PENGARUH TEPUNG KULIT PISANG ULI (Musa paradisiaca L.) DALAM PAKAN TERHADAP LEMAK ABDOMINAL, ORGAN DALAM, DAN SALURAN PENCERNAAN AYAM ARAB
SKRIPSI MUTIA SARI
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
RINGKASAN
MUTIA SARI. D24080005. 2012. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli (Musa paradisiaca L) dalam Pakan terhadap Lemak Abdominal, Organ Dalam, dan Saluran Pencernaan Ayam Arab. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Dwi Margi Suci, M.S. Pembimbing Anggota : Ir. Widya Hermana, M.Si.
Ayam arab memiliki potensi pasar yang cukup tinggi untuk dikembangkan oleh peternak dalam produksi telur. Peternak mempunyai kendala dalam penyediaan pakan yang harganya mahal. Limbah hasil suatu pengolahan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ayam arab contohnya limbah kulit pisang. Limbah kulit pisang dapat digunakan sebagai pakan karena kulit pisang sangat berpotensi sebagai sumber karbohidrat dan memiliki kandungan beta-karoten. Kandungan serat kasar pada tepung kulit pisang sebesar 11,51% menjadi pembatas penggunaan kulit pisang dalam ransum ayam arab. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan tepung kulit pisang dalam pakan terhadap bobot organ dalam dan saluran pencernaan serta lemak abdominal pada ayam. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan dan pengukuran secara langsung pada ayam arab sebanyak 80 ekor umur 19 minggu. Pakan yang disusun mengandung energi metabolis 2750 kkal/kg, protein kasar 15%, lemak kasar 7%, dan serat kasar 7% terdiri dari R0 (tepung kulit pisang 0% + jagung 50% + pollard 15% + CPO 5% + konsentrat 30%), R1 (tepung kulit pisang 20% + jagung 30% + pollard 11% + CPO 9% + konsentrat 30%), R2 (tepung kulit pisang 30% + jagung 20% + pollard 9% + CPO 11% + konsentrat 30%), R3 (tepung kulit pisang 40% + jagung 10% + pollard 5,3% + CPO 13,2 % + konsentrat 31,5%). Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat taraf perlakuan dan empat ulangan, jika berbeda nyata dilakukan uji kontras polynomial. Pengukuran organ dalam dilakukan pada ayam berumur 26 minggu. Peubah yang diamati adalah bobot hidup, karkas, lemak abdominal, hati, jantung, ventrikulus, bobot dan panjang usus dan sekum ayam arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung kulit pisang sebesar 40% dalam pakan ayam arab yang mengandung serat kasar 7,42% dan lemak kasar 11,07% tidak memberikan pengaruh terhadap bobot karkas, bobot lemak abdominal, bobot organ dalam, dan saluran pencernaan ayam arab. Tepung kulit pisang dalam pakan ayam arab sebanyak 40% dari ransum masih dapat dipergunakan karena tidak mempengaruhi lemak abdominal, organ dalam, dan saluran pencernaan. Kesimpulan hasil penelitian yaitu penggunaan 40% tepung kulit pisang masih dapat digunakan dalam pakan ayam arab. Tepung kulit pisang tidak memberikan pengaruh terhadap bobot karkas, bobot lemak abdominal, bobot organ dalam, dan saluran pencernaan ayam arab.
Kata kata kunci : kulit pisang, ayam arab, organ dalam
ABSTRACT
Effect of the Feeding Uli Banana Peel Meal (Musa Paradisiaca L) on Abdominal Fat, Visceral, and Digestive Tract of Arabian Chicken.
M. Sari, D. M. Suci, and W. Hermana
The objective of this experiment was to evaluate the effect of the feeding uli banana peel meal of visceral, digestive tract, and abdominal fat of Arabian chicken. The diet contain metabolizable energy 2750 kkal/kg, crude protein 15%, fat 7%, and fiber 7%. The experimental design was used the Completely Randomized Design. Eighty pullet of Arabic Chickens (19 weeks old) have been maintained for seven weeks. They were divided into four treatment diets with four replications, consisted of 5 chickens in each replicate. The treatment diets were R0 (50% corn without banana peel meal), R1 (30% corn + 20% banana peel meal), R2 (20% corn + 30% banana peel meal), R (10% corn + 40% banana peel meal). The result showed that the feeding uli banana peel meals on arabian chickens wasn’t significant effect of weight of carcass, abdominal fat, weight of visceral, and digestive tract. Conclusion of the study using 40 % of uli banana peel meal could be used on arabian chickens feed.
Keywords : banana peel, arabian chicken, visceral
PENGARUH TEPUNG KULIT PISANG ULI (Musa paradisiaca L.) DALAM PAKAN TERHADAP LEMAK ABDOMINAL, ORGAN DALAM, DAN SALURAN PENCERNAAN AYAM ARAB
SKRIPSI MUTIA SARI D24080005
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
Judul
: Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli (Musa paradisiaca L.) dalam Pakan Terhadap Lemak Abdominal, Organ Dalam, dan Saluran Pencernaan Ayam Arab
Nama : Mutia Sari NIM
: D24080005
Menyetujui,
Pembimbing Utama,
Pembimbing Anggota,
(Ir. Dwi Margi Suci, MS.) NIP. 19610905 198703 2 001
(Ir. Widya Hermana, MSi.) NIP. 19680110 199203 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
Dr. Ir. Idat G. Permana, MSc. NIP. 19670506 199103 1 001
Tanggal Ujian : 6 Agustus 2012
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 24 Maret 1990 di Jakarta. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Mukhiman dan Ibu Kastini. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2002 di SDN Cempaka Baru II, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2005 di SMPN 2 Ciputat, dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2008 di SMAN 2 Ciputat. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada tahun 2008. Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Teknologi Peternakan (HIMASITER) Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor periode 2009-2010 sebagai anggota Divisi Nutrisari (Nutrisi dan Industri) dan periode 2010-2011 sebagai anggota Divisi Nutrikom (Nutrisi dan Komunikasi). Penulis menjadi ketua pelaksana pada kegiatan Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak (P3T) di Fakultas Peternakan pada tahun 2011 yang merupakan rangkaian acara HIMASITER. Penulis menjadi anggota kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan (PKMK) yang didanai oleh Dikti pada tahun 2010 dengan judul “T’Laskar” Telur Asin Tahan Lama dan Tanpa Bau Amis sebagai Sumber Protein Hewani Termurah dan Bergizi Tinggi”. Penulis menerima beasiswa BBM dari tahun 2009-2012.
Bogor, September 2012
Mutia Sari D24080005
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim. Puji dan syukur penulis penjatkan kepada Allah SWT yang hanya dengan kemurahan rahmat, hidayah, pertolongan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli (Musa paradisiaca L.) dalam Pakan terhadap Lemak Abdominal, Organ Dalam, dan Saluran Pencernaan Ayam Arab”. Pisang merupakan buah yang banyak tumbuh di Indonesia. Pemanfaatan kulit pisang sangat diperlukan untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari buah pisang contohnya dapat dijadikan pakan ayam. Limbah kulit pisang terlebih dahulu diproses menjadi tepung kulit pisang agar dapat dicampur dengan pakan ayam petelur berbentuk mash. Tepung kulit pisang dapat dijadikan pengganti jagung dalam susunan pakan ayam petelur, karena tepung kulit pisang mengandung beta karoten yang lebih besar daripada jagung yaitu sebesar 5,127 mg/100g, sedangkan beta karoten jagung sebesar 3,3 mg/100g. Beta karoten tersebut dapat mempengaruhi kualitas kuning telur, sehingga pemanfaatan limbah kulit pisang diberikan ke pakan ayam petelur. Tepung kulit mengandung 11,51% serat kasar. Serat kasar sulit dicerna di saluran pencernaan ayam karena tidak terdapat enzim pencerna serat. Apabila pemberian pakan ayam mengandung serat kasar yang melebihi batas yang ditolerir dapat menimbulkan masalah pencernaan zat nutrien pakan di dalam saluran pencernaan ayam. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh tepung kulit pisang di dalam pakan ayam terhadap organ dalam dan saluran pencernaan ayam arab yang merupakan ayam petelur berproduksi tinggi. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini, hanya Allah SWT yang dapat membalas dan mencatatnya sebagai amal sholeh. Semoga skripsi ini memberikan manfaat. Amin.
Bogor, September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ..............................................................................................i ABSTRACT .................................................................................................ii LEMBAR PERNYATAAN .........................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................iv RIWAYAT HIDUP .....................................................................................v KATA PENGANTAR .................................................................................vi DAFTAR ISI ................................................................................................vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xi PENDAHULUAN .......................................................................................1 Latar Belakang .................................................................................1 Tujuan Penelitian .............................................................................2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3 Kulit Pisang ......................................................................................3 Ayam Arab .......................................................................................4 Lemak Abdominal ...........................................................................6 Organ Dalam ....................................................................................7 Hati .......................................................................................7 Jantung .................................................................................8 Saluran Pencernaan ..........................................................................8 Ventrikulus ...........................................................................9 Usus ......................................................................................9 Sekum ...................................................................................10
MATERI DAN METODE ...........................................................................12 Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................12 Materi ...............................................................................................12 Ternak ..................................................................................12 Kandang ...............................................................................12 Pakan ....................................................................................12 Prosedur ...........................................................................................15 Pembuatan Tepung Kulit Pisang ..........................................15 Persiapan Kandang ...............................................................15 Pemeliharaan ........................................................................15 Pemanenan dan Pengamatan Ayam Arab .............................16
Rancangan dan Analisis Data ..........................................................16 Perlakuan .............................................................................16 Rancangan Percobaan ..........................................................17 Analisis Data ........................................................................17 Peubah yang Diamati ...........................................................17
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................19 Ransum Perlakuan ............................................................................ 19 Bobot Hidup dan Persentase Bobot Karkas .....................................20 Persentase Lemak Abdominal .......................................................... 22 Persentase Organ Dalam ..................................................................25 Persentase Bobot Hati ..........................................................25 Persentase Bobot Jantung ....................................................26 Saluran Pencernaan ..........................................................................27 Persentase Bobot Ventrikulus ..............................................27 Usus Halus ...........................................................................27 Usus Besar ...........................................................................29 Sekum ..................................................................................30
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................32 Kesimpulan ....................................................................................32 Saran ..............................................................................................32
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................33 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................34 LAMPIRAN .................................................................................................39
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Hasil Analisis Proksimat Tepung Kulit Pisang dengan Pengeringan Jemur dan Oven pada Tiga Varietas yang Berbeda (as fed) ..............3
2. Kandungan Nutrien Kulit Pisang (as fed) ..........................................4
3. Karakteristik Ayam Arab Silver Umur 22 Minggu ............................6
4. Kandungan Nutrien dan Beta-Karoten Tepung Kulit Pisang Uli (as fed) ................................................................................................13
5. Formula dan Kandungan Nutrien Konsentrat Ayam Petelur ..............13
6. Formula dan Kandungan Nutrien Pakan Perlakuan ............................14
7. Kebutuhan Nutrien Ayam Lokal Umur 18-70 minggu .......................15
8. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Serat Kasar, Lemak Kasar, dan Beta-Karoten Ransum Perlakuan ......................................19
9. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli dalam Pakan terhadap Rataan Bobot Hidup, Bobot dan Persentase Bobot Karkas Ayam Arab Umur 26 Minggu ..........................................................................................20
10. Pengaruh Konsumsi Serat Kasar dan Lemak Kasar terhadap Rataan Persentase Bobot Lemak Abdominal dan Lemak Ventrikulus pada Ayam Arab Umur 26 Minggu ............................................................22
11. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Rataan Bobot dan Persentase Bobot Hati serta Bobot dan Persentase Bobot Jantung pada Ayam Arab Umur 26 Minggu .....................................25
12. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli dalam Pakan terhadap Rataan Bobot dan Persentase Bobot Ventrikulus Duodenum, Jejenum, Ileum, Colon, dan Sekum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu .....28
13. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli dalam Pakan terhadap Panjang dan Panjang Relatif Duodenum, Jejenum, Ileum, Colon, dan Sekum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ....................................28
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Ayam Arab Betina Penelitian Umur 19 Minggu ................................5
2. Bagan Sistem Pencernaan Ayam .......................................................9
3. Analisis Regresi antara Konsumsi Serat Kasar terhadap Persentase Lemak Abdominal Ayam Arab Umur 26 Minggu ...............................23
4. Analisis Regresi antara Konsumsi Lemak Kasar terhadap Persentase Lemak Abdominal Ayam Arab Umur 26 Minggu ...............................24
5. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Panjang Relatif Usus Besar ....................................................................................................30
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Karkas Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu .........................................................40 2. Uji Sidik Ragam Persentase Lemak Rongga Perut Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu .........................................................40 3. Uji Sidik Ragam Persentase Lemak Sekitar Ventrikulus Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ................................................40 4. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Hati Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................40 5. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Jantung Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................41 6. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Ventrikulus Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ........................................................41 7. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Duodenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu .........................................................41 8. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Jejenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................41 9. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Ileum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................42 10. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Colon Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................42 11. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Sekum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................42 12. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Duodenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................42 13. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Jejenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................43 14. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Ileum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................43 15. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Colon Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................43 16. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Sekum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu ......................................................................43
PENDAHULUAN
Latar Belakang Ayam arab merupakan salah satu ternak ayam petelur yang memiliki potensi pasar yang cukup tinggi. Peternak mempunyai peluang untuk mengembangkan usaha ayam arab melihat potensi pasar yang cukup tinggi, namun di sisi lain peternak merasakan kesulitan dalam memecahkan permasalahan biaya pakan karena harga bahan pakan yang semakin meningkat dan semakin bersaing ketersediaannya dengan bahan pangan manusia. Salah satu bahan pakan jagung yang merupakan komponen utama dalam penyusun pakan ayam dan harga jagung selalu meningkat setiap tahun. Informasi mengenai bahan baku pakan inkonvensional sangat berguna bagi kelangsungan usaha peternakan. Pemanfaatan hasil ikutan suatu produksi dan tanaman yang berpotensi di suatu daerah dapat digunakan sebagai pengganti bahan pakan impor. Pisang merupakan buah yang banyak tumbuh di Indonesia.Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim sehingga ketersediaan buah pisang melimpah di Indonesia.Limbah pengolahan pisang seperti kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kulit pisang dapat langsung diberikan dalam bentuk segar untuk ternak ruminan, sedangkan untuk ternak unggas kulit pisang dapat dijadikan tepung agar dapat dicampur dengan pakan unggas yang berbentuk mash.Kulit pisang mengandung karbohidrat sebagai sumber energi bagi ternak. Kandungan karbohidrat kulit pisang terutama bahan ekstrak tanpa nitrogen sebesar 48,45% dan masih mengandung selulosa dan hemiselulosa sebesar 40% dari total serat kasar yang dikandungnya dengan kandungan serat kasar kulit pisang sebesar 13%, sedangkan kandungan serat kasar pada tepung kulit pisang mencapai 11,51%. Tepung kulit pisang dapat dijadikan pengganti jagung dalam susunan pakan ayam petelur, karena tepung kulit pisang mengandung beta-karoten yang lebih besar daripada jagung yaitu sebesar 5,127 mg/100g, sedangkan beta-karoten jagung sebesar 3,300 mg/100g.Beta-karoten tersebut dapat mempengaruhi kualitas kuning telur. Kandungan beta-karoten tepung kulit pisang yang lebih tinggi dari jagung diharapkan akan meningkatkan kualitas kuning telur dari segi warna dan kandungan vitamin A, sehingga pemanfaatan limbah kulit pisang diberikan ke pakan ayam
1
petelur. Substitusi tepung kulit pisang dengan jagung diharapkan dapat mengurangi biaya bahan pakan, karena harga jagung mahal. Pemanfaatan tepung kulit pisang dapat mengurangi limbah kulit pisangdan sebagai pakan unggas ketersediaannya tidak bersaing dengan manusia. Serat kasar sebesar 11,51% dalam tepung kulit pisang menjadi pembatas dalam komponen penyusun pakan ayam. Serat kasar sulit dicerna oleh ayam, hal ini disebabkan dalam pencernaan ayam arab sedikit mempunyai enzim selulase. Apabila persentase serat kasar yang terkandung dalam pakan melebihi batas yang dapat ditolerir oleh unggas maka akan mempengaruhi produksi ternak. Kandungan serat kasar yang cukup tinggi untuk ternak unggas akan menimbulkan masalah penyerapan zat nutrisi di dalam saluran pencernaan karena rusaknya mukosa saluran pencernaan karena serat kasar sulit dicerna. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan tepung kulit pisang dalam pakan terhadap bobot organ dalam dan saluran pencernaan serta lemak abdominal pada ayam.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh tepung kulit pisang uli(Musa paradiciasa L) dalampakanterhadap bobot hidup dan persentase bobot karkas, lemak abdominal (lemak abdomen dan lemak ventrikulus), bobotorgan dalam (hati dan jantung), bobot dan panjang saluran pencernaan (ventrikulus, usus halus, usus besar dan sekum) ayam arab.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Kulit Pisang Kulit pisang merupakan bagian dari buah pisang yang umumnya dibuang sebagai sampah. Bila ditinjau berdasarkan data produksi buah pisang di Indonesia sejak tahun 1997-2003 produksi pisang cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata 7,5% per tahunnya (Deptan, 2006). Bila jutaan kulit pisang untuk setiap tahunnya dibuang dan dibiarkan begitu sajatanpa adanya tahapan lanjut dalam segi pemanfaatan dan pengolahan akan menjadi limbah.Banyak para peneliti berusaha memanfaatkan kulit pisang, salah satunya sebagai pakan alternatif ternak unggas (Hernawatidan Aryani, 2007). Hernawati dan Aryani (2007) melakukan pengujian kandungan kimia tepung kulit pisang dengan pengeringan jemur dan oven pada tiga varietas yang berbeda, yaitu kulit pisang tanduk, kulit pisang nangka, dan kulit pisang kepok. Hasil analisis proksimat tepung kulit pisang dengan pengeringan jemur dan oven pada tiga varietas yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Tepung Kulit Pisang dengan Pengeringan Jemur dan Oven pada Tiga Varietas yang Berbeda (as fed)
Kandungan Nutrien Air (%)
Jenis kulit Pisang dan Metoode Pengeringan Pisang Tanduk Pisang Nangka Pisang Kepok Oven Jemur Oven Jemur Oven Jemur 12,64 7,34 2,84 7,26 5,71 7,41
Protein Kasar (%)
7,53
6,8
7,54
6,94
5,99
5,15
Lemak Kasar (%)
6,34
6,35
5,51
5,83
14,63
15,29
Serat Kasar (%)
11,00
9,65
11,07
10,00
14,04
16,14
BETN (%)
50,03
59,39
57,57
55,33
47,71
43,95
Gross Energi (Kkal/kg)
3730
3410
3400
3370
3680
3500
Abu (%)
12,46
10,47
15,47
14,64
11,92
12,06
Kalsium (%)
0,23
0,18
0,20
0,26
0,45
0,39
Phospor Total (%)
0,18
0,10
0,22
0,23
0,20
0,22
Sumber : Hernawati dan Aryani (2007)
Hernawati et al.(2008) menunjukkan pemberian pakan yang mengandung tepung kulit pisang dengan taraf 30% pada ayam broiler juga dapat menghasilkan 3
daging ayam broiler dengan kadar kolesterol rendah. Penelitian Hernawati et al. (2009) menunjukkan pemberian pakan yang mengandung tepung kulit pisang hingga taraf 30% pada ayam kampung dapat meningkatkanproduksi ayam kampung dilihat dari pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, kadar kolesterol dalam serum darah, daging, hati, feses, dan berat organ pencernaan menghasilkan nilai yang cukup baik. Penelitian Tartrakoon et al.(1999) mengenai nutrien kulit pisang diberikan pada pakan babi periode pertumbuhan.Kandungan nutrien kulit pisanghasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Nutrien Kulit Pisang (as fed) Kandungan Nutrien Bahan Kering (%)
Mentah 91,62
Hampir Matang 92,38
Matang 95,66
Protein Kasar (%)
5,19
6,61
4,77
Lemak Kasar (%)
10,66
14,20
14,56
Serat Kasar (%)
11,58
11,10
11,95
Abu (%)
16,30
14,27
14,58
Kalsium (%)
0,37
0,38
0,36
Phospor (%)
0,28
0,29
0,23
BETN (%)
47,89
46,20
49,80
Gross Energi (Kkal/kg)
4383
4692
4592
Sumber : Tartrakoon et al. (1999), jenis kulit pisang tidak disebutkan
Kandungan nutrisi kulit pisang sangat berpotensi sebagai sumber karbohidrat yang baik untuk semua fase kehidupan ternak.Kulit pisang juga masih mengandung selulosa dan hemiselulosa sebesar 40% dari total serat kasar yang dikandungnya (Parakkasi, 1990) dengan kandungan serat kasar kulit pisang sebesar 13% (Gohl, 1981).
Ayam Arab Ayam arab mulai dikenal luas di Indonesia sebagai ayam petelur pada tahun 1989. Ayam arab di Indonesia terutama di Jawa Timur merupakan hasil persilangan antara ayam arab asli dengan ayam kampung.Ayam arab berasal dari ayam lokal Eropa. Beberapa ayam lokal petelur unggul di Eropa adalah Bresse di Prancis, 4
Hamburg di Jerman, Mesian di Belanda, dan Braekels di Belgia.Ayam Braekels merupakan jenis ayam lokal petelur introduksi yang paling dikenal di Indonesia (Diwyanto dan Prijono, 2007).Populasi ayam arab pada tahun 2003 adalah 263,6 ribu ekor dan mampu menyumbang produksi telur nasional sebesar 150 metrikton atau sekitar 18,87% (BPS, 2011).
Gambar 1. Ayam Arab Betina Penelitian Umur 19 Minggu. Sumber : Dokumentasi Penelitian
Ayam arab secara morfologi memiliki warna bulu yang bervariasi diantaranya silver, emas, perak dan kuning emas kemerahan (Darmana dan Sitanggang, 2002).Ayam jantan bertubuh tegak dengan tinggi 35 cm denganbobot badan 1,5-2 kg. Ayam betina memiliki tubuh dengan tinggi 22-25 cm dengan bobot badan 1,0-1,5 kg. Jengger ayam arab jantan berwarna merah, berukuran besar, tipis dan bergerigi, sedangkan ukuran jengger ayam betina lebih kecil (Darmana dan Sitanggang, 2002; Kholis dan Sitanggang, 2002). Keunggulan dari ayam ini adalah dewasa kelamin yang cepat dan mulai bertelur pada umur empat bulan. Ayam arab bisa berproduksi telur mencapai 60% setahun (225 butir telur). Pada umur 8 bulan, produksi telurnya mencapai puncak. Pada umur 1,5-2 tahun, biasanya ayam arab sudah bisa diafkir dan diganti dengan petelur baru yang masih segar (Kholis dan Sitanggang, 2002). Berat telur ayam arab berada pada kisaran 35-45 g/butir (Susmiyanto, 2005). Konsumsi pakan ayam arab berada pada kisaran 90-100 g/ekor/hari dan konversi pakan ayam arab 4,11 (Dirjen Peternakan, 2007). Menurut Kholis dan
5
Sitanggang(2002), ayam arab pada usia bertelur membutuhkan makanan sebanyak 85 g/hari. Pakan diberikan 2-3 kali sehari. Pakan yang baik adalah pakan yang memenuhi kebutuhan gizi ayam arab. Setiap kg berat badan ayam membutuhkan 8 g protein, 3 g lemak, dan 20-25 g karbohidrat. Protein harus seimbang antara protein hewani dan protein nabati. Pada masa produktif, ayam memiliki berat badan 2 kg dan membutuhkan pakan 85 g per hari dengan kandungan protein rata-rata antara 16-17 g (Kholis dan Sitanggang 2002).Karakteristik ayam arab silver umur 22 minggu berdasarkan hasil penelitian dari Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sumbawa (2007) diperlihatkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Ayam Arab Silver umur 22 Minggu No
Parameter
Betina Ukuran Merah
1
Warna Jengger
Jantan Ukuran Merah
2
Warna Kaki
Hitam
Hitam
3
Berat Hidup (g)
1617,00±190,91
1204,00±154,57
4
Berat Karkas* (g)
1090,00±148,49 67,29 737,00±71,43
5
Berat mati tanpa bulu* (g) 1452,00±72,54
90,57 1086,00±66,03 90,64
6
Berat jantung* (g)
7,86±1,03
0,49
5,53±0,74
0,46
7
Berat hati* (g)
29,42±5,85
1,81
26,01±7,92
2,12
8
Berat ampela* (g)
23,09±0,54
1,45
22,20±3,33
1,85
9
Berat paha* (g)
318,77±168,85
19,93 227,40±24,80
18,95
10 Berat dada* (g)
198,08±17,17
12,30 184,95±20,50
15,43
11 Berat sayap* (g)
111,07±12,56
6,87
6,90
%
82,42±6,35
%
61,51
Sumber : BPTU Sembawa (2007) * :terhadap berat hidup.
Lemak Abdominal Lemak abdominal merupakan salah satu komponen lemak tubuh yang terletak pada perut. Menurut Piliang dan Djojosoebagio (2002), salah satu tempat penyimpanan lemak adalah rongga perut (abdomen) yaitu jaringan adiposa berperan dalam proses penyimpanan lemak tersebut. Lemak abdominal adalah lemak yang berada di sekeliling gizzard, organ reproduksi, otot abdominal, usus, dan sekitar kloaka. Menurut Fontana et al. (1993), lemak abdomen akan meningkat pada ayam
6
yang diberi pakan dengan protein rendah dan energi tinggi. Energi yang berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan-jaringan. Salah satu bagian tubuh yang digunakan untuk menyimpan lemak adalah bagian sekitar perut (abdomen). Konsumsi pakan berserat mampu menurunkan akumulasi cadangan lemak tubuh (Winarno, 1997).Persentase lemak abdominal pada ayam broiler jantan berkisar antara 1,4%-2,6% sedangkan untuk ayam broiller betina antara 3,2%-4,8% dari bobot hidup (Leeson dan Summers, 2000). Penelitian pemberian Azolla pada itik alabio jantan umur 3 minggu dapat menurunkan lemak abdomen dan lemak karkas, lemak abdominal itik alabio berkisar antara 1,12% - 1,5%. Menurut penelitian pemberian itik dengan pakan Azolla yang memiliki serat kasar 18,25% dapat meningkatkan pencernaan yang tidak sempurna karena terkelupasnya mukosa usus dan mengganggu absorbsi akibat serat kasar yang tinggi, keadaan ini memicu pH pencernaan menjadi rendah dan menekan aktivitas enzim yang mensintesis lemak sehingga proses lipogenesis terhambat (Samudera dan Hidayatullah, 2008). Wahlqvist (1987) menyatakan keberadaan serat kasar dalam ransum akan mengikat dan mengurangi kerja asam empedu untuk mensintesis lemak, sehingga penyerapan dan deposit lemak karkas ayam arab menurun. . Organ Dalam
Hati Persentase hati ayam broiler berkisar antara 1,7%-2,8% dari bobot hidup (Putnam, 1991). Penelitian yang dilakukan Lubis et al. (2007) dengan memberikan 15% onggok fermentasi pada ayam kampung dewasa umur 18 bulan memperoleh bobot hati 32,58-35,57 g atau sebesar 2,04%-2,56% dari bobot hidup. McLelland (1990) menyatakan warna hati tergantung pada status nutrisi unggas, hati yang normal berwarna coklat kemerahan atau coklat terang dan apabila makanan mengandung lemak yang tinggi maka hati berubah menjadi warna kuning. Penelitian pada ayam arab umur 12 minggu menghasilkan rataan persentase bobot hati sebesar 2,51% terhadap bobot hidup (Iskandar, 2005). Berdasarkan penelitian Deasy (2000), rataan persentase berat hati ayam kampung yang diberi pakan menggunakan kombinasi pollard dan duckweed(serat kasar 14,08%) pada
7
umur 6 minggu berkisar antara 2,7% - 3,46% dan pada umur 12 minggu berkisar antara 2,10% - 2,54%.
Jantung Jantung berfungsi dalam mengatur peredaran darah ke seluruh tubuh atau sering disebut dengan alat pemompa darah. Menurut Putnam (1991), ukuran jantung bervariasi terhadap setiap jenis unggas, tetapi tidak banyak bervariasi antara ayam muda dengan ayam dewasa. Bobot jantung ayam broiler seperti yang dilaporkan Putnam (1991), berkisar antara 0,42% - 0,7% dari bobot hidup. Data dari BPTU Sembawa menunjukkan persentase bobot jantung per bobot hidup pada ayam arab sebesar 0,49% untuk jantan dan 0,46% untuk ayam arab betina. Sturkie (1976) melaporkan bahwa ukuran jantung relatif kecil dan rata-rata berat jantung ayam sekitar 0,44% dari bobot hidup. Menurut Nickel et al. (1977) persentase jantung unggas berkisar antara 0,5%-1,42% dari bobot hidup. Berdasarkan penelitian Deasy (2000), rataan persentase berat jantung ayam kampung yang diberi pakan menggunakan kombinasi pollard dan duckweed(Serat kasar 14,08%) pada umur 6 minggu berkisar antara 0,62% - 0,77% dan umur 12 minggu berkisar antara 0,48% - 0,54%. Pada ayam pedaging rata-rata berat jantung berkisar antara 0,43% - 0,5% (g/100 g BB) (Harisshinta, 2009).
Saluran Pencernaan Sistem pencernaan pada ayam termasuk dalam kategori monogastrik, yangterdiridari beberapa bagian
utama yaitu paruh, esophagus,
tembolok,
proventrikulus,ventrikulus, usus halus, sekum, usus besar, kloaka, anus serta organ tambahan hatidan pankreas yang menghasilkan enzim pencernaan untuk membantu proses pencernaanmakanan (Blakely dan Bade, 1991).Sistem pencernaan pada ayam diperlihatkan pada Gambar 2.
8
Keterangangambar :
1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Esophagus Tembolok Proventrikulus Ventrikulus Limpa Hati Pankreas Duodenum Usus Halus Sekum Usus Besar Anus
Gambar 2.Bagan Sistem Pencernaan Ayam Sumber :Suprijatnaet al.(2006)
Ventrikulus
Ventrikulus terletak diantara proventrikulus dengan batas atas usus halus, mempunyai dua pasang otot yang kuat dan sebuah mukosa. Ventrikulus berisi bahan- bahan yang mudah terkikis seperti pasir, karang, dan kerikil. Partikel makanan yang berukuran besar akan dipecah menjadi partikel-partikel yang sangat kecil sehingga dapat masuk ke dalam saluran pencernaan (Bell dan Weaver, 2002). Penelitian Lubis et al. (2007) dengan menggunakan ayam berumur 42 hari memperoleh bobot ventrikulus 30,77-35,28 g atau 2,14%-2,23% dari bobot hidup. Putnam (1991) menyatakan bahwa persentase ventrikulus adalah 1,6%-2,3% dari bobot hidup. Penelitian pada ayam arab umur 84 hari menghasilkan rataan persentase bobot ventrikulus sebesar 3,04% terhadap bobot hidup (Iskandar, 2005). Sedangkan penelitian Deasy (2000) menyebutkan rataan persentase berat ventrikulus ayam kampung yang diberi pakan menggunakan kombinasi pollard dan duckweed(serat kasar 14,08%) pada umur 6 minggu berkisar antara 0,48% - 0,54% dan umur 12 minggu berkisar antara 2,48%-2,61%. Menurut Deasy (2000) kandungan serat kasar pakan sebesar 2%-5% masih dapat ditoleransi oleh ayam kampung sehingga tidak mempengaruhi bobot ventrikulus.
Usus Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Terdapat berbagai enzim dalam usus halus yang 9
berfungsi mempercepat dan mengefisiensikan pemecahan karbohidrat, protein, serta lemak untuk mempermudah proses absorpsi (Suprijatna et al., 2008). Ayam dewasa memiliki usus halus sepanjang 1,5 m. Usus halus merupakan bagian organ pencernaan yang vital sebagai tempat pencernaan enzimatis dan penyerapan nutrisi. Semakin bertambah umur (2-4 minggu) bobot usus halus memperlihatkan peningkatan bobot usus halus sedangkan untuk panjang usus halus belum terlihat adanya peningkatan. Setelah umur >10 minggu perkembangan usus halus telah terjadi sinkronisasi pertumbuhan usus halus, yaitu perubahan antara bobot dan panjang terjadi secara bersama-sama (Suthama dan Ardiningsasi, 2006). Makin banyak jumlah ransum yang dikonsumsi makin aktif kegiatan usus untuk mencerna sehingga dapat merangsang pertumbuhan organ pencernaan, jenis ransum seperti misalnya perbedaan serat juga dapat menentukan perkembangan organ pencernaan (Siri et al., 1992). Panjang usus besar yang dimiliki ayam dewasa berkisar 8-10 cm/ekor. Pakan yang banyak mengandung serat dan bahan lain yang tidak dicerna menimbulkan perubahan ukuran bagian-bagian saluran pencernaan sehingga lebih berat, panjang, dan tebal (Amrullah, 2004).Panjang bagian saluran pencernaan bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh ayam, tipe makanan dan faktor-faktor lainnya. Unggas yang diberi pakan berserat kasar tinggi cenderung memiliki saluran pencernaan lebih besar dibanding dengan hewan karnivora (Sturkie, 1976). Selanjutnya dilaporkan oleh Abdelsamie et al. (1983) bahwa kandungan serat kasar pakan dapat meningkatkan panjang usus per kilogram bobot badan ayam pedaging. Semakin banyak jumlah yang dikonsumsi makin aktif kegiatan usus untuk mencerna sehingga dapat merangsang organ pencernaan.
Sekum Sekum merupakan bagian yang identik dengan usus buntu.Bakteri terdapat pada bagian ini dan terjadi sedikit proses pencernaan serat kasar (Blakely dan Bade, 1991).Sekum berfungsi sebagai tempet terjadinya proses fermentasi untuk memecah serat kasar pada unggas. Semakin tinggi kadar serat pakan, aktivitas mikroba sekum semakin meningkat menyebabkan dinding sekum semakin menebal. Hasil penelitian Deasy (2000) menunjukan ayam kampung umur 12 minggu yang diberikan pakan
10
mengandung 5% pollard dan 15% duckweed yang memiliki kandungan serat kasar 5,09%, menghasilkan panjang sekum sebesar 16,47 cm/kg BB. Menurut penelitian Mangisahet al. (2007) pemberian ransum dengan kadar serat kasar sampai 15% masih dapat ditolerir oleh itik umur 56 hari dan tidak memberi pengaruh yang nyata pada panjang dan bobot sekum. MenurutGabrielet al.(2006), dalam saluran pencernaan khususnya sekum terdapat populasi mikrobia yang aktivitas metabolik mikrobia dalam sekum sangat dipengaruhi oleh umur ternak dan pakan yang dikonsumsi, mikrobia yang ada dalam sekum adalah anaerob obligat.
11
MATERI DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Nutrisi Unggas. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, mulai dari Juli 2011 – November 2011. Pemeliharaan di kandang dilakukan selama 7 minggu, yaitu mulai dari 16 September 2011- 4 November 2011.
Materi
Ternak Ternak yang digunakan untuk penelitian adalah ayam arab silver betina sebanyak 80 ekor umur 19 minggu yang dialokasikan ke dalam 4 perlakuan dengan 4 ulangan secara acak. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam arab.
Kandang Kandang yang digunakan adalah kandang individu, yaitu satu ekor menempati satu kandang. Masing-masing kandang disediakan tempat pakan dan tempat air minum. Peralatan yang digunakan di kandang adalah tempat pakan yang terbuat dari bambu, tempat air minum, lampu penerangan, timbangan, tangki untuk penyimpanan air berukuran 30liter, dan ember.
Pakan Pakan yang diberi pada ternak penelitian terdiri dari konsentrat ayam petelur dengan komposisi terdapat pada Tabel 5 dicampur dengan bahan pakan sumber energi, yaitu jagung, pollard, CPO (Crude Palm Oil), dan tepung kulit pisang (Tabel 6). Jenis kulit pisang yang digunakan adalah pisang uli yang diperoleh dari limbah pengolahan pisang aroma dan pisang goreng di daerah sekitar kampus dengan komposisi nutrien dapat dilihat pada Tabel 4. Tepung kulit pisang uli yang telah diproduksi dilakukan analisis proksimat dan kadar beta-karoten. Hasil analisis proksimat dan kadar beta-karoten tepung kulit pisang dapat dilihat pada Tabel 4.
12
Tabel 4. Kandungan Nutrien dan Beta-Karoten Tepung Kulit Pisang Uli (as fed) Kandungan Nutrien Bahan kering (%)
Jumlah 80,98
Protein Kasar (%)
6,76
Lemak Kasar (%)
1,18
Serat Kasar (%)
11,51
Beta-N (%)
45,48
Abu (%)
16,05
Kalsium (%)
0,65
Phospor total (%)
0,44
Gross Energy (kkal/kg)
3842
Beta-karoten (mg/100 g)*
5,127
Sumber : Hasil analisis proksimat Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan,Fakultas Peternakan IPB. *) Hasil analisis Laboratorium Terpadu, Fakultas Peternakan IPB
Tabel 5. Formula dan Kandungan Nutrien Konsentrat Ayam Petelur Bahan Pakan Bungkil Kedelai (%)
Jumlah 29
Bungkil Kelapa (%)
11
Tepung Ikan (%)
40
CaCO3(%)
19
Premix (%) Kandungan Nutrien (as fed) Bahan kering (%)
1 90,73
Protein Kasar (%)
36,87
Lemak Kasar (%)
4,22
Serat Kasar (%)
3,89
Beta-N (%)
33,69
Abu (%)
12,05
Kalsium (%)
9,36
Phospor tersedia (%)
1,30
Lysin (%)
2,63
Methionin (%)
0,86
Energi Metabolis (kkal/kg)
1914
Sumber : hasil perhitungan formulasi konsentrat ayam petelur
13
Tabel 6. Formula dan Kandungan Nutrien Ransum Perlakuan Pakan Perlakuan Bahan pakan R0 R1 R2 Jagung (%) 50 30 20
R3 10
Tepung Kulit Pisang (%)
0
20
30
40
Pollard (%)
15
11
9
5,3
CPO (Crude Palm Oil) (%)
5
9
11
13,2
Konsentrat (%) Jumlah Kandungan Nutrien (as fed) Bahan Kering (%)1
30 100
30 100
30 100
31,5 100
89,78
89,03
85,33
86,74
Protein Kasar (%)2
15,12
14,56
14,54
14,43
Serat Kasar (%)2
3,56
6,15
6,32
7,42
Lemak Kasar (%) 1
6,48
9,24
10,81
11,07
BETN (%)2
53,48
46,54
41,44
40,61
Abu (%)2
11,34
12,54
12,22
13,21
Kalsium (%)2
3,93
4,08
4,16
4,42
Phospor total (%)2
1,26
1,10
1,03
0,75
Phospor tersedia (%)3
0,46
0,46
0,46
0,48
Lysin (%)3
1,01
0,96
0,89
0,89
Methionin (%)3
0,38
0,34
0,31
0,30
Gross Energi (kkal/kg)2
3624
3766
3667
3694
Energi Metabolis (kkal/kg)3
2794
2766
2757
2760
Beta- Karoten (mg/100 g)*
4,634
7,438
6,453
6,189
Keterangan: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %. Sumber : 1) Hasil analisis proksimat Laboratorium Ilmu Hayati, PAU IPB. 2) Hasil analisis proksimat Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB. 3) Hasil perhitungan formulasi pakan. *) Analisis beta-karoten Laboratorium Terpadu Fakultas peternakan, IPB (2011)
Kebutuhan nutrisi yang digunakan untuk ayam arab umur 19 minggu pada penelitian ini berdasarkan kebutuhan nutrien ayam lokal umur 18–70 minggu periode layer menurut Zainuddin (2005). Kebutuhan nutrien ayam lokal umur 18–70 minggu dapat dilihat pada Tabel 7.
14
Tabel 7. Kebutuhan Nutrien Ayam Lokal Umur 18-70 minggu Kandungan Nutrien Energi (kkal/kg)
Jumlah 2750
Protein (%)
15
Lemak Kasar (%)
5-7
Serat Kasar (%)
7-9
Kalsium (%)
2,75
Phospor tersedia (%)
0,25
Asam Amino Lysine (%)
0,7
Asam Amino Methionine (%)
0,3
Sumber : Zainuddin (2005)
Prosedur
Pembuatan Tepung Kulit Pisang Pembuatan tepung kulit pisang dimulai dari pengumpulan kulit pisang. Kulit pisang yang dipakai adalah kulit pisang uli. Kulit pisang segar dipotong bentuk dadu dengan ukuran ± 1-2 cm, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama 6 jam. Setelah kadar air mulai berkurang, kulit pisang dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 600C selama ± 48 jam. Kulit pisang kering tersebut digiling dengan mesin giling hingga berbentuk tepung.
Persiapan Kandang Kandang dibersihkan dengan sapu, disikat, dan disterilisasi menggunakan desinfektan pada satu minggu sebelum pemeliharaan. Setelah itu, dilakukan pengapuran pada dinding dan lantai kandang untuk membunuh mikroorganisme. Tempat pakan dan tempat air minum disiapkan dan dibersihkan. Sekeliling kandang ditutup dengan menggunakan tirai plastik sebagai pelindung untuk mengurangi pengaruh lingkungan.
Pemeliharaan Pemeliharaan ayam arab umur 19 minggu di kandang dilaksanakan selama 7 minggu. Pada minggu pertama, dilakukan adaptasi pakan, sedangkan 6 minggu berikutnya diberi ransum sesuai dengan perlakuan. Pada awaldan akhir pemeliharaan, dilakukan penimbangan bobot badan ayam arab. Setiap hari,ayam arab 15
diberi pakan sekitar 100 g/ekor/hari yang diberi pada pagi dan sore hari. Air minum diberi ad libitum.
Pemanenan dan Pengamatan Ayam Arab Pemanenan dilakukan pada saat ayam berumur 26minggu, sebanyak 16 ekor ayam arab dipuasakan selama ± 12 jam pada hari sebelumnya untuk mengosongkan isi organ dalam sehingga mempermudah pengamatan. Ayam arab lalu ditimbang bobot hidupnya kemudian dipotong dengan posisi kepala dibawah. Pemotongan ayam dilakukan menggunakan metode kosher style pada bagian antara tulang kepala dengan tulang atlas. Ayam yang telah dipotong didiamkan selama ± 2 menit agar darah keluar sempurna. Ayam yang sudah dipotong, kemudian dicelupkan dalam air panas selama ± 1 menit untuk mempermudah pembuluan. Ayam dibului (defeathering) dan diambil organ dalamnya serta dipisahkan antara kepala, leher, dan ceker. Karkas ayam, lemak abdominal (lemak sekitar rongga perut), lemak ventrikulus (lemak sekitar ventrikulus), hati, jantung, ventrikulus, usus halus, usus besar, dan sekum yang sudah dipisahkan lalu dibersihkan, ditimbang, dan diamati. Pengukuran panjang usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum), usus besar, dan sekum diukur dengan meteran.
Rancangan dan Analisis Data
Perlakuan Perlakuan pakan disusun dengan memodifikasi jagung dengan kulit pisang. Susunan pakan perlakuan adalah R0 :jagung 50%+tepungkulit pisang 0%+pollard 15%+CPO 5% +konsentrat30% R1 : jagung 30%+tepung kulit pisang 20%+pollard 11% +CPO 9% +konsentrat 30% R2 : jagung 20 %+tepung kulit pisang 30%+pollard 9%+CPO 11%+konsentrat 30 % R3:jagung10%+tepung
kulit
pisang
40%+pollard5,3%+CPO13,2%+konsentrat31,5%
Rancangan Percobaan 16
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat taraf perlakuan dan empat ulangan (dalam satu ulangan diambil dua sampel ayam arab). Adapun model matematika yang digunakan menurut Steel dan Torrie (1993)yaitu Xij = + i + ij Keterangan : Xij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = rataan umum i = efek perlakuan ke-i ij = eror perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Analisis Data Data yang telah ditransformasi melalui √persentase bobot yang diperolehdianalisis menggunakan analysis of variance(ANOVA) menurut Steel dan Torrie (1993) dan jika terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, maka dilakukan uji kontras polynomial.
Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian adalah :
1. Bobot Hidup Akhir (g/ekor), diperoleh dari penimbangan bobot badan ayam (g) pada umur 26 minggu sebelum dipotong.
2. Persentase Karkas (%), diperoleh dari perbandingan bobot karkas ayam (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %
3. Persentase Lemak Abdominal a. Lemak Abdominal (%),diperoleh dari perbandingan lemak abdominal (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %. b. Lemak Ventrikulus (%),diperoleh dari perbandingan lemak ventrikulus (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %.
4. Organ Dalam Ayam
17
a. Persentase Hati (%), diperoleh dari perbandingan bobot hati (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %. b. Persentase Jantung (%), diperoleh dari perbandingan bobot jantung (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %.
5. Saluran Pencernaan a. Persentase Ventrikulus (%), diperoleh dari perbandingan bobot ventrikulus (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %. b. Persentase Duodenum (%), diperoleh dari perbandingan bobot duodenum (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %. c. Persentase Jejenum (%), diperoleh dari perbandingan bobot jejenum (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %. d. Persentase Ileum (%), diperoleh dari perbandingan bobot ileum (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %. e. Persentase Colon (%), diperoleh dari perbandingan bobot colon (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %. f. Persentase Sekum (%), diperoleh dari perbandingan bobot sekum (g) dengan bobot hidup akhir ayam (g) dikalikan 100 %. g. Panjang Relatif Duodenum (cm/kg), diperoleh dari perbandingan panjang duodenum (cm) dengan bobot hidup akhir ayam (kg). h. Panjang Relatif Jejunum (cm/kg), diperoleh dari perbandingan panjang jejunum (cm) dengan bobot hidup akhir ayam (kg). i. Panjang Relatif Ileum (cm/kg), diperoleh dari perbandingan panjang ileum (cm) dengan bobot hidup akhir ayam (kg). j. Panjang Relatif Colon (cm/kg), diperoleh dari perbandingan panjang usus besar (cm) dengan bobot hidup akhir ayam (kg). k. Panjang Relatif Sekum (cm/kg), diperoleh dari perbandingan sekum (cm) dengan bobot hidup akhir ayam (kg).
HASIL DAN PEMBAHASAN 18
Ransum Perlakuan Ransum perlakuan yang diberikan kepada ayam arab umur 19 minggu mengandung tepung kulit pisang uli (Musa paradisiaca L) dengan level 0%, 20%, 30% dan 40% dalam ransum. Tepung kulit pisang uli digunakan dalam pakan menjadi substitusi pemakaian jagung. Jagung merupakan bahan pakan utama dalam komposisi pakan unggas, harga jagung mahal dan bersaing dengan konsumsi manusia menjadi kendala dalam pemenuhan pakan unggas. Substitusi jagung dengan tepung kulit pisang uli dapat mengurangi biaya bahan pakan ayam. Tepung kulit pisang uli memiliki kandungan beta-karoten sebesar 5,127 mg/100g, dibandingkan dengan kandungan beta-karoten jagung hanya 3,300 mg/100g (Nuraini et al., 2008). Hal ini menunjukkan tepung kulit pisang uli dapat mengganti sebagian beta-karoten dalam jagung. Beta-karoten dalam pakan dapat mempengaruhi kualitas kuning telur, baik dari segi warna maupun kandungan vitamin A kuning telur. Sehingga penggunaan tepung kulit pisang ini diberikan kepada ternak ayam petelur. Tepung kulit pisang memiliki kandungan energi yang lebih rendah daripada jagung, sehingga diperlukan bahan pakan sumber energi lain yang lebih besar, yaitu CPO (Crude Palm Oil) untuk memenuhi kebutuhan energi ayam arab. Penggunaan CPO (Crude Palm Oil) mempengaruhi lemak kasar ransum. Selain itu tepung kulit pisang mengandung serat kasar 11,51% penggunaan sampai level 40% dalam ransum meningkatkan serat kasar ransum.
Tabel 8. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Serat Kasar, Lemak Kasar, dan Beta-Karoten Ransum Perlakuan
Penggunaan Tepung Kulit Pisang (%) 0
Serat Kasar Ransum (%) 3,56
Lemak Kasar Ransum (%) 6,48
Beta-Karoten Ransum (mg/100g) 4,634
20
6,15
9,24
7,438
30
6,32
10,81
6,453
40
7,42
11,07
6,189
Tabel 8 menunjukkan penggunaan tepung kulit pisang uli dapat meningkatkan kandungan serat kasar ransum menjadi 7,42% dibandingkan ransum
19
kontrol. Batas maksimum penggunaan serat kasar pakan ayam periode layer sebesar 6% (Kholis dan Sitanggang, 2000). Menurut SNI (standar Nasional Indonesia) batas serat kasar maksimum dalam ransum layer sebesar 6%. Efek serat kasar ransum yang melebihi batas yang ditolerir akan mempengaruhi produksi ternak dan menimbulkan masalah penyerapan zat nutrisi di dalam saluran pencernaan karena rusaknya mukosa saluran pencernaan karena serat kasar sulit dicerna. Peningkatan serat kasar ransum disebabkan oleh peningkatan tepung kulit pisang yang memiliki serat kasar cukup tinggi, yaitu sebesar 11,51% kandungan serat kasar pada tepung kulit pisang. Serat kasar sulit dicerna oleh ayam, hal ini disebabkan dalam pencernaan ayam arab sedikit memiliki enzim selulase. Peningkatan lemak kasar ransum disebabkan oleh peningkatan penggunaan CPO (Crude Palm Oil) yang memiliki kandungan lemak kasar yang sangat tinggi. Menurut SNI batas maksimum lemak kasar pakan ayam layer 5%. Lemak dalam ransum sebagai pemasok energi bagi tubuh. Kandungan lemak yang terlalu tinggi dalam menyusun pakan dapat mempengaruhi kondisi ternak, status fisiologi dan produksi (Sriyana, 2005). Peningkatan lemak kasar ransum dapat mempengaruhi bobot lemak abdominal ayam arab.
Bobot Hidup dan Persentase Bobot Karkas Rataan pengaruh pemberian tepung kulit pisang terhadap bobot hidup, bobot dan persentase bobot karkas ayam arab umur 26 minggu disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli dalam Pakan terhadap Rataan Bobot Hidup, Bobot dan Persentase Bobot Karkas Ayam Arab Umur 26 Minggu Ransum Perlakuan R0
Bobot Hidup (g) 1579,75 ± 193,17
Bobot Karkas (g) 907,00 ± 128,91
Persentase Karkas (%) 57,47 ± 4,63
R1
1464,25 ± 143,73
823,25 ± 47,76
56,33 ± 3,27
R2
1552,00 ± 60,72
970,00 ± 47,76
62,54 ± 3,19
R3
1368,00 ± 161,29
766,00 ± 80,05
56,14 ± 3,72
Keterangan: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %.
Bobot hidup ayam arab umur 26 minggu yang diberi penambahan tepung kulit pisang dalam pakan berkisar antara 1368–1579,75g (Tabel 9) dan menghasilkan 20
persentase bobot karkas sebesar 56,14%-62,54% dari bobot hidup.Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung kulit pisang sampai 40% tidak mempengaruhi bobot hidup dan persentase bobot karkas. Menurut Darmana dan Sitanggang (2002), ayam arab betina memiliki bobot badan berkisar antara 1,0–1,5 kg. Hasil penelitian mengenai persentase bobot karkas tersebut juga tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian BPTU Sembawa (2007) yang menghasilkan persentase bobot karkas pada ayam arab silver betina umur 22 minggu sebesar 61,51%. Apabila dilihat kandungan serat kasar pakan, penambahan 40% tepung kulit pisang memiliki serat kasar sebesar 7,42% tidak mengganggu proses pencernaan zat nutrisi pakan,terlihat dari bobot hidup ayam arab tidak berbeda nyata. Jika dilihat dari kandungan lemak pakan, pakan mengandung lemak kasar tinggi sejalan dengan peningkatan penggunaan tepung kulit pisang. Lemak tinggi berasal dari penggunaan CPO yang tinggi (13,2%) sebagai sumber energi pengganti energi dari jagung, namunlemak ransum belum mampu meningkatkan bobot hidup maupun persentase bobot karkas ayam arab. Kandungan serat kasar yang tinggi dapat mengurangi kecernaan ransum akibat laju aliran zat makanan pada usus halus meningkat (Bing-hai et al., 1998) sehingga kecernaan lemak menurun. Akibatnya bobot hidup maupun persentase bobot karkas tidak berbeda dengan kontrol. Presdi (2001)menyatakan bahwa ayam yang bobot tubuhnya tinggi akan menghasilkan persentase karkas yang tinggi, sebaliknya ayam yang bobot hidupnya rendah akan menghasilkan persentase karkas yang rendah.Beberapa literatur menyebutkan bahwa untuk mendapatkan bobot hidup dan bobot karkas yang tinggi dapat dilakukan dengan memberikan ransum yang berenergi tinggi (Scott et al., 1982). Soeparno (1994) menyatakan perlakuan pakan berenergi tinggi menyebabkan sintesis lemak dan karbohidrat lebih besar dibanding dengan pakan yang berenergi rendah sehingga terjadi kenaikan lemak intra muskuler dan menurunkan kadar air. Faktor yang menyebabkan bobot hidup dan persentase bobot karkas tidak berbeda nyata adalah semakin banyak penggunaan tepung kulit pisang juga meningkatkan penggunaan CPO (Crude Palm Oil), yang mengandung lemak kasar yang tinggi. Lemak kasar yang tinggi tersebut tidak membuat komposisi energi dalam pakan meningkat akibat adanya kandungan serat kasar yang berasal dari tepung kulit pisang. Serat kasar yang tinggi dapat mengurangi kualitas nutrisi pakan.
21
Energi pakan antara pakan kontrol yang tidak menggunakan tepung kulit pisang tidak berbeda jauh dengan energi yang terkandung pada pakan yang menggunakan tepung kulit pisang (Tabel 6). Kandungan energi pakan tersebut yang mempengaruhi bobot hidup dan persentase bobot karkas ayam arab tidak berbeda nyata.
Persentase Lemak Abdominal Perlemakan tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah pakan, terutama pakan yang memiliki kandungan lemak kasar tinggi dan serat kasar tinggi. Pengaruh konsumsi serat kasar, lemak kasar terhadap rataan persentase bobot lemak abdominal dan lemak ventrikulus pada ayam arab umur 26 minggu disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Pengaruh Konsumsi Serat Kasar dan Lemak Kasar terhadap Rataan Persentase Bobot Lemak Abdominal dan Lemak Ventrikulus pada Ayam Arab Umur 26 Minggu
Ransum Konsumsi SK Perlakuan (g/ekor/hari) R0 3,24
Konsumsi LK (g/ekor/hari) 5,90
Persentase Lemak Abdominal (%) 5,34 ± 1,69
Persentase Lemak Ventrikulus (%) 2,29 ± 3,62
R1
6,00
9,02
4,37 ± 1,09
0,81 ± 0,47
R2
6,13
10,48
3,69 ± 0,59
0,70 ± 0,37
R3
7,40
11,04
3,44 ±1,14
1,22 ± 0,29
Keterangan: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian 40% tepung kulit pisang uli tidak memberikan pengaruh terhadap persentase bobot lemak pada rongga perut dan lemak di sekitar ventrikulus. Rataan persentase lemak pada rongga perut berkisar antara 4,01%-6,72% (Tabel 10) dan lemak disekitar ventrikulus berkisar antara 0,70%-2,29% (Tabel 10). Pengamatan mengenai lemak abdominal pada ayam arab masih jarang ditemukan. Beberapa penelitian mengenai lemak abdominal yaitu persentase lemak abdominal pada ayam broiler jantan berkisar antara 1,4% - 2,6% sedangkan untuk ayam broiller betina antara 3,2% - 4,8% dari bobot hidup (Leeson dan Summers, 2000). Penelitian pemberian azolla pada itik alabio jantan umur 3 minggu dapat menurunkan lemak abdomen dan lemak karkas, lemak abdominal itik
22
alabio berkisar antara 1,12% - 1,5%.Hasil lemak abdominal ayam arab penelitian tidak berbeda jauh dengan lemak abdominal pada ayam broiler dan itik. Jika dilihat pada Tabel 10 konsumsi serat kasar dan lemak kasar pakan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan penambahan tepung kulit pisang, namun persentase lemak abdomen tidak berbeda nyata. Menurut Winarno(1997), konsumsi pakan berserat mampu menurunkan akumulasi cadangan lemak tubuh. Pakan kontrol dengan pakan menggunakan tepung kulit pisang disusun iso energi 2750 kkal/kg, tidak ada perbedaan dalam energi pakan. Sehingga sumber energi pakan akan menghasilkan cadangan lemak tubuh yang sama.Analisis regresi antara konsumsi serat kasarterhadap persentase lemak abdominal ayam arab dapat dilihat pada Gambar 3.
PersentaseLemakAbdominal(%)
6
5
y = ‐0.462x + 6.842 R² = 0.91 R1
R0
4
R2
3
Persentase Lemak abdominal Linear (Persentase Lemak abdominal)
R3
2
1
0 ‐
2.00
4.00
6.00
8.00
Konsumsi Serat Kasar (g/ekor/hari)
Gambar 3. Analisis Regresi antara Konsumsi Serat Kasar terhadap Persentase Lemak Abdominal Ayam Arab Umur 26 Minggu R0 = Ransum mengandung 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 % R2 = Ransum mengandung 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 % R3 = Ransum mengandung 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %
23
PersentaseLemakAbdominal (%)
9 8 7 6 5 4
lemak abdomen Linear (lemak abdomen)
y = ‐0.625x + 11.15 R² = 0.946
3 2 1 0 ‐
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
Konsumsi Lemak Kasar (g/ekor/hari)
Gambar 4. Analisis Regresi antara Konsumsi Lemak Kasar terhadap Persentase Lemak Abdominal Ayam Arab Umur 26 Minggu R0 = Ransum mengandung 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 % R2 = Ransum mengandung 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 % R3 = Ransum mengandung 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %
Analisis regresi yang terlihat pada Gambar 3 menunjukkan adanya penurunan jumlah lemak abdominal sejalan dengan peningkatan konsumsi serat kasar. Nilai R2 yang hampir mendekati 1 menunjukkan bahwa konsumsi serat kasar berkorelasi dengan persentase bobot lemak abdominal yaitu semakin banyak konsumsi serat kasar mempengaruhi penurunan persentase lemak abdominal. Namun, berdasarkan hasil sidik ragam penggunaan tepung kulit pisang uli tidak memberikan pengaruh nyata terhadap persentase bobot lemak abdominal. Peningkatan lemak ransum mempengaruhi peningkatan konsumsi lemak (Gambar 4) dan dapat mempengaruhi peningkatan lemak tubuh sebagai sumber energi.Kandungan serat kasar yang tinggi dapat mengurangi kecernaan ransum akibat laju aliran zat makanan pada usus halus meningkat (Bing-hai et al., 1998) sehingga kecernaan lemak menurun. Dengan demikian tidak ada kelebihan lemak yang disimpan dalam lemak abdominal. Lemak abdominal di dalam tubuh ayam arab periode produksi tidak berubah karena energi ransum mencukupi kebutuhan ayam periode produksi. Lemak dalam jaringan lemak (adiposa) yang banyak terdapat dalam rongga perut merupakan hasil dari penyimpanan gula. Penggunaan lemak dalam sel tubuh dihidrolisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam-asam lemak bebas. Gliserol akan dipakai dalam pembentukan glukosa melalui proses glukoneogenesis. Pada proses glukoneogenesis inilah sumber energi terbentuk (Rizal, 2008). Mahfudz 24
(2000) yang menyatakan bahwa untuk mencerna serat kasar dibutuhkan energi yang banyak sehingga ayam tidak memiliki energi yang berlebihan untuk disimpan dalam bentuk lemak daging.
Persentase Organ Dalam Organ dalam ayam arab umur 26 minggu yang akan dibahas mengenai pengaruh penggunaan tepung kulit pisang terhadap bobot hati dan jantung. Pengaruh pemberian tepung kulit pisang terhadap rataan bobot dan persentase bobot hati serta rataan bobot dan persentase bobot jantung pada ayam arab periode layer umur 26 minggu disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Rataan Bobot danPersentase Bobot Hati serta Rataan Bobot dan Persentase Bobot Jantung pada Ayam Arab 26 Minggu
Bobot Hati (g)
R0 30,56 ± 7,33
Ransum Perlakuan R1 R2 25,26 ± 4,22 26,74 ± 9,19
R3 23,60 ± 3,60
Persentase Hati (%)
1,93 ± 0,35
1,72 ± 0,13
1,74 ± 0,66
1,75 ± 0,37
Bobot Jantung (g)
6,79 ± 1,16
5,57 ± 0,87
7,05 ± 0,70
6,12 ± 0,95
Peubah
Persentase Jantung(%)
0,43 ± 0,04
0,38 ± 0,06 0,45 ± 0,05 0,45 ± 0,06
Keterangan: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %
Persentase Bobot Hati Berdasarkan data pada Tabel 11 rataan persentase bobot hati ayam arab periode layer berkisar antara 1,72% – 1,93%. Kisaran persentase berat hati hasil penelitian tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian BPTU Sembawa (2007) yang melaporkan bahwa persentase ayam arab silver umur 22 minggu sebesar 2,12%. Penelitian Iskandar (2005) menyatakan bahwa ayam arab umur 84 hari memiliki persentase bobot hati sebesar 2,51%, sedangkan ayam hasil persilangan ayam kedu dengan ayam arab umur 84 hari memiliki persentase bobot hati sebesar 2,57%. Hasil penelitian dengan penambahan 40% tepung kulit pisang memberikan persentase dibawah hasil penelitian lain, namun perbedaan tidak terlalu jauh.
25
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot hati. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung kulit pisang dalam pakan pakan tidak berpengaruh terhadap persentase bobot hati. Berdasarkan McLelland (1990) warna hati bergantung pada status nutrisi unggas yaitu hati normal akan berwarna kecoklatan tergantung pakan yang dikonsumsi. Hati normal dilihat dari persentase bobot hati per bobot hidup, hal ini menunjukkan bahwa ayam arab masih dalam keadaan sehat. Pakan yang diberikan tepung kulit pisang sampai level 40% memenuhi kebutuhan ternak ayam arab.
Persentase Bobot jantung Persentase bobot jantung penelitian menunjukkan perbedaan tidak nyata. Penambahan 40% tepung kulit pisang tidak mempengaruhi persentase bobot jantung. Berdasarkan data pada Tabel 11 rataan persentase bobot jantung berkisar antara 0,38% - 0,45%. Kisaran ukuran persentase bobot jantung tidak berbeda jauh dengan kisaran berdasarkan hasil penelitian BPTU Sembawa (2007) yaitu sebesar 0,46 % pada ayam arab silver umur 22 minggu. Pembesaran ukuran jantung dengan adanya penambahan otot jantung disebabkan otot menyesuaikan diri terhadap kontraksi jantung yang berlebihan atau kelelahan (Ressang, 1984). Otot jantung ayam arab tidak mengalami pembesaran karena tidak digunakan secara berlebihan dalam memompa darah ke seluruh tubuh jantung. Aktivitas organ pencernaan dalam mencerna pakan yang berserat dengan penambahan tepung kulit pisang tidak mengeluarkan energi yang banyak, sehingga kontraksi otot jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh ayam arab bekerja dengan normal. Pemakaian 40% tepung kulit pisang tidak menggangu aktivitas kerja organ jantung dalam tubuh ayam arab yang merupakan organ vital dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung ayam arab yang diberikan pakan dengan tepung kulit pisang sampai level 40% masih dapat berfungsi dengan baik, sehingga kondisi ayam arab sehat. Kondisi ayam arab sehat karena kebutuhan nutrien tubuh ayam arab tercukupi. Penggunaan tepung kulit pisang sampai level 40% dapat mencukupi kebutuhan nutrien ayam arab.
26
Saluran Pencernaan
Persentase Bobot Ventrikulus Kisaran rataan persentase bobot ventrikulus ayam arab periode layer antara 1,09% – 1,28% (Tabel 12).Kisaran persentase bobot ventrikulus tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian BPTU Sembawa terhadap ayam arab silver betina umur 22 minggu sebesar 1,85%. Penelitian Syahrudin (1998), pemakaian pakan dengan kandungan serat kasar 5%, 7%, dan 9% berturut-turut menghasilkan kecenderungan semakin meningkatkan bobot ventrikulus pada ayam sebesar 1,66%, 1,76%, dan 1,77% walaupun peningkatan tidak berbeda jauh. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung kulit pisang sampai 40% tidak berpengaruh terhadap persentase bobot ventrikulus, sehingga semua taraf perlakuan penambahan tepung kulit pisang dalam pakan dapat digunakan dalam pakan ayam arab periode layer. Ventrikulus di dalam saluran pencernaan berfungsi untuk menghancurkan dan menggiling pakan secara kasar (Yasin, 2010). Pakan yang masuk ke dalam ventrikulus mengalami pencernaan secara mekanik, tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh ventrikulus. Di dalam ventrikulus hanya untuk memperkecil ukuran partikel agar mudah diserap pada saluran pencernaan selanjutnya yaitu usus dan sekum.Kontraksi otot ventrikulus akan terjadi bila makanan masuk kedalamnya. Kandungan serat kasar sampai 7,42% tidak membuat kontraksi otot bekerja keras untuk memecah atau memperkecil ukuran pakan yang berserat, sehingga bobot ventrikulus tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata.
Usus halus Hasil sidik ragam memperlihatkan pemberian tepung kulit pisang dalam pakan sebanyak 40% dari jumlah pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot dan panjang relatif usus halus termasuk duodenum, jejenum, dan ileum. Data pada Tabel 12 menunjukkan bahwa ayam arab periode layer memiliki rataan persentase bobot duodenum berkisar antara 0,37% – 0,48% dan rataan panjang relatif duodenum berkisar antara 16,21 – 18,42 cm/kg BB (Tabel 12). Rataan persentase bobot jejenum berkisar antara 0,75% – 0,97%, sedangkan rataan panjang relatif jejenum terhadap bobot hidup sekitar 34,79 – 44,92 cm/kg BB. Rataan persentase bobot ileum berkisar antara 0,86% – 1,09% dan rataan panjang
27
12. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli dalam Pakan terhadap Rataan Bobot dan Persentase Bobot Ventrikulus, Duodenum, Jejenum Ileum, Colon, dan sekum Ayam Arab Umur 26 Minggu
gan uran rnaan kulus enum m
m
Bobot (g) Persentase bobot (%) R0 R1 R2 R3 R0 R1 R2 R3 18,56 ± 6,70 5,85 ± 0,94 12,02 ± 4,19 15,52 ± 4,86 2,52 ± 1,12 4,03 ± 2,51
16,06 ± 3,11 5,73 ± 1,24 14,12 ± 1,75 12,47 ± 1,84 1,85 ± 0,10 5,51 ± 1,21
19,78 ± 3,72 6,06 ± 1,31 11,81 ± 3,61 15,12 ± 5,85 3,80 ± 2,02 4,61 ± 1,38
16,07 ± 2,30 6,53 ± 0,70 12,74 ± 3,41 14,66 ± 2,17 2,32 ± 0,75 6,85 ± 0,89
1,17 ± 0,35 0,37 ± 0,05 0,75 ± 0,20 0,97 ± 0,22 0,16 ± 0,06 0,25 ± 0,14
1,09 ± 0,16 0,39 ± 0,06 0,97 ± 0,12 0,86 ± 0,16 0,13 ± 0,01 0,38 ± 0,11
1,28 ± 0,26 0,39 ± 0,09 0,77 ± 0,25 0,98 ± 0,40 0,25 ± 0,13 0,30 ± 0,09
1,18 0,48 0,,95 1,09 0,17 0,51
gan: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %
13. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli dalam Pakan terhadap Panjang dan Panjang Relatif Duodenum, Jejenum, Ileum, Colon, dan SekumAyam Arab Umur 26 Minggu
gan uran rnaan enum m
m
Panjang (cm) Panjang Relatif (cm/kg BB) R0 R1 R2 R3 R0 R1 R2 R3 25,50 ± 4,80 54,75 ± 5,20 51,63 ± 0,48 8,38 ± 1,25 32,55 ± 4,66
26,88 ± 2,93 59,13 ± 5,33 55,95 ± 1,71 7,25 ± 0,29 34,88 ± 4,71
28,25 ± 5,17 55,25 ± 4,33 55,13 ± 6,69 8,63 ±1,70 32,88 ± 2,43
24,83 ± 2,14 62,38 ± 18,39 55,98 ± 12,54 8,30 ± 1,36 37,00 ± 3,54
16,21 ± 2,71 34,79 ± 2,03 33,10 ± 4,55 5,37 ± 1,06 20,60 ± 1,38
18,42 ± 1,98 40,70 ± 5,47 38,52 ± 4,29 4,99 ± 0,53 23,87 ± 2,98
18,16 ± 2,95 35,60 ± 2,39 35,47 ± 3,42 5,54 ± 0,95 21,21 ± 1,87
gan: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %
18,33 44,92 40,54 6,04 27,6
relatif ileum terhadap bobot hidup berkisar 33,10 – 40,54 cm/kg BB. Menurut Ressang (1984), panjang usus halus ayam dewasa mencapai 1,5 m. Panjang usus halus mulai duodenum sampai dengan ileum mencapai 1,4 m. Hasil panjang usus halus tidak berbeda jauh dengan teori. Usus halus hanya mampu menghidrolisis karbohidrat sederhana untuk di serap tubuh ayam arab sebagai sumber energi, sedangkan serat kasar tidak mampu didegradasi. Oleh karena itu sebagian serat kasar hanya lewat dari usus halus dan akan dilanjutkan ke saluran pencernaan bagian akhir (sekum, rektum, kolon) untuk pencernaan secara fermentatif (Scott et al., 1982). Hal itu yang menyebabkan bobot dan panjang usus halus tidak mengalami pemanjangan atau penebalan dinding usus halus ketika pakan ditambahkan tepung kulit pisang sebanyak 40% yang memiliki kandungan serat kasar pakan sebesar 7,42% karena pada usus halus serat tidak dicerna.Bobot maupun ukuran usus halus pada ayam arab yang diberikan pakan dengan tepung kulit pisang tidak berbeda dengan usus halus ayam arab yang diberikan ransum kontrol.
Usus Besar (Colon) Berdasarkan data Tabel 12 menunjukkan bahwa ayam arab periode layer memiliki persentase bobot usus besar berkisar antara 0,13% - 0,25% dan panjang usus besar berkisar antara 7,25 – 8,63 cm dengan rataan panjang relatif usus besar berkisar antara 4,99– 6,04 cm/kg BB (Tabel 13). Gambar 5 memperlihatkan perlakuan dengan tepung kulit pisang uli dalam pakan tidak memperlihatkan adanya perbedaan dengan perlakuan yang menggunakan tepung kulit pisang uli dalam pakan terhadap rataan panjang relatif usus besar. Panjang usus besar ayam arab penelitian adalah 8,138 cm/ekor, sesuai dengan pernyataan Amrullah(2004) bahwa panjang usus besar yang dimiliki ayam dewasa berkisar 8-10 cm/ekor. Hasil sidik ragammenunjukkan pemberian 40% tepung kulit pisang tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot dan rataan panjang relatif usus besar ayam arab periode layer. Pengaruh tepung kulit pisang uli dalam pakan terhadap panjang relatif usus besar dapat dilihat pada Gambar 5.
29
PanjangRelatifUsusBesar(cm/kgBB)
7 6 5 4
3
5.37
4.99 5.54
6.04
2 1 0 R0
R1
R2
R3
Ransum Perlakuan
Gambar 5. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Panjang Relatif Usus besar R0 = Ransum mengandung 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 % R2 = Ransum mengandung 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 % R3 = Ransum mengandung 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %
Usus besar merupakan salah satu tempat berlangsungnya pencernaan secara fermentatif pada pada tubuh ayam (Yasin, 2010).Usus besar dalam saluran pencernaan berperan dalam penyerapan air dan beberapa vitamin. Pencernaan serat kasar di usus besar hanya berlangsung dalam jumlah kecil,sehingga tidak ada peningkatan dalam bobot maupun panjang usus besar ayam arab yang diberi pakan dengan tepung kulit pisang yang mengandung serat kasar sampai 7,42% tidak berpengaruh nyata.
Sekum Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan 40% tepung kulit pisang dalam pakan ayam arab tidak berpengaruh terhadap persentase bobot dan panjang relatif sekum ayam arab periode layer umur 26 minggu. Rataan persentase bobot sekum ayam arab berkisar antara 0,25% - 0,51% dan rataan panjang relatif sekum ayam arab berkisar antara 20,60 – 27,61 cm/kg BB. Sekum merupakan tempat terjadinya pencernaan secara fermentatif bersama dengan tembolok, rektum, dan kolon (Yasin, 2010).Sekum merupakan
bejana
fermentor yang efektif pada ternak unggas.Substrat yang mengisi sekum berasal dari usus halus yang masuk ke dalam sekum karena tidak dapat didegradasi oleh usus
30
halus seperti serat kasar. Menurut Kismono (1986), peningkatan kadar serat dalam pakan dapat menyebabkan pertambahan panjang sekum karena adanya kemampuan merenggang untuk menampung dan mencerna pakan yang bersifat bulky. Terdapatbeberapa penelitian yang menyebutkan bahwa pemberian pakan berserat kasar untuk unggas dapat berdampak pada produksi fermentasi meningkat dalam sekum yang dapat menyebabkan hipertropi sekum (Redig, 1989). Ketika bebek mallard diberikan pakan yang berbeda yaitu pakan komersial yang rendah serat dengan pakan pellet alfalfa yang tinggi serat, terjadi peningkatan ukuran sekum bebek yang diberi pakan pellet alfalfa (Miller, 1976). Demikian pula, Duke et al. (1984) melaporkan bahwa pakan berserat tinggi menyebabkan peningkatan 25% dalam ukuran sekum kalkun. Hasil penelitian pemberian pakan yang ditambahkan tepung kulit pisang sebanyak 40% berbeda dengan penelitian lain yang telah disebutkan. Kandungan serat kasar sebesar 7,42% yang disebabkan oleh penggunaan tepung kulit pisang, masih dapat ditoleransi untuk didegradasi oleh mikroba dalam sekum ayam arab sehingga tidak terjadi perubahan ukuran sekum ayam arab. Ukuran sekum ayam arab yang diberikan tepung kulit pisang tidak berbeda dengan ukuran sekum ayam arab yang diberikan pakan kontrol. Sejak hari pertama ayam hidup, bakteri yang sudah ada di dalam sekum diantaranya Enterobacteriacae spp., Enterococus spp. dan Lactobacillus spp, sementara Bacteroides spp. dan Eubacterium spp. berkembang setelah 2 minggu (Van der Wielen et al., 2001). Hungate (1966) melaporkan beberapa bakteri pencerna selulosa diantaranya Bakteroidessuccinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus, Butyrivibriofibrisolvens dan bakteri pencerna hemiselulosa diantaranyaButyrivibrio fibrisolvens,Bakteroides ruminocola, dan Ruminococcus sp. Kemungkinan dengan bantuan bakteri Bacteroides spp didalam sekum yang sudah berkembang sejak ayam arab berumur 2 minggu yang membantu mendegradasi serat kasar yang terkandung dalam pakan yang ditambahkan tepung kulit pisang. Kandungan serat kasar pakan dengan tepung kulit pisang masih dapat didegradasi, ditandai tidak adanya perubahan pada ukuran bobot dan ukuran sekum ayam arab umur 26 minggu.
31
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penggunaan tepung kulit pisang dalam pakan ayam arab periode layer sampai 40 % tidak memberikan pengaruh terhadap bobot hidup dan persentase bobot karkas, lemak abdominal, bobot organ dalam, dan saluran pencernaan.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemakaian tepung kulit pisang dengan taraf 10% dari ransum perlakuan. Pada pengamatan lemak abdominal, organ dalam, dan saluran pencernaan pada ayam diperlukan sampel sebanyak >1 ekor ayam per ulangan untuk diamati dengan tujuan menghindari data yang terlalu beragam.
32
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.Penelitian dan penulisan skripsi ini terlaksana tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ir. Dwi Margi Suci, MS. selaku pembimbing utama dan pembimbing akademik dan Ir. Widya Hermana, MSi.selaku pembimbing anggota atas segala bimbingan, nasihat, dan saran yang telah diberikan pada penulis.Ucapan terima kasih pula kepada Dr. Ir. Sumiati, M.Sc. dan M.Si.selaku dosen penguji sidang, serta Ir. Lidy Herawati, M.Si.selaku panitia sidang yang telah memberikan masukan dan arahan yang bermanfaat dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan untuk kesempatan yang diberikan oleh pihak Indofood Riset Nugrahayang telah memberikan hibah dana penelitian sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan kepada para tim pakar yang juga memberi masukan dan arahan yang bermanfaat dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan rasa terima kasih dan hormat kepada Ayahanda Mukhiman (alm.), Ibunda Kastini, dan kakak (Try Sedyanto) yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan tidak lupa penulis sampaikan kepada anggota tim penelitian Rika danShanty atas dorongan semangat dan kerjasama dalam menyelesaikan penelitian serta keluarga 8, genetic 45, keluarga besar Himasiter, Bu Lanjar, Pak Karya, Mas Mul, ka Ade, Bu Dian, dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatuyang memberikan segala dukungan untuk membangkitkan motivasi dalam penyelesian tugas akhir ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan tentang nutrisi ternak dan semua pihak yang membutuhkan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Abdelsamie, R. E., K. H. P. Ranaweera & W. E Nano. 1983. The influence of fiber content and physical texture of diet on the performance of broilers in the tropics. Bri. Poult. Sci. 24: 383-390.
Amrullah, I.K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan ke-2. Lembaga Satu Gunungbudi, Bogor.
Bell, D.D. & W.D. Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg Production. 5th Ed. Springer Science and Business Media, Inc. Spiring Street, New York.
Bing-hai, C. T. Kemao & Y. Karasawa. 1998. Effects of dietarycellulose levels on growth, nitrogen utilization and retention time of diets at intestine in chicks fed equal amounts of nutrients.Proccedings 6th Asian Pacific Poultry Congress Nagoya Japan.Japan Sci. Association. 402 – 409.
Blakely, D. & D.H.Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Terjemahan: Bambang Srigandono. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
BPS. 2011. Animal husbandry statistic. www.bps.go.id. [1Agustus 2011].
BPTU Sembawa. 2007. Ayam arab (Potensi untuk dikembangkan di masyarakat). http://bptu-sembawa.net. [1 Agustus 2011].
Darmana, W. &M. Sitanggang. 2002. Meningkatkan Produktifitas Ayam ArabPetelur. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Deasy, A. A. 2000. Evaluasi pakan yang menggunakan kombinasi pollard dan duckweed terhadap persentase berat karkas, bulu, organ dalam, lemak abdominal, panjang usus dan sekum ayam kampung. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Departemen Pertanian. 2006. Produktifitas Buah Pisang Indonesia. Departemen Pertanian, Jakarta.
Direktorat Jenderal Peternakan. 2007. Ayam Arab. http://bitnak.ditjennak.deptan.go.id/pls/portal30/docs/folder/BPTUSembawa/de skripsi_ternak/SMBternakunggas/ayam_arab.htm. [23 Maret 2011].
Duke, G. E., E. Ecclestone, S. Kirkwood, C. F. Louis, & H. P. Bedbury. 1984. Cellulose digestion by domestic turkeys fed low or high fibre diets. J. Nutr. 114 : 95 – 102.
Diwyanto, K. & S. N. Prijono. 2007. Keanekaragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal Indonesia : Manfaat dan Potensi. LIPI Press, Jakarta.
34
Fontana, A. A., D. Weaver Jr., D. M. Denbaow & B. A. Watkins. 1993. Early feed restriction of broiler: Effect on abnominal fat pad, liver, and gizzard weight, fat deposition and carcass composition. Poultry Sci. 72: 243-250.
Gabriel, I., M. Lessire, S. Mallet & J. F. Guillot. 2006. Mikroflora of the digestive tract : critical factors and consequences for poultry. World’s Poult. Sci. J. 62 : 499 – 511.
Gohl, B. 1981. Tropical feeds. Feed information summaries and nutritive value. Animal Production and Healt Series. FAO 12 : 364 – 366.
Harisshinta, Ratih. 2009. Pengaruh penggunaan limbah teh dalam pakan terhadap persentase karkas, lemak abdominal, kandungan lemak daging, dan berat organ dalam ayam pedaging. Skripsi. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya, Malang.
Hernawati & A. Aryani. 2007. Tepung kulit pisang sebagai pakan alternatif ternak unggas. Laporan Penelitian Hibah Pekerti. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Hernawati, H., Y. H. Adisendjaja, & R. Shintawati. 2008. Potensi tepung kulit pisang sebagai pakan ayam broiler untuk menghasilkan daging yang mengandung kolesterol rendah. Laporan. Jurusan Pendidikan Biologi.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hernawati, H., A. Aryani, T. Safaria, & R. Solihat. 2009. Optimasi pemanfaatan tepung kulit pisang untuk meningkatkan kualitas produksi ayam kampung. Laporan Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hungate, R. E., 1966. The Rumen and Its Microbes. Academic Press, New York.
Iskandar, S. 2005. Pertumbuhan dan perkembangan karkas ayam silangan kedu x arab pada dua sistem pemberian ransum. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 10 (4) : 253-259.
Kholis, S&M. Sitanggang. 2002. Mengenal Lebih Dekat, Ayam Arab &Poncin Petelur Unggul. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Kismono, M.M.S.S. 1986. Toleransi ayam broiler terhadap kandungan serat kasar, serat detergent asam, lignin dan silika dalam ransum yang mengandung tepung daun alang-alang. Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Leeson, S. & J.D. Summers. 2000. Broiler Breeder Production. University Books, Guelph, Ontario.
Lubis, A.D., Suhartono, B. Darmawan, H. Ningrum, I. Y. Noormasari, & N. Nakagoshi. 2007. Evaluation of fermented cassava (Manihot esculenta Crantz) pulp as feed ingredient for broiler. Journal of Tropics. 17 : 73-80.
35
Mangisah, I., M. H. Nasoetion, W. Murningsih, & Arifah. 2007. Pengaruh serat kasar ransum terhadap pertumbuhan, produksi, dan penyerapan “volatile fatty acid” pada itik tegal. Majalah Ilmiah Peternakan. 10(3) : 83 – 88.
Mahfudz, M. 2000. Pengaruh penggunaan tepung ampas tahu terhadap efisiensi penggunaan protein dan kualitas karkas ayam pedaging. Jurnal Ilmu SAINTEKS. 8(2) : 88 – 97.
McLelland, J. 1990. A Color Atlas of Avian Anatomy. Wolfe Publishing Limited, London.
Miller, M. R. 1976. Cecal fermentation in mallards in relation to diet. Condor. 78 : 107-111.
Nickel, R., A. Schummer, E. Seiferie, W. G. Siller,& P. A. L. Weight. 1977. Anatomy of Domestic Bird. Verlag-Paul Parley, Berlin.
Nuraini, Sabrina, & S. A. Latif. 2008. Performa ayam dan kualitas telur yang menggunakan ransum mengandung onggok fermentasi dengan Neurospora crassa. Media Peternakan. 31: 195-202.
Parakkasi, A. 1990.Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Penerbit Angkasa, Bandung.
Piliang, W. G. & Djojosoebagio, Al Haj S. 2002. Fisiologi Nutrisi. Vol. I. Edisi ke-4. Institut Pertanian Bogor (IPB)-Press, Bogor.
Presdi, H. 2001. Pengaruh pemberian tepung bulu ayam dalam ransum terhadap persentase karkas ayam buras umur 16 minggu. Skripsi. Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Putnam, P.A. 1991. Handbook of Animal Science. Academy Press, San Diego.
Redig, P. 1989. The avian ceca : obligate combustion chambers or facultative afterburners? – The conditioning influence of diet. J. Exp. Zool. Suppl. 3 : 66 - 69.
Ressang, A. A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. 2nd Ed. Team Leader IFAD Project:Bali Cattle Disease Investigation Unit, Bali.
Rizal, Y. 2008. Ilmu Nutrisi Unggas. http://task-list.blogspot.com/2008/03/ilmu- nutrisi-unggas.html?m=1. [24 Juni 2012].
Samudera, R & A. Hidayatullah. 2008. Warna kulit, lemak abdomen dan lemak karkas itik alabio (Anas plathyrhincos borneo) jantan akibat pemberian azolla dalam ransum. Animal Production 56 : 164-167.
Scott, M.L., M.C. Nesheim, & R. J. Young. l982. Nutrition of The Chicken. Dept.ofPoult.Sci. and Graduate School of Nutrition Cornell. University of Ithaca, NewYork. 36
Siri, S., Tabioka, H. & Tasaki, I. 1992.Effect off dietary fibers on growthperformance, development of internal organs, protein and energy utilization, andlipid content of growing chicks.Jpn. Poult. Sci. 29: 106-114.
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Press,Yogyakarta.
Mada University
Sriyana, S. 2005. Analisis kandungan lemak kasar pada pakan ternak dengan menggunakan bahan pengekstrak bensin biasa yang disuling.Balai Penelitian Ternak Ciawi. Puslitbangnak. Deptan. Bogor.
Steel, R. G. D. & J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan : M. Syah. P.T. Gedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sturkie, P.D. 1976. Avian Physiology. 3rd Ed. Spinger-Verlag, New York.
Suprijatna, E., L. D. Mahfudz, &W. Sarengat. 2006. Performans produksitelur ayam arab akibat pemberian ransum berbeda taraf protein saatpertumbuhan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Hal656-662.
Suprijatna, E., A. Umiyati, & K. Ruhyat. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Susmiyanto. 2005. Studi kasus peternakan hasil silangan ayam arab dengan ayam kampung di Desa Bantarpanjang Sukajadi Bogor. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suthama, N & S. M. Ardiningsasi. 2006. Perkembangan fungsi fisiologis saluran pencernaanayam kedu periode starter. Majalah Ilmiah Peternakan. 9(2) : 35-39.
Syahrudin. 1998. Pengaruh berbagai tingkatan serat kasar dalam ransum terhadap kandungan kolesterol dan organ pencernaan ayam broiler. Jurnal Peternakan dan Lingkungan. 6 (2) : 26 – 30.
Tartrakoon, T., N. Chalearmsan, T. Vearasilp, & U. Meulen. 1999. The nutritive value of banana peel (Musa sapieutum L.) in growing pigs. Laporan.Rajamangala Institute of Technology, Phitsanulok Campus, Phitsanulok.
Van der Wielen, P. W., S. Biesterveld, L. J. A. Lipman, & F. Van Knapen. 2001. Inhibition of a glucose-limited sequencing fed-batch culture of salmonella enterica serovar enteridis by volatile fatty representative of the ceca of broiler chickens. Appl. Environ. Microbiol. 67 : 1979-1982.
Wahlqvist, M. L. 1987. Dietary fiber and carbohydrate metabolism. J. Anim. Sci. 45 : 1232 – 1236.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gedia Pustaka Utama, Jakarta.
37
Yasin, I. 2010. Pencernaan serat kasar pada ternak unggas. Jurnal Ilmiah Inkoma. 21(3) : 227-236.
Zainuddin, D. 2005. Strategi pemanfaatan sumber daya lokal dan perbaikan manajemen ayam lokal.Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Balai Penelitian Ternak, Bogor.
38
LAMPIRAN
39
Lampiran 1. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Karkas Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Karkas Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 108,292 Error 12 168,288 Total 15 276,581 Keterangan : NS = Non Signifikan
KT 36,097 14,024 18,439
F 2,57 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 2. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Lemak Abdomen Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Lemak Abdomen Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,471 Error 12 0,928 Total 15 1,399 NS Keterangan : = Non Signifikan
KT 0,157 0,077 0,093
F 2,03 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 3. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Lemak Sekitar Ventrikulus Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Lemak Sekitar Ventrikulus Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,418 Error 12 3,665 Total 15 4,083 NS Keterangan : = Non Signifikan
KT 0,139 0,305 0,272
F 0,46 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 4. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Hati Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Hati Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,018 Error 12 0,274 Total 15 0,291 NS Keterangan : = Non Signifikan
KT 0,006 0,023 0,019
F 0,26 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
40
Lampiran 5. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Jantung Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Jantung Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,008 Error 12 0,018 Total 15 0,026 Keterangan : NS = Non Signifikan
KT 0,003 0,002 0,002
F 1,77 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 6. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Ventrikulus Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Ventrikulus Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,014 Error 12 0,152 Total 15 0,166 Keterangan : NS = Non Signifikan
KT 0,005 0,013 0,011
F 0,37 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 7. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Duodenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Duodenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,017 Error 12 0,032 Total 15 0,049 NS Keterangan : = Non Signifikan
KT 0,006 0,003 0,003
F 2,16 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 8. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Jejenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Jejenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,050 Error 12 0,203 Total 15 0,253 NS Keterangan : = Non Signifikan
KT 0,017 0,017 0,012
F 0,98 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
41
Lampiran 9. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Ileum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Ileum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,026 Error 12 0,206 Total 15 0,233 Keterangan : NS = Non Signifikan
KT 0,009 0,017 0,016
F 0,51 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 10. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Colon Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Colon Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,034 Error 12 0,076 Total 15 0,110 Keterangan : NS = Non Signifikan
KT 0,011 0,006 0,007
F 1,80 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 11. Uji Sidik Ragam Persentase Bobot Sekum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Persentase Bobot sekum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 0,118 Error 12 0,153 Total 15 0,271 NS Keterangan : = Non Signifikan
KT 0,039 0,013 0,018
F 3,09 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 12. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Duodenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Duodenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 13,262 Error 12 79,116 Total 15 92,377 NS Keterangan : = Non Signifikan
KT 4,421 6,593 6,158
F 0,67 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
42
Lampiran 13. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Jejenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Jejenum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 268,647 Error 12 317,608 Total 15 586,254 Keterangan : NS = Non Signifikan
KT 89,549 26,467 39,084
F 3,38 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 14. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Ileum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Ileum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 129,530 Error 12 212,312 Total 15 341,842 Keterangan : NS = Non Signifikan
KT 43,177 17,693 22,789
F 2,44 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 15. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Colon Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Colon Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 2,300 Error 12 7,146 Total 15 9,446 Keterangan : NS = Non Signifikan
KT 0,767 0,595 0,630
F 1,29 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
Lampiran 16. Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Sekum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
Uji Sidik Ragam Panjang Relatif Sekum Ayam Arab Periode Layer Umur 26 Minggu
SK db JK Perlakuan 3 122,125 Error 12 142,024 Total 15 264,149 Keterangan : NS = Non Signifikan
KT 40,708 11,835 17,610
F 3,44 NS
F0,05 3,490
F0,01 5,953
43