PENGARUH RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL HIPERTENSI DI PUSKESMAS KENDIT KECAMATAN KENDIT SITUBONDO AMALIA HARINDA NUR AYUMI 11002242 Subject
: Hipertensi Dalam Kehamilan, Relaksasi Nafas Dalam
DESCRIPTION Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi kasus kehamilan dengan hipertensi, sindrom preeklamsia, baik terisolasi maupun bertumpang tindih dengan hipertensi kronis, merupakan yang paling berbahaya. Dampak bagi ibu hamil dengan hipertensi beresiko lebih besar mengalami solusio plasenta, preeklamsia, dan rawat inap. Dampak bagi janin adalah hambatan pertumbuhan janin. Tujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah. Jenis penelitian One group pra-post test design dengan variabel independent relaksasi nafas dalam dan variabel dependent penurunan tekanan darah. Populasi sebanyak 50 ibu hamil hipertensi, sampel sebanyak 30 responden dengan menggunakan teknik sampel purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20-25 Mei 2014 dengan menggunakan lembar observasi. Teknik analisa data menggunakan uji wilcoxon sign test. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam mengalami hipertensi stadium 1 yaitu sebanyak 16 reponden (53,4%) dan setelah dilakukan relaksasi nafas dalam didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami tekanan darah normal yaitu sebanyak 13 responden (43,4%). Hasil uji wilcoxon sign test yang dibantu program SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai asymp sig (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,002 < 0,05 maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo. Simpulan ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dalam memberikan konseling tentang relaksasi nafas dalam yang dapat mempengaruhi tekanan darah. ABSTRACT Hypertension in pregnancy is 5-15% complication of pregnancy and one of the top three causes the highest mortality and morbidity. It has still caused high enough in pregnancy with hypertension, Preclampsia syndrome, either isolated or overlapping with chronic hypertension, that is the most dangerous. The effects of pregnant women with hypertension has bigger risk in placental abruption, preeclampsia, and hospitalization. The effects of their fetus is inhibiration of fetal
growth. The aim of this study is to determine the effect of deep breathing relaxation for reducing blood pressure. Design of this study is one group pre-post test. The independent variable is the deep breathing relaxation and the dependent variable is the decreasing blood pressure. The population is 50 pregnant women with hypertension, a sample is taken by 30 respondents with using purposive sampling. It had been conducted on 20 to 25 May 2014 with the observation sheet. The data are analyzed with the Wilcoxon sign test. The result of this study show that most respondents before the relaxation breath in stage 1 of hypertension amount 16 respondents (53.4%) and after deep breathing relaxation most of the respondents have normal blood pressure amount 13 respondents (43.4 %). The result of wilcoxon sign test with SPSS test the significance level α = 0.05 is obtained with value asymp sig (2-tailed) <0.05 that means 0.002 <0.05 so H1 accepted with means the effect of breath relaxation has relationship with the reduction of blood pressure in pregnant women with hypertension in the public health centers at Kendit Situbondo. The Conclusion is the effect of breath relaxation in the reduction of blood pressure. The health workers are expected to improve the quality of public health services in order to provide counseling about the deep breathing relaxation that can affect blood pressure. Keywords
: Hypertension In Pregnancy, Relaxation Breath In
Contributor
: 1. Sulis Diana S.ST., M.Kes 2. Fifin Wijayanti S.ST : 17 Juni 2014 : Laporan Penelitian : : Open Document :
Date Type Material URL Right Summary
LATAR BELAKANG Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi (Sarwono, 2009). Pada kasus kehamilan dengan hipertensi, sindrom preeklamsia, baik terisolasi maupun bertumpang tindih dengan hipertensi kronis, merupakan yang paling berbahaya (Martin dkk, 2009 dalam William, 2013). Dampak bagi ibu hamil dengan hipertensi beresiko lebih besar mengalami solusio plasenta, preeklamsia, dan rawat inap (William, 2006). Sedangkan, dampak bagi janin / neonatus adalah hambatan pertumbuhan janin (William, 2006). Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, selain itu dapat menurunkan intensitas nyeri, dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare 2002 dalam Niken, 2010).
Penyakit hipertensi adalah komplikasi paling umum dari kehamilan yang mempengaruhi 6-8% kehamilan di USA (Leeman, 2008). Di United Kingdom (UK), preeklampsia/eklampsia terhitung sebanyak 10-15% dari kematian obstetrik langsung (Akbar, 2012). Di Indonesia angka kejadian preeklampsia cukup tinggi, seperti di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ditemukan 400-500 kasus/40005000 persalinan per tahun (Dharma, 2005). Bidang bina Yankes pada tahun 2008 melaporkan terjadinya 487 kasus kematian ibu di Jawa Timur dengan penyebab terbanyak yaitu perdarahan 161 kasus (33,06%), hipertensi dalam kehamilan 121 kasus (24,85%) dan 38 kasus infeksi (7,80%) serta 167 kasus karena sebab lain (34,29%), dengan jumlah perkiraan ibu hamil yang mengalami komplikasi sebanyak 135.256 orang (20% dari sasaran ibu hamil) (Dinkes JawaTimur, 2009). Menurut Dinas Kesehatan Situbondo tahun 2013 kasus hipertensi dalam kehamilan sebanyak 321 dari 11.200 ibu hamil, yang meninggal sebanyak 7 orang dari 17 kematian ibu. Berdasarkan studi pendahuluan yang di laksanakan pada tanggal 1-2 mei 2014 di BPS Ny H AM.d Keb., SH di Desa Bugeman Wilayah Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo, dengan cara melihat data ibu hamil hipertensi di kohort ibu kemudian peneliti mendatangi rumah masing-masing responden (door to door). Diketahui dari 21 ibu hamil, terdapat 10 ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan. Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori yang dianggap mutlak benar. Teori-teori sekarang banyak dianut adalah teori kelainan vaskularisasi plasenta, teori iskemi plasenta radikal bebas dan disfungsi endotel, teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin, teori adaptasi kardiovaskularori genetic, teori defisiensi gizi, teori inflamasi (Sarwono, 2009). Terapi relaksasi nafas dalam mengubah frekuensi pernafasan menjadi 6 kali permenit dapat meningkatkan aktifitas baroreseptor sebagai prosesnya memberi impuls aferen mencapai pusat jantung, selanjutnya meningkatkan aktifitas sistem saraf parasimpatis dan melepaskan hormone asetilkolin yang meningkatkan permebilitas ionkalium di SA node sehingga menurunkan denyutan di SA node, penurunan transmisi impuls akan menurunkan denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung (Heru, 2013). Solusi alami dalam pengobatan hipertensi pada ibu hamil dengan cara nonfarmakologi yaitu menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam. Latihan olah napas dan bermeditasi, seperti yoga atau taichi efektif untuk menurunkan hormon stress. Terapi relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan saturasi oksigen, memperbaiki keadaan oksigenasi dalam darah, dan membuat suatu keadaan rileks dalam tubuh (Muttaqin, 2009 & Izzo, 2008 dalam Heru, 2013). METODOLOGI PENELITIAN Rancangan bangun ini digunakan yaitu rancangan penelitian pra eksperimental design (One Group Pra-Post Test Design) dimana penelitian ini untuk mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Hipotesis dalam penelitian ini :H1 : Ada pengaruh Relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo. Variabel independen dalam penelitian ini adalah relaksasi nafas dalam. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penurunan
tekanan darah pada ibu hamil hipertensi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil hipertensi di Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo dengan jumlah populasi 50 ibu hamil hipertensi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling tipe purposive sampling. Lokasi Penelitian penelitian ini dilakukan di Puskemas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo.Waktu Penelitian waktu penalaksanaan penelitian dilakukan tanggal 20-25 Mei 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah observasi (pengamatan). Teknik pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring, data entry, cleaning, tabulating, dan penyajian data. Teknik analisa data terdapat dibagi menjadi 2 yaitu Univariat dan bivariat. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami hipertensi stadium 1 yaitu sebanyak 16 responden (53,4%). Hipertensi Dalam Kehamilan adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Signifikasi setiap pengukuran tekanan darah berhubungan dengan usia gestasi dalam kehamilan dan umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam kehamilan, semakin besar kemungkinan hipertensi tersebut menjadi kronis (Elizabeth dan Jonson, 2008). Penyakit hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi dari yang paling ringan sampai berat, bahkan kematian dan meliputi berbagai organ. Pada penderita penyakit ini dapat terjadi hipovolemia yaitu kekurangan cairan plasma akibat gangguan pembuluh darah, gangguan ginjal, gangguan hematologis, gangguan hati, gangguan neurologis, dan gangguan penglihatan (I Putu, 2009). Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori yang dianggap mutlak benar. Teori-teori sekarang banyak dianut adalah teori kelainan vaskularisasi plasenta, teori iskemi plasenta radikal bebas dan disfungsi endotel, teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin, teori adaptasi kardiovaskularori genetic, teori defisiensi gizi, teori inflamasi (Sarwono, 2009). Penyebab utamanya dari hipertensi pada masa kehamilan, terjadi karena reaksi penolakan imonulogik ibu terhadap kehamilan dimana janin di anggap sebagai hostile tissue graff rection dimana reaksi penolakan imonulogik. Hal ini menyebabkan gangguan yang lebih banyak pada tubuh wanita yang sedang hamil dibandingkan akibat meningkatnya tekanan darah, yaitu perubahan kimia total pada reaksi yang tidak bisa diadaptasi yang bisa menyebabkan kejang dan kematian pada wanita hamil (Noni, 2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian responden mengalami hipertensi stadium 1. Peneliti berpendapat hipertensi dalam kehamilan terjadi akibat adanya adaptasi kardiovaskuler. Pada ibu dengan hipertensi terjadi kehilangan kemampuan refrakter (pembuluh darah peka terhadap rangsangan vasopresor) terhadap bahan vasopresor, sehingga pembuluh darah menjadi peka terhadap bahan vasopresor dan mengakibatkan pembuluh darah mengalami vasokonstriksi dan mengakibatkan hipertensi dalam kehamilan. Faktor kebiasaan ibu dalam mengkonsumsi makanan yang cenderung memperbanyak garam pada masakannya, sebab masyarakat Kendit sebagian besar adalah suku Madura dan secara geografis Kendit masih dekat dengan wilayah pesisir. Wilayah Situbondo
hampir keseluruhan terletak di pesisir pantai dari Barat ke Timur, bentuknya memanjang kurang lebih 140 km. Menurut peneliti kegemaran masyarakat pada masakan asin maupun manis tergantung daerahnya penghasil apa, Madura terkenal dengan penghasil garam dan Jawa terkenal dengan perkebunan tebu. Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Jawa dan suku Madura. Berdasarkan observasi peneliti sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam didapatkan bahwa ibu sering mengeluh sakit kepala. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa kurang dari setengah responden mengalami tekanan darah normal yaitu sebanyak 13 responden (43,4%). Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare 2002, dalam Niken 2010). Terapi relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan saturasi oksigen, memperbaiki keadaan oksigenasi dalam darah, dan membuat suatu keadaan rileks dalam tubuh (Muttaqin, 2009 & Izzo, 2008 dalam Heru, 2013). Peneliti Heru (2013) tentang relaksasi nafas dalam untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi nafas dalam (deepbreathing) terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok eksperimen. Karena hasil kedua kelompok data adalah p < α yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah kelompok eksperimen sesudah dilakukan terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami tekanan darah normal setelah dilakukan relaksasi nafas dalam dimana pernafasan yang terkontrol dan kemampuan untuk rileks setiap saat sangatlah esensial dalam menanggulangi stress. Latihan pernafasan sederhana dan teknik relaksasi menghasilkan manfaat terapi seperti detak jantung yang tenang, menurunkan tekanan darah dan tingkat hormon stress. Observasi setelah dilakukan terapi relaksasi nafas dalam pada ibu hamil hipertensi yang sebelumnya sering mengeluh sakit kepala dan setelah dilakukan relaksasi nafas dalam keluhan pusing tidak sering dialami seperti sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam, keadaan umum terlihat lebih rileks. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam mengalami hipertensi stadium 1 yaitu sebanyak 16 responden (53,4%) dan setelah dilakukan relaksasi nafas dalam didapatkan bahwa bahwa kurang dari setengah reponden mengalami tekanan darah normal yaitu sebanyak 13 responden (43,4%). Berdasarkan hasil uji wilcoxon sign test yang dibantu dengan menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai asymp sig (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,002 < 0,05 makan H1 diterima yang artinya ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo.
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu penyakit yang sering dijumpai pada wanita hamil, ditemukan adanya kelainan berupa peningkatan tekanan darah pada pemeriksaan ibu hamil. Dalam dunia medis, hipertensi dalam kehamilan bisa diklasidikasikan atas empat jenis yakni hipertensi kronik, hipertensi gestasional, pre-eklampsia, pre-eklampsia superimpose. Meski telah diteliti secara serius, namun penyebab hipertensi dalam kehamilan masih belum diketahui secara tepat. Sebagian besar ibu hamil tidak menyadari bahwa mereka mengalami hipertensi karena ibu hamil terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala yang spesifik, dan sebagiannya lagi menunjukkan adanya gejala seperti edema (bengkak) dan nyeri kepala sehingga mengharuskan ibu untuk mengurangi aktivitas dan mengurangi konsumsi garam. Hipertensi dalam kehamilan juga sering disertai gejala keluhan sakit kepala, nyeri ulu hati (epigastrium), mual, muntah, dan gangguan penglihatan (Murwaningsih, 2012). Manajemen terapi hipertensi dalam kehamilan antara lain farmakologi dan nonfarmakologi. Pengobatan farmakologi meliputi obat obatan antihipertensi contohnya nefidipin. Terapi nonfarmakologis merupakan terapi tanpa obat yang umum dilakukan pada wanita hamil, terutama pada hipertensi kronik ringan (tekanan diastolik kurang dari 110 mmHg). Penatalaksanaan yang dilakukan antara lain pembatasan aktivitas, banyak istirahat, pengawasan ketat, pembatasan konsumsi garam, mengurangi makan makanan berlemak, tidak merokok, dan menghindari minuman beralkohol, selain terapi nonfarmakologis yang telah disebutkan tersebut dapat pula dilakukan terapi nonfarmakologis seperti relaksasi nafas dalam. Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare 2002, dalam Niken 2010). Bernapas secara dalam merangsang munculnya oksida nitrat alami yang berfungsi membuat seseorang lebih tenang. Zat tersebut akan memasuki paru-paru bahkan pusat otak, sehingga tekanan darah yang dalam keadaan tinggi bisa menurun. Secara organ tubuh ketika menarik nafas dengan panjang dan dalam, tubuh akan mengirimkan sinyal untuk memperlambat reaksi di otak, sehingga ada perubahan hormonal dan faktor-faktor fisiologis lain. Lewat cara ini efeknya adalah memperlambat denyut jantung serta menurunkan tekanan darah yang tinggi. Selain itu relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan aktivitas baroreseptor sebagai prosesnya memberi impuls aferen mencapai pusat jantung, Heru (2013) selanjutnya meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis dan melepaskan hormon asetilkolin yang meningkatkan permeabilitas ionkalium di SA node sehingga menurunkan denyutan di SA node, penurunan transmisi impuls akan menurunkan denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung. Maka dapat dibuktikan bahwa adanya pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo pada tanggal 19-28 Mei 2014, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebagian besar responden mengalami hipertensi stadium 1 yaitu sebanyak 16 responden (53,4%). 2. Kurang dari setengah reponden mengalami tekanan darah normal yaitu sebanyak 13 reponden (43,4%). 3. Hasil uji wilcoxon sign test yang dibantu dengan menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai asymp sig (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,002 < 0,05 maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo. SARAN 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Memberikan intervensi tersebut dan mensosialisasikannya di lapangan praktek setelah diketahui ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi. 2. Bagi profesi Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan kepada bidan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dalam memberikan konseling tentang relaksasi nafas dalam yang dapat mempengaruhi tekanan darah. 3. Bagi Responden Memberikan pengetahuan bahwa relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah khususnya ibu hamil yang mengalami kenaikan tekanan darah. 4. Bagi Pelayanan Kesehatan Sebagai bahan kajian dalam peningkatan pelayanan kesehatan dengan memberikan informasi tentang pengaruh relaksasi nafas dalam. 5. Bagi Lembaga Pendidikan Sebagai bahan pemberi informasi kepada seluruh anggota instansi pendidikan bahwa relaksasi nafas dalam dapat mempengaruhi tekanan darah pada ibu hamil hipertensi. ALAMAT CORRESPONDENSI Alamat: Jl. Basuki Rahmat RT 02 RW 07 kel. Mimbaan Kec. Panji Situbondo Email :
[email protected] No. Hp: 087702589271