PENGARUH RATA-RATA CASH RATIO, SALES GROWTH DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP RATA-RATA HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013) Sandi Septiadi 113403139 Bidang Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Email :
[email protected]
ABSTRACT This research to aim to know the significant variable and not significant variable and the direct influence or undirect influence. This research also to aim to know the influence of average to cash ratio, sales growth and dividend payout ratio on the average stock price exchange 2011-2013 with using path analysis. Based on this research show that the influence relation the average of cash ratio, sales growth on average dividend payout ratio not significant and negative . to research causal X1,X2, X3 on the Y based on this research show that the average of cash ratio and the average of dividend payout ratio on this research with the resulth not significant. And just the average of sales growth the resulth significant. Keywords : The Average of Cash Ratio, Sales Growth, Dividend Payout Ratio and the Average of Stock Prices change ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengetahui variabel yang signifikan dan tidak signifikan dan Pengaruh langsung maupun tidak langsung. Studi ini meneliti pengaruh rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 dengan menggunakan analisis jalur. Penelitian ini memberikan bukti bahwa hubungan rata-rata cash ratio, sales growth dengan rata-rata dividend payout ratio tidak memberikan hasil yang signifikan dan memberikan hasil negatif yang menyatakan bahwa hubungan tersebut sangat lemah. untuk penelitian kausal X1 X2 dan X3 terhadap Y memberikan hasil bahwa , rata-rata cash ratio dan rata-rata dividend payout ratio memberikan hasil yang tidak signifikam, hanya variabel rata-rata sales growth yang memberikan hasil yang signifikan dala penelitian ini.
Kata Kunci : Rata-rata Cash Ratio, Sales Growth, Dividend Payout Ratio dan Rata-rata Harga Saham PENDAHULUAN Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pembeli dan penjual terjadi negosiasi harga sampai pada akhirnya tercapai kesepakatan diantara pembeli dan penjual. Aktivitas di pasar modal, para investor akan mendapatkan keuntungan yang diperoleh dari aktivitas yang dilakukannya tersebut yaitu berupa capital gain dan dividend. Tujuan investor menanamkan dana kesuatu perusahaan di pasar modal adalah untuk memperoleh pendapatan dalam aktivitas investasi baik berupa dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya. Investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan, sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi. Manajer keuangan harus membantu perusahaan mengidentifikasi proyek-proyek yang menjanjikan dan memutuskan berapa banyak akan di investasikan. Keputusan investor melakukan suatu investasi didasarkan pada laba yang didapatkan perusahaan. Laba yang dimiliki bisa dibagikan kepada para investor maupun ditahan (retained earning).
Laba yang dibagikan adalah berupa dividen yang merupakan hak para
pemegang saham, sedangkan laba yang ditahan bertujuan untuk melunasi hutang jangka panjang perusahaan, melindungi modal kerja, pengembangan perusahaan dan mengantisipasi kerugian yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham. Apabila harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten tersebut semakin kuat. Faktor tersebut akan sangat mempengaruhi terhadap laba yang diperoleh oleh perusahaan sehingga dari laba tersebut, perusahaan kemudian membuat kebijakan berapa persen laba yang harus
ditahan, dan berapa persen yang akan dibagikan sebagai dividen. Pemberian dividen tercermin dari dividen payout ratiosaham perusahaan yang diperoleh dari dividen yang diberikan perusahaan dibagikan dengan laba bersih perusahaan. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebikan dividen masing masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan. Tingkat pendapatan yang diterima oleh perusahaan dalam operasionalnya ditentukan oleh keadaan pasar dan hal ini berkaitan dengan harga saham. Berdasarkan penelitian diatas peneliti melihat bahwa dividen payout ratio mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham. Semakin besar dividen yang diberikan oleh perusahaan yang tercermin dalam dividen payout ratio, semakin besar pula minat investor untuk memiliki saham tersebut yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham. Masalah pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat besar, baik bagi investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya secara terus menerus sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Dilain pihak perusahaan juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang saham, hal tersebut merupakan dua sisi kepentingan perusahaan yang saling bertolak
belakang
dimana
manajer
sebagai
agen
dari
perusahaan
tersebut
mengutamakan kepentingan pribadinya yang tidak sesuai dengan kepentingan para pemegang saham.Hal ini menjadi faktor bagi manajemen dalam membagikan dividen kepada para pemegang saham. Terdapat beberapa penelitian yang melakukan kajian mengenai faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR). Menurut Amaliah Nur Chasanah (2008) Cash Ratio dan sales growth mempunyai pengaruh terhadap dividen payout ratio pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki manajemen. Menurut Nuni Nurbaedah (2010) menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap harga saham. Sigit Dwi jayanto (2014) menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh terhadap harga saham.
Likuiditas merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan dalam keputusan pembagian dividen. Cash Ratio (CR) merupakan sub variabel yang mewakili variabel rasio likuiditas, hal ini dikarenakan cash ratio merupakan unsur penting dari kemaampuan perusahaan untuk membayar cash dividend dan sejumlah utang perusahaan. Cash Ratio sendiri merupakan ratio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas yang dimiliki perusahaan.Semakin tinggi cash ratiom enunjukan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Perusahaan yang mampu memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya, maka perusahaan tersebut dikatakan
likuid.Posisi
kas
ini
merupakan
suatu
alat
analisis
yang
perlu
dipertimbangkan sebelum membuat keputusan mengenai kebijakan dividen.Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dalam menentukan dividen payout ratio.tingkat pertumbuhan merupakan indikator yang mempengaruhi dividen payout ratio. Tingkat perumbuhan yang tinggi akan mencerminkan keberhasilan realisasi investasi dimasa lalu, sehingga perusahaan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi kembali yang tinggi juga. Menurut Devie (2003) pertumbuhan perusahaan dalam manajemen keuangan diukur berdasar perubahan penjualan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya dengan melihat keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. Menurut Bambang (2001) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan (growth), maka akan semakin besar dana yang dibutuhkan untuk membiaya pertumbuhan perusahaan tersebut sehingga semakin besar bagian pendapatan yang ditahan dalam perusahaan yang berarti semakin kecil dividen yang dibayarkan. Manajer dalam bisnis perusahaan dengan memperhatikan pertumbuhan lebih menyukai untuk menginvestasikan pendapatan setelah pajak dan mengharapkan kinerja dari dividen akan lebih kuat dalam pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan. Bagi perusahaan dengan tingkat perumbuhan penjualan dan laba yang tinggi kecenderungan perusahaan membagikan dividen lebih konsisten dibanding dengan perusahan yang tingkat pertumbuhannya rendah.
Variabel cash ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio pada penelitian Amalia Nur Chasanah (2008) dan Atok risaptoko (2007). Variabel Growth Berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio pada penelitian Amalia Nur Chasanah (2008) namun kontradiktif dengan hasil penelitian Atok Risaptoko (2007) dimana growth berpengaruh negatif terhadap terhadap dividend payout ratio. Variabel dividend payout ratio berpengaruh terhadap harga saham pada penelitian nuni nurbaedah (2010) dan Sigit Dwi Jayanto (2014)
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: Beradasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, maka peneliti merumuskan identifikasi masalah dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana hubungan rata-rata cash ratio dengan rata-rata sales growth pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2.
Bagaimana hubungan rata-rata cash ratio dengan rata-rata dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
3.
Bagaimana hubungan rata-rata sales growth dengan rata-rata dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
4.
Bagaimana Pengaruh rata-rata cash ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham secara parsial pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
5.
Bagaimana pengaruh rata-rata sales growth terhadap rata-rata perubahan harga saham secara parsial pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
6.
Bagaimana pengaruh rata-rata dividend payout ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham secara parsial pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
7.
Bagaimana pengaruh rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio terhadap rata-rata Perubahan Harga Saham secara simultan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan Penelitian dalam penelitian ini yaitu : Beradasarkan identifikasi masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1.
Hubungan rata-rata cash ratio dengan rata-rata sales growth pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2.
Hubungan rata-rata cash ratio dengan rata-rata dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
3.
Hubungan rata-rata sales growth dengan rata-rata dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
4.
Pengaruh rata-rata cash ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham secara parsial pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
5.
Pengaruh rata-rata sales growth terhadap rata-rata perubahan harga saham secara parsial pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
6.
Pengaruh rata-rata dividend payout ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham secara parsial pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
7.
Pengaruh rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio terhadap ratarata Perubahan Harga Saham secara simultan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang membagikan dividen pada tahun 2011-2013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah denga metode deskriptif dan korelasional. Adapun perasional variabel dalam penelitian, yaitu : 1.
Variabel independen (Variabel bebas)
Variabel Independen adalah Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif atau negative bagi variabel dependen nantinya (Mudrajat, 2003 : 42) Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel independen adalah : a.
Cash Ratio (X1) adalah merupkan rasio antara kas dan equivalent terhadap curent liability. Kas dan equivalent menunjukan besarnya kas dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh waktu), sedangkan current liability menunjukan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan
b.
Sales Growth (X2) adalah Merupakan rasio antara net sales (t) sekarang dikurangi dengan net sales sebelumnya (t-1) terhadap net sales sebelumnya (t-1).
c.
Dividend Payout Ratio (X3) adalah merupakan indikasi atas persentase jumlah pendapatan yang diperoleh dan didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam bentuk kas.Dividend Payout Ratio yang dimagsud dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio yang terdapat pada laporan keuangan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Variabel Dependent (Variabel Terikat) Variabel independen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam
Sebuah Pengamatan. Pengamatan Akan dapat memprediksi
ataupun menerangkan
variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian. (Mudrajat, 2003:42) Kaitan antara masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel dependen adalah perubahan harga saham (Y). Perubahan harga merupakan perbandingan harga saham periode tertentu dikurangi harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya, dimana harga saham yang dipakai dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) pada periode tahun 2013. Untuk menguji analisis yang digunakan, teknik yang digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis). Analisis ini digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan atau pengaruh antar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif atau reciprocal), dengan demikian dalam model hubungan atau pengaruh antar variabel tersebut, terdapat variabel independen dalam hal ini disebut variabel eksogen (eksogenous) dan variabel dependen terakhir.
PEMBAHASAN
Hubungan Rata-rata Cash Ratio dengan Rata-rata Sales Gowth Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013 Berdasarkan Tabel Correlation yang terdapat pada lampiran. Bahwa besarnya hubungan rata-rata cash ratio (X1) dengan rata-rata sales growth (X2) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah -0,060 atau (
= -0,060). Hal ini menunjukan
hubungan yang lemah antara rata-rata cash ratio dengan rata-rata sales growth. Sumbangan cash ratio dengan sales growth adalah sebesar KP = r2 x 100% = 0,0602 x 100% = 0,0036 atau 0,36 %. Artinya bahwa 0,36 % variabel sales growth dapat dijelaskan oleh variabel cash ratio dan sisanya 99,64 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Mengetahui uji signifikan koefisien korelasi untuk dua sisi (2-tailed) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka sebesar 0,869. Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai sig atau [ 0,05 < 0,869 ], maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Artinya Cash ratio berhubungan tidak signifikan dengan sales growth. Hal ini disebabkan dengan banyaknya perusahaan yang memiliki nilai persentase yang berlawanan dan tidak searah antara cash ratio dengan sales growth. Hal ini menjelaskan bahwa kas tidak menjadi pertimbangan yang begitu besar bagi perusahaan dalam pertumbuhan pernjualan perusahaan. Atau terdapat kemungkinan kas perusahaan setelah dikurangi hutang perusahaan tidak cukup untuk membiayai operasional perusahaan sehingga dapat menjadi hambatan dalam pertumbuhan penjuala perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh perusahaan PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. (ALMI) pada tahun 2013 dengan memperoleh nilai cash ratio sebesar 1,52% tetapi memiliki pertumbuhan penjualan dengan persentase sebesar -10,87%. Hasil penelitian yang tidak signifikan disebabkan dengan adanya fluktuasi antara cash ratio dengan sales growth. Hasil temuan ini sesuai dengan penelitian Randi Rahman (2010).
Hubungan Rata-rata Cash Ratio dengan Rata-rata Dividend Payout Ratio Pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20112013 Berdasarkan Hasil Penelitian yang terdapat pada tabel Correlation yang terdapat pada lampiran. Bahwa besarnya hubungan rata-rata cash ratio (X1) dengan rata-rata dividend payout ratio (X3) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah -0,077 atau (
= -0,077). Hal ini menunjukan hubungan yang lemah antara rata-rata cash ratio
dengan rata-rata dividend payout ratio. Sumbangan cash ratio dengan dividend payout ratio adalah sebesar KP = r2 x 100% = -0,0772 x 100% = 0,005929 atau 0,59 %. Artinya bahwa 0,59 % variabel dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh variabel cash ratio dan sisanya 99,41 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Mengetahui uji signifikan koefisien korelasi untuk dua sisi (2-tailed) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka sebesar 0,833. Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai sig atau [ 0,05 < 0,833 ], maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Artinya Cash ratio berhubungan tidak signifikan dengan dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut disebabkan dengan banyaknya perusahaan yang memiliki nilai persentase yang berlawanan dan tidak searah antara cash ratio dengan dividend payout ratio. Hal ini menjelaskan bahwa kas tidak menjadi pertimbangan yang begitu besar bagi perusahaan dalam menentukan jumlah dividen yang dibayarkan juga menjadi timbul perkiraan bagi para pemegang saham bahwa perusahaan tersebut akan melakukan laba ditahan atau ketidak cukupan kas perusahaan dalam membayar dividend dengan konsisten kepada para pemegang saham. Hal ini dibuktikan oleh perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) pada tahun 2011 dengan memperoleh nilai cash ratio tertinggi selama periode penelitian yaitu sebesar 464,89% tetapi memiliki kebijakan pembagian dividen oleh manajemen dengan persentase yang kecil sebesar 29,99%. Hasil penelitian yang tidak signifikan disebabkan dengan adanya fluktuasi antara cash ratio dengan dividend payout ratio. Hasil temuan ini sesuai dengan penelitian Randi Rahman (2010).
Hubungan Rata-rata Sales Growth dengan Rata-rata Dividend Payout Ratio Pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20112013 Berdasarkan Tabel Correlation yang terdapat pada lampiran. Bahwa besarnya hubungan rata-rata sales growth (X2) dengan rata-rata dividend payout ratio (X3) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah -0,430 atau (
=
-0,430). Hal ini
menunjukan hubungan yang lemah antara rata-rata sales growth dengan rata-rata dividend payout ratio. Sumbangan sales growth dengan dividend payout ratio adalah sebesar KP = r2 x 100% = -0,4302 x 100% = 0,1849 atau 18,49 %. Artinya bahwa 18,49 % variabel dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh variabel sales growth dan sisanya 81,51 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Mengetahui uji signifikan koefisien korelasi untuk dua sisi (2-tailed) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka sebesar 0,215. Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai sig atau [ 0,05 < 0,215 ], maka Ho3 diterima dan Ha3 ditolak. Artinya sales growth berhubungan tidak signifikan dengan dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut disebabkan dengan banyaknya perusahaan yang memiliki nilai persentase yang fluktuatif dan tidak searah antara sales growth dengan dividend payout ratio, karena perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang konstan lebih menarik bagi investor dari pada tingkat pertumbuhan yang fluktuatif. Hal ini menjelaskan bahwa sales growth tidak menjadi pertimbangan yang begitu besar bagi perusahaan dalam menentukan jumlah dividen yang dibayarkan juga menjadi timbul perkiraan bagi para pemegang saham bahwa perusahaan tersebut akan melakukan laba ditahan atau sedikitnya laba yang diperoleh perusahaan dari hasil operasional perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera (AISA) dengan memperoleh nilai rata-rata sales growth yang tinggi selama periode penelitian yaitu sebesar 84,31% tetapi memiliki kebijakan pembagian dividen oleh manajemen dengan rata-rata persentase yang kecil sebesar 12,91%. Hasil penelitian yang tidak signifikan disebabkan dengan adanya fluktuasi antara cash ratio dengan dividend payout ratio. Hasil temuan ini sesuai dengan penelitian Muhammad Raihan (2008).
Pengaruh Secara Parsial Rata-rata Cash Ratio Terhadap Rata-rata Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013 Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16 pada lampiran, maka dapat kita ketahui pengaruh secara parsial rata-rata cash ratio terhadap rata-rata Perubahan harga saham yang dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS 16.0 (Tabel Coefficient) pada lampiran, diperoleh nilai sebesar 0.120. Positifnya nilai koefisien beta menunjukan bahwa pengaruh secara parsial rata-rata cash ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham mempunyai pengaruh positif artinya bahwa ketika kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan kas dilakukan secara konsisten dan stabil maka akan memberikan respon baik terhadap perubahan harga saham. Sedangkan Besarnya Koefisien determinasi (Kontribusi) X1 terhadap Y adalah sebesar 0,0144 atau 1,44 %. Hasil ini berarti bahwa rata-rata cash ratio berpengaruh terhadap rata-rata perubahan harga saham sebesar 1,44 %. Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh secara parsial rata-rata cash ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham dilakukan dengan menggunakan uji t. berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada hasil perhitungan SPSS 16.0 yang tersaji pada lampiran (tabel coefficient), untuk variabel cash ratio diperoleh nilai thitung = 0.434 dengan nilai signifikansi sebesar 0,679 dan dk =(n-k-1) = 6 maka nilai ttabel = 2,44691 dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai thitung < ttabel dan berdasarkan probabilitas nilai signifikansi sebesar 0,679> 0.05. dengan demikian hal ini berarti Ho4 diterima atau dengan kata lain rata-rata cash ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap rata-rata perubahan Harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Dari hasil diatas dapat disebabkan bahwa nilai rata-rata cash ratio ternyata tidak menjadi pertimbangan utama dalam perubahan harga saham. Dan nilai tersebut mempengaruhi Minat para investor untuk melakukan suatu investasi, karena perusahaan yang mempunyai perubahan harga saham yang tinggi namun dengan nilai cash ratio yang rendah cenderung bertujuan untuk mengambil keuntungan dari perolehan harga saham tersebut untuk menambah ekuitas perusahaann. hal dapat menjadi berita buruk bagi investor karena perusahaan akan mengurangi rencana investasinya.
Hal Ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Risqol Maula (2010) yang menyatakan bahwa secara parsial cash ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap perubahan harga saham.
Pengaruh Secara Parsial Rata-rata Sales Growth terhadap Rata-rata Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16 yang terdapat pada lampiran, maka dapat kita ketahui pengaruh secara parsial rata-rata Sales Growth Terhadap rata-rata perubahan harga saham dari nilai koefisien beta sebesar 0,827. Positifnya nilai koefisien beta menunjukan bahwa pengaruh secara parsial rata-rata sales growth terhadap rata-rata perubahan harga saham mempunyai pengaruh Positif artinya bahwa tinggi atau rendahnya pertumbuhan penjualan perusahaan akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kebijakan perusahaan dalam menentukan pembagian dividend kepada para pemegang saham. Sedangkan Besarnya Koefisien determinasi (Kontribusi) X2 terhadap Y adalah sebesar 0.683929 atau 68,40%. Hasil ini berarti bahwa rata-rata sales growth berpengaruh terhadap rata-rata perubahan harga saham sebesar 68,40%. Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh secara parsial rata-rata sales growth terhadap harga saham dilakukan dengan menggunakan uji t. berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada hasil perhitungan SPSS 16.0 yang terdapat pada lampiran (tabel coefficient) untuk variabel cash ratio diperoleh nilai thitung = 2,719 dengan nilai signifikansi sebesar 0.035 dan dk =(n-k-1) = 6 maka nilai ttabel = 2.44691 dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai thitung > ttabel dan berdasarkan probabilitas nilai signifikansi sebesar 0.035 > 0.05. dengan demikian hal ini berarti Ha5 diterima dan Ho5 ditolak atau dengan kata lain variabel sales growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hal ini dikarenakan bahwa semakin tingginya pertumbuhan penjualan suatu perusahaan mengakibatkan perubahan terhadap harga saham secara signifikan, hal ini dibuktikan dalam penelitian ini yang dinyatakan oleh perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang mempunyai nilai rata-rata paling tinggi diantara
sampel perusahaan manufaktur sebesar 84,31% dan memiliki nilai rata-rata perubahan harga saham sebesar 38,01%. Pengaruh tersebut menunjukan bahwa tingginya pertumbuhan penjualan pada perusahaan Manufaktur mempengaruhi terhadap harga saham. Hal Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudi (2008) yang menyatakan bahwa secara parsial Sales Growth berpengaruh positif dan signifikan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil diatas dapat diambil suatu dugaan bahwa rata-rata Sales growth ternyata mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap rata-rata perubahan Harga Saham, hal ini disebabkan dengan adanya respon pasar yang baik sehingga perusahaan mengalami peningkatan penjualan yang baik dengan adanya minat investor untuk berinvestasi sehingga menyebabkan perubahan terhadap harga saham.
Pengaruh Secara Parsial Dividend Payout Ratio Terhadap Rata-rata Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 16. maka dapat kita ketahui pengaruh secara parsial rata-rata dividend payout ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham yang dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS 16.0 yang terdapat pada lampiran, diperoleh nilai sebesar 0,375. Positifnya nilai koefisien beta menunjukan bahwa pengaruh secara parsial rata-rata dividend payout ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham mempunyai pengaruh Positif artinya bahwa nilai dividen payout ratio yang baik akan memberikan respon baik terhadap harga saham. Sedangkan Besarnya Koefisien determinasi (Kontribusi) X3 terhadap Y adalah sebesar 0,140625 atau 14,06%. Hasil ini berarti bahwa rata-rata dividend payout ratio berpengaruh terhadap rata-rata perubahan harga saham sebesar 14,06%. Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh secara parsial rata-rata dividend payout ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham dilakukan dengan menggunakan uji t. berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada hasil perhitungan SPSS 16.0 yang terdapat pada lampiran (tabel coefficient) untuk variabel dividend payout ratio diperoleh nilai thitung = 1.232 dengan nilai signifikansi sebesar
0.264 dan dk =(n-k-1) = 6 maka nilai ttabel = 2.44691 dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai thitung < ttabel dan berdasarkan probabilitas nilai signifikansi sebesar 0.264> 0.05. dengan demikian hal ini berarti Ho6 diterima atau dengan kata lain variabel ratarata dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap rata-rata perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hal Ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh vernande mirohito (2009) yang menyatakan bahwa secara parsial earning per share dan dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada industry dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini diperkuat oleh heraiayati chrisna (2009) yang menyatakan bahwa secara parsial Net Interest Margin dan dividend payout ratio tidak mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada sektor perbankan yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Dari hasil diatas menunjukan bahwa
banyaknya pembagian dividend yang
tinggi namun mengalami perubahan harga saham dengan persentase menurun atau minus. Hal ini dapat ditunjuakan oleh perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) pada tahun 2011 dengan membagikan dividend yang tinggi yaitu sebesar 85 %. Namun mengalami penurunan harga saham dengan persentase perubahan -36,53 %.
Pengaruh Secara Simultan Rata-rata Cash Ratio, Sales Growth dan Dividend Payout Ratio terhadap Rata-rata Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013 Dari hasil perhitungan SPSS 16
pada lampiran ( tabel model summary ),
diperoleh nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien determinasi ( R Square / R ). Nilai R menunjukan besarnya korelasi antara rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham sebesar 0.744. Hal tersebut menunjukan rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio terhadap ratarata perubahan harga saham sebesar 74,4 % termasuk kedalam kategori kuat (Sugiyono, 2007 : 231). Besarnya koefisien determinan (kontribusi) rata-rata cash ratio (X1), sales growth (X2) dan dividend payout ratio (X3) terhadap rata-rata perubahan harga saham (Y) secara simultan Yaitu :
R2YX3X2X1 = (0,120).(0,041) + (0,827).(0,658) + (0,375).(0,010) = 55,3 %. Besar koefisien residu untuk
= √
= 0,447. Dengan demikian
bahwa nilai residu atau variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini mempunya pengaruh sebesar 44,7 %. Hal tersebut menunjukan bahwa 55,3 % perubahan harga saham dipegaruhi oleh cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio. Besarnya variabel diluar variabel yang diteliti sebesar 44,7 %. Yaitu Return On Asset (ROA), Kepemilikan Institusional dan Ukuran perusahaan (Size). Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh secara simultan pengaruh rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio terhadap rata-rata harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2011-2013 dilakukan dengan menggunakan uji F pada hasil pengolahan data dengan SPSS Versi 16. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS V.16 diperoleh nilai Fhitung = 2,473 dengan nilai signifikansi 0.159 dan nilai dk2 = (n-K-1) = 6 maka nilai Ftabel = 4.76 dari perhitungan tersebut diperoleh hasil bahwa Fhitung < Ftabel dan berdasarkan probabilitas nilai signifikansi sebesar 0.159 > 0.05, dengan demikian berarti Ho7 berada pada daerah penerimaan dan Ha7 terdapat didaerah penolakan dengan kata lain rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap rata-rata perubahan harga saham pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis diatas menunjukan bahwa variabel rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap rata-rata perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa efek Indonesia periode penelitian 2011-2013. Hal tersebut menunjukan bahwa setiap perubahan yang terjadi baik pada cash ratio dan dividend payout ratio tidak mengakibatkan terjadinya perubahan yang signifikan pada perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Ketidak signifikan ini bisa terjadi karena baik cash ratio, sales growth maupun dividend payout ratio bukanlah suatu faktor yang dominan
dalam mempengaruhi perubahan harga saham hal ini tercermin dari hasil perhitungan dimana sebesar 44,7 % perubahan harga saham dipengaruhi oleh faktor lain. Dari hasil penelitian diatas, maka dapat disajikan pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel yang disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.5 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian No Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total pengaruh 1 0,0144 Variabel X1 Y X1 Y = (ρYX1)2 = 0,1202 Melalui Y X1 X2 Y (ρYX1, rX1X2, ρYX2) -0,0059544 = (0,120 x -0,060 x 0,827) Melalui Y X1 X3 Y (ρYX1, rX1X3, ρYX3) -0,003465 = (0,120 x -0,077 x 0,375)
2
3
4
Total Pengaruh Variabel X2 Y X2 Y = (ρYX2)2 = 0,8272
Total Pengaruh Variabel X3 Y X3 Y = (ρYX3)2 = 0,3752
Total Pengaruh Total pengaruh X1, X2 dan X3 Y Secara Simultan (0,0049806
0,0049806
0,683929 Melalui Y X2 X1 Y (ρYX2, rX1X2, ρYX1) = (0,827 x -0,060 x 0,120) Melalui Y X2 X3 Y (ρYX2, rX2X3, ρYX3) = (0,827 x -0,430 x 0,375)
-0,0059544
-0,13335375 0,54462085
0,140625 Melalui Y X3 X1 Y (ρYX3, rX1X3, ρYX1) = (0,375 x -0,077 x 0,120) Melalui Y X3 X2 Y (ρYX3, rX2X3, ρYX2) = (0,375 x -0,430 x 0,827)
-0,003465
-0,13335375
0,00380625 0,55340777
5 6
+ 0,54462085 + 0,00380625) Pengaruh Faktor Residu Total Pengaruh
0,44659223 1
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan dari hasil penganalisaan lebih lanjut mengenai pengaruh rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payout ratio terhadap rata-rata perubahan harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. 1.
Berdasarkan hasil penelitian hipotesis pertama bahwa rata-rata cash ratio memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan dengan sales growth. Hal ini disebabkan dengan banyaknya perusahaan yang memiliki nilai persentase yang berlawanan dan tidak searah antara cash ratio dengan sales growth. Hal tersebut menjelaskan bahwa kas tidak menjadi pertimbangan yang begitu besar bagi perusahaan dalam pertumbuhan pernjualan perusahaan.
2.
Berdasarkan hasil penelitian hipotesis kedua bahwa rata-rata cash ratio memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan dengan dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut disebabkan dengan banyaknya perusahaan yang memiliki nilai persentase yang berlawanan dan tidak searah antara cash ratio dengan dividend payout ratio. Hal ini menjelaskan bahwa kas tidak menjadi pertimbangan yang begitu besar bagi perusahaan dalam menentukan jumlah dividen yang dibayarkan juga menjadi timbul perkiraan bagi para pemegang saham bahwa perusahaan tersebut akan melakukan laba ditahan atau ketidak cukupan kas perusahaan dalam membayar dividend dengan konsisten kepada para pemegang saham.
3.
Berdasarkan hasil penelitian hipotesis ketiga bahwa rata-rata sales growth memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan dengan dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut disebabkan dengan banyaknya perusahaan yang memiliki nilai persentase yang fluktuatif dan tidak searah antara sales growth dengan dividend payout ratio, karena perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang konstan lebih menarik bagi investor dari pada tingkat pertumbuhan yang fluktuatif. Hal ini menjelaskan bahwa sales growth
tidak menjadi pertimbangan yang begitu besar bagi perusahaan dalam menentukan jumlah dividen yang dibayarkan juga menjadi timbul perkiraan bagi para pemegang saham bahwa perusahaan tersebut akan melakukan laba ditahan atau sedikitnya laba yang diperoleh perusahaan dari hasil operasional perusahaan. 4.
Berdasarkan hasil penelitian hipotesis keempat bahwa rata-rata cash ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap rata-rata perubahan harga saham. Dari hasil diatas dapat disebabkan bahwa nilai rata-rata cash ratio ternyata tidak menjadi pertimbangan utama dalam perubahan harga saham. Dan nilai tersebut mempengaruhi Minat para investor untuk melakukan suatu investasi, karena perusahaan yang mempunyai perubahan harga saham yang tinggi namun dengan nilai cash ratio yang rendah cenderung bertujuan untuk mengambil keuntungan dari perolehan harga saham tersebut untuk menambah ekuitas perusahaan.
5.
Berdasarkan hasil penelitian hipotesis kelima bahwa rata-rata sales growth berpengaruh signifikan terhadap rata-rata perubahan harga saham. Hal ini disebabkan dengan adanya respon pasar yang baik sehingga perusahaan mengalami peningkatan penjualan yang baik dengan adanya minat investor untuk berinvestasi sehingga menyebabkan perubahan terhadap harga saham.
6.
Berdasarkan hasil penelitian hipotesis keenam bahwa rata-rata dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap rata-rata perubahan harga saham.
Hal ini
disebabkan banyaknya pembagian dividen yang tinggi namun mengalami perubahan harga saham dengan persentase menurun. 7.
Berdasarkan hasil penelitian hipotesis ketujuh bahwa rata-rata cash ratio, sales growth dan dividend payut ratio secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap rata-rata perubahan harga saham. Hal ini disebabkan karena baik cash ratio, sales growth maupun dividend payout ratio bukanlah suatu faktor yang dominan dalam mempengaruhi perubahan harga saham hal ini tercermin dari hasil perhitungan dimana sebesar 44,7 % perubahan harga saham dipengaruhi oleh faktor lain.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, berikut ini dikemukakan beberapa saran antara lain : 1.
Berdasarkan hasil penelitian ini investor sebaiknya memperhatikan komposisi penjualan perusahaan dalam melakukan suatu investasi agar investor dapat mengetahui
perusahaan mana yang dapat mengeluarkan kebijakan pembagian dividen dengan baik sehingga investasi yang dilakukan investor dapat memperoleh pembagian dividend dengan konsisten. Terutama pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia karena mempunyai pengaruh yang signifikan dari pada cash ratio dan dividend payout ratio. 2.
Untuk mengetahui dan mengamati perubahan harga saham suatu perusahaan investor harus memperhatikan faktor lain yang berpengaruh baik faktor internal maupun factor eksternal seperti kondisi fundamental atau kinerja keuangan perusahaan, inflasi, pajak, dan kondisi bursa saham.
3.
Bagi penelitian selanjutnya, untuk meneliti lebih lanjut tentang tema sejenis untuk melakukan pengamatan pada sampel yang lebih banyak menambah variable lain dari rasio keuangan yang lain seperti rasio rentabilitas, return on total asset, price earning ratio dan lain – lain.
DAFTAR PUSTAKA Amaliah Nur Chasanah. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan yang Listed Di Bursa Efek Indonesia. Tesis program pasca Sarjana Magister Manajemen.Universitas Diponegoro (Tidak dipublikasikan) Ang, R, 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Mediasoft Basu Swastha. 2004. Pengantar Bisnis Modern. Jakarta: Salemba Empat Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Dito Prabowo Nugroho. 2012. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Universitas Siliwangi Ellen May. 2011. Smart Traders Not Gamblers. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Hatta, Atika J (2002), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI Vol.6.No.2. Kieso, Donald E et al. 2008. Akuntansi Intermediate. Jilid 1. Emil Salim. Jakarta : Erlangga Marcus, et al. 2008. Dasar-dasar Manejemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Mudrajat Kuncoro. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Ghalia Indonesia Nuni Nurbaedah. 2010. Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap Harga Saham. Universitas Siliwangi Ridwan dan Engkos Achmad K. 2008. Cara Menggunakan Dan Memaknai Analaisis Jalur. Bandung: Alfabetha Risaptoko, RB Atok. 2007. Analisis Cash Ratio, Debt to total Asset, Asset growth, frime Size, dan Return On Asset terhadap Dividend Payout ratio. Tesis program pasca Sarjana Magister Manajemen. Universitas Diponegoro (Tidak dipublikasikan) Sigit Dwijayanto 2014. Pengaruh Price Earning Ratio dan Dividend payout Ratio Terhadap Harga Saham. Universitas Siliwangi Siswanto Sutojo, 2002, Membiayai Perdagangan Ekspor dan Impor Jakarta: Damar Mulia Pustaka S. Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan Yogyakarta: Liberty Sugiyono.2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Cv Alfabeta Suliyanto Weston, Fred J And Thomas, E Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Edisi 9 jilid 1.Binarupa Aksara. Jakarta