Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH TEKNIK BUZZ GROUP TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SD Gede Suarjana1, Nyoman Garminah 2, Luh Putu Putrini Mahadewi3 1,2
Jurusan PGSD, 3Jurusan TP, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected] [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbedaan aktivitas belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan teknik Buzz Group dan siswa yang dibelajarkan teknik konvensional pada siswa kelas V; (2) mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan teknik Buzz Group dan kelompok siswa yang dibelajarkan teknik konvensional pada siswa kelas V; dan (3) untuk mengetahui perbedaan aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa secara bersama-samaa antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan teknik Buzz Group dan kelompok siswa yang dibelajarkan teknik konvensional pada siswa kelas V. Jenis penelitian adalah eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun pelajaran B A 2013/2014. Sampel penelitian digunakan siswa kelas V dan V di SD Mutiara. Data aktivitas belajar dikumpulkan dengan kuesioner dan data hasil belajar IPS siswa dikumpulkan denggan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan teknik Buzz Group dan siswa yang dibelajarkan teknik konvensional (P < 0,05); (2) terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan teknik Buzz Group dan kelompok siswa yang dibelajarkan teknik konvensional (P < 0,05); (3) terdapat perbedaan aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa secara bersamasama antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan teknik Buzz Group dan kelompok siswa yang dibelajarkan teknik konvensional (P < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik Buzz Group berpengaruh terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Kata-kata kunci:
Teknik Buzz Group, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar IPS ABSTRACT
This study aims to: (1) know the difference between group learning activities of students who are learned with the technique Buzz Group and students that learned conventional techniques in Class V; (2) determine differences in outcomes between the groups social studies students who are learned with the technique Buzz Group and a group of students that learned conventional techniques in Class V; and (3) to determine differences in the activity of learning and learning outcomes of students collectively IPS between groups of students who are learned with the technique Buzz Group and a group of students that learned conventional techniques in class V. This type of research is a quasi-experiment. The population of this research is class V Cluster XIII Buleleng District elementary school year 2013/2014. The research sample used VB and VA grade students in Mutiara elementary school. Data were collected by questionnaires learning activities and student learning outcomes data collected denggan IPS test. The data analysis technique used is MANOVA. The results showed that: (1) there is a difference between students' learning activities that
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
learned the technique Buzz Group and students that learned the conventional technique (P <0.05); (2) there are differences in outcomes between the groups social studies students who learned with the technique Buzz Group and a group of students that learned the conventional technique (P <0.05); (3) there are differences in the activity of learning and students learning outcomes IPS jointly between the group of students who learned with the technique Buzz Group and a group of students that learned the conventional technique (P <0.05). It can be concluded that the technique Buzz Group effect on learning activities and learning outcomes IPS Elementary fifth grade students Force XIII Buleleng District in academic year 2013/2014. Keywords:
Technique Buzz Group, Learning Activities, Learning Outcomes IPS
PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang kini mendapat perhatian serius di negara Indonesia. Perhatian serius diberikan karena pendidikan menjadi salah satu ujung tombak penentu kemajuan suatu negara. Untuk itu pemerintah berupaya menetapkan kebijakan-kebijakan guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional, pasal No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa, “ pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklah mulia, serta ketererampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, dan pada bab II pasal 3 disebutkan juga bahwa Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”. Hasil pendidikan di sekolah tersebut dapat dilihat melalui hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Menurut Suprijono (2009), hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi, dan keterampilan yang diunjukkan oleh siswa. Oleh sebab itu, hasil atau output dari pendidikan hendaknya dapat memenuhi tuntutan yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga dapat digunakan dalam masyarakat. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang berhubungan dengan kehidupan di masyarakat adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kosasis (dalam Trianto, 2010) menyatakan bahwa, IPS membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut adalah masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikanya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta sebagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, pendidikan IPS di sekolah sangat penting bagi siswa.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Berdasarkan wawancara yang berdampak buruk bagi perkembangan dilakukan di SD Gugus XIII Kecamatan siswa. Seperti yang diketahui bersama, Buleleng pada bulan Desember 2013, manusia adalah makhluk sosial yang perlu sebagian besar siswa menyatakan mata berinteraksi dengan orang lain dan pelajaran IPS di sekolah cenderung berusaha mendekatkan diri dengan orang membosankan dan merupakan mata lain agar bisa melanjutkan interaksi dan pelajaran yang cukup sulit. Dan bedasarkan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. observasi yang dilakukan banyak siswa di Kenyataannya di lapangan, sekolah dasar yang saat mendapat mata menunjukan bahwa hasil belajar yang pelajaran IPS merasa cepat bosan dan diperoleh siswa masih belum memuaskan. tidak menyenangkan dalam setiap Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata IPS pembelajarannya. Hal tersebut dapat dilihat siswa kelas V di Gugus XIII Kecamatan dari sikap siswa dan kurangnyra perhatian Buleleng yang masih terbilang rendah. Nilai siswa saat mendapat pelajaran IPS. rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel 1 Apabila hal ini dibiarkan, maka akan . Tabel 1 Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester IPS Siswa Kelas V Di Gugus XIII Kecamatan Buleleng Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Nama Sekolah SDN 1 Banjar Tegal SDN 2 Banjar Tegal SDN 3 Banjar Tegal SD N Mutiara A SD N Mutiara B SDN 1 Baktiseraga
Nilai rata-rata hasil belajar IPS tersebut masih terbilang rendah mengingat bahwa rata-rata KKM yang ditetapkan sekolah adalah 70. Rendahnya hasil belajar tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Menurut Morris (dalam Sudjana, 2005), teknik belajar mengajar dapat diartikan sebagai prosedur yang sistematik sebagai petunjuk untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dengan teknik pembelajaran yang tepat akan membuat siswa aktif dan memahami dengan baik materi yang disampaikan, sehingga pada akhirnya terwujud hasil belajar siswa yang optimal. Oleh karena itu, teknik
Nilai Rata-Rata 65, 58 63, 76 60, 98 68, 48 66, 87 65, 46 64, 88 ( Sumber SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng) pembelajaran yang digunakan hendaknya dapat membuat siswa dengan senang hati akan menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Di lembaga sekolah, salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam pengembangan proses pembelajaran adalah guru. Menurut Hanafiah (2009), guru dituntut untuk menguasai beberapa kompetensi, termasuk menguasai sejumlah teknik pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang lebih inovatif sehingga siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Selain itu, melalui pembelajaran yang dilaksanakan, siswa diharapkan dapat lebih bersemangat dan tidak jenuh dalam belajar serta membuat siswa aktif baik secara fisik maupun mental. Pembelajaran yang ingin diterapkan harus disesuaikan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dengan kondisi peserta didik, materi pelajaran yang akan diajarkan, serta sumber belajar yang ada. Mengingat masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber belajar, maka guru dituntut untuk mencari teknik pembelajaran yang kiranya mampu membawa masyarakat ke dalam proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang erat kaitannya dengan masyarakat adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Trianto (2010), melalui pelajaran IPS siswa akan tahu bagaimana cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dimana siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat. Dengan demikian, guru perlu menekankan kepada siswa bahwa pelajaran IPS sangat penting sebagai bekal mereka dalam bermasyarakat. Dengan pelajaran IPS siswa bisa mengetahui caracara berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Selain itu, dengan kecerdasan sosialnya yang didapatkan melalui pembelajaran IPS siswa dapat menemukan gagasan baru tentang berbagai hal yang dapat menunjang bagaimana cara hidup bermasyarakat. Siswa perlu diberi pemahaman bahwa dengan mempelajari IPS siswa akan mendapatkan pengetahuan yang akan dijadikan bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari khususnya dalam bermasyarakat. Namun dalam kegiatan belajar tersebut ada siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi. Menurut Riyanto (2012) guru harus menyadari bahwa setiap siswa adalah individu yang unik yang mempunyai tingkat kemampuan, minat dan bakat yang berbeda-beda sehingga sebagai tenaga pengajar, guru nantinya akan menemukan berbagai masalah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Terkait pendapat Riyanto tersebut, maka guru hendaknya dapat memilih teknik yang tepat digunakan agar proses pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Agar semua siswa dapat
memahami materi serta bisa menjawab setiap soal yang diberikan oleh guru maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang mengakomodasi semua siswa dalam kelas yang memiliki kemampuan, minat, bakat yang berbeda. Salah satu teknik yang mampu mengakomodasi perbedaan karakteristik siswa dan efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas adalah Buzz Goup. Menurut Sudjana (2005), Teknik Buzz Group (Teknik Kelompok Buzz) adalah teknik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pemecahan masalah yang dilakukan melalui diskusi di dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang). Kelompok-kelompok kecil itu melakukan kegiatan diskusi dalam waktu singkat tentang bagian-bagian khusus dari masalah yang dihadapi oleh kelompok besar. Melalui diskusi tersebut, siswa akan saling membantu sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih menyenangkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka teknik pembelajaran Buzz Group (Teknik Kelompok Buzz) diharapkan mampu memecahkan permasalahan di atas sehingga hasil belajar mengajar dapat tercapai dengan maksimal. Menurut Sudjana (2005), Teknik pembelajaran ini akan mengaktifkan siswa, menggali kreatifitas siswa baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor. Melalui teknik ini siswa juga diharapkan bisa lebih menghargai orang lain yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, Teknik Buzz Group (Teknik Kelompok Buzz) tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPS. Dengan demikian dapat diduga bahwa Teknik Buzz Group dapat mempengaruhi hasil belajar IPS siswa. Namun, seberapa pengaruh Teknik Buzz Group terhadap hasil belajar siswa belum dapat diungkapkan. Untuk mengetahui pengaruh tersebut, akan dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Teknik Buzz Group terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus XIII
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014. Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui adanya perbedaan aktivitas belajar IPS siswa yang di belajarkan dengan Teknik Buzz Group dengan aktivitas belajar IPS siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, dan 2) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa yang di belajarkan dengan Teknik Buzz Group dengan hasil belajar IPS siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
METODE Adapun tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Waktu pelaksanaan penelitian adalah semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimental. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) karena tidak semua variabel yang muncul dalam kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng yang berjumlah 190 orang siswa. Populasi penelitian ini kemudian diuji kesetaraannya dan dilakukan pemilihan sampel untuk diterapkan perlakukan.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB sebagai keloompok eksperimen dan kelas VA SD Mutiara sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan rancangan post-test only control group design. Desain tersebut dappat dilihat pada tabel 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik Buzz Group yang diterapkan pada kelompok eksperimen dan model pengajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol sebagai suatu perlakuan. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar IPS Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk memperoleh data mengenai aktivitas maka dilakukan pengumpulan data melalui model kuesioner/angket. “Model kuesioner/angket merupakan cara memperoleh data dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan/pertanyaan-pertanyaan kepada responden atau subjek penelitian” (Agung, 2011:58). Pengumpulan data dalam penelitian ini juga menggunakan metode tes. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data tentang hasil belajar IPS adalah tes objektif yang berupa pilihan ganda. Sedangkan Untuk mengetahui aktivitas siswa digunakan angket dengan jumlah soal 25 butir. Ringkasan mengenai instrumen dan teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.
. Tabel 3 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen No 1
Variabel Hasil Belajar IPS
2
Aktivitas Belajar Siswa
Metode Tes
Instrumen Sumber Data Tes pilihan Siswa ganda Kuesioner Angket Siswa
Setelah instrumen tersusun, agar instrumen itu memenuhi syarat instrument
Sifat Data Interval (Skor) Interval (Skor)
yang baik, maka dilakukan uji validitas butir, dan dan uji reliabilitas.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Tes hasil belajar dan kuiseoner yang telah disusun kemudian diujicobakan untuk mendapatkan gambaran secara empirik tentang kelayakan tes tersebut dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji coba dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas tes. Hal ini dilakukan karena menurut Suharsimi Arikunto (2002), suatu instrumen penelitian dikatakan baik jika sudah memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa statistik deskriptif dan inferensial. Dalam statistik deskriptif dilakukan analisis data berupa mean (rata-rata), median (nilai tengah), modus (nilai yang paling sering muncul), standar deviasi, dan varians. Statistik deskriptif yang dilakukan dapat menggambarkan kemiringan kurva yang dapat menentukan kecenderungan nilai yang diperoleh siswa. Teknik analisis data yang diggunakan untuk menguji hipotesis ada 2. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua adalah uji-t independen dengan menggunakan SPPS. Sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga digunakan manova melalui perhitungan dengan SPSS. Namun sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat karena ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Maka dari itu dilakukan uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk memastikan apakah sebaran data yang dianalisi homogen atau tidak homogen. HASIL DAN PEMBAHASAN Skor rata-rata (mean) aktivitas belajar pada kelas eksperimen yang diperoleh adalah 122,39 atau dibulatkan menjadi 122. Sedangkan skor yang paling banyak muncul (mode) adalah 125, dan skor tengah (median) yang diperoleh adalah 123,50. Standar deviasi yang
diperoleh kelompok ini adalah 8,083 atau dibulatkan menjadi 8,08. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian disajikan ke dalam grafik histogram seperti yang terlihat pada gambar 1.
Gambar 1 Histogram Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen
Pada gambar histogram 1, dapat dikatakan bahwa histogram tersebut memiliki kurve juling positif karena Modus > Median > Mean. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor cendrung tinggi (Koyan, 2012:19). Skor rata-rata (mean) aktivitas belajar pada kelas kontrol yang diperoleh adalah 122,62 atau dibulatkan menjadi 122,6. Sedangkan skor yang paling banyak muncul (mode) adalah 110 dan skor tengah (median) yang diperoleh adalah 122. Standar deviasi yang diperoleh adalah 8,406 dinulatkan menjadi 8,4. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian disajikan ke dalam grafik histogram seperti yang terlihat pada gambar 2
Gambar 2 Histogram Kontrol
Aktivitas belajar Kelas
Pada gambar histogram 2, dapat dikatakan bahwa histogram tersebut
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
mengikuti kurve juling positif dengan Modus < Median < Mean. Dengan demikian, sebagian besar skor tersebut cenderung rendah. Berdasarkan gambar 1 dan gambar 2, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa pada kelompok eksperimen memiliki nilai yang cenderung tinggi. Sedangkan pada siswa kelompok kontrol sebagian besar nilai siswa cenderug rendah. Hal tersebut memberikan gambaran mengenai keberhasilan penggunaan teknik Buzz Group pada kelas eksperimen. Setelah menganalis aktivitas belajar siswa, dilakukan juga perhitungan terhadap hasil belajar. Skor rata-rata (mean) hasil belajar IPS pada kelas eksperimen yang diperoleh adalah 75,66 atau dibulatkan menjadi 76. Sedangkan skor yang paling banyak muncul (mode) adalah 77, dan skor tengah (median) yang diperoleh adalah 76,67. Standar deviasi yang diperoleh kelompok ini adalah 8,499 atau dibulatkan menjadi 8,5. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian disajikan ke dalam grafik histogram seperti yang terlihat pada gambar 3
Gambar 3 Histogram Hasil Belajar IPS Kelas Eksperimen
Pada histogram 3, dapat dikatakan bahwa histogram tersebut tidak memiliki kurve juling negatif karena Modus > Median > Mean sehingga mengikuti kurve juling negatif. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sebagian besar skor memiliki kecenderungan tinggi Skor rata-rata (mean) hasil belajar IPS pada kelas kontrol yang diperoleh adalah 63,53. Sedangkan skor yang paling banyak muncul (mode) adalah 60, dan skor
tengah (median) yang diperoleh adalah 63,33 atau dibulatkan menjadi 63,3. Standar deviasi yang diperoleh kelompok ini adalah 11,847 atau dibulatkan menjadi 11,85. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian disajikan ke dalam grafik histogram seperti yang terlihat pada gambar 4
Gambar 4 Histogram Hasil Belajar IPS Kelas Kontrol
Pada histogram di atas, dapat dikatakan bahwa histogram tersebut mengikuti kurve juling positif dengan Modus < Median < Mean. Dengan demikian, sebagian besar skor cenderung rendah. Pada kelompok eksperimen diterapkan teknik Buzz Group di kelas VB SD Mutiara, sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional dikelas VA SD Mutiara. Penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda pada aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini dapat dilihat dari analisis data aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif, uji-t indpendent, dan uji Manova. Dari sudut pandang deskriptif, aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor aktivitas belajar siswa dan kemiringan kurve histogram. Rata-rata skor aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen adalah 122,39 dan skor aktivitas belajar siswa pada kelompok kontrol adalah 122,62. Skor aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen digambarkan dalam grafik histogram tampak kurva sebaran data merupakan juling negatif yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
menunjukkan bahwa sebagian besar skor cendrung tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok kontrol, hasil skor aktivitas belajar siswa digambarkan dalam grafik histogram tampak bahwa kurva sebaran data tidak mengikuti kurve juling positif sehingga data skor siswa cenderung rendah. Jika dilihat dari sebaran skor siswa, dapat dikatakan bahwa skor aktivitas belajar siswa pada kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan dengan skor siswa pada kelompok eksperimen Dengan demikian, maka dapat dilihat bahwa jika siswa dibelajarkan dengan teknik Buzz Group, setidaknya terjadi kenaikan skor dilihat dari kecenderungan dan rata-rata capaian siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Selain data aktivitas belajar, data hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Hal ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar IPS siswa dan kemiringan kurve histogram. Rata-rata skor hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen adalah 75,66 dan skor hasil belajar IPS siswa pada kelompok kontrol adalah 63,53. Skor hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen digambarkan dalam grafik histogram tampak kurve sebaran data merupakan kurve juling negatif yang menyatakan bahwa sebagian besar skor cendrung tinggi. Sedangkan pada kelompok kontrol, skor hasil belajar IPS siswa yang digambarkan dalam grafik histogram tampak bahwa kurve sebaran data mengikuti kurve juling positif sehingga data skor siswa cenderung rendah. Setelah data diolah dengan uji statistik deskriptif, selanjutnya data diolah dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan uji-t yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua, didapatkanlah hasil sebagai berikut: (1) Uji-t independent pada aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar siswa kelas
ekperimen yang belajar melalui penerapan teknik Buzz Group dan siswa kelas kontrol yang belajar melalui penerapan model pembelajaran konvensional dengan signifikansi yang didapat sebesar 0,045 < 0,05. Dengan signifikansi yang kurang dari 0,05 inilah maka H1 diterima yakni terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa yang belajar menggunakan teknik Buzz Group dan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD gugus XIII kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Aktivitas belajar kelas eksperimen yang diberikan teknik Buzz Group dapat berpengaruh signifikan karena dalam pembelajaran teknik ini siswa antusias dalam mengikuti pelajaran. Antusiasme siswa tersebut dapat terjadi karena dalam teknik Buzz Group, siswa lebih banyak berinteraksi dengan guru dan dengan siswa melalui kerja sama dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat TIM Penyusun PKG (dalam Astuti) yang menyatakan bahwa siswa memiliki akitivitas yang menunjukkan keaktifan belajar apabila ditemukan ciri-ciri seperti: (1) Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (2) interaksi siswa dengan guru, (3) interaksi siswa dengan siswa, (4) kerja sama kelompok, (5) aktivitas belajar siswa dalam diskusi kelompok, (6) aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran, (7) keterampilan siswa dalam menggunakan alat peraga, dan (8) partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi. Selain itu, teknik Buzz Group dapat berpengaruh positif terhadap aktivitas belajar karena teknik ini tepat digunakan apabila terdapat peserta didik yang lambat dan kurang berminat untuk berpartisipasi sehingga Buzz Group sangat baik untuk meningkatkan aktivitas belajar. Selanjutnya Uji-t independent pada hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen dan kontrol menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan data hasil belajar IPS siswa kelas ekperimen yang belajar
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
melalui penerapan teknik Buzz Group dan kontrol yang belajar melalui penerapan model konvensional dengan signifikansi yang didapat sebesar 0,000 < 0,05. Dengan capaian signifikansi yang kurang dari 0,05 itulah maka H2 diterima yaitu terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar menggunakan teknik Buzz Group dan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD gugus XIII kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Hasil belajar kelas eksperimen yang diberikan teknik Buzz Group dapat berpengaruh signifikan karena dalam pembelajaran teknik siswa yang lebiih aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri. Melalui diskusi dalam kelompok yang dilakukan, siswa akan lebih bisa memahami apa yang dipelajari. Langkahlangkah yang ada pada teknik ini juga memudahkan siswa untuk lebih teratur dalam belajar dan dapat menimbulkan atusiasme siswa untuk belajar lebih sungguh-sungguh. Pembelajaran teknik Buzz Group juga dapat berpengaruh terhadap hasiil belajar siswa kelas eksperimen karena teknik ini menuntut siswa belajar untuk berbicara, menumbuhkan suasana akrab yang menyenangkan, dan dapat bertukar pendapat melalui diskusi yang dilakukan. Hal tersebut sesuai sesuai dengan Sujana (2005), keunggulan dari penggunaan Buzz Group adalah sebagai berikut: (1) Peserta didik yang kurang bisa menyampaikan pendapat dalam kelompok belajar seolaholah dipaksa situasi untuk berbicara dalam kelompok kecil, (2) menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap pendapat orang lain, dan mungkin akan menyenangkan, (3) dapat menghimpun berbagai pendapat tentang bagian-bagian masalah dalam waku singkat, (4) dapat digunakan bersama teknik lain sehingga penggunan teknik ini bervariasi. Dengan keunggulan dari teknik Buzz Group tersebut, maka sangat tepat bahwa teknik
Buzz Group dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan senggan penelitian yang dilakukan Luh Putu Artaningsih yang memperoleh bahwa hasil belajar dalam pembelajaran IPS setelah diiterapkan teknik Buzz Group dapat mengalami peningkatan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sumiah yang memperoleh bahwa hasil belajar siswa kelas V yang diterapkan teknik Buzz Groupdapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berbeda dengan uji hipotesis pertama dan kedua, uji hipotesis ketiga dilakukan dengan analisis Manova. Pada analisis ini didapatkan bahwa signifikansi semuanya (lima jenis analisis: uji Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest, dan Root) 0,00 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen dengan penerapan teknik Buzz Group dan kelas kontrol dengan penerapan model pembelajaran konvensional. Uji selanjutnya pada analisis Manova ini adalah uji probabilitas (signifikansi) untuk menyelidiki ada tidaknya perbedaan. Uji ini menghasilkan capaian signifikansi kurang dari 0,05 sehingga dikatakan H3 diterima yaitu terdapat perbedaan aktivitas belajar dan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar menggunakan teknik Buzz Group dan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV sekolah dasar di gugus IX kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Dari hasil analisis yang dilakukan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Secara teori, hal yang menyebabkan perbedaan aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa di kedua kelas tersebut adalah dalam penerapan kegiatan pembelajaran.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol yang juga dirapkan sehari-hari oleh guru cenderung lebih berpusat pada guru (teacher center). Sudjana (2009:13) menyatakan bahwa konvensional merupakan suatu cara yang diterapkan dalam penyampaian informasi dengan lisan kepada sejumlah pendengar. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran yang menerapkan model konvensional di suatu sekolah ditandai dengan kegiatan berceramah oleh guru terhadap siswa-siswanya. Kegiatan ini berpusat pada guru, dan komunikasi terjadi bersifat searah. Dengan pembelajaran yang demikian, siswa menjadi cepat bosan sehingga konsentrasi siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut berkurang dan kebermaknaan pembelajaran menjadi sangat kurang bagi siswa. Siswa yang belajar dengan model konvensional ini hanya sekadar mengikuti pembelajaran dan guru juga hanya menuntut hasil yang dicapai siswa tanpa meskor proses yang dilalui siswa, sehingga dampaknya terlihat pada kinerja dan hasil belajar yang dicapai siswa menjadi kurang maksimal. Berbeda dengan kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan penerapan teknik Buzz Group. Siswa di kelas ini diajak untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran atau yang sering disebut dengan student center dan peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak terus-terusan diceramahi materi oleh guru, melainkan siswa diajak untuk mengeksplorasi kemampuan yang ia miliki, dibiasakan untuk belajar dalam lingkungan tempat ia tumbuh, dan juga dibiasakan untuk bekerja secara ilmiah sehingga pembelajaran yang diterapkan menjadi bermakna bagi siswa. Kebermaknaan ini terjadi karena siswa lebih memahami materi yang dipelajari yang kemudian dikaitkan dengan kehidupan siswa sehingga bukan hanya sekadar teori yang diketahui siswa,
melainkan juga penerapan dalam kehidupannya sehari-hari. Dampak yang diberikan melalui penerapan model pembelajaran ini sangat terlihat baik dari kinerja maupun hasil belajar yang dicapai siswa secara maksimal. Adapun temuan-temuan yang membuktikan adanya pengaruh positif yang merupakan akibat dari penerapan teknik Buzz Group adalah sebagai berikut. Pertama, siswa aktif mengikuti pembelajaran. Mulai dari timbulnya rasa ingin tahu yang terlihat dari pertanyaanpertanyaan yang ditanyakan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Siswa juga aktif mengamati pemodelan yang ditampilkan dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Dengan pengerjaan tugas yang diselesaikan secara pribadi maupun berkelompok ini akan berdampak pada pengetahuan yang didapat siswa akan lebih diingat darIPSda pengetahuan yang diberikan oleh guru secara langsung dengan cara ceramah. Hal ini dikarenakan siswa akan memahami materi dengan baik melalui proses yang harus dilalui untuk mndapatkan jawaban dari pertanyaanpertanyaan, bukan mendapatkannya secara instan. Kedua, mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penerapan teknik Buzz Group ini mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan dalam berkelompok. Dengan diadakannya kegiatan siswa yang lebih banyak, maka siswa akan menjadi lebih aktif dan kegiatan pembelajaran dapat lebih bermanfaat serta hasil belajar yang didapatkan akan lebih bermakna. Meningkatnya aktifitas belajar siswa menimbulkan meningkatnya interaksi antar siswa, maupun interaksi siswa dengan guru. Hal ini terlihat dari interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru pada saat melakukan kegiatan pembelajaran. Interaksi siswa dalam kelompok menjadi lebih kondusif dan interaksi siswa dengan guru juga terjalin dengan erat. Hal ini ditandai dengan peran guru dalam
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
penyampaian materi yang semakin berkurang dan lebih banyak dalam hal memfasilitasi peserta didik. Dan terakhir yaitu ketiga, terbukti bahwa aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa dapat meningkat sebagai akibat dari pengaruh teknik Buzz Group. Hal ini didasarkan pada pembelajaran teknik Buzz Group yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan mengarahkan siswa untuk lebih banyak melakukan kegiatan belajar secara kelompok . Dengan demikian siswa dituntut untuk aktif dan dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajarannya. Keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran tersebut, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki atau pengetahuan awal siswa pada kegiatan berinteraksi antar kelompok dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Selain itu pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna, karena melalui kegiatan berkelompok sesuai dengan teknik Buzz Group yang diberikan akan pembelajaran yang lebih bermakna dan bermanfaat sehingga akan berdampak pada meningkatnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar dan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar pada kelas eksperimen dengan penerapan teknik Buzz Group dan siswa yang belajar pada kelas kontrol dengan penerapan model pembelajaran konvensional. Adanya perbedaan yang signifikan ini menunjukan bahwa penerapan teknik Buzz Group berpengaruh terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar IPS siswa SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat ditarik suatu simpulan yaitu: 1) Terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Buzz Group dan siswa yang belajar dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD gugus XIII kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014, 2) Terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Buzz Group dan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD gugus IX kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014, 3) Terdapat perbedaan aktivitas belajar dan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Buzz Group dan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD gugus IX kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Saran yang daapta diajukan yaitu: 1) Mengingat bahwa teknik Buzz Group berpengaruh khususnya dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar, maka bagi para pendidik diharapkan dapat menerapkannya untuk memperoleh hasil belajar siswa yang optimal khusunya pada mata pelajaran IPS, dan 2) dengan diterapkannya model pembelajaran Buzz Group, siswa diharapkan dapat lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPS. Dengan peran aktif siswa tersebut maka pemahaman siswa terhadap materi IPS yang diajarkan juga meningkat sehingga hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS juga akan meningkat. DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A. Gd. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Undiksha Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Srategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Koyan. 2009. Statistik Dasar dan Lanjut (Teknik Analisis Data Kuantitatif). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdikarya. Riyanto. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sudjana. 2005. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production
Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Trianto. 2010. Model Pembelajaan Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KSTP). Jakarta: PT Bumi Aksara Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Bandung: Fokus Media