eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (2): 511-520 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017
Pengaruh Store atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Eramart Tenggiri Samarinda Indah Sulistiorini 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengaruh antara Store Atmosphere (Suasana Toko) yang terdiri dari sub-sub variabel yaitu: Store Eksterior, General Interior, Store Layout dan Interior Display. Variabel Keputusan Pembelian Konsumen sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data dilakukan degan metode observasi, wawancara dan kuisioner, dan alat analisis meggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis dengan bantuan spss versi 24.00. responden penelitian ini sebanyak 100 orang konsumen Eramart Tenggiri. Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa store eksterior, general interior, store layout, dan interior display secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa store layout berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, store eksterior, general interior dan interior display berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil pengujian korelasi (R) sebesar 0,648 yang berarti bahwa variabel store eksterior, general interior, store layout, dan interior display memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan pembelian konsumen. Kata Kunci : Store Atmosphere, Keputusan Pembelian Pendahuluan Pada dasarnya saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi di dunia perekonomian yang mendorong munculnya kelompok-kelompok bisnis dan kegiatan usaha yang semakin kompetitif. Persaingan yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memenuhi harapan konsumennya. Perusahaan-perusahaan semakin kuat dalam bersaing dengan mengembangkan strategi pemasaran yang lebih agresif lagi untuk menarik perhatian konsumen dan memenuhi harapannya. Di era yang semakin modern memicu munculnya ritel modern di kotakota besar. Melalui ritel, suatu produk dapat bertemu langsung dengan penggunanya. Industri ritel di sini didefinisikan sebagai industri yang menjual produk dan jasa pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, kelompok, atau pemakai akhir. Produk yang dijual 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 511-520
kebanyakan adalah pemenuhan dari kebutuhan rumah tangga termasuk sembilan bahan pokok. Seiring dengan perkembangan jaman, keberadaan pasar tradisional mulai tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern. Bisnis eceran atau biasa disebut dengan pedagang eceran semakin terasa keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Berbagai macam pusat perbelanjaan eceran bermunculan dengan bermacam bentuk dan ukuran yang menyebabkan persaingan dalam dunia ritel semakin ketat. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan eceran yang meramaikan dunia ritel diantaranya adalah minimarket, convenience store, supermarket dan hypermarket. Munculnya berbagai perusahaan pengecer di Indonesia dalam berbagai bentuk toko modern berlaku juga di Samarinda. Banyak gerai-gerai ritel yang ikut meramaikan industri sektor ritel di Samarinda seperti: Indomaret, Alfamart, Hypermart, Giant, Hero, dan pedagang eceran lokal lainnya. Hal ini mendorong perusahaan pengecer besar untuk tetap melakukan penelitian terhadap perilaku para pelanggannya. Hal ini diperlukan untuk dapat memberi masukan kepada pihak manajemen dalam menyusun strategi bersaingnya dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif. Lingkungan toko memiliki peran yang sangat penting untuk menarik konsumen. Store atmosphere (suasana toko) merupakan salah satu elemen penting dari bauran eceran yang mampu mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Saat melakukan pembelian, konsumen tidak hanya memperhatikan barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga lingkungan pembelian yang memberikan kenyamanan bagi konsumen. Desain exterior dibuat menarik dengan adanya etalase yang didesain khusus yang menarik konsumen seperti papan nama yang mudah dilihat yang memudahkan konsumen untuk menemukan Eramart. Desain interior mempunyai keunikan yang khas dari toko, dengan barangbarang tertentu yang dijual dikelompokkan pada tiap rak. Produk yang dijual dikelompokkan berdasarkan fungsi dan manfaatnya, misalnya rak khusus minuman, aneka bumbu masak, toiletries, dan lain sebagainya. Visual merchandising seperti terdapat beberapa produk baru yang ditempatkan di rak atau counter tersendiri dengan dilengkapi media point of sale bahkan dapat juga ditambahi dengan sales promotion girl (SPG), dan layanan yang cepatdalam proses pembayaran. Layout toko yang memudahkan konsumen mendapatkan barang yang dibutuhkan, tetapi konsumen Eramart banyak yang mengeluhkan lay out yang kurang baik seperti penataan gang-gang yang tidak teratur sehingga konsumen yang berbelanja sering bersenggolan yang mengakibatkan ketidaknyamanan. Dengan demikian perusahaan Eramart dituntut untuk menaruh perhatian lebih untuk mengurangi ketidaknyamanan konsumen. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan store atmosphere (suasana toko) yang dilakukan Eramart sebagai salah satu bentuk komunikasi 512
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Indah)
pemasaran agar konsumen tertarik untuk melakukan pembelian sekaligus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan suasana berbelanja yang nyaman. Maka dalam menyusun penelitian ini penulis mengambil judul: “Pengaruh Store Atmosphere (Suasana Toko) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Eramart Tenggiri Samarinda”. Kerangka Dasar Teori Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:32) pengertian pemasaran dari sudut pandang manajerial adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemegang kepentingan. Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (2012:146) pengertian manajemen pemasaran adalah penganalisaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Ritel Menurut Utami (2008) ritel adalah sekelompok kegiatan yang menjual atau menambahkan nilai barang dan jasa pada konsumen akhir untuk digunakan secara pribadi, keluarga atau rumah tangga. Dengan demikain, peran retailing disini adalah sebagai saluran bisnis terakhir distribusi dari mata rantai pabrik kepada konsumen akhir. Bauran Ritel (Retailing Mix) Menurut Foster (2008:49) bauran ritel terdiri dari unsur-unsur strategis yang digunakan untuk mendorong pembeli melakukan transaksi usahanya dengan pedagang eceran tertentu. Store Atmosphere (Suasana Toko) Menurut Ma’ruf (2005:201) store atmosphere adalah salah satu marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembeli, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga. Perilaku Konsumen Menurut Simamora (2008:70) perilaku konsumen lebih menekankan sebagai suatu proses pengambilan keputusan, yaitu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa. Keputusan Pembelian Nitisusastro (2013:90) keputusan konsumen merupakan tahapan proses akhir dari serangkaian tahapan proses yang terjadi pada prilaku konsumen.
513
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 511-520
Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Menurut Kotler dan Keller (2012:148) mengemukkan bahwa proses pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi lima tahapan sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah kebutuhan 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternative 4. Keputusan pembelian 5. Perilaku pasca pembelian Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Menurut Foster (2008:61) menjelaskan bahwa atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif, yaitu mengumpulan data yang berisi uraian, paparan tentang objek yang diteliti dengan menghubungkan hubungan antar variabel yang terlihat di dalamnya. Definisi Operasional Dalam penelitian ini variabel bebas adalah store exterior (X1), general inerio (X2), store layout (X3), interior display (X4) dan variabel terikat adalah keputusan pembelian konsumen (Y). adapun indikator dari store exterior adalah bangunan luar, papan nama toko, pintu masuk, tinggi dan luas bangunan, desain toko, fasilitas parkir, lingkungan sekitar dan keamanan kendaraan. Indicator dari general interior adalah dinding toko yang menarik, cahaya ruangan, musik yang diperdengarkan, pengaturan rak barang yang rapi, pegawai yang ramah, kebersihan toko dan aroma didalam toko. Indikator dari store layout adalah tempat persediaan barang, tempat penitipan barang, pengelompokkan produk, pengaturan gang. Indikator dari interior display adalah penataan produk, tanda petunjuk, papan promosi. Sedangkan indikator keputusan pembelian adalah pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Hasil Penelitian Uji Validitas Berdasarkan hasil uji validitas instrument penelitian didapat bahwa seluruh butir pernyataan yang ada pada kuesioner mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel untuk N=100 dengan nilai 0,361 dengan tingkat signifikansi uji dua arah 5%
514
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Indah)
Uji Realibilitas Hasil uji reliabilitas diketahui dari lima variabel penelitian diketahu bahwa seluruh variabel memiliki cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 sehingga semua variabel dan dimensi penelitian dinyatakan reliable, dan dasar indikator ini akan digunakan pada analisis lebih lanjut. Uji Asumsi Klasik Hasil uji normalitas, multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan autokorelasi menunjukkan bahwa model regresi telash memenuhi asumsi klasik, sehingga dapat dilakukan analisis linear beganda. Hasil analisis Regresi Linear Berganda Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dipenden. Berdasarkan hasil perhitungan analisis diperoleh hasil sebagai berikut: Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients t Model Sig. B Std. Error Beta (Constant) 25.384 1.831 13.860 .000 store exterior .141 .056 .240 2.530 .013 1 general interior .174 .060 .272 2.888 .005 store layout .015 .069 .021 .219 .827 interior display .151 .069 .208 2.204 .030 a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: data diolah Bedasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kolom kedua (Unstandardized Coefficient) bagian B pada baris pertama diperoleh model regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = 25,384 + 0,141X1 + 0,174X2 + 0,015X3 + 0,151X4 + e Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa koefisien arah regresi antara variabel X1, X2, X3, dan X4 menyatakan adanya pengaruh positif terhadap variabel Y. Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Nilai konstanta sebesar 25,384 berarti bahwa jika variabel store exterior, store interior, store layout, interior display sama dengan nol maka, pengambilan keputusan konsumen adalah sebesar 20,484. 2) Nilai koefisien beta pada variabel store eksterior sebesar 0,141 yang berarti bahwa setiap perubahan pada variabel store exterior (X1) sebesar satu satuan akan mengakibatkan perubahan keputusan pembelian konsumen sebesar 0,141 satuan. Sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel store eksterior akan menurunkan keputusan pembelian konsumen sebesar 0,141, dengan asumsi-asumsi lain adalah tetap.
515
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 511-520
3) Nilai koefisien beta pada variabel general interior adalah sebesar 0,174 yang berarti bahwa setiap perubahan pada variabel general interior (X2) sebesar satu satuan akan mengakibatkan perubahan keputusan pembelian konsumen sebesar 0,174 satuan. Sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel general interior akan menurunkan keputusan pembelian konsumen sebesar 0,174 dengan asumsi-asumsi lain adalah tetap. 4) Nilai koefisien beta pada variabel store layout adalah sebesar 0,015 yang berarti bahwa setiap perubahan pada variabel store layout (X3) sebesar satu satuan akan mengakibatkan perubahan keputusan pembelian konsumen sebesar 0,015 satuan. Sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel store layout akan menurunkan keputusan pembelian konsumen sebesar 0,015 dengan asumsi-asumsi lain adalah tetap. 5) Nilai koefisien beta pada variabel interior display adalah sebesar 0,151 yang berarti bahwa setiap perubahan pada variabel interior display (X4) sebesar satu satuan akan mengakibatkan perubahan keputusan pembelian konsumen sebesar 0,151 satuan. Sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel interior display akan menurunkan keputusan pembelian konsumen sebasar 0,151 dengan asumsi-asumsi lain adalah tetap. Pengujian Koefisien Korelasi (R) Dalam output SPSS di peroleh pada tabel hasil uji autokorelasi, koefisien korelasi, dan koefisien determinasi model summaryb diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,648 atau 64%, yang berarti tingkat hubungan antar variabel store exterior (X1), general interior (X2), store layout (X3), interior display (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) pada Eramart Tenggiri termasuk pada tingkat hubungan yang kuat. Pengujian Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Dalam output SPSS di peroleh pada tabel hasil uji autokorelasi, koefisien korelasi, dan koefisien determinasi model summaryb diperoleh nilai koefisien detreminasi didapati besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah 0,42 atau 42%. Sedangkan sisanya 58% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Uji F (serentak) Hasil pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan spss 24.0 adalah sebagai berikut: Uji Hipotesis Secara Simultan ANOVAa Mean Square 2.847 .566
Model Sum of Squares Df 1 Regression 11.389 4 Residual 53.771 95 Total 65.160 99 a. Dependent Variable: keputusan pembelian 516
F Sig. 5.030 .001b
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Indah)
b. Predictors: (Constant), interior display, general interior, store layout, store exterior Sumber: Data Diolah 2016 Berdasarkan output dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 5,030. Dan pada uji F diatas didapatkan taraf signifikasi 0,001 karena nilai signifikasi (Sig) lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa faktor store exterior, general interior, store layout, dan interior display secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Uji T (parsial) Berdasarkan hasil pengolahan program SPSS versi 24.00 maka didapat hasil uji T (Parsial) sebagai berikut: Uji Hipotesis Secara Parsial a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 25.384 1.831 13.860 .000 store exterior .141 .056 .240 2.530 .013 general interior .174 .060 .272 2.888 .005 store layout .015 .069 .021 .219 .827 interior display .151 .069 .208 2.204 .030 a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: Data diolah 2016 Penjelasan untuk uji T pada masing-masing variabel independen adalah sebaga berikut: 1) Store Exterior Nilai Sig. t-hitung X1 0,013 < Alpha 0,05, berarti variabel store exterior (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen (Y). 2) General Interior Nilai Sig. t-hitung X2 0,005 < Alpha 0,05, berarti variabel general interior (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen (Y). 3) Store Layout Nilai Sig. t-hitung X3 0,827 > Alpha 0,05, berarti variabel store layout (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen (Y). 4) Interior Display Nilai Sig. t-hitung X4 0,030 > Alpha 0,05 berarti variabel interior display (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen (Y). 517
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 511-520
Pembahasan a. Pengaruh Store Atmosphere Secara Simultan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Eramart Tenggiri Samarinda. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa keempat variabel store atmosphere (store exterior, general interior, store layout, dan interior display) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kosumen pada Eramart Tenggiri Samarinda. Dengan nilai signifikansi =0,000<0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. b. Pengaruh Store Atmosphere Secara Parsial terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Eramart Tenggiri Samarinda Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel store exterior (X1), general interior (X2), dan interior display (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian konsumen pada Eramart Tenggiri Samarinda (Y), Sedangkan store layout (X3) tidak berpengaruh secara signifikan. a. Store Exterior (X1) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel store exterior berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk melakukan pembelian pada Eramart Tenggiri Samarinda (Y). Positif terlihat dari nilai regresi linear berganda sebesar 0,141 dan sigifikan dilihat dari perhitungan secara parsial ( Uji t) yang ditandai dengan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel yaitu thitung 2,530 > ttabel 1,660. b. General Interior Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel general interior terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart Tenggiri adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari nilai regresi linear berganda sebesar 0,174 dan signifikan dilihat dari perhitungan secara parsial (Uji t) yang ditandai dengan nilai t hitung yang lebih besar dari ttabel yaitu thitung 2,888 > ttabel 1,660. c. Store Layout Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel store layout terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart Tenggiri adalah positif dan tidak signifikan. Positif terlihat dari nilai regresi linear berganda sebesar 0,015 dan tidak signifikan dilihat dari perhitungan secara parsial (Uji t) yang ditandai dengan nilai thitung yang lebih kecil dari ttabel yaitu thitung 0,219 > ttabel 1,660. d. Interior Display Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel interior display terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart Tenggiri adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari nilai regresi linear berganda sebesar 0,151 dan signifikan dilihat dari perhitungan secara parsial (Uji t) yang ditandai dengan nilai t hitung yang lebih besar dari ttabel yaitu thitung 2,204 > ttabel 1,660. 518
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Indah)
Penutup Berdasarkan pengujian secara serempak/simultan (Uji F) membuktikan bahwa semua variabel independen yaitu store atmosphere (store eksterior, general interior, store layout, interior display) secara simultan berpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian konsumen (Y). Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (Uji T) dapat diketahui bahwa variabel store eksterior (X1), general interior (X2), interior display (X4) yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian pada Eramart Tenggiri Samarinda, sedangkan variabel store layout (X3) tidak berpengaruh secara signifikan. Variabel general interior merupakan salah satu variabel pada store atmosphere yang berpengaruh paling dominan pada keputusan pembelian konsumen pada Eramart Tenggiri. Untuk manajemen Eramart Tenggiri disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan store atmosphere yang ada di toko, karena suasana toko yang ada sangat memberikan pengaruh yang signifikan kepada para konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Store layout merupakan hal yang paling dipertimbangkan oleh konsumen, sehingga pihak Eramart Tenggiri harus meningkatkan bagian store layout agar dapat memudahkan konsumen dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa dan memilih barang dan akhirnya melakukan pembelian dan memanfaatkan ruangan toko yang ada seefektif mungkin. Variabel general interior memberikan pengaruh terbesar terhadap keputusan pembelian konsumen. Pencahayaan dan pewarnaan yang membuat konsumen nyaman serta keramahan karyawan dan kebersihan toko menjadi faktor pendukung. Hal ini dilakukan agar konsumen yang berada di dalam toko merasa nyaman dan tidak berpindah ke toko lain. Daftar Pustaka Buku : Alma,B. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Cipta Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Barry, Berman dan Evans. 2007. Retail Management. Jakarta: Erlangga Basu,Swastha dan T.Hani Handoko.2008. Manajemen Pemasaran, Analisa Prilaku Konsumen. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. Yogyakarta: BPFE Basuki,Agus Tri dan Prawoto, Nano. 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Bilson, Simamora. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum Foster, Bob. 2008. Manajemen Ritel. Bandung: Alfabeta 519
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 511-520
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip Hadi, Dewi Rubiyanti. 2004. “Pengaruh Store terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada China Emporium Factory Outlet Bandung”. Skripsi. Universitas Widyatama Kotler, Philip dkk. 2012.Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, Buku 2, Edisi Pertama. Yogyakarta Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jilid 1. Jakarta: PT.Prehalindo Kotler.P dan Amstrong.G. 2007. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid Pertama.Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta Lamb, Charles W; Hair, Joseph F dan McDaniel, Carl.2011. Pemasaran. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat Levy, Michael and Barton Weits. 2008. Retailling Management. Edisi ke-7 Ma’ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Nitisusastro,Mulyadi.2013.Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta Oesman, Marty Yevis. 2010. Sukses Mengelola Marketing Mix, (Kasus Pada Pemasaran Shopping Center) Schiffman dan Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks Gramedia Subagyo, Ahmad. 2010. Marketing In Business. Jakarta: PT Mitra Wacana Media Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta Suharno.2010. Marketing In Practice. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Utami,Christina Widya. 2006. Manajemen Ritel Edisis Pertama. Jakarta: Salemba Empat Utami, Christina Widya. 2008. Manajemen Ritel. Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat Skripsi : Cahyani,Sri Ayu. 2014. “Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Giant”. Skripsi. Universitas Hassanudin Makassar. Dessyana, Cindy Juwita.2013. “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Texas Chicken Multimart II Manado”. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. Widyanto, Ahmad Indra. 2014. ”Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Distro Planet Mall Olympic Garden Kota Malang”. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.
520