PENGARUH TAYANGAN IKLAN BCA FLAZZ TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN BCA FLAZZ Retno Widyaningrum Tekonologi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta Abstrak The purpose of this study was to determine the effect of television advertising impressions BCA Flazz against the interest of using the purpose of this study is to see how much influence advertising impressions BCA Flazz against interest using BCA card Flazz in Complex Gardens Citrus Indah, West Jakarta. The theoretical framework used in the study of the theory of organism response to stimuli, the model hierarchy of effects, innovation diffusion theory and the theory of the nature of ad impressions as the cornerstone differences influence of interest using each individual in seeing something interesting for him. This is a descriptive quantitative research, which is aimed memamparkan circumstances or events, and the data obtained from the population which is Citizens Complex Gardens Citrus Indah Jakarta west sejumalah 73 respondents, sampling using random sampling that is part of probability sampling. Based on this research, the influence of ad impressions BCA Flazz against the interest of using BCA Flazz respondents Citizens Complex Gardens Citrus Beautiful western Jakarta is strong. Key words: Television advertising, BCA Flazz, interest in using. 1.
Pendahuluan
kamis, pukul 21.30 - 22.00 WIB di Metro TV. Tayangan iklan BCA Flazz pada tanggal 14 Februari 2009 ini yang berdurasi 17 detik yang ditayangkan di Metro TV,RCTI dan TRANS TV pada hari dan jam yang sama dengan tayangan iklan Welcome to BCA. Iklan ini yang membahas tajuk tentang inovasi terbaru bentuk baru uang anda, dengan menampilkan audio visual uang kartal koin yang dikumpulkan kedalam sebuah dompet dan kreatif visual iklan merubah menjadi sebuah kartu BCA Flazz guna mempermudah transaksi daily di public service, layanan parkir dan akses untuk jalan tol serta dapat menarik masyarakat untuk menggunakan kartu BCA Flazz. Bergesernya tren masyarakat menjadikan bank sebagai tempat untuk pembayaran seperti kartu kredit, telepon, listrik, asuransi sampai pembayaran sekolah. Munculnya perusahaan perusahaan syariah juga membuat bank – bank membuat layanan
1.1 Latar Belakang Masalah Kartu Flazz BCA merupakan alat pembayaran multifungsi tercepat pertama di Indonesia untuk kenyamanan bertransaksi Anda. Menggunakan teknologi chip dan RFID (Radio Frequency Identification), Kartu Flazz pantas untuk disebut sebagai kartu prabayar multifungsi dengan teknologi terkini, otorisasi transaksi pembayaran dilakukan langsung di chip di Kartu Flazz itu sendiri. Pengisian ulang saldo (top up) pun mudah, cukup membawa Kartu Paspor ke ATM Non-tunai BCA serta merchant-merchant berlogo Flazz Isi Ulang dan stand penjualan Flazz di mall terkemuka. Minimum top up Rp 100.000, dan maksimum saldo yang dapat tersimpan di kartu maksimum Rp 1 juta. Dalam tayangan iklan Bank BCA “Welcome to BCA” terdapat 50 episode pada tahun 2007 yang Ditayangkan setiap hari
54
bank syariah. Tetapi ada 1 layanan terbaru yang mulai menjadi trend di industri perbankan yaitu BCA Flazz dan Mandiri Prabayar. Kartu Flazz ini merupakan cara cepat dan praktis untuk melakukan transaksi bagi nasabah yang telah atau akan menggunakan kartu BCA Flazz. Apakah dengan pendekatan seperti itu maka image kartu BCA Flazz akan menjadi lebih kuat sebagai kartu prabayar yang memiliki daya tarik terbaik untuk nasabah. Lalu apakah iklan dapat menjadi media pembelajaran baru yang dapat membentuk kebiasaan individu maupun kelompok terutama pada remaja dan dewasa. Bank BCA mengklaim BCA Flazz sebagai alat pembayaran tercepat yang ada di Indonesia. Tidak mau ketinggalan kompetitor BCA Flazz yang berasal dari Bank Mandiri yaitu Mandiri Prabayar.
d. Substitusi dalam hubungan sosial e. Membantu melegakan emosi f. Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan g. Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi 2.1.2 Efek Komunikasi Massa Pada umumnya setiap penelitian mengenai komunikasi massa selalu di dasarkan pada asumsi bahwa media massa memiliki efek, akan tetapi masih terdapat ketidakpastian dalam menilai tingkat dan jenis efek yang ferjadi akibat suatu informasi, namun Carl I Hovland dan Deffleur secara terpisah menyebutkan bahwa efek atau dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi massa dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada dini khalayak umumnya yang dibedakan dalam: a. Efek kognitif (berhubungan dengan pengetahuan dan opini) yaitu perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipercaya oleh khalayaknya. Dampak ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. b. Efek efeksi (berhubungan dengan sikap dan perasaan) yaitu perubahan apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak, dampak ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai. c. Efek behavior (berhubungan dengan perilaku). Dampak ini merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola - pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan yang berlaku. Wiryanto, (2000: 39).
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Seberapa Besar Pengaruh Tayangan Iklan BCA Flazz Terhadap Minat Menggunakan BCA Flazz di Komplek Kebun Jeruk Indah Jakarta Barat?“ 2.
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Kemudian menurut Astrid S. Susanto, 2000: 18), dilihat dari sudut pandang sosiologi menyatakan: "Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak yang tidak dikenal atau bersifat anonim serta heterogen dalam latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Komunikasi massa dapat menggunakan media massa dan juga tidak. Fungsi komunikasi massa terhadap individu menurut Samuel L.Becker yang dikutip sasa Djuarsa Sendjaja (1999: 172), adalah sebagai berikut: a. Pengawasan atau pencarian informasi b. Mengembangkan konsep diri c. Fasilitasi dalam hubungan sosial
2.1.3 Komunikasi Audio Visual Istilah Komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication yang berasal dari kata Latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama maksudnya adalah sama makna. Menurut Carl I Hovland: ”Ilmu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.” Onong Uchjana Efendi, (1992: 10). Komunikasi audio visual adalah proses
55
penyampaian pesan atau informasi dari sumber kapada satu penerima atau lebih dengan cara memvisualisasikan sekaligus memperdengarkan isi pesan atau informasi kepada penerima dengan melalui media yang menunjangnya. Media yang menunjangnya itu adalah media elektronik. Contohnya seperti televisi, VCD player, DVD player, computer dan lain-lainnya yang bisa digunakan untuk memvisualisasikan sekaligus memperdengarkan isi pesan dan informasi tersebut. Bentuk aplikasinya dari komunikasi visual itu bisa berbentuk film yang bersifat entertain maupun informatif dan iklan seperti yang kita sering lihat di televisi.
pengalaman sebelumnya. Timbulnya niat konsumen untuk melakukan pembelian ulang sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar individu dan pengalaman belajar individu dan pengalaman belajar konsumen. hal ini dapat dipelajari dari beberapa teori berikut ini: Teori stimulus respon. Berdasarkan Teori stimulus respon dari B.F.Skinner, dapat disimpulkan bahwa konsumen akan merasa puas jika mendapatkan produk, merek, dan layanan diperoleh konsumen dengan tidak menyenangkan, akan menjadikan konsumen merasa tidak puas. Teori kognitif. Berdasarkan teori kognitif dari Heider & Festinger, perilaku kebiasaan merupakan dari akibat proses berpikir dan orientasi dalam mencapai suatu tujuan. Berdasarkan teori ini dapat disimpulkan bahwa keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh memorinya terhadap sesuatu yang terjadi pada masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Teori gestalt dan teori Iapangan. Berdasarkan teori gestalt dan teori lapangan, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan merupakan kekuatan yang sangat berpengaruh pada niat konsumen untuk mengadakan suatu pembelian. Penggunaan objek secara keseluruhan akan lebih baik daripada hanya bagian-bagiannya saja. Misalnya, melayani pembeli secara "sempurna", dari awal konsumen masuk pada suatu rumah makan sampai pada saat ia meninggalkan rumah makan tersebut, akan meninggalkan penilaian positif di mata konsumen.
2.1.4 Periklanan Menurut Frank Jefkins, (1982: 11). Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman yang biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. 2.1.4 Minat Rossiter and Percy (1998: 126) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa), merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. A. Anwar Prabu Mangkunegara, (1998: 42-51) mengatakan, minat beli pada dasarnya merupakan suatu pembelian secara subyektif dalam diri setaip individu terhadap hal-hal yang berhubungan secara langsung dengan transaksi ekonomi. Menurut Mangkunegara, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pembelian, yaitu: a. Faktor psikologis. Meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa lalu, serta pengaruh sikap dan keyakinan individu. Pengalaman belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku akibat
b. Faktor pribadi. Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli. Oleh karena itu, peranan pramuniaga toko penting dalam memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Faktor pribadi ini
56
termasuk dalam konsep diri. Konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang upah yang kita pikirkan. Dalam hubungan dengan repurchase intention, produsen perlu menciptakan situasi yang sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.
2.2 Kerangka Teori 2.2.1
Teori S-O-R
Teori S-O-R merupakan teori paling mendasar dan berasal dari disiplin ilmu psikologi. S-O-R sendiri merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Respon.Objek material dari ilmu psikologi dan komunikasi memiliki kesamaan yakni memfokuskan diri pada "Manusia" dan jiwanya yang mengandung komponen-komponen yaitu sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.
c. Faktor social. Mencakup faktor kelompok anutan (small reference group). Kelompok anutan didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen. Kelompok anutan ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau orang tertentu. Kotler mengatakan bahwa "anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Pengaruh kelompok anutan terhadap repurchase intention antara lain dalam menentukan produk dan merek yang mereka gunakan yang sesuai dengan aspirasi kelompoknya.”
Unsur-unsur dalam teori ini adalah: Respon atau reaksi, perilaku yang ditunjukan oleh individu yang dapat diamati oleh orang lain. O : Organisme, individu dengan segala atributnya yang membawa ia untuk membuat suatu situasi tertentu. S : Stimuli, dan faktor lingkungan yang berada di sekitar individu yang menciptakan situasi. Sendjaja, Sasa Djuarsa, (2002: 515). R :
2.1.5 Konsep Kreatif Iklan
2.2.2
Konsep kreatif iklan dikatakan sebagai proses reka bentuk pesan yang meliputi kegiatan mempertalikan unsur-unsur iklan ke dalam suatu keseluruhan, dimana tiap-tiap unsur diolah dan kemudian dipersatukan merupakan kunci dari suatu proses kreatif iklan. Dendi Sudiana, (1986: 34). Konsep kreatif iklan terdiri dari: a. Alur cerita, jalan cerita dalam iklan tersebut. b. Setting, tempat atau lokasi yang digambarkan dalam suasana cerita iklan tersebut. c. Tokoh, aktor yang terlibat dalam visualisasi cerita iklan tersebut. d. Isi pesan, ide atau gagasan yang hendak disampaikan dalam iklan tersebut. e. Musik, lagu, irama, atau bunyi-bunyian yang terdapat dalam iklan tersebut. f. Kata kunci atau slogan (magic word). Kata kunci ini berguna agar khalayak dapat mengingat dengan kata-kata yang mengkarakterkan iklan tersebut.
Teori Difusi Inovasi
Everet M Rogers (2000: 128) mengatakan, merumuskan kembali teori ini dengan memberikan asumsi bahwa sedikitnya ada 5 tahap dalam suatu proses difusi inovasi yaitu: a. Pengetahuan, yaitu kesadaran individu akan adanya inovasi dan adanya pemahaman tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi. b. Persuasi, yaitu individu membentuk memiliki sifat yang menyetujui atau tidak menyetujui inovasi tersebut. c. Keputusan, yaitu individu terlibat dalam aktivitas yang membawa pada suatu pilihan untuk mengadopsi (menggunakan) inovasi tersebut atau menyikapi inovasi itu. d. Pelaksanaan, yaitu individu melaksanakan keputusan itu sesuai dengan pilihannya, misalnya kalau menyukai sebuah produk e. merek, maka individu tersebut akan membelinya, begitu juga sebaliknya.
57
f. Konfirmasi, yaitu individu akan mencari pendapat yang menguatkan keputusan yang telah diambilnya, namun dia dapat berubah dari keputusan yang telah diambilnya, jika pesan-pesan mengenai inovasi yang diterimanya berlawanan satu dengan lainnya.
dengan selang kepercayaan 90% dari presisi 10% 3.4 Skala Pengukuran Data Skala pengukuran data yang digunakan adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain dan diberi skor: - Sangat setuju/selalu 5 - Setuju/sering 4 - Ragu-ragu/kadang-kadang 3 - Tidak setuju/hampir tidak pernah 2 - Sangat tidak setuju/tidak pernah 1
3. Metodologi Penelitian 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif, metode eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan kausal antara variabel satu dengan variabel yang lain melalui hipotesis dan merupakan penelitian survey yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner untuk, mengkumpulkan data pokok. 3.2
Populasi Penelitian Dalam penelitian ini populasinya adalah orang yang berumur 25 - 35 tahun dan merupakan daftar masyarakat dalam melihat tayangan iklan BCA Flazz di Komplek Kebun Jeruk Indah RT 008 RW 007 sebanyak 73 orang dari 273 orang yang ada.
3.4 Analisis Data Hasil data yang telah dianalisis lalu kemudian diuji hubungan antar variabel dengan rumus Pearson Product Moment. Sedangkan untuk menghitung dan menganalisa pengaruh, digunakan Koefesien Regresi Linier sederhana dengan rumus:
3.3
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan didalam penelitian ini adalah simple random sampling yaitu probability sampling. Teknik penarikan sampel ini dilakukan dengan cara menuliskan semua anggota populasi dalam secarik kertas, yang kemudian akan diundi sampai memperoleh jumlah yang dikehendaki. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Yamane untuk menentukan populasi kecil yang kurang dari 500 diantaranya.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dengan adanya iklan BCA Flazz di televisi dapat memberi pengaruh pada minat menggunakan BCA Flazz di Komplek Kebun Jeruk Indah Jakarta Barat. Karena apabila iklan tersebut memenuhi karakteristik iklan yang ada, maka tentu saja akan menumbuhkan minat untuk mengunakan terhadap produk yang diiklankan. Minat untuk menggunakan BCA Flazz terhadap tayangan iklan BCA Flazz di televisi dapat diukur dari perhatian khalayak atau masyarakat terhadap iklan BCA Flazz yang di tayangkan di televisi, pengertian tentang iklan BCA Flazz di televisi,
Penentuan jumlah sample untuk penelitian ini menggunakan rumus Yamane
58
serta apakah produk tersebut dapat mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan BCA Flazz dengan baik. Indikator variabel pengaruh tayangan iklan BCA Flazz (X) dan minat menggunakan BCA Flazz (Y) tersebut telah terbukti empiris di lapangan, hal ini juga didukung dari teoriteori yang dikaitkan dalam penelitian ini, yakni Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respons) yang mengatakan bahwa stimulus/pesan yang disampaikan pada komunikan dapat diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan dan kemudian diteruskan pada proses berikutnya dimana komunikan akan menjadi mengerti terhadap pesan yang disampaikan. Setelah komunikan mengolahnya maka pada saat itu terdapat kesediaan untuk merubah sikap atau disebut juga respon. Dalam penelitian ini ingin diketahui seberapa besar minat masyarakat menggunakan BCA Flazz, terhadap produk BCA Flazz yang ditampilkan melalui iklan BCA Flazz di televisi. Karena itu isi pesan harus menarik serta jelas dan informasi yang disampaikan betul-betul sesuai dengan kebutuhan agar efektif dan diterima oleh responden. Warga Komplek Kebun Jeruk Indah Jakarta Barat yang diterpa oleh pesan yang ada dalam iklan BCA Flazz di televisi, memberi kemungkinan, melalui proses pengalaman atau belajar secara melihat langsung, dan pilihan pada salah satunya sebagian ditentukan oleh karakteristik dari iklan tersebut. Isi pesan yang disampaikan dari iklan tersebut mempengaruhi respon yang akan terjadi pada warga Komplek Kebun Jeruk Indah Jakarta Barat, karena setiap orang hanya akan mengingat suatu iklan yang paling berkesan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Apabila isi pesan dari suatu iklan tidak dapat mewakili apa yang diinginkan konsumen, maka iklan tersebut tidak akan dipilih sebagai iklan yang berkesan meskipun bersifat paralel. Dalam penelitian ini, sikap yang diinginkan adalah kesadaran warga Komplek Kebun Jeruk Indah Jakarta Barat tehadap produk kartu BCA Flazz.
Sedangkan peran model Hierarchy of Effect adalah saat warga Komplek Kebun Jeruk Indah menonton tayangan iklan BCA Flazz di televisi, maka secara tidak langsung akan terbentuk pola model Hierarchy of Effect di benak mereka. Bila hal tersebut telah terjadi maka diharapkan warga Komplek Kebun Jeruk Indah Jakarta Barat menyadari kehadiran suatu produk di pasaran. Setelah responden menyadari keberadaan produk, namun tidak mengetahui lebih tentang informasi soal manfaat dan kualitas produk, oleh sebab itu responden akan mencari tahu tentang manfaat dan kualitas produk. Jika responden sudah mengetahui tentang produk, maka akan dilihat bagaimana perasaan mereka jika tidak menyukai produk. Setelah itu khalayak mungkin menyukai produk, namun tidak akan mengutamakannya dari produk yang digunakan sebelumnya, khalayak mungkin lebih menyukai produk tertentu namun tidak berniat untuk menggunakanya dan masih mencari tahu informasi lebih, sebagian dari khalayak mungkin sudah memiliki keputusan, namun belum melakukan tindakan yang disampaikan. Mereka mungkin menunggu lebih banyak informasi atau berencana menggunakan dan melakukan apa yang disampaikan pada pesan iklan BCA Flazz di televisi terhadap minat menggunakan BCA Flazz sebesar 43.6 % sedangkan 56.4% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tayangan iklan BCA Flazz terhadap minat menggunakan BCA Flazz yang dilakukan peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Tanggapan warga Komplek Kebun Jeruk Indah Jakarta Barat terhadap tayangan iklan BCA Flazz di televisi, di nilai baik dalam mempengaruhi minat menggunakan BCA Flazz bagi mereka. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mean sebesar
59
3.75 (baik) atau dapat dikatakan mayoritas responden cenderung setuju terhadap setiap pertanyaan yang di ajukan dalam kuesioner. b. Dengan minat menggunakan BCA Flazz terhadap produk BCA Flazz dinilai baik, hal ini dapat dilihat dari hasil uji lapangan yang memperoleh temuan penelitian rata-rata mean sebesar 4.09 (baik) atau dapat dikatakan mayoritas responden cenderung setuju terhadap setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tayangan iklan BCA Flazz dengan minat menggunakan BCA Flazz di Komplek Kebun Jeruk Indah Jakarta Barat, dilihat dari tabel perolehan koifisien korelasi r hitung sebesar 0.436 yang berada pada batas lebih besar dari 0 (b = 0) artinya, arah hubungan yang terjadi adalah positif, maka b ≠ 0 ditolak dan b = 0 diterima. Hal ini berarti tayangan iklan BCA Flazz di televisi berpengaruh terhadap minat menggunakan BCA Flazz.
Allo
Anoraga, Pandji. 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Astrid S. Susanto, 2000. Komunikasi Sosial di Indonesia, Bandung: Bina Cipta, Belch, E. George and Belch, A Michael, 2000. Advertising and Promotion. An Integrated Marketing Communication Perspective, 4th Edition, International Edition, USA, New York, Belch, George E., and Belch. Michael A. 2004. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective. New York: McGraw-Hill/Irwin. Dendi Sudiana, 1986. Komunikasi Periklanan Cetak, Bandung: Remaja Karya Frank F Jefkins, 1982. Introduction to marketing, advertising and public relations, London: Macmillan press LTD, Harjanto, Rudy. 2009. Prinsip-prinsip Periklanan. Jakarta: Stikom ITKP.
5.2
Saran Iklan yang ditampilkan BCA Flazz di Televisi sudah memperoleh tanggapan yang positif, namun agar minat menggunakan bagi khalayak terhadap iklan BCA Flazz dapat terus meningkat. Maka saran yang dapat penulis berikan antara lain; musik atau suara pada iklan BCA Flazz yang ditampilkan pada iklan ini tidak teralu mempengaruhi sehingga tidak dapat menarik perhatian penonton dikarenakan tidak terlalu menikmati suara atau musik. Seharusnya Musik atau suara yang digunakan dalam BCA Flazz ini menggunakan musik yang sudah dikenal untuk lebih menguatkan penyampaian pesan tayangan iklan BCA Flazz untuk dapat mempermudah khalayak yang menggunakan BCA Flazz dalam bertransaksi.
HM.
Burhan Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma & Diskursus Teknologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Mardalis. 1999. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara. Onong Uchjana Efendi, 1992. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Onong Uchjana Effendi. 1992. Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA A.
Leileweri. 1998. Dasar Komunikasi Periklanan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Roderick White, 1993. Advertising: What It And How To Do, It Third edition.
Anwar Prabu Mangkunegara, 1992. Perilaku Konsumen. Bandung. Eresco.
Rossiter & Percy. 1998 Advertising Promotion Management. McGraw-Hill.
&
Russell, Thomas.J. Lane,Ronald. W. 2005. Kleppner’s Advertising Procedure.
60
Prentice Hall International Printed in the USA.
Editions,
Sendjaja, Sasa Djuarsa, 2002. Pengantar Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Sunarjo dan Djoenasih S. Sunarjo, Himpunan Istilah Komunikasi, Yogyakarta : Liberty. Wiryanto, 2000. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Grasindo,
61