PENGARUH TEKNIK KOREKSI PENCARAN DAN PENGGUNAAN DAERAH SIDIK JARI TERHADAP KLASIFIKASI ASAL GEOGRAFIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus : Tanaman Meniran dan Kumis Kucing di Pulau Jawa)
ERMALINDA ZEBUA G14104002
DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ABSTRAK ERMALINDA ZEBUA. Pengaruh Koreksi Pencaran dan Penggunaan Daerah Sidik Jari terhadap Klasifikasi Asal Geografis Tanaman Obat. (Studi Kasus : Tanaman Meniran dan Kumis kucing di Pulau jawa). Dibimbing oleh ERFIANI dan UTAMI DYAH SYAFITRI. Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat untuk pengobatan maupun pencegahan penyakit. Khasiat ini bersumber pada komponen kimia aktif dalam tanaman yang tidak sedikit dipengaruhi oleh faktor-faktor geografis. Oleh karena itu, perbedaan asal geografis tanaman obat memungkinkan adanya perbedaan karakteristik yang menyebabkan inkonsistensi khasiat sehingga upaya eksploratif untuk mengelompokkan jenis tanaman obat berdasarkan asal geografis penting dilakukan. Pengukuran yang seringkali digunakan adalah dengan teknik Fourier Transform Infra Red (FTIR). Namun, keluaran yang dihasilkan FTIR ini hanya berupa spektrum yang menunjukkan nilai serapan saat contoh disinari inframerah yang kontinu terhadap bilangan gelombang. Untuk memperoleh informasi yang menyeluruh dan akurat dari spektrum keluaran FTIR ini diperlukan teknik penanganan tertentu. Untuk mengantisipasi hal itu maka digunakan teknik Koreksi Pencaran. Sebagai studi kasus, pada penelitian ini digunakan data keluaran FTIR untuk sampel tanaman Meniran hijau dan Kumis Kucing berbunga putih yang diperoleh dari beberapa daerah di Pulau Jawa. Analisis Komponen Utama digunakan sebagai analisis perantara untuk mereduksi dimensi data yang sangat besar sehingga menjadi lebih mudah untuk diklasifikasikan dengan analisis gerombol. Hasil penggerombolan menunjukkan bahwa pada sampel tanaman Meniran maupun Kumis Kucing diperoleh sembilan gerombol karakteristik wilayah. Kata Kunci : Daerah Sidik Jari, Koreksi Pencaran, Analisis Gerombol, Analisis Komponen Utama
PENGARUH TEKNIK KOREKSI PENCARAN DAN PENGGUNAAN DAERAH SIDIK JARI TERHADAP KLASIFIKASI ASAL GEOGRAFIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus : Tanaman Meniran dan Kumis Kucing di Pulau Jawa)
ERMALINDA ZEBUA
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, para sahabat serta umatnya. Karya ilmiah yang berjudul “ Pengaruh Teknik Koreksi Pencaran dan Penggunaan Daerah Sidik Jari terhadap Klasifikasi Menurut Karakteristik Asal Geografis Tanaman Obat (Studi Kasus : Tanaman Meniran dan Kumis Kucing di Pulau Jawa)” ini merupakan bagian Hibah Pasca Sarjana Direktorat Pendidikan Tinggi (kerjasama Departemen Statistika dengan Pusat Studi Biofarmaka – Institut Pertanian Bogor). Selama penyusunan karya ilmiah ini, tentu banyak sekali hal positif yang penulis dapatkan. Untuk itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan antara lain : 1. Ibu Dr. Ir. Erfiani, M.Si dan Ibu Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si atas bimbingan, kesabaran serta saran-saran dan masukannya selama menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Suami tercinta, Ari Budiyanto, dengan segenap cinta dan dukungannya yang senantiasa menjaga nyala asa untuk menyempurnakan ikhtiar dalam menunaikan amanah ini. 3. Orang tua (Mama, Papa termasuk Bapak dan Ibu mertua), adik Dian Novita Z, Kakak-kakak ipar, ponakan-ponakan serta keluarga besar di Sumedang dan Yogyakarta yang senantiasa mengalirkan do’a sehingga Allah Memberikan yang terbaik dalam setiap langkah penyelesaian tugas akhir ini. 4. Keluarga besar Departemen Statistika IPB (termasuk Kakak-kakak 40, temanateman 41, adik-adik 42, 43 dan 44) serta PSB-Crew atas bantuan, do’a dan dukungannya secara langsung maupun tidak langsung. 5. Saudara-saudaraku tercinta dimana pun di bumi Allah yang tetap istiqamah mencurahkan segenap daya dan upaya untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam, serta semua pihak yang tentunya tidak dapat saya sebutkan satu per satu karena keterbatasan ruang dan waktu. Hanya Allah yang mampu membalas amal baik yang telah diberikan kepada penulis dengan sebaik-baik balasan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan sehingga menjadi amal kebaikan yang senantiasa mengalir bagi penulis kelak. Amiin.
Bogor, Juni 2010
Ermalinda Zebua
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 23 Maret 1986 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Aroli Zebua dan Ibu Tuti Sumarni. Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat dasar di SD Citimun II Sumedang pada tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan penulis di SLTP Negeri 1 Cimalaka Sumedang pada tahun 2001. Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat menengah umum di SMU Negeri 1 Sumedang pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) dengan mengambil mata kuliah berbasis Ekonomi Pertanian sebagai mata kuliah pilihan. Selama kuliah penulis pernah aktif sekaligus teribat dalam berbagai kepanitiaan di Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta (Himpro GSB), Keluarga Mahasiswa Muslim Statistika (KAMMUS Statistika), Departemen Keputrian Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM) dan pernah menjadi salah satu Mahasiswa Pendamping Pos Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (POSDAYA) kerjasama P2SDM IPB dengan Yayasan Damandiri. Pada bulan Juli-September 2009, penulis melakukan kegiatan praktik lapang di Pusat Studi Biofarmaka-LPPM IPB.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL...................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. viii PENDAHULUAN Latar Belakang ....................................................................................................... 1 Tujuan .................................................................................................................... 1 TINJAUAN PUSTAKA Meniran .................................................................................................................. 1 Kumis Kucing ........................................................................................................ 2 Fourier Transform Infra Red (FTIR)..................................................................... 2 Daerah Sidik Jari .................................................................................................... 3 Koreksi Pencaran ................................................................................................... 3 Analisis Komponen Utama .................................................................................... 3 Analisis Gerombol.................................................................................................. 3 Metode Ward.......................................................................................................... 4 BAHAN DAN METODE Bahan...................................................................................................................... 5 Metode.................................................................................................................... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Koreksi Pencaran ................................................................................................... 6 Analisis Kompnen Utama ...................................................................................... 7 Analisis Gerombol ................................................................................................. 7 Penggerombolan Meniran ...................................................................................... 9 Penggerombolan Kumis Kucing .......................................................................... 10 KESIMPULAN SARAN ...................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11 LAMPIRAN............................................................................................................... 13
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Contoh Perhitungan Rata-rata untuk Koreksi Pencaran ..................................... 6 Tabel 2. Perolehan Komponen Utama .............................................................................. 7 Tabel 3. Hasil Penggerombolan Tanaman Meniran.......................................................... 9 Tabel 4. Hasil Penggerombolan Tanaman Kumis Kucing.............................................. 10
DAFTAR DIAGRAM Diagram 1. Tahapan Analisis............................................................................................ 8
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Overlay Spektrum Sampel Meniran................................................................ 6 Gambar 2. Overlay Spektrum Sampel Kumis Kucing ..................................................... 6 Gambar 3. Plot Data Meniran Tanpa Koreksi................................................................... 6 Gambar 4. Plot Data Kumis Kucing Terkoreksi ............................................................... 7 Gambar 5. Dendogram pada Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi................................ 7 Gambar 6. Dendogram pada Daerah Sidik Jari kumis Kucing Terkoreksi....................... 7
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Tabel Kode Wilayah Pengambilan Sampel Meniran ................................ 14 Lampiran 2. Tabel Kode Wilayah Pengambilan Sampel Kumis Kucing....................... 15 Lampiran 3. Perolehan Koefisien Dugaan β0 dan β1 ...................................................... 16 Lampiran 4. Perbandingan Plot Data Sebelum dan Setelah Terkoreksi ........................ 18 Lampiran 5. Tabel Skor Komponen Utama Meniran Seluruhnya ................................. 21 Lampiran 6. Tabel Skor Komponen Utama Meniran Seluruhnya Terkoreksi ............... 22 Lampiran 7. Tabel Skor Komponen Utama Kumis Kucing Seluruhnya ....................... 23 Lampiran 8. Tabel Skor Komponen Utama Kumis Kucing seluruhnya Terkoreksi...... 24 Lampiran 9. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Meniran........................ 25 Lampiran 10. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi .... 26 Lampiran 11. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Kumis Kucing............. 27 Lampiran12. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Kumis Kucing Terkoreksi ............................................................................................... 28 Lampiran 13. Penggerombolan pada Data Meniran ...................................................... 29 Lampiran 14. Penggerombolan pada Data Meniran Terkoreksi . .................................. 29 Lampiran 15. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Meniran.......................... 30 Lampiran 16. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi ....... 30 Lampiran 17. Penggerombolan pada Data Kumis Kucing............................................. 31 Lampiran 18. Penggerombolan pada Data Kumis Kucing Terkoreksi .......................... 31 Lampiran 19. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing................ 32 Lampiran 20. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing Terkoreksi ................................................................ 32
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman obat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Utami dan Tim Lentera (2003) adalah tanaman atau bagian tanaman yang secara langsung digunakan sebagai obat tradisional, pemula bahan obat (prekursor) atau ekstraknya digunakan sebagai obat. Tanaman obat ini biasa digunakan untuk penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Kualitas tanaman obat dipengaruhi oleh zat (komponen kimia) aktif yang terkandung di dalamnya. Kandungan kimia aktif tanaman Komponen kimia aktif suatu tanaman merupakan sistem campuran senyawa yang sangat bervariasi, tergantung dari banyak faktor. Faktor tersebut antara lain lingkungan tempat tumbuh, hara tanah, iklim, ketinggian, kualitas bibit, teknologi budidaya (termasuk pencahayaan), umur tanaman sewaktu dipanen, pengolahan pasca panen dan penyimpanan (Dalimartha, 2008). Oleh karena itu, perbedaan asal geografis tanaman obat memungkinkan adanya perbedaan karakteristik yang menyebabkan inkonsistensi khasiat (Wijaya 2009). Dengan pertimbangan ini, maka upaya eksploratif untuk mengetahui pengelompokan tanaman obat berdasarkan karakteristik geografis wilayah asal menjadi sesuatu yang penting. Sebagaimana disampaikan pada paragraf sebelumnya, informasi yang lazim menjadi dasar penelitian mengenai khasiat suatu tanaman obat adalah kandungan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Pada penelitian mengenai konsentrasi atau kandungan senyawa aktif ini seringkali digunakan instrumentasi FTIR (Fourier Transform Infra Red). Teknik FTIR relatif sederhana karena prosesnya yang cepat dan biayanya yang murah. Namun, keluaran yang dihasilkan FTIR ini hanya berupa spektrum yang menunjukkan nilai serapan saat contoh disinari inframerah yang kontinu terhadap bilangan gelombang (Arnita, 2005). Untuk memperoleh informasi yang sesuai kebutuhan dari data keluaran FTIR ini, maka diperlukan teknik tertentu yang mampu mengurangi sejumlah informasi lain yang tidak relevan akibat penebaran cahaya pada
permukaan sampel yang tidak rata atau dapat juga terjadi akibat tidak murninya ekstrak disebabkan pengaruh luar yang tidak terkendali selama proses ekstraksi maupun penyimpanan ekstrak sampel. Data keluaran FTIR yang dihasilkan merupakan Spektra dengan informasi kompleks yang mencerminkan kandungan kimia suatu bahan. Spektra tersebut menunjukkan informasi bilangan gelombang pada kisaran 400-4000 cm-1. Metode yang biasa digunakan untuk memperoleh informasi komponen kimia aktif pada spektra adalah dengan menggunakan daerah sidik jari tanaman. Daerah sidik jari hanya menggunakan sebagian dari informasi bilangan gelombang. Pada penelitian terdahulu oleh Wijaya (2009) dikatakan bahwa perlu adanya upaya untuk memperoleh informasi dari keseluruhan bilangan gelombang dalam mengelompokkan tanaman berdasarkan asal geografis. Dengan kata lain, perolehan informasi tidak mencukupkan hanya menggunakan daerah sidik jari. Ini sejalan dengan penelitian Arnita (2005) yang menerapkan koreksi pencaran untuk mereduksi informasi tidak relevan pada data spektrum keluaran FTIR pada rimpang Jahe (Zingiber officiale roscue). Sebagai studi kasus, dalam penelitian ini digunakan data keluaran FTIR sampel tanaman Meniran hijau (Pyillantus niruri L) dan Kumis Kucing berbunga putih (Ortosiphon sp.). Kedua jenis tanaman tersebut memiliki khasiat untuk pengobatan. Akan tetapi, perbedaan sebaran geografis daerah (tempat) pengambilan sampel keduanya memungkinkan munculnya inkonsitensi dalam hal kualitas obat yang bersumber dari komponen kimia aktif pada masing-masing tanaman. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik koreksi pencaran dan penggunaan daerah sidik jari pada data keluaran FTIR terhadap klasifikasi geografis asal sampel tanaman Meniran dan Kumis Kucing di Pulau Jawa.
1
TINJAUAN PUSTAKA Meniran (Pyillanthus nirruri, Phyllanthus L., P. urinaria, P. Alatus BL, P. Leprocarpus Weight, P. Cantonensis Hornem). Famili : Euphorbiaceae. Meniran termasuk rumput-rumputan berdaun kecil, warna hijau, batang warna hijau pucat atau hijau kemerahan. Tinggi batang dapat mencapai 30-40cm. Meniran memiliki bunga jantan dan betina. Meniran mengandung senyawa kuersitin, filantin, ipofilantin, pseudokhiratin, nirurin dan kalium. Tanaman ini tumbuh liar di pekarangan, galangan sawah, tepi sungai, daerah berbatu, lapangan rumput dan hutan yang lembap. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Meniran berguna sebagai obat penyakit ginjal, sariawan, gonorhoea, sakit perut, sakit gigi, antipiretik, dan anti diare. Menurut hasil penelitian terbaru, Meniran dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh terhadap gangguan penyakit anti hepatoprotektor (Dalimartha, 2005). Kumis Kucing (Ortosiphon aristatus, O. grandiflorus Bold., O. stamineus BTH., O. spiralis (Lour) Merril). Famili : Lamiaceae/Labiatae Tanaman Kumis Kucing merupakan tanaman berbatang basah, tumbuh tegak dan tingginya bisa mencapai 2 m. Batang Kumis Kucing berbentuk segi empat, agak beralur, berambut pendek atau gundul dan pada bukubuku batang bagian bawah timbul akar. Daun tunggalnya berbentuk bulat telur, lanset atau belah ketupat dengan panjang antara 4-10cm serta lebar 5-7,5mm. Urat daun sepanjang tepi berambut atau gundul dan kedua permukaan berbinti-bintik karena adanya kelenjar. Bunga Kumis Kucing majemuk, tersusun dalam bentuk tandan, keluar dari ujung cabang, panjang 7-29cm dan ditutupi oleh rambut pendek berwarna ungu yang akhirnya menjadi putih. Bagian tanaman Kumis Kucing yang berkhasiat adalah daun. Daunnya mengandung senyawa sinensitin, flavon-flavon, 2 flavonolglikosid, zat samak, saponin, garam kalium, asam-asam organik, tannin dan minyak atsiri.
Kumis Kucing memiliki efek farmakologi seperti antiradang, infeksi kandung kemih, batu saluran kemih dan empedu, asam urat, kencing batu dan keputihan. Daun Kumis Kucing bersifat diuretic dan digunakan sebagai obat batu ginjal. Di India, Kumis Kucing digunakan untuk mengobati reumatik dan reumatik akut, menurunkan kadar gula pada penderita diabetes, encok serta menurunkan panas. Tanaman Kumis Kucing dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai 1.500 m dpl. Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan Kumis Kucing adalah tanah lempung berpasir dengan struktur tanah gembur, subur dan mengandung humus yang cukup. Tanaman Kumis Kucing menghendaki iklim tropis dengan curah hujan lebih dari 3.000 mm/tahun. Pertumbuhan tanaman Kumis Kucing akan lebih baik di tempat yang terbuka dan disinari matahari penuh (Mahendra, 2005) Fourier Transform Infrared (FTIR) Spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang dari 0,78-1000 µm atau bilangan gelombang 12.800-10 cm-1. Dilihat dari segi aplikasi dan instrumentasi, spektrum inframerah dibagi ke dalam tiga jenis radiasi, yaitu inframerah dekat, pertengahan dan jauh (Nur dan Adijuwana 1989 dalam Rohaeti dkk 2005). FTIR termasuk dalam kategori radiasi inframerah pertengahan (4000200 cm-1). Masalah utama dalam spektrometer dispersif klasik terletak pada monokromatornya. Monokromator mempunyai celah kecil untuk jalan masuk dan keluarnya sinar yang akan membatasi pajang gelombang radiasi mencapai detektor. Berbeda dari spektrometer klasik, FTIR tidak mengukur panjang gelombang satu demi satu, melainkan dapat megukur intensitas transmitan pada berbagai panjang gelombang secara serempak (Skoog et al. 1998 dalam Rohaeti dkk 2005). Monokromator prisma atau grating yang dapat mengurangi energi sinar diganti dengan interferometer. Interferometer ini mengatur intensitas sumber sinar inframerah dengan mengubah posisi dari cermin pemantul yang memantulkan sinar dari sumber sinar ke sampel. Jadi, adanya interferometer membuat spektrometer mampu mengukur semua frekuensi optik secara serempak dengan mengatur intensitas dari setiap frekuensi
2
tunggal sebelum sinyal sampai ke detektor. Hasil dari penyapuan interferometer yang berupa interferogram (plot antara intensitas dengan posisi cermin) ini tidak dapat diinterpretasikan dalam bentuk aslinya. Proses matematika Fourier Transform akan mengubah interferogram menjadi spektrum antara intensitas dengan frekuensi. (George & McIntyre 1987 dalam Rohaeti dkk 2005). Daerah Sidik Jari Hampir semua gugus fungsi organik memiliki bilangan gelombang yang khas di daerah tertentu. Daerah pada spektrum inframerah di atas 1200 cm-1 menunjukkan pita spektrum atau puncak yang disebabkan oleh getaran ikatan kimia atau gugus fungsi dalam molekul. Daerah di bawah 1200 cm-1 menunjukkan pita spektrum yang disebabkan oleh getaran seluruh molekul (Wijaya 2009). Walaupun sukar untuk menandai setiap puncak, pola umumnya khas untuk suatu senyawa seperti sidik jari orang dan karena kerumitannya dikenal dengan daerah ‘sidik jari’. Koreksi Pencaran Koreksi pencaran merupakan teknik pra pemrosesan yang berguna untuk mereduksi pengaruh pencaran cahaya dalam penebaran spektroskopi. Awalnya Issakson dan Naes (1988) dalam Naes et al (2002) mengenalkan teknik koreksi pencaran pada saat pengembangan model kalibrasi dengan tujuan mereduksi sebanyak mungkin informasi yang tidak relevan. Hal ini penting untuk menghasilkan pendugaan yang baik dan spektra yang dapat diinterpretasikan. Koreksi pencaran miltiplikatif adalah salah satu metode koreksi pencaran yang banyak berkembang. Geladi (1985) dan Jorgensen (2000) dalam Arnita (2005) mengembangkan metode ini untuk tujuan mengoreksi posisi pencaran tiap contoh terhadap posisi pencaran contoh rujukan, dalam hal ini adalah rata-rata keseluruhan contoh. Koreksi tersebut dilakukan dengan membuat persamaan regresi antara spektrum masing-masing contoh dengan rataannya. Persamaan garis regresinya diduga dengan metode kuadrat terkecil. Bentuk persamaan regresi untuk masing-masing contoh tersebut sebagai berikut :
xij = β0i + β1i
x j + eij ( i=1, …, n ; j=1,…, p)
dimana xij = amatan pada bilangan gelombang ke-i dan peubah sampel wlayah ke-j β0i = pengaruh aditif (intersep) pada sampel ke-i β1i = pengaruh multiplikatif (kemiringan) pada sampel ke-i x j = rata-rata seluruh sampel
xj =
1 n ∑ xij n i =1
Analisis Komponen Utama Analisis komponen utama pada dasarnya berfungsi menerangkan struktur ragam peragam melalui kombinasi linear dari peubah. Secara umum, analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mereduksi dimensi data dan menginterpretasikannya (Johnson & Wichern, 2002). Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan suatu metode untuk mengelompokkan n unit pengamatan ke dalam k gerombol (k < n) sehingga unit-unit dalam satu gerombol memiliki kesamaan atau secara relatif lebih homogen (Karson, 1982). Dalam analisis gerombol terdapat beberapa ukuran jarak yang digunakan sebagai ukuran kemiripan dua unit pengamatan, diantaranya adalah jarak Euclid antara pengamatan xi dan xj dengan p peubah adalah : 1
2 2 d (xi , x j ) = ∑ (x ki − x kj ) k =1
Kesamaan antara dua unit pengamatan semakin dekat jika d(xi,xj) semakin kecil. Syarat penggunaan jarak Euclid menurut Duran dan Odell (1974) diacu dalam Wijaya (2009) adalah semua peubah tidak saling berkorelasi. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka digunakan jarak Mahalanobis. Jarak Mahalanobis merupakan bentuk umum dari jarak Euclid. Jarak Mahalanobis dinyatakan sebagai :
d 2 (x i , x j ) = (x i − x j ) S −1 (x i − x j ) '
3
dimana S adalah matriks ragam peragam contoh. Namun demikian, menurut Timm (2002), untuk peubah kontinu (skala interval dan rasio), ukuran ketidaksamaan yang paling lazim digunakan adalah jarak Euclid antara dua objek. Disamping itu, matriks jarak Euclid paling efektif untuk peubah-peubah yang sepadan. Secara umum analisis gerombol terbagi menjadi dua yaitu metode gerombol berhierarki (Hierarchical Method) dan metode non hierarki (Non Hierarchical Method). Metode gerombol berhierarki digunakan jika jumlah gerombol yang terbentuk belum ditentukan, sedangkan metode non hierarki digunakan jika jumlah gerombol yang dibentuk sudah ditentukan. Metode Ward Pada penelitian ini digunakan penggerombolan dengan metode Ward. Metode Ward adalah pengggerombolan berhierarki yang mendasarkan prosedurnya pada upaya meminimalisasi informasi yang hilang dari penggabungan dua gerombol. Metode ini biasanya diterapkan dengan informasi yang hilang diambil menjadi peningkatan dalam kriteria jumlah kuadrat kesalahan. Dengan kata lain, meminimumkan keragaman total sehingga diperoleh gerombol yang homogen. Pada setiap langkah dari analisis ini, penggabungan setiap kemungkinan pasang gerombol dipertimbangkan. Dua gerombol dapat digabungkan ketika hasil kombinasinya memiliki peningkatan error sum square minimum (minimum loss information). Pada metode ini didefinisikan beberapa hal sebagai berikut, dengan makna indeks ijk sebagai gerombol ke-i, peubah ke-j dan pengamatan ke-k. Kesalahan Jumlah Kuadrat
ESS = jumlah kuadrat kesalahan X ijk = nilai pengamatan individu k, peubah ke-j pada gerombol ke-i xi.k = rata-rata gerombol untuk peubah j
Pada tahap ini seluruh peubah dijumlahkan berikut semua unit pengamatan yang ada pada setiap gerombol. Pengamatan individu setiap peubah dibandingkan dengan rata-rata gerombol (centroid) untuk peubah tersebut. Jika jumlah kesalahan kuadrat kecil, maka ini menunjukkan bahwa data yang dimiliki dekat dengan centroid. Dengan kata lain, gerombol tersebut memiliki anggotaanggota yang mempunyai kemiripan.
TSS = jumlah kuadrat total X ijk = nilai pengamatan individu k untuk setiap peubah j dan gerombol i. Pada tahap ini, pengamatan individu untuk setiap peubah dibandingkan terhadap rata-rata untuk peubah tersebut.
r2 diartikan sebagai proporsi keragaman yang diterangkan oleh penggerombolan atas pengamatan tertentu. Pada metode ward ini langkah pertama dimulai dengan seluruh unit sampel dalam gerombol n yang masing-masing berukuran satu. Pada langkah pertama dari algoritma, n-1 gerombol terbentuk. Salah satunya berukuran 2 dan siasanya 1. Jumlah kesalahan kuadrat dan r2 nilai-nilai ini kemudian dihitung. Pasangan unit sampel yang mempunyai jumlah kesalahan kuadrat terkecil atau nilai r2 terbesar akan membentuk gerombol pertama. Kemudian pada langkah kedua algoritma, n-2 gerombol dibentuk dari n-1gerombol. Ini dapat mencakup dua gerombol ukuran 2 atau satu gerombol tunggal ukuran 3 termasuk dua item yang tergerombolkan pada langkah pertama. Sekali lagi, r2 akan dimaksimumkan. Jadi pada setiap langkah algoritma, gerombol ataupun pengamatan digabungkan sedemikian rupa untuk meminimumkan kesalahan kuadrat atau memaksimumkan nilai r2. Algoritma akan berhenti jika seluruh unit sampel digabungkan ke dalam gerombol tunggal yang besar ukurannya adalah n (Hartigan, 1975).
4
mentransformasi data asli dengan mengurangkan nilai amatan xij
BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa keluaran FTIR dari Penelitian Hibah Pascasarjana kerjasama Departemen Statistika dengan Pusat Studi Biofarmaka (PSB), Institut Pertanian Bogor. Data diperoleh sekitar bulan Oktober 2009 dengan menggunakan 51 sampel dari 2 macam tanaman yaitu Meniran hijau dan Kumis Kucing berbunga putih. Sampel diperoleh dari beberapa daerah di Pulau Jawa. Meniran sebanyak 28 sampel dan Kumis Kucing sebanyak 23 sampel dengan nama daerah seperti yang disajikan pada Lampiran 1. Metode Langkah-langkah yang dilakukan setelah data sekunder berupa spektrum keluaran FTIR diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pemilahan data antara data bilangan gelombang untuk daerah sidik jari dengan data untuk keseluruhan bilangan gelombang . 2. Data daerah sidik jari dan data keseluruhan bilangan gelombang ada yang kemudian dikoreksi dan ada juga yang tanpa koreksi. 3. Menerapkan metode koreksi pencaran dengan tahapan : i. Spektrum semua contoh diplot terhadap rata-rata untuk melihat pola garis lurus yang dibentuk oleh spektrum tiap contoh tersebut. ii. Untuk data keseluruhan bilangan gelombang, maka nilai rata-rata dihitung dengan merata-ratakan semua nilai pada keseluruhan bilangan gelombang. Sementara pada data daerah sidik jari, maka nilai ratarata diperoleh dengan merata-ratakan semua nilai absorbansi pada bilangan gelombang yang termasuk pada daerah sidik jari. iii. Membentuk model regresi linier xij = β0i + β1i x j + eij ( i=1, …, n ; j=1,…, p) dan menduga parameter menggunakan metode kuadrat terkecil. iv. Setelah parameter dugaan β diperoleh kemudian digunakan untuk
terhadap konstanta
βˆ0i dan membagi
hasil pengurangan terhadap sehingga diperoleh transformasinya
βˆ1i , bentuk
xij* = (xij - βˆ0i )/ βˆ1i
, dimana xij* = data setelah dikoreksi xij = data sebelum dikoreksi 4.
Melakukan eksplorasi awal dengan analisis komponen utama berdasarkan matriks korelasi untuk mereduksi dimensi peubah pada data hasil koreksi pencaran dan data hasil pemilihan daerah sidik jari. 5. Melakukan eksplorasi lanjutan dengan menggunakan analisis gerombol untuk mendapatkan hasil klasifikasi tanaman Meniran dan Kumis Kucing berdasarkan karakteristik geografis. Jarak Euclid digunakan sebagai ukuran kemiripan. Sementara metode gerombol yang digunakan adalah metode Ward dengan harapan anggota-anggota dalam satu gerombol lebih homogen. 6. Membandingkan hasil pengelompokan berupa gerombol-gerombol yang diperoleh, berdasarkan kedekatannya dengan informasi geografis masingmasing wilayah asal sampel tanaman. Untuk membantu langkah-langkah pengerjaan dalam penelitian ini, maka digunakan program Microsoft Excel dan Minitab 15. Alur penelitian ini dapat dilhat pada Diagram 1. HASIL PEMBAHASAN Tanaman obat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Meniran dan Kumis Kucing. Jenis yang digunakan adalah Meniran hijau dan Kumis Kucing berbunga putih, mengingat keduanya merupakan jenis Meniran dan Kumis Kucing yang sering ditemukan di pulau Jawa. Meniran terdiri dari 28 sampel, sedangkan Kumis Kucing sebanyak 23 sampel. Masingmasing diperoleh dengan mengambil sampel dari beberapa daerah di Pulau Jawa, seperti Bandung, Bogor, Cianjur, Garut, Sukabumi,
5
Karang Anyar, Semarang, Malang dan Probolinggo. Sampel yang telah diperoleh kemudian diekstraksi untuk dijadikan semacam pelet. Pelet inilah yang selanjutnya disinari inframerah melalui proses spektroskopi FTIR. Keluarannya berupa spektrum yang menggambarkan bilangan panjang gelombang dan absorbansi masing-masing sampel, seperti ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut : Daerah Sidik Jari
Gambar 1. Overlay Spektrum Sampel Meniran
Daerah Sidik Jari
Gambar 2. Overlay Spektrum Sampel Kumis Kucing Sesuai dengan langkah penelitian, tahapan berikutnya yang dilakukan adalah memilah antara data daerah sidik jari dengan data nilai absorbansi pada keseluruhan bilangan gelombang. Pada spektrum akan terlihat perbedaan pola khas daerah sidik jari Meniran dan Kumis Kucing. Berdasarkan informasi dari Pusat Studi Biofarmaka, daerah sidik jari ini berkisar pada bilangan gelombang 600-1200 cm-1 .
Tabel 1. Contoh Perhitungan Rata-rata untuk Koreksi Pencaran. Bil. Gel
BDG-1
...
SKB-4
x
3996,251 3994,322 3992,394 ... 399,239
0,00005 0,00005 0,00005 ... 0,03327
... ... ... ...
0,00107 0,00107 0,00107 ... 0,00652
0.00544 0.00544 0.00544 ... 0,027758
Nilai rata-rata ( x ) yang diperoleh selanjutnya dijadikan dasar untuk menduga β0 dan β1 dengan meregresikan antara nilai absorbansi suatu sampel dengan rata-ratanya. Nilai absorbansi sampel sebagai peubah respon dan rata-rata sebagai peubah penjelas. Perolehan koefisien dugaan β0 dan β1 disajikan pada Lampiran 3. Pada plot spektrum data yang telah dikoreksi dengan koreksi pencaran tampak adanya pemampatan yang seolah menarik tiap spektra ke nilai rata-ratanya. Meskipun tidak begitu besar perubahan tampak pada plot spektrum antara data sebelum dan setelah dikoreksi, tetapi perubahan itu tetap dikatakan ada. Dengan kata lain, teknik koreksi pencaran mampu mengoreksi pencaran spektra sampel. Contoh perbandingan data sebelum dan setelah dikoreksi dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4, yaitu perbandingan pada Meniran. Sementara yang lainnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan perbandingan data sebelum dan setelah koreksi pencaran (data terkoreksi dan data tidak terkoreksi), perbedaan pada data daerah sidik jari (baik Meniran maupun Kumis Kucing) tampak lebih jelas daripada data keseluruhan spektrum. Ini menguatkan pernyataan sebelumnya bahwa koreksi pencaran memberikan pengaruh terhadap plot spektrum.
Koreksi Pencaran Tahapan awal koreksi pencaran adalah mencari nilai rata-rata keseluruan data, seperti contoh perhitungan Meniran berikut : Gambar 3. Plot Data Meniran Tanpa Koreksi
6
Gambar 4. Plot Data Meniran Terkoreksi Analisis Komponen Utama Data tanpa koreksi maupun data terkoreksi yang ada masih memiliki ukuran yang sangat besar dan saling berkorelasi sehingga terlalu rumit untuk diklasifikasikan tanpa teknik perantara. Untuk itu, Analisis Komponen Utama digunakan sebagai analisis perantara (dengan Minitab 15). Dalam menentukan jumlah komponen utama, metode yang digunakan adalah Kaiser’s Criterion, dimana sebuah kombinasi linier dapat dipertahankan sebagai komponen utama apabila nilai akar cirinya lebih besar atau sama dengan 1, λ ≥ 1. Berdasarkan kriteria ini diperoleh komponen – komponen utama dengan proporsi keragaman hingga 99% yang tersaji pada Tabel 2 di bawah ini. Sementara skor komponen utama disajikan pada Lampiran 5 sampai dengan Lampiran 12. Skor masing-masing komponen utama yang diperoleh ini akan dijadikan dasar untuk melakukan pengelompokan dengan analisis gerombol sebagai langkah eksplorasi lanjutan.
Gambar 5. Dendogram pada daerah sidik jari Meniran terkoreksi.
Tabel 2. Perolehan Komponen Utama No
Data
1 2 3 4 5 6
Meniran Sidik Jari Meniran Kumis Kucing Sidik Jari Kumis Kucing Meniran Terkoreksi Sidik Jari Meniran Terkoreksi Kumis Kucing Terkoreksi Sidik Jari Kumis Kucing Terkoreksi
7 8
Analisis Gerombol Analisis gerombol yang digunakan adalah analisis gerombol berhierarki dengan metode Ward. Data yang dijadikan dasar pengelompokan adalah skor komponen utama yang telah diperoleh dari Analisis Komponen Utama sebelumnya. Pengelompokan pada analisis gerombol ini berhubungan dengan penentuan banyaknya gerombol yang terbentuk melalui tahap pemotongan pada dendogram berdasarkan ukuran kemiripan tertentu. Ukuran kemiripan yang dijadikan dasar penggerombolan adalah ukuran kemiripan (similarity) mendekati 66,7%. Dengan pertimbangan bahwa pada ukuran kemiripan 66,7% ini memuat hampir 2/3 (dua per tiga) dari kemiripan karakteristik yang ada sehingga dianggap memadai untuk melakukan pengelompokkan berdasarkan asal geografis sebagaimana yang telah dilakukan oleh Wijaya (2009). Hasilpenggerombolan yang diperoleh disajikan pada Tabel 3 dan 4.
Banyak Komponen Utama 18 8 17 7 18 9 14 9 Gambar 6. Dendogram pada daerah sidik jari Kumis Kucing terkoreksi.
7
Ekstraksi tanaman
FTIR
Data Daerah Sidik Jari
Data Keseluruhan
Tanpa Koreksi
Koreksi Pencaran
Tanpa Koreksi
Koreksi Pencaran
Analisis Komponen Utama
Analisis Komponen Utama
Analisis Komponen Utama
Analisis Komponen Utama
Analisis Gerombol
Analisis Gerombol
Analisis Gerombol
Analisis Gerombol
Hasil Klasifikasi
Hasil Klasifikasi
Hasil Klasifikasi
Hasil Klasifikasi
Membandingkan
Kesimpulan
Diagram 1. Alur Penelitian
8
Tabel 3. Pengelompokan Asal Geografis Sampel Tanaman Meniran Gerombol 1
2
Kabupaten Bandung Garut
Kecamatan Banjaran Tarogong Kaler Cilawu
Karakteristik Dataran tinggi dengan ketinggian tempat ± 600 m dpl dengan jenis tanah andosol, latosol, aluvial, regosol, grumusol, litosol dan mediteran. Intensitas cahaya penuh dengan curah hujan tinggi. Suhu panas berkisar 24°-27°C. Kelembaban 70-80%. Lahan pekarangan berpasir dan lahan sawah.
Bogor
Darmaga (1) Pamijahan (1) Ciomas Karang Pandan
Dataran tinggi dengan ketinggian tempat ±600 m dpl dengan jenis tanah latosol, aluvial, regosol, grumusol, mediteran. Curah hujan tinggi. Intensitas cahaya kurang karena ternaungi. Jenis tanah latosol, andosol. Suhu panas.
Darmaga (2) Darmaga (3) Cilaku Warung Kiara Cikembar (2) Cikembar (3) Karangpandan Bandungan Turen Pamijahan (2) Banyumanik Lawang
Dataran tinggi dengan ketinggian tempat 600-800 m dpl dengan jenis tanah latosol, aluvial, regosol, grumusol, mediteran. Suhu sejuk. Curah hujan tinggi dengan intensitas cahaya penuh.
Karang Tengah Warung Kondang Karang Pandan (1) Karang Pandan (3) Karang Ploso Sukapura (1)
Dataran rendah 350-375 m dpl, lahan terbuka. Jenis tanah renzina dan latosol. Suhu panas.
Karang Anyar 3
Bogor Cianjur Sukabumi
4
Karang Anyar Semarang Malang Bogor Semarang Malang
5
Cianjur
6
Karang Anyar
7
Malang Probolingo
8
Probolinggo
9
Sukabumi
Sukapura Muneng Cikembar (1)
Ketinggian tempat 600 m dpl. Intensitas cahaya kurang karena tumbuh di sela-sela atau di bekas tanaman palawija ternaungi dan kondisi lahan kering. Jenis tanah latosol, andosol, mediteran. Suhu panas.
Ketinggian tempat 500 m – 600 m dpl dengan jenis tanah latosol, grumusol, regosol, mediteran, aluvial, litosol, aluvial, regosol. Suhu sejuk.
Dataran rendah dengan kondisi lahan kering. Meniran yang tumbuh usia relatif muda. Suhu panas. Dataran rendah, lahan kering. Suhu panas Dataran tinggi dengan ketinggian tempat ±600 m dpl dengan jenis tanah latosol, aluvial, regosol, grumusol, mediteran. Curah hujan tinggi dengan intensitas cahaya kurang karena ternaungi. Meniran tumbuh di pinggir jalan dengan usia yang masih muda. Suhu sejuk.
9
Tabel 4. Pengelompokan Asal Geografis Sampel Tanaman Kumis Kucing Gerombol 1
2
3
Kabupaten Bandung Bogor
Cianjur Semarang Bogor Garut Sukabumi
Malang Cianjur
Kecamatan Ciwidey Ciomas Pamijahan (1) Pamijahan (2) Pacet Bandungan Darmaga Cilawak Warungkiara Cikembar Cikembar Pakis Aji Cipanas
Karakteristik Dataran tinggi dengan ketnggian 800 m – 1450 m dpl. Jenis tanah aluvial, latosol, andosol. Curah hujan 1500-4000 mm/tahun. Suhu dingin.
Ketinggian tempat ± 600 m dpl. Jenis tanah latosol, aluvial, grumusol, regosol, mediteran. Temperatur udara 24°-30° C. Curah hujan 1300 mm – 3600 mm/tahun Kelembaban udara 80%-95%. Ketinggian tempat 800 m – 1080 m dpl. Udara sejuk. Jenis tanah aluvial. Curah hujan 1500 mm/tahun.
4
Cianjur Karang Anyar
Gekbrong Karang Pandan (1) Karang Pandan (2) Karang Pandan (3)
Ketinggian tempat 500 m – 600 m dpl. Jenis tanah podsolik, latosol, andosol, mediteran. Curah hujan tinggi, 1600 mm – 1800 mm/tahun.
5
Garut
Samarang
Ketinggian tempat 600-800 m dpl. Suhu sejuk. Jenis tanah andosol.
6
Karang Anyar
Tawangmangu
Ketinggian tempat ± 2000 m dpl. Curah hujan tinggi. Udara dingin. Jenis tanah andosol, latosol, mediteran.
7
Malang Probolinggo
Pujon Sukapura
Ketinggian tempat 500 m – 600 m dpl. Jenis tanah latosol, andosol, mediteran, litosol, alluvial dan regosol. Kondisi tanaman Kumis Kucing agak ternaungi.
8
Malang
Mulyoredjo
Ketinggian tempat 600 m – 1000 m dpl. Kondisi tanah agak kering. Kondisi tanaman Kumis Kucing ternaungi.
9
Malang
Turen
Ketinggian tempat 600 m-1000 m dpl. Jenis tanah latosol, andosol, mediteran, litosol, alluvial dan regosol. Usia tanaman Kumis Kucing masih muda.
10
Secara umum kriteria geografis suatu wilayah dapat dilihat dari ketinggian tempat, iklim yang meliputi curah hujan, suhu harian, kelembaban serta kemiringan dan kondisi tanah. Namun dalam penelitian yang melibatkan tanaman Meniran dan Kumis Kucing ini, intensitas cahaya, tempat dimana tanaman tersebut tumbuh dan usia tanaman juga menyebabkan sampel tanaman dari kondisi asal geografis yang sama tertetak pada gerombol yang berbeda. Intensitas cahaya dipengaruhi oleh kondisi tumbuhnya tanaman yang ternaungi atau tidak. Tempat tumbuh tanaman dapat diartikan bahwa tumbuhnya tanaman Meniran dan Kumis Kucing tersebut secara spesifik tumbuh pada lahan pesawahan (pematang sawah), pekarangan, pinggir jalan atau pada lahan bekas tanaman palawija. Sementara itu, Meniran yang digunakan pada penelitian ini biasa tumbuh sebagai gulma dengan usia 2-3 bulan, sedangkan Kumis Kucing biasanya tumbuh di pekarangan sebagai tanaman pagar dengan usia 2-3 tahun. Berdasarkan penggerombolan dengan metode Ward, dari data Meniran maupun Kumis Kucing diperoleh sembilan gerombol karakteristik asal wilayah sampel. Hasil penggerombolan yang paling stabil dan cenderung memiliki kemiripan dengan informasi geografis wilayah asal sampel adalah pada data daerah sidik jari terkoreksi. Namun demikian, informasi karakteristik gerombol belum begitu khas karena keterbatasan data geografis pada masingmasing wilayah (data per kecamatan dan desa/kelurahan tidak lengkap). Oleh karena itu, karakteristik masing-masing gerombol didasarkan pada kesamaan kriteria geografis secara umum. Pada hasil penggerombolan terdapat beberapa gerombol yang dilihat dari karakteristik geografis memiliki kemiripan tetapi berada dalam gerombol yang berbeda karena faktor perbedaan usia tanaman, intensitas pencahayaan dan lokasi spesifik tanaman tersebut tumbuh. Dengan kata lain, kurang khasnya karakteristik geografis gerombol-gerombol yang terbentuk dapat dipengaruhi oleh proses mulai dari pengambilan sampel, penyimpanan sampai pada proses FTIR ekstrak tanaman yang memungkinkan adanya pengaruh lain yang tidak terantisipasi.
KESIMPULAN Tanaman obat Meniran hijau dan Kumis Kucing berbunga putih yang menjadi objek dalam penelitian ini dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria geografis asal wilayah sampelnya menjadi sembilan kelompok. Pengelompokan tersebut merupakan hasil perbandingan antara data Meniran dan data Kumis Kucing yang terkoreksi dan tanpa koreksi (baik pada data keseluruhan bilangan gelombang maupun pada daerah sidik jari). Berdasarkan perbandingan yang dilakukan menggunakan teknik koreksi pencaran ini dapat diketahui bahwa daerah sidik jari terkoreksi memberikan pengaruh yang paling baik (stabil dan mendekati informasi geografis yang tersedia) terhadap hasil klasifikasi asal geografis sampel tanaman Meniran dan Kumis Kucing di Pulau Jawa. Karakteristik geografis kelompok yang terbentuk menjadi kurang khas karena keterbatasan informasi kondisi geografis asal wilayah sampel. Selain itu, hal tersebut juga dipengaruhi kondisi spesifik pada saat pengambilan masing-masing sampel, seperti usia, intensitas cahaya, serta keberadaan tumbuhnya tanaman (sendiri atau bersama dengan tanaman lain). SARAN Upaya untuk melakukan analisis terhadap hasil gerombol yang terbentuk sedikit terkendala oleh terbatasnya informasi geografis yang dimiliki masing-masing wilayah kabupaten. Oleh karena itu, diharapkan adanya kerjasama sektoral untuk penelitian dalam rangka menyediakan database geografis per wilayah yang lengkap. Standardisasi sampel yang digunakan (usia, intensitas cahaya, kondisi tumbuh bersama atau tidaknya dengan tanaman lain) sebaiknya menjadi pertimbangan untuk penelitian yang melibatkan pengelompokan tanaman menurut karakteristik geografis wilayah kedepannya. Penerapan metode pra pemrosesan lain juga dapat dicobakan untuk mengetahui metode yang paling sesuai untuk tujuan klasifikasi tanaman berdasarkan karakteristik asal geografis.
11
DAFTAR PUSTAKA Arnita. 2005. Koreksi Pencaran dalam Model Kalibrasi Peubah Ganda pada Data Senyawa Aktif Gingerol Serbuk Rimpang Jahe (Zingiber officinale roscue). [Tesis]. Institut Pertanian Bogor. Dalimartha, dr Setiawan. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar Kita. 2005. Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI. Dalimartha, dr. Setiawan. 2008. 1001 Resep Herbal. Penebar Swadaya. Jakarta. Hartigan, J.A. 1975. Clustering Algorithms (Ward’s Method). www.stat.psu.edu. [9 Juni 2010] Johnson, R. A., Wichern, D. W. 1988. Applied Multivariate Statistical Analysis, second edition. Prentice-Hall Internatioanl, Inc. New Jersey. Karson, Marvin J. 1982. Multivariate Statistical Methods. The Iowa State University Press. Ames, Iowa USA. Mahendra, B. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. 2005. Jakarta : Pustaka Swadaya. Naes T, Issakson T, Fearn T, Davies T. 2002. A User Friendly Guide to Multivariate Calibration and Classification. United Kingdom : NIR Publications Chichester. Rohaeti dkk. 2005. Metode Cepat Penentuan Total Simplisia Obat Tradisional. Interpretasi Kemometrik terhadap Spektra FTIR Simplisia [Jurnal]. Institut Pertanian Bogor. Timm, Neil H. 2002. Applied Multivariate Analysis. Springer-Verlag New York, Inc. Utami, dr. Prapti dan Tim Lentera. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Diabetes Mellitus. Agromedia Pustaka. Tangerang. Wijaya, Andhika. D. 2009. Penerapan Hasil Analisis Gerobol Menggunakan Analisis Komponen Utama (Studi Kasus; Penyusunan Obat Herbal di pulau Jawa). [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.
12
LAMPIRAN
13
Lampiran 1. Tabel Kode Wilayah Pengambilan Sampel Tanaman Meniran KODE WILAYANH
KABUPATEN
KECAMATAN
DESA
KAMPUNG
1
BDG-1
BANJARAN
KAMASAN
KAMASAN
KAMASAN
2
BGR -1D
BOGOR
DARMAGA
KEBUN BIOFARMAKA
3
BGR-1S
BOGOR
PAMIJAHAN
GUNUNG MENYAN
4
BGR-2D
BOGOR
DARMAGA
KEBUN BIOFARMAKA
5
BGR-2S
BOGOR
PAMIJAHAN
GUNUNG PICUNG
6
BGR-3D
BOGOR
DARMAGA
KEBUN BIOFARMAKA
7
BGR-3S
BOGOR
CIOMAS
SIRNAGALIH
8
CJR-1
CIANJUR
CILAKU
SIRNAGALIH
NO
BABAKAN GUNUNG PICUNG KIARA LAWANG -
9
CJR-2
CIANJUR
KARANGTENGAH
SINDANGLOKA
CAGAK
10
CJR-3
CIANJUR
WARUNGKONDANG
CIKARYA
CIJOKO
11
GRT-1
GARUT
TAROGONG KALER
RANCA BANGO
TEGAL LEGA
12
GRT-2
GARUT
CILAWU
NGEMPLANG SARI
CINERAGAS
13
KRA-1
KARANGANYAR
KARANGPANDAN
KARANGPANDAN
-
14
KRA-2
KARANGANYAR
KARANGPANDAN
SALAM GEDANGAN
-
15
KRA-3
KARANGANYAR
KARANGPANDAN
PAKELAN
-
16
KRA-4
KARANGANYAR
KARANGPANDAN
GODANG GENTONG
-
17
MLG-4
MALANG
LAWANG
LAWANG
-
18
MLG-5
MALANG
KARANGPLOSO
KEPUHARJO
-
19
MLG-6
MALANG
TUREN
PAGEDANGAN
-
20
PBG-1
PROBOLINGGO
SUKAPURA
NGEPUNG
-
21
PBG-2
PROBOLINGGO
LUMBANG
LUMBANG
-
22
PBG-3
PROBOLINGGO
MUNENG
MUNENG
-
23
SMG-1
SEMARANG
BANYUMANIK
SIDORO
-
24
SMG-2
SEMARANG
BANDUNGAN
DUREN
-
25
SKB-1
SUKABUMI
CIKEMBAR
SUKAMULYA
CIANGSANA
26
SKB-2
SUKABUMI
WARUNGKIARA
BOJONGKERTA
BOJONGKERTA
27
SKB-3
SUKABUMI
CIKEMBAR
CIKEMBAR
CILANGKAP
28
SKB-4
SUKABUMI
CIKEMBAR
BOJONG
BOJONG
14
Lampiran 2. Tabel Kode Wilayah Pengambilan Sampel Tanaman Kumis Kucing NO
KODE WILAYAH
KABUPATEN
KECAMATAN
DESA
KAMPUNG
1
BDG-3
BANDUNG
CIWIDEY
PANUNDAAN
RANCAGEDE
2
BGR-1D
BOGOR
DARMAGA
KEBUN BIOFARMAKA
GUNUNG PICUNG
3
BGR-2D
BOGOR
CIOMAS
SIRNAGALIH
BABAKAN
4
BGR-3D
BOGOR
PAMIJAHAN
GUNUNG PICUNG
KIARA LAWANG
5
BGR-3S
BOGOR
PAMIJAHAN
GUNUNG MENYAN
6
CJR-1
CIANJUR
CIPANAS
SINDANGLAYA
TARIGU PASANTREN
7
CJR-2
CIANJUR
PACET
CIPUTRI
PASIR SARONGGE
8
CJR-3
CIANJUR
GEKBRONG
SINDANGBARANG
CIBADAK
9
GRT-1
GARUT
CILAWAK
NGEMPALANGSARI
CIMARANGGAS
10
GRT-2
GARUT
SAMARANG
TANJUNGKARYA
PASIR MUNCANG
11
KRA-1
KARANGANYAR
KARANGPANDAN
KARANGPANDAN
-
12
KRA-2
KARANGANYAR
KARANGPANDAN
SALAM GEDANGAN
-
13
KRA-3
KARANGANYAR
KARANGPANDAN
PAKELAN
-
14
KRA-4
KARANGANYAR
TAWANGMANGU
RAGEAN
-
15
MLG-3
MALANG
PUJON
PANDESARI
-
16
MLG-4
MALANG
MULYOREDJO
NGANTENG
-
17
MLG-5
MALANG
TUREN
PAGEDANGAN
-
18
MLG-6
MALANG
PAKIS AJI
GENENGAN
-
19
PBG-1
PROBOLINGGO
SUKAPURA
NGEPUNG
-
20
SMG1
SEMARANG
BANDUNGAN
KENTENG
21
SKB-1
SUKABUMI
WARUNGKIARA
BOJONGKERTA
BOJONGKERTA
22
SKB-2
SUKABUMI
CIKEMBAR
CIKEMBAR
CILANGKAP
23
SKB-3
SUKABUMI
CIKEMBAR
BOJONG
BOJONG
-
15
Lampiran 3. Perolehan Koefisien Dugaa β0 dan β1 Koefisien Regresi Meniran pada Seluruh Bilangan Gelombang
Sampel BDG-1 BGR-1D BGR-1S BGR-2D BGR-2S BGR-3D BGR-3S CJR-1 CJR-2 CJR-3 GRT-1 GRT-2 KRA-1 KRA-2 KRA-3 KRA-4 MLG-4 MLG-5 MLG-6 PBG-1 PBG-2 PBG-3 SMG-1 SMG-2 SKB-1 SKB-2 SKB-3 SKB-4
βˆ0 -0,0233 0,0168 -0,0119 0,00695 0,0262 -0,00029 0,0458 -0,0232 -0,00593 -0,0428 0,00574 0,0104 0,0514 -0,0374 0,00806 0,0376 -0,0177 0,0787 -0,00990 -0,0165 0,0291 0,0386 -0,00675 0,00388 -0,0671 -0,0227 -0,0176 -0,0562
βˆ1 0,986 0,827 0,726 0,825 0,869 1,11 1,17 1,05 1,11 0,971 1,04 1,03 1,09 1,00 0,988 1,12 1,08 0,981 1,10 1,01 1,14 0,888 0,857 1,10 0,839 1,07 1,05 0,968
Koefisien Regresi Meniran Daerah Sidik Jari
Sampel BDG-1 BGR-1D BGR-1S BGR-2D BGR-2S BGR-3D BGR-3S CJR-1 CJR-2 CJR-3 GRT-1 GRT-2 KRA-1 KRA-2 KRA-3 KRA-4 MLG-4 MLG-5 MLG-6 PBG-1 PBG-2 PBG-3 SMG-1 SMG-2 SKB-1 SKB-2 SKB-3 SKB-4
βˆ0 -0,00104 -0,00553 -0,0346 0,00675 0,0626 0,0148 0,00884 0,0189 -0,00481 0,0161 -0,0205 0,0182 0,00071 -0,0457 -0,0179 0,0377 -0,0305 -0,0126 -0,00555 0,0228 -0,0549 -0,0319 0,0191 0,00637 0,0534 -0,00705 0,0129 -0,0266
βˆ1 1,10 0,926 0,677 0,911 0,658 1,07 1,28 0,879 1,19 0,760 1,19 1,06 1,27 0,967 0,985 1,31 1,18 0,983 1,12 0,741 1,38 1,18 0,825 1,09 0,400 0,965 1,06 0,826
16
Lanjutan Lampiran 3. Perolehan Koefisien Dugaan β0 dan β1 Koefisien Regresi Kumis Kucing pada Seluruh Bilangan Gelombang
Sampel BDG-3 BGR-1D BGR-2D BGR-3D BGR-3S CJR-1 CJR-2 CJR-3 GRT-1 GRT-2 KRA-1 KRA-2 KRA-3 KRA-4 MLG-3 MLG-4 MLG-5 MLG-6 PBG-1 SMG-1 SKB-1 SKB-2 SKB-3
βˆ0 -0,0208 -0,0443 -0,00307 -0,0295 -0,0371 0,0296 -0,0413 0,0133 0,0306 0,0320 0,00515 -0,00440 -0,0366 0,00187 0,0631 -0,0168 0,0310 0,0491 0,0621 -0,0266 -0,0225 -0,0275 -0,00740
βˆ1 1,06 1,05 0,868 0,908 0,816 0,736 1,05 1,12 1,16 1,16 1,12 1,10 1,05 0,810 0,775 0,757 0,937 1,16 1,07 1,06 1,05 1,08 1,09
Koefisien Regresi Kumis Kucing pada Daerah Sidik Jari
Sampel BDG-3 BGR-1D BGR-2D BGR-3D BGR-3S CJR-1 CJR-2 CJR-3 GRT-1 GRT-2 KRA-1 KRA-2 KRA-3 KRA-4 MLG-3 MLG-4 MLG-5 MLG-6 PBG-1 SMG-1 SKB-1 SKB-2 SKB-3
βˆ0 -0,0255 -0,0265 -0,0325 -0,0164 -0,00338 0,00193 -0,0446 0,0426 0,0173 -0,00984 0,0427 0,0478 0,0260 0,0185 0,00693 0,0400 -0,0372 0,0295 -0,0380 -0,00758 0,00055 -0,0152 -0,0200
βˆ1 1,34 1,05 1,02 0,880 0,719 0,717 1,17 1,01 1,21 1,21 0,967 0,839 0,816 0,596 0,954 0,467 1,09 1,26 1,35 0,952 1,15 1,06 1,18
17
Lampiran 4. Perbandingan Plot Data Sebelum dan Setelah Terkoreksi
(a) Data Daerah Sidik Jari Meniran Tanpa Koreksi
(b) Data Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi
18
Lanjutan Lampiran 4. Perbandingan Data Sebelum dan Setelah Dikoreksi
(a) Data Kumis Kucing Tanpa Koreksi
(a) Data Kumis Kucing Terkoreksi
19
Lanjutan Lampiran 4. Perbandingan Data Sebelum dan Setelah Dikoeksi
(a) Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing Tanpa Koreksi
(b) Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing Terkoreksi
20
Lampiran 5. Tabel Skor Komponen Utama Meniran Seluruhnya NO
KODE WILAYAH
KU1
KU2
KU3
KU4
KU5
KU6
KU7
KU8
KU9
KU10
KU11
KU12
KU13
KU14
KU15
KU16
KU17
KU18
1
BDG-1
-6,341
-10,11
-6,25
-3,219
11,77
13,25
-4,93
-0,55
11,639
0,006
-2,006
-0,859
1,14
0,778
1,6303
0,4231
1,739
-0,328
2
BGR -1D
-17,64
-18,71
26,33
-12,32
-5,72
4,033
2,27
4,898
-3,273
-0,44
-2,207
-0,765
-1,153
-0,448
0,0356
-1,075
-0,455
-0,086
3
BGR-1S
-48,56
2,222
27,88
-1,757
0,262
10,82
6,25
-4,92
-6,157
4,447
-2,899
-0,652
2,546
-1,028
-1,227
-0,059
0,116
-0,333
4
BGR-2D
-21,37
-20,4
21,49
-13,07
1,546
2,666
-3,83
4,753
-2,086
1,331
-2,274
2,1129
-1,533
-0,428
1,4639
-0,212
-0,531
-0,374
5
BGR-2S
-25,79
83,08
-14,08
-33,63
1,711
-6,78
3,75
0,501
0,2824
0,127
-0,319
1,3619
-1,165
-0,464
0,149
-0,462
0,166
0,2291
6
BGR-3D
15,834
-11,56
-11,27
-4,715
-5,91
-5,53
0,31
0,77
-5,127
-0,38
3,168
-3,57
2,679
-2,679
-0,352
0,0996
-1,051
-0,776
7
BGR-3S
45,866
3,995
-5,093
-10,15
-6,19
-3,28
1,04
0,619
-5,007
2,51
-3,282
-3,575
2,366
2,5765
0,6793
2,7545
0,864
-2,101
8
CJR-1
0,237
-10,51
-13,68
4,242
8,302
1,89
1,77
3,571
-8,504
4,593
4,791
3,1384
-1,466
0,3979
-0,492
0,2008
0,939
-0,194
9
CJR-2
17,642
-14,51
-3,458
-0,453
9,607
-5,94
3,09
4,059
1,0866
1,092
-0,318
1,5321
-3,131
-0,815
0,086
-0,979
-0,22
-1,095
10
CJR-3
-25,51
-3,146
-21,42
7,246
0,995
0,937
-6,57
-5,34
-4,777
4,034
-0,285
0,9803
2,098
1,34
-0,347
-1,612
2,621
1,0826
11
GRT-1
10,325
8,605
0,104
-13,39
5,17
6,622
9,38
-1,94
6,1374
-2,03
2,466
-1,419
0,926
0,831
-1,22
-0,095
-0,267
-0,402
12
GRT-2
14,349
-15,69
-0,364
-9,606
-1,7
10,3
6,17
8,315
-2,053
-5,75
3,144
-3,177
-1,647
1,26
-2,008
0,0257
1,256
1,9292
13
KRA-1
41,01
8,189
-3,338
-0,815
-8,24
14,16
-4,93
-11,6
-4,159
-6,18
0,272
2,6788
-2,547
-2,694
1,3389
0,3998
0,854
-0,594
14
KRA-2
-16,64
-4,399
-0,819
8,924
4,925
-0,89
9,73
-7,96
-1,823
-1,29
4,712
2,6287
1,046
2,113
0,9741
1,58
-1,571
0,1253
15
KRA-3
0,0411
19,59
5,429
17,65
0,414
-1,63
-1,34
-6,01
-0,054
-1,8
-5,488
-2,763
-3,726
2,2982
-1,126
-0,189
-1,108
0,6054
16
KRA-4
39,9
-9,151
-9,591
-14,74
4,289
2,083
-15,7
-4,48
-0,508
4,539
0,496
-1,426
-0,277
0,418
-1,466
-1,389
-2,824
1,0169
17
MLG-4
5,2428
-12,23
-6,39
1,972
-0,47
-1,98
3,86
-1,56
7,5073
-2,1
-2,27
3,1888
5,235
-1,731
-2,827
-0,439
-0,602
-0,241
18
MLG-5
32,481
56,94
29,61
29,19
2,621
5,687
-6,53
8,864
-0,864
-0,21
2,39
1,1107
2,897
0,1786
0,4491
-0,173
-0,665
0,1985
19
MLG-6
12,147
-11,6
-4,729
2,333
3,441
-4,75
4,18
3,948
1,2557
-0,93
-1,037
0,8857
-0,663
0,2338
1,4375
-1,471
-0,237
-1,058
20
PBG-1
-6,876
2,588
-18,11
11,49
-27,7
7,11
4,87
3,931
7,7455
7,171
0,399
1,3227
-2,499
-0,264
-0,015
0,9883
-0,735
0,3536
21
PBG-2
37,219
2,218
16,42
9,845
2,104
-9,14
7,51
-4,51
4,6431
4,459
1,758
-3,572
-0,733
-1,511
1,175
-2,211
1,989
0,4075
22
PBG-3
-1,86
-11,22
34,61
-7,08
-3,75
-16,1
-7,95
-4,22
4,3335
0,069
2,435
1,9896
-1,684
-0,061
-1,787
2,7071
1,51
0,5703
23
SMG-1
-29,18
-12,94
5,89
-10,42
-14
-4,52
-8,5
0,059
2,7116
-3,64
3,542
0,2335
2,511
2,3042
2,4361
-1,801
-0,511
-0,129
24
SMG-2
18,248
-6,313
-9,595
8,027
-1,19
-5,13
-0,7
4,317
-1,692
-3,29
-3,734
4,5514
-0,418
1,3947
-1,775
-0,853
0,592
-0,925
25
SKB-1
-60,24
8,448
-16,84
15,48
3,106
-1,75
-11,9
4,22
1,0945
-2,72
1,582
-4,003
-1,223
-1,781
-1,045
0,9666
0,553
-1,455
26
SKB-2
-3,579
-5,226
-12,43
8,193
-5,51
-9,83
3,89
1,589
-4,245
-3,78
-4,196
-0,642
1,922
-1,195
1,6734
0,3905
0,237
2,4916
27
SKB-3
4,2644
-10,66
-7,359
-3,721
14,78
0,689
-1,39
3,81
1,6887
1,749
-1,702
0,5857
0,388
-1,301
1,7321
2,778
-1,066
1,6988
28
SKB-4
-31,21
-7,491
-2,954
14,49
5,418
-3,04
6,19
-5,11
0,2037
-1,59
0,86
-1,878
-1,89
0,2756
0,4283
-0,294
-1,594
-0,615
21
Lampiran 6. Tabel Skor Komponen Utama Meniran Seluruhnya Terkoreksi NO
KODE WILAYAH
KU1
KU2
KU3
KU4
KU6
KU7
KU8
KU9
KU10
KU11
KU12
KU13
KU14
KU15
KU16
KU17
1
BDG-1
17,113
8,088
23,36
6,371
-5,14
-17,5
12,67
0,645
-1,17
0,851
1,41
0,06
-0,52
2,566
-0,01
-2,42
0,45
-0,71
2
BGR -1D
-33,72
18,5
-1,44
-10,23
10,1
3,186
2,211
-2,2
-6,44
2,439
-1,9
1,94
0,36
-0,3
-1,53
0,273
2,52
-3,5
3
BGR-1S
9,5154
-9,825
6,979
-8,629
22,18
6,978
4,171
9,407
-6,05
2,968
2,31
-4,21
0,66
-1,12
1,353
0,55
-0,5
1,09
4
BGR-2D
-21,57
21,61
7,66
0,166
1,761
4,13
2,547
-2,98
-7,1
0,418
1,09
2,23
2,69
-0,54
0,593
-0,45
0,66
1,09
5
BGR-2S
48,334
-11,53
-24,2
9,327
14,46
-3,77
-0,91
-2,33
-1,68
0,748
2,15
5,97
0,15
3,202
-0,2
1,832
-1
0,85
6
BGR-3D
-6,089
13,58
-10,3
-3,249
0,176
3,412
-5,6
-0,22
-3,04
-1,53
0,02
-0,45
0,5
-0,33
0,693
-0,08
0,81
0,89
7
BGR-3S
-32,91
4,52
-7,86
-3,363
-3,57
3,036
-2,79
1,659
-4,5
4,603
-0,4
-1,75
-1,24
2,127
-1,9
-3,59
-0,6
1,92
8
CJR-1
14,589
3,591
15,95
-6,771
-2,4
10,57
-11,7
-0,3
-0,27
-6,96
2,26
0,72
-0,64
0,278
-0,32
-0,06
0,13
-0,24
9
CJR-2
-8,208
9,452
13,06
3,863
-4,81
7,47
0,206
-1,42
1,32
-1,39
-1,8
3,29
0,66
0,09
0,238
0,436
1,14
1,4
10
CJR-3
44,258
3,113
0,283
0,924
-8,75
2,742
-6,41
6,747
-1,08
0,407
3,15
-1,86
-3,95
2,378
1,111
-0,07
0,93
-1,08
11
GRT-1
-3,245
5,046
8,315
-0,525
10,61
-10,4
5,203
-0,99
4,97
-2,47
-1,2
-0,63
-1,93
-0,14
-0,96
0,184
0,41
1,49
12
GRT-2
-16,77
12,99
8,903
-14,87
8,192
-8,57
-4,96
-8,39
0,16
-3,08
-5,2
-2,94
-2,72
1,76
0,143
2,127
-1,7
-0
13
KRA-1
-33,61
-7,839
-2,48
-6,192
1,334
-20,8
-14,1
4,919
3,99
1,233
0,19
1,05
3,91
-0,23
3,094
-0,99
0,76
-0,2
14
KRA-2
21,076
-2,72
5,727
3,229
11,38
3,424
-5,39
0,542
9,87
-3,17
3,14
0,12
0,31
-1,33
-2,47
-2,06
0,17
-1,1
15
KRA-3
-0,624
-28,47
-2,55
7,258
-2,5
-1,96
-0,98
6,423
1,63
6,042
-6,2
0,76
-0,43
-1,49
-1,94
0,671
-0,6
-0,58
16
KRA-4
-27,8
14,06
0,784
10,61
-10,9
-8,77
-4,62
8,042
-7,18
-1,89
1,91
1,01
-1,46
-1,46
-2,87
2,834
-0,9
0,05
17
MLG-4
3,4023
9,078
1,546
1,439
-2,28
-1,56
6,479
-2,29
7,7
5,146
4,76
-2,18
0,14
-0,59
-0,08
3,47
2,14
0,29
18
MLG-5
-42,09
-79
3,898
-1,062
-2,68
-0,31
1,536
-8,04
-4,3
-1,84
3,59
-0,41
-0,73
-0,3
-0,45
-0,24
0,17
-0,36
19
MLG-6
-2,964
5,871
6,166
0,784
-3,61
5,26
1,654
-3,24
1,29
2,025
-0,7
2,5
-0,5
0,125
0,107
-1,09
0,7
1,07
20
PBG-1
19,836
-5,445
-17
-36,2
-12,6
0,634
10,43
4,882
3,3
-3,79
0,09
0,93
2,51
0,609
-1,37
0,314
-0,9
0,02
21
PBG-2
-36,91
-11,78
0,762
5,312
-1,29
8,461
8,041
6,84
3,25
-3,95
-3,1
2,56
-3,14
-0,22
4,263
0,375
0,05
-0,36
22
PBG-3
-55,92
9,132
-22,7
22,42
-0,3
5,248
3,619
0,272
3,72
-5,54
-0,5
-4,51
3,05
2,341
-0,67
0,132
0,14
-0,37
23
SMG-1
3,6124
21,98
-28,4
0,998
-0,74
-6,88
3,601
-5,37
-1,05
-1,15
2,56
0,04
-3,31
-4,63
1,325
-1,97
-1,1
-0,29
24
SMG-2
-7,343
-1,244
3,025
-3,494
-10,1
4,592
-4,95
-5
5,09
5,987
-0,2
-0,79
-0,16
-1,21
0,035
0,899
0,15
1,28
25
SKB-1
87,526
-12,4
-5,22
7,776
-7,47
-3,27
-0,23
-3,94
-7,19
-3,09
-4,3
-3,2
2,16
-1,09
1,024
0,24
1,87
0,14
26
SKB-2
14,325
3,922
-9,84
-0,607
-2,3
8,357
-2,79
-3,63
2,44
6,9
-0,7
-0,71
-0,28
1,833
1,354
-0,42
-1,3
-1,74
27
SKB-3
8,0923
10,35
20,77
7,647
-4,32
2,955
2,581
-2,35
-1,21
0,865
1,64
-0,06
3,38
-0,82
1,068
0,526
-4,3
-1,18
28
SKB-4
38,11
-4,624
4,717
7,076
5,631
3,294
0,509
2,308
3,55
-0,8
-3,8
0,5
0,52
-1,53
-1,63
-1,42
-0,3
0,15
KU5
KU18
22
Lampiran 7. Tabel Skor Komponen Utama Data Kumis Kucing Seluruhnya NO
KODE WILAYAH
1
BDG-3
5,403
7,1819
24,953
3,566
10,89
6,914
-12,68
-0,76
9,538
-2,735
0,596
-3,213
0,8377
0,429
-0,042
1,4455
1,332
2
BGR-1D
-17,6
14,013
5,7529
1,322
-0,73
6,171
-6,066
9,41
-1,84
3,9704
-2,761
2,372
-0,101
-3,355
-1,136
-2,561
0,606
3
BGR-2D
-11,56
-26,84
13,84
2,832
-9,68
-0,299
-1,169
0,552
3,83
0,163
-2,892
0,4454
-1,959
1,8926
0,6712
-0,841
-2,075
4
BGR-3D
-24,95
-8,23
16,318
0,285
-0,64
-1,893
4,316
3,981
2,212
-2,048
-2,114
1,6575
-1,558
0,4319
0,8178
1,3882
0,134
5
BGR-3S
-41,71
-11,38
17,434
-2,585
-3,07
-2,059
6,173
-0,352
1,909
-6,821
1,683
1,2135
-0,293
0,9427
-1,914
-1,847
-0,464
6
CJR-1
-23,46
-34,83
-10,09
-1,101
-2,15
-8,465
4,973
1,756
5,015
2,3164
4,603
0,8878
-1,821
-0,897
1,0383
-0,036
2,18
7
CJR-2
-8,888
-3,12
22,354
1,295
1,142
9,903
0,582
-1,736
-6,6
-0,051
1,932
-1,64
-2,69
-1,1
-0,046
0,5061
1,665
8
CJR-3
19,51
11,087
-0,43
-3,148
19,05
-11,02
3,212
3,143
-2,57
-1,839
-0,511
1,777
1,7857
2,2795
-3,233
-0,68
0,834
9
GRT-1
44,45
-2,115
5,54
1,49
0,339
-11,01
2,567
5,542
3,598
-0,93
-1,305
-4,051
-0,78
-4,033
-0,718
0,1271
-1,698
10
GRT-2
33,66
9,2814
-16,93
-8,791
5,642
19,64
13,97
-4,528
7,677
-0,375
-1,874
1,4616
-0,52
-0,469
0,1066
-0,526
-0,058
11
KRA-1
23,08
10,885
11,775
-4,614
4,863
-11,81
7,373
-2,408
-2,33
6,251
-2,496
0,7586
-0,598
0,1518
2,4141
1,2445
0,933
12
KRA-2
7,075
33,585
-12,54
-29,43
-8,36
-0,802
-7,819
6,419
-2,32
-4,353
1,107
0,5241
-1,799
1,04
1,2485
0,7579
-0,168
13
KRA-3
-19,08
32,563
-4,307
7,279
5,282
-0,855
2,647
-4,851
-6,15
-1,444
2,039
-3,305
-0,412
-0,133
2,3916
-3,263
-0,315
14
KRA-4
-43,21
15,61
-38,22
8,701
2,979
-0,662
-3,179
1,674
3,77
6,1244
-1,788
-2,821
-2,782
2,2639
-1,395
0,5654
-0,222
15
MLG-3
-6,665
-40,04
-17,05
-6,81
13,46
-0,96
-9,779
-11,09
-5,84
-2,15
-1,487
1,7533
-1,714
-1,941
-0,281
0,6326
-1,078
16
MLG-4
-48,32
5,2269
-9,12
-11,92
-5,76
-3,501
0,855
-5,417
4,308
1,8553
1,069
-1,161
6,0595
-1,997
-0,161
0,5393
-0,301
17
MLG-5
8,785
-30,13
-9,888
1,888
-10,4
2,682
0,364
1,443
-6
-3,179
-5,981
-2,865
3,2639
1,3816
0,6195
-0,305
1,899
18
MLG-6
57,51
13,149
-7,356
8,423
-16,2
-7,106
-5,266
-9,559
3,765
-1,952
1,204
0,8267
-1,083
0,5238
-1,087
-1,277
0,882
19
PBG-1
39,42
-35,76
-20,25
5,36
5,054
5,694
-1,77
9,671
-1,24
0,4318
4,859
-0,055
2,0156
0,9805
1,3852
-0,479
-0,829
20
SMG1
-13,24
28,612
-13,97
23,47
-2,15
0,109
1,293
1,818
-1,78
-6,298
-0,012
3,9937
1,0703
-1,311
1,014
2,6077
-0,334
21
SKB-1
4,753
6,2949
22,067
2,123
4,18
0,083
-6,454
-2,278
1,984
5,1831
0,005
2,8676
2,3044
1,7736
2,0963
-0,991
-1,173
22
SKB-2
-0,188
5,0606
13,294
-0,25
-1,92
3,509
7,089
-0,871
-5,83
0,7353
1,935
-3,166
0,2596
1,2161
-1,218
1,884
-1,69
23
SKB-3
15,25
-0,098
6,8249
0,619
-11,8
5,735
-1,236
-1,556
-5,11
7,1445
2,19
1,7384
0,5154
-0,072
-2,572
1,1068
-0,061
KU1
KU2
KU3
KU4
KU5
KU6
KU7
KU8
KU9
KU10
KU11
KU12
KU13
KU14
KU15
KU16
KU17
23
Lampiran 8. Tabel Skor Komponen Utama Data Kumis Kucing Terkoreksi NO
KODE WILAYAH
KU1
KU2
KU3
KU5
KU6
KU7
KU8
KU9
KU10
KU11
KU12
KU13
1
BDG-3*
25,1665
15,4279
24,5704
-10,3063
KU4
-7,58681
-6,27678
3,71686
-5,81339
-2,76201
0,03958
0,89509
-0,00286
0,011663
KU14 1,084362
2
BGR-1D*
37,1089
-3,56821
12,8064
2,470862
3,524432
2,981496
-1,5756
-1,2832
0,099502
-0,75522
-0,9905
-1,22616
-0,57092
1,484734
3
BGR-2D*
-4,4626
14,9376
12,9852
8,950858
1,429103
0,282453
-2,3862
2,158251
-0,00454
-2,01592
-2,66
1,69386
-2,50652
0,877591
4
BGR-3D*
25,2417
-3,09574
8,48523
7,536505
0,230131
-5,68586
-2,2972
-0,2173
1,77588
0,10274
-1,9423
-0,83602
-1,67226
-1,17057
5
BGR-3S*
37,8389
-9,96764
8,20224
7,110778
0,224909
-6,16839
-3,4279
-1,06877
2,206725
1,10864
-0,6456
3,142072
1,667177
-1,19477
6
CJR-1*
-46,84
-14,2698
-3,68777
16,60838
-3,05272
-8,77214
-2,5963
3,47708
-2,30577
2,0559
0,38345
-1,34114
2,487612
1,883166
7
CJR-2*
30,4725
8,98366
14,3789
-5,33293
4,410284
2,527658
-2,597
1,73808
-1,49931
3,26771
2,85731
-2,36086
-0,02865
0,499263
8
CJR-3*
-6,3382
-12,4351
-3,07943
-1,39271
-9,8203
-3,80416
3,34709
-0,138
2,454015
-3,15685
0,20368
-0,59008
2,760848
-0,434
9
GRT-1*
-22,506
19,3993
-9,01733
7,886691
-8,77293
-5,56587
1,28197
-2,00959
0,937825
0,7135
2,2382
-0,92388
-2,55574
-0,09815
10
GRT-2*
-22,134
8,12999
-13,8289
-17,0253
21,93974
-12,9225
-0,0503
0,001541
1,616829
-0,679
-0,9522
-0,25838
0,196695
0,467253
11
KRA-1*
1,02054
9,33591
-17,5873
-1,41545
-7,66882
-1,72093
1,44742
3,993988
2,448331
-1,47445
-0,269
-2,36477
-1,98002
-0,72459
12
KRA-2*
16,0964
-4,84669
-23,3134
-3,8223
-3,7293
3,163207
-8,8939
-5,74888
-4,22424
-2,21436
-0,6321
-1,07523
0,51321
-0,84682
13
KRA-3*
38,0358
-12,3301
-6,74167
-4,98787
-1,03052
3,386225
2,57053
1,148641
1,175254
2,1554
2,04468
-0,87501
0,665889
-1,02354
14
KRA-4*
2,77843
-43,9612
-5,35932
3,453999
5,065938
1,880911
7,11819
-0,11281
-5,74453
-1,42987
-1,7374
-0,01131
-1,30536
0,212236
15
MLG-3*
-81,321
-28,6649
16,4579
-18,4301
-9,32345
4,277875
-3,193
1,244595
1,391795
2,14515
-1,9723
0,305844
-0,86452
-0,28913
16
MLG-4*
27,6288
-25,2367
-18,7091
-2,6075
-1,26701
2,831803
-1,1292
-0,06443
2,92278
0,10208
3,68851
3,163937
-1,47828
1,972716
17
MLG-5*
-40,835
6,47711
3,25262
8,515189
7,959191
12,61004
1,34581
-5,13241
5,208509
-1,36269
-0,2508
-1,42169
1,261683
0,935848
18
MLG-6*
-26,671
37,7193
-20,4124
-1,45428
-5,71829
2,698644
3,09679
-1,84654
-1,94942
3,25561
-2,3049
2,336849
0,737614
0,378221
19
PBG-1*
-64,211
3,66172
12,8845
5,883207
7,675794
-0,20497
0,41217
-0,91963
-2,34421
-1,67584
4,61633
1,429251
-0,4178
-2,1182
20
SMG-1*
25,0345
-7,67045
0,89707
5,743519
4,033348
0,80981
3,31896
-1,86678
1,476911
3,43661
-2,2876
-0,39311
0,285998
-1,39322
21
SKB-1*
24,1887
13,9041
10,3235
-6,09933
-6,25745
0,210265
1,02724
3,959397
0,351461
-4,05004
-0,2266
0,736086
1,677694
0,200283
22
SKB-2*
20,1445
7,75105
-1,29945
-0,43048
3,27399
4,853689
0,17026
3,57383
-0,24189
0,99703
0,01342
0,564981
0,301648
-0,32812
23
SKB-3*
4,56221
20,3187
-2,20783
-0,85549
4,460738
8,607499
-0,7068
4,926322
-2,9899
-0,5657
-0,0693
0,307608
0,812341
-0,37455
24
Lampiran 9. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Meniran Tanpa Koreksi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
KODE WILAYAH BDG-1 BGR -1D BGR-1S BGR-2D BGR-2S BGR-3D BGR-3S CJR-1 CJR-2 CJR-3 GRT-1 GRT-2 KRA-1 KRA-2 KRA-3 KRA-4 MLG-4 MLG-5 MLG-6 PBG-1 PBG-2 PBG-3 SMG-1 SMG-2 SKB-1 SKB-2 SKB-3 SKB-4
KU1 7,5173 -5,7156 -29,955 -2,7323 -6,2334 8,8524 20,01 -1,9187 12,19 -11,288 7,8177 10,047 16,665 -14,022 -7,6455 30,461 4,2757 -7,1212 6,9651 -12,293 8,6592 2,7227 -6,385 7,5456 -25,091 -3,9371 8,7614 -18,153
KU2 0,0377 -4,475 -12,4 -1,243 9,358 6,6483 1,5796 10,762 2,1307 10,458 -4,368 5,8047 -8,362 -4,664 -10,26 3,4369 -0,649 -18,43 2,8041 10,999 -18,2 -15,02 4,7509 5,8271 13,701 6,9502 5,2461 -2,424
KU3 3,1195 -4,798 -3,148 -8,291 -2,406 -1,602 1,2457 -1,956 -3,381 1,8438 2,0648 0,9818 6,7347 1,9212 4,6945 -2,359 2,6983 3,5869 -0,419 13,854 2,6941 -8,604 -3,486 0,2167 -2,764 0,6056 -3,632 0,5828
KU4 -5,468 -3,067 -3,063 -3,213 -6,56 2,4229 1,874 1,7785 2,1059 2,6734 -2,811 -4,459 -4,389 5,0949 0,6098 -3,119 3,5018 -4,591 2,5991 -0,626 4,8441 4,1379 -0,244 3,9831 -2,609 6,3493 -0,589 2,8346
KU5 4,814 1,468 3,252 1,245 -3,62 -1,65 -2,59 -0,29 1,171 -1,3 4,548 2,239 -2,38 2,185 -3,01 -2,14 5,822 -3,16 1,11 -1,02 -1,75 -3,11 -1,8 0,254 -3,13 0,061 2,128 0,68
KU6 0,63 -1,547 0,433 -0,571 -0,983 -0,896 -0,011 2,897 1,678 2,026 -0,918 -0,696 0,575 0,654 1,828 0,85 -1,737 1,905 0,042 -3,672 -0,18 -3,009 -4,928 0,614 1,436 -0,34 2,406 1,515
KU7 1,177 0,125 -2,32 -0,97 -0,42 -0,78 -0,13 -1,7 -0,54 -0,32 0,445 2,084 1,551 0,13 0,851 -2,88 -0,79 0,694 1,298 -3,62 -0,27 -1,31 3 1,737 1,381 1,597 -0,76 0,737
KU8 0,523 -0,19 -0,161 0,177 -0,809 0,261 0,116 0,739 0,474 0,169 1,011 1,71 0,364 0,769 0,161 -0,352 -2,94 -2,382 -0,284 0,417 1,272 0,445 0,135 -2,012 -0,183 -0,664 -0,303 1,535
25
Lampiran 10. Tabel. Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
KODE WILAYAH BDG-1 BGR -1D BGR-1S BGR-2D BGR-2S BGR-3D BGR-3S CJR-1 CJR-2 CJR-3 GRT-1 GRT-2 KRA-1 KRA-2 KRA-3 KRA-4 MLG-4 MLG-5 MLG-6 PBG-1 PBG-2 PBG-3 SMG-1 SMG-2 SKB-1 SKB-2 SKB-3 SKB-4
KU1 2,3381 5,9072 6,4851 4,662 -7,8263 -0,5363 6,2555 -10,451 3,0973 -17,056 6,2225 -0,6724 11,467 -1,2987 8,8445 9,6629 1,7568 19,041 0,4237 -19,341 16,403 17,909 -3,0287 -1,6293 -45,86 -8,1752 0,3225 -4,9234
KU2 -7,823 1,046 -4,251 7,2619 -6,399 7,377 3,5673 11,696 8,7581 4,8095 -4,277 -4,601 -11,16 3,5248 -8,287 4,5996 -0,321 -16,23 4,3964 -19,69 0,1206 9,513 0,4542 3,5098 -2,687 6,5836 6,374 2,1249
KU3 14,128 3,704 5,2603 3,1021 -5,729 -3,641 -2,471 1,8703 2,9551 -0,755 8,3675 10,789 1,6451 0,5639 -4,862 -2,181 2,4812 -3,881 1,8429 -8,477 -6,92 -13,61 -7,108 -1,045 -2,063 -2,259 5,8016 2,491
KU4 0,843 1,7744 -1,31 4,1093 0,5151 1,4359 -4,123 -4,319 -1,131 -5,643 3,8987 1,6981 -3,22 -0,576 -9,435 -1,644 11,789 -8,547 1,7315 11,654 -3,367 2,5373 9,2624 2,6968 -8,451 3,0596 0,4874 -5,726
KU5 1,8564 -1,628 -4,377 -1,519 1,6198 -0,64 -1,166 -4,256 -1,341 -2,331 1,2687 1,895 1,2734 -1,554 0,6489 -2,055 1,0823 1,3259 1,0557 -8,064 1,3249 -0,268 8,334 2,5625 4,2188 1,3291 0,2853 -0,882
KU6 1,0403 0,7646 -1,414 0,3354 -0,426 1,2217 2,3226 -1,062 0,6573 -0,431 1,7456 4,0257 0,2033 -1,315 -0,183 0,7811 -5,814 -3,643 -0,257 1,6302 1,3929 1,3344 2,4369 -4,13 -0,29 -0,597 -1,878 1,548
KU7 -0,988 -1,351 -2,736 0,7392 -1,549 0,7502 0,2723 -0,639 0,7337 -0,032 0,0262 1,5384 3,2883 -1,715 -0,599 0,2359 0,6584 0,1467 -0,019 0,6092 -0,504 1,1186 -2,54 0,5049 0,8987 1,0432 0,9719 -0,863
KU8 -1,3288 2,8204 1,8952 0,6229 0,9568 0,9671 1,3461 0,365 -1,2053 -0,0602 -1,5169 1,2013 1,0309 -1,3059 -1,2528 -0,767 -0,4667 0,7026 -0,8581 -0,9288 -1,4291 -0,0938 0,4277 0,06 0,3309 0,4868 -0,3357 -1,6649
KU9 0,8294 1,8153 -2,7008 1,1747 1,5342 -0,4879 0,2695 -0,0822 0,5612 -0,4108 -0,501 -1,2434 0,7075 1,1465 0,2228 0,7379 -0,762 0,2484 1,3913 0,0065 -2,0346 -0,5267 -0,3373 0,4666 -0,5377 -0,2289 -1,4584 0,2
26
Lampiran 11. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Kumis Kucing NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KODE WILAYAH BDG-3* BGR-1D* BGR-2D* BGR-3D* BGR-3S* CJR-1* CJR-2* CJR-3* GRT-1* GRT-2* KRA-1* KRA-2* KRA-3* KRA-4* MLG-3* MLG-4* MLG-5* MLG-6* PBG-1* SMG-1* SKB-1* SKB-2* SKB-3*
KU1 18,261 -3,2403 -7,2232 -11,866 -18,688 -18,988 -0,2765 12,993 19,807 8,4153 9,7181 2,4067 -4,5043 -23,217 -2,366 -24,604 -5,7609 26,166 11,639 -4,9536 11,639 -0,8114 5,4546
KU2 -5,45 -0,298 -9,642 -0,911 0,8853 -4,494 -5,009 10,013 1,491 -2,489 12,159 15,667 11,46 2,4064 -8,465 8,8336 -13,17 4,7612 -19,31 3,2916 1,6032 0,2724 -3,6
KU3 7,5193 5,9919 3,2072 4,8198 3,9879 -3,505 7,0879 -5,065 -1,063 -5,477 -2,069 -1,481 0,4019 -3,344 -11,17 -3,308 -2,524 -1,717 -4,645 3,0371 2,7218 3,626 2,9637
KU4 -3,872 1,26183 -0,8339 -0,4164 -2,4692 -3,024 2,34958 -3,4572 -3,9972 12,576 0,40501 1,12769 0,4284 0,65285 -2,7428 -1,6439 0,76318 -0,8937 -1,4907 1,32629 -1,782 2,57714 3,15499
KU5 5,4444 1,4476 -3,7628 0,8599 0,3766 -2,5202 1,0098 3,6592 0,6871 2,9254 -2,0359 0,1118 1,4938 0,9275 1,8589 -1,234 0,0242 -6,2697 0,5192 3,0872 -1,1573 -1,8142 -5,6383
KU6 -2,088 1,3754 -2,282 -0,451 -2,129 -2,028 2,5448 0,8534 -1,625 -3,973 0,1386 1,5826 1,1224 -0,537 2,7955 -1,67 2,7834 -0,423 0,0591 1,7776 -1,972 2,2046 1,9405
KU7 1,3742 -0,228 0,2633 -0,132 0,7636 -2,1 0,3932 -1,716 -0,494 0,5658 -0,132 -0,566 0,6688 -2,325 2,7777 2,5136 1,4395 0,812 -2,485 -1,129 0,6303 -0,694 -0,201
27
Lampiran 12. Tabel Skor Komponen Utama Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing Terkoreksi NO
KODE WILAYA
KU1
KU2
KU3
KU4
KU5
KU6
KU7
KU8
KU9
1
BDG-3*
-5,17308
15,61152
-3,5199
4,869151
2,12612
0,292194
0,064752
3,58931
1,45791
2
BGR-1D*
2,575562
9,913022
-1,00951
2,979734
0,7204
-0,6891
3,51979
-2,87377
-0,43477
3
BGR-2D*
-8,64532
8,9383
1,903077
-2,036019
-0,456
-0,46869
-0,08502
-1,99364
-2,10545
4
BGR-3D*
3,683972
9,691288
-2,14264
3,729934
1,97669
-0,74657
0,579808
-1,09534
0,2649
5
BGR-3S*
8,620948
11,145
-4,2532
4,187468
4,17893
0,244835
-1,98051
-0,58227
2,01212
6
CJR-1*
-5,31325
-3,07167
6,567839
-1,345952
5,95077
-0,43389
-4,58271
-4,81246
0,66429
7
CJR-2*
-1,69442
11,02166
-0,79535
1,406898
-0,3878
0,377503
2,613147
-0,67207
0,10835
8
CJR-3*
4,382102
-4,1531
1,057391
0,245858
3,72897
2,759728
-1,63433
-0,06389
0,56552
9
GRT-1*
-4,22587
3,172092
-1,34097
-2,728195
0,60263
2,038115
-3,49099
2,42936
-0,11229
10
GRT-2*
-7,01612
-8,00813
7,65094
12,79711
-12,644
0,499174
-1,66738
-0,54861
0,66856
11
KRA-1*
7,692628
-3,7741
-0,50339
-5,512507
-3,7669
-0,23065
-0,87883
-0,30066
0,88706
12
KRA-2*
16,04833
-6,6067
-1,87939
-3,818003
-2,5243
-1,21068
-0,20722
0,97737
2,38876
13
KRA-3*
15,71163
-0,97371
-1,82511
1,589092
-0,9449
0,885257
2,317502
-0,61379
-1,06354
14
KRA-4*
7,131045
-14,0983
7,805285
3,322477
5,70206
-8,46808
0,464081
2,37247
-0,53878
15
MLG-3*
-15,2999
-12,178
9,630178
-1,807686
4,48156
5,212923
4,565032
0,91448
1,87748
16
MLG-4*
26,08777
-15,2048
-0,46412
-0,664374
0,28559
4,391806
-0,19243
-0,01363
-1,96978
17
MLG-5*
-21,1193
-21,5344
-20,4072
2,214003
0,94574
-1,00004
0,323515
-0,86151
-0,1834
18
MLG-6*
-4,20221
2,023878
1,658388
-7,990532
-5,1809
-1,87655
1,056929
-0,22198
-0,05537
19
PBG-1*
-19,6441
0,392455
6,447942
-0,591557
1,93775
0,448936
-0,94977
1,7247
-2,15386
20
SMG-1*
6,266727
3,692839
-0,98098
3,755677
1,35677
-0,0945
1,458806
0,45136
-1,58031
21
SKB-1*
-0,77123
7,469461
-2,54136
-2,323075
-1,9607
1,425302
-2,3133
2,14525
-1,69838
22
SKB-2*
0,565506
3,330834
-1,65822
-4,193275
-2,1371
-1,02866
-0,16839
0,85676
0,15051
23
SKB-3*
-5,66146
3,200629
0,600307
-8,086228
-3,9914
-2,32836
1,187515
-0,80745
0,85048
28
Lampiran 13. Penggerombolan pada Data Meniran Seluruhnya
Lampiran 14. Penggerombolan pada Data MeniranTerkoreksi
29
Lampiran 15. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Meniran
Lampiran 16. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi
30
Lampiran 17. Penggerombolan pada Data Kumis Kucing Seluruhnya
Lampiran 18. Penggerombolan pada Data Kumis Kucing Terkoreksi
31
Lampiran 19. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing
Lampiran 20.Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing Terkoreksi
32