Pengaruh Senyawa Bioaktif Umbi Dioscoreaceae Terhadap Profil Lipid - Diass, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.424-430, April 2015
PENGARUH SENYAWA BIOAKTIF UMBI-UMBIAN KELUARGA DIOSCOREACEAE TERHADAP KONDISI PROFIL LIPID DARAH: KAJIAN PUSTAKA Effect of DioscoreaceaeTubers Bioactive Compound on Blood Lipid Profile: A Review Wijaya Christamanda Diass1*, Teti Estiasih2 1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran, Malang 65145 *Penulis Korespondensi, email:
[email protected] ABSTRAK Profil lipid darah meliputi total kolesterol, Low density lipoprotein (LDL-c), High density lipoprotein (HDL-c) dan Trigliserida. Tingginya asupan tinggi kolesterol dan lemak jenuh mengakibatkan tidak seimbangnya kondisi profil lipid darah yang dapat memicu penyakit jantung koroner (PJK). Dalam menurunkan kolesterol, masyarakat saat ini lebih cenderung memilih bahan pangan fungsional dibandingkan dengan obat-obatan karena kelebihan bahan pangan fungsional yang tidak memiliki efek samping. Indonesia memiliki kekayaan ragam hayati, salah satunya adalah umbi-umbian dioscoreaceae yang diharapkan berpotensi menurunkan tingkat kolesterol darah dan memperbaiki keseimbangan profil lipid. Umbi-umbian yang diyakini memiliki kandungan bioaktif seperti serat pangan, polisakarida larut air dan diosgenin mampu memiliki efek fungsional terhadap penurunan kolesterol dan keseimbangan kondisi profil lipid darah. Kata kunci: Dioscoreaceae, PJK, Profil Lipid, Senyawa Bioaktif ABSTRACT Lipid profile covering total cholesterol, low density lipoprotein (ldl-c), high density lipoprotein (hdl-c) and triglycerides. The high intake of high cholesterol and saturated fatty acid resulting in unhealthy blood lipid profile condition that could drive of coronary heart disease. In lowering cholesterol, people prefer to choose functional food than medicine for excesses of functional food that has no side effects. Indonesia has wealth multiform diversity, one is Dioscoreaceae tubers that expected potentially decrease the blood cholesterol dan fix lipid profile balance. Tubers believed to have some bioactive compound such as food fibers, water-soluble polysaccharides and diosgenin capable of having functional effect to decrease cholesterol and balance blood lipid profile. Keywords: Dioscoreaceae, Coronary Heart Disease, Lipid Profile, Bioactive Compounds PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian yang tinggi di Indonesia. Pada tahun 2002 kematian akibat jantung koroner di Indonesia telah mencapai angka 100 ribu sampai dengan 500 ribu jiwa. Tingkat kematian akibat jantung koroner dipengaruhi oleh tekanan darah, kolesterol darah, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, serta diet [1]. Faktor utama penyebab menumpuknya kolesterol dalam pembuluh darah, yaitu kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol densitas rendah atau Low Density Lipoprotein (LDL-c), dan trigliserida (TG) serta penurunan kadar kolesterol densitas tinggi atau High Density Lipoprotein (HDL-c.).
424
Pengaruh Senyawa Bioaktif Umbi Dioscoreaceae Terhadap Profil Lipid - Diass, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.424-430, April 2015 Indonesia memiliki kekayaan ragam hayati, salah satunya adalah umbi-umbian dioscorea yang diharapkan berpotensi menyembuhkan profil lipid secara umum. Umbiumbian dioscorea seperti umbi gembili, gadung dan ubi kelapa memiliki potensi menurunkan kolesterol darah dan menyeimbangkan profil lipid darah. Kandungan serat pangan, polisakarida larut air mampu menurunkan kolestero dan menyeimbangkan ldl-c dan hdl-c darah [2], ditambah dengan adanya kandungan diosgenin yang menjadi ciri dari umbi dioscorea diduga juga memiliki menyeimbangkan profil lipid dengan melalui menghambat absorpsi lemak, menurunkan tingkat kolesterol dan meningkatkan kadar HDL-c [3][4]. 1. Profil Lipid Profil lipid terdiri dari total kolesterol, LDL-c, HDL-c dan trigliserida. Konsentrasi kolesterol total darah merupakan hasil kumpulan konsentrasi molekul-molekul lipoprotein [5], sehingga secara tidak langsung kadar kolesterol total mempengaruhi kadar aspek profil lipid yang lain seperti LDL-c dan HDL-c. Konsentrasi normal toal kolesterol darah adalah di bawah 200 mg/dl. Kondisi kadar total kolesterol yang lebih dari 200 mg/dl disebut hiperkolesterolemia dan dapat memicu terjadinya aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah [5]. Standar kadar kolesterol pada manusia dikutip dari ATP III (Adult Treatment Panel III) yang ditetapkan oleh NHLBI (National Cholesterol Education Program, National Institutes of Health, Lung and Blood Institutes). Tabel 1. Standar Kadar Kolesterol pada Manusia
Komponen
Normal mg/dl
Total Kolesterol LDL HDL Trigliserda
< 200 < 100 < 40 < 150
Di atas optimal mg/dl
100-129
Krisis (Borderline High) mg/dl 200-239 130-159 150-199
Tinggi mg/dl ≥ 240 160-189 ≥ 60 200-499
Sangat tinggi mg/dl ≥ 190 ≥ 500
Sumber : [6] Kondisi hiperkolesterolemia dapat terjadi karena berbagai hal, antara lain karena kelainan genetik, obesitas, asupan makanan tinggi kolesterol dan asam lemak jenuh, kekurangan hormon estrogen, lanjut usia dan gangguan metabolisme [7]. 2. Dioscoreaceae Umbi-umbian Dioscoreaceae yang dikenal dengan Yam. Memiliki bentuk umbiumbiaan dan biasanya sering terjadi kekeliruan dengan keluarga ketela rambat atau sweet potato. Contoh komoditas Dioscoreaceae yang ada di Indonesia, antara lain ubi gadung (Dioscorea hispida Dennst), ubi gembili (Dioscorea esculenta), dan ubi kelapa atau uwi (Dioscorea alata). Dan masih banyak lagi jenis dari Dioscoreceaea yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa dari umbi-umbian keluarga Dioscoreceaea sebelumnya diteliti memiliki kandungan bioaktif seperti serat pangan, polisakarida larut air dan diosgenin. Umbi gembili yang merupakan Dioscorea diketahui memiliki lendir kental yang mengandung glikoprotein [8] dalam [9]. Pada gembili didapati kandungan bioaktif yaitu polisakarida berupa serat pangan. Terdapat 3 gram serat pangan dalam 100 gram berat kering umbi gembili [9]. Umbi gadung yang termasuk ke dalam Dioscorea juga memiliki lendir, dan biasanya lendir dalam tanaman umbi-umbian berasosiasi dengan protein [10] dalam [9]. Untuk umbi ubi kelapa menghasilkan getah dari permukaan umbinya yang diduga mengandung senyawa alkaloid [11]. Kandungan diosgenin pada ketiga umbi berbede-beda tergantung jenis dan lingkungan tanam Dioscorea. Berikut kadar diosgenin beberapa jenis Dioscorea, yaitu pada D.esculenta 425
Pengaruh Senyawa Bioaktif Umbi Dioscoreaceae Terhadap Profil Lipid - Diass, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.424-430, April 2015 atau gembili kadar diosgeninnya sebesar 533,33 mg/ 100 g, pada gadung sebanyak 825,00 mg/ 100g,dan D.alata atau ubi kelapa sebanyak 95 mg/ 100 g [12]. 3. Serat Pangan dan Polisakarida Larut Air Serat pangan (dietary fiber) didefinisikan sebagai kelompok polisakarida dan polimerpolimer lain yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan manusia. Menurut beberapa ahli dikelompokkan menjadi beberapa, antara lain berdasarkan kelarutannya, serat pangan dikelompokkan menjadi serat larut (Soluble Dietary Fiber atau SDF) dan serat tidak larut (Insoluble Dietary Fiber atau IDF) [13], viscous dan non viscous serta dapat difermentasi dan tidak dapat difermentasi [2]. Secara umum serat makanan dikelompokkan menjadi serat structural dan serat pembentuk gel. Serat struktural meliputi selulosa, lignin dan beberapa hemiselulosa. Dan serat pembentuk gel meliputi pektin, gum, musilase dan hemiselulosa yang bersifat larut air, viscous, dan dapat difermentasi. Serat-serat yang dapat difermentasi ini di dalam kolon diubah oleh mikroba menjadi asam-asam lemak rantai pendek seperti asetat, propionat, dan butirat serta beberapa gas seperti H2, CO2, dan CH4 [2]. 4. Efek Fisiologis Serat Makanan 1) Efek serat pada saluran pencernaan atas a. Menunda pengosongan lambung. Viskositas dari kemampuan polisakarida untuk membentuk gel di dalam lambung menyebabkan pengosongan lambung menjadi lambat [2]. b. Menyebabkan rasa kenyang. Sifat resisten serat terhadap pencernaan di lambung menyebabkan serat makanan akan memenuhi lambung sehingga menyebabkan rasa kenyang dalam waktu yang cukup lama, begitu juga dengan masukan energi serat makanan juga tertunda [2]. c. Menunda absorpsi makanan dari usus halus. Polisakarida larut air yang viscous dapat menunda bahkan mengganggu absorpsi nutrisi seperti karbohidrat, protein dan lipid dalam usus halus. Kerja enzim lipase akan terhambat dengan adanya makanan yang kaya serat. Efek ini merupakan kelebihan polisakarida larut air yang viscous, karena damapak baiknya menyebabkan penundaan absorpsi dan meningkatkan toleransi glukosa sehingga menurunkan kadar glukosa serum, serta menurunkan kadar kolesterol darah. Penundaan absorpsi karbohidrat mengakibatkan kadar glukosa postprandial menurun sehingga insulin diekskresikan secara perlahan. Sekresi insulin merangsang aktfitas enzim HMG-KoA reduktase. Menurunnya sekresi insulin berakibat pada berkurangnya sintesis kolesterol oleh enzim HMG-KoA reduktase. Namun, jika kadar gula darah tinggi maka ekskresi insulin meningkat, akan meningkatkan aktifitas HMGKoA reduktase sekaligus meningkatkan biosintesis kolesterol. Jadi serat larut mempunyai efek menurunkan kolsterol darah melalui mekanisme toleransi glukosa, disamping juga menurunkan glukosa dan lipid secara umum [2]. d. Mempengaruhi pembentukan lipoprotein. Serat mempengaruhi pembentukan VLDL di hati melalui penghambatan kilomikron di usus. Pengaruh ini berbeda-beda tiap individual, tergantung pola makan dan jenis diet yang dilakukan [2]. e. Menghalangi absorpsi mineral. Sebagian serat memiliki kemampuan untuk mempengaruhi bioavailabilitas pada sejumlah mineral. Karena umumnya polisakarida bermuatan negatif sehingga cenderung untuk berikatan dengan kation sperti magnesium, kalsium, sodium dan potassium. Akibatnya penyerapan mineral tersebut pada usus menjadi terbatas [2]. 2) Efek pada saluran pencernaan bawah a. Serat sebagai bahan fermentasi di kolon. Fermentasi serat dalam kolon akan menghasilkan asam-asam lemak rantai pendek yang memiliki spesifikasi berbeda dan sejumlah gas. Asam-asam lemak rantai pendek tersebut antara lain asam asetat, propionat, dan butirat [2]. 426
Pengaruh Senyawa Bioaktif Umbi Dioscoreaceae Terhadap Profil Lipid - Diass, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.424-430, April 2015 b. Asetat secara cepat diabsorpsi dari lumen kolon masuk ke dalam vena porta yang selanjutnya masuk kehati sebelum menuju sirkulasi umum. Asetat dipergunakan sebagai sumber energi tubuh oleh sebagian besar jaringan non-hepatik. Propionat juga secara cepat diabsorpsi dan masuk vena porta menuju hati untuk dipergunakan dalam metabolisme. Adanya propionat di hati akan menghambat sintesis kolesterol melalui mekanisme penghambatan enzim HMG-KoA reduktase [2]. Sedangkan butirat merupakan sumber energy bagi colonocytes (sel epitel kolon). Colonocytes memetabolisme butirat menjadi CO2 yang merupakan bagian dari glukosa dan tergabung ke dalam membran lipid Asetat secara cepat diabsorpsi dari lumen kolon masuk ke dalam vena porta yang selanjutnya masuk kehati sebelum menuju sirkulasi umum. Asetat dipergunakan sebagai sumber energi tubuh oleh sebagian besar jaringan non-hepatik. Propionat juga secara cepat diabsorpsi dan masuk vena porta menuju hati untuk dipergunakan dalam metabolisme. Adanya propionat di hati akan menghambat sintesis kolesterol [2]. c. Serat mempengaruhi pH kolon. Hasil fermentasi serat berupa asam lemak rantai pendek atau SCFA menyebabkan lingkungan lumen kolon menjadi asam dengan pH di bawah 6,5. Pada kondisi lingkungan yang asam tersebut, sejumlah bakteri akan terganggu pertumbuhannya di dalam kolon [2]. d. Potensi dilusi dari serat. Serat tidak larut akan bertahan lama di kolon, segera dikeluarkan bersama feses. Karena itu diet tinggi serat akan memperlancar buang air besar [2]. 5. Efek Serat Pangan dan Polisakarida Larut Air Terhadap Profil Lipid 1) Efek Serat Pangan dan Polisakarida Larut Air Terhadap Total Kolesterol Secara keseluruhan jenis serat makanan mempunyai fungsi yang hampir sama yaitu mampu mencegah bahkan mungkin mengobati beberapa penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan, menurunkan kolesterol melalui penghambatan absorpsi karbohidrat, lemak dan protein, serta menurunkan kolesterol dari mekanisme toleransi glukosa [2]. Fermentasi serat dalam kolon akan menghasilkan asam-asam lemak rantai pendek terutama asam propionat yang mampu menghambat enzim HMG-KoA reduktase [2]. Terhambatnya enzim HMG-KoA reduktase akan menurunkan tingkat biosintesa kolesterol. 2) Efek Serat Pangan dan Polisakarida Larut Air Terhadap LDL-c Serat pangan, terutama serat yang punya viskositas tinggi, secara konsisten menurunkan total kolesterol dan kadar LDL-c [14]. Selain itu, terjadi penyerapan asam empedu oleh polisakarida atau serat larut, sehingga kadar asam empedu di tubuh akan menurun. Tubuh akan mengirim sinyal kurangnya empedu dan secara alami membentuk asam empedu dari kolesterol yang diambil dari peredaran tubuh. Penyerapan kolesterol darah menyebabkan kadar Very low density lipoprotein (VLDL-c) yang terbentuk menjadi lebih sedikit. Karena LDL-c disintesis dari VLDL-c, menurunnya VLDL-c mengakibatkan juga penurunan kadar kolesterol LDL dalam darah [14]. 3) Efek Serat Pangan dan Polisakarida Larut Air Terhadap HDL-c Secara tidak langsung kandungan serat pangan pada mie umbi-umbian mampu menaikkan kadar HDL-c darah melalui penurunan kolesterol. Serat pangan mampu menurunkan sintesis kolesterol melalui mekanisme toleransi glukosa [2], sedangkan polisakarida larut air yang difermentasi dalam kolon mengahsilkan asam lemak rantai pendek berupa propionat yang menghambat HMG-KoA reduktase dan menghambat sintesis koletserol [15][2]. Karena HMG-KoA terhambat, unit isoprene yang dihasilkan mevalonat akan menurun, yang membuat pembentukan squalen juga menurun, dan akhirnya kadar kolesterol intrasel juga menurun [16]. Berkurangnya kolesterol intrasel akan merangsang sintesis reseptor LDL-c kolesterol, sehingga jumlah reseptor LDL-c di membran sel akan 427
Pengaruh Senyawa Bioaktif Umbi Dioscoreaceae Terhadap Profil Lipid - Diass, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.424-430, April 2015 semakin meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan penyerapan kolesterol LDL-c di membran sel, kemudian melalui reaksi yang dikatalisis oleh LCAT akan diubah menjadi ester kolesterol, dan diserap oleh HDL nascent, partikel HDL-c ini akan bertambah besar dan disebut HDL sferis, sehingga akhirnya kadar HDL-c darah akan meningkat [17]. 4) Efek Serat Pangan dan Polisakarida Larut Air Terhadap Trigliserida Serat pangan diduga berpengaruh terhadap penurunan trigliserida. Mekanisme penurunan trigliserida darah oleh kadar serat larut melalui penghambatan absorpsi lemak dalam usus, sehingga menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol dalam darah. Dalam saluran pencernaan serat larut mengikat asam empedu untuk keluar bersama feses. Serat akan menyelubung asam empedu sehingga tidak dapat kembali ke dalam siklus enterohepatik dan meningkatkan ekskresi asam empedu di fekal, dengan berbagai mekanisme, yaitu peningkatan asam empedu, pembentukan gel, dan bercampur dengan formasi misel [2]. Selain serat pangan, polisakarida larut air juga memiliki kemampuan yang sama dalam menurunkan trigliserida [2][13][15]. 6. Diosgenin Diosgenin dalam tumbuhan biasanya terdapat dalam bentuk kompleks sebagai dioscin (saponin) dengan rumus molekul C46H72O18. Pada proses hidrolisis kompleks dioscin ini terurai menjadi 1 molekul glukosa C6H12O6 dan 2 molekul ramnosa C6H12O5 dan aglikon sapogenin C27H42O9. Diosgenin berbentuk Kristal jarum pipih, tidak berbau, rasanya pahit,. Tidak larut ai, tetapi larut dalam alkohol dan pelarut-pelarut organik lainnya [18]. Secara luas, terdapat lebih dari 600 jenis Dioscorea di dunia, dengan 25 jenis diantaranya dapat dikonsumsi. Jenis Dioscorea ini ddapat diidentifikasi dari bahan bioaktif yang ada didalamnya, yaitu diosgenin. Diosgenin, dan dioscin merupakan komponen yang menjadi “khas” golongan Dioscorea. Dalam The Longwood Herbal Task Force tentang Dicoreaceae menyatakan diosgenin merupakan bahan aktif utama Dioscorea yang memiliki struktur mirip dengan kolesterol. Dimana tingkat Diosgenin sangat bervariasi pada tiap jenis Dioscorea, perbedaan jumlah Diosgenin di tiap jenis Dioscorea dikarenakan faktor iklim dan kondisi pertumbuhan tanaman. Dioscin merupakan bentuk glikosida dari Diosgenin, dan memiliki efek yang kurang lebih mirip dengan Diosgenin karena keduanya tergolong dalam saponin [19]. 7. Efek Diosgenin Terhadap Kondisi Profil Lipid Darah Potensi diosgenin dalam menurunkan kolesterol dalam hubungannya membantu keseimbangan profil lipid dalam darah telah diuji dalam beberapa studi eksperimental. Diosgenin menghambat penyerapan kolesterol, dan juga menekan penyerapan pengambilan serta akumulasi kolesterol di dalam darah dan hati [20]. Selain itu, diosgenin dalam dosis 0,1% atau 0,5% dalam ransum selama 6 minggu mampu menurunkan tingkat kolesterol dan meningkatkan tingkat HDL di dalam darah dan hati pada tikus yang dikondisikan hiperkolesterol [4]. Dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diosgenin menekan tingkat waktu kebutuhan tryacilglycerol dalam darah pada tikus, yang menunjukkan bahwa potensi diosgenin menghambat absorpsi lemak [3]. Diogenin juga mampu menurunkan kolesterol secara tidak langsung. Wistar yang diberi 1% diosgenin dalam pakannya terjadi peningkatan sintesis asam empedu menjadi 2 sampai 4 kali lipatnya [21][22]. Dan terakhir dalam efeknya yang telah teruji pada manusia, yaitu pada tujuh orang dewasa yang mengkonsumsi hingga 8 pil berbahan Dioscorea selama setiap hari selama enam minggu secara signifikan mengalami penurunan tingkat trigliserida daan fosfolipid, dan terjadi peningkatan HDL [23]. SIMPULAN
umbi
Umbi-umbian dari keluarga Dioscoreaceae seperti umbi gembili, umbi gadung dan kelapa memiliki kemampuan dalam menurunkan kolesterol dan menjaga 428
Pengaruh Senyawa Bioaktif Umbi Dioscoreaceae Terhadap Profil Lipid - Diass, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.424-430, April 2015 keseimbangan profil lipid darah melalui kandungan senyawa-senyawa bioaktif di dalamnya. Kandungan bioaktif yang berperan dalam dalam menjaga keseimbangan profil lipid darah terdiri dari serat pangan, polisakarida larut air dan diosgenin. DAFTAR PUSTAKA 1) Ardhiyanti, S. D. 2008. Daya Hipokolesterolemik Tepung Umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus) pada Tikus Percobaan (Rattus norvegicus). Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakutas Teknologi Pertanian. IPB 2) Lupton, J.R, and D. Turner. 2000. Dietary Fiber. Biochemical and Physiological Aspects of Human Nutrition. WB Sounders Company. London.Kwon, C, S., Sohn, H, Y., Kim, S, H., Kim, J, H., Son, K, H., Lee, J, S., Lim, J, K., and Kim, J, S. 2003. Anti-obesity Effect of Dioscorea nipponica Makino with Lipase-inhibitory Activity in Rodents. Biosci Biotechnol Biochem. 67: 1451-1456. 3) Kwon, C, S., Sohn, H, Y., Kim, S, H., Kim, J, H., Son, K, H., Lee, J, S., Lim, J, K., and Kim, J, S. 2003. Anti-obesity Effect of Dioscorea nipponica Makino with Lipase-inhibitory Activity in Rodents. Biosci Biotechnol Biochem. 67: 1451-1456. 4) Son, I, S., Kim, J, H., Sohn, H, Y., Son, K, H.,Kim, J, S., and Kwon, C, S. 2007. Antioxidative and Hypolipidemic Effects of Diosgenin, A Steroidal Saponin of Yam (Dioscorea spp.), on High-Cholesterol Fed Rats. Biosci Biotechnol Biochem. 71:30633071. 5) Grundy, S.M. 1991. Mutifactorial Etiology of Hypercholesterolema Implication for Prevention Coronary Heart Disease. Aterios Thromb, 11:1619-1635. 6) NHLBI (National Heart Lung and Blood Institute). 2002. High Blood Cholesterol, What is cholesterol?. http://nhlbi.nih.gov. Tanggal akses: 11/02/2014 7) Linder, M. C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian secara Klinis. Parakkasi A, penerjemah; UI Press: Jakarta. Terjemahan dari Nutritional Biochemistry and Metabolism with Clinical Application. 8) Fu, Y., Ferng, L.A., Huang, P. 2006. Quantitive Analysis of Allantoic Acid In Yam Tuber, Mucilage, Skin, And Bulbil of Dioscorea Species. Food Chem 94:541-549 9) Harijono., Agustriana, T., dan Martati, E. 2008. Detoksifikasi Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) dengan Pemanasan Terbatas dalam Pengolahan Tepung Gadung. Jurnal Teknologi Pertanian 9(2): 75-82. 10) Myoda, T., Y. Matsuda, T. Suzuki, T. Nakagawa, T. Nagai, and T. Nagashima. 2006. Identification of soluble proteins and interaction with mannan in mucilage of Dioscorea opposita Thunb. (Chinese Yam Tuber). Food Sci. Technol. Res. 12(4): 299-302 11) Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia I: Prinsip, Produksi dan Gizi. Penerjemah: Herison, C.Penerbit ITB. Bandung. 12) Behera, K.K., Santilata, S., and Aratibala,P. 2010. Biochemical Quantification of Diosgenin and Ascorbic Acid from Tubery Different Dioscorea Species Found in Orissa. Libyan Agriculture Research Center Journal Internation, 1(2) : 123-127. 13) Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Serat dan Antioksidan: Mencegah Penyakit Degeneratif. FATETA. IPB. Bogor. 14) Maligan, J.M., Estiasih, T., Sunarharum, W.B., dan Rianto, T. 2011. Efek Hipokolesterolemik Tepung Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) pada TikusWistar Jantan yang Diberi Diet Hiperkolesterol. Jurnal Teknologi Pertanian 12(2): 91-99. 15) Tensiska. 2008. Serat Makanan, Jurusan Teknologi Industri Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Padjajaran. Bandung. Skripsi 16) Wong, m. 2006. Red yeast rice extract. http://www.camline.ca/professionalreview=id&ct=clnk&cd=10&gl=id. Tanggal akses : 5/03/2014 17) Marks, D.B., Marks, A.D., Smith, C.M., 2000. Biokimia kedokteran dasar. EGCC. Jakarta. 478-489, 514-523. 429
Pengaruh Senyawa Bioaktif Umbi Dioscoreaceae Terhadap Profil Lipid - Diass, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.424-430, April 2015 18) Uemura, T., Hira, S., Mizguchi, N., Goto, T., and Kawada, T. 2010. Diosgenin Present in Fenugreek Improves Glucose Metabolism by Promoting Adipocyte Differentiation Inhibiting Inflammation in Adipose Tissues. Journal Molecular Nutrition Food Research. 54(11): 1596-1608 19) Kaimal, A., and Kemper, K, J. 1999. Wild Yam (Dioscoreaceae). The Center for Holistic Pediatric Education and Research. The Longwood Herbal Task Force. 20) Cayen, M, N., and Dvornik, D. 1979. Effect off Diosgenin on Lipid Metabolism in Rats. J Lipid Res. 20: 162-174. 21) Ulloa, N,Nervi, F. 1985. Mechanism and Kinetic Characteristic of The Uncoupling by Plant Steroids of Billiary Cholesterol from Bile Salt Output. Botanika et Biophysica Acta 837:181. 22) Nervi, F., Marinovic, J., Guzman-Garcia, J. 1984. Studies on regulation of Cholesterol Secretion in The Rat: Role of Hepatic Cholesterol Esterification. Journal of Clinical Investigation 74:2226-2237. 23) Araghiniknam, M., Chung, S, Nelson-White, T., Eskelson, C., Watson, R, R. 1996. Antioxidant Activity of Dioscorea and Dehydroepiandrosterone (DHEA) in Older Humans. Life Sciences. 59: L147-57.
430