3.15 Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Openness) No 7 10 14 17
Koefisien 1.00 0.37 0.54 -0.02
Standar Error 0.05 0.07 0.23 0.06
Nilai t 18.97 5.08 2.35 -0.38
Signifikan √ √ √ X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.15, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu
63
item nomor 17. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 17 yang artinya item-item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor. 3.5.4 Uji Validitas Konstruk Konformitas Teman Sebaya 1. Compliance Peneliti menguji apakah 13 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur konformitas teman sebaya (compliance). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 307.54,df = 65, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.144. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 62.71, df = 46, P-Value= 0.05106, RMSEA = 0.045. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu compliance. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.16.
64
Tabel 3.16 Tabel Muatan faktor Konformitas Teman Sebaya (Compliance) No 1 2 3 4 5 7 8 9 10 18 19 20 22
Koefisien
Standar Error
Nilai t
Signifikan
0.60 0.07 8.09 √ 0.59 0.07 8.12 √ 0.59 0.08 7.22 √ 0.04 0.08 0.48 X 0.53 0.08 7.02 √ 0.52 0.08 6.72 √ 0.10 0.08 1.21 X 0.28 0.08 3.50 √ 0.08 0.08 1.03 X -0.09 0.08 -1.14 X -0.07 0.08 -0.88 X 0.17 0.08 2.11 √ 0.74 0.07 10.12 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.16, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 4, 8, 10, 18, dan 19. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 4, 8, 10, 18, dan 19 yang artinya item-item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor. 2. Conversion Peneliti menguji apakah 10 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur konformitas teman sebaya (conversion). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 119.94, df = 35, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.116. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
65
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 41.15, df = 30, P-Value= 0.08448, RMSEA = 0.045. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu conversion. Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.17.
Tabel 3.17 Tabel Muatan faktor Konformitas Teman Sebaya (Conversion) No 6 11 12 13 14 15 16 17 21 23
Koefisien
Standar Error
Nilai t
Signifikan
0.15 0.09 1.77 X 0.55 0.08 6.86 √ 0.59 0.08 7.36 √ 0.59 0.08 7.48 √ 0.55 0.08 6.91 √ 0.77 0.08 9.95 √ 0.46 0.08 5.62 √ 0.25 0.09 2.92 √ -0.03 0.09 -0.40 X 0.10 0.09 1.17 X Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan Berdasarkan tabel 3.17, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. kemudian melihat muatan faktor dari item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktormya < 1,96 yaitu
66
item nomor 6, 21, dan 23. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 6, 21, dan 23 yang artinya item-item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor. 3.6 Metode Analisis Data Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple reggression analysis) yaitu suatu metode untuk menguji signifikan tidaknya pengaruh dari sekumpulan variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen). berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini: Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+e Keterangan: Y = Agresivitas a = intercept b = koefisien regresi X1 = Agreeableness pada trait kepribadian big five X2 = Extraversion pada trait kepribadian big five X3 = Conscientiousness pada trait kepribadian big five X4 = Neuroticism pada trait kepribadian big five X5 = Openness pada trait kepribadian big five X6 = Compliance pada konformitas teman sebaya X7 = Conversion pada konformitas teman sebaya X8 = Jenis Kelamin
67
e = residu, yang dalam hal ini adalah seluruh variabel independen selain delapan variabel independen dalam penelitian ini yang mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek namun tidak diteliti. Adapun data yang dianalisis dengan persamaan di atas adalah hasil pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true score adalah skor faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS 18.0 dengan menggunakan item-item yang valid. Dengan demikian maka tidak perlu lagi dilaporkan reliabilitasnya. Tujuan dari true score adalah agar koefisien regresi tidak mengalami attenuasi atau underestimated (koefisien regresi yang terhitung lebih rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan). True score inilah yang kemudian akan diteliti dengan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis penelitian yang dibahas pada BAB 2. Dalam analisis regresi berganda, besarnya presentase atau proporsi varians agresivitas yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa diteliti bisa diukur dengan menggunakan rumus R2, dimana: R2 = Adapun jumlah kuadrat regresi bisa diperoleh jika semua koefisien regresi sudah dihitung. Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat regresi adalah: Ssreg = Σ (ỳ - ӯ)2 = b1Σx1y + b2Σx2y + b3Σx3y + ..... b8Σx8y, dimana: ỳ = a + bx Σx1y = Σ (x1 – x1bar) (y - ) Dan rumus untuk menghitung jumlah kuadrat y total adalah:
68
Ssy = Σ (y – )2 R2 diuji signifikan atau tidaknya dengan F tes. Rumus F tes adalah: F=
, dimana :
n = banyaknya sampel k = banyaknya independen varibel dengan df = k dan n- k – 1 jika R2 signifikan (P<0.05) berarti proporsi varians Y yang dipengaruhi oleh kedua faktor (trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya) secara keseluruhan adalah signifikan. Jika telah terbukti signifikan maka peneliti akan menguji variabel mana dari delapan variabel independen yang signifikan. Dalam hal ini peneliti menguji signifikan atau tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Dimana rumusnya: Tbi = bi atau Sbi, dengan: bi = koefisien regresi variabel yang ke – i Sbi = standar deviasi sampling dari koefisien regresi yang ke – i Jika tbi memiliki skor t > |1.96| maka koefisien regresi variabel tersebut dinyatakan signifikan, sebaliknya jika t < 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan tidak signifikan (dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5%). Dalam multiple regression analysis ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu: 1. R2 yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) dari variabel dependen yang bisa diterangkan oleh variabel independen.
69
2. Uji Hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari variabel independen yang bersangkutan. 3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi tentang beberapa harga Y jika nilai variabel independen diketahui. 4. Sumbangan varian dari masing-masing aspek variabel independen yaitu trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya dalam mempengaruhi agresivitas. 3.7 Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: 1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti. Kemudian mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori secara lengkap kemudian menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu agresivitas dan trait kepribadian big five yang diadaptasi dari pengukuran yang sudah ada, dan konformitas teman sebaya berupa skala Likert yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori yang didapat. 2. Meminta expert judgement yaitu dosen pembimbing, yang dianggap ahli untuk menilai apakah pengklasifikasian item yang dilakukan sudah benar dan tepat berdasarkan teori yang telah dipaparkan.
70
3. Menyesuaikan hasil expert judgement dengan pengklasifikasian yang telah dibuat, sehingga didapat pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai dengan dasar teori yang telah dikemukakan. 4. Menentukan sampel penelitian yaitu anak Punk di wilayah Jabodetabek, pengambilan sampel bersifat non probability sampling. 5. Peneliti melaksanakan pengambilan data dengan cara menyebarkan angket kepada para responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan selama kurang lebih 2 (dua) bulan lamanya. 6. Setelah melakukan penyebaran data atau angket, peneliti melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel. Kemudian, peneliti melakukan analisis data. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Peneliti menggunakan teknik tersebut karena ingin mencari pengaruh antara variabel independen trait kepribadian big five, konformitas teman sebaya, dan jenis kelamin terhadap variabel terikat yaitu agresivitas. Dalam menganalisis, peneliti menggunakan SPSS 18.0.
BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada bab ini, peneliti membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi empat bagian, yaitu deskripsi subjek penelitian, deskripsi data penelitian, kategorisasi variabel penelitian, dan uji hipotesis penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 181 anak Punk di Jabodetabek baik laki-laki maupun perempuan dengan deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut: Tabel 4.1 Tabel Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin N
Identitas Subjek
Frekuensi
Persentasi
Perempuan
33
18.23 %
Laki-laki
148
81.77 %
Jumlah
181
100 %
Jenis Kelamin 1
Dari tabel diatas, didapat informasi berdasarkan jenis kelamin, subjek dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki dengan persentase 81.77%, dibandingkan dengan perempuan hanya 18.23% dari 181 subjek.
71
72
4.2 Deskripsi Statistik Masing-masing Variabel Penelitian Data skor agresivitas, trait kepribadian big five, dan konformitas teman sebaya diperoleh melalui angket yang disebar kepada anak Punk di Jabodetabek. Tabel 4.2 Tabel Deskripsi Statistik Variabel Penelitian Descriptive Statistics N AGRESI AGREEABLENESS EXTRAVERSION CONSCIENTIOUSNESS NEUROTICISM OPENESS COMPLIANCE CONVERSION Valid N (listwise)
181 181 181 181 181 181 181 181 181
Minimum 26.25 14.48 37.36 35.85 29.67 26.51 28.57 24.04
Maximum 79.10 96.52 78.41 63.49 66.34 64.82 75.62 67.40
Mean 50.0000 49.9931 50.0020 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000
Std. Deviation 9.24678 17.09249 9.85983 6.84650 9.99500 9.99500 8.53800 8.56130
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah subjek penelitian sebanyak 181 orang dengan skor agresivitas yang terendah adalah 26.25 sedangkan skor agresivitas yang tertinggi adalah 79.10, kemudian skor trait kepribadian big five aspek agreeableness memiliki skor terendah 14.48 sedangkan skor tertingginya adalah 96.52, aspek extraversion memiliki skor terendah 37.36 dan skor tertingginya adalah 78.41, aspek conscientiousness memiliki skor terendah 35.85 dan skor tertingginya adalah 63.49, aspek neuroticism memiliki skor terendah 29.67 dan skor tertingginya adalah 66.34, aspek openness memiliki skor terendah 26.51 sedangkan skor tertingginya adalah 64.82, selanjutnya aspek dari konformitas teman sebaya yaitu compliance memiliki skor terendah 28.57 dan skor tertinggi 75.62, aspek conversion memiliki skor terendah 24.04 dan skor tertinggi 67.40.
73
4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompokkelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Tabel 4.3 Tabel Norma skor Norma
Rentang
Intepretasi
X <Mean
<50
Rendah
X >Mean
≥ 50
Tinggi
Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi kategori untuk agresivitas, trait kepribadian big five, dan konformitas teman sebaya anak Punk di Jabodetabek. 4.3.1 Kategorisasi Tingkat Agresivitas Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran variabel agresivitas yang dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi dan rendah.
Tabel 4.4 Tabel Kategorisasi Tingkat Agresivitas KATEGORISASI AGRESI Frequency Valid
Tinggi Rendah Total
98 83 181
Percent 54.1 45.9 100.0
Valid Percent Cumulative Percent 54.1 54.1 45.9 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.4, ditemukan bahwa 54.1% dari total responden memiliki agresivitas tinggi dan 45.9% responden memiliki tingkat agresivitas
74
rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat agresivitas yang paling dominan berada pada kategori tinggi. Hal tersebut dikarenakan anak Punk tinggal di jalanan sehingga sebesar 54.1% dari mereka cenderung memiliki agresivitas yang tinggi.
4.3.2 Kategorisasi Tingkat Konformitas Teman Sebaya Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran kategorisasi tingkat konformitas teman sebaya.
Tabel 4.5 Tabel Kategorisasi Konformitas KATEGORISASI KONFORMITAS Frequency compliance Tinggi Rendah Total
84 97 181
Percent 46.4 53.6 100.0
conversion Tinggi Rendah Total
84 97 181
46.4 53.6 100.0
Valid Percent 46.4 53.6 100.0 46.4 53.6 100.0
Cumulative Percent 53.6 100.0 53.6 100.0
Dari tabel di atas, ditemukan bahwa 46.4% dari total responden memiliki tingkat konformitas compliance tinggi dan 53.6% responden memiliki tingkat konformitas compliance rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat konformitas compliance yang paling dominan berada pada kategori rendah. Artinya, sebanyak 53.6% dari total responden yaitu anak Punk di Jabodetabek cenderung tidak mengikuti aturan atau perilaku teman sebaya untuk mendapatkan reward dan tidak menghindari penolakan atau hukuman.
75
Pada variabel konformitas conversion ditemukan bahwa 46.4% dari total responden memiliki tingkat konformitas conversion yang tinggi dan 53.6% responden memiliki tingkat konformitas conversion rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat konformitas conversion yang paling dominan berada pada kategori rendah. Artinya, 53.6% dari total responden yaitu anak Punk di Jabodetabek cenderung kurang dapat menyesuaikan diri dalam ketidakberadaan orang lain karena ia tidak melakukan apa yang dianggap benar atau tidak melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. 4.4 Uji Hipotesis Penelitian 4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian Pada tahap ini, peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 18.0. Dalam regresi, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama, besaran R-Square untuk mengetahui berapa persen (%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Kedua, apakah secara keseluruhan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Terakhir, memperhatikan signifikan tidaknya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen. Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-Square untuk mengetahui berapa persen (%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen.
76
Untuk tabel R-Square dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Tabel R-Square Model Summary Model
Std. Error of the R Square Adjusted R Square Estimate 1 .619a .383 .354 7.43120 a. Predictors: (Constant), AGREEABLENESS , EXTRAVERSION, CONSCIENTIOUSNESS , NEUROTICISM , OPENESS, COMPLIANCE, CONVERSION, JK R
dimension0
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square dengan nilai 0.383 atau sebesar 38.3%. Artinya, proporsi varians dari agresivitas yang dijelaskan oleh semua variabel independen adalah sebesar 38.3%, sedangkan 61.7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua, peneliti melakukan uji F untuk menganalisis pengaruh dari keseluruhan variabel independen. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Tabel Anova pengaruh keseluruhan IV terhadap DV Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 5892.202 9498.313 15390.515
ANOVAb df 8 172
Mean Square 736.525 55.223
F 13.337
Sig. .000a
180
a. Predictors: (Constant), AGREEABLENESS , EXTRAVERSION, CONSCIENTIOUSNESS , NEUROTICISM , OPENESS, COMPLIANCE, CONVERSION, JK b. Dependent Variable: AGRESI
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom paling kanan adalah 0.000 atau p = 0.000 dengan nilai p < 0.05. Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel independen terhadap agresivitas ditolak. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan dari extraversion, agreeableness, conscientiousnmess,
77
neuroticism, openness, compliance, conversion, dan jenis kelamin terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing IV. Jika sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada anak Punk di Jabodetabek. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap agresivitas pada anak Punk di Jabodetabek dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Tabel Koefisien Regresi Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 32.489 8.813
Model
1
(Constant)
AGREEABLENESS EXTRAVERSION CONSCIENTIOUSNESS NEUROTICISM OPENESS COMPLIANCE CONVERSION JK a. Dependent Variable: AGRESI
-.089 .027 -.374 .314 -.026 .317 .172 .572
.034 .059 .084 .058 .058 .067 .068 1.460
-.165 .029 -.277 .339 -.028 .293 .159 .024
t 3.686
Sig. .000
-2.626 .466 -4.447 5.386 -.448 4.721 2.536 .392
.009* .642 .000* .000* .655 .000* .012* .696
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel di atas, dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut: (*signifikan)
Agresivitas
=
32.489
0.374*conscientiousness
+
0.089*agreebeleness
+
0.27extraversion
–
0.314*neuroticism
-
0.026openness
+
0.317*compliance + 0.172*conversion + 0.572jenis kelamin
78
Dapat
dilihat
bahwa
hanya
koefisien
regresi
agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, compliance, dan conversion yang sigifikan. Hal ini berarti dari delapan hipotesis minor terdapat lima yang diterima. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independen variabel adalah sebagai berikut: 1.
Variabel Agreeableness Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.089 dengan signifikansi 0.009 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variable agreeableness pada trait kepribadian big five secara negatif mempengaruhi secara signifikan terhadap agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel agreeableness maka semakin rendah agresivitas.
2.
Variabel Extraversion Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.027 dengan signifikansi 0.642 (sig > 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel extraversion pada trait kepribadian big five secara positif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap agresivitas. Artinya, tidak ada pengaruh antara variabel extraversion pada trait kepribadian big five terhadap agresivitas.
3.
Variabel Conscientiousness Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.374 dengan signifikansi 0.000 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel conscientiousness pada trait kepribadian big five secara negatif mempengaruhi secara signifikan terhadap agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel conscientiousness maka semakin rendah agresivitas.
79
4.
Variabel Neuroticism Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.314 dengan signifikansi 0.000 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel neuroticism pada trait kepribadian big five secara positif mempengaruhi secara signifikan terhadap agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel neuroticism maka semakin tinggi agresivitas.
5.
Variabel Openness Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.026 dengan signifikansi 0.655 (sig > 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel openness pada trait kepribadian big five secara negatif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap agresivitas. Artinya, tidak ada pengaruh antara variabel openness pada trait kepribadian big five terhadap agresivitas.
6.
Variabel Compliance Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.317 dengan signifikansi 0.000 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel compliance pada konformitas teman sebaya secara positif mempengaruhi secara signifikan terhadap agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel compliance maka semakin tinggi pula agresivitas.
7.
Variabel Conversion Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.172 dengan signifikansi 0.012 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel conversion pada konformitas teman sebaya
secara positif mempengaruhi secara signifikan terhadap
80
agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel conversion maka semakin tinggi pula agresivitas. 8.
Variabel Jenis Kelamin Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.572 dengan signifikansi 0.696 (sig > 0.05), artinya variabel jenis kelamin secara positif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap agresivitas. Artinya, tidak ada pengaruh antara jenis kelamin dengan agresivitas. Koefisien regresi B merupakan koefisien regresi yang tidak terstandar
(unstandarized) dalam pengunaan skala yang berbeda-beda. Oleh karena itu, koefisien regresi B tidak dapat melihat koefisien regresi mana yang lebih tinggi. Untuk dapat membandingkan koefisien regresi maka harus melihat koefisien terstandar (standardized coefficient) beta. Dari koefisien beta ini, dapat dilihat angka koefisien regresi mana yang menunjukkan pengaruh yang lebih kuat terhadap variabel dependen. Berdasarkan koefisien beta, urutan invariabel dependen yang memiliki pengaruh dari yang paling kuat hingga yang paling lemah terhadap munculnya agresivitas pada anak Punk di Jabodetabek adalah: 1.
Neuroticism pada trait kepribadian big five dengan nilai 0.339
2.
Compliance pada konformitas teman sebaya dengan nilai 0.293
3.
Conversion pada konformitas teman sebaya dengan nilai 0.159
4.
Conscientiousness pada trait kepribadian big five dengan nilai -0.277
5.
Agreeableness pada trait kepribadian big five dengan nilai -0.165
81
4.5 Pengujian Proporsi Varians Masing-masing Invariable Dependent Selanjutnya, peneliti menjelaskan mengenai proporsi varians. Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians dari masing-masing variabel independen terhadap agresivitas. Pada tabel 4.9 kolom pertama adalah penambahan varians variabel dependen dari tiap variabel independen yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom kedua merupakan nilai murni varians variabel dependen dari tiap variabel independen yang dimasukkan secara satu per satu, kolom ketiga adalah nilai F hitung bagi variabel independen yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat bebas bagi variabel independen yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai variabel independen pada tabel F dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya yaitu kolom signifikansi yang akan dituliskan signifikan dan sebaliknya. Besarnya proposi varians pada agresivitas dapat dilihat pada tabel 4.9.
82
Tabel 4.9 Tabel Kontribusi Varians Independent Variable terhadap Dependent Variable Model
dimension0
1 2 3 4 5 6 7 8
Agreeableness Extraversion Conscientiousness Neuroticism Openness Compliace Conversion Jenis Kelamin
R R Square .056a .003 .108b .012 .381c .145 .527d .277 .529e .280 .599f .359 .618g .382 .619h .383
Change Statistics R Square Change F Change df1 .003 .555 1 .009 1.557 1 .133 27.594 1 .132 32.218 1 .002 .554 1 .079 21.544 1 .023 6.534 1 .001 .153 1
Sig. F df2 Change 179 .457 178 .214 177 .000* 176 .000* 175 .458 174 .000* 173 .011* 172 .696
Dari tabel di atas, dapat disampaikan informasi sebagai berikut: 1. Variabel agreeableness memberikan sumbangan sebesar 0.3% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0.555 dan df1 = 1, df2 = 179. 2. Variabel extraversion memberikan sumbangan sebesar 0.9% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 1.557 dan df1 = 1, df2 = 178. 3. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 13.3% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 27.594 dan df1 = 1, df2 = 177. 4. Variabel neuroticism memberikan sumbangan sebesar 13.2% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 32.218 dan df1 = 1, df2 = 176. 5. Variabel openness memberikan sumbangan sebesar 0.2% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0.554 dan df1 = 1, df2 = 175.
83
6. Variabel compliance memberikan sumbangan sebesar 7.9% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 21.544 dan df1 = 1, df2 = 174. 7. Variabel conversion memberikan sumbangan sebesar 2.3% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 6.534 dan df1 = 1, df2 = 173. 8. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.1% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0.153 dan df = 1, df2 = 172. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada 4 (empat) variabel independen, yaitu conscientiousness, neuroticism, compliance, dan conversion yang signifikan sumbangannya terhadap agresivitas, jika dilihat dari besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan independen variabel (sumbangan proporsi varian yang diberikan). Dari kedelapan independen variabel tersebut dilihat mana yang paling besar memberikan sumbangan terhadap variabel dependen. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai R2change, semakin besar maka semakin banyak sumbangan yang diberikan terhadap variabel dependen. Diketahui bahwa trait kepribadian big five memberikan sumbangan proporsi sebesar 27.9% dan konformitas teman sebaya memberikan sumbangan proporsi sebesar 10.2%.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini, peneliti membahas kesimpulan dan diskusi berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Selain itu, juga akan diberikan saran dari segi teoritis dan juga praktis untuk penelitian selanjutnya. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Secara bersamasama trait kepribadian big five, konformitas teman sebaya, dan jenis kelamin sebesar 38.3% berpengaruh terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Dari kelima tipe trait kepribadian big five, tipe conscientiousness dan neuroticism memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek dimana tipe conscientiousness berpengaruh dengan arah negatif yang artinya semakin tinggi nilai conscientiousness maka semakin rendah agresivitas anak Punk di Jabodetabek, sedangkan pada tipe neuroticism berpengaruh dengan arah positif yang artinya semakin tinggi nilai neuroticism maka semakin tinggi pula agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Pada dimensi konformitas teman sebaya, kedua dimensi compliance dan conversion berpengaruh signifikan terhadap munculnya agresivitas anak Punk di Jabodetabek dengan arah positif, artinya semakin tinggi nilai compliance dan conversion maka semakin tinggi pula agresivitas
anak
Punk
di
Jabodetabek.
Untuk
84
variabel
agreebleeness,
85
extraversion, openness¸ dan jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. 5.2 Diskusi Berdasarkan pada hasil penelitian ini bahwa trait kepribadian big five mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmatillah (2011) yang juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian big five terhadap agresivitas dimana dimensi neuroticism, agreeableness, dan conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas, sedangkan pada trait kepribadian extraversion dan openness tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas. Selain itu, Baron dan Byrne (2005) mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan perilaku agresif adalah tipe kepribadian. Faktor kepribadian adalah faktor manusia yang dianggap cukup berperan dalam perilaku agresif, karena kepribadian merupakan salah satu variabel person yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku agresif. Larsen dan Buss (2002) juga menyebutkan bahwa kepribadian seseorang mempengaruhi cara individu dalam beraksi, berpikir, merasa, berinteraksi, dan beradaptasi dengan orang lain, termasuk dalam bentuk perilaku agresif. Variabel pertama yang mempengaruhi agresivitas anak Punk pada penelitian ini adalah conscientiousness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan dan secara negatif
86
mempengaruhi agresivitas anak Punk dengan kontribusi sebesar 13.3%. Conscientiousness digambarkan dengan individu yang patuh, terkontrol, teratur, ambisius, berfokus pada pencapaian, dan disiplin diri (Costa & McCrae dalam Cloninger, 2009). Hal ini senada dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmatillah (2011) dimana dalam penelitiannya dimensi conscientiousness memiliki
pengaruh
negatif
terhadap
agresivitas.
Semakin
tinggi
skor
conscientiousness maka semakin rendah agresivitas anak Punk di Jabodetabek, dan sebaliknya. Hal ini terkait dengan pekerjaan anak Punk di Jabodetabek yang sebagian besar mereka berprofesi sebagai pengamen jalanan dan tukang parkir sehingga membutuhkan disiplin diri yang tinggi, keteraturan, ambisi yang besar untuk memperoleh penghasilan yang besar pula sehingga dapat mencukupi kehidupan mereka. Variabel trait kepribadian big five lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas dalam penelitian ini adalah neuroticism. Hasil penelitian menunjukkan bahwa neuroticism memiliki pengaruh yang signifikan dan secara positif mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek dengan konstribusi sebesar 13.2%. Semakin tinggi skor neuroticism anak Punk tersebut maka semakin tinggi pula agresivitasnya. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Costa & McCrae (dalam Cloninger, 2009) dimana individu dengan skor tinggi pada dimensi ini, memiliki kecenderungan untuk mengalami kecemasan, tempramental, mengasihi diri sendiri, sadar diri, emosional, dan rentan terhadap gangguan stress. Fenomena yang ditemukan di lapangan, peneliti melihat bahwa kehidupan yang dilalui oleh anak jalanan seperti halnya anak Punk tidaklah
87
mudah. Kondisi jalanan yang kurang bersahabat seperti sulitnya mencari uang hanya dengan menjadi pengamen jalanan atau tukang parkir untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makan dan rokok. Kondisi demikian dapat membuat mereka rentan terhadap stress, emosi tidak stabil, dan sering mengalami kecemasan sehingga perilaku agresi tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari kelima dimensi trait kepribadian big five, agreeableness, extraversion, dan openness tidak mempengaruhi secara signifikan agresivitas anak Punk di Jabodetabek, tetapi kedua dimensi tersebut memberikan proporsi masing-masing sebesar 0.3%, 0.9%, dan 0.2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agreeableness tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmatillah (2011) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian big five terhadap agresivitas yang mana pada dimensi agreeableness memiliki pengaruh yang signifikan pula terhadap agresivitas. Ketidaksesuaian ini boleh jadi terjadi karena sampel dalam penelitian ini menjawab pernyataan secara tidak teliti atau menjawab pernyataan secara asal sehingga mempengaruhi hasil penelitian. Peneliti menemukan beberapa fakta di lapangan bahwa kebanyakan dari sampel berpenampilan tidak rapi atau ‘urakan’. Mereka juga kurang bersimpati bila salah satu temannya membutuhkan pertolongan, justru mereka saling mengolok-olok satu sama lain.
88
Variabel lain yang juga tidak mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek adalah extraversion. Hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mastur (2012) pada petarung peresean yang menunjukkan bahwa kecenderungan tipe kepribadian yang dimiliki oleh petarung peresean adalah tipe kepribadian extraversion dengan tingkat agresivitas sedang. Hal tersebut dapat terjadi karena sampel menjawab pernyataan secara tidak teliti atau peneliti tidak dapat memastikan apakah subjek penelitian mengerti pernyataan-pernyataan yang ada di dalam angket. Fakta yang peneliti temukan di lapangan adalah sampel yaitu anak Punk memang terlihat riang, namun seperti banyak menanggung masalah, pandangannya tidak fokus, dan seperti sedang banyak hal yang dipikirkan. Tidak semua dari sampel menunjukkan keramahan, justru terkesan tidak terbuka. Aktivitas yang mereka lakukan hanya berkumpul dengan teman-teman, bercanda ria. Selain itu, mereka mengatur kendaraan di tempat-tempat belanja, mengamen, dan lain sebagainya. Untuk dimensi openness juga demikian, dimensi ini tidak memberikan pengaruh terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hal tersebut terjadi karena bila dilihat dari teori yang dijelaskan oleh Costa & McCrae (dalam Cloninger, 2009) bahwa individu dengan tingkat openness yang rendah digambarkan sebagai pribadi yang berpikiran sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan. Hal yang sama ditemukan di lapangan bahwa sampel kurang terbuka dengan orang baru. Mereka tidak mau lebih mengembangkan kemampuan yang ada di dalam dirinya serta nyaman menjadi diri mereka yang sekarang.
89
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fajri (2013) bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku agresif pada remaja. Senada dengan itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dan Rois (2009) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara siswa yang terlibat tawuran dengan konformitas kelompok teman sebaya. Dua dimensi konformitas teman sebaya yaitu compliance dan conversion memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Variabel compliance memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek dengan kontribusi 7.9%. Semakin anak Punk tersebut memiliki konformitas compliance yang tinggi maka semakin tinggi tingkat agresivitasnya. Menurut Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994), konformitas compliance terjadi apabila individu mengikuti aturan atau perilaku orang lain untuk mendapatkan reward dan menghindari penolakan atau hukuman. Anak Punk melakukan perilaku agresif cenderung mengikuti perilaku orang lain yang dalam hal ini adalah teman sebaya, dimana mereka melakukan perilaku agresif agar diterima oleh lingkungan dan kelompoknya. Hasil tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fajri (2013), dimana pada penelitiannya didapatkan hasil bahwa variabel konformitas compliance secara positif dan signifikan mempengaruhi agresivitas.
90
Pada dimensi conversion didapatkan pengaruh signifikan dan secara positif mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek dengan kontribusi 2.3%. Semakin anak Punk tersebut memiliki konformitas conversion yang tinggi maka semakin tinggi
agresivitasnya. Konformitas conversion itu sendiri
merupakan konformitas yang terjadi saat seseorang menyesuaikan diri dalam ketidakberadaan orang lain karena ia melakukan apa yang dianggap benar atau melakukan apa yang ingin ia lakukan (Wiggins, Wiggins, & Zanden 1994). Anak Punk yang mengikuti tingkah laku orang lain tanpa adanya paksaan atau karena diri sendiri menghendakinya juga cenderung melakukan perilaku agresif. Hal itu terjadi karena mungkin mereka melakukan hal demikian untuk kebaikan pribadi maupun kelompok, selain itu juga untuk membela diri, menjaga harga diri serta tidak ingin dianggap lemah oleh orang lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fajri (2013) bahwa variabel konformitas conversion secara negatif dan signifikan mempengaruhi agresivitas. Variabel terakhir yaitu jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Berkowitz, Osterman, dan Hjelt-Back (dalam Baron, 2003) tentang perbedaan jenis kelamin yang mempengaruhi perilaku agresif dimana hasilnya adalah pria umumnya lebih agresi dalam bentuk langsung daripada wanita. Penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini dimana laki-laki cenderung lebih agresif dibandingkan dengan perempuan. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai B jenis kelamin pada tabel 4.8 sebesar 0.572 yang
91
berarti angka tersebut positif. Artinya, laki-laki pada sampel penelitian ini lebih agresif daripada perempuan. 5.3 Saran Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi kekurangan dan keterbatasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti membagi saran menjadi dua, yaitu saran teoritis dan saran praktis. Saran tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan meneliti variabel dependen yang sama. 5.1.1. Saran Teoritis Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran teoritis sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini ditemukan pengaruh trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas hanya sebesar 38.3%, maka bagi peneliti lain yang tertarik meneliti variabel dependen yang sama agar melibatkan variabel independen lain yang mempengaruhi tingkat agresivitas selain trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya seperti coping stress, kecerdasan emosi, pekerjaan, usia, dan lain-lain. Mempertimbangkan variabel-variabel tersebut, diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya. 2. Pada penelitian ini, sampel penelitian adalah anak Punk di Jabodetabek. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menjadikan para tahanan di bui baik
92
anak-anak dan orang dewasa. Hal tersebut diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih baik. 5.1.2. Saran Praktis Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran teoritis kepada pemerintah, orangtua, masyarakat, dan anak Punk itu sendiri. 1.
Pemerintah Pemerintah diharapkan untuk lebih memperlakukan anak Punk lebih baik manusiawi dengan memberikan pengarahan atau pendidikan kepada mereka seperti mengikuti pelatihan pengembangan diri dan kepribadian sehingga mereka tidak melakukan perilaku agresif. Pemerintah bisa bekerja sama dengan beberapa psikolog untuk konsentrasi menangani hal ini karena aka merugikan berbagai pihak terutama masyarakat sekitar.
2.
Orangtua Orangtua disarankan dapat memberikan perhatian khusus kepada anak mereka masing-masing sehingga mereka merasa masih diperhatikan. Orangtua di rumah bisa memberikan tanggung kepada anaknya di rumah maupun di luar rumah sehingga mereka merasa dibutuhkan. Selain itu juga diharapkan untuk orang tua lebih memberikan kepercayaan atau trust kepada anak-anaknya agar ketika mereka berhadapan dengan dunia luar tidak mengalami kecemasan dan rentan terhadap stres. Menumbuhkan nilainilai moral dan agama juga penting agar menjadikan Tuhan sebagai satusatunya yang dapat diyakini menolong mereka.
93
3.
Masyarakat Masyarakat di daerah Jabodetabek disarankan untuk tidak memberikan judgement atau penilaian yang buruk kepada anak Punk karena apa yang mereka lihat dan nilai belum tentu demikian adanya, karena boleh jadi orang yang berpenampilan tidak baik memiliki kepribadian yang baik. Saran lain kepada masyarakat adalah masyarakat bisa lebih bersahabat dengan anak Punk sehingga mereka tidak merasa terintimidasi dengan sikap masyarakat. Selain itu masyarakat juga harus lebih peka terhadap kebutuhan anak Punk, misalnya saja dengan membuat sekolah khusus anak Punk agar mereka memiliki pendidikan akademis maupun akademis serta perilaku dan sikap yang baik.
4.
Anak Punk Anak Punk umumnya dan khususnya untuk sampel penelitian harus lebih dapat mengenali diri sendiri dan memperkuat hal-hal positif yang ada pada dirinya agar hal-hal negatif seperti perilaku agresi dapat berkurang, yaitu dengan
mengadakan
pengajian
setiap
malam
Jum’at,
mengurangi
mengkonsumsi minuman keras, bersikap ramah terhadap orang lain yang tidak dikenal. Selain itu anak Punk diharapkan bisa lebih menghargai orang lain yang dikenal maupun tidak dikenal, karena hal tersebut dapat menambah nilai baik di dalam diri serta mengurangi anggapan masyarakat tentang anak Punk yang sukanya berbuat kasar, pemberontak, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Anggaraningtyas, Y., Lilik, S., & Nugroho, A. A. (2013). Hubungan antara koping stres dan persepsi pola asuh otoriter dengan kecenderungan perilaku agresi pada remaja yang dimoderasi oleh konformitas teman sebaya pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 4 Boyolali. 1. Archer, J. (2000). Sex Differences in aggression between heterosexual partners: a meta-analytic review. Psychological Bulletin, 664. Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Social psychology: tenth edition. In R. Djuwita, M. M. Parman, D. Yasmina, & L. P. Lunanta,Psikologi Sosial: Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga. Berkowitz, L. (1993). Aggression: its causes, consequences, and control. New York: McGraw-Hill, Inc. Buss, A. H. & Perry, M. (1992). The aggression questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology, 454. Chaplin, J. P. (2006). Dictionary of psychology. In K. Kartono, Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cloninger, S. C. (2009). Theories of personality: understanding persons. United State: Pearson Prentice Hall. Dermawan, A. (2007). Perilaku agresif pada anak ditinjau dari konformitas terhadap teman sebaya. Skripsi , 46. Donnellan, M. B., Oswald, F. L., Baird, B. M., & Lucas, R. E. (2006). The MINIIPIP scales: tiny-yet-effective measures of the big five factors of personality. Journal of Psychological Assesment , 193, 203. Durkin, K. (1995). Developmental social psychology: from infancy to old age. USA: Blackwell. Engler, B. (2009). Personality theories: an introduction, eighth edition. New York: Hounghton Mifflin Harcourt Publishing Company. Fajri, N. (2013). Pengaruh self-esteem, kecerdasan emosi, dan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas remaja. Skripsi,82.
94
95
Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of personality. New York: McGraw-Hill. Franzoi, S. L. (2003). Social Psychology: Third Edition. New York: McGrawHill. Freedman, J. L., Sears, D. O., & Carlsmith, J. M. (1978). Social psychology: third edition. United State: Prenntice-Hall, Inc. Friedman, H. S., & Schustack, M. W. Personality: classic theories and modern research . In F. D. Ikarini, M. Hany, & A. P. Prima, Kepribadian: teori klasik dan riset modern. Gosling, S. D., Rentfrow, P. J., & Jr, W. B. (2003). A very brief measure of the big five personality domains. Journal of research in personality , 506, 508. King, L. A. (2010). The sience of psychology: an appreciative view. In B. Marwensdy, Psikologi umum: sebuah pandangan apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika. Kurniawan, S., & Rois, A. M. (2009). Tawuran, prasangka terhadap kelompok siswa sekolah lain, serta konformitas pada kelompok teman sebaya. Proyeksi , 90. Larsen, R. J., & Buss, M. D. (2002). Personality psychology: domains of knowledge about human nature. New York: McGraw-Hill. Mastur. (2012). Hubungan antara tipe kepribadian, agresivitas dan kontrol diri pada petarung peresean. Tesis , 101. Myers, D. (2009). Exploring social psychology: fifth edition. New York: McGraw-Hill. O'Connor, D. B., Archer, J., & Wu, F. W. (2001). Measuring agression: selfreports, partner reports, and responses to provoking scenarios. Journal of Aggressive Behavior , 81, 84, 89. Pervin, L. A., Cervone, D., & John, O. P. (2005). Personality: theory and research, ninth edition. United State: John Willey & Sons, Inc. Prativi, A. (2010). Kepribadian dan agresivitas tokoh utama d'artagnan dalam roman les trois mousquetaires karya alexandre dumas pere. Skripsi , ii. Rahmatillah, A. (2011). Pengaruh tipe kepribadian big five dan sel-control terhadap agresivitas satuan pamong praja kota tangerang. Skripsi,98, 101, 102.
96
Ram, B. & Feng, H. (2005). Sex differences in the effects of family structure on children's aggressive behavior. Journal of comparative family Studies , 334. Raven, B. H.& Rubin, J. Z. (1976). Social psychology: second edition. United State: John Willey & Sons. Shalahuddin, O. (2010). Anak jalanan. Sosial.8. Samuel, D. G., Rentfrow, P. J., & and Jr., W. B. (2003). A very brief measure of the big-five personality domains. Journal of research in personality , 508. Santrock, J.W. (2005). Adolescence: tenth edition. New York: McGraw-Hill Santrock, J. W. (2007). Child development, eleventh edition. In M. &. Rachmawati, Perkembangan anak, edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2012). Adolescence: fourteenth edition.New York: McGraw-Hill Sarwono, S. W.& Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1985). Social psychology: fifth edition. In M. Adryanto, Psikologi sosial: edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E. B., & Zechmeister, J. S. (2007). Research methods in psychology.In H. P. Setjipto & S. M. Soetjipto, Metodologi penelitian psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sunaryadi, Y. (2010). Analisis perilaku kekerasan penonton sepakbola (studi kasus pada penonton sepakbola di Bandung). Observasi , 21. Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Social Psychology, 12th edition. In T. Wibowo, Psikologi sosial, edisi kedua belas. Jakarta: Kencana. Tentama, F. (2013). Perilaku anak agresif: asesmen dan intervensinya. Kesehatan masyarakat , 1. Utomo, H., & Warsito, H. (2013). Hubungan antara frustasi dan konformitas dengan perilaku agresi pada suporter bonek Persebaya. Skripsi , 1. Wade, C., & Tavris, C. (2011). Psychology: tenth edition. United State: Pearson Education, Inc.
97
Wiggins, J. A., Wiggins, B. B., & Zanden, J. V. (1994). Social psychology: fifth edition. United State: McGraw-Hill, Inc. Wilujeng, P., & Budiani, M. S. (2013). pengaruh konformitas pada geng remaja terhadap perilaku agresi di SMK PGRI 7 Surabaya. Skripsi , 1.
Website Blogdetik.com. (2010, January 22). Retrieved November 13, 2013, from Blogdetik.com: http:/kategori.blogdetik.com/2010/01/22/fakir-miskinanak2-terlantar-tak-dipelihara-negara/ Blogspot.com. (2010, July 27). Berita Lampung. Retrieved November 2013, 2013, from Blogspot.com:http://berita-lampung.blogspot.com/2010/07/datajumlah-anak-jalanan-di-indonesia.html Fadli,
A. (2012). Retrieved January 16, 2014, from Web.unai.ac.id: http://andreansyah-f--fpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail-50188-UmumSejarah%20dan%20Fenomena%20Pergerakan%20Punk.html
Harianhaluan.com. (2011, May 13). Retrieved Januari 16, 2014, from Harianhaluan.com: http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=artic le&id=4686:anak-punk-dan-problem-sosialkota&catid=21;khas&Itemmmid=190 Khoirunnisa. (2012, June 21). Social Sciences. Retrieved November 13, 2013, from Shvoong.com: http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2179550-macam-macam-anak-jalanan/ Merdeka.com. (2012, September 15). Peristiwa. Retrieved November 13, 2013, from Merdeka.com: http://www.merdeka.com/peristiwa/ihsan-tewasditusuk-saat-pesta-miras-bareng-anak-punk.html Republika.co.id. (2013, July 17). Retrieved November 13, 2013, from republika.co.id: http:/www.repunlika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/17/mq2oy6-2013penduduk-indonesia-diperkirakan-250-juta-jiwa Republika.co.id. (2013, March 22). Berita Nasional. Retrieved November 13, 2013, from Republika.co.id: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasional/13/03/22/mk1rbb-oknum-punk-di-bekasi-resahkan-warga
98
Rohman, A. (2013, September 03). Sosial Budaya. Retrieved January 16, 2013, from Kompasiana.com: http://sosbud.kompasiana.com/2013/09/03/apadan-siapa-anak-punk-itu-586202.html Sagitarius, D. (2011, March). Retrieved November 13, 2013, from Facebook.com: http://www.facebook.com/dys.punk.dedy.sagitarius/posts/4712534362639 98 Sulastri. (2012, 04). Retrieved January 16, 2014, from Blogspot.com: http://allamandakathriya.blogspot.com/2012/04/komunitas-punk.html Wibowo, M. R. (2013, May 01). Berita Nasioanal. Retrieved November 22, 2013, from Republika.co.id: http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/05/01/mm4livpuluhan-anak-punk-pekanbaru-aniaya-anggota-tni
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI L Kerta Mukti
NoS Cirendeu Jakarta Selatan 15419
Telp. (021) 7433060 Fax. 74j14714
FORMULIR PERMOHONAN
IZIN PENELITIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah tnl
:
, JyiP la,ttah
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
I:\ft.s
NIM
109o7ouot3g
Judul Skripsi
fnketw wI
hgflyl T*il Ff,hd,gl tsy:nye jr,; gfl,&e Jer/t .J.!hJg tt$t{ 9l .fiwsrlitut An
v
?unL
di lrhietnh(,
dengan ini bermaksud mengajukan permohonan izin pendahuluan/penelitian skripsi.
hurioh Menyetujui,
ing
I
M0iqv _ !{$s ,!{9 Cadatan
u
Pembimbing II
:
Untuk izin penelitian merampirkan data kuesioner penelitian
S
.fs,,
ta
-t
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam Hormat, Saya Syifa Fauziah, mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester IX hendak mengadakan penelitian dalam menyusun skripsi mengenai Anak Punk di Jakarta dan sekitarnya. Berkaitan dengan ini, saya memohon bantuan dari Anda untuk mengisi skala yang tersedia. Jawaban yang jujur dan sesuai dengan apa yang benar terjadi pada Anda sangat membantu dalam penelitian ini. Semua jawaban yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti Data Responden Nama/ Inisial
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Pendidikan Akhir
:
Petunjuk Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk menjawab pernyataan sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda checklist ( √ ) dalam kotak pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia di setiap pernyataannya. SS S
: Sangat Setuju : Setuju
Contoh: No.
TS STS
Pernyataan
1
Tertarik pada suatu hal
2
Merasa bersalah
3
Mudah tersinggung
Terima kasih, selamat mengerjakan!
: Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju
SS
S √
TS
STS
Skala Trait Kepribadian Big-Five No.
Pernyataan
1
Saya dapat menghidupkan suasana dimana pun
2
Saya tidak suka jadi pusat perhatian
3
Saya tidak banyak bicara
4
Saya mengacaukan segala hal
5
Suasana hati saya sering berubah
6
Saya tidak tertarik pada masalah orang lain
7
Saya mempunyai imajinasi yang tinggi
8
Saya menyelesaikan tugas dengan segera
9
Saya sering lupa mengembalikan barang-barang ke tempatnya
10
Saya sulit untuk berimajinasi
11
Saya berbicara pada banyak orang yang saya jumpai
12
Saya simpati dengan perasaan orang lain
13
Saya tidak memikirkan orang lain
14
Saya tidak tertarik pada ide-ide yang abstrak
15
Saya jarang merasa sedih
16
Saya mudah marah
17
Saya kesulitan memahami ide-ide yang abstrak
18
Saya dapat merasakan emosi orang lain
19
Saya suka keteraturan
20
Saya orang yang tenang
SS
S
TS
STS
Skala Agresivitas No. 1
Pernyataan Beberapa teman menganggap saya orang mudah marah
2
Jika saya harus terpaksa melakukan kekerasan untuk membela hak saya, maka saya akan melakukannya
3
Jika seseorang berbuat baik kepada saya, saya curiga apa yang sebenarnya ia inginkan
4
Saya katakan secara terbuka pada teman ketika saya tidak sependapat dengan mereka
5
Jika sedang marah saya merusak barang-barang
6
Jika seseorang tidak sepakat dengan pemikiran/ tindakan saya, saya lekas memberikan alasan/ argumen
7
Saya heran, mengapa terkadang saya merasa tidak nyaman terhadap suatu hal
8
Terkadang saya tidak dapat mengontrol keinginan untuk memukul orang lain
9
Saya adalah orang yang tenang
10
Saya curiga pada orang-orang asing (orang yang tak dikenal) yang terlalu ramah
11
Saya pernah mengganggu/ mengancam orang yang saya kenal
12
Saya orang yang cepat marah
13
Jika banyak yang memprofokasi/ pancingan, saya bisa memukul orang lain
14
Jika seseorang mengecewakan saya, maka saya akan mengatakan hal tersebut pada orang itu
15
Jika cemburu saya akan merusak atau membanting
SS
S
TS
STS
barang 16
Saya tidak punya alasan untuk memukul orang lain
17
Suatu waktu saya merasa banyak dibohongi dalam hidup
18
Saya bermasalah dalam pengendalian emosi
19
Saat frustasi, saya biarkan kemarahan saya terlihat
20
Saya terkadang merasa bahwa orang-orang menertawakan saya di belakang
21
Saya sering berbeda pendapat dengan orang lain
22
Jika seseorang memukul saya, saya akan memukul kembali
23
Terkadang saya merasa seperti bom yang siap meledak
24
Saya selalu melihat orang lain memusuhi saya
25
Jika ada seseorang yang mengganggu saya terusmenerus, saya akan memukulnya
26
Saya tahu bahwa teman-teman menggunjingkan saya di belakang
27
Teman saya berpendapat bahwa saya orang yang selalu mencari alasan
28
Terkadang saya bertindak tanpa alasan
29
Dibanding orang lain, saya lebih sering terlibat perkelahian
Skala Konformitas Teman Sebaya No.
Pernyataan
1
Saya akan melakukan hal-hal yang disukai teman saya
2
Saya akan mengikuti setiap kegiatan yang dijalankan kelompok
3
Menurut saya, tidak perlu memaksakan diri melakukan apa yang dilakukan teman saya supaya disukai oleh mereka
4
Saya pikir, pendapat individu lebih diutamakan daripada pendapat kelompok
5
Saya akan menjaga nama baik kelompok saya
6
Menurut saya, mengikuti apa yang teman-teman saya lakukan bukan hal penting
7
Saya berusaha mengikuti apa saja yang dilakukan teman-teman saya agar tidak dijauhi oleh mereka
8
Saya lebih suka mendukung pendapat temanteman daripada harus berbeda pendapat
9
Saya kurang setuju jika harus memaksakan diri untuk mengikuti aturan kelompok
10
Saya memiliki keyakinan diri yang kuat terhadap pendapat sendiri daripada pendapat kelompok
11
Saya pikir, saya tidak perlu meminta pendapat teman-teman saya dalam memutuskan suatu hal
12
Saya lebih baik mengikuti apa yang diharapkan orang-orang sekitar saya daripada berargumentasi dengan mereka
13
Saya lebih percaya informasi dari kelompok saya dibandingkan pemikiran sendiri
14
Saya mengikuti apa yang teman-teman lakukan
SS
S
TS
STS
walaupun mereka tidak mengharuskannya 15
Saya mengikuti teman-teman saya agar terlihat kompak
16
Saya tidak mampu berbuat apa-apa tanpa teman kelompok saya
17
Saya ragu bila harus mengekspresikan keinginan saya
18
Saya mengikuti apa yang teman-teman lakukan tanpa adanya paksaan
19
Saya pikir, saya tidak perlu sepenuhnya yakin terhadap info langsung dari kelompok
PATH DIAGRAM AGRESIVITAS SYNTAX DIMENSI AGRESI FISIK UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS DA NI=29 NO=181 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 PM SY FI = A.COR SE 2 5 8 11 13 16 22 25 29/ MO NX=9 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR LK Fisik FR TD 4 2 TD 9 1 TD 7 1 TD 3 1 TD 5 3 TD 8 4 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS PATH DIAGRAM DIMENSI AGRESI FISIK 9.64
ITEM2
8.91
ITEM5
8.61
ITEM8
7.87
ITEM11
1.78 4.45 6.03 5.27 6.26 8.40
ITEM13
9.28
ITEM16
8.60
ITEM22
5.37
ITEM25
7.78
ITEM29
-3.18 5.99 9.08 7.56
Chi-Square=29.14, df=21, P-value=0.11075, RMSEA=0.046
Fisik
0.00
SYNTAX DIMENSI AGRESI VERBAL UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS DA NI=29 NO=181 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 PM SY FI = A.COR SE 4 6 14 21 27/ MO NX=5 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR LK Verbal PD OU AD = OFF IT = 500 RS TV MI SS PATH DIAGRAM DIMENSI AGRESI VERBAL 4.84
ITEM4
7.97
ITEM6
4.81 3.66
6.46
ITEM14
4.39 3.29
8.34
ITEM21
9.48
ITEM27
0.16
Chi-Square=5.94, df=5, P-value=0.31187, RMSEA=0.032
Verbal
0.00
SYNTAX DIMENSI AGRESI MARAH
UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS DA NI=29 NO=181 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 PM SY FI = A.COR SE 1 9 12 18 19 23 28/ MO NX=7 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR LK marah FR TD 6 1 TD 6 5 PD OU AD = OFF IT = 500 RS TV MI SS PATH DIAGRAM DIMENSI AGRESI MARAH
5.13
ITEM1
9.18
ITEM9
8.37
ITEM12
10.88 4.93 8.14 9.52
7.57
ITEM18
8.98
ITEM19
7.85
ITEM23
8.88
ITEM28
5.13 6.32 6.55
Chi-Square=15.26, df=12, P-value=0.22777, RMSEA=0.039
marah
0.00
SYNTAX DIMENSI AGRESI PERMUSUHAN UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS DA NI=29 NO=181 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 PM SY FI = A.COR SE 3 7 10 15 17 20 24 26/ MO NX=8 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR LK permusuhan FR TD 8 7 TD 7 6 PD OU AD = OFF IT = 500 RS TV MI SS PATH DIAGRAM DIMENSI AGRESI PERMUSUHAN
8.38
ITEM3
7.93
ITEM7 4.67
8.49
ITEM10
5.32 4.46
9.47
ITEM15
0.71 7.25
5.32
ITEM17
4.31 3.68
8.56
ITEM20
8.85
ITEM24
8.52
ITEM26
4.37
Chi-Square=26.14, df=18, P-value=0.09657, RMSEA=0.050
permusuh
0.00
TRAIT KEPRIBADIAN BIG-FIVE SYNTAX DIMENSI AGREEBLENESS UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM 17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 6 12 13 18/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK AGREEBLENESS FR TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 2 TD 3 2 TD 4 3 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS PATH DIAGRAM DIMENSI AGREEBLENESS
0.00
ITEM6 18.97
9.49
ITEM12
-0.27 -0.26
9.49
ITEM13
9.49
ITEM18
0.16
Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000
AGREEBLE
0.00
SYNTAX DIMENSI EXTRAVERSION UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM 17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 1 2 3 11/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK EXTRAVERSION FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS PATH DIAGRAM DIMENSI EXTRAVERSION
8.00
ITEM1 1.77
2.47
ITEM2
2.14 -1.34
8.92
ITEM3
7.57
ITEM11
-1.84
Chi-Square=0.30, df=2, P-value=0.85976, RMSEA=0.000
EXTRAVER
0.00
SYNTAX DIMENSI CONSCIENTIOUSNESS UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 4 8 9 19/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK CONSCIENTIOUSNESS FR TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 2 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS PATH DIAGRAM DIMENSI CONSCIENTIOUSNESS
0.00
ITEM4 18.97
9.49
ITEM8
-0.24 1.76
9.49
ITEM9
9.49
ITEM19
0.05
Chi-Square=3.48, df=2, P-value=0.17560, RMSEA=0.064
CONSCIEN
0.00
SYNTAX DIMENSI NEUROTICISM UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 5 15 16 20/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK NEUROTICISM FR TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 1 TD 3 2 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI PATH DIAGRAM DIMENSI NEUROTICISM
0.00
ITEM5 18.97
9.50
ITEM15
-0.95 3.24
9.49
ITEM16
-0.76
ITEM20
2.71
Chi-Square=0.13, df=1, P-value=0.71835, RMSEA=0.000
NEUROTIC
0.00
SYNTAX DIMENSI OPENNESS UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 7 10 14 17/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK OPENNESS FR TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 3 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS PATH DIAGRAM DIMENSI OPENNESS
0.00
ITEM7 18.97
9.49
ITEM10
5.08 2.35
2.88
ITEM14
9.49
ITEM17
-0.38
Chi-Square=0.98, df=2, P-value=0.61167, RMSEA=0.000
OPENNESS
0.00
KONFORMITAS TEMAN SEBAYA SYNTAX DIMENSI COMPLIANCE UJI VALIDITAS KONSTRUK KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DA NI=23 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 PM SY FI = konform.cor SE 1 2 3 4 5 7 8 9 10 18 19 20 22/ MO NX =13 NK = 1 TD = SY, FI LK COMPLIANCE FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 FR TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 FR TD 12 10 TD 8 7 TD 8 4 TD 10 7 TD 6 3 TD 8 1 TD 8 5 TD 4 1 FR TD 12 11 TD 11 10 TD 11 7 TD 9 4 TD 10 4 TD 11 1 TD 12 6 TD 9 8 FR TD 13 3 TD 7 2 TD 10 6 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI COMPLIACE
8.42
ITEM1
8.59
ITEM2
7.51
ITEM3
9.57
ITEM4
8.80
ITEM5
8.50
ITEM7
9.60
ITEM8
9.56
ITEM9
9.48
ITEM10
9.66
ITEM18
9.56
ITEM19
9.46
ITEM20
6.35
ITEM22
8.09 8.12 7.22 0.48 7.02 6.72 1.21 3.50 1.03 -1.14 -0.88 2.11 10.12
Chi-Square=62.71, df=46, P-value=0.05106, RMSEA=0.045
COMPLIAN
0.00
SYNTAX DIMENSI CONVERSION UJI VALIDITAS KONSTRUK KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DA NI=23 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 PM SY FI = konfor.cor SE 6 11 12 13 14 15 16 17 21 23/ MO NX =10 NK = 1 TD = SY, FI LK CONVERSION FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 FR TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR LX 10 1 FR TD 4 3 TD 9 4 TD 3 1 TD 8 5 TD 7 2 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI CONVERSION
9.42
ITEM6
8.10
ITEM11
7.83
ITEM12
1.77 6.86
7.85
ITEM13
7.36 7.48
8.17
ITEM14
6.91 9.95
5.10
ITEM15
5.62 2.92
8.58
ITEM16
-0.40 1.17
9.27
ITEM17
9.48
ITEM21
9.46
ITEM23
Chi-Square=41.15, df=30, P-value=0.08448, RMSEA=0.045
CONVERSI
0.00