Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Kadar Asam Urat Pada Penderita Asam Urat Di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Hidayaturrofiah1, Yunani2, Witri Hastuti3 123
STIKes Karya Husada Semarang
Email :
[email protected]
ABSTRACT Background : The disease gout is a very painful type of arthritis caused by a buildup of crystals in the joints, caused by high levels of uric acid in the body. WHO data in the world of gout, there were 1,000 men aged 35-45 years of whom 15 suffered from gout. In Indonesia in 2012 as much as 24.3% in men and 11.7% in women. Treatment of gout is usually done with the consumption of drugs, diet foods and traditional means such as herbs or bruise. In September 2013 interview on 10 people aged over 40 years suffer from gout 4 people complaining. Treatment is carried out by the health center for treatment. In general, the method of cupping is not well known in our society. Objective : determine the effect of cupping therapy on levels of uric acid in the first sub-district health centers Rivet Rivet Jepara regency. Method : a descriptive analytic study design. Pre-experimental research design with one group pre test and post test design. Sample of men who suffer from gout in the first sub-district health centers Keling Keling Jepara district in March 2014 by 30 respondents. Statistical tests using the t test Test. Result : The results of uric acid levels prior to the cupping therapy in sub-district health centers Rivet Rivet I Jepara district average of 9.42, uric acid levels after cupping therapy in sub-district health centers Rivet Rivet I Jepara district average of 9.11, There is an effect cupping therapy on levels of uric acid in the first sub-district health centers Keling Keling Jepara regency (p value 0.000). Advised : Respondents are expected to maintain a healthy and uric acid levels checked regularly and perform preventive therapy increase in uric acid levels with regular, respondents chose cupping therapy is recommended as an alternative treatment other than medical drugs. . Keywords : cupping therapy, uric acid levels ABSTRAK Latar belakang : Penyakit gout adalah jenis artritis yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan kristal pada persendian, akibat tingginya kadar asam urat di dalam tubuh. Data WHO di dunia penyakit gout tercatat sebanyak 1000 pria berusia 35-45 tahun 15 orang diantaranya menderita gout. Di Indonesia tahun 2012 sebanyak 24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada perempuan. Pengobatan asam urat biasanya dilakukan dengan komsumsi obat-obatan, diet makanan dan cara tradisional seperti herbal atau bekam. Pada bulan September 2013 wawancara
pada 10 warga yang berumur diatas 40 tahun 4 orang mengeluh menderita gout. Pengobatan yang dilakukan dengan berobat ke Puskesmas. Secara umum, metode bekam ini belum cukup dikenal di masyarakat kita. Tujuan penelitian : mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap kadar asam urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Metode penelitian : Desain penelitian deskriptif analitik. Rancangan penelitian pre-eksperimen dengan one group pre test and post test design. Sampel laki-laki yang menderita asam urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara pada bulan Maret 2014 sebanyak 30 responden. Uji statistic menggunakan uji t Test. Hasil : Hasil penelitian kadar asam urat sebelum dilakukan terapi bekam di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara rata-rata 9,42, kadar asam urat sesudah dilakukan terapi bekam di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara rata-rata 9,11, Ada pengaruh terapi bekam terhadap kadar asam urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara (p value 0,000). Saran : Responden diharapkan menjaga kesehatan dan memeriksakan kadar asam urat secara teratur dan melakukan terapi pencegahan naiknya kadar asam urat dengan rutin, responden disarankan memilih terapi bekam sebagai alternative pengobatan selain obat medis. Kata Kunci : Terapi bekam, Kadar asam uratDaftar pustaka 21 (1998-2
PENDAHULUAN Penyakit gout adalah jenis artritis yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan kristal pada persendian, akibat tingginya kadar asam urat di dalam tubuh. Sendi-sendi yang diserang terutama adalah jari-jari kaki, lutut, tumit, pergelangan tangan, jari tangan dan siku. Selain nyeri, penyakit asam urat juga dapat membuat persendian membengkak, meradang, panas dan kaku sehingga penderita tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan penderita tidak dapat berobat dikarenakan ekonomi yang kurang. (Yolianingsih, 2010). Data WHO di dunia penyakit gout tercatat sebanyak 1000 pria berusia 35-45 tahun 15 orang diantaranya menderita gout. Para ahli mengatakan 1 diantara 100 orang beresiko mengidap penyakit gout tersebut. Kejadian gout di Indonesia terus meningkat dan bertambah banyak. Pada tahun 2012 adalah sebesar 24,3% pada laki-laki dan 11,7%
pada perempuan menderita gout. Sedangkan di Jawa Tengah pada tahun 2012 diantara 4683 orang berusia 15-45 tahun yang diteliti 0,8% menderita gout. Sedangkan di Jepara jumlah penderita pastinya belum diketahui (http://www.denutrition.com, 2013). Sebanyak 90% penyakit gout disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal membuang asam urat secara tuntas dari tubuh melalui air seni (Firly, 2007). Pengobatan asam urat biasanya dilakukan dengan komsumsi obat-obatan, diet makanan dan cara tradisional seperti herbal atau bekam. Bekam dalam bahasa melayu disebut bekam, dalam bahasa Jawa disebut cantuk atau kop. Di Sumbawa dan sekitarnya disebut tangkik atau batangkik, dalam bahasa Arab disebut hijamah, dalam bahasa Inggris disebut blood cupping atau blood letting atau cupping therapy atau blood cupping therapy atau cupping therapeutic, dalam bahasa Mandarin disebut pa hou kuan. Di Indonesia dikenal dengan sebutan bekam. Bekam
merupakan sebuah metode yang sudah cukup lama digunakan di daerah Cina atau sekelompok Orang Arab dalam mengatasi berbagai keluhan kesehatan, seperti nyeri, pusing, bahkan dipercaya dapat mengatasi AIDS, hepatitis dan gangguan fungsi kardiovaskuler termasuk penyakit gout (Subiyanto, 2008). Metode ini merupakan pilihan bagi individu yang menyukai terapi yang mendatangkan kesembuhan dengan biaya yang mudah dijangkau. Terlebih lagi dengan biaya pengobatan rumah sakit yang kian hari semakin mahal (Fatahillah, 2007). Bekam hanya mengambil darah perifer untuk berbagai jenis pengobatan penyakit. Perbedaan dari setiap jenis penyakit hanya pada titik-titik yang menjadi incaran pengambilan darah. Kebanyakan darah yang diambil yakni di daerah tengkuk, kaki, dan punggung (Nashr, 2005). Studi pendahuluan di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara pada bulan September 2013 peneliti mengadakan wawancara pada 10 warga yang berumur diatas 40 tahun tentang penyakit yang diderita dan cara pengobatannya. Ditemukan fenomena 4 orang mengeluh menderita gout setelah memeriksakan kadar asam urat di Puskesmas, 2 hipertensi, 1 kolestrol dan 3 tidak menderita penyakit apapun. Pengobatan yang dilakukan dengan berobat ke Puskesmas. Secara umum, metode bekam ini belum cukup dikenal di masyarakat kita (Nilawati, 2008). Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Bekam terhadap Kadar Asam Urat pada Penderita Asam Urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara” maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Apakah ada pengaruh terapi bekam terhadap kadar asam urat pada Penderita Asam Urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara?”
TINJAUAN PUSTAKA Asam Urat a. Definisi asam urat Asam urat merupakan sebutan orang awam untuk rematik pirai (gout artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis
rematik artikuler terbanyak yang menyerang penduduk Indonesia. Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam persendian (Wijayakusuma, 2006). b. Patofisiologi Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Peningkatan atau penurunan kadar asam urat serum yang mendadak mengakibatkan serangan gout. Apabila kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, maka selanjutnya respon inflamasi akan terjadi dan serangan gout pun dimulai. Apabila serangan terjadi berulang-ulang, mengakibatkan penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan, dan telinga (Smeltzer & Bare, 2001). Pada kristal monosodium urat yang ditemukan tersebut dengan imunoglobulin yang berupa IgG. Selanjutnya imunoglobulin yang berupa IgG akan meningkat fagositosis kristal dengan demikian akan memperlihatkan aktivitas imunologik (Smeltzer & Bare, 2001). c. Manifestasi klinis Pada manifestasi sindrom gout mencakup atritis gout yang akut (serangan rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang menumpuk dalam jaringan artikuler, jaringan oseus, jaringan lunak serta kartilago), nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukkan batu asam urat dalam traktus urinarius. Ada empat stadium penyakit gout yang dikenal : hiperurisemia asimtomatik, arthritis gout yang kronis, gout interkritikal dan gout tofeseus yang kronik (Enggram, 1998). d. Jenis asam urat Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu : 1) Gout primer Pada gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. 2) Gout sekunder Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat juga akan meningkat apabila adanya penyakit darah ( penyakit sumsum tulang, polisetemia), mengonsumsi alkohol, dan penyebab lainnya adalah faktor obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigiserin yang tinggi.
e. Penyebab asam urat Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu : Faktor dari luar Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. Faktor dari dalam Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolis- me yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat – obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat. f. Tahap Perkembangan Penyakit Asam Urat Menurut (Wijayakusuma, 2006) ada 4 tahap penyakit gout yaitu : 1) Asimptomatik Pada tahap ini, meskipun kadar asam urat dalam darah meningkat, tetapi tidak menimbulkan gejala. 2) Akut Serangan pertama mendadak dan memuncak, menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada sendi yang terkena. Biasanya, disertai tanda peradangan, seperti pembengkakan sendi, panas, dan tampak kemerahan. 3) Interkritikal
Merupakan masa bebas dari gejala sakit diantara dua serangan gout akut. Banyak penderita yang mengalami serangan kedua dalam 6 bulan sampai 2 tahun. Serangan yang tertunda tersebut dapat terjadi karena tidak diobati secara terus – menerus. 4) Kronis Jika gout tidak dirawat secara baik, akhirnya akan menjadi kronis. Pada kondisi ini, rasa nyeri disendi berlangsung secara terus – menerus serta terdapat timbunan kristal asam urat yang banyak didalam jaringan lunak, tulang rawan, selaput diantara tulang dan rendo, timbunan asam urat tersebut membentuk tofus. adapun radang kronik dan endapan asam urat, membuat persendian susah digerakan. g. Tanda dan gejala Gejala lain adalah suhu badan menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar. Serangan pertama gout pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti tumit, lutut dan siku. Dalam kasus encok kronis, dapat timbul tofus (tophus), yaitu endapan seperti kapur pada kulit yang membentuk tonjolan yang menandai pengendapan kristal asam urat (Wijayakusuma, 2006). h. kadar normal asam urat Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,5–6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia (Suherman, 2010). i.
Pencegahan Asam Urat Untuk pencegahan asam urat, dokter biasanya menyarankan diit rendah purin dan memberikan obat – obatan seperti obat anti – inflamasi dan allopurinol. Diit yang efektif sangat penting untuk menghindari komplikasi dan mengurangi biaya pengobatan, pengaturan
diit sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl ( Ahmad, 2011). Pengukuran Kadar Asam Urat Alat Point Of Care Test Alat yang digunakan pada Point Of care Test. Satu set alat POCT terdiri dari : 1. Blood Uric Acid Meter, merupakan alat pengukur asam urat yang mempunyai layar untuk menampilkan hasil pemeriksaan. 2. Blood Uric Acid Test Strip, merupakan strip untuk setiap kali pemeriksaan,terdapat zona untuk meletakkan spesimen, yang dipasangkan pada alat pengukur / blood uric acid meter. 3. Lancing Device and lancet, alat / jarum untuk mengambil spesimen.
f) Radang urat saraf dan radang sumsum tulang belakang g) Pembekakan liver
j.
4. Terapi Bekam a. Pengertian Pengobatan alternatif dengan metode bekam, bukanlah hal baru di kalangan masyarakat Indonesia. Pengobatan itu bahkan telah dipraktikkan ribuan tahun lalu dari Timur Tengah hingga ke daratan Cina. Bekam mempunyai beberapa sebutan, seperti: canduk, canthuk, kop, atau mambakan. Di eropa disebut cupping dan fire bottle. Dalam bahasa mandarin disebut Pa Hou Kuan. Dalam bahasa arab disebut hijamah, dari kata al-hijmu yang berarti pekerjaan, yaitu membekam. Al-Hajjam berarti ahli bekam. Maka secara bahasa, bekam berarti menghisap. Menurut istilah, bekam berarti peristiwa penghisapan kulit, penyayatan dan mengelurkan darahnya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam gelas (Umar, 2008) b. Manfaat terapi bekam 1) Manfaat dari bekam kering a) Mengatasi masalah masuk angin b) Menghilangkan rasa sakit pada paru-paru yang kronis c) Menahan derasnya darah haid dan hidung mimisan d) Meringankan rasa sakit dan mengurangi penumpukan darah e) Melenturkan otot-otot yang tegang
2)
Manfaat bekam basah a) Membersihkan darah dari racun-racun sisa makanan dan dapat meningkatkan aktifitas saraf tulang belakang (vertebra). b) Mengatasi tekanan darah yang tidak normal dan pengapuran pada pembuluh darah (arteriosklerosis). c) Menajamkan penglihatan dan membantu dalam pengobatan mata. d) Mengatasi gangguan kulit e) Mengobati masuk angin, darah tinggi, kolesterol, stroke, jantung dan asam urat. f) Mengobati sakit pinggang, liver, sakit kepala, sakit mata, impotensi, sinusitis, wasir dan maag. c. Manfaat terapi bekam.
Saat ini bekam bisa dengan bekam basah, bekam kering, bekam seluncur dan bekam tarik (Fatahillah, 2006). Macam-macam bekam: 1) Bekam kering (Dry Cupping) merupakan bekam yang tidak di ikuti dengan pengeluaran darah. Ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan nyeri pada urat-urat punggung, paha, perut dan lainlain. Bekam kering ini cocok untuk orang yang tidak tahan suntikan jarum, sayatan pisau dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitamhitaman selama 3 hari. (Umar, 2008). 2) Bekam basah dilakukan bekam kering dulu, kemudian permukaan kulit disayat dengan pisau bedah, lalu disekitarnya dihisap dengan alat cupping set, hand pump, atau tabungan lain untuk mengeluarkan darah dari dalam tubuh (Umar, 2008). 3) Bekam meluncur merupakan pengganti kerokan yang dapat membahayakan kulit Karena dapat merusak pori-pori. Bekam meluncur dapat bermanfaat untuk membuang angin pada tubuh, melemaskan otot-otot dan melancarkan peredaran darah (Fatahillah, 2006).
4) Bekam tarik, metode ini untuk menghilangkan rasa nyeri atau penat dibagian dahi, kening dan bagian yang pegal-pegal (Fatahillah, 2006). d. Peralatan bekam Alat bekam pada dasarnya terdiri dari tiga macam alat yakni: 1) Alat untuk menghisap kulit, jaringan kulit, dan darah. Alat ini bisa terbuat dari gelas, kaca, kayu, besi, tembaga, kaleng, gelas minum, tanduk binatang, tabung bambo, dan lain sebagainya (Umar, 2008). 2) Alat untuk mengeluarkan darah Alat yang dipakai menyayat adalah skapel, jarum, pisau bedah, atau lancet. Semuanya harus steril agar tidak menularkan penyakit (Umar, 2008). 3) Peralatan dan obat penunjang Alat penunjang untuk membantu pengobatan bekam adalah: duk kain yang berlubang ditengahnya, sarung tangan, mangkok/cawan, tempat sampah, meja dan kursi. Sedangkan bahan-bahan dan obat-obatan yang dipakai berupa kasa, kapas, betadin, detol, sabun, zalf, alkohol, spiritus, minyak zaitun, dan lain-lain (Umar, 2008). e. Cara bekam yang efektif Membekam tidak hanya sekedar meletakkan gelas penghisap pada permukaan kulit, lalu menarik pelatuk sehingga kulit terhisap. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah yang sistematis sehingga bekam bisa memberikan kesembuhan yang lebih baik (Umar, 2008)
f.
Prinsip memilih titik bekam Pada prinsipnya bekam harus memenuhi kriteria dibawah ini: 1) Memilih sedikit mungkin daerah yang dibekam, sehingga rasa nyeri yang ditimbulkan oleh bekas luka bekam tidak terlalu banyak. 2) Menghindari daerah-daerah kosmetika, seperti wajah karena bisa meninggalkan bekas luka. 3) Sedikit mungkin memakai gelas, sehingga lebih efisien. Memakai gelas yang banyak belum tentu lebih baik
disbanding gelas sedikit. Satu gelas asalkan efektif dan tepat pada titik dan sesuai patofisiologi penyakitnya, lebih baik dari sepuluh gelas (sepuluh titik) yang penempatannya tidak memakai teori patofisiologi penyakit. 4) Sedikit titik, namun bisa mengobati banyak penyakit. Beberapa penyakit menimbulkan keluhan lebih dari satu, sehingga ada yang membekam di semua keluhan (Umar, 2008 g. Tinjauan fisiologi titik bekam Penentuan titik bekam merupakan hal yang pokok dalam terapi bekam. Terapi bekam menggunakan mekanisme jaringan dan prinsip perwakilan. Jadi tidak semua bagian tubuh dilukai untuk mengeluarkan darah. Terdapat 3 bagian utama (Majid, 2009) 1) Titik 1, berada pada pertemuan leher dengan dua bahu. Titik ini mewakili organ-organ bagian atas. Dapat memperbaiki sirkulasi darah menuju otak sehingga sangat efektif bagi orang yang mengalami pusing, migrant, dan sulit tidur (insomnia). 2) Titik 2 dan 3 berada pada posisi searah paru-paru, jantung, dan hati. Dapat mengeluarkan gas toksik yang berada di paru, mengeluarkan pathogen yang terdapat di hati dan juga membantu kelancaran peredaran darah menuju jantung. Gas toksik mudah sekali masuk kedalam tubuh melalui berbagai mekanisme dan akan terakumulasi di paru. Jika berlangsung dalam waktu yang lama, tubuh akan mengalami kerusakan akibat kontaminasi di atas kadar ambang batas. 3) Titik 4 dan 5, mewakili organ-organ dalam tubuh berfungsi untuk produksi darah, yaitu hati dan sumsum tulang belakang dan sangat efektif untuk meningkatkan daya imun (daya tahan tubuh). 4) Titik 6 dan 7, titik-titik yang mewakili wilayah tubuh bagian tengah hingga bawah, yaitu saluran pencernaan dan ginjal. Lama atau durasi cupping yang dianjurkan adalah 4 menit pada setiap titik.
i. Tehnik bekam Terapi bekam menggunakan tiga prinsip utama, yaitu penghisapan kulit, penyayatan, dan pengeluaran darah. Secara umum, bekam mempunyai beberapa teknik yang meliputi: 1) Teknik menghisap udara dan menarik kuloit dengan meliputi: Teknik pelemparan api kedalam tabung 2) Teknik menghisap udara dan menarik kulit tidak dengan api, tetapi dengan penghisap udara yaitu menggunakan tabung/pompa penghisap 3) Teknik lanjutan (teknik manipulasi) setelah dilakukan penghisapan kulit, baik dengan apai maupun tidak dengan api 4) Teknik pengeluaran darah (Caranya dengan menusuk kulit) 5) Teknik bekam tanpa mengeluarkan darah, disebut hijamah jaaffah (bekam kering).
B.
Pengaruh terapi kadar asam urat
bekam
terhadap
Menurut Amani (2004) mekanisme kerja terapi bekam terjadi di bawah kulit dan otot yang terdapat banyak titik saraf. Titik-titik ini saling berhubungan antara organ tubuh satu dengan lainnya sehigga bekam dilakukan tidak selalu pada bagian tubuh yang sakit namun pada titik simpul saraf terkait (Sutomo, 2008). Efek bekam terhadap kadar asam urat: 1. Bekam bisa mengeluarkan kristal asam urat dari persendian dan jaringan di sekitarnya, sehingga rasa nyeri berkurang dan tidak terjadi peradangan, warna merah, atau pembengkakan pada persendian. Jika semua gejala ini benar-benar ada, ia akan berkurang secara bertahap. 2. Bekam, melalui zat nitrit oksida (NO) berfungsi mengurangi pembengkakan sendi yang sakit. 3. Bekam mengandung zat prostaglandin dari tempat yang sakit sehingga mengurangi rasa sakit.
4. Bekam memicu sekresi zat endorfin dan enkefalin di dalam tubuh yang berfungsi sebagai pereda nyeri alami. 5. Bekam meredakan rasa nyeri dengan Gate Control Theory. 6. Jika ada masalah lain di dalam tubuh, yang menjadi penyebab terjadinya gout, seperti sakit ginjal, maka terapi bekam membantu meningkatkan kemampuan kerja ginjal dalam mengeluarkan Kristal asam urat di dalam urin. METODOLOGI PENELITIAN jenis penelitian kuantitatif, berjenis deskriptif analitik. Rancangan penelitian preeksperimen dengan one group pre test and post test design adalah rancangan penelitian yang menggunakan satu kelompok subyek dengan cara melakukan pengukuran sebelum dan setelah perlakuan terapi bekam Adapun kriteria responden - responden adalah : Kriteria inklusi : a. Usia responden 40-50 tahun yang menderita asam urat b. Berjenis kelamin laki-laki c. Bersedia menjadi responden Kriteria Eksklusi : a. Responden yang menderita hipertensi b. Responden yang tidak di tempat saat penelitian berlangsung Desain penelitian deskriptif analitik. Rancangan penelitian pre-eksperimen dengan one group pre test and post test design. Sampel laki-laki yang menderita asam urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara pada bulan Maret 2014 sebanyak 30 responden. Uji statistic menggunakan uji t Test. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara pada bulan Juni 2013 pada 28 responden. Hasil penelitian ini meliputi dua bagian yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. 1. Analisis Univariat Tabel 4.1 Rata-rata kadar asam urat sebelum dilakukan terapi bekam di Puskesmas Keling I
Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, tahun 2014 variabel
N
Kadar asam urat
2 8
Mea n
Media n
9,42
9,20
SD 1,36 4
Minmax 7,4012,20
Tabel 4.2 Rata-rata kadar asam urat sesudah dilakukan terapi bekam di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, tahun 2014 variabel N Mea Media SD Minn n max Kadar 2 7,001,34 asam 8 9,12 8,95 12,00 7 urat
2. Analisis Bivariat a. Tabel 4.3. Uji normalitas data kadar asam urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, tahun 2014 Variable Sebelum Sesudah
P value .325 .451
PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Kadar asam urat sebelum dilakukan terapi bekam di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Hasil penelitian menunjukkan kadar asam urat sebelum dilakukan terapi bekam rata-rata 9,42 mg/dl. Kadar asam urat rata-rata yang didapatkan pada responden sebelum dilakukan terapi bekam melebihi nilai normal. Kadar asam urat pada penelitian ini melebihi 7 mg/dl. Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat – obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat.
b. Tabel 4.4 Pengaruh terapi bekam terhadap kadar asam urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, tahun 2014
b. Kadar asam urat sesudah dilakukan terapi bekam di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Hasil penelitian menunjukkan kadar asam urat sesudah dilakukan terapi bekam rata-rata 9,11 mg/dl. Kadar asam urat setelah dilakukan terapi bekam rata-rata mengalami penurunan yang nilai kadar asam uratnya lebih rendah dari kadar asam urat sebelum terapi bekam. Hal tersebut sesuai dengan Yudhowibowo (2011), Mengatakan bahwa pengobatan
Hasil penelitian dati tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari uji t paired T-test didapatkan selisih penurunan kadar asam urat sebelum dan sesudah terapi bekam rata –rata sebesar 0.304 dengan SD 0.160 dengan p-value = 0,000 (<0,05). menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan terapi bekam pada responden.
Kadar N Mean SD P value asam urat Sebelum bekam 28 0,304 0,160 0,000 Sesudah 28 bekam asam urat dapat diatasi dengan obat-obatan atau farmakologis, dan non farmakologis, diantara pengobatan non farmakologis adalah dengan terapi bekam. Bekam bisa mengeluarkan kristal asam urat dari persendian dan jaringan di sekitarnya,
sehingga rasa nyeri berkurang dan terjadi peradangan, warna merah, pembengkakan pada persendian. semua gejala ini benar-benar ada, ia berkurang secara bertahap. 2.
tidak atau Jika akan
Analisa Bivariat
Pengaruh terapi bekam terhadap kadar asam urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi bekam terhadap kadar asam urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara (p=0,000). Hal ini juga ditunjukkan dengan hasil rata-rata kadar asam urat sebelum dan sesudah dilakukan bekam ada nilai selisih 0,304. Adanya selisih ini menunjukkan adanya pengaruh terapi bekam terhadap penurunan kadar asam urat. Terapi bekam dapat menurunkan kadar asam urat karena dengan bekam zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dapat dikeluarkan. Hijamah (bekam) di lakukan pada titik Kaahil (tengkuk), kedua bahu dan daerah punggung setinggi ginjal kanan dan kiri hal ini dimaksudkan untuk membuang toksin dan hasil metabolit lain (asam urat, kolesterol, dll) yang sudah rusak dan menjadi sampah yang merusak bagi tubuh. Selain itu juga bertujuan untuk memperbaiki fungsi ginjal sehingga dapat memetabolisme dan membuang kelebihan asam urat dengan lebih baik. Bekam malalui zat nitrit oksida (NO) berfungsi mengurangi pembengkakan sendi yang sakit dan membuang zat prostaglandin dari tempat yang sakit sehingga akan mengurangi rasa sakit, bekam juga memicu sekresi zat endorfin dan enkefalin di dalam tubuh yang berfungsi sebagai pereda nyeri alami. Bekam meredakan rasa nyeri dengan Gate Control Theory, jika ada masalah lain di dalam tubuh, yang menjadi penyebab terjadinya gout, seperti sakit ginjal, maka terapi bekam membantu meningkatkan kemampuan kerja ginjal dalam mengeluarkan kristal asam urat dalam urine.
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini tidak memperhatikan obat yang dikomsumsi oleh responden sehingga dapat terjadi penurunan kadar asam urat itu disebabkan karena obat yang sering dikonsumsi tersebut. Kesimpulan Kadar asam urat sebelum dilakukan terapi bekam pada responden di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara rata-rata 9,42. Kadar asam urat sesudah dilakukan terapi bekam pada responden di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara rata-rata 9,11. Ada pengaruh terapi bekam terhadap kadar asam urat pada responden di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara (p value 0,000) Saran Responden diharapkan menjaga kesehatan dan memeriksakan kadar asam urat secara teratur dan melakukan terapi pencegahan naiknya kadar asam urat dengan rutin, responden disarankan memilih terapi bekam sebagai alternative pengobatan selain obat medis. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti faktor lain tentang manfaat dari terapi bekam, seperti terapi bekam berpengaruh dalam penurunan tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah. DAFTAR PUSTAKA Achmad. 2008. Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Dian Rakyat Ahmad. 2006. Keampuhan Bekam. Jakarta: Quitum Media Azwar, S. 2009. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Enggram. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
Fatahillah. 2006. Keampuhan Bekam: Pencegahan dan. Penyembuhan Penyakit ala Rasulullah. Jakarta: Qultum Media. Hidayat. 2007. Manfaat Bekam. Tersedia di:http://alhijamah.blogspot.com/2008/08/manfa at-bekam.html Hidayat, A.A. 2009. Metodelogi Penelitian Kebidanan dan Tekhnis. Jakarta: Selemba Medika. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipt