Pengaruh Supply Chain terhadap Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung di Jember Sutoyo Soepiadhy 1, I Putu Artama Wiguna 2, Sri Pingit Wulandari 3 1
Mahasiswa S2 Teknik Sipil FTSP ITS, 2 Dosen Teknik Sipil FTSP ITS, 3 Dosen Teknik Sipil FTSP ITS. Teratai I/15 Jember 08123481701
[email protected]
Abstrak - Keberhasilan kinerja kontraktor di tingkat proyek tidak hanya tergantung kepada manajer atau pimpinan perusahaan, melainkan atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan konstruksi. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi tersebut secara tidak langsung akan membentuk supply chain yang kompleks. Aspek kunci untuk mencapai efisiensi supply chain yaitu mengatur aliran material, aliran informasi, dan aliran finansial dari kegiatan supply chain. Pendekatan umum dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu proyek konstruksi yaitu dengan mengevaluasi kinerja dimana tujuan dari klien seperti biaya, waktu dan mutu telah dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supply chain terhadap kinerja kontraktor bangunan gedung di Jember. Faktor-faktor supply chain yang dianalisa yaitu aliran informasi, aliran material, dan aliran finansial. Dengan menggunakan metode penelitian survey terhadap manajer proyek, manajer lapangan, dan manajer logistik pada proyek konstruksi bangunan gedung di Jember, kemudian dianalisis dengan Model Persamaan Struktural, yaitu teknik analisis statistika untuk mengestimasi pengaruh variabel secara simultan. Dari analisis disimpulkan bahwa variabel aliran informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja kontraktor. Sedangkan variabel aliran material dan aliran finansial berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja kontraktor. Kata kunci: Model Persamaan Struktural, Supply Chain, Kinerja Kontraktor.
I. PENDAHULUAN Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam menentukan langkah kegiatan perekonomian dan menjadi penggerak sektor-sektor lainnya. Maka perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik khususnya dalam pengelolaan proyek. Seringkali dalam pengelolaan proyek masih ditemukannya pada beberapa proyek belum terpenuhinya kualitas dan terlambatnya waktu penyelesaian proyek. Hal ini dikarenakan dalam proses konstruksi, kinerja kontraktor tidak hanya tergantung manajer perusahaan saja, melainkan atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam proses konstruksi. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi secara tidak langsung akan membentuk supply chain yang kompleks. Supply chain konstruksi merupakan hubungan berbagai pihak dalam suatu rangkaian proses konstruksi yang menghasilkan produk konstruksi [1]. Keterlibatan berbagai pihak pada
proses pelaksanaan konstruksi mengakibatkan seringkali ditemukan ketidakefisienan dan permasalahan di setiap tahapan proses konstruksi. Ketidakefisienan tersebut antara lain adalah biaya konstruksi yang kian waktu kian meningkat dan melebihi anggaran, durasi pelaksanaan konstruksi yang melebihi waktu yang ditargetkan, kualitas konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Permasalahan koordinasi antar berbagai pihak yang terlibat sangat berpotensi menimbulkan dispute [2] Untuk mengurangi permasalahan dalam pelaksanaan proyek diperlukan pengelolaan supply chain konstruksi yang baik. Dimana pengelolaan supply chain konstruksi merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kinerja kontraktor. Pengelolaan supply chain dapat menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi, dan memperbaiki penghantaran hasil akhir suatu produk atau jasa tepat waktu kepada pelanggan [3]. Pengelolaan supply chain konstruksi yang kurang baik cenderung memiliki potensi untuk meningkatkan biaya proyek hingga 10% [4]. Hal ini menunjukkan bahwa supply chain konstruksi akan memberikan kontribusi terhadap efisiensi suatu pelaksanaan proyek dan meningkatkan kinerja kontraktor, sebagai ukuran kesuksesan perusahaan. Kesuksesan suatu perusahaan kontraktor dapat dilihat dari kinerja perusahaan itu sendiri, semakin baik kinerjanya akan semakin sukses perusahaannya. Kinerja adalah suatu hasil prestasi kerja optimal yang dilakukan seseorang, kelompok atau badan usaha. Kinerja adalah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan oleh individu, kelompok atau organisasi [5]. Aspek kinerja terdiri dari tiga komponen yaitu kualitas, kuantitas dan efektifitas. Pada umumnya, kinerja kontraktor tingkat proyek dibatasi biaya, waktu dan mutu. Dikenal tiga batasan yang menjadi ukuran kesuksesan pengelolaan proyek konstruksi yang seringkali diilustrasikan sebagai segitiga manajemen proyek. Yaitu batasan biaya, waktu dan mutu [6].Manajemen proyek sukses apabila proyek tersebut telah mencapai tujuan proyek yang diinginkan; telah mencapai periode waktu yang dialokasikan; biaya yang dianggarkan; pada level performa/teknologi yang diinginkan; diterima oleh pelanggan (customer) dan menggunakan sumber daya yang ditentukan secara efektif dan efisien [7]. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang pengaruh aliran informasi, aliran material, dan aliran finansial supply chain
C-33 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
konstruksi terhadap kinerja kontraktor, khususnya pelaksanaan konstruksi bangunan gedung. Rumusan Masalah Pertama, faktor-faktor apa sajakah yang sangat mempengaruhi supply chain konstruksi bangunan gedung? Kedua, bagaimana pengaruh supply chain terhadap kinerja kontraktor bangunan gedung (biaya, waktu, dan mutu)? Tujuan Penelitian Pertama, mengidentifikasi faktor-faktor yang dominan supply chain konstruksi bangunan gedung. Kedua, menganalis pengaruh supply chain terhadap kinerja kontraktor bangunan gedung (biaya, waktu, dan mutu).
II. METODE Kerangka pemikiran teoritis hubungan antara keempat faktor yang dianalisis dalam penelitian ini disajikan pada gambar berikut : Aliran Informasi Supply Chain Aliran Material Supply Chain
Aliran Finansial Supply Chain
[8], [11]) [8], [9] [11]
Kinerja Kontraktor
[8]. [10]
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Pertama, pengelolaan aliran informasi supply chain konstruksi yang baik berpangaruh positif terhadap kinerja kontraktor. Kedua, engelolaan aliran material supply chain konstruksi yang baik berpengaruh positif terhadap kinerja kontraktor. Ketiga, Pengelolaan aliran finansial supply chain konstruksi yang baik berpengaruh positif terhadap kinerja kontraktor. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah manajer proyek, manajer lapangan, manajer teknik, dan manajer administrasi/keuangan pada proyek bangunan gedung yang telah selesai dilaksanakan maupun dalam proses konstruksi. Nilai proyek diatas Rp.1 milyar. Sedangkan populasi proyek adalah proyek-proyek di Jember, dengan periode pelaksanaan Tahun 2008 sampai Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode sensus, dimana semua subyek penelitian diobservasi. Besar sampel adalah 100-200 [12], hal ini sesuai dengan jumlah sampel yang disyaratkan dalam analisis SEM.
C-34
Metode Pengumpulan dan Jenis Data Instrumen penelitian merupakan alat bantu dalam mengumpulkan data. Data tersebut merupakan fakta yang dikumpulkan. Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data melalui prosedur yang standar dan sistematik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan secara langsung dari responden, dan sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari sumbernya. Sasaran responden adalah langsung dengan bentuk kuisioner. Metode penyebaran kuisioner yaitu bertemu langsung dan wawancara kepada responden. Materi wawancara maupun kuisioner disusun berdasarkan pertanyaan terstrukur dan dengan bahasa yang mudah dipahami. Teknik Analisis Data Data dianalisis dengan SEM (Structural Equation Model) program Analysis of Moment (AMOS) versi 16.0 disertai uji kesesuaian model pada persamaan struktural. Teknik ini memungkinkan untuk menguji beberapa pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Pemilihan SEM sebagai metode analisis data dalam penelitian ini dengan alasan bahwa model berbentuk struktural dan variabelnya didasarkan pada beberapa indikator. Tujuan akhir dari SEM pada prinsipnya adalah mendapatkan model struktural. Apabila oendugaan parameternya didasarkan data input matriks ragamperagam, maka SEM menghasilkan model struktural, bermanfaat sebagai prediksi atau pembuktian model. Apabila data input berupa matriks korelasi, maka SEM bermanfaat untuk pemeriksaan besar kecilnya pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung, ataupun pengaruh total variabel eksogen terhadap endogen. Dapat digunakan juga untuk menentukan variabel yang berpengaruh dominan, sehingga dapat dinamakan dengan Analisis Faktor Determinan. Untuk kondisi dimana model strukturalnya memenuhi model rekursif, maka SEM setara dengan Analisis Jalur. Tahapan dalam analisis SEM [12] adalah : pengembangan model berbasis teori; menyusun data mentah sebagai input; mengkonstruksi diagram jalur; konversi diagram jalur ke dalam persamaan structural; matrik input; menilai masalah identifikasi; evaluasi kesesuaian model; interpretasi dan modifikasi model Skematis tahapan penelitian, disajikan pada bagan alir penelitian sebagai berikut :
ISBN : 978-979-18342-3-0
Latar Belakang Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Kajian Pustaka Kerangka pemikiran Hipotesis Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Identifikasi Variabel Survei Pendahuluan Rancangan Kuisioner Penyebaran Kuisioner Tabulasi Data Analisis dan Kesimpulan dan Saran
Gambar 2 : Bagan Alir Penelitian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil analisis SEM dengan menggunakan software AMOS 16.0 dengan cara melihat jalur-jalur pada model struktural yang signifikan dari hasil uji koefisien jalur. Secara rinci penyajian hipotesis penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 1 : Pengujian Hipotesis Model Struktural Awal Path P Hubungan CR Ket Coeff value Aliran 0,825 T.Sig Informasi thd Kinerja 0,033 0,221 Kontraktor Aliran 0,002 Sig Material thd 0,830 3,085 Kinerja Kontraktor Aliran 0,022 Sig Finansial thd 0,404 2,286 Kinerja Kontraktor Sumber : Hasil analisis, 2011 Hasil analisis pada model awal diatas ada 1 jalur yang tidak signifikan, sehingga jalur yang tidak
signifikan tersebut dihilangkan dari model; kemudian dianalisis kembali membentuk koefisien jalur yang baru yang dapat disajikan pada Tabel 2 Tabel 2 : Pengujian Hipotesis Model Struktural Modifikasi Path P CR Ket Hubungan Coeff value Aliran Material 3,285 Sig thd 0,848 0,001 Kinerja Kontraktor Aliran Finansial 2,365 Sig thd 0,382 0,018 Kinerja Kontraktor Sumber : Hasil analisis, 2011 Dari Tabel 2 di atas, dua variabel yaitu aliran material dan finansial tersebut mempunyai taraf signifikansi lebih kecil 5%, hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut signifikan. Pembahasan Pertama, aliran informasi supply chain tidak mempengaruhi kinerja kontraktor. Hal ini tidak sesuai dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Dalam proses konstruksi sering terjadi tidak efektif dan sering menjadi kendala yang akan mempengaruhi kinerja kontraktor [8]. Aliran informasi supply chain adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja kontraktor. Pengelolaan aliran informasi supply chain konstruksi merupakan strategi utama untuk mengurangi permasalahan dalam proses pelaksanaan proyek [13]. Aliran informasi yang baik akan meningkatkan kinerja supplier. Dengan kinerja supplier yang baik akan meningkatkan proses kelancaran pekerjaan di lapangan. Kenyataannya pada proyek-proyek kontruksi bangunan gedung, aliran informasi tidak mempengaruhi kinerja kontraktor. Aliran informasi di tingkat hilir seperti adanya informasi perubahan desain oleh owner cenderung tidak mempengaruhi rencana kerja dan tidak mempengaruhi proses pekerjaan di lapangan. Sedangkan informasi adanya detil desain tidak lengkap selama pelaksanaan tidak mempengaruhi lingkup pekerjaan, sehingga tidak menghambat proses pelaksanaan di lapangan. Tidak terjadi hambatan yang berarti selama pelaksanaan proyek, seperti kecukupan dan ketersediaan sumberdaya. Hal ini dikarenakan lokasi proyek berada di pusat kota dan jenis proyek pada umumnya adalah bangunan gedung sarana pendidikan. Aliran informasi supply chain di tingkat hulu, dimana keberadaan supplier yang terlibat proyek adalah supplier dari internal perusahaan kontraktor sendiri dan bukan dari mitra perusahaan lain. Sehingga kualitas supplier dan hubungan kerjasama supply chain konstruksi hanya terjadi pada internal perusahaan kontraktor. Kedua, aliran material supply chain berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja kontraktor. Semakin baik pengelolaan aliran material C-35
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
menunjukkan semakin tinggi kinerja kontraktor. Semakin tinggi kinerja kontraktor dalam pelaksanaan proyek akan menurunkan biaya proyek atau meningkatkan keuntungan, menghindari keterlambatan, dan kualitas proyek dapat terpenuhi. Aliran material supply chain merupakan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proyek konstruksi [9]. Keterlambatan pengiriman material, kerusakan material, serta kurangnya perencanaan dan kontrol inventori material berisiko menimbulkan keterlambatan konstruksi. Material konstruksi merupakan komponen biaya utama dalam proyek konstruksi. Hampir 60% dari biaya proyek konstruksi terdiri dari biaya material atau bahan [14]. Efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan aliran material supply chain merupakan faktor penting untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dan dapat menghindari keterlambatan proyek konstruksi [15]. Akibat perencanaan dan pengendalian aliran material yang tidak tepat akan berpengaruh sangat besar terhadap biaya proyek, waktu, dan kualitas. Perencanaan dan pengendalian aliran material yang baik akan meningkatkan produktivitas, keuntungan, dan mendukung penyelesaian proyek konstruksi tepat waktu.
positif yang lebih kuat (0,848) terhadap peningkatan kinerja kontraktor dibandingkan variabel aliran finansial (0,382). Aliran material mempunyai pengaruh positif dua kali lebih kuat daripada aliran finansial. IV. KESIMPULAN Pertama, faktor faktor yang mempengaruhi supply chain konstruksi bangunan gedung yaitu aliran material dan aliran finansial; dan aliran informasi. Kedua, pengelolaan aliran material dan aliran finansial supply chain yang baik berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja kontraktor. Semakin tinggi pengelolaan aliran material dan finansial semakin tinggi kinerja kontraktor. Pengaruh aliran material terhadap kinerja kontraktor sebesar 0,848, dan aliran finansial sebesar 0,382. Sedangkan aliran informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja kontraktor.
Ketiga, aliran finansial berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja kontraktor. Semakin baik pengelolaan aliran finansial akan semakin tinggi kinerja kontraktor. Bahwa aliran finansial supply chain berpengaruh terhadap pelaksanaan konstruksi [10]. Dimana tingkat frekuensi pembayaran dan keterlambatan pembayaran akan mempengaruhi kelancaran cashflow proyek serta mempengaruhi kelancaran proses pelaksanaan konstruksi. Adanya keterlambatan pembayaran akan mempengaruhi cashflow proyek yang berakibat terjadinya penundaan atau keterlambatan pemesanan dan waktu pengiriman material. Keterlambatan penerimaan material ini akan mengakibatkan keterlambatan proses pelaksanaan proyek di lapangan dan biaya proyek. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan akibat tertunda atau terlambatnya ketersediaan material, maka dibutuhkan tambahan biaya atau modal kerja. Adanya tambahan modal kerja akan berakibat terjadi penurunan keuntungan/laba proyek dan kesempatan bersaing perusahaan menurun. Keempat, kinerja kontraktor sangat dipengaruhi faktor aliran material dan aliran finansial supply chain. Pengaruh aliran material dan aliran finansial terhadap kinerja kontraktor ditunjukkan persamaan : Kinerja Kontraktor = 0,848 Aliran Material + 0,382 Aliran Finansial Hal ini menunjukkan bahwa variabel aliran informasi dan aliran finansial memberikan pengaruh kuat dan signifikan dalam meningkatkan kinerja kontraktor. Sehingga apabila dilakukan upaya peningkatan kualitas terhadap aliran material dan aliran finansial akan memberikan korelasi yang positif terhadap peningkatan kinerja kontraktor. Besarnya pengaruh variabel aliran material mempunyai dampak C-36
ISBN : 978-979-18342-3-0
DAFTAR PUSTAKA [1] Capo, Lario, Hospitaler. (2004), “Lean Production in the Construction Supply Chain“ Second World Conference on POM and 15th Annual POM Conference, Cancun, Mexico. [2] Tucker, S.N., Mohamed, S., Johnson, D.R. (2001), “Building and Industries Construction Supply Chain Project (Domestic)”. [3] Wisner, J.D. (2005), “Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach”, International Student Edition, Thomson. [4] Bertelsen, S. (1993), ByggelogistikMaterialstyring i Byggeprosessen Vol. I and II (Building Logistic-Material Management in the Building Process, Boligministeriet. [5] Stoner. F. (1996), Manajemen Jilid II, BPFE, Yogyakarta. [6] Soeharto, I. (1997), Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta. [7] Kerzner, H. (2006), Project Management : A System Approach to Planning, Scheduling and Controlling, John Wiley & Sons, Inc. Ninth Edition, New Jersey. [8] Vrijhoef R. and Koskela L.(2001), Howell G., Understanding Construction Supply Chains: An Alternative Interpretation [9] Walsh, K.D., Hershauer, J.C., Tommelein, I.D. (2004), “Srategic Positioning of Inventory to Match Demand in a Capital Project Supply Chain”, Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, November-Desember. [10] Chen, H.L. dan Chen, W.T. (2005), “Clarifying the Behavioral Patterns of Contractor Supply Chain Payment Conditions”, International Journal of Project Management 23: 463-473 [11] Wirahadikusumah, R.D., Soemardi, B.W., Abduh, M. (2007), Kajian Hubungan Antar Pihak yang Terlibat dalam Rantai Pasok Proyek Konstruksi Bangunan Gedung, Riset KK-ITB, Institut Teknologi Bandung [12] Ghozali, I. dan Fuad (2005), Structural Equation Modeling; Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program Lisrel 8.54. Badan Penerbit : Undip, Semarang. [13] Hult, G.T.M., D.J. Ketchen and S.F. Slater. (2005). “Market Orientation and Performance: An Integration of Disparate Approaches.” Strategic Management Journal , 26 (12), pp. 1173-1181. [14] Dey, P. K., “Re-engineering materials management: A case study on an Indian refinery”, Business Process Management Journal, Vol. 7(5), pp. 394-408, 2001. [15] Arnold, J. R. and Chapman, S. N., “Introduction to Materials Management 5th Ed.”, New Jersey: Prentice- Hall, 2004.
C-37 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Halaman ini sengaja dikosongkan
C-38
ISBN : 978-979-18342-3-0