PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN , DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KONVERGENSI IFRS
Dewi Arisandi Monalisa1, Herawati1, Yunilma1 Email:
[email protected] [email protected] [email protected] Accounting Department, Faculty Of Economics, Bung Hatta University Abstract This research aims to empirically prove the influence of ownership structure, board of Commissioners and the audit committee with respect to the convergence of IFRS. In this study the sample was 110 manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange chosen by purposive sampling method. Types of data used are secondary data sourced from the annual financial reports on manufacturing companies registered in BEI. This research use the dependent and independent variables. The dependent variable is the convergence of IFRS. The independent variable of the structure of ownership as measured by production management, ownership, institutional ownership, ownership of the public, as well as corporate governance as measured by the number of members of the Board of Commissioners and the number of members of the audit committee. The hypothesis was tested by using the logistic regression model. Based on statistical test results found that the variables of institutional ownership, ownership of production management and the audit committee individually significant convergence towardsIFRS effect on manufact ring companies listed on the Indonesia stock exchange. While the public ownership and the number of members of the Board of Commissioners was not influence significantly to convergence IFRS at the manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange.
Keywords:
Managerial Ownership, Institutional Ownership, Public Ownership and Convergence IFRS Keadaan
PENDAHULUAN
tersebut
tentu
menciptakan
Latar Belakang Masalah
tantangan bagi pihak otoritas pasar modal
Dalam beberapa tahun terakhir
untuk memberikan informasi yang tepat,
seiring dengan peningkatan kinerja pasar
lengkap dan akurat kepada pelaku pasar
modal Indonesia tingkat persaingan bisnis
terutama stakeholders. Informasi pasar
terutama
termasuk pihak yang aktif didalamnya
menunjukan
dalam
bidang
peningkatan
akuntansi tajam.
tentu
sangat
penting
untuk
menjadi
Persaingan bisnis ditandai dengan semakin
patokan didalam pengambilan keputusan
tingginya
investasi.
frekuensi
dan
volume
perdagangan sekuritas dipasar sekunder. 1
Banyaknya muncul
ketika
permasalahan pasar
tidak
yang efisien
mendorong pakar akuntansi international merevisi standar baku akuntansi yang lama dengan memperbaiki kelemahannya, hasil
LANDASAN TEORI 2.1
International Financial Reporting
dari revisi tersebut menciptakan standar
Standard (IFRS)
akuntansi yang baru yaitu IFRS. Untuk
Mengacu pada pendapat Lam dan
melaksanakan sebuah standar yang berat
Lau
tentu dibutuhkan sebuah proses sosialisasi.
terbentuknya standar akuntansi internatioal
Hal tersebut dilakukan pada awal tahun
IFRS dikarena setiap negara menggunakan
2010 – 2011. Selama dua tahun tersebut
prosedur, prinsip, dan standar akuntansi
memang belum diwajibkan kepada seluruh
yang berbeda untuk mengatur penyusunan
perusahaan,
laporan
khususnya
yang
telah
(2010) dasar atau latar belakang
keuangan
hukum.Agar
tahun
standar akuntansi di setiap negara, maka
IFRS
resmi
ditetapkan mulai tanggal 1 Januari 2011. Menurut Utami et al., (2012) didalam
pengungkapan
pelaksanaan
terjadi
secara
melakukan proses go publik, setelah dua diperkenalkan,
dapat
entitas
dibentuklah
Internasional
Reporting
Standards
hamonisasi
Financial (IFRS)dan
International Accounting Standars (IAS)
(konvergensi) IFRS terdapat sejumlah
menurut
variabel yang mempengaruhinya yaitu
mengungkapkan
struktur kepemilikan, keberadaan dewan
Accounting
komisaris, dan komite audit. Konvergensi
merupakan suatu lembaga independen
menunjukan total pengungkapan informasi
pembentuk
yang berhasil diperoleh oleh seluruh
Reporting
Standards
pengguna
berlokasi
di
laporan
keuangan,
semakin
Arens
et
al
bahwa
Standard
(2010)
International Board
International
(IASB)
Financial
(IFRS)
yang
London,
sedangkan
Accounting
Standard
tinggi jumlah pengungkapan menunjukan
International
pelaksanaan
Committee (IASC) merupakan lembaga
IFRS
untuk
menciptakan
pasar modal yang efisien relatif berhasil.
pembentuk
Keberhasilan
didalam
Standard (IAS) dan sebagai pendahulu
melaksanakan pengungkapan IFRS sangat
IASB, didirikan pada tahun 1973 sebagai
dipengaruhi oleh fungsi monitoring yang
hasil kesepakatan oleh beberapa badan
terdapat didalam perusahaan.
akuntansi di Australia, Kanada, Perancis,
perusahaan
International
Accounting
Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris 2
dan Amerika Serikat. Sejak tahun 1983
keputusan yang akan diambilnya tersebut
sampai 2001, anggota IASC termasuk
merugikan posisinya, baik sebagai manajer
sebuah
maupun sebagai pemegang saham. Dengan
badan
akuntansi
professional
menjadi anggota International Federation
demikian,
of Accountants Consult (IFAC). Pendirian
pemilik dapat terjadi (Widyastuti, 2009).
IASB
bertujuan
harmonisasi
untuk
prosedur
konflik
kepentingan
antar
mencapai
dan
standar
2.3
akuntansi ke seluruh dunia, dan IAS
Kepemilikan Institusional Menurut Ross (2005) kepemilikan
dibentuk oleh IASC untuk mendukung
institusional
adalah
pengelompokan
harmonisasi tersebut.
struktur hak yang dimiliki secara institusi atau bersifat berkelompok. Kepemilikan
2.2
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan
institusional
manajerial
adalah
jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan
yang
dikelola.Kepemilikan
manajerial dihitung dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan
(Komisaris
dan
Direksi)
Semakin banyak nilai investasi yang diberikan ke dalam sebuah organisasi, tentu akan membuat sistem monitoring di dalam organisasi semakin tinggi. Di dalam prakteknya kepemilikan institusional tentu memiliki fungsi monitoring yang lebih efektif dibandingkan struktur kepemilikan managerial. Menurut
Manajerial
menunjukkan kepemilikan manajer atas saham di dalam sebuah perusahaan.Ini berarti
seorang
manajer
akan
berkedudukan ganda, tidak hanya sebagai seorang
manajer
saja
tetapi
juga
merupakan pemegang saham. Diharapkan dengan
posisinya
ini,
manajer
bisa
adanya
kepemilikan yang bersifat komperatif.
(Riyanto, 2004) Kepemilikan
memperlihatkan
kepemilikan
Phalipu institusional
(2005) merupakan
pengelompokan kepemilikan yang dimiliki secara berkelompok atau dimiliki secara bersama oleh individu-individu di dalam sebuah organisasi. Di dalam menjalankan fungsinya kepemilikan institusional lebih memiliki peran yang lebih baik di dalam pelaksanaan pengawasan secara individual.
mengambil keputusan yang tepat bagi pihak manajemen dan pemegang saham
2.4
Kepemilikan Publik
karena tentu saja ia tidak menginginkan 3
Menurut Ross (2005) kepemilikan
audit
bertugas
untuk
melakukan
publik adalah sejumlah hak dan kewajiban
pengawasan terhadap aktifitas manajerial
masyarakat didalam sebuah perusahaan
yang dilakukan manajer.
yang telah melakukan penjualan sahamnya
Komite
audit
merupakan
team
secara bebas. Kepemilikan pablik dapat
independen yang bersumber dari kumpulan
dilakukan pada perusahaan yang telah
individu yang berasal dari luar perusahaan.
melakukan
dan
Komite audit bersifat independen dalam
bebas
bertugas. Komite audit bertanggung jawab
proses
menawarkan
go
sahamnya
publik secara
kepada masyarakat.
kepada
Menurut
Phalipu
para
stakeholder
yang
(2005)
dipublikasikan di dalam rapat umum
kepemilikan publik menunjukan sejumlah
pemegang saham yang dilakukan satu kali
hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
dalam setahun. Berdasarkan uraian ringkas
individu yang tidak berprofesi sebagai
tersebut dapat disimpulkan bahwa komite
investor
audit
didalam
sebuah
perusahaan,
merupakan
alat
yang
bersifat
bertugas
untuk
individu tersebut hanya sekedar membeli
independen
yang
sejumlah saham dan tidak dikenakan
mengawasi
aktifitas
sejumlah
dilakukan oleh manajer atau pun pihak-
kewajiban
pengambilan sebuah
didalam
kebijaksanaan
perusahaan.
Pada
proses didalam
manajerial
yang
pihak tertentu di dalam organisasi.
umumnya
perusahaan yang memiliki kepemilikan
2.6
Pengembangan Hipotesis
publik adalah perusahaan yang telah
2.6.1
Pengembangan Hipotesis I
melaksanakan proses initial publik offering
Utami (2013) menemukan bahwa
(IPO) dan rutin melakukan perdagangan
kepemilikan
saham dipasar sekunder.
positif
managerial
yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
konvergensi IFRS. Hasil yang diperoleh 2.5
tersebut menunjukan bahwa berjalannya
Komite Audit Salah
satu
implikasi
dari
fungsi pengawasan yang dilakukan oleh
pelaksanaan GCG adalah dibentuknya
pihak
manajemen,
tentu
komite audit. Menurut Soemarso (2007)
ruang gerak manajer, akibatnya menajer
komite audit adalah sebuah komite yang
benar benar melaksanakan segala aturan
beranggotakan minimal 3 orang dimana
didalam IFRS, kondisi tersebut mendorong
dua diantaranya memiliki kemampuan di
jumlah
bidang akuntansi dan keuangan. Komite
meningkat.
pengungkapan
menghambat
IFRS
menjadi
4
Puspita (2012) menemukan bahwa
mengalami
peningkatan.
Jadi
corporate governance yang diukur dengan
disimpulkan
kepemilikan
berpengaruh
manajerial menunjukan adanya fungsi
signifikan terhadap konvergensi IFRS.
monitoring didalam perusahaan yang akan
Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan
mendorong
meningkatnya
jumlah
bahwa berjalannya fungsi pengawasan
pengungkapan
IFRS
sebuah
yang
perusahaan.
managerial
dilihat
dilkakukan
dari secara
pengawasan
yang
individual
akan
bahwa
dapat
kepemilikan
didalam
Puspita (2012) menemukan bahwa
mendorong pengungkapan IFRS menjadi
kepemilikan
semakin kuat. Berdasaarkan uraian ringkas
signifikan terhadap konvergensi IFRS.
tersebut
bahwa
Temuan yang diperoleh tersebut terjadi
berpengaruh
karena fungsi pengawasan yang dilakukan
dapat
kepemilikan
disimpulkan
institusional
positif terhadap konvergensi IFRS
dengan
Berdasarkan uraian ringkas latar
lebih
institusional
berpengaruh
mengatasnamakan efektif
sehingga
perusahaan
mengakibatkan
belakang tersebut maka diajukan sebuah
praktek kecurangan yang dilakukan oleh
hipotesis yang akan dibuktikan yaitu :
manajer
menjadi
berkurang,
selain
transparansi informasi juga semakin tinggi, H1
Kepemilikan managerial berpengaruh
yang
signifikan terhadap konvergensi IFRS
pengungkapan IFRS yang semakin luas.
pada
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
dibuktikan
Berdasarkan
dengan
uraian
jumlah
ringkas
beberapa hasil penelitian terdahulu maka diajukan sebuah hipotesis yang akan
2.6.2 Pengembangan Hipotesis II
dibuktikan yaitu :
Utami (2013) menemukan bahwa kepemilikan
institusional
berpengaruh
H2
Kepemilikan
institusional
signifikan terhadap konvergensi IFRS,
berpengaruh signifikan
hasil yang diperoleh tersebut menunjukan
konvergensi IFRS pada perusahaan
bahwa semakin
manufaktur yang terdaftar di Bursa
pengawasan institusi,
meningkat
yang
mendorong
aktifitas
dilakukan
secara
manajer
untuk
menjalankan segala sesuatunya didalam perusahaan
dengan
sebaik
terhadap
Efek Indonesia.
2.6.3
Pengembangan Hipotesis III
baiknya,
Utami (2013) menemukan bahwa
akibatnya jumlah pengungkapan IFRS
kepemilikan publik tidak berpengaruh 5
signifikan terhadap konvergensi IFRS.
berjalannya
Puspita (2012) berhasil menemukan bahwa
dilakukan oleh dewan komisaris tentu akan
kepemilikan publik berpengaruh terhadap
mendorong
konvergensi
IFRS.
menunjukan
IFRS. bahwa
Hasil
tersebut
pengawasan
yang
fungsi
pengawasan
meningkatnya
Berdasarkan
konvergensi
uraian
ringkas
penelitian
terdahulu
dilakukan secara bersama sama oleh
beberapa
masyarakat yang berinvestasi didalam
diajukan sebuah hipotesis yang akan
perusahaan
dibuktikan yaitu:
mendorong
berkurangnya
berbagai kecurangan yang berada didalam perusahaan,
akibatnya
H4
transformasi
hasil
yang
Dewan
komisaris
signifikan
berpengaruh
terhadap
konvergensi
informasi yang diterima oleh individu yang
IFRS pada perusahaan manufaktur
berada pada kelompok kepemilikan publik
yang
makin tinggi, keadaan tersebut mendorong
Indonesia.
meningkatknya
jumlah
terdaftar
di
Bursa
Efek
pengungkapan
IFRS didalam perusahaan, sesuai dengan
2.6.5
hasil penelitian terdahulu maka peneliti
Pengembangan Hipotesis V Prawinandi et al (2012) berhasil
mengajukan sebuah hipotesis yang akan
menemukan
dibuktikan yaitu:
berpengaruh
H3
Kepemilikan publik berpengaruh
terhadap konvergensi IFRS. Hasil yang
signifikan
konvergensi
diperoleh tersebut menunjukan bahwa
IFRS pada perusahaan manufaktur
semakin gencar dan berkelanjutan aktifitas
yang
monitoring dilakukan oleh anggota komite
terhadap
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia.
audit
bahwa positif
independen
meningkatnya konvergensi
2.6.4 Pengembangan Hipotesis IV Utami (2013) menemukan bahwa dewan
komisaris
yang
akan
jumlah IFRS.
audit
signifikan
mendorong pengunakapan
Didalam
sebuah
perusahaan.
tidak
Berdasarkan uraian ringkas tersebut
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
maka diakukan sebuah hipotesis yang akan
atau konvergensi IFRS. Puspita (2012)
dibuktikan yaitu:
hasil penelitiannya menunjukan bahwa
H5
pembentukan
independen
komite
dewan
komisaris
Komite audit berpengaruh signifikan terhadap konvergensi IFRS pada
berpengaruh terhadap konvergensi IFRS,
perusahaan
temuan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
tersebut
menunjukan
bahwa
manufaktur
yang
6
Untuk hipotesis
Kerangka Penelitian Sesuai dengan landasan teori dan
melakukan
maka
pengujian
dilakukan
dengan
menggunakan metode analisis kuantitatif.
beberapa hasil penelitian terdahulu maka
Didalam
dapat dibuat sebuah model kerangka
pengolahan
berfikir yang akan dipedomani dalam
menggunakan tahapan pengujian statistik.
tahapan
Secara umum tahapan pengujian statistik
pengolahan
data
didalam
penelitian terlihat pada gambar I dibawah
metode data
tersebut
tahapan
dilakukan
dengan
yang dilakukan adalah
ini:
a. Melakukan uji instrument yang meliputi
uji
validitass
dan
reliabilitas data. b. Melakukan pengujian asumsi klasik yang
meliputi
pengujian
normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. c. Melakukan dengan
pengujian tahapan
statistik melakukan
METODE PENELITIAN
pembentukan
3.1
Populasi dan Sampel
berganda,
Pada penelitian ini yang menjadi
determinasi, analisis uji F-statistik
sampel
adalah
beberapa
persamaan analisis
regresi koefisien
dan uji t-statistik.
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
karena
jumlah
manufaktur memiliki jumlah yang relatif banyak
mendorong
PEMBAHASAN
perusahaan
peneliti
4.1
Pengujian Normalitas Berdasarkan
untuk
hasil
pengujian
menggunakan sebuah metode pengambilan
normalitas terlihat bahwa masing masing
sampel. Metode pengambilan sampel yang
variabel penelitian telah memiliki nilai
digunakan adalah purposive sampling
asymp sig (2-tailed) diatas atau sama dengan 0,05 sehingga variabel tersebut
3.2
Metode Analisis
dapat
disimpulkan
telah
berdistribusi
normal, sedangkan variabel kepemilikan 7
managerial
tidak
dinormalkan
karena
memiliki sifat data yang dikotoumus, sehingga tidak wajib untuk dinormalkan. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data
4.2.2
lebih lanjut dapat segera dilakukan.
Pengujian Autokorelasi Berdasarkan
proses
pengujian
terlihat bahwa nilai DW yang diperoleh 4.2
dalam penguijan adalah sebesar 1,811.
Pengujian Asumsi Klasik Salah
satu
syarat
harus
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa -
terpenuhi sebelum dilakukan pembentukan
2 ≤ 1,811 ≤ 2 sehingga dapat disimpulkan
model regresi linear berganda adalah
bahwa didalam model penelitian saat ini
terbebasnya
variabel
tidak terjadi gejala autokorelasi baik
penelitian dari gejala asumsi klasik yang
bertanda positif atau pun negatif, sehingga
meliputi
tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat
masing-masing
pengujian
autokorelasi
yang
dan
multikolinearitas, heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah
segera dilaksanakan. 4.2.3 Pengujian
dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat
Heteroskedastisitas
(Model Glejser)
pada sub bab dibawah ini: Berdasarkan
pengujian
model glejser terlihat bahwa didalam
multikolinearitas terlihat bahwa masing-
model regresi masing-masing variabel
masing
yang
independen dengan variabel dependen
digunakan telah memiliki nilai Tolerance
yang ditransformasikan kedalam bentuk
diatas 0,10 sedangkan nilai Variance
absolute menghasilkan nilai signifikan
Influence Factor (VIF) yang dihasilkan
diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan
masing-masing variabel independen berada
bahwa gejala heteeroskedastisitas tidak
dibawah 1 sehingga dapat disimpulkan
terjadi pada setiap variabel penelitian yang
bahwa masing-masing variabel independen
akan dibentuk kedalam sebuah persamaan
yang digunakan didalam model penelitian
regresi. Oleh sebab itu tahapan pengolahan
saat
data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
variabel
ini
hasil
pengujian
heteroskedastisitas dengan menggunakan
4.2.1 Pengujian Multikolinearitas Berdasarkan
hasil
independen
terbebas
multikolinearitas,
dari
sehingga
gejala tahapan
pengolahan data lebih lanjut dapat segera
4.5
Pengujian Hipotesis
dilakukan. 8
Setelah seluruh variabel penelitian
pembagian struktur kepemilikan secara
telah berdistribusi normal, serta masing-
managerial,
masing variabel penelitian terbebas dari
dibentuknya dewan komisaris dan komite
gejala
audit
asumsi
dapat
segera
mempengaruhi kepatuhan pengungkapan
dilakukan. Secara umum penelitian ini
IFRS sebesar 33.30% sedangkan sisanya
bertujuan
sebesar
untuk
mendapatkan
bukti
berkontribusi
dan
tahapan
hipotesis
mampu
publik
maka
pengujian
klasik,
institusional,
66,70%
lagi
untuk
dijelaskan
oleh
empiris pengaruh kepemilikan managerial,
variabel lain yang tidak digunakan didalam
kepemilikan
model penelitian saat ini.
institusional,
kepemilikan
publik, dewan komisaris dan komite audit
Pada tahapan pengujian statistik
terhadap konvergensi IFRS. Berdasarkan
juga diperoleh nilai hasil pengujian F-
hasil
statistik sebesar 0,000. Pada tahapan
pengujian
statistik
yang
telah
dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat
pengujian
statistik
digunakan
pada Tabel 4.8 dibawah ini:
kesalahan
sebesar
0,05.
tingkat
Hasil
yang
diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai Tabel 4.8
signifikan sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka
Hasil Pengujian Hipotesis
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
Variabel
diterima
sehingga
dapat
disimpulkan
Sig
Alpha
-
-
Kep Managerial
0,093
0,10
terus dianalisis serta dibentuk kedalam
Kep Institusional
0,080
0,10
sebuah model regresi berganda.
Kep Publik
0,169
0,10
Dew Komisaris
0,697
0,10
juga
Ko Audit
0,099
0,10
variabel
Penelitian (Constanta)
R2
0.333
F-prob
bahwa setiap variabel independen yang digunakan didalam penelitian ini
dapat
Pada tahapan pengujian statistik terlihat
bahwa
independen
masing-masing yang
digunakan
memiliki arah koefisien regresi yang relatif
0,0000
berbeda antara satu dengan yang lain. Pada ringkasan hasil pengujian
Kontribusi
masing-masing
variabel
statistik yang telah dilakukan diperoleh
tersebut dapat dijelaskan pada sub bab
nilai koefisien determinasi yang dihasilkan
dibawah ini:
adalah
sebesar
0,333.
Hasil
tersebut
menunjukan bahwa pelaksanaan corporate
4.5.1
Pembahasan Hipotesis I
governance yang terlihat dari adanya 9
Berdasarkan
hasil
pengujian
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis pertama dengan menggunakan
hipotesis ketiga dengan menggunakan
variabel kepemilikan managerial diperoleh
variabel
nilai koefisien regresi bertanda negatif
pengujian statistik diperoleh koefisien
sebesar 0,312 dengan tingkat signifikansi
regresi bertanda positif sebesar 0,011
hasil pengujian statistik sebesar 0,093.
didalam pengujian statistik diperoleh nilai
Pada tahapan pengujian digunakan tingkat
signifikan sebesar 0,169, didalam tahapan
kesalahan
yang
pengujian digunakan tingkat kesalahan
diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai
sebesar 0,10. Hasil yang diperoleh tersebut
signifikan sebesar 0,093 < alpha 0,10.
menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar
Hasil
sebesar
yang
kepemilikan negatif
0,10.
Hasil
kepemilikan
publik,
hasil
diperoleh
menunjukan
0,169 > alpha 0,10 Hasil yang diperoleh
managerial
berpengaruh
dalam tahapan pengujian hipotesis ketiga
terhadap
menunjukan bahwa kepemilikan publik
yang
signifikan
konvergensi IFRS.
bukanlah variabel yang mempengaruhi penurunan atau peningkatan konvergensi IFRS,
4.5.2 Pembahasan Hipotesis II Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis kedua dengan menggunakan variabel
kepemilikan
4.5.4
institusional
Pembahasan Hipotesis VI Berdasarkan
hasil
pengujian
diperoleh koefisien regresi bertanda positif
hipotesis keempat dengan menggunakan
sebesar 0,013 didalam pengujian diperoleh
variabel jumlah dewan komisaris diperoleh
nilai
Pada
nilai koefisien regresi bertanda positif
tahapan pengolahan data digunakan tingkat
sebesar 0,019 dalam pengujian statistik
kesalahan
yang
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,697.
diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai
Pada tahapan pengolahan data digunakan
signifikan sebesar 0,080 < alpha 0,10
tingkat kesalahan sebesar 0,10. Hasil yang
Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan
diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai
bahwa
institusional
signifikan sebesar 0,697 jauh berada diatas
berpengaruh positif terhadap konvergensi
0,10. Hasil yang diperoleh dalam tahapan
IFRS.
pengujian statistik menunjukan bahwa
signifikan
sebesar
sebesar
0,10.
kepemilikan
0,080,
Hasil
jumlah 4.5.3 Pembahasan Hipotesis III
dewan
berkontribusi
komisaris signifikan
tidak untuk
mempengaruhi pengungkapan konvergensi 10
IFRS
khususnya
pada
perusahaan
2. Kepemilikan
institusional
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
berpengaruh positif yang signifikan
Indonesia.
terhadap konvergensi kepatuhan IFRS pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (Hipotesis II diterima). 3. Kepemilikan
4.5.5 Pembahasan Hipotesis V Berdasarkan
tidak
pengujian
berpengaruh signifikan terhadap
hipotesis kelima dengan menggunakan
konvergensi kepatuhan IFRS pada
variabel komite audit diperoleh koefisien
perusahaan
regresi bertanda negatif sebesar 0,206
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan nilai signifikan sebesar 0,099. Pada
(Hipotesis III ditolak).
tahapan
hasil
publik
pengujian
statistik
digunakan
manufaktur
4. Jumlah dewan
yang
komisaris tidak
tingkat kesalahan sebesar 0,10. Hasil yang
berpengaruh signifikan terhadap
diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai
konvergensi kepatuhan IFRS pada
signifikan tersebut menunjukan bahwa
perusahaan
tingkat kesalahan yang digunakan masih
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berada dibawah 0,10.
(Hipotesis IV ditolak).
yang
Kesimpulan Berdasarkan
yang
5. Komite audit berpengaruh negatif
PENUTUP 5.1
manufaktur
analisis
dan
signifikan
terhadap
konvergensi kepatuhan IFRS pada
pembahasan hasil pengujian hipotesis,
perusahaan
maka
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
penting
diajukan
beberapa
yang
merupakan
kesimpulan inti
dari
manufaktur
yang
(Hipotesis V ditolak).
pemecahan masalah yang dibahas didalam penelitian ini yaitu:
5.3
1. Kepemilikan berpengaruh signifikan
managerial negatif
terhadap
yang
konvergensi
kepatuhan IFRS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
ditolak).
(Hipotesis
I
Saran Sesuai dengan kesimpulan dan
keterbatasan
penelitian
peneliti
mengajukan beberapa saran yang tentunya dapat memberikan kontribusi positif bagi: 1. Peneliti untuk periode
selanjutnya mencoba observasi
disarankan
memperpanjang data,
karena 11
semakin panjang periode observasi
Arens, Elder, Beasley. 2010. Auditing and
tentu akan menambah jumlah data
Assurace Service. 14th Edition.
yang
Prentice Hall. Boston.
diolah
serta
memberikan
peluang bagi peningkatan ketepatan
Lam & Lau. 2010. Market Reaction to the
dan akurasi hasil penelitian yang
Potensial Adoption International
diperoleh.
Accounting Standard in The U.S.
2. Peneliti untuk
selanjutnya mencoba
disarankan
menambahkan
minimal satu variabel penelitian yang
tidak
model
digunakan
penelitian
didalam
ini
seperti
kepemilikan keluarga, kepemilikan asing,
frekuensi
rapat
dan
Accounting. Phalipu Healy. 2005. Corporate Financial Statement. McGrawhill, Irwin. Prawinandi Wardani, Suhardjanto Djoko, dan Triatmoko Hanung. 2013.
sebagainya. Saran tersebut tentu
Peran
menjadi sangat penting sebagai
Governance
upaya
Kepatuhan Mandatory Diclosure
untuk
ketepatan
meningkatkan
dan
akurasi
hasil
Organisasi
disarankan
memberikan melaksanakan berhubungan IFRS,
untuk
pelatihan
dan
seminar
yang
dengan
program
implikasi
tersebut
tentu
sangat penting untuk meningkatkan kompetensi
anggota
organisasi
terutama yang berada dalam bidang akuntansi dalam menguasai IFRS. Saran tersebut sangat penting untuk meningkatkan
kepatuhan
Struktur
Corporate
Dalam
Konvergensi
Tingkat
IFRS.
Jurnal
Akuntansi Keuangan Volume 5
penelitian dimasa mendatang. 3.
Correponding Author. School of
Nomor 3. Universitas Brawijaya, Malang. Puspita Yulia. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konvergensi
Laporan Keuangan Publik (Pada Perusahaan Terdaftar
Manufaktur di
BEI).
yang Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Volume 3 Nomor 11. Univeristas Sumatera Utara, Medan.
atau
konvergensi IFRS. Riyanto, Bambang. 2004. Dasar Dasar DAFTAR PUSTAKA
Perbelanjaan
Perusahaan.
12
Badan
Penerbit
Universitas
Gajahmada, Yogyakarta.
Ross, William, Jeff. 2005. Corporate Financial
Statement.
Edisi
Indonesia. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Soemarso. 2007. Dasar Dasar Akuntansi (Pengantar). Universitas
Badan
Penerbit
Gajahmada,
Yogyakarta.
Utami Dwi Wulan, Djoko Sihardjanto dan Sri Hartoko. 2012. Investigasi Dalam Konvergensi IFRS di Indonesia: Tingkat Kepatuhan Pengungkapan
Wajib
dan
Kaitannya dengan Mekanisme Corporate Governance. Jurnal Akuntansi Keuangan Volume 3 Nomor 3 Universitas Brawijaya, Malang. .
13