e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
PENGARUH STRATEGI DIRECT READING THINKING ACTIVTY (DRTA) TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Ida Bagus Indra Kusuma1, I Gusti Ngurah Japa2, Made Sumantri3 1,2,3
Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA), (2) mendeskripsikan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah menggunakan model pembelajaran konvensional, dan (3) mengetahui perbedaan yang signifikan tentang keterampilan membaca pemahaman antara kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng.Sampel penelitian ini adalah VA SD Mutiara berjumlah 37 orang (kelompok eksperimen) dan VB SD Mutiara berjumlah 36 orang(kelompok kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes yaitu tes keterampilan membaca pemahaman. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan uj-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterampilan membaca pemahaman siswa kelompok eksperimen dengan ̅ = 92,30 tergolong kualifikasi sangat baik dan kurva juling negatif yang artinya sebagian besar nilai siswa cenderung tinggi (Mo>Me>M), (2) keterampilan membaca pemahaman siswa kelompok kontrol dengan ̅ = 73,75 tergolong kualifikasi baik kurva juling positif yang artinya sebagian besar nilai siswa cenderung rendah (Mo<Me<M), (3) terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (thitung = 13,948 > ttabel(α=0,05) = 1,980). Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) berpengaruh positif terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa. Kata kunci: Strategi pembelajaran direct reading thinking activity dan keterampilan membaca pemahaman siswa Abstract This study aims to: (1) describe the reading comprehension skills of students after using the learning strategies of Direct Reading Thinking Activity (DRTA), (2) describe the students' reading comprehension skills afterusing conventional learning models, and (3) find a significant difference on reading skills understanding between groups of students who are learning strategy Direct Reading Thinking Activity (DRTA) and a group of students who are learning with conventional learning models. This research is aquasi experimental study. The population was elementary in Buleleng District Cluster XIII. The sample was VA Mutiara Elementary School totaling 37 people (experimental group) and VB Mutiara Elementary School totaling 36 people (control group). Data collected by the test method tests reading comprehension skills. Data were analyze dusing descriptive statistic alanalysis and t-test. The results showed that: (1) students 'reading comprehension skills of the experimental group with ̅ =92,3 classified as excellent qualifications and squint negative curve, which means most of the studentst end to score higher (Mo>Me>M), (2) students' reading comprehension skills of the control group with
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) ̅ =73,75 relatively good qualifications positive squint curve, which means most of the student stend to be low value(Mo <Me <M), (3) there are significant differences between the students' reading comprehension skills of the experimental group and the control group (thitung = 13,948 > ttabel (α=0,05) = 1,980). Significant difference indicates that the learning strategy Direct Reading Thinking Activity (DRTA) give positive effect on students' reading comprehensionskills. Keywords: Learning strategy direct reading thinking activity and reading comprehension skills of students
PENDAHULUAN Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang diciptakan lingkungan secara sengaja dan bertujuan untuk mendidik, melatih, dan membimbing seseorang agar dapat mengembangkan kemampuan individu dan sosial (Engkoswara dan Ann Komariah, 2010: 88). Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, keterampilan, pikiran, perasaan, dan kemauan sosial. Dalam perkembangannya sampai saat ini, tampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, yaitu: SD, SMP, SMA, maupun perkuliahan. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dan selalu diberikan pada setiap jenjang pendidikan tersebut. Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006:137). Dalam KTSP (Depdiknas, 2006:81) dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Di dalam bahasa terdapat aspek-aspek yang menunjang keterlaksanaan penyampaian materi. Aspek-aspek bahasa yang dimaksud adalah : keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Dalman, 2013:1). Keempat aspek tersebut merupakan suatu rangkaian yang terpisah
namun saling berkaitan satu sama lain. Manusia belajar bahasa diawali dengan menyimak dan mendengarkan bahasa, lalu pada tahap selanjutnya memiliki keterampilan berbicara, pada tahap akhir yaitu belajar membaca dan menulis. Dawson (dalam Tarigan, 2008: 1) Dinyatakan bahwa keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterkaitan dari beberapa aspek. Salah satu aspek keterampilan berbahasa adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap kompetensi dasar pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan membaca. “Proses belajar yang paling efektif dilakukan melalui kegiatan membaca” (Rahim, 2008:1). Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Membaca merupakan kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan (Dalman, 2013:5). Oleh karena itu, keterampilan membaca harus mendapat perhatian lebih terutama pada saat siswa berada di bangku sekolah dasar agar kemampuan membaca siswa dapat berkembang dengan baik di masa depan. Umumnya guru SD menganggap bahwa pengajaran membaca berakhir ketika seorang siswa sekolah dasar telah dapat membaca setelah selesainya pengajaran membaca permulaan yang biasanya dilaksanakan di kelas I dan II sekolah dasar. Pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu kelas III sampai dengan kelas
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) VI, pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius. Membaca di kelas-kelas tinggi seolah-olah lebih menekankan pada kegiatan membaca nyaring yang merupakan lanjutan dari membaca permulaan dikelas I dan II sekolah dasar.Sedangkan membaca tidak hanya sekadar menyuarakan bunyi-bunyi atau mencari kata-kata sulit dalam suatu teks bacaan. Membaca melibatkan pemahaman memahami apa yang dibacanya, apa maksudnya, dan apa implikasinya. Ketika siswa memahami suatu teks bacaan, tugas pengajaran membaca semakin kompleks.Bagaimana siswa bisa belajar dari suatu teks jika mereka tidak bisa memahami tugas membaca yang diberikan kepada mereka. Berkaitan dengan proses pembelajaran Bahasa Indonesia, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 di kelas V SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng mengenai hasil keterampilan membaca dalam proses pembelajaran masih belum optimal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terungkap beberapa permasalahan yang teridentifikasi penyebab rendahnya keterampilan membaca siswa kelas V di SD yang ada Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah : (1) Siswa sulit memahami isi cerita, (2) Siswa sulit menemukan ide pokok di tiap paragraf cerita, (3) Siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan pemikirannya, (4) Siswa mengalami kesulitan dalam merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat utuh dalam menyimpulkan isi suatu cerita. Ada beberapa faktor penyebab munculnya permasalahan tersebut diantaranya, yaitu : (1) Guru kurang memahami adanya strategi-strategi pembelajaran Bahasa Indonesia yang beragam, (2) Kurangnya minat membaca siswa terhadap suatu bacaan, (3) Kurangnya fasilitas sekolah dan tidak adanya dorongan dari pihak sekolah untuk meningkatkan kegiatan membaca. Terdapat beberapa strategi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Tidak terkecuali dalam proses pembelajaran membaca. Pemilihan strategi sangat
mempengaruhi berhasil atau tidaknya hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca.Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca teks dan konteks. Dalam strategi pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat strategi membaca Direct Reading Thinking Activity yang diharapkan mampu menjembatani permasalahan dalam proses belajar membaca. Strategi DRTA ini merupakan penyempurnaan strategi sebelumnya yaitu, Direct Reading Activity (DRA). Melalui strategi DRTA ini, diharapkan tidak hanya mampu mendorong minat baca siswa melainkan siswa dituntut untuk memberikan prediksi dari sebuah cerita dan mengambil kesimpulan dari cerita yang diberikan oleh guru. Stauffer (dalam Rahim, 2011:47) menjelaskan bahwa guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan strategi ini siswa dituntut menebak jalan cerita melalui gambar yang diberikan oleh guru. Langkah ini merupakan cara guru untuk melatih metakognitif siswa yang berpikir sesuai dengan pikirannya sendiri tanpa dibatasi oleh guru. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Model DRTA diarahkan untuk mencapai tujuan umum (Rahim, 2011:47). Model DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity diduga dapat mempengaruhi keterampilan membaca pemahaman siswa. Namun, seberapa jauh pengaruh strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa belum dapat diungkapkan. Untuk itu, peneliti hendak mengangkat masalah ini melalui suatu
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Strategi Direct Reading Thinking Activity Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V di Gugus XIII Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014”. Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity, (2) mendeskripsikan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah menggunakan model pembelajaran konvensional, dan (3) mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman antara kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. pada siswa kelas V di Gugus XIII Kecamatan Buleleng pada Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimental. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) karena tidak semua variabel yang muncul dalam kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat.Tempat penelitian dilaksanakan di SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng pada rentangan waktu semester genap (bulan maret-april) tahun pelajaran 2013/2014. Agung (2011:44) menyatakan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD di Gugus 13 Kecamatan Buleleng yang terdiri dari 5 (SD No 1 Banjar Tegal, SD No 2 Banjar Tegal, SD No 3 Banjar Tegal, SD Mutiara, dan SD No 1 Baktiseraga) yang berjumlah 190 siswa. Untuk mengetahui kesetaraan kemampuan siswa kelas V pada populasi, maka terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan dengan menggunakan analisis
varians satu jalur (ANAVA A). Berdasarkan hasil analisis tersebut, ternyata tidak terdapat perbedaan hasil belajar pada ulangan tengah semester siswa. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V di Gugus XIII Kecamatan Buleleng adalah setara. Teknik pengambian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Sampel yang terpilih akan dirandom lagi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dan control dalam penelitian ini adalah kelas VA dan kelas VB SD Mutiara. Kelas eksperimen diberikan Strategi Pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dan kelas kontrol akan diberikan Model Pembelajaran Konvensional (MPK) Rancangan eksperimen yang digunakan adalah non equivalent post-test only control group design. Rancangan ini dipilih karena peneliti hanya ingin mengetahui perbedaan hasil keterampilan membaca pemahaman siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sehingga dalam penelitian ini tidak menggunakan skor pretest. Penelitian ini melibatkan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Strategi Pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dan model pembelajaran konvensional.Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca pemahaman siswa. Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data keterampilan membaca pemahaman siswa. Pengumpulan data dalampenelitian ini akan menggunakan metode tes. Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterampilan membaca pemahaman adalah tes pilihan ganda (multiple choice test). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa statistik deskriptif dengan menghitung rata-rata, modus, median, standar deviasi, dan varian.Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk grafik polygon yang menunjukkan kecenderungan nilai keterampilan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) membaca pemahaman siswa. Teknik berdistribusi normal, (2) mengetahui data analisis data yang digunakan menguji yang dianalisis bersifat homogen atau tidak. hipotesis penelitian adalah uji-t (polled HASIL DAN PEMBAHASAN varians). Sebelum melakukan uji hipotesis, HASIL dilakukan uji prasyarat karena ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi Adapun hasil analisis data statistik dan perlu dibuktikan. Persyaratan yang deskriptif disajikan pada Tabel 1. dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis . Tabel 1.Rangkuman analisis terhadap nilai keterampilan membaca pemahaman siswa Variabel
1 2 3 4 5 6
N X Me Mo s2 SD
Keterampilan Membaca Pemahaman Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol 37 36 92,30 73,75 95 70 100 65 50,83 60,54 7,13 7,78
Mean (M), Median (Me), dan Modus (Mo) keterampilan membaca pemahaman siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selanjutnya disajikan ke dalam polygon. Tujuan penyajian data ini adalah untuk menafsirkan sebaran data keterampilan membaca pemahaman siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hubungan antara M, Me, dan Mo dapat digunakan untuk menentukan kecenderungan nilai keterampilan membaca pemahaman siswa. Data keterampilan membaca pemahaman siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan ke dalam polygon seperti pada Gambar 1 dan 2.
15 10 5 0 66.5
70.5
74.5
78.5
83
TITIK TENGAH
Gambar 2. Poligon data keterampilan membaca pemahaman siswa kelompok kontrol
15 FREKUENSI
lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva gada gambar 1 merupakan kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi (Koyan, 2012:19).
FREKUENSI
No.
10 5 0 81.5
85.5
89.5
93.5
98
TITIK TENGAH
Gambar 1. Poligon data keterampilan membaca pemahaman siswa kelompok eksperimen Berdasarkan Tabel 1, diketahui modus lebih besar dari median dan median
Berdasarkan tabel 1, diketahui modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo<Md<M). Dengan demikian, kurva gada gambar 2 merupakan kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah. Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat terhadap data yang diperoleh dengan uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas.Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data nilai keterampilan membaca pemahaman siswa
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) pada masing-masing kelas berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus chi kuadrat pada kedua kelas. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh bahwa chi kuadrat hitung < chi kuadrat tabel ( ) pada kelompok eksperimen dan juga pada kelompok kontrol. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi kuadrat pada kelompok eksperimen memperoleh = 9,183 dan = 9,488. Ini berarti bahwa , maka data nilaiketerampilan membaca pemahaman siswa pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil perhitungan pada kelompok kontrol dengan menggunakan rumus chi kuadrat memperoleh = 9,186 dan = 9,488. Ini berarti bahwa , maka data nilaiketerampilan membaca pemahaman siswa pada kelompok kontrol juga berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sudah ditetapkan tersebut memiliki penguasaan yang relatif sama atau homogen. Uji homogenitas untuk kedua kelompok digunakan uji F. berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhit = 1,19dan Ftab = 1,72 dengan taraf signifikan 5%. Ini berarti Fhitung= 1,19< Ftabel= 1,72. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai keterampilan membaca pemahaman siswa memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung sebesar 13,948.Sedangkan ttabel dengan taraf signifikansi 5% adalah 1,980. Hal ini berarti thitung lebih besar dari ttabel (thit =13,948>ttab = 1,980) sehingga H0 ditolak atau H1 diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca pemahaman siswayang signifikan antara kelompok siswa yang belajar Strategi Pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada Siswa Kelas V di Gugus 13 Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014.
PEMBAHASAN Secara umum hasil penelitian ini dapat dideskripsikan tentang kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA), kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, dan terdapat perbedaan keterampilan membaca pemahaman siswa antara kelompok siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) yang digunakan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelompok kontrol, tepatnya siswa kelas VA di SD Mutiara sebagai kelompok eksperimen siswa kelas VB di SD Mutiara sebagai kelompok kontrol. Secara deskriptif, kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) memperoleh rata-rata nilai keterampilan membaca pemahaman adalah 92,3 yang berada pada kualifikasi sangat baik, median adalah 95, dan modus adalah 100. Berdasarkan gambar grafik poligon nilai keterampilan membaca pemahaman siswa pada kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) diperoleh modus adalah 100, median adalah 95, dan mean adalah 92,5, sehingga dapat dikatakan bahwa modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva pada kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) adalah kurva juling negatif yang berarti sebagian besar nilai kelompok siswayang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) cenderung tinggi. Secara deskriptif, kelompok siswayang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memperoleh rata-rata nilai keterampilan membaca pemahaman adalah 73,75 berada pada kualifikasi baik, median adalah
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) 70, dan modus adalah 65. Berdasarkan gambar grafik poligon nilai keterampilan membaca pemahaman siswa pada kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh modus adalah 65, median adalah 70, dan mean adalah 73,75, sehingga dapat dikatakan bahwa modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo<Md<M). Dengan demikian, kurva pada kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional adalah kurva juling positif yang berarti sebagian besar nilai kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional cenderung rendah. Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca pemahaman siswa antara kelompok siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) yang digunakan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelompok kontrol dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda pada keterampilan membaca pemahaman siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014, tepatnya siswa kelas VA di SD Mutiara sebagai kelompok eksperimen siswa kelas VB di SD Mutiara sebagai kelompok kontrol. Secara deskriptif, kelompok siswayang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) memiliki keterampilan membaca pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata nilai keterampilan membaca pemahaman siswadan kecenderungan keterampilan membaca pemahaman siswa. Hasil analisis data penelitian pada kedua kelompok diperoleh bahwa rata-rata nilai keterampilan
membaca pemahaman siswakelompok eksperimen adalah 92,3 berada pada katagori sangat baik sedangkan nilai keterampilan membaca pemahaman siswakelompok kontrol adalah 73,75 berada pada katagori baik. Hal ini menunjukan adanya perbedaan keterampilan membaca pemahaman siswa yang signifikan anatar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Berdasarkan gambar grafik poligon nilai keterampilan membaca pemahaman siswa pada kelompok eksperimen tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling negatif yang artinya sebagian besar nilai siswa cenderung tinggi. Sedangkan dalam grafik poligon nilai keterampilan membaca pemahaman siswa pada kelompok kontrol tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling positif yang artinya sebagian besar nilai siswa cenderung rendah. Hal ini menunjukan adanya perbedaan keterampilan membaca pemahaman siswa yang signifikan anatar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Berdasarkan analisis data yang di uji menggunakan Uji Hipotesis yakni Chi Kuadrat (uji-t) yang menunjukkan bahwa nilai thitung = 13,948 dan ttabel (dk = 71 dan taraf signifikansi 5%) = 1,980. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, yakni thitung= 13,948>ttabel= 1,980. Hal ini berarti H0 ditolak sedangkan H1 diterima, sehingga hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca pemahaman siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa. Hasil penelitian ini telah membuktikan hipotesis yang diajukan, yaitu terdapat perbedaan keterampilan membaca pemahaman siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun ajaran 2013/2014. Perbedaan keterampilan membaca pemahaman siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional disebabkan karena perbedaan perlakuan atau treatment dalam proses pembelajaran Sintak pada strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) yaitu (1) Tahap perkenalan bacaan, (2) Tahap pembuatan prediksi, (3) Tahap membaca prediksi, (4) Tahap menguji prediksi, (5) Tahap penyampaian hasil prediksi. Pada tahap perkenalan bacaan, siswa dituntun untuk mengenali bacaan yang akan dibacanya. Siswa diberikan petunjuk judul bacaan yang akan dibacanya, kemudian sisa diberikan beberapa informasi tentang isi bacaan. Menyajikan petunjuk judul dan beberapa informasi tentang isi bacaan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan minat belajar pada siswa. Setelah tahap perkenalan bacaan dilanjutkan dengan tahap pembuatan prediksi. Pada tahap ini, siswa diberikan petunjuk dan beberapa informasi tentang isi bacaan melalui gambar-gambar yang disediakan guru yang kemudian siswa akan membuat prediksi tentang isi bacaan yang akan dibacanya melalui gambar-gambar tersebut. Menyajikan gambar-gambar petunjuk isi bacaan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memprediksi isi bacaan sebelum siswa mengetahui isi bacaan yang akan di bacanya. Setelah tahap pembuatan prediksi kemudian tahap membaca prediksi.Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk membaca dalam hati wacana untuk mengecek prediksi yang dibuat. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dalam hati wacana untuk mengecek prediksi yang telah dibuatnya
merupakan salah satu usaha untuk memaksimalkan hasil prediksi yang telah dibuat dan menumbuhkan rasa keyakinan pada diri siswa atas hasil prediksi yang telah dibuat. Setelah tahap membaca prediksi kemudian tahap menguji prediksi. Pada tahap ini siswa akan diberikan isi bacaan yang sebenarnya dari petunjuk-petunjuk isi bacaan yang telah diberikan sebelumnya. Setelah siswa mengetahui isi bacaan yang sebenarnya maka siswa akan mengecek hasil prediksi yang dibuatnya berdasarkan isi bacaan yang sebenarnya. Jika ada kesalahan antara prediksi yang dibuat dengan isi bacaan yang sebenarnya maka siswa akan membuat gambaran baru yang sesuai dengan isi bacaan yang sebenarnya. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dalam hati wacana untuk mengecek prediksi yang telah dibuatnya berdasarkan isi bacaan yang sebenarnya merupakan salah satu usaha agar siswa dapat mengetahui letak kesalahan yang dibuatnya sehinga akan mampu memaksimalkan hasil prediksi dan menumbuhkan rasa jujur dan tidak malu saat mengungkapkan kesalah yang dibuat dalam prediksi yang dibuatnya. Tahap terakhir yaitu tahap penyampaian hasil prediksi.Pada tahap ini kegiatannya adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan fundamental.Tahap ini dilakukan siswa untuk mengaktifkan kemampuan berpikirnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali cerita dan menceritakan kembali cerita dipelajari. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan kembali cerita dipelajari merupakan salah satu usaha agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran dan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. Berdasarkan langkah-langkah strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) yang dilakukan saat penenelitian, Stauffer (dalam Rahim, 2011: 47) terlihat bahwa: Keunggulan pembelajaran dengan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA), yaitu: (1) guru dalam pembelajaran tidak lagi memposisikan diri
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) sebagai teacher centered melainkan memposisikan diri sebagai mediator dan fasilitator, (2) Siswa diarahkan untuk terlibat dalam satu proses penemuan dalam melakukan kegiatan belajarnya secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) dan konstruktivis sehingga siswa aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, (3) Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar, (4) Siswa dapat memahami materi dengan konsepnya tersendiri, (5) siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan hasil prediksinya, (6) siswa dibiasakan untuk memiliki rasa yakin/percaya diri yang nantinya dapat menubuhkan rasa bangga melalui kegiatan pembelajaran yang memiliki relevansi dengan kehidupan siswa, sehingga siswa tertarik.Dengan semua keunggulan diatas maka minat/perhatian siswapun terfokus pada pembelajaran yang membuat siswa dalam proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan membuat keterampilan membaca pemahaman siswa meningkat. Berbeda halnya dalam pembelajaran dengan model konvensional yang hanya berpusat pada guru sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran konvensional ini merupakan model paling sederhana yang sebagian besar digunakan oleh guru.penyampaian materi dalam pembelajaran konvensional tersebut lebih banyak dilakukan melalui metode ceramah, tanya jawab, serta penugasan yang berlangsung secara terus menerus. Dalam penelitian ini, guru lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pendengar yang pasif dan mengerjakan apa yang disuruh guru serta melakukannya sesuai dengan yang dicontohkan. Sehingga antar siswa sangat jarang terjadi interaksi dan membuat keterampilan membaca pemahaman siswamenjadi rendah. Perbedaan cara pembelajaran antara pembelajaran denganstrategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional tentunya memberikan dampak yang berbeda pula terhadap keterampilan membaca pemahaman. Secara operasional antara
strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dan model pembelajaran konvensional diterapakan pada saat mengajarkan materi yang sama namun cara penyampaiannya yang berbeda. Dalam penelitian ini keterampilan membaca pemahaman siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model konvensional. Maka penerapan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dalam proses pembelajaran dapat dikatakan memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran konvensional. Secara keseluruhan dalam penelitian ini keterampilan membaca pemahaman siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model konvensional Sehingga terdapat perbedaan keterampilan membaca pemahaman antara siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Maka penerapan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dalam proses pembelajaran dapat dikatakan memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran konvensional. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut: (1) keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VA SD Mutiara sebagai kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata nilai 92,3. Apabila digambarkan dalam kurva poligon maka kurva yang terbentuk adalah kurva juling negatif karena Mo>Md>M (100>95>92,3) yang berarti sebagian skor keterampilan membaca pemahaman siswa cenderung tinggi. (2) keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VB SD
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) Mutiara sebagai kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berada pada kategori sangat tinggidengan rata-rata nilai 73,75. Apabila digambarkan dalam kurva poligon maka kurva yang terbentuk adalah kurva juling positif karena Mo<Md<M (65<70<73,75) yang berarti sebagian skor keterampilan membaca pemahaman siswa cenderung rendah. (3) terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran konvensional (thitung> ttabel, thitung= 13,945>ttabel= 1,980). Adanya perbedaan menunjukan bahwa penerapan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity berpengaruh positif terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diajukan 4 saran guna peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam aspek keterampilan membaca pemahaman, sebagai berikut : (1) bagi siswa, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa. Sehingga dengan diterapkannya strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan mampu meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan menyimpulkan isi cerita pada siswa, (2) bagi guru, para guru hendaknya menggunakan strategi pembelajaran Direct Reading Thinking Activity sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa, (3) bagi sekolah, peneliti menyadari bahwa perlakuan yang diberikan kepada siswa sangatlah singkat jika digunakan untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa.
Hal ini terjadi karena keterbatasan peneliti pada pokok bahasan yang telah ditetapkan dan juga karena keterbatasan waktu yang disediakan oleh pihak sekolah. Untuk itu peneliti menyarankan, agar pihak sekolah memberikan pokok bahasan yang lebih luas dan kesempatan dalam jangka yang lebih lama guna memberikan wawasan tentang strategi dalam pembelajaran sehingga upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan lebih mudah untuk terwujud, (4) bagi peneliti, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang sejenis pada pokok bahasan yang lain, sehingga memberikan pengalaman langsung bagi peneliti sebagai calon guru dalam upaya menerapkan pengetahuannya tentang pembelajaran inovatif yang diperoleh dalam perkuliahan. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha BNSP.2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/Madrasah. Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Engkoswara dan Komariah, Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan: Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di sekolahDasar, Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai SuatuKeterampilan Berbahasa, Edisi Kedua. Bandung: Percetakan Angkasa.