PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP TINGKAT KESADARAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA PELAJAR DI DESA MARGOSARI KULON PROGO
Diajukan kepada STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah PENDIDIKAN PANCASILA
Disusun oleh : NAMA
: NASHIRUDDIN AHMAD FAWZY
NIM / JURUSAN : 11.11.5133 / S1 TI KELOMPOK
:D
DOSEN
: DRS. TAHAJUDIN SUDIBYO
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ABSTRAK PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP TINGKAT KESADARAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA PELAJAR DI DESA MARGOSARI KULON PROGO Disusun Oleh : NAMA
: NASHIRUDDIN AHMAD FAWZY
NIM / JURUSAN
: 11.11.5133 / S1 TI
Penelitian ini menggambarkan bahwa tingkat ekonomi masyarakat desa Margosari khususnya pelajar, memiliki tingkat kesadaran nilai-nilai pancasila yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui tingkat kesadaran nilai-nilai pancasila pada masyarakat desa Margosari khususnya pelajar terhadap tingkat ekonomi mereka. 2) Mengetahui berapa besar pengaruh ekonomi pada masyarakat desa Margosari khususnya pelajar terhadap kesadaran nilai-nilai pancasila. Penelitian ini berlandaskan teori Historis yaitu tentang sejarah Pancasila di Indonesia, kemudian berlandaskan teori Sosiologis yaitu tentang Pancasila dimata masyarakat yang beragam di Indonesia, dan yang terkahir adalah berlandaskan teori yuridis yaitu tentang Pasal 32 UUD 1945, jadi sebaiknya semua warga negara mampu memahami apa yang termuat dalam pasal 18 dan nilai kultural dari Pasal 32 UUD 1945. Dalam penelitian ini dibahas tentang pengertian dari beberapa nilai-nilai Pancasila, disertai juga beberapa pengambilan sample data dari beberapa responden untuk menyempurnakan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat ekonomi sangat berpengaruh terhadap kesadaran nilai-nilai Pancasila di masyarkat desa Margosari khusunya para pelajar. Diharapkan dengan hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran dan membantu dalam mengentaskan kemerosotan nilai-nilai Pancasila.
1
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi masyarakat indonesia saat ini bisa dibilang masih dalam
tahap “bangkit kembali” semenjak era reformasi, oleh karena itu tingkat ekonomi dalam masyarakat menjadi faktor penting dalam segala aspek sosial di masyarakat. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan tekhnologi yang begitu pesat, ditambah perkembangan dan perubahan peradaban manusia yang terus berlangsung danmenuntut masyarakat memasuki era globalisai. Tuntutan ekonomi diberbagai sektor kehidupan kian mendalam,sementara tingkat ekonomi masyarakat indonesia masih berada di level medium untuk saat ini. Pancasila dapat dikatakan juga sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Secara singkat dapat diuraikan bahwa kedudukan pancasila adalah sebagai dasar Negara RI. Untuk mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan Negara, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan sebagai ligatur bangsa Indonesia. Oleh karena itu laju ekonomi masyarakat dan tingkat ekonomi masyarakat indonesia saat ini bisa dikatakan berpengaruh terhadap kesadaran nilai-nilai pancasila. Sebelum Pancasila disahkan sebagai dasar filsafat, nilai-nilai Pancasila sudah ada pada diri bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pandangan hidup, misalnya nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, keagamaan serta sebagai kausa materialis Pancasila. Jadi Bangsa Indonesia dan Pancasila tidak dapat dipisahkan sehingga Pancasila disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia.Pandangan hidup dan filsafat hidup merupakan penggambaran nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia yang menimbulkan tekad untuk mewujudkannya dalam sikap, tingkah laku dan perbuatannya. Dari Pandangan hidup dapat diketahui cita-cita dan gagasan-gagasan yang akan diwujudkan bangsa Indonesia.Di dalam Pancasila terdapat tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan kerokhanian bangsa
2
yang menjadi ciri masyarakat, sehingga Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran nilai-nilai pancasila warga masyarakat di desa Margosari khususnya pelajar, dan sekaligus diharapkan bisa menjadi acuan atau gambaran bagi para pengajar pendidikan Pancasila untuk menyesuaikan dan memberikan pengajaran demi memperbaiki kondisi sosial masyarakat khususnya para pelajar di desa Margosari. Ditambah dengan kondisi ekonomi yang berbeda-beda di masyarakat desa Margosari sehingga diketahui berapa besar pengaruhnya terhadap kesadaran nilainilai pancasila.
B.
Rumusan Masalah Pada saat ini kita berada pada era yang serba modern ini yang ditandai
dengan sikap sosial yang terkesan mengikuti arus globalisasi. Dampak langsung antara lain semakin pudarnya nilai-nilai pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara berfungsi
sebagai
pengontrol
sosial
agar
tidak
terjadi
penyimpangan-
penyimpangan. Berdasarkan pemaparan di atas penelitian ini mengemukakan pokok masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh tingkat ekonomi terhadap tingkat kesadaran nilai-nilaiPancasila pada pelajar di Desa MargosariKulon Progo?
3
BAB II LANDASAN TEORI A.
Pendekatan Historis Pada saat berdirinya negara Republik Indonesia, kita sepakat mendasarkan
diri pada ideologi Pancasila dan UUD 1945 dalam mengatur dan menjalankan kehidupan negara namun sejak Nopember 1945 sampai sebelum Dekrit Presiden 5 Juli
1959
pemerintahIndonesia
mengubah
haluan
politiknya
dengan
mempraktikan sistem demokrasi liberal. Pemerintah Indonesia menjadipro Liberalisme. Deviasi ini dikoreksi dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.Dengankeluarnya Dekrit Presiden ini berartilah haluan politk negara dirubah. Namun rezim Orde Barupun akhirnya dianggap menyimpang dari garis politik Pancasila dan UUD 1945, ia dianggap cenderung ke praktik Liberalismekapitalistik dalammenggelola negara. Pada tahun 1998 muncullah gerakan reformasi yang dahsyat dan berhasilmengakhiri 32 tahun kekuasaan Orde Baru. Setelah tumbangnya rezim Orde Baru telah muncul 4 rezim Pemerintahan Reformasi sampai saat ini. Pemerintahan-pemerintahan rezim Reformasi ini semestinya mampu memberikan koreksi terhadap penyimpangan nilai-nilai dalam mengamalkanPancasila dalam praktik bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan oleh Orde Baru, kita tahu dampak kemiskinan yang dirtimbulkan olehnya sangatlah berpengaruh dalam pengamalan dan penerapan nilai-nilai pancasila dalam masyarakat.
B.
Pendekatan Sosiologis Pancasila jangan hanya menjadi dogma saja, namun harus diresapi dan
menjadi gaya hidup bangsa Indonesia (Marzuki Alie, Harian Tribun News 2011: 1/10). Konsep bangsa memiliki dua pengertian, yaitu bangsa dalam pengertian sosiologis dan bangsa dalam pengertian politis. Nah dalam pengertian sosiologis adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing
4
anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Jadi, mereka menjadi satu bangsa karena disatukan oleh kesamaan ras,
budaya,
keyakinan,
bahasa,
dan
sebagainya.
Persekutuan
hidup
masyarakatsemacam ini dalam suatu negara dapat merupakan persekutuan hidup yang mayoritas dan dapat pula persekutuan hidup minoritas, apalagi dengan keragaman tingkat ekonomi masyarakat.
C.
Pendekatan Yuridis Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai dasar yang ada sepanjang sejarah
perjuangan bangsa dan nilai-nilai itu diangkat dari khazanah kebudayaan kita sendiri, baik di daerah-daerah maupun dari peluang yang termuat dalam Pasal 32 UUD 1945. Jadi, sebaiknya semua warga negara mampu memmahami apayang termuat dalam pasal 18 dan nilai kultural dari Pasal 32 UUD 1945. Nilai-nilai yang ada itu perlu dipahami dan simalalkan oleh semua warga negara, mengerti dan menyadari bahwa Pancasila sebagai sumber nilai, baik nilai dasar yang bersifat abadi dalam pembukaan UUD 1945, instrumentalnya, maupun nilai praksisnya dalam kehidupan sehari-hari yang nyata dilaksanakan oleh masyarakat luas. Nilai-nilai dari sila-sila Pancasila mengamanatkan kepada warga negara Indonesai untuk selalu mengingat semangat religi, serta keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalamwujud yang selalu tumbuh danberkembang semakin baik. Sudah tentu dalam halyang khusus lebih mengemukakan peranannya dari sila-sila yang lain. Banyaknya pendapat tentang metode pengoperasionalan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan berbangasa dan bernegara merupakan hal yang wajar.
5
BAB III PEMBAHASAN A.
Nilai-Nilai Pancasila Sifat-sifat menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut : 1. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu. 2. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, citacita,dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan. 3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
B.
Pengumpulan Data Dari beberapa responden yang telah dikumpulkan, didapat informasi sebagai
berikut : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Wahyu S Luthfia Tazki F Cahyo Saputro Merwan Ardi Tawur Wicaksono Dwi Rismawati
Status Pelajar 3 SMA 3 SMA 3 SMA 2 SMA 1 SMA 3 SMA
6
Pekerjaan Orang tua PNS PNS Buruh Pedagang Angkringan Serabutan PNS
Dari beberapa responden tersebut dilakukan beberapa pengamatan dan pemberian beberapa pertanyaan, adapun hasil pertanyaan berupa angket adalah sebagai berikut :
1. Wahyu S No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pertanyaan Beragama itu penting tidak? Alasan? Berkemanusiaan itu seperti apa? Perlukah rasa Nasionalisme? Alasan? Apakah setiap permasalahan harus dimusyawarahkan? Keadilan menurut anda?
Jawaban Penting, karena hidup ini harus ada yang mengatur. Bertoleransi dan saling mengasihi. Perlu, Nasionalisme adalah kebersamaan persatuan demi suatu tujuan. Tergantung, tetapi akan lebih baik jika dipermusyawarahkan. Keadilan adalah bersikap yang semestinya kepada semua.
2. Luthfia Tazki F No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pertanyaan Beragama itu penting tidak? Alasan? Berkemanusiaan itu seperti apa? Perlukah rasa Nasionalisme? Alasan? Apakah setiap permasalahan harus dimusyawarahkan? Keadilan menurut anda?
Jawaban Penting, sebagai wujud tunduk kepada Tuhan YME. Tidak saling bermusuhan, lebih ke arah cinta kasih sayang. Perlu, negara ini nggak akan merdeka jika tidak ada rasa Nasionalisme. Harus, karena dengan musyawarah apapun bisa diselesaikan dengan baik. Keadilan adalah rasa puas terhadap apa yang sudah kita terima.
7
3. Cahyo Saputro No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pertanyaan Beragama itu penting tidak? Alasan? Berkemanusiaan itu seperti apa? Perlukah rasa Nasionalisme? Alasan? Apakah setiap permasalahan harus dimusyawarahkan? Keadilan menurut anda?
Jawaban Perlu, karena agama adalah sutau kewajiban. Bertindak semestinya kepada semua orang. Perlu, karena untuk mempertahankan negara ini. Tidak harus, karena kadang saya harus memutuskan sesuatunya sendiri. Keadilan adalah perlakukan yang sama rata untuk semua.
4. Merwan Ardi No. 1. 2.
Pertanyaan Beragama itu penting tidak? Alasan? Berkemanusiaan itu seperti apa?
Jawaban Nggak tahu, karna orang tua saya saja tidak sholat. Tidak saling menghina.
3.
Perlukah rasa Nasionalisme? Alasan?
Tidak begitu perlu, karena setiap mengikuti acara17an agustus saya tidak dapat apa-apa.
4.
Apakah setiap permasalahan harus dimusyawarahkan?
Sepertinya iya.
5.
Keadilan menurut anda?
Adil itu semua merasa nyaman hidup di negara ini.
8
5. Tawur Wicaksono No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pertanyaan Beragama itu penting tidak? Alasan? Berkemanusiaan itu seperti apa? Perlukah rasa Nasionalisme? Alasan? Apakah setiap permasalahan harus dimusyawarahkan? Keadilan menurut anda?
Jawaban Tidak, saya dan keluarga saya tidak sholat tidak apa-apa. Saling menjaga kerukunan. Tidak tahu nasionalisme. Harus, setiap rapat RT selalu musyawarah. Keadilan itu setiap orang kaya juga harus merasakan seperti saya.
6. Dwi Rismawati No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pertanyaan Beragama itu penting tidak? Alasan? Berkemanusiaan itu seperti apa? Perlukah rasa Nasionalisme? Alasan? Apakah setiap permasalahan harus dimusyawarahkan? Keadilan menurut anda?
Jawaban Penting, sebagai dasar kita hidup di dunia. Berlaku saling mengasihi. Sangat Perlu, demi menjada persatuan dan kesatuan. Perlu, karena dengan musyawarah didapat keputusan paling bijak. Keadilan adalah semunya mendapat perlakuan yang semestinya.
9
C.
Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran nilai-nilai
Pancasila pada pelajar berdasar tingkat ekonominya dilakukan dengan cara menganalisa hasil tes dari responden dengan tabel sebagai berikut : TINGKAT KESADARAN NILAI-NILAI PANCASILA Perkerjaan Orang Nama Klasifikasi tua Wahyu S PNS Baik Luthfia Tazki F
PNS
Baik
Cahyo Saputro
Buruh
Sedang
Merwan Ardi
Pedagang Angkringan
Kurang
Serabutan
Kurang Sekali
PNS
Baik
Tawur Wicaksono Dwi Rismawati
10
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian Tidak bisa dipungkiri kondisi negara Indonesia memiliki begitu banyak keragaman, terutama keragaman tingkat ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap setiap liku sosial. Dari data dan analistis data yang telah dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa tingkat ekonomi masyarakat sangat berpengaruh terhadap kesadaran nilai-nilai Pancasila terutama di kalangan pelajar, ini dapat juga dikarenakan tingkat SDM orang tua mereka yang dibawah rata-rata sehingga pendidikan yang dari orang tuamereka berbeda-beda, dan kebanyakan dari mereka yang tingkat ekonomi keluarganya rendah hanya mengandalkan pendidikan di sekolah formal saja, yang kurang begitu efektif dalam kenyataannya.
B. Saran Dari hasil kesimpulan penelitian di atas, sangat disayangkan merosotnya nilai-nilai luhur pancasila di Indonesia sangat begitu nyata, hasil penelitian ini juga diharapkan bisa membatu beberapa pihak dalam mengentaskan kemerosotan nilai-nilai pancasila, terutama para pengajar, dan juga beberapa tokoh masyarakat di desa Margosari. Dengan adanya ini juga setidaknya kita dapat membuka mata betapa rapuhnya negeri ini jika berhadapan dengan masalah ekonomi, semoga semuanya bisa menjadikan pelajaran bagi kita semua.
11
DAFTAR PUSTAKA Suwarno, P.J. 1993. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Pranarka A.M.W. 1985. Sejarah Pemikiran tentang Pancasila. Jakarta: CSIS.
Suprapto dkk, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII SMA 3. Jakarta: Erlangga
Tribun News (Jakarta), 01 Oktober 2011
12