PENGARUH TEKNIK NAPAS DALAM TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN PADA IBU INPARTU PRIMIGRAVIDA KALA I FASE AKTIF DI RS. WILLIAM BOOTH SURABAYA EnyAstuti Stikes William Booth Surabaya ABSTRACT Progress of labor is slow or no progress , is one of the complications of childbirth are worrying , complex and unpredictable . Potential effects on the mothers who have lost control of this will be related to pain , progress is slow and fatigue . In the first stage , labor will progress faster and pain felt by the patient will be reduced if at any uterine contractions and he was breathing in slowly and avoid straining . Breathing techniques are performed are soothing , breathing is used to increase abdominal pressure and help remove the fetus . This study aims to analyze the breathing techniques in the progress of labor in primigravida mother inpartu the active phase of the first stage.This research uses analytic methods to the design of static group comparison study of post -test only design , with research sites in the RS . William Booth Surabaya in July-August 2008, pengabilan sample using purposive sampling technique . Samples taken from the mother inpartu primigravida active phase of the first stage is given and not given a breathing technique in as many as 20 respondents . Variables used in the breathing techniques and the progress of labor . Data collection instruments and sheet patrograf using SAP . The analysis used independent sample t - test with error level p < 0.05 . From the results of statistical tests ( independent sample t - test ) on his frequency p = 0.549 > 0.05 then the hypothesis reads no effect on breathing in his frequency , the duration of his p-value = 0.025 < 0.05 then the hypothesis says there influence of breathing techniques in the duration of his , at the opening of the cervix p value = 0.184 > 0.05 then the hypothesis reads no influence breathing in the opening of the cervix , the decline in the value of p = 0.556 head > 0.05 then the hypothesis reads no influence techniques breath in the head decline . Then the suggestions submitted are ; For midwives are expected to provide additional information to the knowledge about the progress of labor with breathing awareness , and the researchers expected to further Keywords : Engineering a deep breath , the progress of labor (2000) melaporkan bahwa tidak majunya persalinan merupakan alasan bagi 68% seksio sesaria non elektif pada presentasi kepala. Insiden ini terjadi pada 5-8% persalinan dan pada primigravida insidennya dua kali lebih besar dari pada multigravida (Llewellin, 2002). Kemajuan persalinan yang lambat atau tidak ada kemajuan merupakan satu dari komplikasi persalinan yang mengkhawatirkan, rumit dan tidak terduga (Simkin, 2002). Efek potensial pada ibu yang mengalami ini akan hilang kontrol terkait dengan nyeri dan kemajuan yang kurang dan keletihan.
Pendahuluan Pada persalinan normal bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Mochtar, 1998). Jika lamanya persalinan melebihi normal atau jika harus dilakukan intervensi sebelum atau selama persalinan, keadaan ini disebut distosia (Llewellyn, 2002). Istilah ini juga digunakan untuk tidak adanya kemajuan pembukaan serviks atau penurunan janin (Cunningham, 2005). Kontraksi uterus yang tidak teratur dan tidak efektif dalam waktu lama dapat mengakibatkan distress fetal, terjadinya trauma pada ibu dan janin dan persalinan dengan seksio sesarea (Simkin, 2005). Gifford, dkk
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di RS. William BoothSurabaya pada tanggal 18 April 2008 diperoleh hasil bahwa pembukaan serviks pada ibu primipara di RS. William Booth Surabaya kurang lebih 1 cm setiap 1
jam. Menurut Friedman perlambatan pembukaan pada fase aktif didefinisikan bila pembukaan kurang dari 1.2 cm per jam pada nulipara. Ibu yang menjalani persalinan di RS. William Booth Surabaya berjumlah ±80 orang setiap bulan. Jumlah ibu primigravida yang bersalin adalah ±30 orang sedangkan ibu multipara berjumlah ±50 orang. Selama ini teknik yang digunakan untuk mempercepat persalinan di RS. William Booth Surabaya berupa emosional support dengan tujuan untuk mempersiapkan psikologis ibu. Ibu yang mengalami partus lama di RS. William Booth Surabaya diberikan tindakan berupa oksitosin (kolaborasi dengan dokter), jika dengan pemberian oksitosin belum menunjukkan hasil yang baik, maka dokter akan mengambil alternatif lain. Teknik relaksasi napas dalam pernah diterapkan untuk mengatasi nyeri selama persalinan kala I.
Dokter dan tenaga paramedis sering kali mampu meningkatkan atau mempertahankan kemajuan persalinan dengan intervensi fisik dan psikologis sederhana non bedah dan non farmakologis. Pemantauan kemajuan persalinan yang teliti dibutuhkan untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari persalinan normal dan mulai memberikan intervensi yang sesuai sehingga dapat memaksimalkan peluang keluaran yang memiliki risiko rendah (Simkin, 2002). Pada persalinan kala I persalinan akan maju lebih cepat dan nyeri yang dirasakan pasien akan berkurang apabila pada setiap kontraksi uterus ia bernapas dalam dan pelan-pelan serta menghindari mengejan (Oxorn, 1996). Bernapas yang dilakukan bersifat menenangkan; tindakan ini mendorong pelepasan ketegangan dan menimbulkan perasaan sejahtera. Perilaku menenangkan diri sendiri ini membantu meredakan korteks otak, membuat wanita berada dalam suasana perasaan yang lebih naluriah (Simkin, 2005). Pernafasan dipakai untuk meningkatkan tekanan abdomen dan membantu mengeluarkan janin (Bobak, 2003).
Stres psikologis memiliki efek fisik kuat pada persalinan (Chapman, 2006). Ketakutan, kecemasan dan bentuk distres lainnya berpotensi untuk memperlambat persalinan (Simkin, 2005). Selama kala I persalinan, katekolamin di sirkulasi mempunyai kadar tinggi yang menyebabkan beralihnya aliran darah dari rahim dan plasenta ke organ-organ lain. Beralihnya aliran darah dari rahim dan plasenta memperlambat kontraksi rahim dan mengurangi pasokan oksigen ke janin (Simkin, 2005). Nyeri bersalin dapat menimbulkan respons fisiologis yang mengurangi kemampuan rahim dalam berkontraksi sehingga memperpanjang waktu persalinan (Bobak, 2003). Friedmant dan Sachlteben mendefinisikan fase laten berkepanjangan apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada nulipara dan 14 jam pada multipara. Menurut Cunningham (2005) efek distosia pada ibu meliputi; infeksi intrapartum, ruptur uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistula, cedera otot dasar panggul. Efek pada janin meliputi; kaput suksadenaum dan moulage kepala janin. Fraktur tengkorak kadangkadang dijumpai, biasanya setelah dilakukan upaya paksa pada persalinan. Partus lama merupakan penyebab penting kematian janin dan neonatus.
Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen dengan static-group comparison post test only design yaitu merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan pengaruh dari teknik napas dalam pada kelompok subyek yang mendapat perlakuan, dan pada kelompok subyek yang tidak mendapat latihan teknik napas dalam perlakuan terhadap kemajuan persalinannya. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Agustus 2013, dengan lokasi penelitian di RS.William Booth Surabaya. Populasi pada penelitian ini adalah ibu inpartu primigravida kala I fase aktif persalinan fisiologis yang tidak mendapatkan program terapi analgesik, anesthesi dan uterotonika di di RS.William Booth Surabaya. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 21 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu inpartu primigravida kala I fase aktif persalinan fisiologis 2
yang tidak mendapatkan program terapi analgesik, anesthesi dan uterotonika di di RS.William Booth Surabaya. Dengan Kriteria sample adalah: 1) Ibu inpartu primigravida kala I fase aktif (pembukaan 4-10 cm) persalinan fisiologis 2) Ibu kooperatif dan bersedia menjadi subyek penelitian 3) Tidak mendapatkan program terapi analgesik, anasthesi dan uterotonika. Sampling adalah dalam penelitian ini digunakan teknik non random sampling dengan metode purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Besar Sampel dalam penelitian ini digunakan dengan perhitungan rumus yang hasilnya adalah n 20 dengan Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)
Tabel
1 Distribusi karakteristik berdasarkan frekuensi HIS
responden
Teknik Napas Dalam Frekuensi HIS
Tidak Diberi
Diberi
N
Total
N
%
%
3,44 kali
1
10
0
1
3,46 kali
1
10
0
1
3,50 kali
1
10
2
20
3
3,55 kali
0
1
10
1
3,56 kali
0
3
30
3
0
1
3,57 kali
1
10
3,58 kali
2
20
1
10
3
3,63 kali
1
10
1
10
2
3,64 kali
1
10
1
10
2
0
1
10
1
Hasil Penelitian Analisis Data Secara Deskriptif : membahas tentang karakteristik responden yang memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 20 responden. Penjelasan karakteristik responden berdasarkan Kemajuan persalinan yang terbagi atas frekuensi dan Durasi HIS, pembukaan serviks dan penurunan kepala. Pada karakteristik responden peneliti membagi menjadi dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok diberi teknik napas dalam dan kelompok yang tidak diberi teknik napas dalam.
3,71 kali
1. HIS a. Frekuensi Berdasarkan distribusi frekuensi HIS pada responden dapat diberikan gambaran secara jelas sebagai berikut :
3,83 kali
1
10
0
1
3,86 kali
1
10
0
1
Total
10
100
100
20
10
Berdasarkan table 1 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi HIS pada kelompok ibu yang diberikan perlakuan teknik napas dalam frekuensi HIS-nya terjadi 3,44 kali sebanyak 1 responden (10 %), frekuensi HIS-nya terjadi 3,46 kali sebanyak 1 responden (10 %), frekuensi HISnya terjadi 3,50 kali sebanyak 1 responden (10 %), frekuensi HIS-nya terjadi 3,57 kali sebanyak 1 responden (10 %), frekuensi HIS-nya terjadi 3,58 kali sebanyak 2 responden (20 %), frekuensi HIS-nya terjadi 3,63 kali sebanyak 1 responden (10 %), frekuensi HIS-nya terjadi 3,64 kali sebanyak 1 responden (10 %), frekuensi HIS-nya terjadi 3,83 kali sebanyak 1 responden (10 %) dan
3
frekuensi HIS-nya terjadi 3,86 kali sebanyak 1 responden (10 %). Kemudian pada Kelompok ibu yang tidak diberikan teknik napas dalam frekuensi HIS-nya terjadi 3,50 kali sebanyak 2 responden (20 %), frekuensi HIS-nya terjadi 3,55 kali sebanyak 1 responden (10 %), frekuensi HIS-nya terjadi 3,56 kali sebanyak 3 responden (30 %), frekuensi HISnya terjadi 3,58 kali sebanyak 1 responden (10 %), frekuensi HIS-nya terjadi 3,63 kali sebanyak 1 responden (10 %) dan frekuensi HIS-nya terjadi 3,71 kali sebanyak 1 responden (10 %). b. Durasi HIS Berdasarkan distribusi Durasi HIS yang terjadi pada responden dapat diberikan gambaran secara jelas sebagai berikut : Tabel 2. Distribusi Karakteristik responden berdasarkan Durasi HIS :
detik 37,27 detik
Teknik Napas Dalam Durasi HIS
Diberi N
%
N
%
33,63 detik
0
1
10
1
34,36 detik
0
1
10
1
1
10
2
0
1
1
10
35,45 detik
1
10
1
10
1
37,69 detik
1
10
0
1
37,85 detik
1
10
0
1
37,86 detik
1
10
0
1
38,00 detik
1
10
0
1
38,57 detik
1
10
0
1
38,89 detik
1
10
0
1
10
1
39,30 detik
Tidak Diberi
35,00 detik
0
0
1
Total
35,63 detik
0
1
10
1
36,11 detik
0
1
10
1
36,67 detik
0
2
20
2
0
1
10
1
40,00 detik
1
10
0
1
40,83 detik
1
10
0
1
Total
10 100
100
20
10
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa durasi HIS pada Kelompok yang diberikan teknik napas dalam nilai durasi HIS-nya 35,00 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 35,45 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 37,69 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 37,85 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 37,86 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 38,00 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 38,57 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 38,89 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 40,00 detik sebanyak 1 responden (10 %) dan
36,88 4
durasi HIS-nya 40,83 detik sebanyak 1 responden (10 %). Kemudian pada Kelompok ibu yang tidak diberikan teknik napas dalam, durasi HIS-nya 33,63 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 34,36 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 35,00 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 35,45 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 35,63 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 36,11 detik sebanyak 1 responden (10 %), durasi HIS-nya 36,67 detik sebanyak responden (20 %), durasi HIS-nya 36,88 detik sebanyak 1 responden (10 %) dan durasi HIS-nya 39,30 detik sebanyak 1 responden (10 %).
Berdasakan tabel 3 diatas bahwa gambaran secara umum pembukaan serviks pada Kelompok yang diberi teknik napas dalam dimana pembukaan serviksnya 0,86 cm/jam sebanyak 2 orang (20 %), pembukaan serviksnya 0,91 cm/jam sebanyak 1 orang (10 %), pembukaan serviksnya 1 cm/jam sebanyak 4 orang (40 %), pembukaan serviksnya 1,33 cm/jam sebanyak 3 orang (30 %), Kemudian pada Kelompok tidak diberikan teknik napas dalam dapat dilihat bahwa pembukaan serviks 0,75 cm/jam sebanyak 1 orang (10 %), pembukaan serviks 0,86 cm/jam sebanyak 3 orang (30 %), pembukaan serviksnya 1 cm/jam sebanyak 4 orang (40 %), pembukaan serviks 1,14 cm/jam sebanyak 2 orang (20 %),
c. Pembukaan Serviks d.Penurunan Kepala
Berdasarkan distribusi frekuensi terjadinya pembukaan serviks pada responden dapat diberikan gambaran secara jelas sebagai berikut : Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pembukaan serviks
Berdasarkan distribusi frekuensi terjadinya penurunan kepala bayi responden dapat diberikan gambaran secara jelas sebagai berikut : Tabel
4.
Teknik Napas Dalam Pembukaan Serviks
Diberi N
0,75 cm/jam
%
3/5-2/5
9
90.0
8
80.0
17
5
1/5-0/5
1
10.0
2
20.0
3
0
1
Total
10
100.0
10
100.0
20
40
8
3
30
4
40
Total
N
1
1,00 cm/jam
4
30 0
10 100
Total
%
10
10
Diberi
N 1
1
Tidak diberi
Total
0
0,91 cm/jam
1,14 cm/jam
Penurunan Kepala
%
20
3
Tidak Diberi N
2
1,33 cm/jam
Teknik Napas Dalam
%
0,86 cm/jam
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penurunan Kepala Janin
0
3
2
20
2
10
100
20
Berdasakan tabel 4 diatas dapat dijelaskan bahwa pada Kelompok yang diberikan teknik napas dalam terjadi penurunan kepala janin 3/52/5 yaitu kondisi kepala janin menuju atau masuk kedalam panggul dialami oleh 8 responden (80 %) sedangkan penurunan kepala 1/5-0/5 yaitu kondisi kepala janin sudah berada didasar panggul hingga
5
kelihatan di perineum sebanyak 2 responden (20 %) Selanjutnya pada responden yang tidak diberikan teknik pernapasan, maka proses penurunan kepala 3/5-2/5 kondisi kepala janin menuju atau masuk kedalam panggul dialami oleh 9 responden (90 %) sedangkan penurunan kepala 1/5-0/5 yaitu kondisi kepala janin sudah berada didasar panggul hingga kelihatan di perineum sebanyak 1 (10 %) orang responden. Hasil Analisis Secara Statistik (Independent Sampel T-Test)
Setelah melakukan analisis data menggunakan analisis statistik program komputer Independent Sample t-tes untuk frekuensi HIS didapat hasil nilai rata-rata mean Kelompok diberi teknik napas dalam sebesar 3,60 dan nilai rata-rata mean Kelompok tidak diberi teknik napas dalam sebesar 3,57 sehingga kedua variabel dapat dikatakan tidak berbeda (diasumsikan sama/equal variances assumed) Berdasarkan nilai signifikan p = 0,549 dan nilai ini lebih besar dari taraf kesalahan = 5 % atau ( 0,549 > 0,05) maka terima Ho dan tolak H1 sehingga hipotesis penelitian berbunyi Tidak ada pengaruh teknik napas dalam terhadap frekuensi HIS pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William Booth Surabaya.
Berdasarkan hasil observasi terhadap HIS, Pembukaan serviks dan penurunan kepala dalam proses persalinan untuk kelompok yang diberi teknik napas dalam dengan pembanding Kelompok tidak diberi teknik napas dalam dengan menggunakan uji Independent Sample T- Test dengan bantuan program statistik komputer. Sehingga secara garis besar hasilnya dimasukan dalam tabel dibawah ini.
2.Hasil Uji Independent Sampel T-Test Untuk Durasi HIS
1.Hasil Uji Independent Sampel T-Test Untuk Frekuensi HIS
Hasil uji independent sample t-test untuk Durasi HIS antara kelompok diberi teknik napas dalam dan kelompok tidak diberi napas dalam hasilnya adalah sebagai berikut :
Hasil uji independent sample t-test untuk frekuensi HIS antara kelompok diberi teknik napas dalam dan kelompok tidak diberi napas dalam hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Uji Independent Sampel T-Test Untuk Durasi HIS Kelompok Mean Standart P Deviasi
Tabel 5.Hasil Uji Independent Sampel T-Test Untuk Frekuensi HIS
Diberi Teknik Napas Dalam
38,01
1,787
Tidak Diberi Teknik Napas Dalam
36,15
1,612
Kelompok Mean Standart Deviasi Diberi Teknik Napas Dalam
3,60
0,141
Tidak Diberi Teknik Napas Dalam
3,57
0,064
P 0,549
0,025
Setelah melakukan analisis data menggunakan analisis statistik program komputer Independent Sample t-tes untuk Durasi HIS didapat hasil nilai rata-rata mean Kelompok diberi teknik napas dalam sebesar 38,01 dan nilai rata-rata mean 6
Kelompok tidak diberi teknik napas dalam sebesar 36,15 sehingga kedua variabel dapat dikatakan tidak berbeda (diasumsikan sama/equal variances assumed).
Berdasarkan nilai signifikan p = 0,184 dan nilai ini lebih besar dari taraf kesalahan = 5 % atau ( 0,184 > 0,05) maka terima Ho dan tolak H1 sehingga hipotesis penelitian berbunyi Tidak ada pengaruh teknik napas dalam terhadap Pembukaan Serviks pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William BoothSurabaya.
Berdasarkan nilai signifikan p = 0,025 dan nilai ini lebih kecil dari taraf kesalahan = 5 % atau ( 0,025 < 0,05) maka terima H1 dan tolak Ho sehingga hipotesis penelitian berbunyi Ada pengaruh teknik napas dalam terhadap Durasi HIS pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William Booth Surabaya.
4.Hasil Uji Independent Sampel T-Test Untuk Penurunan Kepala Hasil uji independent sample t-test untuk Penurunan Kepala antara kelompok diberi teknik napas dalam dan kelompok tidak diberi napas dalam hasilnya adalah sebagai berikut :
2.Hasil Uji Independent Sampel T-Test Untuk Pembukaan Serviks
Tabel 8. Hasil Uji Independent Sampel T-Test Untuk Penurunan Kepala
Hasil uji independent sample t-test untuk Pembukaan Serviks antara kelompok diberi teknik napas dalam dan kelompok tidak diberi napas dalam hasilnya adalah sebagai berikut :
Kelompok Mean Standart Deviasi
Tabel 7. Hasil Uji Independent Sampel T-Test Untuk Pembukaan Serviks Kelompok
Mean
Standart Deviasi
P
Diberi Teknik Napas Dalam
2,20
0,422
0,556
Tidak Diberi Teknik Napas Dalam
2,10
0,316
Diberi Teknik Napas Dalam
1,06
0,193
Tidak Diberi Teknik Napas Dalam
0,96
0,127
P 0,184
Setelah melakukan analisis data menggunakan analisis statistik program komputer Independent Sample t-tes untuk penurunan kepala didapat hasil nilai rata-rata mean Kelompok diberi teknik napas dalam sebesar 2,20 dan nilai rata-rata mean Kelompok tidak diberi teknik napas dalam sebesar 2,10 sehingga kedua variabel dapat dikatakan tidak berbeda (diasumsikan sama/equal variances assumed).
Setelah melakukan analisis data menggunakan analisis statistik program komputer Independent Sample t-tes untuk Pembukaan serviks didapat hasil nilai rata-rata mean Kelompok diberi teknik napas dalam sebesar 1,06 dan nilai rata-rata mean Kelompok tidak diberi teknik napas dalam sebesar 0,96 sehingga kedua variabel dapat dikatakan tidak berbeda (diasumsikan sama/equal variances assumed).
Berdasarkan nilai signifikan p = 0,556 dan nilai ini lebih besar dari taraf kesalahan = 5 % atau ( 0,556 > 0,05) maka terima Ho dan tolak H1 sehingga hipotesis penelitian yang berbunyi Tidak ada pengaruh teknik napas dalam terhadap 7
Penurunan Kepala pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William BoothSurabaya.
produksi katekolamin dan related stress hormone sehingga pembuluh darah menjadi lebih lebar dan aliran darah ke rahim menjadi lancar (Simkin, 2005). Hal tersebut akan meningkatkan kontraksi uterus (Simkin, 2005). Tetapi kenyataannya, pada kelompok tidak diberi teknik napas dalam, semua responden juga mengalami durasi his lebih dari 30 detik . Hal ini bisa terjadi karena responden sebelum persalinan yaitu pada trimester III kehamilan, rutin mengikuti senam hamil yang dilaksanakan setiap hari Selasa di RS. William Booth Surabaya. c. Pembukaan serviks Hasil observasi kepada 20 responden yang dibagi atas dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok diberi teknik napas dalam sebanyak 10 responden dan kelompok yang tidak diberi teknik napas dalam sebanyak 10 responden. Sehingga hasilnya terhadap kemajuan persalinan adalah sebagai berikut : Berdasarkan Pembukaan serviks pada Kelompok yang diberi teknik napas dalam dimana pembukaan serviksnya <1 cm/jam sebanyak 3 orang, pembukaan serviksnya 1 cm/jam sebanyak 4 orang, pembukaan serviksnya >1 cm/jam sebanyak 3 orang . Kemudian pada Kelompok tidak diberi teknik napas dalam dapat dilihat bahwa pembukaan serviks <1 cm/jam sebanyak 4 orang, pembukaan serviks 1 cm/jam sebanyak 4 orang, pembukaan serviks >1 cm/jam sebanyak 2 orang. Dari 20 responden yang diberi dan tidak diberi teknik napas dalam hampir tidak ada perbedaan pembukaan srviks. Dibuktikan dari data bisa dilihat dari 2 kelompok tersebut sama - sama mengalami pembukaan serviks <1cm/jam, 1cm/jam, >1cm/jam. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa Pemberian teknik napas dalam akan meningkatkan kontraksi uterus (Simkin, 2005). Kontraksi uterus menghasilkan tekanan pada dinding uterus. Tekanan ini ditransmisi ke serviks, mengakibatkan serviks mengalami penipisan dan dilatasi. penipisan dan dilatasi serviks mengakibatkan bentuk serviks berubah.
Pembahasan 1.Pengaruh Teknik Napas Dalam Terhadap Kemajuan Persalinan a. Frekuensi HIS Hasil observasi kepada 20 responden yang dibagi atas dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok diberi teknik napas dalam sebanyak 10 responden dan kelompok yang tidak diberi teknik napas dalam sebanyak 10 responden. Sehingga hasilnya terhadap kemajuan persalinan adalah sebagai berikut: Dari 20 responden yang diberi teknik napas dalam dan tidak diberi teknik napas dalam hampir semuanya mengalami frekuensi his 3 kali. Meskipun pada kelompok yang diberi teknik napas dalam ada 2 responden yang mengalami frekuensi his lebih sering dibandingkan responden yang tidak diberi teknik napas dalam yaitu 3,83 kali dan 3,86 kali. Namun hal tersebut masih bisa dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok diberi teknik napas dalam dengan kelompok tidak diberi teknik napas dalam karena semua responden mengalami durasi his dalam batas 3 kali. Sehingga hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Pemberian teknik napas dalam akan meningkatkan tekanan pada abdomen dan meningkatkan kontraksi uterus (Simkin, 2005). b. Durasi HIS Hasil observasi kepada 20 responden yang dibagi atas dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok diberi teknik napas dalam sebanyak 10 responden dan kelompok yang tidak diberi teknik napas dalam sebanyak 10 responden. Sehingga hasilnya terhadap kemajuan persalinan adalah sebagai berikut : Pada 10 responden yang diberi teknik napas dalam semuanya mengalami duasi his yang kuat yaitu lebih dari 30 detik sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa teknik napas dalam bersifat menenangkan dan melepaskan ketegangan setiap bagian tubuh (Chopra, 2006). Perilaku menenangkan diri ini membantu menurunkan 8
d. Penurunan kepala Hasil observasi kepada 20 responden yang dibagi atas dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok diberi teknik napas dalam sebanyak 10 responden dan kelompok yang tidak diberi teknik napas dalam sebanyak 10 responden. Sehingga hasilnya terhadap kemajuan persalinan adalah sebagai berikut : Berdasakan proses penurunan kepala janin dapat dijelaskan bahwa pada Kelompok diberi teknik napas dalam terjadi penurunan kepala janin 3/5-2/5l dialami oleh 8 responden sedangkan penurunan kepala 1/5-0/5 sebanyak 2 responden. Selanjutnya pada Kelompok tidak diberi teknik napas dalam proses penurunan kepala 3/5-2/5 dialami oleh 9 responden sedangkan penurunan kepala 1/5-0/5 sebanyak 1 orang responden. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang meyatakan bahwa teknik napas dalam dapat meningkatkan tekanan abdomen, membantu penurunan kepala janin dan mengeluarkan janin (Bobak, 2004). Hal tersebut disebabkan karena penurunan kepala juga dipengaruhi oleh posisi saat persalinan.
HIS pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William Booth Surabaya.
2. Perbedaan Kemajuan Persalinan Antara Kelompok yang diberi Teknik Napas Dalam Dengan yang Tidak Diberikan Teknik Napas Dalam. Dalam analisis untuk menguji perbedaan Kemajuan Persalinan Antara Kelompok yang diberi Teknik Napas Dalam dengan yang Tidak Diberi Teknik Napas Dalam akan dilakukan perhitungan nilai signifikan (p) dan hasil analisisnya dibahas sebagai berikut :
Dari hasil tersebut dapat diinterprestasikan bahwa dengan melakukan teknik napas dalam Durasi HIS pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif akan semakin kuat.
Dari hasil tersebut dapat diinterprestasikan bahwa diberikan teknik napas dalam dan tidak diberikan teknik napas dalam, keduanya tidak mempengaruhi frekuensi HIS pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif. b. Hasil uji independent sample t-test untuk Durasi HIS didapat hasil nilai rata-rata mean Kelompok diberi teknik napas dalam sebesar 38,01 dan nilai rata-rata mean Kelompok tidak diberi teknik napas dalam sebesar 36,15 sehingga kedua variabel dapat dikatakan tidak berbeda (diasumsikan sama/equal variances assumed). Berdasarkan nilai signifikan p = 0,025 dan nilai ini lebih kecil dari taraf kesalahan = 5 % atau ( 0,025 < 0,05) maka terima H1 dan tolak Ho sehingga hipotesis penelitian berbunyi Ada pengaruh teknik napas dalam terhadap Durasi HIS pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William BoothSurabaya.
c. Hasil uji independent sample t-test untuk Pembukaan serviks didapat hasil nilai rata-rata mean Kelompok diberi teknik napas dalam sebesar 1,06 dan nilai rata-rata mean Kelompok tidak diberi teknik napas dalam sebesar 0,96 sehingga kedua variabel dapat dikatakan tidak berbeda (diasumsikan sama/equal variances assumed). Berdasarkan nilai signifikan p = 0,184 dan nilai ini lebih besar dari taraf kesalahan = 5 % atau ( 0,184 > 0,05) maka terima Ho dan tolak H1 sehingga hipotesis penelitian berbunyi ”Tidak ada pengaruh teknik napas dalam terhadap Pembukaan Serviks pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William Booth Surabaya.”
a. Hasil uji independent sample t-test untuk frekuensi HIS didapat hasil nilai rata-rata mean Kelompok diberi teknik napas dalam sebesar 3,60 dan nilai rata-rata mean Kelompok tidak diberi teknik napas dalam sebesar 3,57 sehingga kedua variabel dapat dikatakan tidak berbeda (diasumsikan sama/equal variances assumed) Berdasarkan nilai signifikan p = 0,549 dan nilai ini lebih besar dari taraf kesalahan = 5 % atau ( 0,549 > 0,05) maka terima Ho dan tolak H1 sehingga hipotesis penelitian berbunyi Tidak ada pengaruh teknik napas dalam terhadap frekuensi
Dari hasil tersebut dapat diinterprestasikan bahwa diberikan teknik napas dalam dan tidak diberikan teknik napas dalam, keduanya tidak memiliki 9
pengaruh terhadap kemajuan Pembukaan serviks pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif.
(0,025 < 0,05) maka terima H1 dan tolak Ho sehingga hipotesis penelitian berbunyi Ada pengaruh teknik napas dalam terhadap Durasi HIS pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William Booth Surabaya. 3. Berdasarkan pembukaan serviks diperoleh hasil nilai signifikan p = 0,184 dan nilai ini lebih besar dari taraf kesalaha = 5 % atau (0,184 > 0,05) maka terima Ho dan tolak H1 sehingga hipotesis penelitian berbunyi Tidak ada pengaruh teknik napas dalam terhadap Pembukaan Serviks pada ibu npartu primigravida kala I fase aktif di RS. William BoothSurabaya. 4. Berdasarkan penurunan kepala diperoleh hasil nilai signifikan p = 0,556 dan nilai ini lebih besar dari taraf kesalahan = 5 % atau (0,556 > 0,05) maka terima Ho dan tolak H1 sehingga hipotesis penelitian yang berbunyi Tidak ada pengaruh teknik napas dalam terhadap Penurunan Kepala pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William Booth Surabaya.
c. Hasil uji independent sample t-test untuk penurunan kepala didapat hasil nilai rata-rata mean Kelompok diberi teknik napas dalam sebesar 2,20 dan nilai rata-rata mean Kelompok tidak diberi teknik napas dalam sebesar 2,10 sehingga kedua variabel dapat dikatakan tidak berbeda (diasumsikan sama/equal variances assumed). Berdasarkan nilai signifikan p = 0,556 dan nilai ini lebih besar dari taraf kesalahan = 5 % atau ( 0,556 > 0,05) maka terima Ho dan tolak H1 sehingga hipotesis penelitian yang berbunyi Tidak ada pengaruh teknik napas dalam terhadap Penurunan Kepala pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William Booth Surabaya. Dari hasil tersebut dapat diinterprestasikan bahwa diberikan teknik napas dalam dan tidak diberikan teknik napas dalam, tidak memiliki pengaruh terhadap penurunan kepala pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif.
Saran 1. Bagi Bidan Proses keilmuan dalam menumbuh kembangkan pengetahuan adalah banyaknya sumber infomasi yang masuk dalam pikir kita, sehingga untuk itu diharapkan semua komponen baik ibu dan tenaga medis saling berinteraksi memberikan informasi terhadap tambahan ilmu tentang kemajuan persalinan dengan teknik napas dalam baik melalui buku, pamflet serta pelatihan dan seminar.
Simpulan Berdasarkan hasil observasi terhadap HIS, Pembukaan serviks dan penurunan kepala dalam proses persalinan untuk kelompok yang diberikan teknik napas dalam dengan pembanding Kelompok tidak diberi teknik napas dalam dengan menggunakan uji Independent sample t- test , setelah dilakukan analisis data menggunakan analisis statistik program komputer Independent Sample t-test didapat hasil sebagai berikut :
2. Bagi Peneliti Mengingat keterbatasan peneliti dalam mengambil sampel sebagai obyek yang diteliti, diharapkan para peneliti selanjutnya lebih memperbanyak pada jumlah sampel yang akan diteliti sehingga akan diperoleh skala keputusan yang berbeda yang mendukung ataupun menolak hasil penelitian ini.
1. Berdasarkan Frekuensi HIS diperoleh hasil nilai signifikan p = 0,549 dan nilai ini lebih besar dari taraf kesalahan = 5 % atau ( 0,549 > 0,05) maka terima Ho dan tolak H1 sehingga hipotesis penelitian berbunyi Tidak ada pengaruh teknik napas dalam terhadap frekuensi HIS pada ibu inpartu primigravida kala I fase aktif di RS. William Booth Surabaya. 2. Berdasarkan Durasi HIS diperoleh hasil nilai signifikan p = 0,025 dan nilai ini lebih kecil dari taraf kesalahan = 5 % atau
DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 115-117
10
Balaskas Janet (2006). Childbirth. http: //en. Wikipedia, org/wiki/childbirth. 27 April 2007. Jam 20:00 Bennett V Ruth & Brown Linda K (1993). Myles Textbook for Midwifes. Alih Bahasa: Mary E Uprichord. New York: Churchiil Livingstone. Hal 154-155 Bobak IM Lowdermilk DL & Perry SE (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Alih Bahasa: Maria A Wijayanti. Jakarta: EGC. Hal 253-258 Chapman Vicky (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Alih Bahasa: H Y Kuncara. Jakarta: EGC. Hal: 92 Cunningham F Gray (2005). Obstetri William (William Obstetric). Alih Bahasa: Joko Suyono & Andy Hartono. Jakarta: EGC. Hal: 276-282, 330-333, 467-468, 487-489 Chopra Deepak (2006). Panduan Holistik Kehamilan & Kelahiran. Alih Bahasa: Nadia Jasmin. Bandung: Kaifa. Hal: 206207, 216-217 Dhyansanjivani (2006). Your First Deep Breath. http: www.dhiyansanjivani.org/your_first_deep breath.asp. Tanggal 2 April 2007. Jam 13:00 Dhiyansanjivani (2006). Rhythmic Breathing. http://www.dhiyansanjivani.org/your_first _deepbreath.asp. Tanggal 2 April 2007. Jam 13:00 Farook Al-Azzawi (2002). Atlas Tehnik Kebidanan Edisi 2. Jakarta: EGC G Yildirim (2004). Pain Respiration Management. Journal Of Departemant Nursing. 9 (4: 183-7) Guyton & Hall (1997). Buku Ajar Fisilogi Kedokteran Edisi 9. Alih Bahasa: Irawati Setiawan. Jakarta: EGC. Hal: 761-767 Hamilton Persis Mary (1995). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Alih Bahasa: Ni Luh Gede Yasmin Asih. Jakarta: EGC. Hal: 125-176 Kampono Nugroho & M Moegnis Endy (1999). Fisiologi Proses Persalinan Normal. http://www.fk.ui.ac.ui.ac.id. Tanggal 2 April 2007. Jam: 15:00 Kozier Barbara (2004). Fundamental Of Nursing: Concept Process and Practice 6th ed. California: Addison-Wesley. Hal:1137 Llewellyn Derek & Jones (2002). Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi (Fundamental
Obstetri and Gynaecology) Edisi 6. Alih Bahasa: Hadyanto. Jakarta: Hipokrates LC Pugh (1998). First Stage Labor Management: At Examination Of Patterned Breathing and Fatigue: Key Jurnal Articles Ranked for Newswortthines and Clinical Relevance In Each Speciality. 25 (4: 2415) Lowdermilk Leonard D (1999). Maternity Of Nursing. Jakarta: Mosby Mochtar Rustam (1998). Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Jilid I Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika: 94, 345 Norwitz(2003). Normal Labor and Delivery. http://www.emedicine.com/med/topic.323 9. htm # section~intrapartum_management_og_La bor. Tanggal 4 April 2007. Jam 15:00 Nursalam (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hal:88-104 Notoatmodjo Soekidjo (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 70 Oxorn Harry & William R Forte (1996). Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan (Human Labor and Birth). Alih Bahasa: Mohammad Hakim. Jakarta: Yayasan Essentia Medica Program Studi Ilmu Keperawatan FK Unair (2004). Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skipsi. Team PSIK Unair. Surabaya Rakel D (2003). Breathing Exercises. http://www.amsa.org/healingthehealer/bre athing.cfm. tanggal 2 april 2007. Jam 13:00 Simkin P (2005). Buku Saku Persalinan. Alih Bahasa:Chrisdiono M Achadiat. Jakarta: EGC. Hal: 209-211 Wiknjosastro Hanifa & Abdul Bari Saifuddin (2005). Ilmu Kebidanan Edisi 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
11
12