PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU KERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT DI KECAMATAN ILIR TIMUR I KOTA PALEMBANG ABSTRAK
H. Rustam Effendi Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725 Wab site : www/mm-utp.com E-mail :
[email protected]
Penelitian ini mengkaji pengaruh antara sikap dan perilaku kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang. Pelaksanan penelitian ini selama 6 (enam) bulan, termasuk di dalamnya merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil penelitian. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap dan perilaku kerja baik secara parsial maupun multipel (bersama-sama) dengan kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah pegawai Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang dengan jumlah 130 orang. Dari hasil penelitian diperoleh nilai kontribusi untuk variabel sikap (X1) dengan kualitas pelayanan masyarakat sebesar 87,6% yang berarti terdapat pengaruh yang positif antara sikap pegawai dengan kualitas pelayanan masyarakat. Nilai kontribusi untuk variabel perilaku kerja pegawai (X2) sebesar 84,4% yang berarti terdapat terdapat pengaruh yang positif antara perilaku kerja pegawai dengan kualitas pelayanan masyarakat. Dengan kata lain terdapat pengaruh yang positif sikap dan perilaku kerja pegawai secara bersama-sama dengan kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang. Yang berarti cukup baiknya sikap dan perilaku kerja pegawai akan mempengaruhi kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang secara bersama-sama, dengan kontribusi sebesar 88,1% dan persamaan
ˆ = 2,507+ 0,680X1+ 0,261 X2 + e. regresinya Y Implementasinya adalah agar pegawai Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang secara terus-menerus meningkatkan sikap (kepedulian, ramah dan sopan) serta perilaku kerja pegawai termasuk komunikasi antara atasan dan bawahan serta sesama rekan kerja, sehingga dengan kesadaran diri mereka bersama-sama untuk selalu berusaha guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (kualitas pelayanan masyarakat).
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Beberapa kelemahan pola sentralisasi, seperti pengambilan keputusan yang kurang relevan dengan permasalahan dan kebutuhan di daerah, karena dalam realitasnya permasalahan dan kebutuhan setiap daerah berbeda-beda. Dengan pola desentralisasi, karakteristik permasalahan yang berbeda-beda tersebut dapat diantisipasi. Pengambilan Keputusan tentang perencanaan, pengorganisasian, pengerahan dan pengendalian tugas pemerintah dan pembangunan lebih efektif karena dikelola di tingkat kabupaten/Kota. Dari sudut manajemen, perspektif seperti tersebut di atas akan terwujud jika beberapa persyaratan dasar terpenuhi. Pertama, secara organisatoris, diperlukan pengembangan berbagai komponen sistem penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pengembangan struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi-fungsi unit pemerintahan
Salah satu indikator suksesnya pelaksanaan otonomi daerah di bidang pelayanan masyarakat, adalah terjadi perubahan kearah lebih baik terhadap pelayanan masyarakat. Otonomi daerah seperti telah diamanatkan dalam Undangundang nomor 22 Tahun 1999, yang telah disempurnakan melalui Undang-undang nomor 32 Tahun 2004, merupakan satu bentuk perubahan mendasar sistem pemerintahan guna mengakomodasi berbagai tantangan perubahan. Kebijakan tersebut memungkinkan setiap daerah dapat mengelola tugas pemerintahan dan pembangunan masing-masing, sesuai sumber daya yang ada secara lebih efektif dan efisien.
Jurnal M anajem enM M-U T P
82
di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Kedua, diperlukan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, dana, sarana, fasilitas yang cukup, sehingga dapat menunjang pengembangan organisasi yang dilakukan. Dalam batas sumber daya manusia, untuk mewujudkan SDM yang berkualitas, maka pengetahuan, keterampilan, dan sikap professional pegawai harus diwujudkan. Pegawai harus memiliki kedisiplinan, pengetahuan , keterampilan, bermental baik, berpengabdian tangguh, jujur, serta penuh inisiatif dan kreativitas. Jika hal ini terwujud, diharapkan pelayanan mereka kepada masyarakat akan optimal. Berkaitan dengan hal itu, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatan kualitas pelayanan public melalui kebijakan seperti dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Penganugrahan Piala Abdisatyabakti bagi Unit Kerja/Kantor Pelayanan Percontohan dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada Masyarakat. Semua langkah tersebut hakekatnya diarahkan pada terciptanya organisasi publik yang mampu memberikan pelayanan berkualitas. Seiring dengan mendesaknya kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas, beberapa kelemahan pelayanan masyarakat sebagai bentuk masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dilihat dari kesimpulan Bank Dunia dalam World Development Report 2003 (dalam kompas 23/9/2003) menyatakan “Pelayanan public di Indonesia sulit diakses masyarakat miskin dan juga merupakan salah satu penyebab biaya tinggi ekonomi (high cost economy)”. Hal senada juga dikemukakan Effendy (1985, h. 147) bahwa “organisasi pelayanan publik belum mampu memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas tinggi serta merata kepada warga Negara yang seharusnya menerima pelayanan tersebut.” Fenomena pelayanan publik di Indonesia cenderung dikenal kurang baik, terkadang identik dengan pelayanan yang mahal dan hanya berlaku di kalangan masyarakat menengah ke atas, cenderung patrimonial, tidak efisien, korup
Jurnal M anajem enM M-U T P
dan kosentrasi kekuasaaan yang sangat besar dari pemerintah. Mendukung kenyataan di atas, Lembaga Administrasi Negara (1997, h. 13) menyatakan : 1. Citra negatif masyarakat terhadap birokrasi adalah bahwa birokrasi sering ketinggalan dengan apa yang diperlukan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah kurang tanggap terhadap dinamika masyarakat. Adapun yang menjadi masalah ialah dapatkah birokrasi menjadi tanggap serta dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat? Lebih dari itu, tingkatan tanggapnya birokrasi terhadap dinamika masyarakat sering dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku birokrasi. 2. Salah satu ciri dari masyarakat yang berkembang adalah adanya berbagai kesenjangan yang ada pada masyarakat yang menghendaki pelayanan. Kesenjangan ini membawa konsekuensi perhatian birokrasi yang berlainan. Di satu pihak birokrasi harus memotivasi masyarakat yang kurang maju melalui penyuluhan, bimbingan, pembinaan, bahkan pemahaman dasar dari banyak hal, tetapi dilain pihak birokrasi harus memacu ketinggalannya untuk melayani masyarakat yang lebih maju. Dalam hal ini pengetahuan pegawai belum optimal sebagaimana diharapkan. 3. Dipihak lain masyarakat diharapkan kesadarannya pula untuk dapat memanfaatkan segala kemudahan dan pelayanan yang tlah disediakan oleh pemerintah dengan cara berpartisipasi. Artinya partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan segala kemudahan dan pelayanan yang telah disediakan, belum optimal. 4. Untuk mempertemukanketiga butir yang disebutkan di atas perlu dikembangkan hubungan antara birokrasi dan masyarakat. Hubungan tersebut akan menginjak kedalam wawasan perumusan kebijaksanaan, ditingkatkannya peranan organisasi masyarakat, meningkatkan motivasi sendiri untuk pengembangan kegiatankegiatan pembangunan serta
83
bergesernya peranan birokrasi sebagai pelaksana menjadi pelayan dan pelindung masyarakat. Sinyalemen tersebut dirumuskan pada tahun 1997, dalam kurun waktu yang cukup, jika dihitung hingga saat sekarang, terutama sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, bagaimanakah mutu pelayanan masyarakat yang terjadi pada saat ini? Maka penelitian ini penulis anggap sangat penting sebagai bagian dari proses pelaksanaan otonomi daerah sekaligus evaluasi tehadap kualitas pelayanan masyarakat. B.
1. Apakah terdapat pengaruh sikap dan perilaku kerja pegawai secara bersamasama terhadap kualitas pelayanan masyarakat? E.
Sesuai permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Pengaruh sikap dan perilaku kerja pegawai secara bersama-sama terhadap kualitas pelayanan masyarakat. F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan pustaka serta kerangka berpikir yang telah terurai di atas, maka sehubungan dengan penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif sikap terhadap kualitas pelayanan masyarakat. 2. Terdapat pengaruh positif perilaku kerja terhadap kualitas pelayanan masyarakat. 3. Terdapat pengaruh positif sikap dan perilaku kerja terhadap kualitas pelayanan masyarakat.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka kualitas pelayanan public belum optimal. Beberapa permasalahan yang melatarbelakangi hal tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Sikap dan tingkah laku pegawai dalam melaksanakan tugas pelayanan masyarakat belum optimal. 2. Pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugas pelayanan masyarakat belum optimal. 3. Partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan segala kemudahan dan pelayanan yang belum disediakan, belum optimal. 4. Orientasi fungsi pegawai dari pelaksana menjadi pelayanan dan pelindung masyarakat, belum terlaksana secara optimal. C.
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Melihat perkembangan dari kinerja pegawai yang bervariasi maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat di instansi oleh sebab itu peneliti memilih tempat di Kantor Camat Ilir Timur I Kota Palembang.
Pembatasan Masalah
Dilatarbelakangi adanya keterbatasan-keterbatasan dalam diri penulis, baik menyangkut kemampuan, waktu maupun dana, dan agar penelitian ini lebih terfokus, maka penulis menetapkan batasan permasalahan yang akan diteliti pada pengaruh sikap dan perilaku kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang. D.
B. Teknik Analisis Data Sebelum data dianalisis terlebih dahulu data tersebut harus memenuhi syarat: 1. Normal Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, penulis menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dari program SPSS. Normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh dengan nilai = 0,05. Apabila Asymp. Sig. > = 0,05 maka data dinyatakan normal.
Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jurnal M anajem enM M-U T P
Tujuan Penelitian
84
2. Homogenitas Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Uji homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-Square dengan menetapkan signifikansi 5% ( = 0,05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan Asymtotic Significance yang diperoleh. Jika Asymp. Sig. > 0,05 maka data dinyatakan homogen.
ketentuan jika F-hitung F-tabel, maka variable bebas dengan variable terikat tersebut mempunyai hubungan yang linear. Selanjutnya Untuk menganalisis data penelitian dipergunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam hubungan ini Juanda (2003, h.6) menyatakan bahwa metode statistika deskriptif terdiri atas metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data data untuk menyarikan dan menyajikan informasi di dalam suatu kumpulan data supaya mudah diinterpretasi. Metode statistika deskriptif digunakan untuk mengemukakan beberapa ciri tertentu suatu data. Sasaran utama metode statistik deskriptif adalah untuk mereduksi kumpulan data menjadi sesuatu yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami tanpa kehilangan banyak informasi. Untuk menganalisis data deskriptif tentang nilai indikator dan item pertanyaan setiap variabel, dipergunakan skala penafsiran sebagai berikut:
3. Linearitas Uji ini dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh "berarti" apabila dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisis, Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan One-way Anova program SPSS. Pengujian linearitas menggunakan taraf siginikansi 5% ( = 0.05). Interpretasi data dilakukan dengan
Tabel 1 Skala Penafsiran Nilai Indikator No. 1. 2. 3. 4. 5.
Interval Nilai 0 < 1,00 1,00 < 2,00 2,00 < 3.00 3,00 < 4,00 4,00 - 5,00
Penafsiran Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Lebih lanjut dikemukakan Juanda (2003, h.6) metode statistika Inferensi terdiri atas prosedur-prosedur untuk menarik kesimpulan tentang ciri-ciri suatu populasi berdasarkan informasi yang terkandung di dalam contoh yang diambil dari populasi bersangkutan. Aspek utama dari statistika inferensia adalah proses menggunakan statistik dari data contoh untuk mengambil kesimpulan tentang parameter populasi. Perlunya analisis statistika inferensia karena kita hanya mengamati data contoh. Statistiv inferensia dalam penelitian ini dipergunakan untuk: 1. Mengetahui hubungan hubungan variabel X1 dengan Y, X2 dengan Y, dan
Jurnal M anajem enM M-U T P
X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y. Untuk mengetahui hubungan ini dipergunakan Analisis Korelasi Parsial, dan Analisis Korelasi Multipel. 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel X 1 dengan Y, X2 dengan Y, dan X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y dipergunakan analisis regresi. Untuk mengetahui pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain, digunakan analisis korelasi. Nilai koefesien korelasi berkisar antara -1 dan 1, atau -1 ryx 1. Penafsiran koefesien korelasi sesuai pendapat Sugiono (2000, h. 216) adalah sebagai berikut:
85
No 1 2 3 4 5
Tabel 2 Penafsiran Koefesien Korelasi Nilai Korelasi Penafsiran 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 -- 0,799 Kuat 0,80 – 1,'000 Sangat kuat Y
Dalam menganalisis data ini, digunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
a X1 X2 b1, e
1. Analisis Statistif Deskriptif Statistik deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data. Selain penyajian tabel dan grafik, untuk mengetahui deskripsi data diperlukan ukuran yang lebih eksak. Dua ukuran penting yang sering dipakai dalam pengambilan keputusan adalah: - Mencari central tendency (kecenderungan terpusat) seperti mean, median dan modus. - Mencari ukuran Dispersion seperti range, standar deviasi dan varians. Selain kedua ukuran di atas, ukuran lain yang bisa dipakai adalah skweness dan kurtosis untuk mengetahui kemiringan data. Untuk bentuk grafik, dianjurkan menggunakan histogram dengan kurva normalnya.
c.
2. Analisis Statistik Inferensial a. Regresi Linier Sederhana 1) Pengaruh Sikap terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat Persamaannya adalah : Y = a + b1 X 1 + e 2) Pengaruh Perilaku Kerja Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat Persamaannya adalah : Y = a + b2 X 2 + e b. Regresi Linear Berganda Pengaruh sikap dan perilaku kerja terhadap kualitas pelayanan masyarakat Persamaannya adalah : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Dimana :
Jurnal M anajem enM M-U T P
86
: Variabel kualitas pelayanan masyarakat : Konstanta : Variabel sikap : Variabel perilaku kerja b2 : Koefisien regresi : Residu
Koefisien Korelasi Pada kasus di atas, untuk mengetahui keeratan hubungan antara sikap, perilaku kerja dengan kualitas pelayanan masyarakat, digunakan besaran yang akan dianalisis adalah korelasi (r). Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini tidak ditentukan variabel mana yang mempengaruhi variabel yang lainnya. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1. Semakin mendekati satu nilai absolut koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin kuat, sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negatif menunjukkan arah hubungan. Kuat atau lemahnya korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti. Menurut Young (1982, h. 317), ukuran korelasi diterjemahkan sebagai berikut: a. 0,70 – 1,00 (baik positif atau minus) menunjukkan adanya derajat asosiasi yang tinggi. b. 0,40 – < 0,70 (baik positif atau minus) menunjukkan hubungan yang substansial. c. 0,20 – 0,40 (baik positif atau minus) menunjukkan adanya korelasi yang rendah.
< 0,20 (baik positif atau minus) korelasi dapat diabaikan.
terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. H1 : 1,2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh sikap dan perilaku pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Kriteria pengujian: - Terima H0, jika sig. F ≥ 0,05 - Tolak H0, jika sig. F < 0,05
d. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi atau penentuan R2. Nilai R2 ini berkisar antara 0 – 1, semakin mendekati 1 nilai r2 tersebut berarti semakin besar variabel independen (X) mampu menerangkan variabel dependent (Y). Analisis terhadap nilai R-square (R2) ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kedua variabel bebas (X1 dan X2) dapat menerangkan hubungan perubahan
a. Analisis Regresi Ganda Analisis ini dipergunakan untuk mengukur pengaruh variabel antara variabel sikap (X1) dan perilaku kerja (X2) secara bersama-sama terhadap variabel kualitas pelayanan masyarakat (Y). Rumus persamaan regresi ganda:
ˆ = a + b1 X1 + b2X2+ e Y
variabel terikat (Y). Sifat-sifat Rsquare sangat dipengaruhi oleh banyak variabel bebas, dimana semakin banyak variabel bebas semakin besar nilai R-square.
Nilai a, b dan t ditentukan dengan rumus: 1) Koefisien Regresi Ganda b1 =
x x 4 x x x x b2 = x x y x y x x x x x x 2 2
2
2
2
1
1
C. Hipotesis Statistik
Jurnal M anajem enM M-U T P
2
2 1
Hipotesis yang diuji secara statistik dalam penelitian ini adalah: 1. H0 : 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh sikap pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. H1 : 1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh sikap pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Kriteria pengujian: - Terima H0, jika sig. t ≥ 0,05 - Tolak H0, jika sig. t < 0,05 2. H0 : 2 = 0, artinya tidak ada pengaruh perilaku pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. H1 : 2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh perilaku pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Kriteria pengujian: - Terima H0, jika sig. t ≥ 0,05 - Tolak H0, jika sig. t < 0,05 3. H0 : 1,2 = 0, artinya tidak ada pengaruh sikap dan perilaku pegawai
2
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2) Konstanta Regresi Ganda a
=
y b x 1
1
b2 x 2
n
b. Analisis Korelasi Multipel Analisis korelasi multipel digunakan untuk melihat keeratan pengaruh variabel bebas sikap (X1) dan perilaku kerja (X2) secara bersama-sama dengan variabel kualitas pelayanan masyarakat (Y). Nilai koefesien korelasi multipel antara variabel kualitas pelayanan masyarakat (Y) dengan sikap dan perilaku keria secara bersamasama (simultan) adalah: n
R 2yx1x 2
n
b yx1 x1 j y j b yx2 x 2 j y j j1
j1
n
y j1
87
2 j
c. Analisis Korelasi Parsial
diperlukan. Selanjutnya penulis juga akan melakukan uji normalitas, homogenitas dan liniearitas untuk memenuhi persyaratan analisis inferensial. Dalam hasil penelitian ini disajikan sebagai berikut: A. Uji Instrumen meliputi : 1. Uji Validitas 2. Uji Reliabilitas B. Analisis Persyaratan 1. Uji Normalitas 2. Uji Homogenitas 3. Uji Linearitas C. Analisis Deskriptif. 1. Statistik Deskriptif 2. Analisis Butir Instrumen D. Analisis Inferensial Analisis regresi, korelasi dan determinasi E. Uji Hipotesis
Pada analisis korelasi parsial peneliti berhadapan dengan satu variabel tak bebas dan banyak (lebih dari satu) variabel bebas. Rumus yang dipergunakan adalah:
ry1 ry1r12
ry12 =
1 r 1 r 2 y2
2 12
d. Statistik Uji F Untuk menguji hipotesis pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y digunakan rumus Uji F yaitu sebagai berikut: Fo =
R2 / k 1 R 2 n k 1
e. Uji Statistik Uji t
A. Uji Instrumen 1. Uji Validitas
Untuk hipotesis pengaruh X1 dengan Y dan Y2 dengan Y dipergunakan rumus Uji t. Rumusnya adalah: t f.
=t
Sebelum melakukan penyebaran ke-30 orang responden perlu dilakukan penyebaran kuesioner ke responden sementara dengan jumlah responden 30 orang untuk pengujian validitas terhadap kuesioner sebagai alat uji yang valid.
n2 1 r2
Uji Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui koefisien penentuan (koefisien determinasi) dilakukan penghitungan r2 sehingga dapat ditentukan tingkat kualitas pelayanan masyarakat (Y) bisa dijelaskan secara bersama-sama oleh sikap (X1) dan perilaku kerja (X2). Sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Rumus statistiknya adalah: KP = (KK)2 x 100% Keterangan : KP = Koefisien penentu K = Koefisien korelasi
a. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Perhitungan dalam uji validitas dilakukan menggunakan korelasi rank spearman-brown dengan bantuan paket program SPSS versi 15. Hasil uji validitas dari 20 item pertanyaan untuk mengukur variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) dari 30 responden sementara yang diteliti terlihat seperti pada Tabel 3.
HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial untuk melihat pengaruh variabel bebas: Sikap (X1) dan Perilaku Kerja Pegawai (X2) terhadap Kualitas Pelayanan Masyaarakat (Y). Namun sebelumnya penulis akan melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang
Jurnal M anajem enM M-U T P
88
Tabel 3 Hasil SPSS Korelasi Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) No
Pernyataan
Korelasi
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20
0.639** 0.589** 0.686** 0.635** 0.713** 0.843** 0.739** 0.803** 0.642** 0.916** 0.696** 0.892** 0.803** 0.741** 0.899** 0.655** 0.892** 0.811** 0.614** 0.784**
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
**) *)
memberikan respon kepada masyarakat.
pelayanan
b. Uji Validitas Variabel Sikap (X1) Perhitungan dalam uji validitas dilakukan menggunakan korelasi rank spearman-brown dengan bantuan paket program SPSS versi 15. Hasil uji validitas dari 20 item pertanyaan untuk mengukur variabel Sikap dari 30 responden sementara yang diteliti terlihat seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil SPSS Korelasi Variabel Sikap (X1)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keterangan :
Nyata pada taraf 0,01 level dalam uji dua pihak Nyata pada taraf 0,05 level dalam uji dua pihak.
Sumber : Hasil olahan data SPSS tahun 2008.
Pertanyaan Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12
Korelasi .589** .472** .760** .583** .766** .713** .624** .520** .363* .596** .630** .676**
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan : **) Nyata pada taraf 0,01 level dalam uji dua pihak *) Nyata pada taraf 0,05 level dalam uji dua pihak.
Untuk memutuskan apakah instrumen tersebut valid atau tidak valid ditentukan dengan besarnya korelasi rhitung tersebut dibandingkan atau dikonsultasikan dengan r tabel korelasi spearman. Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 10 item pertanyaan semua item valid (nyata pada taraf 1 % sebanyak 20 item yaitu item nomor 1,2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14, 15,16,17,18,19,20 dan 5% sebanyak 0 item pertanyaan. Item pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 terbukti didalam pemberian angket sementara kebanyakan para siswa mengisi item ini teridentifikasi didalam pengolahan data statistik menggunakan SPSS ver.15 pada taraf kesalahan 1 % atau taraf kepercayaan pada taraf 99 %. Kesemua item yang valid membuktikan dalam pengujian ini, bahwa item-item pertanyaan yang diberikan kepada para pegawai di Kecamatan IT I Palembang dapat direspon dan dimengerti dengan baik dengan adanya keterkaitan item per item pertanyaan mengenai “Kualitas Pelayanan Masyarakat”. Setiap indikator dari faktor “Kualitas Pelayanan Masyarakat” yang diberikan menjurus kehal-hal mengenai bagaimana pegawai
Jurnal M anajem enM M-U T P
kualitas
Sumber : Hasil olahan data tahun 2008.
Untuk memutuskan apakah instrumen tersebut valid atau tidak valid ditentukan dengan besarnya korelasi rhitung tersebut dibandingkan atau dikonsultasikan dengan r tabel korelasi spearman. Tabel menunjukkan bahwa dari 20 item pertanyaan semua item valid (nyata pada taraf 1 % sebanyak 11 item yaitu item item nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12 dan 5 % sebanyak 1 item pernyataan yaitu di item nomor 9). Item pertanyaan nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12 terbukti didalam pemberian angket sementara kebanyakan para pegawai di Kecamatan IT I Palembang mengisi item ini teridentifikasi didalam pengolahan data statistik menggunakan SPSS ver.15 pada taraf kesalahan 1 % atau taraf kepercayaan pada taraf 99 %. Item pertanyaan nomor 9 terbukti didalam pemberian angket sementara kebanyakan para pegawai di Kecamatan IT I Palembang mengisi item ini teridentifikasi didalam pengolahan data statistik menggunakan SPSS ver.15 pada taraf
89
kesalahan 5 % atau taraf kepercayaan pada taraf 95 %. Kesemua item yang valid membuktikan dalam pengujian ini, bahwa item-item pertanyaan yang diberikan kepada para pegawai di lingkungan Kecamatan IT I Palembang dapat direspon dan dimengerti dengan baik dengan adanya keterkaitan item per item pertanyaan mengenai “Sikap”. Setiap indikator dari faktor “sikap” yang diberikan menjurus kehal-hal mengenai bagaimana tanggapan para pegawai di lingkungan Kecamatan IT I Palembang terhadap sikap mereka dalam melayani masyarakat.
menunjukkan bahwa dari 20 item pertanyaan semua item valid (nyata pada taraf 1 % sebanyak 16 item yaitu item nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 15,16 dan 5 % sebanyak 0 item pertanyaan. Item pertanyaan nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16 terbukti didalam pemberian angket sementara kebanyakan para pegawai Kecamatan IT I Palembang mengisi item ini teridentifikasi didalam pengolahan data statistik menggunakan SPSS ver.15 pada taraf kesalahan 1 % atau taraf kepercayaan pada taraf 99 %. Kesemua item yang valid membuktikan dalam pengujian ini, bahwa item-item pertanyaan yang diberikan kepada para pegawai Kecamatan IT I Palembang dapat direspon dan dimengerti dengan baik dengan adanya keterkaitan item per item pertanyaan mengenai “perilaku kerja pegawai”. Setiap indikator dari faktor “perilaku kerja pegawai” yang diberikan menjurus kehal-hal mengenai bagaimana tanggapan para pegawai Kecamatan IT I Palembang terhadap pertanyaan “perilaku kerja pegawai”.
c. Uji Validitas Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) Perhitungan dalam uji validitas dilakukan menggunakan korelasi rank spearman-brown dengan bantuan paket program SPSS versi 15. Hasil uji validitas dari 16 item pertanyaan untuk mengukur variabel Perilaku Kerja Pegawai dari 30 responden sementara yang diteliti terlihat seperti pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil SPSS Korelasi Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2). No
Pertanyaan
Korelasi
2. Uji Reliabilitas Sebelum melakukan penyebaran ke-30 orang responden perlu dilakukan penyebaran kuesioner ke responden sementara dengan jumlah responden 30 orang untuk pengujian reliabilitas terhadap kuesioner sebagai alat uji yang reliabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan kuesioner tersebut konsisten dari waktu ke waktu, atau jika kuesioner tersebut dicobakan secara berulang-ulang akan menghasilkan data yang sama.
Keterangan
1 Item1 .661** Valid 2 Item2 .594** Valid 3 Item3 .673** Valid 4 Item4 .631** Valid 5 Item5 .713** Valid 6 Item6 .849** Valid 7 Item7 .752** Valid 8 Item8 .811** Valid 9 Item9 .655** Valid 10 Item10 .921** Valid 11 Item11 .688** Valid 12 Item12 .884** Valid 13 Item13 .800** Valid 14 Item14 .731** Valid 15 Item15 .900** Valid 16 Item16 .695** Valid Keterangan : **) Nyata pada taraf 0,01 level dalam uji dua pihak *) Nyata pada taraf 0,05 level dalam uji dua pihak.
a. Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Untuk melihat ke reliabilitas pada variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) telah dilakukan pengisian angket kuesioner sementara oleh 30 responden dengan menjawab 20 pertanyaan. Ke-20 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y). Masing-masing pertanyaan memiliki jawaban 5 kategori
Sumber : Hasil olahan data tahun 2008.
Untuk memutuskan apakah instrumen tersebut valid atau tidak valid ditentukan dengan besarnya korelasi r hitung tersebut dibandingkan atau dikonsultasikan dengan r tabel korelasi spearman. Tabel 7
Jurnal M anajem enM M-U T P
90
dengan skala ordinal, yaitu Sangat Setuju (skor 5), Setuju (skor 4), Kurang Setuju (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), Sangat Tidak Setuju (skor 1). Nilai koefisien reliabilitas pada variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat. (Y)
diperoleh dengan membagi item ganjil dengan item genap (split half) kemudian dicari nilai korelasi antara dua bagian tersebut. Dari data yang ada diperoleh nilai korelasi antara kelompok ganjil dengan kelompok genap seperti Tabel 6.
Tabel 6 Nilai Korelasi Dari Uji Reliabilitas Metode Split Half (belah dua) Untuk Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Correlati ons
Spearman's rho
Total_Ganjil_Y
Total_Genap_Y
Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N
Total_Ganjil_ Total_Genap_ Y Y 1,000 ,954** . ,000 30 30 ,954** 1,000 ,000 . 30 30
**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed).
Sumber : Hasil SPSS Ver.15 .
dijadikan tolak ukur didalam penelitian mengenai ”Kualitas Pelayanan Masyarakat”.
Berdasarkan hasil pengolahan dari program SPSS ver.15 maka nilai korelasi antara dua kelompok item pertanyaan yang ada pada Tabel 9, maka nilai reliabilitas untuk variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) adalah:
R
b. Uji Realibilitas Variabel Sikap (X1) Untuk melihat ke reliabilitas pada variabel Sikap (X1) telah dilakukan pengisian angket kuesioner sementara oleh 30 responden dengan menjawab 12 pertanyaan. Ke-12 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Sikap. Masing-masing pertanyaan memiliki jawaban 5 kategori dengan skala ordinal, yaitu Sangat Setuju (skor 5), Setuju (skor 4), Kurang Setuju (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), Sangat Tidak Setuju (skor 1). Nilai koefisien reliabilitas pada variabel Sikap (X1) diperoleh dengan membagi item ganjil dengan item genap (split half) kemudian dicari nilai korelasi antara dua bagian tersebut. Dari data yang ada diperoleh nilai korelasi antara kelompok ganjil dengan kelompok genap seperti
2*r 2 x0.954 (1 r ) (1 0.954)
R = 0,976. Jadi nilai koefisien reliabilitas kuesioner untuk variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) adalah 0,976 maka bila dibandingkan dengan r tabel kritis untuk Spearman dengan α=1% n=30 didapat rSparman-Brown > 0.362. Artinya, kuesioner tersebut dengan melibatkan item-item pertanyaan yang diberikan reliabel. Tingkat reliabel tersebut dikarenakan item-item pernyataan yang diberikan kepada para pegawai di Kecamatan IT I Palembang dari item nomor 1-20 yang merupakan faktor ”Kualitas Pelayanan Masyarakat” benar-benar handal
Tabel 7.
Tabel 7 Nilai Korelasi Dari Uji Reliabilitas Metode Split Half (belah dua) Untuk Variabel Sikap (X1) C or relati ons Spearman's rho
Ganjil_X1
C orrelation Coef f icient Sig. ( 2-tailed) N C orrelation Coef f icient Sig. ( 2-tailed) N
Genap_X1
* *. C orrelation is
signif icant
at
the 0.01 lev el (2-t ailed).
Sumber : Hasil SPSS Ver.15 .
Jurnal M anajem enM M-U T P
91
Ganjil_X1 1,000 . 30 ,811* * ,000 30
Genap_X1 ,811* * ,000 30 1,000 . 30
Berdasarkan hasil pengolahan dari program SPSS ver.15 maka nilai korelasi antara dua kelompok item pertanyaan yang ada pada Tabel 11, maka nilai reliabilitas untuk variabel Sikap (X1) adalah:
R
c. Uji Realibilitas Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) Untuk melihat ke reliabilitas pada variabel Perilaku Kerja Pegawai telah dilakukan pengisian angket kuesioner sementara oleh 30 responden dengan menjawab 16 pertanyaan. Ke-16 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) . Masing-masing pertanyaan memiliki jawaban 5 kategori dengan skala ordinal, yaitu Sangat Setuju (skor 5), Setuju (skor 4), Kurang Setuju (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), Sangat Tidak Setuju (skor 1). Nilai koefisien reliabilitas pada variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) diperoleh dengan membagi item ganjil dengan item genap (split half) kemudian dicari nilai korelasi antara dua bagian tersebut. Dari data yang ada diperoleh nilai korelasi antara kelompok ganjil dengan kelompok genap seperti Tabel 8.
2*r 2 x0.811 (1 r ) (1 0.811)
R = 0,895 . Jadi nilai koefisien reliabilitas kuesioner untuk variabel Sikap (X1) adalah 0,895 maka bila dibandingkan dengan r tabel kritis untuk Spearman dengan α = 1% n=30 didapat r Sparman-Brown > 0.362. Artinya, kuesioner tersebut dengan melibatkan item-item pertanyaan yang diberikan reliabel. Tingkat reliabel tersebut dikarenakan item-item pertanyaan yang diberikan kepada para pegawai Kecamatan IT I Palembang dari item nomor 1-12 yang merupakan faktor ”Sikap” pegawai Kecamatan IT I Palembang benar-benar handal dijadikan tolak ukur didalam penelitian mengenai ”Sikap”.
Tabel 8 Nilai Korelasi Dari Uji Reliabilitas Metode Split Half (belah dua) Untuk Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2)
Correlati ons Spearman's rho
Ganjil_X2
Genap_X2
Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N
Ganjil_X2 Genap_X2 1,000 ,914** . ,000 30 30 ,914** 1,000 ,000 . 30 30
**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed).
Sumber : Hasil SPSS Ver.15 . Pegawai (X2) adalah 0,955 maka bila dibandingkan dengan r tabel kritis untuk Spearman dengan α=1% n=30 didapat rSparman-Brown > 0.362. Artinya, kuesioner tersebut dengan melibatkan item-item pertanyaan yang diberikan reliabel. Tingkat reliabel tersebut dikarenakan item-item pertanyaan yang diberikan kepada para pegawai Kecamatan IT I Palembang dari item nomor 1-16 yang merupakan faktor perilaku kerja pegawai benar-benar handal dijadikan tolak ukur
Berdasarkan hasil pengolahan dari program SPSS ver.15 maka nilai korelasi antara dua kelompok item pertanyaan yang ada pada Tabel 13, maka nilai reliabilitas untuk variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) adalah:
2*r 2 x0.914 RR= 0,955 (1 r ) . (1 0.914) Jadi nilai koefisien reliabilitas kuesioner untuk variabel Perilaku Kerja
Jurnal M anajem enM M-U T P
92
didalam penelitian mengenai Perilaku Kerja Pegawai.
Variabel
dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi normal.
B. Uji Persyaratan 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas untuk sampel uji persyaratan disini menggunakan Uji Kolomogorov_Smirnov dengan bantuan SPSS ver.15. Kolmogorov-Smirnov Z merupakan angka Z yang dihasilkan dari teknik Kolmogorov Smirnov untuk menguji kesesuaian distribusi data kita dengan suatu distribusi tertentu, dalam hal ini distribusi normal. Angka ini biasanya juga dituliskan dalam laporan penelitian ketika membahas mengenai uji normalitas. Asymp. Sig. (2-tailed). merupakan nilai p yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data normal. Jika nilai p lebih besar dari 0.05 . maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak, atau
a. Uji Normalitas Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Untuk melihat ke normalitas pada variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) telah dilakukan pengisian angket kuesioner sementara oleh 30 responden dengan menjawab 20 pertanyaan. Ke-20 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y). Perhitungan dalam uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolomogorov Smirnov dengan bantuan paket program SPSS versi 15. Hasil uji normalitas dari 20 item pertanyaan untuk mengukur variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) dari 30 responden yang diteliti terlihat seperti pada Tabel 9
Tabel 9 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) One-Sample K olmogo rov- Smir nov Test N N ormal Parameter s a ,b Mos t Ex tr eme D if f erenc es
Mean St d. D ev iation Abs olute Pos itiv e N egativ e
Kolmogorov - Smirnov Z As y mp. Sig. ( 2-tailed)
Total_Sk or_Y 30 66,8000 7,60399 ,111 ,111 -,090 ,605 ,857
a. Tes t dis tribution is Nor mal. b. C alc ulated f rom data.
Sumber : Hasil SPSS ver.15
Untuk melihat ke normalitas pada variabel Sikap Pegawai (X1) telah dilakukan pengisian angket kuesioner sementara oleh 30 responden dengan menjawab 12 pertanyaan. Ke-12 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Sikap Pegawai (X1). Perhitungan dalam uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolomogorov Smirnov dengan bantuan paket program SPSS versi 15. Hasil uji normalitas dari 12 item pertanyaan untuk mengukur variabel Sikap (X1) dari 30 responden sementara yang diteliti terlihat seperti pada Tabel 10.
Dari hasil Uji Normalitas Tabel 9 maka didapat suatu kesimpulan bahwa asymp. Sig. (2-tailed). merupakan nilai p = 0,857 yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data normal. Nilai p= 0,857 lebih besar dari 0.05 maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak, atau dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi normal. b. Uji Normalitas Variabel Sikap Pegawai (X1)
Jurnal M anajem enM M-U T P
93
Tabel 10 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel Sikap (X1) One-Sam ple K olmo gor ov-Smir nov Test
N N ormal Parameter s
a ,b
Mos t Ex tr em e D if f erenc es
Mean Std. Dev iat ion Abs olute Pos itiv e N egativ e
Kolmogorov - Smirnov Z As y mp. Sig. ( 2- tailed)
Total_Sk or_ X1 30 40,6000 5,79298 ,109 ,109 -,091 ,596 ,870
a. Tes t dis tribution is Nor mal. b. C alc ulated f rom data.
Sumber : Hasil SPSS ver.15
Untuk melihat ke normalitas pada variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) telah dilakukan pengisian angket kuesioner sementara oleh 30 responden dengan menjawab 16 pertanyaan. Ke-16 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2). Perhitungan dalam uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolomogorov Smirnov dengan bantuan paket program SPSS versi 15. Hasil uji normalitas dari 16 item pertanyaan untuk mengukur variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) dari 30 responden sementara yang diteliti terlihat seperti pada Tabel 11
Dari hasil Uji Normalitas Tabel 10 maka didapat suatu kesimpulan bahwa asymp. Sig. (2-tailed). merupakan nilai p = 0,870 yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data normal. Nilai p= 0,870 lebih besar dari 0.05 maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak, atau dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi normal. c. Uji Normalitas Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2)
Tabel 11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) One-Sample K olmo gor ov-Smir nov Test
N N ormal Parameter s
a ,b
Mos t Ex tr em e D if f erenc es
Mean Std. Dev iat ion Abs olute Pos itiv e N egativ e
Kolmogorov - Smirnov Z As y mp. Sig. ( 2- tailed)
Total_Sk or_ X2 30 53,6667 6,40761 ,117 ,084 -,117 ,642 ,804
a. Tes t dis tribution is Nor mal. b. C alc ulated f rom data.
Sumber : Hasil SPSS ver.15
Dari hasil Uji Normalitas Tabel 11 maka didapat suatu kesimpulan bahwa asymp. Sig. (2-tailed). merupakan nilai p = 0,804 yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data normal. Nilai p = 0,804 lebih besar dari 0.05 maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak, atau dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi normal. 2. Uji Homogenitas
ver.15. Chi-Square untuk menguji perbedaan distribusi data , dalam hal ini kehomogenitas. Interpretasi homogenitas: Uji Chi Square Sig. p>0,05 : Tidak Ada Beda (Homogen) Sig. p<0.05 : Ada Beda (Tidak Homogen) Asymp. Sig. (2-tailed). merupakan nilai p yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data normal. Jika nilai p lebih besar dari 0.05 . maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak, atau
Pengujian Homogenitas untuk sampel uji persyaratan disini menggunakan Uji Chi-Square dengan bantuan SPSS
Jurnal M anajem enM M-U T P
94
dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi homogen.
tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y). Perhitungan dalam uji Homogenitas dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan bantuan paket program SPSS versi 15. Hasil uji Homogenitas dari 20 item pertanyaan untuk mengukur variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) dari 30 responden yang diteliti terlihat seperti pada Tabel 12.
a. Uji Homogenitas Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Untuk melihat ke homogenitas pada variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) telah dilakukan pengisian angket kuesioner sementara oleh 30 responden dengan menjawab 20 pertanyaan. Ke-20 item pertanyaan
Tabel 12 Hasil Uji Chi-Square Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Test Statistics
Chi-Square a df Asy mp. Sig.
Total_Skor_Y 6,733 18 ,992
a. 19 cells (100,0%) hav e expected f requencies less than 5. The m inimum expected cell f requency is 1,6.
Sumber : Hasil SPSS ver.15
Untuk melihat ke homogenitas pada variabel Sikap Pegawai (X1) telah dilakukan pengisian angket kuesioner sementara oleh 30 responden dengan menjawab 12 pertanyaan. Ke-12 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Sikap Pegawai (X1). Perhitungan dalam uji Homogenitas dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan bantuan paket program SPSS versi 15. Hasil uji Homogenitas dari 12 item pertanyaan untuk mengukur variabel Sikap Pegawai (X1) dari 30 responden yang diteliti terlihat seperti pada Tabel 13.
Dari hasil Uji Homogenitas Tabel 12 maka didapat suatu kesimpulan bahwa asymp. Sig. (2-tailed). merupakan nilai p=0,992 yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data homogen. Nilai p= 0,992 lebih besar dari 0.05 maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak, atau dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi homogen. b. Uji Homogenitas Variabel Sikap Pegawai (X1)
Tabel 13 Hasil Uji Chi-Square Variabel Sikap Pegawai (X1) Test Statistics
a
Chi-Square df Asy mp. Sig.
Total_Skor_ X1 9,600 17 ,920
a. 18 cells (100,0%) hav e expected f requencies less than 5. The m inimum expected cell f requency is 1,7.
Sumber : Hasil SPSS ver.15
ditolak, atau dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi homogen.
Dari hasil Uji Homogenitas Tabel 13 maka didapat suatu kesimpulan bahwa asymp. Sig. (2-tailed). merupakan nilai p=0,920 yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data homogen. Nilai p= 0,920 lebih besar dari 0.05 maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal
Jurnal M anajem enM M-U T P
c. Uji Homogenitas Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) Untuk melihat ke homogenitas pada variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) telah dilakukan pengisian angket kuesioner sementara oleh 30 responden dengan
95
menjawab 16 pertanyaan. Ke-16 item pertanyaan tersebut dijadikan sebagai indikator terhadap variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2). Perhitungan dalam uji Homogenitas dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan bantuan paket program SPSS versi
15. Hasil uji Homogenitas dari 16 item pertanyaan untuk mengukur variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) dari 30 responden yang diteliti terlihat seperti pada Tabel 14.
Tabel 14 Hasil Uji Chi-Square Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2)
Test Statistics
Chi-Square a df Asy mp. Sig.
Total_Skor_ X2 4,800 17 ,998
a. 18 cells (100,0%) hav e expected f requencies less than 5. The m inimum expected cell f requency is 1,7.
Sumber : Hasil SPSS ver.15
Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan menggunakan one-way anova program SPSS dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan anova, didapatkan nilai sig. pada baris deviation from linearity sebesar 0,247 nilai yang diperoleh > 5% maka H0 diterima berarti variabel sikap (X1) dengan kualitas pelayanan masyarakat (Y) mempunyai hubungan yang linear. Untuk menampilkan grafik hubungan kedua variabel dalam uji Linearitas dilakukan menggunakan test for linearity dengan bantuan paket program SPSS versi 15.
Dari hasil Uji Homogenitas Tabel 14 maka didapat suatu kesimpulan bahwa asymp. Sig. (2-tailed). merupakan nilai p=0,998 yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data homogen. Nilai p= 0,998 lebih besar dari 0.05 maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak, atau dengan kata lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi homogen. 3. Uji Linearitas a. Uji Liniearitas antara Variabel Sikap (X1) dengan Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y)
Gambar 1 of Regression Standardized Residual Normal P-P Plot Grafik Uji Linearitas antara Variabel Sikap (X1) dengan KualitasDependent PelayananVariable: Masyarakat (Y) KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT 1,0
Expected Cum Prob
,8
,5
,3
0,0 0,0
,3
,5
Observed Cum Prob
Jurnal M anajem enM M-U T P
96
,8
1,0
b. Uji Liniearitas antara Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) dengan Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan menggunakan one-way anova program SPSS dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan anova, didapatkan nilai sig. pada baris deviation from linearity
sebesar 0,666 nilai yang diperoleh > 5% maka H0 diterima berarti variabel perilaku kerja pegawai (X2) dengan kualitas pelayanan masyarakat (Y) mempunyai hubungan yang linear. Untuk menampilkan grafik hubungan kedua variabel dalam uji Linearitas dilakukan menggunakan test for linearity dengan bantuan paket program SPSS versi 15.
variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2), Gambar 2 sedangkan untuk variabel terikat atau tak Grafik UjiNormal Linearitas antara Variabel bebas Residual yaitu variabel Kualitas Pelayanan P-P Plot of Regression Standardized Perilaku Kerja Pegawai (X2) dengan Masyarakat (Y). Masing-masing variabel Kualitas Dependent PelayananVariable: Masyarakat (Y) diukur dengan memberikan beberapa item KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT 1,0 pertanyaan sebagai indikator terhadap variabel-variabel tersebut.
Expected Cum Prob
,8
1. Analisis Statistik Deskriptif a. Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y)
,5
Analisis yang akan dibahas dalam Deskripsi Kualitas Pelayanan Masyarakat yaitu menjabarkan hasil diskripsi statistik variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat dari hasil pemrograman SPSS Ver.15. Hasil diskripsi statistik Kualitas Pelayanan Masyarakat dapat dilihat pada Tabel 15 dibawah ini.
,3
0,0 0,0
,3
,5
,8
1,0
Observed Cum Prob
C. Analisis Deskriptif Penelitian ini ada dua variabel bebas yaitu variabel Sikap Pegawai (X1) dan Tabel 15 Hasil Keluaran SPSS Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Statistics Total_Skor_Y N
Valid Missing
30 50 66,8000 66,0000 7,60399 ,280 -,623 30,00 52,00 82,00 2004,00
Mean Median St d. Dev iation Skewness Kurt osis Range Minimum Maxim um Sum
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Ver.15 Tahun 2008.
Dari Tabel 15 dapat diketahui skor minimum sebesar 52. Skor minimum merupakan skor dari data kualitas pelayanan masyarakat yang merupakan urutan terendah dari sekumpulan skor data
Jurnal M anajem enM M-U T P
kualitas pelayanan masyarakat. Nilai maksimum sebesar 82 merupakan skor dari data kualitas pelayanan masyarakat yang merupakan urutan paling tinggi dari sekumpulan data kualitas pelayanan
97
masyarakat. Nilai tengah sebesar 66 merupakan skor yang terletak pada urutan tengah dari sekumpulan skor data kualitas pelayanan masyarakat. Nilai rata-rata dari jumlah skor dibagi banyaknya responden berjumlah 30 diperoleh skor rata-rata 66,80. Hasil standar deviasi sebesar 7,60 merupakan tingkat variasi suatu kelompok data skor kualitas pelayanan masyarakat.
Skewness sebesar 0,280 menunjukkan bentuk sebaran wilayah kurva normal sebelah kanan dengan lebar sebesar 0.280. Kurtosis sebesar -0,623 menunjukkan bahwa sebaran wilayah kurva distribusi normal memiliki tail atau pasangan dengan sangat pendek kurva sebesar -0,623. Sedangkan bentuk histogram variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Grafik Histogram Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Histogram
6
5
Frequency
4
3
2
1 Mean =66.80 Std. Dev. =7.604 N =30 0 50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
Total_Skor_Y
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Ver.15 Tahun 2008. Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan bahwa didalam memilih item pertanyaan didalam kuesioner “Kualitas Pelayanan Masyarakat” jumlah skor terbanyak pada skor 59 dengan jumlah frekuensi 4.
Analisis yang akan dibahas dalam Deskripsi Sikap Pegawai yaitu menjabarkan hasil diskripsi statistik variabel Sikap Pegawai (X1) dari hasil pemrograman SPSS Ver.15. Hasil diskripsi statistik Sikap Pegawai dapat dilihat pada Tabel 16 dibawah ini.
b. Variabel Sikap Pegawai (X1)
Tabel 16 Hasil Keluaran SPSS Deskripsi Sikap Pegawai (X1) St at istics Total_Skor_X1 N
Valid Missing
30 50 40,6000 39,5000 5,79298 ,145 -,929 22,00 30,00 52,00 1218,00
Mean Median St d. D ev iation Skewness Kurt osis R ange Minimum Maxim um Sum
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Ver.15 Tahun 2008.
Dari Tabel 16 dapat diketahui skor minimum sebesar 30. Skor minimum merupakan skor dari data Sikap Pegawai yang merupakan urutan terendah dari sekumpulan skor data Sikap Pegawai. Nilai maksimum sebesar 52 merupakan skor dari data Sikap Pegawai Kecamatan IT I Palembang yang merupakan urutan paling tinggi dari sekumpulan data Sikap Pegawai.
Jurnal M anajem enM M-U T P
Nilai tengah sebesar 39,5 merupakan skor yang terletak pada urutan tengah dari sekumpulan skor data Sikap Pegawai. Nilai rata-rata dari jumlah skor dibagi banyaknya responden berjumlah 30 diperoleh skor rata-rata 40,6. Hasil standar deviasi sebesar 5,79 merupakan tingkat variasi suatu kelompok data skor Sikap Pegawai. Skewness sebesar
98
0,145 menunjukkan bentuk sebaran wilayah kurva normal sebelah kanan sebesar 0,145. Kurtosis sebesar -0,929 menunjukkan bahwa sebaran wilayah kurva distribusi normal memiliki tail atau pasangan yang sangat pendek sebesar 0,929. Sedangkan bentuk histogram variabel Sikap Pegawai ditunjukkan pada Gambar 3.
dari sekumpulan skor data “Perilaku Kerja Pegawai”. Nilai maksimum sebesar 65 merupakan skor dari data Perilaku Kerja Pegawai yang merupakan urutan paling tinggi dari sekumpulan data Perilaku Kerja Pegawai. Nilai tengah sebesar 53,5 merupakan skor yang terletak pada urutan tengah dari sekumpulan skor data Perilaku Kerja Pegawai. Nilai rata-rata dari jumlah skor dibagi banyaknya responden berjumlah 30 diperoleh skor rata-rata 53,67. Hasil standar deviasi sebesar 6,41 merupakan tingkat variasi suatu kelompok data skor Perilaku Kerja Pegawai. Skewness sebesar -0,063 menunjukkan bentuk sebaran wilayah kurva normal sebelah kiri sangat jauh sebesar -0,063. Kurtosis sebesar -1,100 menunjukkan bahwa sebaran wilayah kurva distribusi normal memiliki tail atau pasangan yang sangat sempit sebesar -1,100. Sedangkan bentuk histogram variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) ditunjukkan pada Gambar 4
Gambar 3 Grafik Histogram Variabel Sikap Pegawai (X1) Histogram
6
5
Frequency
4
3
2
1 Mean =40.60 Std. Dev. =5.793 N =30 0 30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
55.00
Total_Skor_X1
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Ver.15 Tahun 2008.
Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan bahwa didalam memilih item pertanyaan didalam kuesioner variabel Sikap Pegawai (X1) jumlah skor terbanyak pada skor 34 dan 39 dengan jumlah frekuensi 4.
Gambar 4 Grafik Histogram Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2)
c. Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2)
Histogram
Analisis yang akan dibahas dalam Deskripsi Perilaku Kerja Pegawai yaitu menjabarkan hasil diskripsi statistik variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) dari hasil pemrograman SPSS Ver.15. Hasil diskripsi statistik Perilaku Kerja Pegawai dapat dilihat pada Tabel 17 dibawah ini.
5
Frequency
4
3
2
1 Mean =53.67 Std. Dev. =6.408 N =30 0 40.00
45.00
50.00
55.00
60.00
65.00
Total_Skor_X2
Tabel 17 Hasil Keluaran SPSS Deskripsi Perilaku Kerja Pegawai (X2)
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Ver.15 Tahun 2008.
Statistics Total_Skor_X2 N Mean Median St d. Dev iation Skewness Kurt osis Range Minimum Maxim um Sum
Valid Missing
Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan bahwa didalam memilih item pertanyaan didalam kuesioner Perilaku Kerja Pegawai jumlah skor terbanyak pada skor 51 dan 58 dengan jumlah frekuensi 3.
30 50 53,6667 53,5000 6,40761 -,063 -1,100 22,00 43,00 65,00 1610,00
2. Analisis Butir Instrumen a. Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y)
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Ver.15 Tahun 2008.
Dari Tabel 17 dapat diketahui skor minimum sebesar 43. Skor minimum merupakan skor dari data Perilaku Kerja Pegawai yang merupakan urutan terendah
Jurnal M anajem enM M-U T P
Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari variabel kualitas pelayanan masyarakat (Y) perlu dianalisis nilai rata-
99
rata setiap indikatornya. Dari 20 butir pertanyaan didapat nilai rata-rata paling rendah pada butir 13 sebesar 3,07 dan rata-rata paling tinggi pada butir 4 sebesar 3,53. Berdasarkan analisis data pertanyaan, semua indikator-indikator kualitas pelayanan masyarakat berada pada interval 3,00 < 4,00 (baik) yakni pemimpin memiliki komitmen terhadap mutu jasa pelayanan masyarakat dengan „Baik‟. Sesuai dengan analisis deskriptif variabel kualitas pelayanan masyarakat di atas, tidak ada indikator yang berada pada kategori yang „Sangat baik‟ sehingga dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan masyarakat pegawai Kecamatan Ilir Timur I Palembang maka seluruh indikator yang ada perlu ditingkatkan lagi yaitu mengenai kepastian, pengetahuan pegawai serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan terhadap masyarakat.
seluruh indikator sikap yang ada perlu ditingkatkan lagi. c. Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari variabel perilaku kerja pegawai (X2) perlu dianalisis nilai rata-rata setiap indikatornya. Dari 16 butir pertanyaan didapat nilai rata-rata paling rendah pada butir 12 sebesar 3,13 dan rata-rata paling tinggi pada butir 4 dan 7 sebesar 3,50. Berdasarkan analisis data pertanyaan, semua indikator-indikator kualitas pelayanan masyarakat berada pada interval 3,00 < 4,00 (baik) yakni setiap pegawai mampu bekerja dengan peralatan kerja dengan baik dan dalam bekerja, tercipta komunikasi dengan atasan dengan „Baik‟. Sesuai dengan analisis deskriptif variabel perilaku kerja pegawai di atas, tidak ada indikator yang berada pada kategori yang „Sangat baik‟ sehingga dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan masyarakat pegawai Kecamatan Ilir Timur I Palembang maka seluruh indikator perilaku kerja pegawai yang ada perlu ditingkatkan lagi.
b. Variabel Sikap (X1) Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari variabel sikap (X1) perlu dianalisis nilai rata-rata setiap indikatornya. Dari 12 butir pertanyaan didapat nilai ratarata paling rendah pada butir 10 sebesar 3,17 dan rata-rata paling tinggi pada butir 4 sebesar 3,53. Berdasarkan analisis data pertanyaan, semua indikator-indikator kualitas pelayanan masyarakat berada pada interval 3,00 < 4,00 (baik) yakni dalam hal pembinaan kepada masyarakat pegawai akan cenderung melakukan pembinaan kepada masyarakat dengan „Baik‟. Sesuai dengan analisis deskriptif variabel sikap di atas, tidak ada indikator yang berada pada kategori yang „Sangat baik‟ sehingga dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan masyarakat pegawai Kecamatan Ilir Timur I Palembang maka
Jurnal M anajem enM M-U T P
D. Analisis Inferensial Dalam analisis inferensial penelitian ini, maka akan dijabarkan penggunaan regresi, korelasi dan determinasi. Sebelum melakukan regresi, korelasi dan determinasi, data yang disampaikan melalui jawaban quesioner merupakan bentuk data ordinal. Persyaratan untuk melakukan analisis regresi haruslah berbentuk data interval. Perubahan konversi data ordinal ke data interval dalam analisis ini menggunakan rumus Sturgess (Riduwan, 2004). Sehingga data hasil konversi sebagai berikut:
100
Tabel 18 Data Interval Penelitian Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kuliatas Pelayanan Masyarakat (Y) 59 52 60 59 58 77 82 58 63 68 59 78 69 66 76 65 72 61 59 66 64 81 69 75 72 61 68 71 65 71
Perilaku Kerja Pegawai (X2) 45 43 49 45 47 61 65 46 53 54 51 60 55 55 62 53 58 56 43 51 49 63 51 62 60 46 58 59 52 58
Sikap Pegawai (X1) 34 30 34 34 37 48 52 35 38 39 36 46 41 43 46 40 45 39 32 40 37 50 39 48 44 34 47 47 39 44
Sumber : Hasil Olahan SPSS Ver.15 2008.
Variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) digunakan nilai korelasi dari Uji regresi SPSS ver.15.
1. Pengaruh Sikap (X1) terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Untuk melihat koefisien korelasi Variabel Sikap Pegawai (X1) dengan
Tabel 19 Hasil SPSS Korelasi X1 terhadap Y Model Summary Change Statistics Model 1
R ,936a
R Square ,876
F Change 197,014
df 1
df 2 1
28
Sig. F Change ,000
a. Predictors: (Constant), Total_Skor_X1
Sumber:Hasil Olahan SPSS Ver.15.00.
Berdasarkan Tabel 19, hasil SPSS ver.15 mengenai korelasi antara variabel Sikap Pegawai (X1) dengan variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) sebesar R = 0,936. Perolehan nilai koefisien korelasi (R) artinya bila Sikap Pegawai (X1)
Jurnal M anajem enM M-U T P
ditingkatkan maka berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y). Perolehan nilai R square ( Tabel 19) merupakan koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,876 atau 87,6%. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh
103
variabel indipendent (prediktor) terhadap perubahan variabel dependent. Dari hasil olahan tersebut diperoleh nilai koefisien determinan = 0.876. Artinya besarnya pengaruh variabel independent (kriterium/Y) adalah 87,6 %, sedangkan sisanya 12,4 % dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independent yaitu Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y).
Sikap Pegawai Kecamatan IT I Palembang berpengaruh positif terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat Kecamatan IT I Palembang. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Sikap Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat Kecamatan IT I Palembang memilki kontribusi sebesar 87,6 % .
Tabel 20 Hasil SPSS Regresi Linier X1 Terhadap Y Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Total_Skor_X1
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 2,839 3,431 ,944 ,067
Standardized Coef f icients Beta
t ,828 14,036
,936
Sig. ,415 ,000
a. Dependent Variable: Total_Skor_Y
Sumeber : Hasil Pengolahan SPSS ver.15. Berdasarkan Tabel 20, hasil regresi antara X1 dengan Y diperoleh nilai konstanta 2,839, menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel Sikap Pegawai (X1), maka nilai variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) adalah 2,839. Koefisien regresi sebesar 0,944 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor Sikap Pegawai akan memberikan peningkatan skor sebesar 0,944. Sehingga bentuk persamaan prediksinya sebagai berikut:
besar dengan melihat prediksi persamaan
ˆ = 2,839 + 0,944 X1 + e. regresi linier Y Artinya apabila penilaian untuk skor variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat ˆ = 2,839 + (Nilai dimaksimalkan sebesar Y maksimum = 5 x jumlah responden = 30 x jumlah soal = 12x 0,944) = 1702,039 untuk skor Kualitas Pelayanan Masyarakat. 2. Pengaruh Kinerja Pegawai (X2) terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y)
ˆ Y
= 2,839 + 0,944 X1 + e Keterangan :
ˆ = Y X1 E
Variabel Skor Kualitas Pelayanan Masyarakat. = Variabel Skor Sikap Pegawai. = Pengaruh lainnya yang tidak dihitung.
Untuk melihat koefisien korelasi Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) dengan Variabel Kualiatas Pelayanan Masyarakat (Y) digunakan nilai korelasi dari Uji regresi SPSS ver.15.
Dengan adanya peningkatan penilaian Sikap Pegawai, memungkinkan adanya peningkatan dari kualitas pelayanan masyarakat Kecamatan IT I Palembang. Hasil penelitian membuktikan bahwa kontribusi Sikap Pegawai sangatlah
Tabel 21 Hasil SPSS Uji Korelasi X2 terhadap Y Model Summary
Model 1
R ,919a
R Square ,844
Adjusted R Square ,839
a. Predictors: (Constant), Total_Skor_X2
Sumber:Hasil Olahan SPSS Ver.15.00.
Jurnal M anajem enM M-U T P
103
Change Statistics df 1
df 2 1
28
Sig. F Change ,000
Berdasarkan Tabel 21, hasil SPSS mengenai korelasi antara variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) dengan variabel Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) sebesar R = 0,919. Perolehan nilai koefisien korelasi (R) artinya bila Perilaku Kerja Pegawai (X2) ditingkatkan maka berpengaruh terhadap kualitas pelayanan masyarakat (Y). Perolehan nilai R square ( Tabel 26) merupakan koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,844 atau
84,4 %. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel indipendent (prediktor) terhadap perubahan variabel dependent. Dari hasil olahan tersebut diperoleh nilai koefisien determinan = 0.844. Artinya besarnya pengaruh variabel independent (kriterium/Y) adalah 84,4 %, sedangkan sisanya 15,6 % dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independent yaitu kualitas pelayanan masyarakat.
Tabel 21 Hasil SPSS Regresi Linier X2 Terhadap Y Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Total_Skor_X2
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 4,397 3,783 ,913 ,074
Standardized Coef f icients Beta ,919
t 1,162 12,317
Sig. ,255 ,000
a. Dependent Variable: Total_Skor_Y
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ver.15. Berdasarkan Tabel 21, hasil regresi antara X2 dengan Y diperoleh nilai konstanta 4,397, menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2), maka nilai Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) adalah 4,397. Koefisien regresi sebesar 0,913 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor Perilaku Kerja Pegawai akan memberikan peningkatan skor sebesar 0,913 untuk Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y). Sehingga bentuk persamaan prediksinya sebagai berikut:
ˆ Y
ˆ = 4,397+ 0,913 X2 + e Artinya apabila Y
penilaian untuk skor Kualitas Pelayanan
ˆ = Masyarakat dimaksimalkan sebesar Y 4,397 + (Nilai maksimum = 5 x jumlah responden = 30 x jumlah soal = 16 x 0,913) = 2195,597 untuk skor Kualitas Pelayanan Masyarakat. 3. Pengaruh Sikap (X1) dan Perilaku Kerja Pegawai (X2) terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Untuk melihat koefisien korelasi Variabel Sikap Pegawai (X1) dan Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) dengan Variabel
= 4,397+ 0,913 X2 + e
Hasil penelitian membuktikan bahwa kontribusi kualitas pelayanan masyarakat sangatlah besar dengan melihat prediksi persamaan regresi linier
Kualiatas
Pelayanan
Masyarakat
(Y)
digunakan nilai korelasi dari Uji regresi SPSS ver.15.
Tabel 23 Hasil SPSS Uji Korelasi Berganda X1 dan X2 terhadap Y Model Summary
Model 1
R ,939a
R Square ,881
Adjusted R Square ,872
Change Statistics F Change 99,939
df 1
df 2 2
27
Sig. F Change ,000
a. Predictors: (Const ant), Total_Skor_X2, Total_Skor_X1
Sumber:Hasil Olahan SPSS Ver.15.00.
Berdasarkan Tabel 23, hasil SPSS mengenai korelasi antara variabel Sikap
Jurnal M anajem enM M-U T P
(X1) dan variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) dengan variabel Kualitas Pelayanan
1
Masyarakat (Y) sebesar R = 0,939. Perolehan nilai koefisien korelasi (R) artinya bila variabel Sikap (X1) dan variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) ditingkatkan maka berpengaruh terhadap kualitas pelayanan masyarakat (Y). Perolehan nilai R square ( Tabel 28) merupakan koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,881 atau 88,1%. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel indipendent (prediktor) terhadap perubahan variabel dependent. Dari hasil olahan tersebut diperoleh nilai koefisien determinan = 0.881. Artinya besarnya
pengaruh variabel independent (kriterium/Y) adalah 88,1 %, sedangkan sisanya 11,9 % dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independent yaitu kualitas pelayanan masyarakat. Sikap Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai berpengaruh positif terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat Kecamatan IT I Palembang. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Sikap Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat Kecamatan IT I Palembang memilki kontribusi sebesar 88,1 %.
Tabel 24 Hasil SPSS Regresi Berganda X1 dan X2 Terhadap Y Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Total_Skor_X1 Total_Skor_X2
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 2,507 3,430 ,690 ,239 ,261 ,235
Standardized Coef f icients Beta ,684 ,263
t ,731 2,890 1,110
Sig. ,471 ,008 ,277
a. Dependent Variable: Total_Skor_Y
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ver.15.
Berdasarkan Tabel 24, hasil regresi antara X1 dan X2 dengan Y diperoleh nilai konstanta 2,507, menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel Sikap (X1) dan variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2), maka nilai Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) adalah 2,507. Koefisien regresi sebesar 0,690 dan 0,261 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor variabel Sikap (X1) dan variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) akan memberikan peningkatan skor sebesar 0,690 dan 0,261 untuk Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y). Sehingga bentuk persamaan prediksinya sebagai berikut:
jumlah soal = 16 x 0,261) = 1852,907 untuk skor Kualitas Pelayanan Masyarakat. E. Uji Hipotesis Melakukan interpretasi hasil analisis penelitian ini yaitu melakukan penafsiran terhadap pengujian hipotesis. Dalam uji hipotesis statistik, analisis yang digunakan untuk mengetahui atau menguji hipotesis yang disampaikan di dalam peneltian ini yaitu: 1. Terdapat pengaruh positif sikap terhadap kualitas pelayanan masyarakat. 2. Terdapat pengaruh positif perilaku kerja terhadap kualitas pelayanan masyarakat. 3. Terdapat pengaruh positif sikap dan perilaku kerja terhadap kualitas pelayanan masyarakat.
ˆ = 2,507+ 0,680X1+ 0,261 X2 + e Y Hasil penelitian membuktikan bahwa kontribusi kualitas pelayanan masyarakat sangatlah besar dengan melihat prediksi persamaan regresi linier
ˆ = 2,507+ 0,680X1+ 0,261 X2 + e Y Artinya apabila penilaian untuk skor Kualitas Pelayanan Masyarakat
Selanjutnya untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan analisis regresi sederhana dan korelasi. Sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga digunakan analisis regresi dan kolreasi multipel.
ˆ = 2,507 + (Nilai dimaksimalkan sebesar Y maksimum = 5 x jumlah responden = 30 x jumlah soal = 12 x 0,680) + (Nilai maksimum = 5 x jumlah responden = 30 x
Jurnal M anajem enM M-U T P
2
1. Pengaruh Variabel Terhadap Kualitas Masyarakat (Y)
Sikap (X1) Pelayanan
2. Pengaruh Variabel Perilaku Kerja Pegawai (X2) Terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y)
Untuk mengetahui kepositifan X 1 dengan Y dihitung dengan uji-t jika: H0 : Tidak ada pengaruh sikap pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. H1 : Terdapat pengaruh sikap pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Kriteria pengujian kepositifan uji-t: Terima H0, jika sig. t ≥ 0,05 Tolak H0, jika sig. t < 0,05)
Untuk mengetahui kepositifan X 2 dengan Y dihitung dengan uji-t jika: H0 : tidak ada pengaruh perilaku kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. H1 : terdapat pengaruh perilaku kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Kriteria pengujian kepositifan uji-t: Terima H0, jika sig. t ≥ 0,05 Tolak H0, jika sig. t < 0,05
Berdasarkan Tabel 25 menunjukkan bahwa perolehan nilai t secara sebesar 14,036. Kepositifan X 1 terhadap Y dilihat dari membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengujian t hitung = 14,036 > ( = 0,05), maka X1 dengan Y adalah positif (H1 diterima), artinya terdapat pengaruh sikap pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Dari hasil quesioner yang disebarkan ke para pegawai Kecamatan Ilir Timur I Palembang, bahwa indikator sikap pegawai yang mempunyai keinginan untuk memberikan sikap yang ramah, sopan, cepat dan kemudahan dalam hal pembinaan kepada masyarakat memberikan pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan masyarakat. Menurut Gitosudarmo (2000, h. 23) menyatakan bahwa sikap adalah keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecendrungan bertindak terhadap aspek lingkungannya. Melakukan suatu pekerjaan melayani masyarakat di dalam konteks pelayanan publik, perlu seorang pegawai untuk memperhatikan sikap seorang pegawai yang baik di dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Sikap merupakan bentuk perasaan emosional masing-masing pribadi yang ada pada diri pegawai. Kottler (2002, h. 200) menyatakan bahwa sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.
Berdasarkan Tabel 24 menunjukkan bahwa perolehan nilai t secara analisa sebesar 12,317. Kepositifan X2 terhadap Y dilihat dari membandingkan nilai t hitung dengan ttabel. Kriteria pengujian thitung = 12,317 > ( = 0,05), maka X2 dengan Y adalah positif (H1 diterima) artinya terdapat pengaruh perilaku kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Dari hasil quesioner yang disebarkan ke para pegawai Kecamatan Ilir Timur I Palembang, bahwa indikator perilaku kerja pegawai yang bekerja dengan peralatan kerja dengan baik memberikan pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan masyarakat. Prawirosentono (1999, h. 39) menyatakan bahwa dalam rangka mencapai tujuan organisasi, perilaku-perilaku orang sebagai peserta organisasi, yang bersangkutan sangat berpengaruh. Melaksanakan pekerjaan memberikan pelayanan kepada masyarakat, para pegawai dituntut untuk berperilaku yang baik dan selalu bertanggung jawab akan pekerjaannya. Perilaku para pegawai harus sesuai dengan tujuan organisasi dalm hal ini organisasi Pemerintah Kota Palembang. Perilaku kerja yang baik dalam pengertian bertanggungjawab, mempergunakan alat dan teknologi, dilakukan dengan berkomunikasi dengan rekan dan atasan; 1) melaksanakan pekerjaaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya; 2) adanya kegigihan
Jurnal M anajem enM M-U T P
2
dan tekad bekerja; 3) menyesuaikan diri dengan perkembangan, akan menghasilkan perilaku positif sehingga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan masyarakat. 3. Pengaruh Variabel Sikap (X1) dan Perilaku Kerja Pegawai (X2) Terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat (Y) Untuk mengetahui kepositifan hipotesis X1 dan X2 dihitung dengan Uji-F jika: H0 : tidak ada pengaruh sikap dan perilaku pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. H1 : terdapat pengaruh sikap dan perilaku pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Kriteria pengujian kepositifan uji-F: Terima H0, jika sig. F ≥ 0,05 Tolak H0, jika sig. F < 0,05 Kepositifan X1 dan X2 terhadap Y dilihat dari membandingkan nilai F hitung dengan Ftabel. Kriteria pengujian F hitung = 99,939 > ( = 0,05), maka X1 dan X2 dengan Y adalah positif (H1 diterima), artinya terdapat pengaruh sikap dan kinerja pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Dari hasil quesioner yang disebarkan ke para pegawai Kecamatan Ilir Timur I Palembang, bahwa indikator sikap pegawai yang mempunyai keinginan untuk memberikan sikap yang ramah, sopan, cepat dan kemudahan dalam hal pembinaan kepada masyarakat dan perilaku kerja pegawai yang bekerja dengan menggunakan peralatan kerja dengan baik memberikan pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan masyarakat. Dari hasil penelitian terlihat bahwa sikap dan perilaku pegawai menunjang akan pekerjaan pegawai selaku memberikan pelayanan kepada masyarakat di lingkungan Kecamatan Ilir Timur I Palembang guna terciptanya kualitas pelayanan masyarakat yang optimal. Sikap pada dasarnya merupakan landasan perilaku. Adanya sikap yang baik, akan berkaitan dengan munculnya perilaku yang baik. Sebaliknya adanya sikap negatif terhadap sesuatu akan berpengaruh
Jurnal M anajem enM M-U T P
3
terhadap perilaku seseorang berkaitan dengan sesuatu tersebut. Kualitas pelayanan masyarakat sebagai suatu kondisi dinamis, berupa tingkat keunggulan dan ketercapaian terhadap ukuran relatif kebaikan, yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan sehingga dapat memenuhi harapan dan keinginan masyarakat, tentu menuntut adalah sikap dan perilaku pegawai yang baik. Sikap dan perilaku yang baik akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan masyarakat. Dengan dasar pemikiran ini, maka perlu diduga ada pengaruh sikap dan perilaku secara bersama-sama terhadap kualitas pelayanan masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil diatas maka ditarik suatu kesimpulan dan saran sebagai alternatif solusi permasalahan. A. Kesimpulan 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sikap pegawai dengan kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang. Artinya cukup baiknya sikap pegawai akan mempengaruhi kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara perilaku kerja pegawai dengan kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang. Artinya cukup baiknya atau peningkatan perilaku kerja pegawai akan mempengaruhi kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sikap dan perilaku kerja pegawai secara bersamasama dengan kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang. Artinya cukup baiknya sikap dan perilaku kerja pegawai akan mempengaruhi kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang secara bersama-sama.
B. Implikasi
C. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas diketahui ketiga hipotesis penelitian diterima yaitu terdapat pengaruh sikap pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang; terdapat pengaruh perilaku kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang dan terdapat pengaruh sikap dan kinerja pegawai secara bersama-sama terhadap kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Hal ini menunjukkan bahwa upaya meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat pada Kecamatan Ilir Timur I Palembang perlu dilakukan melalui upaya peningkatan sikap dan perilaku kerja pegawai. Beberapa upaya guna meningkatkan sikap dan perilaku kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat yakni: 1. Upaya meningkatkan sikap Dalam rangka optimalisasi sikap pegawai dalam bekerja, maka perlu dilakukan peningkatan pemahaman tentang tugas pokok fungsi lembaga, visi misi lembaga, tujuan dan sasaran lembaga, kedudukan dan pekerjaan pegawai serta pendidikan merupakan salah satu upaya peningkatkan sikap pegawai. Sesuai hasil penelitian, maka peningkatan sikap pegawai dalam bekerja perlu diarahkan agar mampu memberikan sikap yang ramah, sopan, cepat dan memberikan kemudahan dalam hal pembinaan kepada masyarakat. 2. Upaya meningkatkan perilaku kerja pegawai Sikap pada dasarnya merupakan landasan perilaku, dengan adanya sikap yang baik akan berkaitan dengan munculnya perilaku kerja yang baik. Sebaliknya adanya sikap negatif terhadap sesuatu akan berpengaruh terhadap perilaku kerja seseorang berkaitan dengan sesuatu tersebut. Untuk meningkatkan perilaku kerja pegawai, maka perlu diberikan arahan kepada pegawai dalam bekerja untuk menggunakan peralatan kerja, sarana dan prasarana dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensia dari penelitian menunjukkan bahwa pengaruh sikap pegawai dengan kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang positif namun lebih besar dibandingkan pengaruh perilaku kerja pegawai dengan kualitas pelayanan masyarakat di Kecamatan IT I Palembang. Untuk itu peneliti mengajukan beberapa saran berikut: a. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan masyarakat maka indikator yang perlu ditingkatkan yaitu adanya kepastian, pengetahuan dan kesopanan pegawai serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. b. Guna meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat pada Kecamatan Ilir Timur I Palembang, perlu mengembangkan sikap pegawai dengan sasaran kecenderungan pegawai dalam memberikan pembinaan kepada masyarakat.
Jurnal M anajem enM M-U T P
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Panji, 1998. Psikologi Kerja, PT Rineka Cipta, Jakarta. Arukunto,
Suharsimi,
2002.
Penelitian, Jakarta.
Metodologi
Bernardin: John and Joice E. A. Russell, 1993. Human Resource Management, International Edition, McGraw-Hill Book Co. Dale, 2002. Penilaian Presentasi Kerja, terjemahan Fandy
Furtwengler,
Ciptono, Andi Offset, Yogyakarta.
Gitosudarmo, Indriyo dan Sudita, I Nyoman, 2000. Perilaku Keorganisasian, BPFE: Yogyakarta. Hariandja,
Marihot
Tua
Effendi,
2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Grasindo, Jakarta. Haryono, Siwoyo, 2007.
Penelitian
Palembang
Bisnis.
Metodelogi
Unanti:
Hersey, Paul, 1994. Kunci Sukses Pemimpin Situasional, terjemahan Dwi Astuti, Delapratasa, Jakarta.
4
Hines,
Gary K, 1993. Kepemimpinan, terjemahan Susanto Budidharmo, PT Gramedia, Jakarta.
Sarjana Wiyata Yogyakarta.
dasar
Educational Administration; theory, Research and Practice, Random Negara,
1997.
Tjiptono, Fandy, 2004. Prinsip-prinsip Total Quality Service, Andi Yogyakarta.
LAN RI, Jakarta.
Prawirosentono, Suyadi, 1999. Kebijakan Kinerja Pegawai, BPFE, Yogyakarta.
Vermascu, Gia, 2006. Pengaruh Sikap dan
Perilaku Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan Seberang Ulu I Palembang, Unanti
Sigit, 2003. Perilaku Organisasional, Bagian Penerbitan
Suhardi,
Ekonomi,
Universitas
Jurnal M anajem enM M-U T P
DasarOrganisasi, UII
Sutrisno Hadi, 1992. Statistik 2, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Manajemen Pelayanan Masyarakat,
Fakultas
Perilaku
Press, Yogyakarta.
House Inc., New York. Administrasi
Siswa,
Supardi dan Syaiful Anwar, 2002.
Hoy, Wayne K. and Miskel, Cecil G., 1978,
Lembaga
Taman
Palembang
5