PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN CAFE LITTLE WINGS DI BANDUNG TAHUN 2016 THE ROLE OF STORE ATMOSPHERE FOR THE CUSTOMER PURCHASING DECISION LITTLE WINGS CAFE IN BANDUNG 2016 Vita An’nisa
[email protected] Manajemen Pemasaran, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom Jln. Telekomunikasi, Bandung, Jawa Barat, 40257 2016 ABSTRACT The city of Bandung have places eat like cafe and restaurant that has the unique. Paradox marketing used for the purpose of that people target get another atmosphere of life. Store atmosphere could be alternative to distinguish cafe of other atmosphere and store are also a factor that can affect to a decision the purchase of consumers. One cafe being in demand by a number of visitors is Little Wings, cafe this takes the theme shades library and home who interesting and unique like home Barbie. This study entitled “The Role of Store Atmosphere For The Customer Purchasing Decision Little Wings Cafe in Bandung 2016”. This research including the kind of research descriptive and uses the research quantitative. The result of research shows that it was of any respondents regarding store atmosphere and decisions the purchase into category good. In addition, many other factors that can affect decision the purchase of consumers during a visit to cafe such as providing a discount on product.
Kota Bandung memiliki tempat-tempat makan seperti cafe dan resto yang memiliki keunikan tersendiri. Paradox marketing digunakan untuk tujuan agar khalayak sasaran mendapatkan suasana yang berbeda. Store atmosphere bisa menjadi alternatif untuk membedakan cafe yang satu dengan yang lainnya dan store atmosphere juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi terhadap suatu keputusan pembelian konsumen. Salah satu cafe yang diminati oleh banyaknya pengunjung adalah Little Wings, cafe ini mengambil tema nuansa library and home yang menarik dan unik seperti rumah Barbie. Penelitian ini yaitu berjudul “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Cafe Little Wings di Bandung Tahun 2016”. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif serta menggunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tanggapan dari setiap responden mengenai store atmosphere dan keputusan pembelian masuk kedalam kategori baik. Selain itu, banyak faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ketika berkunjung ke cafe seperti memberikan potongan harga pada produk.
Keywords : Paradox Marketing, Store Atmosphere, Keputusan Pembelian
PENDAHULUAN
Kota Bandung merupakan Ibukota Jawa Barat.
kenyamanan pada suatu tempat tersebut dan pilihan
Kota kembang merupakan sebutan lain kota ini
menu yang berkualitas dengan harga yang sangat
karena pada zaman dahulu kota ini dapat dinilai
terjangkau serta fasilitas yang disediakan dengan
sangat cantik dengan banyaknya pepohonan dan
itu
bunga-bunga yang tumbuh disana. Selain itu Kota
pembelian.
konsumen
akan
melakukan
keputusan
Bandung disebut juga paris van javakarena
Banyak café yang memiliki keunikan dan
keindahannya. Kota Bandung juga dikenal oleh
ciri khas yang berbeda-beda. Sehingga banyak café
masyarakat luas sebagai Entertaiment City (Kota
yang berlomba-lomba untuk menciptakan suatu
Hiburan) menawarkan berbagai macam hiburan
inovasi
wisata untuk semua kalanagan tanpa batasan usia.
Keunggulan tersebut dapat diperlihatkan dari
Mulai dari wisata sejarah, wisata alam, wisata
makanan dan minuman yang disajikan oleh café,
belanja, hingga wisata berbagai macam kuliner
memiliki harga yang terjangkau, lokasi café yang
ditawarkan dikota ini. (Sumber: www.detik.com)
strategis,
Seiring
perkembangan
jaman
keunggulan
suasana
yang
tempat
berbeda-beda.
yang
memberikan
dan
kenyamanan, serta memberikan live music dan free
pertumbuhan di Kota Bandung yang memiliki
wifi. Sehingga salah satu cara untuk memenangkan
tempat-tempat makan dan pusat jajanan yang
persaingan adalah dengan membuat susetu yang
banyak diminati wisatawan. Banyak café dan resto
berbeda. Store atmosphere bisa menjadi alternative
yang didirikan di daerah Dago karena daerah
untuk membedakan café yang satu dengan yang
tersebut berada di atas sehingga udara yang berada
lainnya. Perbedaan diperlukan karena dari setiap
disana terasa sangat sejuk, selain itu Kota Bandung
bisnis pasti didapati produk yang serupa dengan
pun terlihat dari atas sehingga ketika malam hari
harga berkisar beda tipis bahkan sama. Store
berada di Dago kita dapat melihat lampu-lampu
atmosphere
kota Bandung dari atas dengan sangat indah.
konsumen untuk tertarik dan memilih dimana ia
Sepanjang jalan menuju café-café dikelilingi
akan berkunjung dan membeli (Kusumawati,
banyak pohon pinus yang tinggi sehingga keadaan
2014:2).
bisa
menjadi
alasan
lebih
bagi
panas ketika berada disana pun tetap terasa sejuk
Menurut Bayu Adrian (2013) mengatakan
oleh udaranya. Banyak café dan resto memiliki
identitas sebuah toko dapat dikomunikasikan
keunikan tersendiri. Keadaan ini menimbulkan
terhadap konsumen melalui dekorasi toko atau
persaingan yang ketat dalam dunia usaha dan
secara lebih luas dari atmospherenya. Meskipun
memaksa perusahaan untuk lebih tanggap terhadap
store
perubahan-perubahan yang terjadi dengan sangat
mengkomunikasikan kualitas produk dibandingkan
cepat dan dinamis (Fajar, 2014). Bervariasi produk
dengan melalui iklan, store atmosphere merupakan
serta keunikkan suasana café dan resto yang dijual
komunikasi
di pasaran membuat konsumen akan lebih selektif
menunjukkan kelas social dari produk-produk yang
dalam memilih suatu produk dan tempat makan
ada didalamnya. Sehingga hal ini dapat dijadikan
untuk berkumpul. Kemudian selain itu perusahaan
alat sebagai pembujuk konsumen untuk melakukan
pun harus menciptakan suasana yang mendukung
proses keputusan pembelian.
agar konsumen dapat tertarik dan tetap merasakan
atmosphere
secara
tidak
secara
diam-diam
langsung
yang
dapat
Dari empat dimensi store atmosphere
melakukan proses keputusan pembelian. Dari
yaitu, exterior, general interior, store layout, dan
penelitian terdahulu membuktikan bahwa store
interior
atmosphere sangatlah berperan penting dalam
display
mempengaruhi
keputusan
konsumen untuk datang ke café Little Wings Bandung.
Store
mempengaruhi pembelian. keadaan
atmosphere
terhadap
Atmosphere
emosi
pembeli
sangatlah
Dari hal tersebut, penulis memiliki ide
keputusan
untuk melakukan penelitian tentang: penerapan
mempengaruhi
store atmosphere yang dilakukan café Little Wings,
proses toko yang
melakukan proses keputusan pembelan.
menyebabkan
mengetahui
bagaimana
keputusan
pembelian
meningkatnya atau menurunnya pembelian. Store
konsumen café Little Wings, dan seberapa besar
atmosphere yang didesain secara tepat dan menarik
pengaruh store atmosphere terhadap keputusan
sangatlah berpengaruh untuk mendorong konsumen
pembelian di café Little Wings Bandung.
TINJAUAN PUSTAKA Tabel 1 Penelitian Terdahulu No 1.
Judul
Publikasi
The effect of
Kemal Yildirim,
age, gender
Kubulay Cagatay,
and
Mehmet Lutfi
education
Hidayetoglu
level on
( Journal of Retail
customer
Persamaan a. Jenis
Perbedaan
Kesimpulan
Perbedaan
Hasil penelitian
penelitian
bahwa efek dari usia,
terdahulu dengan
jenis kelamin dan
analisis
penelitian yang
pendidikan di
sederhana
dilakukan peneliti
persepsi pelanggan
& Distribution
adalah variabel X1:
berkenaan dengan
evaluations
Management
usia, X2: jenis
store atmosphere
of retail
Vol.43 Iss 8
kelamin, X3:
furniture
pp.712-726, 2015)
tingkat pendidikan
store
(Jurnal
atmospheric
Internasional)
penelitian b. Metode
attributes 2.
Pengaruh
LilyHarlina Putri,
a. Metode
Perbedaan
Hasil penelitian
Store
Srikandi Harlina
analisis
penelitian
bahwa Store
Atmosphere
Putri, Andriani
deskriptif
terdahulu dengan
Atmosphere memiliki
Terhadap
Kusumawati
penelitian yang
pengaruh signifikan
Keputusan
(Jurnal
dilakukan
terhadap keputusan
Pembelian
Administrasi
penelitian adalah
pembelian
Dan
Bisnis (JAB), Vol
pengumpu
metode penelitian
Kepuasan
15 No.2, 2014)
lan data
yang diteliti yaitu
Pelanggan
(Jurnal Nasional)
(Studi pada Monopoli Cafe and
b. Jenis penelitian c. Metode
path analysis
Resto Soekarno Hatta Malang)
Landasan Teori dan Kajian Pustaka
yang semakin lama semakin bernilai dengan
A.
Konsep Pemasaran
pelanggan
Menururt Daryanto (2013:1) menyatakan
berkepentingan.
dan
pihak-pihak
yang
pemasaran adalah suatu proses social dan manjerial
10. Pasar: terdiri dari semua pembeli potensial
dimana individu dan kelompok mendapatkan
yang memiliki kebutuhan dan keinginan
kebutuhan
dengan
tertentu serta mau dan mampu turut dalam
menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu
pertukaran untuk memenuhi kebutuhan dan
yang bernilai satu sama lain.
keinginan tersebut.
1.
2.
3.
dan
keinginan
mereka
Kebutuhan: keadaan merasa tidak memiliki
5.
transaksi
Keinginana: bentuk kebutuhan manusia yang
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.
dihasilkan oleh budaya dan kepribadian
12. Pemasar: orang yang mencari sumber daya
individual. Contoh: rang Madiun sarapan
dari orang lain dan mau menawarkan suseautu
dengan nasi pecel.
yang bernilai untuk itu.
Permintaan;
keinginan
manusia
B.
Produk: segala sesuatu yang dapat ditawarkan
mungkin
terjadi
dalam
Paradox Marketing Menurut
Philip
Koller
(2013),
paradox
kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
marketing
digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat
bertentangan atau berbeda dengan konsep-konsep
memuskan keinginan atau kebututhan produk
pemasran yang biasa. Model ini bertujuan untuk
mencakup obyek fisik, jasa, orang,tempat,
menciptakan kondisi yang berbeda dengan kondisi
organisasi, dan gagasan.
pemasaran yang ada dengan tujuan agar khalayak
Nilai bagi pelanggan: perbedaan antara
sasaran
manfaat yang dinikmati pelanggan karena
Paradox marketing tetap menggunakan konsep
memiliki serta menggunakan suatu produk
“4P” Product, Price, Place, Promotion.
Kepuasan pelanggan: sejauh mana anggapan
Pertukaran:
merupakan
salah
satu
memelihara, dan meningkatkan hubungan erat
proses
mendapatkan
pemasaran
suasana
yang
yang
berbeda.
paradox marketing memiliki enam konsep, seperti : a.
Value Equation
:
Peningkatan
nilai untuk meningkatkan value. b.
Transaksi: merupakan tercapainya persetujuan
Hubungan pemasaran: proses menciptakan,
adalah
Arief Yahya (2013) mengemukakan bahwa
cara
mengenai pertukaran. 9.
yang
yang
mendapatkan suatu produk yang diinginkan. 8.
dalam
butuh makan.
kinerja produk memenuhi harapan pembeli. 7.
manusia
hubungan dengan pasar untuk mewujudkan
dan biaya untuk memiliki produk tersebut. 6.
kegiatan
kepuasan dasar. Contoh: manusia, lapar maka
didukung dengan daya beli. 4.
11. Pemasaran:
More for Less
: Meningkatkan
value dengan harga rendah. c.
Polarity Management
:
Dampak
positif dan negatif menilai produk
d.
sendiri sesuai positif negatif, kemudian
menarik orang-orang untuk mengunjungi dan
kombinasikan untuk mengurangi negatif.
masuk kedalam toko. Elemen exterior ini memiliki
Blue Ocean Strategy
sub-sub elemen, yaitu:
: Menciptakan
strategi nilai baru terhadap persaingan,
luar toko (store’s exterior) memiliki pengaruh yang
seperti membedakan produk. e.
f.
Buyer as Seller
:
Menurut Berman dan Evan (2010:509) bagian
Penjualan
sangat kuat dalam membentuk citra toko tersebut
yang menjual dikomunitas-komunitas
maka dalam hal ini bagian luar toko harus
tanpa membayar.
direncanakan dengan sangat baik. Jika bagian luar
Berawal dari Akhir
: Melihat hasil
toko ditata dengan menarik dan unik, hal ini akan
akhir dari penjualan untuk berjalan
menarik orang-orang untuk mengunjungi dan
selanjutnya
masuk kedalam toko. Elemen exterior ini memiliki
kembali
agar
menjadi
panduan kedepan penjualan menjadi lebih baik.
sub-sub elemen, yaitu: a. Storefront (Tampak Depan Toko) Tampak depan toko meliputi kombinasi
C.
Store Atmosphere
simbol papan nama (marquee) dan pintu
Menurut Levy and Weitz (2012:490) store
masuk (store entrances), dan kontruksi
atmosphere adalah “atmospheric refers to the
bangunan.
design of an environment communication, lighting
mencerminkan keunikan, kemantapan,
colour, music and scent to stimulate customers’
kekokohan, atau pun hal-hal lain yang
perceptual and emotional responses and ultimately
sesuai
affect their purchase behavior”. Dapat diartikan
Khususnya konsumen baru yang sering
sebagai,
desain
menilai bagian luar toko terlebih dahulu
visual,
sebagai exterior menjadi faktor penting
pencahayaan, warna, music, dan aroma untuk
yang mempengaruhi konsumen untuk
mensimulasikan
emosi
mengunjungi toko.
pelanggan dan pada akhirnya mempengaruhi
b. Marquee (Simbol)
atmosphere
lingkungan
mengacu
seperti
respon
pada
komunikasi
persepsi
dan
perilaku pembelian mereka”.
Storefront
dengan
citra
toko
harus
tersebut.
Marquee merupakan suatu tanda yang
Atmosphere toko memiliki elemen-elemen
digunakan untuk memajang nama atau
untuk membangun atmosfer toko yang ingin
logo dari suatu toko. Marquee dapat
disiptakan. Berman dan Evan (2010:509) membagi
dibuat dengan teknik pewarnaan atau
elemen atmosphere toko kedalam empat kunci,
penggunaan lampu neon, dicetak dengan
yaitu exterior, general interior, store ayout, dan
penggunaan huruf dan marquee dapat
interior displays.
ditampilkan hanya logo atau nama saja
1.
Exterior (Bagian Luar Toko)
atau dapat digabungkn dengan slogan
Menurut Berman dan Evan (2010:509) bagian
dan informasi lainnya.
luar toko (store’s exterior) memiliki pengaruh yang
c. Store entrances (Pintu Masuk)
sangat kuat dalam membentuk citra toko tersebut
Pintu masuk memiliki tiga masalah yang
maka dalam hal ini bagian luar toko harus
harus di putuskan:
direncanakan dengan sangat baik. Jika bagian luar
1) Jumlah
toko ditata dengan menarik dan unik, hal ini akan
pintu
masuk
harus
ditentukan. Menyesuaikan dengan
besar kecilnya bangunan toko. Faktor
f. Surrounding storesand the surrounding
yang membatasi jumlah pintu masuk
area (Lingkungan Sekitar Toko)
adalah adanya potensi pencurian dan
Surrounding stores and surrounding
masalah keamanan lainnya.
area
2) Jenis
pintu
masuk
digunakan.
Pintu
yang msuk
harus dipelajari. Surrounding
akan
stores mengisyaratkan kisaran harga,
dapat
tingkat
pelayanan,
dan
menggunakan pintu otomatis, atau
Surrounding
pintu tarik dorong.. Untuk lantai
demografi dan gaya hidup masyarakat
pintu masuk dapat digunakan semen,
yang tinggal disekitar toko.
keramik atau karpet. Pencahayaan dapat
menggunakan
area
lainnya.
mencerminkan
g. Parking facilities (Fasilitas Parkir)
lighting
Fasilitas parkir yang luas, aman, dan
tradisional atau lampu pijar, cahaya
memiliki jarak yang dekat dengan toko
putih atau berwarna dan pencahayaan
akan menciptakan suasana yang positif
yang berkedip ataupun konstan.
bagi toko.
3) Lebar pintu masuk. Pintu masuk
2.
General Interior (Interior Umum)
yang lebar akan menciptakan suasana
Menurut Berman dan Evan (2010:509) ketika
dan mood yang berbeda daripada
konsumen berada didalam toko, elemen-elemen ini
pintu masuk yang sempit.
akan mempengaruhi persepsi mereka, sehingga
d. Display windows (Tampilan Jendela
harus direncanakan dan ditata sebaik mungkin. Sub
Pajang)
elemen dalam general interior adalah sebagai
Display windows mempunyai dua tujuan
berikut:
utama yaitu: (1) Mengidentifikasi suatu
a. Flooring
toko dan barang-barang yang ditawarkan
Lantai yang dipilih dapat berupa semen,
(2)
Mendorong
orang-orang
untuk
kayu, karpet dan lain-lain. Memakai
Suatu
dapat
karpet yang tebal dan mewah akan
memajang barang-barang yang dijual
menciptakan suasana yang berbeda dan
dan memperlihatkan adanya potongan
terkesan eksklusif dibandingkan lantai
harga kepada orang-orang.
yang hanya semen.
memasuki
toko.
toko
e. Exterior building height Exterior
building
disamarkan
atau
Menyamarkan
b. Lighting and Colors height
tidak
ketinggian
dapat
Pencahayaan yang terang dengan warna
disamarkan.
yang cerah berkontribusi menciptakan
bangunan,
suasana
yang
bagian dari toko atau shopping center
pencahayaan
berada
dinding
dibawah
permukaan
tanah.
berbeda
berwarna putih
daripada
pastel
yang
atau polos.
Bangunan ini tidak akan menimbulkan
Pencahayaannya bisa langsung maupun
kesan mengintimidasi orang-orang yang
tidak langsung, berwarna putih atau
tidak menyukai bangunan berstruktur
warna-warni, pencahayaan yang konstan
besar.
maupun berkedip-kedip.
Tidak
menyamarkan
tinggi
bangunan, maka seluruh toko dapat dilihat oleh pejalan kaki.
c. Scent and Sounds
j. Dead Areas
Scent and Sounds sangat mempengaruhi
Dead area merupakan ruangan yang
suasana hati konsumen. Suatu restoran
biasanya tak bisa digunakan untuk
dapat menggunakan aroma makanan
pajangan yang normal karena akan
untuk
terasa janggal. Pengelola toko harus bisa
meningkatkan
orang-orang,
dan
menggunakan
aroma
selera toko
makan kosmetik
parfum
untuk
menarik pembeli.
memanfaatkan
dead
area
tersebut
dengan bisa meletakan tanaman atau cermin.
d. Store Fixtures
k. Store Personel
Peletakan dan penyusunan peralatan
Pramuniaga ataupun karyawan yang
toko harus direncanakan dengan baik
sopan,
dan memikirkan estetika toko seperti
memiliki pengetahuan yang cukup baik
peletakan pintu, ruang penyimpanan dan
dapat menciptakan suasana yang positif
rak-rak pajangan.
untuk meningkatkan loyalitas konsumen
e. Wall Textures
menarik
dan
dan citra perusahaan.
Pemilihan tekstur dinding juga dapat mempengaruhi penurunan
berpenampilan
peningkatan
kesan
dari
dan
konsumen
terhadap suatu toko.
l. Merchandise Pengelola toko harus bisa memilih produk
yang
dijual
mempengaruhi
f. Temperature
citra
karena toko.
akan
Memilih
produk yang dibutuhkan dan diinginkan
Suhu udara juga sangat mempengaruhi
konsumen akan mempengaruhi mood
suasana hati konsumen. Pengaturan suhu
konsumen tersebut.
ini harus disesuaikan dengan suhu luar
m. Price Levelsand Displays
toko disesuaikan dengan luas toko,
Lebel harga harus dicantumkan pada
jendela, dan air conditioner (AC).
produk atau pad arak tempat produk
g. Aisles Create
tersebut berada ataupun kombinasi dari
Lebar jarak di toko harus diperhatikan
keduanya.
oleh pemilik toko, agar konsumen
n. Technology
merasa nyaman ketika akan berkeliling
Penggunaan
teknologi
toko dan melihat-lihat.
diperbaharui
dapat
h. Dressing Facilities
yang
terus
mengesankan
konsumen dengan pelaksanan kegiatan
Kamar pas dapat dibuat polos atau tidak ada.Namun untuk beberapa konsumen,
operasional toko yang cepat dan efesien. o. Store Cleanliness
adanya kamar pas dapat menjadi faktor
Pengelola
mereka untuk memilih toko tersebut.
kebersihan toko. Walaupun suatu toko
i. Vertical Transportation
toko
harus
menjaga
memiliki exterior dan interior yang baik,
Suatu toko yang memiliki banyak lantai
namun
harus
menimbulkan rasa tidak nyaman pada
memiliki
transportasi
vertical
seperti elevator, escalator dan tangga.
jika
konsumen.
tidak
dirawat
dapat
3.
Store Layout (Tata Letak Toko)
3)
Menurut Berman dan Evan (2010:509) pada poin
ini,
store
layout
secara
Market segment product groupings Pengelompokan
konsekuen
varian
produk
yang sama.
direncanakan dan diterapkan oleh retailer.
4)
a. Allocation Of Floor Space.
Storabillity product groupings Pengelompokan
produk
yang
Setiap toko memiliki sejumlah ruangan
membutuhkan penanganan yang
untuk mengalokasikan penjualan, produk
khusus.
yang dijual, karyawan dan konsumen.
c. Determination Of a Traffic-Flow Pattern
Tanpa adanya alokasi ini, peritel tidak
1)
A Straight Traffic Flow
akan mengetahui ruangan yang tersedia
Peraturan
untuk penempatan displays, signs, rest
konsumen untuk mengikuti alur
room dan lainnya.
didalam toko.
Ruangan
yang
harus
dialokasikan
2)
ini
mengarahkan
A Curving Traffic Flow
adalah:
Peraturan
1)
Selling space
konsumen membuat pola alurnya
Ruang untuk memajang barang-
sendiri.
barang yang dijual, untuk interaksi
2)
d. Detemination Of Space Needs Ruangan untuk kategori produk yang
Merchandise space
dikalkulasikan berdasarkan ukuran, jenis
untuk
menyimpan
stok
dan manfaat produk tersebut.
barang yang tidak dipajang.
4)
memungkinkan
antara penjual dan pembeli
Ruang
3)
ini
e. Mapping Out In-store Locations
Personnel space
Lokasi setiap lantai harus ditentukan
Ruang ini untuk karyawan berganti
oleh toko yang memiliki beberapa lantai.
baju, makan siang, dan beristirahat.
Penentuan kategori produk mana yang
Customer space
ditempatkan pada lantai berapa dan
Ruangan yang disediakan untuk
bagaimana layoutnya.
meningkatkan
kenyamanan
f. Arrangement Of Individual Products
konsumen, seperti toilet, ruang
Produk-produk yang dijual harus ditata.
tunggu dan tempat parkir.
Produk yang paling menguntungkan
b. Classification Of Store Offerings Barang-barang
yang
ditempatkan pada tempat yang baik dan
dijual
dapat
tiap produk disusun berdasarkan ukuran,
dikelompokan seperti berikut:
warna, dan merek berdasarkan minat
1)
konsumen.
Fuctional product groupings Memajang
2)
produk
berdasarkan
4.
Interior (Point Of Purchase) Displays
penggunakan akhir yang sama.
Setiap point of purchase (POP) display ini
Purchase
menyediakan informasi untuk pengunjung
motivation
product
groups Pengelompokan
toko, barang
mempengaruhi
suasana
toko
dan
yang
berfungsi sebagai promosi yang terus menerus
membuat konsumen menghabiskan
untuk meningkatkan penjualan dan laba toko.
waktu yang lama untuk berbelanja.
Menurut Berman dan Evan (2010:510) ada
beberapa tipe display dan peritel biasanya
menciptakan kesan murah dan dapat
mengkombinasikan tipe-tipe ini:
mengurangi biaya display.
a. An Assortment Display Menampilkan produk yang dijual dengan “produk
yang
dapat
dibuka”
D.
akan
Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Lane dalam Hidayat, dkk
mendorong konsumen untuk merasakan,
(2012:9)
melihat dan mencoba produk yang
menjadi:
dijual.
1.
b. A Theme Setting Display Riteler
dapat
menata
keputusan
pembelian
dikelompokan
Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli
display
toko
mengenali
masalah
atau
mereka dengan musim atau peringatan
Kebutuhan
tersebut
dicetuskan
hari tertentu, misal hari Valentine, hari
rangsangan
internal
Kemerdekaan dan hari lainnya untuk
Rangsangan internal merupakan salah satu
membuat kegiatan belanja konsumen
kebutuhan umum seseorang lapar atau haus,
semakin menyenangkan.
sedangkan
oleh
merupakan
rangsangan
c. An Ensemble Display
kebutuhan.
atau
oleh
eksternal.
rangsangan
eksternal
dari
lingkungan
Menampilkan produk secara lengkap
seperti seseorang bisa mengagumi mobil baru
akan lebih baik daripada menampilkan
tetangganya dan memikirkan kemungkinan
produk dengan kategori yang berbeda.
melakukan suatu pembelian.
Seperti mannequin ditampilkan dengan
2.
Pencarian Informasi
kombinasi sepatu, baju, celana dan
Konsumen yang terangsang kebutuhannya
aksesoris yang tepat dapat membuat
akan mencari informasi yang lebih banyak.
konsumen melakukan pembelian produk.
Sehingga yang menjadi perhatian utama dari
d. A Rack and Case Display
pemasar adalah sumber-sumber informasi
Rak pajang memiliki fungsi untuk
yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh
meletakan dan memajang produk dengan
tiap sumber tersebut terhadap keputusan
rapi. Rak pajang ini harus diatur dengan
pembelian. Sumber informasi digolongkan
baik
kedalam empat kelompok, yaitu:
agar
mengembalikan
konsumen produk
tidak dagangan
a. Sumber
ditempat yang salah. Case berfungsi
pribadi:
keluarga,
teman,
tetangga, kenalan
untuk meletakan produk yang lebih berat
b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga,
dan besar daripada barang di rak pajang.
penyalur, kemasan, pajangan di toko
e. A Cut Case and Dump Bin
c. Sumber public: media massa, organisasi
Cut case merupakan kotak atau tempat
penentu peringatan konsumen
yang digunakan untuk membawa dan membungkus
barang-barang
d. Sumber
yang
berukuran kecil. Dump bin merupakan
pengalaman:
penanganan,
pengkajian dan pemakaian produk 3.
Evaluasi Alternatif
kotak atau tempat yang berisi tumpukan
Tahap
barang yang telah diturunkan harganya
informasi yang didapatkan dan mengevaluasi
atau di diskon. Cut case dan dump bin
dimana
seseorang
mengumpulkan
4.
alternatif-alternatif suatu produk yang sesuai
didefinisikan sebagai segenap aspek interior (ruang
dengan kebutuhan.
dalam
Keputusan Pembelian
Terutama
Dalam pembelian, konsumen bisa mengambil
pewarnaan (color), musik, dan wangi atau aroma”.
lima sub-keputusan: merek (merek A), dealer
5.
toko)
yang
mempengaruhi
penjualan.
pencahayaan
(lighting),
meliputi
Adapun elemen-elemen store atmosphere
(dealer 2), keantitas (sebuah computer), waktu
menurut Berman dan Evans (2010:509),
(akhir pekan) dan metode pembayaran (kartu
mengemukakan bahwa store atmosphere terdiri dari
kredit).
empat elemen yaitu sebagai berikut:
Dalam
suatu
kasus
pembelian,
misalnya dalam membeli gula konsumen tidak
1.
Exterior Facilities
banyak
2.
General Interior
pembayaran maupun pemasoknya.
3.
Store Latout
Perilaku Pasca Pembelian
4.
Interior Displays
berpikir
mengenai
metode
ia
Tahap dimana konsumen telah melakukan
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:176), ia
pembelian dan mengukur kepuasan mereka
mengemukakan bahwa tahapan dalam proses
terhadap produk tersebut. Jika poduk yang
pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima
mereka beli tidak sesuai dengan harapan maka
tahap, yaitu:
konsumen akan merasa tidak puas, jika sesuai
1.
Pengenalan Masalah
harapan maka mereka akan sangat puas, jika
2.
Pencarian Informasi
melebihi dari yang mereka harapkan maka
3.
Evaluasi Alternatif
diharapkan dapat melakukan pembelian ulang.
4.
Keputusan Pembelian
Komunikasi
5.
Perilaku Pasca Pembelian
pemasaran
harus
memasok
keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan
Store atmosphere bertujuan untuk menarik
pilihan konsumen dan membantu konsumen
perhatian konsumen untuk berkunjung didalam
merasa nyaman dengan merek.
store
atau
toko
yang
dapat
memberikan
kenyamanan serta kepuasan tersendiri terhadap E.
Hubungan Store Atmosphere Terhadap Proses
konsumen apabila berkunjung dalam sebuat store
Keputusan Pembelian
dengan
Menurut Kusumawati (2014:2) menyatakan
demikian disimpulkan bahwa Store Atmosphere
bahwa Store atmosphere bisa menjadi alasan lebih
yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan
bagi konsumen untuk tertarik dan memilih dimana
pengaruh positif terhadap keputusan pembelian
ia akan berkunjung dan membeli. Sedangkan,
konsumen.
atmosphere
yang
menarik.
Dengan
menurut Sujana (2011:103) “Store atmosphere
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
penelitian
kuantitatif,
yaitu
metode
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2014:35).
Jenis
penelitian
yang
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif.
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan instrument penelitian, analisis data
data primer dan skunder.
bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan
Menurut Sugiyono (2013:193) data primer
sebagai sumber skunder, yang berarti sumber
dijelaskan sebagai sumber data yang langsung
skunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpulan data. Data
memberikan data pengunpulan data, seperti melalui
ini dapat diperoleh melalui penyebaran kuisioner,
orang lain atau dokumen. Data skunder ini
atau wawancara langsung objek sampel. Data
diperoleh secara tidak langsung dari website,
primer dalam penelitian ini dapat dari hasil
jurnal, buku dan penelitian terdahulu yang terkait
penyebaran kuesioner kepada pengunjung café
akan penelian ini.
Little Wings di Kota Bandung. Sedangkan menurut
Adapun operasional variabelnya sebagai
Sugiyono (2013:137) data skunder dijelaskan
berikut:
Tabel 2 Operasional Variabel
Variabel
Definisi
Sub Variabel
Store
Atmosfer
Exterior
Atmosphere
mengacu
(bagian luar
(X)
pada desain lingkungan seperti
toko)
Indikator 1. Storefront
bangunan cafe
toko)
unik.
2. Marquee (simbol)
2. Logo cafe Little
3. Store Entrances
, warna,
(pintu masuk) 4. Display
3. Tampilan pintu
4. Tampilan jendela cafe membuat
mensimulasi
(tampilan
saya tertarik
kan respon
jendela
masuk
persepsi dan
pajang)
kedalamnya.
5. Parking
5. Lokasi parkir cafe
pelanggan
Facilities
tidak menutupi
dan pada
(fasilitas
tampak depan
akhirnya
parker)
cafe.
hi perilaku pembelian mereka. (Levy and Weitz, 2012 : 490)
Ordinal
Ordinal
masuk cafe unik.
Windows
mempengaru
Ordinal
Wings terlihat
aroma untuk
emosi
Skala
jelas.
pencahayaan
music dan
1. Tampilan
(tampak depan
komunikasi visual,
Pernyataan
Ordinal
Ordinal
General
6. Flooring
6. Lantai cafe
Interior
berbeda dengan
(interior
cafe lainnya.
umum)
7. Lighting and
7. Pencahayaan
colors
ruangan cafe
(pencahayaan
membuat saya
dan warna)
nyaman.
8. Scent and sound
8. Music yang
Ordinal
Ordinal
Ordinal
berada didalam cafe mebuat saya nyaman.
9. Store Fixtures
9. Estetika
Ordinal
penyususnan peralatan di cafe sangat baik. 10. Temperature
10. Udara ruangan
Ordinal
cafe terasa sejuk. 11. Airless Create
11. Library yang
Ordinal
disediakan tersusun rapih. Store Layout (tata letak
12. Allocation Of 12. Akses menuju Floor Space.
toko)
Ordinal
toilet di cafe mudah.
Interior (Point 13. A Theme
13. Design layout
Of Purchase)
Setting
membuat saya
Displays
Display
ingin berlama-
Ordinal
lama di cafe. 14. Tema cafe yang
Ordinal
diperlihatkan di hari besar sudah baik. 15. Event yang
Ordinal
digelar cafe Little Wings menarik. Keputusan
Keputusan
Pembelian
pembelian
(Y)
adalah pemahaman konsumen tentang
16. Saya membutuhkan Pengenalan Masalah
cafe yang bisa membuat suasana hati nyaman.
Ordinal
keinginan dan kebutuhan akan suatu produk dengan menilai dari sumbersumber yang ada dengan menetapkan tujuan pembelian serta mengidentifi kasi alternative sehingga pengambilan keputusan untuk membeli yang disertai dengan perilaku setelah melakukan pembelian. (Hasan, 2013:180) 17. Saya selalu
Ordinal
mencari Pencarian Informasi
informasi tentang cafe dari berbagai media. 18. Saya selalu membandingkan
Evaluasi Alternatif
fasilitas setiap cafe yang saya kunjungi
Ordinal
19. Saya
Ordinal
memutuskan untuk
Keputusan Pembelian
mengunjungi cafe Little Wings Bandung 20. Saya merasa puas
Ordinal
dengan fasilitas
Perilaku Pasca Pembelian
yang diberikan cafe Little Wings.
A.
POPULASI
Keterangan:
Populasi dapat diartikan sebagai wilayah
n = Jumlah sampel minimum
generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
z = Kuadrat dari confidenceinterval = Tngkat kepercayaan
yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari
e = Tingkat kesalahan yang masih dapat diterima
dari
p = Perkiraan proporsi keberhasilan
kemudia
2014:148).
ditarik
Populasi
kesimpulan dalam
(Sugiyono,
penelitian
ini
pengunjung cafe Little Wings di Kota Bandung.
q = Perkiraan proporsi kegagalan atai 1-P Peneliti
mengambil
sampel
berdasarkan
Dalam penelitian ini jumlah populasi dari cafe
rumus diatas, maka jumlah sampel yang dapat
Little Wings Bandung sudah diketahui dengan pasti
diambil dalam Zikmund (2010:436) ditetapkan
jumlahnya 2.310 dalam sebulan.
nilai = 1,96. Penelitian ini menentukan tingkat kesalahan
B.
sebesar
10%.
Sementara
itu,
SAMPEL
propobabilitas kuesioner benar q (diterima) atau
Menurut Sugiyono (2010:81) sampel adalah
salah p (ditolak) masing-masing 0,5 maka:
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
n
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan
n
penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
n
dana, tenaga, waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
dibulatkan menjadi n= 100 Dengan disimpulkan bahwa sampel yang
itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
diambil sekitar 96,04 dan dibulatkan menjadi 100
harus betul-betul respresentatif (mewakili) karena
agar lebih mewakili populasi.
junlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara jelas jumlahnya, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah rumus Bernoulli sebai berikut:
n
𝑍
𝑎
Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah : Uji hipotesis ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat
𝑝𝑞
(𝑒)
signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah suatu koefisien regresi yang secara statistic tidak sama dengan nol, berarti dapat
dikatakan
bahwa
tidak
cukup
bukti
untuk
mengetahui apakah variabel independen
menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh
secara
bersama-sama
atau
simultan
terhadap variabel terikat.
mempengaruhi variabel dependen. Menurut
H0 : Store Atmosphere tidak mempunyai hubungan
Sugiyono (2012:262) rumus untuk Uji F
secara signifikan dan tidak berpengaruh terhadap
yaitu:
keputusan pembelian pada café Little Wings di Bandung. F=
H1 : Store Atmosphere mempunyai hubungan secara
signifikan
dan
berpengaruh
(
)(
)
terhadap
keputusan pembelian pada café Little Wings di
Keterangan:
Bandung.
R = Koefisien Korelasi Ganda k = Jumlah Variabel Independen
Adapun rancangan uji hipotesis yang masuk
n = Jumlah Anggota Sampel
dalam satu rangkaian dengan analisis regresi linier
a.
sederhana ini, berikut: 1.
Jika F hitung < F tabel, maka H0
Uji T
Ditolah dan H1 diterima yang berarti
Uji T secara parsial, menurut Ghozali
ada
(2011:178) uji parsial digunakan untuk
terhadap variabel Y.
mengetahui variabel
pengaruh
independen
masing-masing terhadap
variabel
dependen. a.
b.
3.
pengauh
antara
variabel
X
Uji Koefisien Determiasi, Menurut Ghozali (2011:177) didapat dari angka R square atau angka korelasi yang dikuadrankan. Angka
T hitung < T tabel, maka H0 diterima
tersebut mengandung arti bahwa variabel
dan H1 ditolah, yang berarti tidak ada
independent dapat menjelaskan variabel
pengaruh antara variabel X terhadap
dependent sebesar angka yang tertera di R
variabel Y.
Square). Rumus koefiseien determinasi
T hitung > T tabel, maka H0 ditolah
adalah sebagai berikut:
dan H1 diterima yang berarti ada
Kd = R2 x 100%
pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. 2.
Keterangan:
Uji F
Kd = Koefisien Determinasi
Uji F secara simultan, menurut Ghozali
R = Koefisien Relasi Variabel Bebas
(2011:177) uji simultan digunakan untuk
Dengan Variabel Terikat.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.
Penerapan Store Atmosphere PadaCafe
didapatkan hasil tanggapan responden terhadap
Little Wings Di Bandung Berdasarkan
Store Atmosphere melalui 15 pernyataan mengenai
Persepsi Pelanggan.
Store Atmosphere sebagai berikut:
Berdasarkan kuesioner penelitian yang telah disebarkan
kepada
100
responden,
maka
Tabel 3 Tanggapan Responden Mengenai Store Atmosphere (X) No.
SS
Item
4
3
2
1
34
66
0
0
100
334
34%
66%
0%
0%
100%
83,5%
14
64
16
6
100
286
14%
64%
16%
6%
100%
71,5%
17
79
4
0
100
313
17%
79%
4%
0%
100%
78,25%
24
66
10
0
100
314
24%
66%
10%
0%
100%
78,5%
7
78
15
0
100
292
7%
78%
15%
0%
100%
73%
13
69
18
0
100
295
13%
69%
18%
0%
100%
73,75%
17
71
12
0
100
305
17%
71%
12%
0%
100%
76,25%
19
70
11
0
100
308
19%
70%
11%
0%
100%
77%
18
79
3
0
100
315
18%
79%
3%
0%
100%
78,75%
17
76
7
0
100
317
17%
76%
7%
0%
100%
79,25%
16
84
0
0
100
316
16%
84%
0%
0%
100%
79%
9
80
11
0
100
298
9%
80%
11%
0%
100%
74,5%
26
68
6
0
100
320
26%
68%
6%
0%
100%
80%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
S
TS
STS Jumlah
Skor
Skor
Total
Jumlah 400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
No.
SS
Item
4
3
2
1
16
78
6
0
100
310
16%
78%
6%
0%
100%
77,5%
10
76
13
1
100
295
10%
76%
13%
1%
100%
73,75%
14
15
S
TS
STS Jumlah
Skor
Skor
Total
Jumlah 400
400 4.618
Total Skor
6.000 76,96%
Sumber: Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 3 garis kontinum yang dihasilkan sebagai berikut:
Sangat Buruk
25%
Buruk
43,75%
Baik
62,5%
Sangat Baik
81,25%
100%
76,96% Garis Kontinum Store Atmosphere (X) Sumber: Olahan Penulis, 2016
Secara
keseluruhan
berdasarkan
garis
yang sejuk sehingga banyak konsumen yang
kontinum pada variabel store atmosphere berada
merasa nyaman berada didalam cafe. Sebanyak
pada skor 76,96% dan masuk kedalam kategori
23,04% responden merasa kurang setuju atas
baik. Sehingga dapat disimpulkan secara umum
fasilitas parkir yang tidak beraturan, penempatan
pelaksanaan store atmosphere dengan indicator
logo cafe yang berada didalam sehingga tidak
yang dikemukakan diatas dianggap baik. Konsep
terlihat jelas dari luar jalan, serta event yang digelar
store atmosphere telah dilakukan dengan berbagai
oleh cafe kurang menarik perhatian konsumen yang
cara demi tercapainya tujuan pemasaran yang baik.
berdatangan.
Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang berkunjung ke cafe
2.
Keputusan Pembelian di Café Little Wings
Little Wings Bandung karena melihat dari tampilan
Bandung Berdasarkan Persepsi Pelanggan
luar bangunan cafe yang terlihat unik dengan
Berdasarkan kuesioner penelitian yang telah
memadupadankan warna pink cerah dan putih
disebarkan
kepada
seperti rumah Barbie, design layout yang tertata
didapatkan hasil tanggapan responden terhadap
dan berbeda-beda sesuai tema yang diterapkan di
keputusan
setiap ruangannya, dan memiliki udara ruangan
mengenai keputusan pembelian sebagai berikut:
pembelian
100
responden,
melalui
5
maka
pernyataan
Tabel 4 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian (Y) No.
SS
Item
4
3
2
1
42
57
1
0
100
341
42%
57%
1%
0%
100%
85,25%
25
70
5
0
100
320
25%
70%
5%
0%
100%
80%
34
62
3
1
100
329
34%
62%
3%
1%
100%
82,25%
19
79
2
0
100
317
19%
79%
2%
0%
100%%
79,25%
15
83
2
0
100
313
15%
83%
2%
0%
100%
78,25%
16
17
S
TS
STS Jumlah
Skor
Skor
Total
Jumlah
18
400
400
400
19
20
400
400 1.620
Total Skor
2000 81%
Sumber: Olahan Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 4 garis kontinum yang dihasilkan sebagai berikut:
Sangat Buruk
25%
Buruk
43,75%
Baik
62,5%
Sangat Baik
81,25%
100%
81% Garis Kontinum Keputusan Pembelian (Y) Sumber: Olahan Penulis, 2016
Secara
keseluruhan
berdasarkan
garis
19% responden merasa tidak setuju dengan tahap
kontinum pada gambar 4.6 variabel keputusan
keputusan untuk mengunjungi cafe Little Wings
pembelian pada cafe Little Wings Bandung
Bandung. Sebagian responden mengatakan bahwa
temasuk kedalam kategori baik. Hal ini terlihat dari
ke cafe Little Wings Bandung ada yang tidak
presentase rata-rata total dari keseluruhan yaitu
sengaja lewat dan akhirnya berkunjung kedalam
sebesar 81% dilihat dari pernyataan bahwa
cafe.
konsumen membutuhkan cafe yang bisa membuat suasana hati mereka nyaman, konsumen mencari informasi mengenai cafe terlebih dahulu sebelum berkunjung,
dan
konsumen
membandingkan
fasilitas yang terdapat pada cafe tersebut. Sebanyak
3.
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap
berdistribusi
Keputusan Pembelian Konsumen Café
normal. Jika ada yang mengikuti pola
Little Wings di Bandung
sebaran distribusi normal, maka akan
A. Uji Asumsi Klasik
atau
mendekati
diperoleh taksiran yang bias. Pengujian
a. Uji Normalitas Uji
normal
normalitas
normalitas
dilakukan
untuk
dilakukan
Kolmogorov-Smirnov
melalui dengan
tes
bantuan
mengetahui apakah data yang diambil
software SPSS 18 Diperoleh hasil sebagai
berasal dari populasi yang berdistribusi
berikut:
normal. Model regresi yang baik adalah Tabel 5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
100
Normal
Mean
Parameters
a,b
Std. Deviation
.0000000 1.33048885
Most Extreme
Absolute
.121
Differences
Positive
.121
Negative
-.079
Kolmogorov-Smirnov Z
1.209
Asymp. Sig. (2-tailed)
.108
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016
Menurut (Ghozali, 2006) dimana kurva nilai
signifikansi sebesar 0,108 lebih besar dari 0,05
residual terstandarisasi dikatakan menyebar dengan
sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji
normal apanila nilai
berdistribusi normal.
asymp.sig. (2-tailed) > a.
Berdasarkan output diatas diketahui bahwa nilai
Uji Normalitas Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016
Menurut (Ghozali, 2006) uji normalitas
homokedastisitas.
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat kedunya memiliki distribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebar yang berupa lingkaran mengikuti arah garis diagonal yang sesuai sehingga dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
B.
Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil pengolahan data dari
kuesioner yang diperoleh dapat dilakukan uji heterokedastisitas. Untuk melihat bahwa model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas dapat dilihat
melalui
grafik
scatterplot
antara
standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Menurut Imam Ghozali (2013:105) jika terdapat pola seperti titiktitik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Data yang baik untuk regresi adalah apabila data tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
Hasil
pengolahan
program SPSS 18 diperoleh sebagai berikut:
melalui
Scatterplot Hasl Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016
Pada gambar menunjukkan bahwa persamaan
pada gambar. Titik tersebut menyebar tidak
regresi bebas dari gejala-gejala heteroskedastisitas.
membentuk pola dan menyebar di bawah dan diatas
Hal ini ditunjukkan dengan titik-titik yang terdapat
angka 0.
1.
Analisis Regresi Linear Sederhana Tabel 6 Regresi Linier Sederhana Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 1
(Constant) store_atmosphere
a
Std. Error
8.204
1.401
.173
.030
Beta
t
.501
Sig.
5.854
.000
5.732
.000
a. Dependent Variable: keputusan_pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016
Dari tabel diatas diperoleh persamaan garis regresi linier sederhana : Y = a + bX Y = 8.204 + 0.173X
adalah
8.204
dibagi
dengan
4
(jumlah item pernyataan pembelian impulsif) yaitu 2.051. 2. b = 0,173 artinya jika variabel X
Interpretasi :
(store
atmosphere)
1. a = 8.204 adalah konstanta. Dalam
sebesar 1 satuan, maka Y mengalami
hal ini ketika variabel X (store
perubahan
atmosphere) diasumsikan tidak ada
positif dalam persamaan regresi di
atau bernilai 0, maka diprediksikan
atas
nilai 0, maka diprediksikan nilai Y
keputusan
yang
sebesar
meningkat
0,173. Tanda
menandakan pembelian
bahwa memiliki
2.
pengaruh yang positif pada store
yang
dirumuskan.
Uji
hipotesis
dibagi
atmospher
menjadi dua yaitu uji hipotesis secara parsial
Uji Hipotesis
(Uji T) dan uji hipotesis secara simultan (Uji
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
F).
untuk mengetahui signifikansi dari hipotesis
a. Uji T TABEL 7 Hasil Uji T Coefficients
a
Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
Beta
8.204
1.401
.173
.030
store_atmosphere
Coefficients t
.501
Sig.
5.854
.000
5.732
.000
a. Dependent Variable: keputusan_pembelian Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016
Berdasarkan pada tabel 7 diperoleh Thitung
dengan nilai probabilitas sebesar 0,05.
= 5,732 > Ttabel 1,984. Ttabel diperoleh dari
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
df=100-2 dengan tingkat signifikan 0,05.
ditolak dan H1 terdapat hubungan yang
Nilai Sig. yang dihasilkan diketahui 0,000
signifikan
pada tabel koefisien bernilai lebih kecil
terhadap keputusan pembelian.
antara
store
atmosphere
b. Uji F TABEL 8 Hasil Uji F b
ANOVA Model
Sum of Squares
1
Regression
Df
Mean Square
58.750
1
58.750
Residual
175.250
98
1.788
Total
234.000
99
F 32.853
Sig. a
.000
a. Predictors: (Constant), store_atmosphere b. Dependent Variable: keputusan_pembelian Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016
Berdasarkan tabel 8 diperole
Fhitung
didapatkan Fhitung> Ftabel yaitu 32,853 >
sebesar 32,853 dan nilai Sig. 0,000. Maka
2,467. Hasil Sig. yang diperoleh adalah
sebesar 0,000 yang artinya Sig. < 0,05.
atmosphere secara simultan berpengaruh
Dari hasil uji F yang telah diperoleh maka
signifikan terhadap keputusan pembelian
peneliti menyimpulkan bahwa H0 ditolak
pada cafe Little Wings Bandung..
dan Ha diterima yang artinya store 3.
Uji R Tabel 9 Hasil Koefisien Determinasi
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016
Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh 2
atmosphere memiliki kontribusi terhadap
besarnya nilai R square (R ) atau koefisien
keputusan pembelian café Little Wing di
determinasi yang menunjukkan besarnya
Bandung
kontribusi variabel store atmosphere (X)
menunjukkan bahwa store atmosphere
terhadap keputusan pembelian (Y). Nilai
memiliki pengaruh terhadap keputusan
koefisien adalah
determinasi 0,251.
sebesar
25,1%.
25,1%
Hal
ini
yang
diperoleh
pembelian
Perhitungan
koefisien
sisanya 74,9% dipengaruhi oleh faktor
determinasi dilakukan dengan rumus: KD
sebesar
sedangkan
lain, seperti memberikan potongan harga
2
= R x 100%
pada produk yang disediakan di café Little
2
= (0,501) x 100%
Wings
= 25,1%
tertentu.
dan
promo-promo
pada
hari
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas dapat
disimpulkan
bahwa
store
KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
banyak konsumen yang menyukai terhadap
berikut:
bangunan cafe yang sangat unik, udara
1.
Penerapan store atmosphere pada cafe Little
ruangan didalam cafe terasa sangat sejuk
Wings Bandung secara keseluruhan dinilai
karena
baik namun belum maksimal, dapat dilihat
sehingga udara yang keluar masuk jendela
dari
sebesar
membuat konsumen merasa nyaman didalam
76,96% dan masuk kategori baik. Hal ini
cafe, dan tata letak peralatan didalam cafe
dilihat dari hasil tertinggi pada kuesioner,
Little Wings ditata seperti konsumen merasa
persentase
yang
diperoleh
penempatan
jendela
yang
baik
2.
berada didalam rumah sendiri. Maka store
cafe diletakkan didepan agar terlihat jelas,
atmosphere cafe Little Wings Bandung telah
lokasi parkir yang terpisah dan terarah agar
diterapkan dengan baik kepada responden.
tidak menutupi tampak depan cafe, dan event
Dari hasil analisis
tanggapan
yang digelar oleh cafe Little Wings dibuat
konsumen atas proses keputusan pembelian di
semenarik dan semeriah mungkin. Sehingga
cafe Little Wings Bandung dapat dilihat dari
faktor-faktor tersebut mampu mempengaruhi
persentase rata-rata total dari keseluruhan
keputusan pembelian, maka dari itu akan
yaitu sebesar 81% yang artinya konsumen
muncul ide-ide baru yang inovatif dan
memiliki kecenderungan yang tinggi ketika
beragam sesuai dengan harapan konsumen
konsumen membutuhkan cafe yang bisa
dan perusahaan.
membuat
3.
mengenai
suasana hati mereka nyaman,
2.
Cafe Little Wings juga sebaiknya dapat
konsumen mencari informasi mengenai cafe
mempertahankan
terlebih dahulu sebelum berkunjung, dan
atmosphere
konsumen membandingkan fasilitas yang
pelaksanaannya
terdapat pada cafe tersebut.
bangunan cafe yang memiliki keunikan,
Dilihat dari hasil kuesioner berdasarkan
penataan peralatan yang rapih dan sesuai tema
perhitungan R square, dapat disimpulkan
ruangan, dan memberikan suatu hal baru
bahwa
seperti harga diskon pada hari tertentu untuk
Store
Atmosphere
mempunyai
elemen-elemen yang oleh
dianggap
baik
konsumen
seperti
kontribusi terhadap Keputusan Pembelian
menarik
Cafe Little Wings Bandung sebesar 25,1%
berdatangan. Sehingga semakin baik store
sedangkan sisanya 74,9% dipengaruhi oleh
atmosphere yang diterapkan oleh cafe Little
beberapa faktor lain yang tidak di teliti oleh
Wings
peneliti, seperti memberikan potongan harga
kecenderungan konsumen untuk memutuskan
pada
(store
berkunjung kedalam cafe dan menjadikan
atmosphere) dan variabel Y (keputusan
konsumen memiliki pengalaman berbeda
pembelian) terdapat hubungan lemah dan
ketika berada didalam cafe. Dengan cara
bersifat positif, sehingga semakin baik store
tersebut konsumen yang melewati depan cafe
atmosphere yang diterapkan oleh cafe Little
tertarik untuk berkunjung kedalam cafe.
produk.
Wings
Maka
Bandung
kecenderungan
variabel
maka
konsumen
X
semakin
tinggi
tertarik
untuk
membeli.
perhatian
Bandung
konsumen
maka
semakin
yang
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Berman, Barry & Joel R. Evans. (2010). Retail Management,
Berdasarkan kesimpulan yang telah di uraikan diatas, maka peneliti memberikan bebrapa saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan ataupun bagi peneliti selanjutnya. 1.
store
Pihak cafe Little Wings Bandung sebaiknya
a Strategic
Approach, (8th Edition). New Jersey: Pearson. Ghozali, Imam.(2011), Aplikasi Analisis
store
Multivariate Dengan program IBM
atmosphere yang dianggap kurang baik
SPSS 19, Semarang, Badan Penerbit
pelaksanaannya oleh konsumen seperti logo
Universitas Diponegoro.
memperbaiki
elemen-elemen
Hasan, Ali. (2013). Marketing dan Kasus-
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.
kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS
(2012).
(Center For Academic Pubishing
Edisi 13 Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Service).
R. (2012). Studi Komperatif FaktorFaktor
Consumer
Promotion Keputusan
yang
Oriented
Mempengaruhi
Pembelian
Di
Supermaket Studi Kasus (Matahari Dept. Store & Toserba Yogya) Bandung 2012. Studi Komparatif Faktor-Faktor Consumer Oriented Promotion Keputusan
yang
Mempengaruhi
Pembelian
Di
Yildirim,
Kubulay
Cagatay,
Mehmet Lutfi Hidayetoglu. (2015). The Effect of age, gender and level
on
customer
evaluations of retail furniture store atmospheric attribute, Journal of Retail & Distribution Management Vol.43.
Principles of Marketing. 14th ed. New Jersey: Prentice Hall. Kotler, Philip dan Keller, Kelvin Lane. Marketing
Management.
Global Edition. Pearson Prentice Hall.
Boston: McGraw Hill-Irwin. LilyHarlina Putri, Srikandi Harlina Putri, Andriani
Kusumawati.
Pengaruh
Store
(2014).
Atmosphere
Terhadap Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Pelanggan (Studi pada Monopoli Cafe and Resto Soekarno Hatta Malang), Jurnal Administrasi Bisnis Vol 15 No.2. Beli
Yulianda.
(2014).
Pengaruh
Store
Atmosphere
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen Pada Outlet Nyesnyes Palembang, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.12 No.1. Noor, Juliansyah. (2011).
Metodologi
Penelitian, Jakarta : Kencana. Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita.
Kotler, Philip and G. Amstrong. (2012).
(2013).
Retailing Management, 7th edition,
Nofiawaty,
Supermaket, 9-10.
education
Management,
Levy, Michael., Barton A. Weitz. (2009).
Hidayat, A. M., Wibowo, S., & Hidayat,
Kemal
Marketing
(2011). SPSS vs LISREL. Jakarta Salemba Empat. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie Lazar.(2010). Consumer Behaviour: New Jersey: Pearson Education Inc.
Sugiyono.
(2011).
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ————
(2012).
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ————
(2013).
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ————
(2014).
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunjoyo,
Setawan
Rony,
dkk.(2013).
Aplikasi SPSS Untuk SMART Riset. Bandung. Alfabeta. Zikmund, Babin., carr * Griffin, (2010). Business Research Methods (8thed), Canada:
South-Western
Cengage
Learning.
WEBSITE www.littlewings.terasnusantara.co.id www.detik.com www.emeraldinsight.com www.googlescholar.com www.kampus.marketing.co.id