PENGARUH REBUSAN SIMPLISIA DAUN PULUTAN (Urena lobata Linn) TERHADAP NEKROSIS HEPATOSIT MENCIT JANTAN GALUR Balb-C
Megawati, Nursasi Handayani, Amy Tenzer Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] Abstrak: Tanaman pulutan diketahui memiliki manfaat sebagai antibakteri, antiinflamasi, antioksidan. Banyaknya penggunaan daun pulutan untuk pengobatan menyebabkan harus ada penelitian tentang keamanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebusan simplisia daun pulutan (Urena lobata Linn) terhadap nekrosis hepatosit mencit jantan galur Balb-C berumur 8-10 minggu. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan rebusan simplisia daun pulutan dengan konsentrasi 0%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15% masing-masing 4 ulangan selama 18 hari. Data dianalisis dengan ANAVA tunggal. Hasil penelitian menunjukkan rebusan simplisia daun pulutan (Urena lobata Linn) tidak berpengaruh terhadap nekrosis sel hati mencit jantan galur Balb-C. Mulai konsentrasi 10% rebusan simplisia daun pulutan menunjukkan adanya kecenderungan meningkatkan terjadinya nekrosis hepatosit mencit galur balb-C. Kata Kunci : Rebusan Simplisia Daun Pulutan, Nekrosis Abstract: Pulutan plant known to have benefits as an antibacterial, anti-inflammatory, antioxidant. The number of leaves pulutan use for the treatment of lead should be research on its safety. Alkaloids and tannins in the leaves of plants pulutan is cytotoxic to cause necrosis. Both of these compounds are also found in the steeping pulutan leaves, so the alleged similarity of content can also be as cytotoxic. the purpose of this study was to determine the effect steeping simplicia pulutan leaves (Urena lobata Linn) against necrosis of the hepatocit of male mice strain balb-C aged 8-10 weeks. The study design is a randomized block design (RAK) with 6 treatments steeping simplicia pulutan leaves use is 0%, 5%, 7.5%, 10%, 12.5% and 15%, each with four replications for 18 days. Data were analyzed by ANOVA single. The results showed steeping simplicia pulutan leaves (Urena lobata Linn) had no effect on liver cell necrosis male mice strain Balb-C. Starting concentration of 10% steeping simplicia pulutan leaves showed a tendency of higher pecentage necrosis hepatocyte OF male mice strain balb-C.. Key word : Steeping Simplicia Pulutan Leaves, Necrosis
Tumbuhan Pulutan (Urena lobata Linn.) adalah suatu jenis tumbuhan serat dari family Malvaceae. Pulutan tumbuh di daerah iklim tropik termasuk di Indonesia, tempat asalnya belum diketahui dengan jelas tetapi di Indonesia tumbuh dengan liar. Daun pulutan diketahui memiliki manfaat sebagai antibakteri, antiinflamasi, antioksidan. Hasil penelitian Handayani dan Tenzer (2014) menyatakan bahwa rebusan simplisia daun pulutan ini berpengaruh terhadap sistem reproduksi mencit, yaitu menurunkan kualitas spermatozoa. Keamanan obat tradisional patut diperhatikan, karena pandangan masyarakat yang selama ini menganggap penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional adalah “aman“ belum tentu benar, apalagi digunakan dalam jangka waktu yang lama. Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional dalam jangka waktu yang lama bisa saja menyebabkan terjadinya gejala toksisitas seperti toksisitas kronis (Harissa, 2012). Setiap obat yang dikonsumsi secara oral akan mengalami proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan eksresi (Al-Jassabi et al., 2011). Hati memiliki fungsi penting dalam proses metabolism terhadap bahanbahan yang masuk kedalam tubuh secara oral. Kandungan dari daun pulutan yang dijadikan sebagai obat herbal akan dibawa oleh vena porta hepatica dari usus ke hati. Kandungan daun pulutan antara lain; alkaloid, tannin, terpenoid, flavonoid, saponin steroid dan phlobatanin (Sosa and Carmelo, 2010). Senyawa alkaloid dan tanin pada akar tanaman pulutan bersifat sitotoksik yang dapat menyebabkan nekrosis. Kedua senyawa ini ditemukan pula dalam seduhan daun pulutan (Maryami, 2011). Kesamaan dari kandungan yang terdapat di akar dan daun tanaman pulutan diduga bahwa rebusan simplisia daun pulutan juga dapat bersifat sitotoksik. Bedasarkan uraian diatas dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rebusan Simplisia Daun Pulutan (Urena lobata Linn) terhadap Nekrosis Sel Hati Mencit Jantan Galur Balb-C”, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh rebusan simplisia daun pulutan (Urena lobata Linn) terhadap nekrosis sel hati mencit jantan galur Balb-C. METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan masing-masing dengan 4 ulangan. Objek yang diamati dalam penelitian ini, yaitu 24 ekor mencit galur Balb-C jantan berumur 8-10 minggu dengan berat 22 ±2 gram. Konsentrasi yang digunakan yaitu 0%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%. Pemberian perlakuan selama 18 hari dengan cara gavage (Handayani dan Tenzer, 2014). Pengumpulan data dengan melihat persentase 3 tahapan nekrosis berupa piknosis, karioreksis, kariolisis dalam 100 sel di dekat vena sentral dengan perbesaran 10x40. Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) tunggal menggunakan softwer Spss 16 for windows untuk mengetahui ada/tidaknya pengaruh rebusan semplisia daun pulutan terhadap nekrosis sel hati mencit dan dilanjutkan dengan uji Duncan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan struktur histologi hepatosit mencit galur balb-C yang diperlakukan dengan rebusan simplisia daun pulutan tersaji sebagai berikut. A A
B
C A
D
E A
F
Gambaran Tipe Nekrosis Sel Hati Mencit Jantan Galur Balb-C yang Diperlakukan dengan Rebusan Simplisia Daun Pulutan A) Kontrol, B) Konsentrasi 5%, C) Konsentrasi 7,5%, D) Konsentrasi 10%, E) Konsentrasi 12,5%, F) Konsentrasi 15%. (a) Sel yang Mengalami Piknosis, (b) Sel yang Mengalami Karioreksis, (c) Sel yang Mengalami Kariolisis. Perbesaran 40x10.
Data yang diperoleh berupa persentase nekrosis hepatosit mencit jantan galur balb-C tersaji pada Tabel 1. Tabel 1 Data Persentase Nekrosis Hepatosit Mencit yang Diperlakukan dengan Rebusan Simplisia Daun Pulutan (Urena lobata Linn) Konsentrasi Rebusan Simplisia Daun Pulutan (%) 0 (Kontrol)
Piknosis
Kareoreksis
Kariolisis
∑ Nekrosis
2.916667
1.833333
1.333333
6.083333
5
2.083333
2.083333
1.333333
5.5
7.5
2.666667
2.416667
0.502604
5.583333
10
2.75
3.083333
0.835938
6.666667
12.5
2.916667
3
1.583333
7.5
15
3.5
2.416667
1.75
7.666667
Tipe Nekrosis (%)
Tabel 1 menunjukkan rerata nekrosis hepatosit mulai konsentrasi 10% yaitu 6.667% memiliki kecenderungan semakin tinggi total persentase terjadinya nekrosis hepatosit mencit jantan galur balb-C. Data persentase nekrosis ditransformasi dengan arcsin. Data nekrosis dilanjutkan uji normalitas. Hasil uji normalitas data hepatosit yang mengalami nekrosis menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.568 lebih besar dari 0.05, sehingga data terdistribusi secara normal. Data dilanjutkan dengan uji homogenitas untuk mengetahui data nekrosis homogen atau tidak. Hasil analisis uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai P = 0.683 (P > 0.05), sehingga data nekrosis hepatosit homogen. Hasil analisis data ANAVA tunggal menunjukkan bahwa nilai P = 0.517 (P > 0.05) ini berarti H0 diterima sedangkan hipotesis penelitian ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh rebusan simplisia daun pulutan (Urena lobata Linn.) terhadap nekrosis hepatosit mencit jantan galur balb-C. Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan rebusan simplisia daun pulutan (Urena lobata Linn) tidak berpengaruh terhadap nekrosis hepatosit mencit jantan galur Balb-C. Tahapan dari nekrosis yaitu dimulai dari inti sel pinkosis. Mulai konsentrasi 10% memiliki kecenderungan meningkatkan persentase nekrosis hepatosit mencit jantan galur balb-C. Kerusakan histologis hepatosit dapat diidentifikasi dari perubahan inti hepatosit berupa inti piknotik, karioreksis dan koriolisis Hal ini sesuai dengan pernyataan Saleh, (2009) bahwa pada nekrosis perubahan terutama tampak pada inti, perubahan pada inti diantaranya adalah inti tampak lebih padat berwarnanya gelap hitam (piknosis), inti terbagi-bagi atas fragmen-fragmen, robek (karioreksis), inti tidak lagi menyerap zat warna, sehingga inti menjadi pucat dan tidak nyata (kariolisis).
Menurut Mshelia et al., (2013) senyawa alkaloid dan tanin pada ekstrak akar pulutan memiliki sifat sitotoksik yang memicu terjadinya nekrosis. Kedua senyawa ini dapat ditemukan dalam olahan rebusan, sehingga diduga kandungan tersebut dapat bersifat sitotoksik. Senyawa alkaloid dan tanin nantinya akan meningkatkan produksi radikal bebas, sehingga menyebabkan terjadi stres oksidatif yang akan merusak jaringan hati. Peningkatan radikal bebas memalui ada beberapa tahap yaitu bereaksi dengan senyawa H2O2 menghasilkan radikal hidroksietil yang merupakan oksidan kuat (Chamulitrat et al., 1988). Kedua senyawa ini dapat meningkatkan sitokrom P-450 (Beckman dan Ames, 1998). Peningkatan radikal bebas akan mengaktifkan nuclear factor yang akan meningkatkan tumor necrosis factor (TNF alfa) yang berperan terhadap terjadinya nekrosis dan inflamasi pada hati (Sulistyowati et al., 2013). Peningkatan radikal bebas hidroksil berimplikasi terhadap peningkatan lipid peroksidasi, fragmentasi protein dan DNA yang mencetuskan terjadinya jejas pada hepatosit. Stress oksidatif menyebabkan terjadinya penurunan terhadap pembentukan ATP. Penurunan pembentukan ATP menyebabkan transport aktif Ca2+ terganggu berakibat penumpukan Ca2+ di sitosol. Peningkatan Ca2+ di sitosol akan mengaktifkan enzim fosfolipase, protease, dan endonuklease yang akan menyebabkan gangguan protein membran hepatosit. Rebusan simplisia daun pulutan (Urena lobata Linn.) tidak pengaruh terhadap terjadinya nekrosis hepatosit mencit (Mus musculus) galur Balb-C, hal tersebut terjadi adanya kandungan flavonoid pada rebusan daun pulutan yang terbukti berfungsi sebagai antioksidan. Menurut Krishnaveni et al., (2014) kandungan flavonoid pada ekstrak daun pulutan sebesar 1,87%. Senyawa flavonoid dimungkinkan dapat berpotensi sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid ini akan berinteraksi dengan membrane sel yang dapat mencegah masuknya molekul asing dan melindungi fungsi struktur membran sel (Oteiza et al., 2006). Antioksidan merupakan zat yang menetralisir radikal bebas dan bekerja bertahap (preventive, intersepsi, dan pebaikan) (Ibrahim et al., 1997). Menurut Lie jin et al., (2012) bahwa penggunaan antioksidan harus dibatasi karena penggunaannya melebihi batas justru dapat menyebabkan racun dalam tubuh dan bersifat toksisitas. Penggunaan flavonoid yang memiliki ativitas antioksidan sebesar 0,18 ± 0.003 mmol/l (Ningrum dan Abdulgani, 2014). Selain kandungan antioksidan yang mampu menetralisir radikal bebas, pemberian perlakuan dengan dosis rendah juga dapat mempegaruhi rendahnya terjadinya nekrosis hepatosit. Menurut pernyataan oleh Purnomo et al., (2015) bahwa untuk mengetahui efektivitas toksik dari tanaman pulutan harus menggunakan lebih tinggi dari dosis 350 mg/kg BB, dikarenakan pada tanaman herbal banyak mengandung senyawa yang menyebabkan timbulnya radikal bebas. Dikatakan pula dari setiap senyawa memiliki peranan yang berbeda-beda, sehingga kerja metabolit antar kandungan saling mempengaruhi satu dan yang lain. Lamanya paparan pemberian rebusan juga dapat mempengaruhi kerusakan hepatosit. Sesuai dengan teori, sel terpaparan oleh senyawa aktif dari tumbuhan dengan semakin lama dapat mempengaruhi perubahan kimia pada membran sel sehingga menyebabkan pecahnya membran sel (Underwood, 2001). Lamanya paparan perlakuan untuk uji toksisitas pada ordo Rodentia menurut lembaga U.S
Environmental Protection Agency Health selama 28 hari (U.S.EPA., 2000), sedangkan penelitian rebusan daun pulutan selama 18 hari sehingga pengaruh terjadinya nekrosisbelum terlihat. Meskipun secara analisis rebusan simplisia tidak berpengaruh terhadap terjadinya nekrosis, namun mulai konsentrasi 10% munjukkan adanya kecenderungan meningkatkan persentase terjadinya nekrosis. Jadi, penggunaan rebusan simplisia daun pulutan oleh masyarakat harus hati-hati dan memperhatikan konsentrasinya jangan melebihi konsentrasi 15%. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sampai konsentrasi 15% rebusan simplisia daun pulutan (Urena lobata Linn) tidak berpengaruh terhadap terjadinya nekrosis hepatosit mencit (Mus musculus) jantan galur balb-C. Mulai konsentrasi 10% rebusan simplisia daun pulutan menunjukkan adanya kecenderungan meningkatkan persentase nekrosis hepatosit mencit jantan galur balb-C. DAFTAR PUSTAKA Al-Jasssabi, S., Sofian, M., & Saad, A. 2011. Biochemichal Studies on Role of Curcumin in the Protection of Liver and Kidney Damage by Antimalaria Drug Choloquine. Journal of Toxicological Sciences. 3(1): 17-22. Beckman KB, & Ames, BN. 1998. The Free Radical Theory of Aging Matures. Physiological Reviews, 78(2): 547-581. Chamulitrat, W., Carnal, J., Reed, N.M., & Spitzer J.J. 1988. In vivo endotoxin enhances biliary etanol-dependent free radical generation. AJPGastrointest Liver Physiol. 274(4): G653-G661. Fathurrachman, D.A. 2014. Pegaruh Konsentrasi Pelarut Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sisak (Annona muricata Linn) dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH. skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Handayani, N., & Tenzer, A. 2014. Potensi Rebusan Simplisia Daun Pulutan (Urena lobata L) sebagai Bahan Antifertilitas Ditinjau Dari Pengaruhnya terhadap Sistem Reproduksi Mencit (Mus musculus) BalbC. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Malang: Universitas Negari Malang. Harissa, M. 2012. Uji Toksisitas Sub Kronis Dari Ekstrak Etanol Batang Pulutan (Urena Lobata.L) Terhadap Hati Dan Ginjal Pada Tikus Putih. Skripsi Tidak Diterbitkan. Padang: Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Hariyono, Y. 2010. Pengaruh paparan berulang formalin inhalasi terhadap keusakan sel hati dan sel ginjal mencit betina (Mus musculus) galur Balb-c. Disertasi yang tidak diterbitkan. Malang: UM. Ibrahim, W., Lee, U., Yeh, C., Szabo, J., Bruckner, G., & Chow CK. 1997. Oxidative stress and antioxidant status medicine. in mouse liver: effects of dietary lipid, and iron. Journal Nutrit. 127(7): 1401-1406. Krishnaveni, G., Sailaja, O., & Mounika, K. 2014. Phytochemical and Antioxidant Studies of The Aerial Parts of Urena lobata L. Int.J.A.PS.BMS. ISSN-2277-9280. 3(1): 307-316..
Maryami T. 2011. Uji kandungan kimia Rebusan Simplisia air dan alkohol Urena lobata L. Hasil seduhan, rendaman alkohol 70% selama 24 jam, decocta, dan infusa. Buku Program Dan Abstrak Seminar Nasional Pokjanas TOI XXXX1. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM. Mshelia, I.Y., Dalori, B.M.., Hamman, L.L., & Garba, S.H. 2013. Effect of the Aqueous Root Extract of Urena lobata (Linn) on the Liver of Albino Rat. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology. 5(1): 01-06. ISSN: 2040-7459. Ningrum, D. I. L., & Abdulgani, N. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata) pada Struktur Histologi Hati Mencit Hiperglemik. Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2(1): 2337-3520. Oteiza, P.I., Erlejman, A.G.1., Verstraeten, S.V.1., Keen, C.L., & Fraga, C. 2005. Flavonoid-Membrane Interactions: A Protective Role of Flavonoids at the Membrane Surface?. Journal of Clinical & Developmental Immunology. 12(1): 19-25. Purnomo,Y., Soeatmadji, D.W., Sumitro S.B., & Widodo M.A. 2015. Antidiabetic potential of Urena lobata leaf extract through inhibition of dipeptidyl peptidase IV activity. Asian Pac J Trop Biomed. 5(8): 630634. Saleh, S. 2009. Kelainan Retrogresif dan Progresi dalam: Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: Bagian Patologi Universitas Indonesia Setyowati, F.M. 2010. Etnofarmakologi dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak Tunjung di Kalimantan Timur. Media Litbang Kesehatan. 20(3): 104-112. Sosa, A dan Carmelo, R. 2010. Flavonoids from Urena sinuate L. Journal of Quimica. 5(2): 95-98. Underwood J.C.E. 2001. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: Penerbit EGC. Ed. U.S.EPA. 2000. Repeated Dose Oral Toxicity Study in Rodents. Office of Prevention, Pesticides and Toxic Substances (OPPTS). United States Environmental Protection Agency Health Effect Test Guidelines, OPPTS 870.3050.